29
LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014 MODUL : Ekstraksi Cair-cair PEMBIMBING : Ir. Ninik Lintang, MT oleh : Kelompok 6 Abdussalam Topandi 121424001 Achmad Faisal 121424002 Datin Nurina Fajrin 121424012 Kelas 2A-TKPB PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Tanggal Praktikum : 12 Mei 2014 Tanggal Pengumupulan : 19 Mei 2014

Ekstraksi Cair Cair

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ekstraksi

Citation preview

Page 1: Ekstraksi Cair Cair

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013 / 2014

MODUL : Ekstraksi Cair-cair

PEMBIMBING : Ir. Ninik Lintang, MT

oleh :

Kelompok 6

Abdussalam Topandi 121424001

Achmad Faisal 121424002

Datin Nurina Fajrin 121424012

Kelas 2A-TKPB

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2014

Tanggal Praktikum : 12 Mei 2014

Tanggal Pengumupulan : 19 Mei 2014

(Laporan)

Page 2: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan satu atau beberapa komponen dalam

suatu campuran larutan dengan menggunakan “immiscible solvent” yang akan

melarutkan komponen tertentu. Ekstraksi digunakan untuk campuran larutan yang

memiliki titik didih yang berdekatan sehingga sulit untuk dipisahkan secara distilasi

atau untuk komponen yang sensitif terhadap panas.

b. Tujuan

Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair – cair dengan menggunakan

alat sederhana (corong pisah) dan pada kolom berpacking.

Memahami perpindahan masa yang terjadi dalam kolom ekstraksi dan menentukan

koefisien perpindahan massa.

Mempelajari pengaruh laju alir terhadap koefisien perpindahan massa.

II. DASAR TEORI

Ekstraksi cair-cair adalah salah satu cara memisahkan larutan dua komponen

dengan menambahkan komponen ketiga (immiscible solvent) yang larut dengan

solute tetapi tidak larut dengan pelarut (diluent). Dengn penambahan solvent ini

sebagian solute akan berpindah dari fasa diluent ke fasa solvent (disebut ekstrak) dan

sebagian lagi tetap tinggal di fasa diluent (disebut rafinat).

Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu fasa dengan konsentrasi pada

keadaan setimbang merupakan pendorong terjadinya pelarutan (pelepasan) solute dari

larutan yang ada. Gaya dorong (driving force) yang menyebabkan terjadinya proses

ekstraksi dapat ditentukan dengan mengukur jarak sistrem dari kondisi setimbang.

Pertimbangan pemakaian proses ekstraksi sebagai proses pemisahan antara lain :

Komponen larutan sensitif terhadap pemanasan jika digunakan distilasi

meskipun pada kondisi vakum.

Titik didih komponen-komponen zat cair dalam campuran berdekatan.

Kemudahan menguap (volatilitas) komponen-komponen hampir sama.

Pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan pelarut yang digunakan adalah :

1. Selektifitas (faktor pemisahan β)

β = fraksi massa solutedalam ekstrak / fraksimassa diluent dalam ekstrakfraksimassa solutedalam rafinat / fraksimassa diluent dalam rafinat

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 2

Page 3: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Agar proses ekstraksi bisa berlangsung, harga β harus lebih dari 1. Jika β = 1 maka

kedua komponen tidak bisa dipisahkan.

2. Recoverability (kemampuan untuk dimurnikan)

Setelah operasi ekstraksi, solvent harus diambil lagi baik dari fasa ekstrak maupun

fasa rafinat. Karena pemurnian ini sering dilakukan dengan cara distilasi maka

komponen-komponen yang akan dipisahkan sebaiknya memiliki “volatilitas relatif”

lebih dari 1,05.

3. Koefisien distribusi

Solvent dipilih yang dapat menghasilkan koefisien distribusi yang lebih besar

sehingga jumlah solvent yang digunakan lebih sedikit.

4. Densitas

Perbedaan densitas fasa solvent dan fasa diluent harus cukup besar. Perbedaan

densitas ini akan berubah selama proses ekstraksi dan mempengaruhi laju

perpindahan massa.

