15
Pengenalan: Budidaya Tanaman Karet (Hevea Brasilliensis) Oleh: Aprizal Alamsyah BALAI PENELITIAN SEMBAWA PUSAT PENELITIAN KARET

Diskusi seputar karet

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Diskusi seputar karet

Pengenalan: BudidayaTanaman Karet (Hevea Brasilliensis)

Oleh: Aprizal Alamsyah

BALAI PENELITIAN SEMBAWAPUSAT PENELITIAN KARET

Page 2: Diskusi seputar karet

BALAI PENELITIAN SEMBAWA SK Menteri Pertanian Nomor: 789/KPTS/9/1982 tanggal 01 April 1982

V I S IMenjadi lembaga penelitian, pengembangan dan pelayanan terkemuka, mandiri, serta berperan aktif dalam mewujudkan usaha agribisnis karet nasional yang berdaya saing tinggi, menyejahterakan, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

M I S I- Menghasilkan inovasi, merekayasa dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

diperlukan bagi pengembangan sistem dan usaha agribisnis karet untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional

- Memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian kepada pengguna

- Mendorong peningkatan kinerja industri berbasis karet di dalam negeri, melalui introduksi inovasi teknologi serta pelayanan yang proaktif

- Mendorong terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan guna mempertahankan kelestarian agroindustri dan

- Melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan kemandirian institusi secara finansial melalui kegiatan usaha yang berbasis pada kompetensi

Page 3: Diskusi seputar karet

(HEVEA BRASILLIENSIS)• Populasi Wickham dan non Wickham dan spesies hevea lainnya• Indonesia penghasil karet alam terbesar di dunia• Luas lahan karet mencapai 3 – 3,5 juta ha (terluas di dunia)

REKOMENDASI KLON KARET ANJURAN• Klon penghasil lateks. Klon yang termasuk di kelompok ini IRR 104, IRR

112, IRR 118, IRR 220, BPM 24, PB 260, PB 330, dan PB 340.• Klon penghasil lateks dan kayu, antara lain RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42,

IRR 107, dan IRR 119.• Klon anjuran untuk batang bawah. Klon kelompok ini antara lain AVROS

2037, GT 1, BPM 24, PB 260, RRIC 100, dan PB 330.

Page 4: Diskusi seputar karet

DIVISI PEMBIBITAN1. Pembangunan Batang Bawah (persiapan lahan, penanganan benih, penyemaian

benih, penanaman kecambah, pemeliharaan)2. Pembangunan Kebun Entres (penanaman, pemeliharaan, pemanenan,

pengepakan entres)3. Pembuatan Bahan Tanam (okulasi) stum mata tidur, stum mini, bibit polibeg dan

stum tinggi

Page 5: Diskusi seputar karet

Tenaga Kerja Kebun Percobaan terdiri atas:HL = Harian LepasBT = Bulanan TetapLama Jam Kerja mulai pukul 06.00 s/d 13.00 dengan upah Rp. 50.250,-/ HK

Page 6: Diskusi seputar karet

DIVISI I (KARET)Pemeliharaan TBM (penyulaman, pembuangan tunas palsu dan tunas cabang, perangsangan percabangan, pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan)

Page 7: Diskusi seputar karet

PENYADAPANTanaman mencapai matang sadap pada umur 4 – 5 tahun (dengan lilit batang 40 – 47 cm). Matang sadap kebun ditentukan dengan mengukur lilit batang semua tanaman dan apabila lilit batang ≥ 45 cm telah mencapai ≥ 60 % dari jumlah luas kebun, maka sudah siap dilakukan penyadapan.• Tinggi bukaan sadap pertama 130 cm dari tautan okulasi• Arah irisan sadap harus dari kiri atas ke kanan bawah, tegak lurus dengan pembuluh lateks• Sudut kemiringan irisan sadap yang paling baik 30o – 40o terhadap bidang datar untuk bidang sadap bawah. Sedangkan untuk bidang sadap atas dianjurkan sebesar 45o.• Panjang irisan sadap yang dianjurkan ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral).• Letak bidang sadap pada arah Timur – Barat (pada jarak antar tanaman yang pendek), hal ini bertujuan mempercepat penyadapan dan mempermudah dalam pengontrolan aliran dan tetesan lateks.• Pemasangan talang sadap 5 – 10 cm dari ujung irisan sadap bagian bawah dan mangkuk sadap dipasang pada jarak 15 – 20 cm di bawah talang sadap.

