12
EKSPOR KOPI SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN DI JAWA TIMUR STMT TRISAKTI PENGANTAR TRANSPORTASI LOGISTIK DI SUSUN OLEH : BASRA HAFIZHAN 224414060 1

Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Review

Citation preview

Page 1: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

EKSPOR KOPI SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN DI JAWA TIMUR

STMT TRISAKTI

PENGANTAR TRANSPORTASI LOGISTIK

DI SUSUN OLEH :

BASRA HAFIZHAN

224414060

TA 2014/2015

1

Page 2: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI...................................................................................................................................................3

BAB 1...........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

BAB 2...........................................................................................................................................................5

ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................................................................................................5

BAB 3...........................................................................................................................................................8

KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSAKA..........................................................................................................................................9

2

Page 3: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

ABSTRAKSI

Peningkatan ekspor khususnya sektor pertanian ketika kurs Dollar terhadap Rupiah meningkat merupakan langkah yang tepat menanggulangi krisis yang dialami Indonesia. Ekspor diharapkan menjadi penopang perekonomian dalam negeri, baik ekspor migas maupun nonmigas. Salah satu komoditas ekspor nonmigas yang menjadi unggulan adalah kopi. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar yang diperdagangkan dalam pasar dunia. Pasar ekspor terbesar kopi robusta Jatim adalah Jepang, Italia, Jerman, AS, dan Taiwan, namun ekspor ke Jepang turun dari 32,26 persen menjadi 19,13 persen. Pesaing utama ekspor kopi Indonesia yaitu Vietnam. Hasil analisis menyatakan bahwa : harga kopi, volume ekspor kopi, produksi kopi internasional, dan krisis ekonomi berpengaruh secara signifikan.

3

Page 4: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

BAB 1

PENDAHULUAN

Sektor pertanian merupakan sektor yang cukup strategis, karena kemajuan sebuah negara diawali oleh majunya sektor pertanian. Dalam kondisi krisis ekonomi sektor pertanian masih mampu tumbuh secara positif, sementara hampir semua sektor lainnya mengalami pertumbuhan yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa ekspor produk pertanian mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan mengingat Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang mampu memberikan kontribusi besar sebagai sumber penghasil devisa negara. Selama masa krisis, ekspor diharapkan menjadi penopang perekonomian dalam negeri, baik ekspor migas maupun nonmigas.

Salah satu komoditas ekspor nonmigas yang menjadi unggulan adalah kopi. Kopi menjadi komoditi penting dan merupakan komoditi paling besar yang diperdagangkan dalam pasar dunia. Komoditi tersebut dihasilkan oleh 60 negara dan memberikan nafkah bagi 25 juta keluarga petani kopi di seluruh dunia. Bahkan beberapa negara produsen menggantungkan pendapatannya pada ekspor kopi karena hampir 75% dari total ekspornya merupakan ekspor komoditi kopi.

Ekspor kopi Robusta Jawa Timur tahun lalu meningkat 51 persen menjadi 68.22 8 ton. Jumlah itu merupakan ekspor tertinggi jatim dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yang hanya 45.000 ton – 50.000 ton per tahun. Kenaikan ekspor dipicu meningkatnya permintaan di pasar dunia akibat turunnya produksi di dua negara pengekspor utama kopi, yaitu Brasil dan Vietnam. (Kompas, Kamis 23 Februari 2006). Hal itu mengakibatkan naiknya harga kopi di terminal kopi London dari 600 dollar Amerika Serikat (AS) – 700 dollar AS per ton menjadi 1.100 dollar AS per ton.

Pasar ekspor terbesar kopi Robusta Jatim adalah Jepang, Italia, Jerman, AS, dan Taiwan. Meski demikian, pasar di Jepang turun dari 32,26 persen menjadi 19,13 persen. Hal itu selain diakibatkan ekspor terbagi ke beberapa negara lain, juga karena penetrasi ekspor kopi dari pesaing utama Indonesia, yaitu Vietnam. Penelitian ini bertujuan adalah: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi sebagai komoditas unggulan ekspor di Jawa Timur.

4

Page 5: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

BAB 2

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Ekspor Kopi Jatim selama 16 Tahun Periode 1990-2005.

