74
ROADMAP PROGRAM EPCM DI JAWA BARAT 2010 BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BPLHD) PROVINSI JAWA BARAT

EPCM udara-bekasi.ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Seminar EPCM Udara Kabupaten Bekasi

Citation preview

Page 1: EPCM udara-bekasi.ppt

ROADMAP PROGRAM EPCM DI JAWA BARAT

2010

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BPLHD)

PROVINSI JAWA BARAT

Page 2: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM ROADMAP IN WEST JAVA

Page 3: EPCM udara-bekasi.ppt

2004

INITIATION OF COOPERATION IN EPCM

PROGRAM (JETRO – MOI –BPLHD JABAR)

PILOT ACTIVITY OF WATER EPCM PROGRAM

2005

2009

2008

2007 UPSCALE WATER EPCM TO NATIONAL LEVEL

ARRANGEMENT OF AIR EPCM PROGRAM

DEVELOPMENT OF AIR EPCM PROGRAM

PREPARATION FOR PILOT ACTIVITY OF AIR

EPCM

2010

Page 4: EPCM udara-bekasi.ppt

backgroundbackground

Page 5: EPCM udara-bekasi.ppt

KENAPA EPCM?

Belajar dari kasus pencemaran di Jepang

Page 6: EPCM udara-bekasi.ppt

Apakah Program EPCM ?Apakah Program EPCM ?

Program yang bertujuan Program yang bertujuan untuk meningkatkan untuk meningkatkan kapasitas SDM di industri terutama yang kapasitas SDM di industri terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan agar berkaitan dengan pengelolaan lingkungan agar dapat memenuhi kewajiban dalam pengendalian dapat memenuhi kewajiban dalam pengendalian pencemaran dari aktifitas produksi industri, pencemaran dari aktifitas produksi industri, melalui mekanisme sertifikasi bagi para melalui mekanisme sertifikasi bagi para penanggung jawab/pengelola lingkunganpenanggung jawab/pengelola lingkungan

Kegiatan yang membutuhkan dukungan penuh Kegiatan yang membutuhkan dukungan penuh dari industri sebagai pelaku utama dari program dari industri sebagai pelaku utama dari program iniini

EPCM : seseorang yang dinilai memiliki EPCM : seseorang yang dinilai memiliki kompetensi dan tugas untuk mengkoordinasikan kompetensi dan tugas untuk mengkoordinasikan pelaksanaan upaya pencegahan dan pelaksanaan upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air yang dapat penanggulangan pencemaran air yang dapat ditimbulkan oleh suatu produktivitas produksi ditimbulkan oleh suatu produktivitas produksi atau jasa.atau jasa.

Page 7: EPCM udara-bekasi.ppt

Tujuan Sertifikasi Tujuan Sertifikasi EPCMEPCM

Menunjang upaya pengelolaan lingkungan, Menunjang upaya pengelolaan lingkungan, khususnya lingkungan air melalui pelibatan khususnya lingkungan air melalui pelibatan personil pengendalian pencemaran air personil pengendalian pencemaran air yang kompetenyang kompeten

Mendorong peningkatan kompetensi dan Mendorong peningkatan kompetensi dan tanggung jawab keprofesian dari personil tanggung jawab keprofesian dari personil yang menjalankan fungsi pengendalian yang menjalankan fungsi pengendalian pencemaran airpencemaran air

Memberikan pengakuan profesionalitas Memberikan pengakuan profesionalitas kepada mereka yang sudah memenuhi kepada mereka yang sudah memenuhi persyaratan dan bakuan kompetensi EPCMpersyaratan dan bakuan kompetensi EPCM

Page 8: EPCM udara-bekasi.ppt

PENANGGUNGJAWAB UTAMA

ORGANISASI FUNGSIONALPENGENDALIAN PENCEMARAN DI INDUSTRI

MANAJERPENGENDALIANPENCEMARAN AIR

MANAJERPENGENDALIANPENCEMARAN UDARA

MANAJERPENGELOLAANSAMPAH INDUSTRI

PELAKSANAOPERASI IPAL PELAKSANA

OPERASI PERANGKATPENGENDALI EMISI

PENANGGUNGJAWABPENANANGAN LIMBAH B3

PELAKSANAOPERASI INSINERATOR

EPCMManajer Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Page 9: EPCM udara-bekasi.ppt

History of environmental problems in JapanHistory of environmental problems in Japan Environment-related topics Historical topics

Pollution in the pre-World War II period

~1911 Mineral pollution associated with the refining activities at mines and smoke pollution caused by sulfurous acid gas occurred at Ashio Mines, Besshi Copper Mines' Niihama and Shisakajima Stations and Hitachi Mines.

High economic growth and pollution

problems 1955~ The four major pollution cases* occurred. 1964 Tokyo Olympics held.

Pollution control measures

1967 Basic Law for Environmental Pollution Control enacted. 1970 Diet session on pollution problems called (pollution-related

laws* enacted). 1971 Pollution Control Managers Law enacted.

1968 Apollo No.11 spaceship landed on the moon.

From pollution problems to

environmental problems:

globalization of environmental

problems

1971 Environment Agency established. 1972 Natural Conservation Law enacted. 1973 Law Concerning Pollution-Related Health Damage

Compensation and other Measures enacted.

1972 U.N. Conference on the Human Environment (Stockholm Conference) held.

1980 London Convention came into effect. 1987 Montreal Protocol adopted. 1989 Basel Convention adopted.  

Activities for coping with global

environmental problems and the

creation of a recycling-oriented

economy and society

1991 Several laws for recycling enacted; the Japan Federation of Economic Organizations (Keidanren) adopted the "Global Environment Charter.

1993 Basic Environment Law enacted. 1996 Environment management standards (ISO1400 series)

established.

1998 Law Concerning the Promotion of the Measures to Cope with Global Warming enacted.

1999 Pollutant Release and Transfer Register (PRTR) Law enacted. 2000 Basic Law for Establishing a Sound Material-Cycle Society. 2001 Environment Agency reorganized as the Ministry of the

Environment. ~ Law for the Promotion of Utilisation of Recyclable Resources

  and other recycling- oriented society-related laws* enacted.

