47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk kependidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa untuk bekerja dan bersosialisasi di Instansi Pemerintah, Perusahaan Swasta, dan lembaga BUMN. PKL ini memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengabdikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan di kampus, kemudian mengaplikasikan teori dalam dunia kerja. Pengalaman yang diperoleh selama PKL merupakan ilmu dan pengalaman yang tidak pernah didapat sebelumnya di kampus. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan tersebut diharapkan dapat menjembatani pertukaran informasi antara pihak perguruan tinggi dan pihak instansi, serta dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menerapkan disiplin ilmu yang didapatkan 1

Editan Lap Pkl

  • Upload
    may-may

  • View
    107

  • Download
    14

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhhnnnmmvvf

Citation preview

Page 1: Editan Lap Pkl

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu bentuk

kependidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bagi

mahasiswa untuk bekerja dan bersosialisasi di Instansi Pemerintah,

Perusahaan Swasta, dan lembaga BUMN. PKL ini memberikan

kesempatan mahasiswa untuk mengabdikan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan di kampus, kemudian mengaplikasikan

teori dalam dunia kerja. Pengalaman yang diperoleh selama PKL

merupakan ilmu dan pengalaman yang tidak pernah didapat

sebelumnya di kampus. Dengan adanya Praktik Kerja Lapangan

tersebut diharapkan dapat menjembatani pertukaran informasi antara

pihak perguruan tinggi dan pihak instansi, serta dapat menjadi wadah

bagi mahasiswa untuk menerapkan disiplin ilmu yang didapatkan

sehingga mampu memasuki dunia kerja setelah memperoleh gelar

kelulusan.

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan

pengembangan pertanian yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Perkebunan. Balittas mempunyai tugas

pokok untuk melaksanakan kegiatan penelitian pada beberapa

1

Page 2: Editan Lap Pkl

2

komoditas yaitu tanaman pemanis, serat, tembakau, dan minyak

industri.

Kegiatan PKL ini bertujuan untuk mengikuti kegiatan secara

langsung di lapangan dan mempelajari tatalaksana pekerjaan yang di

terapkan di Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

sebagai salah satu instansi yang berkaitan erat dengan bidang biologi

pengendalian hayati dan entomologi yang dapat memberikan

kesempatan mahasiswa biologi untuk praktik kerja guna berbagi

ilmu dan pengalaman terkait penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Di Balittas ini menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan

penelitian meliputi laboratorium, kebun percobaan, peralatan

teknologi, perpustakaan dan musholla. Oleh sebab itu, mahasiswa

praktik kerja di balai ini diharapkan dapat menjadi sarana bertukar

informasi, pengetahuan dan pengalaman antara mahasiswa dan

peneliti.

B. Alasan Pemilihan Objek PKL

1. Balittas sebagai lembaga pemerintah yang fokus pada

kegiatan penelitian tanaman pemanis, tanaman serat buah,

tanaman serat batang, tanaman tembakau dan tanaman

minyak industri

2. Balittas sebagai lembaga pemerintah yang terus berupaya

meningkatan kualitas produksi tanaman pemanis dan serat,

utamanya dari ancaman serangan hama dan penyakit.

Page 3: Editan Lap Pkl

3

3. Balittas menggunakan prinsip-prinsip biologi dalam

melakukan berbagai penelitian baik yang berhubungan

dengan genetika, pemuliaan, perbenihan, pemanfaatan

plasma nuftah, agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi,

entomologi, dan fitopalogi.

C. Tujuan PKL

Adapun tujuan dari PKL ini terbagi dalam beberapa hal berikut.

1. Tujuan Umum

a. Mengetahui secara langsung Balittas sebagai lembaga

yang menerapkan disiplin dan pengembangan karir.

b. Menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah ke

tempat kerja.

c. Memperoleh tambahan keterampilan, informasi, dan

wawasan tentang

d. dunia kerja yang diperoleh di Balittas sebagai modal

untuk memasuki dunia kerja setelah lulus nanti.

2. Tujuan Khusus

a. Memperoleh keterampilan cara pengembangbiakan hama

dan parasitoidnya

b. Mengetahui ketidaksesuaian (incompability) reproduksi

pada empat spesies Trichogramma.

c. Mengetahui pembuktian konsep teori spesies.

Page 4: Editan Lap Pkl

BAB IIPELAKSANAAN

Kegiatan PKL dilaksanakan mulai 11 Mei hingga 23 Juni 2015.

Pelaksanaan kegiatan PKL memerlukan sebuah studi kepustakaan

untuk menunjang informasi mengenai tempat PKL dan menambah

pengetahuan mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama

PKL. Studi kepustakaan yang telah dilakukan antara lain sebagai

berikut.

A. Profil Tempat Pelaksanaan PKL

1. Sejarah dan Profil

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas), Jl.

Karangploso 199 Malang, Jawa Timur. Pada awalnya Balai

Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat berdiri pada tahun 1918

dengan nama Algemeen Proefstation Voor de Landbouw (APL).

