18

Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks
Page 2: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Analisis Kontribusi Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index pada Indeks

Harga Saham Gabungan dalam Keputusan Berinvestasi pada Saham Global

Ratih Juwita

Antoni

Ani Hidayati

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi ([email protected])

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi ([email protected])

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi ([email protected])

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan ini adalah menganalisis kontribusi indeks saham Amerika (Dow

Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG) serta mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan dan

penurunan yang diakibatkan oleh indeks saham Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang

(Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG). Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan

SPSS. Penulisan ini menggunakan data bulanan dari tahun 2014 – 2016 untuk masing-masing

variabel penelitian. Sumber data yang diperoleh indeks saham Amerika (Dow Jones Index

Average), Jepang (Nikkei 225), Hongkong (Hang Seng Index) dan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) merupakan data sekunder.

Secara simultan hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa indeks saham Amerika

(Dow Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index)

berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Penulisan ini juga mendapatkan hasil

secara parsial bahwa semua variabel mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan variabel tersebut berpengaruh dan dapat

dijadikan refrensi bagi investor yang hendak berinvestasi pada saham global.

Kata Kunci : Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index dan Indeks Harga Saham

Gabungan

ABSTRACT

Composite Stock Index (Nikkei 225 Index) and Hongkong (Hang Seng Index) on Composite

Stock Price Index (IHSG) and yields by the influence of the Jakarta Composite Index (IHSG).

Composite Stock Price Index (IHSG) Composite Stock Index (IHSG) Composite Stock Index

(Nikkei 225 Index) and Hong Kong (Hang Seng Index). The method used in this paper is to use

SPSS. This writing uses monthly data from 2014 - 2016 for each research variable. Data sources

obtained by US stock indices, Nikkei 225 Index, Hongkong (Hang Seng Index) and Composite

Stock Price Index (IHSG) are secondary data.

Simultaneously the result of this table shows stock price index, Nikkei 225 and Hongkong Index

(Hang Seng Index) Composite Stock Price Index. This writing also gets partially all the variables

Page 3: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

that have an influence on the Composite Stock Price Index. This shows the overall variables and

can be an option for investors who are in global stock.

Keywords: Dow Jones Average Index, Nikkei 225, Hang Seng Index and Composite Stock Price

Index

PENDAHULUAN

Pengaruh pasar modal membuat perekonomian suatu negara dapat tumbuh dari tahun ke

tahun. Di Indonesia pasar modal di resmikan kembali pada tahun 1977, yang membuat

pertumbuhan ekonomi bergerak cepat. Hal inilah yang melandasi pentingnya keberadaan pasar

modal di Indonesia. Selain itu, pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi para

investor atau badan yang mempunyai kelebihan modal. Adanya pasar modal memberikan ruang

kepada perusahaan go publik untuk menarik investor menanamkan modalnya di Indonesia.

Wadah penghubung antara pihak pemodal dan emiten (perusahaan yang memperoleh dana di

pasar modal) yang menjadi efisien karena pasar modal. Pasar modal merupakan tolak ukur dari

keadaan perekonomian suatu negara. Pergerakan naik ke atas menandakan keadaan ekonomi

negaranya sangat baik. Sebaliknya, jika pergerakan turun ke bawah menandakan ekonomi

negaranya cenderung bergerak turun ke bawah. Saham yang dijadikan penentu dalam pasar

modal adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan dan

kekayaan perseroan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek Indonesia. Saham

merupakan salah satu produk pasar modal yang menjadi salah satu instrument investasi untuk

jangka panjang.

Pembelian di bursa saham sebagai investor harus mempunyai informasi yang berkaitan

dengan efek yang akan di perjualbelikan. Akan tetapi, dengan adanya hubungan Indonesia

dengan negara lain, menurut ( Mansur, 2005) menyatakan bahwa ekonomi negara yang lebih

kuat mempunyai kecenderungan untuk mendominasi negara yang perekonomiannya lebih lemah.

