Upload
others
View
24
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI SARANA DAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN DPR RI
BERDASARKAN PERSEPSI PEMUSTAKA DAN STANDAR NASIONAL
PERPUSTAKAAN KHUSUS 006:2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh :
Rahmi Izzati
NIM. 1112025100018
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2018 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama
NIM
: Rahmi lzzatr
: 111202510001 8
Judul Skripsi : Evaluasi Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR Rl Berdasarkan PersepsiPemustaka dan Standar Nasional Perpustakaan Khusus 006:2011
Ujian Skripsi : 04 Juli 2018
Skripsi tersebut telah diperbaiki sesuai saran dan komentar Tim Penguji sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Srata (S1) pada Program Studi lmu Perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 19 Juli 2018
Tanggal
,olo{**1. Ketua Sidang
2. Sekretaris Sidang
3. Pembirnbing
4. Penguji 1
5. Penguji II
Pungki Purnomo. MLISNrP. 1 964 1 2t 5199903 1005
Mukmin Supra)rogi. M.SiNIP. 19620301 199903001
Nurul Hayati. M.HumNIP.2014058102
Nuryudi. MLISNIP. 1 9670912 t99903 T002
Lili Sudria Wenny. M.Hum....NIP.2017097902
ulr?*'\
2?/ ns/c7""""r"""
Tanda tangan
24fu's"""'7"""LL / z"t$
/7
ABSTRAK
Rahmi Izzati. Evaluasi Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI
Berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Standar Nasional Perpustakaan
Khusus 006:2011. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum. program
Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sarana dan tata ruang pada
Perpustakaan DPR RI, persepsi pemustaka terhadap sarana dan tata ruang
Perpustakaan DPR RI dilihat dari unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan,
kenyamanan, keamanan serta sarana dan tata ruang dilihat dari SNP 006:2011.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi dan angket. Teknik analisis
data menggunakan skala likert untuk memberikan skor pada tiap item pernyataan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana dan tata ruang pada Perpustakaan
DPR RI, yaitu lokasinya mudah dijangkau, luas ruang Perpustakaan DPR RI
sudah mencukupi. Pencahayaan/ penerangan Perpustakaan DPR RI, Temperatur/
kelembaban udara. Pemustaka memberi nilai positif pada sarana, yaitu dilihat dari
unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan, kenyamanan, keamanan. Pemustaka
Perpustakaan DPR RI memberi nilai positif pada tata ruang, yaitu dilihat dari
unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan, kenyamanan, keamanan.
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi SNP 006:2011 yang meliputi gedung
perpustakaan, yaitu luas bangunan, memenuhi aspek kesehatan, keselamatan,
kenyamanan bagi pemustaka. Namun aspek keamanan belum terpenuhi, dan lantai
bangunan sudah melebihi syarat kontruksi. Lokasi perpustakaan terletak dalam
satu gedung dengan lembaga induk/ tempat yang berdekatan dengan lembaga
induk. Ruang perpustakaan yang terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, ruang
serba guna, serta sarana layanan dan sarana kerja sudah melebihi ketentuan dari
SNP 006:2011.
Kata kunci: Perpustakaan khusus, Standar Nasional Perpustakaa, Sarana
perpustakaan, Tata ruang perpustakaan.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulisan skripsi yang
berjudul “Evaluasi Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI Berdasarkan
Persepsi Pemustaka dan Standar Nasional Perpustakaan Khusus 006:2011” dapat
selesai. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini dapat disusun berkat bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.
2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi.
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
4. Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh jajaran Wakil Dekan dan para pegawai FAH UIN Jakarta.
6. Ibu Witingsih selaku kepala bidang perpustakaan yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian di Perpustakaan DPR RI
7. Seluruh Staf Perpustakaan DPR RI
8. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Infromasi yang telah memberikan
banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
9. Kedua orang tua dan adik-adik, papa, mama, mas lukman, ima, azizah dan ikhlas.
10. Ibu Tenny dan bu Ika yang telah meluangkan waktunya untuk menemani penulis
ketika penelitian di lapangan.
11. Serta teman-teman seperjuangan Ilmu Perpustakaan dan Informasi 2012, khususnya
IPI A 2012, Epah, Metew, Iims, Pupuy, Rezaw, Putri, Tikol, Alvi, Mae.
12. Kak Saidun Sinaga S.IP yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Allah Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. iii
DAFTAR .........................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHUALAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Pembatasan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................................5
D. Definisi Istilah ..................................................................................................6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................................7
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus ........................................................................................9
1. Definisi Perpustakaan Khusus ..................................................................9
2. Tugas Perpustakaan Khusus ....................................................................10
3. Tujuan Perpustakaan Khusus ...................................................................12
4. Fungsi dan Peran Perpustakaan Khusus ...................................................13
B. Sarana Perpustakaan ........................................................................................16
1. Peralatan dan Perabotan Perpustakaan .....................................................17
2. Tujuan Peralatan dan Perabotan Perpustakaan ........................................18
3. Jenis-jenis Peralatan dan Perabotan Perpustakaan ...................................18
C. Gedung Perpustakaan ......................................................................................21
1. Perencanaan Gedung ................................................................................22
2. Desain Gedung .........................................................................................25
3. Penentuan Lokasi ....................................................................................27
D. Ruang Perpustakaan ........................................................................................29
1. Definisi Ruang Perpustakaan ....................................................................29
2. Persyaratan Ruang ....................................................................................30
3. Jenis-jenis Ruang ......................................................................................31
E. Tata Ruang Perpustakaan ...............................................................................34
1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan ...........................................................34
2. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan.............................................................35
3. Prinsip-prinsip Tata Ruang ......................................................................37
4. Pencahayaan/Penerangan Tata Ruang Perpustakaan ...............................37
5. Pengudaraan .............................................................................................40
6. Warna Tata Ruang Dalam Perpustakaan..................................................41
F. Persepsi Pemustaka .........................................................................................43
G. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 006:2011 Tentang Perpustakaan
Khusus .............................................................................................................45
1. Gedung Perpustakaan ...............................................................................45
2. Lokasi ......................................................................................................45
3. Ruang Perpustakaan .................................................................................46
4. Sarana Layanan dan Sarana Kerja ............................................................46
H. Penelitian Relevan ...........................................................................................46
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................................48
B. Pendekatan Penelitian .....................................................................................48
C. Sumber Data ....................................................................................................48
1. Data Primer .............................................................................................48
2. Data Sekunder .........................................................................................49
D. Populasi dan Sampel .......................................................................................49
E. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................................51
1. Observasi ..................................................................................................51
2. Kuesioner ................................................................................................51
3. Studi Perpustakaan ...................................................................................51
F. Teknik Pengolahan Data .................................................................................52
1. Editing ......................................................................................................52
2. Tabulasi Data ...........................................................................................52
G. Teknik Analisis Data .......................................................................................52
H. Lokasi Penelitian .............................................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan DPR RI ............................................................................57
1. Sejarah ......................................................................................................57
2. Visi dan Misi ............................................................................................59
3. Tugas dan Fungsi .....................................................................................59
4. Tujuan ......................................................................................................59
5. Sasaran .....................................................................................................60
6. Layanan ....................................................................................................60
7. Waktu Layanan ........................................................................................61
8. Dasar Hukum ...........................................................................................61
9. Sumber Daya Manusia .............................................................................62
B. Hasil Penelitian ...............................................................................................63
1. Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Tata Ruang
Perpustakaan DPR RI dilihat dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan,
Keselamatan, Kenyamanan, Keamanan ...................................................63
a. Sarana Perpustakaan DPR RI ............................................................66
b. Tata Ruang Perpustakaan DPR RI ....................................................92
2. Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI dilihat dari
SNP 006:201 ..........................................................................................119
C. Pembahasan ...................................................................................................124
1. Persepsi Pemustaka Terhadap Sarana dan Tata Ruang
Perpustakaan DPR RI dilihat dari Unsur Kesehatan dan kebersihan,
Keselamatan, Kenyamanan, Keamanan .................................................124
2. Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI dilihat
dari SNP 006:2011 .................................................................................129
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................131
B. Saran ..............................................................................................................132
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................136
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ..................................................................................................56
Tabel 4.1 Struktur Organisasi ...............................................................................................62
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden .....................................................................................63
Tabel 4.3 Keanggotaan Responden Terdaftar Menjadi Anggota ...........................................63
Table 4.4 Frekuensi Kunjungan dalam Seminggu ................................................................64
Tabel 4.5 Tujuan mendatangi Perpustakaan DPR RI ...........................................................65
Tabel 4.6 Rak Koleksi Buku ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ......................66
Tabel 4.7 Rak Surat Kabar ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan .........................66
Tabel 4.8 Rak Majalah ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ...............................67
Tabel 4.9 Rak Referensi ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan .............................68
Tabel 4.10 Meja ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ...........................................68
Tabel 4.11 Bangku/Kursi ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan .............................69
Tabel 4.12 Komputer ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ...................................70
Tabel 4.13 Tempat Sholat ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ............................70
Tabel 4.14 Toilet ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ..........................................71
Tabel 4.15 Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ...........72
Tabel 4.16 Rak Koleksi Buku ditinjau dari Unsur Keselamatan ............................................72
Tabel 4.17 Rak Surat Kabar ditinjau dari Unsur Keselamatan ...............................................73
Tabel 4.18 Rak Majalah ditinjau dari Unsur Keselamatan .....................................................74
Tabel 4.19 Rak Referensi ditinjau dari Unsur Keselamatan ...................................................74
Tabel 4.20 Meja ditinjau dari Unsur Keselamatan .................................................................75
Tabel 4.21 Bangku/Kursi ditinjau dari Unsur Keselamatan ...................................................75
Tabel 4.22 Komputer ditinjau dari Unsur Keselamatan .........................................................76
Tabel 4.23 Tempat Sholat ditinjau dari Unsur Keselamatan ..................................................77
Tabel 4.24 Toilet ditinjau dari Unsur Keselamatan ................................................................77
Tabel 4.25 Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari Unsur Keselamatan .................................78
Tabel 4.26 Rak Koleksi Buku ditinjau dari Unsur Kenyamanan ............................................79
Tabel 4.27 Rak Surat Kabar ditinjau dari Unsur Kenyamanan ...............................................79
