64
ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708 Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu Persyaratandalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI FARMASI KUPANG 2018

ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONALPASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN

KECAMATAN AMARASI SELATAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Natalia Perada PayonPO.530333215708

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satuPersyaratandalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI FARMASIKUPANG

2018

Page 2: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

ii

Page 3: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

iii

Page 4: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2018

Natalia Perada Payon

Page 5: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

v

KATA PENGANTAR

Puji dan sykur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Anugerah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelanggarakan karya tulis ilmiah yang berjudul “Etnofarmakologi

Ramuan Obat Tradisional Pasca Melahirkan di Desa Buraen Kecamatan Amarasi

Selatan” penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

Adapun Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas dan

melengkapi syarat dalam menyelesaikan pendidikan jenjang program Diploma III

pada Program Studi Farmasi Kupang.

Dalam Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini, banyak pihak yang

telah membantu dan member dukungan, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu R.H Kristina, SKM., M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kupang.

2. Ibu Dra. Elisma, Apt, M.Si selaku Ketua Program Studi Farmasi Poltekkes

Kemenkes Kupang dan seluruh staf dosen yang telah memberikan

kesempatan menuntut ilmu di Program Studi Farmasi.

3. Drs. Jefrin Sambara Apt,.M.Si selaku penguji I yang telah meluangkan

waktu untuk menguji dan memberi masukan dalam penulisan Karya Tulis

Ilmiah

4. Bapak Yulius Baki Korassa,S.Fram,.Apt,. M.Si selaku pembimbing dan

penguji II yang telah bersedia membimbing penulis dalam proses

penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Bapa Petrus Kloden, Mama Kristina Tuto, Adik Johan Basa Muli dan alm.

Kakak tercinta Stefanus, virgilius Leo Obi dan keluarga tersayang yang

selalu mendukung baik moral maupun materi serta doa bagi penulis.

6. Bapak/Ibu dosen dan staf di Jurusan Farmasi Kupang yang telah

membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Farmasi

Kupang.

Page 6: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

vi

7. Bapa Petrus Kloden, Mama Kristina Tuto, Adik Johan Basa Muli dan alm.

Kakak tercinta Stefanus, virgilius Leo Obi dan keluarga tersayang yang

selalu mendukung baik moral maupun materi serta doa bagi penulis.

8. Teman-teman Beta Blocker yang tak sempat penulis sebutkan satu per satu

serta teman-teman B’16The Pirex A’16, terima kasih atas persahabatan

yang terjalin selama menuntut ilmu di almamater kita.

9. Sahabat terbaik Lisna Yunus, Kiki Utami, Yuanita Taek, Evi Taniu, Fani

Kiuk, Purani Halundaka, Fitri Dasalaku, Edita Klau, Teodorus Ola Beda,

Yosep Nuho, Irmawati Ali, Naldo Kaku, Sarifa, Karlinda Yuanita Mole,

Markus Kewa Ama, Maria Kodo, Vano Tokan, korpus keban, yosep keban,

dion hayon, ka mersi dan keluarga dari Erwin Boimata yang selalu

memberikan doa, dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah.

10. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis ilmiah ini

Penulis menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih perlu perbaikan,

untuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan demi perbaikan

karya Tulis Ilmiah. Selamat membaa, semoga Karya Tulis Ilmiah ini

bermanfaat bagi anda semua.

Kupang, Juli 2018

Penulis

Page 7: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

vii

INTISARI

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat lengkap, beragam jenistanaman obat dapat tumbuh dengan subur dan telah digunakan oleh berbagailapisan masyarakat. Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentangkegunaan tumbuhan yang memiliki efek farmakologi untuk pengobatan danpemeliharaan kesehatan dalam suatu suku bangsa. Etnofarmakologi dilakukan diDesa Buraen Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang. Tujuan dari penelitian iniadalah untuk mendapatkan data berupa nama tanaman, bagian yang digunakan,khsiat, cara penggunaan, pengolahan dan lama penggunaan tanaman berkhasiatobat khusus ibu pasca melahirkan. Pada umumnya masyarakat menggunakantanaman sebagai obat karena jauhnya pusat kesehatan dan efek samping obattradisional yang lebih kecil. Penelitian ini bersifat survei eksploratif denganmenggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil inventarisasi ramuanberkhasiat obat khusus ibu pasca melahirkan menggunakan tanaman obat sebanyak15 jenis tanaman. Dan terdapat 3 ramuan minum, 3 ramuan kunyah, 1 ramuanmandi, 1 ramuan gosok.Lama penggunaan ramuan obat yang paling banyak adalah selama 40 hari denganpresentase 80%Kata kunci: Etnofarmakologi, Ramuan berkhasiat obat, Desa Buraen,Kecamatan Amarasi.

Page 8: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

viii

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDUL ------------------------------------------------------ iLEMBAR PERSETUJAN------------------------------------------------ iiLEMBAR PENGESAHAN ---------------------------------------------- iiiLEMBAR PERNYATAAN ---------------------------------------------- ivKATA PENGANTAR ---------------------------------------------------- vINTISARI ------------------------------------------------------------------- viiDAFTAR ISI --------------------------------------------------------------- viiiDAFTAR LAMPIRAN --------------------------------------------------- xBAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------ 1

A. Latar Belakang ---------------------------------------------------- 1B. Rumusan Masalah ------------------------------------------------ 4C. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------- 4D. Manfaat Penelitian------------------------------------------------ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ---------------------------------------- 6A. Pengertian inventarisasi------------------------------------------ 6B. Pengertian etnofarmakologi ------------------------------------- 6C. Pengobatan tradisional ------------------------------------------- 7D. Pengertian dan Pengenalan tanaman obat --------------------- 8E. Pembuatan obat tradisional-------------------------------------- 9

BAB III METODE PENELITIAN -------------------------------------- 12A. Jenis penelitian ---------------------------------------------------- 12B. Lokasi dan waktu penelitian------------------------------------- 12C. Populasi dan sampel ---------------------------------------------- 12D. Variabel penelitian------------------------------------------------ 13E. Kerangka konsep-------------------------------------------------- 13F. Definisi operasional ---------------------------------------------- 13G. Alat dan bahan ---------------------------------------------------- 14H. Prosedur penelitian ----------------------------------------------- 15I. Teknik analisa data ----------------------------------------------- 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ------------------------------- 17A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian --------------------------- 17B. Hasil Etnofarmakologi ------------------------------------------- 17

1. Karakteristik responden ------------------------------------- 172. Karakteristik pengobatan. ----------------------------------- 18

C. Hasil Etnofarmakologi Ramuan Khusus Ibu Pasca Melahirkan1. Ramuan mandi------------------------------------------------ 232. Ramuan minum----------------------------------------------- 243. Ramuan kunyah ---------------------------------------------- 254. Ramuan gosok ------------------------------------------------ 25

