119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNA TIPE NUMBERED TUGAS UNTUK PADA SISWA FAKULT AAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPE D HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN P K MENINGKATKAN HASIL BELAJAR A A KELAS X.2 SMK NEGERI 1 KARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : PUTRI KUSUMANINGRUM K7408043 TAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012 ERATIF PEMBERIAN AKUNTANSI GANYAR KAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

  • Upload
    lekiet

  • View
    237

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN

TUGAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

PADA SISWA KELAS X

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN

TUGAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

PADA SISWA KELAS X .2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh :

PUTRI KUSUMANINGRUM

K7408043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN

TUGAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN

TUGAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI

PADA SISWA KELAS X.2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

PUTRI KUSUMANINGRUM

K7408043

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Akuntansi

Program Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK Putri Kusumaningrum. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS X.2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Mei 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar yang berjumlah 40 siswa. Objek penelitian ini adalah segala kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan berkolaborasi antara guru, peneliti, dan siswa kelas X.2. Data yang digunakan peneliti adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa sedangkan sumber data yang digunakan adalah informan, tempat atau lokasi, dan peristiwa. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Peneliti menggunakan analisis data yang meliputi teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan tindakan, dan tahap analisis data dan pelaporan. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, setiap pertemuan terdiri dari 3x45 menit (135 menit).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan terlihat dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada proses pembelajaran pra siklus guru menggunakan metode ceramah monoton dan terkadang sudah menggunakan metode kooperatif, namun metode ini juga belum mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar terlihat pada siklus I setelah digunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas. Pada pelaksanaan siklus II terlihat peningkatan hasil belajar siswa apabila dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada siklus I. Peningkatan hasil belajar siswa dapat teridentifikasi dari indikator peningkatan hasil belajar siswa yang dikhususkan pada peningkatan hasil belajar koginitif

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

siswa. Hasil belajar kognitif yang diukur peneliti diperoleh dari nilai tugas dan nilai ulangan harian akhir siswa. Pada siklus I rata-rata nilai tugas 1 adalah 89,45 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai tugas 1 adalah 96,38 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 6,93 (7,75%) pada nilai rata-rata tugas 1. Pada siklus I rata-rata nilai tugas 2 adalah 92,95 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai tugas 2 adalah 96,77 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 3,82 (4,11%) pada nilai rata-rata tugas 2. Pada siklus I rata-rata nilai ulangan harian akhir adalah 77,21 sedangkan pada siklus II rata-rata nilai ulangan harian akhir adalah 91,57 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 14,36 (18,59%) pada nilai rata-rata nilai ulangan harian akhir. Pada siklus I hasil belajar siswa adalah 81,87 sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa adalah 93,23 sehingga terdapat peningkatan nilai sebesar 11,36 (13,88%) pada hasil belajar siswa.

Kata kunci : model pembelajaran kooperatif, Numbered Head Together (NHT), pemberian tugas, hasil belajar akuntansi

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Putri Kusumaningrum. The Use of the Cooperative Learning Model of Numbered Head Together (NHT) Type through Giving Assignment to Increase the Learning Result in Accounting of the Students of Class X.2 of SMK Negeri 1 Karanganyar in the Academic Year of 2011/2012. Skripsi, The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University, Surakarta. 2012. The objective of this research is to increase the learning result in accounting of the students of Class X.2 of SMK Negeri 1 Karanganyar through the use of the cooperative learning model of Numbered Head Together (NHT) type through giving assignment. This research used the class action research method. The population of this research was the students of Class X.2 of SMK Negeri 1 Karanganyar as many as 40 students. The object of this research was all of the activities which took place in the classroom during the teaching and learning process. This research was conducted through the collaboration among the teacher, the researcher, and the students of Class X.2. The data of this research consisted of the syllabus, the lesson plan, and the result of the students’ work while the data source consisted of the information, the place or location, and the event. The data were gathered through interview, observation, test, and documentation. The data of this research was validated by using the data source triangulation and methods triangulation. The data were analyzed through comparative descriptive techniques and critical analysis techniques. The procedure of this research consisted of the preparation, the implementation, the analysis, and the reporting stages. This research was conducted in two cycles. Each cycle consisted of four stages, namely: planning, implementation, observation, and reflection. Each cycle was conducted in three meetings. Each meeting was conducted in 3x45 minutes (135 minutes).

Based on the results of this research, it is concluded that the use of the cooperative learning model of Numbered Head Together (NHT) type through giving assignment can increase the learning result in Accounting of the students of Class X.2 of SMK Negeri 1 Karanganyar in the academic year of 2011/2012. Increase in value seen from precycle stage to first stage and from the first stage to second stageI. The monotonous lecture method was used in the precycle stage and sometimes the cooperative learning method was also used but the method cannot make study result of the students increased. Improved learning results seen in first stage once used the method of learning cooperative type Numbered Head Together (NHT) through giving assignment. On the implementation second stage looks to improved student learning result when compared with the results of student learning first stage. Improved student learning result can be identified from the indicators of improved student learning result are devoted on improving the learning result of students cognitive. Study result of the cognitive researchers measured obtained from value assignment and value deuteronomy daily end students. On first stage average value first assigment are 89,45 while in second stage average value first assigment are 96,38 so there increase in value of 6.93 (7,75 %) on average value first assigment. On first stage average value second assigment is 92,95 while in second stage average value second assigment is 96,77

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

so there increase in value of 3,82 (4,11 %) on average value second assigment. First stage on average value of deuteronomy is 77,21 while the daily late in second stage average daily the end is 91,57 so there increase in value of 14.36 ( 18,59 % ) on average value daily end. In first stage, the student learning result is 81,87 while in second stage student learning result is 93,23 so that there is an increase in the value of 11,36 (13,88%) on student learning result.

Keywords: cooperative learning model, Numbered Head Together (NHT), giving

assignment, and learning result in Accounting

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

MOTTO

“Apabila kamu gagal berencana, maka kamu sudah merencanakan kegagalan”

(Agnes Monica)

“Berdoa, berikhtiar, dan selalu yakin bahwa Allah SWT akan selalu memberikan

yang terbaik untuk hamba-Nya”

(penulis)

“Dalam hidup juga perlu kaca spion, namun jangan terlalu lama terjebak dalam

kaca spion”

(penulis)

“Musuh terbesar dalam diri seseorang adalah keengganan untuk melakukan

sesuatu”

(penulis)

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur pada Allah SWT, skripsi ini penulis persembahkan kepada :

♥ Babe, Ibu, Yoga, dan keluarga tercinta

Dukungan, doa, dan senyum kalian memberiku semangat yang hebat dalam

hidupku.

♥ Roofiudien Arroozy

Terima kasih telah membuang sepiku dengan waktu, kasih sayang, doa, dan

harapan.

♥ Lenovo Z460 & 3785 TZ

Terima kasih atas seluruh tenaga yang tercurah. Pengalaman terbaik adalah ada

bersama kalian.

♥ Amy, Norma, Martha, dan Marina

Terima kasih telah menjadi pelangi dalam hari-hari ku. Senyum dan doa kalian

menjadi motivasiku.

♥ Rukmanawati. D

Terima kasih telah menemani, mendengarkan, dan menumbuhkan keberanianku.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan

tepat waktu untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melibatkan beberapa pihak untuk

membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs.Syaiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan

skripsi ini.

3. Drs.Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini..

4. Prof. Dr. Siswandari,M. Stats., selaku pembimbing I dan pembimbing

akademik yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, dan ilmu

dengan penuh kasih sayang.

5. Sri Sumaryati,S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, dorongan untuk maju, dan motivasi dengan penuh kesabaran.

6. Tenang Pranata, S.Pd.,M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1

Karanganyar yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

7. Endang Mardiyati,S.Pd., selaku guru Mata Pelajaran Akuntansi SMK Negeri

1 Karanganyar yang telah memberikan bimbingan, waktu, dan arahan untuk

dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Guru dan karyawan SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah memberikan

bantuan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

9. Siswa-siswa SMK Negeri 1 Karanganyar khususnya siswi kelas X.2 atas

bantuan dan kerja samanya dalam membantu peneliti menyelesaikan skripsi

ini.

10. Bapak, Ibu, dan adik terkasih yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang

memberikan penulis doa, semangat, dan motivasi baik moral dan spiritual

untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

11. Teman-teman PAK A 2008 yang telah mewarnai kehidupan peneliti selama

berada di Universitas Negeri Surakarta.

12. Anggota Gugus Depan 04.550 dan 04.555 yang telah mengajarkan penulis

arti kehidupan.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan

dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam skripsi ini tapi

penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk

memperkaya pengetahuan dan dapat meningkatkan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i

HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………..... ii

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………….... iii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………….... iv

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………..... v

HALAMAN REVISI ………………………………………………... vi

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………. vii

HALAMAN MOTTO ………………………………………………. xi

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………….. xii

KATA PENGANTAR ……………………………………………..... xiii

DAFTAR ISI ………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….. xviii

DAFTAR TABEL …………………………………………………... xix

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………. 6

C. Tujuan Penelitian …………………………………….. 7

D. Manfaat Hasil Penelitian ……………………………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ……………………………………….. 9

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ………... 9

a. Pengertian Model Pembelajaran ……………... 9

b. Jenis Model Pembelajaran …………………… 10

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif …. 11

d. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ……… 12

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

e. Langkah-Langkah Model Pembelajaran

Kooperatif…………………………………… 14

f. Macam-Macam Tipe dalam Model

Pembelajaran Kooperatif …………………… 15

2. Hakikat Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT) …………………………………………… 18

a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT) ………………………. 18

b. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT) ………………………………………. 19

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif

Tipe Numbered Head Together (NHT) …….. 20

3. Hakikat Metode Pemberian Tugas …………….. 21

a. Pengertian Metode Pemberian Tugas ……… 21

b. Langkah-Langkah Penerapan Metode Pemberian

Tugas ………………………………………. 22

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian

Tugas ………………………………………. 22

4. Hakikat hasil Belajar Akuntansi ……………….. 23

a. Hasil belajar ………………………………... 23

b. Strategi Peningkatan Hasil Belajar ………… 25

c. Pembelajaran Akuntansi …………………… 28

B. Penelitian yang Relevan ………………………….... 29

C. Kerangka Berpikir …………………………………. 34

D. Hipotesis Tindakan ………………………………… 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………... 38

B. Subjek dan Objek Penelitian ………………………. 40

C. Data dan Sumber Data …………………………….. 40

D. Pengumpulan Data ……………………………….... 41

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

E. Uji Validitas Data …………………………………. 42

F. Analisis Data ………………………………………. 43

G. Pendekatan Penelitian …………………………….... 44

H. Indikator Kinerja Penelitian ………………………... 47

I. Prosedur Penelitian ………………………………… 47

J. Proses Penelitian ………………………………….... 48

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ………………………... 52

B. Deskripsi Pratindakan ……………………………… 55

C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ……………... 57

1. Siklus 1 ………………………………………… 57

2. Siklus II ………………………………………... 75

D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus ………… 92

E. Pembahasan ………………………………………... 99

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan …………………………………………… 104

B. Implikasi …………………………………………... 105

C. Saran ……………………………………………….. 106

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 109

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… 112

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif …………….. 15

2. Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) …………………………………………………. 19

3. Penelitian yang Relevan ………………………………………… 30

4. Alokasi Waktu Penelitian ……………………………………….. 39

5. Indikator Peningkatan Hasil Belajar Siswa ……………………... 47

6. Hasil Tes Awal Siswa …………………………………………... 56

7. Nilai Siklus I ……………………………………………………. 71

8. Nilai Siklus II …………………………………………………… 89

9. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus ……………………………… 93

10. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus ……………………………… 94

11. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus ………… 95

12. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus ………………………… 97

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT) ………………………………………………….. 20

2. Tahapan Metode Pemberian Tugas ……………………………… 22

3. Diagram Alir Kerangka Berpikir ………………………………… 36

4. Siklus PTK ……………………..………………………………... 46

5. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus ………………………………. 93

6. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus ………………………………. 94

7. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus …………. 96

8. Perbandingan Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap

Siklus …………………………………………………………….. 97

9. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus …………………………. 98

10. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus …………….. 99

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Survey Awal

1. Daftar Presensi Siswa …………………………………………… 112

2. Observasi Awal …………………………………………………. 114

3. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X.2.…... 116

4. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi ……………………... 117

5. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas X.2 …………………….. 118

6. Silabus ………………………………………………………….. 123

7. Nilai Pra Siklus …………………………………………………. 127

8. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus I ……………… 129

9. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus II …………….. 131

II. Siklus I

10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………………......... 133

11. Daftar Presensi Siswa ………………………………………….. 168

12. Observasi Mendalam …………………………………………... 170

13. Daftar Kelompok Siklus I ……………………………………… 175

14. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus I ……………... 176

15. Tugas 1 Siklus I ………………………………………………... 178

16. Tugas 2 Siklus I ………………………………………………... 181

17. Ulangan Harian Akhir Siklus I ………………………………… 184

18. Hasil Belajar Siklus I .…………………………………………. 187

19. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa …………………….. 190

20. Gambar Pelaksanaan Siklus I …………………………….......... 193

III. Siklus II

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……………………. 196

22. Daftar Presensi Siswa …………………………………….......... 253

23. Observasi Mendalam …………………………………………... 255

24. Daftar Kelompok Siklus II …………………………………….. 260

25. Lembar Pengamatan Pembelajaran Guru Siklus II ………….…. 261

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

26. Tugas 1 Siklus II ……………………………………………….. 263

27. Tugas 2 Siklus II ……………………………………………….. 266

28. Ulangan Harian Akhir Siklus II …………………………........... 269

29. Hasil belajar Siklus II ………………………………..……….... 272

30. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa …………………….. 275

31. Gambar Pelaksanaan Siklus II …………………………………. 278

IV. Data setelah Tindakan

32. Pedoman Wawancara Guru Akuntansi dan Siswa Kelas X.2…... 281

33. Hasil Wawancara dengan Guru Akuntansi …………………….. 282

34. Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas X.2 ……………………. 284

35. Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa …………………….. 290

36. Permohonan Izin Menyusun Skripsi ………………………………... 293

37. Permohonan Izin Penelitian ……………………………………...…. 294

38. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMK

Negeri 1 Karanganyar …………………………………………...….. 296

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas dan

kemajuan sumber daya manusia, karena pendidikan dapat memberikan bekal pengetahuan

dan keterampilan untuk mengembangkan kehidupan sesuai dengan kemajuan dan

perkembangan hidup dalam masyarakat. Tuntutan jaman yang semakin meningkat dapat

dihadapi dengan usaha melanjutkan pendidikan dari jenjang dasar yaitu SD dan SMP ke

jenjang yang lebih tinggi atau pendidikan menengah atas yaitu SMA dan sederajat.

Jenjang pendidikan tersebut memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang

memadai untuk peserta didik.

Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1990 menyatakan:

Tujuan pendidikan menengah adalah (a) meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian; (b) meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitarnya (Soetjipto dan Kosasi, 1994: 124).

Upaya meningkatan kualitas dan kemajuan sumber daya manusia sangat

berkaitan erat dengan proses pembelajaran peserta didik. Metode dan sistem yang

digunakan guru dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh besar dalam

mengembangkan minat dan kreativitas peserta didik dalam suatu materi pelajaran.

Dengan begitu, harus diperhatikan proses pembelajaran, metode, dan sistem yang

digunakan guru dalam menyampaikan materi. Sebagaimana dikemukakan Lie

(2007), “Kita sedang mengalami krisis dalam dunia pendidikan. … . Jika kita

tidak mengubah praktik-praktik pengajaran dan pendidikan yang sudah usang, kita

akan bergerak menuju keruntuhan, bukan saja dalam dunia pendidikan, melainkan

juga dalam kehidupan bermasyarakat” (hlm. 15).

Karp dan Yoels (1988) mengatakan, “Kebanyakan siswa terpaku menjadi

penonton sementara arena kelas dikuasai oleh hanya segelintir orang” (Lie, 2007:

6). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kelas belum memperhatikan apa yang

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

diberikan oleh guru. Dari observasi awal peneliti, kurangnya minat belajar siswa

salah satunya berasal dari metode pembelajaran yang digunakan guru. Metode

pembelajaran yang kurang menarik akan membuat siswa enggan untuk mengikuti

pelajaran sehingga hal ini akan berimbas pada hasil belajar siswa yang kurang

maksimal pula.

Penggunaan suatu metode dalam proses pembelajaran harus

memperhatikan beberapa hal, antara lain materi yang akan diberikan, tujuan

pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, keadaan siswa, dan keadaan

kelas. Banyak metode yang bisa digunakan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran, antara lain metode ceramah, metode resitasi, metode laboratorium,

metode drill, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode simulasi, metode

tanya jawab, dan lain sebagainya.

Syah (2005) mengatakan:

Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi masih dipakai orang di mana-mana hingga sekarang. … . Aktivitas siswa dalam pengajaran yang menggunakan metode ini hanya menyimak sambil sesekali mencatat. Meski begitu para guru yang terbuka kadang-kadang memberi peluang bertanya pada sebagian kecil siswanya. Metode ceramah dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Di samping itu, metode ini juga dipandang paling efektif untuk mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa (hlm. 203).

Jika dilihat lebih jauh, metode ceramah satu arah yang monoton memiliki banyak

kelemahan, antara lain menimbulkan rasa jenuh pada siswa, membatasi keaktifan

siswa, informasi yang disampaikan guru sulit diingat karena hanya mengandalkan

kemampuan pendengaran, materi yang diterima siswa akan ketinggalan zaman

bila guru tidak aktif menambah wawasan dan pengetahuan, siswa menjadi bosan

dengan proses pembelajaran yang dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar

siwa.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk

jenjang pendidikan formal sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama

(SMP), MTs, atau bentuk lain yang sederajat selain menjadi pendidikan lanjutan

itu dari siswa lulusan setara SMP/MTs. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menjadi salah satu wadah untuk dapat menciptakan sumber daya manusia yang

siap menghadapi tantangan perkembangan jaman, karena lulusan SMK

diharapkan menjadi pribadi yang mandiri dan dapat bersaing menciptakan

lapangan kerja. Namun karena berbagai faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran, penyampaian ilmu tidak terserap dengan baik oleh peserta didik

sehingga timbul hasil yang kurang maksimal dari peserta didik. Oleh karena itu

perlu adanya solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pendidik

maupun peserta didik.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Karanganyar merupakan

salah satu sekolah yang memiliki tujuan menyiapkan siswa untuk memasuki

lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional pada bidang Akuntansi,

Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Usaha Perjalanan Wisata dan Multimedia.

Memiliki visi mewujudkan SMK yang dipercaya oleh masyarakat sebagai

lembaga diklat yang unggul serta mampu menjawab tantangan dan perubahan di

era global. Memiliki misi membekali peserta diklat dengan kompetensi yang

mewadahi sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja dan mampu berwirausaha dan

membekali peserta agar memiliki etos kerja yang tinggi dan berbudi luhur.

Dalam mewujudkan tujuan, visi, dan misi SMK Negeri 1 Karanganyar

berdasarkan pengamatan awal penulis, ada beberapa kendala yang dihadapi

khususnya pada peserta didik kelas X.2 dalam pembelajaran akuntansi.

Pembelajaran akuntansi dalam dunia pendidikan mulai dikenalkan pada siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA dan sederajat). Ali (2009: 70) mengatakan, “Mata

pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang bersifat keterampilan (skill),

sehingga dalam mempelajarinya diperlukan ketekunan, ketelitian, dan kecerdasan,

keterampilan serta minat belajar”. Berdasarkan observasi awal peneliti, hasil

belajar kognitif siswa kelas X.2 masih rendah. Kendala yang dihadapi antara lain

minat belajar dan motivasi diri siswa untuk berkembang yang masih rendah.

Rendahnya minat belajar ini diketahui peneliti berdasarkan observasi awal yang

menunjukkan bahwa hanya terdapat beberapa siswa yang mau mengerjakan

sendiri tugas rumah yang diberikan guru, siswa yang lain lebih senang datang ke

sekolah lebih awal untuk mencontek pekerjaan teman. Selain kendala dari dalam

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

diri peserta didik, proses belajar yang belum bervariasi dan pembelajaran yang

terpaku pada satu buku pegangan atau buku materi juga menjadi kendala.

