14
Analisis Laporan Keuangan Wisnu Adi Nugroho (0109U301) Muhammad Faris Santosa (0111U275) Achmad Rizki Zakaria (0112U010) Ari Sulistyono (0112U368) 1

earning manajemen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen laba salah satu pelajaran yang ada di Analisis Penggunaan Laporan Keuangan

Citation preview

PPh 21, 26

Analisis Laporan KeuanganWisnu Adi Nugroho (0109U301)Muhammad Faris Santosa (0111U275)Achmad Rizki Zakaria (0112U010)Ari Sulistyono (0112U368)

1Pengertian Earnings ManajemenEarning managementmerupakan tindakan manajer untuk meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.

Menurut Healy dan Wahlen,earnings managementterjadi ketika para manajer menggunakan keputusannya dalam pelaporan keuangan dan dalam melakukan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan baik untuk menimbulkan gambaran yang salah bagi stakeholder tentang kinerja ekonomis perusahaan, ataupun untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan.

2Motivasi Earnings Management

Motivasi bonus, yaitu manajer akan berusaha mengatur laba bersih agar dapat memaksimalkan bonusnya. Motivasi kontrak, berkaitan dengan utang jangka panjang, yaitu manajer menaikkan laba bersih untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami technical default Motivasi politik, aspek politis ini tidak dapat dilepaskan dari perusahaan, khususnya perusahaan besar dan industri strategis karena aktivitasnya melibatkan hajat hidup orang banyak. Motivasi pajak, pajak merupakan salah satu alasan utama perusahaan mengurangi laba bersih yang dilaporkan3Pergantian CEO (Chief Executive Officer), banyak motivasi yang timbul berkaitan dengan CEO, seperti CEO yang mendekati masa pensiun akan meningkatkan bonusnya, CEO yang kurang berhasil memperbaiki kinerjanya untuk menghindari pemecatannya, CEO baru untuk menunjukkan kesalahan dari CEO sebelumnya.Penawaran saham perdana (IPO), manajer perusahaan yang going public melakukan earning management untuk memperoleh harga yang lebih tinggi atas sahamnya dengan harapan mendapatkan respon pasar yang positif terhadap peramalan laba sebagai sinyal dari nilai perusahaan.Motivasipasar modal, misalnya untuk mengungkapkan informasi privat yang dimiliki perusahaan kepada investor dan kreditor.

4Strategi Earnings Management

Taking a bath

Terjadinya taking a bath pada periodestressatau reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru. Bila perusahaan harus melaporkan laba yang tinggi, manajer dipaksa untuk melaporkan laba yang tinggi, konsekuensinya manajer akan menghapus aktiva dengan harapan laba yang akan datang dapat meningkat. Bentuk ini mengakui adanyabiayapada periode yang akan datang sebagai kerugian pada periode berjalan, ketika kondisi buruk yang tidak menguntungkan tidak dapat dihindari pada periode tersebut. Untuk itumanajemen harus menghapus beberapa aktiva dan membebankan perkiraan biaya yang akan datang pada saat ini serta melakukan clear the desk, sehingga laba yang dilaporkan di periode yang akan datang meningkat.

5 Income minimizationBentuk ini mirip dengan taking a bath, tetapi lebih sedikit ekstrim, yakni dilakukan sebagai alasan politis pada periode laba yang tinggi dengan mempercepat penghapusan aktiva tetap dan aktiva tak berwujud dan mengakui pengeluaran-pengeluaran sebagai biaya. Pada saat profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapat perhatian secara politis, kebijakan yang diambil dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak berwujud, biaya iklan dan pengeluaran untuk penelitian danpengembangan, hasil akuntansi untuk biaya eksplorasi.Income maximizationTindakan ini bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Perencanaan bonus yang didasarkan pada data akuntansi mendorong manajer untuk memanipulasi data akuntansi tersebut guna menaikkan laba untuk meningkatkan pembayaran bonus tahunan. Jadi tindakan ini dilakukan pada saat laba menurun. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang mungkin akan memaksimalkan pendapatan6Income smoothingBentuk ini mungkin yang paling menarik. Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Teknik untuk merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok (Setiawati dan Naim, 2000). Pertama yaitu memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi, antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi. Kedua yaitu mengubah metode akuntansi. Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metode depresiasi aktiva tetap yaitu dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus. Ketiga yaitu menggeser periode

