192

Click here to load reader

Dini Rahmawati Fitk

  • Upload
    rei

  • View
    124

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dini Rahmawati Fitk

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(Studi Quasi Eksperimen di SMPN 48 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh:

DINI RAHMAWATI

105016300581

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: Dini Rahmawati Fitk
Page 3: Dini Rahmawati Fitk
Page 4: Dini Rahmawati Fitk
Page 5: Dini Rahmawati Fitk

ABSTRACT

Dini Rahmawati, "The influence of Project-Based Learning Model to the StudentPhysics Achievement.", Physics education Studies Program, Departement ofNatural Science Education, Faculty of Tarbiya’ and Teacher Training, StateIslamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

The aims of this research was to determine the influence of project-basedlearning model to the student physic achievement. This research has been done atSMPN 48 Jakarta, on March-April 2010. The method in the this research is quasi-experiment. We used sample divided into experiment and control classes.Experiment class used multiple choice test instrument (0-1 score), with 20question and 4 alternative answers.The results of this research are tasted througha statistical tes of “t”. Based on calculations obtained for tcount value was 2.79greater than 2.00 at ttable level L = 0.05 of significance. It can be concluded thatHa stating that there is influence between project based-learning to the studentphysic achievement. It means that alternative hypothesis (Ha).

Keyword : Project Based-Learning Model, Student’s Physics Achievement

Page 6: Dini Rahmawati Fitk

ABSTRAK

Dini Rahmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap HasilBelajar Fisika Siswa”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, JurusanPendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasisproyek terhadap hasil belajar fisika siswa. Penelitian ini telah dilaksanakan padabulan Maret – April 2010 di SMPN 48 Jakarta. Metode Penelitian yang digunakanadalah Kuasi-Eksperimen. Sampel diambil dua kelas, menggunakan clustersampling dan dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda dengan skor 0-1 sebanyak20 soal dan 4 pilihan jawaban. Hasil penelitian ini diuji dengan melalui statistikuji “t”. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,79 ternyatalebih besar dari t tabel sebesar 2.00 pada taraf signifikasi L= 0,05. SehinggaHipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaranberbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa diterima.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Hasil Belajar Fisika Siswa.

Page 7: Dini Rahmawati Fitk

i

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas terucap selain syukur hanyalah untuk Allah SWT

yang telah banyak mengaruniai penulis dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga dapat terselesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran

Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Tak lupa shalawat beserta

salam tercurah kepada Rasulullah SAW, sang pembuka gerbang gelap jahiliahan

menuju jalan yang penuh cahaya dengan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan

dan hambatan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan

dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan

kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, diantaranya:

1. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, M.A., Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA.

3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, pembimbing I dan Ibu Diah Mulhayatiah,

M.Pd., pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam

membimbing penulis selama ini.

4. Seluruh dosen Jurusan IPA yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan

serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu

yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

5. Kepala Sekolah, Guru, dan Staf di SMP Negeri 48 Jakarta yang telah

memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.

6. Teristimewa untuk kedua orang tua saya Lukman Hadi Purnomo dan Tutun

Hasanah yang telah memberikan segalanya kepada penulis baik moril maupun

materil serta curahan kasih sayang yang tiada henti sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi ini. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga

penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.

Page 8: Dini Rahmawati Fitk

ii

7. Saudara-saudaraku, aa dan ade yang selalu memberikan motivasi kepada

penulis.

8. Teman-teman VDA (Vian,Dian,Ari, Arum, Ana, Ela) dan teman-temanku di

kelas IPA Fisika angkatan 2005, yang tidak bisa penulis sebutkan namanya

satu persatu, terimakasih atas persahabatan dan dukungannya, semoga kita

kompak selalu

9. Yang jauh disana, Mas Lilik Hernawan, terimakasih dukungannya selama ini.

10. Teman seperjuangan, Dian, Sunarto, Sulaeman, terimakasih dukungannya.

Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya tiada untaian kata yang berharga kecuali ucapan

Alhamdulillahirabbil’alamin atas rahmat, karunia, dan ridha-Nya. Semoga skripsi

ini bermanfaat khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amiin.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

Page 9: Dini Rahmawati Fitk

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………….......................... i

Daftar Isi ……………………………………………………………………… iii

Daftar Tabel …………………………………………………………………... vi

Daftar Gambar ………………………………………………………………... vii

Daftar Lampiran ……………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………... 3

C. Pembatasan Masalah………………………………………….. 4

D. Perumusan Masalah…………………………………………… 4

E. Tujuan Penelitian ……………………………………………... 4

F. Manfaat Penelitian ……………………………………………. 4

BAB II DESKRIPSI TEORETIK, KERANGKA PIKIR DAN

PENGUJIAN HIPOTESIS ……………………………………... 6

A. Deskripsi Teoretik ...………………………………………….. 6

1. Konstruktivisme…………. ………………………………... 6

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek …………………….. 9

a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek ………………... 9

b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek ………… 12

c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek …………… 13

d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ……………. 15

e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek .. 21

f. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 20

g. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek ……………. 22

h. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan

Pembelajaran Konvensional ……………………………... 24

3. Hakikat Hasil Belajar Fisika ……………………………….. 24

a. Hakikat Belajar …………………………………………. 26

b. Definisi Hasil Belajar …………………………………... 27

Page 10: Dini Rahmawati Fitk

iv

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar…………….. 28

d. Pengertian Hasil Belajar Fisika………………………….. 31

4. Hakikat Bunyi………………………………………………. 31

a. Pengertian Bunyi………………………………………... 31

b. Sifat-sifat Bunyi …………………………………........... 32

c. Cepat Rambat Bunyi……… …………………………… 32

d. Pengaruh Suhu Terhadap Cepat Rambat Bunyi…………. 32

e. Perambatan Bunyi Pada Berbagai Zat…………………… 33

f. Jenis-jenis Bunyi…………………………………………. 33

g. Resonansi Bunyi………………………………………… 34

h. Manfaat Pemantulan Bunyi……………………………… 35

B. Penelitian yang Relevan……………………………………... 35

C. Kerangka Pikir………………………………………………… 38

D. Pengajuan Hipotesis ………………………………………….. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 41

A. Waktu dan Tempat Penelitian ………………………………... 41

B. Metode Penelitian …………………………………………….. 41

C. Populasi dan Sampel …………………………………………. 42

D. Variabel Penelitian …………………………………………… 42

E. Prosedur Penelitian …………………………………………… 43

F. Instrumen Penelitian ………………………………………….. 44

G. Teknik Analis Data …………………………………………… 49

H. Hipotesis Statistik …………………………………………….. 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………. 53

A. Deskripsi Data ………………………………………………... 53

B. Teknik Analis Data …………………………………………… 58

C. Pembahasan …………………………………………………... 61

D. Keterbatasan Penelitian ………………………………………. 63

BAB V PENUTUP ………….……………………………………………. 64

A. Kesimpulan ………. ………………………………………….. 64

B. Saran ……………… …………………………………………. 64

Page 11: Dini Rahmawati Fitk

v

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 66

LAMPIRAN ………………………………………………………………... 67

Page 12: Dini Rahmawati Fitk

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian………………………………………………….. 41

Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran……………………………………. 45

Tabel 3.3 Klasifikasi Daya Beda……………………………………………. 48

Tabel 3.4 Klasifikasi N-Gain……………………………………………….. 52

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest……………. 53

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest…………... 55

Tabel 4.3 Data Mean N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen…………... 56

Tabel 4.4 Kategori Nilai N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen……….. 57

Tabel 4.5 Uji Normalitas Hasil Pretest……………………………………….. 58

Tabel 4.6 Uji Normalitas Hasil Posttest………………………………………. 58

Tabel 4.7 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest……………………….. 59

Tabel 4.8 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest………………………. 59

Tabel 4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest…………… 60

Page 13: Dini Rahmawati Fitk

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian……………………………... 44

Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest…………….. 54

Gambar 4.2 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest……………. 55

Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan Presentase Normal Gain………... 57

Page 14: Dini Rahmawati Fitk

viii

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen penelitian

A.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar…………………………………. 68

A.2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……………….. 83

A.3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar. 92

A.4 Validitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……………………... 93

A.5 Realibilitas Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar…………………... 94

A.6 Tingkat Kesukaran Instrumen penelitian Tes Hasil Belajar…………... 97

A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar……. 98

A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar…. 99

A.9 Soal instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang Dipakai dalam

Penelitian……………………………………………………………… 100

A.10 Kunci Jawaban Soal Penelitian Tes Hasil Belajar………………….... 105

B. Perangkat Pembelajaran

B.1 RPP Kelompok Eksperimen…………………………………………… 106

a. RPP Pertemuan Pertama……………………………………………. 106

b. RPP Pertemuan Kedua……………………………………………... 109

c. RPP Pertemuan Ketiga……………………………………………... 112

d. RPP Pertemuan Keempat…………………………………………... 115

B.2 RPP Kelompok Kontrol……………………………………………….. 118

a. RPP Pertemuan Pertama……………………………………………. 118

b. RPP Pertemuan Kedua……………………………………………... 121

c. RPP Pertemuan Ketiga……………………………………………... 123

d. RPP Pertemuan Keempat…………………………………………... 125

B.3 Lembar Kerja Siswa

a. LKS Pertemuan Pertama………………………………………………… 126

a. LKS Pertemuan Kedua………………………………………………….. 127

b. LKS Pertemuan ketiga…………………………………………………... 129

c. LKS Pertemuan Keempat……………………………………………….. 131

Page 15: Dini Rahmawati Fitk

ix

C. Uji Analisis Data

C.1 Hasil Penelitian Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen…………. 133

a. Data Hasil Penelitian Skor Pretest Kelompok Kontrol…………….. 133

b. Tahapan pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok

Kontrol…………………………………………………………....... 134

c. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelompok

Kontrol……………………………………………………………... 135

d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol…….. 136

e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok

Kontrol……………………………………………………………... 137

f. Data Hasil Penelitian Skor Pretest Kelompok Eksperimen………… 138

g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok

Eksperimen………………………………………………………… 139

h. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Pretest Kelompok

Eksperimen………………………………………………………… 140

i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen… 141

j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pretest Kelompok

Eksperimen………………………………………………………… 142

k. Uji Homogenitas Pretest…………………………………………… 143

l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Pretest…………………. 144

C.2 Hasil Penelitian Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

a. Data Hasil Penelitian Skor Posttest kelompok Kontrol………………. 145

b. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………. 146

c. Persiapan Uji Normalitas dan UJi Homogenitas Posttest Kelompok

Kontrol…………………………………………………………............. 147

d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas Posttest

Kelompok Kontrol……………………………………………………... 148

e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………. 149

f. Data Hasil Penelitian Skor Posttest Kelompok Eksperimen…………... 150

Page 16: Dini Rahmawati Fitk

x

g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 152

h. Persiapan Uji Normalitas dan UJi Homogenitas Posttest Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 153

i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen…... 154

j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Posttest Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 155

k. Uji Homogenitas Posttest……………………………………………... 157

l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Posttest…………………… 158

C.3 Hasil Penelitian N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen

a. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain Kelompok Kontrol……………….. 159

b. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………. 160

c. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas N-Gain Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………. 161

d. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain Kelompok Kontrol……….. 162

e. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok

Kontrol…………………………………………………………………. 163

f. Data Hasil Penelitian Skor N-Gain Kelompok Eksperimen…………… 164

g. Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi N-Gain Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 165

h. Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas N-Gain Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 166

i. Tabel Perhitungan Uji Normalitas N-Gain Kelompok Eksperimen…… 167

j. Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors N-Gain Kelompok

Eksperimen…………………………………………………………….. 168

k. Uji Homogenitas N-Gain……………………………………………… 169

l. Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t N-Gain……………………. 170

D. Daftar Tabel

D.1 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment…………………………... 171

D.2 Tabel Luas di bawah Lengkungan Kurva Normal dari O ke Z………. 173

Page 17: Dini Rahmawati Fitk

xi

D.3 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors………………………………... 174

D.4 Tabel Distribusi F…………………………………………………….. 175

D.5 Tabel Nilai “t”………………………………………………………... 177

E. Surat Keterangan

E.1 Surat Bimbingan Skripsi………………………………………………. 178

E.2 Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………………... 179

E.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………………………... 180

E.4 Surat Pernyataan Karya Sendiri………………………………………... 181

Page 18: Dini Rahmawati Fitk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan merupakan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung terus

menerus. Kegiatan mengajar tersebut diselenggarakan pada semua jenis dan

jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui

jalur pendidikan. Oleh sebab itu sudah sepantasnya pembangunan di bidang

pendidikan menjadi prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah agar dapat

melahirkan generasi bangsa yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi.

Salah satu bentuk evaluasi yang dipakai untuk mengukur tercapainya tujuan

belajar adalah melalui Ujian Akhir Nasional (UAN) yang berganti nama menjadi

Ujian Nasional (UN). Sejak diberlakukannya sistem ini pada tahun 2003, standar

nilai kelulusan terus meningkat. Tahun 2007 standar kelulusan UN sebesar 5,0

menjadi 5,5 pada tahun 2009. Dalam konferensi pers pada Mei 2010 lalu,

Mendiknas menyebutkan bahwa angka kelulusan UN di Sekolah Menengah

(SMP) tahun 2010 menurun cukup signifikan dibanding UN 2009. DKI Jakarta

yang selama ini menjadi barometer pendidikan nasional pun mencatat hasil UN

tidak menggembirakan dan masuk dalam salah satu propinsi yang memiliki angka

ketidaklulusan yang tertinggi (28,97%). Kecenderungan penurunan angka

kelulusan salah satunya adalah karena adanya proses belajar yang tidak efektif

yang diakibatkan oleh ketidakmampuan guru dalam menjelaskan materi pelajaran,

fasilitas pendidikan minim, juga ketidakmampuan siswa dalam menyerap

pelajaran.1

Hingga kini ilmu fisika masih dinilai sebagai pelajaran yang sulit untuk

dikuasai dan membosankan. Oleh karena itu, perlu ada suatu strategi yang dapat

1 Suryana, Hasil UN Tingkat SMP Juga Jeblok, http://suryana77.wordpress.com/2010/05/06/hasil-un-tingkat-smp-juga-jeblok/, 6 Mei 2010.

Page 19: Dini Rahmawati Fitk

menimbulkan minat para siswa untuk mempelajari ilmu fisika serta

menumbuhkan satu kesadaran bahwa fisika merupakan pelajaran yang mudah dan

menyenangkan.

Hakikat belajar sains tentu saja tidak cukup sekadar mengingat dan

memahami konsep seperti yang ditemukan atau dilakukan oleh para ilmuwan.

Akan tetapi, yang sangat penting adalah pembiasaan perilaku ilmuwan dalam

menemukan konsep yang dilakukan melalui percobaan dan penelitian ilmiah.

Proses penemuan konsep yang melibatkan keterampilan-keterampilan yang

mendasar melalui percobaan ilmiah dapat dilaksanakan dan ditingkatkan melalui

kegiatan laboratorium.

Pembelajaran fisika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah selama

ini ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi oleh aktivitas guru

dibandingkan aktivitas siswa (teacher centered). Pembelajaran yang terjadi hanya

melakukan perpindahan pengetahuan dari guru ke siswa dan terkadang guru lebih

terfokus pada penghapalan rumus-rumus saja. Akibatnya, siswa menjadi terbebani

dan tidak mampu mengaplikasikan rumus tersebut untuk memecahkan persoalan.

Selama ini guru hanya mengenal metode ceramah saja yang bisa dilakukan untuk

semua tipe atau karakteristik materi pelajaran. Padahal tidaklah demikian, materi

fisika berbeda-beda, untuk mengatasi permasalahan tersebut guru sebaiknya

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang berfokus

pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama dari suatu disiplin, melibatkan

siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna lainya,

memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruk belajar mereka

sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai, dan realistik.2

Menurut the buck institute yang dikutip dalam Project-Based Learning for

health careers pathway, the san mateo county office of education dalam challenge

2000 multimedia project website, memberikan beberapa alasan bagi guru untuk

menerapkan pembelajaran proyek:

2 Waras Khamdi, Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial Untuk Meningkatkan MutuPembelajaran, http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajran-berbasis-proyek-model-potensial-yntuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/,h4

Page 20: Dini Rahmawati Fitk

1. Project based learning, mengajarkan siswa untuk bertanggung jawabterhadap pembelajaran mereka,

2. Project based learning, memberikan kesempatan kepada siswa untukbelajar secara interdisiplinaritas dimana siswa menerapkan danmengintegrasikan isi dari setiap disiplin dan segala spek dalam dunianyata

3. Project based learning, memberikan kesempatan bagi guru dan siswauntuk mengembankan hubungan mereka, dimana guru berperansebagai fasilitator.

4. Project based learning Memberikan kesempatan kepada siswa untukmembangun hubungan satu sama lain.3

Salah satu materi yang dibahas dalam fisika adalah ’Bunyi’ yang membahas

mengenai pengertian bunyi. Proses pembelajaran materi tersebut dapat

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek karena dalam proses

pembelajaran siswa dapat berinteraksi langsung dengan objek pembelajaran, yang

selama ini hanya diajarkan teori-teori saja tetapi praktek langsung.

Dari uraian di atas, penulis dapat melihat keunggulan pembelajaran fisika

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek memegang peranan penting

dalam keberhasilan pembelajaran fisika. Berdasarkan latar belakang di atas,

penulis tertarik membahas model pembelajaran berbasis proyek untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika terutama mengenai

materi pelajaran yang terkait dengan ’Bunyi’, Maka dari latar belakang masalah

tersebut, skripsi ini diberikan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis

Proyek Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa menilai bahwa ilmu fisika merupakan pelajaran yang sulit

untuk diketahui dan dipahami.

2. Pembelajaran fisika masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih didominasi

oleh aktivitas guru dibandingkan aktivitas siswa (teacher centered).

3 http://www.health-careers.org/resources/project handbook.pdf, 3 Juni 2010

Page 21: Dini Rahmawati Fitk

3. Pembelajaran fisika hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan dari

guru ke siswa tidak sesuai dengan prinsip dan hakikat fisika itu sendiri

(transfer of knowledge).

C. Pembatasan Masalah

Hasil belajar ada tiga aspek yaitu aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek

psikomotorik. Dalam penelitian ini dibatasi pada aspek kognitif yang meliputi

jenjang ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) dan analisis (C4).

D. Rumusan Masalah

Mengacu pada identifikasi masalah maka masalah dalam penelitian ini

adalah: Bagaimana pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil

belajar fisika siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil

belajar fisika siswa pada konsep bunyi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya

sebagai berikut:

1. Bagi guru, agar dapat membuka wawasan dalam pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dalam pencapaian hasil

belajar siswa.

2. Bagi siswa, diharapkan dapat mengalami perubahan paradigma tentang belajar

sehingga memunculkan semangat dalam dirinya yang berakibat pada

pencapaian hasil belajar yang optimal.

3. Bagi peneliti, sebagai pengalaman dalam melakukan perbaikan-perbaikan

pendekatan pembelajaran guna meningkatkan mutu pembelajaran karena

keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran serta guru.

Page 22: Dini Rahmawati Fitk

4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran fisika di sekolah.

Page 23: Dini Rahmawati Fitk

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA PIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teorotik

1. Pengertian Konstruktivisme

Konstruktivisme muncul sebagai alternatif terhadap pendekatan

objektivitas yang kurang melibatkan, mengikutsertakan dan membimbing peserta

didik untuk aktif belajar. Dasar dari pandangan konstruktivisme adalah anggapan

bahwa dalam proses belajar (a) murid-murid tidak menerima begitu saja

pengetahuan yang didapatkan mereka dan menyimpannya di kepala, melainkan

mereka menerima informasi dari dunia sekelilingnya, kemudian membangun

pandangan mereka sendiri tentang pengetahuan yang mereka dapatkan, dan (b)

semua pengetahuan disimpan dan digunakan oleh setiap orang melalui

pengalaman yang berhubungan dengan ranah pengetahuan tertentu.

Konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Bagi

siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,

memecahkan masalah dalam menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha

dengan susah payah dengan ide-ide.4

Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dengan

menggunakan pengalaman dan struktur kognitif yang sudah dimiliki. Konsep

dasar dari konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan itu tidak dapat dialihkan

dari pikiran guru ke pikiran siswa secara utuh tetapi dibangun sendiri oleh peserta

didik di dalam kepalanya lebih tepatnya dalam struktur kognitifnya.

Konstruktivisme menganggap bahwa peserta didik mulai dari usia kanak-kanak

4 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. (Jakarta: Tim PrestasiPustaka, 2007), h 13

Page 24: Dini Rahmawati Fitk

sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau pengetahuan tentang

lingkungan danperistiwa (gejala) yang terjadi di lingkungan sekitarnya.5

Model konstruktivisme menjelaskan bahwa, pengetahuan tidak pernah

dapat diamati secara leluasa. Kenyataannya pengetahuan mestilah diperoleh dari

kesadaran seseorang; pengetahuan tidak dapat ditransfer (dipindahkan) dari

seseorang kepada orang lain seperti ketika orang mengisi sebuah tong kosong.

Pengetahuan tidak seperti kegiatan psikologis lainnya yang dapat digambarkan

secara kimia. Selain itu pengetahuan membutuhkan satu kepercayaan (comitment)

seseorang dalam mempertanyakan, menjelaskan, dan uji penjelasan sebagai

pengabsahannya.6

Menurut konsep konstruktivisme, pengetahuan seseorang bersifat

temporer, terus berkembang dengan lingkungan sekitarnya. Pengetahuan itu tidak

pernah berhenti berkembang. Pengetahuan dalam diri seseorang terbentuk ketika

mengalami berbagai macam konflik. Melalui perspektif ini belajar dapat dipahami

sebagai proses terbentuknya konflik kognitif yang bergulir dengan sendirinya

dalam diri seseorang ketika yang bersangkutan memperoleh pengalaman konkrit,

wacana kolaborasi dan kegiatan melakukan refleksi.

Salah satu teori belajar konstruktivisme yang terkenal adalah teori

perkembangan Piaget. Teori ini biasa disebut dengan teori perkembangan kognitif.

Menurut Piaget, tingkat perkembangan intelektual atau kognitif anak meliputi

empat tingkatan, yaitu: a) tingkat sensorik motoris (0-2 tahun), b) tingkat pra-

operasional (2-7 tahun), c) tingkat operasional konkret (7-11 tahun), dan d) tingkat

operasi formal (11 tahun – ke atas).7

Berdasarkan kategori di atas siswa pada jenjang pendidikan SMP berada

pada tingkat operasi formal, yang memiliki sifat antara lain: pola berpikirnya

sudah sistematis, mampu memecahkan masalah dengan berpikir secara hipotesis,

deduktif, rasional, abstrak, dan reflektif mengevaluasi informasi. Dari pandangan

5 Paulina Pannen, Konstruktivisme dalam Pembelajaran, (Jakarta: PAU-PPAI, UniversitasTerbuka, 2001), h.36 Marja Sinurat, Jurnal Teknologi Pendidikan, vol.5, no.3, Desember 2005 , PendekatanKonstruktivisme Dalam Pembelajaran, h.867 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1989), h. 152

Page 25: Dini Rahmawati Fitk

Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak, dapat dipahami bahwa pada

tahap tertentu cara maupun perkembangan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-

beda berdasarkan kematangan intelektual anak.8

Konstruktivisme merupakan teori yang paling mendasar tentang

bagaimana siswa mempelajarinya. Siswa membangun pemahaman dan

pengetahuan mereka melalui pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

karena itu, ketika siswa mengalami pengalaman yang baru, siswa harus menerima

itu dengan ide sebelumnya dan pengalaman yang mereka dapat. Untuk itu, siswa

harus membangun pikiran mereka dan menilai tentang apa yang mereka ketahui.

