Disain Studi Analitik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    1/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 1

    INTRODUKSI

    Disain studi epidemiologi analitik dipakai dalam

    penelitian epidemiologi tujuan utamanya adalah

    untuk memperoleh informasi tentang determian

    (faktor risiko) dari suatu kejadian penyakit /masalahkesehatan di populasi

    Ada 3 macam disain studi epidemiologi analitik

    studi kohort (cohort study)studi kasus- kontrol (case-control study)

    studi intervensi (intervention study)

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    2/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 2

    Ketiga disain studi tadi dipakai untuk meneliti :

    apakah suatu faktor merupakan determinan dari

    suatu kejadian penyakit

    apakah suatu faktor merupakan penyebab dari

    suatu penyakit

    apakah suatu faktor mereupakan risiko untuk

    suatu penyakit

    Jika :

    E merupakan faktor yang diteliti (exposure)

    D merupakan penyakit yang diteliti (disease)

    apakah ada hubungan sebab akibat antara E dan D

    E D exposure disease

    determinan

    faktorrisiko

    SEBAB AKIBAT

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    3/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 3

    Studi Kohort

    Introduksi :

    Cohort merupakan istilah yang berasal dari bahasaRomawi kuno yang artinya : sekelompok tentara yang

    maju bersama-sama ke medan pertempuran

    Studi kohort mempunyai 2 tujuan utama :

    tujuan deskriptif untuk :mendeskripsikan insidens suatu kejadian penyakittertentu selama periode waktu tertentu

    tujuan analitik untuk :meneliti hubungan antara suatu faktor risiko dengankejadian penyakit

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    4/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 4

    Penelitian dengan disain studi kohort bersifat observasional peneliti hanya mengobservasi subjek-subjek yang ditelititanpa melakukan intervensi

    Unit pengamatan /unit analisis individu

    Prinsip :

    penelitian dimulai dari pengukuran status keterpaparan

    terhadap faktor risiko (exposure) pada subjek -subjek yang

    diteliti, kemudian kelompokkan :

    kelompok yang terpapar dengan exposure ( E+)

    kelompok yang tidak terpapar dengan exposure (E-)

    kedua kelompok di follow up,

    kemudian diukur outcome (Disease) pada masing-masingkelompok bandingkan

    penelitian dilakukan pada subjek-subjek yang masih

    bebas dari outcome (Disease) tapi berisiko untuk dapat

    mengalaminya

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    5/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 5

    Secara basic berdasarkan waktu dilakukannya pengukuranterhadap variabel exposure (E) and outcome (D) ada 2 macam

    studi kohortprospektif kohortretrospektif kohort

    Pola dasar disain studi kohort

    E+

    D+

    D+

    D+

    D+

    E+

    E -

    PopulationAt risk

    THE PRESENT THE FUTURE

    Follow-up

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    6/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 6

    Berdasarkan dinamika keikutsertaan subjek yang ditelitiselama penelitian berlangsung disain studi kohort dapatdibagi dua :Closed cohort ( Fixed population )

    Open cohort (Unfixed population)

    Berdasarkan asal dari kelompok pembanding ( E -) yang

    dipilihSingle cohort (berasal dari 1 populasi)

    internal comparison

    Double cohort (berasal dari populasi yang berbeda

    status keterpaparannya dengan exposure

    external comparison

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    7/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 7

    Disain Studi Kohort Prospektif D+

    E +

    D- time to follow up D+

    E - D-

    THE PRESENT THE FUTURE

    Free of out come(disease)

    StepsTentukan populasi studipilih sampel dari populasi studi dgn

    mengukur status keterpaparan terhadap exposurekelompok E +(sampel E +)kelompok E (sampel E -)

    follow -up kedua kelompokukur outcome (D+ atau D-) pada masing-masing kelompokbandingkan outcome pada kedua kelompok

    population

    sample

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    8/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 8

    Disain Studi Kohort Retrospektif D+

    E +

    D- time to follow up D+

    E - D-

    THE PAST THE PRESENT

    Free of out come(disease)

    StepsTentukan populasi studipilih sampel dari populasi studi dgn

    mengukur status keterpaparan terhadap exposurekelompok E +(sampel E +)kelompok E (sampel E -)

    follow -up kedua kelompokukur outcome (D+ atau D-) pada masing-masing kelompokbandingkan outcome pada kedua kelompok

    population

    sample

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    9/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 9

    Disain Studi Kohort (Single cohort) D+

    E +

    D- time to follow up D+

    E - D-

    THE PRESENT THE PAST

    Free of out come(disease)

    StepsTentukan populasi studipilih sampel dari 1 populasi studi dgn

    mengukur status keterpaparan terhadap exposurekelompok E +(sampel E +)kelompok E (sampel E -)

    follow -up kedua kelompokukur outcome (D+ atau D-) pada masing-masing kelompokbandingkan outcome pada kedua kelompok

    population

    sample

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    10/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 10