Berkaitan dengan pengaruh bursa saham dari negara maju, maka penting untuk menjadikan

pasar modal Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang (NIKKEI 225) dan Hongkong (Hang

Seng Index) sebagai contoh dari negara dengan perkembangan bursa saham dari negara maju

tersebut. Selain itu ketiga indeks saham luar negeri ini adalah indeks dari bagian negara anggota

G20. Peneliti hanya mengambil sebagian indeks dari negara G20 karena ketiga indeks saham ini

termasuk indeks saham dengan market capitalization besar di dunia serta banyak investor asing

datang dari ketiga negara tersebut.Kemudian, pasar saham Jepang, Amerika Serikat, dan

Hongkong memiliki kausalitas satu arah secara Granger dengan pasar saham Indonesia. Baik itu

berupa ekspor atau impor saja.

Page 4: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Sumber : https://www.bloomberg.com/markets/stocks

Gambar 1

Pergerakan Indeks Saham di Amerika tahun 2013-2016

Dari gambar 1.1 dapat dilihat bahwa DJIA merupakan salah satu dari indeks saham dengan

pengaruh yang tinggi di dunia untuk kawasan Amerika dan dunia. Dow Jones Industrial Average

(DJIA) merupakan indeks pasar Amerika tertua yang masih berjalan sampai sekarang ini. Dow

Jones indeks dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui performa komponen industri

dari pasar saham di Amerika. Indeks tersebut merupakan rata-rata indeks terbesar di dunia

sehingga pergerakan indeks Dow Jones mempunyai pengaruh dan peran penting dalam

pergerakan IHSG.

Sumber : https://www.bloomberg.com/markets/stocks

Gambar 2

Pergerakan Indeks Saham Asia Pasific tahun 2013-2016

Dari gambar 1.2 diketahui bahwa untuk kawasan asia pasifik Jepang dan Hongkong

merupakan dua negara dengan indeks saham yang berpengaruh di dunia. Nikkei 225 sudah ada

sejak tahun 1950 merupakan indeks yang dimiliki oleh negara jepang terdiri dari 225 perusahaan

yang terpilih dengan persyaratan tertentu. Antara tahun 1975-1985 Nikkei 225 sempat dikenal

dengan sebutan ‘Dow Jones Nikkei Stock Average’. Hal tersebut membuktikan bahwa bursa

saham Jepang memiliki pertumbuhan yang sangat baik di kawasan Asia. Keterikatan dengan

Indonesia melalui ekspor dan import dapat dijadikan dampak atau pengaruh terhadap pergerakan

indeks saham di Indonesia.

Page 5: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Indeks Hang Seng Index adalah sebuah indeks pasar sahamberdasarkan kapitalisasi di Bursa

Saham Hong Kong. Indeks ini digunakan untuk mendata dan memonitor perubahan harian dari

perusahaan-perusahaan terbesar di pasar saham Hong Kong dan sebagai indikator utama dari

performa pasar di Hong Kong. Ke-34 perusahaan tersebut mewakili 65% kapitalisasi pasar di

bursa ini. Sebagai negara maju, Hongkong memilki jumlah kurs valas ( Valuta Asing ) yang

tinggi di banding Amerika dan juga Jepang terhadap Indonesia. Kegiatan kerja sama dalam

bidang ekspor impor, dan tenaga kerja memperkuat landasan tentang kedekatan pengaruh

Hongkong terhadap pegerak Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) Indonesia. Ketiga indeks

saham tersebut mempunyai pergerakan saham yang sangat fluktuatif disetiap tahunnya berikut

pergerakan dari indeks saham Amerika (DJIA), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (HSI).