Tabel 4.28 Rak Majalah ditinjau dari Unsur Kenyamanan .....................................................80
Tabel 4.39 Rak Referensi ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..................................................81
Tabel 4.30 Meja ditinjau dari Unsur Kenyamanan .................................................................81
Tabel 4.31 Bangku/Kursi ditinjau dari Unsur Kenyamanan ...................................................82
Tabel 4.32 Komputer ditinjau dari Unsur Kenyamanan .........................................................83
Tabel 4.33 Tempat Sholat ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..................................................83
Tabel 4.34 Toilet ditinjau dari Unsur Kenyamanan ................................................................84
Tabel 4.35 Lemari Penyimpnan Tas ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..................................85
Tabel 4.36 Rak Koleksi Buku ditinjau dari Unsur Keamanan ................................................85
Tabel 4.37 Rak Surat Kabar ditinjau dari Unsur Keamanan ...................................................86
Tabel 4.38 Rak Majalah ditinjau dari Unsur Keamanan .........................................................87
Tabel 4.39 Rak Referensi ditinjau dari Unsur Keamanan ......................................................87
Tabel 4.40 Meja ditinjau dari Unsur Keamanan .....................................................................88
Tabel 4.41 Bangku/Kursi ditinjau dari Unsur Keamanan .......................................................89
Tabel 4.42 Komputer ditinjau dari Unsur Keamanan .............................................................89
Tabel 4.43 Tempat Sholat ditinjau dari Unsur Keamanan ......................................................90
Tabel 4.44 Toilet ditinjau dari Unsur Keamanan ....................................................................91
Tabel 4.45 Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari Unsur Keamanan .....................................91
Tabel 4.46 Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari
Unsur Kesehatan dan Kebersihan .........................................................................92
Tabel 4.47 Luas Ruang Koleksi ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ...................93
Tabel 4.48 Luas Ruang Baca ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan .......................93
Tabel 4.49 Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari
Unsur Kesehatan dan Kebersihan .........................................................................94
Tabel 4.50 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari
Unsur Kesehatan dan Kebersihan .........................................................................95
Tabel 4.51 Rak Buku/Koleksi ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ......................95
Tabel 4.52 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari
Unsur Kesehatan dan Kebersihan .........................................................................96
Tabel 4.53 Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ........97
Tabel 4.54 Sirkulasi Udara ditinjau dari Unsur Kesehatan dan Kebersihan ............................97
Tabel 4.55 Penempatan Jendela/ ventilasi anAC ditinjau dari
Unsur Kesehatan dan Kebersih .............................................................................98
Tabel 4.56 Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keselamatan ..................99
Tabel 4.57 Luas Ruang Koleksi ditinjau dari Unsur Keselamatan .........................................99
Tabel 4.58 Luas Ruang Baca ditinjau dari Unsur Keselamatan ...........................................100
Tabel 4.59 Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keselamatan .........................110
Tabel 4.60 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keselamatan ................101
Tabel 4.61 Rak Buku/Koleksi cukup luas ditinjau dari Unsur Keselamatan ........................102
Tabel 4.62 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari Unsur Keselamatan ................103
Tabel 4.63 Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari Aspek Keselamatan ...........................103
Tabel 4.64 Sirkulasi Udara ditinjau dari Unsur Keselamatan ...............................................104
Tabel 4.65 Penempatan Jendela/ ventilasi AC ditinjau dari Unsur Keselamatan .................105
Tabel 4.65 Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Kenyamanan ................105
Tabel 4.66 Luas Ruang Koleksi ditinjau dari Unsur Kenyamanan .......................................106
Tabel 4.67 Luas Ruang Baca ditinjau dari Unsur Kenyamanan ...........................................107
Tabel 4.68 Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Kenyamanan ........................107
Tabel 4.69 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..............108
Tabel 4.70 Rak Buku/Koleksi ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..........................................109
Tabel 4.71 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari Unsur Kenyamanan ................109
Tabel 4.72 Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari Unsur Kenyamanan ...........................110
Tabel 4.73 Sirkulasi Udara ditinjau dari Unsur Kenyamanan ..............................................111
Tabel 4.74 Penempatan Jendela/ ventilasi AC ditinjau dari Unsur Kenyamanan ................111
Tabel 4.75 Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keamanan ....................112
Tabel 4.76 Luas Ruang Koleksi ditinjau dari Unsur Keamanan ...........................................113
Tabel 4.77 Luas Ruang Baca ditinjau dari Unsur Keamanan ...............................................113
Tabel 4.78 Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keamanan ............................114
Tabel 4.79 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari Unsur Keamanan ..................115
Tabel 4.80 Rak Buku/Koleksi ditinjau dari Unsur Keamanan...............................................115
Tabel 4.81 Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari Unsur Keamanan ....................116
Tabel 4.82 Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari Unsur Keamanan ...............................117
Tabel 4.83 Sirkulasi Udara ditinjau dari Unsur Keamanan ..................................................117
Tabel 4.84 Penempatan Jendela/ ventilasi AC ditinjau dari Unsur Keamanan ....................118
Tabel 4.85 SNP 006:2011 ......................................................................................................123
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tampak depan Perpustakaan DPR RI
Gambar 2 Tampak samping
Gambar 3 Pintu masuk pertama
Gambar 4 Ruang baca koran/majalah
Gambar 5 Pintu masuk/keluar lantai 2
Gambar 6 Ruang koleksi
Gambar 7 Sirkulasi
Gambar 8 Ruang baca koleksi
Gambar 9 Ruang rapat/pertemuan
Gambar 10 Ruang staff
Gambar 11 Ruang penggolahan
Gambar 12 Pintu masuk/keluar 2
Gambar 13 Ruang koleksi buku kuno
Gambar 14 OPAC
Gambar 15 Ruang baca multimedia center
Gambar 16 Rak buku peminjamanan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang tentunya sudah pernah mendengar dan mengenal tentang
perpustakaan. Mungkin saja apa yang dibayangkan mengenai perpustakaan
oleh setiap orang sangat berbeda-beda. Namun, intinya tentu menuju kepada
pengertian bahwa perpustakaan berisi informasi ataupun ilmu sehingga
perpustakaan akan menjadi tujuan utama jika mereka memerlukan informasi
maupun untuk menambah ilmu.
Perpustakaan yang sekarang sudah sangat berkembang dengan berbagai
jenis dan bentuk koleksi, perpustakaan juga merupakan salah satu tempat
dimana seluruh sumber ilmu dikumpulkan. Jika seseorang membutuhkan
referensi atau informasi mengenai sesuatu hal, perpustakaan juga dapat
menjadi tempat utama yang sangat tepat untuk didatangi. Ini juga
menunjukkan bahwa fungsi perpustakaan dalam masyarakat ini hampir
tergantikan. Meskipun saat ini sudah ada internet ataupun kemajuan
teknologi yang lebih memudahkan pencarian informasi, namun nilai-nilai
perpustakaan terutama untuk penyimpanan fisik segala informasi dan
pengetahuan, dan tidak dapat berfungsi oleh teknologi internet yang
mengendalikan ruangan digital dan virtual. Perpustakaan mulai berkembang
2
dengan baik dari pada sebelumnya, sejak ditemukan oleh bangsa cina sekitar
awal abad kedua Masehi.1
Perpustakan memiliki beberapa aspek penting yaitu pengembangan
koleksi, tenaga pustakawan, anggaran biaya yang sesuai dengan kebutuhan
serta gedung yang lengkap dengan perabotannya sesuai dengan
perlengkapan kerja yang memadai. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa gedung dan perlengkapan kerja atau fasilitas fisik bagi pustakawan
adalah sama-sama penting dengan aspek-aspek lainnya seperti pengadaan
bahan pustaka, sirkulasi ataupun pengolahannya.
Ruang fisik sebagai tempat menyimpan dan menemukan semua
informasi yang dicari tidak terlepas dari kata kelola ruang yang baik, yang
mendukung pemustaka untuk menemukan informasi yang mereka cari
secara cepat dan mudah. Kondisi ruang fisik perpustakaan yang ada
digedung Perpustakaan DPR RI, dari hasil observasi awal penulis konidisi
tata ruang Perpustakaan DPR RI terdiri dari tiga lantai. Pada lantai satu
berfungsi sebagai tata ruang baca majalah dan koran. Pada lantai dua
berfungsi sebagai tata ruang baca koleksi umum dan tata ruang referensi,
tata ruang staff, tata ruang kepala perpustakaan, tata ruang rapat, tata ruang
pengolahan. Pada lantai tiga berfungsi sebagai tata ruang koleksi buku-buku
kuno.
Untuk memenuhi aspek kenyamanan pada setiap lantai juga terdapat
ruang sirkulasi yang berfungsi sebagai layanan peminjaman dan
pengembalian bahan pustaka, dan terdapat OPAC (Online Public Access
1 Surtano NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Sagung
Seto, 2006), hal. 16.
3
Catalogue), pendingin ruangan, hexcos. Untuk memenuhi aspek
keselamatan pengelola perpustakaan DPR RI pada setiap lantai dilengkapi
dengan alat pemadam api ringan, alarm kebakaran. Untuk memenuhi aspek
keamanan di Perpustakaan DPR RI terdapat lemari penyimpanan tas/ barang
bawaan pemustaka yang belum berfungsi sebagaimana harusnya, terdapat
security gate namun tidak berfungsi, CCTV ada namun juga tidak berfungsi.
Untuk memenuhi aspek kesehatan masih terdapat beberapa kekurangan
seperti tidak terdapatnya kotak/alat P3K setiap lantai, ruang unit kesehatan
terletak jauh dari gedung Perpustakaan DPR RI.
Koleksi bahan pustaka perlu ditata sebaik dan serapih mungkin untuk
memeberikan aspek kenyamanan pada pemustaka dalam mencari informasi.
Penataan tata ruang pada setiap ruangan harus memenuhi standar nasional
perpustakaan. Dari hasil observasi awal standar tata ruang Perpustakaan
DPR RI masih terdapat beberapa aspek yang belum memenuhi standar
nasional perpustakaan, diantaranya adalah beberapa alat keamanan yang
belum berfungsi, penggunaan lemari penitipan tas yang tidak dipergunakan
dengan baik, terdapat komputer yang rusak untuk pemustaka.
Pada lantai satu pencahayaan tidak mendukung pemustaka untuk
membaca secara nyaman karena pencahayaan yang redup begitupula apa
lantai tiga terdapat area yang pencahayaannya kurang terang. Saat ini
Perpustakaan DPR RI mempunyai beberapa sarana untuk penyelenggaraan
perpustakaan diantaranya terdapat sembilan komputer namun ada komputer
yang tidak berfungsi ditambah wifi yang memiliki kecepatan akses yang
baik. Terdapat pula rak buku yang sudah ditata rapih yang memiliki jarak
4
antara rak satu dan yang lainnya sesuai dengan standar, jumlah koleksi
pustaka yang mencapai 105.381 eksemplar dari berbagai jenis dengan
kondisi yang beragam.
Akan tetapi dengan kondisi sarana dan tata ruang tersebut, apakah
sudah dapat memberikan kenyamanan bagi pemustakanya. Oleh sebab itu
perlu dikaji lebih mendalam bagaimana sarana dan tata ruang Perpustakaan
DPR RI berdasarkan persepsi pemustaka dalam memenuhi aspek
keselamatan, kenyamanan dan kebutuhan pemustaka. Selain itu perlu dikaji
apakah sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI tersebut sudah sesuai
dengan standar. Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai “Evaluasi Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan
DPR RI Berdasarkan Persepsi Pemustaka Dan Standar Nasional
Perpustakaan Khusus 006:2011”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk memperjelas sasaran yang ingin dicapai melalui penelitian
sesuai dengan masalah yang dikemukakaan di atas, maka penulis
memberikan pembatasan masalah hanya pada bagaimana persepsi
pemustaka terhadap sarana dan tata ruang dilihat dari unsur kesehatan
dan kebersihan, keamanan, kenyamanan. Selain itu penulis juga akan
mengevaluasi tata ruang Perpustakaan DPR RI berdasarkan SNP.
5
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan
dirumuskan pada peneliti ini adalah:
a. Bagaimana persepsi pemustaka terhadap sarana dan tata ruang
Perpustalaan DPR RI dilihat dari unsur kesehatan dan kebersihan,
keselamatan, kenyamanan, keamanan?
b. Bagaimana sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI dilihat dari
SNP 006:2011?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui persepsi pemustaka terhadap saran dan tata
ruang Perpustalaan DPR RI dilihat dari unsur kesehatan dan
keberishan, keselamatan, kenyamanan, keamanan.
b. Untuk mengetahui sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI
dilihat dari SNP 006:2011.
2. Manfaat penelitian
Untuk manfaat dari penelitian terdapat dua kategori, yaitu:
a. Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan
di bidang sarana dan tata ruang perpustakaan, khususnya mengenai
persepsi pemustaka terhadap sarana dan tata ruang di Perpustakaan
DPR RI.
6
b. Bagi Akademis
Dapat memperkaya khazana pengetahuan dalam bidang
perpustakaan, khususnya terkait dengan sarana dan tata ruang
perpustakaan.
c. Bagi Praktisi
Memberikan masukan kepada pengelolah perpustakaan khususnya
dalam meningkatkan kualitas persepsi pemustaka terhadap sarana
dan tata ruang di Perpustakaan DPR RI.
D. Definisi Istilah
1. Perpustakaan khusus yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka
di lingkungan lembaga pemerintah, lemabaga masyarakat, lembaga
pendidikan agama, rumah ibadah, atau organisasi lain.
2. Tata ruang adalah susunan ruangan yang dirancang sedemikian rupa,
baik secara permanen maupun tidak permanen yang dapat memenuhi
kenyamanan pengguna, dan berfungsi semestinya.
3. Sarana adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan.
4. Persepsi adalah suatu proses unik menggambarkan sesuatu yang kadang-
kadang berbeda dengan kenyataannya.
5. Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai.
7
E. Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penyusunan proposal penelitian ini, peneliti membagi
sisitematika penelitian ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, batasan
penelitian perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
istilah dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang digunakan,
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang diambil dari
literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian yang relevan dengan topik
penelitian, meliputi: pengertian, buku pedoman dan sejenisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari dari 3 bagian, yaitu penjelasan lebih lanjut mengenai
populasi dan sampel, motode perolehan data dan teknik pengolahan data.
Bab IV Gambaran Umum dan Hasil Penelitian
Bab ini berisi pembahasan mengenai gambaran umum profil, visi misi, dan
hal-hal yang berkaitan dengan Perpustakaan DPR, persepsi pemustaka
terhadap sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI dilihat dari unsur
kesehatan dan kebersihan, keselamatan, kenyamanan, keamanan, sarana dan
tata ruang Perpustakaan DPR RI berdasarkan SNP.