    Disain Studi Kohort ( Double Cohort)

    D+

    E +

    D- time to follow up D+

    E - D-

    THE PRESENT THE PAST

    Free of out come(disease)

    StepsTentukan populasi studi dengan status E+ and E- dgn :

    mengukur status keterpaparan terhadap exposure

    kelompok E +(sampel E +)kelompok E (sampel E -)follow -up kedua kelompokukur outcome (D+ atau D-) pada masing-masing kelompokbandingkan outcome pada kedua kelompok

    PopulationWith E+

    sample

    PopulationWith E -

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    11/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 11

    Closed Cohort and Open Cohort

    E+

    E -

    D+

    D-

    D+

    D-

    Closed Cohort

    Fixed cohort

    PRESENT FUTURE

    Anggota kelompok E+ and E-difolow-up dalam periode waktu

    yang samaInsidens outcome (D) diukurdgn ukuran CummulativeIncidence

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    12/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 12

    o?

    X ?

    ?X

    X?

    ? !

    o?

    ?X

    o!

    ?

    ?

    Awal studi Akhir studi

    O = meninggal

    krn kausa lainX = outcome +? = drop-out

    PER

    SON

    PE

    RSON

    E+

    E-

    TIME

    TIME

    Insidens diukur dengan

    Incidence Density

    Open Cohort

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    13/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 13

    Analisis pada studi kohort :

    Analisis pada studi kohort tergantung kepada beberapa faktor :

    skala pengukuran dari variabel exposure and

    variabel outcome (kategorikal atau kontinyu)apakah distribusi dari variabel yang diukur sesuai dgn

    uji statistik yang dipakai

    apakah subjek-subjek dalam penelitian di follow-up untuk

    waktu yang sama sampai outcome muncul

    Langkah analisis dapat dibagi menjadi :

    analisis univariate :

    mendskripsikan distribusi frekwensi variabel exposure

    ataupun variabel outcomejika pengukuran varibel-variabel tadi dalam skala kontinyu

    analisis dari nilai mean, and 95% confidence intervalnya

    dapat dilakukan

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    14/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 14

    jika pengukuran variabel-variabel tadi dalam skala

    kategorikal analisis dari nilai proporsi, 95% confidence

    intervalnya dapat dilakukan

    Analisis bivariate :melihat hubungan (asosiasi) antara variabel exposure andvariabel outcome E Dtergantung dari skala pengukuran varaibel exposureand variabel outcome

    jika variabel E and D diukur dalam skala kategorikalhubungan antara E and Ddiukur dengan RR, OR ataupun ARuji statistik dengan chi-square atau membandingkandua proporsi dari 2 populasi berbeda

    jika variabel E diukur dengan skala kategorikal and

    variabel D dengan skala kontinyuhubungan antara E and Ddiukur dengan membandingan nilai mean darivariabel D pada kelompok E+ and E-uji statistik dengan membandingkan dua mean

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    15/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 15

    jika variabel E and D keduanya diukur dengan skalakontinyuhubungan antara E and D :diukur dengan koefisien korelasi ruji statistik dengan uji korelasi

    diukur dengan koeffisien regressiuji statistik dengan F tes atau t tes

    Analisis multivariateuntuk melihat hubungan antara E and D setelah dikontroldengan variabel-variabel lain yang merancu hubunganantara E and Dntar untuk kuliah S2 euy.

    E D

    C1

    C2

    C3

    C1, C2, C3 = variabel perancu(variabel confounding)

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    16/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 16

    Contoh :

    Analisis untuk melihat asosiasi antara E and D bilaE diukur dengan skala kategorikalD diukur dengan skala kategorikal

    Suatu studi kohort ingin melihat hubungan antara minum jamu X

    and kejadian keguguran pada ibu hamilE = minum jamu X (ya, tidak) data kategorikal/nominal

    D = keguguran (ya, tidak) data kategorikal/nominal

    Populasi studi: ibu hamil muda

    E diukur sebelum D muncul

    Data sebagai berikut

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    17/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 17

    Analisis :

    D+

    D-

    D+

    D-

    E+

    E-

    100

    100

    40

    60

    20

    80

    Contoh :

    Exposure (E) = minum jamu XOutcome (D) = keguguran

    Population atrisk

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    18/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 18