Pembelajaran akuntansi yang digunakan di SMK Negeri 1 Karanganyar sampai

saat ini masih menggunakan metode ceramah monoton dan terkadang sudah

menggunakan model kooperatif, namun model ini juga belum mampu

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan guru belum sepenuhnya

memperhatikan proses belajar siswa, selain itu masih ada beberapa peserta didik

yang mendominasi kelompoknya sehingga hasil belajar peserta didik juga rendah.

Kendala-kendala tersebut dapat menganggu proses belajar siswa yang kemudian

akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari

pemahaman terhadap materi dan hasil belajar siswa X.2 yang masih kurang.

Berdasarkan observasi awal peneliti, dengan nilai KKM 75, tingkat ketuntasan

siswa kelas X.2 pada mata pelajaran akuntansi hanya mencapai 20% (8 siswa)

sedangkan sisanya 80% (32 siswa) lagi belum tuntas dan harus melakukan

kegiatan remidial. Nilai rata-rata siswa kelas X.2 pada observasi awal peneliti

adalah 58,38.

Melihat rendahnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran

akuntansi di kelas X.2, peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa kelas

X.2. Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh pendidik

antara lain model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif,

model pembelajaran quantum, model pembelajaran terpadu, dan model

pembelajaran berbasis masalah. Pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan

model pembelajaran kooperatif karena menurut Sugiyanto (2009), “Pembelajaran

kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan

interaksi yang secara silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan

kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di

masyarakat” (hlm. 40).

Lie (2007) membagi model pembelajaran kooperatif menjadi beberapa

macam tipe, antara lain, “1) Mencari pasangan (make a match), 2) Bertukar

pasangan, 3) Berpikir pasangan berempat, 4) Berkirim salam dan soal, 5) Kepala

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

bernomor (numbered heads), 6) Kepala bernomor terstruktur, 7) Dua tinggal dua

tamu” (hlm. 55-71). Peneliti memilih menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), Lie (2007) menjelaskan bahwa,

“Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-

ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (hlm. 59).

Selain menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT), peneliti juga menggunakan metode pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Metode pembelajaran dibagi menjadi berbagai

macam antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode

kerja kelompok, metode demonstrasi dan eksperimen, metode sosiodrama, metode

pemberian tugas, metode drill, dan metode karya wisata. Pada penelitian kali ini

peneliti menggunakan metode pemberian tugas karena menurut Roestiyah (2008),

“Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar

siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap” (hlm. 133).

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas menjadi salah satu alternatif yang tepat

dalam memecahkan masalah yang terjadi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi oleh peneliti, antara lain

apakah penggunaan model pembelajaran yang telah diterapkan guru telah efektif

dalam meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, apakah penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas dapat

meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012, apa yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2011/2012, mengapa model pembelajaran yang diterapkan guru belum

memberikan hasil yang maksimal, dan bagaimana meningkatkan kualitas hasil

belajar siswa.

Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan peneliti dalam

melaksanakan proses belajar mengajar, Syah (2005) menerangkan, “Setiap guru

diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa agar

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana telah ditetapkan

dalam sasaran kegiatan PBM” (hlm. 250). Hal yang harus dilakukan adalah

dengan menggunakan metode yang cocok dengan kondisi siswa agar siswa dapat

berpikir kritis dan dapat memecahkan masalah dengan kreatif, dan inovatif.

Dalam pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran, salah satunya

adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Beberapa guru berpikir

bahwa mereka telah menerapkan metode pembelajaran kooperatif di dalam kelas

tiap kali guru menyuruh siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, namun

guru belum memperhatikan adanya aktivitas kelompok yang terstruktur sehingga

peran anggota kelompok belum maksimal. Hal ini diperkuat oleh Lie (2007):

Banyak guru menyatakan bahwa mereka telah melaksanakan metode belajar kelompok. …. Namun guru ini mengeluh bahwa hasil kegiatan tidak seperti yang mereka harapkan. Siswa bukannya memanfaatkan kegiatan tersebut dengan baik untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka, malah memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, dan sebagainya (hlm. 7-8).

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran akuntansi

tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan judul : ”PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) DENGAN PEMBERIAN TUGAS UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS

X.2 SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.

Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dengan

pemberian tugas dirasa peneliti sebagai salah satu langkah efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian sejenis, penggunaan model

pembelajaran ini juga telah menuai keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah penggunaan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian

tugas dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012?

Dalam penelitian ini definisi operasional dari perumusan masalah

tersebut difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi pada

siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012 dan

objeknya meliputi mata pelajaran mengelola dokumen dana kas di bank dengan

materi rekonsiliasi bank. Peneliti juga memberikan batasan pada hasil belajar,

yakni mengukur hasil belajar siswa melalui hasil kognitif dengan melakukan

penilaian terhadap hasil tugas yang diberikan guru dan hasil ulangan siswa.

C. Tujuan Penelitian

Sebagai suatu kegiatan yang terencana dan sistematis pasti memiliki tujuan

yang hendak dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK N 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Heads Together (NHT) dengan pemberian tugas.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain :

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan informasi pada metode pembelajaran akuntansi yang memiliki

kendala yang sama dengan yang diteliti oleh peneliti agar dapat mencapai

hasil yang diharapkan.

b. Memberikan manfaat pada pembelajaran akuntansi yang semakin meningkat

dan bervariasi.

c. Memberikan sumber bahan kajian dan pertimbangan bagi penelitian sejenis di

masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru dalam melaksanakan

proses mengajar menggunakan metode yang sesuai dengan lingkungan peserta

didik dan hasil penelitian ini data dimanfaatkan guru unruk memperbaiki

pembelajaran yang dikelola yaitu melalui “metode Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas”.

b. Bagi siswa

Dengan adanya penelitian ini, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar,

mudah untuk memahami materi yang disampaikan, dapat belajar

bersosialisasi, dan terampil dalam mengerjakan soal latihan sehingga hasil

belajar siswa dapat meningkat dari sebelumnya.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan

pembelajaran di dalam kelas sehingga akan meningkatan kualitas sekolah

yang diteliti dan juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi sekolah-

sekolah lain yang melakukan metode sejenis.

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang bermanfaat tentang

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas, sehingga termotivasi untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yang dapat memberikan pada manfaat bagi banyak

pihak.

e. Bagi teman sejawat

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menghadapi permasalahan

yang sama di dalam kelas juga dapat digunakan untuk mendorong inovasi

untuk meningkatkan pembelajaran.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, guru dapat menggunakan berbagai

model pembelajaran dalam rangka mengarahkan kegiatan belajar siswa.

Meyer W.J (1985) mengartikan model sebagai, “Suatu objek atau konsep

yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal” (Trianto, 2010: 21).

Suprijono (2011) mengartikan model sebagai, “Interpretasi terhadap hasil

observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem” (hlm. 45).

Sehingga dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model adalah

suatu objek yang diobservasi dan diukur sehingga dapat digunakan untuk

menjelaskan sesuatu hal. Isjoni (2011) mengatakan:

Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (hlm. 14). Pembelajaran diartikan Winataputra (2004) sebagai, “Kegiatan

yang bertujuan, yang banyak melibatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru”

(hlm 4.3). Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 1 mengartikan pembelajaran sebagai, “Proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

besar”. Dari berbagai pendapat tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan kegiatan yang dilakukan antara guru dan siswa untuk membantu

proses kegiatan belajar.

Joyce (1992) menyatakan, “Setiap model pembelajaran

mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu

Fpeserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”

(Trianto, 2010: 22). Suprijono (2011) mengatakan:

Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (hlm. 46).

Winataputra (2001) menyatakan:

Model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sugiyanto, 2009: 3).

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa model

pembelajaran merupakan hal-hal yang menggambarkan prosedur yang

sistematis yang diperoleh dari observasi terhadap kelas untuk mencapai

tujuan belajar. Dengan adanya model pembelajaran guru akan lebih mampu

memberikan suasana yang diharapkan siswa sehingga tercipta kegiatan

belajar yang menyenangkan.

b. Jenis Model Pembelajaran

Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para

ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Arends (2001),

“Menyeleksi enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan

guru dalam mengajar, yaitu presentasi, pengajaran langsung, pengajaran

konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan

diskusi kelas” (Trianto, 2010: 25). Pengetahuan tentang berbagai model

pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik karena keberhasilan

belajar dapat ditentukan dari tepat atau tidaknya model pembelajaran yang

digunakan oleh pendidik. Seorang pendidik harus bisa memilih model

pembelajaran yang tepat bagi peserta didik sehingga dalam memilih model

pembelajaran, guru harus memperhatikan materi yang akan diberikan, tujuan

pembelajaran, waktu yang tersedia, jumlah siswa, keadaan siswa, dan

keadaan kelas agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara

efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa. Hal-hal yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih model pembelajaran dijelaskan Sugiyanto

(2009) ada empat, yaitu, “1) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 2)

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Sifat/bahan materi ajar, 3) Kondisi siswa, 4) Ketersediaan sarana-prasarana

belajar” (hlm. 3).

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif sudah lama dikenal di dunia

pendidikan. Sugiyanto (2009) menyatakan, “Pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang

secara silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman

yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat”

(hlm. 40). Sedangkan Solihatin dan Raharjo (2007) mengartikan:

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua kelompok atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri (hlm. 4).

Slavin (2010) mengemukakan, “Pembelajaran kooperatif merujuk

pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam

mempelajari materi pelajaran” (hlm. 4). Menurut Slavin (1984):

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Solihatin dan Raharjo, 2007: 4). Johnson & Johnson (1994) juga menjelaskan:

Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut (Isjoni, 2011: 23). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana

siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang beranggotakan empat sampai

lima orang untuk dapat saling membantu dan bekerja secara maksimal dalam

mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif cocok diterapkan di

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

kelas yang siswanya memiliki kemampuan yang beragam karena dapat

menggabungkan kemampuan siswa yang beragam. Melalui pembelajaran

kooperatif diharapkan suasana kelas menjadi menyenangkan dan terjalin

kerja sama juga tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

guru. Diskusi dalam kelompok maupun pembelajaran yang dilakukan oleh

teman sebaya dapat membuat siswa lebih memahami materi pelajaran.

d. Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur yang saling

mendukung dalam tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Lie (2007)

mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur,

yaitu:

1) Saling Ketergantungan Positif. 2) Tanggung Jawab Perorangan. 3) Tatap Muka. 4) Komunikasi Antaranggota. 5) Evaluasi Proses Kelompok (hlm. 31).

Saling ketergantungan positif. Sugiyanto (2009) mengartikan

saling ketergantungan positif sebagai, “Hubungan yang saling

membutuhkan” (hlm. 40). Lebih jauh, Sugiyanto (2009) menjelaskan,

“Saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui : 1) Saling

ketergantungan mencapai tujuan 2) Saling ketergantungan menyelesaikan

tugas 3) Saling ketergantungan bahan atau sumber, 4) Saling ketergantungan

peran, 5) Saling ketergantungan hadiah” (hlm. 40). Saling ketergantungan

positif dapat terjadi saat anggota dalam kelompok merasa memiliki

kesamaan. Dengan adanya saling ketergantungan positif diharapkan

pembelajaran dalam kelompok akan maksimal karena setiap siswa akan

menjadi guru bagi siswa lain dalam kelompoknya. Siswa yang memiliki

kemampuan kurang akan berusaha untuk memberikan pendapat bagi

kelompoknya karena penilaian dalam pembelajaran kooperatif meliputi

penilaian individu dan penilaian kelompok.

Tanggung jawab perorangan. Hal ini merupakan akibat langsung

dari saling ketergantungan positif karena dalam pembelajaran kelompok.

Saling ketergantungan positif sangat dipengaruhi oleh kemampuan individu.

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Hal ini dikuatkan oleh pendapat Solihatin dan Raharjo (2007), “Keberhasilan

belajar dalam model pembelajaran strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan

individu mahasiswa dalam menerima dan memberi apa yang telah

dipelajarinya” (hlm. 8). Solihatin dan Raharjo (2007) juga mengatakan,

“Secara individual mahasiswa mempunyai dua tanggung jawab, yaitu

mengerjakan dan memahami materi atau tugas bagi keberhasilan dirinya dan

juga bagi keberhasilan anggota kelompoknya sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan” (hlm. 8).

Tatap muka. Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberi

kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi sehingga siswa dapat

berbagi pengalaman kepada kelompok. Sugiyanto (2009) mengatakan,

“Interaksi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam

kelompok sehingga mereka dapat berdialog” (hlm. 41). Lie (2007)

menyatakan, “Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing” (hlm.

34).

Komunikasi antaranggota. Keberhasilan suatu kelompok dalam

menyelesaikan tugas dari guru sangat bergantung pada kemauan anggota

kelompok untuk mendengar dan mengutarakan pendapat. Hal ini dimulai

dari tatap muka yang selanjutnya akan melahirkan komunikasi dalam

kelompok. Komunikasi tidak hanya dilakukan di dalam kelompok antar

anggota kelompok namun komunikasi juga dilakukan dengan orang lain di

luar kelompok. Seperti dikemukakan Sugiyanto (2009), “Dialog tidak hanya

dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa

merasa lebih mudah belajar dari sesamanya” (hlm. 41).

Evaluasi proses kelompok. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahan suatu pelaksanaan sehingga dapat memperbaiki

pada pelaksanaan berikutnya. Sama halnya dengan proses pembelajaran

kooperatif, diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui kelebihan dan

kelemahan pelaksanaan proses kelompok. Fungsi evaluasi proses kelompok

ini disebutkan Lie (2007), “Agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih

efektif” (hlm. 35).

Lie (2007) menyimpulkan:

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Untuk memenuhi ke lima unsur tersebut memang dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat (will and skill) para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar (hlm. 38).

e. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2010) menjelaskan ada enam langkah utama dalam

penggunaan pembelajaran kooperatif.

Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dam memotivasi siswa belajar.

Fase 2. Menyajikan informasi. Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase 4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6. Memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok (hlm. 66-67).

f. Macam-Macam Tipe dalam Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam tipe. Hal

ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tipe belajar dengan kondisi

siswa. Lie (2007) membagi model pembelajaran kooperatif menjadi

beberapa macam tipe, antara lain, “1) Mencari pasangan (make a

match), 2) Bertukar pasangan, 3) Berpikir pasangan berempat, 4)

Berkirim salam dan soal, 5) Kepala bernomor (numbered heads), 6)

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Kepala bernomor terstruktur, 7) Dua tinggal dua tamu” (hlm. 55-71).

Trianto (2010) membagi model pembelajaran kooperatif menjadi

beberapa macam, antara lain, “1) Students Team Achievement Division

(STAD), 2) Tim ahli (jigsaw), 3) Investigasi kelompok (GI), 4)

Numbered Head Together (NHT)” (hlm. 68-83).

Mencari pasangan (make a match). Dalam teknik ini siswa

mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik

dalam suasana yang menyenangkan. Biasanya digunakan kartu-kartu

sebagai medianya. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan dan kartu-

kartu lain yang menjadi pasangannya berisi jawaban dari pertanyaan

tersebut.

Bertukar pasangan. Teknik ini memberikan kesempatan pada

siswa untuk bekerja sama dengan orang lain. Siswa dibagi menjadi

sepasang kelompok. Kemudian siswa diminta bertukar pasangan

dengan kelompok lain. Bertukar pasangan memberikan kesempatan

kepada siswa untuk saling bertanya dan dapat mengukuhkan jawaban

mereka. Selanjutnya mereka akan kembali pada kelompok awal untuk

membagikan hasil yang diperoleh dari bertukar pasangan.

Berpikir pasangan berempat. Teknik ini memberikan

kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja dalam kelompok.

Tahapan teknik ini adalah siswa mengerjakan secara individu tugas

dari guru sebelum mendiskusikannya dengan anggota kelompok.

Berkirim salam dan soal. Teknik ini memberi kesempatan

siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka Lie (2007:

58) mengatakan bahwa dalam teknik ini, “Siswa membuat pertanyaan

sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan

menjawab pertanyaan yang dibuat oleh teman-teman sekelasnya”.

Kepala bernomor (numbered heads). Dalam teknik ini setiap

siswa dalam satu kelompok diberi nomor kepala yang menjadi

identitasnya kemudian setelah kelompok berdiskusi, guru akan

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

memanggil satu nomor yang akan menjelaskan apa yang telah

didiskusikan dalam kelompoknya.

Kepala bernomor terstruktur. Teknik ini merupakan

pengembangan dari teknik kepala bernomor. Perbedaannya dengan

kepala bernomor adalah setiap siswa dalam kelompok diberikan tugas

yang jelas untuk mencapai tujuan kelompok.

Dua tinggal dua tamu. Lie (2007) mengatakan bahwa teknik

ini, “Memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil

dan informasi kepada kelompok lain” (hlm. 61). Dalam teknik ini

kelompok bekerja mengerjakan tugas yang diberikan guru, kemudian

dua orang dalam kelompok keluar untuk bertamu di kelompok lain,

mencari informasi untuk kemudian dibahas kembali bersama

kelompok awal.

Students Team Achievement Division (STAD). Trianto (2010)

mengatakan:

Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (hlm. 82).

Teknik ini menekankan pada aktivitas siswa untuk saling

memotivasi dan bekerjasama dalam kelompok untuk memahami

materi pelajaran agar mencapai hasil yang maksimal.

Tim ahli (jigsaw). Isjoni (2011) mengatakan, “Pembelajaran

kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal” (hlm. 77).

Keaktifan siswa dapat terlihat dari tahapan pelaksanaan metode ini.

Dalam teknik ini kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang

berdiskusi tentang materi yang diberikan guru. Ada seorang dalam

kelompok yang menjadi tutor keluar dari kelompoknya dan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

berdiskusi dengan tutor-tutor lain dari kelompok lain. Setelah

mendapatkan hasil, para tutor kembali pada kelompok awal dan

menjelaskan hasil yang mereka peroleh kepada teman-teman dalam

kelompoknya.

Investigasi kelompok (GI). Teknik ini merupakan teknik

yang kompleks dan rumit untuk diterapkan. Seperti dijelaskan oleh

Trianto (2010), “Pendekatan ini memerlukan struktur kelas yang

lebih rumit daripada pendekatan yang lebih berpusat pada guru”

(hlm. 78). Dalam pendekatan ini juga diperlukan keterampilan

komunikasi yang baik dan proses kelompok yang baik.

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT)

a. Pengertian Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Ada berbagai tipe model pembelajaran kooperatif yang digunakan

oleh guru dalam menyampaikan materi. Salah satunya adalah model

pembelajaran koopertif tipe Numbered Head Together (NHT). Trianto (2011)

menjelaskan, “Number Head Together (NHT) atau penomoran berpikir

bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap

struktur kelas tradisional” (hlm. 82). Thobroni dan Mustofa (2011)

mengatakan, “Model NHT adalah bagian dari metode struktural, metode

struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa” (hlm. 296). Dari pengertian tersebut

dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe NHT adalah model

pembelajaran yang menekankan pada struktur khusus untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. Struktur khusus yang dimaksud adalah dengan

memberikan nomor pada setiap siswa dalam kelompok. Dengan adanya pola

interaksi siswa yang aktif dalam kelompok, penggunaan NHT dapat

meningkatkan penguasaan akademik siswa. Penomoran yang dilakukan

berfungsi untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas.

Lie (2007) menjelaskan:

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (hlm. 59).

b. Langkah-Langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together (NHT)

Spenser Kagan (1993) dalam menyatakan bahwa guru

menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

Tabel 2. Fase Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT)

FASE AKTIVITAS GURU Fase 1: Penomoran Guru membagi siswa ke dalam kelompok

yang terdiri dari 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Nomor inilah yang menjadi identitas siswa dalam proses pembelajaran.

Fase 2: Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.

Fase 3: Berpikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.

Fase 4. Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas (Trianto, 2011: 82-83).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Fase tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif Tipe Numbered Head

Together (NHT)

Banyak kelebihan yang didapatkan dari model kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT). Huda (2011) menjelaskan, “Kepala

bernomor (Numbered Heads Together) bermanfaat memberikan kesempatan

pada siswa untuk sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang

paling tepat juga meningkatkan semangat kerja sama siswa” (hlm. 137).

