15
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah EMAIL : [email protected] , [email protected] TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145 ANALISIS KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS PROPINSI JAWA TENGAH ( 15 OKTOBER 2017 ) STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG JAWA TENGAH OKTOBER 2017

DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS PROPINSI JAWA … keterangan warga di sekitar jembatan Sungai Prukut, Desa Ledug, Kecamatan Kembaran, Banyumas, volume air mulai naik sekitar pukul 18.00

Embed Size (px)

Citation preview

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATILOGI KELAS I SEMARANG Jl. Siliwangi 291 Semarang, Jawa Tengah

EMAIL : [email protected], [email protected]

TELP. (024)76632712, 7609016 FAX. (024)7612394 Kode Pos 50145

ANALISIS KEJADIAN BANJIR

DI WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

PROPINSI JAWA TENGAH

( 15 OKTOBER 2017 )

STASIUN KLIMATOLOGI KELAS I SEMARANG

JAWA TENGAH

OKTOBER 2017

Analisis Kejadian Banjir Di Wilayah Kabupaten Banyumas

Propinsi Jawa Tengah

( 15 Oktober 2017 )

Oleh

Stasiun Klimatologi Semarang – jawa Tengah

1. PENDAHULUAN

BANYUMAS – Sebanyak lima sungai di Banyumas, Jawa Tengah, meluap di luar kondisi

biasanya pada Minggu (15/10/2017) malam. Sungai tersebut adalah Sungai Prukut, Sungai

Logawa, Sungai Pelus, Sungai Mengaji, dan Sungai Banjaran.

Menurut keterangan warga di sekitar jembatan Sungai Prukut, Desa Ledug, Kecamatan

Kembaran, Banyumas, volume air mulai naik sekitar pukul 18.00 WIB. "Airnya butek dan deras

sekali. Ada yang hanyut, seperti seng, bambu, dan kayu. Tinggi Air sekitar 5 meter," kata

Suratman (30), warga desa Ledug.

Koordinator Tagana Kabupaten Banyumas, Adi Candra menjelaskan, akibat banjir bandang

tersebut sebuah jembatan rusak di RW 5 Karanggondang, Desa Sambirata, Kecamatan Cilongok.

Ada pula bagian belakang rumah yang hancur.

"Satu rumah ambrol bagian belakangnya di Bobosan di sekitar sungai Banjaran. Satu kamar kos

yang berbatasan langsung dengan kali Pelus juga rusak karena terdorong arus air," kata Candra.

Menurutnya, ini adalah banjir bandang pertama yang pernah terjadi di Banyumas. Menurut

dugaan sementara, banjir terjadi akibat hujan lebat yang terjadi di area lereng Gunung Slamet

bagian selatan pada Minggu sore.

Jembatan-jembatan yang melintasi lima sungai itu sempat ditutup sementara pada pukul 21.00

WIB karena ditakutkan air terus naik dan merusak jembatan. Namun, sekitar pukul 22.30 WIB,

air mulai turun dan jembatan kembali dibuka.

Candra menjelaskan bahwa saat ini timnya sedang menghimpun data penyebab pasti banjir

bandang tersebut.

Berdasarkan laporan Kooedinator TAGANA Banyumas, pada hari Minggu tanggal 15

Oktober 2017 sekitar pkl 17.30 s/d 19.00 WIB, telah terjadi banjir akibat meluapnya sungai di

Wilayah Kabupaten Banyumas yaitu :

1. Sungai Banjaran

Sungai ini yg melewati Kelurahan Bobosan dan Kelurahan Kober, adapun Rumah yang

terkena Banjir sbb :

1. Rumah milik Bayu Aji Wibowo (28 Th) Wiraswasta, RT 06 RW 07 Kelurahan Kober.

2. Rumah milik Yosi Sugata (36 Th) RT 06 RW 07 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

3. Rumah milik Purwanti (40 Th) RT 06 RW 07 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

4. Rumah milik Budi Setiawan (31 Th) RT 06 RW 07 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

5. Rumah milik Graito Aris (30 Th) Rt. 06/07 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

6. Mushola Darul Hikmah, Almt. RT 04 RW 01 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

7. Balai Pertemuan RT 04 RW 01 Kelurahan Kober Kec. Pwt Barat.

Hasil Ceking di TKP :