Hingga kini pasaran kopi Robusta Jawa Timur (Jatim) masih tertuju ke beberapa negera industri saja, yaitu : Jepang, Jerman, Italia, Amerika Serikat (USA), Taiwan. Sisanya tertuju ke negara-negara Eropa dan Timur Tengah dalam jumlah kecil. Meski demikian, pasar di Jepang turun dari 32,26 persen menjadi 19,13 persen. Hal itu selain diakibatkan ekspor terbagi ke beberapa negara lain, juga karena penetrasi ekspor kopi dari pesaing utama Indonesia, yaitu Vietnam.

Di Indonesia, utamanya di Jawa Timur kopi dihasilkan oleh perkebunanperkebunan yang terdiri dari perkebunan negara (PTP), perkebunan swasta, dan perkebunan rakyat. Tanaman kopi di perkebunan-perkebunan umumnya terdiri dari tanaman-tanaman klon unggul dan diusahakan dengan pemeliharaan yang cukup baik. Produksinya pun dipengaruhi iklim, dikenal pula selingan panen besar dan panen kecil. Untuk produksinya dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Perkebunan-perkebunan umumnya melakukan pengolahan basah dan sebagian besar produksinya berorientasi ekspor.

Dari hasil pengumpulan data diperoleh data time series selama periode 16 tahun mulai 1990-2005. Volume ekspor kopi rata-rata pertahun sebesar 44.126,6 ton pertahun; nilai ekspor kopi rata-rata pertahun sebesar US$ 64.245.935,46; harga kopi internasional rata-rata pertahunnya sebesar US$ 1,47; untuk produksi internasional rata-rata pertahun sebesar 6,2 juta ton (sama dengan 103,7 juta karung). Realisasi ekspor kopi Jawa Timur selain dalam bentuk biji kopi mentah (green coffee), juga termasuk kopi instant/solubel, kopi bubuk/gongseng,, dan kopi bubuk/instant.

Sedangkan nilai ekspor kopi di Jawa timur pertahunnya selama 16 tahun adalah sebagai berikut:

Pada tahun 1990 nilai ekspor kopi sebesar US$ 42.204.959,07, sedangkan pada tahun 1991 sebesar US$ 44.855.109,69. Hal ini berarti terjadi peningkatan sebesar 4,84% dari tahun sebelumnya. Kenaikan nilai ekspor ini dikarenakan oleh adanya kenaikan harga kopi ekspor sebesar US$ 1,03 menjadi US$1,12 atau sekitar US$ 0,09 per kilogram.

Peningkatan nilai ekspor kopi yang terbesar terjadi pada periode 1996-1997 yaitu dari nilai sebesar US$ 82.551.212,49 menjadi US$ 121.504.780,70. Hal ini disebabkan oleh faktor naiknya harga kopi ekspor dipasar internasional yaitu dari US$ 1,86 menjadi sebesar US$ 2,00 pada tahun 1997. Selain itu, juga dipengaruhi oleh kenaikan volume ekspor ke negara-negara

5

Page 6: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

tujuan utama meliputi Jepang dari 28,89% menjadi 31,05%; Jerman dari 12,14% menjadi 15,51%, Italia dari 8,05% naik menjadi 9,91% dari tahun sebelumnya.

Kemudian nilai ekspor kopi mengalami penurunan secara drastis pada periode 1998-1999 berturut turut sebesar US$ 107.060.072,42, menjadi US$ 72.345.000,68. Demikian juga dengan tahun-tahun berikutnya juga terus mengalami penurunan. Dan nilai ekspor kopi mulai naik lagi pada periode 2003.

Hal ini selain dipengaruhi naiknya kurs rupiah, dan turunnya harga kopi dari US$ 1,88 per kilogram menjadi US$ 1,64 per kilogram, serta dipengaruhi oleh faktor turunnya volume ekspor beberapa negara tujuan utama seperti negara Italia dari 8,71% menjadi 7,69% (lihat Tabel.22). Dan juga karena menurunnya jumlah negara tujuan yang menjadi tujuan ekspor, yaitu pada tahun 1998 mencapai 43 negara tujuan (Lihat Tabel.23) turun menjadi 38 negara tujuan ekspor kopi Jawa Timurpada 1999.