Selain itu Lusita (2011) mengemukakan, “Kelebihan metode Numbered

Heads Together adalah 1) Setiap siswa menjadi siap semua, 2) Dapat

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan 3) Siswa yang pandai

dapat mengajari siswa yang kurang pandai” (hlm. 78). Meskipun banyak

kelebihan yang bisa didapatkan namun Lusita (2011) mengemukakan,

“Beberapa kelemahan Numbered Heads Together yaitu 1) Kemungkinan

Tahapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

FASE 1. Penomoran

FASE 2. Mengajukan/Pertanyaan Masalah

FASE 3. Berpikir Bersama

FASE 4. Menjawab

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru dan 2) Tidak semua anggota

kelompok dipanggil oleh guru” (hlm. 78).

3. Hakikat Metode Pemberian Tugas

a. Pengertian Metode Pemberian Tugas

Siadi, Mursiti, dan Laelly (2009) menyatakan, “Metode resitasi

(penugasan) adalah metode penyajian bahan oleh guru dengan memberikan

tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar” (hlm. 361). Sagala

(2009) menyatakan, “Metode pemberian tugas dan resitasi adalah cara

penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar

murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus di

pertanggungjawabkannya” (hlm. 219). Anitah (2009) menjelaskan:

Model pemberian tugas memiliki beberapa tujuan yakni memperdalam pengertian peserta didik terhadap pelajaran yang diterima, melatih peserta didik ke arah belajar mandiri, peserta didik dapat membagi waktu secara teratur, agar peserta didik dapat memanfaatkan waktu terluang untuk dapat menyelesaikan tugas, dan melatih peserta didik untuk menemukan sendiri cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugas (hlm. 117).

Roestiyah (2008) menambahkan, “Teknik pemberian tugas atau resitasi

biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang

lebih mantap” (hlm. 133).

Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pemberian tugas adalah metode pembelajaran di mana guru mengaktifkan

siswa dengan memberikan tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan

siswa harus dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.

b. Langkah-Langkah Penerapan Metode Pemberian Tugas

Roestiyah (2008) mengatakan bahwa dalam pelaksanaan teknik

pemberian tugas dan resitasi perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai

berikut:

Pertama : Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan. Kedua : Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik

resitasi itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang telah anda rumuskan.

Ketiga : Anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti (hlm. 136).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Langkah-langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. Tahapan Metode Pemberian Tugas

c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas

Walaupun metode pemberian tugas dapat membantu guru dalam

mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang disampaikan

namun metode pemberian tugas juga memiliki kelebihan dan kelemahan.

Sumantri dan Permana (2001) mengemukakan kelebihan metode penugasan

antara lain:

1) Membuat peserta didik aktif belajar, 2) Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, 3) Mengembangkan kemandirian peserta didik, 4) Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari, dan 5) Membina tanggung jawab peserta didik” (hlm. 118).

Sumantri dan Permana (2001) juga mengemukakan kelemahan metode

penugasan antara lain, “1) Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar

sendiri atau dikenakan orang lain, 2) Tugas yang monoton dapat

membosankan peserta didik, dan 3) Tugas yang banyak dan sering dapat

membuat beban dan keluhan peserta didik” (hlm. 118).

Dengan adanya kelemahan tersebut, maka dalam menggunakan

metode pemberian tugas Sagala (2009) menjelaskan ada beberapa cara untuk

mengatasi kelemahan metode pemberian tugas itu, antara lain, “1) Tugas

yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa

yang harus dikerjakan, 2) Tugas yang diberikan kepada siswa dengan

Langkah-Langkah Metode Pemberian Tugas

Langkah 1. Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan.

Langkah 3. Merumuskan tugas dengan jelas dan mudah dimengerti

Langkah 2. Mempertimbangkan apakah tugas dapat digunakan untuk mencapai tujuan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

memperlihatkan perbedaan individu masing-masing, 3) Waktu untuk

menyelesaikan tugas harus cukup” (hlm. 219-220).

4. Hakikat Hasil Belajar Akuntansi

a. Hasil belajar

Sappaile (2005) mengatakan, “Hasil adalah suatu istilah yang

digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah

melakukan suatu usaha” (hlm. 670). Gagne (1984) menyatakan, “Belajar

adalah sebagai suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya

sebagai akibat dari pengalaman” (Syaiful Sagala, 2009: 13). Sudjana (2004)

menyebutkan, “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajar” (Sappaile, 2005: 671). Benjamin Bloom

(1956) menyatakan, “Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas tiga

kawasan (domain) yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain

psikomotor” (Sagala, 2009: 33). Seperti dijelaskan oleh Sudjana (1991),

“Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku….

Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotoris” (hlm. 3). Berdasarkan definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku

seseorang setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Berkaitan dengan

pendapat tersebut dalam pengertian yang luas, hasil belajar diukur melalui

tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

Penilaian pada ranah kognitif dilakukan berkenaan dengan hasil

belajar intelektual. Sudjana (1995) menyatakan bahwa terdapat enam aspek

dalam ranah kognitif yakni, “Pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi” (hlm. 22). Pengetahuan atau ingatan

bertujuan agar siswa mengetahui atau hafal terhadap suatu materi.

Pemahaman bertujuan agar siswa memahami, mengerti, mampu

memperhitungkan, dan mampu menerjemahkan suatu materi ke dalam

bahasanya sendiri. Aplikasi bertujuan untuk menerapkan konsep ke dalam

kehidupan nyata dengan menggunakan teori, bagan, maupun menunjukkan

prosedur suatu materi. Analisis bertujuan agar siswa mampu mengenali hal

yang salah, membedakan dan menyimpulkan suatu materi. Sintesis bertujuan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

agar siswa mampu menarik kesimpulan dari berbagai hal atau konsep dalam

suatu materi. Evaluasi bertujuan agar siswa mampu menilai secara logis,

memperhitungkan, dan mengambil kesimpulan dari suatu materi.

Penilaian pada ranah afektif dilakukan berkenaan dengan tingkah

laku siswa. Sudjana (1995) menyatakan bahwa ranah afektif terdiri dari lima

aspek yaitu, “Penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan

internalisasi” (hlm. 22). Penerimaan bertujuan agar menimbulkan minat

belajar dan siswa mau memusatkan perhatian pada suatu materi. Jawaban

atau reaksi bertujuan agar siswa merespon, terlibat, dan berpartisipasi dalam

suatu materi. Penilaian bertujuan agar pada diri siswa timbul pertanyaan

tentang suatu materi juga keberanian mengekspresikan atau mengambil

keputusan. Organisasi bertujuan agar siswa mampu mendemonstrasikan dan

menyatakan atau menanggapi suatu materi. Internalisasi yakni memadukan

nilai-nilai yang telah dipelajari ke dalam kehidupan nyata siswa.

Penilaian pada ranah psikomotor dilakukan berkenaan dengan

keterampilan dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan guru. Sudjana (1995) menyatakan bahwa ranah psikomotor terdiri

dari enam aspek:

Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada gerakan dasar, kemampuan perseptual (termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain), kemampuan di bidang fisik, (misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan), gerakan-gerakan skill (mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks), dan kemampuan yang berkenaan dengan non-decursive (seperti gerakan ekspresif dan interpretatif) (hlm. 22).

Meskipun hasil belajar diukur melalui tiga aspek tersebut namun

dalam penelitian kali ini, peneliti akan lebih fokus pada ranah kognitif.

Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian terhadap hasil ulangan siswa

dan hasil tugas yang diberikan oleh guru yang di dalamnya mengandung

aspek pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Strategi Peningkatan Hasil Belajar

Strategi diartikan Djamarah dan Zain (2006) sebagai, “Suatu

garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan” (hlm. 3). Dihubungkan dengan

pembelajaran, Said (2006) menyatakan, “Strategi pembelajaran

berkaitan erat dengan bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran

agar seseorang bisa belajar” (hlm. 96). Pendapat lain juga

disampaikan Suparman (1995), “Strategi pembelajaran terdiri dari

empat komponen utama yakni : 1) Urutan kegiatan pembelajaran; 2)

Metode Pembelajaran; 3) Media pembelajaran; dan 4) Waktu” (Said,

2006: 96).

Hasil belajar dijelaskan Gagne dan Briggs (2001), “Hasil

belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik

pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu”

(Rivai, 2003: 130).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi

peningkatan hasil belajar merupakan cara yang digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif (pengetahuan), ranah

afektif (sikap), dan ranah psikomotor (keterampilan). Namun dalam

penelitian kali ini peneliti mengkhususkan penelitian hanya sebatas

pada ranah kognitif. Dijelaskan oleh Rivai (2002), “Dimensi kognitif

adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui,

dan memecahkan masalah” (hlm. 729). Tujuan yang ingin dicapai

dalam meningkatkan hasil belajar adalah untuk mencapai keberhasilan

dalam belajar. Rivai (2002) juga menjelaskan, “keberhasilan belajar

sangat tergantung pada jenis mata pelajaran, metode belajar yang

sesuai, dan cara penyampaian materi” (hlm. 729). Ketiga hal ini

sangat erat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar karena

dengan mengetahui jenis mata pelajaran yang akan diberikan pada

peserta didik maka guru akan berusaha untuk menggunakan metode

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

belajar yang sesuai dengan keadaaan kelas dan kemampuan peserta

didik sehingga cara penyampaian materi dari guru dapat diserap

dengan baik oleh peserta didik.

Gronlund (1985) mengemukakan:

Cara-cara yang dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan hasil belajar, yaitu: 1) Menjelaskan hasil belajar yang dimaksud pada peserta diklat, 2) Melengkapi tujuan jangka pendek dan untuk waktu yang akan datang, 3) Memberikan umpan balik terhadap kemajuan hasil belajar, 4) Memberikan informasi tentang kesulitan belajar sehingga dapat dipergunakan dalam memilih pengalaman belajar yang akan datang (Rivai, 2003: 131).

Menjelaskan hasil belajar yang dimaksud pada peserta diklat.

Maksud dari kegiatan ini adalah dengan menjelaskan hasil belajar atau

tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Dengan

memberitahukan hasil belajar yang harus dicapai peserta didik, akan

lebih memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

dirinya untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Melengkapi tujuan jangka pendek dan untuk waktu yang

akan datang. Kegiatan yang dilakukan setelah memberikan penjelasan

tentang hasil belajar yang harus dicapai peserta didik adalah dengan

memberitahukan tujuan atau alasan pencapaian hasil belajar, baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Pada penelitian kali ini tujuan

jangka pendek yang didapatkan peserta didik setelah meningkatkan

hasil belajarnya adalah tercapainya kompetensi akademik yang

diharapkan oleh SMK Negeri 1 Karanganyar sedangkan tujuan jangka

panjang yang dapat diperoleh peserta didik adalah pembelajaran

akuntansi dapat memudahkan peserta didik untuk melakukan kegiatan

sehari-hari.

Memberikan umpan balik terhadap kemajuan hasil belajar.

Kegiatan selanjutnya setelah memberitahukan tujuan pencapaian hasil

belajar jangka pendek dan jangka penjang pada peserta didik maka

proses belajar akan berlangsung dan setelah berlangsungnya proses

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

belajar, guru dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik

berupa reward, motivasi, penguatan atas materi, dan tes. Umpan balik

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik

terhadap materi, selain itu umpan balik juga berguna untuk

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan hasil

belajarnya pada proses belajar yang akan datang.

Memberikan informasi tentang kesulitan belajar sehingga

dapat dipergunakan dalam memilih pengalaman belajar yang akan

datang. Kegiatan selanjutnya setelah guru memberikan umpan balik

adalah memberikan informasi tentang kesulitan belajar yang dialami

siswa selama proses belajar. Informasi ini berguna untuk memilih

model dan metode yang tepat dalam melaksanakan proses belajar di

dalam kelas sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat pada

proses belajar selanjutnya. Pada penelitian kali ini, kesulitan belajar

yang dialami siswa kelas X.2 adalah rendahnya pemahaman peserta

didik pada mata pelajaran mengelola dokumen dana kas di bank

dengan materi rekonsiliasi bank yang mengakibatkan rendahnya hasil

belajar kognitif peserta didik. Dari permasalahan tersebut peneliti

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) untuk meningkatkan pemahaman materi peserta didik

melalui kerja kelompok, selain itu peneliti juga menggunakan metode

pemberian tugas untuk memberikan penguatan pemahaman materi

kepada peserta didik. Sehingga diharapkan ada peningkatan hasil

belajar kognitif pada peserta didik kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar

adalah dengan mengoptimalkan pembelajaran di dalam kelas, yakni

dengan memberikan penjelasan tentang hasil belajar, menyampaikan

tujuan pembelajaran, menggunakan model dan metode belajar yang

sesuai dengan keadaaan kelas dan kemampuan peserta didik,

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

memberikan umpan balik pada setiap proses belajar,

menginformasikan kesulitan belajar peserta didik, dan memberikan

pemecahan atas kesulitan belajar peserta didik.

c. Pembelajaran Akuntansi

Akuntansi menurut Hongren, Harrison, Robbinson, dan

Secokusumo (1997) merupakan, “Suatu sistem yang mengukur aktivitas-

aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut ke dalam bentuk laporan-

laporan, dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan”

(hlm. 3). American Accounting Association (1966) mendefinisikan akuntansi

sebagai, “Proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi

ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas

dan tugas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut” (Soemarso,

2004: 3). Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi

merupakan proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan suatu

informasi ke dalam laporan keuangan untuk digunakan oleh pengguna

laporan keuangan, seedangkan pembelajaran akuntansi merupakan upaya

pendidik untuk mengajarkan tentang materi yang berkaitan dengan akuntansi

sesuai dengan tingkatan umur peserta didik.

Pembelajaran akuntansi mulai diberikan dalam dunia pendidikan

pada Sekolah Menengah Atas (SMA dan sederajat). Di SMA pembelajaran

akuntansi diberikan mulai kelas XI sebagai identitas pada jurusan IPS

sedangkan di SMK pembelajaran akuntansi diberikan mulai kelas X karena

penjurusan dilakukan bersamaan dengan pendaftaran masuk SMK.

Pembelajaran akuntansi di SMK berfungsi untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diajarkan oleh para pendidik

kepada peserta didik melalui proses pencatatan, pengikhtisaran transaksi

keuangan, dan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK. Tujuan

pembelajaran akuntansi di SMK adalah membekali tamatan SMK dengan

berbagai kompetensi dasar agar lulusan SMK dapat menguasai dan mampu

menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip dan prosedur akuntansi dengan

benar sehingga dapat menerjunkan para siswa ke masyarakat dan juga dapat

memberikan manfaat bagi siswa.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti, di antaranya adalah :

Tabel 3. Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Persamaan Perbedaan

1 Firman Kailani

dan MI

Riyadhul

Badi’ah

Penerapan

model

kooperatif NHT

(Numbered

Head Together)

untuk

meningkatkan

minat belajar

Al-Qur’an

Hadist Siswa-

Siswi Kelas IV

A SD Darul

Ulum

Bungurasih

Dari hasil

analisis belajar

terdapat

peningkatan

yang ditandai

dengan

peningkatan

ketuntasan

belajar siswa-

siswi dalam

setiap siklus,

yaitu siklus I

(73,68%),

siklus II

(86,05%.).

Kesimpulan

dari penelitian

ini adalah

melalui

pendekatan

metode

kooperatif

learning NHT

dapat

berpengaruh

positif

terhadap

minat, prestasi

Persamaan

yang tampak

adalah sama-

sama

menggunakan

model

kooperatif tipe

NHT

(Numbered

Head

Together).

Perbedaan yang

tampak adalah pada

penelitian kali ini,

peneliti menggunakan

objek siswa kelas X

SMK sedangkan

peneliti sebelumnya

(Firman Kailani)

menggunakan objek

siswa-siswa kelas IV

SD, materi yang

diteliti oleh peneliti

saat ini adalah materi

akuntansi sedangkan

peneliti sebelumnya

(Firman Kailani)

menggunakan materi

Al-Qur’an dan Hadist,

peneliti saat ini

mengkombinasikan

model pembelajaran

kooperatif tipe NHT

dengan pemberian

tugas namun peneliti

sebelumnya (Firman

Kailani) hanya

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

belajar serta

respon siswa-

siswi kelas IV

A SD Darul

Ulum

Bungurasih

Sidoarjo tahun

pelajaran

2009/2010.

menggunakan metode

NHT.

2 Djoko Dwi

Kusumojanto

dan Popy

Herawati

Penerapan

Pembelajaran

Kooperatif

Model

Numbered Head

Together (NHT)

untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

Siswa pada

Mata Diklat

Manajemen

Perkantoran

Kelas X APK di

SMK Ardjuna

01 Malang

Terjadi

peningkatan

belajar dari

siklus I ke

siklus II hal ini

dapat dilihat

dari hasil

belajar dimana

hasil pretest

siklus I yang

menunjukkan

13,63%

mengalami

peningkatan

menjadi

40,90%

sedangkan

hasil post-test

siklus II

meningkat lagi

menjadi

90,90%.

Persamaan

yang tampak

adalah sama-

sama

menggunakan

model

kooperatif tipe

NHT

(Numbered

Head

Together),

sama-sama

menggunakan

siswa kelas X

SMK sebagai

objek

penelitian.

Perbedaan yang tampak

adalah peneliti saat ini

mengkombinasikan

model pembelajaran

kooperatif tipe NHT

dengan pemberian tugas

namun peneliti

sebelumnya (Djoko Dwi

Kusumojanto dan Popy

Herawati) hanya

menggunakan model

NHT, materi yang

diteliti oleh peneliti saat

ini adalah materi

akuntansi sedangkan

peneliti sebelumnya

(Djoko Dwi

Kusumojanto dan Popy

Herawati) menggunakan

materi manajemen

perkantoran.

3 Mustafa,

Yusnani, dan

Penerapan

Pembelajaran

Terdapat

peningkatan

Persamaan

yang tampak

Perbedaan yang

tampak adalah pada

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Baharuddin Kooperatif

Model

Numbered Head

Together (NHT)

untuk

Meningkatkan

Keaktifan dan

Penguasaan

Konsep

Matematika

antara siklus I

dan siklus II

yakni pada

siklus I

diperoleh rata-

rata

keberhasilan

adalah 49%

sedangkan

pada siklus II

diperoleh rata-

rata

keberhasilan

adalah 76,6%

adalah sama-

sama

menggunakan

model

kooperatif tipe

NHT

(Numbered

Head

Together).

penelitian kali ini,

peneliti menggunakan

objek siswa kelas X

SMK sedangkan

peneliti sebelumnya

(Mustafa, Yusnani,

dan Baharuddin)

menggunakan objek

siswa-siswa kelas VIII

MTs, materi yang

diteliti oleh peneliti

saat ini adalah materi

akuntansi sedangkan

peneliti sebelumnya

(Mustafa, Yusnani,

dan Baharuddin)

menggunakan materi

matematika, peneliti

saat ini

mengkombinasikan

model pembelajaran

kooperatif tipe NHT

dengan pemberian

tugas namun peneliti

sebelumnya (Mustafa,

Yusnani, dan

Baharuddin) hanya

menggunakan model

NHT.

4 Heru

Abimartono

Peningkatan

Pemahaman

Setelah

mempelajari

Persamaan

yang tampak

Perbedaan yang tampak

adalah peneliti saat ini

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Fakta Sejarah

melalui Metode

Pemberian

Tugas pada

Siswa Kelas XI

IPS 1 SMA

Islam Sultan

Agung 1

Semarang

metode

pemberian

tugas prestasi

belajar siswa

meningkat

20,43% atau

70,43% atau

26 siswa.

adalah sama-

sama

menggunakan

metode

pemberian

tugas, sama-

sama

menggunakan

siswa SMA

dan sederajat

sebagai objek

penelitian.

mengkombinasikan

model pembelajaran

kooperatif tipe NHT

dengan pemberian tugas

namun peneliti

sebelumnya (Heru

Abimartono) hanya

menggunakan metode

pemberian tugas, materi

yang diteliti oleh

peneliti saat ini adalah

materi akuntansi

sedangkan peneliti

sebelumnya (Heru

Abimartono)

menggunakan materi

sejarah.

5 Hasnawati Upaya

Meningkatkan

Prestasi Belajar

Siswa dengan

Metode

Pemberian

Tugas pada

Mata Pelajaran

Matematika di

Kelas III B SD

Negeri 11 Kota

Bengkulu

Hasil analisis

data

menunjukkan

adanya

peningkatan

rata-rata hasil

tes siswa

antara

tindakan pra

siklus (4,69),

siklus I (6,65),

dan siklus II

(8,93) dengan

prosentase pra

siklus

(37,93%),

Persamaan

yang tampak

adalah sama-

sama

menggunakan

metode

pemberian

tugas.