1991 Berlin Wall demolished. 1992 Earth Summit held in Rio de Janeiro,

Brazil. 1993 EU inaugurated.

1997 Kyoto Conference on the Prevention of Global Warming (COP3) held.

Page 10: EPCM udara-bekasi.ppt

1010

◆ Apa itu Pencemaran ?   Yang disebut “pencemaran” di Jepang adalah seperti yang tertera di dalam UU Pokok Lingkungan, yang didefinisikan dalam 7 jenis yaitu “pencemaran udara, pencemaran kualitas air, pencemaran tanah,kebisingan, getaran, subsidensi tanah, dan bau busuk, yang merupakan hasil dari aktivitas usaha atau aktivitas manusia lainnya, yang mana karena itu menimbulkan gangguan pada manusia, dan/atau gangguan pada lingkungan hidup.”

10

◆ Minamata    Terjadi di teluk Minamata di Prefektur Kumamoto,

dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena methyl mercuri dan pencemaran sedimen, kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui rantai makanan jenis ikan.

◆ Minamata Kedua (Minamata Niigata)   Terjadi di daerah aliran sungai Aganogawa di

Prefektur Niigata, dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena metil merkuri dan pencemaran sedimen, kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui rantai makanan jenis ikan.

◆ Asma Yokkaichi    Terjadi di kota Yokkaichi di Prefektur Mie, dan

penyebabya adalah polusi udara terutama karena sulfur oksida (SOx).

◆ Penyakit itai-itai    Terjadi di daerah aliran sungai Jintsugawa di

Prefektur Toyama, dan penyebabnya adalah pencemaran kualitas air karena Cadmium , kemudian menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia melalui beras dll.

Minamata

Penyakit itai-itai

Minamata Niigata

Asma Yokkaichi

Referensi4 Penyakit Besar akibat Pencemaran di Jepang

Page 11: EPCM udara-bekasi.ppt

Specified facilities defined by the Water Pollution Control LawSpecified facilities defined by the Water Pollution Control Law

Applicable industry Specified facilities covered by the law  Applicable industry Specified facilities covered by the law 

Livestock product producers 

a. Raw material processing facilities b. Cleaning facilities c. Boiling facilities 

Glass or glass product manufacturers 

a. Grinding and cleaning facilitiesb. Waste gas cleansing facilities 

Marine product producers 

a. Raw marine animal material processing facilities 

b. Cleaning facilitiesc. Filtering facilities d. Boiling facilities

Refiners of raw ceramic materials 

a. Water washing-type crushing facilitiesb. Water washing-type separating

facilitiesc. Acid treatment facilitiesd. Drying facilities 

Wheat flour producers a. Cleaning facilities Thermal power plants

using coal as a fuel  a. Waste gas cleansing equipment 

Petroleum refineries 

a. Desalination facilitiesb. Facilities for distilling crude oil at normal

pressuresc. Desulfurization facilitiesd. Facilities for cleaning with volatile oil,

kerosene or light oile. Facilities for cleaning with lubrication oil

Steel industries 

a. Tar and gas-liquid separation equipment

b. Gas cooling and cleansing equipmentc. Rolling facilitiesd. Hardening facilitiese. Wet-type dust collection facilities 

Spinning industries or textile product manufacturers or processors 

a. Cocoon boiling facilitiesb. Raw material dipping facilitiesc. Bleaching machines and bleaching

tanksd. Dyeing facilities 

- And five other types of facilities are defined as specified ones by the law -

Producers of pulp, paper or paper products 

a. Raw material dipping facilitiesb. Timber grindersc. Chip and pulp cleaning facilitiesd. Bleaching facilities - and seven other types of facilities are

defined as specified ones by the law -

- a. Facilities for surface treatment with acids or alkalis

- Other 90 types of facilities are defined as specified ones by the law -

Note: The facilities shown in green are excluded in the Pollution Control Manager System. 

Page 12: EPCM udara-bekasi.ppt

Purposes of the Pollution Control Manager SystemPurposes of the Pollution Control Manager System

1.1. Considering the fact that the control under pollution control-Considering the fact that the control under pollution control-related laws and ordinances has been strengthened, to put related laws and ordinances has been strengthened, to put factories, the sources of industrial pollution, under an obligation factories, the sources of industrial pollution, under an obligation to establish a pollution control organization for dealing with such to establish a pollution control organization for dealing with such pollution in their premises so as to ensure that the pollution is pollution in their premises so as to ensure that the pollution is prevented effectively.prevented effectively.  -- This organization will be composed of pollution control managers having This organization will be composed of pollution control managers having

special knowledge and skills in pollution control, a chief pollution control special knowledge and skills in pollution control, a chief pollution control manager and a pollution control supervisor whose duty is to supervise the manager and a pollution control supervisor whose duty is to supervise the pollution control managers and senior pollution control manager.pollution control managers and senior pollution control manager.  

2.2. To educate and train pollution control managers, senior pollution To educate and train pollution control managers, senior pollution control managers and others having certain skills required for control managers and others having certain skills required for pollution control activities.pollution control activities. -- In order to accomplish the purpose mentioned above, to conduct national In order to accomplish the purpose mentioned above, to conduct national

examinations for qualifications for these managers and to give courses for examinations for qualifications for these managers and to give courses for qualifying as pollution control managers.qualifying as pollution control managers.

Page 13: EPCM udara-bekasi.ppt

Business categories covered by the Business categories covered by the Pollution Control Manager SystemPollution Control Manager System

(1) (1) ManufacturersManufacturers(including the processors of commodities)(including the processors of commodities) Lumber and wooden product manufacturers, pulp, paper and Lumber and wooden product manufacturers, pulp, paper and paper product manufacturers, chemical product manufacturers, paper product manufacturers, chemical product manufacturers, petroleum/coal product manufacturers, plastic product petroleum/coal product manufacturers, plastic product manufacturers, ceramic and earth and stone product manufacturers, ceramic and earth and stone product manufacturers, steelmakers, non-ferrous metal manufacturers, manufacturers, steelmakers, non-ferrous metal manufacturers, general machine and instrument manufacturers, etc.general machine and instrument manufacturers, etc.         