8
Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran, dalam bab ini penulis
mengambil kesimpulan dari uraian yang telah dikemukan pada bab-bab
sebelumnya dan memberikan saran-saran untuk masalah yang diteliti.
9
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Definisi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus salah satu jenis perpustakaan yang hanya
diperuntukkan untuk instansi yang hanya menaunginya. Perpustakaan
khusus dibangun untuk penyebaran informasi dalam bentuk karya cetak
atau karya rekam dalam media yang mempunyai nilai pendidikan, yang
dihimpun, diolah, dan dilayankan khusus pemustaka.
“Library is an essential instrument for intellectual development. A
well stocked library is a storehouse of information, or a record of
human experience to which users may turn to for data or informatio”.2
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan
secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lemabaga pemerintah,
lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah,
atau organisasi lain.3
Perpustakaan khusus ialah suatu instansi atau lembaga tertentu,
baik pemerintah maupun swasta, dan sekaligus sebagai pengelola dan
penanggung jawabnya.4
Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan sebuah departemen,
lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi massa milliter, industri,
2 Sivathaasan N, ―PERSONAL CHARACTERISTICS AND USE OF LIBRARY
FACILIT IES: A SPECIAL REFERENCE TO FACULTY OF MANAGEMENT STUDIES AND
COMMERCE UNIVERSITY OF JAFFNA SRI LANKA‖ Vol. 1, March 2013, pp.72-79, hal. 72.
European Journal of Business and Innovation Research. http://www.eajournals.org/wp-
content/uploads/PERSONAL-CHARACTERISTICS-AND-USE-OF-LIBRARY-
FACILITIES.pdf. 3 Republik Indonesia, Standar Nasional Peprustakaan (SNP) (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2011), hal. 54. 4 NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis, hal. 38.
10
perusahaan swasta, BUMN, pusat informasi, bahkan perpustakaan
pribadi.5
Dari beberapa pengertian perpustaakaan khusus yang sudah
dijabarkan dapat ditarik kesimpulan, bahwa perpustakaan khusus
merupakan bagian dari suatu badan pemerintah, lembaga penelitian,
industri atau suatu himpunan khusus yang bersifat pada anggota-
anggota yang terbatas pada lingkungan badan dan tempat perpustakaan
bernaung.
2. Tugas Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus memepunyai tugas-tugas yang bersifat umum
seperti menyediakan, meminjamkan koleksi hanya khusus anggota
perpustakaan khusus, koleksi-koleksi lain yang perlu dipenuhi oleh
perpustakaan khusus meneyediakan bibliografi atau sari karangan atas
permintaan inisiatif sendiri, atas permintaan pemustaka dalam
menelusur informasi dalam suatu bidang khusus, menyediakan
terjemahan-terjemahan reproduksi karangan jika diperlukan, melayani
pemustaka dengan menyediakan bahan perpustakaan/ bacaan yang
sesuai dengan kebutuhan lembaga induk dan masyarakat di sekitarnya.6
Tugas perpustakaan menghimpun informasi, meliputi kegiatan
mencari, menyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber informasi
5 Karmidi Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999), hal. 1.3. 6 Standar Nasional Peprustakaan (SNP), hal. 56.
11
yang memadai/ lengkap baik dalam arti jumlah, jenis, maupun mutu
yang sesuai dengan kebijakan organisasi.7
Sumber lainnya menjelaskan bahwa tugas perpustakaan khusus
adalah menunjang pelaksanaan program lembaga berdasarkan visi dan
misi lembaga induk. Untuk tugas tersebut, pengelola perlu memonitor
perkembangan kantor, memenuhi kebutuhan lembaga akan informasi,
dengan menyediakan akses baik ke pangkalan data local maupun
internasional.8
Tugas pokok perpustakaan khusus adalah melakukan kegiatan
pengumpulan/ pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan
pendayagunaan bahan pustaka bidang ilmu pengetahuan tertentu untuk
memenuhi misi lembaga yang harus diembang dalam rangka
mendukung organisasi induknya dan masyarakat yang berminat
mengkaji/mempelajari disiplin ilmu bidang yang menjadi misi
perpustakaan.9
Kesimpulannya, setiap perpustakaan mempunyai tugas-tugas
sebagaimana yang telah diberikan oleh lembaga induk yang sudah
melayani masyakarat di bidang informasi, dokumentasi dan ilmu
pengetahuan sesuai dengan harapan pemustakanya.
7Wiji Suwarno, Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan
Pustakawan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 58. 8Surtano NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), hal. 71.
9Republik Indonesia, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2000), hal. 23, http://perpustakaan.depkes.go.id:8180.
12
3. Tujuan Perpustakaan Khusus
Tujuan dengan keberadaan Perpustakaan Khusus ialah
memudahkan anggota lembaga instansi untuk mencari inforamsi dan
ilmu pengetahuan mudah diperoleh.10
Tujuan didirikannya perpustakan ini biasanya menyediakan
informasi bagi pegawai di lingkungan instansi tersebut guna
memelihara dan meningkatkan pengetahuan pegawai yang
bersangkutan.11
Perpustakaan yang hanya menyediakan koleksi khusus yang
berkaitan dengan misi dan tujuan dari organisasi atau lembaga yang
memilikinya dan biasanya hanya memberikan pelayanan yang khusus
hanya kepada staf organisasi atau lembaganya saja.12
Perpustakaan khusus tidak hanya sebagai tempat
menyimpan, mengumpulkan, dan menata koleksi saja akan tetapi
didirikannya perpustakaan khusus memiliki beberapa tujuan, yaitu:
a. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca
masyarakat.
b. Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
pemustaka.
c. Mengusahakan agar semua anggota masyarakat dapat
mengakses segala macam informasi yang tersedia.
10
NS, Perpustakaan dan Masyarakat, hal. 50. 11
Abdul Rahman Saleh dan Sri Rahayu, Penerapan Sistem Manajemen Mutu: SNI ISO
9001:2008 di Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2015), hal. 15. 12
Jonner Hasugian, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Medan: USU Press,
2009), hal. 82.
13
d. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.13
Kesimpulan dari tujuan memenuhi kebutuhan bahan perpustakaan/
informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pengembangan
dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber daya manusia.
4. Fungsi dan Peran Perpustakaan khusus
Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan
dan misi yang diembannya.Berikut ini adalah fungsi perpustakaan
secara umum menurut beberapa pendapat ahli adalah sebagai berikut:
a. Fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut:
1) Penyimpanan
2) Pendidikan
3) Penelitian
4) Informasi
5) Kultural
6) Fungsi Rekreasi.14
b. Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu:
1) Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi
(informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat
dijangkau oleh perpustakaan.
2) Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan
berbagai informasi untuk masyarakat.
13
NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis, hal. 52–53. 14
Hasugian, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, hal. 86.
14
3) Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan
menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan
formal maupun non formal.
4) Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi
kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber
informasi hiburan seperti: Novel, cerita rakyat, puisi, dan
sebagainya.
5) Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik
dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui
berbagai aktifitas, seperti: pameran, pertunjukkan, bedah
buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.
Fungsi-fungsi minimal yang perlu ada dalam penyelenggaraan
perpustakaan adalah fungsi pengembangan dan pembinaan koleksi,
pengolahan bahan pustaka, pengolahan dan pelestarian bahan pustaka,
pelayanan bahan pustaka dan informasi serta pelayanan bahan pustaka
dan informasi serta pelayanan dan bimbingan pengunjung.15
Fungsi perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah:
1) Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga
induknya;
2) Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga
induknya;
3) Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga
induknya;
15
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 6.
15
4) Menjadi pusat referral dalam bidang yang sesuai dengan
lembaga induknya;
5) Mengorganisasi materi perpustakaan;
6) Mendayagunakan koleksi;
7) Menerbitkan literature sekunder dan tersier dalam bidang
lembaga induknya, baik cetak maupun elektronik;
8) Menyelenggarakan pendidikan pengguna;
9) Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk
pengembangan kompetensi SDM lembaga induknya;
10) Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan
informasi;
11) Menyelenggarakan otomasi perpustakaan;Melaksanakan
digitalisasi materi perpustakaan;
12) Menyajikan layanan koleksi digital;
13) Menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional,
regional dan global.16
Peran perpustakaan memberikan informasi dengan baik agar
masyarakat dapat memanfaatkan koleksi, layanan dan sarana tata ruang
dengan nyaman, senang, puas dalam layanan yang baik.17
Fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut
dari semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan khusus ialah,
pendidikan dan pembelajaran, informasi, penelitian, rekreasi dan
16
Republik Indonesia, Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Peprustakaan
dan :Kepustakawanan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), hal. 34,
http://perpustakaan.kemenkopmk.go.id/perpus/assets/kitchen/berkas/ebook/standar_nasional_indo
nesia_bidang_kepustakaan_dan_kepustakawanan1.pdf. 17
Wiji Suwarno, Psikologi Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2009), hal. 40.
16
preservasi. Fungsi-fungsi itu dilaksanakan dalam rangka untuk
mencapai tujuan perpustakaan.18
B. Sarana Perpustakaan
Sarana sangat berperan penting dalam penentuan situasi dan kondisi
perpustakaan. Sarana juga dapat menarik pemustaka untuk berkunjung ke
perpustakaan oleh karna itu sarana perpustakaan adalah semua peralatan dan
perlengkapan pokok dan penunjang agar perpustakaan dapat berjalan
dengan baik.
Sarana perpustakaan sangat berperan penting dalam penentuan situasi
dan kondisi perpustakaan. Sarana perpustakaan adalah semua peralatan dan
perlengkapan pokok dan penunjang agar perpustakaan dapat berjalan
dengan baik. Perpustakaan dikatakan baik dan ideal apabila memiliki
ruangan yang memadai, koleksi yang lengkap, dan fasilitas yang cukup.
Ruang, perabotan dan perlengkapan perpustakaan merupakan kebutuhan
utama menyangkut bagaimana perpustakaan melayani para penggunanya.
Penampilan estetis perpustakaaan memberikan rasa nyaman dan
merangsang pengguna untuk berkunjung ke perpustakaan. Sarana yang
dimaksud yaitu ruangan, perlengkapan, dan peralatan. Untuk memenuhi
kebutuhan sarana tersebut diperlukan perhatian khusus dari pimpinan dan
pegawai perpustakaan.19
18
Yusuf Pawit M, Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi (Bandung: Bina Cipta,
1991), hal. 148. 19
NS, Perpustakaan dan Masyarakat, hal. 110.
17
Sarana perpustakaan adalah semua benda, barang dan inventaris yang
menjadi milik perpustakaan dan digunakan untuk menunjang
penyelenggaraan kegiatan didalam perpustakaan.20
Dalam sebuah lembaga pendidikan, perpustakaan tidak berbeda
dengan lembaga yang lain yang tentu saja membutuhkan sarana untuk
menunjang keberlangsungan lembaga tersebut, yang membedakan dengan
institusi lain bagi perpustakaan terkait dengan penyediaan sarana adalah
bahwa perpustakaan memiliki fungsi pendidikan, pelestarian, informasi, dan
rekreasi bagi pemustaka.
Kesimpulan dari penulis mengenai sarana adalah peralatan, perabotan
dan perlengkapan yang digunakan untuk mencapai segala sesuatu yang
digunakan sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
1. Peralatan dan perabotan Perpustakaan
Peralatan perpustakaan harus dapat berfungsi/digunakan kuat,
mudah dibersihkan dan mudah diperbaiki. Peralatan tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dan standar perpustakaan pada
umumnya. Perabotan dan peralatan perpustakaan diupayakan seragam,
serasi dan harmonis dengan ruangan meskipun tidak perlu dibuat dari
bahan yang sama dan mahal.
Sebelum membeli perabotan dan peralatan perpustakaan, sebaiknya
perpustakaan perlu membuat denah ruang terlebih dahulu dan daftar
sementara perabotan dan peralatan yang dibutuhkan berdasarkan unit-
unit kegiatan yang ada di perpustakaan. Rancangan tersebut sebelum
20
NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis, hal. 218.
18
direalisasikan perlu dibandingkan dengan perpustakaan lain guna
memperoleh masukan dan ide baru demi penyempurnaan dan sasaran
yang lebih baik.21
2. Tujuan Peralatan dan Perabotan Perpustakaan
Tujuan dalam penataan peralatan, perlengkapan dan perabotan
perpustakaan, antara lain:
a. Terlihat suatu gambaran yang wajar, menarik dan menyenangkan
b. Agar tidak terjadi hambatan arus lalu lintas pemustaka dan pelaksana
pekerja (petugas/ pustakawan) di setiap ruangan
c. Terdapat keluasan bergerak yang wajar dari pemustaka dan petugas/
pustakawan.22
Kesimpulannya dari penulis diatas bahwa tujuan dari perabot
perpustakaan, pelengkapan dan peralatan itu sangat pengting sekali
untuk merancang dalam penataan ruang di perpustakaan dengan baik.
