Upload
nguyendan
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA
BASKET PADA SISWA KELAS X PK SMK PLUS BHAKTI
OETAMA GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
FITRIAS NUGRAHA NINGRUM
NIM. X4606042
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA
BASKET PADA SISWA KELAS X PK SMK PLUS BHAKTI
OETAMA GONDANGREJO KARANGANYAR
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
FITRIAS NUGRAHA NINGRUM
NIM. X4606042
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendaftarkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Agustus 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Agus Kristiyanto,M.Pd. Sri Santoso Sabarini, S.Pd., M.Or.
NIP. 19651128 199003 1 001 NIP. 19760822 200501 2 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Agustus 2011
Tim Penguji Skripsi
(Nama Terang) (tanda tangan)
Ketua : Drs. H. Mulyono, M.M
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota I : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Anggota II : Sri Santoso Sabarini, S.Pd, M.Or
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Fitrias Nugraha Ningrum. PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS X PK SMK PLUS BHAKTI OETAMA GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan gaya mengajar
inklusi meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket pada
siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo, Karanganyar tahun
pelajaran 2010/ 2011.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PK Sekolah Menengah
Kejuruan Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 berjumlah 22 orang yang semuanya putri. Teknik pengumpulan data
adalah melalui tes ketrampilan lay up shoot bola basket dan observasi dari proses
kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
prosedur penelitian meliputi planning, acting, observation dan reflecting.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa gaya mengajar
inklusi dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket
pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat
peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan
ketrampilan dan kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket. Tes ketrampilan
lay up shoot pada kondisi awal (27,27%), siklus I (63,63%), dan siklus II (90,90%),
sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (63,63%). Nilai
kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket pada kondisi awal (36,36%),
siklus I (72,72%) dan siklus II (90,90%). Sehingga peningkatan dari kondisi awal
hingga siklus II sebesar (54,54%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Fitrias Nugraha Ningrum. PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA KELAS X PK SMK PLUS BHAKTI OETAMA GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, August 2011.
The objective of the research is to find out the implementation of inclusion
teaching style improve lay up shoot in basketball at tenth grade PK of SMK Plus
Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar, in the academic year of 2010/ 2011. The
Subject of the research is the tenth grade PK students of SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar, in the academic year of 2010/2011.
The technique of collecting data is the test of lay up shoot skill of
basketball and observation from learning activities. The technique of analyzing data
was using descriptive based on qualitative analysis. The method of the research is
Classroom Action Research. The procedures of this research are planning, acting,
observation and reflecting.
Based on the result observation can be obtain conclusion that inclusion
teaching style can improve lay up shoot in basketball at tenth grade PK of SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar, in the academic year of 2010/2011.
From the analysis of the research, there is an improvement from the beginning up to
the cycle I and II. The improvements are the skill and ability of lay up shoot in
basketball. The skill test of lay up shoot in the beginning condition is (27,27%),
cycle I is (63,63%) and cycle II (90,90%). Based on the result, the improvement
from the beginning up to cycle II is (63,63%). The ability of lay up shoot in
basketball from the beginning condition is (36,36%), cycle I is (72,72%) and cycle
II is (90,90%). Based on the result, the improvement from the beginning up to cycle
II is (54,54%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah SWT akan membantu orang- orang yang berusaha, sekalipun
ia tidak memiliki kekuatan dan kemapuan, melainkan kemauan yang kuat serta
minat yang tulus dan ikhlas”
Sesungguhnya hanya orang- orang yang sabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas
(QS. Az. Zumar ayat 10)
Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang- orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(QS. Al Mujadilah ayat 11)
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan sini kehidupan menjadi indah,
dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna.
(A.H. Mukti Ali)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. SMK Plus Bakti Oetama Gondangrejo Karanganyar
2. Ibu dan ayah- ku
3. Adik- ku dan saudara- ku
4. Teman- teman-ku ’06 JPOK
5. Almamater- ku
6. Semua Sobat- ku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M, Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo,S.Pd,M.Or. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd,. sebagai pembimbing I yang telah memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Sri Santoso Sabarini, S. Pd., M. Or., sebagai pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan- masukan sehingga skripsi ini dapat selesai
tepat waktu.
7. Drs. H. Bambang S. Soetomo, M. M,. Kepala Sekolah SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan izin
untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
8. Eka Rahmawati, S. Pd, Guru SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo yang
bersedia menjadi kolaborator.
9. Siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 yang telah bersedia menjadi subjek
penellitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para
pembaca.
Surakarta, Agustus 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ……………………………………………………………………
PENGAJUAN.............................................................................................
PERSETUJUAN.........................................................................................
PENGESAHAN ……………………………………………………………
ABSTRAK.....................................................................................................
MOTTO..........................................................................................................
PERSEMBAHAN........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
BAB I . PENDAHULUAN ………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah……………………………….…...
B. Rumusan Masalah ………………………………………...
C. Tujuan Penelitian …………………………………………...
D. Manfaat Penelitian ………………………………………….
BAB II. LANDASAN TEORI ………………………………………….
A. Kajian Pustaka ……………………………………….…….
1. Permainan Bola Basket.....………………………………
a. Pengertian Permainan Bola Basket ………………....
b. Teknik Dasar Menembak (Shooting)…………………
c. Macam- macam Tembakan (Shooting) Bola Basket....
2. Lay Up Shoot.................……………………………........
a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket………………
b. Prinsip- Prinsip Dasar Lay Up Shoot…....……………
i
ii
iii
iv
v
vii
viii
ix
xi
xiv
xvi
xvii
1
1
6
6
6
8
8
8
8
9
11
12
12
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan…………....
a. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan……………………………….........…
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga
dan Kesehatan……………………………………....
4. Mengajar…………………………………………...........
a. Hakikat Mengajar…………………………………....
b. Penilaian Hasil Belajar………………………………..
5. Gaya Mengajar……………………………………………
a. Hakikat Gaya Mengajar……………………………...
b. Macam- macam Gaya Mengajar……………………..
6. Mengajar Lay Up Shoot dengan Gaya Inklusi……….......
a. Pengertian Gaya Inklusi…………………….............
b. Anatomi Gaya Inklusi………………….....................
c. Pembelajaran Lay Up Shoot dengan
Gaya Inklusi…………………………………….......
d. Kelebihan dan Kelemahan Gaya Mengajar
Inklusi…......................................................................
B. Penelitian yang Relevan...........................................................
C. Kerangka Pemikiran......…………………………………....
D. Perumusan Hipotesis……………………………………….
BAB III. METODE PENELITIAN ……………………………………
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….....
B. Subjek Penelitian……………………………………….…..
C. Sumber Data…………………………………………….….
D. Teknik Pengumpulan Data………………………...............
E. Teknik Analisis Data………………………………………
F. Prosedur Penelitian………………………………………...
G. Jadwal Penelitian..................................................................
H. Proses Penelitian…………………………………………...
16
16
18
20
20
23
25
25
27
28
28
29
30
31
32
33
35
36
36
36
36
36
37
37
39
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB IV. HASIL PENELITIAN..............................................................
A. Surve Awal............................................................................
B. Deskripsi Data.......................................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................
A. Simpulan……………………………………………………
B. Implikasi……………………………………………………
C. Saran………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...
LAMPIRAN ……………………………………………………………..
43
43
43
60
72
72
72
73
74
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
Tabel 2.Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian...............
Tabel 3.Prosentase Target Capaian ………………………………………
Tabel 4.Kondisi Awal Hasil Belajar Kemampuan dan Tes Ketrampilan
Lay Up Shoot Bola Basket dari Hasil Belajar Siswa Kelas X PK
SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011.....................................................................
Tabel 5.Deskripsi Data Peningkatan Kemampuan dan Ketrampilan
Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK
SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1...................
Tabel 6.Deskripsi Data Peningkatan Kemampuan dan Kertamplan Hasil
Belajar Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran
2010/2011.....................................................................................
Tabel 7.Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan dan Tes Ketrampilan
Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011
dari Kondisi Awal ke Siklus II.....................................................
Tabel 8.Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke
Siklus I.……………………..........................................................
Tabel 9.Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke
Siklus I..........................................................................................
37
39
41
44
50
57
59
61
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Tabel10.Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal Ke
Siklus II.........................................................................................
Tabel11.Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari Siklus I Ke Siklus
II……………………………………………………....................
Tabel12.Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 Dari
Kondisi Awal Ke Siklus II………………………………………
Tabel13.Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal Ke
Siklus II………………………………………………………...
Tabel14.Kondisi Awal Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011..................................
Tabel15.Siklus I Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011..................................
Tabel16.Siklus II Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011…...............................
63
64
65
66
69
70
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot …………………………...
Gambar 2. Skema Bagian- Bagian yang Mendukung Pencapaian Tujuan
Belajar Mengajar..........................................................................
Gambar 3. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Kondisi Awal Ke Siklus I........................................
Gambar 4. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Kondisi Awal Ke Siklus I.......................................................
Gambar 5. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Siklus I ke Siklus II..............................................
Gambar 6. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Siklus I Ke Siklus II................................................................
Gambar 7. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Kondisi Awal ke Siklus II....................................
Gambar 8. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Kondisi Awal Ke Siklus II……………………………
Gambar 9. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Kondisi Awal ke Siklus I..........................
Gambar 10. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Siklus I Ke Siklus II.................................
Gambar 11. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.......
Gambar 12. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari
Kondisi Awa, Siklus I dan Siklus II...........................………
15
23
61
62
63
64
65
66
67
68
68
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Program Pembelajaran Siklus I Pertemuan
Pertama.................................................................................
Lampiran 2. Rencana Program Pembelajaran Siklus I Pertemuan
Kedua....................................................................................
Lampiran 3. Rencana Program Pembelajaran Siklus II Pertemuan
Pertama...................................................................................
Lampiran 4. Rencana Program Pembelajaran Siklus II Pertemuan
Kedua....................................................................................
Lampiran 5. Petunjuk Pelaksanaan Tes Lay Up Shoot.............................
Lampiran 6. Lembar Observasi (Pengamatan) Siklus..............................
Lampiran 7. Data Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pada
Siswa Kelas X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.............................
Lampiran 8. Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pada Siswa Kelas
X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 Siklus I...............
Lampiran 9. Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pada Siswa Kelas
X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 Siklus II..............
Lampiran 10. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Kemampuan dan
Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011............................................................
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Observasi Pra Siklus Kemampuan dan
Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011............................................................
76
84
92
99
106
107
110
111
112
113
114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I Kemampuan dan
Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011............................................................
Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II Kemampuan dan
Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK
Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun
Pelajaran 2010/2011............................................................
Lampiran 14. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.........
Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta............................................................................
Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian dari SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar...................................
115
116
117
121
122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen pendidikan yang
wajib diajarkan di sekolah, tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan
jasmani karena pendidikan jasmani dapat berperan dalam pembentukan manusia
seutuhnya. Berkaitan dengan pendidikan jasmani Seaton yang dikutip Aip
Syarifuddin dkk (2001:18) menyatakan, “Pendidikan jasmani adalah bentuk
pendidikan yang memberikan perhatian pada pengajaran pengetahuan, sikap dan
ketrampilan gerak manusia”. Pendidikan jasmani berdampak positif terhadap
perkembangan mental, intelektual, emosional, dan sosialnya, sehingga pendidikan
jasmani tidak hanya berdampak positif terhadap pertumbuhan fisik semata. Gerak
sebagai aktifitas fisik merupakan dasar alami bagi manusia untuk mengenali
dunianya dalam lingkup yang luas maupun secara individu, dan tidak ada
pendidikan jasmani tanpa media gerak. Siswa tidak dapat dipisahkan dari gerak,
karena melalui gerak siswa dapat mengenal dunianya. Aktifitas fisik pendidikan
jasmani bukan hanya seperti kegiatan belajar mengajar yang ada di dalam kelas
setiap harinya, tetapi lebih pada pemenuhan akan kebutuhan gerak para siswa
yang seutuhnya. Pemenuhan kebutuuhan ini sangat penting, karena gerak adalah
satu- satunya rangsangan bagi perkembangan fisik siswa. Hal ini juga selaras
dengan tujuan umum dari pendidikan jasmani menurut Aip Syarifuddin dkk,
(2001:24) diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: “(1)pembentukan
gerak, (2)pembentukan prestasi, (3)pembentukan sosial dan, (4)pembentukan
badan”.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani didalamnya diajarkan
beberapa cabang- cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
jasmani. Berdasarkan jenisnya materi pendidikan jasmani dikelompokkan menjadi
dua yaitu, materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan materi yang
wajib diberikan siswa. Cabang olahraga yang tercakup dalam materi pokok antara
lain: atletik, senam, dan permainan. Sedangkan materi pilihan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 kemampuan dan situasi serta kondisi sekolah masing- masing. Salah satu cabang
olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu, permainan bola besar.
Permainan bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang diajarkan
di tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Dalam permainan bola basket penguasaan teknik dasar merupakan materi
yang harus dipelajari oleh para siswa. Upaya meningkatkan penguasaan teknik
dasar bola basket seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang
efektif, sehingga macam- macam teknik dasar bola basket dapat dikuasai dengan
baik dan benar. Menembak atau shooting merupakan faktor yang sangat penting
dalam permainan bola basket, karena menembak dapat membuka peluang untuk
mendapatkan nilai. Dalam menembak khususnya lay up shoot sangat dipengaruhi
oleh saat menerima bola, saat melangkah dan saat melepaskan bola, sehingga
memerlukan metode yang sesuai. Masalah peningkatan kemampuan teknik dasar
lay up shoot bola basket dilingkungan sekolah merupakan tugas guru penjasorkes
secara langsung mendidik dan mengajarkan siswa disekolah. Salah satu masalah
dalam meningkatkan lay up shoot bola basket adalah metode mengajarnya.
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks, tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, tetapi banyak kegiatan maupun
tindakan harus dilakukan, bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada
seluruh siswa. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar harus memiliki
tujuan yang jelas. Hal ini karena, proses belajar mengajar tidak akan bermakna
jika tujuannya tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas, maka isi pengajaran berikut
metode mengajar juga tidak mendukung makna apa- apa. Oleh karena itu, seorang
guru harus menyadari benar- benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar,
metode mengajar dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang
dicapai.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar
mengajar, seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang tepat untuk
mencapai tujuan yang dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide atau cara
mengajar yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Menurut Husdarta & Yudha M. Saputra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 (2000:61) mengemukakan, “ketrampilan memvariasikan metode dalam proses
belajar mengajar meliputi tiga aspek (1)variasi dalam gaya mengajar, (2)variasi
dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, (3)variasi dalam interaksi
antara guru dan siswa”.