Balai Penelitian ini yang menangani Tanaman Pertanian Rakyat

meliputi tanaman hortikultura, tanaman pangan, dan perkebunan

rakyat Indonesia. Balai ini dibawah naungan Departemen Voor

Economische Zaken. Pada tahun 1942, Algemeen Proefstation Voor

de Landbouw (APL) dinamakan ”Noozi Sikenzyoo” atau disebut

Pusat Penyelidikan Pertanian Umum di bawah pimpinan pemerintah

Jepang. Tahun 1949, APL berubah menjadi Djawatan Penjelidikan

Pertanian (Dj. PP) di bawah organisasi Departemen Voor

Economische Zaken. Tahun 1950, Dj PP berubah menjadi Balai

4

Page 5: Editan Lap Pkl

5

Besar Penyelidikan Pertanian (BBPP) berpusat di Jl. Tjikeumeuh

sekarang Jl. Merdeka 99 Bogor.

Pada tahun 1951, Dibentuk Unit Pelaksana

Teknis/Administrasi di lingkup BBPP:1. Balai Penyelidikan Teknik

Pertanian (BPTP); 2. Balai Besar Cabang Makasar.; 3. Laboratorium

Perikanan Darat.; 4. Kantor Pusat Balai Besar sebagai koordinator.

Di bawah organisasi BBPP. Pada tahun yang sama BPTP

berdasarkan mandatnya dibagi menjadi 3 bagian 1. Bagian Teknik

Pertanian; 2. Bagian Tanaman Dagang; 3. Bagian Tanaman

Makanan. Pada Bagian Tanaman Dagang memulai kegiatan

penelitian: komoditas tembakau, kapas, kapuk, serat batang, kelapa,

jarak kepyar, wijen, tanaman insektisida, tebu, dan lain lain.

Pada tahun 1954, R. Isman Sastrodarmo menjadi Pimpinan

BPTP Perwakilan Jawa Tengah dan Jawa Timur berkedudukan di KP

Genteng, Banyuwangi di bawah organisasi BBTP Pusat. Tahun

1958, W.G.P.T. Tamboenan menjadi Kepala Cabang BBPP Malang

berkantor di Serayu 2, Malang. R. Isman Sastrodarmo menjadi

Pimpinan BPTP Perwakilan Jawa Tengah dan Jawa Timur

berkedudukan di Jl. Kenanga 36 sekarang Jl. Industri Timur 36

Malang. Pada tahun 1961, Bagian Tanaman Dagang dipecah 2

bagian: 1. Lembaga Tanaman Serat dan Jenis-Jenis Tanaman Industri

Lainnya (LPTS); 2. Lembaga Penelitian Kelapa dan Jenis lemak

Lainnya (LPKL) di bawah organisasi induk Direktorat Jendral

Perkebunan. Tahun 1968, LPTS dan LPKL dilebur menjadi

Page 6: Editan Lap Pkl

6

Perwakilan Lembaga Penelitian Tanaman Industri (LPTI) Jawa

Timur di Malang.

Pada tahun 1972, LPTS dan LPKL dijadikan satu menjadi

Lembaga Penelitian Tanaman Industri Cabang Wilayah II Malang di

bawah organisasi induk LPTI Pusat Bogor. Kemudian tahun 1981

Lembaga Penelitian Tanaman Industri Cabang Wilayah II Malang

diubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Industri (Balittri) di bawah

organisasi Puslitbang Tanaman Industri. Pada tahun 1984, Balittri

diubah menjadi Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat

(Balittas) di bawah organisasi induk Puslitbang Tanaman

Perkebunan. Pada tahun 2002, Balai Penelitian Tembakau dan

Tanaman Serat (Balittas) menjadi Balai Penelitian Tanaman

Tembakau dan Serat (Balittas). Kemudian pada tahun 2011 Balai

Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat (Balittas) menjadi Balai

Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas). Tahun 2012

sampai sekarang, Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

(Balittas) di bawah organisasi induk Puslitbang Tanaman

Perkebunan.

Balittas mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan

kegiatan penelitian tanaman pemanis dan serat seperti tanaman

pemanis (tebu, bit, stevia), tanaman serat buah (kapas dan kapuk),

tanaman serat batang (rami, kenaf, rosela, jute, abaca, agave, linum,

dan tanaman serat batang yang lain), tembakau, dan tanaman minyak

industri (wijen, jarak kepyar, jarak pagar, kemiri minyak, dan bunga

matahari). Program penelitian dibuat berdasarkan Rencana Strategi

Page 7: Editan Lap Pkl

7

Balittas Tahun 2009-2014. Prioritas dan fokus penelitian berdasarkan

kepentingan stakeholders dan antisipasi terhadap permasalahan yang

ada yang meliputi program-program sebagai berikut:

a. Perakitan varietas tembakau untuk menurunkan kadar tar dan

nikotin, tahan penyakit, serta meningkatkan mutu dan

produktivitas.

b. Pengembangan varietas kapas yang tahan terhadap A.

biguttula dan hama penggerek buah, serta kekeringan, yang

memiliki produktivitas dan mutu serat tinggi.

c. Pengembangan varietas unggul jarak pagar.

d. Pengembangan varietas unggul kenaf untuk lahan kering dan

masam.

e. Pengembangan varietas unggul wijen di lahan sawah

sesudah padi.

f. Pengembangan varietas unggul rami.

g. Usaha tani terpadu jarak kepyar di lahan kering.