3. Jenis-jenis Peralatan dan Perabotan Perpustakaan
Beberapa perabotan dan peralatan perpustakaan yang minimal
perlu dimiliki di perpustakaan antara lain adalah:
a. Rak Buku
Disarankan menggunakan rak buku yang standar dan terbuat
dari kayu ataupun baja. Dalam pengadaannya perlu dipertimbangkan
agar rak-rak tersebut mempunyai ukuran tinggi dan lebar yang sama,
demi memudahkan pengaturan penataan rak-rak tersebut.
21
Martoatmodjo, Manajemen Perpustakaan Khusus, hal. 51. 22
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 60.
19
b. Meja dan kursi pembaca
Meja dan kursi pembaca di perpustakaan dapat di buat dari
bahan kayu atau logam. Pemakaian bahan kayu memiliki kelebihan
daya tarik dan memberikan perasaan hangat dan nyaman.
Permukaan meja jangan dibuat terlalu mengkilap, karena
mudah tergores dan menyebabkan pemantulan sinar yang
mengganggu mata atau penglihatan pembaca.
Kursi supaya dibuat sedemikian rupa agar memberikan rasa
nyaman bagi pembaca pada saat membaca dan menulis.
c. Study Carrel
Study Carrel adalah perabotan berupa meja dan kursi baca bagi
pemakai perpustakaan yang ingin melakukan kegiatan membaca
ataupun belajar secara perorangan. Pada perpustakaan khusus yang
telah berkembang atau maju, biasanya menyediakan beberapa study
carrel yang memungkinkan para pembaca atau peneliti
meninggalkan bahan bacaan atau dokumen yang digunakan di
tempat ini untuk digunakan secara terus-menerus dalam beberapa
waktu atau hari.
d. Meja petugas perpustakaan
Setiap petugas perpustakaan perorangnya mempunyai meja
dan kursi kerja sendiri. Meja kerja dibuat ukuran standar yang
sekaligus dapat digunakan untuk keperluan mengetik.
20
e. Lemari kartu-katalog
Banyaknya laci dalam katalog tergantung dari banyaknya
judul-judul bahan pustaka yang menjadi koleksi perpustakaan.Setiap
judul buku biasanya memerlukan 5-6 kartu katalog berukuran
standar.
f. Meja sirkulasi atau Meja peminjaman
Meja sirkulasi biasanya diatur/dirancang secara khusus dan
berbeda dengan meja kerja.Perusahaan mebel pada umumnya dapat
membuat meja sirkulasi atau meja peminjaman yang berukuran
standar.
g. Peralatan lain
Peralatan atau perabotan lain biasa diperlukan dalam
perpustakaan khusus, adalah:
1) Peralatan ruang layanan, meliputi:
a) Katalog
b) Rak atlas, kamus dan Koran
c) Laci untuk menyimpan peta
d) Kereta buku dorong
e) Rak penitipan/loker
2) Ruang penyimpanan bahan pustaka, meliputi:
a) Rak majalah
b) Rak pameran
c) Rak surat kabar
21
d) Lemari jajaran atau filling cabinet yang dapat dikunci untuk
menyimpan informasi lembar lepas atau pamphlet dokumen
penting
e) Standar buku
f) Tanda-tanda penunjuk pada rak
3) Ruang kerja, meliputi:
a) Kotak-kotak karton untuk penyimpanan
b) Rak-rak berukuran tinggi sedang (ketinggian 1 meter).
c) Jajaran kartu berputar.
4) Papan pengumuman tempat menempelkan informasi yang harus
diketahui para pengunjung perpustakaan, baik berisi ketentuan
umum atau berita
5) Mebiler dan perlengkapan untuk ruang pengolahan:
a) Rak untuk buku-buku yang sedang diproses
b) Meja kerja pustakawan
c) Lemari
d) Mesin tik
e) Tempat cuci tangan dll.23
C. Gedung Perpustakaan
Perpustakaan sebagai unit pelayanan jasa, harus memiliki sarana kerja
yang cukup dan permanen untuk menampung semua koleksi, fasilitas, staf
dan kegiatan perpustakaan sebagai unit kerja. Sarana yang dimasud adalah
23
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 52.
22
sarana fisik dalam bentuk ruangan/gedung. ―Gedung atau ruangan untuk
suatu perpustakaan secara mutlak perlu ada. Sebab perpustakaan tidak
mungkin digabungkan dengan unit-unit kerja yang lain di dalam satu
ruangan.24
Gedung perpustakaan adalah suatu bangunan yang dirancang sebagai
tempat untuk menumpang kegiatan perpustakaan bersama petugas,
peralatan, perabot yang diperlukan untuk menunjang perpustakaan.
Kebutuhan ruangan perpustakaan dapat diperhitungkan berdasarkan jumlah
kegiatan perpustakaan.25
1. Perencanaan Gedung
Perencanaan ruang perpustakaan perlu memperhatikan prinsip-
prinsip keamanan dan keselamatan, baik yang terkait dengan
pengguna maupun koleksi perpustakaan. Keamanan terkait dengan
perlindungan terhadap bahaya pencurian atau kejahatan lain,
sedangkan keselamatan terkait dengan perlindungan terhadap
terjadinya kecelakaan. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan di
ruang perpustakaan.
Perencanaan tata ruang yang baik tentunya dapat menciptakan
suasana lingkungan kerja yang mendukung dan memudahkan segala
kegiatan dan layanan yang disediakan oleh perpustakaan, serta mampu
mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi
petugas maupun bagi pengunjung perpustakaan. Selain itu dapat juga
menciptakan keadaan lingkungan yang kondusif sehingga dapat
24
NS, Perpustakaan dan Masyarakat, hal. 80. 25
Abdul Rahman Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2012), hal. 2.37.
23
mendukung bagi kenyamanan dan kelancaran kinerja pustakawan
didalamnya, yang hingga pada ujungnya berpengaruh pada hasil
produktifitas pustakawan diberikan kepada pelanggan.26
Perencana juga harus memahami organisasi perpustakaan dan
sistem yang digunakan karena kesalahan dalam perencanaan akan
mengakibatkan kerugian besar dan tidak mudah untuk
memperbaikinya. Beberapa masalah yang akan dihadapi adalah:
a. Kurang terciptanya rasa kesenangan maupun betah dari pembaca
atau staf perpustakaan sebagai akibat dari tidak baiknya
pengaturan cahaya, udara, suara, ataupun tata ruang di
perpustakaan.
b. Terjadinya tata ruang yang tidak menguntungkan usaha
peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja, baik bagi para petugas
perpustakaan maupun bagi para pengunjung.
c. Pada saat perpustakaan berkembang, gedung/ruang tidak
memungkinkan dilakukan perluasan yang semestinya baik secara
horizontal maupun vertikal.
d. Karena pemilihan letak gedung/ruang perpustakaan yang salah
membawa akibat kurang terjangkaunya perpustakaan dengan
mudah oleh para pemakainya (tidak accessible).
e. Timbulnya kadar lembab yang tinggi di dalam gedung/ruang
perpustakaan sehingga mempercepat proses kerusakan bahan –
26
Pandji Anoraga, Psikologi Kerja (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hal. 58.
24
bahan pustaka maupun menurunnya kesehatan para petugas
perpustakaan.27
Sebagai contoh, perpustakaan yang dirancang untuk system
tertutup tidak sesuai digunakan untuk system terbuka karena untuk
system terbuka hanya ada satu pintu masuk dan satu untuk keluar.
Selain itu jika ditinjau daeri segi manajemen, perpustakaan akan
mengalami kesulitan dalam proses kerja serta berkurangnya daya
tampung perpustakaan akibat terlalu banyaknya ruang yang terbuang
karena terlaku banyak penyekat, demikian juga dengan susunan pintu
dan jendela yang berlebihan serta ventilasi ruangan.
Untuk menghindari kesalahan dalam pembangunan gedung
perpustakaan, dan agar gedung tersebut dapat menampung seluruh
kegiatan, serta fungsi dan tugas perpustakaan dapat terlaksana.
Pada tahapan perencanaan ada beberapa hal yang harus perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain:
1) Deskripsi badan induk dengan penekanan pada objek serta
fungsinya.
2) Peranan perpustakaan dalam pemberian jasa melayani badan
induk serta karyawannya.
3) Deskripsi jasa perpustakaan yang direncanakan.
4) Penyediaan ruangan untuk hal berikut ini:
a) Koleksi perpustakaan
b) Staf perpustakaan.
27
Soejono Trimo, Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan (Bandung: Remadja Karya,
1985), hal. 5.
25
c) Ruang lain yang diperlukan sebagai sarana penunjang
perpustakaan seperti ruang pameran, laboratorium, dan
ruang konfrensi.
d) Bagan organisasi yang menunjukkan bagaimana
perpustakaan menyusun sumber, jasa, dan personalia
untuk melaksanakan berbagai fungsi perpustakaan.28
Dari beberapa pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa
gedung atau ruang perpustakaan mutlak harus ada. Dalam tahapan
perencanaan gedung ada lima hal yang harus diperhatikan yaitu:
deskripsi objek dan fungsi dari badan induk, peranan perpustakaan,
deskripsi jasa perpustakaan, penyediaan ruangan, dan bagan
organisasi. Jika tahapan perencanaan tidak dilakukan dengan baik
maka akan terjadi beberapa masalah yang akan dihadapi seperti:
pengguna merasa tidak nyaman, tata ruang yang tifak menguntungkan
usaha peningkatan efisiensi kerja, jika perpustakaan mengalami
perkembangan maka gedung/ ruang tidak memungkinkan dilakukan
perluasan, pemilihan letak gedung/ ruang perpustakaan yang salah
dapat mengakibatkan perpustakaan tidak mudah dijangkau oleh
pengguna, timbulnya kadar lembab yang tinggi.
2. Desain Gedung
Kata desain memiliki arti motif atau corak ruang dalam gedung.
Desain merupakan kegiatan merencanakan, menata dan merancang
28
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia pustaka utama,
1993), hal. 305.
26
ruang dalam bangunan. Penataan suatu ruang bertujuan agar pengguna
merasa nyaman, betah dan senang berada di ruangan tersebut.29
Sesuai dengan tujuan penyelenggaraan perpustakaan yang telah
ditentukan instansi penaungnya, maka fungsi/ tugas perpustakaan akan
berbeda antara satu dengan yang lain sesuai dengan jenis perpustakaan
tersebut. Fungsi dan tugas yang diemban oleh perpustakaan akan
menentukan kegiatan yang dilaksanakannya. Kegiatan yang
dilaksanakan membutuhkan ruangan dalam pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Hal ini akan menentukan susunan dan luas ruangan dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan.
Hal ini akan menentukan susunan dan luas ruangan yang dibutuhkan
dalam gedung (ruang perpustakaan). Hal ini juga akan mempengaruhi
desain gedung/ruang perpustakaan yang dibutuhkan baik bentuk dan
luasnya untuk mencapai tujuan dan terlaksananya fungsi
perpustakaan.
Desain digunakan seseorang sebagai gambar dan rancangan awal
dalam membuat sebuah objek. Dalam mendesain sebuah objek dibagi
menjadi beberapa bagian. Tiap bagian memiliki susunan dan fungsi
yang berbeda. Misalnya objek adalah gedung perpustakaan, maka
dalam perencanaan dan mendesain gedung tersebut juga dibuat
beberapa bagian yang berbeda. Desain untuk ruang baca dan koleksi
berbeda dengan desain ruang kerja untuk staf dan pustakawan karena
29
Ariyanti Novarikha, Stefanus Pani Rengu, dan Hermintatik, ―PERAN DESAIN
INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA (Studi pada Perpustakaan SMK Negeri 4
Malang)‖, Jurnal administrasi publik (JAP), Vol 3 Nomer. 11. hal. 5.
27
kebutuhan dan fungsi ruang tersebut juga berbeda. Begitu juga untuk
desain ruang yang lainnya, furnitur, jendela, pintu, dan lainnya.
Namun desain bagian-bagian yang berbeda ini kemudian
dikembalikan ke tujuan awal dan menjadi sebuah kesatuan yaitu
desain gedung perpustakaan.