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ------------------------------------ 26DAFTAR PUSTAKA ----------------------------------------------------- 28LAMPIRAN

Page 9: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

ix

DAFTAR LAMPIRAN

HalamanLampiran 1. Surat keterangn penelitian--------------------------------- 30Lampiran 2. Skema kerja ------------------------------------------------- 36Lampiran 3. Lembar permintaan menjadi responden----------------- 37Lampiran 4. Lembar persetujuan menjadi responden ---------------- 38Lampiran 5. Pedoman wawancara--------------------------------------- 39Lampiran 6. Sumber perolehan tanaman yang digunakan ----------- 45Lampiran 7. Bagian tanaman yang digunakan------------------------- 46Lampiran 8. Cara penggunaan obat tradisional ----------------------- 47Lampiran 9. Daftar nama-nama Responden --------------------------- 48Lampiran 10. Hasil wawancara ----------------------------------------- 49Lampiran 11. Gambar dan Deskripsi tanaman Obat ------------------ 51Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan ----------------------------------- 54

Page 10: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat lengkap,

beragam jenis tanaman obat dapat tumbuh dengan subur dan telah

digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Tanaman obat dapat menjadi

bahan utama dalam pembuatan jamu dan obat herbal. Indonesia juga

memiliki hutan tropis yang kaya akan beraneka ragam tumbuhan yang dapat

dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun sampai buah dan dapat

digunakan sebagai obat untuk kesehatan yang berasal dari berbagai suku

(Savitri, 2016).

Tanaman obat merupakan bagian penting dari sistem pengobatan

tradisisonal yang digunakan oleh masyarakat secara turun-temurun.

Menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2003, terdapat lebih

1.340 suku bangsa dengan 1.071 etnik yang terdapat di indonesia. Masing-

masing kelompok etnik mempunyai kekayaan pengetahuan tradisional

tentang pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan dan hewan untuk keperluan

manusia diantaranya adalah pengetahuan tentang sistem pengobatan

tradisional. Menurut Rikasdes tahun 2003 sebanyak 15,7% masyarakat

indonesia menggunakan tanaman obat tradisonal.

Kemajuan ilmu pengetahuan ternyata tidak menghilangkan arti

pengobatan tradisonal, hal ini dapat dilihat dari kebutuhan bahan baku obat

dari tanaman. Dengan semakin meningkatnya baik untuk kebutuhan dalam

Page 11: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

2

negeri maupun untuk dieksport. Hal ini mengakibatkan persediaan

mengalami penurunan (Javarsidik,1987).

Upaya dan minat masyarakat untuk memanfaatan kembali kekayaan alam

yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat tradisional merupakan salah

satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk dibidang

kesehatan.Tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat banyak yang

belum mengenal spesies tumbuhan obat dan karena kurangnya data

penelitian. Sebagian besar tanaman obat dan obat tradisonal di Indonesia

masih tersimpan pada masyarakat dan belum terdokumentasi dengan baik

(Departemen Kesehatan, 2011). Setiap daerah memiliki kekhasan dalam

pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan. Kekhasan tersebut

dipengaruhi oleh keanekaragaman tumbuhan dimasing-masing daerah

(Utami, 2014).

Tumbuhan obat tradisional merupakan ramuan bahan alam yang

secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

pengalaman. Obat tradisional sangat bermanfaat bagi kesehatan, dan kini

penggunaannya lebih mudah dijangkau, baik harga maupun

ketersediaannya. Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan sebagai terapi

tentunya kurang menimbulkan efek samping, dibandingkan dengan obat-

obat yang sintesis, disamping itu pemanfaatan obat tradisional lebih murah

dan mudah dilakukan. (Katno dan Pramono, 2009).

Buraen adalah kelurahan di kecamatan Amarasi selatan, kupang,

Nusa Tenggara Timur, Indoesia. Wilayahnya pesisir pantai selatan pulau

Page 12: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

3

timor , tempat tersebut memiliki sebuah radar angkatan bersenjata RI yang

berguna untuk menjaga wilayah laut selatan timor. Pemanfaatan tanaman

obat tradisional untuk ibu pasca melahirkan sudah menjadi bagian dari

budaya juga dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Kupang khususnya di

desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan dan telah dilakukan secara turun

temurun dari nenek moyang hingga saat ini.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Garvita

(2015) dengan judul “Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Untuk

Memperlancar Persalinan Oleh Suku Dayak Meratus Di Kalimantan

Selatan” tentang pengobatan tradisional oleh masyarakat Dayak Tunjung

memanfaatkan tanaman yang berkhasiat obat dengan berbagai macam, yang

paling banyak digunakan adalah daun. Masyarakat tunjang memanfaatkan

buah asam jawa yang dicampur dengan rimpang kunyit, bawang putih dan

batang tebu direbus, kemudian air rebusannya diminu untuk membersihkan

darah kotor setelah melahirkan.penggunaan tumbuhan berkhasiat obat oleh

masyarakat suku Badua, Kalimantan Barat ada yang dalam bentuk tunggal

atau dicampur, umumnya pengolahan dilakukan dengan cara direbus,

ditumbuk, diremas-remas dan diseduh langsung. Pengolahan yang paling

banyak dilakukan adalah dengan cara direbus.

Masyarakat masih mengakui dan menggunakan sistem pengobatan

tradisional sebagai terapi pilihan pertama disamping obat modern, namun

hingga saat ini data tentang pemanfaatan tumbuhan obat dalam pengobatan

pasca melahirkan belum terinventarisasi dengan baik, sehingga penelitian

Page 13: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

4

tentang “Etnofarmakologi Ramuan Tradisional Pasca Melahirkan Di Desa

Buraen Kecamatan Amarasi Selatan” penting untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Etnofarmakologi Ramuantradisional pasca melahirkan di

Desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melakukan Etnofarmakologi ramuan tradisional pasca melahirkan di

Desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan.

2. Tujuan khusus

Untuk memperoleh data berupanama tanaman, jumlah, bagian yang

digunakan, cara meramu, cara pengambilan, aturan pakai, dan lama

penggunaan ramuan obat pasca melahirkan di Desa Buraen Kecamatan

Amarasi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tantang ramuan obat tradisional

pasca melahirkan di Desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan.

2. Bagi institusi

Sebagai informasi dan pustaka di Program Studi Farmasi dan menjadi

bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

Page 14: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

5

3. Bagi masyarakat

Untuk memperluas informasi tentang tanaman obat pasca melahirkan

dan cara penggunaannya.

Page 15: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

6

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Inventarisasi

Inventarisasi adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang dan

pengumpulan data tentang kegiatan dan hasil yang dicapai (Ananda dan

Spriyanto, 1995). Inventarisasi tanaman obat tradisional adalah

pencatatan, pendaftaraan dan pendataan tentang tanaman obat

tradisional (Ruhnayat, dkk., 2003).

