11
PENDAHULUAN Pengertian/Definisi Ekowisata Sumberdaya kelautan dengan aneka-ragam ekosistemnya yang berupa keaneka-ragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam bahari dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahtraan rakyat dengan tetap memperhatikan upaya konservasi dan rehabilitasinya. Sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai pelestarian alam dan sekaligus sebagai obyek wisata alam, adalah: taman laut, pesisir-pantai, flora termasuk hutan, fauna, dan berbagai bentuk ekosistem khusus. Secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya- upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam dan secara ekonomi berkelanjutan yang 1 | Ekowisata Bahari

EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM.

Citation preview

Page 1: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

PENDAHULUAN

Pengertian/Definisi Ekowisata

Sumberdaya kelautan dengan aneka-ragam ekosistemnya yang berupa

keaneka-ragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan

alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam

bahari dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-

besarnya bagi kesejahtraan rakyat dengan tetap memperhatikan upaya konservasi

dan rehabilitasinya. Sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai

pelestarian alam dan sekaligus sebagai obyek wisata alam, adalah: taman laut,

pesisir-pantai, flora termasuk hutan, fauna, dan berbagai bentuk ekosistem khusus.

Secara konseptual ekowisata dapat didefinisikan sebagai suatu konsep

pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-

upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada

masyarakat setempat. Sementara ditinjau dari segi pengelolaanya, ekowisata dapat

didefinisikan sebagai penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di

tempat-tempat alami dan atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan kaidah alam

dan secara ekonomi berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian

lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan Ekowisata Indonesia

Tujuan Ekowisata Indonesia adalah untuk (1) Mewujudkan

penyelenggaraan wisata yang bertanggung jawab, yang mendukung upaya-upaya

pelestarian lingkungan alam, peninggalan sejarah dan budaya; (2) Meningkatkan

partisipasi masyararakat dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat

setempat; (3) Menjadi model bagi pengembangan pariwisata lainnya, melalui

penerapan kaidah-kaidah ekowisata.

1 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 2: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

RingkasanWisata bahari adalah jenis wisata minat khusus yang memiliki aktivitas

yang berkaitan dengan kelautan, baik di atas permukaan laut (marine) maupun

kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut (sub marine). Wisata minat

khusus adalah suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi

suatu tempat karena memiliki tujuan khusus mengenai suatu jenis obyek atau

kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi atau daerah tujuan wisata

tersebut. Banyak kalangan lain menempatkan wisata bahari sebagai bagian dari

wisata lingkungan dan merupakan industry yang menjanjikan. Walau telah

dianggap sebagai industri yang menjanjikan dan telah didefinisikan oleh

pemerintah Indonesia, pada kenyataannya sekitar 70% atau 5.8 juta km persegi

dari luas wilayah Indonesia yang merupakan lautan, potensinya belum

dimanfaatkan secara optimal, baik untuk pengembangan pariwisata bahari mau

pun untuk pengembangan lainnya. Contohnya adalah ekowisata bahari di

Kecamatan Maratua, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimanta Timur.

Wilayah kelautan Berau sudah dikenal sebagai destinasi wisata kelas

dunia. Wisatawan nasional dan mancanegara memberikan kesan yang luar biasa

atas kombinasi keindahan panorama dan kekayaan alam bawah laut dan industri

pariwisata menawarkan ragam produk-produk ekowisata dengan kualitas yang

sangat tinggi. Kemunculan pariwisata bahari di Berau dimulai pada awal 1990-an

dan diperkuat dengan kerjasama Regional ASEAN BIMP-EAGA untuk sektor

pariwisata dengan tanpa kejelasan panduan kebijakan, pola dan perencanaan,

sementara dokumen RIPPDA baru dipublikasikan pada 2003 dan

implementasinya belum optimal. Namun demikian, visi/misi Kabupaten Berau

menunjukkan kemajuan yang berarti dengan ditandai masuknya investasi dari luar

untuk pengembangan resort-resort di Kepulauan Derawan dan sekaligus menjadi

pemicu pengusaha lokal untuk berinvestasi di sektor ini.