7Pengukuran Earnings ManagementManajemen laba dapat diukur dengan model DA. Model ini menjelaskan bahwa manajer memiliki diskresi untuk menggunakan akuntansi akrual sebagai alat pengelolaan laba (Jones 1991). Model Jones mengasumsikan bahwa perubahan pendapatan dan aktiva tetap bruto merupakan akrual yang ditimbulkan dari transaksi ekonomi perusahaan dan bersifat tidak dapat dikelola (unmanaged); dalam hal ini, perubahan pendapatan dan aktiva tetap bruto mencerminkan perubahan modal kerja dan biaya penyusutan. Model Jones meregresikan total accruals sebagai fungsi dari perubahan pendapatan dan aktiva tetap. Koefisien regresi ini digunakan untuk mengestimasi NDA. Residual regresi dianggap sebagai DA. Dengan asumsi bahwa perubahan penjualan kredit merupakan peluang manajemen laba, Dechow et al. (1995) memodifikasi model Jones, dengan membuat penyesuaian bahwa perubahan pendapatan harus dikurangi perubahan piutang. Penyesuaian ini untuk mengendalikan kebijakan penjualan kredit.8Model Jones modifikasian ini diformulasikan sebagai berikut :DAit/Ait-1 = TAit/Ait-1 [(50(1/Ait-l ) +(M[(AREVit ARECit)/Ait-l[ +(32(PPEit / Ait-1)]DAit = discretionary accruals perusahaan i pada tahun t,Ait-1 = total aktiva perusahaan i pada tahun t-1,TAi t = total akrual perusahaan i pada tahun t,AREVit = perubahan pendapatan perusahaan i dalam tahun t,ARECit = perubahan piutang usaha perusahaan i dalam tahun t, danPPEit = aktiva tetap bruto perusahaan i pada tahun t.

9KASUS MANAJEMEN LABA PT INDOFARMA Tbk

Pada umumnya setiap perusahaan selalu berusaha untuk memaksimumkan keuntungan yang diperolehnya. Berbagai strategi diterapkan guna mencapai tujuan tersebut. Perusahaan akan selalu menjaga agar kinerjanya terlihat baik di mata para stakeholdernya. Namun pada kenyataannya, perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai kendala yang bisa menyebabkan penurunan kinerja bahkan kesulitan keuangan hingga akhirnya bangkrut. Dan tentu saja perusahaan akan berusaha untuk menutupi kondisi tidak sehat tersebut dari para stakeholdernya. Salah satunya adalah dengan cara earning management (manajemen laba). Laba diatur sedemikian rupa supaya sesuai dengan tujuan perusahaan. Salah satu contohnya adalah pada PT Indofarma Tbk.Cikal bakal PT. Indofarma dimulai pada saat didirikannya yaitu pada tahun 1918, dimulai dari pabrik kecil dengan fasilitas terbatas yang hanya dapat memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut, untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda. Seiring dengan bertambahnya fasilitas produksi untuk tablet dan injeksi, pabrik kecil ini mulai dikenal dengan nama Pabrik Obat Manggarai. Pada tahun 1979, Pabrik Obat Manggarai berubah status menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dimana bertugas untuk memproduksi obat untuk pemerintah. Yang kemudian pada tahun 1981, Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia berubah status menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma (disingkat Perum Indofarma). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 34 tahun 1995, Perusahaan Umum Indonesia Farma berubah status menjadi PT. Indofarma (Persero). Pada tahun 2001, PT. Indofarma (Persero) berubah status menjadi perusahaan terbuka dengan nama PT. Indofarma (Persero) Tbk, dengan melakukan penawaran saham perdana sebesar 20% kepada masyarakat dan mencatatkan seluruh saham Perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode saham INAF.10Kasus ini bermula dari adanya penelaahan Bapepam mengenai dugaan adanya pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal terutama berkaitan dengan penyajian laporan keuangan yang dilakukan PT Indofarma Tbk. Dari hasil penelitian, Bapepam menemukan bukti-bukti di antaranya, nilai Barang Dalam Proses dinilai lebih tinggi dai nilai yang seharusnya (overstated) dalam penyajian nilai persediaan barang dalam proses pada tahun buku 2001 sebesar Rp 28,87 miliar. Akibatnya harga Pokok Penjualan mengalami understated dan laba bersih mengalami overstated dengan nilai yang sama. Bapepam menilai ada ketidaksesuaian penyampaian laporan keuangan dengan pasal 69 UU Pasar Modal, angka 2 huruf a Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7, Pedoman Standar Akuntan Publik. Dan selanjutnya sanksi administrasi diberikan berdasarkan pasal 5 huruf n UU No 8 tahun 1995 tentang pasar modal jo Pasal 64 Peraturan Pemerintah No 12 tahun 2004 tentang penyelenggaraan kegiatan di pasar modal.Bapepam mendenda mantan Direksi Indofarma sebesar Rp 500 Juta. Bapepam memutuskan memberi sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 500 juta kepada direksi PT Indofarma Tbk yang menjabat pada periode terbitnya laporan keuangan tahun 2001. Selain itu kepada Direksi PT Indofarma juga diperintahkan 3 hal. Pertama, segera membenahi dan menyusun sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi perusahaan yang memadai untuk menghindari timbulnya permasalahan yang sama di kemudian hari. Kedua, menyampaikan laporan perkembangan atas pembenahan dan penyusunan sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi perseroan secara berkala setiap akhir bulan kepada Bapepam. Dan ketiga, menunjukan akuntan publik yang terdaftar di Bapepam untuk melakukan audit khusus untuk melakukan penilaian atas sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi bula perseroan telah selesai melakukan pembenahan dan penyusuan sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi perusahaan.