Inventarisasi tanaman pada dasarnya merupakan suatu kegiatan

untuk mengumpulkan data maupun mengelompokan suatu jenis

tanaman yang ada pada suatu wilayah. Suatu kegiatan inventarisasi

tanaman didahului dengan melihat tujuan yang ingin dicapai dari

inventarisasi itu sendiri. Hal ini sangat penting mengingat cakupan-

cakupan data tentang tanaman sangat luas. Secara umum di Indonesia

banyak terdapat obat alam yang dimanfaatkan dalam penyelenggaraan

pelayanan kesehatan masyarakat oleh karena itu perlu dilakukan upaya

pembinaan dan pengembangan secara tepat (Ruhnayat, 2003).

B. Etnofarmakologi

Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang

kegunaan tumbuhan yang memiliki efek farmakologi untuk pengobatan

dan pemeliharaan kesehatan dalam suatu suku bangsa. Kajian

etnofarmakologi adalah kajian tentang pemanfaatan tumbuhan yang

Page 16: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

7

berfungsi sebagai obat atau ramuan yang dihasilkan penduduk setempat

untuk pengobatan (Agustina, 2014).

Etnofarmakologi atau pengobatan tradisional mampu memberikan

informasi yang sangat berguna sebagai langkah awal penelitian serta

dapat mengumpulkan informasi pengobatan praktis dari etnis tertentu

(Sintha, 2012).

Menurut Marthin (1998), etnofarmakologi merupakan ilmu yang

terkait dengan beberapa bidangseperti botani (etnobotani), ilmu farmasi

dan aspek sosial serta kultur budaya masyarakat. Sejarah kedokteran

telah menunjukan bahwa sebagian obat tradisional merupakan asal mula

dari obat modern.

C. Obat Tradisional

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa tanaman,

hewan, mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran yang secara

turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan tepat digunakan

untuk pengobatan, dan tepat diterapkan sesuai dengan norma yang

berlaku dimasyarakat. (Kementrian Kesehatan, 2012).

Pengobatan dengan tanaman tradisional merupakan bagian dari

sistem budaya masyarakat yang potensi manfaatnya sangat besar dalam

pembangunan kesehatan masyarakat. Pengobatan tradisonal merupakan

manifestasi dari partisipasi aktif masyarakat dalam menyelesaikan

masalah kesehatan dan telah diakui perannya oleh berbagi bangsa dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Nurwidodo, 2003)

Page 17: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

8

Ramuan obat tradisional adalah ramuan obat yang terbuat dari bahan

alamai terutama tanaman yang dan merupakan warisan budaya bangsa

yang telah digunakan turun temurun secara empirik. Secara umum di

dalam tanaman obat (rimpang, akar, batang, daun, biji, bunga, dan buah)

berguna untuk menjaga kesegaran tubuh serta memperlancar peredaran

darah (Soedibyo, 1992).

D. Pengertian dan Pengenalan Tanaman Obat

Tanaman obat didefenisikan sebagai jenis tanaman yang sebagian,

seluruh tanaman dan atau eksudat (sel) tanaman tersebut digunakan

sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. (Widiyastuti, 2004).

Para ahli mengelompokan lagi tanaman berkhasiat obat menjadi 3

kelompok sebagai berikut :

1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang

diketahui berkhasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan

baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat medern merupakan spesies tumbuhan yang

secara ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan

bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat

dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang

diduga mengandung atau memiliki senyawa atau bioaktif

berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan penggunaanya secara

ilmiah medis sebagai bahan obat (Widiyastuti, 2004).

Page 18: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

9

E. Pembuatan Obat Tradisional

Cara pembuatan obat tradisional yang baik meliputi seluruh aspek

yang menyangkut pembuatan obat tradisonal, yang bertujuan untuk

menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhu

persyaratan mutu yang talah di tentukan sesuai dengan tujuan

penggunannya. Penerapan cara pembuatan obat yang baik merupakan

nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia agar dapat bersaing

dengan produk sejenis di Negara lain baik di pasar dalam negeri maupun

internasional (BPOM, 2017). Bagian-bagian yang dignakan sebagai obat

adalah :

1. Herba

Herba merupakan bagian tanaman obat yang di mulai dari akar,

batang, daun, bunga, dan buah (Dalimartha dan Adrian, 2013).

2. Batang (Lignum)

Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman. Batang memiiki

sifat yang kaku, keras dan ulet. Pemanfaatan bagian dari batang

atau cabang tanaman obat berupa kayu tersebut dibentuk menjadi

potongan-potongan kecil atau serutan kayu (Dalimartha, 2008).

3. Daun (Folium)

Fungsi utama daun adalah menyintesis bahan organik dengan

menggunakan sinar sebagai sumber energi melalui proses

fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di dalam organel sel

Page 19: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

10

khusus yang di sebut kloroplas, yang di dalamnya terhadap

pigmen klorofil(Sri Muliani, 2006).

4. Bunga (Flos)

Bunga merupakan alat reproduksi seksual pada tanman. Bunga

merupakan bagian tanaman yang menunjukan variasi besar

dalam struktur, susunan dan ukrannya. Bagian- bagian penting

pada bunga terdiri dari steril dan fertil. Bunga memiliki

kandungan air lebih dari 70% sehingga bersifat lunak dan mudah

rusak. Bunga dapat berupa bunga tunggal atau majemuk, bagian

dari bunga majemuk, serta komponen penyusun bunga

(Ratnasari, 2007).

5. Buah, kulit dan kayu

Buah dikumpulkan setelah masa dan kulit buah di ambil dari

kulit buah yang sudah masak. Biji terdapat pada biji yang sudah

masak (Dalimartha dan Adrian, 2013).

6. Umbi dan Akar

Merupakan bagian tanaman yang biasanya terdapat di dalam

tanah. Pertumbuhan akar ke arah pusat bumi (geotrop) atau

menuju ke air (hidrotrop). Akar tidak berbuku-buku atau beruas-

ruas. Umbi merupakan perubahan bentuk dari batang menjadi

umbi yangberlapis-lapis (Dalimartha, 2008).

7. Rimpang (Rhizoma)

Page 20: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

11

Rimpang (Rhizoma) beserta dengan akar menancapakan tubuh

kedalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam kedalam sudstrat

yang meluas secara ekstensif dan memiliki peran pada

reproduksi vegetatif (Frasiandini, 2012).

8. Kulit Kayu dan kayu

Kulit kayu (cortex) adalah kulit bagian terluar dari tanaman yang

sering digunakan sebagai bahan ramuan seperti, kulit batang,

cabang atau kulit akar sampai kelapisan epidermis sedangkan

kayu (lignum) merupakan pemanfaatan bagaian dari batang atau

cabang tanaman obat berupa kayu tanpa kulit (Dalimartha,

2008).