Varietas-varietas unggul tersebut dilengkapi dengan paket

teknologi budi daya dan kajian kelayakan sosial ekonominya. Usulan

kegiatan penelitian dan pelaksanaan dievaluasi dan dimonitoring

oleh tim yang dibentuk oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan

Perkebunan. Pembiayaan kegiatan penelitian dianggarkan melalui

APBN dan kerja sama dengan swasta dan pihak terkait lainnya

2. Visi dan Misi Balittas

Adapun visi dari Balittas sesuai dengan program

pembangunan pertanian yaitu Menjadi Institusi Andal Berkelas

Page 8: Editan Lap Pkl

8

Dunia Sebagai Penyedian Inovasi Teknologi Tepat Guna Tanaman

Pemanis, Serat, Tembakau, dan Minyak Industri. Adapun misi

Balittas adalah sebagai berikut.

a. Menghasilkan dan merakit teknologi yang dapat meningkatkan

produktivitas, mutu, dan daya saing tanaman pemanis, serat,

tembakau, dan minyak industri.

b. Meningkatkan kerjasama dan diseminasi hasil penelitian.

c. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan sarana

pendukung.

d. Memberikan saran kebijakan teknologi dan agribisnis tanaman

pemanis, serat, tembakau, dan minyak industri.

3. Mandat Kerja Balittas

a. Melaksanakan penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, dan

pemanfaatan plasma nutfah tanaman pemanis, serat, tembakau,

dan minyak industri.

b. Melaksanakan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi,

entomologi, fitopatologi tanaman pemanis, serat, tembakau, dan

minyak industri.

c. Melaksanakan penelitian komponen teknologi, sistem dan usaha

agribisnis tanaman pemanis, serat, tembakau, dan minyak

industri.

d. Melaksanakan penelitian penanganan hasil tanaman pemanis,

serat, tembakau, dan minyak industri.

e. Memberikan pelayanan teknik penelitian tanaman pemanis,

serat, tembakau, dan minyak industri.

Page 9: Editan Lap Pkl

9

f. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta

penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil penelitian

tanaman pemanis, serat, tembakau, dan minyak industri.

g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumahtangga.

Balittas memiliki laboratorium terpadu yang terdiri dari

laboratorium pemuliaan dan plasma nutfah, laboratorium

fitopatologi, laboratorium ekofisiologi, dan laboratorium entomologi.

Adapun tugas dari laboratorium terpadu ialah untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan penelitian tanaman pemanis dan serat di

laboratorium, rumah kasa, rumah kaca, dan rumah ultraviolet.

4. Struktur Organisasi

Balittas dipimpin oleh seorang kepala balai, saat ini yang

menjabat sebagai kepala balai adalah Bapak Mastur. Kepala Balai

bertugas memimpin, membina, mengarahkan dan mengendalikan

sumber daya Balittas menuju pencapaian tugas pokok dan fungsinya

sesuai dengan perundangan. Struktur organisasi Balittas dapat dilihat

pada bagan berikut:

Kepala Subag. Tata Usaha

Ir. Rr. Erna Nurdjajati., M.Sc

Kepala Seksi Jasa PenelitianIr. Moch. Machfud, MP.

Kepala Seksi Pelayanan Teknik

Ir. Cece Suhara, MP.

Kelompok Jabatan Fungsional

Kepala BalaiIr. Mastur, M.Si.

Ph.D

Page 10: Editan Lap Pkl

10

B. Waktu Pelaksanaan PKL

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan minimal selama 32 hari

aktif yang dilaksanakan pada tempat dan waktu sebagai berikut.

Tempat :Laboratorium Entomologi Balittas, Karangploso

Malang.

Waktu : 11 Mei – 23 Juni 2015

C. Deskripsi dan Sekuensi Aktivitas Pelaksanaan PKL

No Hari/Tanggal Kegiatan1. Senin

11 Mei 2015 Mendapat pengarahan tentang hal-hal

yang akan dilakukan selama PKL terutama penelitian yang akan dilakukan

Membersihkan botol vial yang akan digunakan untuk menyimpan telur yang terparasit

Memasukkan madu ke dalam botol vial yang digunakan sebagai makanan parasit

Menguas telur dari piasan telur Corcyra yang sudah terparasit oleh parasitoid

Memasukkan telur ke dalam botol vial masing-masing botol diisi satu telur

Melabeli masing-masing tempat penyimpanan notol vial sesuai dengan spesiesnya

2. Selasa12 Mei 2015

Membuat potongan-potingan kertas dengan ukuran 2x2 cm (pias)

Mengamati morfologu parasitoid

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balittas

Page 11: Editan Lap Pkl

11

Trichogramma pada bagian antena untuk membedakan jenis kelamin jantan dan betina

3. Rabu13 Mei 2015

Meletakkan telur Corcyra di atas kertas pias dengan cara satu persatu yang ditempelkan dengan lem cair. Jika pias tidak dipakai disimpan di dalam almari es untuk mencegah telur Corcyra menetas

Memeriksa satu per satu telur-telur parasitoid yang ada di dalam botol vial. jika ada yang menetas maka diamati jenis kelaminnya.

Mengamati jenis kelamin pada masing-masing Trichograma dengan melihat morfologi antenanya

Menyilangkan 4 Jenis spesies Trichogramma yaitu Trichogramma japonicum, Trichogramma chilonis, Trichogramma nana, Trichogramma bactrae.