    D + D - Total

    E+ 40 60 100

    E - 20 80 100

    Total 60 140 200

    Tabel 2x2 untuk data diatas

    Insidens (D+|E+) = 40/100Insidens (D+|E -) = 20/100

    Insidens (D+|E+) 40/100

    RR = --------------------------- = ----------- = 2Insidens (D+|E -) 20/100

    AR = IE+- IE-= 40/100 20/100 = 20/100 = 20%

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    19/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 19

    pengukuran variabel E and D keduanya dengan skalakategorikminum jamu X (E) E+ = ya, E- = tidakkeguguran (D) D+ = ya, D- = tidak

    analisis univariate :kalkulasi penghitungan insidens D+(keguguran)pada kelompok E+ = 40/100 = 40%pada kelompok E - = 20/100 = 20%

    dari total sampel = 60/200 = 30 %kalkulasi penghitungan insidens D-(tidak terjadikeguguran)pada kelompok E+ = 60/100 = 60%pada kelompok E - = 80/100 = 80%

    dari total sampel = 140/200 = 70 %

    analisis bivariate :E D? (asssosiasi) adakah hubungan antara E and D

    membandingkam insidens D+ pada kelompok E+dengan insidens D + pada kelompok E -

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    20/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 20

    Insidens D+ pada kelompok E+ P(D+|E+) = 40/100Insidens D+ pada kelompok E- P(D+|E-) = 20/100 40/100

    RR =------------------------------------------------ = -------------- = 2 20/100

    Insidens D+ pada kelompok E+

    Insidens D+ pada kelompok E-

    Interpretasi :jika sesara statistik ada perbedaan yang bermaknaantara insidens D+ pada kelompok E+ and E-maka ada hubungan antara E and Dibu hamil yang minum jamu X mempunyai risikokeguguran 2 kali lebih besar daripada ibu hamil

    yang tidak minum jamu

    Uji statistik :Hipotesis nol : tidak ada perbedaan insiden (proporsi

    D+) pada kelompok E+ and E-HipotesisA: ada perbedaan isidens (proporsi D+) pada

    kelompok E+ and E -Uji dengan beda 2 proporsi pada populasi yg berbedaatau dgn Chi square

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    21/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 21

    Contoh :

    Suatu studi kohort dilakukan untuk melihat hubunganantara minum obat X pada anak-anak penderita cacingtambang dengan kadar Hb dalam darah setelah 3 bulankemudian

    Populasi adalah anak-anak cacingan, sekelompok anak

    minum obat X, sekelompok lagi tidak, difollow-up,setelah 3 bulan kemudian diukur kadar Hb

    Pengukuran variabel E and DE = minum obat X E+ = ya, E- = tidak (skala kategorik)D = kadar Hb skala kontinyu

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    22/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 22

    E+

    E-

    1= 5.72= 6.53= 6.1

    4= 6.55= 6.96= 6.77= 7.98= 8.09= 4.3

    10= 4.8

    11= 7.112= 8.113= 9.014= 3.715= 2.816= 8.017= 4.618= 5.519= 8.6

    20= 5.0

    21= 7.122= 8.323= 4.524=6.925= 8.026= 10.027= 6.728= 6.829= 7.6

    30= 9.4

    ID Hb ID Hb ID Hb

    xiHb|E+= -------

    N

    1= 13.02= 13.63= 15.04= 11.95= 10.96= 12.37= 11.78= 11.49= 13.210= 14.3

    11= 10.112= 9.913= 14.5

    14= 10.015= 12.516= 10.217= 13.518= 13.819= 10.620= 12.7

    21= 12.222= 14.523= 14.2

    24= 13.625= 11.626= 15.327= 12.728= 13.229= 13.030= 16.8

    ID Hb ID Hb ID Hb

    xiHb|E-=---------

    N

    30

    30

    D

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    23/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 23

    Analisis univariate :

    nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada kelompok E+

    xi 201.1Hb|E+= --------- = ----------- = 6.7

    N 30nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada kelompok E-

    xi 308.2Hb|E-= --------- = ----------- = 12.74

    N 30

    Analisis bivariate :E D

    ? (assosiasi) adakah hubungan antara E and D

    Ada hubungan jika : ada perbedaan yang secara statistik

    bemakna antara nilai mean kadar Hb pada kelompok

    E+ and E-

    nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada seluruh anggotasampel = 9.72

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    24/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 24

    Uji statistik :

    Hipotesis nol : tidak ada perbedaan nilai mean kadar Hb

    pada kelompok E+ and E-

    HipotesisA: ada perbedaan nilai mean kadar Hb

    Uji statistik dengan beda 2 mean dari 2 pada populasi yg

    berbeda dengan uji t

    Interpretasi :

    Jika secara statistik ada perbedaan yang bermakna nilai

    mean kadar Hb pada kelompok E+ and E-

    maka ada hubungan antara minum obat X dengan

    kadar Hb pada anak-anak penderita cacing tambang.dimana kadar Hb anak-anak yang minum obat X

    rata-rata 12.74/6.7 =1.90 kali kadar Hb anak-anak

    yang tidak minum obat X

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    25/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 25

    Kelemahan and Kekuatan studi kohort

    Kekuatan studi kohort pada umumnyadapat untuk melihat sekuens/urutan kejadian sebab

    akibat, yakni dari E Ddapat menghindari terjadinya bias dalam pengukuranvariabel-variabel Edapat meneliti beberapa outcome sekaligus