(2)(2) Power suppliersPower suppliers (3)(3) Gas suppliersGas suppliers (4)(4) Heat suppliersHeat suppliers

                            ((Based on the Ministry of Internal Affairs and Communications, Based on the Ministry of Internal Affairs and Communications,

"Japan Standard Industry Classification.")"Japan Standard Industry Classification.")

Page 14: EPCM udara-bekasi.ppt

Types of pollution-causing facilities under the charge of pollution Types of pollution-causing facilities under the charge of pollution control managers and senior pollution control managerscontrol managers and senior pollution control managers

Qualifications Pollution-causing facilities Qualifications Pollution-causing facilities

Air pollution control manager: class 1

Facilities discharging soot and smoke containing hazardous substances that are established at a factory whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more

Water pollution control manager: class 1

Facilities discharging wastewater containing hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 10,000 m3/day or more

Air pollution control manager: class 2

Facilities discharging soot and smoke containing hazardous substances that are established at a factory whose exhaust gas emission is less than 40,000 m3/hour

Water pollution control manager: class 2

Facilities discharging wastewater containing hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is less than 10,000 m3/day or at a plant that lets specified underground seepage water permeate through the ground

Air pollution control manager: class 3

Facilities discharging soot and smoke that are established at a factory whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more

Water pollution control manager: class 3

Facilities discharging wastewater containing no hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 10,000 m3/day or more

Air pollution control manager: class 4

Facilities discharging soot and smoke that are established at a factory whose exhaust gas emission is 10,000 m3/hour or more but less than 40,000 m3/hour

Water pollution control manager: class 4

Facilities discharging wastewater containing no hazardous substances, etc. that are established at a factory whose effluent discharge is 1,000 m3/day or more but less than 10,000 m3/day

Specified dust pollution control manager

Facilities discharging specified dust (asbestos)

Noise and vibration pollution control manager

Facilities producing noises and facilities generating vibrations

General dust pollution control manager

Facilities discharging general dust (dust other than asbestos)

Senior pollution control managers

Factories that have both a facility discharging soot and smoke whose exhaust gas emission is 40,000 m3/hour or more and a facility discharging 10,000 m3/day or more of wastewater, etc.

Dioxin pollution control manager Facilities discharging dioxins

13 types of qualifications in total(The qualifications shown in blue:

11 types of qualifications initially created when the Pollution Control Manager System was introduced)

Page 15: EPCM udara-bekasi.ppt

National examination subjects for National examination subjects for water pollution control managerswater pollution control managers

Water pollution control managers

Class 1 Class 2 Class 3 Class 4

1. Overview on water pollution ○ ○ ○ ○

2. Introduction to water pollution ○ ○ ○ ○

3. Technology for waste water treatment and monitoring

○ ○ ○ ○

4. Water pollution control caused by hazardous substances

○ ○ × ×

5. Water pollution control at large-scale factory ○ × ○ ×

Page 16: EPCM udara-bekasi.ppt

Tasks that prefectural governors have Tasks that prefectural governors have the power to dothe power to do

(1)(1) To accept the notification of assignmentTo accept the notification of assignment The prefectural governor should accept the notification of assignment The prefectural governor should accept the notification of assignment of the pollution control supervisor, senior pollution control manager of the pollution control supervisor, senior pollution control manager and pollution control managers and their proxies presented by a and pollution control managers and their proxies presented by a specified enterprise.specified enterprise.

(2)(2) To order removal of a pollution control manager, etc.To order removal of a pollution control manager, etc. If any pollution control supervisor, senior pollution control manager or If any pollution control supervisor, senior pollution control manager or pollution control manager or their proxy acts against a pollution pollution control manager or their proxy acts against a pollution control-related law or ordinance, the prefectural governor may order control-related law or ordinance, the prefectural governor may order the specified enterprise in question to remove such person from the the specified enterprise in question to remove such person from the post.post.

(3)(3) Reporting and inspectionReporting and inspection The prefectural governor may cause specified enterprises to present The prefectural governor may cause specified enterprises to present a report of the performance of duties by the pollution control a report of the performance of duties by the pollution control supervisor, pollution control managers, etc. or cause prefectural supervisor, pollution control managers, etc. or cause prefectural government officials to enter the factory and inspect related government officials to enter the factory and inspect related documents, etc.documents, etc.

Page 17: EPCM udara-bekasi.ppt

To

tal n

um

be

r o

f su

cce

ssfu

l ca

nd

ida

tes

in t

he

sta

te e

xam

ina

tion

Year

Total number of successful candidates in the national Total number of successful candidates in the national examination for pollution control managers in Japanexamination for pollution control managers in Japan

Page 18: EPCM udara-bekasi.ppt

Total number of successful candidates in the national Total number of successful candidates in the national examination for pollution control managers by type in Japanexamination for pollution control managers by type in Japan (1971-2008) (1971-2008)

Air pollution control manager: class 1 58,618 Noise/vibration pollution

control manager: 1,022

class 2 4,821 Noise 46,403

class 3 6,831 Vibration 13,696

class 4 6,947 Specified dust pollution control manager 295

Sub-total 77,217 General dust pollution control manager 5,407

Water pollution control manager: class 1 96,691 Dioxin pollution control

manager 9,789

class 2 20,106 Senior pollution control manager 12,278

class 3 9,780

class 4 21,372

Sub-total 147,949 Total 314,056

Page 19: EPCM udara-bekasi.ppt

Kawasan industri di pinggir laut akhir-akhir ini

Kawasan industri di pinggir laut pada tahun 1966

Gunung Fuji

Kota Kawasaki

Page 20: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM AIR: PROGRES DAN TINDAK LANJUT