Perbedaan yang tampak

adalah peneliti saat ini

mengkombinasikan

model pembelajaran

kooperatif tipe NHT

dengan pemberian tugas

namun peneliti

sebelumnya (Hasnawati)

hanya menggunakan

metode pemberian

tugas, materi yang

diteliti oleh peneliti saat

ini adalah materi

akuntansi sedangkan

peneliti sebelumnya

(Hasnawati)

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

siklus I

(68,98%), dan

siklus II

(100%).

menggunakan materi

matematika, pada

penelitian kali ini,

peneliti menggunakan

objek siswa kelas X

SMK sedangkan peneliti

sebelumnya (Hasnawati)

menggunakan objek

siswa-siswa kelas III

SD.

C. Kerangka Berpikir

Kondisi awal sebelum peneliti melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah

pembelajaran akuntansi di kelas X.2 belum memanfaatkan model kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas. Guru kelas masih menerapkan

metode ceramah monoton meskipun terkadang sudah menerapkan model kooperatif,

namun belum maksimal karena ada peserta didik yang kurang memperhatikan materi

yang diberikan guru atau ada peserta didik yang mendominasi kelompok.

Untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi di kelas X.2, peneliti

memanfaatkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

dengan pemberian tugas. Penelitian direncanakan melalui tiga siklus, yaitu:

1. Pada siklus I digunakan pada kelompok besar yang terdiri dari 5 orang tiap

kelompok. Tugas diberikan di tiap akhir pembelajaran. Dalam proses ini diprediksi

terjadi adanya peningkatan hasil pembelajaran dibandingkan dengan sebelum

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas karena setiap siswa dituntut untuk memahami

pembelajaran.

2. Pada siklus II digunakan pada kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang di tiap

kelompok. Tugas diberikan tiap akhir pembelajaran. Dalam kelompok kecil, siswa

lebih aktif mengikuti pembelajaran dan lebih fokus untuk memecahkan masalah

yang diberikan oleh guru. Sehingga pada siklus II akan ada peningkatan hasil

belajar dibandingkan dengan siklus I.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Siklus III digunakan hanya saat permasalahan belum terselesaikan. Pada siklus III

pembelajaran sesuai dengan siklus II karena siklus III hanya dilaksanakan untuk

memperbaiki siklus II.

Berdasarkan analisa dan kerangka berpikir tersebut maka diduga melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun

pelajaran 2011/2012.

Gambaran lebih jelas dari kerangka berpikir tersebut disajikan dalam diagram alir

sebagai berikut :

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 3. Diagram Alir dari Kerangka Berpikir.

SIKLUS III Memperbaiki

kekurangan pada siklus II

Guru/Peneliti : Belum

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT)

dengan pemberian tugas

Siswa : Hasil Belajar

akuntansi rendah

Guru/Peneliti : menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT)

dengan pemberian tugas

SIKLUS I Menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dalam Kelompok

Besar, Memberikan tugas dengan prosentase

90%-10%

KONDISI AKHIR

Diduga melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT)

dengan pemberian tugas dapat

meningkatkan hasil belajar akuntansi kelas

X.2

KONDISI AWAL

TINDAKAN

SIKLUS II Menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dalam Kelompok

Kecil, Memberikan tugas dengan prosentase

85%-15%

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka

berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian

tugas dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X SMK Negeri

1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

SMK Negeri 1 Karanganyar merupakan satu-satunya sekolah menengah

kejuruan negeri di Kabupaten Karanganyar yang terletak di Jalan A.W.

Monginsidi, No.1, Karanganyar. Peneliti yang juga pernah melakukan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Karanganyar menilai sekolah ini

cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian dengan alasan :

a. Rendahnya hasil belajar kognitif siswa kelas X.2 pada mata pelajaran

akuntansi.

b. Kurangnya tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru.

c. Penelitian berjudul penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas belum pernah

diterapkan di SMK Negeri 1 Karanganyar, sehingga hasil penelitian dapat

digunakan sebagai masukan bagi guru maupun pihak sekolah dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilakukan selama empat bulan atau satu

semester yaitu mulai bulan Januari sampai bulan April 2012. Pada bulan Januari

2012 digunakan oleh peneliti untuk mempersiapkan penelitian yang meliputi

pengajuan masalah, penyusunan proposal, dan mengajukan perijinan. Bulan

berikutnya yaitu awal bulan sampai pertengahan Februari 2012 digunakan oleh

peneliti untuk merencanakan tindakan. Implementasi tindakan dilakukan peneliti

pada akhir bulan Februari 2012 sampai awal bulan April 2012. Data yang

dikumpulkan adalah data dari Siklus I maupun data Siklus II. Pada akhir bulan

April 2012 peneliti melakukan review terhadap data yang sudah terkumpul. Pada

bulan April sampai bulan Mei 2012 peneliti juga akan melakukan penyusunan

laporan hasil penelitian. Berikut ini akan disajikan tabel alokasi waktu penelitian.

Tabel 4. Alokasi Waktu Penelitian

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Kegiatan Penelitian Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan

kepala sekolah dan guru pelajaran terkait

b. Diskusi untuk mengidentifikasi masalah dan merancang tindakan

c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian

2. Implementasi Tindakan a.

b.

Siklus I � Perencanaan � Pelaksanaan tindakan � Observasi � Refleksi Siklus II

� Perencanaan � Pelaksanaan tindakan � Observasi � Refleksi

3. Analisis Data dan Pelaporan

a. Analisis data b. Menyusun laporan/skripsi

c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan

laporan

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan orang-orang yang berkaitan dalam

penelitian. Subjek penelitian yang digunakan peneliti adalah guru mata pelajaran

akuntansi dengan materi Mengelola Dokumen Dana Kas di Bank yakni ibu Endang

Mardiyati dan siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran

2011/2012 dengan jumlah 40 siswa yang seluruhnya terdiri dari siswa perempuan.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hubungan kegiatan yang terjadi di dalam

kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Objek penelitian yang

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

digunakan peneliti adalah mata pelajaran akuntansi mengelola dokumen dana kas

di bank dengan materi rekonsiliasi bank.

C. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data memiliki peranan yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Data dan sumber data memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti

untuk menyelesaikan penelitiannya. Data yang digunakan peneliti pada penelitian ini

adalah dokumen atau arsip. Dokumen atau arsip merupakan segala hal yang bersifat

tertulis yang dapat dijadikan sebagai sumber data. Dokumen atau arsip yang digunakan

dalam penelitian ini adalah silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil

pekerjaan siswa.

Pada penelitian kali ini, selain menggunakan data peneliti juga menggunakan

sumber data. Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini meliputi :

1. Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi lebih rinci tentang hal-hal yang

diperlukan oleh peneliti dalam penelitian. Dalam penelitian ini informan yang

digunakan oleh peneliti adalah guru akuntansi dengan materi mengelola dokumen

dana kas di bank yaitu ibu Endang Mardiyati dan siswa kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar.

2. Tempat atau lokasi

Tempat atau lokasi adalah tempat yang digunakan peneliti sebagai sasaran dalam

suatu penelitian. Tempat atau lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ruang kelas X.2 dan SMK Negeri 1 Karanganyar.

3. Peristiwa

Peristiwa merupakan segala hal yang terjadi. Peristiwa sebagai sumber data

mempunyai jenis yang beragam dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara

sengaja maupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau hanya satu kali terjadi,

dan aktivitas yang formal maupun non formal. Peristiwa dalam penelitian ini

adalah proses belajar mengajar akuntansi pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1

Karanganyar.

D. Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu :

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

a. Wawancara

Arikunto (2006) menjelaskan:

Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang” (hlm.155). Peneliti melakukan wawancara kepada peserta didik kelas X.2 untuk

mengetahui tanggapan mereka tentang proses pembelajaran di kelas, selain itu

peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran terkait untuk

mengetahui proses belajar mengajar yang diterapkan guru tersebut di dalam kelas.

Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin di mana

peneliti tidak mengambil waktu resmi namun tetap memiliki tanggung jawab

sebagai pengumpul data yang relevan, selain itu arah pembicaraan juga jelas.

b. Observasi

Arikunto (2006) menjelaskan:

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. …. Di dalam artian penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara (hlm. 157).

Peneliti secara langsung menjadi anggota penuh dan turut ambil bagian

dalam kehidupan hal yang diobservasi. Peneliti juga berinteraksi dengan subjek

yang dipelajari dan melakukan penelitian dalam interaksi tersebut.

c. Tes

Arikunto (2006) mengemukakan, “Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”

(hlm. 150).

Peneliti memberikan tes pada akhir siklus untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam menyerap materi pelajaran. Tes yang digunakan berbentuk soal

pilihan ganda dan soal essai.

d. Dokumentasi

Arikunto (2006) mengemukakan:

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya” (hlm. 158). Dokumentasi yang diambil peneliti adalah RPP, silabus, dan buku

pegangan mengajar.

E. Uji Validitas Data

Wiriaatmaja (2006) mengemukakan tujuan dilakukannya uji validitas yakni,

“Mengacu pada kredibilitas dan derajat kepercayaan dari hasil penelitian” (hlm. 164). Uji

validitas yang dilakukan peneliti pada penelitian kali ini adalah melakukan validasi

dengan triangulasi. Patton (1984) juga menyatakan, “Terdapat empat macam teknik

triangulasi, yaitu 1. triangulasi data (data triangulation), 2. triangulasi peneliti

(investigator triangulation), 3. triangulasi metodologis (methodological triangulation), 4.

triangulasi teoretis (theoretical triangulation)” (Sutopo, 2002: 78).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data/triangulasi sumber

dan triangulasi metodologis/triangulasi metode untuk mengetahui kebenaran dari

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sutopo (2002) menyatakan, “Triangulasi sumber

mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan

sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda” (hlm. 79). Dari pernyataan

tersebut maka peneliti menggunakan dua observer untuk melakukan observasi kemudian

hasilnya akan dibandingkan dan ditarik kesimpulan. Uji validitas lain yang digunakan

peneliti adalah triangulasi metode, Sutopo (2002) menyatakan, “Triangulasi metode bisa

dilakukan oleh seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan

menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda” (hlm. 80). Dari

pernyataan tersebut maka peneliti mengumpulkan data berupa hasil wawancara dan data

nilai siswa untuk dicocokkan dan ditarik kesimpulan mengenai pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran.

F. Analisis Data

Suwandi (2011) mengatakan, ”Teknik analisis yang digunakan untuk

menganalisis data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik

deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis”

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

(hlm. 66). Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2011) menyatakan cara untuk

menganalisis data adalah dengan, “Mencari nilai rerata, prosentase keberhasilan

hasil belajar, dan lain lain” (hlm. 131) sedangkan Suwandi (2011) menyatakan,

“Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni

dengan membandingkan hasil antar siklus” (hlm.66). Pada penelitian ini, peneliti

menganalisis data kuantitatif berupa nilai siswa selama penelitian yang terdiri dari

nilai tugas siswa, nilai ulangan harian akhir siswa, dan nilai hasil belajar siswa

dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif yakni dengan membandingkan

rata-rata dan prosentase keberhasilan nilai tugas siswa, nilai ulangan harian akhir

siswa, dan nilai hasil belajar siswa pada pra siklus ke siklus 1 dan siklus 1 ke

siklus selanjutnya. Hasil dari analisis data ini digunakan untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar kognitif siswa yang terjadi dari siklus 1 ke siklus

selanjutnya.

Pada teknik analisis kritis, Suwandi menyatakan, “Teknik analisis kritis

berkaitan dengan data kualitatif” (hlm. 66). Arikunto, Suhardjono, & Supardi

(2011) menyatakan bahwa data kualitatif yaitu data yang berupa, “Hasil

wawancara, hasil pengamatan, berbagai isi jurnal hasil angkat/kuesioner” (hlm.

132). Suwandi menyatakan, “Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk

mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses

belajar mengajar” (hlm. 66). Pada penelitian ini, peneliti menganalisis data

kuantitatif berupa hasil observasi/pengamatan terhadap proses belajar mengajar

yang dilakukan guru dan hasil wawancara dengan guru dan siswa. Hasil dari

analisis data ini digunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan memperbaiki

proses pembelajaran selanjutnya.

G. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Dalam literatur berbahasa inggris PTK sering disebut

dengan Classroom Action Research. Ditinjau dari arti per katanya, Arikunto

(2006) menyatakan, “Penelitian tindakan kelas terdiri dari tiga kata yaitu

penelitian, tindakan, dan kelas” (hlm. 91). Penelitian menunjuk pada kegiatan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan menunjuk

pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.

Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah

sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama

dari guru yang sama pula. Dengan demikian Arikunto, Suhardjono, & Supardi

(2011) menyimpulkan, “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas seara bersama” (hlm. 3).

Mc Niff (1992) menegaskan, “Dasar utama bagi dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan” (Arikunto, Suhardjono, &

Supardi, 2011: 106). Lebih jauh lagi, Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2011)

merinci tujuan PTK antara lain sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable) (hlm.61).

Suyanto (1997) menyatakan bahwa manfaat PTK adalah, ”1. Inovasi

pembelajaran, 2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas, 3. Peningkatan

profesionalitas guru (Subyantoro, 2009: 24). Hopkins (1993) menyebutkan ada lima

prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas

1. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

3. Kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.

4. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

5. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruang kelas, misalnya: tataran sistem atau lembaga. (Arikunto, Suhardjono, & Supardi, 2011: 115).

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2011) mengemukakan bahwa, “Ada empat rincian kegiatan pelasanaan PTK yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan. Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.

b. Tindakan. Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.

c. Pengamatan atau observasi. Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

d. Refleksi. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul. Kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya” (hlm.74).

Arikunto, Suhardjono, & Supardi (2011) menggambarkan siklus penelitian

tindakan kelas sebagai berikut :

Gambar 4. Siklus PTK (hlm.74).

Permasalahan

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan I

Refleksi I

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pengamatan/ pengumpulan data II

Refleksi II

Pelaksanaan tindakan II Perencanaan tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan data I

Pelaksanaan tindakan I

Siklus I

Siklus II

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

H. Indikator Kinerja Penelitian

Tabel 5. Indikator Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Indikator Peningkatan Hasil Belajar

Prosentase Target Capaian

Cara Mengukur

Ketuntasan hasil belajar 80 % Melalui penghitungan terhadap siswa yang mendapatkan ketuntasan dengan nilai di atas 75.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti

dari awal penelitian sampai akhir penelitian. Langkah-langkah yang harus dilakukan

peneliti antara lain :

a. Tahap persiapan penelitian

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

1) Meminta izin dan berkoordinasi kepada kepala sekolah dan guru mata

pelajaran akuntansi SMK Negeri 1 Karanganyar.

2) Berdiskusi dengan guru mata pelajaran akuntansi untuk mengidentifikasi

permasalahan yang terjadi dalam pelajaran akuntansi kelas X.2 di SMK

Negeri 1 Karanganyar dan merancang tindakan.

3) Menyusun proposal penelitian.

4) Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Tahap ini merupakan tahap penerapan isi rancangan tindakan kelas. Pada tahap ini

peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas untuk meningkatkan hasil belajar

akuntansi. Dalam tahap ini pelaksanaan tindakan dilakukan dalam tiga siklus, yaitu

siklus I, siklus II, dan siklus III. Siklus III dapat tidak dilakukan ketika hasil siklus

sebelumnya sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditetapkan. Setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap

pelaksanaan tindakan, tahap observasi, serta tahap refleksi. Setiap siklus

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Tahap analisis data dan pelaporan

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap hasil data yang diperoleh tiap

siklus kemudian hasil yang telah diperoleh selama penelitian tersebut digunakan

untuk menyusun laporan. Setelah menyusun laporan, peneliti akan melaksanakan

ujian dan melakukan revisi apabila terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam

laporan, yang terakhir dilakukan setelah revisi adalah penggandaan dan

pengumpulan laporan.

J. Proses Penelitian

Hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar

akuntansi melalui model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan

pemberian tugas pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar. Dalam model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), setiap siswa dalam satu

kelompok diberikan nomor kepala yang menjadi identitasnya kemudian setelah kelompok

berdiskusi, guru akan memanggil satu nomor kepala yang akan menjelaskan hasil

diskusinya kepada seluruh kelas. Selain menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT), peneliti juga menggunakan metode pemberian

tugas, yakni guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar di

luar jam pelajaran dengan tujuan memantapkan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu setiap siklus dirancang memiliki empat tahap, yaitu 1.

Perencanaan tindakan, 2. Pelaksanaan tindakan, 3. Pengamatan, 4. Refleksi untuk

perencanaan siklus selanjutnya.

a. Rancangan siklus I

1) Tahap perencanaan tindakan

a) Peneliti bersama guru mata pelajaran terkait merancang penerapan model

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) melalui diskusi kelompok

besar, dan pada akhir pembelajaran akan diberikan

tugas dengan prosentase 90% dari materi pertemuan tersebut dan 10% dari

materi pertemuan selanjutnya.

b) Peneliti bersama guru menyiapkan bahan ajar, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan alat observasi.

c) Menyusun instrumen untuk evaluasi berupa soal tes tertulis.

d) Menetapkan indikator ketercapaian.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Siklus I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yaitu :

a) Pertemuan I

(1) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif.

(2) Guru memberi apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan

menyampaikan materi awal.

(3) Guru membagi kelas ke dalam delapan kelompok di mana setiap

kelompok terdiri dari lima siswa.

(4) Guru memberi nomor kepala pada tiap siswa dan siswa bekerja

dalam kelompok.

(5) Guru memanggil satu nomor dan siswa yang nomornya dipanggil

akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

(6) Guru mengamati presentasi siswa dan memberi penilaian secara

lisan.

(7) Guru memberi tanggapan dan pada akhir pertemuan guru

memberikan tugas rumah kepada siswa.

b) Pertemuan II

(1) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif.

(2) Guru memberi apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan

menyampaikan materi awal.

(3) Guru mengajak siswa untuk memberikan jawaban atas tugas yang

diberikan guru setelah selesai dicocokkan, tugas dikumpulkan pada

guru.

(4) Siswa kembali ke dalam kelompoknya untuk mendiskusikan tugas

yang diberikan guru.

(5) Guru mengingatkan siswa bahwa nomor kepala individu masih sama

dengan nomor kepala pada pertemuan pertama.

(6) Guru memanggil satu nomor dan siswa yang nomornya dipanggil

akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

(7) Guru mengamati presentasi siswa dan memberi penilaian.

(8) Guru memberikan tanggapan dan pada akhir pertemuan guru

memberikan tugas rumah kepada siswa.

c) Pertemuan III

(1) Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

(2) Siswa mengumpulkan tugas rumah yang diberikan guru pada

pertemuan sebelumnya.

(3) Guru memberikan tes individual.

(4) Guru mengamati pelaksanaan tes agar hasil tes dapat mencerminkan

kemampuan individual siswa.

(5) Setelah tes dilaksanakan, guru membahas tes yang telah

dilaksanakan bersama dengan siswa.

3) Tahap observasi

Tahap observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan kelas.

Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi atau pengamatan atas hasil dari

pelaksanaan tindakan yang meliputi diskusi kelompok dan penilaian terhadap

tugas rumah yang diberikan.

4) Tahap refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan analisis terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran dan hasil penguasaan materi (nilai tes). Data yang diperoleh dari

siklus I kemudian akan digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki

pembelajaran melalui siklus II.

b. Rancangan siklus II

Rencana penelitian tindakan kelas pada siklus II ini disesuaikan dengan

kekurangan yang ditemui pada siklus I, sehingga rencana tindakan kelas siklus II

bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan siklus II juga

dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Materi yang dipelajari adalah kelanjutan dari

materi pada siklus I.

c. Rancangan siklus III

Rencana penelitian tindakan kelas pada siklus III ini disesuaikan dengan

kekurangan yang ditemui pada siklus II, sehingga rencana tindakan kelas siklus III

bertujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus II. Pelaksanaan siklus III

juga dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Materi yang dipelajari adalah mengulang

materi pada siklus sebelumnya.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 1 Karanganyar

SMK Negeri 1 Karanganyar berdiri pada tanggal 7 November 1963

dengan mendapat SK MENDIKBUD No.974/ B-3/ Kedj. Dahulu dikenal

dengan sebutan SMEA. Pertama kali berdiri sekolah ini, dikepalai oleh

bapak Soekamto. Sekolah ini mengalami perubahan nama berulang-ulang

dari STM, SMKK, SMEA, SMPS dan akhirnya sekarang menjadi nama

SMK. Meskipun sering mengalami perubahan nama, masyarakat tetap

familiar dengan keberadaan SMK ini. Sehingga, sering dissebut dengan

istilah lama yaitu SMEA.

a. Perkembangan Sekolah

Pada tahun 1070 an, SMK Negeri 1 Karanganyar hanya

mempunyai 2 program jurusan, yaitu tata buku dan tata perusahaan.

