88
EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BUDAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh : CLARA DIAN AYU PUSPATANTRI NIM : 131424002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

  • Upload
    others

  • View
    21

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BUDAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh :

CLARA DIAN AYU PUSPATANTRI

NIM : 131424002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya tulis ini untuk keluargaku, teman–teman, kekasih, dosen–

dosen dan keluarga besar PFIS USD khususnya pak Rohandi dan pak Sarkim,

dan para motivator (Ansi dan Meldi) yang tak pernah lelah sebagai sponsor

materi, doa dan menjadi inspirator untuk melawan ketermalasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

v

MOTTO

Sebuah pertanyaan “Kapan Lulus?”

Akan terjawab tepat pada waktu dikala malas lenyap ke antah berantah

****Clara Dian Ayu****

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Januari 2019

Penulis

Clara Dian Ayu Puspatantri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Clara Dian Ayu Puspatantri

NIM : 131424002

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BUDAYA

Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam

bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya

di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

kepada saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 17 Januari 2019

Yang menyatakan

Clara Dian Ayu Puspatantri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

viii

ABSTRAK

EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BUDAYA

Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta 2018

Clara Dian Ayu Puspatantri

131424002

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gerak agem kanan dalam

tari Pendet yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains dan mendesain

model pembelajaran sains yang melibatkan budaya Bali.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan

di Komunitas Tari Bali Sekar Jepun Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

Januari – Mei 2018. Subyek penelitian adalah 1 pelatih tari yang merupakan

penduduk asli Bali dan 1 penari tari Pendet. Instrumen penelitian yang digunakan

adalah observasi yang memberikan data berupa gambar dan wawancara untuk

mengetahui tentang tari Pendet dan gerakan–gerakannya. Hasil observasi dan

wawancara selanjutnya dianalisis untuk mengidentifikasi besaran–besaran fisis

yang terdapat tari Pendet.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) gerak agem kanan dalam tari

Pendet memiliki relevansi terhadap konsep kesetimbangan benda tegar dan momen

gaya pada pembelajaran fisika serta (2) dapat dirancang model pembelajaran sains

berbasis budaya lokal pada kasus tari Pendet.

Kata kunci: Tari Pendet, Budaya Lokal, Kesetimbangan Benda Tegar, Momen

Gaya dan Media Pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

ix

ABSTRACT

TARI PENDET EXPLORATION AS LEARNING MEDIA ON CULTURAL

BASED PHYSICS LEARNING

Undergraduate Thesis. Physics Education Study Program, Mathematics and

Science Department, Teacher and Education Science Faculty, Sanata Dharma

University, Yogyakarta 2018

Clara Dian Ayu Puspatantri

131424002

This research aims to identify agem kanan motion on tari Pendet which

can be integrated on science learning and designing science learning model that

involve Balinese culture.

It’s a descriptive qualitative research which held at Tari Bali Sekar Jepun

Community of Sanata Dharma University Yogyakarta during January – May 2018.

Subject of this research is 1 dance instructor whom a real Balinese resident and 1

tari Pendet dancer. Research instrument that being used is observation, which gives

data in the form of pictures and also interview in order to understand tari Pendet

and its motions. Observation and interview results then analyzed to identify

physical unit that discovered on tari Pendet.

Results of the research shows that (1) agem kanan motion on tari Pendet

has relevance towards rigid body equilibrium concept and moment of force on

Physics learning (2) can be designed science learning model based on local culture

on tari Pendet case.

Keywords: Tari Pendet, Local Culture, Rigid Body Equilibrium, Moment of Force

and Learning Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal skripsi dengan judul

“EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR DALAM

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS BUDAYA”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan

dan dukungan dari beberapa pihak yang berperan penting dalam penyelesaian

skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan masukan, arahan dan bimbingan kepada peneliti dalam

menyusun skripsi ini.

2. Ibu Ni Kadek Rai Dewi Astini yang bersedia sebagai narasumber saya dan

Mam Ni Luh Putu Rosiandani yang telah mengijinkan saya melakukan

penelitian di Komunitas Tari Bali Sekar Jepun.

3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika dan Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis.

4. Segenap dosen program studi Pendidikan Fisika dan karyawan JPMIPA

yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xi

5. Keluargaku tercinta papa DM. Daroji, mama Benidita Suardini, AMd. Kep.,

kembaranku Agnes Diah Ayu Pusparini, AMd. Kep., Nyoman Ludowika,

Wayan Servasius, dan Eugenius Ragil yang selalu memberikan dukungan

dana dan doa dalam penyelesaian kuliah dan skripsi ini.

6. Ansi Udak, Meldi Danus dan Reza Luthfan yang tidak pernah lelah

menemani dan menanti skripsi ini terselesaikan, memberikan motivasi,

semangat dan dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2013 yang selalu memberikan

dukungan dan motivasi.

8. Serta semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan

penelitian dan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari jika dalam penulisan skripsi ini memiliki beberapa

kesalahan atau kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca yang berguna membangun skripsi ini. semoga skripsi ini berguna dan

bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 17 Januari 2019

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. .... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pengertian Budaya dan Sains ................................................................. 7

1. Pengertian Budaya ............................................................................ 7

2. Pengertian Sains ............................................................................... 7

B. Hakikat Pembelajaran Kontekstual ........................................................ 9

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual .............................................. 9

2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual .......................................... 10

C. Pembelajaran Berbasis Budaya .............................................................. 13

1. Belajar dengan budaya ..................................................................... 13

2. Belajar melalui budaya ..................................................................... 14

D. Media Pembelajaran ............................................................................... 16

E. Tari Pendet dan Gerak Agem Kanan ...................................................... 18

1. Pengertian dan Makna Tari Pendet ................................................... 18

2. Istilah–Istilah dalam Gerakan Tari Pendet ....................................... 18

3. Agem Kanan ..................................................................................... 19

F. Kesetimbangan Benda Tegar .................................................................. 20

G. Momen Gaya .......................................................................................... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 24

B. Desain Penelitian .................................................................................... 24

1. Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Bali ................................. 25

2. Memilih Informasi yang Relevan Terhadap Pembelajaran Sains .... 26

3. Identifikasi Tari Pendet dalam Segala Aspek Terhadap Konsep–Konsep

Sains yang Relevan ........................................................................... 26

4. Perumusan Hasil Kajian ................................................................... 26

C. Sampel Penelitian ................................................................................... 27

D. Waktu Penelitian .................................................................................... 27

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ......................................... 28

1. Metode Observasi ............................................................................. 28

2. Metode Wawancara .......................................................................... 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xiv

F. Metode Analisis Data ............................................................................. 30

1. Analisis informasi dari studi literatur sebagai sumber acuan penulis 30

2. Analisis hasil wawancara dari penari dan pelatih tari Pendet untuk

mengetahui budaya lokal .................................................................. 30

3. Analisis hasil observasi dari mengamati latihan tari Bali di Komunitas

Tari Bali Sekar Jepun Yogyakarta untuk mengetahui besaran–besaran

fisis yang terkandung dalam budaya tari Pendet .............................. 31

4. Proses triangulasi data ...................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian ................................................................................ 33

B. Gambaran Masyarakat Bali Tentang Tari Pendet................................... 34

C. Analisis Data dan Pembahasan ............................................................... 38

1. Posisi agem kanan dalam tari Pendet ............................................... 39

2. Diagram gerak agem kanan dalam budaya tari Pendet .................... 41

3. Hubungan antara gerak agem kanan dan konsep fisika ................... 45

4. Skenario pembelajaran berbasis budaya local .................................. 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 54

B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 54

Saran ................................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN .................................................................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi besaran–besaran fisika dalam tari Pendet ..................... 30

Tabel 4.1 Deskripsi konseptual gerak dalam tari Pendet terhadap fisika ........ 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Skenario Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal (Kasus Tari

Pendet) ............................................................................................................. 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sebuah benda mengalami gaya di titik P tetapi torsinya bekerja di

titik o ................................................................................................................ 22

Gambar 4.1 Data pusat gravitasi tiap segmen tubuh tampak samping pada saat (a)

berdiri tegak dan (b) membungkuk .................................................................. 38

Gambar 4.2 Diagram gaya dalam gerak dasar tapak sirang pada ................... 38

Gambar 4.3 Diagram geraak dasar tapak sirang pada kemudian mendak ...... 39

Gambar 4.4 Posisi agem kanan dikombinasikan dengan mendak (a) tampak depan

dan (b) tampak samping ................................................................................... 40

Gambar 4.5 Diagram pada posisi agem kanan dalam tari Pendet (a) tampak depan

dan (b) tampak samping ................................................................................... 41

Gambar 4.6 (a) luas daerah stabil ketika kaki berdekatan dan (b) luas daerah stabil

ketika kaki terpisah .......................................................................................... 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh Skenario Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal .... 54

Lampiran 2 Hasil Data Wawancara dengan Masyarakat ................................. 60

Lampiran 3 Foto Penelitian .............................................................................. 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia tidak terlepas dari budaya yang hidup, tumbuh dan

berkembang di sekitar alam dan lingkungannya. Manusia mempunyai

tuntutan kebutuhan hidup yang ditempuh dengan mencurahkan akal dan

budinya untuk menciptakan kebudayaan dan hidup dalam dunia berbudaya.

Sebagai konsekuensinya, manusia harus dilengkapi dengan nilai-nilai atau

norma-norma kebudayaan yang wajib disampaikan dalam pendidikan.

Berdasarkan hal tersebut, pendidikan merupakan suatu hal yang penting

untuk dijadikan sarana penyampaian nilai dan norma kebudayaan kepada

generasi selanjutnya. Pendidikan membuat anak–anak diangkat ke dalam

masyarakat yang berbudaya juga.

Pendidikan berfungsi memberdayakan potensi manusia untuk

mewariskan, mengembangkan serta membangun kebudayaan dan peradaban

masa depan. Pendidikan berfungsi untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang

positif dan menciptakan perubahan ke arah kehidupan yang lebih inovatif.

Berdasarkan hal tersebut, pendidikan dapat dikatakan memiliki fungsi kembar

(Budhisantoso, 1992; Pelly, 1992 dalam Suastra, 2010). Hal inilah yang

menyebabkan sistem pendidikan asli di suatu daerah memiliki peran penting

dalam perkembangan pendidikan dan kebudayaan.

Disadari secara langsung maupun tidak langsung, proses pembudayaan

sebenarnya terjadi di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Di sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

2

terdapat mata pelajaran khusus mengenai budaya seperti mata pelajaran seni

budaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan

beberapa pelajaran tentang budaya lainnya. Sebagian besar pelajaran-

pelajaran tersebut hanya sebagai tambahan pengetahuan seputar budaya

daerah dan nusantara sehingga sangat jarang diintegrasikan terhadap mata

pelajaran lain karena dianggap tidak saling berhubungan.

Pembelajaran sains khususnya pelajaran fisika di sekolah sebagian

besar hanya mengacu pada buku teks pegangan siswa dan guru. Buku-buku

yang dipakai telah memuat konsep–konsep, fakta, prinsip/hukum, teori dan

rumus-rumus serta beberapa contoh aplikasinya unntuk tiap-tiap bab yang

dipelajari. Contoh-contoh yang termuat dalam buku teks cenderung

mengadopsi pembelajaran budaya Barat yang sebagian tidak dikenal oleh

anak-anak Indonesia khususnya yang berada di daerah-daerah tertentu yang

masih mengandalkan alam. Mereka akan merasa asing dengan pelajaran

fisika beserta dengan contoh–contoh yang termuat di dalam buku. Hal ini

dapat menyebabkan pelajaran menjadi kurang bermakna bagi kehidupan

sosial–budaya mereka.

Dalam pembelajaran di kelas, siswa–siswa yang mengerti akan sains

cenderung lebih mengandalkan pengetahuan mereka untuk menjawab

pertanyaan dari soal–soal hitungan dibuku teks. Para siswa hanya menjadi

mahir dalam menjawab soal–soal bukannya memiliki pengetahuan tentang

sains yang luas. Guru sains (fisika, biologi dan kimia) ditantang untuk

mencari metode, strategi maupun pendekatan yang lebih relevan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

3

kondisi siswa sehingga mereka mendapatkan pengetahuan dan inovasi

melalui pendidikan dan kebudayaan.

Pelestarian budaya diperkenalkan kepada anak–anak Indonesia melalui

pendidikan nonformal seperti orang tua, tokoh masyarakat dan lingkungan di

mana mereka tinggal, serta pembelajaran budaya dalam mata pelajaran di

sekolah sebagai pendidikan formal. Budaya bukan hanya sebagai koleksi

daerah atau negara semata. Budaya adalah warisan yang harus dijaga dan

diperkenalkan kepada semua generasi. Melestarikan budaya itu juga bukan

hanya dimaknai sebagai warisan. Makna lain yang terkandung di dalamnya

adalah pengetahuan yang diperoleh dari proses belajar sehingga kebudayaan

dapat dilihat tidak hanya dari pemanfaatan di bidang pariwisata dan seni

namun dapat diintegrasikan dan dimanfaatkan pula dalam bidang pendidikan.