Air sungai banjaran mulai naik dgn ketinggian kl. 5 meter dan masuk ke rumah warga,

melihat kejadian tersebut warga segera memindahkan barang-barang ke Rumah saudara dan

tetangga yg tidak terkena banjir, kemudian pada pukul 19.00 wib air mulai surut dan Warga

yang rumahnya terkena banjir kembali kerumahnya utk mengecek rumah dan membersihkan

rumah, dlm kejadian tersebut tdk ada korban jiwa dan warga yg terkena banjir yaitu warga yg

menempati tanah milik Dinas Perairan Kab. Babyumas.

2. Wilayah RW. 2, 5, 8 Kelurahan Kedungwuluh pinggir sungai Banjaran tergenang luapan

sungai. Pukul 20.00 WIB sudah surut.

3. Kelurahan Kedungwuluh RT 05 RW 05 Kec. Purwokerto barat.

Korban terdampak :

1. Bapak. Trimu umur 47 thn. 4 jiwa.

2. Bpk hada umur 60 thn 3 jiwa

3. Renaldi 40 thn 4 jiwa.

4. Didi 47 thn 4 jiwa.

5. Sunardi 40 thn 4 jiwa.

3. Sungai Pelus

1. Di Kelurahan Mersi RT 01 RW 06 Kecamatan Purwokerto Timur akibat luapan air Sungai

Pelus menyebabkan tebing belakang rumah longsor. Penghuni rumah sudah diungsikan

2. Sekitar pukul 18.30 WIB di Desa Dukuhwaluh RT 03 RW 02

Kec. Kembaran, Luapan sungai pelus

Mengakibatkan 3 kamar kos bagian belakang tergerus banjir milik ibu Sinta dan rumah Bpk

Darsun 55 th pekerjaan wiraswasta.

Dan rumah sehari hari di tempati karyawan bpk Darsun dengan a.n Fitri 31 th.

Alamat

Desa Kutowinangun

Kec. Pancowarno

Pemilik kos ibu Sinta 32 th wiraswasta.

Alamat Desa Tegalpingen

RT 05 RW 03 kec. Pengadegan kab. Purbalingga

4. Sungai Logawa

Kejadian: banjir

Waktu kejadian : Minggu tgl 15 Oktober 2017 pukul 17.30 wib.

Tempat kejadian: Desa Baseh Kec. Kedungbanteng

Kronolgi :

Pada saat warga sedang melaksanakan atifitas ada penambang batu, pasir dan ada yg sefang

mencari rumput untuk ternaknya dipinggir sungai Logawa tiba - tiba datang banjir besar yg

mengakibatkan warga tidak bisa menyalamatkan peralatanya, antara lain 3 unit sepada motor

hanyut, 1 unit mobil L300, 1 unit dumtruk dan 1 unit sepeda motor masih tersangkut di

bebatuan, adapun pemiliknya:

1. Dumtruk pemilik Bpk. Andri surasno Desa Baseh

2. Mobil L300 pemilik Bpk. Jupri Desa Sokawera Kec. Cilongok

3. Spm honda supra fit x R 6698 fk pemilik Sdr. Supriono Desa Sunyalangu Kec.

Karanglewas

4.Spm honda supra fit pemilik suhud Desa Sokawera Kec. Cilongok

5. Spm jupiter belum diketahui identitasnya.

Penanganan direncanakan besok karena kondisi tidak memungkinkan

5. Sungai Prukut

Jembatan penghubung antara Dusun Karanggondang menuju ke Desa Sambirata Kec.

Cilongok terputus, sehingga akses masyarakat yang akan ke pusat desa Sambirata dan

sekitarnya menjadi terganggu.