5. Tegangan antar muka (interfacial tention)

Tegangan antar muka yang besar menyebabkan penggabungan (coalescence) lebih

mudah namun mempersulit proses pendispersian. Kemudahan penggabungan lebih

dipentingkan sehingga dipilih pelrut yang memiliki tegangan antar muka yang besar.

6. Chemical reactivity

Solvent harus bersifat stabil dan tidak bereaksi dengan komponen dalam sistem

(inert) dan tidak bereaksi pula dengan material konstruksi.

7. Viskositas, tekanan uap dan titik beku dianjurkan rendah untuk memudahkan

penanganan dan penyimpanan.

8. Pelarut tidak beracun dan tidak mudah terbakar

Penentuan ini bertujuan menentukankoefisien istribusi untuk sisten TCE-asam

propionate-air dan menunjukan ketergantungannya terhadap konsentrasi.

Koefisien distribusi

Pelarut (air) dan larutan (TCE dan asam asetat) dicampur bersama dan kemudian

dibiarkan membentuk dua lapisan terpish, fasa ekstrak dan fasa rafinat. Fasa ekstrak

merupakan air dan asam asetat, sedangkan rafinat merupakan campuran TCE dengan asam

asetat.

Koefisien distribusi , k, didefinisikan sebagai perbandingan

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 3

Page 4: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

konsentrasi zat terlarut dalam fasa ekstrak ( y )konsentrasi zat terlarut dalam fasarafinat (x )

Dalam hal ini diasumsikan bahwa kesetimbangan berada antara dua fasa. Pada

konsentrasi rendah, koefisien distribusi tergantung pada konsentrasi, sehingga y = kx.

Neraca massa

Prinsip-prinsip proses ekstraksi

1. Kontak antara pelarut dengan campuran zat terlarut (solute) dan dilute sehingga terjadi

pemindahan massa zat terlarut (solute) ke pelarut.

2. Pemisahan kedua fasa tersebut (fasa cair-fasa organik)

Kesetimbangan massa dan transfer massa keseluruhan dengan fasa organik sebagai

media kontinu.

untuk sistem trikloroetilen-asam asetat-air

Vo = laju alir air (l/detik)

Vw = laju alir TCE (l/detik)

X = konsentrasi asam asetat dalam fasa organik (Kg/l)

Y = konsentrasi asam asetat dalam fasa air (Kg/l)

1. Neraca massa massa

Asam propionate yang terekstraksi dari fasa organik (rafinat) = Vo (X1-X2)

Asam propionate yang terekstraksi dari fasa air (ekstrak) = Vw (Y1-0)

Maka, Vo (X1-X2) = Vw (Y1-0)

2. Koefisien perpindahan massa

koefisien perpindahanmassa= Lajutransfer asamvolume packing x meandriving force

log rata−rata gaya dorong=Δ X 1−Δ X2

lnΔ X 1

Δ X 2

Dengan ;

ΔX1 = gaya dorong pada puncak kolom = (X2 - 0)

Δ X2 = gaya dorong pada dasar kolom = (X1 - X1*)

X1* = konsentrasi dalam fasa organik yang setimbang dengan konsentrasi Y1 pada

fasa cair. Angka kesetimbangan dapat diperoleh menggunakan koefisien

distribusi yang didapat dari percobaan pertama.

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 4

Page 5: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 5

Page 6: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

III. PERCOBAAN

a. Alat & Bahan

Alat Bahan

Seperangkat alat ekstraksi

cair – cair

Corong pisah 250 ml

Gelas ukur 250 ml dan 100

ml

Erlenmeyer 50 ml, 5 buah

Gelas kimia 50 ml, 5 buah

Gelas kimia 100 ml, 2

buah

Spatula

Biuret

Pipet tetes

Pipet ukur

Batang pengaduk

Ember

TCE

Asam Propionat

Air

NaOH 0,1 M

Indikator PP

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 6

Page 7: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 7

Page 8: Ekstraksi Cair Cair

50 ml TCE + 50ml air demineralDalam corong pisah Tambahkan asam propionat

Kocok ± 5 menit

Biarkan larutan terpisah menjadi dua larutan

Ambil 10 ml fasa ekstrak (lapisan atas)

Titrasi dengan larutan NaOH 0,1M

Ulangi percobaan tersebut dengan voume asam prospionat 1 ml, 2 ml, 3 ml,dan 5ml.

Ekstraksi Cair-Cair

b. Prosedur Kerja

Menentukan Koefisien Distribusi (K)

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 8

Page 9: Ekstraksi Cair Cair

Lakukan kalibrasi pompa TCE dan air.

Isi tangki umpan fasa organik (TCE) dengan 3 liter TCE dan 30 ml asam propionat yang telah tercampur dengan baik.

Isi tangki umpan fasa air dengan 15 liter air.

Jalankan pompa air dan isi kolom laju alir tinggi.Setelah tinggi air mencapai puncak unggun packing, kurangi laju alir sampai 0,2 liter/menit.Jalankan pompa TCE dan set bukaan pompa TCE pada laju alir 0,2 liter/menit.

Biarkan proses berlangsung selama 15-20 menit sampai kondisi steady state tercapai. Jaga laju alir selama proses tetap konstan.Ambil 10 ml sampel dari umpan TCE, aliran rafinat dan ekstrat.

Ulangi percobaan di atas pada laju alir TCE dan air 0,3 liter/menit.Titrasi 10 ml sampel dengan larutan NaOH 0,1 M

Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair dengan fasa air sebagai fasa kontinyu

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 9

Page 10: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

c. Data Pengamatan

Menentukan koefisien Distribusi (K)

No Volume asam propionat

yang ditambahkan (ml)

Volume titran (NaOH)

Fasa Organik Fasa Air

1. 1 2.4 0.8

2. 2 4.6 1.3

3. 3 5.3 2.8

4. 5 8.4 4.3

Ekstraksi cair-cair dengan fasa air sebagai fasa kontinyu

a. Kalibrasi Pompa Air

No. Laju alir (ml/menit) Volume (ml) Waktu (menit)

1. 100 124 1

2. 200 226 1

3. 300 307 1

4. 400 410 1

5. 500 510 1

b. Kalibrasi Pompa TCE

No. Bukaan (%) Volume (ml) Waktu (menit)

1. 10 120 1

2. 20 142 1

3. 30 196 1

4. 40 260 1

5. 50 360 1

c. Ekstraksi

Titrasi Umpan

Sampel Volume NaOH (ml)

Umpan 12.4

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 10

Page 11: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Titrasi Ekstrak (fasa air)

No. Sampel Volume NaOH (ml)

1. Ekstrak-1 5.4

2. Ekstrak-2 6.5

3. Ekstrak-3 7.6

4. Ekstrak-4 8.8

5. Ekstrak-5 10.6

6. Ekstrak-6 11.2

Titrasi Rafinat (fasa organic)

No. Sampel Volume NaOH (ml)

1. Rafinat -1 3.2

2. Rafinat -2 2.5

3. Rafinat -3 2.2

4. Rafinat -4 1.5

5. Rafinat -5 1.4

6. Rafinat -6 1.0

IV. PENGOLAHAN DATA

Menentukan koefisien Distribusi (K)

1) Volume asam propiaonat = 1 ml

a. Fasa Air (Ekstrak)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 2.4 mL x 1 M

M1= 2. 4 mL x1 M

10 mL = 0.24 M

b. Fasa organic (Rafinat)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 0.8 mL x 1 M

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 11

Page 12: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

M1= 0 .8 mL x1M

10 mL = 0.08 M

2) Volume asam propiaonat = 2 ml

a. Fasa Air (Ekstrak)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 4.6 mL x 1 M

M1= 4 . 6mL x 1 M

10 mL = 0.46 M

b. Fasa organic (Rafinat)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 1.3 mL x 1M

M1= 1. 3mL x1 M

10mL = 0.13 M

3) Volume asam propiaonat = 3 ml

a. Fasa Air (Ekstrak)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 5.3 mL x 1 M

M1= 5 .3 mL x 1 M

10 mL = 0.53 M

b. Fasa organic (Rafinat)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 2.8 mL x 1 M

M1= 2. 8 mL x 1 M

10 mL = 0.28 M

4) Volume asam propiaonat = 5 ml

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 12

Page 13: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

a. Fasa Air (Ekstrak)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 8.4mL x 1 M

M1= 8 . 4mL x 1 M

10 mL = 0.84 M

b. Fasa organic (Rafinat)

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 4.3 mL x 1 M

M1= 4 . 3mL x1 M

10 mL =0.43M

Konsentrasi Asam Propionat (mol/L)

Fasa Air Fasa Organik

0.24 0.08

0.46 0.13

0.53 0.28

0.84 0.43

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 13

0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.450

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

f(x) = 1.5 x + 0.1725R² = 0.914758097303158

Kurva Konsentrasi Asam Propionat

Kurva Konsentrasi Asam PropionatLinear (Kurva Konsentrasi Asam Propionat)

Fasa Organik

Fasa

Air

Page 14: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Pers. Linier : y = 1.5x + 0.172

Koefisien istribusi (K) = Slope

= 1.5

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 14

Page 15: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Ekstraksi cair-cair dengan fasa air sebagai fasa kontinyu

a. Kalibrasi Pompa Air

50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 5500

100

200

300

400

500

600

f(x) = 0.956 x + 28.6R² = 0.998671258982114

Kurva Kalibrasi Pompa Air

Kurva Kalibrasi Pompa AirLinear (Kurva Kalibrasi Pompa Air)

Persamaan Linier : y = 0.956x + 28.6

Untuk Laju 200 ml/ menit, maka Laju yang harus di set pada flow meter

adalah = 200−28.6

0.956 = 180 ml/menit

b. Kalibrasi Pompa TCE

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 550

50

100

150

200

250

300

350

400

f(x) = 5.98 x + 36.2R² = 0.946964240318617

Kurva Kalibrasi Pompa TCE

Kurva Kalibrasi Pompa TCELinear (Kurva Kalibrasi Pompa TCE)

Persamaan Linier : y = 5.98x + 36.2

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 15

Page 16: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Untuk Laju 200 ml/ menit, maka %Bukaan yang harus di set pada pompa

adalah = 200−36.2

5.98 = 27%

c. Titrasi Umpan

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 12.4 mL x 0.1 M

M1= 12. 4 mL x0 . 1M

10mL = 0.124 M

d. Titrasi Ekstrak

1) Ekstrak-1

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 5.4 mL x 0.1 M

M1= 5 .4 mL x 0 .1 M

10mL = 0.054 M

2) Ekstrak-2

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 6.5 mL x 0.1 M

M1= 6 .5mL x 0 .1 M

10mL = 0.065 M

3) Ekstrak-3

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 7.6 mL x 0.1 M

M1= 7 .6 mL x0 .1 M

10 mL = 0.076 M

4) Ekstrak-4

V1 x M1=V2 x M2

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 16

Page 17: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

10 mL x M1= 8.8 mL x 0.1 M

M1= 8 .8 mL x0 .1 M

10 mL = 0.088 M

5) Ekstrak-5

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 10.6 mL x 0.1 M

M1= 10 .6mL x 0 .1 M

10mL = 0.106 M

6) Ekstrak-6

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 11.2 mL x 0.1 M

M1= 11 .2 mL x 0 .1 M

10 mL = 0.112 M

e. Titasi Rafinat

1) Rafinat-1

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 3.5 mL x 0.1 M

M1= 3 .5mL x 0 .1 M

10 mL = 0.035 M

2) Rafinat-2

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 2.5 mL x 0.1 M

M1= 2. 5mL x 0 .1 M

10 mL = 0.025 M

3) Rafinat-3

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 17

Page 18: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 2.2 mL x 0.1 M

M1= 2. 2mL x0 . 1 M

10 mL = 0.022 M

4) Rafinat-4

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 1.5 mL x 0.1 M

M1= 1. 5mL x0 . 1 M

10 mL = 0.015 M

5) Rafinat-5

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 1.4 mL x 0.1 M

M1= 1. 4 mL x0 .1 M

10 mL = 0.014 M

6) Rafinat-6

V1 x M1=V2 x M2

10 mL x M1= 1.0 mL x 0.1 M

M1= 1. 0mL x 0 .1 M

10mL = 0.01 M

Menentukan Koefisien Perpindahan Massa

a. Perhitungan Kecepatan Perpindahan Massa

No Konsentrasi (mol/L)

Umpan Ekstrak Rafinat

1. 0.124 0.054 0.035

2. 0.065 0.025

3. 0.076 0.022

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 18

Page 19: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

4. 0.088 0.015

5. 0.106 0.014

6. 0.112 0.01

Vo (X1 – X2) = Vw (Y1 – 0) = Kecepatan Perpindahan Massa

Sampel-1

1) Ektrak-1

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.054 – 0) mol/L

= 0.0108 mol/menit

2) Rafinat - 1

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.035) mol/L

= 0.0178 mol/menit

Sampel-2

1) Ektrak-2

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.065 – 0) mol/L

= 0.013 mol/menit

2) Rafinat - 2

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.025) mol/L

= 0.0198 mol/menit

Sampel-3

1) Ektrak-3

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.076 – 0) mol/L

= 0.0152 mol/menit

2) Rafinat - 3

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.022) mol/L

= 0.0204 mol/menit

Sampel-4

1) Ektrak-4

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.088 – 0) mol/L

= 0.0176 mol/menit

2) Rafinat - 4

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.015) mol/L

= 0.0218 mol/menit

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 19

Page 20: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

Sampel-5

1) Ektrak-5

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.106 – 0) mol/L

= 0.021 mol/menit

2) Rafinat - 5

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.014) mol/L

= 0.022 mol/menit

Sampel-6

1) Ektrak-6

Vw (Y1 – 0) = 0.2 L/menit (0.112 – 0) mol/L

= 0.0224 mol/menit

2) Rafinat - 6

Vo (X1 – X2) = 0.2 L/menit (0.124 – 0.01) mol/L

= 0.0228 mol/menit

Tabel Kecepatan Perpindahan Massa :

No

.

Kecepatan Perpindahan Panas (mol/menit)

Ekstrak Rafinat Rata-Rata

1. 0.0108 0.0178 0.0143

2. 0.0130 0.0198 0.0164

3. 0.0152 0.0204 0.0178

4. 0.0178 0.0218 0.0198

5. 0.0210 0.0220 0.0215

6. 0.0224 0.0228 0.0226

b. Perhitungan Volume Packing

Volume packing (silinder):

D = 15.3 cm

T = 115 cm

Vpacking = 14

× π × D2 ×T

= 14

×3 . 14 ×(15.3)2 ×115

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 20

Page 21: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

= 21132.47 cm3

= 21.1 L

c. Koefisien Perpindahan Massa

Sampel-1

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.035−0 )=0 .0 35 mol/L

X1¿=

Y 1

K=0.0 54

1.5=¿ 0.036

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0 .124−0.036 )=¿0.088 mol/L

log [ DFav ]= (0.035−0.088 )

ln (¿ 0.0350.088

)=¿¿ 0.0575

DFav = 100.0575 = 1.140

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0143

21.1× 1.14=¿ 5.94 x 10-4

Sampel-2

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.025−0 )=0.025 mol/L

X1¿=

Y 1

K=0.0 65

1.5=¿ 0.043

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0.124−0.043 )=¿0.081 mol/L

log [ DFav ]= ( 0.02 5−0.081 )

ln (¿ 0.0250.08 1

)=¿¿ 0.0476

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 21

Page 22: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

DFav = 100.0476 = 1.120

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0 164

21.1× 1.12=¿ 6.94 x 10-4

Sampel-3

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.0 22−0 )=0.022 mol/L

X1¿=

Y 1

K=0.0 76

1.5=¿ 0.051

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0.124−0.0 51 )=¿0.073 mol/L

log [ DFav ]= (0.0 22−0.0 73 )