3. Penentuan Lokasi
Perpustakaan khusus berfungsi memenuhi kebutuhan informasi
badan induknya koleksi di dalam satu gedung atau bangunan badan
atau instansi bersangkutan, atau terletak di tempat yang berdekatan
dengan gedung utama dan mudah dicapai dari berbagai arah.
Jika perpustakaan ditempatkan di gedung utama, sebaiknya
supaya berada ditengah – tengah gedung supaya mudah diakses dari
berbagai tempat. Perpustakaan supaya ditempatkan dekat dengan unit
administrasi dan kepegawaian, ruang reproduksi dokumen dan ruang
pertemuan atau rapat. Hal ini akan mendorong para karyawan untuk
datang ke perpustakaan secara teratur, baik untuk tujuan mencari
informasi guna menunjang kegiatan atau penelitian mereka atau
sekedar membaca – baca.
Jika perpustakaan khusus memiliki gedung sendiri didalam
kompleks bangunan badan induknya, maka seharusnya terletak di
tempat yang mudah dicapai dari berbagai arah di komplek tersebut.
Perpustakaan khusus sebaiknya tidak dipecah – pecah atau
didesentralisasi. Jika perpustakaan berlokasi agak jauh dari
pemakainya, ada kecenderungan untuk menempatkan sebagian kecil
28
koleksi di lokasi – lokasi pemakainya sebagai koleksi pinjaman
permanen. Penempatan koleksi terdesentralisasi seperti ini pada
akhirnya akan sulit diminta kembali. Hal ini mengakibatkan orang
atau pemakai lainnya tidak dapat mempergunakan atau membaca
bahan pustaka tersebut sehingga perpustakaan terpaksa membeli kopi
atau duplikat terbitan yang sama yang merupakan pemborosan.
Disamping itu, pengalaman pada umumnya menunjukkan, bahwa
sering koleksi yang dipinjamkan secara permanen, dikemudian hari
banyak hilang atau sulit diminta kembali.30
Persyaratan lokasi perpustakaan gedung perpustakaan khusus:
a. Berada di pusat gedung atau pusat lalu lintas orang sehingga
mudah dicapai dan diketahui.
b. Berada di tempat yang tenang atau diatur sedemikian rupa
sehingga para pengunjung tidak terganggu oleh suara atau
kegaduhan di luar perpustakaan.
c. Jika kedua sifat tersebut tidak mungkin diperoleh secara
bersamaan, tempat yang mudah dicapai lebih penting dari
pada tempat yang tenang.31
Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa ada beberapa
persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi
gedung perpustakaan yaitu: berada di pusat gedung atau pusat lalu
lintas orang, berada di tempat yang tenang dan diatur sedemikian rupa,
jika kedua sifat tersebut tidak mungkin diperoleh secara bersamaan,
30
Republik Indonesia, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2000), hal. 5. 31
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 50.
29
maka tempat yang mudah dicapai lebih penting daripada tempat yang
tenang.
D. Ruang Perpustakaan
1. Definisi Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan adalah bangunan yang sepenuhnya
diperuntukkan bagi seluruh aktifitas sebuah perpustakaan. Segala
sesuatu yang berada dalam ruangan yang dibuat dan diatur sebagai
wadah dalam suatu kegiatan.32
Ruang perpustakaan yang memiliki
layout, perabot, pengkondisian ruang, penghawaan, pencahayaan serta
penggunaan warna cat dinding berkarakter dan nyaman akan orang
untuk singgah.
Ruang perpustakaan adalah suatu bangunan yang dirancang
sebagai tempat untuk menampung kegiatan perpustakaan bersama
petugas, peralatan, dan perabotan yang diperlukan untuk menunjang
perpustakaan.33
Ruang perpustakaan adalah salah satu unsur yang paling dominan
dari eksistensi atau keberadaan suatu perpustakaan. Ruangan
perpustakaan yang dimaksud adalah tempat diselenggarakannya
perpustakaan. Demikian pentingnya kedudukan ruangan perpustakaan,
sehingga banyak ahli yang memberikan batasan perpustakaan sebagai
―ruangan‖ tempat dihimpunnya berbagai macam sumber informasi.
32
Wayan Dhanur Jaya, Putu Suhartika, dan Richard Togaranta Ginting, ―Kajian Tata
Ruang perpustakaan Institut Seni Indonesia-OJS Unud‖ 1 No 1: 2, diakses 23 Maret 2017, hal. 5.
https://ojs.unud.ac.id. 33
Saleh, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan, hal. 2.38.
30
Tanpa ruangan, perpustakaan tidak akan dapat menjalankan
perpustakaan dengan baik.34
Kesimpulannya ruang perpustakaan merupakan sarana yang
penting dalam penyelenggaraan perpustakaan karena dalam ruang ini
segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan
diselenggarakan.
2. Persyaratan Ruang
Keadaan ruangan perpustakaan merupakan salah satu faktor
penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan suatu
perpustakaan. Hal ini menyangkut hal bagaimana pembagian ruang,
perbandingan luas satu dengan lainnya, letaknya, kondisinya dan
sebagainya. Di dalam membagi ruangan, yang perlu diperhatikan adalah
supaya ruang – ruangan yang tersedia dapat menyimpan koleksi bahan
pustaka dan menampung aktifitas atau kegiatan yang diselenggarakan
perpustakaan.
Ruangan perpustakaan perlu diatur dengan pendekatan sistem
sehingga komposisi antara ruang koleksi, ruang baca, ruang pelayanan
dan ruang kerja dapat serasi dan nyaman. Tujuan dari pengaturan
tersebut adalah:
a. Aktivitas layanan perpustakaan dapat berlangsung dengan
lancar.
b. Para pengunjung tidak saling mengganggu waktu bergerak
dan belajar.
34
Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional (Yogyakarta: Diva
press, 2012), hal. 301.
31
c. Memungkinkan sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari
dalam ruangan.
d. Pengguna perpustakaan merasa betah dan nyaman serta
mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.
e. Pengawasan dan pengamanan bahan pustaka dapat
dilaksanakan dengan baik.
Dalam merencanakan letak ruangan – ruangan perpustakaan,
perlu diperhatikan hubungan suatu ruangan dengan yang lain.
Pengadaan harus ada hubungan langsung dengan katalog untuk
mengetahui sudah atau belum adanya buku yang diminta di koleksi
perpustakaan, sedangkan bagian pengolahan maupun peminjaman harus
ada hubungan langsung dengan katalog maupun koleksi.35
3. Jenis-jenis Ruang
Jenis ruangan yang perlu disediakan tergantung pada misi dan
aktivitas perpustakaan. Luas ruangan yang dibutuhkan tergantung dari
jenis kegiatan/layanan perpustakaan, volume pekerjaan, jumlah
karyawan dan pengunjung, serta jumlah koleksi perpustakaan.
Minimal perpustakaan harus memiliki ruang yang member
kenyamanan pengunjung perpustakaan dalam menata koleksi serta
cukup menampung koleksi yang ada (tidak penuh sesak). Untuk
memperlancar layanan perpustakaan serta meningkatkan
kinerja/aktivitas kerja perpustakaan, pembagian dan penataan ruangan
perpustakaan sebaiknya diatur sedemikian rupa berdasarkan faktor
35
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 51.
32
keterkaitan hubungan kerja antar fungsi, transportasi bahan pustaka,
keamanan, kenyamanan dan efektivitas manajeman. Jenis ruang
koleksi yang minimal harus disediakan perpustakaan meliputi:
a. Ruang penyimpanan koleksi bahan pustaka:
Ruangan ini dipergunakan untuk menyimpan yang lama dan
memanjang bahan pustaka baru.
b. Ruang penerbitan berkala
Ruangan ini dipergunakan untuk memanjang surat kabar dan
majalah terbitan terbaru. Sedangkan untuk terbitan lama,
penempatan koleksi surat kabar dipisahkan dari koleksi majalah.
c. Ruangan alat pandang dengar
Ruangan yang dibutuhkan meliputi ruangan untuk perangkat
keras, koleksi, pelayanan dan ruang keja petugas.
d. Ruang baca
Ruangan ini dipergunakan oleh para pemakai perpustakaan
untuk membaca dan belajar.Ruang baca sebaiknya ditempatkan
dekat sumber cahaya atau jendela (agar masih berfungsi bila mati
lampu) dan tidak di daerah lalu lintas pengunjung.Luas ruangan
tergantung dari jumlah pemakai perpustakaan.
e. Ruang pengembangan dan pengolahan
Ruangan ini dipergunakan untuk aktivitas pengadaan dan
pengolahan bahan pustaka.
f. Ruang layanan pembaca
Ruangan ini dapat dibagi menjadi:
33
1) Ruangan rujukan
Ruangan ini dipergunakan untuk menyimpan bahan
rujukan, kartu katalog dan tempat bekerja petugas. Luas
ruangan ini tergantung dari jumlah koleksi bahan rujukan
dna jumlah petugasnya.
2) Ruang sirkulasi
Ruangan ini dipergunakan untuk melayani
peminjaman dana pengembalian buku.
3) Ruang panjang buku baru
Ruangan ini dipergunakan untuk memanjang buku-
buku baru.
g. Ruang kerja
Ruangan ini dipergunakan untuk ruang kerja pustakawan dan
kepala perpustakaan.
h. Ruang serba guna
Ruangan ini dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Misalnya: mendiskusikan suatu topic tertentu, memutar film dan
sebagainya.
i. Toilet
Fasilitas ini disediakan untuk memberikan kenyamanan
pegawai maupun pengguna perpustakaan.36
36
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 49.
34
E. Tata Ruang Perpustakaan
1. Definisi Tata Ruang Perpustakaan
Tata ruang perpustakaan dalam hal penempatan dan penataan
perabot maupun kelengkapan lainnya serta bahan bacaan perlu diletakkan
dan ditata sedemikian rupa agar apa yang disajikan kelihatan menarik.37
Tata ruang perpustakaan adalah cara mengatur ruang yang berwujud
structural dan pola ruang, agar pemanfaatan setiap ruang yang terencana
maupun tidak dikembangkan secara maksimal serta pengadilan
pemanfaatan ruang itu sendiri dapat memberikan hasil perencanaan tata
ruang yang menarik dan nyaman.38
Tata ruang perpustakaan adalah salah satu cara untuk menciptakan
suasana kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan dengan upaya
penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan pada tata letak dan
susunan yang tepat serta pengaturan tempat kerja sehingga memberi
kepuasan kerja para pustakawan dan pengguna perpustakaan secara
efisien dan efektif disebuah perpustakaan.39
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.40
Struktur
ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
37
Dexa Anugrah dan Ardoni, ―Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota Solok,‖
jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol, A, No, 21, hal. 2.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24672&val=1516 38
Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, hal. 29. 39
Muhammad Azwar dan Agung Nugraha Rusli, ―Manajemen Tata Ruang Perpustakaan
Pesantren Madani Alauddin PAO-PAO Makassar‖ Al-Maktabah, 15 (2016), hal. 59,
journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-maktabah/article/download/4714/3245. 40
Undang-Undang Penataan Ruang. UU RI Nomor 26 Tahun 2007, hal. 6.
35
ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional.41
Ruang adalah tempat atau bagian tertentu dalam suatu gedung
perpustakaan. Gunanya untuk meletakkan suatu barang atau kegunaan
lainnya. Antara satu ruangan dengan ruangan yang sudah dibatasi oleh
pemisah/ penyekat.42
Dari pendapat dan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
untuk menciptakaan suasana konduktif dan menyenangkan serta
memberikan suasana sejuk dan suasana nyaman baik bagi pemustaka
dengan cara mengatur dan menyusun ruang perpustakaan dengan
memperhatikan aspek tata ruang perpustakaan, tata letak perabotan dan
perlengkapan, sirkulasi udara, peneranganatau pencahaan, keserasian
warna.
2. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan
Kenyamanan ruang bagi pengguna perpustakaan merupakan hal
yang sangat menunjang kegiatan membaca maupun kegiatan lainnya
untuk mengoptimalkan semua kegiatan di perpustakaan baik aspek
layanan maupun untuk kegiatan penyiapan semua sarana dan prasarana
pendukung layanan perpustakaan.
Tata atau penataan ruang perpustakaan bertujuan untuk:
a. Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga
dan anggaran
41
Undang-Undang Penataan Ruang. UU RI Nomor 26 Tahun 2007, hal. 3–7. 42
Abdul Rahman Saleh dan Rita Komalasari, Manajemen Perpustakaan (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009), hal. 2.26.