Kemudian pada tahun 1976, ada penambahan program jurusan, yaitu

tata niaga. Seiring dengan perkembangan jaman, nama program jurusan

itupun berubah-ubah. Karena kemajuan teknologi dan tututan jaman,

serta harapan masyarakat, maka SMK Negeri 1 Karanganyar

memperbanyak program kejuruan, yaitu tata busana.

Pada tahun 2000 an, program jurusan yang ditawarkan di SMK

Negeri 1 Karanganyar menjadi 5 jurusan, yaitu program keahlian bisnis

dan manajemen yang meliputi 3 program khusus yaitu akuntansi (dulu

dikenal dengan nama tata buku), sekretaris (tata usaha), dan penjulan

(tata niaga). Program keahlian tata busana, dan program teknologi

informasi yaitu multimedia. Dengan tersedianya berbagai jurusan, maka

peminat siswa yang ingin melanjutkan ke SMK Negeri 1 Karanganyar

juga semakin banyak.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Tahun 2008, SMK Negeri 1 Karanganyar semakin mampu

menciptakan daya saing yang kuat, dengan membuka jurusan baru lagi,

yaitu usaha perjalanan wisata.

b. Nama-Nama Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang pernah menjabat di SMK Negeri 1

Karanganyar adalah :

1) Drs. Simin Moeljodinoto

2) Drs. Moerjadji

3) Soerdjadi, B.A

4) Drs. Soewardi

5) Drs. Casudi, M.Pd.

6) Tenang Pranata, S.Pd., M.Pd.

2. Keadaan Lingkungan Belajar

Secara geografis, SMK Negeri 1 Karanganyar terletak di tengah

kota Karangayar, tepatnya terletak di Jalan Monginsidi, Kelurahan

Tegalgede, Kabupaten Karanganyar. Sebelah barat SMK Negeri 1

Karanganyar terdapat MAN Karanganyar, sebelah utara terdapat MI

Karanganyar, sebelah timur terdapat SMK Wikarya dan SMK BK, dan

sebelah selatan terdapat pertokoan dan rumah warga.

Letak SMK Negeri 1 Karanganyar yang strategis membuat sekolah

ini mudah dijangkau oleh kendaraan umum dari berbagai jurusan, sehingga

memudahkan siswa untuk menuju ke sekolah. Masyarakat juga merespon

dengan baik SMK ini karena merupakan satu-satunya SMK Negeri yang ada

di Karanganyar yang juga sudah menerapkan sistem Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional (RSBI). Secara umum, keadaan lingkungan SMK

Negeri 1 Karanganyar adalah sekolah yang asri dan bersih. Hal ini ditunjang

adanya kegiatan Jumat bersih yang dilakukan oleh semua anggota sekolah

setiap satu minggu sekali untuk membersihkan seluruh wilayah sekolah. Di

setiap sudut bangunan terdapat pohon rindang dan juga tumbuhan lain yang

sangat terawat.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Keadaan kelas pada umumnya sudah dilengkapi dengan berbagai

fasilitas penunjang pembelajaran yang sangat memadai (sesuai standar

RSBI), yaitu berupa inventaris kelas seperti whiteboard, meja, kursi, LCD,

screen, dll. Untuk penempatan ruang belajar siswa, SMK Negeri 1

Karanganyar menerapkan sistem moving class, sehingga ruang

pembelajaran siswa berganti-ganti tempat atau ruang kelasnya. Pergantian

ini dilakukan ketika terjadi pergantian mata pelajaran sesuai jadwal yang

ditentukan. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran siswa SMK Negeri 1

Karanganyar menyediakan laboratorium dan perpustakaan. Dengan adanya

berbagai fasilitas yang lengkap diharapkan KBM di SMK Negeri 1

Karanganyar dapat berjalan dengan maksimal.

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Karanganyar

a. Visi

Mewujudkan SMK yang di percaya oleh masyarakat sebagai lembaga diklat

yang unggul serta mampu menjawab tantangan dalam perubahan di era global.

b. Misi

1) Membekali peserta diklat dengan kompetensi yang memadai sesuai

dengan kebutuhan lapangan kerja dan mampu berwirausaha.

2) Membekali peserta diklat agar memiliki etos kerja yang tinggi dan

berbudi pekerti yang luhur.

c. Tujuan

1) Menyiapkan siswa menjadi insan cerdas, terampil dan kompetitif

untuk memasuki lapangan kerja, memilih karir dan mampu

mengembangkan diri sesuai bidang keahliannya.

2) Menyiapkan siswa memungkinkan melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

B. Deskripsi Pratindakan

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal di

kelas untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan dan mengidentifikasi masalah-

masalah yang muncul selama proses pembelajaran akuntansi. Observasi awal

peneliti dilakukan pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2012 di ruang 2 kelas X.2

SMK Negeri 1 Karanganyar. Hasil dari observasi awal tersebut adalah :

1. Minat belajar siswa dan motivasi diri siswa yang masih rendah.

Rendahnya minat belajar siswa terlihat dari kurang antusiasnya siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Banyak siswa yang kurang

memperhatikan penjelasan guru, khususnya siswa yang duduk di bangku belakang

karena guru juga kurang memperhatikan siswa yang ramai di bangku belakang.

Motivasi diri siswa untuk berkembang yang rendah juga terlihat dari banyak siswa

yang lupa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru pada

pertemuan yang lalu. Siswa juga belum mau berusaha untuk mencari tahu materi

yang belum ia pahami baik dari buku-buku maupun dari teman sebaya. Hal ini

mengakibatkan siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang akan

berimbas dengan rendahnya hasil belajar kognitif siswa. Dalam hal ini guru

dituntut untuk dapat memotivasi siswa untuk dapat meningkatkan minat belajar

siswa sehingga hasil belajar kognitif siswa juga akan meningkat. Guru dapat

menjelaskan tujuan dan arti penting mempelajari akuntansi khususnya pada pokok

bahasan yang akan dipelajari sehingga siswa memiliki cara pandang yang positif

dan termotivasi untuk meningkatkan minat belajar. Guru juga sebaiknya menegur

siswa yang ramai dan lebih memperhatikan siswa yang duduk di bangku belakang.

2. Masih terpakunya pembelajaran pada buku pegangan sekolah.

Selama ini siswa hanya menggunakan buku pegangan dari sekolah saja.

Kurangnya motivasi siswa untuk berkembang membuat siswa belum mau mencari

sumber lain untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi yang

diajarkan. Siswa hanya mengerjakan soal-soal yang ada pada buku pegangan

sekolah, guru juga belum banyak memberikan latihan soal dari buku lain. Hal ini

membuat siswa kurang dapat menguasai materi dengan baik sehingga hasil belajar

kognitif siswa juga masih rendah. Dengan demikian guru dituntut untuk dapat

memberikan latihan soal yang lebih banyak dari sumber lain. Guru juga dapat

memotivasi siswa agar mencari sumber lain selain buku pegangan sekolah.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

3. Penggunaan metode belajar yang kurang bervariasi.

Metode pembelajaran yang digunakan guru saat menyampaikan materi

pelajaran adalah metode ceramah monoton dan menggunakan model kooperatif.

Meskipun dalam pembelajaran guru sudah menggunakan model kooperatif untuk

meningkatkan minat belajar siswa, namun model dan metode yang digunakan guru

dirasa belum efektif karena masih banyak siswa yang ramai saat guru meminta

siswa untuk bekerja dalam kelompok, selain itu hanya beberapa siswa saja yang

mendominasi kelompok sedangkan siswa yang lainnya hanya diam dan menunggu

jawaban dari teman satu kelompoknya. Saat presentasi guru hanya menyuruh

perwakilan kelompok yang menjelaskan hasil pembahasan kelompoknya, sehingga

siswa yang tidak ikut mengerjakan soal kelompok juga tidak akan disuruh maju

oleh kelompoknya. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat

banyak banyak siswa yang belum memahami materi dan siswa yang belum

memahami materi akan semakin tidak paham.

4. Hasil belajar kognitif siswa yang masih rendah.

Berdasarkan observasi awal peneliti, hasil belajar kognitif siswa kelas

X.2 masih rendah. Hal ini ditunjukkan dari tabel berikut

Tabel 6. Hasil Tes Awal Siswa

Nilai Jumlah Siswa Prosentase 75-100 8 20% 50-74 23 57,50% 25-49 9 22,50%

40 100%

Tabel hasil tes awal siswa menunjukkan bahwa terdapat 32 siswa (80%)

yang belum tuntas atau belum memenuhi standar KKM yaitu 75 sedangkan

hanya 8 siswa (20%) yang sudah tuntas atau sudah memenuhi standar KKM

yaitu 75. Nilai rata-rata kelas pada tes awal siswa yaitu 58,38. Hal ini

menunjukkan bahwa proses belajar yang dilakukan belum optimal dan

belum mencapai tujuan yang diharapkan.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus

Penelitian yang dilakukan peneliti kali ini terdiri dari dua siklus, tiap

siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu : 1. Perencanaan tindakan. 2. Pelaksanaan

tindakan. 3. Observasi. 4. Refleksi

1. Siklus I

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 25 Februari 2012 di kantor guru SMK Negeri 1 Karanganyar. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

kemudian disepakati bahwa penelitian siklus I akan dilaksanakan dalam tiga

pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012, hari Sabtu tanggal 3

Maret 2012, dan hari Rabu tanggal 7 Maret 2012.

Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut

:

1) Peneliti bersama guru mata pelajaran terkait mendiskusikan skenario

pembelajaran akuntansi dengan materi pelajaran mengelola dana kas bank

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas. Skenario pembelajaran yang

disusun sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama (Rabu, 29 Februari 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(3) Guru bersama peneliti membuka pelajaran dengan memberikan

gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang

rekonsiliasi bank.

(4) Guru bersama peneliti menjelaskan indikator dan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran

berakhir dan cakupan materi yang akan dipelajari.

(5) Guru bersama peneliti menggiring siswa dengan cerita yang

berhubungan dengan materi.

(6) Guru bersama peneliti menjelaskan garis besar penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas kepada siswa.

(7) Siswa bersama guru merangkai pengertian rekonsiliasi bank dan

tujuan rekonsiliasi bank.

(8) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan tiap kelompok

terdiri dari lima siswa.

(9) Setiap siswa diberikan nomor kepala sebagai identitas pada

kelompoknya.

(10) Guru bersama peneliti memberikan soal dan siswa

mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama

kelompoknya.

(11) Guru bersama peneliti menunjuk satu nomor kepala. Siswa

yang nomornya ditunjuk menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, siswa dari kelompok lain dapat bertanya atau

dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi fasilitator.

(12) Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi

siswa saat pembelajaran kelompok.

(13) Guru bersama peneliti memberi penguatan terhadap hasil

diskusi dan membahas kesulitan yang dihadapi siswa selama

proses pembelajaran kelompok.

(14) Guru bersama peneliti menganalisa kemampuan individu secara

klasikal dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang

telah disampaikan kepada siswa secara acak.

(15) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(16) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

(17) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

(18) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(19) Guru bersama peneliti memberi tugas rumah kepada siswa

sebagai tindak lanjut.

(20) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

b) Pertemuan kedua (Sabtu, 3 Maret 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(3) Siswa bersama guru mengulang pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya secara singkat.

(4) Siswa secara acak menjawab tugas yang diberikan oleh guru

pada pertemuan sebelumnya kemudian guru memberikan

jawaban yang benar.

(5) Siswa bersama guru menyebutkan bentuk-bentuk rekonsiliasi

bank, merangkai cara untuk mengecek kebenaran pencatatan

kas perusahaan dan bank, mengidentifikasi penyebab terjadinya

selisih kas perusahaan dan bank, dan menyajikan laporan

rekonsiliasi bank ke arah saldo yang benar.

(6) Guru bersama peneliti mempersilakan siswa untuk berformasi

dalam kelompoknya masing-masing sesuai pertemuan

sebelumnya.

(7) Guru bersama peneliti memberitahukan bahwa nomor kepala

yang digunakan masih sama dengan pertemuan sebelumnya.

(8) Guru bersama peneliti memberikan soal dan siswa

mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama

kelompoknya.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

(9) Guru bersama peneliti menunjuk satu nomor kepala. Siswa

yang nomornya ditunjuk oleh guru menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, siswa dari kelompok lain dapat bertanya atau

dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi fasilitator.

(10) Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi

siswa saat pembelajaran kelompok.

(11) Guru bersama peneliti memberi penguatan terhadap hasil

diskusi dan membahas kesulitan yang dihadapi siswa selama

proses pembelajaran kelompok.

(12) Guru bersama peneliti menganalisa kemampuan individu secara

klasikal dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang

telah disampaikan kepada siswa secara acak.

(13) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

(14) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

(15) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

(16) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(17) Guru bersama peneliti memberi tugas rumah kepada siswa

sebagai tindak lanjut.

(18) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

(19) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

c) Pertemuan ketiga (Rabu, 7 Maret 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(3) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes

individu.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

(4) Guru bersama peneliti membagikan soal tes individu dan

lembar jawaban kepada siswa.

(5) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri sesuai

dengan aturan yang telah dijelaskan.

(6) Guru bersama peneliti mengawasi jalannnya tes dengan baik

agar hasil tes individu dapat mencerminkan kemampuan siswa.

(7) Siswa mengumpulkan lembar jawab soal tes individu.

(8) Siswa bersama guru mengoreksi dan menganalisa hasil tes

individu.

(9) Guru bersama peneliti membahas jawaban satu per satu untuk

menguatkan pemahaman siswa.

(10) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

(11) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(12) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

(13) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

2) Peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk materi rekonsiliasi bank.

3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian berupa :

a) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar

mengajar. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru.

b) Menyiapkan soal tes dan tugas yang akan diberikan pada siswa sebagai

penilaian ketuntasan belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari rancangan atau

skenario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti bersama guru mata

pelajaran terkait. Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu tanggal 29 Februari 2012,

hari Sabtu tanggal 3 Maret 2012, dan hari Rabu tanggal 7 Maret 2012 di ruang 2

kelas X.2. Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 9x45 menit sesuai

dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan siklus I ini

adalah mengenai rekonsiliasi bank.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Pada pertemuan pertama guru mengawali pelajaran dengan

mengenalkan proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas.

Siswa antusias dengan adanya model pembelajaran baru kemudian siswa

bersama guru merangkai konsep tentang pengertian dan tujuan rekonsiliasi bank

bersama siswa. Selanjutnya, siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan

lima orang di setiap kelompoknya untuk menjawab soal yang diberikan guru.

Setiap siswa diberikan nomor kepala sebagai identitas tiap kelompok. Apabila

waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal telah habis, guru memanggil

satu nomor kepala untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan

kelas. Siswa yang lain dapat memberikan tanggapan atau pertanyaan atas

presentasi yang dilakukan oleh salah satu anggota kelompok. Dalam hal ini

guru bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa agar

setiap siswa lebih aktif dalam kerja kelompok. Pada akhir pertemuan guru

memberikan tugas pada siswa yang harus dikumpulkan pada pertemuan

selanjutnya. Meskipun beberapa siswa kurang antusias, namun guru kembali

menegaskan bahwa penugasan berfungsi untuk menguatkan pemahaman siswa

tentang materi yang dibahas. Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran

melanjutkan materi pada pertemuan pertama, namun sebelum pelajaran

dilanjutkan guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Setelah tugas pertemuan sebelumnya selesai dibahas, siswa dibagi lagi ke dalam

kelompok seperti pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa juga

bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru. Setelah

selesai berdiskusi, siswa yang nomor kepalanya dipanggil oleh guru akan

mempresentasikan jawaban kelompoknya ke depan kelas. Pada akhir

pertemuan guru memberikan tugas pada siswa yang harus dikumpulkan pada

pertemuan selanjutnya kemudian siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan

sebelumnya. Pertemuan terakhir di siklus I diisi dengan pemberian ulangan

akhir siklus I. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar kognitif dari siklus I. Pada akhir pembelajaran, siswa

mengumpulkan tugas yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama (Rabu, 29 Februari 2012)

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Guru membuka pelajaran dengan memberikan gambaran tentang

materi yang akan dipelajari yaitu tentang rekonsiliasi bank.

d) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir dan cakupan materi yang

akan dipelajari.

e) Guru menggiring siswa dengan cerita yang berhubungan dengan

materi.

f) Guru bersama peneliti menjelaskan garis besar penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan

pemberian tugas kepada siswa.

g) Siswa bersama guru merangkai pengertian rekonsiliasi bank dan

tujuan rekonsiliasi bank.

h) Siswa dibagi menjadi delapan kelompok dengan tiap kelompok terdiri

dari lima siswa.

i) Setiap siswa diberikan nomor kepala sebagai identitas pada

kelompoknya.

j) Guru memberikan soal dan siswa mendiskusikan tugas yang diberikan

guru bersama kelompoknya. Waktu yang diberikan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan guru adalah 60 menit.

k) Guru menunjuk satu nomor kepala. Siswa yang nomornya ditunjuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya, siswa dari kelompok lain

dapat bertanya atau dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi

fasilitator. Nomor kepala yang ditunjuk guru adalah nomor kepala 2,

sehingga siswa bernomor kepala 2 ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberikan waktu

30 menit untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kelompok lain diminta memperhatikan dan diberi kesempatan untuk

bertanya atau memberi tanggapan.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

l) Guru mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa saat

pembelajaran kelompok sehingga dapat diketahui kesulitan belajar

siswa.

m) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi dan membahas

kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran kelompok.

n) Guru menganalisa kemampuan individu secara klasikal dengan

memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

kepada siswa secara acak.

o) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

p) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

q) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

r) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

s) Guru memberi tugas rumah kepada siswa sebagai tindak lanjut.

t) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

2) Pertemuan kedua (Sabtu, 3 Maret2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Siswa bersama guru mengingat kembali materi yang telah

disampaikan guru pada pertemuan sebelumnya.

d) Siswa bersama guru menjawab tugas yang diberikan guru pada

pertemuan sebelumnya. Guru menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab tugas yang diberikan guru kemudian guru akan

memberikan jawaban yang benar dari tugas tersebut.

e) Siswa bersama guru menyebutkan bentuk-bentuk rekonsiliasi bank,

merangkai cara untuk mengecek kebenaran pencatatan kas perusahaan

dengan bank, dan mengidentifikasi penyebab terjadinya selisih kas

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

perusahaan dan bank, menyajikan laporan rekonsiliasi bank ke arah

saldo yang benar pada buku paket. Guru memberikan kesempatan

pada siswa untuk mengemukakan pendapat kemudian guru

memberikan kesimpulan dari pendapat siswa.

f) Guru mempersilakan siswa untuk berformasi kembali dalam

kelompoknya masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.

g) Guru memberitahukan bahwa nomor kepala yang digunakan masih

sama dengan nomor kepala yang digunakan pada pertemuan

sebelumnya.

h) Guru memberikan soal dan siswa mendiskusikan soal yang diberikan

guru bersama kelompoknya. Waktu yang diberikan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan guru adalah 60 menit. Guru

mengamati jalannya kerja kelompok dan memberikan bimbingan serta

arahan, juga membantu siswa dalam memecahkan masalah atau

kesulitan yang dihadapi siswa.

i) Guru menunjuk satu nomor kepala. Siswa yang nomornya ditunjuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya, siswa dari kelompok lain

dapat bertanya atau dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi

fasilitator. Nomor kepala yang ditunjuk guru adalah nomor kepala 4,

sehingga siswa bernomor kepala 4 ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberikan waktu

30 menit untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kelompok lain diminta memperhatikan dan diberi kesempatan untuk

bertanya atau memberi tanggapan.

j) Guru mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa saat

pembelajaran kelompok sehingga dapat diketahui kesulitan belajar

siswa.

k) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi dan membahas

kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran kelompok.

l) Guru menganalisa kemampuan individu secara klasikal dengan

memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

kepada siswa secara acak.

m) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

n) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

o) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

p) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan

dilaksanakan ulangan harian siklus I.

q) Guru memberi tugas rumah kepada siswa sebagai tindak lanjut.

r) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

s) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

3) Pertemuan ketiga (Rabu, 7 Maret 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan tes individu/ soal

ulangan harian siklus I.

d) Siswa yang mengerjakan ulangan lebih dulu adalah siswa bernomor

urut genap.

e) Guru bersama peneliti membagikan soal tes individu dan lembar

jawaban kepada siswa.

f) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri sesuai dengan

aturan yang telah dijelaskan. Guru mengingatkan siswa untuk selalu

berlaku jujur dalam mengerjakan tes individu.

g) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil

tes individu dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

h) Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar

jawab kepada guru dan tes dilanjutkan oleh peserta bernomor urut

ganjil.

i) Siswa bersama guru mengoreksi dan menganalisa hasil tes individu.

Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab hasil tes individu

yang telah dikerjakan.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

j) Guru membahas soal tes individu satu per satu untuk lebih

menguatkan pemahaman siswa.

k) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

l) Guru menginformasikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya.

m) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

n) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

c. Observasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan materi

mengelola dana kas bank menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas di kelas X.2 SMK

Negeri 1 Karanganyar. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan berkolaborasi

dengan guru mata pelajaran terkait, yaitu ibu Endang Mardiyati,S.Pd. Hal ini

dilakukan agar peneliti dan guru dapat bersama-sama mengamati langsung

proses pembelajaran akuntansi materi mengelola dana kas bank.

Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu, 29 Februari 2012. Guru

mengawali pembelajaran dengan mengenalkan proses pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas. Pembelajaran dilanjutkan oleh siswa bersama

guru dengan merangkai pengertian dan tujuan dilakukannnya rekonsiliasi bank,

transaksi-transaksi yang mempengaruhi saldo kas perusahaan dan saldo kas di

bank, serta penyebab terjadinya selisih kas menurut catatan perusahaan dan

bank. Selama proses pembelajaran, kelas dibagi menjadi delapan kelompok

untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru selanjutnya setiap siswa

diberikan nomor kepala sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT). Guru memanggil satu nomor untuk

mempresentasikan jawaban yang telah diperolehnya dari kerja kelompok. Guru

juga menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa secara jelas. Pada

akhir pembelajaran guru memberikan tugas untuk siswa yang akan

dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pertemuan kedua dilakukan pada hari Sabtu, 3 Maret 2012.

Pelaksanaan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

namun sebelum pelajaran dilanjutkan guru membahas tugas yang diberikan

pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa bersama guru

mengecek kebenaran pencatatan kas perusahaan dan bank, mengidentifikasi

penyebab terjadinya selisih kas antara rekening koran bank dan catatan

perusahaan, menyebutkan bentuk-bentuk rekonsiliasi bank, dan menyusun

laporan rekonsiliasi bank ke arah saldo yang benar. Model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) digunakan kembali saat

melakukan kerja kelompok. Nomor kepala yang digunakan masih sama dengan

pertemuan sebelumnya. Guru menguatkan kembali jawaban siswa dengan jelas.

Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas untuk siswa yang akan

dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya kemudian siswa mengumpulkan tugas

pada pertemuan sebelumnya.

Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu, 7 Maret 2012. Pertemuan

ketiga dilakukan peneliti bersama guru untuk mengadakan evaluasi

pembelajaran dari siklus I. Pada akhir pembelajaran siswa mengumpulkan tugas

pada pertemuan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar kognitif siswa pada siklus I. Dari kegiatan tersebut, deskripsi

secara rinci tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi pada materi

mengelola dana kas bank dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas telah dijelaskan

dalam pelaksanaan tindakan I.

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran, diperoleh gambaran sebagai berikut:

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 7. Nilai Siklus I

Rentang Nilai

Tugas 1 Tugas 2 Ulangan Harian

Akhir Hasil Belajar

Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

%

≥ 97 7 17,50% 6 15,00% 3 7,50%

86-96 31 77,50% 26 65,00% 9 22,50% 13 32,50% 75-85 9 22,50% 7 17,50% 11 27,50% 14 35,00%

64-74 6 15,00% 7 17,50%

53-63 4 10,00% 2 5,00%

42-52 3 7,50% 1 2,50%

≤ 41 1 2,50%

Total 40 100% 40 100% 40 100% 40 100%

Keterangan :

Kolom tugas 1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tugas 1 adalah

89,45 dengan seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM yaitu 75, namun belum

ada siswa yang mendapat nilai di atas 96. Hal ini disebabkan karena siswa

kurang antusias dengan tugas yang diberikan guru sehingga hasil yang

diperoleh siswa belum sempurna. Selain itu pemahaman siswa terhadap materi

masih kurang sehingga siswa masih kesulitan mengerjakan tugas dari guru.

Kolom tugas 2 menunjukkan bahwa seluruh siswa juga mendapatkan

nilai di atas KKM. Dalam kolom ini juga diketahui bahwa terdapat peningkatan

hasil belajar siswa karena rata-rata nilai tugas 2 adalah 92,95 dan pada tugas 2

terdapat tujuh siswa yang mendapatkan nilai di atas 96. Peningkatan ini

disebabkan karena guru memberikan motivasi pada siswa untuk terus berlatih

melalui tugas yang diberikan. Penggunaan model kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) juga membuat siswa untuk lebih mudah memahami

materi sehingga siswa lebih mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan

guru.

Kolom ulangan harian akhir siklus I menunjukkan bahwa indikator

keberhasilan belum dapat dicapai namun apabila dibandingkan dengan nilai pra

siklus terdapat peningkatan nilai dari pra siklus ke siklus 1. Nilai ulangan harian

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

pra siklus menunjukkan bahwa terdapat 8 siswa (20%) yang mendapat nilai di

atas KKM sedangkan 32 siswa (80%) mendapat nilai di bawah KKM dengan

nilai rata-rata 58,38 sedangkan pada siklus I terdapat 26 siswa (65 %) yang

nilainya di atas KKM sedangkan 14 siswa (35%) nilainya masih berada di

bawah KKM dengan nilai rata-rata 77,21. Peningkatan ini terjadi karena

pemahaman siswa lebih meningkat dari sebelumnya dan siswa telah terbiasa

mengerjakan soal-soal melalui tugas sehingga hal itu semakin memberikan

kemudahan bagi siswa untuk mengerjakan soal ulangan dengan baik dan benar.

Siswa yang belum tuntas disebabkan karena siswa tersebut belum bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan pemahaman materi

yang masih kurang sehingga siswa tersebut masih kesulitan dalam mengerjakan

soal ulangan yang diberikan guru.

Kolom hasil belajar diperoleh dari rata-rata nilai tugas dengan nilai

ulangan harian akhir siklus I. Kolom tersebut menunjukkan bahwa 30 siswa

(75%) telah mendapat nilai di atas KKM, sedangkan 10 siswa (25%) masih

berada di bawah KKM dengan nilai rata-rata 81,87. Siswa yang masih

mendapat nilai dibawah KKM disebabkan karena siswa tersebut belum

memahami pelajaran dengan baik dan belum bersungguh-sungguh dalam

pembelajaran.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, dapat

diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dengan pemberian tugas terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar kognitif. Sebelum penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan

pemberian tugas, jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM adalah 8

siswa (20%) sedangkan 32 siswa (80%) mendapatkan nilai di bawah KKM.

Namun, setelah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dengan pemberian tugas terdapat peningkatan hasil

belajar siswa khususnya hasil belajar kognitif. Berdasarkan nilai hasil belajar

siswa diketahui bahwa terdapat 30 siswa (75%) yang mendapatkan nilai di atas

KKM, sedangkan hanya 10 siswa (25%) yang masih mendapat nilai di bawah

KKM. Indikator keberhasilan yang belum tercapai pada siklus I akan diperbaiki

pada siklus selanjutnya. Peneliti akan melaksanakan siklus II sebagai kelanjutan

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

dari siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas. Hal ini dilakukan

untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Selain itu pelaksanaan siklus II

juga bertujuan untuk mencapai indikator keberhasilan (80%) yang telah

ditetapkan dan memberikan penguatan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas dapat

benar-benar meningkatkan hasil belajar kognitif siswa sehingga peningkatan

hasil belajar tidak hanya pada satu siklus pembelajaran, namun hasil belajar

siswa dapat lebih ditingkatkan pada siklus pembelajaran selanjutnya yaitu pada

siklus II.

Peneliti melakukan analisis berdasarkan hasil observasi untuk

digunakan sebagai bahan acuan dalam memperbaiki pelaksanakan proses

pembelajaran berikutnya. Analisis yang diperoleh peneliti adalah :

1) Kelebihan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I

a) Guru tidak terlalu banyak mengulang menjelaskan materi karena

siswa sudah sedikit memahami materi melalui kelompok dan

penugasan yang diberikan guru.

b) Guru dapat dengan mudah menggiring siswa kepada jawaban yang

benar karena siswa sudah memperoleh gambaran tentang materi

melalui kelompok.

2) Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus I

a) Kontrol guru dalam proses pembelajaran di kelas masih kurang,

terbukti dengan guru belum mengingatkan siswa yang ramai di kelas.

b) Guru belum memperhatikan proses kegiatan kelompok secara baik

karena guru belum terlihat banyak berkeliling untuk mengecek

kegiatan kelompok yang dilakukan siswa.

c) Guru belum dapat memantau sepenuhnya tugas siswa karena

pengumpulan tugas dapat dilakukan pada akhir pembelajaran.

3) Kelebihan siswa dalam melaksanakan pembelajaran siklus I

a) Siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi karena materi

sudah dipahami dalam kelompok dan akan dilakukan penguatan

kembali oleh guru.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

b) Keberanian siswa dapat lebih ditingkatkan karena siswa yang maju

untuk presentasi ditunjuk oleh guru sesuai dengan nomor kepala yang

dimilikinya.

4) Kelemahan siswa dalam melaksanakan pembelajaran siklus I

a) Masih terdapat siswa yang pasif dalam kelompok dan belum

memaksimalkan kegiatan dalam kelompok.

b) Minat belajar siswa masih rendah karena masih banyak siswa yang

mengerjakan tugas pada saat jam pelajaran belum di mulai.

Berdasarkan observasi dan analisis tersebut maka tindakan refleksi

yang dapat dilakukan adalah;

1) Guru harus lebih mengontrol pembelajaran di kelas dengan mengingatkan

siswa yang ramai agar tercipta suasana belajar yang lebih kondusif.

2) Guru dapat berkeliling saat kegiatan kelompok untuk mengecek kegiatan

kelompok yang dilakukan siswa, guru juga dapat membantu kesulitan

siswa secara intensif dalam setiap kelompok.

3) Guru dapat memantau tugas siswa dengan memberikan pertanyaan pada

siswa yang dirasa belum memahami materi dengan baik saat membahas

tugas pertemuan sebelumnya maupun saat kegiatan akhir, pengumpulan

tugas juga sebaiknya dilakukan pada awal pembelajaran.

2. Siklus II

Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas adalah

sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin

tanggal 26 Maret 2012 di kantor guru SMK Negeri 1 Karanganyar. Guru

bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan

kemudian disepakati bahwa penelitian siklus II akan dilaksanakan dalam tiga

pertemuan yaitu pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012, hari Sabtu tanggal 31

Maret 2012, dan hari Rabu tanggal 4 April 2012.

Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan sebagai

berikut :

1) Peneliti bersama guru mata pelajaran terkait mendiskusikan skenario

pembelajaran akuntansi dengan materi pelajaran mengelola dana kas bank

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas. Skenario pembelajaran yang

disusun sebagai berikut :

a) Pertemuan pertama (Rabu, 28 Maret 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(3) Guru bersama peneliti membuka pelajaran dengan memberikan

gambaran tentang materi yang akan dipelajari yaitu tentang

rekonsiliasi bank.

(4) Guru bersama peneliti menjelaskan indikator dan tujuan

pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah pembelajaran

berakhir dan cakupan materi yang akan dipelajari.

(5) Guru bersama peneliti menggiring siswa dengan cerita yang

berhubungan dengan materi.

(6) Siswa bersama guru merangkai pengertian dan tujuan

rekonsiliasi bank, transaksi yang mempengaruhi saldo kas

perusahaan dan saldo kas perusahaan di bank, penyebab

terjadinya selisih kas menurut catatan perusahaan dan bank,

mengecek dan mengidentifikasi penyebab terjadinya selisih kas

rekening koran dan catatan perusahaan, bentuk rekonsiliasi,

perbedaan penyusunan rekonsiliasi bank ke arah saldo yang

benar dan menurut catatan perusahaan.

(7) Siswa dibagi menjadi sepuluh kelompok dengan tiap kelompok

terdiri dari empat siswa. Perubahan banyaknya kelompok dari

siklus I yang tiap kelompok terdiri dari 5 siswa ke siklus II yang

tiap kelompok terdiri dari 4 siswa dilakukan guru untuk

meningkatkan fokus siswa terhadap pelajaran yang dibahas

selain itu juga mempertinggi keterlibatan siswa dalam kerja

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

kelompok sehingga akan lebih meningkatkan hasil belajar

siswa.

(8) Setiap siswa diberikan nomor kepala sebagai identitas pada

kelompoknya.

(9) Guru bersama peneliti memberikan soal dan siswa

mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama

kelompoknya, siswa bekerja dalam kelompok.

(10) Guru bersama peneliti menunjuk satu nomor kepala. Siswa

yang nomornya ditunjuk menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, siswa dari kelompok lain dapat bertanya atau

dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi fasilitator.

(11) Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi

siswa saat pembelajaran kelompok.

(12) Guru bersama peneliti memberi penguatan terhadap hasil

diskusi dan membahas kesulitan yang dihadapi siswa selama

proses pembelajaran kelompok.

(13) Guru bersama peneliti menganalisa kemampuan individu secara

klasikal dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang

telah disampaikan kepada siswa secara acak.

(14) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

(15) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

(16) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

(17) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(18) Guru bersama peneliti memberi tugas rumah kepada siswa

sebagai tindak lanjut.

(19) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

b) Pertemuan kedua (Sabtu, 31 Maret 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(2) 0Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

dengan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(3) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

(4) Siswa bersama guru mengulang pembelajaran pada pertemuan

sebelumnya secara singkat.

(5) Siswa secara acak menjawab tugas yang diberikan oleh guru

pada pertemuan sebelumnya kemudian guru memberikan

jawaban yang benar.

(6) Guru bersama peneliti mempersilakan siswa untuk berformasi

dalam kelompoknya masing-masing sesuai pertemuan

sebelumnya.

(7) Guru bersama peneliti memberitahukan bahwa nomor kepala

yang digunakan masih sama dengan pertemuan sebelumnya.

(8) Guru bersama peneliti memberikan soal dan siswa

mendiskusikan tugas yang diberikan guru bersama

kelompoknya.

(9) Guru bersama peneliti menunjuk satu nomor kepala. Siswa

yang nomornya ditunjuk oleh guru menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, siswa dari kelompok lain dapat bertanya atau

dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi fasilitator.

(10) Guru bersama peneliti mengidentifikasi masalah yang dihadapi

siswa saat pembelajaran kelompok.

(11) Guru bersama peneliti memberi penguatan terhadap hasil

diskusi dan membahas kesulitan yang dihadapi siswa selama

proses pembelajaran kelompok.

(12) Guru bersama peneliti menganalisa kemampuan individu secara

klasikal dengan memberikan pertanyaan mengenai materi yang

telah disampaikan kepada siswa secara acak.

(13) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

(14) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

(15) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

(16) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(17) Guru bersama peneliti memberi tugas rumah kepada siswa

sebagai tindak lanjut.

(18) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

c) Pertemuan ketiga (Rabu, 4 April 2012)

(1) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka,

menyanyikan lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran

siswa.

(2) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran.

(3) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

(4) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan soal tes

individu.

(5) Guru bersama peneliti membagikan soal tes individu dan

lembar jawaban kepada siswa.

(6) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri sesuai

dengan aturan yang telah dijelaskan.

(7) Guru bersama peneliti mengawasi jalannnya tes dengan baik

agar hasil tes individu dapat mencerminkan kemampuan siswa.

(8) Siswa mengumpulkan lembar jawab soal tes individu.

(9) Siswa bersama guru mengoreksi dan menganalisa hasil tes

individu.

(10) Guru bersama peneliti membahas jawaban satu per satu untuk

menguatkan pemahaman siswa.

(11) Guru bersama peneliti memberikan motivasi dan reward atas

hasil belajar yang telah dicapai siswa.

(12) Guru bersama peneliti menginformasikan materi pembelajaran

pada pertemuan selanjutnya.

(13) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

2) Peneliti bersama guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk materi rekonsiliasi bank.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3) Peneliti bersama guru menyusun instrumen penelitian berupa :

a) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan belajar

mengajar. Dalam hal ini peneliti akan melakukan pengamatan terhadap

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru.

b) Menyiapkan soal tes dan tugas yang akan diberikan pada siswa sebagai

penilaian ketuntasan belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan dari rancangan atau

skenario pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti bersama guru mata

pelajaran terkait. Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012,

hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012, dan hari Rabu tanggal 4 April 2012 di ruang

2 kelas X.2. Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi waktu 9x45 menit sesuai

dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan siklus I ini

adalah mengenai rekonsiliasi bank.

Pada pertemuan pertama guru bersama siswa mengawali pelajaran

dengan merangkai konsep tentang pengertian rekonsiliasi bank, tujuan

rekonsiliasi bank, transaksi yang mempengaruhi saldo kas perusahaan dan saldo

kas perusahaan di bank, penyebab terjadinya selisih kas menurut catatan

perusahaan dan bank, mengecek dan mengidentifikasi penyebab terjadinya

selisih kas antara rekening koran dan catatan perusahaan, bentuk-bentuk

rekonsiliasi bank, dan menjelaskan perbedaan penyusunan rekonsiliasi bank ke

arah saldo yang benar dan ke arah saldo normal perusahaan. Selanjutnya, siswa

dibagi menjadi sepuluh kelompok dengan empat orang di setiap kelompoknya

untuk menjawab soal yang diberikan guru. Setiap siswa diberikan nomor kepala

sebagai identitas tiap kelompok. Pada saat diskusi kelompok, guru berkeliling

untuk mengecek keadaan siswa tiap kelompok, apabila terdapat kesulitan guru

akan membantu menggiring siswa ke arah pemecahan masalah. Saat waktu

yang diberikan untuk menyelesaikan soal telah habis, guru memanggil satu

nomor kepala untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya ke depan kelas.