Gaya mengajar merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam
proses belajar mengajar ketrampilan. Gaya mengajar merupakan bagian penting
yang dapat dilakukan guru untuk menyajikan materi pelajaran. Seorang guru
harus memiliki kemampuan dalam menyajikan bahan pelajaran, sehingga akan
terjadi interaksi positif antara guru dan siswa. Banyaknya macam- macam gaya
mengajar, seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilihnya agar tujuan
pengajaran tercapai dengan baik. Menurut Husdarta dan Yudha M. Saputra
(2000:28-32) mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi tujuh macam yaitu,
“(1)gaya mengajar komando, (2)gaya mengajar praktek, (3)gaya mengajar
reciprocal, (4)gaya mengajar inklusi, (5)gaya mengajar ekplorasi, (6)gaya
mengajar guided discovery, dan (7)gaya mengajar divergent prodution”.
Salah satu gaya mengajar yang dapat meningkatkan hasil belajar lay up
shoot adalah gaya inkusi. Gaya inklusi, dalam hal ini guru merancang
pembelajaran teknik dasar lay up shoot bola basket pada level yang paling mudah,
sedang dan level paling sulit. Dari rancangan yang telah dibuat guru, siswa diberi
kebebasan melakukan tugas ajar sesuai kemampuannya, misalnya dari tingkatan
yang paling mudah, jika sudah menguasai tingkatan berikutnya.
Penelitian Tindakan Kelas atau PTK merupakan upaya untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan
hasil belajar lay up shoot bola basket. Menurut Agus Kristiyanto (2010:32)
bahwa:
“PTK dalam pendidikan jasmani dan kepelatihan olahraga adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif dan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan guru/ pelatih dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan- tindakan yang dilakukannya, serta memperbaiki kondisi di mana praktek- praktek pembelajaran pendidikan jasmani/ kepelatihan olahraga tersebut dilakukan , dimulai dari adanya perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk setiap siklusnya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PTK ini akan diberikan pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Berdasarkan pengamatan
pada bulan Desember 2010, dalam pembelajaran lay up shoot bola basket siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar pada umumnya
hanya sebagian kecil yang mempunyai dasar ketrampilan dalam lay up shoot.
Dalam pembelajaran siswa banyak mengalami kesulitan, siswa yang dari awal
sudah memiliki dasar dalam lay up shoot dikelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar menunjukan kurang maksimal. Dilihat dari proses
pembelajarar kurang menyenangkan sehingga perlu diterapkan gaya mengajar
yang sesuai. Disini pembelajarannya kurang inovatif dan terkesan monoton dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Hal ini di karenakan sarana dan prasarana,
media dan model pembelajarannya itu-itu saja dalam mengajar. Pada evaluasi
awal untuk kemampuan lay up shoot bola basket yang diberikan pada kelas X PK
SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar, yang terdiri dari 22 siswa,
dapat dilihat bahwa 63,64% atau sebanyak 14 siswa belum mendapat nilai 70
sebagai batas tuntas dan untuk ketrampilan lay up shoot bola basket dapat dilihat
bahwa 72,73% atau 16 siswa belum tuntas. Hal ini disebabkan karena masih
banyaknya permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran bola basket materi lay
up shoot yaitu, tidak sesuainya gaya mengajar yang digunakan dalam
pembelajaran sehingga banyak siswa yang duduk-duduk untuk menunggu giliran
bola ,selain itu juga banyak siswa yang mengeluh pada saat melakukkan lay up
shoot. Siswa merasa bola itu terlalu keras sehingga menimbulkan pantulan yang
tinggi.
Belakangan ini siswa dikelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo kurang berminat dalam proses pembelajaran pendidikan jasamani
olahraga dan kesehatan (penjasorkes) kemungkinan karena berbagai faktor yang
muncul tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembelajaran akan menghadapi
permasalahan pada kemampuan siswa kelas PK SMK Plus Bhakti Oetama
Goondangrejo. Umumnya hanya sebagian kecil yang mempunyai ketrampilan
dalam olahraga sehingga siswa sulit dalam mengikuti proses pembelajaran yang
lebih banyak menekankan pengetahuan ketrampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pada sub pokok bola basket dengan materi lay up shoot khususnya dikelas
X PK SMK Plus Bhakti Oetama Goondangrejo tahun ajaran 2010/2011
berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran sub pokok bola
basket lay up shoot kurang maksimal karena ada beberapa faktor dan kendala
pada siswa sehingga dalam proses pembelajaran masih perlu untuk ditingkatkan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dalam pelajaran
penjasorkes telah dilakukan penerapan gaya mengajar yang sesuai dengan
pembelajaran, namun belum diketahui efektifitas penerapan gaya mengajar inklusi
untuk sub pokok bola basket lay up shoot.
Dari pengamatan beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran bola
basket lay up shoot menunjukan hanya sedikit jumlah diantara mereka yang
antusias dalam mengikuti pembelajaran bola basket lay up shoot. Peserta didik
sebagai pelaku dalam proses pembelajaran merupakan individu yang unik dengan
segala karateristik yang dimiliki masing-masing peserta didik tidak dimiliki
kemampuan yang sama dalam menerima materi pelajaran, khususnya dalam
pembelajaran pendidikan jasmani. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran
bola basket seorang guru penjasorkes dituntut untuk mampu mengembangkan
berbagai macam metode pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran praktik
sehingga proses pembelajaran dapat disukai, berlangsung dengan baik serta
berkualitas.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket,
penerapan gaya mengajar inklusi dapat membuat siswa lebih tertarik dan senang
dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih banyak mencoba. Dengan
banyak mencoba, maka akan meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket.
Untuk mengetahui bagaimanakah penerapan gaya mengajar inklusi dapat
meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola basket, maka perlu dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Penerapan Gaya Mengajar Inklusi
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Lay Up Shoot Dalam Permaian Bola Basket
Pada Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar
Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimanakah penerapan gaya
mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan
bola basket pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo,
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan gaya mengajar inklusi
meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola basket pada siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo, Karanganyar tahun pelajaran
2010/ 2011.
D. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat praktis antara lain:
1. Bagi siswa
a. Dengan menggunakan penerapan gaya mengajar inklusi, khususnya
pembelajaran lay up shoot, siswa menjadi lebih berpartisipasi dalam
mengikuti Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.
b. Memudahkan siswa dalam menguasai lay up shoot melalui penerapan
gaya mengajar inklusi sehingga dapat meningkatkan kemampuan lay up
shoot.
2. Bagi Guru
a. Sebagai wawasan dan menumbuhkan kreatifitas guru untuk meningkatkan
partisipasi siswa dalam mengikuti Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi lay up shoot pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan.
b. Dapat digunakan sebagai gaya mengajar alternatif bagi guru sekolah lain
untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pendidikan
jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7 3. Bagi Peneliti
a. Peneliti mendapatkan fakta bahwa penggunaan penerapan gaya mengajar
inklusi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi lay up shoot.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk referensi penlitian selanjutnya
yang berhubungan dengan hal yang sama.
4. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Permainan Bola Basket
a. Pengertian Permainan Bola Basket
Permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang
berkembang cukup pesat di dunia. Permainan bola basket ditemukan pada
Desember 1981 oleh Dr. A.James Naismith. Permainan bola basket
merupakan permainan beregu. Dalam pelaksanaannya masing- masing regu
terdiri dari lima orang pemain. Maksud dan tujuan masing- masing regu
yaitu, berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan sebanyak-
banyaknya dan mencegah lawan berbuat hal yang sama terhadap regunya.
Dalam pelaksanaan permainan bola basket, setiap pemain dapat memainkan
bola dengan satu tangan atau dua tangan dengan cara bola dioper, dilempar
sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.Hal ini sesuai pendapat
Hal Wissel (2000:2) bahwa:
“Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa. Bola dapat diberikan hanya dengan passing (operan) dengan tangan atau dengan men- dribble- nya (batting, pushing atau tapping) beberapa kali pada lantai tanpa menyentuhnya dengan dua tangan secara bersamaan”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, permainan bola basket
dimainkan dengan cara memantulkan bola dengan telapak tangan terbuka,
melemparkan, menggelindingkan atau menggiring bola ke segala arah dalam
lapangan permainan. Ditinjau dari cara memainkan bola dalam permainan
bola basket bahwa shooting atau menembakkan bola ke dalam keranjang
lawan yang merupakan strategi permainan bola basket untuk memperoleh
kemenangan. Untuk mencapai kualitas permainan yang baik, maka setiap
pemain harus menguasai macam- macam teknik dasar bola basket dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
mampu menjalin kerjasama kelompok dalam satu tim. Tanpa didukung hal itu
akan sulit memenangkan pertandingan.
Teknik dasar permainan bola basket merupakan komponen-
komponen yang fundamental dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Hal
Wissel (2000:15) menyatakan, “Meskipun bola basket adalah permainan tim,
namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum
bermain di dalam tim”. Hal senada dikemukakan A.Sarumpaet, Zulfar Djazet,
Parno dan Imam Sadikun (1992:223) bahwa, “Ketrampilan bermain bola
basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh
karena itu teknik dasar perlu dilakukan dengan cara- cara yang benar agar
ketrampilannya dapat ditingkatkan.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan bahwa, menguasai
teknik dasar bola basket secar individu merupakan kemampuan yang harus
dimiliki setiap pemain bola basket. Penguasaan teknik dasar bola basket yang
baik akan dapat mendukung penampilan seorang pemain baik secara individu
maupun secara tim. Menurut Soebagio Hartoko (1991:21) teknik dasar
permainan bola basket terdiri dari: “(1)Operan (Passing), (2)Menangkap
(Catching), (3)Menembak (Shooting), (4)Menggiring (Dribble), (5)Olah kaki
(Footwork), (6)Pivot, (7)Jumping (Melompat/ meloncat), (8)Gerak tipu
(Fakes and feints)”. Hal senada dikemukakan Hal Wissel (2000:15) bahwa,
“Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending, bergerak dengan bola
dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai.
b. Teknik Dasar Menembak (Shooting)
Menembak (shooting) merupakan usaha untuk memasukkan bola ke
dalam keranjang (ring) basket. Hal Wissel (2000:43) menyatakan, “Shooting
(menembak) adalah keahllian yanng sangat penting di dalam olahraga bola
basket”. Pendapat lain dikemukakan Soebagio Hartoko (1991:38) bahwa,
“Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran menembak,
karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah tembakan
yang dibuat oleh suatu regu”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menembak
merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola basket,
bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Hal ini karena,
kemenangna suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk pada
keranjang lawan. Untuk menciptakan penembak- penembak yang baik, maka
di dalam latihan harus diarahkan dengan baik kapan harus melakukan
tembakan dan kapan tidak melakukan tembakan. Hal ini bergantung pada
situasi permainan yang sedang dihadapi atau posisi pemain saat akan
melakukan tembakan.
Menembak (shooting) merupakan bentuk ketrampilan yang
memiliki unsur gerakan yang cukup kompleks. Dalam garakan menembak
terdapat beberapa unsur gerakan yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Untuk memperoleh hasil tembakan yang baik, seorang penembak harus
mampu mengkoordinasikan unsur- unsur yang terlibat dalam gerakan
menembak dengan baik dan benar. Dasar mekanika dalam melakukan
tembakan, menurut Hal Wissel (1996:46) antara lain,”(1)pandangan,
(2)keseimbangan, (3)posisi tangan, (4)pengaturan siku, (5)irama tembakan,
dan (6)Follow through (pelaksanaannya)”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, mekanika tembakan terdiri
dari enam bagian. Pandangan berfungsi untuk melihat target atau ring.
Pusatkan pandangan pada sisi muka ring. Keseimbangan terletak pada posisi
kaki. Untuk memperoleh keseimbangan yang baik yaitu, menjaga kepal
segaris kaki (basis) sebagai kontrol keseimbangan. Posisi tangan saat
melakuakan temabakan yaitu, tangan tembak ditempatkan tepat di belakang
bola, tangan lainnya di bawah bola sebagai penjaga keseimbangan. Irama
menembak merupakan sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku tembak,
kelenturan pergelangan tangan dan jari tangan. Follow through merupakan
gerak lanjut atau sikap akhir dari tembakan. Sikap akhir dari tembakan yaitu,
setelah bola lepas pertahankan lengan tetap di atas dan terentang sepenuhnya
dengan jari tengah menunjuk lurus pada target.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Dalam pelaksanaan pertandingan ada berbagai faktor yang
menentukan terhadap hasil tembakan. Dalam hal ini Soebagio Hartoko
(1991:44) mengemukakan bahwa, hal- hal yang ikut menentukan mudah atau
sukarnya menembak ialah: “(1)Dekat jauhnya antara jarak ring basket dengan
penembak, (2)Mobilitas penembak, (3)Sikap permulaan penembak,
(4)Frekuensi tembakan, (5)Situasi”.
Jarak kerajang dengan penembak menentukan terhadap hasil
tembakan yang dilakukan. Jika jarak keranjang dengan penembak jauh maka
akan sulit bagi penembak untuk dapat memasukan bola ke dalam keranjang.
Makin jauh jarak penembak dengan keranjang, maka akan semakin sulit
untuk melakukan tembakan. Sebaliknya semakin dekat jarak keranjang akan
semakin mudah untuk melakukan tembakan. Oleh karena itu, untuk
memasukkan bola pemain harus berusaha untuk mendekati keranjang.
Gerakan yang dilakukan pemain pada saat menembak akan mempengaruhi
keberhasilan dalam tembakan. Menembak dari sikap diam di tempat memiliki
tingkat keberhasilan yang lebih besar daripada menembak dalam keadaan
bergerak, misalnya dalam sikap berlari, melompat atau memutar. Sikap
permulaan penembak mempengaruhi tingkat kesulitan dalam upaya
memasukkan bola ke dalam keranjang. Penembak dengan sikap permulaan
menghadap ke arah keranjang akan lebih mudah daripada menembak dari
sikap permulaan seorang atau membelakangi keranjang.
c. Macam- macam Tembakan (Shooting) Bola Basket
Ditinjau dari pelaksanaan tembakan bola basket dapat dilakukan
dengan beberapa macam. Hal ini bergantung pada kebiasaan dari pemain itu
sendiri atau situasi yang sedang dihadapi dalam permainan. Soebagio Hartoko
(1991:23-24) menyatakan bahwa, “Bila dilihat dari posisi badan saat
menembak, tembakan dalam permainan bola basket dapat dibedakan menjadi
(1)menghadap papan, dan (2)membelakangi papan. Ditinjau dari
pelaksanaannya, menembak dapat dilakukan dengan berhenti, memutar,
melompat dan berlari”. A.Sarumpaet dkk. (1992:230-233) membedakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
teknik menembak terdiri atas: “(1)Menembak dengan dua tangan dari dada,
(2)Tembakan dua tangan dari atas kepala, (3)Tembakan dengan satu tangan di
atas kepala, (4)Tembakan satu tangan dengan meloncat dan, (5)Tembakan lay
up (lay up shoot)”.
Macam- macam tembakan tersebut dapat dilakukan di setiap
permainan bola basket. Hal terpenting dan harus diperhatikan untuk
melakukan tembakan yaitu, melakukan tembakan pada posisi yang
menguntungkan. Untuk menjadi pemain yang baik, harus mampu melakukan
beberapa jenis tembakan, sehingga setiap ada kesempatan melakukan
tembakan mampu memanfaatkannya dengan melakukan tembakan yang
akurat dan tepat pada keranjang tanpa mendapat rintangan.