Integrasi budaya dalam aspek pendidikan telah dikaji oleh beberapa

peneliti. Sebagai contohnya Setiawan (2008) menggunakan pengetahuan

budaya Jawa dalam kehidupan sehari–hari dalam pengembangan desain

pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) di

Yogyakarta. Enita (2013) mengintegrasikan pengetahuan masyarakat Dayak

mengenai perubahan fase–fase bulan ke dalam pembelajaran fisika kelas VII.

Penelitian terbaru dari Gea (2017) mengambil kebudayaan lompat batu dari

Nias dan mendapatkan pengintegrasian dalam bahasan gerak parabola untuk

pembelajaran sains di sekolah menengah.

Tari Pendet sebagai salah satu kebudayaan masyarakat Bali telah

menjadi bahan kaji penelitian dalam bidang komputerisasi. Heryadi Yaya dkk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

4

(2012) mengembangkan aplikasi untuk mengenali gerak dari setiap gerakan–

gerakan dalam dari penari tari Pendet. Kemudian pada tahun 2015, Heryadi

Yaya dan kawan–kawan membuat pembaharuan metode dalam penelitian

mereka menggunakan metode pengenal gerak dan skoring dengan klasifikasi

dua lapis pada bidang acak dan mendapatkan hasil lebih baik dari penelitian

sebelumnya.

Berdasarkan hal di atas, peneliti menyadari perlunya

mengintegrasikan tari Pendet sebagai budaya lokal masyarakat Bali ke dalam

pembelajaran sains untuk membantu siswa menyadari bahwa belajar sains

bukan hanya dipelajari dari buku teks yang mengadopsi budaya Barat. Tari

Pendet khususnya untuk gerak agem kanan diangkat sebagai topik penelitian

yang diintegrasikan dalam konsep kesetimbangan dan momen gaya yang

bertujuan untuk mengembangkan sains berbasis budaya lokal di sekolah–

sekolah di Bali dan daerah–daerah transmigran Bali seperti Kabupaten Parigi

Moutong di Sulawesi Tengah dan Lampung menggunakan budaya yang

sudah ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan

dalam tari Pendet memiliki relevansi dengan konsep kesetimbangan dan

momen gaya?

2. Bagaimana merancang pembelajaran sains yang diintegrasikan dalam

budaya Bali?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

5

C. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan

dalam tari Pendet yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains.

2. Mendesain model pembelajaran sains yang melibatkan tari Pendet.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru dan calon guru

a. Dapat memperoleh wawasan untuk memperbaiki, meningkatkan, dan

mengembangkan kualitas pembelajaran sains dengan memperhatikan

lingkungan sosial-budaya anak. Pelatih tari Bali juga memperoleh

pengetahuan sains dalam tari Bali untuk meneruskan, meningkatkan,

dan mengembangkan latihan tari Bali.

b. Menyediakan alternatif pembelajaran sains dengan memperhatikan

aspek budaya dan mengintegrasikannya dalam pembelajaran sains dan

sebaliknya menyediakan pula alternatif latihan tari Bali dengan

memperhatikan konsep fisika yang terkandung di dalamnya.

c. Sebagai referensi bagi guru dan calon guru agar nantinya dalam

merencanakan pembelajaran sains hendaknya juga memperhatikan

budaya lokal anak. Referensi bagi pelatih tari Bali untuk membantu

para penari berlatih tari Bali dengan sebaik-baiknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

6

2. Bagi siswa

a. Siswa dapat belajar sains, baik dari adopsi budaya Barat maupun

budaya lokal/lingkungan siswa sendiri.

b. Siswa akan lebih menghargai budaya lokalnya sendiri dan

mengembangkan pengetahuan lokal.

3. Bagi peneliti

a. Dapat mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian sains

berbasis budaya lokal yang lain atau di daerah yang berbeda sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan memperkenalkan

budaya lokal di daerah sendiri atau di daerah lain.

b. Menambah pengetahuan peneliti tentang sains dan budaya di daerah

peneliti berasal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Budaya dan Sains

1. Pengertian Budaya

Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta, buddhayah yang

merupakan bentuk jamak dari buddhi. Kata ini sering diucapkan dalam bahasa

Indonesia budi, yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal

manusia. Sementara itu, istilah budaya jika diambil dari bahasa Inggris culture

berasal dari bahasa Latin cultura dari kata dasar colere yang artinya mengolah

atau mengerjakan (to cultivate).

Menurut Santrock (2014), budaya mengacu pada pola perilaku,

keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok orang tertentu yang

diwariskan dari generasi ke generasi. Produk ini hasil interaksi antara

kelompok orang dan lingkungan mereka selama bertahun-tahun.

Spranger (dalam Suriasumantri, 2017: 471) mengidentifikasikan enam

nilai dasar dalam kebudayaan yakni nilai teori, ekonomi, estetika, sosial, politik

dan agama. Setiap kebudayaan mempunyai skala hirarki mengenai mana yang

lebih penting dan mana yang kurang penting dari nilai-nilai tersebut dari setiap

kategori.

2. Pengertian Sains

Sains merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “Scientia” artinya

“tahu” atau mengetahui. John Woodbum dan E. O. Obourn (dalam Isabel

Gedgrave, 2009: 1) menganggap sains sebagai upaya manusia yang berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

8

untuk mencari penjelasan bahkan meningkatkan akurasi, peristiwa dan

kenyataan yang terjadi atau hidup dalam lingkungan alam kita. Walaupun

pengertian sains tersebut adalah mengetahui, pada akhirnya sains itu sendiri

tidak sekedar hanya untuk mengetahui. Menurut pandangan antropologi

budaya, kebudayaan dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh ilmu

pengetahuan yang berkembang di masyarakat. Dari hal tersebut pembelajaran

sains dapat dianggap sebagai transmisi budaya.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sains merupakan bagian dari

budaya, yaitu pada sistem pengetahuan yang dimiliki manusia melalui proses

belajar. Proses belajar itu sendiri merupakan proses pembudayaan yang tidak

dapat dipisahkan dari aksi dan interaksi. Hal ini dikarenakan persepsi dan

aktivitas berjalan seiring secara dialogis.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa budaya berperan penting

dalam pembelajaran sains yang memungkinkan anak mempelajari banyak

pengetahuan tentang pelajaran fisika dan pengetahuan sains. Melalui hal

tersebut memungkinkan juga budaya bisa menjadi alat atau sarana yang

berharga bagi anak dalam mengembangkan pengetahuan baru. Dalam proses

pembelajaran, budaya digunakan oleh guru sains untuk menyampaikan sains

yang berkaitan dengan produk dan proses.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

9

B. Hakikat Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Menurut Elaine B. Johnson (2010: 14),

“contextual Teaching and Learning adalah sebuah sistem belajar yang

didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila

mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan

mereka menangkap makna-makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka

bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang

sudah mereka miliki sebelumnya.”

Blancard (2001: 1), Berns dan Erickson (2001: 2) dalam Komalasari

(2010: 6) mengemukakan bahwa:

“ Contextual teaching and learning is a conception of teaching and learning

that helps teachers relate subject matter content to real world situations;

and motivates students to make connections between knowledge and its

aplications to their lives as family members, citizens, and workers and

engage in the hard work that learning requires.”

Dengan demikian pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar

dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga

negara, dan pekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

10

2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik khusus

yang membedakannya dengan pendekatan pendidikan lain. Elaine B.

Johnson (2010: 65–66) mengidentifikasi ada delapan komponen yang

menjadi karakteristik pembelajaran kontekstual, yaitu: (1) membuat

keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, (2) melakukan pekerjaan yang

berarti, (3) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, (4) bekerja sama,

(5) berpikir kritis dan kreatif, (6) membangun individu untuk tumbuh dan

berkembang, (7) mencapai standar yang tinggi, dan (8) menggunakan

penilaian autentik.

Sounders (1995: 5–10) dalam Komalasari (2010: 8–10) menjelaskan

bahwa pembelajaran difokuskan pada REACT (Relating, Experiencing,

Applying, Cooperating, dan Transfering) yang diuraikan sebagai berikut;

a. Relating (keterkaitan, relevansi)

Proses pembelajaran hendaknya ada keterkaitan (relevansi) dengan

bekal pengetahuan (prerequisite knowledge) yang telah ada pada diri

siswa (relevansi antarfaktor internal seperti bekal pengetahuan,

keterampilan, bakat, minat, dengan faktor ekksternal seperti ekspose

media dan pembelajaran oleh guru dan lingkungan luar), dan dengan

konteks pengalaman dalam kehidupan dunia nyata seperti manfaat

untuk bekal bekerja di kemudian hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

11

b. Experiencing (pengalaman langsung)

Dalam proses pembelajaran, siswa perlu mendapatkan pengalaman

langsung melalui kegiatan eksplorasi, penemuan (discovery), inventori,

investigasi, penelitian, dan sebagainya. Experiencing dipandang

sebagai jantung pembelajaran kontekstual, proses pembelajaran akan

berlangsung cepat jika siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi

peralatan, memanfaatkan sumber belajar, dan melakukan bentuk-

bentuk kegiatan penelitian yang lain secara aktif. Untuk mendorong

daya tarik dan motivasi maka diperlukan penggunaan strategi

pembelajaran dan media seperti audio, video, membaca dan menelaah

buku teks, dan sebagainya.

c. Applying (aplikasi)

Menerapkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang dipelajari dalam

situasi dan konteks yang lain merupakan pembelajaran tingkat tinggi,

lebih sekedar hafal. Kemampuan siswa untuk menerapkan materi yang

telah dipelajari untuk diterapkan atau digunakan pada situasi lain yang

berbeda merupakan penggunaan (use) fakta konsep, prinsip atau

prosedur atau “pencapaian tujuan pembelajaran dalam bentuk

menggunakan (use)” (Reigeluth dan Merril, 1987: 7 dalam Komalasari,

2010: 9).

Kemampuan siswa menerapkan konsep dan informasi dalam konteks

yang bermanfaat juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan karir

dan pekerjaan di masa depan yang mereka minati. Dalam pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

12

kontekstual, penerapan ini lebih banyak diarahkan pada dunia kerja.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, pengenalan dunia kerja ini

dilaksanakan dengan menggunakan buku teks, video, laboratorium, dan

bila memungkinkan ditindaklanjuti dengan memberikan pengalaman

langsung melalui kegiatan karyawisata, praktik kerja lapangan,

magang, dan sebagainya.

d. Cooperating (kerja sama)

Kerja sama dalam konteks saling tukar pikiran, mengajukan dan

menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antarsesama siswa,

antarsiswa dengan guru, antarsiswa dengan narasumber, memecahkan

masalah dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi

pembelajaran pokok dalam pembelajaran kontekstual. Pengalaman

bekerja sama tidak hanya membantu siswa belajar menguasai materi

pembelajaran, tetapi juga sekaligus memberikan wawasan pada dunia

nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih berhasil jika

dilakukan secara bersama-sama atau kerja sama dalam bentuk tim.

e. Transfering (alih pengetahuan)

Pembelajaran kontekstual menekankan pada kemampuan siswa untuk

mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki

pada situasi lain. Dengan kata lain, pengetahuan dan keterampilan yang

telah dimiliki tidak sekedar untuk dihafal, tetapi dapat digunakan atau

dialihkan pada situasi dan kondisi lain. Kemampuan siswa untuk

menerapkan materi yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

13

masalah baru merupakan strategi kognitif (Gagne, 1988: 19 dalam

Komalasari, 2010: 10) atau “pencapaian tujuan pembelajaran dalam

bentuk menemukan (finding)” (Reigeluth dan Merril, 1987: 17 dalam

Komalasari 2011: 10).

C. Pembelajaran Berbasis Budaya

Pembelajaran berbasis budaya merupakan strategi penciptaan

lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengitegrasikan

budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran (Suprayekti dkk, 2008: 4.12

dalam Wihelmina, 2017: 13). Pembelajaran berbasis budaya dilandaskan pada

pengakuan terhadap budaya sebagai bagian yang fundamental (mendasar dan

penting) bagi pendidikan, ekspresi dan komunikasi suatu gagasan dan

perkembangan pengetahuan.

Pembelajaran berbasis budaya dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui

budaya. Pada topik ini dibahas integrasi budaya dalam pembelajaran sains

sehingga pembahasan hanya difokuskan pada masalah belajar dengan budaya

dan belajar melalui budaya.

1. Belajar dengan budaya

Belajar tipe ini terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa

sebagai cara atau metode untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu.

Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam bentuk perwujudan

budaya. Belajar dengan budaya dan perwujudannya menjadi media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

14

pembelajaran dalam proses belajar menciptakan kondisi di mana siswa

mempelajari konteks dari contoh–contoh konsep atau prinsip dalam suatu

mata pelajaran menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam

suatu pelajaran.