    D1

    E D2 D3jumlah dari variabel outcome dapat bertambah selamaproses follow-up

    E D1

    D2 D3dapat untuk menghitung insidens, RR and AR

    Kelemahan studi kohort pada umumnyamembutuhkan sampel yang besartidak realistik /feasible untuk outcome yang jarang

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    26/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 26

    Studi kohort prospektifkekuatan:lebih dapat mengontrol dalam pemilihan subjek

    subjek yg ditelitilebih dapat mengontrol dalam pengukuran variabelE maupun D

    kelemahan:lebih mahallebih lama

    Studi kohort retrospektifkekuatan :lebih murahdurasi penelitian lebih pendek

    kelemahan :kurang dapat mengontrol dalam pemeilihan subjeksubjek yang ditelitikurang dapat mengontrol dalam pengukuran variabelE ataupun D

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    27/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 27

    Studi Kasus-Kontrol

    Introduksi :

    Untuk meneliti faktor risiko /diterminan suatu penyakitdimana outcome jarang terjadi, penelitian dengan disain

    studi kohort memerlukan sampel yang besar and memakanwaktu yang lama sehingga sangat mahal

    Untuk mengatasi masalah diatas disain studi yang sesuaidipilih adalah disain studi kasus-kontrol karena:sampel yang dibutuhkan tidak begitu besardurasi penelitian relatif singkat

    Penelitian dengan disain studi kasus-kontrolbersifat observasional peneliti hanya mengobservasi

    subjek-subjek yang diteliti tanpa melakukan intervensi

    Unit pengamatan /unit analisis adalah: individu

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    28/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 28

    Prinsip penelitian kaus kontrol

    penelitian dimulai dari pengukuran status keterpaparan

    D (kesakitan) pada subjek -subjek yang diteliti, kemudian

    kelompokkan :

    kelompok subjek yang sakit (D+)

    kelompok subjek yang tidak sakit (D-)

    subjek-subjek pada kedua kelompok secara retrospektifditeliti tentang status keterpaparannya dengan variabel

    exposure

    bandingkan status keterpaparan dengan E pada kelompk

    D + and D-

    karena penelitian dimulai dari status D (kesakitan)

    tidak dapat mengukur insidens

    hubungan antara E and D diukur dgn OR

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    29/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 29

    Pola dasar disain studi kasus-kontrol

    D+

    D-

    E+

    E+

    E-

    E-Retrospektif

    THE PAST THE PRESENT

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    30/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 30

    Disain Studi Kasus - Kontrol

    THE PAST THE PRESENT E +

    D + (kasus)

    E - retrosepktif E + D-(kontrol)

    E -

    tentukan populasi studitentukan status kehadiran penyakitpada anggota populasi

    kelompokkan menjadi

    populasi dgn D+ (kontrol)populasi dgn D- (kasus)

    tarik sampel (kasus) and (kontrol)ukur status riwayat keterpaparandengan exposure (E+ atau E-) pada masing-masing anggota sampelbandingkan status riwayat keterpaparan dengan exposure pada keduakelompok

    Steps:

    PopulationWith D +

    Population

    With D -

    General population

    Sample

    Analisispadastudikasus-kontrol:

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    31/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 31

    Analisis pada studi kasuskontrol :

    Analisis pada studi kasus-kontrol tergantung kepada beberapa

    faktor :

    skala pengukuran dari variabel disease and

    variabel exposure (kategorikal atau kontinyu)

    apakah distribusi dari variabel yang diukur sesuai dgn

    uji statistik yang dipakai

    Analisis dapat dibagi menjadi :

    analisis univariate :

    mendskripsikan distribusi frekwensi variabel disease

    ataupun variabel exposure

    jika pengukuran varibel-variabel tadi dalam skala kontinyu

    analisis dari nilai mean, and 95% confidence intervalnyadapat dilakukan

    jika pengukuran variabel-variabel tadi dalam skala

    kategorikal analisis dari nilai proporsi, 95% confidence

    intervalnya dapat dilakukan

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    32/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 32

    Analisis bivariate :

    melihat hubungan (asosiasi) antara variabel disease and

    variabel exposure E D

    tergantung dari skala pengukuran varaibel disease

    and variabel exposure

    jika variabel E and D diukur dalam skala kategorikal

    hubungan antara E and Ddiukur dengan OR

    uji statistik dengan chi-square atau membandingkan

    dua proporsi

    jika variabel E diukur dengan skala kategorikal and

    variabel D dengan skala kontinyu

    hubungan antara E and D

    diukur dengan membandingan nilai mean dari

    variabel D pada kelompok E+ and E-

    uji statistik dengan membandingkan dua mean

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    33/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 33

    jika variabel E and D keduanya diukur dengan skalakontinyuhubungan antara E and Ddiukur dengan koefisien korelasi ruji statistik dengan uji korelasi