Menurut konstruktivisme belajar merupakan proses aktif siswa

mengkonstruksi arti, wacana, dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar juga

merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi

yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki siswa sehingga

pengetahuannya berkembang. Proses tersebut bercirikan:

a. Belajar berarti membentuk makna.b. Konstruksi berarti merupakan proses terus menerus.c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta melainkan lebih

merupakan suatu proses pengembangan pemikiran dengan membuatpengertian yang baru.

d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorangdalam kesenjangan yang merangsang pemikiran lebih lanjut.

e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisikdan lingkungannya.

f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang telah diketahui siswa:konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksidengan bahan yang dipelajari.9

Dengan demikian belajar menurut konstruktivisme bukanlah kegiatan

memindahkan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan yang

berasal dari pemahaman dan konteks dibangun oleh siswa sendiri bukan guru.

8 Muhammad Bani Sukron, Jurnal Widyatama, vol.2, no.4, Desember 2005Pengembangan ModelPembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains,h.219 Paulina Pannen, Op.Cit, h. 19

Page 26: Dini Rahmawati Fitk

2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

a. Definisi Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project-Based learning (PBL)

merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan berdasarkan

pengalaman siswa dalam beraktifitas secara nyata. PBL dirancang untuk

digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan

investigasi dan memahaminya.

Berikut pengertian Project-Based Learning menurut beberapa ahli adalah :

1) PBL adalah model pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman

pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan

pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupan siswa.

2) PBL adalah model komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang

dirancang agar siswa melakukan riset terhadap permasalahan nyata.

3) PBL adalah model yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan

permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas siswa.

4) PBL adalaha model pembelajaran yang berpusat pada aktifitas siswa,

mengajak siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap

suatu topik.10

Model pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu

model penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk

pengetahuan dan keterampilan secara personal. Adanya peluang untuk

menyampaikan ide, mendengarkan ide-ide orang lain, dan mereflesikan ide sendiri

pada ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan

pengetahuan (meaning making process). Selain itu siswa juga untuk mengalami

tahap pembelajaran yang disebut sebagai “Interactive Research Cycle” yang

10 Michael M. Grant, Getting A Grip on Project Based-Learning: Theory, cases andrecomandations, (North Carolina: Meredian A middle School Computer Technologies Journal, vol5, 2002), h. 1-3.

Page 27: Dini Rahmawati Fitk

terdiri dari tahap pertanyaan, perencanaan, pengumpulan data, mensintesis

pengetahuan, dan evaluasi.11

Jadi, dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang menitikberatkan pada

aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan prinsip dengan

melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan mencari suatu

solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan proyek, sehingga

siswa mengalami proses pembelajarn yang bermakna dengan membangun

pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran berbasis proyek juga dikatakan sebagai model pembelajaran

yang inovatif dan lebih menekankan pada pembelajaran kontekstual melalui

kegiatan-kegiatan yang kompleks. Dalam pembelajaran berbasis proyek ini

berfokus pada pembelajaran yang terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu

disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi dalam pemecahan masalah dan

kegiatan tugas-tugas yang bermakna lainnya, dan memberi kesempatan siswa

bekerja secara otonom dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri, dan

puncaknya untuk menghasilkan produk nyata. Pembelajaran berbasis proyek

memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih

menarik dan bermakna bagi siswa.

Model Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran fisika atau sains

dimana siswa dalam kelompok diminta membuat atau melakukan suatu proyek

bersama, dan mempresentasikan hasil dari proyek itu. Dan proyek ini sendiri

diharapkan lebih bersifat membuat sesuatu yang berguna bagi masyarakat dengan

prinsip fisika. Biasanya proyeknya lebih baik bersifat interdisipliner; bukan hanya

konsep fisika, tetapi juga sains yang lain yang terkait dan nilai kemanusiaan yang

lain.12

Model proyek ini adalah gabungan dari berbagai model pembelajaran

seperti belajar bersama, dan lain-lain. Pembelajaran model proyek ini bersifat

11 Agus Sampurno, Penerapan Metode Belajar Aktif dan Pembelajaran Berbasis Proyek,( Jakarta :PT.Rineka Cipta),h.5212 Agus Sampurno, http:guru kreatif.wordpress.com 2007/09/18/penerapan-metode-belajar-aktif-dalam-pembelajaran-berbasis-proyek/#more-22,h.1

Page 28: Dini Rahmawati Fitk

kontruktivis, yaitu siswa, juga bersifat multiple intelligence, karena siswa

menggunakan berbagai intelegensi dalam melakukan proyek yang dilakukan

seperti intelegensi matematis-logis, ruang-visual, kinestetik, interpersonal,

linguistik, lingkungan, dan lain-lain.13

Model ini biasanya menarik untuk siswa karena biasanyan dilakukan

diluar kelas bahkan di luar sekolah, dan berlaku untuk beberapa waktu; bukan

terbatas pada satu jam sekolah. Banyak hal dapat didapat dari proyek ini antara

lain :

1) Mengerti prinsip fisika lebih mendalam karena melakukan sesuatu

2) Kerjasama dengan teman lebih baik karena melakukan bersama

3) Ada keuntungan yaitu memperoleh hasil dari proyek sendiri.14

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model pembelajaran yang

didukung oleh atau berpijak pada teori belajar konstruktivistik. Strategi

pembelajaran yang menonjol dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain

adalah strategi belajar kolaboratif, mengutamakan aktivitas siswa daripada

aktivitas guru, mengenai kegiatan laboratorium, pengalaman lapangan, studi

kasus, pemecahan masalah, panel diskusi, diskusi, brainstorming, dan simulasi.

Model Pendekatan proyek merupakan salah satu dari model-model

pembelajaran yang membantu siswa menggali informasi, ide-ide, keterampilan,

nilai-nilai, cara berpikir, dan cara-cara menepresikan diri sendiri dengan melihat

proyek-proyek yang telah disediakan oleh guru. Selain itu guru juga mengajari

bagaimana cara menemukan ide-ide yang berkaitan dengan proyek yang tersedia.

Salah satu strategi mengajar yang menekankan keaktifan siswa adalah metode

pendekatan proyek. Menurut teori belajar ini, siswa di dalam proses belajar

membangun pengetahuaanya sendiri melalui interaksi atas apa yang sudah

dimiliki dengan lingkungannya pada situasi baru. Model pembelajaran pendekatan

proyek memberi kesempatan kepada siswa untuk menguji gagasannya,

13 Martins yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. (Pamulang : Gaung PersadaPers),2004, h.7614Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika. (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma),h.126-127

Page 29: Dini Rahmawati Fitk

mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan awal yang sudah dimiliki

sebelumnya dan pengetahuan yang di dapat selama proses belajar berlangsung.

Dari berbagai karakteristiknya, Pembelajaran Berbasis Proyek didukung

teori-teori belajar konstruktivistik. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi

pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan

penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong pebelajar mengkonstruksi

pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam

Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai

bentuk alternatif pemecahan masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses

belajar pemecahan masalah itu secara langsung.15

b. Landasan Teori Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek dilandaskan pada teori yang dipaparkan oleh

beberapa ahli, yaitu :

1) John Dewey dan kelas demokratis

Metode proyek berasal dari gagasan John Dewwey tentang konsep

“Learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan

tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan

anak tentang bagaimana melakukan sesuatu tujuan. Pada John Dewwey

menggambarkan suatu pandangan tentang pendidikan di mana sekolah seharusnya

mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium

untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewwey menganjurkan guru untuk

mendorong siswa terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan

membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan soaial. Dewwey

dan kill Patrick mengemukakan bahwa pembelajaran di sekolah seharusnya lebih

memiliki manfaat daripada dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok kecil

untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka sendiri.16

15 http://waraskamdi.com/content/view/52/16,3 Juni 201016 Michael M. Grant, loc.cit

Page 30: Dini Rahmawati Fitk

2) Peaget, Vygotsky dan Kontuktrivisme

Jean Piaget dan Lev Vygotsky adalah tokoh dalam pengembangan konsep

konstruktivisme. Pada konsep inilah dasar pijak pembelajaran berbasis proyek

diletakkan. Piaget mengemukakan bahwa siswa dalam segala usia secara aktif

terlibat dalam perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka sendiri.

Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan berubah pada

saat siswa menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan

memodifikasi pengetahuan awal mereka. Vygotsky, seperti halnya Piaget percaya

bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan

pengalaman baru dan menantang, ketika mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang dimunculkan oleh pengalaman tersebut. Dalam upaya mendapatkan

pemahaman, individu mengaitkan pengetahuan baru. Namun berbeda dengan

Piaget tentang perkembangan intelektual setiap individu yang tanpa memandang

latar konteks social. Vygotsky percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain

memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual

siswa.17

c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek memiliki lima karakteristik yang merupakan

ciri yang dapat membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model

pembelajaran lain, yaitu :

1) Centrality, proyek sebagai pusat atau sentral.

2) Driving Question, Project-Based Learning difokuskan pada pertanyaan atau

permasalahan yang memicu siswa untuk menyelesaikan permasalahan dengan

konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

3) Conscrutive Investigations, proyek harus disesuaikan dengan kemampuan

siswa dan proyek yang dijalankan harus memberikan keterampilan dan

pengetahuan baru bagi siswa.

17 H.S. Wrigley, Knowledge in Action :The Promise of Project-Based Learning, Focus and Basic,vol.2,Th.2003, h.3

Page 31: Dini Rahmawati Fitk

4) Autonomy, aktifitas siswa sangat penting, siswa sebagai pemberi keputusan

dan berperan sebagai pencari solusi ( Problem solver ).

5) Realisme, kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan

situasi yang sebenarnya atau dunia nyata. Aktifitas ini mengintegrasikan

tugas otentik dan menghasilkan sikap professional.18

Lima karakteristik dari pembelajaran berbasis proyek yaitu Centrality,

Driving Questions, Constructive Investigations, Autonomy, dan Realisme adalah

karakter yang harus ada dalam model pembelajaran ini. Karakter ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek mengutamakan

aktivitas siswa dalam menghimpun konsep dan pengetahuannya. Lima karakter ini

membedakan pembelajaran berbasis proyek dengan model pembelajaran lainnya.

Model pembelajaran berbasis proyek sering disamakan dengan model lain,

seperti model pembelajaran berbasis masalah. Antara dua model tersebut memang

memiliki tahap pembelajaran yang hampir sama. Namun, yang membedakan

adalah dalam Project Based-learning harus ada proses pembuatan atau

pelaksanaan proyek yang sifatnya autentik, konstruktif, dan siswa harus

mempelajari keterampilan dasar yang baru dan mengalami peningkatan

pengetahuan.19

Proyek merupakan pusat atau sentral dari model pembelajaran ini, oleh

karena itu pengerjaan proyek harus terlebih dahulu direncanakan dengan matang.

Selain itu, proyek juga harus memiliki karakteristik seperti dibawah ini :

1) Authenticity, proyek harus sesuai dengan permasalahan dan realistik.

2) Academy rigor, proyek harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk

meningkatkan dan mengaplikasikan penegtahuan dan keterampilannya, siswa

menggunakan metode penelitian ilmiah untuk meningkatkan kemampuan

berpikir dan kemampuan menyelesaikan masalah.

18 John W. Thomas, A Review of Research on Project-Based Learning, (California : The AutodeskFoundation,2000),h.3-919 Regie Stites, Evaluation of Project Based Learning, (Illnois : Mathematics and ScienceAcademy, 2009), h.3

Page 32: Dini Rahmawati Fitk

3) Applied Learning, proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan

pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada

peningktan keterampilan menyelesaikan masalah.

4) Adult Relationship, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertemu dan

mengobservasi dari ahli yang sesuai dengan bidang masalah.

5) Assesment, penilaian dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil atau

produk pembelajaran. Hasil akhir dapat berupa presentasi, pameran,

portofolio atau laporan.20

Menurut The Buck Institutu yang dikutip dalam Project Based-Learning for

Health Carees Pathway pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik :

1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerjas.

2) Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

3) Siswa merancang proses untuk mencapai hasil

4) Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang

dikumpulkan.

5) Siswa yang mwlakukan evaluasi secara kontinu.

6) Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan.

7) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.21

d. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, dijalankan dengan melalui

beberapa tahap pembelajaran atau langkah-langkah kerja. Belum ada ketetapan

baku untuk menjalankan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek, namun pada

umumnya didasarkan dan mencontoh pada tahap pembelajaran konstruktivisme.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project-Based Learning atau pembelajaran

Berbasis Proyek sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas

Educational Foundation (2005) terdiri dari :

21 Kabba E. Cooley, http://www.radicalpedagogy.content/html,h.2. 5 Juni 2010

Page 33: Dini Rahmawati Fitk

1) Start With the Essential Question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, yaitu pertanyaan yang

dapat mengeksplorasi pengetahuan awal siswa serta memberi penugasan siswa

dalam melakukan suatu aktivitas.

2) Design a Plan for the Project

Perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru dan

siswa, dalam menentukan aturan main pengerjaan proyek. Pada tahap ini guru

membantu siswa untuk menentukan judul proyek yang sesuai dengan materi dan

permasalahannya.

3) Create a Schedule

Tahap ketika guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam meneyelesaikan proyek.

4) Monitor the Students and the Progress of the Project

Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas

siswa selama menyelesaikan proyek.

5) Assess the Outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian

standard an tujuan belajar.

6) Evaluasi the Experince

Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil akhir proyek yang

sudah dijalankan.22

Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan proses

evaluasi baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini siswa diminta

untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan

proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki

kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu

22 The George Lucas Educational Foun dation, Instructional Module Project-BasedLearning,htpp//www.edutopia.org.modules/PBL/whatpbl.php.2005

Page 34: Dini Rahmawati Fitk

temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada

tahap pembelajaran.

Tahapan pembelajaran yang dikemukakan di atas menunjukan kerja sama

antara guru dan siswa, yang saling memberikan kontribusi dalam proses

pembelajaran. Tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek memang

belum ada bentuk bakunya. Tahapan pembelajaran berbasis proyek juga

didasarkan pada tahap pembelajaran berbasis masalah, yang terdiri dari tujuh fase,

yaitu :

1) Good Description, fase dalam menampilkan masalah untuk dipecahkan dan

menetapkan tujuan.

2) Specify Criteria, fase dalam menentukan kriteria memecahkan masalah solusi,

dan menetukan fokus yang akan dicapai, dan kemampuan apa yang akan

dicapai.

3) Background Knowledge, fase untuk menentukan pengetahuan atau konsep yang

dibutuhkan, dan mencari informasi kepada ahlinya.

4) Generate ideas, generalisasi konsep dan menyusun hipotesis.

5) Implement Solution, fase dalam mencari dan mengimplementasikan solusi serta

membandingkannya dengan solusi lain.

6) Reflect, mengevaluasi seluruh proses pembelajaran mulai dari proses, solusi,

dan produk.

7) Generalize, fase untuk menyusun konsep, mengeeralisasi fakta dan

pengetahuan menjadi teori.23

Tahap pembelajaran berbasis masalah di atas merupakan salah satu teori

yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun tahapan pembelajaran

berbasis proyek. Dalam tahapan pembelajaran berbasis masalah, siswa lebih

difokuskan untuk merumuskan solusi dan mengimplementasikannya terhadap

konsep lain. Tahapan yang digunakan oleh peneliti adalah tahapan secara umum,

yang digunakan dan dicontohkan juga oleh Mike Carbonaro dalam proses

pembelajaran proyek lingkungan, yaitu :

23 Frank Kurzel and Michelle Rath, Project Based Learning and Learning Enviroments,(University of South Australia: Informing Science Institute, 2003), h. 505

Page 35: Dini Rahmawati Fitk

1) Engage, tahap awal untuk menstimulus siswa dalam mengetahui konsep yang

sudah dipahami dan tahap ketika guru memberikan pertanyaan essensial yang

memacu siswa untuk berfikir.

2) Explore, kegiatan untuk mencari materi dan sumber informasi sebagai

referensi dalam menyelesaikan masalah dan membuat jadwal kerja.

3) Investigate, membandingkan dan memfokuskan solusi yang akan digunakan

dalam memecahkan masalah.

4) Create, tahap pembuatan atau pengimplementasian solusi dan tahap dalam

menghasilkan suatu produk atau karya.

5) Share, tahap presentasi produk atau karya.

6) Evaluation, tahap evaluasi atau penilaian proses dan hasil belajar.24

Tahap pembelajaran yang terdiri dari engage, explore, investigate, create,

share, dan evaluation menekankan proses belajar pada aktivitas siswa. Dalam tiap

tahap pelaksanaannya siswa harus lebih aktif dalam proses belajar. Siswa

merumuskan informasi dan solusi serta harus dapat menyelesaikan hasil akhir,

bisa dalam bentuk produk, presentasi, dan lainnya.

e. Peranan Pengajar dalam Pembelajaran Berbasis Proyek

Selama berlangsungnya proses pembelajaran berbasis proyek siswa akan

mendapat bimbingan dari guru ataupun narasumber lain, yang peranannya adalah

sebagai berikut :

1) Mengajar kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.2) Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki

seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seseorang anggota yang bertugas mencatatinformasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.

3) Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai denganperkembangan kelompok.

4) Memastikan bahwa sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.

5) Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaiantujuan.

6) Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagaimasalah yang munculdalam proses belajar, serta mengajar agar proses

24 Mike Carbonaro, Using LEGO Robotics in Project-Based Learning Enviroment,2005,h.1-2

Page 36: Dini Rahmawati Fitk

belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajaryang dilewati atau diabaikan dan agar tiap tahapan dilakukan dalamurutan yang tepat.

7) Menjaga motivasi siswa dengan mempertahankan unsure tantangandalam penyelesaian tugas dan juga mempertahankan untuk mendorongsiswa keluar dari kesulitannya.25

Peranan pengajar dalam proses pembelajaran berbasis proyek dari

penjelasan yang dijabarkan diatas menunjukkan bahwa pengajar lebih diutamakan

berperan sebagai pendamping dan fasilitator. Pengajar harus dapat menjaga proses

pembelajaran tetap berlangsung aktif dan terkontrol, walaupun pengajar tidak

memiliki otoritas penuh terhadap pengerjaan proyek. Pengajar harus memiliki

kemampuan dalam memberikan bimbingan dan saran yang membangunserta

membuat proses evaluasi yang baik dan autentik.26

f. Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Penggunaan model pemebelajaran berbasis proyek dapat memberikan

keuntungan bagi siswa, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang

disebutkan dibawah ini :

1) Mempersiapkan siswa menghadapi dan berkembang sesuai dengan dunia

nyata.

2) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan mendorong kemampuan

mereka untuk melakukan pekerjaan penting.

3) Menghubungkan pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan

melaksanakan proyek siswa tidak hanya menghafal fakta, namun

menghubungkan dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimiliki

ke dalam dunia nyata.

4) Membentuk sikap kerja siswa. Dalam mengerjakan proyek siswa diajak untuk

saling mendengarkan pendapat dan bernegosiasi untuk mencari solusi.

5) Meningkatkan kemampuan kemampuan komunikasi dan social.

6) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

25 Jennifer Railsback, Project Based-Instruction : Creating Excitement for Learning, (Oregon :Northwest Regional educational Laboratory, 2002), h.23-2426 Ibid, h.25

Page 37: Dini Rahmawati Fitk

7) Meningkatkan keterampilan siswa untuk menggunakan informasi dengan

beberapa disiplin ilmu yang dimiliki.

8) Meningkatkan kepercayaan diri siswa.

9) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan teknologi dalam belajar.27

Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan model

pembelajaran berbasi proyek. Guru di Whasington State menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek dalam kelas matematika dan sains melaporkan

bahwa muridnya lebih memiliki semangat belajar ketika mengerjakan proyek.

Namun, masih ada kelemahan dan kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan

pembelajaran berbasis proyek, seperti wauktu dan biaya yang lebih banyak

dibutuhkan. Bahkan untuk mencapai proses pembelajaran yang maksimal dalam

mengimplementasikan Project-Based Learning, diperlukan desain khusus untuk

kelas atau sekolah yang menggunakannya. Tahap pembelajaran dalam model

pembelajaran proyek ini selalu mengikutsertakan presentasi atau performance,

maka dibutuhkan disain sekolah dan kelas yang lebih efektif dan dinamis.28

Penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat diterapkan dan disesuaikan

dengan kondisi yang ada pada kelas atau sekolah. Desain khusus untuk sekolah

dapat diwujudkan jika keadaan memang ideal. Namun, jika sekolah belum bisa

mewujudkan desain kelas atau sekolah yang sesuai dengan karakter pembelajaran

berbasis proyek, maka guru atau staf sekolah yang lain dapat memaksimalkan

fasilitas yang ada ataupun menyesuaikan dengan kemampuan sekolah dan

kemampuan murid. Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran

berbasis proyek, walaupun keadaan terbatas, guru dapat memotivasi siswa dan

bermotivasi agar pembelajaran yang bermakna dapat terwujud.29

27 Ibid, h.26-2728 Mike Carbonaro, Op Cit,h.529 Frank Kurzel and Michelle Rath, Op Cit,h.503

Page 38: Dini Rahmawati Fitk

g. Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

Menurut Foundation for the road ahead, keuntungan menggunakan

pembelajaran proyek adalah :

1) Meningkatkan motivasi. Sebelum menggunakan pembelajaran proyek

kebanyakan sisa menolak menggunakan banyak waktu dan sulit untuk

dimintai partisipasinya untuk melakukan proyek.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian untuk

meningkatkan keterampilan kognitif siswa amat dibutuhkan dalam tugas-tugas

yang memerlukan pemecahan masalah dan instruksional yang spesifik tentang

bagaimana memecahkan masalah.

3) Meningkatkan keterampilan penelitian kepustakaan. Kebanyakn proyek yang

dikerjakan siswa membutuhkan sejumlah sumber informasi seperti buku-buku

teks, dan kamus-kamus. Informasi teknologi termasuk sumber informasi

utama yaitu komputer, cd rom, dan internet.

4) Meningkatkan kemampuan kolaborasi. Yang dibutuhkan bekerja dalam

sebuah kelompok bagi siswa adalah keterampilan dan berkomunikasi.

