40
1 - 1 Ekuitas Modal Ekuitas Modal Disetor Disetor Ikatan Akuntan Indonesia

Ekuitas modal disetor

Embed Size (px)

Citation preview

The Demand for Audit and Assurance Servicessetelah dikurangi semua kewajiban
perusahaan
setelah kewajiban
hukum badan usaha
I. BUMN/BUMD
1 - *
Definisi
*
Saldo Laba adalah akumulasi keuntungan operasional perusahaan yang belum atau tidak dibagikan ke pemegang saham.
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perseroan terbatas.
*
Saham Preferen (Utama) adalah instrumen ekuitas yang memiliki beberapa kelebihan, sehubungan dengan pembagian deviden dan pembagian aset saat likuidasi
*
*
Hak untuk berpartisipasi dalam menentukan arah dan tujuan perusahaan, yaitu melalui hak suara dalam rapat pemegang saham
Hak untuk memperoleh laba dari perusahaan dalam bentuk dividen
Hak untuk membeli saham baru yang dikeluarkan perusahaan agar proporsi pemilikan saham masing-masing pemegang saham dapat tidak berubah
*
SAHAM PREFEREN.
SAHAM BIASA
DIVIDEN SAAT LIKUIDASI
SAHAM PREFEREN KUMULATIF DAN NON KUMULATIF
*
SAHAM PREFEREN PARTISIPASI DAN NON PARTISIPASI
*
HAK RESIDUAL EKUITAS
SAHAM PREFEREN
BILA TIDAK KONDISI SEBALIKNYA.
SELISIH KURS MODAL DISETOR
telah dipesan tetapi belum diserahkan sampai semua pembayaran atas harganya diterima
beredar ditangan para pemegang saham
dibeli kembali dan ditahan oleh perusahaan untuk diterbitkan kembali
dibatalkan berdasarkan pertimbangan tertentu yang dilakukan perusahaan
BEBERAPA KEMUNGKINAN :
Setiap pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal
yang bersangkutan. Bila jumlah yang diterima
dari pengeluaran saham tersebut lebih besar
daripada nilai nominalnya,
Kas Rp 2.500.000,- 
  Tambahan Modal Disetor Rp 500.000,-
(Untuk mencatat penerbitan 4.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 500,
dengan harga Rp 2.500.000,-)
nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan, yaitu nilai appraisal
tanggal transaksi yang disetujui Dewan Komisaris untuk
Perseroan Terbatas yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek,
atau nilai kesepakatan Dewan komisaris dan penyetor bentuk barang.
Tanah Rp 300.000,- 
  Tambahan Modal Disetor Rp 100.000,-
(Untuk mencatat penerbitan 200 lembar saham biasa, nilai pari Rp 1.000,
dengan memperoleh sebidang tanah nilai pasarnya Rp 300.000,-)
Contoh Pencatatan Transaksi:
Tanah Rp 250.000,- 
  Tambahan Modal Disetor Rp 50.000,-
(Untuk mencatat penerbitan 200 lembar saham biasa, nilai pari Rp 1.000,
dengan harga pasar Rp 1.250 dan memperoleh sebidang tanah yang tidak
diketahui nilai pasarnya )
Pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat
ditempatkan dengan dasar pesanan . Dengan dasar ini saham
hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah membayar penuh
harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat
dengan mendebit akun Piutang kepada Pemesan
Saham dan mengkredit akun Modal Saham yang Dipesan.
Piutang Pemesanan Modal Saham Rp 6.250.000,- 
Modal Saham Dipesan @ Rp 1.000 - Rp 5.000.000,-
  Tambahan Modal Disetor Rp 1.250.000,-
(Untuk mencatat pemesanan 5.000 lembar saham biasa, nilai pari Rp 1.000,
dengan harga Rp 1.250,- per lembar saham)
*
Kas Rp 3.125.000,- 
 
Kas Rp 1.562.500,- 
 
(Untuk mencatat pembayaran ½ dari sisa haraga yg jatuh tempo)
Modal Saham dipesan Rp 3.125.000,- 
Modal saham biasa Rp 3.125.000,-
 