2. Belajar melalui budaya

Belajar melalui budaya merupakan metode yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna

yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan

budaya. Belajar melalui budaya juga merupakan salah satu bentuk multiple

representation of learning assesment atau bentuk penilaian pemahaman

dalam ragam bentuk. Melalui metode ini memungkinkan siswa untuk

memperlihatkan kedalaman pemikirannya, penjiwaannya terhadap konsep

atau prinsip yang dipelajari dalam suatu mata pelajaran, serta imajinasi

kreatifnya dalam mengekspresikan pemahamannya. Belajar melalui

budaya dapat dilakukan di sekolah dasar, sekolah menengah atau

perguruan tinggi serta dalam mata pelajaran apapun.

Dalam pengertian yang seluas–luasnya pendidikan dapat dipandang

sebagai pengalihan kebudayaan, yakni pemindahan nilai–nilai dan berbagai

pengetahuan yang terkumpul dalam sesuatu masyarakat dari generasi yang

terdahulu kepada generasi berikutnya. Sains dalam zaman modern ini tumbuh

dan berkembang di negara–negara Barat dengan latar belakang kebudayaan

Barat. Tetapi, negara–negara sedang berkembang pada umumnya, termasuk

Indonesia mempunyai kebudayaan yang berlainan. Semangat keilmuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

15

negara–negara sedang berkembang dan tidak dengan sendirinya berkembang

dalam masyarakat. Dengan demikian, pendidikan sains di Indonesia

mempunyai peranan utama yang sangat penting untuk menumbuhkan dan

membina suatu kebudayaan ilmiah (The Liang Gie, 1992: 21-29).

Pembelajaran berbasis budaya merupakan salah satu cara yang

dipersepsikan menjadi dua makna. Pertama, menjadikan pembelajaran

bermakna dan kontekstual yang sangat terkait dengan komunitas budaya, di

mana suatu bidang ilmu dipelajari dan akan diterapkan nantinya di dalam

komunitas budaya dari mana Anda berasal. Kedua, menjadikan pembelajaran

menarik dan menyenangkan. Maksudnya ialah menciptakan kondisi belajar

yang memungkinkan terjadinya penciptaan makna secara kontekstual

berdasarkan pada pengalaman awal Anda sebagai anggota suatu masyarakat

yang berbudaya serta merupakan salah satu prinsip dasar dari teori

konstruktivisme.

Menurut Vygotsky, perkembangan fungsi kebudayaan pada anak

mengalami dua fase, yaitu fase sosial dan fase individu. Interaksi sosial

memberikan pengalaman pada anak dan pada tahap selanjutnya pengalaman–

pengalaman yang mereka lalui diinternalisasi oleh anak dan menjadi struktur

pengetahuan atau skemata anak. Selanjutnya, Vygotsky juga mengemukakan

bahwa perkembangan kognitif sangat ditentukan oleh interaksi sosial anak

dengan lingkungannya, terutama pada masa anak berada dalam zone of

proximal development yang secara intelektual dapat pula diartikan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

16

memberikan makna baru dari pengalaman–pengalaman yang telah mereka

miliki (Martini Jamalis, 2013: 151–153).

D. Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadirman,

1993 dalam Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto, 2013: 7). Dijelaskan pula

oleh Raharjo (1989) dalam Cecep Kustandi & Bambang Sutjipto (2013: 7)

bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan

kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Pembelajaran merupakan usaha–usaha yang terencana dalam

memanipulasi sumber–sumber belajar agar proses belajar terjadi dalam diri

siswa. Hal inilah yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan secara

sadar untuk membantu peserta didik mendapatkan pengetahuan sesuai dengan

kebutuhan dan minat mereka. Proses pembelajaran mengandung lima

komponen, yaitu komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, siswa

(komunikan) dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengertian–pengertian

tersebut, media pembelajaran adalah alat yang membantu proses belajar

mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan (bahan pembelajaran)

yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih

baik.

Secara umum dapat dikatakan media dalam proses pembelajaran

mempunyai kegunaan, antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

17

1. Wakil guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas

dan menarik;

2. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;

3. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera;

4. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dan sumber belajar;

5. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestiknya;

6. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, Kemp dan Dayton (1985) dalam Cecep Kustandi & Bambang

Sutjipto (2013: 21) menjabarkan kontribusi media pembelajaran sebagai

berikut.

1. Penyampaian pelajaran tidak kaku.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori

belajar.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dipersingkat.

5. Kualitas belajar dapat ditingkatkan.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana saja diperlukan,

terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan

secara individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

18

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap

proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

E. Tari Pendet dan Gerak Agem Kanan

1. Pengertian dan Makna Tari Pendet

Menurut Kusmayati dkk (2003) dalam Siluh Made A. dan Usrek T. U.

(2007: 170)

“Pada jaman dahulu tari Pendet merupakan tarian Pura yang fungsinya untuk

memuja para dewa–dewi yang berdiam di Pura selama upacara odalan

berlangsung.”

Tari Pendet merupakan perkembangan dari memendet yaitu suatu

perilaku manusia ketika ngaturang ayah atau mempersembahkan

kemampuan yang mereka miliki ketika berada di pura dalam pelaksanaan

upacara keagamaan (bebali). Tari Pendet yang sudah dikembangkan dan

diperbaiki selama beberapa masa kini dipergunakan juga untuk pariwisata,

khususnya di daerah Bali.

Tari Pendet biasanya ditarikan oleh para gadis atau putri-putri remaja

baik itu secara kelompok kecil, kelompok besar, maupun secara masal yang

menggunakan properti berupa bokor dan ada juntaian daun janur yang

disebut dengan sampiyan. Di atas sampiyan diisi dengan bunga tabur.

2. Istilah–Istilah dalam Gerakan Tari Pendet

Pada dasarnya motif gerak tari Pendet sama seperti tari Bali pada

umumnya, yaitu;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

19

a. Agem adalah sikap pokok yang mengandung maksud tertentu yaitu

suatu gerak pokok yang tidak berubah-ubah dari suatu sikap pokok ke

sikap pokok yang lain.

b. Tandang adalah cara memindahkan gerakan kaki dari suatu gerakan

pokok ke gerakan pokok lain sehingga menjadi suatu rangkaian gerak

yang saling berhubungan.

c. Tangkis adalah perkembangan gerakan tangan penari sehingga menjadi

rangkaian yang selaras dalam suatu tarian.

d. Tangkep adalah mimik yang memancarkan penjiwaan tari yaitu suatu

ekspresi yang timbul melalui cahaya muka.

3. Agem Kanan

Seperti yang telah dijelaskan bahwa agem adalah suatu sikap pokok

dalam menari Bali. Gerak agem meliputi agem kanan dan kiri, tapak sirang

pada, nuding, nabdab gelung dan nabdab gelung kana. Tulisan kali ini akan

lebih memfokuskan penjelasan mengenai gerak agem kanan sebagai suatu

media pembelajaran untuk menjelaskan suatu konsep fisika.

Agem kanan adalah sikap dasar bagaimana penari memahami sikap

tubuh. Sikap tubuh yang pertama, tubuh itu harus merendah atau disebut

dengan mendak. Kemudian mendorong tubuh ke depan atau disebut dengan

ngeed (di Jawa dikenal dengan mayuk). Cengked yaitu gerak menarik tulang

ekor supaya melengkung. Awalnya adalah tulang belikat menarik bahu ke

belakang, menyatunya tulang belikat kemudian melakukan gerak ngeed.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

20

Posisi kaki kanan diagonal terhadap kaki kiri di mana kaki kiri berada

di depan kaki kanan atau membentuk huruf “V”. Jarak antara kaki kanan

yang posisinya diagonal dengan posisi kaki kiri kira–kira satu genggaman

tangan. Kemudian jari kaki kanan dan kiri nyelekenting yaitu jari–jari

dinaikan ke atas dan dibuat melengkung ke belakang.

Pada mulanya berat badan diletakkan pada bagian tengah tubuh

penari. Ketika penari mendak artinya dia tidak sengaja meletakkan berat

badan pada bagian tubuh kanan. Untuk mendapatkan posisi seimbang maka

pinggul sedikit didorong ke kiri dan pinggang ke kanan.

Posisi tangan kiri sirang susu yaitu posisi tangan berada di samping

dada. Posisi ibu jari ditekuk ke belakang kemudian empat jari lainnya

melengkung ke belakang dan digetarkan yang disebut dengan jeriring.

Posisi tangan kanan sepat pala yaitu posisi tangan kanan sejajar bahu

kemudian lengan bawah ditekuk ke depan membentuk sudut siku–siku

dengan lengan atas. Posisi jari–jari pada tangan kanan sama seperti tangan

kiri. Posisi kepala direbahkan ke kanan kemudian mata dibuka lebar tanpa

berkedip dan difokus untuk menatap ke depan.

F. Kesetimbangan Benda Tegar

Tipler (1998) menyatakan bahwa kesetimbangan benda tegar adalah

kondisi benda dengan gaya resultan dan momen gaya resultan sama dengan nol

pada benda yang diam (statis) atau benda yang bergerak lurus (dinamis). Pada

pokok bahasan Hukum–hukum Newton telah dijelaskan bagaimana sebuah

partikel agar tetap diam, yaitu gaya neto yang bekerja pada partikel tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

21

adalah nol. Pada kondisi ini, partikel tidak dipercepat, dan jika kecepatan

awalnya nol, maka partikel tetap diam. Karena percepatan pusat massa sebuah

benda sama dengan gaya neto yang bekerja pada benda dibagi dengan massa

total benda, maka syarat ini juga berlaku untuk benda tegar yang berada pada

kesetimbangan. Namun, walaupun pusat massa sebuah benda diam, benda

dapat berputar. Jadi, syarat lain yang diperlukan adalah torsi neto terhadap

pusat massa sama dengan nol. Jika pusat massa sebuah benda diam dan tidak

ada rotasi mengelilinginya, maka tidak akan ada rotasi yang mengelilingi titik

mana pun. Jadi, agar kesetimbangan statik terjadi, torsi neto yang bekerja pada

sebuah benda harus sama dengan nol terhadap setiap titik.

Kesimpulannya, ada dua syarat yang diperlukan agar benda tegar berada

dalam kesetimbangan statik, yaitu;

1. Gaya eksternal yang bekerja pada benda sama dengan nol:

𝑭𝒏𝒆𝒕𝒐 = 0 ( 1 )

2. Torsi eksternal neto terhadap setiap titik harus sama dengan nol:

𝝉𝒏𝒆𝒕𝒐 = 0 ( 2 )

G. Momen Gaya

Halliday (1985) menyatakan bahwa momen gaya atau torsi atau

torka dari bahasa Latin torquere yang artinya memutar. Jadi, torsi adalah

kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatu

titik poros tertentu. Jika torsi resultan yang dialami oleh benda tidak sama

dengan nol, maka benda melakukan gerak putar dengan frekuensi sudut

ataupun periode yang berubah terhadap waktu. Artinya, bila torsi resultan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

22

nol, maka gerak putar itu mempunyai percepatan sudut yang tidak nol. Jika

torsi resultan pada benda bersifat nol, maka benda tersebut dalam

kesetimbangan rotasi. Selain itu, benda disebut dalam kesetimbangan translasi

bila gaya resultannya nol.

Jika benda bermassa m berada di posisi r (yaitu di titik P) relatif

terhadap titik asal koordinat (o), dan di titik P bekerja gaya F ( gambar 2.1 ),

maka torsi yang bekerja pada benda terhadap o didefenisikan sebagai :

𝝉 = 𝒓 × 𝑭 ( 3 )

Gambar 2.1 Sebuah benda mengalami

gaya di titik P tetapi torsinya bekerja

terhadap titik o.

Torsi adalah besaran vektor. Besarnya diberikan oleh :

𝜏 = 𝑟𝐹 sin 𝜃 ( 4 )

dengan θ adalah sudut antara r dan F; arahnya tegak lurus kepada bidang yang

dibentuk oleh r dan F. Arahnya dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan bagi

perkalian vektor antara dua vektor, yaitu ayunkan r dan F melalui sudut terkecil

diantaranya dengan cara mengepalkan jari–jemari tangan kanan kemudian

memperhatikan arah yang ditunjukkan oleh ibu jari yang ditegakkan menyatakan

arah τ.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif

kualitatif yaitu dengan menggunakan studi dokumentasi, observasi dan

wawancara. Wawancara dilakukan kepada penari dan pelatih Tari Bali di

Komunitas Sekar Jepun yang berdomisili di Yogyakarta. Observasi dilakukan

peneliti untuk membuat rekaman video serta pengambilan gambar tari Pendet.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yang dapat diperhatikan

pada bagan berikut ini:

Menganalisis Besaran-Besaran dalam Tari Pendet

Perumusan Hasil Kajian

Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Bali

Memilih Informasi yang Relevan Dengan Pembelajaran Sains

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

24

Adapun penjelasan tahap–tahap pada penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Informasi Tentang Budaya Bali

Pengumpulan informasi tentang budaya Bali menggunakan tiga cara,

yaitu studi literatur, observasi dan wawancara. Literatur sangat berperan

penting dalam menemukan informasi yang dibutuhkan dalam suatu

penelitian. Maka dari itu peneliti mencari literatur yang menggambarkan

budaya Bali secara umum dan mengenai tari Pendet secara khusus. Literatur

digunakan sebagai referensi untuk melakukan mengetahui kehidupan

masyarakat berbudaya di Bali.