36
b. Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya,
nyaman udara dan nyaman warna.
c. Meningkatkan kwalitas pelayanan.
d. Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan
e. Untuk pencapaian tujuan tata ruang perpustakaan perlu
diperhatikan azas–azas43
Ruangan perpustakaan perlu diatur dengan pendekatan sistem
sehingga komposisi antara ruang koleksi, ruang baca, ruang pelayanan
dan ruang kerja dapat serasi dan nyaman. Dengan pengaturan tersebut
diharapkan:
a. Aktivitas layanan perpustakaan dapat berlangsusng dengan
lancar.
b. Para pengunjung tidak saling mengganggu waktu bergerak
dan belajar.
c. Memungkinkan sirkulasi udara dan masuknya sinar matahari
dalam ruangan.
d. Penggunaan perpustakaan merasa betah dan nyaman serta
mudah memperoleh informasi yang dibutuhkan.
e. Pengawasan dan pengamanan bahan pustaka dapat
dilaksanakan dengan baik.44
Semua perencanaan tentang tata ruang perpustakaan adalah untuk
mencapai kenyamanan, keselamatan, dan keamanan di dalam ruang.
―kenyamanan (comfort) adalah rasa senang dan betah yang muncul
43
Lasa HS, Manajemen Perpustakaan (Yogyakarta: Gama media, 2005), hal. 148. 44
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, hal. 48.
37
dalam diri individu akibat kontak secara langsung atau tidak langsung
dengan keadaan/ lingkungan sekitar‖.45
3. Prinsip–prinsip Tata Ruang.
Adapun azas–azas tata ruang antara lain:
a. Azas jarak. Yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan
proses penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling
pendek.
b. Azas rangkaian karya. Yaitu suatu tata ruang yang menempatkan
tenaga dan alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan
penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan.
c. Azas pemanfataan. Yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan
sepenuhnya ruang yang ada. 46
4. Pencahayaan/ Penerangan tata ruang perpustakaan
Pencahayaan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam
suatu bangunan, dalam kasus ini adalah pada ruang baca perpustakaan.
Ruang baca perpustakan ini menerapkan pencahayaan buatan sepanjang
hari meski pun terdapat beberapa bukaan, bahkan di beberapa titik
pencahayaan buatan berupa lampu dinyalakan sepanjang hari. Kondisi
ruang baca sangat gelap ketika lampu dipadamkan meski pun siang hari
sehingga ketika listrik padam perpustakaan bergantung pada
penggunaan generator.47
45
HS, Manajemen Perpustakaan, hal. 130. 46
HS, hal. 149. 47
Primastiti Wening Mumpuni, Rahmanu Widayat, dan Silfia Mona Aryani,
―PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN UMUM KOTA
SURABAYA‖, Vitruvian Jurnal Arsitektur, Bangunan & Lingkungan, Vol.6 No. 2: hal. 71,
38
Pencahayaan di perpustakaan merupakan aspek penting dalam
menunjang aktivitas pemustaka dan pustakawan. Kondisi pencahayaan
yang tidak memenuhi standar dapat mengganggu aktivitas dan
menyebabkan keluhan kesehatan khususnya kelelahan mata.48
Kondisi pencahayaan perlu menjadi pertimbangan dalam
memberikan kenyamanan bagi pengguna perpustakaan. Pencahayaan
yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan membaca
buku, majalah serta memanfaatkan koleksi lainnya.
Prinsip dasar pencahayaan/ penerangan untuk ruang
perpustakaan:
a. Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata
pada seluruh area, baik pada aera koleksi maupun pada area
membaca. Pencahayaan harus diupayakan agar memadai bagi
berbagi tempat yang digunakan dalam ruang perpustakaan.
b. Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk
memberikan penerangan pada siang hari. Hal ini dapat
dicapai dengan mengadakan jendela atau bukaan pada
dinding ruangan. Namun perlu dipertimbangkan juga agar
bukaan jendela tidak terlalu banyak di seluruh dinding,
karena bukaan jendela yang terlalu banyak akan
diakses 1 Januari 2018, https://media.neliti.com/media/publications/185908-ID-pencahayaan-
alami-pada-ruang-baca-perpus.pdf. 48
Hendra, Sekar Tina, dan Amah Majidah, ―Tingkat Pencahayaan Perpustakaan di
Lingkungan Universitas Indonesia‖, Kesmas, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 7, No.
6, Januari 2013: hal. 265, diakses 1 Januari 2018.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269540&val=7113&title=Tingkat%20Pencah
ayaan%20Perpustakaan%20di%20Lingkungan%20Universitas%20Indonesia.
39
mengakibatkan silau sehingga dapat mengurangi
kenyamanan.
c. Cahaya matahari yang masuk melalui bukaan jendela harus
dapat menyinari ruangan tanpa terhalang. Oleh karena itu
penempatan perabotan harus dipertimbangkan agar tidak
menutupi jendela. Bukaan jendela yang ada di ruangan tidak
boleh tertutup oleh rak buku, papan pengumuman atau
tempelan-tempelan yang dapat mengurangi masuknya cahaya
matahari.
d. Penggunaan sumber cahaya buatan dapat diterapkan pada
saat tertentu, misalnya saat hari mendung atau hujan.
Pencahayaan yang merata dapat dicapai dengan
menggunakan jenis lampu TL. Selain itu perlu
dipertimbangkan penggunaan jenis lampu hemat energi yang
tahan lama sehingga mengurangi biaya pemeliharaan atau
penggantian lampu.
e. Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan
penataan koleksi di dalam ruang perpustakaan. Cahaya
matahari tidak boleh langsung menyinari koleksi
perpustakaan, karena akan menyebabkan koleksi cepat rusak.
Selain itu juga sumber cahaya tidak boleh langsung jatuh
menyinari layar monitor, karena akan langsung dipantulkan
dan dapat mengakibatkan silau bagi pengguna.
40
f. Pecahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian
rupa agar tidak terjadi „glare‟ atau silau yang mengganggu
kenyamanan pengguna.49
5. Pengudaraan
Penataan ruang perpustakaan umum harus dapat memungkinkan
kondisi pengudaraan yang baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi
pengguna yang berkegiatan. Hal ini terutama menjadi penting karena
kondisi udara di negara kita yang cenderung panas dan lembab.
Prinsip-prinsip yang dapat diupayakan untuk mencapai kondisi
pengudaraan yang baik di perpustakaan:
a. Idealnya sebuah ruang perpustakaan memiliki suhu ruang 20-
24C dan kelembabaan berkisaran 40-60%, namun kondisi ini
sangat sulit dicapai pada iklim tropis di Indonesia hanya
dengan mengandalkan pengudaraan alami. Maka pengudaraan
buatan dapat diterapkan juga untuk mencapai kenyamanan
pengudraan ruang bagi pengguna.
b. Pengudaraan alami dapat diupayakan melalui bukaan jendela
atau lubang ventilasi yang memadai. Lubang ventilasi
sebaiknya ditempatkan pada kedua dinding ruang yang
berseberangan sehingga memungkinkan terjadinya ventilasi
silang dan memberikan kenyamanan di dalam ruang
perpustakaan. Lubang ventilasi juga sebaiknya ditempatkan di
49
Paramita Atmodiwirjo, Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2009), hal. 36.
41
bagian atas, sehingga memungkinkan udara dengan suhu lebih
dingin cenderung untuk turun ke bawah.
c. Pengudaraan buatan dapat diterapkan dengan memanfaatkan
kipas angin atau exhaust van yang dapat membantu pertukaran
udara dalam ruangan. Bila memungkinkan AC juga dapat
digunakan untuk mencapai suhu udara yang diinginkan.
d. Kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada
sebagian besar ruang perpustakaan. Untuk itu maka
penempatan perabot dan benda-benda lain dalam ruangan perlu
dipertimbangkan agar tidak menghalangi aliran angin dalam
ruangan. Rak buku harus ditempatkan pada posisi yang tidak
menutupi lubang ventilasi. Selain itu bila perlu dilakukan
penyekatan ruang, maka harus dipertimbangkan agar jangan
sampai tercipta area yang tidak dicapai aliran angin sehingga
menjadi lebih panas atau pengap.50
6. Warna tata ruang dalam perpustakaan
Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan
umum pada sebuah ruang perpustakaan. Penggunaan warna pada
perpustakaan harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi
pengguna. Untuk itu diperlukan berbagai pertimbangan dalam memilih
dan menggunakan warna di ruang perpustakaan.
a. Warna yang dipilih harus sesuai dengan jiwa pengguna
perpustakaan. Perpustakaan digunakan oleh pengguna dari
50
Atmodiwirjo, hal. 39.
42
berbagai kelompok usia, oleh karena itu perlu dipertimbangkan
warna-warna yang digunakan pada setiap bagian ruang
perpustakaan.
b. Ruang perpustakaan dapat menggunakan warna-warna netral
seperti putih dan krem, serta warna alami kayu yang cukup
terang untuk digunakan pada sebagian ruang atau perabot.
Penggunaan warna netral seperti ini dapat menjadi latar
belakang yang baik bagi bahan koleksi atau materi display
yang memiliki berbagai warna dan selalu berubah-ubah.
c. Ruang perpustakaan dapat menggunakan lebih dari satu warna
yang dipadukan untuk mewarnai berbagai bagian perpustakaan.
Paduan warna yang aman umumnya menggunakan sejumlah
warna yang berada dalam satu kelompok warna. Namun
paduan warna kontras juga dapat digunakan, sepanjang tidak
terlalu banyak kontras yang dapat mengganggu kenyamanan.
Jumlah warna yang digunakan juga sebaiknya tidak terlalu
banyak. Namun sebaiknya tidak digunakan terlalu banyak
warna.
d. Warna-warna yang perlu dihindari adalah warna-warna yang
terlalu terang atau menyilaukan, karena akan mengganggu
kenyamanan dalam membaca dan mengakses informasi lain.
Selain itu warna-warna yang terlalu gelap seperti hitam, abu-
abu gelap atau coklat tua juga sebaiknya dihindari, karena akan
membuat kesan ruang yang lebih sempit dan suasana yang
43
muram. Penggunaan warna kayu pada perabot sebaiknya
dibatasi pada warna coklat muda, bukan bukan coklat tua atau
coklat gelap.
e. Pada perpustakaan yang cukup luas, warna dapat digunakan
untuk menandai bagian perpustakaan yang berbeda.
f. Penggunaan warna dapat dilakukan pada berbagai bagian ruang
perpustakaan, yaitu pada pada dinding, lantai, langit-langit
serta perabot yang ada dalam ruang. Untuk memperoleh
suasana yang baik, sebaiknya penerapan warna dilakukan
hanya pada bagian ruang tertentu, tidak pada keseluruhan
ruang.51
F. Persepsi Pemustaka
Persepsi adalah proses internal kita memilih, mengorganisasikan, dan
menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses tersebut
mempengaruhi lingkungan kita.52
Persepsi atau tanggapan adalah proses
mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan bagaimana
kita melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba (kerja indera)
di sekitar kita.53
Persepsi adalah proses internal kita memilih, mengorganisasikan, dan
proses tersebut mempengaruhi lingkungan kita.54
51
Atmodiwirjo, hal. 40. 52
Deby Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Roskarya, 2001),
hal. 167. 53
Tri Rusmi Widayatun, Ilmu Perilaku (Jakarta: Sagung Seto, 1999), hal. 110. 54
Zohrah Djohan, ―PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG PELAYANAN KOLEKSI
KHUSUS KARYA ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN‖,
44
Persepsi adalah kegiatan melihat dan membuat suatu pemahaman
dipemikiran seseorang dalam kondisi atau situasi tertentu yang
melingkupinya.55
Proses terjadinya perpesi karena adanya objek atau stimulasi menjadi
merangsang untuk ditangkap panca indera (objek tersebut menjadi perhatian
panca indera), kemudian objek atau stimulus dari otak terjadi adanya kesan
atau jawaban (respon) adanya stimulus, berupa kesan kembali ke indera
berupa persepsi atau hasil kerja yang berupa pengalaman hasil otak.
Pengertian user (pemustaka) adalah pengguna (pemustaka) fasilitas
yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka
maupun fasilitas lainnya). User berbagai macam jenisnya, ada mahasiswa,
guru, dosen, dan masyarakat pada umumnya bergantung jenis perpustakaan
yang ada.56
Pemakai perpustakaan adalah kelompok orang dalam
masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan dan
fasilitas perpustakaan.57
Dengan demikian, persepsi pemustaka adalah bagaimana pemustaka
melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba (kerja indera) di
sekitarnya.