Gambar 3

Perkembangan Indeks Saham DJIA, Nikkei 225 dan Hang Seng Index

Kondisi pasar modal mengalami peningkatan (Bullish) dan penurunan (Bearish)keadaan

tersebut akan terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercermin dalam pergerakan

indeks. Di Indonesia indeks tersebut lebih dikenal dengan sebutan Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). IHSG sering dijadikan sebagai acuan guna melihat pergerakan pasar saham

secara keseluruhan. Selain itu, indeks saham mempunyai fungsi sebagai pengukur kinerja pasar

saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Melalui IHSG investor dapat mengetahui

keadaan pasar modal yang sedang terjadi sehingga lebih mudah dalam mengambil keputusan

untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Berkaitan dengan bursa saham global,

pergerakan indeks saham dapat di pengaruhi oleh bursa saham negara lain. Seperti yang ada

dalam Mauliano (2009) meneliti variabel Indeks Bursa Asing ( Dow Jones, NYSE, FTSE, STI,

NIKKEI 225, KOSPI, Hang Seng, KLSE), Harga Minyak Dunia, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar

Rupiah atas Dollar Amerika terhadap IHSG dengan metode regresi linier berganda. Periode

penelitian adalah dari tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks Dow Jones,

KOSPI, Hang Seng, KLSE, Harga Minyak, SBI dan inflasi lebih dominan dalam mempengaruhi

pergerakan IHSG.

METODOLOGI PENELITIAN

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

IHSG DJIA N225 HIS

Page 6: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Objek pada penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai variabel

dependen dan indeks saham Amerika (Dow Jones Index Average), indeks saham Jepang (Nikkei

225) dan indeks saham Hongkong (Hang Seng Index) sebagai variabel independen.

Populasi dalam penelitian ini adalah negara yang tergabung pada World Trade

Organization (WTO). Amerika, Jepang dan Hongkong merupakan salah satu dari negara maju

yang tergabung di WTO. Selain itu, Indeks Harga Saham pada bursa Amerika (Dow Jones Index

Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) memiliki pengaruh terhadap

indeks sham global. Dengan menggunakan periode 2014 sampai 2016 untuk mengetahui kondisi

bursa saham pada 3 tahun sebelumnya. Dipilihnya indeks harga saham di beberapa negara

termasuk di Indonesia sebagai populasi karena data tersebut merupakan data yang tepat untuk

melakukan penelitian.

Teknik sampel yang dilakukan dalan penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling yaitu dengan pengambilan sampel tertentu.Berdasarkan kriteria yang diinginkan dalam

penelitian ini, yaitu hubungan bilateral negara, keadaan perekonomian negara, hubungan dalam

bidang ekspor-impor dan pengaruh indeks saham terhadap ekonomi global. Maka diperoleh

sampel dalam penelitian ini yaitu 4 sampel indeks bursa saham yang telah memenuhi kriteria

yang ditentukan. Indeks tersebut yaitu Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index

dan Indeks Harga Saham Gabungan.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG). Data IHSG diperoleh dari www.idx.com. Penelitian ini menggunakan data

indeks harga penutupan bulanan selama 3 tahun yang dimulai dari tanggal 1 Januari 2014 sampai

31 Desember 2016. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Indeks Saham Amerika yaitu Dow Jones Index Average (DJIA)

2. Indeks Saham Jepang yaitu Nikkei 225

3. Indeks Saham Hongkong yaitu Hang Seng Index (HSI)

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan studi pustaka yang

diperoleh dari berbagai sumber seperti, jurnal, internet, tesis dan penulisan ilmiah yang

mendukung dalam penelitian ini.

Teknik analisis yang digunakan adalah analasis data kuantitatif menggunakan regresi

linier berganda dengan menggunakan program SPSS dan Statistik deskriptif .

UjiNormalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan

variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini normalitas data diuji

dengan menggunakan uji kolmogorov-Smirnov test. Pengambilan kesimpulan bahwa data

terdistribusi secara normal dapat diketahui dengan melihat signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed))

yang lebih besar dari 0,05. Adapun cara lainnya terlihat pada Histrogram dan Normal Probability

Plot, yang mana distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang

menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013).