Pengumpulan informasi menggunakan metode wawancara dilakukan

kepada masyarakat suku Bali sebagai narasumber yang mengenal budaya

Bali. Narasumber yang dipilih adalah penduduk asli Bali yang berdomisili

di Yogyakarta. Informasi yang didapat oleh peneliti adalah informasi

mengenai aspek budaya lokal (budaya Bali) yang ada pada masyarakat di

mana mereka berasal serta kaitannya dengan pengetahuan lokal.

Wawancara dengan warga diperlukan untuk mendapatkan data tentang

pengetahuan lokal yang ada dan berkembang di lingkungan masyarakat

tersebut.

Selanjutnya peneliti melakukan observasi kegiatan pelatihan tari Bali

yang dilaksanakan oleh Komunitas Tari Bali Sekar Jepun di Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Observasi ini memberikan dokumentasi berupa

rekaman video pelatihan dan pentas tari Pendet serta foto–foto proses

latihan salah satu tari Bali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

25

2. Memilih Informasi yang Relevan Terhadap Pembelajaran Sains

Tari Pendet merupakan salah satu budaya lokal yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat Bali dan kini juga banyak diketahui oleh

masyarakat Indonesia sebagai penunjang pariwisata di Bali. Melalui metode

pengumpulan informasi di atas, peneliti akan mendapatkan data dari

berbagai sumber tertulis maupun hasil wawancara bersama informan. Hasil

wawancara kemudian diolah guna mengetahui budaya lokal yang ada di

masyarakat. Selanjutnya peneliti memilih data yang relevan terhadap

konsep sains. Peneliti melakukan observasi pada salah satu

sanggar/komunitas tari Bali di Yogyakarta untuk mendapatkan data berupa

video dan foto mengenai tari Pendet yang dapat digunakan sebagai

informasi tentang tari Pendet.

3. Identifikasi Tari Pendet dalam Segala Aspek Terhadap Konsep–Konsep

Sains yang Relevan

Pada langkah ini akan diidentifikasi konsep–konsep sains yang

relevan dari pengetahuan lokal dalam tari Pendet sebagai budaya lokal

masyarakat Bali. Pengetahuan ini meliputi beberapa besaran fisika yang

dapat dijadikan sebagai fokus kajian dalam penelitian ini dari perspektif

penari dan pelatih tari Pendet.

4. Perumusan Hasil kajian

Berdasarkan data observasi, wawancara dan analisis awal, peneliti

akan mengidentifikasi konsep–konsep yang sesuai dengan konsep–konsep

sains yang sudah dikenal. Hasil di atas akan digunakan sebagai dasar untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

26

mengarahkan pengembangan media berbasis budaya lokal sebagai media

pembelajaran sains di sekolah.

C. Sampel Penelitian

Tari Pendet digunakan sebagai objek dalam penelitian ini. Sampel

pada penelitian ini adalah 3 responden penduduk asli Bali, 1 responden penari

Bali, 2 buah video tari Pendet dan gambar gerakan Agem dalam tari Pendet.

Dua responden utama adalah 1 penari Bali (bukan penduduk asli Bali) dan 1

pelatih tari Bali (penduduk asli Bali) yang tergabung dalam Komunitas Tari

Bali Sekar Jepun Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dua responden

lainnya adalah mahasiswa jurusan S1 Psikologi Universitas Sanata Dhama

Yogyakarta yang merupakan orang asli Bali.

D. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada Januari – Mei 2018 di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam Komunitas Tari Bali Sekar

Jepun.

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan dua cara, yaitu metode observasi dan wawancara.

1. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai tari

Bali dan mengetahui serta mempelajari gerakan-gerakan yang terdapat

dalam tari Pendet. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

27

penari berlatih melakukan gerakan-gerakan dan bagaimana instruksi

pelatih tari Bali memberikan bimbingan tari kepada penari dari awal

sampai penari bisa melakukan gerakan-gerakan dasar tari dan

memadukannya menjadi tari Pendet melalui alunan musik.

Observasi ini dilakukan di Komunitas Tari Bali Sekar Jepun yang

merupakan sebuah wadah kegiatan pelatihan dan produksi pementasan tari

Bali di bawah payung Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang

beranggotakan mahasiswa, alumni, dosen dan karyawan Universitas

Sanata Dharma. Pada observasi ini peneliti mengambil video latihan tari

Pendet dan beberapa foto gerakan–gerakan yang dilakukan penari dan

pelatih tari Pendet. Video dan foto akan digunakan sebagai bahan

identifikasi budaya lokal yang potensial relevan dengan konsep–konsep

sains.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode yang baik untuk

mendapatkan informasi yang luas. Metode ini dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui budaya Bali terutama perihal tari Bali yang dapat

mendukung penelitian kaitan aspek budaya lokal dan pengetahuan lokal

yang nantinya dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran sains di

sekolah. Wawancara dilakukan terhadap empat orang narasumber. Dua

narasumber umum memberikan informasi mengenai budaya Bali sebagai

budaya lokal dan beberapa tarian Bali yang dikenal secara umum oleh

masyarakat dan sebagian besar pernah dilakukan oleh anak-anak mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

28

dari pra-sekolah sampai dewasa khususnya untuk anak-anak perempuan

serta pengetahuan lokal yang ada di masyarakat Bali. Kemudian, dua

narasumber khusus yang bergelut dalam bidang tari Bali (penari dan

pelatih tari Bali) memberikan informasi mengenai makna dan gerakan-

gerakan yang terdapat dalam tari Pendet.

Wawancara yang dilakukan merupakan wawancara bebas.

Pertanyaan–pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber digunakan

sebagai sarana untuk mendapatkan informasi-informasi yang sesuai

dengan aspek budaya Bali dan kaitannya dengan pengetahuan lokal di

mana mereka tinggal. Pertanyaan wawancara dapat dikembangkan saat

wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak sesuai

dengan topik penelitian.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis informasi dari studi literatur sebagai sumber acuan penulisan

a. Mencari beberapa informasi dari kumpulan Tugas Akhir mahasiswa

prodi Pendidikan Fisika mengenai budaya lokal yang telah diteliti dan

dapat diintegrasikan dalam pembelajaran sains di sekolah

b. Mendapatkan beberapa referensi yang dapat dijadikan acuan penulisan

Tugas Akhir peneliti mengenai pemahaman pemanfaatan budaya lokal

dalam pendidikan

c. Peneliti mencari literatur mengenai tari Pendet dan menemukan tari

Pendet sebagai penelitian budaya dan penelitian bidang komputerisasi

yang telah dipublikasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

29

d. Dalam konteks bidang fisika peneliti menemukan jika tari Pendet

relevan dengan beberapa konsep fisika melalui buku-buku fisika

kedokteran dan fisika untuk sains dan teknologi

2. Analisis hasil wawancara dari penari dan pelatih Tari Pendet untuk

mengetahui budaya lokal

a. Wawancara memberikan informasi tentang budaya lokal yang ada di

daerah tempat pelatih tari berasal

b. Budaya lokal diidentifikasi dan dapat diintegrasikan dalam

pembelajaran sains

c. Dari hasil identifikasi, dipilih budaya lokal yang berhubungan dengan

konsep fisika yang dapat digunakan dalam penelitian terhadap

perancangan media pembelajaran sains di sekolah

3. Analisis hasil observasi dari mengamati latihan tari Bali di Komunitas Tari

Bali Sekar Jepun Yogyakarta untuk mengetahui besaran-besaran fisis yang

terkandung dalam budaya Tari Pendet

a. Memilih salah satu tari Bali yaitu tari Pendet yang akan digunakan

dalam penelitian

b. Membuat dokumentasi berupa video dan foto-foto gerakan-gerakan

yang dilakukan penari dalam mempelajari tari Pendet

c. Memilih gerak agem kanan yang akan dianalisis sebagai integrasi

pembelajaran sains berbasis budaya lokal

d. Melakukan wawancara kembali bersama pelatih tari Bali untuk

mendapatkan data spesifik tentang gerak agem kanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

30

4. Berdasarkan proses triangulasi data melalui studi literatur, wawancara dan

observasi, identifikasi besaran–besaran fisika bertujuan untuk menge-tahui

konsep fisika yang terdapat pada realitas latihan (lokal) yakni tari Pendet

sebagai media pembelajaran sains berbasis budaya lokal pada pokok

bahasan kesetimbangan benda tegar dan momen gaya. Hasil wawancara

dikoding ke dalam beberapa tema yang berkaitan dengan konsep fisika

yang dapat dilihat dalam tabel identifikasi di berikut ini.

Tabel 3.1 Identifikasi besaran–besaran fisika dalam tari Pendet

Deskripsi Data Agem Kanan dalam

Tari Pendet

Konsep Fisika yang

relevan

Deskripsi gambar 1 dan kutipan

wawancara

Konsep fisika 1

Deskripsi gambar 2 dan kutipan

wawancara

Konsep fisika 2

Deskripsi gambar 3 dan kutikan

wawancara

Konsep fisika 3

Keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara

kepada masyarakat dan observasi di Komunitas Tari Bali Sekar Jepun.

Wawancara kepada masyarakat Bali yang berdomisili di Yogyakarta

dilaksanakan mulai tanggal 12 Januari–23 Februari 2018 di kampus III Paingan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan di Sanggar Saraswati Bantul.

Wawancara dilaksanakan kepada tiga orang suku Bali dan satu penari Bali

bukan suku Bali. Tiga orang suku Bali yang diwawancarai yaitu dua orang

mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan satu orang

pelatih tari Bali yang bedomisili di Yogyakarta.

Observasi dilaksanakan pada tanggal 22 September dan 17 Oktober

2017 di Komunitas Tari Bali Sekar Jepun yang bertempat di Ground Gedung

Pusat Kampus II Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil observasi yang

diperoleh berupa rekaman video dan foto latihan tari Pendet. Peneliti juga

mendapatkan DVD pementasan tari Pendet yang diberikan oleh

penanggungjawab Komunitas Tari Bali Sekar Jepun. Identifikasi tari Pendet

dilakukan untuk menemukan konsep–konsep fisika yang relevan dengan

pembelajaran sains. Kemudian peneliti mendesain skenario pembelajaran yang

relevan dengan pokok bahasan kesetimbangan benda tegar dan momen gaya

menggunakan tari Pendet sebagai budaya lokal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

32

B. Gambaran Masyarakat Bali Tentang Tari Pendet

Pendet merupakan tari sajian untuk para leluhur (Bhatara dan

Bhatari). Tari ini dipentaskan di halaman pura, menghadap ke sebuah

pelinggih, di mana Bhatara dan Bhatari itu bersemayam. Pendet dilakukan

oleh para wanita dengan memakai pakaian adat. Para penari membawa bokor

yang berisi canang sari, bunga–bunga dan kewangen. Sebagian diantara

mereka juga membawa alat–alat upacara seperti: sangku, kendi dan

pengasepan. Tari ini dilakukan secara massal dan dipimpin oleh seorang

pemangku (pemimpin upacara) dengan membawa sebuah pengasepan atau alat

pedudusan yang penuh dengan asep menyan yang dibakar. Pada bagian akhir

dari tariannya, para penari meletakkan sajian-sajian, canang sari dan

kewangean itu pada pelinggih dan ada juga yang menaburkan bunga kepada

Bhatara–Bhatari sebagai suatu penghormatan. Tari ini diiringi dengan

gambelan gong (Bandem, 1982 : 143–144).

Tari Pendet diciptakan pada tahun 1950-an sebagai tari ritual

mamendet, yaitu ritual dalam pemujaan kepada para leluhur. Pada tahun 1967,

tari Pendet mengalami perkembangan dan modifikasi oleh seniman Bali

bernama I Wayan Rindi bersama Ni Ketut Reneng yang juga mengajar tari Bali

di kediamannya sebagai tari penyambutan. Tari Pendet yang awalnya hanya

dipentaskan di pura kini bisa dinikmati sebagai tari pertunjukkan untuk

hiburan/balih–balihan. Meski demikian, tari Pendet masih mempunyai fungsi

religius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

33

Nyoman Djayus (1979) mengatakan bahwa dalam melakukan agem

kanan, berat badan berada di kaki kanan dan kaki kiri di depan dengan jarak

satu kepalan tangan dan tubuh dimiringkan ke kanan. Lengan kanan lebih

tinggi dari lengan kiri. Jari diluruskan dengan ibu jari menutup telapak tangan.

Gerakan-gerakan yang dipelajari sebelum melakukan gerak agem kanan dalam

tari Pendet yaitu:

1. Gerakan kaki

a. Tapak sirang pada merupakan gerak/posisi kaki membentuk sudut,

posisi tubuh akan naik dan turun ini dilakukan terus menerus untuk

mengendurkan otot–otot dalam melakukan gerakan tari jari–jari kaki

diangkat.

b. Jinjit merupakan gerakan tumit diangkat dan diturunkan lagi untuk

memperkuat daya tahan karena kaki harus string dalam setiap gerakan

ketika memegang berat badan. Berjalan di tempat yang sama, kanan

dan kiri diangkat secara bergantian dan dilakukan berulang–ulang

untuk mengendurkan otot–otot kaki.

c. Nyeregseg merupakan gerakan kaki yang dilakukan secara cepat ke

kiri dan ke kanan dengan posisi berjinjit.

d. Pilak adalah kedua tumit bertemu dengan ujung kaki dibuka, kaki

kanan mengarah ke kanan dan kaki kiri mengarah ke kiri. Gerakan

mendak atau mayuk tetap dilakukan sebagai sikap dasar karena posisi

merendah/mendak selalu dilakukan terutama ketika ngagem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

34

2. Gerakan pinggang dan bahu

Pinggang bergeser ke kanan dan kiri sesuai dengan posisi agem tersebut.