4. Kamis14 Mei 2015

Menyilangkan Trichogramma♀j >< ♂c♀j >< ♂b♀j >< ♂n♀c >< ♂b♀c >< ♂n♂c >< ♀b♂c >< ♀n♀b >< ♂n♂b >< ♀n♀n >< ♂n

5. Jum’at15 Mei 2015

Membuat piasan telur Corcyra Menyilangkan Trichogramma untuk

ulangan ke II♀j >< ♂j♀j >< ♂c

Page 12: Editan Lap Pkl

12

♀c >< ♂c♀c >< ♂b♀c >< ♂n♂c >< ♀b♂c >< ♀n♀b >< ♂b♀b >< ♂n♂b >< ♀n♀n >< ♂n

6. Senin18 Mei 2015

Membersihkan botol vial yang akan digunakan untuk mengampul

Memasukkan telur-telur dari empat spesies yaitu Trichogramma japonicum, Trichogramma chilonis, Trichogramma nana, Trichogramma bactrae. ke dalam botol vial

7. Selasa19 Mei 2015

Membersihkan vial yang digunakan untuk mengampul

Mengisi madu dalam botol vial8. Rabu

20 Mei 2015 Mengambil hama Empoasca sp. pada

tanaman rami Meletakkan hama tersebut pada cawan

petri yang sudah di beri kertas yang dibasahi air dan 1 lembar daun rami, masing-masing cawan petri diisi 10 ekor hama

Mengamati hama yang mati dan hidup setelah diberi perlakuan yaitu disemprot dengan pestisida

9. Kamis21 Mei 2015

Mengamati anakan hasil persilangan Ulangan I♂c >< ♀c♂j >< ♀j♂j >< ♀b♂j >< ♀j♂b ><♀b

Page 13: Editan Lap Pkl

13

♂j >< ♀n Mengamati telur-telur ampulan dari 4

spesies Trichogramma untuk melihat apakah sudah ada yang menetas atau belum

Mengamati dengan mikroskop jenis kelamin jantan dan betina pada telur yang sudah menetas

Menyilangkan Trichogramma yang sudah diamati yaitu ♂c >< ♀c untuk ulangan ke III

Mengambil hama Empoasca sp. pada tanaman rami di rumah kasa dengan menggunakan alat aspirator

Meletakkan hasil tangkapan hama pada tabung serangga masing-masing tabung diisi 10 ekor hama kemudian ditutup dengan kapas yang dibungkus dengan kain kasa

10. Jum’at22-05-2015

Mengamati jenis kelamin jantan dan betina dengan mikroskop pada masing-masing telur spesies yang sudah menetas

Membuat pias dengan telur Corcyra Menyilangkan 4 jenis Truchogramma

yaitu Ulangan II♂j ><♀n♂c >< ♀n♀j ><♂nUlangan III♀j >< ♂j♀c >< ♂b♂c >< ♀b♂c >< ♀n♂b >< ♀n♀n >< ♂n

Mengamati anakan Trichogramma hasil

Page 14: Editan Lap Pkl

14

persilangan ulangan I♀j >< ♂c♀j >< ♂b♀j >< ♂n♀c >< ♂b♂c >< ♀b

11. Senin 25-05-2015

Menyilangkan Trichogramma Ulangan II ♂j >< ♀c dan Ulangan III ♀b >< ♂b

Membuat piasan telur Corcyra untuk memperbanyak stok Trichogramma dari masing-masing spesies

Mengampul telur-telur yang terparasit oleh Trichogramma dari masing-masing spesies

Mengamati hasil persilangan Trichogramma Ulangan I♂c >< ♀n ♂b >< ♀n♀n >< ♂n ♀b >< ♂nUlangan II♂j ><♀b ♀c ><♂n♂c ><♀n ♀b ><♂b♀c ><♂b ♂b ><♀n

12. Selasa26 Mei 2015

Mengamati anakan hasil persilangan Trichogramma Ulangan III♀c ><♂b♀c ><♂n♀n ><♂c

Mengambil hama Empoasca dengan aspirator di kebun. Hama tersebut dimasukkan ke dalam tabung masing-masing diisi 10 ekor hama.

Mengganti media larva engkes ke media yang baru. Dalam media tersebut diisi pasir halus dan pakan berupa wortel

Mengamati dan menghitung trikoma pada

Page 15: Editan Lap Pkl

15

daun sampel yang diambil dari daerah Asembagus

13. Rabu27 Mei 2015

Mengamati dan menghitung trikoma pada daun sampel yang diambil dari daerah Asembagus

14. Kamis28 Mei 2015

Mengamati dan menghitung trikoma pada daun yang diambil dari daerah Asembagus

Mengamati ampulan telur dari 4 jenis Trichogramma

Mengamati dan menghitung Empoasca yang mati dan hidup setelah diberi perlakuan

15. Jum’at29 Mei 2015

Mengamati dan menghitung trikoma pada daun yang diambil dari daerah Asembagus

Mengambil Empoasca pada daun rami dengan aspirator. dan dimasukkan ke dalam tabung yang masing-masing diisi 10 ekor

16. Minggu31 Mei 2015

Mengamati jenis kelamin jantan dan betina dari masing-masing jenis Trichogramma.

Menyilangkan Trichogramma.Ulangan III♂j >< ♀n ♂j >< ♀c♀j >< ♂c ♀c >< ♂n♀b >< ♂nUlangan IV♂j >< ♀n ♂c >< ♀c♀j >< ♂j ♀n >< ♂cUlangan V♂j >< ♀n ♂c >< ♀n♀j >< ♂j Ulangan VI ♂j >< ♀n ♀j >< ♂j

Mengamati hasil persilangan

Page 16: Editan Lap Pkl

16

17. Senin1 Juni 2015

Membersihkan botol vial Memasukkan madu ke dalam botol vial Mengamati hasil persilangan Mengambil Empoasca di kebun dengan

aspirator dan dimasikkan ke dalam tabung, setiap tabung diisi 10 ekor.