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak bias. Model regresi yang

baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal

mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi.

Page 7: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas adalah adanya suatu hubungan linear yang sempurna antara

beberapa atau semua variabel independen. Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Nilai cut-off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau

sama dengan VIF ≥ 10.

Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada table D-W, yang bisa dilihat pada buku

statistic yang relevan. Namun demikian, secara umum bisa diambil patokan. Kriteria uji Durbin-

Watson ini, sebagai berikut:

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi positif.

Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED di mana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y) prediksi - Y sesungguhnya yang telah di-

studentized. Dasar analisisnya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi

heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada

sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Interpretasi Persamaan Multiregresi

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi berganda.

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara tingkat Indeks DJIA, Indeks

STI, Indeks SSEC, tingkat inflasi, harga minyak mentah dunia, dan kurs rupiah terhadap US$

terhadap IHSG. Seberapa besar variable independen mempengaruhi variable dependen dihitung

dengan menggunakan persamaan analisis regresi berganda berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝜖

Keterangan:

𝑌 =IHSG

𝛼 = Konstanta

𝛽 = Koefisien garis regresi

𝑋1 = Indeks DJIA

𝑋2 =Indeks Nikkei 225

𝑋3 =Indeks HSI

𝜖 =standar error

Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

Page 8: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Pengujian secara parsial (uji t) pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2010)

dengan kriteria sebagia berikut :

a. Apabila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji besarnya persentase variasi variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R Square (koefisien

deteminasi) adalah antara nol dan satu, nilai yang besar berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin kuat. Nilai R yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel

dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen

HASIL DAN PEMBAHASAN

Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga

Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham

yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)).

Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga

saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen

yang tercatat di BEI.

Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal

tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13

saham. Sunariyah (2003 : 147), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian

informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan

mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di

bursa efek. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rata-Rata IHSG= Jumlah IHSG periode harian selama 1 bulan

Jumlah periode waktu selama 1 bulan

Analisis Statistik Deskriptif

Deskripsi statistik digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam

penelitian ini serta menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, dan nilai rata-rata dari

masing-masing variabel. Dalam penelitian ini data sekundervariabelnya meliputi variabel IHSG,

Page 9: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Dow Jones Industrial AverageIndex, NIKKEI 225 dan Hang Seng Index.Hasil olah data

deskriptif dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1

Deskriptif Statistik

VARIABEL N Min Max Mean

IHSG 36 8.35 8.61 8.51

DJIA 36 9.66 9.89 9.76

N225 36 9.57 9.93 9.75

HSI 36 9.86 10.24 10.03

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah modelregresi, variabel

dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyaidistribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah distribusi data normalatau mendekati normal. Untuk menguji

normalisasi data ini menggunakan metodeanalisis grafik dan melihat Normal Probability Plot.

Berikut ini hasil uji Normal Probability Plot seperti gambar 6 bawah ini:

Gambar 4.2.2

Gambar 4

P-Plot Uji Normalitas

Page 10: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Hasil pengujian normalitas juga didukung dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Deteksi

normalitas berdasarkan Kolmogorof Smirnov (K-S),pengukurannya jika nilai asymp. Sig. Z

Kolmogorov Smirnov lebih tinggi darialfa (α) yang ditetapkan (5%), maka dikatakan tidak ada

masalah normalitas, ataudikatakan data terdistribusi normal (Ghozali, 2007:114). Hasil

pengujiannormalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov ditunjukkan pada tabel 4.2.2 berikut:

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Swirnov Test

Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean 8.5064599

Std.

Deviation

.06759109

Most Extreme

Differences

Absolute .132

Positive .066

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z .132

Asymp. Sig. (2-tailed) .114

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Dengan menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-

tailed) atau nilai signifikansi uji tersebut sebesar 0,114 lebih besar dari derajat kesalahan yang

dikehendaki yaitu sebesar> 0,05. Dengan demikian datayang digunakan dalam regresi

berdistribusi normal.