Jika untuk agem kanan pinggang bergeser ke kanan dan pada agem kiri

pinggang bergeser ke kiri. Gerakan ini dilakukan berulang–ulang

sehingga posisi pinggang tidak berubah sesuai dengan agem tersebut.

Ngeed: dada dicondongkan ke depan, tulang belikat ditarik ke belakang,

posisi tulang belakang melengkung ke depan.

3. Gerakan kepala

Kipekan: kepala bergerak ke kanan dan kiri, kepala tegak menghadap ke

depan. Jika agem kanan kepala akan bergerak ke kiri dan jika agem kiri

kepala bergerak ke kanan.

4. Gerakan tangan

Jeriring: jari bergetar ringan ketika melakukan gerakan apapun. Jari

harus selalu digetarkan ringan untuk membuat tarian terlihat hidup dan

tidak kaku.

Posisi lengan saat agem, lengan terentang ke samping dan ditekuk ke

depan. Saat agem kanan, lengan kanan lebih tinggi dari dari lengan kiri

dan saat agem kiri lengan kiri lebih tinggi dari lengan kanan.

5. Gerakan mata

Ndelik: membuka dan menutup mata untuk mengendurkan otot – otot

mata.

Seledet: gerakan mata berkedip ke kanan dan kiri, di mana lengan kanan

lurus ke kanan dan tangan kiri lurus ke depan. Kedua tangan membentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

35

tinju kecuali untuk jari telunjuk, mata melihat tangan kanan dan

kemudian tangan kiri, dan seterusnya. Selanjutnya posisi tangan berganti,

tangan kiri lurus ke kiri dan kanan lurus ke depan, pertama melihat ke

kiri kemudian ke kanan. Gerakan ini dilakukan berulang – ulang.

Ngelier: menyipitkan salah satu mata. Jika ngelier ke kanan mata kiri

disipitkan, jika ngelier ke kiri mata kanan disipitkan.

C. Analisis Data dan Pembahasan

Tari Pendet adalah salah satu budaya dalam masyarakat Bali yang masih

diwariskan kepada generasi masa kini. Tari ini pada awalnya berfungsi sebagai

tari penyembahan kepada para dewa yang ditarikan di pura. Seiring

berkembangnya kebudayaan dalam masyarakat, seniman–seniman Bali mulai

menggubah tari Pendet menjadi tari pertunjukkan hiburan tanpa

menghilangkan makna sakral dari tarian tersebut.

Tari Pendet mulai diperkenalkan dan diajarkan kepada putri–putri usia

TK/SD sebagai pengenalan budaya dan untuk mengisi waktu luang setelah

pulang sekolah. Tari Pendet menjadi tari paling awal yang dipelajari oleh para

penari putri sebelum menarikan tari Bali lainnya. Pada tari Pendet terdapat

gerak–gerak pokok yang mudah dipelajari dan diingat oleh pemula dalam tari

Bali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

36

1. Posisi agem kanan dalam Tari Pendet

Gerak–gerak dasar yang dipelajari para penari tari Pendet adalah

kembang pada, tapak sirang pada, mendak, ngeseh, piles, agem, agem

kanan, agem kiri, seledet. Gerak awal yang utama dipelajari oleh penari

adalah gerak tapak sirang pada yang dikombinasikan dengan gerakan

mendak berulang–ulang untuk melatih otot–otot kaki.

Salah satu gerak pokok yang dipelajari dalam tari Pendet adalah

gerak agem. Gerak agem dibagi menjadi dua, yaitu agem kanan dan agem

kiri. Dalam penelitian ini, gerak agem kanan akan menjadi fokus analisis

yang berkaitan dengan konsep fisika untuk pembelajaran di sekolah

menengah. Sebelum melakukan gerakan dasar dalam tari Bali, para penari

harus mempelajari adeg–adeg atau aturan tentang agem yang benar seperti

yang telah dituturkan oleh pelatih tari Bali;

“Penari Bali harus memiliki adeg–adeg atau aturan tentang agem

yang benar. Jadi mereka mengawali dengan sikap tarik. Proses ini

membutuhkan waktu yang lama. Tapi sebelum agem itu ada sikap

yang namanya tapak sirang pada dulu. Sebelum masuk ke agem

harus mengajari dulu siswanya kembang pada yaitu posisi tegap ke

depan.”

Kemudian cara berjalan juga dipelajari untuk memahami gerakan

kaki yang harus dilakukan, kanan dan kiri :

“Selain kembang pada, anak-anak juga harus diajari teknik berjalan

hingga mereka memahami kaki kanan yang mana dan kaki kiri yang

mana serta melangkahnya seperti apa. Biasanya ada anak yang

melangkah dompo yaitu gerakan kaki dan kepala tidak serasi.

Koordinasinya kita harus memberikan pemahaman kepada anak

didik ketika mengangkat kaki kanan mengawali gong dengan

delapan hitungan yang jatuh pada pukulan gong. Anak didik diajar

untuk jalan ditempat dulu dengan hitungan seperti berjalan natural.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

37

Untuk melakukan gerak agem kanan, posisi tubuh penari tidak boleh

dalam keadaan berdiri sempurna. Berbeda dengan penari Jawa, tubuh

penari Bali itu cenderung melengkung. Tubuh harus merendah yang

disebut dengan mendak atau dalam bahasa Jawa disebut mayuk. Posisi kaki

diserong ke kanan dan berbentuk “V” untuk memperkuat pijakan sehingga

penari dapat menjaga keseimbangan tubuh lebih lama. Jarak antartumit

kaki kira–kira satu kepalan tangan. Meskipun kaki serong ke kanan, tubuh

tetap mengarah ke depan dan tidak boleh membungkuk. Posisi tangan

kanan berada sejajar mata di atas bahu disebut sepat pala dan tangan kiri

sejajar dada yang disebut sirang susu.

2. Diagram Gerak Agem Kanan dalam budaya Tari Pendet

Melalui observasi dan wawancara, gerak agem kanan memiliki

kaitan dengan konsep kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dalam

pelajaran fisika di sekolah menengah. Tubuh manusia mempunyai titik

pusat massa gravitasi (center of gravitation on human body) dan titik berat

pada setiap segmen–segmen tubuh pusat gravitasi tiap segmen tubuh

sesuai posisi tubuh (a) dan (b) menurut J. F. Gabriel (2012: 19). yang dapat

dilihat pada gambar 4.1. Pada penelitian ini, analisis dalam diagram akan

difokuskan pada pusat massa gravitasi tubuh dan titik berat pada bagian

lutut untuk melihat dinamika gaya–gaya yang bekerja terhadap segmen–

segmen tersebut. Tahap analisis gerak agem kanan ke dalam konsep–

konsep fisika dapat dilihat dari gambar proses latihan agem kanan berikut

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

38

Gambar 4.1. Data pusat gravitasi tiap segmen tubuh tampak samping

pada saat (a) berdiri tegak dan (b) membungkuk.

Gambar 4.2. Diagram gaya dalam gerak dasar tapak sirang pada

w

N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

39

Gambar 4.3. Diagram gerak dasar tapak sirang pada kemudian mendak.

Pada gerak tapak sirang pada, penari memfokuskan pusat massa

tubuh di bagian tengah dengan kedua kaki sebagai penopang berat badan.

Dada dicondongkan ke depan, tulang belikat ditarik ke belakang untuk

membuat kesan tegap dan optimis. Sikap ini dapat disebut sebagai gaya

pelawan dari gaya. Telapak kaki sebagai penopang tubuh dibuat bentuk

“V” untuk menjaga keseimbangan tubuh lebih lama dan tidak mudah jatuh.

Gerak mendak kemudian dilanjutkan untuk melatih otot–otot kaki

supaya kaki tidak mudah lelah. Mendak yang dilakukan setiap penari

berbeda–beda tergantung dari kekuatan lutut mereka. Gerak ini harus

w

Fdorong

z

α α

F cos α

N

F cos α

F sin α F sin α

x

y

w

N

F sin α (kiri) F sin α (kanan)

Fdorong Pantat

ΣF = 0

ΣFx = 0

ΣFy = 0

ΣFz = 0

Στ = 0

Στx = 0

Στy = 0

Στz = 0

Nilai gaya–gaya dan torsi yang

bekerja berdasarkan diagram gerak

mendak adalah :

F cos α (kiri) + F cos α (kanan)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

40

mempertimbangkan kenyamanan penari terutama yang memiliki riwayat

penyakit peradangan persendian di bagian lutut.

(a) (b)

Gambar 4.4. Posisi agem dikombinasikan dengan mendak (a) tampak depan

dan (b) tampak samping.

Pada gerak dasar agem, pusat massa tubuh penari masih

dikonsentrasikan di tengah. Kemudian saat pelatih menginstruksikan

gerak agem kanan, posisi kaki penari akan serong ke kanan dengan tidak

merubah bentuk adeg–adeg-nya. Posisi tubuh menghadap ke depan

dengan tegap dan optimis (bukan membungkuk). Posisi kedua tangan yang

awalnya sejajar dada akan berubah. Posisi tangan kanan terlihat lebih

Fdorong pantat

N

w

Fdorong

F sin α F sin α

Fdorong F cos α F cos α

α α

F cos α

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

41

tinggi dari tangan kiri. Posisi pinggul yang awalnya ditengah pun berubah

menjadi sedikit dinaikkan ke kiri. Dalam gerak agem maupun agem kanan

penari harus dalam keadaan mendak. Keadaan ini secara tidak sengaja

telah merubah posisi titik berat penari yang awalnya di tengan menjadi ke

kanan. Maka dari itu dalam gerak agem kanan kaki kanan akan menjadi

tumpuan berat badan penari.

Gambar 4.5. Diagram pada posisi agem kanan dalam tari Pendet

w

Fdorong

pantat

Fdorong

Fdorong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

42

3. Hubungan antara Gerak Agem Kanan dan Konsep Fisika

Berdasarkan kepercayaan masyarakat Bali tentang tari Pendet dan

latihan tari Pendet yang dilakukan oleh para putri di Bali, dapat dianalisis

konsep–konsep fisika yang terkandung dalam tari Pendet tersebut, yaitu

gerak kaki sebagai penopang, posisi tangan, keadaan tubuh dan

penempatan titik berat yang sempurna difokuskan untuk membuat penari

dalam keadaan seimbang dengan posisi melengkung indah sesuai instruksi

pelatih sampai penari dapat melakukan gerak agem kanan tanpa mudah

terjatuh. Berikut ini adalah konsep–konsep fisika yang terdapat dalam

gerak agem kanan pada tari Pendet:

a. Pusat Massa atau Pusat Gravitasi Tubuh Manusia dan Daerah

Stabilitas pada Telapak Kaki

J. F. Gabriel (2012: 16) menyatakan titik yang dipakai gaya

gravitasi pada tubuh dikenal sebagai pusat gravitasi. Pusat gravitasi

ini merupakan bagian dari pusat massa. Pada manusia yang berdiri

tegak ketika dilihat dari belakang, pusat gravitasi berlokasi pada

pelvis di depan bagian atas depan sacrum dan pada sekitar 58%

tinggi seseorang dari tanah (J. R. Cameron dkk, 2006: 61).

Tubuh akan stabil selama proyeksi vertikal cg (pusat massa

gravitasi) berada dalam daerah berarsir yang ditunjukkan pada

gambar 4.6. Jika proyeksi vertikal dari pusat massa gravitasi

individu berada di luar area yang terarsir maka orang tersebut akan

jatuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

43

Gambar 4.6. (a) luas daerah stabil ketika kaki berada berdekatan

dan (b) luas daerah stabil ketika kaki terpisah.

Mengawali adeg–adeg tentang agem yang benar sampai ke

gerak agem kanan melalui proses gerak kembang pada, tapak sirang

pada, mendak atau mayuk, serong ke kanan, posisi tangan sepat pala

dan sirang susu, posisi kepala dan pandangan mata dapat dilihat

perubahan titik berat tubuh yang semula dikonsentrasikan di tengah

sampai secara tidak sengaja diletakkan di bagian tubuh sebelah

kanan dengan kaki kanan sebagai penopang berat badan.