    Analisis multivariate

    Ntar, kalau anda masuk S2 dijelaskan

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    34/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 34

    Contoh :

    Suatu studi kasus-kontrol dilakukan untuk melihat apakah ada

    hubungan antara minum jamu X and kejadian keguguranpada ibu-ibu hamil

    Exposure (E) = minum jamu X

    Outcome (D) = keguguran

    Pengukuran variabel E and D keduanya dengan skala

    kategorikminum jamu X (E) E+ = ya, E- = tidak

    keguguran (D) D+ = ya, D- = tidak

    Disain

    D+

    D-

    E+

    E-

    E+

    E-

    100

    100

    40

    60

    20

    80

    KASUS

    KONTROL

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    35/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 35

    analisis univariate :

    kalkulasi penghitungan proporsi E+ and E - pada

    kelompok kasus atau D+ (keguguran)

    proporsi E+ = 40/100 = 40%

    Proporsi E - = 60/100 = 60%

    kalkulasi perhitungan proporsi E+ and E pada

    kelompok kontrol atau D (tidak keguguran)

    proporsi E+ = 20/100 = 20%proporsi E - = 80/100 = 80%

    kalkulasi perhitungan proporsi E+ and E- pada

    seluruh sampel

    proporsi E+ = 60/200

    proporsi E - = 140/200

    D+ D - Total

    E + 40 20 60

    E - 60 80 140

    Total 100 100 200

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    36/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 36

    analisis bivariate :E D

    ? (asssosiasi) adakah hubungan antara E and D

    membandingkan odds E pada kelompok D+ and kelompok D-

    Odds E pada kelompok D+

    P (E+|D+) 40/100-------------- = ------------ = 4/6

    P (E- |D+) 60/100

    Odds E pada kelompok D P (E+|D-) 20/100 ----------------- = ------------- = 2/8 P (E- |D-) 80/100

    OR (Odds Ratio)

    Odds E pada kelompok D+ 4/6 ---------------------------------------- = ---------- = 32/12 = 2.67 Odds E pada kelompok D - 2/8

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    37/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 37

    Uji statistik :

    Hipotesis nol : tidak ada perbedaan proporsi E+ pada

    kelompok D+ and D atau tidak ada perbedaan proporsi E-pada kelompok D+ and D-

    HipotesisA: ada perbedaan proporsi E+ pada kelompok D+

    and D atau ada perbedaan proporsi E pada kelompok D+

    and kelompok D -

    Uji dengan beda 2 proporsi pada populasi yg berbeda

    atau dgn Chi square

    Interpretasi :

    jika sesara statistik ada perbedaan yang bermakna

    antara proporsi E+ pada kelompok D+ and D -

    maka ada hunungan antara E and D

    Odds minum jamu X pada ibu yang keguguran 2.67 kali

    lebih besar daripada ibu yang tidak keguguran

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    38/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 38

    Contoh :

    Suatu studi kasus-kontrol dilakukan untuk melihat

    hubungan antara terjadinya perdarahan post-partum dgnkadar Hb sebelum melahirkan

    Pengukuran variabel :E = skala kontinyu (kadar Hb)D = skala kategorikal D+ : perdarahan post-partum

    D - : tidak terjadi perdarahan post-partum

    Data seperti yang berikut

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    39/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 39

    D+

    D -

    1= 5.72= 6.53= 6.1

    4= 6.55= 6.96= 6.77= 7.98= 8.09= 4.310= 4.8

    11= 7.112= 8.113= 9.0

    14= 3.715= 2.816= 8.017= 4.618= 5.519= 8.620= 5.0

    21= 7.122= 8.323= 4.5

    24=6.925= 8.026= 10.027= 6.728= 6.829= 7.630= 9.4

    ID Hb ID Hb ID Hb

    E

    1= 13.02= 13.63= 15.04= 11.95= 10.96= 12.37= 11.78= 11.49= 13.210= 14.3

    11= 10.112= 9.913= 14.514= 10.015= 12.516= 10.217= 13.518= 13.819= 10.620= 12.7

    21= 12.222= 14.523= 14.224= 13.625= 11.626= 15.327= 12.728= 13.229= 13.030= 16.8

    ID Hb ID Hb ID Hb

    xiHb|D+= ---------

    N

    xi

    Hb|D -= --------- N

    30 ibu dgn perdarahanpost-partum

    30 ibu tanpa perdarahanpost-partum

    KASUS

    KONTROL

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    40/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 40

    Analisis univariate :

    nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada kelompok E+

    xi 201.1Hb|D+= --------- = ----------- = 6.7

    N 30nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada kelompok E-

    xi 308.2Hb|D-= --------- = ----------- = 12.74

    N 30

    Analisis bivariate :E D

    ? (assosiasi) adakah hubungan antara E and D

    Ada hubungan jika : ada perbedaan yang secara statistik

    bemakna antara nilai mean kadar Hb pada kelompok

    E+ and E-

    nilai rata-rata (mean) kadar Hb pada seluruh anggotasampel = 9.72

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    41/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 41