2. Lay Up Shoot
a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket
Lay up shoot merupakan salah satu jenis tembakan dalam permainan
bola basket yang memiliki unsur gerakan cukup kompleks. Biasanya lay up
shoot diawali dari menggiring bola atau menangkap bola yang selanjutnya
diumpan atau dimasukkan ke keranjang lawan. Berkaitan dengan lay up shoot
Arma Abdollah (1981:104) menyatakan, “Lay up adalah tembakan yang
dilakukan dengan jarak yang dekat sekali dengan keranjang hingga seolah-
olah diletakkan ke dalam keranjang yang didahului dengan gerakan
melangkah lebar dan melompat setinggi- tingginya”. Menurut A. Sarumpaet
dkk.(1992:233) bahwa, “Tembakan lay up gerakannya terdiri dari lari,
langkah, lompat dan menembak”. Pendapat lain dikemukakan Hal Wissel
(2000:61) bahwa, “Tembakan lay up dilakukan dekat dengan keranjang
setelah menangkap bola atau menggiring bola”.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, lay up
shoot merupakan jenis tembakan bola basket yang dilakukan atau diawali
dengan gerakan lari (dribbling) atau menangkap bola dan selanjutnya
melangkah, melompat setinggi mungkin dan sedekat mungkin dengan
keranjang untuk memasukkan bola ke dalam keranjang. Lay up shoot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
merupakan jenis tembakan yang paling efektif karena jarak tembakan sangat
dekat dengan keranjang.
b. Prinsip- prinsip Dasar Lay Up Shoot
Lay up shoot merupakan perpaduan dari beberapa unsur teknik dasar
bola basket.Menurut Arma Abdoellah (1981:103) bahwa, “ Tembakan lay up
dapat dilakukan dengan cara menerima bola dari operan kawan dimana
penembak itu sedang dalam keadaan lari atau penembak itu menggiring bola
kemudian dilanjutkan dengan tembakan lay up”. Hal senada dikemukakan
Hal Wissel (2000:61) bahwa, “Tembakan lay up dilakukan dekat dengan
keranjang setelah menangkap bola atau menggiring bola”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukan bahwa, lay up shoot
biasanya diawali dari operan, yaitu pemain yang akan melakukan lay up shoot
telah dalam posisi siap untuk melakukan tembakan atau diawali dari
menggiring bola. Untuk dapat melakukan lay up shoot dengan baik, ada
beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. Menurut Arma Abdoellah
(1981:103) bahwa, “hal- hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
tembakan yaitu: “(1)Saat menerima bola, (2)Saat melangkah dan, (3)Saat
melepas bola”
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip- prinsip lay up shoot
bola basket terdiri dari tiga bagian yaitu: saat menerima bola, saat melangkah
dan saat melepas bola. Ketiga prinsip tersebut harus dirangkai secara luwes,
lancer dan harmonis dalam satu gerakan yang utuh. Untuk lebih jelasnya
prinsip- prinsip lay up shoot dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1) Saat Menerima Bola
Keberhasilan dalam melakukan lay up shoot harus didukung tangkapan
(catcing) yang baik dan mantap. Berdasarkan peraturan bola basket
bahwa, seorang pemain setelah menangkap bola diperbolehkan menambah
langkahnya sebanyak dua langkah, baru kemudian bola ditembakkan ke
dalam keranjang. Namun bagi siswa pemula seringkali pada saat
menerima dan melangkah terjadi kelebihan langkah (langkah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dilakukan lebih dari dua). Hal ini mengakibatkan pelanggaran. Atau
kemungkinan dapat terjadi setelah menerima bola langsung meloncat dan
menembak, sehingga gerakan ini bukan gerakan lay up shoot, tetapi
gerakan yang dilakukan seperti gerakan tembakan meloncat.
2) Saat Melangkah
Gerakan melangkah pada lay up shoot yaitu, langkah pertama dilakukan
dengan lebar dan badan condong ke depan. Hal ini dimaksudkan untuk
memperoleh jarak sedekat mungkin dengan keranjang dan menjaga
keseimbangan tubuh. Langkah kedua pendek yaitu, untuk mempersiapkan
diri agar dapat menolakkan kaki dengan sekuat- kuatnya, agar diperoleh
lompatan yang setinggi- tingginya sehingga memperoleh jarak tembaka
sedekat mungkin dengan ring. Menurut Arma Abdoellah (1981:104)
gerakan melangkah dalam tembakan lay up yaitu:
a) Langkah pertama harus lebar dan badan condong ke depan untuk memelihara keseimbangan, untuk memperoleh jarak maju sejauh mungkin.
b) Langkah ke dua pendek dengan maksud mempersiapkan diri agar dapat menolakkan kaki sekuat –kuatnya supaya memperoleh lompatan yang setinggi- tingginya.
c) Lompatan terakhir harus setinggi- tingginya dengan maksud mendeketkan diri dengan keranjang basket, mengurangi kecepatan ke depan.
3) Saat Lepasnya Bola
Pada saat melepaskan bola (memasukkan bola) dari gerakan lay up shoot
harus dilakukan dengan tepat dan akurat. Dalam hal ini seorang pemain
harus mampu menjaga keseimbangan tubuh dan ketepatan saaat pelepasan
bola pada papan pantul, sehingga bola dapat dengan mudah masuk ke
dalam ring. Menurut Hal Wissel (2000:61) teknik pelepasan bola dalam
tembakan lay up shoot yaitu, “Arahkan lengan, pergelangan, dan jari- jari
tangan lurus kearah ring basket dengan sudut antara 45 sampai 60 derajat
dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang halus.
Pertahanan posisi tangan penyeimbang pada bola sampai lepas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Keterpaduan dan keserasian gerak sangat penting dalam lay up
shoot. Agar tembakan lay up shoot dapat dilakukan dengan baik, maka
bagian- bagian tubuh yang terlibat dalam geraakan lay up shoot harus
dikoordinasiskan dengan baik dan harmonis. Kualitas gerakan akan terlihat
dengan baik, jika gerakan yang dilakukan efektif dan efisien serta hasilnya
memuaskan.
Untuk melakukan lay up shoot bola basket dapat dilakukan dengan
dua cara. Dalam hal ini A.Sarumpaet dkk. (1992:234) menyatakan,
“Tembakan lay up dapat dilakukan berkat kemahirannya dalam menggiring
bola, menerobos pertahanan lawan, atau melalui bantuan kawan seregunya
memberi umpan sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sambil melayang,
diteruskan gerakan lay up shoot”. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan
ilustrasi gambar rangkain gerakkan lay up shoot sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot
(A. Sarumpaet dkk., 1992: 234)
Gambar di atas menunjukkan bahwa, rangkaian gerakan lay up shoot
diawali dari tangkapan. Pada saat akan melakukan lay up shoot pemain harus
dalam posisi yang menguntungkan dimana telah siap menerima operand an
menangkapnya. Setelah menangkap bola dilanjutkan dengan gerakan
melangkah. Pada langkah pertama harus lebar atau jauh dengan tepat
memelihara keseimbangan. Kemudian untuk langkah kedua adalah pendek
untuk memperoleh awalan tolakan yang kuat agar dapat meloncat setinggi-
tingginya. Loncatan yang setinggi- tingginnya dimaksudkan agar saat
menembak dapat sedekat mungkin dengan ring basket. Pada saat melepaskan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
bola untuk tembakan, bola harus dilepas (dilecutkan) dengan kekuatan
lecutan ujung jari, sebaiknya memantul pada papan pantul di sekitar garis
tegak sebelah kanan ring basket. Bila dilakukan dari sebelah kiri ring basket,
maka pantulan bola juga pada papan sebelah kiri ring basket dekat garis tegak
di samping kiri ring basket.
3. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
a. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Menurut Menpora yang dikutip oleh Aip Syarifuddin (2001:18)
bahwa:
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”
Pendidikan jasmani adalah bentuk pendidikan yang memberikan
perhatian pada pengajaran pengetahuan, sikap dan ketrampilan gerak
manusia. (Seaton, dikutip oleh Aip Syarifuddin, 2001:18).
Pendidikan jasmani terdiri dari dua kata jasmani (physical) dan
pendidikan (education). Kata jasmani memberi pengertian pada macam-
macam kegiatan jasmani, yang meliputi: kekuatan jasmani, pengembangan
jasmani, kecakapan jasmani, kesehatan jasmani, dan penampilan jasmani.
Sedangkan tambahan pendidikan yang kemudian menjadi pendidikan jasmani
(physical education) tidak dapat dipisahkan antara pendidikan dan jasmani
saja. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memberikan
perhatian pada aktivitas pengembangan jasmani manusia. Walaupun
pengembangan utamanya adalah jasmani namun tetap berintensi pendidikan,
pengembangan jasmani bukan merupakan tujuan akan tetapi sebagai alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. (Bucher, dikutip oleh Aip Syarifuddin,
(2001:17).
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu
alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
pendidikan jasmani erat kaitannya dengan gerak bagi manusia. Wujud dari
pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah berpangkal pada
gerak siswa yang menampakkan dirinya dalam bentuk- bentuk aktivitas
jasmaninya. Bukan berarti pendidikan jasmani semata- mata hanya untuk
merangsang dan mengembangkan organ- organ tubuh serta fungsinya saja,
melainkan juga demi pembentukan dan pengembangan kepribadian yang utuh
dan harmonis di dalam kehidupannnya. Jika program pendidikan jasmani
diterapkan dalam dunia pendidikan dengan sebagaimana mestinya arahan,
bimbingan dan dikembangkan secara wajar, maka dengan demikian
pendidikan jasmani sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan pendidikan
akan tercapai.
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani
dapat diupayakan peranan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
individu. Tanpa ada pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, maka akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Menurut Agus Mahendra (2004:7-8) bahwa, secara umum manfaat
pendidikan jasmani di sekolah mencakup:
1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak 2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna. 4) Menyalurkan energi yang berlebihan 5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun
emosional
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, banyak manfaat yang
diperoleh dari pendidikan jasmani di antaranya sebagai pemenuhan akan
gerak anak, mengenalkan lingkungan dan potensi anak, menanamkan dasar-
dasar keterampilan yang berguna, untuk menyalurkan energi yang berlebihan
dan sebagai proses secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.
Hal ini artinya, pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang di
dalamnya mencakup pengembangan individu secara menyeluruh. Cakupan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pendidikan jasmani tidak hanya pada aspek jasmani saja, tetapi juga aspek
mental, emosional dan spiritual.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan jenis
pendidikan yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media pendidikan.
Menurut Samsudin (2008:3) bahwa, pendidikan jasmani bertujuan:
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas- tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5) Mengembangkan ketrampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor education).
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yanng bersifat rekreatif.
Jadi sangat jelas bahwa tujuan dari pendidikan jasmani seperti yang
dikemukakan diatas dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan jasaamani olahraga dan kesehatan untuk
jenjang SMA/ MA/ SMK sesuai Badan Nasional Standar Pendidikan meliputi
aspek- aspek sebagai berikut:
1) Permaianan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non- lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kipppers, sepak bola, bola basket, bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/ karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7) Kesehatan, meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yanga sehat, makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendri dan secara implisit, masuk ke dalalm semua aspek.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak- anak ke dewasa,
bukan hanya dalam artian psikologis, tetapi juga fisik. Bahkan, perubahan-
perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja (Sarlito Wirawan, 2008:52). Perubahan- perubahan ini
meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-
ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin yang kedua (sekunder).
Menurut Muss yang dikutip oleh Sarlito Wirawan (2008:52-53)
urutan- urutan perubahan fisik remaja adalah sebagai berikut:
1) Pada perempuan a) Pertumbuhan tulang- tulang (badan menjadi tinggi, anggota-
angggota badan menjadi panjang). b) Pertumbuhan payudara. c) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan. d) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya. e) Bulu kemaluan menjadi keriting. f) Menstruasi. g) Tumbuh bulu ketiak.
2) Pada laki- laki: a) Pertumbuhan tulang- tulang. b) Testis (buah pelir) membesar. c) Tumbuh bulu kemaluan yanng halus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
d) Awal perubahan suara. e) Ejakulasi. f) Bulu kemaluan menjadi keriting. g) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimal setiap
tahunnya. h) Tumbuh rambut- rambut halus di wajah (kumis, jenggot). i) Tumbuh bulu ketiak. j) Akhir perubahan suara. k) Rambut- rambut di wajah bertambah tebal dan gelap. l) Tumbuh bulu di dada.
4. Mengajar
a. Hakikat Mengajar
Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Guru berperan
tidak hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi juga
berusaha agar siswa mau belajar. Karena mengajar sebagai upaya yang
disengaja, maka guru terlebih dulu harus mempersiapkan bahan yang akan
disajikan kepada siswa. Upaya yang dilakukan guru tersebut agar tujuan yang
telah dirumuskan dapat dicapai. Berkaitan dengan mengajar Husdarta &
Yudha M. Saputra (2000:3) menyatakan, “Mengajar adalah upaya guru dalam
memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa
agar terjadi proses belajar. Arah yang akan dituju dalam proses belajar adalah
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan guru dan diketahui oleh siswa”.
Hal senada dikemukakan Rusli Lutan (1998 :376) bahwa:
“Mengajar merupakan seperangkat kegiatan sengaja dan berencana dari seseorang atau person (P) yang memiliki kelebihan pengetahuan atau ketrampilan untuk disampaikan kepada orang lain sebagai sasaran atau obyek (O), yang belum berkembang pengetahuan, ketrampilan atau bahkan sifat- sifat biologis tertentu, dan informasi atau ketrampilan itu disampaikan melalui saluran atau metode tertentu, yang kemudian mendapat respon dari obyek sekaligus berperan sebagai subyek”.
Berdasarkan pengertian mengajar yang dikemukakan dua ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, mengajar merupakan suatu kegiatan yang
kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling
berkaitan yang bertujuan untuk mempengaruhi atau meningkatkan
pengetahuan atau ketrampilan siswa menjadi lebih baik. Ditinjau dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pelaksanaannya, unsur pokok dalam proses mengajar terdiri dari beberapa
elemen yaitu, (1)guru yang berpengalaman dan terampil, (2)siswa yang
sedang berkembang, (3)informasi atau ketrampilan, (4)saluran atau metode
penyampaian informasi atau ketrampilan dan (5)respon atau perubahan
perilaku pada siswa.
Mengajar adalah membimbing siswa agar mengalami proses belajar.
Dalam belajar siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi
dirinya.Untuk itu garu dituntut dapat dilakukan dengan efektif. Menurut Rusli
Lutan (1998:381) efektivitas pengajaran meliputi beberapa unsur, yaitu:
“(1)pemanfaatan waktu aktif berlatih, (2)lingkungan yang efektif,
(3)karakteristik guru dan siswa, (4)pengelolaan umpan balik”.