Pada saat gerakan kembang pada, titik berat tubuh berada di

tengah dan ditopang oleh kedua kaki yang membentuk “V”. Tujuan

kaki dibuat demikian supaya penari mampu menahan berat badan

lebih lama ketika posisi berdiri tegak diubah menjadi posisi

mendak/mayuk. Pada saat agem kanan, kaki kanan dan kaki kiri

sama–sama dibuat serong kanan dengan tidak mengubah adeg–adeg

telapak kaki yang berbentuk “V”. Tubuh menghadap ke depan

kemudian mendak. Badan akan melengkung ke kanan dan pinggul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

44

sedikit dinaikkan sehingga titik berat kini dikonsentrasikan di kanan

dengan kaki kanan yang menopang seluruh berat badan.

“ – proses nari Bali ini tapak sirang pada. Kalau agem kanan-

nya posisi kaki kanan diagonal dan berat badan itu ada di

tengah. Seluruh berat bada dan konsentrasi itu ada di sisi

tengah dahulu – Berat badan di tengah dahulu kemudian

mendak – ketika kita turun artinya kita tidak sengaja untuk

meletakkan berat badan kita di kanan, otomatis berat badan

kita di kanan.”

b. Kesetimbangan Benda Tegar dan Momen Gaya

Pada konsep kesetimbangan ini, posisi kaki sangat

mempengaruhi keadaan penari tari Pendet. Pada posisi kedua telapak

kaki lurus ke depan, kecenderungan penari jatuh ketika

melengkungkan badan akan lebih besar. Untuk menambah

keseimbangan maka adeg–adeg telapak kaki dibuat berbentuk “V”

untuk memperluas daerah stabilitas penari. Hal ini juga bisa berlaku

dalam kegiatan–kegiatan olahraga yang membutuhkan

keseimbangan.

Gerakan agem kanan tidak boleh dilakukan dalam keadaan

berdiri tegak. Lutut penari harus ditekuk atau dalam posisi mendak.

Ketika agem kanan, kaki kanan sangat berperan dalam menjaga

keseimbangan tubuh penari dan menjadi titik tumpu bagi penari.

Perubahan gaya yang terjadi pada titik berat penari bisa saja

membuat kesembangan penari menjadi lemah jika posisi kaki tidak

dalam adeg–adeg yang benar. Posisi tangan kanan yang berada lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

45

tinggi dari tangan kanan juga mendukung kesimbangan penari dalam

melakukan gerak agem kanan.

Konsep momen gaya juga berlaku dalam gerak agem kanan

yang dilakukan oleh penari tari Pendet. Konsep ini dapat

diperhatikan dari posisi lutut dan tubuh penari. Ketika penari tidak

sanggup menahan massa tubuh, akan ada kecenderungan kaki yang

menjadi penopang melakukan perputaran sehingga membuat penari

terjatuh. Perputaran terjadi karena torsi yang bekerja pada titik berat

bagian lutut tidak sama dengan nol. Hal ini juga terpengaruh ketika

lengkungan tubuh penari berada di luar area stabilitas kaki. Seperti

yang dituturkan oleh pelatih tari Bali dalam wawancara;

“Sebelum masuk ke agem harus mengajari dulu siswanya

kembang pada yaitu posisi tegap ke depan. Tarik tulang

belikat, kempeskan perut kemudian merendah sampai kedua

tangan masuk di sini (terjepit di sendi tulang selangkang) dan

di dorong ke depan. Ini dulu lama mereka belajarnya sampai

saya biasanya duduk di paha supaya di sini (paha) ada

bonjengan. Kalau sudah bisa kita duduk di situ berarti itu

posisi benar sedangkan kalau mereka terjatuh berarti mereka

tidak seimbang. Kalau mereka menahan berat badan berarti

mereka sudah mengunci di area sacrum. Itu yang pertama.”

Hasil analisis pada gambar–gambar tapak sirang pada,

mendak, agem dan agem kanan hanya mencakup gaya – gaya yang

bekerja pada gerak–gerak tersebut. Sesuai dengan syarat – syarat

kesetimbangan di mana ΣF = 0 maka Στ = 0 juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

46

Tabel 4.1. Deskripsi konseptual gerak dalam tari Pendet terhadap fisika

No Gerak Tari Pendet Deskripsi Konseptual

1 Tapak Sirang Pada 1.1.Pada posisi ini penari berdiri

tegak, gaya–gaya yang bekerja

pada titik pusat massa tubuh dan

masing–masing titik berat setiap

segmen tubuh adalah gaya berat

ke bawah dan gaya normal ke

atas.

1.2.Posisi kaki berbentuk “V” untuk

memperluas daerah stabilitas.

1.3.Diagram posisi ini dapat dilihat

pada gambar 4.2.

2 Mendak 2.1.Titik berat pada segmen kaki

bergeser (titik berat tidak

berpindah dari bagian tubuh

yang telah ditentukan) karena

kaki ditekuk.

2.2. Gaya–gaya yang bekerja pada

titik pusat gravitasi adalah gaya

gravitasi ke bawah dan gaya

normal

2.3.Gaya–gaya yang bekerja pada

segmen lutut dapat dilihat pada

diagram gambar 4.3 ketika

penari melakukan posisi

mendak.

3 Agem 3.1.Antar telapak kaki diberi jarak

sekitar satu kepalan tangan

untuk memperluas daerah

stabilitas.

3.2.Gaya–gaya yang bekerja pada

daerah titik berat di lutut saat

posisi ini sama dengan gaya–

gaya yang bekerja pada daerah

kaki saat posisi mendak.

3.3.Gaya – gaya yang bekerja pada

titik pusat gravitasi tubuh masih

sama seperti saat penari

melakukan gerak mendak.

3.4.Diagram gaya–gaya yang terjadi

saat posisi ini dapat dilihat pada

gambar 4.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

47

4 Agem Kanan 4.1.Posisi kaki di serong ke kanan

dengan mempertahankan bentuk

“V” untuk menjada daerah

stabilitas tubuh.

4.2. Gaya–gaya yang bekerja pada

titik pusat gravitasi tubuh dan

titik berat pada kedua lutut

dapat dilihat pada gambar 4.5.

4.3. Lutut kanan yang menjadi pusat

tumpuan tubuh penari

cenderung melakukan

perputaran atau terjadi torsi

karena penari tidak mampu

menahan massa tubuhnya.

4. Skenario Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal (Kasus Tari Pendet)

Skenario aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sains

berbasis budaya lokal kasus tari Pendet pada pokok bahasan

kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dapat digunakan sebagai

acuan PBM di dalam kelas. Skenario ini berisikan tentang sebuah budaya

yang dikenal oleh siswa dan dipilih sebagai media pembelajaran sains di

sekolah. Kemudian guru membuat rancangan PBM di dalam

menggunakan RPP yang disusun sesuai dengan kasus budaya yang

digunakan ke dalam topik pembelajaran sains yang relevan. Melalui

pembelajaran berbasis budaya ini siswa diharapkan mampu memahami

konsep fisika yang dipelajari sekaligus lebih mengenal budaya yang telah

mereka ketahui dapat dikaitkan dalam pembelajaran di sekolah. Berikut ini

adalah bagan contoh skenario budaya lokal kasus tari Pendet untuk

pembelajaran fisika.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

48

Pra

Pembelajaran

Pengumpulan Informasi

tentang Budaya Bali:

1. Studi Literatur

2. Observasi

3. Wawancara

Mengenal lebih jauh

tentang budaya yang

potensial relevan

dengan konsep fisika

PB

M d

i k

ela

s

1. Belajar budaya Bali tentang tari Bali

khususnya tari Pendet

2. Memperagakan gerak – gerak dasar

dalam tari Pendet

Awal

Menggunakan

aspek budaya

untuk belajar

fisika dalam

pembelajaran

di kelas

Memilih informasi yang Relevan terhadap

Pembelajaran Sains:

1. Merekam latihan tari Pendet dan dan

mangambil foto setiap gerak–gerak

yang terdapat dalam tari Pendet

2. Menganalisis gerak agem kanan

yang terdapat dalam tari Pendet

3. Mengkonfirmasi hasil analisis

dengan mengintegrasikan budaya

dan sains

4. Menganalisis besaran–besaran gerak

agem kanan ditinjau dari pandangan

masyarakat Bali

5. Memahami hubungan antara teknik

gerak agem kanan dengan konsep

fisika berdasarkan persepsi

masyarakat dan sains

Inti

1. Membuat kesimpulan tentang konsep–

konsep fisika yang dipelajari

2. Memahami hubungan antara konsep

yang dipelajari dan relevansinya dalam

budaya tari Pendet

akhir

Pasc

a P

BM

Penerapan konsep yang dipelajari untuk

diaplikasikan dalam konteks yang lebih

luar dalam budaya masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

49

Bagan 4.1. Skenario Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal (Kasus Tari

Pendet)

Bagan di atas dapat digunakan sebagai skenario untuk merancang sebuah rancangan

program pembelajaran (RPP) yang dimuat pada lampiran 1. RPP yang dirancang

disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa–siswi

di jenjang sekolah menengah dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan hasil penelitian yang telah dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa;

1. Tari Pendet yang telah dikenal oleh masyarakat Bali, khususnya pada

gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan mempunyai

relevansi dalam pokok bahasan kesetimbangan benda tegar dan momen

gaya pada pelajaran sains di sekolah menengah.

2. Rencana Program Pembelajaran (RPP) pada lampiran 1 digunakan sebagai

model desain pembelajaran sains di kelas menggunakan gerak tapak

sirang pada, mendak, agem dan agem kanan pada tari Pendet untuk pokok

bahasan kesetimbangan benda tegar dan momen gaya sebagai konsep

fisika yang dipelajari dalam proses belajar mengajar di kelas.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan pada

tari Pendet ini hanya difokuskan untuk merancang desain pembelajaran di

kelas. Oleh sebab itu, perlu adanya tahap implementasi rancangan

pembelajaran terhadap konsep fisika di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

51

C. Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi para guru

dan/atau calon guru untuk mengajar fisika/sains menggunakan model

pembelajaran berbasis budaya lokal.

2. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan mengujicobakan skenario

pembelajaran yang telah dirancang dan menyelidiki variabel–variabel yang

terkait, misalnya minat, motivasi, pemahaman konsep, efektivitas proses

belajar–mengajar dan variabel–variabel lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

52

DAFTAR PUSTAKA

Astini, Siluh Made dan Usrek Tani Utina. Tari Pendet Sebagai Tari Balih–Balihan

Kajian Koreografi. Harmonia Jurnal Pengetahuan dan Pemikiran Seni,

Volume VIII No. 2 Edisi Mei – Agustus 2007, hal. 170–179

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/view/789/720

diakses tanggal 20/02/2018.

Bandem, I Made. 1982. Ensiklopedi Tari Bali. Denpasar: Akademi Seni Tari

Indonesia Denpasar.

Cameron, John R., dkk. 2006. Fisika Kedokteran: Fisika Tubuh Manusia Edisi Ke-

2. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Djayus, Nyoman. 1980. Teori Tari Bali Cetakan Ketiga. Denpasar: CV. Sumber

Mas Bali.

Enita. 2013. Pengetahuan Lokal Sebagai Bagian dalam Pembelajaran Sains pada

Pokok Bahasan Fase-Fase Bulan Kelas VIII SMP Negeri 32 Sendawar

Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Skripsi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Gabriel, J. F. 2012. Fisika Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Gea, Wihelmina Jelfan. 2017. Lompat Batu Sebagai Media Pembelajaran Sains

Berbasis Budaya Lokal Pada Pokok Bahasan Gerak Parabola. Skripsi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Gedgrave, Isabel. 2009. Teaching Modern Of Physics. New Delhi: Global Media.

Gie, The Liang. 1992. Pendidikan Sains Bagi Pembangunan Nasional. Yogyakarta:

Yayansan Studi Ilmu dan Teknologi.

Halliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Heryadi, Yaya dkk. 2012. Grammar of Dance Gesture from Bali Traditional Dance.

https://pdfs.semanticscholar.org/550c/8753691af6b8589a37ec53e8b452ce

90e4a1.pdf diakses tanggal 20/02/2018 16:20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

53

Heryadi, Yaya dkk. 2014. A Method for Dance Motion Recognition and Scoring

Using Two-Layer Classifier Bassed on Conditional Random Field an

Stochastic Error-Correcting Context-free Grammar.

https://www.researchgate.net/profile/Mohamad_Ivan_Fanany/publication/

272202289_A_Method_for_Dance_Motion_Recognition_and_Scoring_Us

ing_Two-

Layer_Classifier_Based_on_Conditional_Random_Field_and_Stochastic_

Error-Correcting_Context-

free_Grammar/links/54df7ba80cf29666378b1086/A-Method-for-Dance-

Motion-Recognition-and-Scoring-Using-Two-Layer-Classifier-Based-on-

Conditional-Random-Field-and-Stochastic-Error-Correcting-Context-

free-Grammar.pdf diakses tanggal 20/02/2018 16:24.

Jamalis, Martini. 2013. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Johnson, Elaine B. 2010. Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Penerbit Kaifa.

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: PT Refika Aditama.

Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2013. Media Pembelajaran Manual dan

Digital Edisi Kedua. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2014. Psikologi Pendidikan: Educational Psychology Edisi 5

Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika.