5) Meningkatkan sumber keterampilam manajemen. Bagian yang menjadikan

pembelajaran bebas adalah dalam mengambil tanggung jawab untuk

melengkapi tugas-tugas yang kompleks. Pelaksanaan pembelajaran proyek

yang baik memberikan kegiatan instruksi siswa dalam mengatur proyek

mereka, dan mengalokasi waktu dan sumber-sumber lainnya seperti

perlengkapan untuk melengkapi tugas-tugas yang sudah terjadwal.30

Agar proyek sungguh menarik siswa untuk melakukan dan dapat

menambah kedalaman dari pengetahuan mereka, maka beberapa sifat proyek

perlu diperhatikan dalam memilih.

1) Proyek harus menantang siswa untuk melakukan dan menyelesaikan.

2) Hasilnya memang sungguh ada gunanya baik untuk masyarakat dan untuk

siswa sendiri.

30Anonim, Fondation for the road ahead : Project Based-Learning and information technology.h.5

Page 39: Dini Rahmawati Fitk

3) Proyek itu tidak terlalu mudah sehingga menantang; tetapi tidak terlalu sulit

sehingga dapat diselesaikan.

4) Proyek itu ada unsurnya membuat sesuat atau meneliti sesuatu yang belum

biasa dilakukan.

5) Dalam proyek sendiri dimungkinkan beberapa siswa bekerja sama secara

intensif.

6) Tentu proyek mengandung prinsip atau nilai fisika, diutamakan membutuhkan

beberapa ata banyak pendekatan.

7) Sebaiknya proyeknya bersifat multidisiplin, interdisipliner, sehingga lebih

kaya dan siswa dapat mengerti persoalannya secara menyeluruh.31

h. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Pembelajaran

Konvensional

Pembelajaran berbasis proyek memiliki perbedaan yang nyata dengan

pembelajaran bersifat konvensional, antra lain :

Tabel 1. Perbedaan Pembelajaran Berbasis Proyek Dengan

Pembelajaran Konvensional

ASPEK

PENDIDIKAN

PEMBELAJARAN

BERBASIS PROYEK

PEMBELAJARAN

KONVENSIONAL

Fokus kurikulum Kedalaman pemahaman Cakupan isi

Pemahaman konsep-konsep

dan prinsip-prinsip

Pengetahuan tentang

fakta-fakta

Pengembangan

keterampilan pemecahan

masalah kompleks

Belajar keterampilan

“building-block” dalam

isolasi

Lingkup dan

Urutan

Mengikuti minat siswa Mengikuti urutan

kurikulum secara ketat

Unit-unit besar terbentuk

dari problem dan isu yang

Berjalan dari blok ke blok

atau unit ke unit

31 Paul Suparno, Op Cit, h.128-129

Page 40: Dini Rahmawati Fitk

kompleks

Meluas, fokus

interdisipliner

Memuat, fokus berbasis

disiplin

Peranan guru Penyedia sumber belajar

dan partisipan di dalam

kegiatan belajar

Penceramah dan direktur

pembelajaran

Pembimbing/partner Ahli

Fokus pengukuran Proses dan produk Produk

Pencapaian yang nyata Skor tes

Unjuk kerja standard dan

kemauan dari waktu ke

waktu

Membandingkan dengan

yang lain

Demonstrasi pemahaman Reproduksi informasi

Bahan-Bahan

Pembelajaran

Langsung sumber-sumber

asli : bahan-bahan tercetak,

interview, dokumen, dll

Teks, ceramah, dan

presentasi

Data dan bahan

dikembangkan oleh siswa

Kegiatan dan lembar

latihan dikembangkan

guru

Penggunaan

teknologi

Utama integral Penyokong, periferal

Diarahkan siswa Dijalankan guru

Kegunaan untuk

memperluas persentasi

siswa atau penguatan

kemampuan siswa

Kegunaan untuk

perluasaan persentasi guru

Konteks kelas Siswa bekerja dalam

kelompok

Siswa bekerja sendiri

Siswa kolaboratif satu

dengan yang lainnya

Siswa berkompetisi satu

dengan yang lainnya

Siswa mengkonstruksi, Siswa menerima informasi

Page 41: Dini Rahmawati Fitk

berkonstribusi, dan

melakukan sintesis

informasi

dan guru

Peranan siswa Melakukan kegiatan belajar

yang diarahkan oelh diri

sendiri

Menjalankan perintah

guru

Pepenyaji, integrator, dan

penyaji ide

Pengingat dan pengulang

fakta

Siswa menentukan tugas

mereka sendiri dan bekerja

secara independen dalam

waktu yang besar

Siswa menerima dan

menyelesaikan tugas-

tugas laporan pendek

Tujuan jangka

pendek

Pemahaman dan aplikasi

ide dan proses yang

kompleks

Pengetahuan tentang

fakta, istilah, dan isi

Tujuan jangka

panjang

Dalam pengetahuan Luas pengetahuan

Lulusan yang berwatak dan

terampil m engembangkan

diri, mandiri, dan belajar

sepanjang hayat.

Lulusan yang memiliki

pengertahuan yang

berhasil pada tes standard

pencapaian belajar

Perbedaan model pembelajaran berbasis proyek dengan pendeketan

pembelajaran yang bersifat tradsional terlihat dalam beberapa aspek, antara lain

dari aspek peranan guru dan siswa, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa

dan guru bekerja sama dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai partner

bagi siswa. Kemudian dalam pembelajaran berbasis proyek proses pembelajaran

ditekankan pada aktifitas siswa untuk berhasil menyelesaikan tes atau ujian, tetapi

menyiapkan siswa kepada dunia nyata, dan memberikan kesempetan siswa untuk

mengembangkan diri dan pengetahuannya32

32 Waras Khamdi, Op.cit, h.12-14

Page 42: Dini Rahmawati Fitk

3. Hakikat Hasil Belajar Fisika

a. Hakikat Belajar

Belajar adalah “perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat”.33.

Belajar adalah “hasil perubahan mental yang terus menerus sebagaimana

kita membuat makna dari pengalaman kita”34.

Belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif

bersifat menetap dan tidak hanya terjadi pada prilaku yang saat ini nampak, tetapi

perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang.35 belajar merupakan suatu

proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.

Dalam psikologi proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah

khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan

tertentu.36 Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan

dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif,

afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa.

Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan

itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Menurut

pengertian ini, belajar merupakan suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil

atau tujuan.

Menurut Slameto belajar adalah “peoses memanusiakan manusia, dimana

hanya belajarlah manusia menemukan dirinya dalam relasinya dengan sesame,

lingkungan dan juga dengan sang pencipta”.37

33 Tata Sudjana, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, di akses pada 22 Januari 2010,Di http: // Belajar.htm34 Depdiknas, Strategi Pembelajaran MIPA.( Direktorat tenaga kependidikan Direktorat jenderalPeningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Departemen pendidikan nasional, 2008.), h.24.35 Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s,2006), Cet. 1, h.7636 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.11137 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semeste, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991,h. 5

Page 43: Dini Rahmawati Fitk

M. Dalyono mendefinisikan belajar adalah “suatu usaha perbuatan yang

dilakukan sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi

yang dimiliki, baik fisik, mental, dana, panca indra, otak dan anggota tubuh

lainnya”.38

Belajar adalah “kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.39

Dengan demikian berhasil atau tidaknya tujuan dari belajar tesebut sangat

tergantung terhadap proses dalam pembelajaran yang dilaksanakn oleh guru.

Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel menyebutkan

bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai serta sikap”.

Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan

fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah

tidak termasuk sebagai belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu usaha seseorang dengan

menggunakan potensi yang dimilikinya untuk mengadakan perubahan fisik,

mental juga tingkah laku yang harus didukung oleh lingkungannya. Belajar

merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai mahluk sosial dan

berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan

lingkungannya, sehingga dengan belajar manusia bisa mengembangkan dirinya.

Sebelum menguraikan definisi belajar, maka dijelaskan dahulu konsep belajar.

Dalam kamus bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan belajar adalah berusaha

(berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian.

Menurut Zikri Neni Iska ”belajar adalah perubahan yang secara relatif

berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman”.40

Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini akan membentuk sifat dan juga

38 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 1997), Cet. 1, h. 49.39 Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004). Cet 1, h. 5940 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkunga, (Kizi Brother’s:Jakarta, 2006), h. 76

Page 44: Dini Rahmawati Fitk

sikap siswa yang nantinya akan di aplikasikan oleh siswa kedalam masyarakat

tempat dimana siswa tinggal dan menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

Belajar dapat juga diartikan sebagai proses membangun makna dan

pemahaman terhadap informasi atau pengalaman, di mana proses tersebut disaring

dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa. Selain itu,

sesorang yang semula tidak tahu menjadi tahu dan akan mengalami

perkembangan dalam arah kognitif dalam proses belajar. Kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok, Ini berarti berhsil atau tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan hanya bergantung pada proses belajar yang dialami

siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses pengumpulan atau suatu fakta

dan bentuk informasi atau materi pelajaran, belajar merupakan latihan seperti

membaca dan menulis.41

Dari beberapa pendapat tentang definisi belajar tersebut dapat disimpulkan

bahwa dalam proses belajar mengajar mengharuskan perubahan pada diri

seseorang tersbut, karena belajar merupakan kegiatan yang kompleks dengan

melalui proses, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep, sehingga terjadi

perubahan pada diri seseorang tersebut kearah yang lebih baik yang meliputi

pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan tingkah laku.

b. Definisi Hasil Belajar

Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka

dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini

dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa,

atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Hal ini seperti yang

telah diungkapkan oleh Bloom yang dikutip oleh Daryanto, Evaluasi adalah

pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam

kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana

tingkat perubahan dalam pribadi siswa.42 Sedangkan menurut Muhibin Syah

41 Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), Ed ke 3 h. 64.42Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h. 1

Page 45: Dini Rahmawati Fitk

evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan

yang telah ditetapkan dalam sebuah program.43

Adapun tujuan diadakanya evaluasi hasil belajar yaitu:

1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswadalam kurun waktu proses belajar tertentu.

2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalamkelompok kelasnya.

3) Untuk mengetahui tigkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.4) Untuk mngetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan

kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar.5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar

yang telah digunakan guru dalam proses mengajar-belajar.44

Hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar,

yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.45

Hasil belajar adalah pola-pola perubahan nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom, hasil belajar adalah

mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan bukan

hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Artinya, hasil pembelajaran yang

dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak

dilihat secara fragmentaris atau terpisah,melainkan komprehensif.

Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil yang dicapai siswa,

tentunya mengharapkan bahwa semua hasil yang diperoleh itu membentuk suatu

sistem nilai (value sistem) yang dapat membentuk kepribadian siswa, sehingga

memberi warna dan arah dalam semua perbuatannya.

Prosedur hasil belajar membantu guru dalam beberapa hal :

1) Menolong siswa dalam memberikan pengetahuan tentang enter behavior

siswa.

2) Menolong dalam menetapkan, memperbaiki dan memperjelas tujuan yang

realistis bagi tiap siswa.

43 Muhibin Syah, Op.Cit., h. 17544 Ibid, h. 176-17745 Trimo dan Rusatiningsih. Artikel Meningkatan Hasil Belajar IPS melalui Kolaborasi MetodeQuantum Teaching dan Snowball Throwing. 22 Januari 2010. http://Artikel-PendidikanNetworking.htm

Page 46: Dini Rahmawati Fitk

3) Menolong dalam mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan.

4) Menolong dalam menentukan, mengevaluasi dan memperbaiki teknik-teknik

mengajarnya.

5) Membantu memperbaiki informasi tentang kesulitan-kesulitan belajar siswa,

kemudian dapat dijadikan petunjuk untuk memperbaikinya.46

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam belajar terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut

Muhibbin Syah dalam bukunya, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa

dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

1) Faktor Intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari

dalam diri siswa ssendiri.

2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari

luar siswa.

Dari berbagai penjelasan di atas motivasi belajar dapat diartikan sebagai

segala sesuatu yang menjadi pendorong proses perubahan tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungannya untuk mencapai tujuan tertentu.

Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan

prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini

penulis akan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan kedua faktor tersebut.47

1) Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam hal ini

dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a) Faktor Fisiologis

Faktor ini ditinjau berdasarkan keadaan jasmani. Kondisi umum

jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran

46 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2001), h.346Muhibin Syah. Op.47 Muhibbin Syah. Op Cit, h.165

Page 47: Dini Rahmawati Fitk

organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang

lemah, apalagi jika disertai pusing- pusing kepala misalnya, dapat

menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya

kurang atau tidak berbekas.

Jadi orang yang sehat akan berbeda dengan pengaruhnya terhadap

belajar dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat. Kondisi fisiologi

siswa terdiri atas kondisi kesehatan dan kebugaran fisik serta kondisi

panca inderanya, terutama sekali indera penglihatan dan pendengaran.

Apabila seseorang siswa memiliki kondisi fisiologi yang kurang baik

seperti indera pendengaran dan penglihatannya kurang baik, maka hampir

dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam belajar,

sebagaimana telah disebutkan pada awal penulisan. Jika hal tersebut tidak

segera di tindak lanjuti maka akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

yang akan diperoleh siswa tersebut.

b) Faktor Psikologis

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar menyebutkan, yang

termasuk ke dalam faktor psikologis diantaranya adalah: motivasi, minat,

dan bakat. Apabila seseorang memiliki motivasi, minat, dan bakat maka ia

akan terpacu untuk terus belajar. Dengan kata lain ia memiliki semangat

yang luar biasa untuk terus belajar. Akan tetapi sebaliknya apabila keadaan

individunya seperti kurang sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain,

maka hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan

belajarnya.48

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor ini

terdiri dari faktor-faktor lingkungan.

a) Faktor-Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu49:

48 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. 1, h.131-13849 Muhibbin Syah, Op.Cit., h.138

Page 48: Dini Rahmawati Fitk

(1) Lingkungan Sosial

Faktor linkingan sosial juga bisa berwujud manusia dan

reprentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses belajar dan

hasil belajar siswa. Lingungan sekolah seperti guru, para staf administrasi,

dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa. Para guru yang selalu menunjukan sikap dan prilaku yang simpatik

dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal

belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya

dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya juga yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah

masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan disekitar

perkampungan siswa tersebut. Kondisi masarakat dilingkungan kumuh

yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur misalnya akan sangat

mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Paling tidak siswa tersebut akan

menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi

atau meminjam alat- alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimiliki.

(2) Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang

dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang tak

terhitung jumlahnya misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu

(pagi, siang atau malam), gedung sekolah dan letaknya, alat-alat sekolah

yang digunakan siswa untuk belajar, tempat tinggal siswa dan letak tempat

tinggal tersebut.

3) Faktor-Faktor Instrumental

Faktor Instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,

sarana/alat pengajaran, guru, dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi

belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil

belajar siswa. Banyak psikolog beranggapan bahwa belajar merupakan

suatu proses yang asosiatif, yaitu asosiasi atau koneksi antara suatu

rangsang tertentu.

Page 49: Dini Rahmawati Fitk

d. Pengertian Hasil Belajar Fisika.

Fisika/IPA adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-

konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. 50

Mengingat hal tersebut, fisika bukanlah ilmu pengetahuan statis, akan tetapi

sebagai ilmu pengetahuan dinamis. Fisika merupakan pengetahuan fisik yang

tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pikiran guru kepikiran siswa, dengan

kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus

membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara

langsung. Pada pelajaran fisika harus dikembangkan keterampilan proses IPA,

sehingga proses belajar harus fokus pada keterampilan intelektual.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitin ini yang dimaksud hasil

belajar fisika siswa adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran

fisika setelah melalui proses pengajaran disekolah dari hasil tes atau ujian yang

diberikan setelah melalui proses belajar pada akhir materi. Asumsinya adalah

pengetahuan yang diajar oleh guru pada mata pelajaran fisika dapat diserap

secara optimal oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat menggambarkan

hasil pengajaran.

4. Bunyi

a. Pengertian Bunyi

Bunyi yang dapat didengar senantiasa datang dari suatu sumber bunyi

yang melakukan getaran dan merambat berupa gelombang bunyi sampai ke

telinga kita. Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, karena terdiri

atas rapatan dan regangan. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar atau

bunyi merupakan hasil getaran.

50 Depdiknas. Ibid., h. 21

Page 50: Dini Rahmawati Fitk

b. Sifat-Sifat Bunyi

Bunyi memiliki beberpa sifat diantaranya :

1) Bunyi merupakan hasil getaran

2) Bunyi memerlukan zat perantara untuk merambat

3) Bunyi dapat merambat dalam zat padat, zat cair, dan gas

4) Bunyi dapat dipantulkan51

c. Cepat Rambat Bunyi

Cepat rambat bunyi diartikan sebagai hasil bagi antara jarak sumber bunyi

ke pendengar dan selang waktu yang dibutuhkan bunyi untuk merambat sampai ke

pendengar.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

v =

Keterangan : v = cepat rambat bunyi (m/s)

s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)

t = selang waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat sampai ke

pendengar

Seperti halnya berlaku untuk gelombang lain, pada gelombang bunyi juga berlaku

rumus:

d. Pengaruh Suhu pada Cepat Rambat Bunyi

Cepat rambat bunyi bergantung pada suhu udara. Semakin tinggi suhu udara,

semakin besar cepat rambat bunyi, sebaliknya semakin rendah suhu udara

semakin kecil cepat rambat bunyi.

Berlaku rumus :

e. Perambatan Bunyi pada Berbagai Zat

51 Nunung Nurhayati, Ringkasan dan Bank Soal Sains Fisika Untuk SMP,(Bandung :YramaWidya),h.101-102

Page 51: Dini Rahmawati Fitk

Bunyi dapat merambat pada zat padat, zat cair, dan gas. Bunyi merambat

paling baik dalam zat padat dan yang paling buruk dalam gas.

f. Jenis-Jenis Bunyi

Antara frekuensi dan amplitudo terhadap bunyi mempunyai hubungan

yang erat, karena :

1) Frekuensi yang besar akan menghasilkan bunyi yang tinggi, sedangkan

frekuensi yang kecil akan menghasilkan bunyi yang rendah.

2) Amplitudo yang bear akan menghasilkan bunyi yang keras, sedangkan

amplitudo yang kecil akan menghasilkan bunyi lemah.

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dapat digolongkan atas :

(1) Bunyi Infrasonik

Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang ari 20 Hz (kurang

dari 20 getaran tiap detik). Bunyi infrasonik tidak dapat didengar oleh telinga

manusia, melainkan hanya dapat didengar oleh beberapa jenis hewan,

misalnya : anjing dan jangkrik.

(2) Bunyi Ultrasonik

Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebih besar dari 20.000 Hz.

Bunyi ini tidak dapat didengarkan oleh telinga manusia. Jenis hewan tertentu

misalnya kelelawar, ikan lumba-lumba dapat menimbulkan dan menerima

bunyi ultrasonik.

Ultrasonik bayak dimanfaatkan manusia, antara lain untuk :

(1) Mertakan campuran logam, pada industri logam

(2) Memusnahkan bakteri pada makanan yang akan diawetkan

(3) Meratakan campuran susu agar homogen, pabrik susu

(4) Alat kontrol jarak jauh (remote control) pada televisi

b) Bunyi Audiosonik

Bunyi audiosonik adalah bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia,

yaitu yang frekuensinya antara 20-20.000 Hz.

c) Desah (bunyi tak beraturan)

Page 52: Dini Rahmawati Fitk

Desah adalah bunyi yang jumlah getaran tiap detiknya (frekuensinya) tidak

sama. Contoh: suara daun yang ditiup angin, suara air terjun, suara ombak,

suara angin

d) Dentum (bunyi keras)

Dentum adalah buyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih dapet didengar

oleh telinga manusia. Contoh : meriam, bunyi bom, dan bunyi senapan.

e) Nada ( bunyi beraturan)

Nada adalah bunyi yang frekuensinya selalu sama dan tetap. Nada pada

umunya dihasilkan oleh alat-alat musik, Menurut Marsenne faktor-faktor yang

mempengaruhi frekuensi alamiah sebuah senar, dawai, atau kawat adalah :

(1) Panjang senar, semakin panjang senarnya semakin rendah frekuensinya

(2) Luas penampang, senar, semakin tebal senarnya, semakin rendah

frekuensinya

(3) Tegangan senar, semakiun tegang(kencang) senarnya, semakin tinggi

frekuensinya

(4) Massa jenis senar, semakin kecil massa jenis senar semakin tinggi

frekuensinya.

f) Resonansi Bunyi

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya sesuatu benda karena

pengaruh benda lain.

Syarat-syarat terjadinya bunyi adalah frekuensinya sama dengan frekuensi sumber

getar, terdiri dari selaput lapis.

Jika suatu sumber bunyi melakukan getaran, kemudian diikuti oleh benda-

benda lain yang beresonansi maka akibatnya bunyi yang dihasilkan oleh sumber

bunyi itu kedengaran lebih keras. Oelh karena itu supaya suatu alat dapat

menghasilkan bunyi yang keras biasanya ditambahkan bahan yang mudah

beresonansi, misalnya : kentongan, alat-alat musik petik, gamelan atau alat musik

pukul lainnya.

g) Pemantulan Bunyi

Page 53: Dini Rahmawati Fitk

Pemantulan bunyi akan mengikuti hukum pemantulan bunyi, yang berbunyi :

(1) Bunyi datang, garis normal, dan bunyi pantul terletak pada satu bidang

datar.

(2) Sudut datang sama dengan sudut pantul

Berdasarkan letak sumber bunyi dan dinding pemantulannya, maka bunyi

pantul dapat berupa : bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi aslai, gaung atau

kerdam, gema.

h) Manfaat Pemantulan Bunyi

Pemantulan bunyi dapat dimanfaatkan antara lain untuk :

(1) Buyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli, dapat memperkeras bunyi

asli.

(2) Gema dapat dimanfaatkan untuk mengukur dalamnya laut. Sebuah kapal

yang akan digunakan untuk mengukur kedalamannya laut dilengkapi

dengan sumber getaran(osilator) dan hidrofon sebagai penerima pantulan

bunyi yang keduanya diapsang pada bagian bawah kapal.

(3) Menentukan cepat rambat bunyi di udara.

(4) Melakukan survei geofisika untuk mendeteksi lapisan-lapisan batuan yang

mengandung minyak bumi.

(5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam.

(6) Mengukur kedalaman pelat logam52

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penggunaan model pembelajaran

berbasis proyek, antara lain sebagai berikut :

1. Menurut Putri Rahmawati pada skripsinya berjudul ”pengaruh Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil

Belajar Biologi Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa peningkatan

penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran, pada kelas yang

52 Joko Untoro, Buku Pintar Fisika SMP, (Jakarta :Wahyu Media), h.155-156

Page 54: Dini Rahmawati Fitk

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.53

2. Menurut Noer Azizah dalam skripsinya berjudul”Pengaruh Metode Proyek

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Pada Konsep Pencemaran

Lingkungan”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan

penguasaan konsep yang signifikan baik pada siswa yang belajar dengan

metode ceramah maupun siswa yang belajar dengan metode proyek (Proyek

Method) sebelum dan sesudah pembelajaran.54

3. Pada penelitian ini Dwi Yuliaanti menunjukkan metode proyek yang dapat

mengembangkan tanggung jawab, etos kerja, kreativitas, serta dapat

mengembangkan kemampuan kemampuan berinteraksi dengan orang lain

dalam kelompok yang dapat menimbulkan kecenderungan berpikir.55

Menurutnya metode proyek merupakan keterampilan dalam memecahkan

masalah. Dalam pemecahan masalah diperlukan aktivitas daya pikir atau

keterampilan berpikir dan bernalar.