Page 21: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM AIR/ dasar hukum• PERDA JBR NO. 3/2004 TTG PENGELOLAAN KUALITAS AIR & 

PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR (EPCM ADA DI PS. 18)• KEPGUB JBR NO. 24/2007 TTG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 

(PROSEDUR PELAKSANAAN EPCM AIR)• KEPMENLH NO. 6/2006 TTG PROSEDUR UMUM UNT LEMBAGA JASA 

LINGKUNGAN & STANDARDISASI KOMPETENSI • PERMEN LH NO. 03 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI DAN 

STANDAR KOMPETENSI MANAGER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

EPCM AIR/ bakuan kompetensi

1. EVALUASI KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR

2. PENILAIAN POTENSI PENC. LIMBAH CAIR

3. MINIMISASI LIMBAH CAIR

4. PENGENDALIAN OPERASI IPAL

5. TINDAKAN TANGGAP DARURAT PENC. AIR

Page 22: EPCM udara-bekasi.ppt

EXAMINATION RESULT : 2005 - 2010EXAMINATION RESULT : 2005 - 2010

YEAR PARTICIPANT

PASSING PERSON

FAILED PERCENTAGE

2005 61 53 8 86,88%

2006 83 79 4 95,18%

2007 51 39 12 76,47%

2008 52 31 21 59,62%

2009 19 18 1 94,74%

2010 44 35 9 79,54%

Page 23: EPCM udara-bekasi.ppt

PASSING PERSON WATER EPCM EXAMINATION

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

2005 2006 2007 2008 2009 2010

PersentaseKelulusan

Page 24: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM AIR

TOTAL EPCM AIR JAWA BARAT:

255 ORANG

HASIL MONITORING EVALUASI:

PENINGKATAN KINERJA IPAL

PEMBANGUNAN IPAL BARU

MODIFIKASI IPAL

PENGHEMATAN BAHAN KIMIA

Page 25: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM AIR/ tindak lanjutPersiapan harmonisasi dengan standar kompetensi tingkat nasional

Refreshment pemegang sertifikat

Monitoring & Evaluasi

Peninjauan ulang kriteria calon EPCM Revisi Pergub

Peningkatan peran serta Kab/Kota dalam implementasi EPCM secara mandiri

Pelatihan Operator sesuai amanat Perda No 3 tahun 2004 bekerjasama dengan APPLI

TINDAK LANJUT

Page 26: EPCM udara-bekasi.ppt

HIGHLIGHTS 2008: KONGRES APPLI DAN FORUM OWNER

APPLI CONGRESS HELD IN BANDUNG ON MAY 2008 IS THE 1st POLLUTION CONTROL ASSOCIATION EVER IN INDONESIA

FORUM OWNER

DIHADIRI WAGUB

JABAR – DES 2008

Page 27: EPCM udara-bekasi.ppt

LAUNCHING PROGRAM EPCM (MPPA) NASIONAL

NOVEMBER 2007 MOE & DEPT. OF INDUSTRY

Page 28: EPCM udara-bekasi.ppt

Perusahaan wajib melaporkan pemegang Sertifikat MPPA di perusahaannya kepada Badan.

Pelaporan pemegang Sertifikat MPPA wajib disertai dengan dokumen yang menjelaskan struktur OPPL di perusahaannya dilengkapi dengan nama personil dan uraian tugas.

Dalam hal terjadi alih tugas pemegang Sertifikat MPPA baik di dalam dan/atau keluar perusahaan, maka perusahaan wajib melaporkan kembali kepada Badan.

Setiap pemegang sertifikat MPPA yang telah dilaporkan kepada Badan harus melakukan pelatihan penyegaran dan evaluasi ulang secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun.

MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

PASAL 25

Page 29: EPCM udara-bekasi.ppt

PEMBINAAN, PENGAWASAN & PENGENDALIAN (1)

PASAL 26

Badan melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan terhadap kinerja perusahaan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran air, termasuk kepada para pemegang sertifikat MPPA yang terdaftar.

Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemegang sertifikat MPPA yang terdaftar, Badan melakukan koordinasi dengan Lembaga yang menangani pengendalian lingkungan hidup di Kabupaten/Kota dan Lembaga Sertifikasi.

Apabila kinerja MPPA melanggar ketentuan yang berlaku, maka Badan menindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 30: EPCM udara-bekasi.ppt

Prosedur tindak lanjut terhadap MPPA yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 27 ayat (3) adalah sebagai berikut :

a. Apabila efluen atau air limbah dari hasil pengolahan air limbah di industri melebihi Baku Mutu Air Limbah, maka tanggung jawab berada di dalam jenjang OPPL yang melibatkan Penanggungjawab Utama, Manajer serta Pelaksana Operasi Fasilitas Penanganan Limbah, dan akan ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Apabila pelanggaran adalah murni karena kelalaian MPPA, maka Badan meminta industri untuk mengganti posisi MPPA serta menginformasikan ke Lembaga Sertifikasi;

c. Sertifikat MPPA dapat ditarik oleh Lembaga Sertifikasi, dan ditindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN (2)

PASAL 27

Page 31: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM UDARA: EPCM UDARA: PROGRES DAN PROGRES DAN TINDAK LANJUTTINDAK LANJUT

Page 32: EPCM udara-bekasi.ppt

EPCM UDARA DI JAWA EPCM UDARA DI JAWA BARATBARAT

Page 33: EPCM udara-bekasi.ppt

3333

  Sumber Pencemaran Sumber Pencemaran UdaraUdara

Sumber bergerak

Sumber tidak bergerak

Page 34: EPCM udara-bekasi.ppt

3434

GGambar 2.3 Sumber area (stockpile ambar 2.3 Sumber area (stockpile batubara,polutan debu)batubara,polutan debu)

Gambar 2.4 Sumber titik (cerobong industri,polutan

asap)