18. Selasa2 Juni 2015

Libur

19. Rabu3 Juni 2015

Menghitung larva penggerek pada tebu Mengambil daun jarak di kebun Menghitung ulat dan membuang daun

jarak sudah berlubang dan diganti dengan daun jarak yang baru

20. Kamis4 Juni 2015

Menghitung larva penggerek pada tebu Menghitung ulat dan membuang daun

jarak yang sudah berlubang dan diganti daun jarak yang baru

Mengambil daun jarak di kebun Mengambil telur terparasit dari 4 jenis

Trichogramma21. Jum’at

5 Juni 2015 Menghitung larva penggerek pada tebu Mengambil daun jarak di kebun Menghitung ulat dan membuang daun

jarak sudah berlubang dan diganti daun jarak yang baru

Memindahkan imago penggerek ke dalam toples yang berisi plastik

22. Senin8 Juni 2015

Mengamati hasil persilangan Trichogramma

Mengamati jenis kelamin jantan dan betina pada masing-masing spesies Trichogramma

Menyilangkan masing-masing spesies Trichogramma padaUlangan VII-X : ♂j >< ♀j

Page 17: Editan Lap Pkl

17

Ulangan V-VIII : ♂c >< ♀cUlangan V-IX : ♂j >< ♀bUlangan V-IX : ♂j >< ♀cUlangan VIII : ♂j >< ♀nUlangan V : ♂j >< ♀bUlangan V-X : ♂c >< ♀bUlangan VI : ♂b >< ♀b

Mengampul telur terparasit dari jenis Trichogramma nana dan Trichogramma bactrae

23. Selasa9 Juni 2015

Mengampul telur terparasit dari jenis Trichogramma chilonis

Membersihkan botol vial Memberi sedikit madu ke dalam botol vial

untuk makanan Trichogramma Menghitung pupa dan larva penggerek

batang tebu

24. Rabu10 Juni 2015

Mencari Empoasca di kebun Memasukkan Empoasca ke dalam cawan

petri masing-masing diisi 10 ekor Menghitung pupa dan larva penggerek

batang tebu Mengambil imago dari pupa penggerek

dan kemudian diletakkan di dalam toples 25. Kamis

11 Juni 2015 Menghitung pupa dan larva penggerek

batang tebu Memasukka piasan telur Corcyra ke

dalam tabung untuk perbanyakan stock Trichogramma

Memberi madu pada tabung stock Trichogramma

Page 18: Editan Lap Pkl

18

26. Jum’at12 Juni 2015

Menghitung pupa dan larva penggerek batang tebu

Membuat larutan ringer Menyilangkan 4 Jenis Trichogramma Konsultasi pada dosen pembimbing

lapangan mengenai cara pembedahan spermatheca

27. Senin15 Juni 2015

Melakukan pembedahan spermatheca Menyilangkan spesies Trichogramma

28. Selasa16 Juni 2015

Melakukan pembedahan spermatheca Menyilangkan spesies Trichogramma

29. Rabu17 Juni 2015

Melakukan pembedahan spermatheca Menyilangkan spesies Trichogramma

30. Kamis18 Juni 2015

Melakukan pembedahan spermatheca Menyilangkan spesies Trichogramma Konsultasi mengenai laporan PKL

Pada dosen pembimbing lapangan

31. Jum’at19 Juni 2015

Melakukan pembedahan spermatheca Membersihkan botol vial

32. Selasa 23 Juni 2015

Membersihkan peralatan yang dipakai selama PKL

Mengumpulkan draft laporan PKL33. Rabu

24 Juni 2015 Mendiskusikan hasil penelitian selama

PKL dengan dosen pembimbing Perpisahan dengan karyawan dan dosen

pembimbing di Balittas

Kegiatan yang dilakukan selama PKL terkait dengan Studi

ketidaksesuaian reproduksi pada empat spesies Trichogramma,

persiapan ruang penelitian, persiapann alat dan bahan penelitian,

Perbanyakan stok Trichogramma, proses persilangan Trichogramma,

Page 19: Editan Lap Pkl

19

proses Pembedahan alat reproduksi betina. Berikut ini uraian alat dan

bahan penelitian antara lain:

1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mikroskop

cahaya, mikroskop binokuler, jarum, kuas, gunting, botol vial,

tabung serangga, cawan petri, toples, kaca benda, kaca penutup

dan LAF (Laminary Air Flow).

2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur Corcyra

cephalonica, madu, larutan ringer, kapas, kain kasa, kertas pias,

tissu, lem cair dan alat tulis.