Setiawan, S. Yakobus E. S. 2008. Pengetahuan Lokal Sebagai Bagian Dalam

Mengembangkan Desain Pembelajaran Sains di SD Bungkus, Parangtritis,

Kretek. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Suastra, I Wayan. 2010. Model Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal Untuk

Mengembangkan Kompetensi Dasar Sains dan Nilai Kearifan Lokal di

SMP. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/view/1697/1484

diakses tanggal 06/11/2017.

Suriasumantri, Jujun S. 2017. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer

Keterkaitan Ilmu, Agama dan Seni. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:

Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

54

Lampiran 1

Contoh Skenario Pembelajaran Sains Berbasis Budaya Lokal

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA NEGERI 1 TORUE

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : XI/I

Kompetensi Inti : KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,

dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,

serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara

efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar : 3.6 Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat,

dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis)

dalam kehidupan sehari-hari

4.6 Merencanakan dan melaksanakan percobaan titik berat

dan keseimbangan benda tegar

Alokasi Waktu : 3 × 45 Menit (1 × pertemuan)

A. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Mengenal tentang kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dalam tari

Pendet

2. Menganalisis masalah kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dalam

gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan dalam tari Pendet

3. Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari–hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

55

B. Tujuan Pembelajaran

1. Mengenal tentang kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dalam tari

Pendet

2. Menganalisis masalah kesetimbangan benda tegar dan momen gaya dalam

gerak tapak sirang pada, mendak, agem dan agem kanan dalam tari Pendet

3. Menerapkan konsep titik berat benda dalam kehidupan sehari–hari

C. Materi Ajar

Kesetimbangan Benda Tegar

Tipler (1998) menyatakan bahwa kesetimbangan benda tegar adalah

kondisi benda dengan gaya resultan dan momen gaya resultan sama dengan nol

pada benda yang diam (statis) atau benda yang bergerak lurus (dinamis). Pada

pokok bahasan Hukum–hukum Newton telah dijelaskan bagaimana sebuah

partikel agar tetap diam, yaitu gaya neto yang bekerja pada partikel tersebut

adalah nol. Pada kondisi ini, partikel tidak dipercepat, dan jika kecepatan

awalnya nol, maka partikel tetap diam. Karena percepatan pusat massa sebuah

benda sama dengan gaya neto yang bekerja pada benda dibagi dengan massa

total benda, maka syarat ini juga berlaku untuk benda tegar yang berada pada

kesetimbangan. Namun, walaupun pusat massa sebuah benda diam, benda

dapat berputar. Jadi, syarat lain yang diperlukan adalah torsi neto terhadap

pusat massa sama dengan nol. Jika pusat massa sebuah benda diam dan tidak

ada rotasi mengelilinginya, maka tidak akan ada rotasi yang mengelilingi titik

mana pun. Jadi, agar kesetimbangan statik terjadi, torsi neto yang bekerja pada

sebuah benda harus sama dengan nol terhadap setiap titik.

Kesimpulannya, ada dua syarat yang diperlukan agar benda tegar berada

dalam kesetimbangan statik, yaitu;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

56

1. Gaya eksternal yang bekerja pada benda sama dengan nol:

𝑭𝒏𝒆𝒕𝒐 = 0 ( 1 )

2. Torsi eksternal neto terhadap setiap titik harus sama dengan nol:

𝝉𝒏𝒆𝒕𝒐 = 0 ( 2 )

Momen Gaya

Halliday (1985) menyatakan bahwa momen gaya atau torsi atau

torka dari bahasa Latin torquere yang artinya memutar. Jadi, torsi adalah

kecenderungan sebuah gaya untuk memutar suatu benda tegar terhadap suatu

titik poros tertentu. Jika torsi resultan yang dialami oleh benda tidak sama

dengan nol, maka benda melakukan gerak putar dengan frekuensi sudut

ataupun periode yang berubah terhadap waktu. Artinya, bila torsi resultan tidak

nol, maka gerak putar itu mempunyai percepatan sudut yang tidak nol. Jika

torsi resultan pada benda bersifat nol, maka benda tersebut dalam

kesetimbangan rotasi. Selain itu, benda disebut dalam kesetimbangan translasi

bila gaya resultannya nol.

Jika benda bermassa m berada di posisi r (yaitu di titik P) relatif

terhadap titik asal koordinat (o), dan di titik P bekerja gaya F ( gambar 2.1 ),

maka torsi yang bekerja pada benda terhadap o didefenisikan sebagai :

𝝉 = 𝒓 × 𝑭 ( 3 )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

57

Gambar 2.1 Sebuah benda mengalami

gaya di titik P tetapi torsinya bekerja

terhadap titik o.

Torsi adalah besaran vektor. Besarnya diberikan oleh :

𝜏 = 𝑟𝐹 sin 𝜃 ( 4 )

dengan θ adalah sudut antara r dan F; arahnya tegak lurus kepada bidang yang

dibentuk oleh r dan F. Arahnya dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan

bagi perkalian vektor antara dua vektor, yaitu ayunkan r dan F melalui sudut

terkecil diantaranya dengan cara mengepalkan jari–jemari tangan kanan

kemudian memperhatikan arah yang ditunjukkan oleh ibu jari yang ditegakkan

menyatakan arah τ.

D. Metode Pembelajaran

Ceramah, Tanya jawab, Diskusi kelas

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pembuka

a. Memberi salam, melakukan presensi serta mempersiapkan alat dan

bahan yang diperlukan untuk pembelajaran.

b. Guru memberikan motivasi atau pertanyaan untuk mendorong

keingintahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari. Misalnya

menanyakan “Apa yang kalian ketahui tentang kesetimbangan benda

tegar?” dan “Apa hubungan kesetimbangan dan momen gaya?”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

58

c. Siswa diminta untuk mengungkapkan ide awal dan keyakinan mereka

terhadap pertanyaan tersebut.

d. Guru menuliskan gagasan–gagasan mereka di papan tulis tanpa

membenarkan atau menyalahkan jawaban mereka.

2. Inti

a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok–kelompok kecil (3–5 orang)

dan memberikan LKS kepada masing–masing siswa.

b. Siswa menyaksikan dan memperhatikan video singkat latihan gerak–

gerak pokok dalam tari Pendet yang diputar oleh guru menggunakan

proyektor.

c. Setiap kelompok melakukan penyelidikan tentang kesetimbangan

benda tegar dan momen gaya dari video yang telah diputarkan.

d. Setiap kelompok disarankan membuat laporan hasil penyelidikan.

e. Perwakilan kelompok melaporkan hasil penyelidikan di papan tulis.

f. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil penyelidikan kelompok dan

siswa lain diberi kesempatan menyanggah atau memberi komentar.

g. Guru mengajukan pertanyaan–pertanyaan yang bersifat terbuka untuk

mengecek kompetensi dasar siswa maupun budaya lokal terkait dengan

topik yang dipelajari.

h. Guru memfasilitasi siswa untuk berkomentar, mengajukan pertanyaan,

mengklarifikasi topik yang dipelajari dan melakukan refleksi.

i. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil penyelidikan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

59

j. Guru memberikan umpan balik positif dalam bentuk pujian tertulis atau

pun lisan terhadap keberhasilan siswa.

k. Guru melakukan penilaian selama proses berlangsung.

3. Penutup

a. Guru menyarankan siswa menyimpulan materi/hasil pembelajaran yang

telah dipelajari sebagai catatan rangkuman siswa.

b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah

c. Menginformasikan materi yang akan dibahas berikutnya

d. Berdoa untuk mengakhiri proses belajar mengajar.

I. ALAT/ SUMBER BELAJAR

• LKS, LCD, Laptop, Power Point, Gambar dan Video

• Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XI Semester 1.

Jakarta: Erlangga.

• Halliday, David & Robert Resnick. 1985. FISIKA JILID I EDISI

KETIGA. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.

• Tipler, Paul A. 1998. FISIKA Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid

I. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA.

J. PENILAIAN

a. Teknik penilaian : Tugas, tes tertulis, pengamatan nilai karakter

b. Bentuk instrumen : Esai, tabel pengamatan nilai karakter

Nilai = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙× 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

60

Lampiran 2

Hasil Data Wawancara dengan Masyarakat

Pelatih tari Pendet

Q : Apa makna Tari Pendet dalam kebudayaan Bali?

A : Tari Pendet adalah sebuah tari penyambutan, tari selamat datang yang awalnya

bahwa Tari Pendet itu perkembangan dari memendet yaitu menari perilaku

manusia ketika kita ngaturang ayah atau mempersembahkan kemampuan yang

kita miliki ketika kita ada di pura dalam pelaksanaan upacara. Dari memendet

itu terus dikembangkan atau diperbaiki akhirnya menjadi tarian Pendet yang

merupakan tarian penyambutan (selamat datang) yang kemudian sekarang

berkembang juga dipergunakan untuk pariwisata. Tarian ini biasanya ditarikan

oleh para gadis atau putri-putri remaja baik itu secara kelompok kecil,

kelompok besar, ataupun secara masal yang menggunakan properti berupa

bokor dan ada juntaian daun janur yang disebut dengan sampiyan. Di atas

sampiyan diisi dengan bunga tabur.

Q : Di mana awal adanya Tari Pendet?

A : Tari Pendet berawal dari tarian upacara, memendet (bergerak). Bagi putri-putri

di Bali kan yang menari itu adalah putri-putri, kaum remaja putri, anak-anak.

Memendet diambil dari gerakan secara otomatis mengikuti alunan gending atau

ngigelan gending (menarikan musik) karena musik dan tari itu adalah

faktornya. Jadi musik Pendet kemudian ada Tari Pendet atau gerak Tari Pendet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

61

Bergerak saja dengan menggunakan properti berupa sarana upacara seperti

tabung (sebuah botol yang berisi arak, berem, dan air suci) dan sajen.

Bergerak, melangkah mengikuti alunan musik. Ketika ada SMKI di Denpasar

melihat bahwa tarian ini perlu dikembangkan untuk generasi kita berikutnya.

Dari memendet menjadi Tari Pendet.

Q : Bagaimana posisi atau gerakan Agem Kanan yang baik dalam Tari Pendet?

A : Dalam setiap tarian di Bali, agem itu adalah sikap dasar. Kita mengatakan kalau

agem seseorang itu bagus (baik), sikap dasar dari gerak agem itu adalah sikap

dasar yang sebenarnya. Tidak hanya di Tari Pendet, di tari yang lain pun agem

itu harus ada baik itu agem kanan atau agem kiri. Dua sisi itu harus ada. Kanan

kiri atau atas bawah. Karena orang Bali percaya dengan konsep rwa bhinneda

(dua sisi yang berbeda tetapi selalu berdampingan). Pada kesempatan ini agem

kanan yang ditanyakan begitu ya. Agem kanan itu sikap dasarnya bagaimana

kita memahami sikap tubuh. Sikap tubuh yang pertama, tubuh itu harus

merendah atau disebut dengan mendak. Kemudian mendorong ke depan atau

disebut dengan ngeep atau di Jawa dikenal dengan mayuk. Cengked itu menarik

tulang ekor supaya melengkung. Awalnya adalah tulang belikat menarik bahu

ke belakang, menyatunya tulang belikat kemudian mendorong ngeep (columna

vertebrae dilengkungkan yang ditarik adalah tulang ekornya). Mendak,

cengked, mayuk atau ngeed adalah posisi yang harus dipahami oleh penari Bali.

Terlepas dari ada koordinasi antara kepala, tangan, torso, dan gerak kaki yang

disebut dengan tribangga (tiga gerak tubuh dalam Tari Bali). Mengawali

sebelum agem ada gerakan kembang pada namanya di mana sikap ini juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

62

disebut agem. Tapi proses nari Bali ini tapak sirang pada. Kalau agem kanan-

nya, posisi kaki kanan diagonal dan berat badan itu ada di tengah. Seluruh berat

badan dan konsentrasi itu ada sisi yang tengah dahulu. Kaki kanan diagonal,

kaki kiri juga diagonal, diambil garis diagonal di antara posisi kaki. Kesepuluh

jari kaki disebut nyelekenting (pangkal jari kaki sampai ujung jari kaki ditarik

ke atas). Jarak antara kaki kanan yang posisinya diagonal dengan posisi kaki

kiri diagonal kira-kira satu genggaman tangan. Berat badan di tengah dulu

kemudian mendak (merendah). Otomatis dalam Tari Bali itu tidak ada

pemaksaan. Tubuh tidak harus kontemporer. Tubuh mengikuti secara alami

saja. Sekarang kita rendah, maka tubuh ikut merendah atau turun kemudian

didorong ke depan mayuk. Otomatis ini (gerakan tersebut) akibat saja, ini

semuanya akibat. Ketika kita naik maka itu adalah akibat juga. Ketika kita

turun artinya kita tidak sengaja untuk meletakkan berat badan kita di kanan,

otomatis berat badan kita di kanan. Sedikit mendorong pantat ke kiri dan

pinggang ke kanan kemudian kepala. Nah sekarang berat badan itu ada di

mana? Ada di kanan. Semua berat badan kita ada di kanan. Ketika kaki kiri

diangkat penari tidak jatuh. Ketika agem kiri maka semua berat badan ada di

kiri. Posisi tubuh dan kaki sebagai support atau penyangga. Kemudian posisi

tangan dalam agem kanan disebut dengan sirang susu. Bahu tidak boleh naik

kalau dalam tari putri. Tulang belikat yang ditarik. Posisi tangan kiri sirang

susu, posisi jari-jari adalah ibu jari ditekuk ke belakang kemudian empat jari

lainnya melengkung ke belakang dan digetarkan yang disebut dengan jeriring.