2 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 3: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

Beberapa faktor penghambat yang didapat dari pengalaman dan

pembelajaran dari perjalanan pariwisata bahari yang diperoleh di Pulau Derawan

adalah:

Arah kebijakan belum konsisten untuk perencanaan, pengembangan,

pengelolaan dan promosi pemasaran sehingga mengharuskan kita untuk

melakukan kaji-ulang kebijakan, perencanaan, implementasi dan konsultasi

para pihak

Kepemilikan bisnis ekowisata sebagian besar dikuasai pihak swasta asing dan

hanya sebagian kecil saja dari pengusaha lokal yang terlibat dalam bisnis

karena berbagai alasan seperti pandangan bahwa usaha pariwisata bukan

bisnis yang prospectus, kurang paham dan dukungan insentif serta akses

kebijakan dan financial yang tidak memadai. Sementara masyarakat lokal

menjadi buruh pariwisata, padahal sejatinya mereka adalah pemilik usaha

ekowisata oleh karena keberpihakan belum terjadi dan ketidakadilan terus

berlangsung

Ukuran konservasi bagi pengelolaan ekowisata belum ada kesepakatan

sehingga agak susah untuk mengukur keberhasilan suatu usaha ekowisata

secara menyeluruh

Konflik-konflik horizontal antara pengusaha dengan masyarakat masih terus

berlangsung karena tumpang-tindih kepentingan dann kompetisi ruang-ruang

pemanfaatan

Ketidakjelasan kebijakan dan kewenangan antara pusat dengan daerah tentang

investasi pariwisata sehingga sering terjadi disharmoni dalam pengambilan

kebijakan

Perspektif pemahaman dan definisi ekowisata sangat beragam bahkan

cenderung salahguna. Banyak operator wisata massal memainkan citra untuk

menangkap peluang ekowisata dan wisata berlabel hijau (green tourism) yang

diterapkan pada produk-produk ataupun paket-paket wisata yang

ditawarkannya dengan harapan akan mendokrak proyeksi keuntungan bisnis.

Sehingga perlu dilakukan re-definisi atas ekowisata dan membangun standar

ekowisata Berau.

3 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 4: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

Beberapa kebijakan dan panduan yang dikeluarkan dunia internasional dan

nasional tentang ekowisata nampak kental keberpihakan pada penanam modal,

sementara posisi masyarakat ditempatkan sebagai mitra atau ada keharusan

berpartisipasi dalam mengembangkan ekowisata di daerahnya.

Kepulauan Derawan memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan

ekowisata berbasis masyarakat dengan perspektif pemahaman yang utuh. Kondisi

dasar yang dimilikinya adalah:

(1) Sebagai masyarakat pulau (tempatan),

(2) Memiliki ruang (hidup) kelola dan inter-relasi tradisional dengan sumberdaya

alamnya (natural assets),

(3) Kekuatan sumberdaya manusia, dan

(4) Keunggulan sumberdaya sosial (asset sosial) dan sosio-kapital. Gabungan aset

tersebut sudah dapat memulai usaha ekowisata. Namun demikian mereka perlu

dukungan dalam peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan serta

kemudahan akses terhadap skema finansial sebagai start-up business atau modal

kerja.

Ekowisata berbasis masyarakat adalah usaha jasa lingkungan milik

masyarakat dan dikelola oleh masyarakat tempatan dengan mengedepankan tiga

pilar ECO secara berimbang, yaitu Ecology, Economy, dan ECO = Evaluating

Community Opinion1 dalam mengelola sumberdaya masing-masing wilayah

secara berkeadilan dan berkelanjutan. Kebijakan dan pengaturan usaha (business

policies and arrangement) diputuskan berdasarkan kesepakatan, termasuk

didalamnya adalah pengaturan kepemilikan saham, pengelolaan saham dan

mekanisme pembagian keuntungan.

Inisiatif mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat telah dimulai

sejak 2002, lalu ditindaklanjuti dengan serangkaian kegiatan 2004-2007 dimana

Bestari memfasilitasi dan memberikan dukungan teknik bagi masyarakat di Pulau

Maratua untuk membangun kepercayaan diri menuju kemandirian dalam

pengelolaan sumberdaya kelautan secara berkeadilan dan berkelanjutan. Hasil

pengkajian dan penggalian diri atas prinsip, nilai dan keyakinan yang dimiliki,

masyarakat telah menyepakati untuk membangun rencana kelola ekowisata

berbasis masyarakat sebagai sebuah program yang dinilai sangat strategis.

4 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 5: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

Rencana Kelola Ekowisata Berbasis Masyarakat kepulauan Derawan 2008-2013

berisikan visi dan definisi ekowisata berbasis masyarakat yang telah dipahami dan

disepakati oleh masyarakat. Rencana kelola ini menyajikan kerangka kerja untuk

paruh waktu 5 (lima) tahun ke depan yang menjadi panduan dalam implementasi.

Kecamatan Maratua dipilih sebagai titik masuk dalam pengembangan ekowisata

bahari berbasis masyarakat di Berau melalui beragam pertimbangan penting,

diantaranya adalah (1) aspek ekologi, (2) aspek ekonomi, (3) sosial-budaya, dan

(4) aspek geopolitik.