    Uji statistik :

    Hipotesis nol : tidak ada perbedaan nilai mean kadar Hb

    pada kelompok D+ and D-

    HipotesisA: ada perbedaan nilai mean kadar Hb

    Uji statistik dengan beda 2 mean dari 2 pada populasi yg

    berbeda dengan uji t

    Interpretasi :

    Jika secara statistik ada perbedaan yang bermakna nilai

    mean kadar Hb pada kelompok D+ and D-

    maka ada hubungan antara kadar Hb sebelum partus

    dengan kejadian perdarahan postpartum, dimanakadar Hb ibu yang mengalami perdarahan PP

    rata-rata 12.74/6.7 =1.90 kali lebih rendah dari kadar

    Hb yang tidak mengalami perdarahan PP

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    42/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 42

    Kekuatan and Kelemahan Studi Kasus-Kontrol

    Kekuatan:cocok untuk penelitian dgn frekwensi outcome jarangdurasi penelitian relatif singkatrelatif murahjumlah sampel penelitian yang dibutuhkan relatif kecilmenghasilkan nila Odds ratio ( sebagai aproksimasi dari

    nilai RR

    Kelemahan:berpotensi untuk terjadinya bias akibat pengambilan sampelkasus and kontrol dari populasi yg berbeda (populasi kasusand populasi kontrol)berpotensi terjadinya bias dalam pengukuran variabel exposureterbatas pada satu variabel outcometidak dapat menghasilkan : prevalens, insidens, RR ataupun AR

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    43/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 43

    Studi Intervensi

    Introduksi

    Nama lain studi experimenStudi intervensi mirip dengan studi kohort, bedanya pada

    studi intervensi peneliti melakukan intervensi status

    exposure pada subjek-subjek yang diteliti

    Berdasarkan bagaimana peneliti mengalokasikan exposure

    kepada subjek-subjek yang diteliti, maka studi intervensidapat dikategorikan menjadi 2 yi :

    true experiment study bila ada proses randomisasi

    quasi experiment study tanpa ada proses randomisasi

    Randomisasi = random allocation ;Proses yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek-subjek

    yang diteliti sedemikian rupa sehingga sehingga setiap subjek

    mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapat exposure

    atau tidak mendapat exposure

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    44/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 44

    Memilih secara random anggota sampel untuk mendapatexposure sehingga setiap anggota sampel mempunyai kesempatan

    yang sama untuk menerima E+ atau E-

    Randomisasi

    E+

    E-

    Random allocation and Random selection

    Sampel

    E+

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    45/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 45

    Random selection :Peneliti menseleksi subjek-subjek yang akan diteliti sedemikianrupa sehingga setiap subjek di populasi studi mempunyai

    kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel

    Memilih secara random anggota populasi untuk menjadi anggotaSample sehingga sampel representatif untuk populasi

    Populasi Sampel

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    46/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 46

    E+

    E -

    Outcome +

    Outcome -

    Outcome -

    Outcome +

    Populasi

    Sampel

    Random selection

    Randomallocation

    Follow-up

    THE PRESENT THE FUTURE

    Random selection and random allocation

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    47/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 47

    Random Allocation pada individu-individu di sampel

    RA (random allocation)/randomisasi

    menjadikan individu-individu di sampel mempunyai kesempatan

    yang sama untuk mendapat exposure (E+) atau tidak mendapat

    exposure (E-)

    variabel-variabel confounder (covariate) terdistribusi hampir secara

    equal pada kelompok yang E + dan E -

    Contoh

    kelompok E+(100 orang)

    Sampel ( 200 orang)

    kelompok E- (100 orang)

    setiap individu di sampel membawa karakteristik masing-

    masing misal (umur, sex, aktifitas olah raga, merokok dll

    randomisasi

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    48/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 48

    Jika proses RA baik maka akan diperoleh distribusi variabelkonfounder yang equal pada kedua kelompok

    Contoh :distribusi frekwensi variabel konfounding

    E +(100 orang) E (100 orang)

    umur : tua 40% tua 41%sex : laki-laki 24 % laki-laki 26 %aktifitas olah raga : baik 15 % baik-baik 14%merokok : merokok 20% merokok 18%

    Selain variabel konfounder yang dapat terukur, variabel-variabel

    konfounder yang tidak terukur juga akan terdistribusi secara

    equal juga

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    49/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 49

    Jika distribusi frekwensi variabel konfounder equal pada

    kedua kelompok

    maka tidak perlu lagi dilakukan kontrol terhadap variabelkonfounder

    pada fase analisis

    validitas interna meningkat

    analisis cukup sampai uji bivariate saja

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    50/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 50