Siswa yang lain dapat memberikan tanggapan atau pertanyaan atas presentasi

yang dilakukan oleh salah satu anggota kelompok. Dalam hal ini guru bertindak

sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa agar setiap siswa

lebih aktif dalam kerja kelompok. Pada akhir pertemuan guru memberikan tugas

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

pada siswa yang harus dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pada

pertemuan kedua, proses pembelajaran melanjutkan materi pada pertemuan

pertama, namun sebelum pelajaran dilanjutkan guru meminta siswa untuk

mengumpulkan tugas pertemuan pertama kemudian siswa bersama guru

membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah tugas

pertemuan sebelumnya selesai dibahas, siswa dibagi lagi ke dalam kelompok

seperti pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa juga bekerja dalam

kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru. Setelah selesai

berdiskusi, siswa yang nomor kepalanya dipanggil oleh guru akan

mempresentasikan jawaban kelompoknya ke depan kelas. Pada akhir pertemuan

guru memberikan tugas pada siswa yang harus dikumpulkan pada pertemuan

selanjutnya. Pertemuan terakhir di siklus II diisi dengan pemberian ulangan

akhir siklus II. Hal ini dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I namun sebelum ulangan akhir

dilaksanakan siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pertemuan pertama (Rabu, 28 Maret 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Guru membuka pelajaran dengan memberikan gambaran tentang

materi yang akan dipelajari yaitu tentang rekonsiliasi bank.

d) Guru menjelaskan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus

dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir dan cakupan materi yang

akan dipelajari.

e) Guru menggiring siswa dengan cerita yang berhubungan dengan

materi.

f) Siswa bersama guru merangkai pengertian rekonsiliasi bank, tujuan

rekonsiliasi bank, transaksi yang mempengaruhi saldo kas perusahaan

dan saldo kas perusahaan di bank, penyebab terjadinya selisih kas

menurut catatan perusahaan dan bank, mengecek dan mengidentifikasi

penyebab terjadinya selisih kas antara rekening koran dan catatan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

perusahaan, bentuk-bentuk rekonsiliasi bank, dan menjelaskan

perbedaan penyusunan rekonsiliasi bank ke arah saldo yang benar dan

ke arah saldo normal perusahaan.

g) Siswa dibagi menjadi sepuluh kelompok dengan tiap kelompok terdiri

dari empat siswa.

h) Setiap siswa diberikan nomor sebagai identitas pada kelompoknya.

i) Guru memberikan soal dan siswa mendiskusikan tugas yang diberikan

guru bersama kelompoknya. Waktu yang diberikan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan guru adalah 60 menit. Guru

mengamati jalannya kerja kelompok dan memberikan bimbingan serta

arahan, juga membantu siswa dalam memecahkan masalah atau

kesulitan yang dihadapi siswa.

j) Guru menunjuk satu nomor kepala. Siswa yang nomornya ditunjuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya, siswa dari kelompok lain

dapat bertanya atau dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi

fasilitator. Nomor kepala yang ditunjuk guru adalah nomor kepala 3,

sehingga siswa bernomor kepala 3 ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberikan waktu

30 menit untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kelompok lain diminta memperhatikan dan diberi kesempatan untuk

bertanya atau memberi tanggapan.

k) Guru mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa saat

pembelajaran kelompok sehingga dapat diketahui kesulitan belajar

siswa.

l) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi dan membahas

kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran kelompok.

m) Guru menganalisa kemampuan individu secara klasikal dengan

memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

kepada siswa secara acak.

n) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

o) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

p) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

q) Guru menginformasikan materi pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya.

r) Guru memberi tugas rumah kepada siswa sebagai tindak lanjut.

s) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

2) Pertemuan kedua (Sabtu, 31 Maret 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

d) Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya secara singkat.

e) Siswa bersama guru menjawab tugas yang diberikan guru pada

pertemuan sebelumnya. Guru menunjuk siswa secara acak untuk

menjawab tugas yang diberikan guru kemudian guru akan

memberikan jawaban yang benar dari tugas tersebut.

f) Guru mempersilakan siswa untuk berformasi kembali dalam

kelompoknya masing-masing sesuai pertemuan sebelumnya.

g) Guru memberitahukan bahwa nomor kepala yang digunakan masih

sama dengan nomor kepala yang digunakan pada pertemuan

sebelumnya.

h) Guru memberikan soal dan siswa mendiskusikan soal yang diberikan

guru bersama kelompoknya. Waktu yang diberikan untuk

menyelesaikan soal yang diberikan guru adalah 60 menit. Guru

mengamati jalannya kerja kelompok dan memberikan bimbingan serta

arahan, juga membantu siswa dalam memecahkan masalah atau

kesulitan yang dihadapi siswa.

i) Guru menunjuk satu nomor kepala. Siswa yang nomornya ditunjuk

menyampaikan hasil kerja kelompoknya, siswa dari kelompok lain

dapat bertanya atau dapat menyampaikan pendapatnya, guru menjadi

fasilitator. Nomor kepala yang ditunjuk guru adalah nomor kepala 1,

sehingga siswa bernomor kepala 1 ke depan kelas untuk

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberikan waktu

30 menit untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Kelompok lain diminta memperhatikan dan diberi kesempatan untuk

bertanya atau memberi tanggapan.

j) Guru mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa saat

pembelajaran kelompok sehingga dapat diketahui kesulitan belajar

siswa.

k) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi dan membahas

kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran kelompok.

l) Guru menganalisa kemampuan individu secara klasikal dengan

memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah disampaikan

kepada siswa secara acak.

m) Siswa diberikan kesempatan bertanya tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

n) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

o) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

p) Guru menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan

dilaksanakan ulangan harian siklus II.

q) Guru memberi tugas rumah kepada siswa sebagai tindak lanjut.

r) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

3) Pertemuan ketiga (Rabu, 4 April 2012)

a) Guru mengawali proses pembelajaran dengan mengkondisikan

kebersihan kelas, berdoa, mengucapkan salam pembuka, menyanyikan

lagu nasional, dan melakukan presensi kehadiran siswa.

b) Guru menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan

mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Siswa mengumpulkan tugas pada pertemuan sebelumnya.

d) Guru menyampaikan aturan dalam mengerjakan tes individu/ soal

ulangan harian siklus II.

e) Siswa yang mengerjakan ulangan lebih dulu adalah siswa bernomor

urut ganjil.

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

f) Guru bersama peneliti membagikan soal tes individu dan lembar

jawaban kepada siswa.

g) Siswa mengerjakan soal tes individu secara mandiri sesuai dengan

aturan yang telah dijelaskan. Guru mengingatkan siswa untuk selalu

berlaku jujur dalam mengerjakan tes individu.

h) Guru bersama peneliti mengawasi jalannya tes dengan baik agar hasil

tes individu dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya.

i) Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa mengumpulkan lembar

jawab kepada guru dan tes dilanjutkan oleh peserta bernomor urut

genap.

j) Siswa bersama guru mengoreksi dan menganalisa hasil tes individu.

Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab hasil tes individu

yang telah dikerjakan.

k) Guru membahas soal tes individu satu per satu untuk lebih

menguatkan pemahaman siswa.

l) Guru memberikan motivasi dan reward atas hasil belajar yang telah

dicapai siswa. Motivasi dan reward berfungsi untuk memberikan dan

menambah semangat siswa untuk memperbaiki pembelajaran di

pertemuan selanjutnya.

m) Guru menginformasikan materi pelajaran pada pertemuan selanjutnya.

n) Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan memberi salam.

c. Observasi

Peneliti mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan materi

mengelola dana kas bank menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas di kelas X.2 SMK

Negeri 1 Karanganyar. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan berkolaborasi

dengan guru mata pelajaran terkait, yaitu ibu Endang Mardiyati,S.Pd. Hal ini

dilakukan agar peneliti dan guru dapat bersama-sama mengamati langsung

proses pembelajaran akuntansi materi mengelola dana kas bank.

Pertemuan pertama dilakukan pada hari Rabu, 28 Maret 2012. Pada

pertemuan ini siswa bersama guru merangkai pengertian rekonsiliasi bank,

tujuan rekonsiliasi bank, transaksi yang mempengaruhi saldo kas perusahaan

dan saldo kas perusahaan di bank, penyebab terjadinya selisih kas menurut

catatan perusahaan dan bank, mengecek dan mengidentifikasi penyebab

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

terjadinya selisih kas antara rekening koran dan catatan perusahaan, bentuk

rekonsiliasi, perbedaan penyusunan rekonsiliasi bank ke arah saldo yang benar

dan menurut catatan perusahaan. Selama proses pembelajaran, kelas dibagi

menjadi sepuluh kelompok untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru

selanjutnya setiap siswa diberikan nomor kepala sesuai dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Guru

memanggil satu nomor untuk mempresentasikan jawaban yang telah

diperolehnya dari kerja kelompok. Guru juga menjelaskan kembali materi yang

belum dipahami siswa secara jelas. Pada akhir pembelajaran guru memberikan

tugas untuk siswa yang akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua yang dilakukan pada

hari Sabtu, 31 Maret 2012 tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya,

namun sebelum melanjutkan proses pembelajaran, guru meminta siswa untuk

mengumpulkan tugas yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya keudian

siswa bersama guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa bersama guru mengecek kebenaran

pencatatan kas perusahaan dan bank, mengidentifikasi penyebab terjadinya

selisih kas antara rekening koran bank dan catatan perusahaan, menyebutkan

bentuk-bentuk rekonsiliasi bank, dan menyusun laporan rekonsiliasi bank ke

arah saldo yang benar. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) digunakan kembali saat melakukan kerja kelompok. Nomor

kepala yang digunakan masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Guru

menguatkan kembali jawaban siswa dengan jelas. Pada akhir pembelajaran guru

memberikan tugas untuk siswa yang akan dikumpulkan pada pertemuan

selanjutnya.

Pertemuan ketiga yang dilakukan pada hari Rabu, 4 April 2012

digunakan peneliti bersama guru untuk mengadakan evaluasi pembelajaran dari

siklus II. Hal ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif

siswa pada siklus II. Sebelumulangan akhir dilaksanakan siswa mengumpulkan

tugas pertemuan sebelumnya. Dari kegiatan tersebut, deskripsi secara rinci

tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi pada materi mengelola dana kas

bank dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dengan pemberian tugas telah dijelaskan dalam

pelaksanaan tindakan II.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berdasarkan hasil pengamatan/observasi terhadap pelaksanaan proses

pembelajaran, diperoleh gambaran sebagai berikut:

Tabel 8. Nilai Siklus II

Rentang Nilai

Tugas 1 Tugas 2 Ulangan Harian

Akhir Hasil Belajar

Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

%

≥ 97 31 77,50% 32 80,00% 17 42,50% 20 50,00% 86-96 5 12,50% 5 12,50% 17 42,50% 14 35,00% 75-85 4 10,00% 3 7,50% 2 5,00% 3 7,50% 64-74

2 5,00% 3 7,50%

53-63 2 5,00%

42-52 ≤ 41 Total 40 100% 40 100% 40 100% 40 100%

Keterangan :

Kolom tugas 1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tugas 1

adalah 96,38 dengan seluruh siswa mendapat nilai di atas KKM yaitu 75.

Hal ini disebabkan karena seluruh siswa antusias dengan tugas yang

diberikan guru. Meskipun hasil yang diperoleh sudah di atas KKM

namun siswa masih dapat meningkatkan pengerjaan nilai tugas agar bisa

mendapatkan hasil yang sempurna.

Kolom tugas 2 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tugas 2

adalah 96,77 dengan seluruh siswa juga mendapatkan nilai di atas KKM.

Dalam kolom ini juga dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan minat

belajar dan hasil belajar siswa karena pada tugas 2 ada 32 siswa yang

mendapatkan nilai di atas 96. Peningkatan nilai tugas 2 dari tugas 1

disebabkan karena pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas memberikan

kemudahan pada siswa untuk memahami materi sehingga siswa dapat

lebih mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Kolom ulangan harian akhir menunjukkan bahwa indikator

keberhasilan sudah tercapai karena terdapat 36 siswa (90%) yang

nilainya di atas KKM sedangkan hanya 4 siswa (10%) nilainya masih

berada di bawah KKM dengan rata-rata nilai ulangan harian akhir adalah

91,57. Terdapat peningkatan nilai ulangan harian akhir siklus II dengan

siklus I. Hal ini diketahui dari nilai ulangan harian akhir siklus I yang

menunjukkan 77,21. Peningkatan ini terjadi karena pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran juga meningkat sehingga siswa mampu

mengerjakan ulangan dengan baik dan benar. Siswa yang masih

mendapatkan nilai di bawah KKM disebabkan karena siswa masih belum

mampu memahami materi pelajaran, selain itu ada juga siswa yang sakit

dan terlalu sibuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler sekolah yang

menyebabkan siswa masih kesulitan dalam mengerjakan ulangan yang

diberikan guru.

Kolom hasil belajar diperoleh dari nilai tugas dengan nilai

ulangan harian akhir siklus II. Tabel tersebut menunjukkan bahwa 37

siswa (92,5%) telah mendapat nilai di atas KKM, sedangkan hanya 3

siswa (7,5%) masih berada di bawah KKM. Terdapat peningkatan hasil

belajar siklus II dari siklus I dengan nilai rata-rata siklus I adalah 81,87

ke siklus II menjadi 93,23. Peningkatan tersebut disebabkan karena rata-

rata nilai tugas juga meningkat dan siswa menjadi lebih termotivasi

dengan adanya tugas yang diberikan guru. Selain itu penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together (NHT) dengan

pemberian tugas juga berhasil meningkatkan hasil belajar siswa karena

pemahaman siswa terhadap materi juga meningkat. Tiga siswa yang

masih mendapatkan nilai di bawah KKM disebabkan karena pemahaman

siswa terhadap materi yang masih kurang, selain itu faktor kesehatan dan

ekstra kurikuler juga membuat siswa masih kesulitan saat mengerjakan

soal yang diberikan guru.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, dapat

diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dengan pemberian tugas terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar kognitif. Pada siklus I berdasarkan

nilai hasil belajar siswa diketahui bahwa jumlah siswa yang mendapatkan nilai

di atas KKM adalah 30 siswa (75%) sedangkan 10 siswa (25%) mendapatkan

nilai di bawah KKM. Namun, setelah penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas

digunakan kembali pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa

khususnya hasil belajar kognitif. Berdasarkan nilai hasil belajar siswa diketahui

bahwa terdapat 37 siswa (92,5%) yang mendapatkan nilai di atas KKM,

sedangkan hanya 3 siswa (7,5%) yang masih mendapat nilai di bawah KKM.

Pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar kognitif siswa sehingga hal ini

membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas dapat meningkatkan

hasil belajar kognitif siswa.

Peneliti melakukan analisis berdasarkan hasil observasi untuk

digunakan sebagai bahan acuan dalam memperbaiki pelaksanakan proses

pembelajaran berikutnya. Analisis yang diperoleh peneliti adalah :

1) Kelebihan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus II

a) Guru tidak terlalu banyak mengulang menjelaskan materi karena

siswa sudah sedikit memahami materi melalui kelompok dan

penugasan yang diberikan guru.

b) Guru dapat dengan mudah menggiring siswa kepada jawaban yang

benar karena siswa sudah memperoleh gambaran tentang materi

melalui kelompok.

2) Kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran siklus II

Guru dapat menyisipkan motivasi untuk siswa dalam pembelajaran agar

siswa memiliki minat untuk berkembang dan meningkatkan hasil belajar.

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

3) Kelebihan siswa dalam melaksanakan pembelajaran siklus II

a) Siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi karena materi

sudah dipahami dalam kelompok dan akan dilakukan penguatan

kembali oleh guru.

b) Siswa juga mudah dalam memahami materi karena penugasan telah

dilakukan siswa dengan baik, yaitu dikerjakan di luar jam pelajaran.

c) Keberanian siswa dapat lebih ditingkatkan karena siswa yang maju

untuk presentasi ditunjuk oleh guru sesuai dengan nomor kepala yang

dimilikinya.

4) Kelemahan siswa dalam melaksanakan pembelajaran siklus II

Masih terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM baik nilai

tugas maupun nilai ulangan, hal ini dikarenakan siswa tersebut kurang

bersungguh-sungguh dalam pembelajaran dan ada juga siswa yang terlalu

sibuk dengan ekstra kurikuler.

Berdasarkan observasi tersebut, maka tindakan refleksi yang

dapat dilakukan adalah :

1) Guru harus lebih kreatif dalam menggunakan model pembelajaran di

kelas untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Guru harus selalu memotivasi siswa agar siswa tidak hanya mencari

bahan pelajaran dari buku yang diberikan sekolah namun juga mencari

sumber lain untuk lebih meningkatkan hasil belajar.

D. Perbandingan Hasil Tindakan Tiap Siklus

Kegiatan yang dilakukan setelah melakukan deskripsi tiap siklus adalah

melakukan perbandingan hasil tindakan tiap siklus. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui peningkatan yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya.

Perbandingan hasil tindakan tiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 9. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus

Rentang Siklus I

Nilai Jumlah Siswa

≥ 97

86-96 31 75-85 9 64-84

53-63

42-52

≤ 41

Total 40

Gambar 5. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus

Tabel 9 dan gambar 5 menunjukkan perbandingan nilai tugas 1 siklus I

dan siklus II. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa

nilai tugas 1 dari siklus 1 ke siklus I.

siswa yang mendapat nilai

mendapat nilai ≥ 97

0

5

10

15

20

25

30

35

≥ 97 86

0

3131

Tabel 9. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus

Siklus I Siklus II PeningkatanJumlah

%

Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

31 77,50% 31

77,50% 5 12,50% -26 22,50% 4 10,00% -5

100% 40 100%

Gambar 5. Perbandingan Tugas 1 Tiap Siklus

Tabel 9 dan gambar 5 menunjukkan perbandingan nilai tugas 1 siklus I

perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa

nilai tugas 1 dari siklus 1 ke siklus I. Peningkatan dapat diketahui dari jumlah

siswa yang mendapat nilai ≥ 97 karena pada siklus I belum ada siswa yang

≥ 97 sedangkan pada siklus II terdapat 31 siswa (77,50%)

86-96 75-85 64-74 53-63 42-52

31

9

0 0 0

5 40 0 0

siklus I siklus II

85

Peningkatan Jumlah Siswa

%

77,50% -65,00% -12,50%

Tabel 9 dan gambar 5 menunjukkan perbandingan nilai tugas 1 siklus I

ada peningkatan

Peningkatan dapat diketahui dari jumlah

pada siklus I belum ada siswa yang

sedangkan pada siklus II terdapat 31 siswa (77,50%)

≤ 41

0 0

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendapat nilai ≥ 97

77,50%. Pada siklus I terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 95

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan yang menunjukkan bahwa terdapat

24 siswa yang mendapa

sedangkan pada siklus II nilai modusnya meningkat menjadi 100.

Tabel 10. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus

Rentang Siklus I

Nilai Jumlah Siswa

≥ 97 7 86-96 26 75-85 7 64-84

53-63

42-52

≤ 41

Total 40

Gambar 6. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus

0

5

10

15

20

25

30

35

≥ 97 86

7

26

32

≥ 97. Bila diprosentasekan peningkatan tersebut menunjukkan

77,50%. Pada siklus I terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 95

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan yang menunjukkan bahwa terdapat

24 siswa yang mendapat nilai sempurna. Nilai modus pada siklus I adalah 95

sedangkan pada siklus II nilai modusnya meningkat menjadi 100.

Tabel 10. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus

Siklus I Siklus II Peningkatan

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

17,50% 32 80,00% 25 65,00% 5 12,50% -21 17,50% 3 7,50% -4

100% 40 100%

Gambar 6. Perbandingan Tugas 2 Tiap Siklus

86-96 75-85 64-74 53-63 42-52

26

7

0 0 0

53

0 0 0

siklus I siklus II

86

Bila diprosentasekan peningkatan tersebut menunjukkan

77,50%. Pada siklus I terdapat 11 siswa yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 95

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan yang menunjukkan bahwa terdapat

t nilai sempurna. Nilai modus pada siklus I adalah 95

Peningkatan Jumlah Siswa

%

62,50% -52,50% -10,00%

≤ 41

0 0

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 10 dan gambar 6 menunjukkan perbandingan nilai tugas 2 siklus I

dan siklus II. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan

nilai tugas 2 dari siklus 1 ke siklus I. Peningkatan dapat diketahui dari jumlah

siswa yang mendapat nilai ≥ 97 karena pada siklus I terdapat 7 siswa (17,50%)

yang mendapat nilai ≥ 97 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa

(80%) yang mendapat nilai ≥ 97. Bila diprosentasekan peningkatan tersebut

menunjukkan 62,50%. Pada siklus I terdapat 7 siswa (17,50%) yang mendapatkan

nilai tertinggi yaitu 100. Meskipun pada siklus II nilai tertinggi juga 100 namun

jumlah siswa yang memperoleh nilai tertinggi meningkat menjadi 21 siswa

(52,50%). Nilai modus pada siklus I adalah 96 sedangkan pada siklus II nilai

modusnya meningkat menjadi 100.

Tabel 11. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

Rentang Siklus I Siklus II Peningkatan

Nilai Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

%

≥ 97 6 15,00% 17 42,50% 11 27,50% 86-96 9 22,50% 17 42,50% 8 20,00% 75-85 11 27,50% 2 5,00% -9 -22,50% 64-84 6 15,00% 2 5,00% -4 -10,00% 53-63 4 10,00% 2 5,00% -2 -5,00% 42-52 3 7,50%

-3 -7,50%

≤ 41 1 2,50%

-1 -2,50% Total 40 100% 40 100%

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 7. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

Tabel 11 dan gambar 7 menunjukkan perbandingan nilai ulangan harian

akhir antara siklus I dan siklus II.

bahwa ada peningkatan nilai ulangan harian akh

Peningkatan dapat diketahui dari jumlah siswa yang mendapat nilai

pada siklus I terdapat 6 siswa (15%) yang mendapat nilai

siklus II meningkat menjadi 17 siswa (42,50%) yang mendapat nilai

itu pada siklus I terdapat 9 siswa (22,50%) yang mendapat nilai 86

pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa

terdapat kenaikan sebesar 47,50% pada nilai ulangan harian akhir siswa.

siklus I dan siklus II nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100. Nilai modus

pada siklus I adalah 75 sedangkan pada siklus II nilai modusnya meningkat

menjadi 97.