4. Menurut Tri Susanto pada skripsi yang berjudul ”Perbandingan Metode Proyek

dengan Metode CTL terhadap hasil belajar biologi siswa” menyatakan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode proyek lebih baik dari

pembelajaran dengan menggunakan CTL.56

5. Menurut Sabar nurohman pada skripsinya yang berjudul ”Pendekatan Project-

Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Siswa

Calon Guru Fisika”. Menyatakan bahwa pendekatan Project-Based Learning

memiliki tahap-tahap pembelajaran yang selaras dengan proses Scientific

53Rahmawati, Putri Maesaroh “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, Skripsi, (Jakarta:UIN Syahid,2009), h.4354 Azizah, Noer, “Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X PadaKonsep Pencemaran Lingkungan”, Skripsi, (Jakarta :UIN Syahid,2008)55 Yulianti, Dwi, “Penerapan Metode Proyek Pada Pembelajaran Siswa Taman Kanak-kanak :Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir”, Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas NegeriSemarang, No.3,Th.200256 Tri Susanto, “Pengaruh Metode Proyek dengan Metode CTL terhadap Hasil Belajar BiologiSiswa”, Skripsi (Jakarta :UNJ,2008),h.49

Page 55: Dini Rahmawati Fitk

Method. Oleh karena itu, pendekatan Project-Based Learning secara teoritis

dapat digunakan sebagai sarana internalisasi.57

6. Menurut Elly Ika Susanti pada skripsinya yang berjudul ”Pengaruh Metode

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Kualitas

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karang Binangun,

Lamongan”. Menyatakan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek

memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran di sekolah.58

7. Nancy Sussiana dalam jurnal ini pembelajarn IPA yang bertolak dari konsep

pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model

pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi bertitik tolak dari

prinsip-prinsip pengolahan informasi yang diterima individu. Model ini

menjelaskan bagaimana cara individu member respon yang datang dari

lingkungannya : yakni dengan cara mengorganisaikan data, memformulasikan

masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan maslah serta

menggunakan simbol-simbol verbal dan non verbal.59 Dari kutipan ini bila

kita hubungkan dengan metode proyek, dari kriteria yang disebutkan tepat bila

kita terapkan metode proyek karena didalam pembelajarn proyek siswa

dilibtkan dalam kegiatan investigasi dan penrapan konsep-konsep antar mata

pelajaran untuk menemukan konsep baru serta pemecahan masalah.

8. Menurut Staroula Kaldi pada penelitian yang berjudul “The Effectiveness of

Project-Based Learning in Primary School Mainstream Classes”. Membahas

tentang pengaruh project-based learning terhadap hasil akademik, sikap

57 Sabar Nurohman, “Pendekatan Project-Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi ScientificMethod Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika”, Skripsi, (Yogyakarta : Universitas NegeriYogyakarta,2007)58 Elly Ika Susanti, “Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)Terhadap Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Karang BinangunLamongan”,Skripsi, (Surabaya :IAIN Sunan Ampel, 2008)59 Nancy Sussiana, “Model Pembelajaran Berbasis Kegiatan Laboratorium Untuk MeningkatkanPenguasaan Konsep Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP”, seminar nasional pendidikanmatematika dan IPA, (juli, 2004),h.4

Page 56: Dini Rahmawati Fitk

kerjasama, dan persepsi siswa terhadap pembelajaran, baik siswa yang dimiliki

kesulitan belajar ataupun tidak.60

9. Menurut Stevani Indah Purworini pada penelitian yang berjudul “Pembelajaran

Berbasis Proyek Sebagai Upaya Mengembangkan Habbit of Mind Studi Kasus

di SMP Nasional KPS Balikpapan”. Memberikan hasil penelitian yaitu data

kuantitatif yang diperoleh rata-rata 76,94 jika dibandingkan dengan siswa tahun

ajaran sebelumnya dimiliki kemampuan setara, diperoleh rata-rata yang cukup

signifikan.61

10. Menuru Waras Khamdi pada penelitian ini menyatakan bahwa “pembelajaran

berbasis proyek dibandingkan dengan metode pembelajaran lain, memiliki

nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar siswa”. Kesimpulan tersebut

diperoleh dengan memberikan karakteristik pembelajaran berbasis proyek dan

dukungan teoritik.62

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan pembelajaran fisika tidak hanya tergantung pada satu faktor

saja. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal seluruh faktor yang mendukung

proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan maksimal. Pendekatan

keterampilan proses sains tidak akan berhasil bila penunjang yang lain misalkan,

perencanaan belajar, pengelolaan dan pemilihan metode yang tepat tidak

dilakukan dengan maksimal

Pelaksanaan pembelajaran yang merupakan peristiwa interaksi antara

siswa dengan guru dalam suasana dalam yang telah dirancang dan didukung

dengan model pembelajaran berbasis proyek, dapat menghasilkan perubahan hasil

belajar pada siswa. Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa diajak untuk

8. Stavroula Kaldi, “The Effectiveness of Project-Based Learning in Primary School MainstreamClass”, (European Educational Research Association, 2008)61 Stevani Indah Purworini, “Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya MengembangkanHabit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”, Jurnal Pendidikan Inovatif,vol.2,200262 Waras Khamdi,”Pembelajaran Berbasis Proyek Model Potensial Untuk Meningkatkan MutuPembelajaran”, http//lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-berbasis-proyek-model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/

Page 57: Dini Rahmawati Fitk

merancang sebuah proyek dan sensitif terhadap isu-isu yang sedang berkembang

yang dapat diaplikasikan dalam proyek tersebut

Dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa melakukan kegiatan belajar

mengajar yang bermakna, siswa merancang proses dan kerangka kerja untuk

mencapai hasil. Siswa diharapkan dapat mengelola informasi yang dikumpulkan

dan menyusun proyek yang realistis. Sehingga dengan penggunaan model

pembelajaran berbasis proyek dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa,

pemahaman terhadap materi fisika diharapkan semakin meningkat, dan proses

pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.

Ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang

meliputi peristiwa-peristiwa yang menyebabkan perubahan-perubahan serta

mekanismenya, akan lebih mudah dipahami bila diberikan melalui model dan

metode pengajaran yang sesuai, dimana akan lebih tertanam dalam ingatan siswa,

apabila siswa diikutsertakan dalam membuktikan kebenaran dari konsep-konsep

fisika. Pembuktian kebenaran konsep fisika dapat dilakukan melalui eksperimen,

disini siswa dapat dilatih melakukan percobaan-percobaan sampai diperoleh

kesimpulan dari konsep fisika tersebut.

Di dalam pemilihan strategi pengajaran harus diperhatikan karakteristik

bidang studi dan kendalanya. Karakteristik bidang studi perlu menjadi

pertimbangan khusus ketika memilih media pengajaran yang akan digunakan

menyampaikan pengajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu

media dalam penyampaian pengajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh

suatu media serta pengaruh motivasi yang ditimbulkan.

Dalam pembelajaran proyek, guru berperan penting dalam kegiatan

perencanaan dan penilaian secara meneyeluruh, maksudnya guru sebagai fasilitatir

dan salah satu sumber informasi mengatur bagaimana berjalannya pembelajaran

agar efektif. Oleh sebab itu, dibutuhkan kecakapan dan keterampilan dalam

menjalankan model pembelajaran ini. Sedangkan siswa berperan sebagai

pelaksana dalam kegiatan proyek yang dituntut harus mampu berkolaborasi antar

siswa dalam kelompok .

Page 58: Dini Rahmawati Fitk

Dalam pembelajaran proyek, siswa diprogramkan agar selalu aktif, secara

mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru, bukan begitu saja diberikan dan

diterima oleh siswa. Siswa diusahakan sedemikian rupa hingga memperoleh

pengalaman dalam rangka menemukan dan menerapkan sendiri konsep-konsep

tersebut sehingga terdapat pengaruh atau tidaknya hasil belajar dalam kegiatan

pembelajaran.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas dapatlah diputuskan untuk dijadikan

hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: Terdapat pengaruh

penggunaan model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika

siswa.

Page 59: Dini Rahmawati Fitk

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, bulan Maret – April

tahun ajaran 2009-2010. Sedangkan penelitian ini dilaksanakan di SMPN 48

Jakarta, Kebayoran Lama.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

experiment, yaitu metode eksperimen yang pengontrolannya dilakukan terhadap

satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.63 Dalam quasi

eksperimen, kontrol atau pengendalian variabel tidak bisa dilakukan secara penuh.

Desain yang digunakan dalam eksperimen semu ini yaitu Control Group Prestest-

Posttest. Adapun desain dan rancangan penelitiaanya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian64

Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest

Eksperimen Y1 XE Y2

Kontrol Y1 XK Y2

Keterangan :

XE : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek

XK : Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional

63 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007). H. 5964 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT RinekaCipta,2002), Cet. Ke-12, h.86

Page 60: Dini Rahmawati Fitk

Y1 : Tes awal (pretest) yang sama pada kedua kelompok

Y2 : Tes akhir (posttest) yang sama pada kedua kelompok

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian.65 Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi SMPN 48 Jakarta. Untuk lebih rinci mengenai populasi dapat

diuraikan sebagai berikut :

Populasi target : Seluruh siswa SMPN 48 Jakarta

Populasi terjangkau : Siswa kelas VIII SMPN 48 Jakarta

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.66 Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 48 Jakarta sebanyak dua kelas.

Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cluster

sampling atau disebut juga dengan sampel kelompok. Pengambilan sampel

dilakukan dengan mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel

penelitian.67

Untuk menentukan kelas mana yang diajarkan dengan strategi

pembelajaran berbasis proyek, dilakukan secara random dengan teknik undian

karena semua kelas dianggap memiliki kemampuan yang sama sehingga memiliki

kesempatan yang sama pula untuk menjadi kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol dan didapat kelas VIIIA sebagai kelompok eksperimen dan

kelas VIIIB sebagai kelompok kontrol.

D. Variabel Penelitian

65 Ibid, h. 130.66 Ibid, h. 13167 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan PendidikanIPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2008).

Page 61: Dini Rahmawati Fitk

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu variabel bebas

(X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

strategi pembelajaran berbasis proyek. Sedangkan variabel terikat pada penelitian

ini adalah hasil belajar fisika siswa.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut:

1. Tahap persiapan sebelum penelitian

Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah

pengurusan surat ijin penelitian dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, langkah selanjutnya meliputi:

a. Menetapkan materi dan alokasi waktu

b. Menyusun RPP sesuai dengan pokok materi yang telah ditentukan

c. Menyusun instrumen penelitian

d. Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah yang akan diteliti

e. Menentukan sampel penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap yang kedua setelah tahap

persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:

a. Menguji coba instrumen penelitian

b. Mengolah dan menganalisis data uji coba instrumen

c. Memberi pretest pada kelas yang telah ditentukan sampelnya, yaitu sampel

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

d. Menyampaikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis proyek

pada kelas eksperimen

e. Memberikan posttest untuk kedua kelompok.

3. Tahap penyelesaian penelitian

Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini

meliputi:

Page 62: Dini Rahmawati Fitk

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian

b. Menguji hipotesis penelitian.

Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat

lebih jelas pada gambar berikut ini:

Tahap Persiapan SebelumPenelitian

Survei tempat penelitiandan uji coba instrumen

Penyusunan instrumenpenelitian dan RPP

Uji coba instumen

Analisis data hasil uji cobainstrumen

Tahap Persiapan SebelumPenelitian

Tes awal (pretest)

Kegiatan belajar mengajar

Tes akhir (posttest)

Tahap akhir penelitian

Analisis data hasil penelitian

Penarikan kesimpulan

Kelompok eksperimen

(pembelajaran dengan modelberbasis proyek)

Kelompok kontrol

(pembelajaran denganpendekatan konvensional/metode

ceramah )

Page 63: Dini Rahmawati Fitk

Gambar 3.1. Alur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa

yang berupa tes pencapaian (achievement test) terdiri dari tes obyektif bentuk

pilihan ganda sebanyak 40 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan

jika salah diberi skor 0. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama

dengan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur

adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan (C1), pemahaman

(C2), aplikasi atau penerapan (C3), dan analisis (C4).

Tabel 3.2 kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Fisika

Standar

kompetensi

(SK)

Kompetensi

Dasar

Tingkat KognitifJumla

hC1 C2 C3 C4

6. Memahami

konsep dan

getaran,

gelombang dan

6.2

mendeskripsikan

konsep bunyi

dalam kehidupan

1*

5*

2*

26*

7*

11*

4*

28*

20

Page 64: Dini Rahmawati Fitk

optika dalam

produk

teknologi

sehari-hari

sehari-hari 9*

13*

17*

21*

37*

27* 12*

19*

20*

23*

24*

32*

Jumlah 7 3 8 2 20

Keterangan : *soal valid

Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 40

soal terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk

kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan

reabilitas.

1. Pegujian Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat

mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Uji validitas adalah

uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji coba ini

dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total.

Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian digunakan rumus ”point

biserial”. yaitu :68

q

P

SD

MMr

t

tppbi

Keterangan :

68 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), h.79.

Page 65: Dini Rahmawati Fitk

rpbi : Koefisien korelasi poin biserial

Mp : Mean skor pada tes yang memiliki jawaban benar

Mt : Mean skor total

Sdt : Standar deviasi dari skor total

pi : Proporsi peserta tes yang menjawab benar

qi : Proporsi peserta tes yang menjawab salah, q = 1 – p

Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka harga

koefisien korelasi untuk n=30 dan α=5% adalah 0.349. Soal dikatakan valid jika

rhitung ≥ rtabel yaitu jika rhitung ≥ 0.349. Dari uji coba tes sebanyak 40 soal dengan

jumlah siswa sebanyak 30 orang, diperoleh soal yang valid sebanyak 20 soal. 69

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Spearman-brown, yaitu :70

21

21

21

21

11 1

2

r

rr

Keterangan :

r11 : Koefisien realibilitas instrument

r1/21/2 : rxy yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes

pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:71

69 Lihat Lampiran, h.93-9570 Ibid., h.93

Page 66: Dini Rahmawati Fitk

a. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes yang sedang

diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)

b. Apabila r11 lebih kecil dari 0.70 berarti bahwa tes yang sedang diuji belum

memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliable)

Hasil analisis instrumen diperoleh reliabilitas tes sebesar 0.72. Hal ini

berarti bahwa tes memiliki reliabilitas yang tinggi sebab r11 lebih kecil dari

0.70.72

3. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap

butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran

soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal.73

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran yaitu :

N

BP

Keterangan :

P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N : Jumlah peserta tes

Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2. Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Keterangan

71 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 209

72 Lihat Lampiran,h.9673 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.208

Page 67: Dini Rahmawati Fitk

> 0.75 Mudah

0.25 – 0.75 Cukup/sedang

<0.25 Sukar/sulit

Dari uji coba tes sebanyak 20 soal, diperoleh 16 soal bersifat sedang/cukup,

1 soal bersifat mudah dan 3 soal bersifat sulit. 74

4. Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal

dan membedakan siswa yang pandai (tinggi prestasinya) dengan siswa yang

kurang pandai (rendah prestasinya).75 Rumus yang digunakan untuk menghitung

daya pembeda soal yaitu :

N

BBD BA

5.0

Keterangan :

D : Daya pembeda

BA : Jumlah skor benar dari kelompok atas

BB : Jumlah skor benar dari kelompok bawah

N : Jumlah responden (jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah)

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.3. Klasifikasi Daya Beda76

74 Lihat lampiran, h.9775 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.21376 Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218

Page 68: Dini Rahmawati Fitk

Rentang Keterangan

0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek (poor)

0.20 < DP ≤0.40 Cukup (satisfactory)

0.41 < DP ≤ 0.70 Baik (good)

0.71 < DP ≤ 1.00 Baik sekali (excellent)

-(negatif) Semuanya tidak baik

Dari uji coba tes sebanyak 20 soal diperoleh 4 soal bersifat baik sekali, 7

soal bersifat baik, 8 soal bersifat cukup, 1 soal bersifat jelek.77

G. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan penelitian. Data

penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan tujuan supaya

hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji

hipotesis. Pengolahan dan penganalisasian data penelitian menggunakan statistik.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang

diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors78 dengan rumus:

)()(0 ZiSZiFL

Keterangan :

L0 = Harga mutlak terbesar

77 Lihat Lampiran, h.9878 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), hal. 466

Page 69: Dini Rahmawati Fitk

F(Zi) = Peluang angka baku

S(Zi) = Proporsi angka baku

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar

b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus:

SD

XXiZi

Keterangan :

Zi = skor baku

Xi = data yang diperoleh

X = nilai rata-rata

SD = standar deviasi

c. Tentukan nilai Ztabel berdasarkan nilai Zi.

d. Tentukan nilai F(Zi) berdasarkan Ztabel.

Jika Zi negatif (-), maka 0,5 – Ztabel

Jika Zi positif (+), maka 0,5 + Ztabel

e. Tentukan nilai S(Zi) dengan rumus :

n

ZnZZBanyaknyaZZiS

...3,2,1)(

f. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

g. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L0

h. Memberikan interpretasi L0, dengan membantingkan dengan Lt. Lt adalah

harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors.

Page 70: Dini Rahmawati Fitk

i. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah didapat.

apabila Lhitung < Ltabel, maka H0 diterima atau data berdistribusi normal. Dan

apabila Lhitung > Ltabel, maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan

kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher79,

dengan rumus:

22

21

S

SF

Dimana :

F = Uji Fisher

S1 = Varian terbesar

S2 = Varian terkecil

Apabila Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, berarti data berasal dari data

yang homogen. Dan apabila Fhitung > Ftabel, maka H0 diterima, berarti data tidak

berasal dari data yang homogenya

.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi

pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis ini

dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan

kontrol. Karena data homogen dan berdistribusi normal maka uji yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. ”t” test adalah salah satu tes

statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis

79 Sudjana, Op cit, h. 249

Page 71: Dini Rahmawati Fitk

nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.80 Adapun rumus dari ”t” test adalah:

21

21

11

nndsg

XXt

, dengan

2

)1()1(

21

222

211

nn

SnSndsg

Keterangan:

X1 : Rata-rata kelompok eksperimen

X2 : Rata-rata kelompok kontrol

n1 : Jumlah sampel pada kelompok eksperimen

n2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol

S12 : Varians kelompok eksperimen S2

2 : Varians kelompok

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% ( =

0,05), dengan derajat kebebasan sebesar n1 + n2 – 2. Apabila harga t hasil

perhitungan lebih kecil dari harga ttabel, maka H0 diterima. Sebaliknya jika harga

perhitungan lebih besar atau sama dengan harga ttabel, berarti H0 ditolak.

4. Uji N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dilakukan oleh guru81.

etestSkorSkorideal

etestSkorstskorPostteGainN

Pr

Pr

Dengan kategori perolehan sebagai berikut:

80 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), h.278.81 Yanti Herlanti, “Science education Research”. 2006 all right reserved, h.70.

Page 72: Dini Rahmawati Fitk

Tabel 3.7. Kategori N-Gain

Nilai N-Gain Kategori

g > 0.7 Tinggi

0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang

g < 0.3 Rendah

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan :

H0 = Hipotesis nihil atau hipotesis nol

Ha = Hipotesis alternatif

µ1 = Hasil belajar siswa kelompok eksperimen

µ2 =Hasil belajar siswa kelompok kontrol

Page 73: Dini Rahmawati Fitk

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, interpretasi

data dan pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian

ini ialah data yang terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa-siswi SMPN

48 Jakarta berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

A. Deskripsi Data

1. Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil pretest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel

penelitian diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata (mean)

sebesar 44.10, dan standar deviasi (SD) sebesar 10.02. Sedangkan hasil pretest

kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh

nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata (mean) sebesar 42.40, dan

standar deviasi (SD) sebesar 9.81. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.1. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok

Kontrol dan Eksperimen

Pemusatan dan Penyebaran

Data

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nilai Terendah 28 28

Nilai Tertinggi 64 68

Rata-rata (Mean) 44.10 42.40

Standar Deviasi (SD) 10.02 9.81

Page 74: Dini Rahmawati Fitk

Adapun hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

diagram batang berikut:

Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok

Kontrol dan Eksperimen

Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada

kelompok kontrol memperoleh nilai antara 42-48 sebanyak 8 siswa atau sebesar

26.67%, sedangkan yang terletak pada interval antara 56-62 yakni nilai yang

paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang

mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau 43.33%. Siswa yang

mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa atau sebesar 56.67%.

Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara

42-48 sebanyak 9 siswa atau sebesar 30%, sedangkan yang terletak pada interval

antara 63-69 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau

sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 14 siswa atau

Page 75: Dini Rahmawati Fitk

46.67%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 16 siswa atau

sebesar 53.33%.

2. Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil posttest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel

penelitian diperoleh nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 46, nilai rata-rata (mean)

sebesar 66.70, dan standar deviasi (SD) sebesar 11.29. Sedangkan hasil posttest

kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh

nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 50, nilai rata-rata (mean) sebesar 75.40, dan

standar deviasi (SD) sebesar 12.59. Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelompok

Kontrol dan Eksperimen

Pemusatan dan Penyebaran

Data

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Nilai Terendah 46 50

Nilai Tertinggi 82 93

Rata-rata (Mean) 66.70 75.40

Standar Deviasi (SD) 11.29 12.59

Adapun hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada

diagram batang berikut:

Page 76: Dini Rahmawati Fitk

Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada

kelompok kontrol memperoleh nilai antara 67-73 sebanyak 7 siswa atau sebesar

23.33%, dan tidak ada satupun siswa kelompok kontrol yang mendapat nilai pada

interval antara 88-94. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16

siswa atau 53.33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14

siswa atau sebesar 46.67%.

Pada kelompok eksperimen sebagian besar siswa memperoleh nilai antara

74-80 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26.67%, sedangkan yang terletak pada

interval antara 60-66 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1

siswa atau sebesar 3.33%. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 16

siswa atau 53.33%. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14

siswa atau sebesar 46.67%.