Page 21: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

12

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptifrancangan

observasional yang bersifat eksploratif. Data diperoleh dari survey

dengan menggunakan pedoman wawancara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan

Kabupaten Kupang.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Mei

tahun 2018.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Pengobat tradisional atau

dukun yang ada di desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan

Kabupaten Kupang yang mengetahui cara pemanfaatan ramuan obat

serta penggunaannya.

2. Sampel

Sampel yang akan digunakan peneliti adalah Pengobat tradisional

atau dukun yang mengetahui cara, membuat ramuan dan

menggunakan untuk mengobati ibu pasca melahirkan.

Page 22: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

13

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggalseperti nama

tanaman, jumlah, bagian yang digunakan, cara meramu, cara pengambilan,

aturan pakai, lama penggunaan.

E. Kerangka Konsep

F. Defenisi Operasional

1. Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan

tumbuhan yang memiliki efek farmakologi untuk pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan dalam suatu suku bangsa. Pendataan pada

etnofarmakologi ini mencakup nama tanaman, jumlah, bagian yang

digunakan, cara meramu, cara pengambilan, aturan pakai, lama

penggunaan dari tanaman yang akan di data oleh peneliti.

2. Nama tanaman adalah tanaman yang sering digunakan oleh pengobat

tradisional dalam menyembuhkan ibu pasaca melahirkan seperti, kelor,

1. Nama tanaman.

2. Jumlah

3. Bagian yang digunakan.

4. Cara meramu.

5. Cara pengambilan

6. Aturan pakai.

7. Lama penggunaan.

Etnofarmakologi Ramuan

Obat Pasca melahirkan di

Desa Buraen Kecamatan

Amarasi Selatan

Page 23: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

14

kelapa, jeruk, lada, daun cinta buah, benalu, timu, pore, cabe jawa,

bangle, kisnatu, faloak, kunhau.

3. Jumlah adalah tanaman yang sering digunakan berjumlah 15 tanaman.

4. Bagian yang sering digunakan adalah daun, kulit, batang, buah, dan

akar.

5. Cara meramu yang sering dilakukan oleh masyarakat desa buraen adalah

dengan cara di rebus, dikunya, dibakar, diseduh dengan air panas.

6. Cara pengambilan yang dilakukan adalah diambil pada pagi hari jam 5,

dengan membelakangi matahari dan juga di ambil pada sore hari jam 5,

dengan membelakangi matahari.

7. Aturan pakai adalah diminum tiga kali sehari pagi, siang dan malam

selama 40 hari atau boleh lebih.

8. Lama penggunaan ramuan tradisional adalah selama satu hari, dua

minggu, empat puluh hari bila perlu sampai ibu pasca melahirkan benar-

benar pulih.

9. Responden adalah pengobat tradisional dan masyarakat di desa Buraen

Kecamatan Amarasi Selatan, yang mengetahui cara pengolahan dan cara

mengobati Ibu pasca melahirkan.

G. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat tulis,

dan kamera untuk mendokumentasi tanaman.

Page 24: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

15

H. Prosedur Penelitian

1. Observasi

Informan yang diguanakan dalam peneltian ini adalah masyarakat

desa Buraen untuk masing-masing orang dengan kriteria pengobat

tradisional atau dukun bersalin dan masyarakat pengguna obat

tradisional.

2. Tahap perijinan

Surat pengantar dibuat di Kampus Prodi Farmasi Poltekkes

Kemenkes Kupang, ditujukan ke Direktorat Poltekkes Kemenkes

Kupang dan akan mendapatkan surat penelitian. Selanjutnya surat

penelitian dibawa ke Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu

Pintu Propinsi beserta dengan proposal yang sudah dijilid.

Selanjutnya surat ijin penelitian dibawah ke Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik (KesBangPol) dan Kantor Perizinan Terpadu

Satu Pintu yang berada di Kabupaten Kupang, selanjutnya Surat

ijin penelitin diantar ke Kantor Kecamatan Amarasi Selatan lalu

surat selanjutnya ke Kantor Desa Buraen.

3. Teknik pengumpulan data

Dengan menggunakan pedoman wawancara dan serta dilakukan

dengan teknik terstruktur. Dokumentasi dengan mengambil

gambar jenis-jenis tanaman yang di jadikan sebagai Ramuan obat

tradisional.

Page 25: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

16

I. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif dan disajikan dalam bentuk tabel dan foto tanaman

yang disertai dengan deskripsinya seperti nama tanaman, jumlah, bagian

yang digunakan, cara meramu, cara pengambilan, aturan pakai, lama

penggunaan.

Page 26: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

17

BAB IVPEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Kecamatan Amarasi Selatan merupakan salah satu kecamatan yang

berada di Kabupaten Kupang. Memiliki luas wilayah 172.21 Km, yang

terdiri dari 5 desa dan 2 kelurahan yaitu: Desa Nekmese, Desa Retraen,

Desa Sahraen, Kelurahan Buraen dan Kelurahan Sonraen. Burean

merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Amarasi selatan yang

sebagian wilayahnya masuk dalam kawasan hutan lindung. Batas wilayah

Buraen sebagai berikut, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Amarasi Timur, sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sonraen

,sebelah selatan berbatasan dengan Desa Retraen, dan sebelah utara

berbatasan dengan Desa Nekmese. Desa Buraen memiliki jumlah penduduk

2.452 jiwa yang terdiri dari 8 RW dan 23 RT.

B. Hasil Etnofarmakologi

1. Karakteristik responden

Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Buraen Kecamatan Amarasi

Selatan Kabupaten Kupang tentang Etnofarmakologi ramuan obat

tradisional yang dilakukan dengan cara mewawancarai responden, dalam

hal ini adalah masyarakat penyehat tradisional atau dukun. Setelah

dilakukan observasi diperoleh 3 orang responden, dengan mata

pencaharianrata-rata sebagai ibu rumah tangga dengan rentangan usia 50-

75 tahun.

Page 27: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

18

2. Karakteristik pengobatan tanaman berkhasiat obat khusus ibu

pasca melahirkan.

a. Nama tanaman yang biasa digunakan oleh penyehat tradisional di

desa buraen seperti pada tabel 1 (satu) di bawah ini :

Tabel 1. Nama Tanaman Yang Biasa Digunakan.

No. Nama tanaman yang digunakan

1. Daun cinta buah

2. Benalu

3. Jeruk

4. Lada

5. Kelapa

6. Kelor

7. Delima hutan

8. Timu

9. Masi

10. Faloak

11. Kisnatu

12. Cabe jawa

13. Bangle

14. Pore

15. Ktimu

(sumber: data primer, 2018)Berdasarkan tabel 1 (satu) nama tanaman yang sering digunakan oleh

masyarakat desa buraen dalam membuat ramuan tradisional pasca

melahirkan untuk ibu hamil. Tanaman tersebut ada yang ditanam sendiri

Page 28: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

19

dan ada yang dari hutan. Adapun nama tanaman yang sudah diketahui

nama indonesia dan ada pula masi menggunakan nama daerah di desa

buraen.

b. Jumlah tanaman yang biasa digunakan olen penyehat tradisional

untuk ibu pasca melahirkan di desa buraen seperti tabel 2 (dua) di

bawah ini :

Tabel 2. Jumlah Tanaman Yang Biasa Digunakan.

No. Jumlah tanaman yang digunakan Jumlah Presentasi

1. 5-9 helai dan 3 20%

2. 3-5 akar 2 10%

3. 1 genggam kulit batang 6 50%

4. 1-7 buah 2 10%

5. 5-7 potong rimpang 2 10%

Total 15 100%

(sumber: data primer, 2018)Berdasarkan tabel 2 (dua) jumlah tanaman yang sering digunakan untuk

membuat ramuan tradisional pasca melahirkan di desa buraen dapat

dilihat setiap penggunaan harus berjumlah ganjil. Kepercayaan untuk

desa buraen, setiap helai daun atau tanaman lainnya dalam pengambilan

harus berjumlah ganjil dan tidak boleh genap.

c. Bagian tanaman yang biasa digunakan oleh pengobat tradisional

untuk ibu pasca melahirkan di desa buraen seperti tabel 3 (tiga) di

bawah ini :

Page 29: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

20

Tabel 3. Bagian Tanaman Yang Biasa Digunakan.

No. Bagian tanaman yang digunakan Jumlah Presentasi

1. Daun 3 20%

2. Akar 2 10%

3. Kulit batang 6 50%

4. Buah 2 10%

5. Rimpang 2 10%

Total 15 100%

(sumber: data primer, 2018)

Bersasarkan tabel 1 (satu) bagian tanaman yang paling banyak

digunakan adalah kulit batang dengan presentase sebanyak 50%

meliputi kelor, delima hutan, faloak, pore, timu, masi, dan daun dengan

presentase 20% meliputi benalu, faloak, timu. Karena kulit batang dan

daun lebih mudah didapatkan oleh masyarakat daripada bagian tanaman

yang lain. Penggunaan bagian tanaman yang paling sedikit adalah akar

daun cinta buah yang karena tumbuhan yang satu ini harus ditanam

sendiri dan akar dri tanaman ini harus berwarna merah sedangkan akar

kisnatu harus di ambil di tengah hutan berdekatan dengan pantai.

d. Cara meramu ramuan obat yang sering digunakan oleh ibu pasca

melahikan di desa buraen seperti pada tabel 4 (empat) di bawah ini:

Page 30: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

21

Tabel 4. Cara Meramu Ramuan Obat

No. Cara Meramu Jumlah Presentasi

1. Direbus 12 70%

2. Kunyah 2 20%

3. Dibakar 1 10%

Total 15 100%

(sumber: data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 3 (tiga) menunjukan cara meramu tanaman yang

paling banyak digunakan oleh masyarakat desa Buraen yaitu dengan

cara direbus dengan presentase 70% meliputi daun benalu, kulit batang

faloak, kulit batang timu, kulit batang trimfui, rimpang bangle, kulit

batang kunhau, kulit batang pore, kulit batang timu, akar krisnatu, kulit

batang masi, dan jahe. Sesuai kebiasaan masyarakat cara perebusan

tanaman harus berjumlah ganjil. Caranya adalah siapkan daun yang

berjumlah ganjil tetapi selain satu dan tiga dan kulit batang, rebus

dengan 1-2 gayung sampai mendidih, kemudian diangkat dan bisa

langsung digunakan sesuai keperluan. Cara merebus bahan obat tersebut

kebanyakan menggunakan periuk tanah alasannya karena bebas dari zat-

zat kimia dan partikel-partikel berbahaya. Pengolahan tanaman yang

paling sedikit dilakukan adalah langsung dikunyah dan di bakar. hal ini

dekarenakan pada saat melahirkan kulit kelor dan kelapa bakar langsung

dikunyah agar ibu hamil langsung bisa menelan sari patinya.

Page 31: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

22

e. Cara pengambilan tanaman obat yang sering digunakan oleh

pengobat tradisional di desa buraen seperti pada tabel 5 (lima) di

bawah ini :

Tabel 5. Cara Pengambilan Tanaman Obat

No. Cara Pengambilan Jumlah Presentasi

1. Dipetik 9 30%

2. Digali 7 10%

3. Dipotong kulit kayunya 10 60%

Total 26 100%

(sumber: data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 5 (lima) cara pengambilan tanaman untuk ibu pasca

melahirkan paling sering digunakan adalah dipotong kulit batang dari

kayu dengan persentase sebanyak 60%. Meliputi tanaman masi, faloak,

pore, kelor, delima hutan.

f. Aturan pakai tanaman obat yang sering digunakan oleh pengobat

tradisional di desa buraen seperti pada tabel 6 (enam) di bawah ini:

Tabel 6. Aturan Pakai Tanaman Obat

No Cara penggunaan Jumlah Presentase (%)

1. Diminum 5 80%

2. Diolesidan diurut 1 10%

3. Dimandikan 1 10%

Total 7 100%

(sumber: data primer, 2018)

Page 32: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

23

Baerdasarkan tabel 6(enam) bahwa cara penggunaan tanaman

berkhasiat obat paling banyak digunakan di desa buraen adalah cara

diminum dapat menyembuhkan ibu hamil dengan cepat. Penggunaan

dengan cara diolesi dan dimandikan paling sedikit dengan presentase

masing-masing 10%. Penggunaan tanaman obat yang dilakukan oleh

masyarakat dengan aturan pakainya adalah satu kali sehari, dua kali

sehari, dan tiga kali sehari. Aturan pakai tersebut sudah diketahui oleh

masyarakat secara turun temurun sehingga tidak boleh diubah.

g. Lama penggunaan tanaman obat yang sering digunakan oleh

pengobat tradisional di desa buaraen seperti pada tabel 7 (tujuh) di

bawah ini :

Tabel 7. Lama Penggunaan Tanaman Obat

No Lama penggunaan Jumlah Presentase (%)

1. 1 hari 2 20%

2. 40 hari 4 80%

Total 6 100%

(sumber: data primer, 2018)

Berdasarkan tabel 7 (tujuh) diatas menunjukan jangka waktu pengobatan

yang paling lama adalah 40 hari dengan presentase 80%. Tanaman yang

digunakan maliputi daun benalu, kulit batang faloak, kulit batang timu,

kulit batang trimfui, rimpang bangle, kulit batang kunhau, kulit batang

pore, kulit batang timu, akar krisnatu, kulit batang masi dan lainnya.

Presentase penggunaan yang paling cepat adalah 1 hari dengan

Page 33: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

24

presentase 20% karena hanya digunakan pada saat ibu hamil

malahirkan. Penggunaan tanaman ini tergantung dari waktu memakai

obat tersebut.

