54
ENTEROBACTERIACEAE ENTEROBACTERIACEAE Riyani Wikaningrum Riyani Wikaningrum Bag. Mikrobiologi Bag. Mikrobiologi FKUY FKUY

Enterobacteriaceae All

Embed Size (px)

DESCRIPTION

e coli

Citation preview

  • ENTEROBACTERIACEAERiyani WikaningrumBag. MikrobiologiFKUY

  • Pendahuluan Tersebar di seluruh dunia, umumnya flora normal ususPatogen: Shigella, Salmonella, Yersinia pestisOportunis: Escherichia coli; Klebsiella pneumoniae; Proteus mirabilisPenyebab infeksi nosokomial utamaPenularan secara endogen, dari manusia carrier, binatang reservoir

  • Bentuk & Fisiologi Kuman Batang, Gram (-), gerak (+), aerob atau anaerob fakultatifTumbuh pada media sederhana, meragi glukosa, mereduksi nitrat nitrit, oksidase (-)Kemampuan meragi laktosa penting untuk membedakan genus-genus penting.Beberapa genus mempunyai kapsul

  • AntigenAg.O: polisakarida O, bagian dari LPS mempunyai aktivitas endotoksin. Bersifat antigenik antibodi IgMAg.K: protein / polisakarida kapsul, pada S. typhi disebut Ag.Vi.Sama dengan Ag.K dari kuman lain (Ag.K1 E.coli = N.meningitidis; K. pneumoniae = S. pneumoniae)Ag.H: antigen flagel, termolabil, tahan formalin, anti-H dari klas IgG

  • PatogenesisEndotoksin toksemia pada infeksi kuman Gram(-) Lipid A merangsang memproduksi TNF & IL-1 yang mempengaruhi hipotalamus.Antigen O, K dan H sebagai dasar penentuan serotipePili

  • Escherichia coli

  • Escherichia coliFlora normal pada usus manusia & hewanManifestasi klinis:Septisemia: asal infeksi adalah infeksi saluran kemih atau penjalaran kuman dari ususInfeksi saluran kemih: penyebab 80% kasus; kuman hemolisin (+), tahan serum, faktor virulensi pili PMeningitis pada neonatus: E. coli K1Gastroenteritis (Diare) karena E. coli

  • Mekanisme virulensi E. coli

  • Patogenesis Diare akibat E. coli

  • ETEC penyebab diare pada bayi, traveler's diarrheamasa inkubasi 1-2 hari, berlangsung 3-4 hariToksin LT (subunit A dan B) cAMP hipersekresi air dan Cl- serta menghambat reabsorpsi Na+ diare. Bersifat antigenik dan serupa dengan enterotoksin V. cholerae.Tokain ST: aktifitas guanilil siklase sekresi airkuman mempunyai faktor kolonisasi

  • Patogenesis ETEC

  • EPECPenyebab diare (air) pada anak di negara berkembang, akut atau kronisMikrovili rusak

  • EHECMenghasilkan Verotoksin (= toksin Shiga)Penyebab kolitis hemoragik dan hemolytic uremic syndrome (HUS)Isolat tersering E. coli O157:H7 dan O26 (Jepang, 2001), sorbitol (-)Sumber penularan daging giling, susu

  • EHEC

  • EIECPenyebab diare serupa dengan shigellosis, epitel mukosa kolon rusakLaktosa (-), tes Sereny (+)

  • Patogenesis EIEC

  • EAECKuman mampu menempel pada biakan sel dan membentuk agregatPenyebab diare akut / kronis pada anak, diare tanpa darah dan tidak menginvasi mukosa(?) plasmid mengkode toksin

  • Site of colonisation & extraintestinal disease

  • INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH ENTEROBACTERIACEAE(dari Murray et. al., 1990)Saluran nafas bawahKlebsiellaEnterobacterEscherichiaSistem gastrointestinalSalmonellaShigellaYersiniaEscherichiaSistem syaraf pusatEscherichiaSaluran kemihEscherichiaProteusProvidenciaKlebsiella

  • Terapi & Pencegahan Koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolitAntibiotik tidak dianjurkanSanitasi makanan dan lingkungan

  • KlebsiellaMorfologi Kuman: batang, Gram (-), gerak (-), mempunyai kapsul tebalFaktor virulensi:Kapsul menghambat fagositosisAg.O menghambat lisis oleh komplemenManifestasi Klinis:infeksi saluran kemih, bronkhopneumoni, infeksi nosokomial

  • KlebsiellaK. pneumoniae ; K. oxytocaK. rhinoschleromatis - kelainan pada sal. nafas atas, lesi granuloma di jar. SubmukosaK. ozaenae - kelainan yang ditandai atrofi mukosa hudung dan bau nafas yang khasTerapi: trimetoprim, nitrofurantoin, sefalosporin

  • EnterobacterSerupa dengan Klebsiella, hanya gerak (+)Spesies penting: E. aerogenes & E. cloacaePenyebab infeksi nosokomial, dan infeksi saluran kemihUmumnya resisten terhadap penisilinTerapi: gol. aminoglikosida

  • Proteus, Providencia, MorganellaSpesies penting: P. vulgaris, P. mirabilisPertumbuhan: menjalar, H2S (+), urease (+)Manifestasi klinis: infeksi sal. kemih, bakteremia, pneumonia, infeksi nosokomial (P.vulgaris; Morganella)Terapi: ampisilin, trimetoprim. Perlu tes sensitivitas kuman

  • SALMONELLA

  • Berdasarkan studi genetik, hanya ada satu spesies Salmonella entericaAda lebih dari 2400 serotipePenyebab demam tifoid S. enterica serotype TyphiNomenklatur yang sering dipakai di klinik S. typhi; S. enteritidis dan S. typhi; S. paratyphi.

  • Hospes:Manusia S. typhi; S. paratyphi A, B, CBabi S. cholera-suisSapi S. dublinDomba S. abortus suisDosis infektif S. typhi: 106 - 109

  • Morfologi:Batang, Gram (-), gerak (+), anaerob fakultatifTidak meragi laktosa dan sukrosaMenghasilkan H2STahan suhu pembekuanAntigen:Ag OAg HAg K Ag Vi faktor virulensi

  • PatogenesisLumen usus - Bakteri berkembang biak

    Menempel pd Mikrovili adhesin

    Sel Mukosa berkembang biak

    Menembus sub-mukosa

    Lnn. Regional berkembang biakGejala klinis timbul sesudah bakteri menembus dinding ilium

  • Manifestasi KlinisDemam enterik (typhoid fever, tifus abdominalis)EnterokolitisBakteremia, dengan atau tanpa lesi fokal (metastase)

  • Patogenesis Salmonellosis

  • Invasi sel mukosa oleh Salmonella

  • Salmonella typhi (EM)

  • lnn. Mesenterika(berkembang biak)

    Bakteremia I Darah

    Organ tubuh(berkembang biak)

    Bakteremia II Darah

    Kelenjar empedu

    UsusIliumS. typhi

  • Plaque Peyer dan lnn usus meradang nekosis ulkus perforasi usus5 10% kasus yang tidak terobati akan mengalami RELAPS (pada minggu II atau III)Sebagian kecil akan menjadi CARRIER

  • Figure: Gastrointestinal Perforation. Gastrointestinal perforation (arrow), usually of the terminal ileum or proximal large bowel, is one of the most serious complications of typhoid fever.

    NEJM, 2002; 22(347):1770-1782

  • Enterokolitis (gastroenteritis)Gejala: muntah, sakit perut, diare dan demamOnset: 6 48 jamDurasi: 2 hari 1 minggu, sembuh spontanPemeriksaan lab: feses (+) SalmonellaKeracunan makanan karena Salmonella (S. enteritidis, S. typhimurium) dibicarakan dalam kuliah khusus

  • S. enteritidisBakteri menempel pd epitel ilium terminalBakteri berkembang biak dlm lnn. hiperplasia dan hipertrofi SREInfeksi terbatas pada traktus gastrointestinalProstaglandin terlepascAMP meningkat sekresi cairan meningkatDIARE

  • Enterocolitis

  • BakteremiaGambaran klinis demam enterik atau komplikasi infeksi oleh Salmonella lain ( S. cholera-suis)Dapat disertai lesi fokal atau metastaseLesi fokal:OsteomielitisEndokarditisArthritisAbses di organ-organ lainKultur darah (+)

  • Pemeriksaan LaboratoriumIsolasi bakteri e.g. Gaal KultuurSerologi e.g. Tes Widal, hanya berguna untuk demam enterik

  • TerapiDemam enterik dan Bakteremia antibiotik:Khloramfenikol, ampisilin, trimetoprim-sulfomethoxazol, sefalosporinEnterokolitis:Diare berat penggantian cairan & elektrolitAntibiotik akan memperpanjang gejala klinis dan lamanya ekskresi kumanCarrier: kholisistektomi & antibiotik

  • PencegahanSanitasi makananVaksinasi

  • SHIGELLA

  • Penyebab disentri basilerHospes natural: manusia; primataMorfologi:Batang, Gram (-), gerak (-), kapsul (-),Anaerob fakultatifTidak meragi laktosa, kecuali S. sonneiSpesies penting:S. dysenteriaeS. flexneriS. boydiiS. sonnei

  • Antigen:KompleksAg O = kuman enterik lainBerdasar Ag O kira-kira ada 40 serotipeToksin:EndotoksinExotoksin S. dysenteriaeMeningkatkan sekresi airMempengaruhi SSPantigenik

  • Manifestasi klinisInkubasi: 2 3 hariGejala:sakit perutDiare (cair) berlanjut dengan diare disertai darah & lendir serta tenesmusDurasi 4 hari, bisa 10 hari / lebihBerat S. dysenteriae; paling ringan S. sonnei

  • Patogenesis Shigellosis

  • ShigellaDosis infektif 101 103Berkembang dalam lumen ususMenempel & menginvasi sel mukosaLamina propria:Meradang mikroabsesTrombosis kapilerNekrose jaringanULKUS

  • Patogenesis kerusakan mukosa

  • Diagnosa LaboratoriumBahan pemeriksaan: fesesPemeriksaan langsung untuk melihat protozoa dan adanya sel radangDiagnosa laboratorium isolasi bakteri penyebab

  • Imunitas & TerapiImunitas:Sesudah infeksi dapat diditeksi antibodiIg A mungkin dapat mencegah infeksi ulangTerapi:Ringan tidak perlu antibiotikBerat antibiotik, terutama pada usia muda dan lansia

  • PencegahanPenularan:Makanan jari feses lalat

    Sanitasi makanan dan lingkunganIsolasi penderita dan disinfeksi kotoranDeteksi carrier dan infeksi subklinik