Uji Asumsi Klasik

Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen.Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, dapat dilihat dari Tolerance

dan Value Inflation Factor (VIF). Apabila nilai Tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka terjadi

multikoliniaritas, sebaliknya jika nilai Tolerance ≥0,10 dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas adalah sebagau berikut:

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Page 11: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

DJIA .728 1.374

N225 .664 1.506

HSI .864 1.157

Sumber:Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Dari tabel 4.2.3.1 diperoleh hasil yang menunjukan bahwa nilai Tolerance untuk variabel

DJIA sebesar 0,728, N225 sebesar 0,664 dan untuk HSI sebesar 0,864. Sedangkan hasil dari VIF

dari masing-masing variabel adalah DJIA sebesar 1.374, N225 sebesar 1,506 dan HSI sebesar

1,157. Tolerance dari ketiga variabel tersebut menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan ≥ 0,01

dan untuk nilai VIF ≤ 10 maka, dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel tersebut terbebas dari

masalah multikolinearitas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel independen dan

dinyatakan bahwa uji mutikolinearitas terpenuhi.

Uji Autokorelasi

Metode pengujian yang digunakan adalah uji Durbin Watson (uji DW).Kriteria untuk

menentukan tidak adanya autokorelasi dalam penelitian adalah nilai uji Durbin Watson berada di

kisaran -2 sampai 2 berikut hasil dari penelitian:

Tabel 4.

Hasil Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.230

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Berdasarkan tabel 4 nilai uji DW sebesar 1,230 dapat diketahui bahwa termasuk dalam

kriteria -2 ≤ 2, hal ini berarti dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi dan syarat tidak

terjadinya autokorelasi dalam pengujian ini dapat dipenuhi.

Uji Heteroskedastisitas

Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teraturmaka mengindikasikan

terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yangjelas dan titik-titik yang ada menyebar di

atas dan di bawah angka nol pada sumbuY, maka mengindikasikan tidak terjadinya

heteroskedastisitas.Hasil pengujian heterokesdastisitas terlihat pada hasil uji Scatterplot dapat

dilihat pada gambar 5 sebagai berikut :

Page 12: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Gambar 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Dari gambar di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atasmaupun di

bawah angka nol pada sumbu Y (Regression Studentized Residual). Heteroskedastisitas tidak

terjadi jika data terpencar di sekitar angka nol padasumbu Y dan tidak membentuk suatu pola

atau tren garis tertentu. Oleh karena itu berdasarkan uji heterokedastisitas menggunakan metode

analisis grafik, padamodel regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas.

Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda adalah hubungan secara linier atau dua variabel atau lebih

variabel (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini digunakan untuk mengetahui

hubungan positif atau negatif antara variabel independen dengan dependen sehingga dapat

diprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan

atau penurunan. Berikut ini adalah hasil uji regresi linier berganda dengan mengolah data

menggunakan SPSS yang disajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.747 1.476

DJIA 1.063 .163 .766

N225 -.324 .080 -.499

STI .401 .087 .499

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi berganda untuk IHSG adalah

sebagai berikut :

𝐘 = −𝟐, 𝟕𝟒𝟕 + 𝟏, 𝟎𝟔𝟑 𝐃𝐉𝐈𝐀 − 𝟎, 𝟑𝟐𝟒 𝐍𝟐𝟐𝟓 + 𝟎, 𝟒𝟎𝟏𝐇𝐒𝐈 + 𝛜

Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat diartikan sebagai berikut :

1. Konstanta sebesar -2,747 artinya jika bursa saham DJIA (X1), N225 (X2), dan HSI (X3)

bernilai nol, maka IHSG (Y) nilainya sebesar -2,747. Koefisien bernilai negatif artinya

bahwa ada rentang nilai yang cukup jauh antara variabel independen (X) dengan variabel

dependen (Y). Selain itu, pada dasarnya regresi digunakan untuk memprediksi nilai Y

Page 13: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

berdasarkan nilai perubahan X, maka nilai dari konstanta dapat diabaikan sedangkan

yang menjadi perhatiannya adalah hasil dari nilai X.