C. Hasil Etnofarmakologi Obat Tradisonal Untuk Ibu Pasca Melahirkan

1. Ramuan mandi

Ramuan mandi dalam hal ini memiliki khasiat seperti menurunkan

bengkak kaki, tangan dan perut pasca ibu melahirkan. Bahan-bahan

yang terdapat dalam ramuan ini seperti, daun beluntas dan air. Cara

pembuatannya daun beluntas di bersihkan lalu direbus dengan air 3-5

liter sampai benar-benar mendidih. setelah mendidih tuang dalam

ember, kemudian ramuan tersebut langung bisa dimandikan dengan

cara, ambil satu genggam daun beluntas lalu ditekan-tekan pada badan

seperti kaki, tangan, dan perut. Setelah itu air rebusan langsung

disiram di badan dalam keadaan hangat. Ramuan ini dianjurkan untuk

digunakan dua kali sehari selama masa pemulihan (1-2 bulan) sampai

ibu pasca melahirkan benar-benar pulih.

2. Ramuan minum

Ramuan minum dalam hal ini memiliki khasiat untuk

memebersihkan rahim “mengeluarkan darah kotor”, dan

menambahkan stamina untuk ibu pasca melahirkan. Bahan-bahan

untuk ramuan ini seperti daun benalu, kulit faloak, kulit timu, kulit

delima hutan, rimpang bangle, batang jawa, kulit pore, kulit pore,

akar krisnatu, kulit masi, dan jahe. Cara pembuatannya semua

Page 34: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

25

tanaman obat di ambil dan dibersihkan dengan air, lalu dimasukkan

dalam periuk tanah, kemudian di tambahkan air 1-2 gayung sampai

benar-benar mendidih. Kemudian cara penggunaannya, sebelum air

rebusan di tuang kedalam 1 gelas besar lalu diminum dalam

keadaan hangat dalam sekali minum langsung dihabiskan. Menurut

kepercayaan masyarakat desa buraen, periuk tanah yang digunakan

untuk merebus ramuan obat tidak boleh diturunkan atau

dipindahkan dari tungku atau kompor, demikian juga untuk ramuan

yang terdapat di dalamnya. Hal ini dikarenakan ramuan obat

tersebut tidak boleh diganti tetapi tetap memakai air rebusan lama,

dan hanya di panaskan berulang-ulang sampai airnya habis dan

setelah itu di ganti dengan tanaman baru dan air yang baru lagi.

Dianjurkan untuk diminum tiga kali sehari selama 40 hari sampai

ibu pasca melahirkan benar-benar pulih.

3. Ramuan kunyah

Ramuan kunyah dalam hal ini memiliki khasiat untuk

merangsang kontraksi rahim. Bahan-bahan untuk ramuan ini

seperti akar daun cinta buah, kulit kelor, kelapa bakar, jeruk

sitrun dan lada. Cara penggunaannya cuci bersih kulit kelor lalu

ambil kelapa bakar, lalu dikunyah, airnya di telan ampasnya

dibuang. Sedangkan untuk lemon di ambil perasan jeruk sitrun

dan di tambahkan lada stenga sendok lalu diminum. Ramuan ini

dianjurkan untuk di kunyah pada saat melahirkan.

Page 35: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

26

4. Ramuan gosok

Ramuan gosok dalam hal ini memiliki khasiat untuk menguatkan

rahim, mengecilkan perut. Bahan-bahan dalam ramuan ini

seperti minyak kayu putih, minyak tawon, minyak kelapa dan

bawang merah. Cara penggunaannya di oleskan pada perut

hingga merata, lalu diurut “tatobi”. Ramuan ini dianjurkan untuk

di gunakan pasca melahirkan sampai ibu benar-benar pulih.

Untuk semua tanaman, tidak terdapat pantangan khusus, selama

menggunakan ramuan obat.

Page 36: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

27

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Etnofarmakologi ramuan

tradisional pasca melahirkan melahirkan di desa buraen kecamatan amarasi

selatan dapat disimpulkan bahwa :

1. Nama tanaman yang terdapat di desa buraen sepeti kelor, kelapa, lada,

jeruk, daun cinta buah, benalu, faloak, timu, pore, kunhau, cabe jawa,

bangle, kisnatu.

2. Jumlah tanaman berkahasiat obat didesa buraen di peroleh 15 jenis

tanaman untuk ibu pasca melahirkan.

3. Bagian tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat desa buraen

adalah daun, kulit batang, batang, akar, buah dan umbi.

4. Cara meramu yang sering dilakukan di desa buraen adalah dengan cara

direbus, dibakar, dikunyah, diseduh dengan air panas.

5. Cara pengambilan yang sring dilakuakan di desa buraen adalah diambil

pada pagi hari jam 5, dengan membelakangi matahari dan juga di ambil

pada sore hari jam 5, dengan membelakangi matahari.

6. Aturan pakai yang sering digunakan diminum tiga kali sehari pagi,

siang dan malam selama 40 hari atau boleh lebih.

7. Lama penggunaan ramuan tradisional yang sering dilakukan di desa

buraen adalah selama satu hari, dua minggu, empat puluh hari bila perlu

sampai ibu pasca melahirkan benar-benar pulih.

Page 37: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

28

Dari ramuan obat tradisional pasca melahirkan di desa burae

diperoleh 4 jenis ramuan yang terdiri dari 3 ramuan minum, 1

ramuan mandi, 2 ramuan kunyah dan 1 ramuan urut. Rata-rata

bagian tanaman yang paling banyak digunakan adalah daun, umbi,

kulit batang, batang, akar, buah dan biji yang diramu dengan cara

direbus, dibakar, dan diseduh dengan air panas dan di kunyah.

B. Saran

1. Perlu dilakukan determinasi terkait tanaman yang belum teridentifikasi.

2. Perlu dibudidayakan tanaman obat tradisional asli masyarakat desa

Buraen Kecamatan Amarasi Selatan.

3. Perlu diteliti khasiat tanaman obat berdasarkan tinjauan secara

farmakologi.

Page 38: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

29

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, B. 2014. Kewenangan Pemerintah Dalam Perlindungan HukumPelayananKesehatan Tradisional. Fakultas Hukum Universitas KatolikParahyangan. Bandung

Dalimartha, S. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Dinamika Media.Jakarta.

Dalimartha, S., Adrian, F. 2013. Ramuan Herbal Tumpas Penyakit. PenebarSwadaya. Jakarta.

Frasiandidni, I., Puspitawati, R. P., dan Indah, N. K. 2012.Struktur Morfologi danAnatomiSyringodium Isoetifoliumdi Pantai KondangMerak Malang.Universitas Negeri Surabaya

Kementrian Kesehatan. 2012. Peraturan Menteri Kesehatan no 007 tentangRegistrasi ObatTradisional. Jakarta. Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia

Kartasapoetra,G.1999. ‘Budidaya Tanaman Berkhasiat obat’. Jakarta. Rineka Cipta.