3. Hasil N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu diadakan

perbandingan hasil pretest dan posttest dari kedua kelompok serta

Page 77: Dini Rahmawati Fitk

membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Adapun hasil

perhitungan mean normal gain dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Data Mean N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen

KelompokJumlah

Siswa (n)

Mean

N-gain

Kriteria

N-gain

Kontrol 30 0.39 Sedang

Eksperimen 30 0.58 Sedang

Dari tabel di atas terlihat bahwa pada kelompok kontrol diperoleh mean N-

gain sebesar 0.39 yang tergolong sedang. Sedangkan pada kelompok eksperimen

diperoleh mean N-gain sebesar 0.58 yang juga tergolong sedang. Adapun

perbandingan hasil belajar antara kelompok kontrol dan eksperimen yang

tergolong rendah, sedang, dan tinggi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4. Kategori Nilai N-gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Normalitas Gain

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Kriteria Jumlah Persentase Kriteria Jumlah Persentase

Rendah 13 43.33% Rendah 2 6.67%

Sedang 16 53.33% Sedang 19 63.33%

Tinggi 1 3.33% Tinggi 9 30%

Page 78: Dini Rahmawati Fitk

Untuk lebih jelasnya perbandingan prosentase nilai normal gain dapat

dilihat pada diagram batang dibawah ini:

Gambar 4.3. Diagram Batang Perbandingan Prosentase Normal Gain

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Dari diagram di atas terlihat bahwa siswa pada kelompok eksperimen yang

memperoleh kategori N-gain rendah lebih sedikit dibandingkan dengan siswa

pada kelompok kontrol, pada kategori N-gain sedang siswa pada kelompok

eksperimen lebih banyak dibandingan dengan siswa pada kelompok kontrol dan

pada kategori N-gain tinggi siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak

dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol.

B. Analisis Data

1. Uji Persyaratan Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.

Page 79: Dini Rahmawati Fitk

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi

berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji Liliefors. Kriteria uji

normalitas adalah H0 ditolak jika L0 lebih besar dari Ltabel, dan H0 diterima jika L0

lebih kecil dari Ltabel. Dengan diterimanya H0 berarti data berasal dari populasi

yang berdistribusi normal, sedangkan jika H0 ditolak berarti data penelitian

berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

1) Uji Normalitas Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dan hasilnya

tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.5. Uji Normalitas Hasil Pretest

NL0

Ltabel KesimpulanKontrol Eksperimen

30 0.13 0.14 0.16 Normal

Dari tabel 4.3 diperoleh L0 Kontrol = 0.13 dan L0 Eksperimen = 0.14, sedangkan

Ltabel = 0.16 dengan n = 30. karena L0 Ltabel maka H0 yang menyatakan bahwa

populasi berdistribusi normal diterima.

2) Uji Normalitas Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors, dan hasilnya

tampak pada tabel berikut:

Page 80: Dini Rahmawati Fitk

Tabel 4.6. Uji Normalitas Hasil Posttest

NL0

Ltabel KesimpulanKontrol Eksperimen

30 0.14 0.11 0.16 Normal

Dari tabel 4.4 diperoleh L0 Kontrol = 0.14 dan L0 Eksperimen = 0.11, sedangkan

Ltabel = 0.16 dengan n = 30. karena L0 Ltabel maka H0 yang menyatakan bahwa

populasi berdistribusi normal diterima.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F (Fisher). Kriteria

uji homogenitas adalah H0 ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dan H0

diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Dengan diterimanya H0 berarti sampel

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.

1) Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil pengujian homogenitas hasil pretest tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest

Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 301.04 1.85 Homogen

Kontrol 30

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.04, sedangkan Ftabel = 1.85 pada

taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat kebebasan

Page 81: Dini Rahmawati Fitk

pembilang 29. Karena Fhitung Ftabel, maka H0 diterima yang berarti sampel hasil

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.

2) Uji Homogenitas Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil pengujian homogenitas hasil posttest tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.8. Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Posttest

Kelompok Jumlah Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 301.24 1.85 Homogen

Kontrol 30

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.24, sedangkan Ftabel = 1.85 pada

taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat kebebasan

pembilang 29. Karena Fhitung Ftabel, maka H0 diterima yang berarti sampel hasil

posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol homogen.

2. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan persyaratan analisis, ternyata data yang diperoleh

memenuhi persyaratan, yaitu datanya berdistribusi normal baik pada kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen, kemudian homogenitasnya juga terpenuhi

karena kedua sampel tersebut berdasarkan perhitungan ternyata termasuk pada

kriteria sampel homogen.

Dengan demikian maka pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus

yang ditetapkan yaitu uji-t disa dilanjutkan. Dengan kriteria:

H0 ditolak jika thitung ttabel

H0 diterima jika thitung ttabel

Page 82: Dini Rahmawati Fitk

Adapun hasil perhitungan tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest dan Posttest

Keterangan Pretest Posttest

Kelompok Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

X 42.4 44.1 75.4 66.7

S2 96.25 100.48 158.6 127.5

thitung -0.65 2.79

ttabel 2.00

Kesimpulan Tidak Berbeda Berbeda

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung pada hasil pretest sebesar -0.65

dan ttabel 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil thitung

ttabel atau -0.65 2.00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada tingkat

kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Sedangkan uji kesamaan dua rata-rata hasil posttest. Dari perhitungan

diperoleh nilai thitung sebesar 2.79 dan ttabel 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh

menunjukkan bahwa hasil thitung ttabel atau 2.79 2.00. Dengan demikian H0

ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan 95% hal ini menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pretest dan posttest yang diberikan pada kelompok

kontrol dan eksperimen diketahui selisih skor pretest dan posttest pada kelompok

Page 83: Dini Rahmawati Fitk

kontrol sebesar 27.02 dan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok

eksperimen sebesar 62.35. Dengan demikian, kelompok eksperimen yang dalam

pembelajaran menggunakan model berbasis proyek (project based-learning)

memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol yang

dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional. Dari hasil analisis

tampak pengaruh model pembelajaran berbasis proyek (project based-learning)

terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi.

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini keduanya berada pada

distribusi normal, baik hasil uji pretest dan posttestnya, hal tersebut terbukti pada

hasil uji persyaratan analisis yang menyatakan bahwa L0 Ltabel dimana Ltabel

pada taraf kepercayaan 95% dengan n=30 sebesar 0.1610. Selain itu kedua

kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan hasil uji pretest dan

posttestnya yang menyatakan bahwa Fhitung Ftabel dimana Ftabel pada taraf

kepercayaan 95% sebesar 1.85.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, pada taraf

kepercayaan 95%. Hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest

kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen, diperoleh nilai thitung =

-0.65 dan nilai ttabel = 2.00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa

nilai thitung tidak berbeda di daerah penerimaan H0, yaitu thitung ttabel atau -0.65

2.00. Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95%

hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-

rata skor pretest kelompok kontrol dengan rata-rata skor pretest kelompok

eksperimen. Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest

dilakukan untuk mengetahui apakah skor posttest kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran berbasis proyek (project based-learning) lebih

besar dibandingkan dengan skor posttest yang menggunakan pembelajaran

konvensional, diperoleh thitung = 2.79 dan nilai ttabel= 2.00. Hasil pengujian yang

diperoleh menunjukkan bahwa thitung ttabel atau 2.79 2.00. Dengan demikian H0

ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95% hal ini menunjukkan bahwa

Page 84: Dini Rahmawati Fitk

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok

eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji

normal gain diketahui bahwa nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar fisika

siswa kelompok eksperimen sebesar 0.58 dan kelompok kontrol sebesar 0.39.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri Rahmawati,

bahwa peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran, pada kelas

yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas

yang menggunakan model pembelajaran konvensional82

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yulianti, penggunaan metode

proyek merupakan keterampilan dalam memecahkan masalah. Dalam pemecahan

masalah diperlukan aktivitas daya piker atau kemampuan berpikir dan bernalar.83

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan

mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman siswa dalam

beraktifitas secara nyata.

Model pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang

menitikberatkan pada aktivitas siswa untuk dapat memahami suatu konsep dan

prinsip dengan melakukan investigasi yang mendalam tentang suatu masalah dan

mencari suatu solusi yang relevan serta diimplementasikan dalam pengerjaan

proyek, sehingga siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna dengan

pengetahuannya sendiri.

Hasil penelitian model berbasis proyek pada kelompok eksperimen ini

menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project based learning)

dalam konsep bunyi pada kelompok eksperimen pada taraf kepercayaan 95% (α=

0.05) berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelompok

kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konvensional.

82 Rahmawati, Putri Maesaroh “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, Skripsi, (Jakarta:UIN Syahid,2009), h.4383 Yulianti, Dwi, “Penerapan Metode Proyek Pada Pembelajaran Siswa Taman Kanak-kanak :Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir”, Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas NegeriSemarang, No.3,Th.2002

Page 85: Dini Rahmawati Fitk

Model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah penggerak yang unggul

untuk membatu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidisipliner,

mengelola bujet, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif, dan

bekerja dengan orang lain. Ada bukti langsung maupun tidak langsung, baik dari

guru maupun siswa, bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek menguntungkan dan

efektif sebagai metode pembelajaran. Yang lebih penting, ada beberapa bukti

bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, dibandingkan dengan metode pembelajaran

yang lain, memiliki nilai tinggi dalam peningkata kualitas belajar siswa.

Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek mengajak siswa untuk

bekerjasama dalam kelompok, seperti yang diungkapkan oleh Stavroula Kaldi

dalam penelitiannya yang berjudul ”The Effectiveness of Project-Based

Learningin Primary School Mainstream Classes” menyatakan pembelajaran

berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta kemampuan bekerja

sama siswa, karena siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan ide dan

belajar unyuk mencari solusi dari masalah nyata.84

D. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama satu bulan, peneliti

menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian

ini hanya ditujukan untuk mata pelajaran fisika pada konsep bunyi saja sehingga

tidak digeneralisasikan untuk konsep yang lain pada mata pelajaran yang sama,

ataupun pada mata pelajaran lainnya dan tingkat pendidikan lainya.

84 Stavroula Kaldi, The Effectiveness of Project-Based Learning in Primary School MainstreamClasses, European Educational Research Association,2008.

Page 86: Dini Rahmawati Fitk

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya

mengenai pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar

fisika siswa, menunjukkan pencapaian yang baik. Kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan penguasaan hasil belajar siswa setelah pembelajaran, pada kelas

yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih baik dari kelas

yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Pembelajaran berbasis proyek memberikan pengaruh yang positif terhadap

hasil belajar fisika siswa, yaitu peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa

dalam proses belajar mengajar.

B. Saran

Berdasarkan temuan pada penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai

berikut :

1. Model pembelajaran berbasis proyek dijadikan salah satu alternatif model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika.

2. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap model, khususnya

pembelajaran berbasis proyek akan memberikan dampak yang positif terhadap

hasil belajar yang ingin dicapai.

3. Perumusan masalah dan langkah kerja proyek harus diinformasikan kepada

siswa secara jelas dan terarah, agar siswa dapat menjalani proses pembelajaran

dengan baik.

4. Untuk guru fisika hendaknya selalu meningkatkan kualitas pembelajarannya,

dengan menerapkan pendekatan, metode ataupun model yang bervariasi dalam

proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi senang untuk mengikuti

pelajaran.

Page 87: Dini Rahmawati Fitk
Page 88: Dini Rahmawati Fitk

66

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarata : BumiAksara.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azizah, Noer. 2008. Pengaruh Metode Proyek Terhadap Hasil Belajar BiologiSiswa Kelas X Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Jakarta :UINSyahid

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Grant, Michael.M. 2002. Getting A Grip on Project Based-Learning : Theory,Cases and Recomandations. North Carolina : Meredian A middle SchoolComputer Technologies. Journal vol.5.

Herlanti, Yanti. 2006. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah.

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu pengetahuan alam (3 juni 2010)

http://id.wikipedia.org/wiki/fisika (3 juni 2010)

http://goeroendeso.wordpress.com/2009/11/09/belajar-dan-hasil-belajar/(3juni2010)

http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaran-berbasis-proyek.html.

http://waras khamdi.com/contect/view/52/16

http://www.edutopia.org/modules/PBL/whatPBL.php.2005

Kurzel, Frank and Michelle Rath. 2003. Project Based-Learning and LearningEnviroments. University of South Australia : Informing Science Institute.

Panen, Paulina. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Purwanto, Ngalim. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rahmawati, Putri. 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek (ProjectBased-Learning) Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Skripsi. Jakarta :UIN Syahid.

Page 89: Dini Rahmawati Fitk

67

Sinurat, Marja. Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. JurnalTeknologi Pendidikan, Vol.5, No.3, Desember 2003.

Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Sudijono, Anas . 2007. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT GrafindoPersada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Remaja Rosdakarya.

Sukron, Muhammad Bani. Pengembangan Model Pembelajaran KonstruktivismeUntuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Widyatama,Vol.2, No.4, Desember 2005.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta :UniversitasSanata Dharma.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.Jakarta : Tim Prestasi Pustaka

Yulianti, Dwi. Penerapan Metode Proyek Pada Pengemabangan PembelajaranSiswa Taman Kanak-kanak: Untuk Pengembangan Kemampuan Berpikir.Jurnal Ilmu Kependidikan Universitas Negeri Semarang, No.3,Th.2002

Page 90: Dini Rahmawati Fitk

68

Lampiran A.1

INSTRUMEN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi sehari-hari

Kompetensi Dasar : 6.2 Mendeskripsikan konsep bunyi dalam kehidupan sehari-hari

Materi Indikator Soal Jawaban Aspek

Kognitif

Bunyi Menyebutkan jenis gelombang

bunyi di udara

Menjelaskan pengaruh frekuensi

getaran

1. Gelombang bunyi di udara merupakan jenis

gelombang…..

a. Transversal

b. Longitudinal

c. Elektromagnetik

d. Sebagian longitudinal dan sebagian transversal

2. Frekuensi getaran mempengaruhi…

a. Tinggi rendah bunyi

b. Kuat lemah bunyi

c. Waktu bunyi

B

A

C1

C2

Page 91: Dini Rahmawati Fitk

69

Menerapkan perambatan bunyi

Menganalisis data untuk

mendapatkan sifat bunyi

Mengidentifikasi sifat bunyi

d. Cepat rambat bunyi

3. Bunyi kereta api sudah terdengar jika telinga di

dekatkan pada rel sekalipun kereta masih jauh. Hal ini

membuktikan bahwa…

a. Bunyi dapat merambat melalui besi

b. Udara tidak dapat merambatkan bunyi kereta api

c. Bunyi kereta sangat nyaring

d. Rel kereta terbuat dari besi

4. Perhatikan tabel dibawah ini !

Suhu (ºC) 0 15 25

Cepat Rambat

bunyi

332 340 347

Dari data di atas menerangkan bahwa sifat bunyi di

pengaruhi oleh…

a. Keadaan

b. Derajat Celcius

c. Lamanya Merambat

d. Suhu

5. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah…

A

D

A

C2

C4

C1

Page 92: Dini Rahmawati Fitk

70

Mendeskripsikan pernyataan

yang benar tentang bunyi

Mengaplikasikan rumus cepat

rambat bunyi

a. Bunyi merambat memerlukan medium

b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal

c. Bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi

d. Cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu

udara

6. Dibawah ini yang termasuk pernyataan yang benar

adalah…

a. bunyi merambat memerlukan waktu

b. bunyi merambat tidak baik pada zat padat

c. sambil menyelam memukul-mukul batu, maka bunyi

tidak dapat terdengar

d. persamaan dengan adanya kuat terjadi guntur

7. Seekor kelelawar yang sedang terbang dalam sebuah

gua memancarkan suatu bunyi dan menerima

pantulannya 1,5 sekon kemudian. Jika cepat rambat

bunyi 340 m/s. Maka jarak dinding ke gua dari

kelelawar saat itu adalah…

a. 225 m

b. 255m

c. 240 m

A

B

C2

C3

Page 93: Dini Rahmawati Fitk

71

Menganalisis panjang

gelombang

Mengidentifikasi frekuensi bunyi

supersonik

Menjelaskan contoh dari bunyi

ultrasonik

Mengaplikasikan rumus untuk

d. 280 m

8. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi

2 Hz, jika cepat rambat bunyi di udara 300 m/s, maka

panjang gelombang RII Jakarta adalah…

a. 600m/s

b. 606 m/s

c. 100 m/s

d. 500 m/s

9. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut…

a. Bunyi supersonik

b. Bunyi infrasonik

c. Bunyi hipersonik

d. Bunyi ultrasonik

10.Hewan yang dapat menimbulkan dan mendengar

ultrasonik di antaranya …

a. Manusia dan kelelawar

b. Kelelawar dan ikan lumba-lumba

c. Anjing dan ikan

d. Ikan dan jangkrik

11. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut

A

D

B

B

C3

C1

C1

C3

Page 94: Dini Rahmawati Fitk

72

mencari kedalaman laut

Menganalisis soal untuk mencari

kedalaman laut

Menyebutkan bentuk rambatan

bunyi di udara

menembakkan bunyi ultrasonik ke dasar laut. Jika

cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu pantulan

bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut

adalah...

a. 1630 m

b. 1360 m

c. 1330 m

d. 1660 m

12. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar

laut. Bila gema diterima setelah 2 sekon dan cepat

rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka

kedalaman lautan…

a. 700

b. 1400

c. 2.800

d. 3.500

13. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk…

a. Bukit dan lembah gunung

b. Rapatan dan renggangan

c. Gelombang transversal

A

B

C3

C1

Page 95: Dini Rahmawati Fitk

73

Mendeskripsikan syarat

terjadinya bunyi

Mengurutkan kecepatan medium

rambatan bunyi

Menganalisis kejadian sehari-

hari pada peristiwa bunyi

d. Bukit dan renggangan

14. Dibawah ini adalah syarat agar terjadi bunyi di dengar

kecuali..

a. Ada sumber bunyi

b. Ada pembicaraan yang perlu di sampaikan

c. Ada zat pewarna

d. Ada telinga yang normal

15. Medium perambatan bunyi dari yang paling cepat

sampai yang paling rambat berbentuk…

a. Padat, cair dan gas

b. Gas, cair dan padat

c. Cair, padat dan gas

d. Padat, gas dan cair

16. Pada siang hari, bunyi dapat didengar lebih nyaring

daripada malam hari karena…

a. Suhu udara dipermukaan bumi lebih dingin di

bandingkan suhu udara diatasnya.

b. Pada malam hari tidak terdapat sinar matahari

c. Suhu udara dipermukaan bumi lebih panas di

bandingkan suhu udara diatasnya

C

A

A

C2

C2

C4

Page 96: Dini Rahmawati Fitk

74

Mengidentifikasi pengaruh cepat

rambat bunyi

Menjelaskan pengaruh kuat

bunyi

Mengaplikasikan rumus

kecepatan bunyi

d. Pada malam hari sumber bunyi yang lebih sedikit

17. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh…

a. Suhu udara

b. Ketinggian Udara

c. Tekanan udara

d. Sumber bunyi

18. Hal yang dapat mempengaruhi kuat bunyi adalah

sebagai berikut, kecuali...

a. Jarak

b. Dinding pemantul

c. Zat perantara

d. Resonansi

19. Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari

tempat dia berdiri adalah 75 m. Jika bunyi pantulan

terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa

kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah…

a. 300 m/s

b. 340 m/s

c. 320 m/s

d. 360 m/s

C

D

C

C1

C2

C3

Page 97: Dini Rahmawati Fitk

75

Menganalisis soal untuk mencari

kedalaman laut

Menyebutkan frekuensi bunyi

supersonik

Menjelaskan perbedaan sumber

bunyi

20. Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh

hidrofon 0,4 detuk setelah dipancarkan. Apabila cepat

rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka

kedalaman laut yang dapat diukur…

a. 140 m

b. 280 m

c. 560 m

d. 1.120 m

21. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz

disebut…

a. Infrasonik

b. Supersonik

c. Sonik

d. Audiosonik

22. Dua sumber bunyi di bunyikan bersamaan sumber

bunyi pertama frekuensi 640 Hz dan sumber bunyi

kedua berfrekuensi 1.280 Hz. Pernyataan yang benar

adalah…

a. Kecepatan bunyi pertama lebih besar daripada

kecepatan bunyi pertama

A

D

D

C3

C1

C4

Page 98: Dini Rahmawati Fitk

76

Mengaplikasikan rumus untuk

mencari kedalaman laut

Menganalisis soal untuk

mengetahui kedalaman laut

b. Kecepatan bunyi pertama lebih kecil daripada

kecepatan bunyi pertama

c. Kecepatan bunyi pertama dan kedua sama besar

d. Gelombang bunyi keduanya sama

23. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa

ultrasonik ke dasar laut. Bila gema di terima setelah 1

sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam air laut 1400

m/s. kedalaman laut adalah…

a. 700 m

b. 1000 m

c. 1400 m

d. 2000 m

24. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan

ultrasonic. Getaran pulsa ultrasonik yang dipancarkan

dari kapal, diterima kembali oleh penerima di kapal 4

detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut

1.400 m/s, maka kedalaman laut adalah…

a. 350 m

b. 700 m

c. 2.800 m

C

A

C3

C3

Page 99: Dini Rahmawati Fitk

77

Mengidentifikasi sifat bunyi

Menjelaskan perambatan

gelombang bunyi

Menerapkan konsep bunyi pada

garpu tala

Menghubungkan konsep bunyi

d. 5.600 m

25. Sifat bunyi memiliki beberapa sifat salah satunya

adalah…

a. Bunyi dapat merambat dalam ruang hampa udara

b. Bunyi dapat merambat tanpa medium

c. Bunyi merupakan gelombang longitudinal

d. Bunyi merupakan gelombang transversal

26. Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui…

a. Air dingin

b. Ruang hampa

c. Besi panas

d. Udara di pegunungan

27.Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan

bunyi terdengar. Maka kesimpulannya …

a. Bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar

b. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli

c. Bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli

d. Bunyi ditimbulkan dari semua benda

28. Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita

A

B

B

C

C1

C2

C2

C4

Page 100: Dini Rahmawati Fitk

78

dalam kehidupan sehari-hari

Menyebutkan contoh sumber

bunyi

Menghubungkan suhu dengan

kecepatan bunyi

Mengaplikasikan soal untuk

mencari panjang gelombang

melihat cahaya petir. hal ini disebabkan…

a. Bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan

b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal

sedangkan cahaya merupakan gelombang tranversal

c. Cahaya merambat lebih cepat dari bunyi

d. Cahaya mengikuti aliran udara

29. Garpu tala, gitar, angklung, dan gong merupakan …

a. Alat pembantu bunyi

b. Sumber bunyi

c. Pemantul bunyi

d. Perambat bunyi

30. Pada suhu yang lebih tinggi kecepatan bunyi

menjadi…

a. Sama saja

b. Semakin kecil

c. Semakin besar

d. Tidak menentu

31. Sejenis garpu tala dapat mengeluarkan frekuensi

sebesar 200 Hz. Kalau kecepatan rambat bunyi di udara

= 340 m/detik,maka besarnya panjang gelombang….