2. Koefisien bursa saham DJIA (X1) sebesar 1,063, artinya jika variabel independen lain

nilainya tetap dan bursa saham DJIA mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG

mengalami kenaikan sebesar 1,063. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

positif antara DJIA dan IHSG.

3. Koefisien bursa saham N225 (X2) sebesar -0,324 artinya jika variabel independen lain

nilainya tetap dan bursa saham N225 mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG

mengalami penurunan sebesar -0,324. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan

negatif antara N225 dan IHSG.

4. Koefisien bursa saham HSI(X3) sebesar 0,401, artinya jika variabel independen lain

nilainya tetap dan bursa saham HSI mengalami kenaikan 1 satuan, maka IHSG

mengalami kenaikan sebesar 0,401. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan

positif antara HSI dan IHSG.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh antar variabel

DJIA, NIKKEI 225 dan HSI sebagai variabel bebas (X) terhadap IHSG sebagai variabel terikat

(Y). Berikut ini adalah hasil pengujian hipotesis:

Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Tabel 6

Hasil Uji F

Variabel F Hitung Sig. F Simpulan

DJIA, Nikkei 225, HSIIHSG 22,442 ,000b Berpengaruh

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F-hitung adalah sebesar 22,442

dengan melihat probabilitas (Sig.) yang lebih kecil dari taraf signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05),

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan variabel-variabel independen secara bersama-

sama memiliki pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan, sehingga model persamaan

yang diajukan dapat diterima.

Uji t

Untuk mengetahui pengaruh secara parsial, dapat dilakukan dengan uji t yang berfungsi

untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independent dengan variabel dependent secara

parsial dengan sig = 5% dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika sig t > 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak (tidak berpengaruh)

Jika sig t < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima (berpengaruh)

Tabel 7

Hasil Uji t

Page 14: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Model T Hitung Sig. T Simpulan

1 (Constant) -1.861 .072

DJIA 6.511 0.000 Berpengaruh

N225 -4.052 0.000 Berpengaruh

HSI 4,627 0.000 Berpengaruh

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Berdasarkan tabel 4.2.5.2, hasil hipotesis penelitian pengaruh bursa saham DJIA, NIKKEI

225, dan HSI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan secara parsial akan dibahas sebagai

berikut:

1. Uji variabel Dow Jones Index Average (X1) terhadap IHSG

Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

variabel bursa saham DJIA secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan.

2. Uji variiabel Nikkei 225 (X2) tehadap IHSG

Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

variabel bursa saham NIKKEI 225 secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan.

3. Uji variabel Hang Seng Index (X3) terhadap IHSG

Nilai probabilitas (Sig.) dari tabel 4.11 mempunyai hasil yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (Sig. = 0,000 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan

variabel bursa saham HSI secara parsial berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan.

Dapat disimpulkan bahwa hasil dari tabel 4.11 secara pasrial semua indeks bursa saham

Amerika (Dow Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index)

berpengaruh terhadap IHSG.

Koefisien Determinasi R2

Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara simultan digunakan R2. Koefisien

determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai R2 adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuanvariabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas.

Nilai yangmendekati satu berarti variabel–variabel dependen memberikan hampir semua

informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007:83).