Kementerian.2009, Undang-undang Republik Indonesia no 36 tentang kesehatan, Jakarta,Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan.2013, Peraturan Menteri Kesehatan no 88 tentang Recana IndukPengembangan Bahan Baku Obat Tradisional, Jakarta, Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

Katno dan Pramono S. 2010. Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektifitas Tanaman ObatdanObat Tradisional. Balai Besar Peneliti dan Pengembangan Tanaman

Obat Tradisional. Departemen Kesehatan RI. Jawa Tengah

Martin, G.j. 1998. Etnobotani: Sebuah Manual Pemeliharaan Manusia dan Tumbuhan.Edisi Bahasa Melayu Terjemahan Maryati Mohamed, Natural History

Publication (Borneo) Sdn. Kinabalu. Sabah. Malaysia.

Nurwidodo. 2003. Pencegahan dan Promosi Kesehatan Secara TradisionalUntukPeningkatan Status Masyarakat di Sumenep Madura. Malang.Jurusan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM

Ruhnayat, Agus dan Taryono. 2003 Cincau Hitam, Tanaman Obat Penyembuh. Seri AgriSehat. Jakarta

Savitri, A. 2016. Tanaman Ajaib! Basmi Penyakit dengan TOGA (TanamanObat Keluarga). Depok: Bibit Publisher.

Soedibyo,B.M.1992.’Pendayagunaan Tanaman Obat’. Prodding Forum KomunikasiIlmiah, Hasil Penelitian Plasma Nutfah dan Budidaya Tanaman Obat Pusat

Penelitian dan Pengembangan Industri. Bogor

Sintha, D. 2012. Kajian Etnofarmakologi Makasar Dari Beberapa Tanaman YangDigunakanUntuk Mengobati Penyakit Hipertensi. Universitas Hasanudin.

Makasar

Page 39: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

30

Soraya, M.2011.’Kajian Etnofarmakologi’. Bandung, Universitas Islam.

Utami,S.2014. ‘Potensi Pemanfaatan Tumbuhan Obat’. Lampung, Balai penelitianKehutanan Palembang

Page 40: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

31

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian

Page 41: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

32

Page 42: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

33

Page 43: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

34

Page 44: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

35

Page 45: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

36

Page 46: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

37

Lampiran 2. Skema Kerja

Perijinan

Survai Pendahuluan

Perijinan

Observasi

Mewawancarai Responden

Melengkapi Datadari hasil survaidengan pemotretan

Analisis Data

Page 47: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

38

Lampiran 3. Lembar permintaan menjadi responden

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth. Calon Responden

Di- tempat

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Natalia Perada PayonNIM : PO. 530333215708

Adalah mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Farmasiakan melakukan penelitian tentang “Etnofarmakologi Ramuan Tradisional

Pasca Melahirkan Di Desa Buraen Kecamatan Amarasi Selatan”. Sebelumnyasaya mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan keikhlasan ibu dalam

meluangkan waktu menjawab wawancara ini. Penelitian ini tidak menimbulkankerugian bagi ibu dan segala informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya

serta hanya digunakan untuk penelitian.Atas bantuan dan kerja sama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Kupang, 2018

Peneliti

Page 48: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

39

Lampiran 4. Lembar Persetujuan menjadi responden

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Setelah saya membaca penjelasan pada lembar pertama, saya bersediauntuk turut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang dilaksanakan olehmahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang Jurusan Farmasi atas

nama Natalia Perada Payon dengan judul “Etnofarmakologi RamuanTradisional Pasca Melahirkan Di Desa Buraen Kecamatan Amarasi

Selatan”

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat negatif padasaya, sehingga informasi yang saya berikan adalah yang sebenar-benarnya

dan tanpa paksaan.Dengan demikian saya bersedia menjadi responden peneliti.

Kupang, 2018

Responden

( )

Page 49: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

40

Lampiran 5. Hasil WawancaraPedoman Hasil Wawancara

Responden 1

1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat

untuk terapi pasca melahirkan ?

Jawab: iya.

2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?

Jawab: iya.

3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?

Jawab: informasinya tau sendiri.

4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk

pengobatan ibu melahirkan ?

Jawab: 40 tahun lebih.

5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik

khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?

Jawab: akar dan daun. Cara pengambilannya pada sore hari jam 5 dan pagi

hari jam 5 (harus berdoa kemudian diambil membelakangi sinar matahari).

6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan

?

Jawab: ada satu macam ramuan.

7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?

Jawab: dari hutan dan ditanam sendriri.

8. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?

Jawab: dicuci dengan air panas

Page 50: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

41

9. Bagaimana cara penggunaanya ?

Jawab: untuk tanaman daun cinta buah, akarnya di cuci bersih dengan air

panas, kemudian di kunyah dan telan sari patinya lalu ampasnya dibuang.

Untuk tanaman benalu, direbus lalu diminum air rebusannya.

10. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?

Jawab:untuk daun cinta buah dari minggu pertama sebelum melahirkan

hingga pasca melahirkan (pagi, siang dan malam). Benalunya selesai

melahirkan, lalu diminum satu minggu hingga dua minggu, direbus pada

periuk tanah sekali dan disaring bersih lalu diminum sampai satu bulan atau

boleh diteruskan sampai tiga dan empat bulan.

11. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?

Jawab: tidak terdapat efek samping.

12. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?

Jawab: tidak terdapat pantangan khusus.

Page 51: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

42

Pedoman Hasil WawancaraResponden 2

1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat

untuk terapi pasca melahirkan ?

Jawab: iya.

2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?

Jawab: iya.

3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?

Jawab: turun temurun dari nenek moyang.

4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk

pengobatan ibu melahirkan ?

Jawab: tahun 1970

5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik

khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?

Jawab: kulit pohon, buah.

6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan

?

Jawab: ada 5 jenis tanaman

7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?

Jawab: dari hutan dan ditanam sendiri

8. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?

Jawab: direbus dan dikunyah

9. Bagaimana cara penggunaanya ?

Jawab: dalam dua minggu sampai satu bulan kedepan

Page 52: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

43

10. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?

Jawab: tiga kali sehari selama 40 hari

11. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?

Jawab: tidak ada efek samping

12. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?

Jawab: tidak boleh makan lombok dan minum kopi

Page 53: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

44

Pedoman Hasil WawancaraResponden 3

1. Apakah anda mengetahui tentang penggunaan tanaman berkhasiat obat

untuk terapi pasca melahirkan ?

Jawab: ya.

2. Dapatkah anda menggunakannya untuk pengobatan ?

Jawab: iya.

3. Dari manakah anda mendapatkan informasi tanaman tersebut ?

Jawab: turun temurun dari nenek moyang.

4. Sejak kapan anda menjadi pengobat tradisional atau dukun beranak untuk

pengobatan ibu melahirkan ?