Prosedur kerja selama pelaksanaan PKL yang terkait dengan

Studi Ketidaksesuaian Reproduksi pada Empat Spesies

Trichogramma adalah sebagai berikut.

a. Perbanyakan stok Trichogramma

1. Menyiapkan kertas Manila berukuran 3 x 2 cm (pias) dan

dibagi menjadi 2 bagian (1 cm dan 2 cm)

2. Pada bidang kertas 2 x 2 cm diratakan tipis-tipis lem cair

yang tidak berwarna dan tidak berbau

3. Taburkan telur Corcyra cephalonica secara merata di atas

kertas pias (telur C. cephalonica sebaiknya dipaparkan

dengan sinar UV selama 20 menit dan untuk menjaga agar

telur tidak menetas maka disimpan di dalam almari es)

4. Masukkan sebanyak 1 pias telur C. cephalonica ke dalam

masing-masing tabung T. japonicum, T. nana, T. chilonis,

dan T. bactrae

Page 20: Editan Lap Pkl

20

5. Setelah 3 – 5 hari telur inang terparasit akan berubah warna

menjadi hitam kelabu

b. Proses Persilangan Trichogramma

1. Mengampul atau memasukkan telur C. cephalonica yang

terparasit (telur yang berwarna hitam) dengan Trichogramma

ke dalam botol vial, dengan cara menguas telur secara

perlahan agar terlepas dari piasan telur.

2. Memasukkan satu per satu telur terparasit ke dalam botol

vial dari masing-masing spesies Trichogramma.

3. Ditunggu sekitar 4-5 hari agar telur menetas.

4. Mengamati dan membedakan jenis kelamin jantan dan betina

dari masing-masing spesies Trichogramma.

5. Mengawinkan 4 spesies Trichogramma yaitu T. japonicum,

T. nana, T. chilonis, dan T. bactrae beserta resiproknya.

Dengan cara memasukkan Trichogramma jantan dan betina

ke dalam botol vial yang sudah diberi setitik madu (sebagai

pakan) dan piasan telur C. cephalonica.(sebagai inangnya)

6. Setelah 7-8 hari, anakan yang muncul diamati jenis

kelaminnya di bawah mikroskop.

7. Mencatat jenis kelamin yang muncul setiap persilangan

ditabel pengamatan.

c. Proses Pembedahan alat reproduksi betina

1. Mengawinkan 4 spesies Trichogramma yaitu T. japonicum,

T. nana, T. chilonis, dan T. bactrae beserta resiproknya di

Page 21: Editan Lap Pkl

21

dalam botol vial yang sudah diberi madu tanpa diberi piasan

telur C. cephalonica.

2. Setelah satu hari, melakukan pembedahan spermatheca yaitu

meletakkan kaca benda di bawah mikroskop, meletakkan

satu tetes larutan ringer, kemudian mengambil

Trichogramma betina dengan jarum dan meletakkan di

dalam larutan ringer.

3. Proses pembedahan spermatheca yaitu menenggelamkan

Trichogramma agar tidak bergerak dengan jarum, kemudian

membalikkan tubuhnya dan menusuk bagian ventral thorax.

Setelah itu, jarum satunya menarik bagian ujung dari

ovipositor secara perlahan-lahan sampai terpisah.

4. Menutup preparat dengan coverglass, kemudian mengamati

pergerakan spermatozoid di dalam spermatheca dengan

mikroskop.

Prosedur pengembangbiakan larva penggerek batang tebu yaitu

sebagai berikut:

1. menyiapkan batang tebu muda berumur 3-4 bulan kemudian

di potong 8-10 cm.

2. memasukkan bagasse sebanyak 40 gram pada bagian dasar

tabung erlenmeyer lalu diisi air sebanyak 100 ml.

3. kemudian batang tebu ditata di dalam tabung erlenmayer

1000 ml.

Page 22: Editan Lap Pkl

22

4. selanjutnya tabung erlenmayer disumbat dengan kapas,

ditutup dengan plastik dan diikat dengan benang, lalu

disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 1,5 jam

pada suhu 1210C dan tekanan 1 atm.

5. setelah disterilisasi, tabung erlenmayer berisi sogolan tebu

dimasukkan ke dalam ruang steril yang disinari dengan

lampu ultra violet dan disimpan selama 2-3 hari sebelum

diinvestasikan dengan telur C. auricilius yang telah

dipersiapkan oleh Laboratorium Entomologi (Sudarsono,

2011).

6. selanjutnya, menginokulasikan telur ulat penggerek ke dalam

tabung erlenmayer sebanyak satu kumpulan atau satu

kelompok telur.

7. setelah ±1 bulan, telur akan menetas dan akan membentuk

pupa. Jika pada tabung sudah terlihat pupa yang muncul

maka saatnya untuk memanen dan meletakkan di dalam

cawan petri.

8. setelah beberapa hari, pupa akan menjadi imago, kemudian

imago dipindahkan ke dalam plastik yang diletakkan di

dalam toples

9. imago akan menghasilkan telur dan siap dikembangbiakkan

lagi atau diberi perlakuan atau diperjual-belikan.

BAB III

Page 23: Editan Lap Pkl

23

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh rebusan simplisia daun

pulutan (Urena lobata Linn) terhadap kerusakan sel hati mencit

jantan galur Balb-c. Rancangan penelitian ini menggunakan

rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan termasuk

kontrol, masing-masing dengan 4 ulangan.

Variabel terikat: persentase nekrosis sel hati mencit jantan

galur Blab-c

Variabel bebas: konsentrasi rebusan simplisia daun pulutan

(Urena lobata L.), yaitu 0% sebagai kontrol,

5%, 7,5%, 10%, 12,5%, 15%.