Tindakan yang dilakukan :

1. BPBD kabupaten Banyumas, TAGANA Kabupaten Banyumas, RAPI Rescue, PRAMUKA

Peduli KWARCAB Banyumas, PMI Kabupaten Banyumas, Serayu Rescue, Cilacap Rescue,

DPU Kab. Banyumas, LINMAS Inti, KORAMIL dan POLSEK wilayah masing - masing

melakukan Asessment, Pendataan dan penanganan Darurat.

2. Menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang Bantaran sungai tersebut untuk

meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan adanya potensi banjir bandang susulan.

Banjir terjadi karena hujan deras dibagian Hulu Sungai, padahal Kota Purwokerto sehari tadi

sampai sore tidak turun hujan. Untuk saat ini situasi sudah kondusif, masyarakat menggiatkan

SISKAMLING.

Berita adanya banjir bandang Sungai Logawa sampai 10 meter tidak benar, Jembatan Sungai

Banjaran Sebelah Barat KODIM 0701/BMS katanya Retak juga tidak benar, Jembatan Sungai

Pelus Jl. Raden Patah - dr. Gumbreg juga sudah dapat dilalui oleh kendaraan. Adapun dampak

lain belum kami dapatkan informasi, korban jiwa juga tidak ada. Untuk kerugian akan di nilai

kerugiannya oleh Instansi Terkait.

Bantuan Permakanan sudah di distribusikan oleh BPBD, bantuan lain menyusul kemudian

setelah dilakukan pendataan dan perhitungan.

Lokasi terjadinya banjir

. 2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Satelit Cuaca dan Dinamika Atmosfer

Berdasarkan gambar satelit Himawari pada tanggal 15 Oktober 2017 yang diambil mulai 06.00

sampai 16.00 UTC (13.00-23.00 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan

konvektif (awan hujan) disekitar wilayah Jawa Tengah, termasuk Kabupaten Banyumas. Awan-

awan hujan di wilayah tersebut pada umumnya memiliki sebaran merata namun cukup intensif

di sebagian wilayah khususnya dataran tinggi (Peg. Slamet) pada siang hingga malam hari.

Gambar 1. Citra Satelit Himawari tanggal 15 Oktober 2017 jam 06.00 - 16.00 UTC

B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Nilai anomaly OLR di sekitar wilayah Jawa Tengah, Perairan Laut Jawa dan samudera Hindia 0

s.d -30 W/m2. Nilai ini menunjukkan tebal dan tutupan awan di wilayah Jawa Tengah umumnya

terjadi pada awal hingga pertengahan bulan Oktober lebih besar dari pada rata-rata

klimatologisnya.

Gambar 2. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 01 - 10 Oktober 2017

Gambar 3. Anomali Outgoing Longwave Radiation tanggal 06 – 15 Oktober 2017 Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

C. Suhu Muka Laut (SST)

Nilai rata-rata suhu muka laut pada 15 Oktober 2017 dan anomaly suhu muka laut 6 s/d 15

Oktober 2017 di sekitar wilayah Jawa Tengah dan perairan samudera Hindia cukup hangat. Nilai

anomaly positif ini menunjukkan kondisi laut cukup hangat dan menambah peluang

terbentuknya awan di sekitar wilayah Jawa Tengah.

Gambar 4. Anomali Suhu Muka Laut tanggal 15 Oktober 2017 dan 6 - 15 Oktober 2017 Sumber : ITACS

D. Tekanan Udara Permukaan (MSLP/Mean Sea Level Pressure)

Nilai anomali Tekanan Udara Permukaan di sekitar wilayah Jawa Tengah dan Samudera Hindia

umumnya bernilai Negatif sebesar - 2 s.d - 2.5 mb. Nilai Negatif ini menunjukkan kondisi

Tekanan lebih rendah dibandingkan nilai klimatologisnya dan berpengaruh terhadap

penambahan pembentukan awan di sekitar wilayah Jawa Tengah (Gambar 5). Bersamaan juga

dengan fase basah dari fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki wilayah

maritim kontinen (Indonesia, Gambar 6).