Ini adalah rangkaian dari agem kanan. Kemudian rendah, ini namanya sirang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

63

susu dan ini namanya sepat pale (posisi tangan kanan sejajar bahu kemudian

lengan bawah ditekuk ke depan membentuk sudut siku-siku dengan lengan

atas) dan posisi jari-jari sama yaitu ibu jari disembunyikan dan empat jari

lainnya diberdirikan jeriring. Posisi kepala ke kanan (rebahnya ke kanan), mata

dibuka diam dan fokusnya ke depan. Ketika bergerak (mengangkat) semuanya

ada di kanan. Secara utuh dilihat dari ujung kaki sampai rambut, kepala ke

kanan, posisi tangan kiri sirang susu, posisi tangan kanan sepat pale, di dorong

ke depan inilah sikap agem. Ketika berpindah lain lagi yang disebut dengan

tandang.

Q : Dalam melakukan gerak atau posisi Agem Kanan ada kemungkinan penari

terjatuh. Sebagai pelatih Tari Bali, bagaimana instruksi Anda supaya penari

dapat melakukan posisi Agem Kanan dengan baik?

A : Mengawali dari anak-anak kecil yang belajar nari di Sanggar Saraswati, di

kampus atau di mana saja yang memang mereka belajar dari nol. Mengawali

itu kita memang harus memotivasi mereka, memberikan pemahaman kepada

mereka bahwa tubuh dalam penari Bali itu berbeda dengan tubuh penari Jawa

misalnya Tari Jogja. Tubuh penari Bali itu cenderung melengkung. Itu yang

selalu saya berikan pemahaman diawal bahwa tubuh itu selalu melengkung.

Tariklah tulang belikatmu ke belakang sehingga itu seperti ini (tulang belikat

itu menyatu). Menyatu dia. Sehingga tidak malu-malu untuk mendorong ke

depan dalam artian susunya (payudaranya) didorong. Terkadang yang baru-

baru itu mereka malu. Kelebihan yang kita miliki itu yang ditonjolkan. Penari

Bali itu seperti itu. Ketika tulang belikat sudah ditarik dengan benar lalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

64

merendah mendak, cengked, mayuk atau ngeep tadi itu baru kita mengajarkan

ini sikap dasarnya seperti apa. Dari sikap kaki terlebih dahulu karena support

yang paling penting. Kaki dahulu yang mengawali. Ada beberapa sikap kaki

dalam Tari Bali. Dalam kali ini hanya mengenai agem kanan saja. Sikap ini

yang dipahami. Kalau sikap ini sudah benar, karena berbeda ketika orang

memposisikan kaki kirinya di depan sini (tengah-tengah kaki kanan) maka

hasilnya akan berbeda. Ini adalah posisi yang salah. Posisi yang benar adalah

di mana diagonal. Ini yang benar dulu kayak orang pencak silat kan kuda-

kudanya harus betul dulu. Dalam Tari Bali pun sama, belajar tari apapun sama.

Posisi kaki dulu kemudian merendah pelan. Mahasiswa diajak pelan-pelan

turun. Telapak tangan harus menyentuh lutut. Di sinilah jangkauannya. Kita

tidak boleh menari berdiri dan posisi kaki tidak boleh dalam keadaan berdiri

sempurna. Jadi ini (lutut) harus menekuk dan ukurannya adalah peganglah

lututmu sekuat-kuatnya dan diam. Tangan harus diluruskan (siku tidak boleh

menekuk) dan badan melengkung ke belakang (tidak boleh bungkuk, harus

menarik tulang belikat ke belakang). Tegap, optimis, tarik. Bukan bahu yang

diangkat. Kalau bahu yang diangkat itu berbeda dengan menarik tulang belikat.

Penari Bali harus memiliki adeg-adeg atau aturan tentang agem yang benar.

Jadi mereka mengawali dengan sikap tarik. Proses ini membutuhkan waktu

yang lama. Tapi sebelum agem itu ada sikap yang namanya tapak sirang pada

dulu. Sebelum masuk ke agem harus mengajari dulu siswanya kembang pada

yaitu posisi tegap ke depan. Tarik tulang belikat, kempeskan perut kemudian

merendah sampai kedua tangan masuk di sini (terjepit di sendi tulang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

65

selangkang) dan di dorong ke depan. Ini dulu lama mereka belajarnya sampai

saya biasanya duduk di paha supaya di sini (paha) ada bonjengan. Kalau sudah

bisa kita duduk di situ berarti itu posisi benar sedangkan kalau mereka terjatuh

berarti mereka tidak seimbang. Kalau mereka menahan berat badan berarti

mereka sudah mengunci di area sacrum. Itu yang pertama. Kemudian tapak

sirang pade ini berat badan juga di tengah. Ini sudah bisa dibilang agem karena

posisinya tegak dengan kaki membentuk huruf “V” atau kaki mengerucut. Tapi

agem kanan dari sini kita memposisikan kaki seperti ini (sedikit serong ke

kanan) dan posisi tubuh yang lain mengikuti secara otomatis. Kita memberikan

keseimbangan dahulu. Selain kembang pade, anak-anak juga harus diajari

teknik berjalan hingga mereka memahami kaki kanan yang mana dan kaki kiri

yang mana serta melangkahnya seperti apa. Biasanya ada anak yang melangkah

dompo yaitu gerakan kaki dan kepala tidak serasi. Koordinasinya kita harus

memberikan pemahaman kepada anak didik ketika mengangkat kaki kanan

mengawali gong dengan delapan hitungan yang jatuh pada pukulan gong. Anak

didik diajar untuk jalan ditempat dulu dengan hitungan seperti berjalan natural.

Kemudian jari kaki nyelekenting dalam beberapa hitungan lalu mereka diminta

merendah atau mendak. Ketika mereka sudah terbiasa, tangan ditarik ke depan

seperti memegang bokor di depan dada. Kalau mereka sudah punya basic itu

maka akan otomatis bergerak. Walau yang belum punya basic pun mengikuti.

Setelah itu barulah lanjut kepala. Kepala ke kanan, kakinya jatuh kanan. Begitu

pula sebaliknya. Tapi ada juga yang dompo. Makanya memberikan

pemahaman kepada mereka butuh waktu untuk menyesuaikan tempo. Kepala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

66

harus jatuh bukan menoleh. Koordinasi kepala, tubuh, kaki. Tari Pendet

merupakan tarian yang menggunakan properti bokor makan diajar juga cara

memegang bokor. Ini juga mempengaruhi keseimbangan. Tangan ditarik ke

depan, lengan bawah ditekuk ke depan dada kemudian merendah. Memulai

tempo, gerakan kaki dan kepala akan otomatis jika sudah bisa. Dasarnya ini

dulu. Sebelum berangkat pada gerakan agem harus diajarkan gerakan ini

dahulu. Dari unsur-unsur tubuh apa yang dia miliki. Dari jari-jari, tangan dia,

kemudian bagaimana caranya menggerakan kaki, bagaimana cara

menggerakan kepala. Cara alami atau tidak mengada-ngada. Semuanya dicoba.

Seperti olahraga barulah ke gaya. Keunikannya karena dalam olahraga tidak

ada mendak, cengked, mayuk atau ngeed itu. Dalam tari Jawa juga berbeda.

Q : Berapa lama waktu yang dibutuhkan penari untuk mempelajari gerakan Agem

Kanan?

A : Cukup lama sebenarnya kalau ingin baik dalam artian memahami teknis.

Belajar sebuah budaya itu kan tidak bisa instan. Pertama dari melihat,

lingkungannya terdapat Tari Bali atau tidak. Tapi murid-murid yang saya ajar

itu butuh waktu yang cukup lama untuk posisi agem-nya baik. Jika mereka

hanya ingin sekedar kenal saja, mungkin delapan kali pertemuan mereka

sudah bisa mendapatkan pemahaman dasar yang bukan menjadi penari

profesional. Untuk menjadi seperti Bali belum bisa, butuh prosess.

Berlatihlah dengan giat untuk menjadi penari yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

67

Penari Tari Pendet

Q : Apa makna dari Tari Pendet?

A : Kalau Tari Pendet maknanya yang sesungguhnya saya kurang tahu. Tapi kalau

dari jenisnya, Tari Pendet adalah tari pembukaan. Untuk maknanya yang saya

ketahui dari pelatih adalah persembahan kepada Dewata. Ada unsur bunganya

yang menjadi persembahan berupa bunga yang diletakkan di dalam bokor.

Q : Bagaimana posisi atau gerakan Agem Kanan yang baik dalam Tari Pendet?

A : Saya sebenarnya suka keliru dengan posisi Agem Kanan dan Agem Kiri

langsung otomatis gerak gitu lho. Agem Kanan itu kalau detailnya itu posisi

badan miring atau berbelok ke kanan, pinggulnya ke kiri, yang menjadi

tumpuan adalah kaki kanan. Kalau kita nekuk pinggulnya ke kiri kayak

otomatis badan gitu. Jadi kalau ke kanan pinggulnya ke kanan itu efek ke badan

itu nggak enak, sakit gitu. Otomatis karena tumpuannya di kanan, serongnya

pasti ke kanan. Seperti itu setahu saya.

Q : Apa yang dilakukan ketika pada posisi Agem Kanan penari tidak jatuh?

A : Ada kuncinya sebenarnya. Banyak peragaan sebenarnya. Pada penari itu

tumpuan pada kakinya membentuk “V”. Menurut pelatih saya itu lebih tahan

daripada kaki sejajar. Jadi pada posisi Agem juga kaki membentuk “V” cuma

serong dikit. Kaki kanan sebagai tumpuan dan kaki kirinya di depan yang

memperkuat juga. Posisi jari-jari kaki kiri nyelekenting. Keadaan jari kaki naik

atau melengkung ke atas yang menjadi lawannya tumit untuk memperkuat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

68

memperindah. Kalau sebagai tumpuan tetap pada kaki kanan. Tidak jatuh juga

karena tumpuannya di kanan dan kita menahan di kanan dan juga perutnya.

Jadi posisi badan juga harus tegak dan mayuk. Badannya kayak ditarik ke depan

supaya tulang belikatnya itu menyatu. Jadinya kita nahan, kaki nahan, badan

juga tidak memperberat kaki gitu. Kalau kita ke bawah gini pada gerakan

mendak kan makin berat, makanya kita narik badan kita ke belakang sampai

tulang belikatnya menyatu di belakang gini. Keadaan tersebut bisa membantu

keseimbangannya itu dalam menari nggak oleng gitu. Kaki tumpuan sangat

berperan penting. Kita tahu mana tumpuan yang dipakai. Kalau tidak tahu

mana tumpuannya, semisal tumpuannya tetap pada dua kaki itu berbeda dengan

tumpuan satu kaki yang membuat kita agak serong. Jadi memang yang bagus

itu kita tahu tumpuan kita menari itu di kaki kanan untuk Agem Kanan. Kalau

semisalnya kita belum dapat tumpuannya itu memang agak sulit untuk

mendapatkan posisi yang bagus. Yang pertama memang kaki, yang kedua

posisi badan. Itu membantu juga kita dapat posisi yang baik karena posisi

badan kita (tubuh kita) yang atas mayuk-nya tadi itu dapat, posisi Agem Kanan-

nya juga jadi lebih bagus. Posisi tangan adalah bagian dari tarian. Selain

memperindah juga membantu menyeimbangkan. Berbeda kalau posisi tegak,

kedua lengan sejajar bahu di depan dada. Ketika posisi Agem Kanan, kedua

lengan mengikuti posisi Agem Kanan yaitu tangan kanan sejajar samping mata

dan tangan kiri sejajar samping susu (payudara). Selain memperindah juga

membuat seimbang karena beratnya ikut serong juga kan. Yang kanannya

lebih tinggi dan kirinya lebih rendah kan membantu kita biar badannya mayuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

69

dan menahan badan juga supaya tetap tegak namun ruas tulang belakang

(columna vertebrae) melengkung indah.

Q : Berapa lama waktu yang dibutuhkan penari untuk mempelajari gerakan Agem

Kanan?

A : Kalau itu tergantung orangnya sih ya. Memang butuh banyak latihan sih yaa.

Untuk Agem Kanan, kalau semisalnya latihannya seminggu sekali mungkin 2

minggu sudah bisa. Hanya untuk sekedar bisa saja, tahu tentang posisi-posisi

kaki, badan, kepala, dan tangan. Kalau untuk dapat sempurnanya itu proses

yang agak lama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: EKSPLORASI TARI PENDET SEBAGAI MEDIA BELAJAR ...repository.usd.ac.id/33090/2/131424002_full.pdfbudaya, seni musik, seni tari, seni lukis, kesenian dan kerajinan tangan, dan beberapa

70

Lampiran 3

Foto Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI