37
Oleh : Dr. H. Sofwan SR, SpKK

ELIMINASI KUSTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tatalaksana kusta

Citation preview

  • Oleh :Dr. H. Sofwan SR, SpKK

  • DEFINISIPenyakit infeksi kronisPertama menyerang saraf periferKemudian kulit, mukosa traktus atas, terakhir menyerang semua organ kecuali SSP.

  • TINGKAT PUSKESMASMenemukan kasus kusta,Mengobati penderita,Mencegah terjadinya cacat,Penyuluhan kesehatan bagi penderita dan masyarakat,Pencatatan dan pelaporan.

  • PENGELOLAAN PENDERITAA.KASUS KUSTAYang dimaksud kasus kusta adalah seseorang yang mempunyai lesi satu atau lebih, dan belum pernah berobat atau dalam pengobatan tetapi belum cukup dosisnya.

  • ETIOLOGIMYCOBACTERIUM LEPRAE

    Ditemukan oleh G.A. HANSEN (Norwegia, 1874)BTA, ukuran 3-8 mu X 0,5 muGram (+)

  • CARA PENULARANInhalasiKontak langsung lama dan erat

    MASA INKUBASI2 - 4 tahun ( Roger ; 1924 )9 bulan - 6 tahun ( Lara ; 1961 )40 hari 40 tahun

  • DIAGNOSIS KUSTAKlinis BakterioskopisHistopatologis Tes Lepromin

  • 6 TEMPAT PENGAMBILAN SEDIAAN TES BAKTERIOSKOPIS2 cuping telinga bagian bawah2 ujung jari bagian dorsal2 tempat paling aktif ( paling infiltratif, paling eritem )

    Di RS kusta Sitanala Tanggerang, ditambahkan pemeriksaan di dahi dan dagu.

  • TABEL ZONA SPEKTRUM KUSTA MENURUT MACAM KLASIFIKASI

    klasifikasiZona spektrum kustaRidley & JoplingTTBTBBBLLLMadridTUBERKULOIDBORDERLINELEPRAMATOSAW.H.OPAUSIBASILER (P.B)MULTIBASILER (M.B)PUSKESMASI dan TB dan L

  • B. DIAGNOSIS DAN KLASIFIKASI 1.Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya Cardinal sign, yaitu :Kelainan kulit/lesi yang hypopigmentasi atau kemerahan dengan hilang/ mati rasa yang jelas.Kerusakan dari saraf tepi yang berupa hilang/mati rasa dan kelemahan otot tangan, kaki, atau mukaAdanya kuman tahan asam didalam korekan jaringan kulit ( BTA positif )

  • 2.Penderita kusta diklasifikasikan kedalam tipe PB dan MB berdasarkan tanda-tanda klinis seperti dibawah ini

  • tabel

    Tanda klinisPB 1PB 2-5MBKelainan kulit (makula, papula, nodul)1 lesi2-5 lesiAsimetrisMati rasa jelasBanyakSimetrisMati rasaKerusakan syaraf (hilangnya sensasi, lemah otot dari syaraf yang rusakTidak ada syaraf yang rusakHanya satu syarafBanyak syaraf

  • Gambaran klinis, bakteriologik, dan imunologik kusta MB (1)

    SifatLLBLBBLESIBentuk

    Jumlah

    Distribusi

    Permukaan

    BatasAnestesiMakulaInfiltrat difusPapulNodusTak terhitungTak ada kulit Sehat

    Simetris

    Halus berkilat

    Tak jelasJelasMakulaPlakatPapul

    Sukar dihitungMasih ada kulit sehat

    Hampir simetris

    Halus berkilat

    Agak jelasTak jelasPlakatDome-shapePunched-out

    Dpat dihitungKulit sehat jelas ada

    Asimetris

    Agak kasarAgak berkilatAgak jelasLebih jelas

  • Gambaran klinis, bakteriologi, dan imunologik kusta MB (2)

    SifatLLBLMBBTA-Lesi kulit

    -Sekret hidungBanyak (ada globus)

    Banyak (ada globus)Banyak

    Biasanya negatifAgak banyak

    NegatifTes LeprominNegatifNegatifBiasanya negatif

  • GAMBARAN KLINIS, BAKTERIOLOGIS, DAN IMUNOLOGIK KUSTA PB (1)

    SifatTuberculoid (TT)Borederline tuberculoid (BT)Intermediate (I)LESI-Bentuk

    -Jumlah

    -Distribusi-Permukaan

    -Batas

    -AnestesiMakula sajaMakula dibatasi infiltratSatuDapat beberapa

    AsimetrisKering bersisik

    Jelas

    JelasMakula dibatasi infiltratInfiltrat sajaBeberapa atau satuDengan satelitMasih asimetrisKering bersisik

    Jelas

    JelasHanya makula

    Satu atau beberapa

    VariasiHalusAgak berkilat

    Dapat jalas, dapat tak jelasTak ada sampai tak jelas

  • GAMBARAN KLINIS, BAKTERIOLOGIS, DAN IMUNOLOGIK KUSTA PB (2)

    SifatTuberculoid (TT)Borderline tuberculoid (BT)Indeterminate (I)BTA-Lesi kulit

    -LeprominNegatif

    Positif kuat (3+)Negatif / 1+

    Positif lemahBiasanya negatifDapat positif lemah atau negatif

  • REAKSI KUSTASuatu keadaan akut yang ditandai dengan : Lesi lebih aktif / meluas, lebih eritem Jumlah lesi bertambah Infiltrat lebih menebal Makula Infiltrat