Diantara empat elemen tersebut yang dominan pengaruhnya pada
efektivitas mengajar adalah pemanfaatan waktu aktif berlatih. Lebih lanjut
Rusli Lutan (1998:381) mengemukakan “jumlah waktu yang dihabiskan
siswa untuk aktif belajar, merupakan indikataor utama dan efektivitas
pengajaran”. Konsep jumlah waktu aktif berlatih erat dengan kemampuan
managemen guru dalam mengelola proses belajar dan kesediaan serta
ketekunan siswa untuk melaksanakan tugas- tugas gerak yang diajarkan.
Seorang guru bertugas mengelola proses pengajaran berupa aktifitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan, tidak saja
susunan pengalaman atau tugas- tugas ajar, tetapi juga penciptaan kondisi
lingkungan belajar yang efektif. Menurut Husdarta & Yudha M.Saputra
(2000:4) mengemukakan :
“Tugas utama guru adalah untuk mencapai iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi di Kelas atau lapangan. Ciri utama terjadinya proses belajar adalah siswa dapat aktif ikut terlibat di dalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran”.
Pendapat di atas menunjukan bahwa, dalam pengaturan lingkungan
belajar bertujuan agar siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar
mengajar. Seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
efektif. Untuk itu guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat berhasil. Menurut
Slameto (1995:92-94) untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan
syarat- syarat sebagai berikut :
1) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik, 2) Guru harus banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, 3) Motivasi sangat berperan pada kemajuan, perkembangan siswa selanjutnya
melalui proses belajar, 4) Kurikulum yang baik dan seimbang, 5) Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual, 6) Guru membuat perencanaan sebelum mengajar, 7) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan kepada siswa untuk lebih giat
belajar, 8) Guru harus memiliki keberanian pada siswanya, juga masalah- masalah
yang timbul waktu proses belajar mengajar berlangsung, 9) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis.
Mengajar yang efektif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh
setiap guru. Syarat- syarat seperti di atas harus dipahami dan dilaksanakan
oleh seorang guru, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik
dan memperoleh hasil belajar yang optimal.
Perencanaan merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar
yang efektif. Efektivitas mengajar akibat adanya perencanaan yang jelas, jika
guru ingin menerapkan model- model atau materi mengajar yang tidak pernah
diterapkan sebelumnya atau pada saat dihadapan dengan lingkungan belajar
mengajar yang terbatas. Untuk itu kemampuan membuat perencanaan
merupakan bagian integral dari upaya meningkatkan kemampuan guru dalam
keterampilan mengajarnya.
Proses belajar mengajar dikatakan sukses, apabila tujuan mengajar
dapat dicapai dengan baik. Tujuan mengajar berkaitan dengan beberapa
bagian yang saling menunjang dalam proses belajar mengajar.Berikut ini
disajikan bagan bagian- bagian yang mendukkung pencapaian tujuan proses
belajar mengajar menurut Rusli Lutan (2000:8) sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 2. Skema Bagian- Bagian yang Mendukung Pencapaian Tujuan Belajar Mengajar (Rusli Lutan, 2000:8).
Bagan di atas menunjukan bahwa, komponen- komponen yang
mendukung pencapaian tujuan mengajar meliputi: metode atau gaya
mengajar, evaluasi, subtansi tugas ajar dan proses belajar mengajar.
Komponen- komponen tersebut saling berkaitan satu sama lainnya untuk
menncapai tujuan belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang
guru harus menjelaskan tujuan belajar mengajar kepada siswa agar siswa
mengerti dan memahami. Setelah siswa mengerti dan memahami tujuan
belajar mengajar, guru harus mampu membelajarkan siswa secara merata.
Semua siswa harus berpartisipasi atau melakukan giliran tugas ajar secara
merata sehingga siswa menjadi lebih aktif. Jika siswa mampu melaksanakan
tugas ajar secara aktif, maka semakin besar kemungkinan tujuan belajar
mengajar akan tercapai.
Untuk mengetahui sejauh mana tujuan belajar mengajar dicapai
dapat dilihat melalui evaluasi. Jika dari hasil evaluasi menunjukkan
peningkatan prestasi, berarti tujuan belajar mengajar berhasil. Namun, jika
sebaliknya yaitu, prestasi tetap atau tidak meningkat berarti tujuan belajar
mengajar tidak tercapai.
b. Penilaian Hasil Belajar
Tujuan akhir dari kegiatan belajar mengajar yaitu, terjadinya
perubahan pada diri siswa. Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, di samping diukur
Subtansi Tugas- Ajar
Tujuan
Evaluasi
Proses Belajar Mengajar
Metode/ Gaya
Mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
dari segi prosesnya. Hal ini maksudnya, seberapa jauh hasil belajar yang
dimiliki siswa. Hasil belajar ini harus nampak dalam tujuan pengajaran
(Tujuan intruksional), sebab tujuan itulah yang akan dicapai dalam proses
belajar mengajar.
Perubahan pada diri siswa akibat dari proses belajar dapat diketahui
melalui evaluasi atau penilaian. Iman Sodikun (1992:2) mengemukakan
bahwa,”Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang memberikan informasi
terhadap keberhasilan suatu program”.
Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa,
evaluasi merupakan salah satu bagian yang penting dalam kegiatan belajar
mengajar. Melalui evaluasi atau penilaian akan diketahui apakah materi yang
diberikan dapat dikuasai dengan baik ataukah sebaliknya. Yang dimaksuud
dengan penilaian menurut Nana Sudjana (2005:111) mengemukakan bahwa:
“Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Proses belajar dan mengajar adalah proses yang bertujuan. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar. Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar”.
Pendapat tesebut menunjukan bahwa, penilaian merupakan suatu
bentuk hasil belajar yang didasarkan pada kriteria tertentu. Melalui penilaian
tersebut akan diketahui sejauh mana hasil belajar yang dicapai siswa. Lebih
lanjut Nana Sudjana (2005:111) menyatakan penilaian yang dilakukan
terhadap proses belajar mengajar memiliki fungsi ,yaitu: “(1)untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran, (2)untuk mengetahui
keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru”.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa menggambarkan cerminan dari
guru dan siswa. Hal ini maksudnya, hasil belajar yang dicapai siswa
menandakan siswa dapat menguasai materi yang diterimanya. Sedangkan
bagi guru, hasil belajar yang dicapai siswa dapat diketahui tujuan pengajaran
tercapai atau tidak atau efektif tidaknya pengajaran yang telah dilakukan.
Untuk itu penilaian sangat penting dalam proses belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
5. Gaya Mengajar
a. Hakikat Gaya Mengajar
Keberhasilan penggunaan gaya mengajar yang dilakukan guru akan
selalu bergantung pada keaktifan siswa belajar. Gaya belajar dan mengajar
merupakan dua hal yang perlu di dalam melangsungkan proses belajar
mengajar. Gaya belajar merupakan kepribadian atau personality dan
kesanggupan siswa untuk terlibat dalam proses belajar. Sedangkan gaya
mengajar merupakan strategi guru untuk menyampaikan tugas ajar kepada
siswa agar siswa aktif mengikuti tugas ajar yang diberikan.
Pemakaian istilah gaya mengajar (teaching style) sering ganti
berganti dengan istilah strategi mengajar (teaching strategy) yang
pengertiannya dianggap sama, yakni siasat untuk menggiatkan partisipasi
siswa untukk melaksanakan tugas- tugas ajar (Rusli Lutan, 2000:29). Pada
prinsipnya gaya mengajar bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam
menjalankan tugas ajar dari guru. Menurut Husdarta & Yudha M. Saputra
(2000:21) bahwa, “gaya mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh
guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar agar materi yang disajikan
dapat diserap oleh siswa”.
Berdasarkan pengertian gaya mengajar yang dikemukakan oleh dua
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, gaya mengajar merupakan
seperangkat keputusan yang diambil dalam pelaksanaan proses pengajaran.
Baik guru maupun siswa memiliki kemungkinan untuk membuat keputusan
dalam proses pengajaran.Perbedaan antara satu gaya dengan gaya yang
lainnya ditentukan oleh besarnya pengalihan keputusan dari guru kepada
siswanya. Pada sisi lain dapat dilihat gaya mengajar yang semua
keputusannya dibuat oleh guru, tetapi ada juga gaya mengajar yang siswa
juga dapat mengambil keputusan.
Kecenderungan yang terjadi dalam proses pengajaran adanya
kesadaran bahwa pengajaran sebaiknya jangan terlalu didominasi oleh
keputusan guru. Tetapi harus secara proporsional memberikan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kepada siswa dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian pelaksanaannya.
Gaya mengajar merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi
dalam proses belajar mengajar. Rusli Lutan (2000:29) menyatakan bahwa,
“Pembuatan keputusan pada awal pengajaran tentang gaya mengajar yang
akan digunakan oleh guru pendidikan jasmani sangatlah penting untuk
mencapai pengajaran yang sukses”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gaya mengajar yang
diterapkan seorang guru akan dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
Oleh karenanya, sebelum melaksanakan pengajaran, seorang guru harus
membuat keputusan rencana gaya mengajar dan isi pengajaran yang akan
diberikan kepada siswanya. Perencanaan gaya mengajar dan isi pengajaran
sama pentingnya. Bila gaya mengajar tidak direncanakan, maka guru akan
menghadapi kesukaran untuk menyampaikan materi pelajaran.
Dalam proses belajar mengajar dapat diterapkan beberapa macam
gaya mengajar. Beberapa gaya mengajar dapat diterapkan selama satu mata
pelajaran. Tetapi harus dipahami faktor apa yang dipakai oleh guru sebagai
dasar membuat keputusan gaya mengajar yang akan digunakan. Menurut
Rusli Lutan (2000:30) alasan menggunakan beberapa gaya mengajar antara
lain, “(1)Untuk mendorong terciptanya suasana belajar yang mengajarkan
siswa untuk belajar, (2)Agar guru dan siswa sama- sama termotivasi dan giat
melaksanakan tugas masing- masing”.
Pada kenyataannya bahwa, penggunaan gaya mengajar didasarkan
pada situasi yang dihadapi pada waktu berlangsungnya proses belajar
mengajar. Menurut Rusli Lutan (2000:30) bahwa, ”tidak ada satu gaya
mengajar yang dianggap paling berhasil, sebab bergantung pada situasi”. Hal
ini artinya, suatu saat gaya mengajar dapat berubah- ubah, sekali waktu dapat
ditekankan pada guru sebagai pusat pengajaran, dan sekali waktu berpusat
pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27 b. Macam- Macam Gaya Mengajar
Pada dasarnya gaya mengajar bersifat kontinyu terdiri dari 11 gaya,
yang masing- masing gaya memiliki kelebihan sekaligus memiliki
kelemahan. Untuk memanfaatkan kelebihan dari setiap gaya mengajar guru
harus mampu menggunakan gaya yang bervariasi dalam pembelajarannya.
Artinya, ketika guru mengajar harus mengkombinasikan gaya mengajar yang
berbeda- beda, untuk mencari kemungkinan terbaik serta mencari kesesuaian
dengan gaya belajar siswa. Menurut Muston yang dikutip Agus Mahendra
(2000:108-117) mengklasifikasikan gaya mengajar menjadi 11 macam, yaitu:
1) Gaya komando 2) Gaya latihan (Practice style) 3) Gaya berbalasan ( Reciprokal style) 4) Gaya menilai ( Self- check style) 5) Gaya inklusi (Inklusi style) 6) Gaya penemuan terbimbing ( Guided discovery) 7) Gaya penemuan konvergen ( Convergent discovery style) 8) Gaya produksi (Divergen production) 9) Gaya program rancangan siswa (Learner’s individual designed
program) 10) Gaya inisiatif (Learner initiated) 11) Gaya mengajar diri (Self teaching)
Kesebelas gaya mengajar tersebut penting untuk diperhatikan dan
dikuasai seorang guru dalam proses pembelajaran. Seorang guru dapat
mengkombinasikan antara gaya yang satu dengan lainnya menurut
kebutuhannya. Hal ini karena, tidak ada satu gaya mengajar yang dianggap
paling berhasil karena bergantung pada situasi. Seperti dikemukakan Rusli
Lutan (2000:30) alas an digunakannya beberapa macam gaya mengajar dalam
proses pembelajaran yaitu, “(1)untuk mendorong terciptanya suasana belajar
yangn mengajarkan siswa untuk belajar, (2)agar guru dan siswa sama- sama
termotivasi dan giat melaksanakan tugas masing- masing”.
Pada dasarnya mengkombinasikan antara gaya mengajar satu dengan
gaya mengajar lainnya bertujuan untuk mendorong tercapainya suasana
belajar yang kondusif. Selain itu juga, antara guru dan siswa termotivasi
untuk melaksanakan tugasnya masing- masing. Proses belajar mengajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kondusif dan masing- masing mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
6. Mengajar Lay Up Shoot dengan Gaya Inklusi
a. Pengertian Gaya Inklusi
Gaya mengajar inklusi merupakan cara mengajar yang dilakukan
guru, yaitu bentuk- bentuk pembelajaran telah dirancang oleh guru
berdasarkan level- level tertentu dari cara yang mudah dan cara yang sulit.
Dalam hal ini, siswa diberi kebebasan untuk mengikuti tugas ajar sesuai
kemampuannya masing- masing. Seperti dikemukan Husdarta & Yudha M.
Saputra (2000:30) bahwa, “Tujuan gaya mengajar inklusi adalah untuk
membelajarkan siswa pada level kemampuan masing- masing”.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, gaya mengajar
merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan pada kemampuan siswa.
Tugas ajar telah dirancang oleh guru dari cara yang mudah sampai cara yang
sulit. Seperti dikemukakan Husdarta & Yudha M. Saputra (2000:30) bahwa,
“Peranan guru dalam gaya inklusi adalah kesukaran di dalam tugas gerak
yang akan diberikan. Guru harus mempersiapkan kriteria untuk masing-
masing tahapan tugas”.