Berikut hasil uji koefisien determinasi yang diolah menggunakan SPSS yang disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Std. Error of

Page 15: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Square the Estimate

1 ,823a ,678 ,648 ,04012286

Sumber: Data Sekunder yang diolah dengan software SPSS 22.0

Koefisien determinasi pada kolom Adjusted R Square sebesar 64,8% nilai tersebut

menunjukan besarnya peranan atau kontribusi dari variabel-variabel independen seperti bursa

saham Amerika, Jepang dan Hongkong mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Indeks

Harga Saham Gabungan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 35,2% dijelaskan oleh variabel

lainnya yang tidak termasuk kedalam model regresi. Variabel lain dapat berupa faktor ekonomi

makro seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah uang yang beredar, kurs, inflasi, faktor internal

perusahaan, faktor eksternal perusahaan, faktor ekonomi global seperti harga emas dunia, harga

minyak dunia, indeks saham negara lainnya maupun faktor-faktor yang lain.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diolah, analisa dan hasil pembahasan yang dilakukan dalam

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dow Jones Index Average berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

Jika Indeks saham Dow Jones Index Average mengalami kenaikan maka Indeks Harga

Saham Gabungan akan mengalami kenaikan.

2. Nikkei 225berpengaruh negatif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jika indeks

saham Nikkei 225 mengalami kenaikan maka Indeks Harga Saham Gabungan akan

mengalami penurunan.

3. Hang Seng Index berpengaruh positif terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jika

indeks saham Hang Seng Index mengalami kenaikan maka Indeks Harga Saham

Gabungan juga akan mengalami kenaikan.

4. Dow Jones Index Average, Nikkei 225, Hang Seng Index berpengaruh positif terhadap

Indeks Harga Sahaam Gabungan.

Saran

1. Untuk indeks saham DJIA terhadap IHSG yang memiliki pengaruh positif.

Pemerintah selaku pengambil kebijakan makro serta investor di pasar saham bisa

menggunakan model leading indicator untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi

Indonesia agar mempertahankan nilai indeksnya terhadap DJIA. 2. Untuk indek saham Nikkei 225 yang berpengaruh negatif. Pemerintah dan pelaku

bisnis dapat melakukan kegiatan ekspor impor tanpa adanya kaitan karena indeks

saham yang tidak saling berkaitan. 3. Untuk saham HSI yang bepengaruh positif terhadap IHSG. Penelitian selanjutnya

harus lebih mendetailkan alasan kenapa memilih HSI. Selain itu, karena Hongkong

merupakan salah satu negara maju yang memiliki nilai indeks saham yang tinggi. 4. Untuk ketiga indeks saham memiliki pengaruh positif. Penelitian selanjutnya harus

menambahkan indeks saham tambahan dan periode yang lebih panjang. Agar

penelitian memiliki nilai yang signifikan.

DAFTAR PUSTAKA Achsani, N.A. 2000. Mencermati Kejatuhan Indeks Dow Jones: Akankah Indeks BEJ

Ikut Terseret?. Postdam: University of Potsdam.

Page 16: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Adityara, Elvin. 2012. Pengaruh Pasar Saham Dunia terhadap Pasar Saham Indonesia.

Jurnal Etikonomi. Volume 11, No. 2. Hal 108-125.

Ang, R. 1997. Buku pintar pasar modal Indonesia, MediaSoft Indonesia.

Astuti, Ria., Ariatni., Hari. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai

Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional terhadap IHSG.

Diponegoro Journal of Social and Politic of Science.

Fama E. 1970. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical

Work.Journal of Finance. 25: 383-417.

Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

BP Undip.

Hartanto, A. 2013. Analisa Hubungan Indeks Saham antar Negara G20 dan Pengaruh

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Finesta. Vol. 1, No. 2. Hal 136-140

Haryogo, A. 2013. Pengaruh Nilai Tukat dan Indeks Dow Jones Terhadap Composite

Index di Bursa Efek Indonesia. Finesta. Vol. 1, No. 1. Hal 1-6

Hasibuan, A.F. 2009. Pengaruh Nilai Tukar Mata Uang Dan Indeks Harga Saham

Global Terhadap Pergerakan IHSG. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Husnan, S. 2003. Dasar-Dasar Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP-

AMP YKPN

Mansur, M. 2005. Pengaruh Indeks Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode Tahun 2000-2002.

Sosiohumaniora, Vol. 7, No. 3, November 2005 : 203 – 21.