Nilai ekspor kopi juga dipengaruhi oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi dalam hal ini dilihat dari kurs rupiah terhadap dollar, dimana krisis ekonomi dilihat dari meningkatnya kurs rupiah terhadap dollar pada periode tahun 1997-1998, yaitu dari 2.95 1,75 perdollar menjadi 9.874,58 perdollar (BI, 2004). Jadi dinyatakan tidak krisis ekonomi adalah pada saat kurs rupiah pada nilai rata-rata sebesar Rp. 2.205,08 rupiah per dollar. Sedangkan krisis ekonomi adalah pada saat kurs rupiah jatuh pada nilai rata-rata sebesar Rp. 9.131,42 rupiah per dollar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Jawa Timur

Nilai ekspor kopi akan meningkat karena dipengaruhi oleh bertambahnya volume ekspor dan jumlah negara tujuan ekspor kopi. Di lain pihak, Vietnam sebagai pesaing utama mampu memproduksi lebih banyak, sehingga mampu memenuhi baik stok konsumsi dalam negeri. Akibatnya Vietnam menjual sisa produksinya dengan menawarkan harga yang lebih murah dibanding dengan harga kopi Indonesia.

Kita tahu bahwa di daerah Jawa Timur yang merupakan daerah yang geografisnya di selilingi daerah lautan menyebabkan kegiatan pengiriman barang harus menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam kegiatan pengiriman tersebut. Oleh karena itu berikut akan di bahas sembilan kriteria menyangkut permasalahan dalam pengiriman barang.

1. Kecepatan Waktu Pengantaran Barang. Kecepatan dalam pengantaran barang menjadi sedikit terhambat diakibatkan masih banyaknya jalan yang kondisinya kurang layak sehingga pengantaran harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar kualitas barang tetap terjaga.

2. Frekuensi Pengiriman. Frekuensi pengiriman barang sedikit terganggu apabila angkutan harus melewati jalan yang kondisinya rusak. Tetapi apabila terdapat jalur alternatif mungkin frekuensi pengiriman akan terjadwal.

6

Page 7: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

3. Keandalan dalam Memenuhi Jadwal. Jadwal pengiriman barang akan terpenuhi apabila tidak terkendala dengan cuaca yang buruk.

4. Kemampuan Menangani Angkutan dari Berbagai Barang. Dalam menagangani angkutan dari berbagai barang masih sangat minim dikarenakan sarana dan prasarana dalam perpindahan atau angkutan barang lain susah untuk disatukan.

5. Banyaknya Tempat Singgah atau Banyak Muat. Masih minimnya tempat-tempat untuk bongkar muat menyebabkan pengiriman barang menjadi kurang efektif.

6. Biaya per Ton/Kilometer. Biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman barang masih relatif.

7. Jaminan atas Kerusakan atau Kehilangan Barang. Tanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang dibebankan kepada penyedia jasa angkutan barang.

8. Jarak Hantaran. Jarak hantaran barang relatif terjangkau apabila sarana dan prasarana yang ada diperbaiki dan di tambah.

9. Besarnya Volume Barang yang Diangkut. Besarnya volume barang harus sesuai dengan berat yang bisa diakomodasi oleh angkutan. Bila terjadi overload bisa mengakibatkan kecelakaan dan nantinya akan menimbulkan kerugian.

7

Page 8: Ekspor Kopi Sebagai Komoditi Unggulan Di Jawa Timur

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor kopi Jawa Timur adalah harga kopi ekspor, volume ekspor kopi, dan krisis ekonomi berpengaruh secara signifikan. Sedangkan variabel produksi kopi dunia tidak berpengaruh nyata terhadap nilai ekspor kopi Jawa Timur. Selain itu masalah pengiriman barang harus segera di atasi oleh pemerintah agar pengiriman barang tidak terhambat.

Saran

1. Perbaikan harga di tingkat petani dan peningkatan volume produksi kopi di Jawa Timur perlu dilakukan.

2. Kepada pemerintah dalam hal ini Dinas Perkebunan diharapkan lebih intensif dalam memberikan informasi baik tehnologi maupun perkembangan pasar kepada petani kopi.

3. Perlunya penelitian lebih lanjut yang lebih mendekati realitas di lapang, misalnya dengan memasukkan variabel kebijakan pemerintah.

4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata tahunan, sehingga membuat hasil penelitian ini kurang representatif bagi pelaku perkopian di Jawa Timur khususnya petani. Itulah kelemahan dalam penelitian ini, sehingga diperlukan penelitian lanjutan perlu menggunakan data triwulan atau bulanan untuk lebih baik.

5. Sarana dan prasarana jalan harus diperbaiki dan ditambah.

8