Page 35: EPCM udara-bekasi.ppt

Kualitas udara cenderung memburuk

Kurangnya sistem pemantauan dan pengendalian

Pencemaran UdaraPencemaran Udara

Page 36: EPCM udara-bekasi.ppt

Sumber: National Science and Technology Council Committee on Environment and Natural Resources, Air Quality Research Subcommittee, 1999

www2.nature.nps.gov

Pencemaran Udara

Page 37: EPCM udara-bekasi.ppt

SUMBER POLUSI UDARA

ANTROPOGENIK(Sumber dari Aktifitas Manusia)

BIOGENIK(Sumber Alamiah)

Transportasi

CO, CO2, NOx, SO2, TNMH, SPM

Aktifitas G. Berapi

SO2 H2S

Industri

CO, CO2

NOx

SO2

Rumah Tangga

SO2 CO

Kebakaran Hutan

CO

N2O

NH3

CH4

aerosol

Page 38: EPCM udara-bekasi.ppt

Udara beracunUdara beracun

PerubahaPerubahan Iklimn Iklim

Penipisan Penipisan Lapisan Lapisan OzonOzonEkosistem AirEkosistem Air

KesehataKesehatann

Ekosistem Ekosistem DaratDarat

Beberapa Dampak Polusi Udara Pada Lingkungan

Hujan Hujan AsamAsam

Jarak Pandang

Lokal / Regional Global

Page 39: EPCM udara-bekasi.ppt

Karakteristik dan Karakteristik dan DDampak ampak PPencemar encemar UUdaradara

Tabel 2.1 Jenis pencemar, karakteristik, sifat dan dampak terhadap kesehatan

 

Jenis Pencemar

Karakteristik Sifat Dampak Kesehatan

CO Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak menimbulkan iritasi

Mudah berikatan dengan Hb dengan kemampuan 240 kali lipat O2

200 ppm: pusing-pusing400 ppm: pusing-pusing lalu pingsan setelah 45 mnt – 2 jam>2000 kematian

NMHC Berupa gas dan aerosol, Karsinogenik dan toksik Efek jangka panjang tergantung dari toksisitas dan sifat karsinogeniknya

Partikulat Padat dengan ukuran <10 mikron dan <= 2,5 mikron termasuk jelaga

inhalable Penyakit saluran pernafasan. Dampak lebih serius bila partikel bersifat asam, toksik atau karsinogenik

Pb (timbal) Partikel berukuran <=2,5 mikron

Toksik (menghambat kerja enzim dan mengubah struktur kimia sel-sel tubuh)

Anemia, kegagalan fungsi ginjal, kerusakan otak, kecerdasan turun

Page 40: EPCM udara-bekasi.ppt

Tabel 2.1 Jenis pencemar, karakteristik, sifat dan dampak terhadap kesehatan (lanjutan)

 Jenis

PencemarKarakteristik Sifat Dampak kesehatan

NOx Terdiri dari NO dan NO2 yang berwarna kecoklatan

Menyebabkan Iritasi Perubahan fungsi paru-paru, meningkatkan sensitivitas terhadap alergi, meningkatkan resiko infeksi saluran pernafasan terutama pada penderita asma

O3 Gas yang terbentuk di atmosfer dari reaksi NOx, HC dan CO ditambah dengan sinar matahari

Toksik pada permukaan saluran pernafasan yang halus di paru-paru

Perubahan fungsi paru-paru, iritasi mata dan paru-paru , meningkatkan serangan asma, kelelahan, edema, bronkiolitis akut

SO2 Gas Iritasi sistem pernafasan Penyempitan saluran pernafasan pada penderita asma, serangan pada penderita penyakit respiratori akut, iritasi tenggorokan, edema

 

Page 41: EPCM udara-bekasi.ppt

Tipe Emisi Emisi (pounds/10^9 BTU)

Batu Bara Minyak Gas

CO2 208 164 117

SOx 2.591 1.122 1

PM10 2.744 84 7

NOx 457 448 92

CO 208 33 40

Perbandingan Emisi dari Tiap Jenis Sumber Energi di Pembangkit Listrik

Sumber: Bappenas.2006.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis

Page 42: EPCM udara-bekasi.ppt

4242

Gambaran Penggunaan Energi Primer Gambaran Penggunaan Energi Primer di Indonesia dan Jepangdi Indonesia dan Jepang

Sumber: Bappenas.2007.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis

Page 43: EPCM udara-bekasi.ppt

4343

Trend Penggunaan Jenis Energi di Trend Penggunaan Jenis Energi di Indonesia dan JepangIndonesia dan Jepang

Sumber: Bappenas.2007.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis

Page 44: EPCM udara-bekasi.ppt

4444

Trend Penggunaan Jenis Energi Industri di Indonesia dan Jepang

Page 45: EPCM udara-bekasi.ppt

4545

Tabel Indeks Kualitas Udara di Tabel Indeks Kualitas Udara di Beberapa Kota di Indonesia (2002-Beberapa Kota di Indonesia (2002-2005)2005)

Sumber: Bappenas.2006.Indonesia Country Natural Resource Environment Analysis

Page 46: EPCM udara-bekasi.ppt

Tingkat Penaatan

Pengendalian Pencemaran Udara

Jumlah %

Taat 121 45

Belum Taat 149 55

Tingkat penaatan industri terhadap peraturan pengendalian pencemaran udara (2006 – 2007)

Industri Manufaktur, 270 perusahaan

Sumber: Laporan ASDEP Pengendalian Pencemaran Manufaktur 2007

Page 47: EPCM udara-bekasi.ppt

Kondisi Cerobong yang Tidak Sesuai dengan Peraturan

Penempatan lubang sampling yang belum sesuai peraturan

Cerobong yang belum dilengkapi Sarana pendukung sampling

Page 48: EPCM udara-bekasi.ppt

Bag House Filter Pabrik Peleburan

Debu dari Bag House Filter

Page 49: EPCM udara-bekasi.ppt

Bag House Fillter yang tidak

mempunyai Cerobong

Page 50: EPCM udara-bekasi.ppt

Kebijakan Energi beresiko terhadap Kebijakan Energi beresiko terhadap Kualitas LingkunganKualitas Lingkungan

Dok : Padalarang, 31 Mei 2004

Pikiran Rakyat, 2002

Page 51: EPCM udara-bekasi.ppt

Sistem Pengelolaan Kualitas Sistem Pengelolaan Kualitas UdaraUdara

EPC

M

Page 52: EPCM udara-bekasi.ppt

PERATURAN PERATURAN PERUNDANGANPERUNDANGAN Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang

PerindustrianPerindustrian Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan HidupHidup

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Tenaga KerjaTenaga Kerja

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air Tahun 2004 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Airdan Pengendalian Pencemaran Air

Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 11 Tahun Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pengendalian Pencemaran Udara2006 tentang Pengendalian Pencemaran Udara

Page 53: EPCM udara-bekasi.ppt

PAYUNG HUKUM EPCM UDARA:

PERDA JABAR NO. 11/2006 TTG PENGELOLAAN KUALITAS UDARA

1.