ln (¿ 0.0 220.0 73

)=¿¿ 0.0425

DFav = 100.0425 = 1.10

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0178

21.1× 1.10=¿ 7.67 x 10-4

Sampel-4

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.0 15−0 )=0.0 15 mol/L

X1¿=

Y 1

K=0.0 88

1.5=¿ 0.059

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0.124−0.0 59 )=¿0.065 mol/L

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 22

Page 23: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

log [ DFav ]= (0.0 15−0.0 65 )

ln (¿ 0.0150.065

)=¿¿ 0.0341

DFav = 100.0341 = 1.08

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0198

21.1× 1.08=¿ 8.69 x 10-4

Sampel-5

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.0 14−0 )=0.014 mol/L

X1¿=

Y 1

K=0.106

1.5=¿ 0.071

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0.124−0.0 71 )=¿0.053 mol/L

log [ DFav ]= (0.0 14−0.0 53 )

ln (¿ 0.0 140.0 53

)=¿¿ 0.0293

DFav = 100.0293 = 1.07

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0 215

21.1× 1.07=¿ 9.52 x 10-4

Sampel-6

Driving force rata-rata (DFav)

log [ DFav ]=(∆ X1−∆ X2)

ln(¿∆ X1

∆ X2)¿

∆ X1=( X2−0 )=(0.0 1−0 )=0.0 1 mol/L

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 23

Page 24: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

X1¿=

Y 1

K=0.112

1.5=¿ 0.075

∆ X2=(X 1−X1¿ )= (0.124−0.0 75 )=¿0.049 mol/L

log [ DFav ]= (0.0 1−0.0 49 )

ln (¿ 0.010.0 49

)=¿¿ 0.0245

DFav = 100.0245 = 1.06

Koefisien perpindahan massa = kecepatan perpindahan massa(rata−rata)

Volume packing × DFav

= 0.0226

21.1× 1.06=¿ 10.1 x 10-4

Tabel Koefisien Perpindahan Massa (Basis Rafinat) :

Sampel-n Koefisien Perpindahan Massa

Sampel-1 5.94 x 10-4

Sampel-2 6.94 x 10-4

Sampel-3 7.67 x 10-4

Sampel-4 8.69 x 10-4

Sampel-5 9.52 x 10-4

Sampel-6 10.1 x 10-4

V. PEMBAHASAN

a. Pembahasan oleh Abdussalam Topandi (121424001)

b. Pembahasan oleh Achmad Faisal (121424002)

c. Pembahasan oleh Datin Nurina Fajrin (121424012)

VI. KESIMPULAN

Dari praktikum Ekstraksi cair-cair antara TCE-Asam propionat dan air ini didapatkan:

a. Koefisien distribusi K sebesar 1.5 dengan persamaan Linier y = 1.5x + 0.172

b. Kecepatan perpindahan Massa Asam Propionat :

No

.

Kecepatan Perpindahan Panas (mol/menit)

Ekstrak Rafinat

1. 0.0108 0.0178

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 24

Page 25: Ekstraksi Cair Cair

Ekstraksi Cair-Cair

2. 0.0130 0.0198

3. 0.0152 0.0204

4. 0.0178 0.0218

5. 0.0210 0.0220

6. 0.0224 0.0228

c. Koefisien Perpindahan Massa :

Sampel-n Koefisien Perpindahan Massa

Sampel-1 5.94 x 10-4

Sampel-2 6.94 x 10-4

Sampel-3 7.67 x 10-4

Sampel-4 8.69 x 10-4

Sampel-5 9.52 x 10-4

Sampel-6 10.1 x 10-4

VII. DAFTAR PUSTAKA

1) Jobsheet Praktikum Lab. Teknik Kimia, Ekstraksi. PEDC Bandung.

2) Robert E. Treybal, Mass Transfer Operations, Mc. Graw Hill Book Company,

1981.

3) Robert H Perry, ChemicalEngineering Handbook, Mc. Graw Hill USA, Ed. 4,

1998.

4) Warren L.Mc.Cabe, Unit Operation of Chemical Engineering, Mc. Graw Hill

Book Company, 1985.

Laporan Praktikum (Kelompok 6) 25