Pendapat tersebut menunjukan bahwa, gaya mengajar inklusi
menekankan pada tingkat kesulitan gerakan yang akan dipelajari. Gerakan
yang akan dipelajari digolongkan atau dikelompokkan ke dalam beberapa
kriteria tingkat kesulitan. Dengankata lain, gaya mengajar gaya mengajar
inklusi ini merupakan cara belajar yang dilakukan tahap demi tahap. Dari
tugas ajar yang telah dirancang guru, siswa dapat memilih aktivitas yang
dianggap mampu untuk melakukannya. Peranan siswa adalah mencoba
melakukan gerakan untuk setiap tingkat kesulitan. Siswa dapat memilih
gerakan yang mereka anggap mampu. Siswa dapat melanjutkan aktivitasnya
pada level berikutnya yang lebih sulit, jika level sebelumnya telah dikuasai
atau dianggap mampu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan karakteristik gaya mengajar inklusi tersebut dapat
disimpulkan bahwa, belajar yang dilakukan tahap demi tahap memberi
kemudahan bagi siswa untuk bias berkembang lebih cepat terhadap
penguasaan gerak ketrampilan yang dipelajari. Hasil yang dicapai pada tahap
awal bias menjadi modal untuk mempelajari materi berikutnya yang lebih
sulit atau lebih kompleks. Kemampuan fisik dan gerak akan berkembang
sejalan dengan aktivitas mempraktekkan gerak berulang- ulang. Dengan
meningkatnya daya tahan fisik dan gerak akan menjadi siap untuk
mempelajari gerakan- gerakan yang semakin sukar atau berat atau kompleks.
b. Anatomi Gaya Inklusi
Menurut Muska Mosston yang dikutip oleh Subagiyo,dkk
(1997:294-295) anatomi dari gaya inklusi adalah:
Berdasarkan bagan diatas dapat diketahui tugas guru dan siswa, yaitu: 1) Peran Guru
a) Membuat keputusan- keputusan pra- pertemuan, b) Harus merencanakan seperangkat tugas- tugas dalam berbagai
tingkat kesulitan yang disesuaikan dengan perbedaan individu dan yang memungkinkan siswa untuk beranjak dari tugas yang mudah ke tugas yang sulit.
2) Peran Siswa a) Memilah tugas yang telah tersedia, b) Melakukan penafsiran sendiri dan memilih tugas awalnya, c) Siswa mencoba tugasnya, d) Sekarang siswa menentukan untuk mengulang, memilih tugas yang
lebih sulit atau lebih mudah, berdasarkan berhasil atau tidaknya dengan tugas awal,
e) Mencoba tugas berikutnya, f) Siswa menilai/ menaksir hasilnya.
Prosesnya dilanjutkan. Berdasarkan pendapat di atas telah diketahui bahwa peran guru
merancang seperangkat tugas- tugas dalam berbagai tingkatan kesulitan yang
sesuai dengan kemampuan siswa dan membuat keputusan pra pertemuan.
Pembelajaran Keputusan Pra-Pertemuan Guru Saat Pertemuan Siswa Pasca Pertemuan Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Sedangkan peran siswa memilih tugas yang disediakan guru dan
menafsirkannya, dengan diulang- ulang serta ditingkatkan sesuai
kemapuannya masing- masing.
c. Pembelajaran Lay Up Shoot dengan Gaya Inklusi
Pembelajaran lay up shoot dengan gaya inklusi dengan ketinggian
keranjang atau ring basket meningkat jarak bertahap berorientasi pada kondisi
siswa yang belum siap atau belum mampu melakukan lay up shoot dari
ketinggian keranjang dan jarak yang sebenarnya. Seringkali lay up shoot dari
jarak sebenarnya maupun dengan ketinggian keranjang yang sesuai kurang
dapat dilakukan dengan baik, bolanya sering tidak masuk atau melenceng
diluar keranjang. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu disusun cara
belajar dari yang mudah atau sederhana dan selanjutnya ditingkatkan secara
bertahap. Menurut Rusli Lutan (2000:76) mengemukakan bahwa:
“Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya. Pada kesempatan ini ubahlah orientasi pembelajaran agar lebih menekankan pada efisiensi (proses) daripada efektivitas (produk). Jelaskanlah pengetahuan hasil tentang proses. Untuk selanjutnya tingkatkan kondisi”.
Berdasarkan dua pendapat ahli di atas menunjukan bahwa,
pembelajaran lay up shoot dengan ketinggian keranjang meningkat dan jarak
bertahap merupakan cara belajar yang dilakukan dalam pembelajaran lay up
shoot dengan gaya inklusi, karena lay up shoot dari jarak maupun ketinggian
keranjang yang sesuai siswa mengalami kesulitan. Pembelajaran lay up shoot
ini dilakukan dari kondisi yang mudah atau sederhana baik ketinggian ring
maupun jarak lay up shoot secar bertahap di tingkatkan menuju yang
sebenarnya atau sesuai. Belajar tahap demi tahap hasilnya akan lebih baik.
Hasil yang dicapai pada tahap awal bisa menjadi modal untuk mempelajari
materi berikutnya. Kemampuan fisik dan gerak akan berkembang sejalan
dengan aktifitas mempraktekkan gerak berulang- ulang. Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
meningkatnya daya fisik dan gerak akan menjadi siap untuk mempelajari
gerakan- gerakan yang semakin sukar atau berat dan kompleks.
Menurut Muska Mosston yang dikutip oleh Subagiyo,dkk
(1997:295-296) sasaran dan pelaksanaan gaya inklusi, yaitu :
1) Sasaran Gaya Inklusi a) Melibatkan semua siswa, b) Penyesuaian terhadap perbedaan individu, c) Memberi kesempatan untuk memulai sesuai dengan kemampuan
sendiri, d) Memberi kesempatan untuk mulai bekerja dengan tugas yang ringan
ke tugas yang berat, sesuai dengan tingkat kemampuan tiap siswa, e) Individualis dimungkinkan karena memilih di antara alternatif tingkat
tugas yang telah disediakan. 2) Pelaksanaan Gaya Inklusi
a) Menjelaskan gaya ini pada siswa, b) Satu demonstrasi dengan menggunakan tali yang miring akan
memberikan ilustrasi yang sangat baik, c) Siswa disuruh memulai, d) Memberi umpan balik kepada siswa tentang peranan siswa dalam
pengembalian keputusan, dan bukan penampilan tugas, e) Tanyakan bagaimana mereka memillih tugas- tugas ini, f) Fokuskan perhatian pada penggunaan umpan balik yang netral, agar
siswa dapat mengambil keputusan tentang tingkatan tugas yang sesuai dengan kemampuannya.
g) Amati keselahan- keselahan dalam penampilan siswa dan kriteria untuk penampilan dalam tugasnya.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui pembelajaran dengan
gaya mengajar inklusi melibatkan semua siswa dengan penyesuaian
perbedaan individual dan memberikan kebebasan siswa untuk memilih tugas
sesuai kemampuannya.
d. Kelebihan dan Kelemahan Gaya Mengajar Inklusi
Mengajar gaya inklusi merupakan bentuk mengajar yang
menekankan pada tingkat kesukaran dan kompleksitas gerakan yang
dipelajari. Tingkat kemudahan atau kesukaran tugas gerak telahdisusun atau
dirancang oleh guru dan siswa dapat memilih tugas ajar sesuai dengan
kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut, gaya mengajar inklusi dapat di
identifikasi kelebihan dan kelemahannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Kelebihan gaya mengajar inklusi terhadap penguasaan teknik dasar
bola basket antara lain:
1. Siswa dapat mengukur tingkat kemampuannya masing- masing,
sehingga dapat menentukan dan memilih tugas ajar sesuai dengan
kemampuannya.
2. Belajar tahap demi tahap mempunyai dampak yang lebih baik,
sehingga akan memberi kemudahan untuk mempelajari tugas gerak
yang lebih sulit atau rumit.
3. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena merasa tertantang
dengan tugas ajar yang semakin sukar atau rumit.
Sedangkan kelemahan gaya mengajar inklusi terhadap penguasaan
teknik dasar bola basket antara lain:
1. Dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam pembelajaran, karena
menuntut kemampuan yang memadai sebelum mempelajari tahap
berikutnya.
2. Waktu yang dibutuhkan lebih lama, bila pada tahap sebelumnya
siswa belum menguasai dengan baik.
3. Kemapuan yang dicapai siswa akan berbeda, siswa yang terampil
akan semakin berkembang, sedangkan yang kemampuannya rendah
peningkatan kemampuan agak lambat.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis
yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang berkaitan dengan penerapan gaya mengajar inklusi dan lay up
shoot dengan hasil yang bervariasi atau beragam.
1. Penelitian Andri Suryanto berjudul, “Perbedaan Pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Konvensional dan Gaya Inklusi Terhadap Hasil Belajar Servis
Atas Dalam Permaian Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 1
Karanggede Tahun Ajaran 2009/ 2010”, menunjukkan gaya inklusi lebih baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
pengaruhnya terhadap hasil belajar servis atas dalam permaianan bola voli.
Gaya inklusi memiliki persentase peningkatan hasil belajar servis atas sebesar
52,81%, sedangkan pendekatan konvensional sebesar 40,11%.
2. Penelitian Riadhus Surya Setia Budi berjudul, “Perbedaan Pengaruh Gaya
Mengajar Inklusi dan Eksplorasi terhadap Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola
Basket pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Bendosari Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2008/ 2009”, menunjukkan gaya mengajar inklusi lebih baik
pengaruhnya terhadap hasil belajar lay up shoot bola basket. Gaya inklusi
memiliki persentase peningkatan hasil belajar lay up shoot sebesar 97,2973%,
sedangkan metode mengajar Eksplorasi sebesar 65,7895%.
3. Penelitian Eko Budiyono berjudul, “Pengaruh Gaya Mengajar Inklusi
terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Bola Voli pada siswa putra kelas II SMP
Muhammadiyah 10 Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2005/ 2006”,
menunjukkkan presentase peningkatan hasil belajar teknik dasar bermain
bola voli diperoleh peningkatan kemampuan smash sebesar 9,8656%, passing
atas sebesar 10,4781%, passing bawah sebesar 13,3400%, servis atas sebesar
8,2391%, dan servis bawah sebesar 56,6961%.
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas dapat
dikemukakan kerangka pemikiran bahwa keberhasilan lay up shoot ditentukan
oleh gaya mengajar yang digunakan. Gaya mengajar inklusi menekankan pada
tingkat kesulitan gerakan yang akan dipelajari. Pembelajaran lay up shoot bola
basket dengan gaya inklusi merupakan pembelajaran yang dirancang guru sesuai
dengan kemampuan siswa. Guru merancang pembelajaran teknik lay up shoot
bola basket pada level yang mudah, sedang dan tingkat paling sulit. Dan
rancangan yang telah di buat guru, siswa diberi kebebasan melakukan tugas ajar
sesuai kemampuan, misalnya dari tingkat paling mudah, jika sudah menguasai
tingkatkan pada level berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Gaya inklusi memiliki kelebihan antara lain: 1)siswa dapat mengukur
tingkat kemempuannya masing- masing, sehingga dapat memilih tugas ajar sesuia
dengan kemampuannya, 2)belajar tahap demi tahap mempunyai dampak yang
lebih baik, sehingga akan memberi kemudahan untukmempelajari tugas gerak
yang lebih sulit atau rumit, 3)dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena
siswa tertantang dengan tugas ajar yang semakin sukar. Kelemahannya antara
lain: 1)dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam pembelajaran, karena
menuntut kemampuan yang memedai sebelum mempelajari tahap berikutnya,
2)waktu yang dibutuhkan lebih lama, bila dalam tahap sebelumnya siswa belum
dapat menguasai dengan baik, 3)kemampuan yang dicapai siswa akan berbeda,
siswa yang terampil akan semakin berkembang, sedangkan yang kemampuannya
rendah peningkatan kemampuan agak lambat.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani tentu banyak
kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa. Kendala atau kesulitan yang dihadapi
siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani harus dicarikan solusi yang tepat,
salah satunya dengan penerapan gaya mengajar yang tepat dalam pembelajaran
pendidikan jasmani. Jika dalam pembelajaran pendidikan jasmani kendala atau
kesulitan yang dihadapi tidak dicarikan solusi yang tepat, maka siswa tidak dapat
terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga hal ini berdampak buruk pada hasil
belajar lay up shoot bola basket.
Pembelajaran lay up shoot bola basket dengan penerapan gaya mengajar
inklusi yang diberikan yaitu: menembak dengan ketinggian keranjang yang
berbeda- beda sesuai kemampuannya masing- masing dan ditingkatkan jika siswa
telah menguasainya. Melalui pembelajaran yang meningkat sesuai dengan
penerapan gaya mengajar inklusi siswa akan lebih senag dan berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran. Dengan siswa aktif mengikuti pembelajaran dengan
ketinggian keranjang yang bertahap, maka akan meningkatkan hasil belajar lay
up shoot bola basket. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis yaitu, penerapan gaya mengajar
inklusi dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola
basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar
tahun pelajaran 2010/2011.
Kondisi Awal
Guru menyampaikan materi dengan monoton sesuai keterampilan
a. Siswa malas mengikuti pendidkan jasmani
b. Siswa kesulitan mengikuti pendidikan jasmani
c. Partisipasi siswa dalam pendidikan jasmani kurang
d. Hasil belajar masih di bawah KKM
Tindakan Menerapkan pendidikan jasmani dengan gaya mengajar inklusi
Siklus 1: guru kelas (kolaborator) dan peneliti menyusun penjas untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas lay up shoot bola basket melalui penerapan gaya mengajar inklusi (dengan ketinggian ring yang berbeda-
Kondisi Melalui penerapan gaya mengajar inklusi (dengan ketinggian ring yang berbeda- beda) dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pendidikan jasmani lay up shoot bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Plus
Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dilaksanakan selama satu bulan dan dilaksanakan penelitian pada bulan April-Mei
2011.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 22 siswa
yang semuanya putri.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah sebagai berikut:
1) Siswa, untuk mendapatkan data tentang tes lay up shoot dengan gaya
mengajar inklusi pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011.
2) Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan gaya mengajar
inklusi di SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari tes dan observasi.
1) Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lay up shoot yang
dilakukan siswa.
2) Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan
gaya mengajar inklusi.
Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 1. Teknik pengumpulan data No Sumber
Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Instrumen
1 Siswa Hasil ketrampilan lay up shoot
Tes praktek Tes ketrampilan lay up shoot
2
Siswa
Kemampuan melakukan gerakan ketrampilan lay up shoot
Praktek dan unjuk kerja
Melalui lembar observasi
E. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan mengguanakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1) Hasil ketrampilan lay up shoot bola basket dengan menganalisis nilai rata-
rata tes lay up shoot. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang
telah ditentukan.
2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan ketrampilan lay up shoot bola
basket dengan menganalisis rangkaian gerakan ketrampilan lay up shoot.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka- angka yang diperoleh saat
unjuk kerja lay up shoot bola basket. Menurut Iskandar, (2009:131) yang
menyatakan bahwa, “Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus PTK di analisis secara deskriptif dengan menggunakan
prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran”.
F. Prosedur Penelitian
Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian,
yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Langkah selanjutnya menentukan
banyaknya tindakan dilakukan dalam siklus. Dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti akan melakukan tindakan- tindakan yang dalam pelaksanaannya
berlangsung secara terus menerus dan tindakan akan dilaksanakan dalam sikllus
yang peneliti berikan pada siswa yang peneti jadikan subyek penellitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Adapun langkah- langkah pelaksanaan PTK secara prosedurnya adalah
dilakukan secara partisipatif atau kolaborasi (guru,dosen dengan tim lainnya)
bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyuasunan rencana
tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus pertama. Diskusi yang
bersifat analitik yangn kemudian dilanjukan pada langkah reflektif- evaluatif atau
kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan
rencana koreksi atau pembetulan atau penyempurnaan pada siklus kedua dan
seterusnya.