    Klasifikasi reaksi kusta : E N L Reaksi reversal

  • ERITEMA NODOSUM LEPROSUM ( E.N.L )Pada tipe LL dan BLDidasarkan imunitas humoralAntigen M. Leprae >< antibodi dan komplemen kompleks imunNodus eritem, nyeri, terutama di ekstremitasTherapy: Kortikosteroid Dosis Klofazimin dinaikkan Analgetika Sedativa

  • REAKSI REVERSALPada tipe BBDidasarkan sistem imun selulerTerjadi pergeseran ke TTDisertai atau tanpa disertai neuritisTherapy: Bila ada neuritis Kortikosteroid Analgetik Sedativa

  • RESISTENSI DDS1.Resistensi primerBila orang ditulari oleh M. leprae yang telah resisten2.Resistensi sekunderTerjadi karena :- Monoterapi DDS- Dosis yang kurang- Makan obat tidak teratur- Therapi terlalu lama ( > 4 24 tahun)- Pada kusta MB dan tidak pada kusta PB, karena S.I.S

  • C. PENYULUHANDilaksanakan untuk penderita dan keluargaDiberikan dalam tingkat yang berbeda :Sebelum pengobatanSelama pengobatanSetelah pengobatan

  • Meliputi antara lain :Perlunya pengobatan yang teratur (bila tidak bahkan dapat menyebabkan timbulnya cacat),Cara makan obat,Lamanya pengobatan,Hal yang dapat timbul selama pengobatan (a.l. efek samping obat dan reaksi),Tanda dan gejala efek samping obat dan reaksiAspek lain program seperti follow-up setelah RFT.

  • D. PENGOBATANRegimen obat menurut WHOMDT untuk PB 1 Dewasa (50-70 kg) Rifampicin 600 mgOfloxacin 400 mgMinocyclin 100 mgAnak (5-14 tahun)Rifampicin 300 mgOfloxacin 200 mgMinocyclin 50 mg

  • Obat ditelan didepan petugasROM tidak diberikan pada :- Anak < 5 tahun- Ibu hamil

    Pamberian pengobatan sekali saja dan langsung RFT bila obat-obat ini belum datang dari WHO untuk sementara semua kasus PB1 diobati selama 6 bulan dengan Regimen PB (2-5). Lesi 1 dengan pembesaran saraf, diberikan Regimen PB 2-5.

  • b.MDT untuk PB 2-5 terdiri atas 2 macam obat - Rifampicin- Dapson (DDS)c.MDT untuk MB terdiri atas 3 macam obat- Rifampicin- Lamprene (Klofazimin)- Dapson (DDS)

  • Hari ke- 1obat ditelan diklinik dibawah pengawasan petugas kesehatan terdiri atas :2 kapsul Rifampicin @ 300 mg3 kapsul Lamprene @ 100 mg1 tablet DDS @ 100 mgHari ke- 2 dan seterusnya dalam 1 bulan (28 hari)obat dibawa pulang dan ditelan setiap hari :1 tablet DDS @ 100 mg1 kapsul Lamprene @ 50 mg

  • 2. Lama pengobatan (pengobatan cukup) PB: 6 dosis dalam kurun waktu 6-9 bulan. MB: 12-18 dosis dalam kurun waktu 12-24 bulan.3. RFT (selesai masa pengobatan )Penderita harus di RFT setelah selesai minum obat sesuai dengan jumlah dosis dan batas waktu yang ditentukan tanpa perlu pemeriksaan laboratorium.

  • penderita yang sudah di RFT masuk dalam masa pengawasan. Masa pengawasan dilakukan secara pasif, penderita dianjurkan datang memeriksakan dirinya minimal 1 kali setahun selama 2 tahun untuk PB dan 5 tahun untuk MB setelah itu mereka dinyatakan RFC.

  • DROP OUT (D.O)Penderita yang datang tidak teratur Setiap penderita PB dalam pengobatan tidak mengambil obat 4 bulan dan setiap penderita MB 7 bulan dinyatakan DO.Setiap penderita PB maupun MB, bila berturut-turut 12 bulan tidak mengambil obat dinyatakan hilang (OOC).

  • TINDAKAN BAGI PENDERITA D.O DAN HILANGSebelum penderita dinyatakan DO atau hilang, maka penderita harus dikunjungi dan dianjurkan untuk datang dan melanjutkan pengobatannya.Bagi penderita DO, tidak dikeluarkan dari register dan penderita datang kembali dapat menyelesaikan dosis yang sisa dan dinyatakan RFT.

  • 3. Bagi penderita hilang, dikeluarkan dari register. Penderita yang sudah dinyatakan hilang, kemudian datang lagi maka dilakukan pemeriksaan klinis yang teliti bila :Ditemukan tanda-tanda klinis yang aktif :kemerahan/peninggian dari lesi lama dikulit, adanya lesi baru, adanya syaraf yang membesar, nodule, reaksi ENL/Reversalmaka penderita diregister ulang dan mendapat pengobatan MD ulang sesuai klasifikasi.

  • Tidak ada tanda-tanda aktif maka penderita tidak perlu diobati.