Variabel kontrol: keadaan eksternal mencit, meliputi suhu,

intensitas cahaya, pakan mecit dan kandang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan, dimulai dari

bulan Nopember hingga Desember 2015. Penelitian dilakukan

di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan Universitas

Negeri Malang dan kandang pemeliharaan Jurusan Biologi

Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang serta pembuatan

Page 24: Editan Lap Pkl

24

preparat organ dilakukan di Laboratorium Rumah Sakit Dr.

Saiful Anwar Malang.

C. Objek Penelitian

Objek yang diamati dalam penelitian ini, yaitu 24 ekor

mencit putih galur Balb-c jenis kelamin jantan berumur 8-10

minggu dengan berat 22 ±2gram yang diperoleh dari Balai

Pengembangbiakan Hewan Penelitian Singosari Malang.

D. Alat Dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

serbuk daun pulutan yang dibeli dari di Batu Material Medica

(BMM), aquades, formalin 10%, parafin, kain saring, xylol,

hematoxylin-eosin, alkohol 70% untuk sanitasi.

Alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu siring 3

ml, alat bedah, pipet tetes, cawan petri, kaca pengaduk, bunsen,

mikroskop binokuler, kandang mencit, kaca benda, kaca

penutup, beaker glass 500 ml, beaker glass 250 ml, beaker

glass 100 ml, gelas ukur 10 ml, gelas ukur 100 ml, botol vial,

botol 250 ml.

E. Prosedur Kerja

1. Persiapan Hewan Percobaan

Page 25: Editan Lap Pkl

25

Penelitian ini dimulai dengan pemeliharaan mencit, yaitu

dengan mengaklimatisasi selama 1 minggu dan

menempatkan dalam kandang yang terbuat dari plastik dan

diberi alas sekam yang diganti 2 kali seminggu. Selain itu

mencit diberi minum secara ad libitum dan pakan

menggunakan pallet susu sapi A.

2. Penentuan Konsentrasi dan Cara Rebusan Simplisia

Melakukan rebusan simplisia terhadap daun pulutan dengan

cara metode penyeduhan. Daun pulutan yang digunakan

dalam rebusan simplisia berupa serbuk halus diperoleh dari

Batu Materia Medica (BMM). Serbuk halus daun pulutan

sebanyak 50 gram ditambah dengan aquades sebanyak 100

ml. Dipanaskan di atas api hingga mendidih. Hasil seduhan

didinginkan dan disaring dengan kain saring. Hasil saringan

seduhan daun pulutan dengan pelarut aquades konsentrasi

100%. Larutan stok rebusan simplisi daun pulutan dibuat

beberapa konsentrasi sebagai perlakuan, yaitu 5%, 7,5%,

10%, 12,5%, 15% (Handayani et al., 2014).

3. Pemberian Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 6 level perlakuan masing-

masing dengan 4 ulangan. Kelompok perlakuan dibagi

menjadi 6 kelompok yaitu, kelompok kontrol 0%, perlakuan

1 diberikan larutan rebusan simplisia daun pulutan dengan

Page 26: Editan Lap Pkl

26

konsentrasi 5%, perlakuan 2 diberikan larutan rebusan

simplisia daun pultuan dengan konsentrasi 7,5%, perlakuan

3 diberikan larutan rebusan simplisia daun pulutuan dengan

kosentras 10%, perlakuan 4 diberikan larutan rebusan

simplisia daun pulutan dengan konsentrasi 12,5%, dan

perlakuan 5 diberikan larutan rebusan simplisia daun

pulutan dengan konsentrasi 15%. Kelompok kontrol hanya

diberikan pelarut (aquades) dengan volume dan cara yang

sama dengan kelompok perlakuan. Pemberian perlakuan

selama 18 hari berturut-turut sebanyak 1 kali sehari secara

oral dengan menggunakan siring sebanyak 0,5 ml/20g BB

setiap pemberian (Handayani et al., 2014)..

4. Pengambilan Data

Mencit dibedah dan dibunuh dengan cara dislokasi leher

pada hari ke 19 dan diambil organ hatinya, selanjutnya

lobus hati yang paling besar dipotong. Potongan lobus hati

tersebut difiksasi dengan menggunakan larutan formalin

10% untuk dibuat sediaan histologis dengan menggunakan

metode parafin, diiris dengan ketebalan 8 µm dan

selanjutnya dilanjutkan dengan pewarnaan dengan

menggunakan hematoxylin dan eosin. Hasil dari proses

pembuatan preparat histologi hati mencit, yaitu 5 irisan hati

dalam 1 kaca benda.

Page 27: Editan Lap Pkl

27

F. Teknik Pengumpulan Data .

Hasil dari proses pembuatan preparat histologi hati mencit

diamati 3 dari 5 irisan hati mencit dalam satu kaca benda di

bawah mikroskop binokuler dengan pembesaran 40x10. 3

irisan masing-masing diamati 3 bidang pandang. Setiap bidang

pandang mengamati 1 lobulus kemudian menghitung 100 sel

disekitar vena sentral dengan menggunakan hand tally counter.