Adapun prosedur atau langkah- langkah penelitian tindakan kelas,
menurut Agus Kristiyanto (2010:67) sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Analisis Masalah; 2. Penetapan Fokus Permasalahan; 3. Perencanaan Tindakan; 4. Pelaksanaan Tindakan; 5. Observasi; 6. Refleksi.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur
penelitian ini meliputi tahap- tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah mengobservasi
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap seleksi informasi, persiapan instrumen dan alat
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi:
a) Menentukan subjek penelitian
b) Menyiapkan alat dan instrumen penelitian dan evaluasi
3. Tahap pengumpulan data dan treatment
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data tentang:
a) Hasil belajar lay up shoot bola basket
b) Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran
c) Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran
d) Pelaksanaan pembelajaran
e) Semangat dan keaktifan siswa
4. Tahap analisis data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Dalam tahap ini analisis yanng digunakan penelitian adalah deskritif
kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagai besar data yang
dikkumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan proses
pembelajaran, yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok
bahasan teknik lay up shoot bola basket.
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal
survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu
penelitian.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dan dilaksanakan penelitian
pada bulan April- Mei 2011.
Tabel 2. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No Rencana Kegiatan Waktu (Bulan) Jan
2011 Feb 2011
Mar 2011
April 2011
Mei 2011
Jun 2011
Jul 2011
Agst 2011
1 Persiapan a. Observasi � b. Identifikasi
Masalah �
c. Penentuan Tindakan
�
d. Pengajuan Judul � e. Penyusunan
Proposal � � �
f. Pengajuan Izin Penelitian
�
2 Pelaksanaan a.Seminar Proposal � b.Pengumpulan Data
Penelitian � �
3 Penyusunan Laporan a.Penulisan Laporan � � b.Ujian Skripsi �
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
hasil belajar tembakan lay up bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40 Oetama. Adapun setiap tindakan upaya untuk mencapai tujuan dirancang dalam
satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi
untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua
siklus.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini peneliti dan guru kalas menyusun sekenario
pembelajaran yang terdiri dari:
1) Tim peneliti melakukan analisis isi kurikulum dengan
memfokuskan pada kompetensi dasar yang akan disampaikan pada
siswa dalam pembelajaran penjasorkes,
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berisi tindakan
yang akan diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lay up shoot
bola basket,
3) Membuat lembar kerja siswa tentang pembelajaran lay up shoot
bola basket,
4) Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK,
penilaian lay up shoot bola basket,
5) Menyusun assesmen atau alat evaluasi pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan (Action)
Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-
langkah kegiatan antara lain:
1) Pelaksanaan prs- pertemuan (pre- impact) tahap pemanasan,
2) Pelaksanaan pada saat pertemuan (impact) tahap inti,
Melakukan latihan teknik dasar lay up shoot bola basket sebagai
berikut:
a) Saat menerima bola melalui gaya mengajar inklusi,
b) Saat melangkah dengnan jarak sesuai dengan kemampuan
masing- masing atau melalui gaya mengajar inklusi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c) Saat melepaskan bola, ketinggian keranjang sesuai kemampuan
masing- masing atau melalui gaya mengajar inklusi,
3) Pelaksanaan setelah pertemuan (post- impact) tahap pendinginan,
4) Penilaian dilakukan selama proses selama proses pembelajaran
berlangsung,
c. Tahap Observasi
Pengamatan dilakukan terhadap: (1)Hasil ketrampilan lay up
shoot bola basket, (2)Kemampuan melakakan rangkaian gerakan
ketrampilan lay up shoot bola basket; dan aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap
hasil penelitian dan refleksi berkaiatan dengan proses dan dampak
tindakan perbaikan yang dilakukan serta kriteria dan rencana bagi siklus
tindakan berikutnya.
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada
tabel berikut:
Tabel 3. Prosentase Target Capaian Aspek yang
diukur Prosentase target capaian Cara mengukur
Kondisi awal
Siklus 1
Siklus 2
Hasil ketrampilan dan lay up shoot bola basket
27,27%
65%
85%
Diamati saat guru memberikan materi lay up shoot bola basket pada awal dan akhir pembelajaran
Kemampuan siswa dalam melakukan lay up shoot
36,36%
75%
85%
Diamati saat proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi penelitian
2. Rancangan siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang
telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran
pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap
pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang
juga mengacu pada siklus sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Survei Awal
Untuk memulai pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih
dahulu dilakukan survei terhadap objek yang akan diteliti untuk mengetahui
kondisi atau keadaan nyata yang ada dilapangan. Hasil kegiatan survei awal
sebagai berikut: (1)siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 22 siswa yang kesemuanya
putri. Dilihat dari proses pembelajaran lay up shoot bola basket, dapat dikatakan
proses pembelajaran belum mencapai hasil yang optimal, karena banyak kendala
yang dihadapi saat proses pembelajaran lay up shoot bola basket, (2)minat siswa
dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran lay up shoot bola
basket masih kurang, (3)model pembelajaran yang diterapkan masih monoton.
Guru kesulitan menemukan gaya mengajar yang tepat dan sesuai. Hal ini
mengakibatkan motivasi siswa menurun, sehingga akan berdampak pada
rendahnya kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola basket, (4)Hasil belajar
lay up shoot bola basket kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama masih rendah,
karena siswa belum menguasai teknik lay up shoot bola basket yang benar,
(5)Belum diketahui efektifitas penerapan gaya mengajar inklusi terhadap hasil
belajar lay up shoot bola basket.
B. Deskripsi Data
Tujuan penelitian dapat dicapai melalui pengambilan data terhadap
sampel yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan dari hasil tes ketrampilan
dan kemampuan lay up shoot bola basket sebelum diberi pembelajaran penjaskes
dengan menggunakan gaya mengajar inklusi, setelah diberi siklus I dan siklus II.
Berikut ini disajikan secara berturut- turut dari kondisi awal ketrampilan dan
kemampuan lay up shoot, setelah siklus I dan siklus II dari pembelajaran
penjaskerek dengan gaya mengajar inklusi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44 1. Kondisi Awal Tes Kemampuan dan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola
Basket.
Kondisi awal tes ketrampilan dan kemapuan lay up shoot bola basket
dari hasil belajar siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 diketahui melalui tes ketrampilan
dan kemampuan lay up shoot bola basket. Tes awal kemampuan lay up shoot
bola basket tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I dan
siklus II yang diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan lay up shoot
bola basket. Kondisi awal ketrampilan dan kemampuan lay up shoot bola
basket dari hasil belajar siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Kondisi Awal Hasil Belajar Kemampuan dan Tes Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari Hasil Belajar Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011.
No Nama Awal
Kemampuan Ketrampilan lay up shoot lay up shoot
1 Anita 65,0 65,0 2 Atika Kartini 67,7 70,0 3 Bella Ratnasari 70,0 68,0 4 Dean Listiyowati 66,1 64,7 5 Devi Yunitasari 63,7 59,9 6 Dewi Mandasari 68,5 70,0 7 Dyah Dwi Astuti 70,5 73,0 8 Endang Sriningsih 63,7 64,9 9 Fitri Andriyani 68,1 70,0 10 Fitri Wulandari 70,2 67,9 11 Iin Ismaini 63,2 62,0 12 Linda Puspita D 70,5 69,1 13 Luciana 66,1 69,3 14 Mutiara Lana L S 64,7 65,0 15 Nopi 65,4 64,8 16 Putri Wahyuni 64,1 64,2 17 Ratih Prihati 70,5 65,9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
18 Retno Wulandari 70,0 73,2 19 Ria Ernawati 66,0 67,1 20 Suanik R 67,9 67,0 21 Susanti 70,0 67,0 22 Wulandari 71,5 75,0 JUMLAH 1483,4 1482,9 RATA- RATA 67,4 67,4
Berdasarkan data kondisi awal kemampuan dan ketrampilan lay up
shoot bola basket menunjukan bahwa, rata- rata kemampuan dan ketrampilan
lay up shoot bola basket dari hasil belajar siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
yaitu, 67,4. Sedangkan tes ketrampilan lay up shoot bola basket rata- rata
67,4. Perhitungan tes ketrampilan dan kemampuan lay up shoot bola basket
terlampir.
Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing-
masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka
disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar lay up shoot bola
basket pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, dengan penerapan gaya mengajar
inklusi pada pembelajaran penjaskesrek. Pelaksanaan tindakan akan
dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing- masing siklus terdiri atas 4
tahapan, yaitu: (1)Perencanaan, (2)Pelaksanaan, (3)Observasi dan
interprestasi, (4)Analisis dan Refleksi.
2. Deskripsi Siklus I
Berdasarkan data kondisi awal tes ketrampilan dan kemampuan lay
up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, maka prosentase nilai
perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa
tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara
penerapan gaya mengajar inklusi atau ketinggian ring dan bola yang berbeda-
beda pada pembelajaran penjaskesrek. Pembelajaran dengan penerapan gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengajar inklusi merupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan
ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senag muncul pada peserta didik. Pada
siklus I diberikan ketinggian ring yang berbeda- beda, yaitu: 2,15meter,
2,35meter, 2,55meter, dan 2,75meter. Pembelajaran lay up shoot dengan gaya
mengajar inklusi pada siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu
4x45menit.
a. Perencanaan Tindakan (Planning) I
Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru kelas yang
bersangkutan atau mitra kolaborator mendiskusikan rancangan tindakan
yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan
pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP
siklus I. Melalui RPP yang akan dilaksanakan secara alami. Dengan
indikator ketercapaian tingakat partisipasi siswa yang mampu melakukan
lay up shoot bola basket 60% dari jumlah siswa yang ada. Peneliti bersama
kolaborator melakukan penilaian ketrampilan dan kemampuan lay up
shoot bola basket pada siswaa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil tes
diperoleh hasil yang kurang optimal, karena dari keseluruhan siswa yang
mengikuti tes hasilnya belum optimal. Masih banyak siswa yang nilainya
kurang, di bawah KKM= 70 atau tidak tuntas. Melalui hasil penilaian
tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang pelaksanaan tindakan
sikllus I sebagai berikut: (1)peneliti dan kolaborator merancang model
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran penjaskesrek, untuk
meningkatkan ketrampilan dan kemampuan lay up shoot bola basket
siswa, (2)peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran atau RPP lay up shoot bola basket dengan gaya mengajar
inklusi yang terdiri dari ketinggian ring, bola dan jarak yang berbeda-
beda. Peneliti dan guru menyiapkan alat pembelajaran yang akan
digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran penjaskesrek,
(3)peneliti dan kolaborator menyusun media pembelajaran yakni berupa
tes dan non tes. Instrumen tes dinilaidari hasil peningkatan kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa dan motivasi belajar siwa
dengan model pembelajaran dengan gaya mengajar inklusi. Sedangkan
instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian atau rubrik
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4)peneliti dan kolaborator
menyusun standar penilaian pada penguasaan ketrampilan dan
kemampuan lay up shoot bola basket siswa, (5)peneliti dan kolaborataor
menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yaitu di halaman depan sekolah
SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action) I
Tindakan I dilakukan secara alami sebanyak dua kali pertemuan,
selama dua minggu yaitu, pada hari sabtu tanggal 30 April dan 7 Mei
2011, di halaman depan SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar. Masing- masing pertemuan dilaksanakan selama 2x45
menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran.
Materi pada pelakasanaan tindakan I, pertemuan pertama
Sabtu, 30 April 2011 adalah praktek lay up shoot yaitu: melakukan lay up
shoot dengan ketinggian ring yang berbeda- beda. Urutan pelaksanaan
tindakan tersebut adalah sebagai berikut: (1)peneliti dan kolaborator
menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengnan berdo’a
kemudian mempresensi, (2)peneliti dan kolaborator memberi motivasi
kepada siswa dan menyiapkan materi pembelajaran, (3)peneliti pemanasan
dengan permainan, (4)peneliti menyampaikan penjelasan mengenai materi
yang akan dipelajari, yaitu lay up shoot dengan ketinggian ring yang
berbeda- beda. Siswa diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang
dicontohkan peneliti, (5)siswa diminta melakukan gerakan sesuai contoh
yang dilakukan peneliti, (6)peneliti memberikan bimbingan dan evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kepada siswa tentang lay up shoot serta memberikan kesempatan bertanya
apabila ada kesulitan, (7)kemudian siswa diminta melakukan rangkaian
gerakan lay up shoot bergantian, (8)peneliti dan kolaborator memberikan
motivasi kepada siswa agar dapat melakukan gerakan tersebut dengan
sungguh- sungguh dan benar, (9)para siswa mengulang- ulang gerkan
tersebut sampai waktu yang ditentukan peneliti, (10)diakhir pertemuan
peneliti dan kolaborator melakukan eveluasi terhadap hasil pembelajaran
yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang
akan disampaikan minggu depan, (11)pelajaran di akhiri dengan berdo’a
dan siswa dibubarkan untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua, Sabtu, 7
Mei 2011 adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan
penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut: (1)peneliti
dan kolaborator menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
denngnan berdo’a kemudian mempresensi, (2)peneliti dan kolaborator
memberi motivasi kepada siswa dan menyiapkan materi pembelajaran,
(3)peneliti pemanasan dengan permainan, (4)siswa mengulangi materi
pembelajaran lay up shoot dengan ketinggian ring yang berbeda- beda,
(5)peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta mengecek
pelaksanaan praktek yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan
balik kepada siswa yang melakukan praktek lay up shoot, serta
menyiapkan materi selanjutnya, (6)peneliti dan kolaborator menyiapakan
siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I memanggil siswa satu
persatu untuk melakukan gerakan lay up shoot yang telah diajarkan,
(7)diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan serta memberikan
informasi mengenai pelaksanaan tes lay up shoot yang akan dilakukan
minggu depan.