2.MEKANISME EPCM LAINNYA YG BERHUBUNGAN DG KEBIJAKAN NASIONAL

Pasal 23 : ayat bSetiap usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak yang mengeluarkan emisi, wajib :

“Memiliki manajer pengelola lingkungan bidang udara yang bersertifikat “

Page 54: EPCM udara-bekasi.ppt

INDUSTRI YANG WAJIB INDUSTRI YANG WAJIB MEMILIKI EPCMMEMILIKI EPCM

Oil and Gas, Fertilizer, Iron and Oil and Gas, Fertilizer, Iron and Steel, Pulp and Paper, Cement, Steel, Pulp and Paper, Cement, Power Plant, Industries with coal Power Plant, Industries with coal fuel utilities. Food and Beverage, fuel utilities. Food and Beverage, Industrial estateIndustrial estate

Industri yang dalam dokumen Industri yang dalam dokumen lingkungan memiliki potensi lingkungan memiliki potensi pencemaran udara yang tinggipencemaran udara yang tinggi

Page 55: EPCM udara-bekasi.ppt

APPLICANTAPPLICANT

PRECONDITION

REGISTRATION

WRITTEN EXAM

SCORING

PASS

AIR EPCM CERTIFICATEAIR EPCM CERTIFICATE

AIR EPCM BASIC TRAINING

PASS

> Diploma > 2 yrs experience

> Diploma > 2 yrs experience

TRAINING INSTITUTION (registered at MoE)TRAINING INSTITUTION (registered at MoE)

. By Board of Jury

. Passing score >60. By Board of Jury . Passing score >60

YesYes

No No

tidaktidak

AIR EPCM CERTIFICATION MECHANISMAIR EPCM CERTIFICATION MECHANISM

2nd chance2nd chance

. 6 parts, according to competency std. element

. Total 60 questions, 120 minutes. 6 parts, according to competency std. element. Total 60 questions, 120 minutes

YesYes Competency Certification & Standard

SOURCE: IATPI, 2009

Page 56: EPCM udara-bekasi.ppt

WORKSHOP I: PENGENALAN EPCM WORKSHOP I: PENGENALAN EPCM UDARA (April 2008)UDARA (April 2008)

KLASIFIKASI INDUSTRI YG WAJIB MENGIKUTI KLASIFIKASI INDUSTRI YG WAJIB MENGIKUTI EPCM UNTUK TAHAP AWAL (SESUAI DG EPCM UNTUK TAHAP AWAL (SESUAI DG KEPMEN): KEPMEN):

– MINYAK DAN GASMINYAK DAN GAS– PUPUKPUPUK– BESI DAN BAJABESI DAN BAJA– PULP DAN KERTASPULP DAN KERTAS– SEMENSEMEN– PLTU BERBAHAN BAKAR BATU BARAPLTU BERBAHAN BAKAR BATU BARA– MAKANAN DAN MINUMANMAKANAN DAN MINUMAN

BAKUAN KOMPETENSI:BAKUAN KOMPETENSI:– PERATURANPERATURAN– FUNGSI DAN CARA KERJA ALAT PPUFUNGSI DAN CARA KERJA ALAT PPU– TANGGAP DARURATTANGGAP DARURAT– PROSEDUR PENGUKURAN DAN PEMANTAUANPROSEDUR PENGUKURAN DAN PEMANTAUAN

Page 57: EPCM udara-bekasi.ppt

WORKSHOP II DAN IIIWORKSHOP II DAN III

KESEPAKATAN:KESEPAKATAN: STANDAR KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI KELEMBAGAANKELEMBAGAAN MEKANISME EPCM UDARAMEKANISME EPCM UDARA KONSEP DETIL BAKUAN KOMPETENSI KONSEP DETIL BAKUAN KOMPETENSI OUTLINE BUKU PANDUANOUTLINE BUKU PANDUAN

Page 58: EPCM udara-bekasi.ppt

KEGIATAN PENDUKUNG:PELATIHAN KEGIATAN PENDUKUNG:PELATIHAN PPU BAGI TEKNISI INDUSTRIPPU BAGI TEKNISI INDUSTRI

• Diadakan pada bulan Agustus 2008• Diikuti oleh 40 peserta dari berbagai industri• Sistem classroom dan kunjungan lapangan ke PT Panasia

Page 59: EPCM udara-bekasi.ppt

KEGIATAN PENDUKUNG:SURVEY IDENTIFIKASI ALAT PPU DI PABRIK

LIPPO INDUSTRIAL ESTATE & PINDODELI ON 3 APRIL 2008

Page 60: EPCM udara-bekasi.ppt

Progress of Air EPCMY

ear

2008

Workshop I

Workshop II

METI/JEMAI Study

-November 2008

-Desember 2008

-Januari 2009

TA Textbook Agustus – Desember

2009(JETRO Support)

Finalization of Textbook februari

2010 (JETRO support)

ToT In Japan 19 Participants Februari-

March (AOTS Support)

Next Program New Proposal at

GAP (EPCM Application )