Fator-faktor yang mempengaruhi persepsi pemustaka :
1. Stereotip, yaitu pandangan tentang ciri-ciri tingkah laku dari
sekelompok masyarakat tertentu.
JUPITER Vo. XIV, No. 2 (2015): hal. 47, diakses 1 Januari 2018,
journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/download/37/35. 55
Dewi Sulistyowati, Putu Suharso, dan jazimatul Husna, ―Persepsi Pemustaka terhadap
Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Semarang Sebagai Penunjang Bimbingan Belajar Studi
Kualitatif: Lembaga Bimbingan dan Pelatihan RADHWA‖ 4, No. 2 (2015), hal. 2–3. 56
Sarwono dan Sarlito Wirawan, Teori-Teori Psikologi Sosial (Jakarta: Rajawali, 1987),
hal. 37. 57
Surtano NS, Kamus Perpustakaan dan Informasi (Jakarta: Jala Permata, 2008), hal. 150.
45
2. Persepsi diri, yaitu pandangan yang terhadap diri sendiri yang
dapat mempengaruhi pembentukkan kesan pertama.
3. Situasi dan kondisi, yaitu pandangan terhadap seseorang yang
dipengaruhi oleh situasi atau kondisi tertentu.
4. Ciri yang ada pada diri orang lain, yaitu daya tarik fisik seseorang
yang dapat menimbulkan penilaian khusus pada saat pertama kali
bertemu.58
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi persepsi adalah stereotip, persepsi diri, situasi dan kondisi
serta ciri yang ada pada diri orang lain.
G. Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 006: 2011 Tentang
Perpustakaan Khusus
1. Gedung Perpustakaan
a. Luas bangunan sekurang-kurangnya 200 m2.
b. Memenuhi aspek kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan
keamanan bagi pemustaka.
c. Lantai bangunan yang digunakan untuk penempatan koleksi harus
memehui persyaratan kontruksi (minimal 400 kg/m2 atau
ekuivalen).
2. Lokasi
Lokasi perpustakaan terletak dalam satu gedung dengan lembaga
induk atau ditempat yang berdekatan dengan gedung lembaga induk.
58
Suwarno, Psikologi Perpustakaan, hal. 57–58.
46
3. Ruang Perpustakaan
Ruang perpustakaan terdiri dari ruang koleksi, ruang baca, dan
ruang serba guna.
4. Sarana Layanan dan Sarana Kerja
Perpustakaan mempunyai sarana layanan sekurang-kurangnya: rak
buku (4 buah); rak majalah (1 buah); meja baca (10 buah); meja kerja (2
buah); kursi baca (15 buah); perangkat komputer (2 unit).59
H. Penelitian Relevan
1. Penelitian pertama dilakukan oleh Ika Octaviani, mahasiswi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 yang berjudul “Pandangan
Pemustaka Terhadap Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten
Tangerang‖. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapat
pemustaka terhadap lokasi, bentuk gedung, dan kenyamanan di
Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang.Penelitian diatas
berkaitan dengan yang peneliti lakukan dalam penelitian. Penelitian
ini memiliki persamaan pada topik peneliti, yaitu sama-sama meneliti
tentang bagaimana tata ruang atau bentuk gedung, sama-sama
melakukan medote kuantitatif. Perbedaannya, peneliti ini lebih
mendalam untuk mengetahui bagaimana persepsi pemustaka terhadap
sarana dan tata ruang, lokasi, keselamatan, kesehatan, keamanan
gedung. Perbedaan lainnya pada lokasi/ tempat penelitian Ika
59
Standar Nasional Peprustakaan (SNP), hal. 58–59.
47
Octaviani di Perpustakaan Daerah Kabupaten Tangerang, sedangkan
penelitian ini dilakukan di Perpustakaan DPR RI.
2. Penelitian kedua dilakukan oleh Illona Rezky mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015 yang berjudul ‖Persepsi siswa terhadap tata
ruang sekolah: studi kasus pada perpustakaan labschool kebayoran‖.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana persepsi siswa terhadap
tata ruang perpustakaan Labschool Kebayoran. Penelitian ini
bertujuan untuk memahami persepsi siswa terhadap tata ruang
perpustakaan sekolah labschool kebayoran setelah di renovasi.
Penelitian ini memiliki persamaan pada topik dan metode penelitian,
yaitu sama-sama meneliti tentang bagaimana tata ruang di
perpustakaan dan sama-sama melakukan medote kuantitatif.
Perbedaannya, peneliti ini lebih mendalam untuk mengetahui
bagaimana persepsi pemustaka terhadap sarana dan tata ruang, lokasi,
keselamatan, kesehatan, keamanan gedung. Perbedaan lainnya pada
lokasi/ tempat penelitian Illona Rezky di Perpustakaan Labschool
Kebayoran, sedangkan penelitian ini dilakukakan di Perpustakaan
DPR RI.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.60
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada atau keadaan
gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Penelitian deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan evaluasi
sarana dan tata ruang perpustakaan DPR RI berdasarkan persepsi pemustaka
dan standar nasional perpustakaan.
B. Pendekatan Penelitian.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif adalah
analisis yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang merupakan
representasi dari suatu kuantitas (kuantitas murni) maupun angka yang
merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang
dikuantifikasikan).
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara
dari sumbernya. Dan data ini langsung diperoleh dengan cara
60
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),
hal. 7.
49
menyebarkan kuesioner kepada para pemustaka dan hasil observasi
terhadap Perpustakaan DPR RI.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh sumber-sumber yang
telah ada. Data sekunder dalam penelitian ini yang berupa bahan yang
ada di perpustakaan, penelitian dan laporan sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.61
Populasi adalah
wilayah generasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.62
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah anggota
Perpustakaan DPR RI yang jumlah 1.220 orang.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.63
Sampel
adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi
saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi.64
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah memilih secara kebetulan atau accidental sampling. Untuk
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Bineka
Cipta, 2013), hal. 173. 62
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 80. 63
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal. 174. 64
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS (Jakarta: Kencana, 2013), hal. 30.
50
menentukan jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus slovin
sebagai berikut:65
n =
Dimana :
n = Sampel
N = Populasi
e = Perkiraan tingkat kesalahan
kesalahan pengambilan yang masih dapat ditoleransi yaitu 0,1 atau
10%
Jadi sampel yang diambil:
n =
n =
n =
n = 92,42
Berdasarkan penghitungan di atas didapatkan jumlah responden adalah
92 orang.
65
Siregar, hal. 34.
51
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui cara
dan tahapan sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah usaha sadar untuk pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur standar.66
Pada
pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk mengetahui
informasi yang akurat dan jelas, sehingga dapat digambarkan secara
jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut. Observasi digunakan
untuk mengetahui bagaimana tata ruang Perpustalaan DPR RI dan
untuk mengetahui bagaimana tata ruang Perpustakaan DPR RI dilihat
dari SNP.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulkan data yang
dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.67
Kuesioner digunakan untuk menjawab rumusan masalah bagaimana
persepsi pemustaka terhadap tata ruang Perpustakaan DPR RI dilihat
dari aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan.
3. Studi
Studi perpustakaan adalah kajian atas literatur-literatur yang
sangat relevan sehingga topik yang dibahas di dalam penelitian ini
sebagai sumber-sumber tertulis yang bisa di dapat untuk dijadikan
66
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal. 265. 67
Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hal. 89.
52
landasan teori untuk memperkuat analisis data dalam penelitian ini.
Dan adapun data-data yang digunkan dalam studi perpustakaan ini
berupa data primer dan data sekunder.
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul semua, maka ada beberapa tahap selanjutnya
adalah mengolah data sehingga data sudah siap untuk dianalisa dan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan. Data diolah sebagai berikut:
1. Editing
Proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah
masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuannya
editing untuk mengkoreksi keslahan-kesalahan dan kekurangan data
yang terdapat pada catatan di lapangan.68
2. Tabulasi Data
Tabulasi data adalah penyusunan data ke dalam bentuk tabel.tujuan
tabulasi adalah agar data bisa mudah disusun, dijumlah, dan
mempermudah penataan data untuk disajikan secara dianalisa.69
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data
dengan mengelompokkan dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan
interprestasi. Analisis data berguna untuk mereduksikan data menjadi wujud
68
Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual
& SPSS, hal. 86. 69
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hal. 120.
53
yang dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi masalah
penelitian dapat ditelaah serti diuji.70
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif persentase. Deskriptif persentase diolah dengan
menggunakan cara frekuensi dibagi dengan jumlah responden dikali 100
persen. Rumusanya adalah sebagai berikut:
P = f / n X 100 %
Keterangan:
P : Prentase yang dicari
f : Frekuensi jawaban responden
n : Jumlah responden71
Adapun parameter yang digunakan untuk menafsirkan data ini adalah:
0% : Tidak satupun
1%-25% : Sebagian kecil
26%-49% : Hampir setengahnya
50% : Setengahnya
51%-75% : Sebagian besar
76%-99% : Hampir seluruhnya
100% : Seluruhnya72
Sedangkan dalam menganalisis data kuesioner yang telah disebarkan
kepada responden, maka penulis akan memberi bobot penilaian terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang disediakan. Dalam pemberian bobot penilaian
70
Silalahi Uber, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 332. 71
Anas Sudijono, Pengantar Statistic Pendidikan (Jakarta: Raja grafindo, 2009), hal. 43. 72
Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa
(Jakarta: Gramedia pustaka utama, 1992), hal. 10.
54
penulis menggunakan metode skala likert.Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.73
Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai jawaban dari sangat positif sampai dengan negatif, yaitu sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Namun untuk
menghindari responden memilih ragu-ragu, maka penulis hanya
menggunakan 4 penilaian untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat.
Untuk masing-masing penilaian tersebut, antara lain:
1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4
2. Setuju (S) diberi nilai 3
3. Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1.74
Langkah selanjutnya, dari setiap pertanyaan yang terdapat bobot
penilaian dikalikan dengan frekuensi jawaban dari responden, setelah
mendapatkan nilai atau skor dilakukan penjumlahan total nilai atau skor
yang diperoleh. Lalu hasil total nilai atau skor dibagi dengan jumlah
kuesioner yang disebarkan untuk mendapatkan nilai skor rat-rata. Rumus
dari nilai skor rata-rata sebagai berikut:
x = n
X
73
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 136. 74
W. Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, 2011), hal. 128.
55
Keterangan:
x (x bar atau x garis) = rata-rata x
x = Jumlah seluruh nilai x
n = Jumlah seluruh nilai n.75
Setelah mengetahui skor rata-rata dari tiap pertanyaan, maka tahap
berikutnya adalah menafsirkan skor rata-rata.Untuk menafsirkan skor rata-
rata, penulis menggunakan perhitungan skala interval. Unutuk menentukan
skala interval, yaitu dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi
dengan skor terrendah. Rumus skala internal, yaitu:
Sakala Interval = a(m-n) : b}
Keterangan:
a = Jumlah atribut
m = Skor tinggi
n = Skor rendah
b = Jumlah penelitian yang ingin dibentuk atau diterapkan.76
Skala penelitian yang diterapkan berjumlah empat, dimana skor
terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah empat, maka dapat dihitung
{1(4-1) : 4}= 0,75. Jadi jarak setiap titik adalah 0,75 sehingga dapat
diperoleh penelitian sebagai berikut: 77
1. Sangat Positif 3,28 – 4,03
2. Positif 2,52 – 3,27
75
Usman Husaini dan Akbar Purnomo Setiady, Pengantar Statistika (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), hal. 89. 76
Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen (Jakarta: Gramedia pustaka utama,
2004), hal. 202. 77
Simamora, hal. 203.
56
3. Negatif 1,76 – 2,51
4. Sangat Negatif 1,00 – 1,75
H. Tempat dan Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan DPR RI beralamat Jl.
Jendral Gatot Subroto, Rt 1/Rw 3, Gelora, tanah abang, Kota Jakarta Pusat,
daerah khusus ibu kota Jakarta. Penulis mengambil tema penelitian evaluasi
sarana dan tata ruang perpustakaan DPR RI berdasarkan persepsi.
Tabel 3.1
No
Jenis Kegiatan
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Mei Nov Januari Feb Juni Juli
1 Penyusunan proposal
2 Pengajuan proposal
3 Bimbingan skripsi
4 Penelitian
5 Penyusunan skripsi
6 Pengajuan sidang
7 Sidang skripsi
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjabarkan profil Perpustakaan DPR RI,
dimulai dari sejarah berdirinya perpustakaan hingga koleksi yang dimiliki
perpustakaan, serta menyajikan data yang disesuaikan dengan tujuan
pertama dan kedua. Adapun hasil dari data penelitian didapatkan dengan
dua metode pengumpulan data, yaitu observasi dan kuesioner/angket yang
disebarkan kepada seluruh pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan
DPR RI.