Gambar 5.Anomali Tekanan Udara Permukaan tanggal 6 - 15 Oktober 2017 Sumber : ITACS

Gambar 6. MJO Phase Diagram tanggal 7 September - 16 Oktober 2017 Sumber : http://reg.bom.gov.au/climate/mjo/

E. Komponen Angin

Pola angin lapisan 850 mb hampir sama dengan klimatologisnya bulan Oktober (Gambar 8).

Namun dari pola anomali streamline menunjukkan bahwa adanya daerah pertemuan angin di

wilayah Jawa Tengah bagian barat. Hal ini mempengaruhi dengan terbentuknya awan-awan

hujan di wilayah tersebut.

Gambar 7. Streamline rata-rata dan anomali tanggal 6 - 15 Oktober 2017 Sumber : ITACS

Gambar 8.Klimatologi Streamline bulan Januari Sumber : http://www.esrl.noaa.gov

E.1 Zonal (Timur-Barat)

Nilai anomali Komponen Angin Zonal di sekitar wilayah Jawa Tengah bernilai 0 s.d -1.

Kondisi ini menunjukkan Komponen angin masih didominasi dari arah timuran

dibanding klimatologisnya.

Gambar 9. Anomali Komponen Angin Zonal tanggal 6 - 15 Oktober 2017

Sumber : ITACS

E.2 . Komponen Angin Meridional (Utara-selatan)

Nilai anomali Komponen Angin Meridional Lapisan 850 mb di sekitar wilayah Jawa

Tengah bernilai positif 0 s.d + 1.0 . Nilai anomali Komponen Angin Meridional Positif

menunjukkan bahwa angin lebih banyak didominasi dari arah selatan dibanding

klimatologisnya. Berdasarkan pada gambar 9 dan 10 dapat dianalisis angin meridional

menunjukan anomali yang lebih dominan daripada komponen angin zonal.

Gambar 10. Anomali Komponen Angin Meridional tanggal 6 - 15 Oktober 2017

Sumber : ITACS

F. Data Curah Hujan

Berdasarkan pengukuran curah hujan (diukur dalam mm) menggunakan penakar hujan obs di

sebagian Pos Pengamat Curah Hujan Kabupaten Banyumas Jawa Tengah berupa pos hujan

kerjasama dapat terlihat dalam Tabel 1, sebagai berikut :

NO LOKASI

TANGGAL JML TGL 6-15

JML TGL

11-15 NORMAL

OKT I NORMAL

OKT II 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 KELAPA GADING WANGON 2 6 4 20 5 4 12 10 7 46 116 79 47 81

2 KEMBARAN PURWOKERTO 0 20 80 0 10 19 22 0 4 18 173 63 59 82

3 KECAMATAN BATURADEN 4 82 52 66 14 0 102 0 3 51 374 156 123 152

4 CIKIDANG CILONGOK 0 21 10 80 30 23 40 32 4 40 280 139 110 121

5 JATILAWANG 0 14 24 7 5 7 6 12 9 36 120 70 46 90

6 SINGASARI KARANGLEWAS 7 5 11 23 17 34 73 0 0 57 227 164 74 77

7 BD KETENGER 79 47 55 64 25 42 67 5 2 148 534 264 218 215

8 ARCAWINANGUN 0 9 51 14 0 53 23 0 0 27 177 103 47 68

9 BANYUMAS PU 0 16 33 31 6 11 0 0 3 43 143 57 87 114

10 BPK RAWALO 19 6 18 3 5 1 7 4 56 78 197 146 28 45

Tabel 1. Pengukuran Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan Harian

Tanggal 6 - 15 Oktober 2017 di Kabupaten Banyumas

Dari grafik 1 sampai 3 dapat dijelaskan bahwa curah hujan di beberapa pos hujan pengamatan di

wilayah Kabupaten Banyumas pada tanggal 6 s/d 15 Oktober cukup tinggi, bila dibandingkan

dengan normal dasarian I Oktober terlihat lebih tinggi dibanding rata-rata normalnya pada setiap

titik pos hujan pengamatan. Begitu juga dengan dengan normal dasarian I Oktober terlihat lebih

tinggi dibanding rata-rata normalnya dan terlihat ada peningkatan pada setiap titik pos hujan

pengamatan.