Pengamatan dibawah mikroskop dengan cara mengamati

ada/tidaknya nekrosis dan menghitung jumlah nekrosis

hepatosit mencit.:

: irisan yang diamati

: irisan yang tidak diamati

Gambar 3.1 Diagram Preparat yang

diamati

Page 28: Editan Lap Pkl

28

Data yang didapatkan dari penilitan berupa persentase,

kemudian data tersebut ditabulasi dan transformasi untuk

dianalisis dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabulasi Data Persentase Kerusakan Hepatosit Mencit akibat Pemberian Rebusan Simplisia Daun pulutan (Urena lobata Linn.) untuk Masing-Masing Kategori Kerusakan Hepaosit (Piknosis, Kareoreksis, Kariolisis)

Perlakuan Ulangan 1 …… Ulangan 4

P Kareo Kario P Kareo Kario P Kareo Kario

0%

5 %

7,5%

10 %

12,5 %

15 %

G. Analisis Data

Page 29: Editan Lap Pkl

29

Analisis statistik yang digunakan yaitu analisi varian

tunggal (ANAVA). Hal ini untuk mengetahui ada/tidaknya

pengaruh rebusan semplisia daun pulutan terhadap nekrosis sel

hati mencit. Jika hasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan maka, dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf

selang kepercayaan 95%. Hal ini, untuk mengetahui

konsentrasi berapakah rebusan simplisia daun pulutan mulai

berpengaruh terhadap kerusakan sel hati mencit.

Page 30: Editan Lap Pkl

DAFTAR RUJUKAN

Al-Jasssabi, S., Sofian, M., & Saad, A. 2011. Biochemichal Studies on Role of Curcumin in the Protection of Liver and Kidney Damage by Antimalaria Drug Choloquine. Journal of Toxicological Sciences. 3(1): 17-22.

Anggraini, H. 2011. Pengaruh Pemberian Jus Mengkudu (Morinda citrofolia L) terhadap Nitric Oxide (No) dan Reaktif Oxygen Intermediet (Roi) Makroag Tikus yang Terpapar Asap Rokok. Disertasi tidak diterbitkan. Semarang: UNDIP.

Ashfahani, D, E., Wiratmini,I.N., & Sukmaningsih, A.A.S.A. 2015. Motilitas Dan Viabilitas Spermatozoa Mencit (Mus Musculus L) Setelah Pemberian ekstrak Temu Putih (Curcuma zaedoaria (Berg.). Iran Red Crescent Med J. 17(4): E2252.

Bohtear S.U. 2011. Urena lobata L. Bangladesh: Ethnobotany Lab, Departemen of Botany, Chittagong University, Chittagong 4331. Online, (http://www.mpbdinfo/plant/urena lobata.php), diakses agustus 2015.

Dhanapal, R., Ratna J.V., Gupta, M., & Sarathchandran, I. 2012. Preliminary study on antifertility activity of Enicostemma axillare leaves and Urena lobata root used in Indian traditional folk medicine. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine. 45(12): 616-622.

Dwi, M., & Ernawati, W. 2006. Pengaruh Paparan Udara Halotan dengan Dosis Subanestes Terhadap Gangguan Hati Mencit. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, 11 (2): 71-75 ISSN: 1410 – 0177.

Gunawan, S.A. 2008. Pengaruh Akut Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Akar Senggugu ( Clerodendron Serratum Spreng )terhadap Gambaran Histopatologis Hepar Mencit Balb/C. Skripsi Tidak Diterbitkan. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Hajar, S. 2012. Skor APRI pada fibrosa hati yang dibandingkan dengan fibroscan. Disertasi tidak diterbitan. Medan: USU.

Hariyono, Y. 2010. Pengaruh paparan berulang formalin inhalasi terhadap keusakan sel hati dan sel ginjal mencit betina (Mus musculus) galur Balb-c. Disertasi yang tidak diterbitkan. Malang: UM.

Irawati, Erlin. 2014. Efek Hepatoprotektif Rebusan Simplisia Daun Kemunting (Rhodomyrtus Tomentosa [Aiton] Hassk.) terhadap Hepatotoksisitas yang Diinduksi Parasetamol. Skripsi Tidak Dipublikasi. Pontianak: Universitas Tanjungpura.

Maryami T. 2011. Uji kandungan kimia Rebusan Simplisia air dan alkohol Urena lobata L. Hasil seduhan, rendaman alkohol 70% selama 24 jam, decocta, dan infusa. Buku Program Dan Abstrak Seminar Nasional Pokjanas TOI XXXX1. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM.

Mshelia, I.Y., Dalori, B.M.., Hamman, L.L., & Garba, S.H. 2013. Effect of the Aqueous Root Extract of Urena lobata (Linn) on the Liver of Albino Rat. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology. 5(1): 01-06. ISSN: 2040-7459.

Oeij, A A., Wahyuni, L. A., Sadiah, A., & Aming, T. 2007. Gambaran Anatomi Mikroskopik dan Kadar Malondialdehida pada Hati Mencit setelah pemberian Minyak Kelapa Sawit Bekas Menggoreng. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7 (1): 15-25.

30

Page 31: Editan Lap Pkl

31

Wulandari, R., Utami P. I., & Hartanti, D. 2009. Penapisan Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri ekstrak Etanol Herba Pulutan (Urena lobata Linn.). Journal of Pharmacy. 06(01): 1-9. ISSN 1693-3591.

Wunderlin R.P., & Hansen, F. 2008. Atlas of Florida Vascular plant. Institute of Systematic Botany: University of South Florida.

Purnomo,Y., Soeatmadji, D.W., Sumitro S.B., & Widodo M.A. 2015. Anti-diabetic potential of Urena lobata leaf extract through inhibition of dipeptidyl peptidase IV activity. Asian Pac J Trop Biomed. 5(8): 630-634.