11Analisis bisnis Farmasi BNI sekuritas menambahkan bahwa penjualan Indofarma sepanjang tahun 2002 cuma naik 12 persen, sementara ongkos produksi membengkak 82 persen dan biaya pemasaran naik 41 persen. Setelah menelusurinya lebih mendalam, terlihat bahwa pembengkakan biaya terjadi pada Indofarma Global Medika, anak perusahaan Indofarma yang mendistribusikan produk perusahaan induknya. bahwa selama sembilan bulan pertama 2002, beban usaha di anak perusahaan mencapai Rp 39 miliar. Tapi, dalam tiga bulan terakhir, beban usahanya mencapai Rp 31 miliar. Data perusahaan belum diaudit menunjukkan bahwa selama sembilan bulan pertama 2002, beban usaha di anak perusahaan mencapai Rp 39 miliar. Tapi, dalam tiga bulan terakhir, beban usahanya mencapai Rp 31 miliar. Serta terdapat kesalahan pencatatan stok di Indofarma Global. Kesalahan ini kemudian menyebabkan Indofarma juga keliru menerapkan strategi pemasaran. Sialnya, Indofarma hanya melakukan pengecekan stok setahun sekali sehingga mengakibatkan terdapat selisih pencatatan sampai Rp 57 miliar.Diperkirakan kerugian menjadi dua kali lipat dan penyebab utamanya adalah perbedaan estimasi nilai nyata dari inventory. Manajemen baru berpendapat bahwa inventory yang ada merupakan slow moving inventory dan nilainya sudah jauh lebih kecil dari yang dibukukan. Sehingga diperlukan penghapusan nilai buku agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Manajemen lama Indofarma menganggap slow moving inventory tetap bernilai sama dengan nilai bukunya. Estimasi dan kebijakan manajemen tentang besaran biaya atau pendapatan pada hal-hal tertentu memang diijinkan oleh prinsip akuntansi. Meskipun efeknya jelas yaitu berbedanya biaya atau pendapatan yang dilaporkan. Manajemen yang konservatif akan berusaha mengantisipasi biaya yang akan terjadi dengan melakukan pencadangan yang cukup. Akibatnya laba yang dilaporkan pada tahun berjalan relatif lebih kecil. Sebaliknya, pencadangan yang minimum akan menghasilkan laba lebih besar. Pada kasus Indofarma, hanya manajemen lama yang tahu kualitas dari inventory tadi. Sehingga hanya mereka yang dapat melakukan estimasi apakah patut dihapuskan atau tidak.

12Analisis kasusManajemen laba, seperti yang terjadi pada kasus di atas, dapat menurunkan kualitas laporan keuangan dan menyesatkan para pemakai laporan keuangan. Keputusan yang diambil berlandaskan laporan keuangan yang telah dipermak itu bisa menimbulkan kerugian bagi para stakeholder. Diharapkan agar para otoritas pasar modal mempertimbangkan cara untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme individu melalui peningkatan kemampuan penalaran moral, idealisme, dan religiusitas dalam upaya mengurangi praktik manajemen laba. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan pengadaan beragam pelatihan dan menyusun kode etik. Kode etik dan peraturan perusahaan dapat mempertegas perbedaan antara praktik manajemen laba dengan kecurangan (fraud). Perusahaan juga dapat meminimalisir terjadinya manajemen laba dengan membenahi atau menyusun sistem pengendalian internal dan sistem akuntansi perusahaan yang memadai yang kemudian wajib dinilai oleh pihak independen. Para akademisi juga diharapkan mampu memberikan muatan etika yang lebih aplikatif dalam metode pembelajaran. Selain itu, akademisi juga diharapkan bekerja sama dengan para praktisi untuk mengadakan penelitian mengenai manajemen laba di Indonesia.

1314