Grafik 1. Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan Harian Tgl. 15 Oktober 2017

di Kab. Banyumas

Grafik 2. Perbandingan Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan Tgl. 6-15 Oktober 2017

di Kab. Banyumas Terhadap Normal Oktober Dasarian I

0

50

100

150

200

250

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Pos Hujan

JUMLAH CH tgl 15 Okt 2017 DI KAB. BANYUMAS

CH TGL 15 OKT 2017

050

100150200250300350400450500550600

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Pos Hujan

Perbandingan Jml CH tgl 6 - 15 Okt 2017 dengan Normal Das I Oktober

CH TGL 6 - 15 OKT 17

NORMAL DAS I OKT

Grafik 3. Perbandingan Jumlah Curah Hujan di Pos Pengamat Curah Hujan Tgl. 6-15 Oktober 2017

di Kab. Banyumas Terhadap Normal Oktober Dasarian II

Gambar 11. Peta Distribusi Curah hujan tgl 15 Oktober 2017

di Kab. Banyumas

050

100150200250300350400450500550600

Cu

rah

Hu

jan

(m

m)

Pos Hujan

Perbandingan Jml CH tgl 6 - 15 Okt 2017 dengan Normal Das II Oktober

CH TGL 6 - 15 OKT 17

NORMAL DAS II OKT

Gambar 12. Peta Distribusi Curah hujan tgl 6-15 Oktober 2017

di Kab. Banyumas

Dari peta distribusi curah hujan harian tanggal 15 Oktober 2017 (gambar 11)menunjukkan bahwa

telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Kab. Banyumas, curah hujan

sangat lebat terkonsentrasi di wilayah Baturaden (Peg. Slamet). Bila diakumulasikan selama 10 hari

kebelakang (1 Dasarian) terlihat bahwa wilayah Kab. Banyumas umumnya memiliki curah hujan

dengan kriteria tinggi, curah hujan dengan kriteria sangat tinggi (>300 mm) terjadi di wilayah

Peg. Slamet.

3. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Berdasarkan pantauan citra satelit Himawari dan dinamika atmosfer yang terjadi di wilayah

Provinsi Jawa Tengah pada saat kejadian banjir di wilayah Kabupaten Banyumas Jawa Tengah

menunjukkan sebaran jenis awan Cumulunimbus (Cb) terjadi pada tanggal 15 Oktober 2017

sejak siang hingga malam hari menyebabkan terjadinya hujan sedang hingga lebat merata di

wilayah-wilayah yang mengalami banjir akibat luapan sungai. Nilai anomali Outgoing

Longwave Radiation (OLR) menunjukkan adanya daerah tutupan awan dengan ketebalan yang

cukup signifikan, sementara nilai Sea Surface Temperature (SST) memperlihatkan wilayah

perairan Jawa Tengah cukup hangat, lebih hangat dibandingkan nilai klimatologisnya sehingga

menyediakan jumlah uap air yang cukup banyak untuk memberi peluang terbentuknya awan-

awan konvektif.

Banjir yang terjadi disebagian wilayah Kabupaten Banyumas Jawa Tengah terjadi akibat adanya

peningkatan curah hujan yang terjadi pada akhir Dasarian ke I hingga awal Dasarian II bulan

Oktober 2017 dan puncaknya pada tanggal 15 Oktober 2017 khususnya wilayah dataran tinggi

Peg. Slamet, dimana sebagian masuk dalam kategori hujan Sedang hingga sangat lebat dan

perbandingan curah hujan terhadap normalnya terjadi peningkatan.

Demikianlah laporan analisis kejadian banjir di wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Analisis ini kami buat berdasarkan data-data sebaran curah hujan dan dinamika atmosfer yang

terjadi pada tanggal tersebut.

Team Fct On Duty

1. Rosyidah, S. Kom

NIP. 19850308 200701 2 003

2. Sulistyowati, SP

NIP. 19700128 199202 2 001

Semarang, 18 Oktober 2017

KEPALA

STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

Ir. TUBAN WIYOSO, MSi

NIP. 196306281989031001