Mauliano, D.A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Depok:

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

Muh. Yunus Kasim. 2010. Pengaruh Indeks Harga Saham Regional Terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia. Media Litbang Sulteng. Vol. III,

No. 1, Mei, hal. 27 – 32.

Muzammil, Ahmad 2011. Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Asia Tenggara

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

Pramushinta dan Suhendra, 2011. “Analisis Pengaruh Pergerakan Indeks Bursa

Asing, Tingkat Inflasi, Harga Minyak Mentah Dunia, Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar

Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEI”.

Page 17: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

Pratomo, Wahyu Ario dan Christa Ruth. 2012. Analisis Pengaruh Indeks

HargaSaham Di Bursa Global Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di BEI.

Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 1, No. 8

Saputro. 2009. Analisis Pengaruh Lima Indeks Bursa Dunia terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas

Gunadharma. Depok.

Shevanda, F. T. 2013. Pengaruh Dow Jones Industrial Average, Deutscher

Aktienindex, Shanghai Times Index terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di

Bursa Efek Indonesia (Periode 2010 – 2012). Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya, Malang.

Siamat, Dahlan. 1999. Manajemen lembaga keuangan, edisi kedua, Jakarta: LPFEUI.

Sutanto., Murhadi., Ernawati. 2013. Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow

Jones, dan Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di

BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.

Tamara. 2013. Pengaruh Dow Jones Industrial Average, Deutscher Aktienindex,

Shanghai Stock Composite Index dan Straait Times Index terhadap Indeks Harga

Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode (2010-2012). Jurnal Administrasi

Bisnis Profit, 6(2).

Utama, I Wayan.A.B dan Artini, L.G.S. 2015. Pengaruh Indeks Bursa Dunia Pada

Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi

Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 9, No. 1.

Widoatmodjo, Sawidji & Blikolong, J.B. 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal:

Pengetahuan Dasar. Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika.

Wondabio, L.S. 2006. Analisa Hubungan Index Harga Saham Gabungan (IHSG)

Jakarta (JSX), London (FTSE), Tokyo (Nikkei) Dan Singapura (SSI) Pendekatan

Model Ekonometri – Autocorrelation Condition Heteroscedasticity (Arch) /

Generalized Autocorrelation Condition Heteroscedasticity (Garch) Dan Vector

Autoregression (Var) - Suatu Studi Empiris Tahun 2000 – 2005. Simposium Nasional

Akuntansi 9 Padang tanggal 23-26 Agustus 2006.

Yuliana, Subastine. 2010. Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Harga

Saham Luar Negeri terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Indonesia (BEI). DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya. Vol.11,

No 2.

Sumber Internet:

www.idx.co.id

UU. No 20 th 1995

Page 18: Dow Jones Index Average - Gunadarmaantoni.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4842/...Jones Index Average), Jepang (Nikkei 225) dan Hongkong (Hang Seng Index) terhadap Indeks

www.bloomberg.com

www.-stat.wharthon.uppenn.edu

www.hangseng.com

http://belajarinvestasi.com/dasar-stock-index/sejarah-index.html

http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/12/tabel-f.html

http://www.mahadanalearning.com/2nd/artikel/pasar-modal/141-mengenal-indeks-

dow-jones.html

http://belajarinvestasi.com/dasar-stock-index/sejarah-index.html

https://shantycr7.blogspot.co.id/2013/07/tabel-daftar-nilai-distribusi-t-

lengkap.html?m=0

www.id.tradingeconomics.com/indonesia/stock-market (Diakses pada tanggal 27 Mei

2016)

http://www.gomarketingstrategic.com/2016/06/pengertian-indeks-harga-saham-

gabungan.html

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EJKSE&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=2

015&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EDJI&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=20

15&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5EN225&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=2

015&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)

http://finance.yahoo.com/q/hp?s=%5ESTI&a=00&b=1&c=2011&d=11&e=31&f=20

15&g=m (Diakses pada tanggal 24 Mei 2016)