*
1. mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan.
2. mengembalikan jumlah pembayaran yang telah dilakukan dikurangi dengan jumlah tertentu
3. jumlah pembayaran yang telah dilakukan diakui sebagai unsur penambah modal dan disajikan sebagai tambahan modal dari pembatalan penjualan saham
4. mengeluarkan saham yang sebanding dengan jumlah pembayaran yang telah dilakukan
PERUSAHAAN DAPAT MENGAMBIL TINDAKAN :
4. KEGAGALAN PEMBAYARAN SISA HARGA PESANAN (lanjutan)
PT. Berdikari yang menghadapi seorang pemesan untuk 100 lembar saham yang tidak mampu membayar setelah menyerahkan 50% uang muka. Nilai pari saham Rp 1.000,- dan harga pasar pada saat itu Rp 1.250,-. Selanjutnya, saham yang tidak terbayar tersebut dijual dengan harga Rp 1.100,
CONTOH KASUS:
Modal Saham dipesan 100.000
Tambahan modal disetor 25.000
1 - *
PENCATATAN TRANSAKSI:
PENCATATANN TRANSAKSI:
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR
1. Memperbesar laba per saham (earning per share) perusahaan dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
2. Mendorong naiknya harga pasar saham
3. Menaikkan rasio hutang terhadap ekuitas
4. Memperoleh saham untuk dikonversi dengan sekuritas lain
5. Menginvestasikan kelebihan kas secara temporer.
BEBERAPA ALASAN YANG MENDASARI :
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
1. Saham treasuri tidak boleh dianggap sebagai aktiva, namun harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total
2. Perusahaan tidak mempunyai hak kepemilikan atas sahamnya sendiri, saham treasuri tidak memperoleh hak-hak seperti yang lain
3. Modal resmi tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan kembali saham treasuri
4. Tidak akan ada laba atau rugi yang timbul dengan adanya pembelian saham sendiri, penerbitan kembali, atau penghentian peredaran saham treasuri untuk selamanya
BEBERAPA KARAKTERISTIK SAHAM TREASURI :
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
1. Metode harga perolehan (cost method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang atas jumlah modal
2. Metode nilai pari (nominal method) dimana saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai nominal saham yang bersangkutan dan disajikan sebagai pengurang akun Modal Saham
METODE PENCATATAN SAHAM TREASURI:
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
1. PT. Gembira didirikan dengan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari @ Rp 500,- dan harga jual Rp 750,- per lembar saham
2. PT. Gembira membeli 500 lembar saham dengan harga Rp 800,-
CONTOH KASUS METODE COST:
1. Kas Rp 7.500.000,- 
Modal saham Rp 5.000.000,-
Agio Saham Rp 2.500.000,-
Kas Rp 400.000,-
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
3. PT. Gembira menjual 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp 1.200,- per lembar
4. PT. Gembira menjual kembali 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp 600,- per lembar
CONTOH KASUS METODE COST:
3. Kas Rp 120.000,- 
Saham Trasuri Rp 80.000,-
 
Saham Trasuri Rp 80.000,-
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
5. Sisa saham yang ada 100 lembar dijual dengan harga Rp 400,-
6. Sebanyak 200 lembar saham dihentikan peredarannya
CONTOH KASUS METODE COST:
5. Kas Rp 40.000,- 
Saldo Laba Rp 20.000,-
Saham Trasuri Rp 80.000,-
Agio Saham Rp 50.000,-
Saldo Laba Rp 10.000,-
Saham Trasuri Rp 160.000,-
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
1. PT. Gembira didirikan dengan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai pari @ Rp 500,- dan harga jual Rp 750,- per lembar saham
2. PT. Gembira membeli 500 lembar saham dengan harga Rp 800,-
CONTOH KASUS METODE NILAI PARI:
1. PENCATATAN SAMA DENGAN METODE COST
 
Agio atas Nilai Pari Rp 125.000,-
Saldo Laba Rp 25.000,-
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
3. PT. Gembira menjual 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp 1.200,- per lembar
4. PT. Gembira menjual kembali 100 lembar saham treasuri dengan harga Rp 600,- per lembar
CONTOH KASUS METODE NILAI PARI :
3. Kas Rp 120.000,- 
Saham Trasuri Rp 50.000,-
Agio saham Rp 70.000,-
5. PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BEREDAR (lanjutan)
5. Sisa saham yang ada 100 lembar dijual dengan harga Rp 400,-
6. Sebanyak 200 lembar saham dihentikan peredarannya
CONTOH KASUS METODE NILAI PARI:
5. Kas Rp 40.000,- 
Agio saham Rp 10.000,-
Saham Trasuri Rp 50.000,-
Saham Trasuri Rp 100.000,-
Lazimnya dicatat sebesar jumlah yang diterima pada saat pengeluarannya
Mendebit akun Modal Saham yang Diperoleh Kembali dengan mengkredit akun Modal yang Berasal dari Sumbangan
PSAK cenderung menggunakan metode nilai pari
*
*
NILAI WAJAR
*
PENCATATAN WARAN
CONTOH KASUS :
*
 
Saham Preferen Rp 2.000.000,-
Agio Saham Rp 950.000,-
1 - *
Pengungkapan
Informasi yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan yang berkaitan dengan modal disetor, menurut PSAK No. 21, adalah pengungkapan per jenis saham (paragraf 36) yang meliputi :
Modal dasar.
Modal disetor.
Harga pari, harga nominal per lembar.
Perubahan lembar saham, tiap jenis saham, dan saldo nilai rupiah per jenis saham selama periode akuntansi.
Hak istimewa atau hak mendahului.
Batasan khusus.
*
=
Nilai pasar wajar dari waran
Nilai pasar wajar dari efek tanpa waran + Niilai pasar wajar dari waran
Nilai yang ditetapkan
Rp 540 + Rp 60