Year 2009/2010

Workshop III

Year 2006

West Java Regulation : Air Pollution Control

Page 61: EPCM udara-bekasi.ppt

Time Schedule for Air Time Schedule for Air EPCMEPCM

No. Activity Jun Jul Aug

Sep Oct

Nov

Dec

1 Preparation

2 Expert Dispatch

3 Development of Training Module & Exam Material

4 Textbook Multiplication for Pilot Activity

5 Dissemination and Consolidation

6 Training AOTS for Industry & Gov.

7 Pilot Activity & Expert Dispatch

8 Evaluation

9 Development of integrated monitoring system

Page 62: EPCM udara-bekasi.ppt

STANDARD KOMPETENSI STANDARD KOMPETENSI MANAGER PENGENDALI MANAGER PENGENDALI

PENCEMARAN UDARAPENCEMARAN UDARA

Page 63: EPCM udara-bekasi.ppt

BAKUAN KOMPETENSIBAKUAN KOMPETENSI

Bab 1 KERANGKA HUKUM DAN Bab 1 KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARAKEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARA

Bab 2 PENGETAHUAN DASAR Bab 2 PENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN KUALITAS UDARAPENGELOLAAN KUALITAS UDARA

Bab 3 BAHAN BAKARBab 3 BAHAN BAKAR Bab 4 PEMANTAUAN UDARABab 4 PEMANTAUAN UDARA Bab 5 TEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISIBab 5 TEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISI Bab 6 PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN Bab 6 PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN

UDARAUDARA

Page 64: EPCM udara-bekasi.ppt

Kompetensi bab IKompetensi bab IKERANGKA HUKUM DAN KERANGKA HUKUM DAN KEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARAKEBIJAKAN PROGRAM EPCM UDARA

Competency Satuan kompetensi

1.1. Kerangka hukum dan Kebijakan program EPCM udara

1.1.1 Memahami Dasar hukum tentang EPCM udara1.1.2 Memahami Mekanisme sertifikasi EPCM udara1.1.3 Memahami Peran dan tanggung jawab EPCM udara

1.2 Kebijakan tentang lingkungan hidup

1.2.1 Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan1.2.2 Mengetahui hierarki peraturan lingkungan di Indonesia1.2.3 Mengetahui ketentuan UU no.32 tahun 2009 yang terkait dengan pencemaran udara

1.3 Instrumen kebijakan dan hukum tentang pencegahan pencemaran udara

1.3.1 Mengetahui kajian/dokumen lingkungan terkait1.3.2 Memahami keterkaitan antara dokumen lingkungan dengan izin lingkungan dan izin usaha

1.4 Peraturan tentang pengendalian pencemaran udara

1.4.1 Memahami PP 41 tahun 1999 yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara di industri1.4.2 Memahami peraturan baku mutu emisi1.4.3 Memahami tentang peraturan daerah yang terkait dengan PPU1.4.4 Memahami manajemen penaatan peraturan

Page 65: EPCM udara-bekasi.ppt

Kompetensi bab IIKompetensi bab IIPENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN PENGETAHUAN DASAR PENGELOLAAN KUALITAS UDARAKUALITAS UDARA

Ruang lingkup kompetensi

Satuan kompetensi

2.1 pengetahuan dasar pengelolaan kualitas udara

2.1.1 Memahami definisi tentang pencemaran2.1.2 Mengetahui morfologi sumber dan Jenis Pencemar Udara2.1.3 Memahami makna Status Kualitas Udara2.1.4 Memahami komponen-komponen sistem pengelolaan kualitas udara

2.2 mekanisme terjadinya pencemaran udara

2.2.1 Memahami pengaruh meteorologi, kecepatan angin dan stabilitas2.2.2 Mengetahui cara mengkonversi kecepatan angin2.2.3 Mengetahui pengaruh reaksi kimia (smog fotokimia, hujan asam, perubahan iklim)

2.3 dampak pencemaran udara

2.3.1 Mengetahui dampak terhadap kesehatan2.3.2 Mengetahui dampak terhadap lingkungan & ekosistem2.3.3 Mengetahui dampak terhadap material2.3.4 Mengetahui dampak terhadap lingkungan global (perubahan iklim)

Page 66: EPCM udara-bekasi.ppt

Ruang lingkup kompetensi

Satuan kompetensi

3.1. pengetahuan tentang bahan bakar

3.1.1. Mengetahui jenis bahan bakar dan karakteristiknya3.1.2 Mengetahui pengaruh unsur-unsur kimia dalam bahan bakar terhadap gas hasil pembakaran

3.2. perhitungan proses pembakaran

3.2.1 Memahami pengertian tentang LHV dan HHV3.2.2 Mampu menghitung kebutuhan udara untuk proses pembakaran3.2.3 Mampu menghitung gas-gas hasil proses pembakaran 3.2.4 Mampu menghitung efisiensi proses pembakaran

3.3. metode pembakaran dan peralatannya

3.3.1 Memahami pengaturan pembakaran3.3.2 Memahami metode pembakaran3.3.3 Mengetahui tipe-tipe peralatan unit konversi energi

3.4. pencegahan emisi NOx dalam proses pembakaran

3.4.1 Memahami teknologi pembakaran rendah emisi NOx3.4.2 Mengetahui peralatan burner rendah emisi NOx

Kompetensi bab IIIKompetensi bab IIIBAHAN BAKARBAHAN BAKAR

Page 67: EPCM udara-bekasi.ppt

kompetensi Satuan kompetensi

4.1. metode pengukuran emisi

4.1.1 Mengetahui peraturan baku mutu emisi dan tujuan pengukuran emisi (Baku mutu , Kewajiban pemantuan, frekuensi pemantauan, Pihak pelaksana pemantaun , Maksud dan tujuan pemantauan)

4.1.2 Mengetahui persyaratan cerobong lubang sampling, penentuan traverse point 8D dan 2D (Persyaratan fisik cerobong, Penentuan lokasi lubang sampling , jumlah lubang sampling , diameter dan persyaratan lainnya, Penentuan titik lintasan dan menghitung , jaraknya masing –masing dari dinding cerobong)