Pada pertemuan berikutnnya Sabtu, 14 Mei 2011 peneliti
melakukan tes lay up shoot pada siklus I. Langkah- langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (1)peneliti dan kolaborator menyiapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu
persatu untuk melakukan tes kemampuan lay up shoot. Peneliti dan
kolaborator melakukan tes untuk siklus I, dengan mencatat hasil tes
kemampuan dan ketrampilan lay up shoot pada blangko yang telah
disediakan, (2)diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan
evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan I
Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama tindakan I
berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan
interpretasi tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I, yaitu: (1)sebelum
pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator menyusun Rencana
Pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai pedaman atau acuan dalam
proses pelaksanaan pembelajaran, (2)sebelum tindakan I dilaksanakan
peneliti dan kolaborator melakukan pretest sebagai bahan acuan dalam
membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I, (3)peneliti
melakukan proses pembelajaran lay up shoot, dalam hal ini peneliti
mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada metode pembelajaran
dengan gaya mengajar inklusi, yaitu adanya penjelasan materi, unjuk kerja
contoh, serta pelaksanaan intruksi secara langsung oleh siswa, (4)peneliti
mengamati proses pembelajaran lay up shoot bola basket dengan gaya
mengajar inklusi pada siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Pada pertemuan
pertama Sabtu, 30 April 2011 selama 2x45menit, peneliti mengajarkan
materi lay up shoot dengan ketinggian ring yang berdeda- beda. Pada
pertemuan kedua Sabtu, 7 Mei 2011, selama 2x45 menit, peneliti
memberikan materi yang sama, mengulangi pembelajaran pada pertemuan
I serta mengadakan tes akhir siklus I. Peneliti bersama guru melakukan
penelitian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi lay up
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
shoot bola basket dengan gaya inklusi, (5)pada pertemuan berikutnya
Sabtu, 14 Mei 2011 peneliti mengadakan tes kemampuan dan ketrampilan
lay up shoot bola basket. Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya peneingkatan kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa
setelah siklus I.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I
Selam pelaksanaan siklus I maka peneliti dan guru melakukan
pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data peningkatan hasil
belajar kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola basket dengan gaya
mengajar inklusi pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi Data Peningkatan Kemampuan dan Ketrampilan Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1
No Nama Siklus I
Peningkatan dari Awal
Ke Siklus I Kemampuan Ketrampilan Kemampuan Ketrampilan
Lay up shoot lay up shoot lay up shoot lay up shoot
1 Anita 69,1 69,0 4,1 4,0 2 Atika Kartini 70,2 71,0 2,5 1,1 3 Bella Ratnasari 74,3 72,3 4,3 4,3 4 Dean Listiyowati 70,3 69,4 4,2 4,7 5 Devi Yunitasari 66,7 65,2 3,0 5,3 6 Dewi Mandasari 72,0 72,7 3,5 2,7 7 Dyah Dwi Astuti 73,6 73,5 3,1 0,5 8 Endang Sriningsih 67,4 66,0 3,7 1,1 9 Fitri Andriyani 71,4 73,3 3,3 3,3 10 Fitri Wulandari 72,0 70,9 1,8 3,0 11 Iin Ismaini 65,7 65,0 2,5 3,0 12 Linda Puspita D 71,9 72,6 1,4 3,5 13 Luciana 70,8 70,4 4,7 1,1 14 Mutiara Lana L S 68,6 69,6 3,8 4,5 15 Nopi 71,3 71,3 6,0 6,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
16 Putri Wahyuni 66,6 68,1 2,5 4,0 17 Ratih Prihati 73,1 71,3 2,7 5,3 18 Retno Wulandari 73,2 73,8 3,2 0,5 19 Ria Ernawati 73,4 73,5 7,3 6,5 20 Suanik R 70,5 69,8 2,6 2,8 21 Susanti 72,9 72,5 2,9 5,5 22 Wulandari 75,0 75,0 3,5 0,0 JUMLAH 1559,9 1556,3 76,5 73,4 RATA- RATA 70,9 70,7 3,5 3,3
Berdasarkan data peningkatan kemampuan dan ketrampilan hasil
belajar lay up shoot menunjukkan kemampuan lay up shoot siswa kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 dari kondisi awal ke siklus 1 rata- rata meningkat sebesar3,5.
Sedangkan peningkatan ketrampilan rata- rata 3,3. Hal ini menunjukkan
bahwa, setelah diberi pembealajaran pada siklus 1 kemampuan dan
ketrampilan lay up shoot bola basket mengalami peningkatan.Perhitungan
peningkatan kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola basket hasil
belajar dari kondisi awal ke siklus 1 terlampir.
Dalam pelaksanaan tindakan 1 terdapat kelebihan yang dapat
digunakana sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan 1
diantaranya: (1)siswa merasa tertarik dengan metode mengajar yang baru
disampaikan oleh peneliti yakni dengan memulai penjelasan guru dan
peneliti, penyampaian materi dengan pemanasan permainan model inovatif
dan gaya mengajar inklusi untuk meningkatakan hasil belajar lay up shoot
bola basket sehingga siswa mudah melakukan lay up shoot yang selama ini
dianggap membosankan dan melelahkan, disamping itu metode mengajar
ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pada mata pelajaran Penjaskesrek, (2)siswa mudah dalam
menyerap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan gaya
mengajar inklusi karena sangat membantu siswa dalam melakukan lay up
shoot bola basket, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan
baik, dan siswa dapat cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
gerakkan yang diintruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih
tertata, sehingga materi yang diterapkan terarah.
Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan 1 ini masih terdapat
kelemahan sehingga kekurangan dalam pelaksanaan tindakan 1, adapun
kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan 1 tersebut adalah:
(1)mayoritas siswa belum dapat mempraktekan lay up shoot yang
didemonstrasikan oleh peneliti secara benar, (2)saat pembelajaran
berlangsung saat pelaksanaan langkah lay up shoot kebanyakan siswa
tidak berlari tetapi berjalan, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan
gerakan yang diharapkan oleh peneliti, (3)masih banyak siswa yang tidak
serius dalam pelaksanaan pembelajaran, hal ini terbukti saat pembelajaran
lay up shoot siswa tidak konsentrasi sehingga bola tidak masuk ke dalam
ring, (4)kurang mampu mencermati contoh pelaksanaan lay up shoot
sehingga siswa belum dapat menunjukkan kualitas gerak dasar yang
optimal.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan 1
Berdasarkan observasi pada tindakan 1 tersebut, peneliti dan
kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1)jumlah dan
frekuensi pertemuan pada Siklus 1 telah menunjukkan hasil yang sesuai,
(2)pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1, (3)tes
awal untuk mengetahui kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola
basket pada awal sebelum diberiakan tindakan cukup menggambarkan
kondisi kelas sebelum mendapatkan tindakan, (4)metode mengajar yang
diterapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas,
sehingga proses belajar mengajar serta transfer ilmu dapat berlangsung
secara maksimal, (5)hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus 1 belum
menunjukkan hasil yang optimal, masih banyak siswa yang hasil
belajarnya masih dibawah KKM dan belum sesuai dengan target yang
diterapkan yaitu ketuntasan nilai siswa sebesar 60%, sehingga dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dilanjutkan ke siklus II, (6)kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan
tindakan pada siklus 1, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7)dalam
mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama
pelaksanaan tindakan 1, maka disusun langkah antisipasi, yaitu: (a)siswa
diminta mengingat gerakan lay up shoot bola basket sesuai yang telah
diajarkan, (b)peneliti dan kolaborator memberikan reword bagi siswa yang
dapat melakukan gerakan lay up shoot bola basket secara benar, (c)peneliti
tidak hanya didepan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa.
Peneliti harus memonitor siswa yang ada dibagian belakang, agar mereka
juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, (d)peneliti meminta
bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya
proses pembelajaran.
Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan
menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan
siswa dengan baik.
3. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisi dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan siklus I rata- rata
siswa menunjukkan yang kurang maksimal dan sesuai dengan criteria yang
telah ditentukan. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I,
karena merupakan perbaikan dari siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan
pada siklus II diantaranya:
a. Rencana Tindakan II
Peneliti dan kolaborator mendiskusikan perencanaan tindakan II,
mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam
RPP siklus II.
Melalui hasil belajar ketrampilan dan kemampuan lay up shoot
tersebut maka peneliti dan kolaborator merancang rencana pelaksanaan
tindakan siklus II sebagai berikut: (1)peneliti bersama kolaborator
merancang scenario model pembelajaran, untuk meningkatkan motivasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
serta kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa. Dengan
sintaks pembelajaran sebagai berikut: (a)peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran
mempersiapkan siswa untuk belajar, (b)peneliti mendemontrasikan
ketrampilan lay up shoot dengan benar, atau menyajikan informasi tahap
demi tahap, (c)peneliti dan kolaborator merencanakan dan member
bimbingan pelatihan awal, (d)mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik dan memberikan umpan balik, (e)peneliti
mempersiapkan kesempatan melakukan latihan lanjutan dengan perhatian
khusus pada situasi yang kompleks, (2)peneliti dan kolaborator menyusun
RPP Siklus II pembelajaran lay up shoot dengan gaya mengajar inklusi.
Peneliti dan kolaborator menyediakan media dan sarana yang akan
digunakan, (3)peneliti dan kolaborator menyusun media pembelajaran
yaitu berupa tes dan non tes. Intrumen tes dinilai hasil peningkatan
ketrampilan lay up shoot dengan gaya mengajar inklusi. Sedangkan
instrument non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung dan melalui formulir peneilaian atau rubric
penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4)peneliti dan kolaborator
menyusun standar penilaian pada ketrampilan lay up shoot bola basket.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan secara alami selama dua kali
pertemuan, selama dua minggu yakni pada setiap Sabtu tanggal 21 Mei
2011di halaman depan SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar. Masing- masing pertemuan dilaksanakan 2x45 menit. Sesuai
dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh dan
kolaborator, serta sekaligus melakukan observasi terhadap proses
pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam tindakan II adalah
penguatan materi sebelumnya yang telah di berikan pada tindakan I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama Selasa,
21 Mei 2011 yaitu, melakukan gerakan lay up shoot dengan ketinggian
ring yang sama. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut: (1)peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa, serta memulai
pembelajaran dengan berdo’a dan mempresensi siswa, (2)peneliti dan
kolaborator memberikan motivasi dan menyampaikan materi pelajaran,
(3)peneliti dan kolaborator memberikan pemanasan dengan permainan
yaitu, “Hijau Hitam” , (4)peneliti dan kolaborator menyampaikan materi
lay up shoot dengan ketinggian ring dan permulaan yang sama. Siswa
diminta memperhatikan pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh peneliti
dan kolaborator, (5)siswa diminta melakukan gerakan lay up shoot bola
basket secara bergantian, sesuai contoh yang dilakukan oleh peneliti dan
kolaborator, (6)peneliti dan kolaborator memberikan bimbingan dan
evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang telah dilakukan serta
memberikan kesempatan bertanya apabila terjadi kesulitan, (7)peneliti dan
kolaborator memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat melakukan
gerakan- gerakan tersebut dengan sungguh- sungguh dan benar, (8)para
siswa mengulang ulang gerakan tersebut sampai waktu yang ditentukan
peneliti, (9)diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi
terhadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan
informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu berikutnya,
(10)pelajaran di akhiri dengan berdo’a dan siswa dibubarakan untuk
selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua Sabtu 28
Mei 2011 adalah melakukan lay up shoot dengan ketinggian ring dan jarak
permulaan yang sama. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai
berikut; (1)peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa dan berdo’a serta
memulai proses pembelajaran dengan mempresensi, (2)peneliti dan
kolaborator memberikan motivasi dan menyampaikan materi pelajaran,
(3)peneliti dan kolaborator memberikan gerakan pemanasan inovatif,
(4)siswa mengulangi pembelajaran lay up shoot dengan ketinggian ring
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dan jarak yang sama, (5)peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi serta
mengecek pelaksanaan praktek yang dilakukan oleh siswa, serta
memberikan umpan balik kepada siswa yang melakukan praktek lay up
shoot, (6)diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap
hasil pembelajaran yang telah dilakuakan serta memberikan informasi
mengenai pelaksanaan tes kemapuan lay up shoot bola basket.
Pada pertemuan berikutnya Sabtu 4 Juni 2011 peneliti melakukan
tes kemampuan lay up shoot bola basket pada siklus II. LAngkah- langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1)peneliti dan kolaborator
menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir siklus II dengan memanggil
satu persatu untuk melakukan tes kemampuan lay up shoot bola basket.
Peneliti dan guru mencatat hasil kemampuan lay up shoot bola basket pada
blangko yang telah disediakan, (2)diakhir pertemuan peneliti dan
kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil yang dilakukan.
c. Obervasi Dan Interpretasi Tindakan II
Observasi dan interpretasi tindakan II dilakukan selama tindakan
II berlangsung. Peneliti dan kolaborator malakukan observasi dan
interpretasi tindakan II, adapun pelaksanakan tindakan I, yaitu: (1)peneliti
mengamati proses pembelajaran lay up shoot bola basket dengan gaya
mengajar inklusi pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, (2)sebelum
pembelajran dilangsungkan peneliti dan kolaborator bersangkutan
menyusun RPP siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran, (3)peneliti melakukan proses pembelajaran lay
up shoot dengan gaya mengajar inklusi, dalam hal ini peneliti mengacu
pada alur pembelajaran yaitu adanya penjelasan materi, demontrasi dan
unjuk kerja serta pelaksanaan oleh siswa, (4)peneliti dan kolaborator
memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran
dengan baik. Sebelum peneliti dan kolaborator memberikan contoh
gerakan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
diperintah peneliti. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar
mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu, siswa yang senang,
bersemangat dan tidak merasakan bosan dan lelah. Dari hasil wawancara
dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang
kurang menyukai materi, (5)peneliti, kolaborator, dan siswa selalu
memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Peneliti dan
kolaborator juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus
Sekali”, “Ayo Semangat”, “Ya Bagus”, dan lain- lain. Suasana tampak
hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi, (6)peneliti dan
kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi dan tes
kemapuan lay up shoot bola basket dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh gaya mengajar inklusi terhadap hasil belajar lay
up shoot bola basket.
d. Deskripsi Data Hasil Setelah Tindakan II
Setelah pelaksanaan tindakan II peneliti dan kolaborator
melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data
peningkatan hasil belajar kemampuan dan ketrampilan lay up shoot bola
basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 6. Diskripsi Data Peningkatan Kemampuan dan Kertamplan Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.
No Nama
Siklus II Peningkatan dari
Siklus I Ke Siklus II Kemampuan Ketrampilan Kemampuan Ketrampilan
Lay up shoot lay up shoot lay up shoot lay up shoot
1 Anita 73,7 71,8 4,6 2,8 2 Atika Kartini 75,5 76,1 5,3 5,0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3 Bella Ratnasari 77,4 74,9 3,2 2,6 4 Dean Listiyowati 73,9 73,3 3,6 4,0 5 Devi Yunitasari 69,0 68,5 2,3 3,3 6 Dewi Mandasari 76,0 75,8 4,0 3,1 7 Dyah Dwi Astuti 78,3 78,3 4,7 4,8 8 Endang Sriningsih 74,4 73,1 7,0 7,1 9 Fitri Andriyani 75,7 74,5 4,3 1,1 10 Fitri Wulandari 74,7 74,4 2,7 3,4 11 Iin Ismaini 69,6 69,8 3,9 4,8 12 Linda Puspita D 75,3 73,8 3,4 1,1 13 Luciana 73,5 73,1 2,6 2,7 14 Mutiara Lana L S 72,1 71,7 3,6 2,1 15 Nopi 76,3 74,4 4,9 3,1 16 Putri Wahyuni 73,0 73,5 6,4 5,4 17 Ratih Prihati 80,3 78,3 7,2 7,1 18 Retno Wulandari 76,1 74,7 2,9 0,9 19 Ria Ernawati 75,2 74,2 1,8 0,6 20 Suanik R 72,6 73,3 2,1 3,5 21 Susanti 77,1 76,8 4,3 4,3 22 Wulandari 80,0 80,0 5,0 5,0 JUMLAH 1649,7 1634,3 89,9 78,0 RATA- RATA 75,0 74,3 4,1 3,5
Berdasarkan data peningkatan hasil belajar kemampuan dan tes
ketrampilan lay up shoot bola basket dari siklus I ke siklus II menunjukkan
kemampuan hasil belajar lay up shoot siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 rata- rata
meningkat sebesar 4,1. Sedangkan peningkatan tes ketrampilan lay up
shoot boola basket rata- rata 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa, setelah
diberi pembelajaran pada siklus II kemampuan dan ketrampilan
mengalami peningkatan. Penghitungan peningkatan kemampuan hasil
belajar dan tes ketrampilan lay up shoot dari siklus I ke siklus II terlampir.