Jawab: tahun 1978.

5. Bagian tanaman apa saja yang dipakai untuk pengobatan dan adakah teknik

khusus dalam pengambilan tanaman tersebut ?

Jawab: kulit kayu dan akar.

6. Berapa jenis ramuan yang digunakan oleh anda untuk ibu pasca melahirkan

?

Jawab: satu jenis ramuan

7. Dari manakah sumber tanaman obat tersebut ?

Jawab: dari hutan

8. Bagaimana cara pengolahan tanaman tersebut ?

Jawab: direbus.

9. Bagaimana cara penggunaanya ?

Jawab: diminum.

Page 54: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

45

10. Berapa lama penggunaan ramuan tersebut ?

Jawab: 40 hari

11. Apakah dari ramuan tersebut terdapat efek samping ?

Jawab: tidak terdapat efek samping.

12. Adakah pantangan khusus selama menggunakan ramuan tersebut ?

Jawab: tidak terdapat pantangan khusu

Page 55: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

46

Lampiran 6. Sumber perolehan Tanaman Obat yang Digunakan

No Sumberperolehan

Nama Tanaman

1. Tanam sendiri daun cinta buah, lada, lemon, jahe, kelor,kelapa

2. Dari hutan Benalu, faloak, timu, kulit delima hutan,maun moro (bangle), kun hau (cabe jamu),

pore, kisnatu, masi.

Page 56: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

47

Lampiran 7. Bagian Tanaman Yang Digunakan Sebagai Obat Tradisional

No. BagianTanaman

YangDigunakan

Nama Tanaman

1. Rimpang bangle, jahe

2. Akar Daun cinta buah,kisnatu

3. Buah Kelapa, lemon, kunhau

4. Kulit Faloak, pore, timu, masi, kelor, delimahutan

5. Daun Benalu

6. Biji Lada

7. Batang Kunhau ( Cabe Jamu)

Page 57: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

48

Lampiran 8. Cara Penggunaan Obat Tradisional

No. CaraPenggunaan

Nama Tanaman

1. Diminum faloak, timu, delima hutan, lada, lemon,bangle, cabe jamu, pore, kisnatu, masi, jahe,

benalu2. Dikunyah kelor, kelapa, daun cinta buah

3. Ditempel Kelapa, kelor

Page 58: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

49

Lampiran 9. Daftar nama-nama Responden

No. NAMARESPONDEN

UMUR JENISKELAMIN

ALAMAT PEKERJAAN

1. FS 75 tahun perempuan Desa Buraen IRT (dukun)2. FT 64 tahun perempuan Desa Buraen IRT (dukun)3. FM 59 tahun perempuan Desa Buraen IRT (dukun)

Page 59: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

50

lampiran 10. Hasil Wawancara Ibu Pasca Melahirkan di Desa BuraenNo. Nama

DaerahNama

Indonesiajumlah Bagian

yang digunakan

Cara meramu Carapengambilan

Aturan pakai Lamapenggunaan

1. Haufuakoti Daun cintabuah

1 pohon akar Dicuci bersihdengan air

panas,kemudian

dikunyah, ditelan sari

patinya laluampasnya di

buang.

Diambil padasore hari jam

5membelakangi

matahari(harus berdoalalu di ambil).

Dikunyah 3xsehari selama

masakehamilan dan

pascamelahirkan.

Dari minggupertamasebelum

melahirkan,sampai

melahirkan.

2. Benalu 7 lembar daun Direbusdiperiuk tanahdengan air 3gayung, di

saring bersih,lalu d minum.

Diambil padasore hari jam

5membelakangi

matahari(harus berdoalalu di ambil)

Diminum 3xsehari pascamelahirkanselama 1bulan dan

sampai pulih.

Dari pascamelahirkan

sampai pulih.

3. -Kelor-kelapa

3 potong1 buah

kulitbuah

kelor di serut,kemudian di

kunyah dengankelapa bakar,

lalu sari patinyaditelan

ampasnya dibuang.

Diambil padasaat

dibutuhkan.

Dikunyah 1xpada saat

perut sakit.

Satu kali pascaibu melahirkan.

4. Faloak Faloak 5 lembar Daun Di rebus di Di ambil pada Diminum Selama masa

Page 60: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

51

TimuTrimfui Delima hutan

3 lembar3 potong

DaunKulit

periuk tanah,dinginkan, lalu

diminum.

pagi hari jam5.

selamakehamilan dan

pascamelahirkan

hingga pilih.

pemulihan (1-2bulan).

5. LadaLemon

15 biji1 buah

Bijibuah

Ladadihaluskan,dicampur

dengan perasanlemon, lalu dicampurkan disendok, laludiminum.

Di ambil padasaat ibu pasca

melahirkanmerasa sakit

perut.

Diminum,setelah

melahirkan,untuk

membersihkandarah kotor,yang masi

melekat padadindingrahim.

Diminum 1xsehari, pasca

ibu melahirkan.

6. FaloakMaun moro

Kunhau

PoreTimu

KrisnatuMasiJahe

FaloakBangle

jahe

3 potong1 umbi

3 batang3 buah

1 potong1 potong

3 akar3 potong

3 rimpang

KulitUmbi

BatangBuahKulitKulitAkarKulit

Rimpang

Semua bahan dibersihkan, lalu

di campurdalam periuktanah, lalu ditambah air 3

gayung,dinginkan lalu

di minum.

Di ambil padapagi hari jam

5,membelakangi

matahari.

Diminum 3xsehari 1 gelas.

Agarmembersihkan

darah kotor.

Selama masapemulihan (1-

3 bulan).

Page 61: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

51

Lampiran 11. Gambar dan deskripsi tanaman obat

Nama daerah : maun Me’eNama Indonesia : cabe jamu

Nama daerah : poreNama indonesia : -

Nama daerah : feno otNama Indonesia : faloak

Nama daerah : ktimuNama indonesia : -

Nama daerah : kis natuNama indonesia: -

Page 62: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

52

Nama daerah : masiNama Indonesia : -

Nama daerah : maun moroNama indonesia : bangle

Nama daerah : haufuakotiNama indonesia : daun cinta buah

Nama daerah : haliaNama indonesia : jahe

Nama daerah : -Nama indonesia : benalu

Page 63: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

53

Nama daerah : marunggaNama indonesia : kelor

Nama daerah : ladaNama indonesia : lada

Nama daerah : lemunNama indonesia : jeruk

Nama daerah : -Nama indonesia : kelapa

Nama daerah : trimfuiNama indonesia :delima hutan

Page 64: ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL ...ETNOFARMAKOLOGI RAMUAN TRADISIONAL PASCA MELAHIRKAN DI DESA BURAEN KECAMATAN AMARASI SELATAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh: Natalia Perada Payon PO.530333215708

54

Lampiran 12. Dokumentasi Kegiatan Penelitian