B

C

C

C1

C1

C3

Page 101: Dini Rahmawati Fitk

79

Menganalisis soal untuk mencari

jarak antara roket dengan

pengamat

Menyebutkan faktor yang

membedakan desah, dentum dan

nada

a. 1,7 m

b. 140 m

c. 10 m

d. 540 m

32. Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di

angkasa dalam 5 detik kemudian terdengar bunyi

dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara kemudian

320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat

adalah…

a. 64 m

b. 325 m

c. 1.600 m

d. 3.200 m

33. Faktor yang membedakan desah, dentum dan nada

adalah…

a. Frekuensi

b. Amplitudo

c. Periode

d. Panjang gelombang

A

C

C3

C1

Page 102: Dini Rahmawati Fitk

80

Menjelaskan contoh dari

ultrasonik

Menghubungkan amplitudo

dengan frekuensi bunyi

Menganalisis frekuensi dasar

pada dawai

34. Pesawat yang kecepatannya melebihi cepat rambat

suara diudara dinamakan…

a. Infrasonik

b. Ultrasonik

c. Supersonik

d. Suprasonik

35. Apabila amplitudo dari suatu sumber bunyi diperbesar

maka…

a. Frekuensinya akan lebih tinggi

b. Nadanya akan lebih lemah

c. Frekuensinya akan lebih rendah

d. Nadanya akan lebih keras

36. Sebuah senar yang terikat ujung-ujungnya dipetik

sehingga menghasilkan frekuensi nada dasar. Jika

senar dasar diperpanjang dua kali semula maka

frekuensi dasarnya menjadi….

a. 4 semula

b. 2 kali semula

c. ½ kali semula

d. ¼ kali semula

B

A

D

C2

C2

C4

Page 103: Dini Rahmawati Fitk

81

Mengidentifikasikan gelombang

bunyi

Mendeskripsikan tentang gema

Menerapkan konsep bunyi dalam

kehidupan sehari-hari

37. Gelombang bunyi termasuk gelombang…

a. Teransversal

b. Longitudinal

c. Elektromagnetik

d. Longitudinal dan transversal

38. Pernyataan dibawah ini yang salah berkitan dengan

gema adalah…

a. bunyi pantul dating setelah bunyi asli

b. terjadi di tempat terbuka

c. bunyi asli terdengar jelas

d. bunyi asli mengikut bunyi pantul

39. Bila kita memukul gong terjadilah perapatan dan

peregangan udara di sekelilingnya, akhirnya

gelombang sampai ketelinga kita, gelombang yang

terjadi di atas ini dinamakan

gelombang…

a. Transversal

b. Longitudinal

B

B

A

C1

C2

C4

Page 104: Dini Rahmawati Fitk

82

Menganalisis suatu peristiwa

yang terjadi pada garpu tala

c. Elektromagnetik

d. Radiasi

40. Sebuah benda yang sedang bergetar didekatkan pada

sebuah garputala, tetapi garputala tidak pernah ikut

bergetar. Hal ini menunjukkan bahwa antara

benda dan garputala tidak memiliki…

a. Jenis yang sama

b. Amplitudo yang sama

c. Panjang gelombang yang sama

d. Frekuensi yang sama

D C4

Page 105: Dini Rahmawati Fitk

83

Page 106: Dini Rahmawati Fitk

Lampiran A.2

SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

TES HASIL BELAJAR

Nama :

Kelas :

1. Gelombang bunyi di udara merupakan jenis gelombang....

a. transversal

b. longitudinal

c. ektromagnetik

d. sebagian longitudinal dan sebagian transversal

2. Frekuensi getaran mempengaruhi….

a. tinggi rendah bunyi

b. kuat lemah bunyi

c. waktu bunyi

d. cepat rambat bunyi

3. Bunyi kereta api sudah terdengar jika telinga di dekatkan pada rel sekalipun

kereta masih jauh. Hal ini membuktikan bahwa….

a. bunyi dapat merambat melalui besi

b. udara tidak dapat merambatkan bunyi kereta api

c. bunyi kereta sangat nyaring

d. rel kereta terbuat dari besi

4. Perhatikan tabel dibawah ini !

Suhu (ºC) 0 15 25

Cepat Rambat

bunyi

332 340 347

Dari data di atas menerangkan bahwa sifat bunyi di pengaruhi oleh….

a. keadaan

b. derajat Celcius

c. lamanya Merambat

d. suhu

Page 107: Dini Rahmawati Fitk

5. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah….

a. bunyi merambat memerlukan medium

b. bunyi merupakan gelombang longitudinal

c. bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi

d. cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu udara

6. Dibawah ini yang termasuk pernyataan yang benar adalah….

a. bunyi merambat memerlukan waktu

b. bunyi merambat tidak baik pada zat padat

c. sambil menyelam memukul-mukul batu, maka bunyi tidak dapat terdengar

d. persamaan dengan adanya kuat terjadi guntur

7. Seekor kelelawar yang sedang terbang dalam sebuah gua memancarkan suatu

bunyi dan menerima pantulannya 1,5 sekon kemudian. Jika cepat rambat

bunyi 340 m/s. Maka jarak dinding ke gua dari kelelawar saat itu adalah….

a. 225

b. 255

c. 240

d. 280

8. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi 2x10 Hz, jika cepat

rambat bunyi di udara 3x10 m/s, maka panjang gelombang RII Jakarta

adalah….

a. 440 m/s

b. 200 m/s

c. 100 m/s

d. 50 m/s

9. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut….

a. bunyi supersonik

b. bunyi infrasonik

c. bunyi hipersonik

d. bunyi ultrasonik

10.Hewan yang dapat menimbulkan dan mendengar ultrasonik di antaranya ….

Page 108: Dini Rahmawati Fitk

a. manusia dan kelelawar

b. kelelawar dan ikan lumba-lumba

c. anjing dan ikan

d. ikan dan jangkrik

11. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi

ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu

pantulan bunyi yang diterima adalah 0,8 s, maka kedalaman laut adalah....

a. 1630 m

b. 1360 m

c. 1330 m

d. 1660 m

12. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima

setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka

kedalaman lautan….

a. 700

b. 1400

c. 2.800

d. 3.500

13. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk….

a. bukit dan lembah gunung

b. rapatan dan renggangan

c. gelombang transversal

d. bukit dan renggangan

14. Dibawah ini adalah syarat agar terjadi bunyi di dengar kecuali....

a. ada sumber bunyi

b. ada pembicaraan yang perlu di sampaikan

c. ada zat pewarna

d. ada telinga yang normal

15. Medium perambatan bunyi dari yang paling cepat sampai yang paling rambat

berbentuk….

a. padat, cair dan gas

Page 109: Dini Rahmawati Fitk

b. gas, cair dan padat

c. cair, padat dan gas

d. padat, gas dan cair

16. Pada siang hari, bunyi dapat didengar lebih nyaring daripada malam hari

karena….

a. suhu udara dipermukaan bumi lebih dingin di bandingkan suhu udara

diatasnya.

b. pada malam hari tidak terdapat sinar matahari

c. suhu udara dipermukaan bumi lebih panas di bandingkan suhu udara

diatasnya

d. pada malam hari sumber bunyi yang lebih sedikit

17. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh….

a. suhu udara

b. ketinggian Udara

c. tekanan udara

d. sumber bunyi

18. Hal yang dapat mempengaruhi kuat bunyi adalah sebagai berikut, kecuali....

a. jarak

b. dinding pemantul

c. zat perantara

d. resonansi

19.Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari tempat dia berdiri adalah 75

m. Jika bunyi pantulan terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa

kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah….

a. 300 m/s

b. 340 m/s

c. 320 m/s

d. 360 m/s

20.Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh hidrofon 0,4 detuk setelah

dipancarkan. Apabila cepat rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka

kedalaman laut yang dapat diukur….

Page 110: Dini Rahmawati Fitk

a. 140 m

b. 280 m

c. 560 m

d. 1.120 m

21.Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz disebut….

a. infrasonik

b. supersonik

c. sonik

d. audiosonik

22. Dua sumber bunyi di bunyikan bersamaan sumber bunyi pertama frekuensi

640 Hz dan sumber bunyi kedua berfrekuensi 1.280 Hz. Pernyataan yang

benar adalah….

a. kecepatan bunyi pertama lebih besar daripada kecepatan bunyi pertama

b. kecepatan bunyi pertama lebih kecil daripada kecepatan bunyi pertama

c. kecepatan bunyi pertama dan kedua sama besar

d. gelombang bunyi keduanya sama

23. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar

laut. Bila gema di terima setelah 1 sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam

air laut 1400 m/s. kedalaman laut adalah….

a. 700 m

b. 1000 m

c. 1400 m

d. 2000 m

24. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan ultrasonic. Getaran pulsa

ultrasonik yang dipancarkan dari kapal, diterima kembali oleh penerima di

kapal 4 detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s,

maka kedalaman laut adalah….

a. 350 m

b. 700 m

c. 2.800 m

d. 5.600 m

Page 111: Dini Rahmawati Fitk

25. Sifat bunyi memiliki beberapa sifat salah satunya adalah….

a. bunyi dapat merambat dalam ruang hampa udara

b. bunyi dapat merambat tanpa medium

c. bunyi merupakan gelombang longitudinal

d. bunyi merupakan gelombang transversal

26.Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui….

a. air dingin

b. ruang hampa

c. besi panas

d. udara di pegunungan

27.Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan bunyi terdengar. Maka

kesimpulannya ….

a. bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar

b. bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli

c. bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli

d. bunyi ditimbulkan dari semua benda

28.Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita melihat cahaya petir.

hal ini disebabkan….

a. bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan

b. bunyi merupakan gelombang longitudinal sedangkan cahaya merupakan

gelombang tranversal

c. cahaya merambat lebih cepat dari bunyi

d. cahaya mengikuti aliran udara

29.Garpu tala, gitar, angklung, dan gong merupakan ….

a. alat pembantu bunyi

b. sumber bunyi

c. pemantul bunyi

d. perambat bunyi

30.Pada suhu yang lebih tinggi kecepatan bunyi menjadi….

a. sama saja

b. semakin kecil

Page 112: Dini Rahmawati Fitk

c. semakin besar

d. tidak menentu

31. Sejenis garpu tala dapat mengeluarkan frekuensi sebesar 200 Hz. Kalau

kecepatan rambat bunyi di udara = 340 m/detik,maka besarnya panjang

gelombang….

a. 1,7 m

b. 140 m

c. 10 m

d. 540 m

32.Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di angkasa dalam 5 detik

kemudian terdengar bunyi dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara

kemudian 320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat adalah….

a. 64 m

b. 325 m

c. 1.600 m

d. 3.200 m

33. Faktor yang membedakan desah, dentum dan nada adalah….

a. frekuensi

b. amplitudo

c. periode

d. panjang gelombang

34. Pesawat yang kecepatannya melebihi cepat rambat suara diudara

dinamakan….

a. infrasonik

b. ultrasonik

c. supersonik

d. suprasonik

35. Apabila amplitudo dari suatu sumber bunyi diperbesar maka….

a. frekuensinya akan lebih tinggi

b. nadanya akan lebih lemah

c. frekuensinya akan lebih rendah

Page 113: Dini Rahmawati Fitk

d. nadanya akan lebih keras

36. Sebuah senar yang terikat ujung-ujungnya dipetik sehingga menghasilkan

frekuensi nada dasar. Jika senar dasar diperpanjang dua kali semula maka

frekuensi dasarnya menjadi….

a. 4 semula

b. 2 kali semula

c. ½ kali semula

d. ¼ kali semula

37. Gelombang bunyi termasuk gelombang….

a. transversal

b. longitudinal

c. elektromagnetik

d. longitudinal dan transversal

38. Pernyataan dibawah ini yang salah berkitan dengan gema adalah….

a. bunyi pantul dating setelah bunyi asli

b. terjadi di tempat terbuka

c. bunyi asli terdengar jelas

d. bunyi asli mengikut bunyi pantul

39. Bila kita memukul gong terjadilah perapatan dan peregangan udara di

sekelilingnya, akhirnya gelombang sampai ketelinga kita. Gelombang yang

terjadi diatas dinamakan gelombang....

a. transversal

b. longitudinal

c. elektromagnetik

d. radiasi

40. Sebuah benda yang sedang bergetar didekatkan pada sebuah garputala, tetapi

garputala tidak pernah ikut bergetar. Hal ini menunjukkan bahwa antara

benda dan garputala tidak memiliki….

Page 114: Dini Rahmawati Fitk

a. jenis yang sama

b. amplitudo yang sama

c. panjang gelombang yang sama

d. frekuensi yang sama

Page 115: Dini Rahmawati Fitk

92

Lampiran A.3

Kunci Jawaban soal uji coba instrumen penelitian tes hasil belajar

1. B 11. B 21. D 31. C

2. A 12. A 22. D 32. A

3. A 13. B 23. C 33. C

4. D 14. C 24. A 34. B

5. A 15. A 25. A 35. A

6. A 16. A 26. B 36. D

7. B 17. C 27. B 37. B

8. A 18. D 28. C 38. B

9. D 19. C 29. B 39. A

10. B 20. A 30. C 40. D

Page 116: Dini Rahmawati Fitk

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 401 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 14 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 102 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12 1 14 10 140 196 1003 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 8 12 96 64 1444 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 8 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 11 3 7 4 28 49 165 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 9 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 11 4 8 11 88 64 1216 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 8 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 6 5 9 11 99 81 1217 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 9 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 6 8 6 48 64 368 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 5 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4 7 9 5 45 81 259 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 9 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 8 5 4 20 25 16

10 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 11 9 9 10 90 81 10011 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 8 10 8 11 88 64 12112 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 6 11 7 8 56 49 6413 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 10 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 10 12 5 6 30 25 3614 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 4 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 8 13 10 10 100 100 10015 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8 14 4 8 32 16 6416 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 15 5 8 40 25 6417 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 7 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 8 16 5 6 30 25 3618 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 9 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 8 17 7 8 56 49 6419 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 9 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 10 18 9 8 72 81 6420 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 10 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 9 19 9 10 90 81 10021 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 20 10 9 90 100 8122 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 7 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 9 21 8 6 48 64 3623 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 8 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 13 22 7 9 63 49 8124 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8 23 8 13 104 64 16925 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 6 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 24 5 8 40 25 6426 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 10 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 9 25 6 6 36 36 3627 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 10 26 10 9 90 100 8128 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 12 27 13 10 130 169 10029 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 13 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15 28 13 12 156 169 14430 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 9 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 8 29 13 15 195 169 22531 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 7 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 10 30 9 8 72 81 64

Jumlah 16 28 16 16 28 12 12 2 10 16 2 10 11 17 17 3 9 2 12 16 255 8 25 13 8 27 13 23 14 8 10 19 13 12 16 14 13 8 4 7 16 271 31 7 10 70 49 100Jumlah 255 271 2342 2295 2573

r1/21/2 0.562202r11 0.719756

Y2

ANALISIS BUTIR SOAL

Perhitungan Reliabilitas

INSTRUMEN TES

Jumlah (X)NO SUBJEKX2

Reliabilitas : 0.72

ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES

Perhitungan Reliabilitas

ANALISIS BUTIR SOALINSTRUMEN TES

Perhitungan ReliabilitasKorelasi Product Moment

XYJumlah (Y)

X Y

Nomor Butir Soal Ganjil Nomor Butir Soal Ganjil Nomor Butir Soal Genap

NO SUBJEK

Nomor Butir Soal Genap

Page 117: Dini Rahmawati Fitk

Lampiran A.8

REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN

NoSoal

Validitas Realibilitas TingkatKesukaran

DayaPembeda

Keputusan

1 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan2 Valid Tinggi Sukar Baik Digunakan3 Invalid Tinggi Mudah Buruk Dibuang4 Invalid Tinggi Mudah Cukup Digunakan5 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan6 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang7 Invalid Tinggi Sedang Baik Digunakan8 Invalid Tinggi Sukar Cukup Dibuang9 Invalid Tinggi Mudah Cukup Digunakan10 Invalid Tinggi Mudah Buruk Dibuang11 Valid Tinggi Sedang Cukup Digunakan12 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan13 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan14 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang15 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang16 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang17 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan18 Invalid Tinggi Sukar Cukup Dibuang19 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan20 Valid Tinggi Sukar Baik sekali Digunakan21 Valid Tinggi Sukar Buruk Digunakan22 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang23 Valid Tinggi Sukar Cukup Digunakan24 Valid Tinggi Sedang Cukup Digunakan25 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang26 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan27 Valid Tinggi Sedang Baik Digunakan28 Invalid Tinggi Sedang Cukup Digunakan29 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang30 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang31 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang32 Invalid Tinggi Sedang Baik Digunakan33 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang34 Invalid Tinggi Sukar Drop Dibuang35 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang36 Invalid Tinggi Sukar Drop Dibuang37 Valid Tinggi Sedang Baik sekali Digunakan38 Invalid Tinggi Sukar Buruk Dibuang39 Invalid Tinggi Sedang Cukup Dibuang40 Invalid Tinggi Sedang Buruk Dibuang

Page 118: Dini Rahmawati Fitk

Lampiran A.9

Nama :

Kelas :

Pretest

Posttest

1. Frekuensi getaran mempengaruhi…

a. Tinggi rendah bunyi

b. Kuat lemah bunyi

c. Waktu bunyi

d. Cepat rambat bunyi

2. Di bawah ini yang termasuk sifat bunyi adalah…

a. Bunyi merambat memerlukan medium

b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal

c. Bunyi dikatakan keras jika frekuensi tinggi

d. Cepat rambat bunyi diudara bergantung pada suhu udara

3. Bunyi yang dihasilkan RRI Jakarta memiiliki frekuensi 2x10 Hz, jika cepat

rambat bunyi di udara 3x10 m/s, maka panjang gelombang RII Jakarta

adalah…

a. 440 m/s

b. 200 m/s

c. 100 m/s

d. 50 m/s

4. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi

ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu

pantulan bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut adalah...

a. 1630 m

b. 1360 m

c. 1330 m

d. 1660 m

Page 119: Dini Rahmawati Fitk

5. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima

setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka

kedalaman lautan…

a. 700

b. 1400

c. 2.800

d. 3.500

6. Bunyi diatas frekuensi 20000 Hz disebut…

a. Bunyi supersonik

b. Bunyi infrasonik

c. Bunyi hipersonik

d. Bunyi ultrasonik

7. Seorang peneliti sedang mengukur kedalaman laut menembakkan bunyi

ultrasonik ke dasar laut. Jika cepat rambat bunyi 340 m/s dan selang waktu

pantulan bunyi yang diterima adalah 0,2 s, maka kedalaman laut adalah...

a. 1630 m

b. 1360 m

c. 1330 m

d. 1660 m

8. Sebuah alat mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar laut. Bila gema diterima

setelah 2 sekon dan cepat rambat rata-rata dalm air laut 1.400 m/s maka

kedalaman lautan…

a. 700

b. 1400

c. 2.800

d. 3.500

9. Gelombang bunyi merambat di udara dalam bentuk…

a. Bukit dan lembah gunung

b. Rapatan dan renggangan

c. Gelombang transversal

d. Bukit dan renggangan

Page 120: Dini Rahmawati Fitk

d. Sumber bunyi

11. Tono berteriak didepan tebing yang jaraknya dari tempat dia berdiri adalah 75

m. Jika bunyi pantulan terdengar 0,5 sekon setelah bunyi aslinya, berapa

kecepatan bunyi di udara pada saat itu adalah…

a. 300 m/s

b. 340 m/s

c. 320 m/s

d. 360 m/s

12. Getaran osilator pada kapal diterima kembali oleh hidrofon 0,4 detuk setelah

dipancarkan. Apabila cepat rambat bunyi didalam laut 1.400 m/detik, Maka

kedalaman laut yang dapat diukur…

a. 140 m

b. 280 m

c. 560 m

d. 1.120 m

13. Bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz-20 KHz disebut…

a. Infrasonik

b. Supersonik

c. Sonik

d. Audiosonik

14. Suatu alat yang disebut fathometer mengirimkan pulsa ultrasonik ke dasar

laut. Bila gema di terima setelah 1 sekon dan kecepatan rambat bunyi dalam

air laut 1400 m/s. kedalaman laut adalah…

a. 700 m

b. 1000 m

c. 1400 m

d. 2000 m

10. Kecepatan rambat bunyi di udara di pengaruhi oleh…

a. Suhu udara

b. Ketinggian Udara

c. Tekanan udara

Page 121: Dini Rahmawati Fitk

15. Kedalaman laut akan diukur dengan teknik pantulan ultrasonic. Getaran pulsa

ultrasonik yang dipancarkan dari kapal, diterima kembali oleh penerima di

kapal 4 detik kemudian. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s,

maka kedalaman laut adalah…

a. 350 m

b. 700 m

c. 2.800 m

d. 5.600 m.

16. Gelombang bunyi tidak dapat merambat melalui…

a. Air dingin

b. Ruang hampa

c. Besi panas

d. Udara di pegunungan

17. Garpu tala dipukul, maka daunnya itu bergetar dan bunyi terdengar. Maka

kesimpulannya …

a. Bunyi ditimbulkan oleh benda bergetar

b. Bunyi ditimbulkan oleh benda yang dipukuli

c. Bunyi ditimbulkan dari garpu tala yang dipukuli

d. Bunyi ditimbulkan dari semua benda

18. Bunyi petir dapat kita dengar setelah beberapa saat kita melihat cahaya petir.

hal ini disebabkan…

a. Bunyi dan cahaya tidak terjadi secara bersamaan

b. Bunyi merupakan gelombang longitudinal sedangkan cahaya merupakan

gelombang tranversal

c. Cahaya merambat lebih cepat dari bunyi

d. Cahaya mengikuti aliran udara

19. Seorang pengamat melihat sebuah roket terbakar di angkasa dalam 5 detik

kemudian terdengar bunyi dentuman. Jika cepat rambat bunyi diudara

kemudian 320 m/s, jarak roket yang meledak dari pengamat adalah…

a. 64 m

b. 325 m

Page 122: Dini Rahmawati Fitk

c. 1.600 m

d. 3.200 m

20. Gelombang bunyi termasuk gelombang…

a. Teransversal

b. Longitudinal

c. Elektromagnetik

d. Longitudinal dan transversal

Page 123: Dini Rahmawati Fitk

Lampiran A.10

Kunci Jawaban Soal Instrumen

Penelitian Tes Hasil Belajar

1. A 11. C

2.B 12. A

3.D 13. B

4.C 14. C

5.A 15. A

6.A 16. C

7.B 17. B

8.A 18. C

9.B 19. A

10.C 20. C

Page 124: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Menjelaskan pengertian bunyi

- Menyelidiki timbulnya bunyi

- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi

- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian bunyi

- Menyelidiki timbulnya bunyi

- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi

- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium

- Menunjukan percobaan tentang perambatan gelombang melalui zat padat

6. Metode/Pendekatan/Model

Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi

Page 125: Dini Rahmawati Fitk

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan pertama : pre-test

- Pertemuan kedua :

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Guru menjelaskan pendekatan pembelajaran yang digunakan dan memberikan

gambaran proyek serta pembagian kelompok dan menjelaskan tugas-tugas yang harus

dikerjakan tiap kelompok dan proses penilaian serta membagikan lembar rancangan

kegiatan kelompok. (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang bunyi

dan perambatan bunyi. (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada

pertemuan sebelumnya (5 menit)

- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang “pembuatan telepon untuk

mengamati perambatan bunyi pada zat padat” kepada setiap kelompok dan setiap

kelompok diberi waktu untuk mengerjakan proyek tersebut. (25 menit)

- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.

- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan

tugasnya yang dipilih secara random (kocokan). (10 menit)

- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang

presentasi. (5 menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5

menit)

- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

Page 126: Dini Rahmawati Fitk

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

b. Alat dan bahan : 2 buah kaleng minuman, paku, benang sepanjang 10 m dan

Media presentasi

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan bunyi?

2. Berdasarkan arahnya, bunyi merupakan gelombang?

3. Apa buktinya bahwa bunyi merambat memerlukan medium?

4. Urutkan medium perantara bunyi yang dilalui bunyi dari yang tercepat sampai yang

terlambat!

5. Apakah faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan gelombang bunyi?

Page 127: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Merencanakan percobaan untuk mengetahui tinggi rendahnya bunyi

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian frekuensi bunyi

- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi

- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi

6. Metode/Pendekatan/Model

Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan ketiga :

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

Page 128: Dini Rahmawati Fitk

- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada

pertemuan sebelumnya (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

frekuensi bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang “pembuatan seruling untuk

mengetahui tinggi dan rendahnya frekuensi” kepada setiap kelompok dan setiap

kelompok diberi waktu untuk mengerjakan proyek tersebut. (30 menit)

- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.

- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan

tugasnya berdasarkan random (kocokan). (10 menit)

- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang

presentasi. (5 menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5

menit)

- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

b. Alat dan bahan : 1 buah sedotan, cutter dan media presentasi

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Page 129: Dini Rahmawati Fitk

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi bunyi?

2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi?

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi?

4. Sebutkan beberapa macam frekuensi bunyi beserta contohnya?

5. Sebutkan frekuensi bunyi yang tidak dapat didengar oleh alat pendengaran manusia?

Page 130: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Merencanakan percobaan untuk mengetahui resonansi bunyi dalam kehidupan sehari-

hari.

- Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian resonansi

- Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi

- Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi

- Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

6. Metode/Pendekatan/Model

Model proyek dengan metode eksperimen dan diskusi

Page 131: Dini Rahmawati Fitk

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan keempat :

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada

pertemuan sebelumnya (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

resonansi bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru memberikan tugas proyek berupa LKS tentang untuk mengetahui ada tidaknya

resonansi kepada setiap kelompok dan setiap kelompok diberi waktu untuk

mengerjakan proyek tersebut. (30 menit)

- Selama pengerjaan proyek, guru memantau perkembangan pengerjaan proyek siswa.

- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan

tugasnya berdasarkan random (kocokan). (10 menit)

- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang

presentasi. (5 menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5

menit)

- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

b. Alat dan bahan : 7 buah cincin (ring), benang, statif.

Page 132: Dini Rahmawati Fitk

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan resonansi?

2. Sebutkan syarat terjadinya resonansi pada kedua benda?

3. Sebutkan 5 manfaat pemantulan bunyi?

4. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi?

5. Sebutkan macam-macam bunyi pantul?

Page 133: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi

- Membedakan infrasonik, ultrasonik, audiosonik

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.

- Menjelaskan pengertian infrasonik dan contohnya.

- Menjelaskan pengertian ultrasonik dan contohnya.

- Menjelaskan pengertian audiosonik dan contohnya.

- Membedakan infrasonik, ultrasonik, dan audiosonik.

6. Metode/Pendekatan/Model

Model proyek dengan metode diskusi

Page 134: Dini Rahmawati Fitk

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan kelima

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

karakteristik bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru meminta setiap kelompok mengumpulkan tugas proyek yang telah dikerjakan di

rumah. (5 menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa secara berkelompok memahami tugas

mereka dan langkah selanjutnya. (10 menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan

tugasnya berdasarkan random (kocokan). (25 menit)

- Siswa dalam kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang

presentasi. (5 menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (5 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Guru memberitahukan materi dan proyek yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya dan menyuruh siswa untuk membaca dan mempelajarinya di rumah. (5

menit)

- Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

b. Alat dan bahan : Media presentasi

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

Page 135: Dini Rahmawati Fitk

a. Penilaian : Proyek dan tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Sebutkan karakteristik dari gelombang bunyi?

2. Apakah yang dimaksud dengan gelombang infrasonik? Berikan contohnya!

3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang ultrasonik? Berikan contohnya!

4. Apakah yang dimaksud dengan gelombang audiosonik? Berikan contohnya!

Page 136: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK KONTROL

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Menjelaskan pengertian bunyi

- Menyelidiki timbulnya bunyi

- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi

- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian bunyi

- Menyelidiki timbulnya bunyi

- Menjelaskan pengertian cepat rambat bunyi

- Menentukan cepat rambat bunyi pada beberapa medium

- Menunjukan percobaan tentang perambatan gelombang melalui zat padat

Page 137: Dini Rahmawati Fitk

6. Metode/Pendekatan/Model

Ceramah

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan pertama : pre-test

- Pertemuan kedua :

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Guru memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang bunyi (5

menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru menjelaskan pengertian bunyi, cepat rambat bunyi dan perambatan bunyi. (30

menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10

menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

- Guru menutup pelajaran (5 menit)

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

a. Penilaian : Tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan bunyi?

Page 138: Dini Rahmawati Fitk

2. Berdasarkan arahnya, bunyi merupakan gelombang?

3. Apa buktinya bahwa bunyi merambat memerlukan medium?

4. Urutkan medium perantara bunyi yang dilalui bunyi dari yang tercepat sampai yang

terlambat!

5. Apakah faktor yang mempengaruhi kecepatan perambatan gelombang bunyi?

Page 139: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK KONTROL

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Merencanakan percobaan untuk mengetahui tinggi rendahnya bunyi

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian frekuensi bunyi

- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi

- Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi

6. Metode/Pendekatan/Model

Ceramah.

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan ketiga :

Page 140: Dini Rahmawati Fitk

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada

pertemuan sebelumnya (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

frekuensi bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru menjelaskan pengertian frekuensi bunyi, faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya bunyi, dan kuat lemahnya bunyi. (30 menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10

menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

- Guru menutup pelajaran (5 menit).

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

c. Penilaian : Tes tertulis

d. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan frekuensi bunyi?

2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya bunyi?

3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya bunyi?

4. Sebutkan beberapa macam frekuensi bunyi beserta contohnya?

5. Sebutkan frekuensi bunyi yang tidak dapat didengar oleh alat pendengaran manusia?

Page 141: Dini Rahmawati Fitk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK KONTROL

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Merencanakan percobaan untuk mengetahui resonansi bunyi dalam kehidupan sehari-

hari.

- Memberikan contoh pemanfaatan dan dampak pemantulan bunyi dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Menjelaskan pengertian resonansi

- Menjelaskan masalah yang ditimbulkan resonansi

- Menjelaskan syarat terjadinya pemantulan bunyi

- Menjelaskan manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Page 142: Dini Rahmawati Fitk

6. Metode/Pendekatan/Model

Ceramah.

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan keempat :

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Siswa secara berkelompok mengumpulkan alat dan bahan yang telah diberitahu pada

pertemuan sebelumnya (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

resonansi bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru menjelaskan tentang resonansi, masalah yang ditimbulkan, pemantulan bunyi

dan manfaatnya (30 menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10

menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

- Guru menutup pelajaran (5 menit).

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah,

teknologi informasi (TV, Internet, dll).

b. Penilaian dan Bentuk instrumen

c. Penilaian : Tes tertulis

d. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Apa yang dimaksud dengan resonansi?

Page 143: Dini Rahmawati Fitk

2. Sebutkan syarat terjadinya resonansi pada kedua benda?

3. Sebutkan 5 manfaat pemantulan bunyi?

4. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi?

5. Sebutkan macam-macam bunyi pantul?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELOMPOK KONTROL

Nama Sekolah : SMPN 48 Jakarta

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas : VIII

Semester : II

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

1. Standar Kompetensi

Memahami konsep dan penerapan getaran, gelombang dan optika dalam produk teknologi

sehari-hari

2. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan bunyi dalam kehidupan sehari-hari

3. Materi

Bunyi

4. Indikator

- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi

- Membedakan infrasonik, ultrasonik, audiosonik

5. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat :

- Memaparkan karakteristik gelombang bunyi.

- Menjelaskan pengertian infrasonik dan contohnya.

- Menjelaskan pengertian ultrasonik dan contohnya.

- Menjelaskan pengertian audiosonik dan contohnya.

- Membedakan infrasonik, ultrasonik, dan audiosonik.

Page 144: Dini Rahmawati Fitk

6. Metode/Pendekatan/Model

Ceramah.

7. Skenario Pembelajaran

- Pertemuan kelima

a. Kegiatan Awal (15 menit)

- Guru mengabsen dan membuka pelajaran (5 menit)

- Memberitahukan tujuan pembelajaran (5 menit)

- Memberikan apersepsi dengan menanyakan apa yang diketahui siswa tentang

karakteristik bunyi (5 menit)

b. Kegiatan Inti (55 menit)

- Guru menjelaskan tentang karakteristik gelombang bunyi, infrasonik, ultrasonik, dan

audiosonik. (30 menit)

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham untuk bertanya. (10

menit)

- Guru memberikan soal latihan kepada siswa. (10 menit)

- Guru dan siswa membahas soal latihan dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang belum paham untuk bertanya (5 menit)

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

- Siswa dibantu guru menyimpulkan hasil pembelajaran. (5 menit)

- Guru menutup pelajaran (5 mwnit).

8. Sumber/alat/bahan

a. Sumber : Lingkungan sekitar sekolah/masyarakat, buku paket sekolah, teknologi

informasi (TV, Internet, dll).

9. Penilaian dan Bentuk instrumen

a. Penilaian : Tes tertulis

b. Bentuk instrumen : Tes essay dan tes objektif posttest (terlampir)

Soal instrumen:

1. Sebutkan karakteristik dari gelombang bunyi?

2. Apakah yang dimaksud dengan gelombang infrasonik? Berikan contohnya!

3. Apakah yang dimaksud dengan gelombang ultrasonik? Berikan contohnya!

Page 145: Dini Rahmawati Fitk

4. Apakah yang dimaksud dengan gelombang audiosonik? Berikan contohnya!

Page 146: Dini Rahmawati Fitk

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Kelmpok ( ) : 1

2.

3.

4.

5.

A. Tujuan : Mengetahui ada tidaknya resonansi

B. Alat dan Bahan :

7 buah cincin (ring)

Benang

Statif

C. Langkah Kerja :

1. Ikat 7 cincin dengan benang dengan panjang seperti berikut :

Cincin 1 = 20 cm

Cincin 2 = 15 cm

Cincin 3 = 20 cm

Cincin 4 = 15 cm

Cincin 5 = 5 cm

Cincin 6 = 10 cm

Cincin = 15 cm

Page 147: Dini Rahmawati Fitk

2. Ayunlah cincin no 7. Apa yang terjadi dengan cincin yang lain?

3. Apa yang terjadi dengan cincin 2 dan cincin 4?

4. Apa yang terjadi dengan cincin 1, cincin 3, cincin 5 dan cicin 6?

5. Cincin manakah yang ikut bergetar, jika cincin 1 digetarkan? Mengapa hal tersebut terjadi?

D. Kesimpulan

Apa yang dapat kamu simpulkan dari percobaan diatas?

Page 148: Dini Rahmawati Fitk

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Kelmpok ( ) : 1.

2.

3.

4.

5.

A. Tujuan : Mengetahui tinggi rendahnya frekuensi

B. Alat dan Bahan :

1 buah sedotan

Cutter

C. Langkah Kerja :

1. Buatlah 7 lubang pada sedotan dengan menggunakan cutter

2. Lalu potonglah dan ratakanlah ujung sedotan seperti tampak pada gambar

3. Tutup semua lubang yang ada pada sedotan dengan jari tangan

Page 149: Dini Rahmawati Fitk

4. Lalu tiuplah suling sedotan tersebut

5. Perhatikanlah nada yang dihasilkan

6. Kemudian, buka beberapa lubang secara berurutan

7. Perhatikanlah perbedaan nada yang dihasilkan

8. Lalu, tutuplah beberapa lubang secara berurutan dan amati nada yang dihasilkan

9. Manakah lubang yang memiliki bunyi yang terdengar paling keras?

10. Manakah lubang yang memiliki bunyi yang terdengar paling rendah?

D. Kesimpulan

Apa yang dapat kamu simpulkan dalam percobaan diatas?

Page 150: Dini Rahmawati Fitk

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Kelmpok ( ) : 1.

2.

3.

4.

5.

A. Tujuan : Mengamati perambatan gelombang bunyi pada zat padat

B. Alat dan Bahan :

2 buah kaleng bekas minuman

Paku

Palu

Benang

C. Langkah kerja :

1. Siapkan 2 buah kaleng minuman yang tutupnya telah dibuang sehingga merupakan

silinder tanpa tutup

2. Lubangi alas kedua kaleng bekas dengan paku.

Page 151: Dini Rahmawati Fitk

3. Siapkan benang sepanjang 10 m.

4. Dengan bantuan temanmu, aturlah posisi benang sedemikian rupa sehingga benang

tidak kendor.

5. Gunakan kaleng sebagai corong untuk berbicara dan kaleng yang lain yang dipegang

temanmu digunakan untuk mendengarkan ucapanmu.

6. Apakah temanmu dapat mendengar suaramu?

7. Mengapa suara bisa terdengar ketika kita bicara lewat lubang ini?

8. Lakukan kegiatan tersebut secara bergiliran sehingga alat ini berfungsi seperti

telepon.

C. Kesimpiulan

Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan ini?

Page 152: Dini Rahmawati Fitk

Lembar Kerja Siswa

1. Waktu :

90 menit

2. Pembelajaran Siswa :

Selama kegiatan ini berlangsung, siswa akan mampu :

Membedakan infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik

Memberikan contoh bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik

3. Konsep

Bunyi

4. Jenis Kegiatan

Mengetahui perbedaan bunyi infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik

5. Materi

Per-kelas Per-siswa Per-kelompok

Mengajukan format

rancangan kegiatan

proyek

Mengakses internet

Melaporkan hasil

kegiatan proyek

Mempresentasikan hasil

kegiatan proyek

Page 153: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Penelitian Skor Pretest

Kelompok Kontrol

No Responden SkorX1 46X2 39X3 32X4 42X5 42X6 46X7 46X8 64X9 28

X10 39X11 36X12 57X13 29X14 61X15 36X16 61X17 46X18 39X19 57X20 32X21 32X22 42X23 54X24 28X25 43X26 50X27 36X28 50X29 54X30 36

Page 154: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Pretest Kelompok Kontrol

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

28 28 29 32 32 32 36 36 36 36

39 39 39 42 42 42 43 46 46 46

46 50 50 54 54 57 57 61 61 64

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 64 - 28

R = 36

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

36= 6

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)

28 – 34 31 27.5 – 34.5 6 30 6 2035 – 41 38 34.5 – 41.5 7 24 13 23.342 – 48 45 41.5 – 48.5 8 17 21 26.749 – 55 52 48.5 – 55.5 4 9 25 13.356 – 62 59 55.5 – 62.5 4 5 29 13.363 – 69 66 62.5 – 69.5 1 1 30 3.3 30 100

Page 155: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Pretest Kelompok Kontrol

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

28 – 34 31 6 186 961 576635 – 41 38 7 266 1444 1010842 – 48 45 8 360 2025 1620049 – 55 52 4 208 2704 1081656 – 62 59 4 236 3481 1392463 – 69 66 1 66 4356 4356

30 1322 611701. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

1322= 44.1

2. Median (me)

Me =

f

Fnpb 2

1=

8

133021

65.41 = 43

3. Modus (mo)

Mo=

21

1

bb

bpb =

)48()78(

7865.41 = 42.7

4. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)1322(61170.30 2

St2 =

870

87416= 100.48

5. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 48.100 = 10.02

Page 156: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

Pretest Kelompok Kontrol

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF

1 28 -1.6068 0.4505 0.0495 0.03 0.01952 28 -1.6068 0.4505 0.0495 0.07 0.02053 29 -1.507 0.4394 0.0606 0.10 0.03944 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.13 0.02445 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.17 0.06446 32 -1.2076 0.3944 0.1056 0.20 0.09447 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.23 0.03238 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.30 0.102310 36 -0.8084 0.3023 0.1977 0.33 0.132311 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.37 0.078812 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.40 0.108813 39 -0.509 0.2088 0.2912 0.43 0.138814 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.47 0.068715 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.50 0.098716 42 -0.2096 0.0987 0.4013 0.53 0.128717 43 -0.1098 0.0596 0.4404 0.57 0.129618 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.60 0.001319 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.63 0.031320 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.67 0.071321 46 0.18962 0.0987 0.5987 0.70 0.101322 50 0.58882 0.2422 0.7422 0.73 0.012223 50 0.58882 0.2422 0.7422 0.77 0.027824 54 0.98802 0.3749 0.8749 0.80 0.074925 54 0.98802 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 57 1.28743 0.4115 0.9115 0.87 0.041527 57 1.28743 0.4115 0.9115 0.90 0.011528 61 1.68663 0.4599 0.9599 0.93 0.029929 61 1.68663 0.4599 0.9599 0.97 0.010130 64 1.98603 0.4798 0.9798 1.00 0.0202 1303

Page 157: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

Pretest Kelompok Kontrol

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 28

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

02.10

1.4428 = -1.6068

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.61 diperoleh Zt = 0.4505

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -1,61 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4505 = 0.0495

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00495.0( = 0.0195

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1388. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1388 0.1610). Hal ini berarti data nilaipretest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).

Page 158: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Penelitian Skor Pretest

Kelompok Eksperimen

No Responden SkorX1 68X2 29X3 43X4 36X5 57X6 39X7 54X8 28X9 32

X10 46X11 39X12 42X13 50X14 39X15 28X16 46X17 39X18 54X19 32X20 32X21 68X22 43X23 29X24 43X25 39X26 39X27 43X28 46X29 43X30 39

Page 159: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Pretest Kelompok Eksperimen

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

28 28 29 29 32 32 32 36 39 39

39 39 39 39 39 42 43 43 43 43

43 46 46 46 50 54 54 57 68 68

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 68 - 28

R = 40

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

40= 6.7 ≈ 7

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)

28 – 34 31 27.5 – 34.5 7 30 7 23.335 – 41 38 34.5 – 41.5 8 23 15 26.742 – 48 45 41.5 – 48.5 9 15 24 3049 – 55 52 48.5 – 55.5 3 6 27 1056 – 62 59 55.5 – 62.5 1 3 28 3.363 – 69 66 62.5 – 69.5 2 2 30 6.7 30 100

Page 160: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Pretest Kelompok Eksperimen

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

28 – 34 31 7 217 961 672735 – 41 38 8 304 1444 1155242 – 48 45 9 405 2025 1822549 – 55 52 3 156 2704 811256 – 62 59 1 59 3481 348163 – 69 66 2 132 4356 8712

30 1273 568091. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

1273= 42,4

2. Median (me)

Me =

f

Fnpb 2

1=

8

73021

65.34 = 40.5

3. Modus (mo)

Mo=

21

1

bb

bpb =

98()78(

7865.34 = 40.5

4. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)1273(56809.30 2

St2 =

870

83741= 96.25

5. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 25.96 = 9.81

Page 161: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

Pretest Kelompok Eksperimen

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF

1 28 -1.4694 0.4394 0.0606 0.03 0.03062 28 -1.4694 0.4394 0.0606 0.07 0.00943 29 -1.3673 0.4265 0.0735 0.10 0.02654 29 -1.3673 0.4265 0.0735 0.13 0.05655 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 32 -1.0612 0.3749 0.1251 0.23 0.10498 36 -0.6531 0.2734 0.2266 0.27 0.04349 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.30 0.0632

10 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.33 0.033211 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.37 0.006812 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.40 0.036813 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.43 0.066814 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.47 0.106815 39 -0.3469 0.1368 0.3632 0.50 0.136816 42 -0.0408 0.0199 0.4801 0.53 0.049917 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.60 0.040419 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.63 0.070420 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.67 0.110421 43 0.06122 0.0596 0.5596 0.70 0.140422 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.73 0.056423 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.77 0.096424 46 0.36735 0.1736 0.6736 0.80 0.126425 50 0.77551 0.3023 0.8023 0.83 0.027726 54 1.18367 0.3944 0.8944 0.87 0.024427 54 1.18367 0.3944 0.8944 0.90 0.005628 57 1.4898 0.4394 0.9394 0.93 0.009429 68 2.61224 0.496 0.996 0.97 0.02630 68 2.61224 0.496 0.996 1.00 0.004 1265

Page 162: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

Pretest Kelompok Eksperimen

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 28

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

81.9

4.4228 = -1.4694

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.47 diperoleh Zt = 0.4394

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -1,47 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4394 = 0.0606

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00606.0( = 0.0306

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1404. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1404 0.1610). Hal ini berarti data nilaipretest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).

Page 163: Dini Rahmawati Fitk

Uji Homogenitas Pretest

Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Menetapkan Hipotesis

H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen

Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen

2. Bagi data menjadi dua kelompok

3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya

4. Tentukan Fhitung dengan rumus :

Keterangan :

F : Homogenitas

Vb : Varians terbesar

Vk : Varians terkecil

5. Tentukan kriteria pengujiannya :

a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel homogen.

b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel tidak homogen.

Dari langkah-langkah diatas diperoleh :

1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29

2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =100.48 dan Vk = 96.25

k

b

V

VF =

25.96

48.100= 1.043

3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel

= 1.85. Dengan demikian 1.043 1.85, maka data homogen.

k

b

V

VF

Page 164: Dini Rahmawati Fitk

Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Pretest

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-

langkah perhitungan :

1. Merumuskan hipotesis

H0 : 1 : 2

Ha : 1 2

Keterangan :

1 = Rata-rata pretest siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis

proyek (kelompok eksperimen)

1 = Rata-rata pretest siswa yang diajar dengan konvensional

(kelompok kontrol)

2. Menentukan kriteria penguji

Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel

3. Menentukan uji statistik

21

21

11

nndsg

xxt

dengan

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg

Keterangan :

x1 = rata-rata kelompok eksperimen

x2 = rata-rata kelompok kontrol

dsg= nilai standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg =

23030

48.100)130(25.96)130(

= 9.917

21

21

11

nndsg

xxt

=

30

1

30

192.9

1.444.42

= -0.65

Page 165: Dini Rahmawati Fitk

4. Menentukan Ttabel

Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat

kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58

Dengan demikian thitung ttabel (-0.65 2.00) maka H0 diterima berarti rata-rata

pretest siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sama

dengan rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.