    Contoh dari beberapa metode Random Allocation

    1000

    500 500

    Random allocation

    mendapat E tidak mendapat E

    Completely Random Allocation

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    51/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 51

    Stratified Random Allocation

    Mendapat exposure Tidak mendapat exposure

    Statifikasi berdasarkan sex

    Stratifikasi berdasarkan umur

    Random allocation

    1000

    Wanita400

    Pria600

    Tua150

    Muda250

    Tua400

    Muda200

    75 125 200 100 75 125 200 100

    Jenisstudiexperimenberdasarkankelompokpembanding

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    52/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 52

    Jenis studi experimen berdasarkan kelompok pembanding

    Within group design (pre-experimental design)

    Between group design

    true experimental designquasi experimental design

    Whithin Group Design (pre-experimental design)

    nama lain single group design, pre-test and post-test design

    individu-individu yang diteliti sebelum dilakukan intervensi

    dilakukan pengukuran terhadap variabel outcome

    tidak dilakukan randomisasi

    seluruh individu yang sama mendapat variabel exposure

    seluruh individu di follow-up, kemudian diukur variabel

    outcome

    bandingkan variabel outcome pada saat pretes dan variabel

    outcome pada postes

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    53/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 53

    Pretest and posttest design

    Sampel x Sampel x

    pretes postes

    variabel outcome variabel outcome

    THE PRESENT THE FUTURE

    Intervensi exposure

    BetweenGroupDesign

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    54/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 54

    Between Group Design

    Merupakan studi experimen dimana peneliti membandingkan

    outcome dari dua atau lebih kelompok yang mendapat

    intervensi yang berbeda

    Macamnya :

    true experiment design ( ada proses randomisasi)

    quasi experiment design (tidak ada proses randomisasi)

    True Experiment Design (randomized between-group design)

    nama lain RCT (Randomized Clinical Trial), untuk penelitian

    yang bersifat klinis

    meneliti hubungan variabel exposure dengan variabel outcomeE atau exposure dapat berupa : obat, program-program kesehatan,

    pelatihan, tindakan medis dan lain-lain

    D atau outcome dapat berupa: status klinis, status psikologis,

    status kesehatan, status laboratoris, status pengetahuan, dll

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    55/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 55

    Skema disain studi true experiment

    THE PRESENT THE FUTURE

    D +E +

    D -

    D +E -

    D -

    langkah-langkah :pilih sampel dari populasiukur variabel-variabel dasar (yang diduga sebagai confounder)lakukan proses randomisasiaplikasikan intervensi secara blindfollow-up kelompok-kelompok yang ditelitiukur variabel outcome pada kelompok yang diteliti secara blind

    randomisasi

    sampel

    populasi

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    56/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 56

    Langkah-langkah dalam penelitian :

    pilih sampel dari populasi

    ukur variabel-variabel dasar (yang diduga sebagai confounder)

    lakukan proses randomisasi

    aplikasikan intervensi secara blind

    follow-up kelompok-kelompok yang diteliti

    ukur variabel outcome pada kelompok yang diteliti secara blind

    Pilih sampel dari populasi :

    tugas pertama adalah menentukansiapa yang menjadi subjek untuk penelitian inidan bagaimana merekrutnyasesuaikan dengan pertanyaan penelitiankriteria internakriteria externa

    tentukan populasi studihitung sampel yang adekuattarik sampel dari populasi secara random

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    57/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 57

    Mengukur variabel-variabel dasar

    Sebelum proses randomusasi

    mengukur variabel karakteristik dasar dari seluruh individu

    pada sampel

    pertimbangkan mengukur variabel outcome

    untuk memastikan bahwa outcome belum muncul

    pada saat studi dimulai

    untuk dibandingkan dengan variabel outcome

    setelah studi berakhir

    pertimbangkan mengukur variabel-variabel yang berpotensi

    untuk menjadi konfounder

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    58/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 58

    Pengukuran variabel dasar dapat dipakai untuk mengecek apakah

    randomisasi berjalan secara baik

    dengan membandingkan distribusi frekwensi variabel-variabel dasar pada masing-masing kelompok

    apakah distribusi frekwensi variabel-variabel dasar

    terdistribusi secara equal

    kadang-kadang terdapat penelitian tidak melakukan pengukuran

    variabel dasar

    dengan anggapan randomisasi yang dikerjakan

    memastikan adanya ekualisasi

    kelemahannya adalah peneliti tidak dapat mengecek

    jika randomisasi tidak menghasilkan ekualisasi pada

    masing-masing kelompok

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    59/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 59