PERLU DIPERHATIKAN!•Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1 mm – 1,5 mm dari kambium diukur menggunakan Tap Sp, Sigmat atau paku yang dipipihkan.•Ketebalan irisan sadap yang dianjurkan 1,5 mm – 2 mm setiap penyadapan, agar pohon dapat disadap selama 25 – 30 tahun.•Frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk 2 tahun pertama penyadapan panjang irisan ½ S dengan frekuensi satu kali dalam 3 hari (d3) dan selanjutnya diubah menjadi satu kali dalam 2 hari (d2). Pada masa peremajaan, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dilakukan secara bebas (sadap bebas).•Waktu penyadapan sebaiknya dilakukan se-pagi mungkin menjelang fajar, karena tekanan turgor masih tinggi sehingga jumlah lateks yang keluar banyak dan kecepatan alirannya juga lebih tinggi. Tekanan turgor akan berkurang bila hari semakin siang. Idealnya waktu penyadapan dilakukan jam 05.00 – 07.30 (Junaidi dan Kuswanhadi, 2009).

Page 8: Diskusi seputar karet

DIVISI II (KARET)1. Persiapan Lahan (manual) dengan penebangan

pohon, pembajakan areal, rumpuk/ngayap akar, pengaruan

2. Pengajiran dengan jarak 6 m x 3 m3. Pola tanam, ukuran lubang 40 cm x 40 cm x 40 cm4. Pemeliharaan pada TBM

PEREMAJAAN (REPLANTING)Tanaman Karet Tua Tahun Tanam 1979 seluas 87,33 haNilai Ekonomis Kayu Karet

Page 9: Diskusi seputar karet

PERAN TANAMAN KARET TERHADAP ISU PEMANASAN GLOBAL

• Karet memiliki kanopi yang lebih lebar dan permukaan hijau daun yang luas

• 1 Batang pohon karet menyerap CO2 antara 20 – 36 gr / hari

• Pendugaan Kandungan Karbon dan Biomassa Klon GT 1 dan RRIM 100 di kebun Divisi II

• Metode penentuan, pengukuran sampel• Analisis Kadar Karbon

• Hasil dalam tabel total kandungan karbon

Persentase C organik =100 – (kadar abu + kadar air)

Faktor van biemelen

Kadar air (% air) =berat 105oC

x 100%berat contoh

Kadar abu = berat 550oC

Faktor van biemelen = 58% = 1,724

Klon

C Organik (kg)

1 pohon 1 ha (500 pohon)RRIM 600 738,63 369313,37

GT 1 574,06 287028,93

Page 10: Diskusi seputar karet

DIVISI III (KARET)1. Penyadapan2. Pemeliharaan TM (pengendalian gulma,

pengendalian hama dan penyakit)3. Mengamati pengumpulan Latek di TPH 74. Mengamati pengumpulan lum tanah

Page 11: Diskusi seputar karet

DIVISI IV (SAWIT)1. Pemeliharaan TBM dan TM2. Pemupukan3. Pemangkasan daun dan Kastrasi bunga4. Taksasi buah5. Pendodosan

DIVISI V (SAWIT)Persiapan lahan (pengukuran kedalaman rawa),

taksasi, pendodosan buah sawit, pemeliharaan TM

Page 12: Diskusi seputar karet

DIVISI PABRIKPengolahan Karet Remah1. Pembuatan Crepe dengan DEORUB2. BOKAR (Lum mangkok, Slab tipis, Blanket, Sit

angin /USS, Sit asap /RSS, Lateks pekat

Page 13: Diskusi seputar karet

PENGOLAHAN LIMBAH (Zero waste) dengan menggunakan bak penampung melalui tahap penyaringan berulang antar bak sehingga limbah tidak menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.

Page 14: Diskusi seputar karet

KEGIATAN YANG DIIKUTI

• Pelatihan Budidaya Tanaman Karet• Pelatihan Penyadapan, Pengolahan dan Pemasaran BOKAR• Kunjungan Studi Lapang ke PT. BADJA BARU (Pengolahan Karet Remah dan

Pabrik DEORUB), PT. PN VII Unit Usaha MUSI LANDAS (Pengolahan RSS (Ribbed Smoked Sheet), PT. TJAKRAWALA SEMBAWA (Pengolahan Lateks Pekat)

• Partisipasi dalam berbagai agenda kegiatan di Balai Penelitian Sembawa (Kunjungan kerja, Seminar, Diskusi, dsb)

Page 15: Diskusi seputar karet

MASALAH YANG DIAMATI

• Pemerintah dalam melaksanakan PERATURAN MENTERI PERTANIANNOMOR 38/Permentan/OT.140/8/2008 Tentang PEDOMAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN BAHAN OLAH KARET (BOKAR) masih belum maksimal

• Partisipasi petani karet dalam menghasilkan BOKAR bersih masih minim• Belum adamya formula yang tepat untuk penerapan Pola Kemitraan antara

Perusahaan Perkebunan dengan Petani (pemilik lahan)

Tinggi rendahnya tingkat kebutuhan pasar dunia akan bahan baku karet dipengaruhi sinergi lembaga penelitian dan pemerintah serta masyarakat petani dalam upaya peningkatan mutu produksi, nilai ekonomis akan meningkat seiring

kedisiplinan, keselarasan yang terpadu.

Perlu pengawasan dan pengawalan yang serius dalam pembinaan pola manajemen perkaretan yang akan berdampak langsung terhadap keberlanjutan industri karet

di Indonesia.