Page 166: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Penelitian Skor Posttest

Kelompok Kontrol

No. Responden SkorX1 61X2 64X3 46X4 54X5 78X6 68X7 50X8 82X9 64X10 54X11 71X12 68X13 68X14 64X15 82X16 71X17 64X18 46X19 68X20 50X21 78X22 75X23 82X24 75X25 54X26 54X27 57X28 75X29 82X30 71

Page 167: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Posttest Kelompok Kontrol

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

46 46 50 50 54 54 54 54 57 64

61 64 64 64 68 68 68 68 71 71

71 75 75 75 78 78 82 82 82 82

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 82 - 46

R = 36

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

36= 6

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)

46 – 52 49 45.5 – 52.5 4 30 4 13.353 – 59 56 52.5 – 59.5 5 26 9 16.760 – 66 63 59.5 – 66.5 5 21 14 16.767 – 73 70 66.5 – 73.5 7 16 21 23.374 – 80 77 73.5 – 80.5 5 9 26 15.781 – 87 84 80.5 – 87.5 4 4 30 13.3 30 100

Page 168: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Posttest Kelas Kontrol

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

46 – 52 49 4 196 2401 960453 – 59 56 5 280 3136 1568060 – 66 63 5 315 3969 1984567 – 73 70 7 490 4900 3430074 – 80 77 5 385 5929 2964581 – 87 84 4 336 7056 28224

30 2002 1372981. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

2002= 66.7

2. Median (me)

Me =

f

Fnpb 2

1=

7

143021

65.66 = 67.4

3. Modus (mo)

Mo=

21

1

bb

bpb =

)57()57(

5765.66 = 69.5

4. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)2002(137298.30 2

St2 =

870

110936= 127.5

5. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 5.127 = 11.29

Page 169: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

Posttest Kelompok Kontrol

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi)

1 46 -1.8335 0.4678 0.0322 0.03 0.00222 46 -1.8335 0.4678 0.0322 0.07 0.03783 50 -1.4792 0.4394 0.0606 0.10 0.03944 50 -1.4792 0.4394 0.0606 0.13 0.06945 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.23 0.10498 54 -1.1249 0.3749 0.1251 0.27 0.14499 57 -0.8592 0.3289 0.1711 0.30 0.1289

10 61 -0.5049 0.2088 0.2912 0.33 0.038811 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.37 0.031312 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.40 0.001313 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.43 0.028714 64 -0.2391 0.0987 0.4013 0.47 0.068715 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.50 0.059616 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.53 0.029617 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 68 0.11515 0.0596 0.5596 0.60 0.040419 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.63 0.043620 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.67 0.003621 71 0.38087 0.1736 0.6736 0.70 0.026422 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.73 0.043423 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.77 0.003424 75 0.73516 0.2734 0.7734 0.80 0.026625 78 1.00089 0.3531 0.8531 0.83 0.023126 78 1.00089 0.3531 0.8531 0.87 0.016927 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.90 0.026528 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.93 0.003529 82 1.35518 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 82 1.35518 0.4265 0.9265 1.00 0.0735 1973

)()( ZiSZiF

Page 170: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

Posttest Kelompok Kontrol

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 46

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

29.11

7.6646 = -1.8335

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.8 diperoleh Zt = 0.4768

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -1,8 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4768 = 0.0322

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00322.0( = 0.0022

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1449. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1449 0.1610). Hal ini berarti data nilaiposttest kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal).

Page 171: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Penelitian Skor Posttest

Kelompok Eksperimen

No. Responden SkorX1 93X2 50X3 86X4 50X5 78X6 68X7 89X8 57X9 71X10 89X11 75X12 68X13 75X14 78X15 54X16 82X17 78X18 82X19 61X20 57X21 93X22 68X23 68X24 86X25 75X26 82X27 86X28 93X29 78X30 78

Page 172: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

Posttest Kelompok Eksperimen

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

50 50 54 57 57 61 68 68 68 68

71 75 75 75 78 78 78 78 78 82

82 82 86 86 86 89 89 93 93 93

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 93 - 50

R = 43

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

43= 7.2 ≈ 7 atau 8, diambil 8

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah Batas Nyata fabs fka fkb Frel(%)

50 – 57 53.5 49.5 – 57.5 5 30 5 16.758 – 65 61.5 57.5 – 65.5 1 25 6 3.366 – 73 69.5 65.5 – 73.5 5 24 11 16.774 – 81 77.5 73.5 – 81.5 8 19 19 26.782 – 89 85.5 81.5 – 89.5 8 11 27 26.690 – 97 93.5 89.5 – 97.5 3 3 30 10 30 100

Page 173: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

Posttest Kelompok Eksperimen

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

50 – 57 53.5 5 267.5 2862.25 14311.2558 – 65 61.5 1 61.5 3782.25 3782.2566 – 73 69.5 5 347.5 4830.25 24151.2574 – 81 77.5 8 620 6006.25 4805082 – 89 85.5 8 684 7310.25 5848290 – 97 93.5 3 280.5 8742.25 26226.75

30 2261 175003.51. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

2261= 75.4

2. Median (me)

Me =

f

Fnpb 2

1=

8

113021

65.73 = 76.5

3. Modus (mo)

Mo=

21

1

bb

bpb =

)88()58(

5865.73 = 79.5

4. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)2261(5.175003.30 2

St2 =

870

137984= 158.6

5. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 6.158 = 12.59

Page 174: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

Posttest Kelompok Eksperimen

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF

1 50 -2.0175 0.4798 0.0202 0.03 0.00982 50 -2.0175 0.4798 0.0202 0.07 0.04983 54 -1.6998 0.4599 0.0401 0.10 0.05994 57 -1.4615 0.4394 0.0606 0.13 0.06945 57 -1.4615 0.4394 0.0606 0.17 0.10946 61 -1.1438 0.3749 0.1251 0.20 0.07497 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.23 0.02788 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.27 0.01229 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.30 0.042210 68 -0.5878 0.2422 0.2578 0.33 0.072211 71 -0.3495 0.1368 0.3632 0.37 0.006812 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.40 0.080113 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.43 0.050114 75 -0.0318 0.0199 0.4801 0.47 0.010115 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.50 0.098716 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.53 0.068717 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.57 0.028718 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.60 0.001319 78 0.20651 0.0987 0.5987 0.63 0.031320 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.67 0.038821 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.70 0.008822 82 0.52423 0.2088 0.7088 0.73 0.021223 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.77 0.032324 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.80 0.002325 86 0.84194 0.3023 0.8023 0.83 0.027726 89 1.08022 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 89 1.08022 0.3749 0.8749 0.90 0.025128 93 1.39793 0.4265 0.9265 0.93 0.003529 93 1.39793 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 93 1.39793 0.4265 0.9265 1.00 0.0735 2248

Page 175: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

Posttest Kelompok Eksperimen

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 50

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

59.12

4.7550 = -2.0174

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -2.02 diperoleh Zt = 0.4798

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -2.02 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4798 = 0.0202

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00202.0( = 0.0098

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1094. Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1094 0.1610). Hal ini berarti data nilaiposttest kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal).

Page 176: Dini Rahmawati Fitk

Uji Homogenitas Posttest

Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Menetapkan Hipotesis

H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen

Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen

2. Bagi data menjadi dua kelompok

3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya

4. Tentukan Fhitung dengan rumus :

Keterangan :

F : Homogenitas

Vb : Varians terbesar

Vk : Varians terkecil

5. Tentukan kriteria pengujiannya :

a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel homogen.

b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel tidak homogen.

Dari langkah-langkah diatas diperoleh :

1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29

2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =158.6 dan Vk = 127.5

k

b

V

VF =

5.127

6.158= 1.24

3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel

= 1.85. Dengan demikian 1.24 1.85, maka data homogen.

k

b

V

VF

Page 177: Dini Rahmawati Fitk

Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t Posttest

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-

langkah perhitungan :

1. Merumuskan hipotesis

H0 : 1 : 2

Ha : 1 2

Keterangan :

1 = Rata-rata posttest siswa yang diajar demgan model pembelajaran

berbasis proyek (kelompok eksperimen)

1 = Rata-rata posttest siswa yang diajar dengan konvensional

(kelompok kontrol)

2. Menentukan criteria penguji

Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel

3. Menentukan uji statistik

21

21

11

nndsg

xxt

dengan

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg

Keterangan :

x1 = rata-rata kelompok eksperimen

x2 = rata-rata kelompok kontrol

dsg= nilai standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg =

23030

5.127)130(6.158)130(

= 11.96

21

21

11

nndsg

xxt

=

30

1

30

196.11

7.664.75

= 2.79

Page 178: Dini Rahmawati Fitk

4. Menentukan Ttabel

Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat

kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58

Dengan demikian thitung ttabel (2.79 2.00) maka H0 ditolak berarti rata-rata

posttest siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek lebih

besar daripada rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.

Page 179: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

No. Pretest Postes N-gain Kategori1 68 93 0.78 Tinggi2 29 50 0.29 Rendah3 43 86 0.75 Tinggi4 36 50 0.22 Rendah5 57 78 0.49 Sedang6 39 68 0.48 Sedang7 54 89 0.76 Tinggi8 28 57 0.40 Sedang9 32 71 0.57 Sedang10 46 89 0.80 Tinggi11 39 75 0.59 Sedang12 42 68 0.45 Sedang13 50 75 0.50 Sedang14 39 78 0.64 Sedang15 28 54 0.36 Sedang16 46 82 0.67 Sedang17 39 78 0.64 Sedang18 54 82 0.61 Sedang19 32 61 0.43 Sedang20 32 57 0.37 Sedang21 68 93 0.78 Tinggi22 43 68 0.44 Sedang23 29 68 0.55 Sedang24 43 86 0.75 Tinggi25 39 75 0.59 Sedang26 39 82 0.70 Tinggi27 43 86 0.75 Tinggi28 46 93 0.87 Tinggi29 43 78 0.61 Sedang30 39 78 0.64 Sedang

Page 180: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

N-gain Kelompok Eksperimen

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

0.22 0.29 0.36 0.37 0.40 0.43 0.44 0.45 0.48 0.49

0.50 0.55 0.57 0.59 0.59 0.61 0.61 0.64 0.64 0.64

0.67 0.70 0.75 0.75 0.75 0.76 0.78 0.78 0.80 0.87

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 0.87 – 0.22

R = 0.65

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

65.0= 0.108 ≈ 0.11

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah

fabs fka fkb Frel(%)

0.22 - 0.32 0.27 2 30 2 6.70.33 – 0.43 0.38 4 28 6 13.30.44 – 0.54 0.49 5 24 11 16.70.55 - 0.65 0.60 9 19 20 300.66 - 0.76 0.71 6 10 26 200.77 - 0.87 0.82 4 4 30 13.3

30 100

Page 181: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

N-gain Kelompok Eksperimen

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

0.22 - 0.32 0.27 2 0.54 0.0729 0.14580.33 – 0.43 0.38 4 1.52 0.1444 0.57760.44 – 0.54 0.49 5 2.45 0.2401 1.20050.55 - 0.65 0.60 9 5.40 0.3600 3.24000.66 - 0.76 0.71 6 4.26 0.5041 3.02460.77 - 0.87 0.82 4 3.28 0.6724 2.6896

30 17.45 10.87811. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

45.17= 0.58

2. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)45.17(8781,10.30 2

St2 =

870

8405.21= 0.025

3. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 025.0 = 0.16

Page 182: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

N-gain Kelompok Eksperimen

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi) )()( ZiSZiF

1 0.22 -2.25 0.4906 0.0094 0.03 0.02062 0.29 -1.8125 0.4678 0.0322 0.07 0.03783 0.36 -1.375 0.4265 0.0735 0.10 0.02654 0.37 -1.3125 0.4115 0.0885 0.13 0.04155 0.4 -1.125 0.3749 0.1251 0.17 0.04496 0.43 -0.9375 0.3289 0.1711 0.20 0.02897 0.44 -0.875 0.3289 0.1711 0.23 0.05898 0.45 -0.8125 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 0.48 -0.625 0.2422 0.2578 0.30 0.0422

10 0.49 -0.5625 0.2422 0.2578 0.33 0.072211 0.5 -0.5 0.2088 0.2912 0.37 0.078812 0.55 -0.1875 0.0987 0.4013 0.40 0.001313 0.57 -0.0625 0.0596 0.4404 0.43 0.010414 0.59 0.0625 0.0596 0.5596 0.47 0.089615 0.59 0.0625 0.0596 0.5596 0.50 0.059616 0.61 0.1875 0.0987 0.5987 0.53 0.068717 0.61 0.1875 0.0987 0.5987 0.57 0.028718 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.60 0.073619 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.63 0.043620 0.64 0.375 0.1736 0.6736 0.67 0.003621 0.67 0.5625 0.2422 0.7422 0.70 0.042222 0.7 0.75 0.3023 0.8023 0.73 0.072323 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.77 0.104924 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.80 0.074925 0.75 1.0625 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 0.76 1.125 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 0.78 1.25 0.4115 0.9115 0.90 0.011528 0.78 1.25 0.4115 0.9115 0.93 0.018529 0.8 1.375 0.4265 0.9265 0.97 0.043530 0.87 1.8125 0.4678 0.9678 1.00 0.0322 17.48

Page 183: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

N-gain Kelompok Eksperimen

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 0.22

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

16.0

58.022.0 = -2.25

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -2.25 diperoleh Zt = 0.4906

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -2.25 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4906 = 0.0094

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00094.0( = 0.0206

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1049 Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1049 0.1610). Hal ini berarti data nilaiN-gain kelompok eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal.

Page 184: Dini Rahmawati Fitk

Data Hasil Belajar Kelompok Kontrol

No. Pretest Postes N-gain Kategori1 46 61 0.28 Rendah2 39 64 0.41 Sedang3 32 46 0.21 Rendah4 42 54 0.21 Rendah5 42 78 0.62 Sedang6 46 68 0.41 Sedang7 46 50 0.07 Rendah8 64 82 0.50 Sedang9 28 64 0.50 Sedang10 39 54 0.25 Rendah11 36 71 0.55 Sedang12 57 68 0.26 Rendah13 29 68 0.55 Sedang14 61 64 0.08 Rendah15 36 82 0.78 Tinggi16 61 71 0.23 Rendah17 46 64 0.33 Sedang18 39 46 0.11 Rendah19 57 68 0.25 Rendah20 32 50 0.26 Rendah21 32 78 0.68 Sedang22 42 75 0.57 Sedang23 54 82 0.61 Sedang24 28 75 0.65 Sedang25 43 54 0.19 Rendah26 50 54 0.08 Rendah27 36 57 0.33 Sedang28 50 75 0.50 Sedang29 54 82 0.61 Sedang30 36 71 0.55 Sedang

Page 185: Dini Rahmawati Fitk

Tahapan Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi

N-gain Kelompok Kontrol

Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi

frekuensi berdasarkan data skor tes hasil belajar adalah:

1. Urutkan data terkecil sampai data terbesar

0.07 0.08 0.08 0.11 0.19 0.21 0.21 0.23 0.25 0.25

0.26 0.26 0.28 0.33 0.33 0.41 0.41 0.50 0.50 0.50

0.55 0.55 0.55 0.57 0.61 0.61 0.62 0.65 0.68 0.78

2. Banyaknya data (n)

n = 30

3. Menentukan rentang (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

R = 0.78 – 0.07

R = 0.71

4. Menentukan banyaknya kelas (K)

K = 1 + 3.3 Log n

K = 1 + 3.3 Log 30

K = 5.87 ≈ 6

5. Menentukan panjang kelas interval (P)

P =K

R

P =6

71.0= 0.118 ≈ 0.12

6. Tabel distribusi frekuensi

Interval NilaiTengah

fabs fka fkb Frel(%)

0.07-0.18 0.125 4 30 4 13.30.19-0.30 0.245 9 26 13 33.30.31-0.42 0.365 4 17 17 100.43-0.54 0.485 3 13 20 100.55-0.66 0.605 8 10 28 26.70.67-0.78 0.725 2 2 30 6.6

30 100

Page 186: Dini Rahmawati Fitk

Persiapan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas

N-gain Kelompok Kontrol

Interval Nilai Tengah(xi)

Frekuensi(fi)

Fixi Xi2 Fixi2

0.07-0.18 0.125 4 0.5 0.015625 0.06250.19-0.30 0.245 9 2.205 0.060025 0.5402250.31-0.42 0.365 4 1.46 0.133225 0.53290.43-0.54 0.485 3 1.455 0.235225 0.7056750.55-0.66 0.605 8 4.84 0.366025 2.92820.67-0.78 0.725 2 1.45 0.525625 1.05125

30 11.91 5.820751. Mean/rata-rata (X)

X =fi

fixi

X =30

91.11= 0.39

2. Varians

St2 =

)1(

)( 22

nn

fixifixin=

)130(30

)91.11(82075,5.30 2

St2 =

870

7744.32= 0.038

3. Simpangan Baku (SD)

St =)1(

)( 22

nn

fixifixin= 038.0 = 0.194

Page 187: Dini Rahmawati Fitk

Tabel Perhitungan Normalitas

N-gain Kelompok Kontrol

No. Xi Zi Zt F(Zi) S(Zi)

1 0.07 -1.6495 0.4505 0.0495 0.03 0.01952 0.08 -1.5979 0.4505 0.0495 0.07 0.02053 0.08 -1.5979 0.4505 0.0495 0.10 0.05054 0.11 -1.4433 0.4265 0.0735 0.13 0.05655 0.19 -1.0309 0.3531 0.1469 0.17 0.02316 0.21 -0.9278 0.3531 0.1469 0.20 0.05317 0.21 -0.9278 0.3531 0.1469 0.23 0.08318 0.23 -0.8247 0.3023 0.1977 0.27 0.07239 0.25 -0.7216 0.2734 0.2266 0.30 0.0734

10 0.25 -0.7216 0.2734 0.2266 0.33 0.103411 0.26 -0.6701 0.2422 0.2578 0.37 0.112212 0.26 -0.6701 0.2422 0.2578 0.40 0.142213 0.28 -0.567 0.2088 0.2912 0.43 0.138814 0.33 -0.3093 0.1368 0.3632 0.47 0.106815 0.33 -0.3093 0.1368 0.3632 0.50 0.136816 0.41 0.10309 0.0596 0.5596 0.53 0.029617 0.41 0.10309 0.0596 0.5596 0.57 0.010418 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.60 0.108819 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.63 0.078820 0.50 0.56701 0.2088 0.7088 0.67 0.038821 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.70 0.102322 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.73 0.072323 0.55 0.82474 0.3023 0.8023 0.77 0.032324 0.57 0.92784 0.3289 0.8289 0.80 0.028925 0.61 1.13402 0.3749 0.8749 0.83 0.044926 0.61 1.13402 0.3749 0.8749 0.87 0.004927 0.62 1.18557 0.3944 0.8944 0.90 0.005628 0.65 1.34021 0.4115 0.9115 0.93 0.018529 0.68 1.49485 0.4394 0.9394 0.97 0.030630 0.78 2.01031 0.4798 0.9798 1.00 0.0202 11.63

)()( ZiSZiF

Page 188: Dini Rahmawati Fitk

Langkah Perhitungan Uji Normalitas Liliefors

N-gain Kelompok Kontrol

H0 = Populasi berdistribusi normal

H1 = Populasi berdistribusi tidak normal

Kriteria Hipotesis : Tolak H0 jika L0 Lt , Terima H0 jika L0 Lt

1. Kolom Xi

Data diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar

Contoh : Xi = 0.07

2. Kolom Zi

S

XXiZi

=

194.0

39.007.0 = -1.6495

3. Kolom Zt

Nilai Zi dikonsultasikan pada Ftab, misalnya : cari -1.64 diperoleh Zt = 0.4505

4. Kolom F(Zi)

Jika Zi negatif, maka F(Zi) = 0.5 - Zt

Jika Zi positif, maka F(Zi) = 0.5 + Zt

Karena nilai Zi = -1.64 maka F(Zi) = 0.5 – 0.4505 = 0.0495

5. Kolom S(Zi)

S(Zi) =spondenJumlah

spondenNomor

Re

Re=

30

1=0.03

6. Kolom )()( ZiSZiF

Merupakan selisih harga mutlak dan selisih F(Zi) dan S(Zi)

)()( ZiSZiF = )03.00495.0( = 0.0195

7. Menentukan harga terbesar dari harga-harga mutlak selisih tersebut untuk

mendapatkan L0

Dari tabel di atas diperoleh Lo = 0.1368 Kemudian bandingkan L0 dengan Lt

yang diambil dari tabel harga kritis liliefors. Dari tabel dapat harga Lt untukn=30 pada taraf signifikansi = 0.05 adalah 0.1610. Dengan demikian H0

diterima karena L0 kurang dari Lt (0.1368 0.1610). Hal ini berarti data nilaiN-gain kelompok kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal.

Page 189: Dini Rahmawati Fitk

Uji Homogenitas N-gain

Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Menetapkan Hipotesis

H0 = Varians populasi kedua variabel yang homogen

Ha = Varians populasi kedua variabel yang tidak homogen

2. Bagi data menjadi dua kelompok

3. Cari masing-masing kelompok nilai simpangan bakunya

4. Tentukan Fhitung dengan rumus :

Keterangan :

F : Homogenitas

Vb : Varians terbesar

Vk : Varians terkecil

5. Tentukan kriteria pengujiannya :

a. Jika Fhitung Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel homogen.

b. Jika Fhitung Ftebel maka Ha diterima, yang berarti varians populasi dari

kedua variabel tidak homogen.

Dari langkah-langkah diatas diperoleh :

1. Mencari db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil),diperoleh :Db1 (pembilang) = n-1 = 30-1 = 29Db2 (penyebut) = n-1 = 30-1 = 29

2. Menentukan nilai Fhitung :Berdasarkan tabel persiapan homogenitas diperoleh varians terbesar adalahvarians dari kelompok kontrol dan varians terkecil dari kelompok eksperimen,maka Vb =0.040 dan Vk = 0.038

k

b

V

VF =

038.0

040.0= 1.05

3. Menentukan nilai Ftabel :Dengan menggunakan tabel distribusi F dengan signifikansi 5% didapat Ftabel

= 1.85. Dengan demikian 1.05 1.85, maka data homogen.

k

b

V

VF

Page 190: Dini Rahmawati Fitk

Perhitungan dan Pengujian Hipotesis Uji-t N-gain

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-

langkah perhitungan :

1. Merumuskan hipotesis

H0 : 1 : 2

Ha : 1 2

Keterangan :

1 = Rata-rata N-gain siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis

proyek (kelompok eksperimen)

1 = Rata-rata N-gain siswa yang diajar dengan konvensional

(kelompok kontrol)

2. Menentukan kriteria penguji

Thitung Ttabel H0 ditolak dan H0 diterima jika Thitung Ttabel

3. Menentukan uji statistik

21

21

11

nndsg

xxt

dengan

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg

Keterangan :

x1 = rata-rata kelompok eksperimen

x2 = rata-rata kelompok kontrol

dsg= nilai standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa kelompok eksperimen

n2 = jumlah siswa kelompok kontrol

2

)1()1(

21

2211

nn

VnVndsg =

23030

038.0)130(040.0)130(

= 0.19

21

21

11

nndsg

xxt

=

30

1

30

119.0

39.058.0

= 3.877

Page 191: Dini Rahmawati Fitk

4. Menentukan Ttabel

Dengan menggunakan tabel distribusi t didapat Ttabel = 2.00 pada derajat

kebebasan (dk) = (n1+n2)-2 = (30+30)-2 = 58

Dengan demikian thitung ttabel (3.877 2.00) maka H0 diterima berarti rata-rata

N-gain siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek sama

dengan rata-rata siswa yang menggunakan konvensional.

Page 192: Dini Rahmawati Fitk