4.1.3 Memahami parameter pengukuran (Peralatan dan teknik pengukuran dan metode perhitungannya untuk masing-masing parameter : temperatur, tekanan, kecepatan , komposisi, kadar air, berat molekul , berat jenis)

4.1.4 Mampu menghitung unit konsentrasi (Satuan %, ppm, mg/m3, Konversi satuan pada kondisi satndar 25 C , 1 atm, dan pada kondisi konsentrasi O2 tertentu)

4.1.5 Memahami teknik pengukuran debu (Teknik Sampling isokinetik, pengaruh sampling non isokinetik terhadap hasil pengukuran , Susunan peralatan untuk sampling debu)

4.1.6 Memahami teknik pengukuran SO2 dan NO2 (Metode , teknik sampling , susunan peralatan untuk parameter SO2 dan NO2

4.1.7 Mengetahui pengukuran opasitas (Definisi opasitas, Kertas Roingelman, teknik pengukurannya

4.1.6 Memahami cara pelaporan dan evaluasi (Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu yang berlaku)

Kompetensi bab IVKompetensi bab IVPEMANTAUAN UDARAPEMANTAUAN UDARA

Page 68: EPCM udara-bekasi.ppt

Lanjutan Kompetensi bab IVLanjutan Kompetensi bab IVPEMANTAUAN UDARAPEMANTAUAN UDARA

kompetensi Satuan kompetensi

4.2. metode pengukuran ambien

4.1.1 Mengetahui peraturan baku mutu ambien yang berlaku (Jenis parameter , metode pengukuran lama pengukuran dan tujuan pengukuran udara ambien, Pedoman penentuan lokasi pemantauan)

4.1.2 Mengetahui teknik sampling gas dan debu (Susunan peralatan untuk sampling udara ambien . Teknik sampling gas dengan metode adsorpsi dan absorpsi, Teknik pengukuran TSP, PM10,PM 2.5 dan dustfall, Metode pengukuran NOx dan SO2 dan CO)

4.1.3 Mengetahui teknik pengukuran parameter meteorologi (Peralatan yang digunakan dan teknik pengukurannya untuk parameter temperatur, tekanan , kelembaban , kecepatan dan arah angin serta radiasi matahari)

4.1.4 Memahami cara pelaporan dan evaluasi (membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu)

Page 69: EPCM udara-bekasi.ppt

Kompetensi Satuan kompetensi

5.1. alat pengolahan debu 5.1.1 Memahami prinsip disain pengolahan debu5.1.3 Memahami tipe fasilitas alat pengolahan

debu (prinsip pemilahan debu, kelebihan dan kekurangan dari peralatan, aplikasi, pemeliharaan dan pengoperasiannya

5.2. teknologi desulfurisasi (de-SOx)

5.2.1 Memahami jenis proses desulfurisasi (metode kering dan basah) dan prinsip dari desulfurisasi (absorbent, reaksi, by product)

5.2.2 Memahami kelebihan dan kekurangan dari proses desulfurisasi dan pengoperasiannya

5.3. teknologi denitrifikasi (pengolahan emisi NOx atau de NOx).

5.3.1 Memahami jenis teknologi pengolahan emisi NOx atau denitrifikasi5.3.2 Memahami prinsip dari teknologi pengolahan emisi NOx atau denitrifikasi dan pengoperasiannya

5.4. teknologi pengolahan gas-gas lainnya

5.4.1 Memahami prinsip teknologi pengolahan untuk bau dan VOC

Kompetensi bab VKompetensi bab VTEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISITEKNOLOGI PENGENDALIAN EMISI

Page 70: EPCM udara-bekasi.ppt

Ruang lingkup kompetensi

Satuan kompetensi

6.1. Fenomena difusi secara umum

6.1.1 Mampu meng identifikasi kegiatan yang berpotensi mengemisikan pencemar udara

6.1.2 Memahami definisi emisi, inventarisasi emisi, metode estimasi emisi, faktor emisi, pengendalian emisi,

6.1.3 Mengetahui faktor alamiah yang berpengaruh (kepulan, angin, temperatur udara, stabilitas atmosfer dan hubungan antara kepulan dan stabilitas)

6.1.4 Mengtahui faktor teknis yang berpengaruh (tinggi cerobong, diameter, kecepatan gas, temperatur gas)

6.2. metode perhitungan untuk konsentrasi difusi

6.2.1 Mampu menentukan stabilitas berdasarkan data meteorologi6.2.2 Memahami data yang diperlukan untuk prediksi sebaran difusi6.2.3 Mampu mengestimasi laju emisi panas (Qh)6.2.4 Mampu mengestimasi tinggi kepulan dengan berbagai formula

yang tersedia

6.3. model difusi untuk prediksi dampak pencemaran udara

6.3.1 Mengetahui rumus dasar prediksi dengan model Gauss6.3.2 Memahami asumsi-asumsi yang diterapkan dalam model6.3.3 Memahami pengertian upwind dan downwind6.3.4 Mampu menentukan nilai simpangan z dan y dengan grafik, rumus empiris dan tabel, dan rumus sutton 6.3.5 Mampu mengestimasi konsentrasi pencemar udara dengan model Gauss dari sumber tunggal 6.3.6 Memahami cara validasi hasil prediksi dengan data monitoring6.3.7 Memahami cara evaluasi hasil prediksi dengan baku mutu udara

Kompetensi bab VIKompetensi bab VIPENILAIAN POTENSI PENCEMARAN PENILAIAN POTENSI PENCEMARAN UDARAUDARA

Page 71: EPCM udara-bekasi.ppt

Contoh kompetensi yang Contoh kompetensi yang dibutuhkan :dibutuhkan :

Page 72: EPCM udara-bekasi.ppt

Pengendalian DebuPengendalian Debu

Page 73: EPCM udara-bekasi.ppt

AAlat lat PPengendali dan engendali dan UUkuran kuran PPartikel artikel yang yang DDapat apat DDikendalikanikendalikan

Page 74: EPCM udara-bekasi.ppt

Resmiani [email protected]@bplhdjabar.go.id