Selain itu jika dilihat dari kondisi awal ke siklus II kemampuan
hasil belajar dan tes ketrampilan lay up shoot bola basket mengalami
peningkatan. Peningkatan kemampuan hasil belajar dan tes ketrampilan
dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 7. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan dan Tes Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus II
No Nama Awal
Peningkatan dari Awal
Ke Siklus II Kemampuan Ketrampilan Kemampuan Ketrampilan
lay up shoot lay up shoot lay up shoot lay up shoot
1 Anita 65,0 65,0 8,7 6,8 2 Atika Kartini 67,7 70,0 7,8 6,1 3 Bella Ratnasari 70,0 68,0 7,5 6,9 4 Dean Listiyowati 66,1 64,7 7,8 8,6 5 Devi Yunitasari 63,7 59,9 5,3 8,6 6 Dewi Mandasari 68,5 70,0 7,5 5,8 7 Dyah Dwi Astuti 70,5 73,0 7,8 5,3 8 Endang Sriningsih 63,7 64,9 10,7 8,2 9 Fitri Andriyani 68,1 70,0 7,6 4,5 10 Fitri Wulandari 70,2 67,9 4,5 6,4 11 Iin Ismaini 63,2 62,0 6,4 7,8 12 Linda Puspita D 70,5 69,1 4,8 4,7 13 Luciana 66,1 69,3 7,3 3,9 14 Mutiara Lana L S 64,7 65,0 7,4 6,6 15 Nopi 65,4 64,8 10,9 9,6 16 Putri Wahyuni 64,1 64,2 8,9 9,4 17 Ratih Prihati 70,5 65,9 9,9 12,4 18 Retno Wulandari 70,0 73,2 6,1 1,5 19 Ria Ernawati 66,0 67,1 9,1 7,1 20 Suanik R 67,9 67,0 4,7 6,4 21 Susanti 70,0 67,0 7,1 9,8 22 Wulandari 71,5 75,0 8,5 5,0 JUMLAH 1483,4 1482,9 166,3 151,4 RATA- RATA 67,4 67,4 7,6 6,9
Berdasarkan data peningkatan kemampuan hasil belajar dan tes
ketrampilan lay up shoot bola basket dari kondisi awal ke siklus II
mennunjukan kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/ 2011 rata- rata meningkat sebesar 7,6. Sedangkan peningkatan
ketrampilan lay up shoot bola basket rata- rata 6,9. Hal ini menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus II kemampuan hasil belajar
dan ketrampilan lay up shoot bola basket mengalami peningkatan.
Perhitunngan penigkatan kemampuan hasil belajar dan ketrampilan lay up
shoot bola basket dari kondisi awal ke siklus II terlampir.
e. Analisis dan Refleksi Tindakan II
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan II tersebut, peneliti
melakukan analisi dan refleksi sebagai berikut: (1)jumlah dan frekuensi
pertemuan yang dilaksanakan secara alami telah menunjukkan hasil yang
sesuai dua kali pertemuan dengan satu kali pertemuan untuk pengambilan
data akhir siklus II, sebab materi yang diberikan hanya penguatan pada
sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan,
(2)pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang
dibuat pada RPP Siklus II, (3)metode mengajar yang diterapkan oleh
peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar
mengajar dan transder materi dapat berlangsung maksimal, serta
penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan
baik, (4) melihat hasil yang diperoleh pada tindakan II maka Penelitian
Tindakan Kelas telah memenuhi target dari rencana target yang telah
ditentukan. Dan dirasa sudah optimal sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Kaaranganyar 2010/2011
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Lay Up Shoot
Bola Basket dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan peningkatan kemampuan hasil belajar lay up shoot
bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata- rata Kondisi Awal Kemampuan Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket
Rata- rata Peningkatan Siklus I
Peningkatan Kemampuan Hasil Belajar Lay Up Shoot Bola Basket
67,4 70,9 3,5
Lebih lanjut berikut ini disajikan dalam bentuk grafik perbandingan
peningkatan kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket siswa kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi awal Siklus I Peningkatan
Gambar 3.Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Kondisi Awal Ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuaan hasil
belajar lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pealajaran 2010/2011 mengalami
penigkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa kemampuan hasil
belajar lay up shoot bola basket mengalami penigkatan dari kondisi awal ke
siklus I sebesar 3,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62 2. Perbandingan Peningkatan Tes Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
dari Kondisi Awal ke Siklus I
Perbandingan penigkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa
kelas X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 9. Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 dari Kondisi Awal ke Siklus I.
Rata- rata Kondisi Awal Tes Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
Rata- rata Peningkatan Siklus I
Peningkatan Tes Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
67,4 70,7 3,3
Lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk grafik
perbandingan peningkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 dari kondisi awal ke siklus I sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi aw al Siklus I Peningkatan
Gambar 4. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Kondisi Awal Ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan hasil
belajar lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penigkatan
cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa keterampilan lay up shoot bola
basket mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus I sebesar 3,3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63 3. Perbandingan Penigkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Siklus I ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar kemampuan lay up shoot
bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari siklus I ke siklus II disajikan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 Dari Siklus I Ke Siklus II.
Rata- rata Siklus I Kemampuan Lay Up Shoot
Rata- rata Peningkatan Siklus II
Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket
70,9 75,0 4,1
Lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk grafik
perbandingan peningkatan hasil belajar kemampuan lay up shoot bola basket
siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II Peningkatan
Gambar 5. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan hasil
belajar lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penigkatan
cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa keterampilan lay up shoot bola
basket mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 4,1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64 4. Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari
Siklus I Ke Siklus II
Perbandingan penigkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa
kelas X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari siklus I ke siklus IIdisajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Tabel 11. Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari Siklus I Ke Siklus II.
Rata- rata Siklus I Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
Rata- rata Peningkatan Siklus II
Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
70,7 74,3 3,5
Lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk grafik
perbandingan peningkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 dari siklus I ke siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Siklus I Siklus II Peningkatan
Gambar 6. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Siklus I Ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketrampilan lay up
shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penigkatan cukup baik.
Hal ini dapat dilihat bahwa keterampilan lay up shoot bola basket mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 3,5.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65 5. Perbandingan Penigkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Kondisi Awal ke Siklus II
Perbandingan peningkatan hasil belajar kemampuan lay up shoot
bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke siklus II
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 12.Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 Dari Kondisi Awal Ke Siklus II.
Rata- rata Kondisi Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket
Rata- rata Peningkatan Siklus II
Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket
67,4 75,0 7,6 Lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk grafik
perbandingan peningkatan hasil belajar kemampuan lay up shoot bola basket
siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi awal Siklus II Peningkatan
Gambar 7. Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket dari Kondisi Awal ke Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kemampuan hasil
belajar lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama
Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penigkatan
cukup baik. Hal ini dapat dilihat bahwa keterampilan lay up shoot bola
basket mengalami peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 7,6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66 6. Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari
Kondisi Awal Ke Siklus II
Perbandingan penigkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa
kelas X PK SMK plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus II disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 13. Perbandingan Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Siswa X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal Ke Siklus II.
Rata- rata Kondisi Awal Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
Rata- rata Peningkatan Siklus II
Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket
67,4 74,3 6,9
Lebih jelasnya berikut ini disajikan dalam bentuk grafik
perbandingan peningkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X
PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 dari Kondisi Awal ke siklus II sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Kondisi awal Siklus II Peningkatan
Gambar 8. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Dari
Kondisi Awal Ke Siklus II Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, ketrampilan lay up
shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 mengalami penigkatan cukup baik.
Hal ini dapat dilihat bahwa keterampilan lay up shoot bola basket mengalami
peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar 6,9.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67 7. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket Kondisi Awal ke Siklus I
Peningkatan komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola
basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 pada kondisi awal ke siklus I
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Kognitif Afektif psikomotor total skor
Gambar 9. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Kondisi Awal ke Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, peningkatan
komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola basket dari kondisi
awal ke siklus I komponen kognitif meningkat sebesar 4,1, afektif meningkat
sebesar 3,3, psikomotor meningkat sebesar 3,3 dan total skor meningkat
sebesar 3,5.
8. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket Siklus I Ke Siklus II.
Peningkatan komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola
basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 pada siklus 1 ke siklus II disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
Kognitif Afektif psikomotor total skor
Gambar 10. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay
Up Shoot Bola Basket Siklus I Ke Siklus II Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, peningkatan
komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola basket dari siklus I ke
siklus II komponen kognitif meningkat sebesar 4,2, afektif meningkat
sebesar 4,8, psikomotor meningkat sebesar 3,6 dan total skor meningkat
sebesar 4,1.
9. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up Shoot Bola
Basket Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Peningkatan komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola
basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011 pada kondisi awal, siklus 1, dan
siklus II disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
62
64
66
68
70
72
74
76
78
Kognitif Afektif psikomotor total skor
Gambar 11. Peningkatan Komponen Hasil Belajar Kemampuan Lay Up
Shoot Bola Basket Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, peningkatan
komponen hasil belajar kemampuan lay up shoot bola basket dari kondisi
awal ke siklus II komponen kognitif meningkat sebesar 8,3,afektif meningkat
sebesar 8,1, psikomotor meningkat sebesar 6,9 dan total skor meningkat
sebesar 7,6.
10. Prosentase Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket pada
Kondisi Awal
Prosentase ketrampilan lay up shoot bola basket kondisi awal pada
siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 14. Kondisi Awal Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Rentang
Keterangan Kriteria Jumlah
Prosentase Nilai Anak > 85 Baik Sekali Tuntas 0 0%
80 – 84 Baik Tuntas 0 0% 75 – 79 Cukup Baik Tuntas 0 0% 70 – 74 Cukup Tuntas 6 27,27%
< 69 Kurang Tidak Tuntas 16 72,73% Jumlah 22 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kondisi awal
ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dengan
kategori tuntas sebanyak 6 orang (27,27%) dan kategori tidak tuntas sebanyak
16 orang (72,73%).
11. Prosentase Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket pada
Siklus I
Prosentase ketrampilan lay up shoot bola basket siklus I pada siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 15. Siklus I Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Rentang
Keterangan Kriteria Jumlah
Prosentase Nilai Anak > 85 Baik Sekali Tuntas 0 0%
80 – 84 Baik Tuntas 0 0% 75 – 79 Cukup Baik Tuntas 1 4,55% 70 – 74 Cukup Tuntas 13 59,09%
< 69 Kurang Tidak Tuntas 8 36,36% Jumlah 22 100%
Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus I
ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 dengan
kategori tuntas sebesar 63,64% melebihi target yang direncanakan yaitu, 60%
dan yang tidak tuntas sebesar 36,36%.
12. Prosentase Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket pada
Siklus II
Prosentase ketrampilan lay up shoot bola basket siklus II pada siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 16. Siklus II Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket Kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.
Rentang Keterangan Kriteria
Jumlah Prosentase
Nilai Anak > 85 Baik Sekali Tuntas 0 0%
80 - 84 Baik Tuntas 1 4,55% 75 - 79 Cukup Baik Tuntas 5 22,73% 70 - 74 Cukup Tuntas 14 63,63% < 69 Kurang Tidak Tuntas 2 9,09%
Jumlah 22 100% Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus II
ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dengan
kategori tuntas sebesar 90,91% melebihi target yang direncanakan yaitu,
sebesar 70% dan yang tidak tuntas sebesar 9,09%.
13. Prosentase Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Prosentase peningkatan ketrampilan lay up shoot bola basket siswa
kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun
pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Baik Sekali Baik Cukup Baik Cukup Kurang
Gambar 12. Peningkatan Ketrampilan Lay Up Shoot Bola Basket dari
Kondisi Awa, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal
ketrampilan lay up shoot bola basket siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Karanganyar tahun pelajaran 2010/ 2011 yang memiliki
kategori cukup 6 siswa (27,27%) dan kategori tidak tuntas sebanyak 16 siswa
(72,73%).Pada siklus I yang memilik kategori cukup baik sebanyak 1 siswa
(4,55%), kategori cukup sebanyak 13 siswa (59,09%) dan kategori kurang
atau tidak tuntas sebanyak 8 siswa(36,36%). Pada siklus II yang memiliki
kategori baik sebanyak 1 orang (4,55%), cukup baik sebanyak 5 siswa
(22,73%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 14 siswa(63,64%) dan kategori
kurang atau tidak tuntas sebanyak 2 siswa (9,09%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti
Oetama Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu:
(1)perencanaan, (2)pelaksanaan tindakan, (3)observasi dan interprensi, dan
(4)analisis dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa gaya mengajar
inklusi dapat meningkatkan hasil belajar lay up shoot dalam permainan bola
basket pada siswa kelas X PK SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis yang diperoleh
terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari
peningkatan ketrampilan dan kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket.
Tes ketrampilan lay up shoot pada kondisi awal (27,27%), siklus I (63,63%), dan
siklus II (90,90%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar
(63,63%). Nilai kemampuan hasil belajar lay up shoot bola basket pada kondisi
awal (36,36%), siklus I (72,72%) dan siklus II (90,90%). Sehingga peningkatan
dari kondisi awal hingga siklus II sebesar (54,54%).
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor- faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta metode pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi,
mengelola kelas, metode mengajar yang digunakan dalam proses pembelajaran,
serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
kesiapan guru dalam mengunakanmetode mengajar yang menarik dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73 membantu siswa dalam mengikuti pemelajaran, sehingga akan diperoleh hasil
yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan gaya
mengajar inklusi dapat meningkatkan motivasi siswa baik dari segi proses
maupun hasil , sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu
pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan metode mengajar yang sesuai
atau gaya mengajar inklusi dalam pembelajaran lay up shoot. Bagi guru bidang
studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu alternatif dalam melaksanaan proses pembelajaran. Penjas
khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan ketrampilan lay
up shoot bola basket yang efektif dan menarik yang menbuat siswa lebih aktif seta
menhapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya
membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya kepada guru penjasorkes SMK Plus Bhakti Oetama Gondangrejo
Kabupaten Karangnayar sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkatkan
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran dan kritik agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam menentukan metode mengajar yang
sesuai dengan materi, sehingga siswa tidak bosan dan malas mengikuti
pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar penjas.