0

5

10

15

20

≥ 97 86

6

17

Gambar 7. Perbandingan Nilai Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

Tabel 11 dan gambar 7 menunjukkan perbandingan nilai ulangan harian

akhir antara siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui

bahwa ada peningkatan nilai ulangan harian akhir dari siklus 1 ke siklus I.

Peningkatan dapat diketahui dari jumlah siswa yang mendapat nilai

pada siklus I terdapat 6 siswa (15%) yang mendapat nilai ≥ 97

siklus II meningkat menjadi 17 siswa (42,50%) yang mendapat nilai

itu pada siklus I terdapat 9 siswa (22,50%) yang mendapat nilai 86

pada siklus II meningkat menjadi 17 siswa (42,50%). Bila diprosentasekan maka

terdapat kenaikan sebesar 47,50% pada nilai ulangan harian akhir siswa.

siklus II nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100. Nilai modus

pada siklus I adalah 75 sedangkan pada siklus II nilai modusnya meningkat

86-96 75-85 64-74 53-63 42-52 ≤

911

64 3

17

2 2 20

siklus I siklus II

88

Tabel 11 dan gambar 7 menunjukkan perbandingan nilai ulangan harian

perbandingan tersebut dapat diketahui

ir dari siklus 1 ke siklus I.

Peningkatan dapat diketahui dari jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 97 karena

sedangkan pada

siklus II meningkat menjadi 17 siswa (42,50%) yang mendapat nilai ≥ 97. Selain

itu pada siklus I terdapat 9 siswa (22,50%) yang mendapat nilai 86-96 sedangkan

(42,50%). Bila diprosentasekan maka

terdapat kenaikan sebesar 47,50% pada nilai ulangan harian akhir siswa. Pada

siklus II nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100. Nilai modus

pada siklus I adalah 75 sedangkan pada siklus II nilai modusnya meningkat

≤ 41

1 0

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 8. Perbandingan Ketuntasan Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

Gambar 8 menunjukkan perbandi

akhir pada siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan nilai ulangan harian akhir dari siklus I ke siklus II. Pada

siklus I terdapat 26 siswa (65%) yang mendapat nilai tu

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 36 siswa

(90%).

Tabel 12. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Rentang Nilai Jumlah

Siswa≥ 97 3 86-96 12 75-85 15 64-74 7 53-63 2 42-52 1 ≤ 41

Total 40

0

10

20

30

40

Gambar 8. Perbandingan Ketuntasan Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

Gambar 8 menunjukkan perbandingan ketuntasan nilai ulangan harian

akhir pada siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan nilai ulangan harian akhir dari siklus I ke siklus II. Pada

siklus I terdapat 26 siswa (65%) yang mendapat nilai tuntas atau di atas 75,

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 36 siswa

Tabel 12. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Siklus I Siklus II PeningkatanJumlah Siswa

% Jumlah Siswa

% Jumlah Siswa

7,50% 20 50,00% 17 30,00% 14 35,00% 3 37,50% 3 7,50% -15 17,50% 3 7,50% -2 5,00%

-2

2,50%

-1

100% 40 100%

siklus I siklus II

26

36

14

4

tuntas tidak tuntas

89

Gambar 8. Perbandingan Ketuntasan Ulangan Harian Akhir Tiap Siklus

ngan ketuntasan nilai ulangan harian

akhir pada siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan nilai ulangan harian akhir dari siklus I ke siklus II. Pada

ntas atau di atas 75,

sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 36 siswa

Peningkatan Jumlah Siswa

%

42,50% 7,50%

-37,50% -5,00% -5,00% -2,50%

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 9. Perbandingan Hasil

Tabel 12 dan gambar 9 menunjukkan perbandingan hasil belajar siklus I

dan siklus II. Dari perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan

nilai ulangan harian akhir dari siklus 1 ke siklus I.

dari jumlah siswa yang mendapat nilai

siswa (7,50%) yang mendapat nilai

menjadi 20 siswa (50%) yang mendapat nilai

terdapat 12 siswa (30%) yang me

meningkat menjadi 14 siswa

sebesar 50% pada hasil belajar siswa.

(2,50%) yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 98,17 dan me

nilai tertinggi juga hanya diperoleh oleh 1 siswa (2,50%) namun nilainya

meningkat menjadi 100. Nilai modus pada siklus I adalah 82,17 sedangkan pada

siklus II nilai modusnya meningkat menjadi 97,14.

02468

10121416182022

≥ 97 86

3

12

20

Gambar 9. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus

Tabel 12 dan gambar 9 menunjukkan perbandingan hasil belajar siklus I

perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan

nilai ulangan harian akhir dari siklus 1 ke siklus I. Peningkatan dapat diketahui

jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 97 karena pada siklus I hanya terdapat 3

siswa (7,50%) yang mendapat nilai ≥ 97 sedangkan pada siklus II meningkat

menjadi 20 siswa (50%) yang mendapat nilai ≥ 97. Selain itu pada siklus I

terdapat 12 siswa (30%) yang mendapat nilai 86-96 sedangkan pada siklus II

meningkat menjadi 14 siswa (35%). Bila diprosentasekan maka terdapat kenaikan

sebesar 50% pada hasil belajar siswa. Pada siklus I hanya terdapat 1 siswa

(2,50%) yang mendapatkan nilai tertinggi yaitu 98,17 dan meskipun pada siklus II

nilai tertinggi juga hanya diperoleh oleh 1 siswa (2,50%) namun nilainya

meningkat menjadi 100. Nilai modus pada siklus I adalah 82,17 sedangkan pada

siklus II nilai modusnya meningkat menjadi 97,14.

86-96 75-85 64-74 53-63 42-52

12

15

7

2 1

14

3 3

0 0

siklus I siklus II

90

Tabel 12 dan gambar 9 menunjukkan perbandingan hasil belajar siklus I

perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan

Peningkatan dapat diketahui

pada siklus I hanya terdapat 3

sedangkan pada siklus II meningkat

Selain itu pada siklus I

96 sedangkan pada siklus II

(35%). Bila diprosentasekan maka terdapat kenaikan

Pada siklus I hanya terdapat 1 siswa

skipun pada siklus II

nilai tertinggi juga hanya diperoleh oleh 1 siswa (2,50%) namun nilainya

meningkat menjadi 100. Nilai modus pada siklus I adalah 82,17 sedangkan pada

≤ 41

0 0

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 10. Perbandingan

Gambar 10 menunjukkan perbandingan ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I

terdapat 30 siswa (75

pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 37 siswa (92,50%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

dikatakan bahwa penggunaan metode

(NHT) dengan pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2

SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan hasil belajar

siswa dapat dilihat pada peningkatan nilai tugas dan nilai ul

Pelaksanaan tindakan pada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan

berdasar hasil pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

pemberian tugas terdapat peningkatan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar

kognitif dalam mata pelajaran mengelola dana kas bank dari siklus I ke siklus II.

0

10

20

30

40

Gambar 10. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus

Gambar 10 menunjukkan perbandingan ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I

75%) yang mendapat nilai tuntas atau di atas 75, sedangkan

pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 37 siswa (92,50%).

E. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

dikatakan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2

SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan hasil belajar

siswa dapat dilihat pada peningkatan nilai tugas dan nilai ulangan akhir siswa.

Pelaksanaan tindakan pada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan

berdasar hasil pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered head Together

rdapat peningkatan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar

kognitif dalam mata pelajaran mengelola dana kas bank dari siklus I ke siklus II.

siklus I siklus II

30

37

10

3

tuntas tidak tuntas

91

Gambar 10 menunjukkan perbandingan ketuntasan hasil belajar pada

siklus I dan siklus II. Dari perbandingan tersebut menunjukkan adanya

peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I

%) yang mendapat nilai tuntas atau di atas 75, sedangkan

pada siklus II terdapat peningkatan ketuntasan menjadi 37 siswa (92,50%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

Numbered Head Together

(NHT) dengan pemberian tugas dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2

SMK Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan hasil belajar

angan akhir siswa.

Pelaksanaan tindakan pada dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dan

berdasar hasil pelaksanaan tindakan dapat diketahui bahwa dengan menggunakan

Numbered head Together (NHT) dengan

rdapat peningkatan hasil belajar siswa khususnya hasil belajar

kognitif dalam mata pelajaran mengelola dana kas bank dari siklus I ke siklus II.

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Peningkatan hasil belajar siswa telah digambarkan ke dalam tabel dan gambar

yang terdapat pada perbandingan hasil tindakan tiap siklus.

Tabel 9 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil penugasan yang

diberikan guru pada pertemuan 1 dari siklus I ke siklus II. Rata-rata yang

diperoleh siswa pada tugas 1 siklus I adalah 89,45 dengan seluruh siswa

mendapatkan nilai di atas KKM namun belum ada siswa yang mendapatkan nilai

di atas 96. Sedangkan pada siklus II rata-rata yang diperoleh siswa adalah 96,38

dengan seluruh siswa mendapatkan nilai di atas KKM. Hasil penugasan 1 yang

menunjukkan peningkatan tidak hanya dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata

tugas siswa namun pada siklus II terdapat 31 siswa yang mendapatkan nilai di atas

96. Peningkatan hasil penugasan pada pertemuan 1 yang dapat dilihat pada

gambar 5 disebabkan karena siswa telah antusias dalam mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru. Motivasi yang diberikan guru juga membuat siswa semangat

dalam mengerjakan tugas dari guru.

Tabel 10 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil penugasan yang

diberikan guru pada pertemuan 2 dari siklus I ke siklus II. Rata-rata yang

diperoleh siswa pada tugas 2 siklus I adalah 92,95 yang meningkat ke siklus II

menjadi 96,77. Peningkatan hasil penugasan pada pertemuan 2 yang dapat dilihat

pada gambar 6 disebabkan karena pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas memberikan

kemudahan pada siswa untuk memahami materi sehingga siswa dapat lebih

mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Tabel 11 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai ulangan harian

akhir dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas

KKM ada 27 siswa (67,50%), sedangkan 13 siswa (32,50%) masih mendapatkan

nilai di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II ada 36 siswa (90%) yang

mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan 4 siswa (10%) mendapatkan nilai di

bawah KKM. Rata-rata nilai ulangan harian akhir siklus I adalah 77,21 yang

meningkat menjadi 91,57. Peningkatan nilai ulangan harian akhir yang dapat

dilihat pada gambar 7 disebabkan karena siswa telah terbiasa mengerjakan soal

melalui tugas dari guru. Selain itu pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

juga meningkat sehingga siswa mampu mengerjakan ulangan dengan baik dan

benar namun masih dibutuhkan perhatian guru dalam memberikan motivasi

karena masih terdapat empat siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

Gambar 8 menunjukkan perbandingan ketuntasan ulangan harian akhir

tiap siklus. Terdapat peningkatan jumlah siswa tuntas dari siklus I (26 siswa) ke

siklus II (36 siswa) dan jumlah siswa yang tidak tuntas turun dari siklus I (14

siswa) ke siklus II (4 siswa). Peningkatan ini disebabkan karena keberhasilan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

dengan pemberian tugas yang dapat meningkatkan minat siswa untuk berkembang

sehingga memberikan kemudahan pada siswa untuk memahami materi.

Tabel 12 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari

siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM ada

30 siswa (75%), sedangkan 10 siswa (25%) masih mendapatkan nilai di bawah

KKM. Sedangkan pada siklus II ada 37 siswa (92,50%) yang mendapatkan nilai di

atas KKM, sedangkan 3 siswa (7,5%) mendapatkan nilai di bawah KKM. Nilai

hasil belajar yang didapatkan siswa pada siklus I rata-rata adalah 81,87 yang

meningkat pada siklus II 93,23. Peningkatan hasil belajar sebanyak 13,88% yang

dapat dilihat pada gambar 9 disebabkan karena pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran meningkat sehingga nilai tugas dan nilai ulangan harian akhir juga

meningkat yang menyebabkan hasil belajar siswa meningkat.

Gambar 10 menunjukkan perbandingan ketuntasan hasil belajar tiap

siklus. Terdapat peningkatan jumlah siswa tuntas dari siklus I (30 siswa) ke siklus

II (37 siswa) dan jumlah siswa yang tidak tuntas turun dari siklus I (10 siswa) ke

siklus II (3 siswa). Peningkatan ini disebabkan karena keberhasilan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan

pemberian tugas yang memberikan banyak latihan soal pada siswa sehingga siswa

mudah untuk memahami materi.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas dalam

pembelajaran akuntansi terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

khususnya hasil belajar kognitif. Keberhasilan penelitian ini juga diperkuat oleh

pendapat pada ahli yaitu Thobroni dan Mustofa (2011) yang mengatakan, “Model

NHT adalah bagian dari metode struktural, metode struktural menekankan pada

struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa” (hlm. 296). Struktur khusus tersebut diaplikasikan dengan memberikan

nomor kepala pada tiap anggota kemudian guru akan memanggil satu nomor

kepala untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru sehingga akan membuat

pola interaksi siswa meningkat. Siswa menjadi lebih aktif dan pemahaman siswa

terhadap materi dapat meningkat. Selain itu Sagala (2009) menyatakan, “Metode

pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian

harus di pertanggungjawabkannya” (hlm. 219). Tugas yang diberikan oleh guru

membuat siswa memiliki jam belajar tambahan di luar jam sekolah untuk

mengulang kembali materi yang disampaikan guru di kelas dan pada pertemuan

selanjutnya siswa akan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannnya kepada

guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Kusumojanto dan Herawati (2009) juga

menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Numbered Head

Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat

manajemen perkantoran kelas X APK di SMK Ardjuna 01 Malang berhasil

meningkatkan hasil pretest (13,63%) ke siklus I (40,90%) dan meningkat lagi di

siklus II (90,90%) (hlm. 97). Penelitian yang dilakukan Hasnawati yang berjudul

upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode pemberian tugas pada

mata pelajaran matematika di kelas III B SD Negeri 11 Kota Bengkulu juga

menunjukkan keberhasilan dengan adanya peningkatan dari hasil tes pra siklus

(37,93%) ke siklus I (68,98%) dan ke siklus II (100%) (hlm. 4-6).

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas dapat membuat siswa menjadi lebih

mudah memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga hal tersebut akan

berdampak pada meningkatnya hasil belajar kognitif siswa. Dampak positif lain

yang terlihat dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered

Head Together (NHT) dengan pemberian tugas adalah :

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran akuntasi.

2. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian siswa terhadap tugas yang

diberikan baik tugas kelompok maupun tugas individu.

3. Meningkatkan motivasi diri untuk berkembang karena dengan berkelompok siswa

dituntut untuk mengembangkan kemampuannya dalam menjawab tugas yang

diberikan guru dalam kelompok.

4. Meningkatkan keaktifan siswa dan keberanian siswa dalam berpendapat di dalam

kelas.

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMK Negeri 1 Karanganyar ini

dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : 1. Perencanaan,

2. Tindakan, 3. Pengamatan/Observasi, dan 4. Refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam

tiga pertemuan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, setelah dilakukan evaluasi dan

analisis terhadap data yang diperoleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian

tugas terbukti dapat meningkatkan hasil belajar akuntansi pada siswa kelas X SMK

Negeri 1 Karanganyar. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa

khususnya hasil belajar kognitif baik pada nilai tugas, nilai ulangan akhir, dan nilai hasil

belajar siswa seperti berikut :

1. Nilai rata-rata siswa pada tugas 1meningkat sebanyak 7,75% dengan nilai rata-rata

siklus I 89,45 yang meningkat pada siklus II menjadi 96,38.

2. Nilai rata-rata siswa pada tugas 2meningkat sebanyak 4,11% dengan nilai rata-rata

siklus I 92,95 yang meningkat pada siklus II menjadi 96,77.

3. Nilai rata-rata siswa pada ulangan harian akhir meningkat sebanyak 18,60% dengan

nilai rata-rata siklus I 77,21 yang meningkat pada siklus II menjadi 91,57.

4. Nilai rata-ratanya hasil belajar siswa meningkat sebanyak 14,01% dengan nilai rata-

rata siklus I 81,77 yang meningkat pada siklus II menjadi 93,23.

Peningkatan hasil belajar siswa juga berpengaruh pada peningkatan minat

belajar siswa terhadap pembelajaran akuntansi, tanggung jawab siswa dalam setiap tugas

yang diberikan guru, dan peningkatan terhadap motivasi diri untuk terus berkembang.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan peneliti di atas maka implikasi dari penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Implikasi Teoretis

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian

tugas berhasil diterapkan pada siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, selain itu model pembelajaran

ini juga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa, baik pada kelompok,

maupun pada tugas individu yang diberikan guru dan meningkatkan minat belajar

siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lie (2007), “Teknik ini memberikan

kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk

meningkatkan semangat kerja sama mereka” (hlm. 59). Meningkatnya semangat

kerja sama siswa akan berpengaruh pada meningkatnya minat belajar siswa

sehingga juga akan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran akuntansi.

Penggunaan metode pemberian tugas juga berhasil dan meningkatkan

meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, karena metode ini dapat meningkatkan

kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Anitah (2009) yang mengatakan, “Model pemberian tugas memiliki

beberapa tujuan yakni memperdalam pengertian peserta didik terhadap pelajaran

yang diterima, melatih peserta didik ke arah belajar mandiri” (hlm. 117), selain itu

Roestiyah NK (2008) menambahkan,“Teknik pemberian tugas atau resitasi

biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih

mantap” (hlm. 133).

2. Implikasi Praktis

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas berhasil

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.2 SMK Negeri 1 Karanganyar. Bagi guru

bidang studi, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya hsil belajar kognitif. Sedangkan bagi

siswa, penelitian ini dapat memperdalam pemahaman terhadap materi yang

dipelajari sehingga hasil belajar siswa juga meningkat.

Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan gambaran

bahwa terdapat kekurangan yang terjadi selama pembelajaran akuntansi

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

berlangsung. Namun kekurangan ini dapat diatasi pada silus berikutnya. Refleksi

yang dilakukan terhadap proses pembelajaran menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan hasil belajar khususnya hasil belajar kognitif siswa pada mata

pelajaran akuntansi. Guru dapat mengkombinasikan beberapa model dan metode

pembelajaran untuk menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran yang dapat

meningkatkan minat siswa untuk belajar akuntansi sehingga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

C. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian tentang penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian

tugas, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah :

1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah hendaknya dapat memotivasi guru untuk selalu mengembangkan dan

menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa

agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman siswa terhadap materi

yang diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya dapat menggunakan berbagai model pembelajaran

kooperatif dan salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Cara menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan pemberian tugas dalam pembelajaran adalah dengan

membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa kemudian setiap anak diberikan nomor kepala sebagai

identitas dalam pembelajaran. Setelah kerja kelompok selesai, guru

menunjuk satu nomor kepala untuk maju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan pada akhir pembelajaran,

guru memberikan tugas kepada siswa yang akan dikumpulkan pada

pertemuan selanjutnya. Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL .../Penggunaan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MODEL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan pemberian tugas

dalam pembelajaran secara lebih jelas dapat dilihat pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat pada lampiran 10 dan

lampiran 21.

3. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan mampu mengembangkan kerja sama yang baik dalam

pembelajaran, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain untuk

meningkatkan suasana pembelajaran yang kondusif.

b. Siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan komunikasi yang

baik karena hal ini akan sangat bermanfaat bagi siswa untuk dapat

meningkatkan rasa percaya diri.

c. Siswa diharapkan lebih fokus selama pembelajaran dengan memperhatikan

seluruh kegiatan di dalam kelas untuk dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi yang disampaikan guru.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan penelitian sejenis dengan

melakukan penyempurnaan terhadap kekurangan yang terjadi selama

penelitian kali ini untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model dan metode

pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan siswa dan sekolah untuk

memberikan hasil yang maksimal.