    Randomisasi

    menjadikan individu-individu di sampel mempunyai kesempatan

    yang sama untuk mendapat exposure (E+) atau tidak mendapatexposure (E-)variabel-variabel (karakteristik, konfounder atau variabel outcometerdistribusi hampir secara equal pada kelompok yang E + dan E -sebagai dasar untuk merencanakan analisis yang akan dilakukan,

    jika variabel-variabel yang diukur setelah randomisasi :

    tersdistribusi secara equal pada kelompok yangdibandingkan maka analisis bivariate sudah cukup

    tidak terdistribusi secara equal pada kelompok

    yang dibandingkan maka analisis multivariatedibutuhkan untuk mengontrol variabel- variabelyang belum terdistribusi secara equal

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    60/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 60

    Mengaplikasikan E secara Blind

    bila memungkinkan peneliti mendisain sedemikian rupasehingga subjek-subjek yang diteliti atau siapapun yang

    kontak dengan mereka tidak mengetahui apakah mereka

    termasuk kelompok E + atau E

    single bilnd jika hanya subjek yang diteliti yang

    tidak mengetahui

    double blind jika subjek yang diteliti dan peneliti

    yang tidak mengetahui

    triple blind jika subjek yang diteliti, peneliti, dan

    penganalisis data tidak mengetahui

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    61/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 61

    kegunaan blinding :

    randomisasi

    dapat mengeliminasi pengaruh variabel konfounderpada waktu randomisasi dilakukansetelah proses randomisasi selesai yaitu pada periodefollow-up, proses randomisasi tidak dapat lagi mengeliminasivariabel konfounder

    pada periode follow-up dapat muncul kondisi yang dapatmenimbulkan bias misal :subjek yang mengetahui dirinya mendapat E + akanmerasa lebih baik, sebaliknya subjek yang mendapat E merasa dirinya menjadi lebih parah atau sebagainya

    peneliti yang mengetahui mengenai status keterpaparanexposure pada subjek yang diteliti akanmemberikan perhatian yang berlebih atau berkurangterpengaruh pada waktu mengukur variabel outcome

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    62/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 62

    penganalisis yang mengetahui status keterpaparan exposure

    dan outcome pada subjek-subjek yang diteliti dapat mem-pengaruhi proses analisis yang dilakukannya

    untuk menghindari bias tersebut diatas, jika memungkinkan

    dilakukan proses blinding

    tidak semua penelitian eksperimen dapat dilakukan proses

    blinding

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    63/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 63

    Mengukur outcome

    variabel outcome dapat diukur dalam skala kontinyu

    ataupun kategorikaljumlah dari variabel outcome dapat lebih dari satu

    definisi operasional dari variabel outcome harus jelas

    peneliti sebaiknya telah membuat definisi operasional

    untuk variabel outcome yang mungkin muncul akibat

    adanya side effectpada studi experimen yang dilakukan

    sebaiknya blindingjuga dilakukan pada waktu mengukur

    variabel outcome

    kelengkapan data, minimal 90% baru dapat dikatan valid

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    64/70

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    65/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 65

    Skema :

    THE PRESENT THE FUTURE

    D+

    E+

    D-

    D+

    E-

    D-

    Non randomisasi

    sampelpopulasi

    langkah-langkah :pilih sampel dari populasi

    ukur variabel-variabel dasar(yang diduga sebagai confounder)aplikasikan intervensi secara blindfollow-up kelompok-kelompok yang ditelitiukur variabel outcome pada kelompok yang ditelitisecara blind

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    66/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 66

    Kelebihan dan kelemahan dari studi experimen :

    Kelebihan :

    dapat memberikan bukti kuat adanya hubungan sebab-akibat

    dapat merupakan satu-satunya disain yang sesuai dipakai misalnya

    untuk mempelajari obat-obat barudapat menghasilkan penelitian yang murah dan cepat dibanding

    penelitian observasional :

    misal studi tentang efek dari diet rendah lemak pada kadar

    kolesterol darah

    studi observasional dapat menjadi lebih lama dan mahal

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    67/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 67

    Kelemahan :

    mahal dan memakan waktu

    tidak semua pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan disain

    experimen karena :

    masalah etikafrekwensi outcome yang jarang

    standar intervensi exposure mungkin dapat berbeda dengan

    kondisi sesungguhnya di populasi

    cenderung membatasi skope penelitian

    DisainStudiIntervensi

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    68/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 68

    Disain Studi Intervensi

    THE PRESENT THE FUTURE

    D+

    E +D-

    time to follow up

    D+

    E - D-

    Stepspilih sampel dari populasipeneliti mengintervensi subjek-subjekyang diteliti

    kelompokkan menjadikelompok E + (mendapat exposure)kelompok E - (tidak mendapat exposure)

    follow -up kedua kelompokukur outcome (D+ atau D-) pada kedua kelompokbandingkan outcome pada kedua kelompok

    intervensi

    intervensi

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    69/70

    kris bantas/s1/dept epid/fkmui 69

    DISAIN STUDI EPIDEMIOLOGI ANALITIK

    Krisnawati Bantas/Dept Epidemiologi/FKMUI

  • 7/25/2019 Disain Studi Analitik

    70/70