Untuk mewujudkan gagasan, diatas Yayasan Bestari bersama masyarakat

di Pulau Maratua sejak tahun 2007 hingga tahun 2009 ini telah melakukan

serangkaian kegiatan antara lain :

1. Melakukan Seminar dan Lokakaraya

Semiloka ”inisiatif pengembagan ekowisata berbasis penyu di Kabupaten

Berau” dengan narasumber Suhartini Sekartjakrarini pakar ekowisata dari

IdeA, Bogor.

Seminar Input Rencana Pengelolaan ”Menggagas Ekowisata berbasis

Masyarakat di Kab. Berau” Februari tahun 2008 dengan Narasumber dari

Pusat Studi Pariwisata Universitas Gajah Mada (UGM) dan Wayan

Dirgayusa dari Jaringan Ekowisata Desa, Bali.

2. Peningkatan Sumberdaya Manusia melalui Pelatihan untuk mendukung

ekowisata Berbasis Masyarakat.

Pelatihan Dasar Eco-guide (Pemandu Ekowisata) tahun 2008. Pelatihan

ini di Pandu oleh I Gde Wirata dan I Wayan D dari Jaringan Ekowisata

Desa (JED), Bali.

Pelatihan Selam (Dasar dan Advance) bagi kelompok Guide Ekowisata

berbasis Masyarakat, Kerjasama Bestari – POSSI yang di ikuti 10 peserta,

tahun 2010.

5 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 6: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

3. Melaksanakan Management Plan (Rencana Pengelolaan) Ekowisata

Berbasis Masyarakat Pulau Maratua.

4. Membangun Jaringan dengan Jaringan Ekowisata Desa (JED) Bali,

Indonesian Ecotourism Network (Indecon) dan Pusat Studi Pariwisata UGM

Jogjakarta serta Lembaga lainnya yang diharapkan mendukung Program ini.

5. Mengikuti Launching JED, Bali tahun 2007 dan Pertemuan Nasional

Pariwisata Berbasis Masyarakat di Jogjakarta tahun 2008 dan di Pangkep, Sulsel

tahu 2009

Pencapaian:

1. Telah ada kelompok Guide yang mempunyai kemampuan dasar memandu

tamu sebanyak 20 orang dan 12 orang telah mempunyai sertifikat selam

tingkat dasar dan Advance dari ADS Internasional dan POSSI.

2. Telah ada Sarana Transportasi penunjang wisata seperti speedboat,

glassbottom boat dan Kapal yang dimiliki oleh masyarakat dan kelompok

ekowisata.

3. Mendapat Penghargaan Cipta Pesona Wisata (CIPTA AWARD) dari

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI katagori Kelompok

Masyarakat/LSM dalam upaya mempromosikan Daya Tarik Wisata

Penyu, 4 November 2010

4. Telah ada dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan kapasitas,

pendanaan, promosi dll.

Solusi Rencana Ke Depan:

1. Membangun Jaringan pemasaran dengan berbagai pihak yang terkait

dengan pariwisata berbasis masyarakat baik di tingkat Nasional maupun

Internasional.

2. Melakukan Identifikasi dan Reflikasi Program di Kampung yang

mempunyai potensi wisata yang dapat di kembangkan oleh Masyarakat Kampung

di Kabupaten Berau. Diharapkan ada 10 kampung wisata di Kabupaten Berau

yang terbangun sampai tahun 2015.

6 | E k o w i s a t a B a h a r i

Page 7: EKOWISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN MARATUA, KEPULAUAN DERAWAN KABUPATEN BERAU, KALTIM

3. Menyiapkan/memfasilitasi infrastruktur pendukung dan dukungan

sumberdaya (permodalan dan peningkatan kapasitas)bagi kelompok ekowisata di

tiap kampung.

4. Membangun unit usaha yang dikelola dan dimiliki oleh Masyarakat

Lokal.

5. Membangun Pusat Informasi wisata berbasis masyarakat di Tanjung

Redeb.

6. Menginisiasi berdirinya ”BERAU ECOTOURISM ASSOSIATION”,

sebuah lembaga yang anggotanya adalah kampung – kampung yang mempunyai

potensi wisata dan mereka yang peduli dengan ekowisata berbasis masyarakat.

Wadah ini berfungsi sebagai pusat pemasaran, pendidikan, pelatihan dan

pengembangan kapasitas bagi anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA

Yayasan Berau Lestari (Bestari) Jl. Mangga III No. 14 Kelurahan Gayam, Tanjung Redeb Website : www.maratuaecoturism.wordpress.com

7 | E k o w i s a t a B a h a r i