Untuk menjawab tujuan pertama, penulis menggunakan teknik
kuesioner/angket. Kuesioner/angket dengan dilihat dari unsur kesehatan dan
kebersihan, keselamatan, kenyamanan, keamanan dan disebarkan kepada 92
pengunjung Perpustakaan DPR RI dimulai pada tanggal 28 Feb 2018.
Untuk menjawab tujuan kedua, penulis menggunakan teknik
observasi, yaitu dengan berdasarkan SNP 006:2011 Perpustakaan Khusus
Instansi Pemerintah.
A. Profil Perpustakaan DPR RI
1. Sejarah
Perpustakaan DPR RI adalah perpustakaan khusus, mulai berdiri
sejalan dengan dimulainya sejarah Parlemen (Volksraad) di Indonesia
pada 16 Desember 1916 (Volksraad diakui secara kelembagaan pada 18
Mei 1918), berlokasi di Taman Pejambon 2, Jakarta Pusat.
58
Sekitar tahun 1951, pada saat Pemerintah Negara Indonesia masih
berbentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berkedudukan
di Yogyakarta, Perpustakaan pindah ke Yogyakarta. Perpustakaan ini
merupakan kelanjutan dari ―Bibliotheca Volksraad‖, milik pemerintah
Hindia Belanda di Indonesia, sehingga sebagian koleksinya merupakan
peninggalan dari Perpustakaan ―Volksraad‖.
Sejak ibu kota pemerintah Republik Indonesia pindah ke Jakarta,
perpustakaan ditempatkan di Gedung yang berlokasi di Lapangan
Banteng, yang sekarang menjadi Gedung Balai Pustaka dan kemudian
mengalami beberapa kali pemindahan sebagai berikut:
a. Tahun 1965, pada saat gedung Canefo dibangun. Perpustakaan
pindah ke Gedung DPR RI Senayan atau Gedung Pemuda.
b. Tahun 1968, Perpustakaan pindah ke Gedung DPR RI di jalan
Gatot Subroto, di basement
c. Tahun 1970, Perpustakaan menempati Lantai 2 Gedung Setjen
DPR RI di ruang Pustaka Loka lantai 1
d. Tahun 1985, Perpustakaan menempati Ruang Pustaka Loka Lantai
1
e. Tahun 1997, Perpustakaan pindah ke Gedung Nusantara I lantai 3
(merupakan tempat administrasi & pengolahan Perpustakaan) dan
lantai 4 (berisi layanan audio visual, koleksi majalah, ruang baca
koran, ruang anggota dewan, ruang koleksi umum, ruang koleksi
PBB & World Bank, ruang produk DPR, ruang perundang-
undangan)
59
f. Tahun 2003, Perpustakaan pindah ke Gedung Nusantara I Press
Room lantai 1 dan 23 (merupakan tempat administrasi)
g. Maret 2005, Perpustakaan menempati Gedung Paripurna Nusantara
II lantai 1, 2, dan 3 hingga sekarang.
2. Visi dan Misi
a. Visi perpustakaan adalah menjadi perpustakaan parlemen yang
unggul dengan ragam informasi, koleksi, dan layanan untuk
mendukung tugas dan fungsi DPR RI.
b. Misi perpustakaan adalah menyediakan layanan data dan informasi
yang cepat, tepat, akurat, terbarukan, dan terus menerus secara
berkala kepada Anggota DPR RI beserta sistem pendukungnya
3. Tugas dan Fungsi
Perpustakaan DPR RI memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengelolaan perpustakaan
b. Melaksanakan pengadaan bahan pustaka
c. Melaksanakan pemeliharaan bahan pustaka
d. Melaksanakan pelayanan jasa perpustakaan
4. Tujuan
Pengelolaan perpustakaan DPR RI diarahkan untuk:
a. Mewujudkan sistem pengelolaan perpustakaan yang terintegrasi
secara kelembagaan
b. Meningkatkan pelayanan perpustakaan
c. Meningkatkan minat baca kepada pengguna perpustakaan
d. Menyediakan koleksi terbitan DPR RI
60
e. Meningkatkan hubungan antar unit kerja dalam pengumpulan
informasi di DPR RI
5. Sasaran
Sasaran pengelolaan perpustakaan DPR RI adalah:
a. Meningkatnya pengadaan koleksi melalui kelengkapan bahan
pustaka dan referensi secara up to date dan relevan baik manual
maupun online sesuai standar yang mendukung tugas-tugas
Anggota DPR RI
b. Meningkatkan pengolahan koleksi melalui dukungan SDM yang
ahli dan terampil di bidangnya dan terciptanya sistem pengolahan
yang efektif
c. Meningkatkan layanan perpustakaan yang berkualitas melalui
sistem layanan yang modern dan berorientasi pada pemakai
d. Meningkatkan promosi perpustakaan dalam rangka sosialisasi
layanan perpustakaan.
6. Layanan
a. Layanan Sirkulasi
1) Peminjaman – Pengembalian
2) Perpanjangan Koleksi
3) Pemesanan
b. Layanan Referensi
Information Retrieval Service (Jasa Penelusuran Informasi)
di tempat, melalui e-mail dan telepon
61
c. Layanan Literasi Informasi
Bimbingan kepada pemustaka
7. Waktu layanan
a. Senin – Kamis
1. 09.00 – 12.00
2. 12.00 – 13.00 (istirahat)
3. 13.00 – 16.00
b. Jum’at
1. 09.00 – 11.30
2. 11.30 – 13.00 (istirahat)
3. 13.00 – 16.00
8. Dasar Hukum
a. UU RI No. 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak &
Karya Rekam
b. UU RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
c. UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik
d. UU RI No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
e. UU RI No. 17 Tahun 2014 tentang MD3
f. Peraturan DPR RI No. 1 Tahun 2009 tentang Tata Tertib
g. Peraturan Sekjen DPR RI No. 400/Sekjen/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal DPR RI
h. Standar Perpustakaan Khusus, Perpustakaan Nasional, Tahun 2013
62
i. Keputusan BURT DPR RI No. 14/BURT/DPR RI/II/2011-2012
tentang Pedoman Pengelolaan Perpustakaan DPR RI
9. Sumber Daya Manusia
Terdiri atas 17 orang pegawai, dengan pembagian sebagai berikut:
9 Pustakawan dan 8 non pustakawan
Tabel 4.1
No Nama Gol Jabatan Pendidikan
1 Witingsih Yuhelmi,
S.E., M.M. IV/b
Kepala Bidang
Perpustakaan
Manajemen
Keuangan dan
Perbankan
2 Hasanul Kabri, S.S.,
M.Si. III/d Pengadministrasi Umum Ilmu Komunikasi
3 Gesuriana III/b Pengadministrasi Umum
4 Aan Nurmawati III/b Pengadministrasi Umum
5 Bambang Sutadji III/b Pengadministrasi Umum
6 Agus Yamin III/b Pengadministrasi Umum
7 Rini Widyastuti III/b Pengadministrasi Umum Ilmu Perpustakaan
8 Rossy Indriaty
Yustisiasari II/c Pengadministrasi Umum
9 Nando, S.E., M.E. III/d Pengadministrasi Umum
Ekonomi
10 Djati Ardhani, S.IP. III/b Pengadministrasi Umum
Fisip
11 Magfira, S.IP. III/c Pengadministrasi Umum
Fisip
12 Desti Ariesti Rohim,
S.Sos. III/b
Pengadministrasi Umum
13 Tenny Rosanti, S.Sos.,
M.Si. III/d Pustakawan Muda Administrasi Publik
14 Lusida Rismaria
Sitompul III/d Pustakawan Penyelia Ilmu Perpustakaan
15 Yat Afiatna Sisyadi III/c Pustakawan Penyelia Ilmu Perpustakaan
16 Rosidah, A.Md. III/c Pustakawan Penyelia Ilmu Perpustakaan
17 Qatriatna Widiasti
Soeharto, S.Hum. III/a Pustakawan Pertama Ilmu Perpustakaan
18 Mustika Wati, S.Sos.,
M.Hum. III/a Pustakawan Pertama Ilmu Perpustakaan
19 Ridwan Faridan, S.Sos. III/a Pustakawan Pertama Ilmu Perpustakaan
20 Indira Nadya
Paramitha, S.Hum. III/a Pustakawan Pertama Ilmu Perpustakaan
21 Widya Chalid, S.H. III/a Pustakawan Pertama Ilmu Hukum
63
B. Hasil Penelitian
1. Persepsi Pemustaka Terhadap sarana dan Tata Ruang
Perpustakaan DPR RI dilihat dari Unsur Kesehatan dan
Kebersihan, Keselamatan, Kenayamanan, Keamanan.
Penulis mengidentifikasi pengunjung berdasarkan jenis kelamin,
hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan gender terhadap
kebiasaan ke perpustakaan, untuk lebih jelas lihat tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin F P
Laki-Laki 50 54.34%
Perempuan 42 45.65%
Jumlah 92 100%
Tabel diatas menunjukan jenis kelamin responden. Tabel ini
menunjukan bahwa dari 92 responden, sebanyak 50 orang berjenis
kelamin laki-laki (54.34%) dan 42 orang berjenis kelamin perempuan
(45.65%). Artinya sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki
dan hampir setengahnya berjenis kelamin perempuan.
Berikut merupakan tabel mengenai Pertanyaan umum yang
berkaitan dengan keanggotaan, frekuensi dan tujuan pemustaka
berkunjung ke perpustakaan DPR RI.
Tabel 4.3
Keanggotaan Responden Terdaftar Menjadi Anggota
Terdaftar Menjadi Anggota F P
Iya 37 40.21%
Tidak 55 59.78%
Jumlah 92 100%
64
Dari tabel diatas diketahui sebanyak 37 responden atau 40,21%
terdaftar menjadi anggota perpustakaan DPR RI dan selebihnya
sebanyak 55 responden atau 59,78% tidak terdaftar menjadi anggota
perpustakaan DPR RI. Artinya sebagian besar responden tidak terdaftar
menjadi anggota perpustakaan DPR RI dan hampir setengahnya
terdaftar menjadi anggota perpustakaan DPR RI
Tabel 4.4
Frekuensi Kunjungan dalam Seminggu
Frekuensi Kunjungan F P
Satu Kali 40 43,47%
Dua kali 18 19,56%
Tiga Kali 11 11.95%
>Tiga Kali 23 25%
Jumlah 92 100%
Dari tabel di atas diketahui sebanyak 40 atau 43.47% responden
mendatangi perpustakaan DPR RI satu kali dalam seminggu. Sebanyak
18 atau 19,56% responden mendatangi perpustakaan DPR RI dua kali
dalam seminggu, sebanyak 11 responden atau 11.95% responden
mendatangi Perpustakaan DPR RI sebanyak tiga kali dalam seminggu
dan sebanyak 23 responden atau 25% mendatangi Perpustakaan DPR
RI lebih dari tiga kali dalam seminggu. Artinya hamper setengahnya
responden mengunjungi Perpustakaan DPR RI sebanyak satu kali
dalam seminggu, sebagian kecil mengunjungi perpustakaan DPR RI
sebanyak dua kali dalam seminggu, sebagian kecil tiga kali dalam
seminggu dan sebagian kecil lainnya lebih dari tiga kali dalam
seminggu.
65
Tabel 4.5
Tujuan mendatangi Perpustakaan DPR RI
Tujuan Kunjungan F P
Mengerjakan Tugas 27 29.34%
Meminjam/ mengembalikan koleksi 16 17.39%
Mengisi waktu luang 31 33.69%
Lainnya 18 19.56%
Jumlah 92 100%
Dari tabel di atas diketahui sebanyak 27 responden atau 29.34%
mengunjungi Perpustakaan DPR RI untuk mengerjakan tugas.
Sebanyak 16 responden atau 17.39% mengunjungi Perpustakaan DPR
RI untuk meminjam/ mengembalikan koleksi. Sebanyak 31 responden
atau 33.69% mengunjungi Perpustakaan DPR RI untuk mengisi waktu
luang dan 18 responden atau 19.56% mengunjungi Perpustakaan DPR
RI untuk hal lainnya yang tidak disebutkan. Artinya Hampir
setengahnya dari responden datang ke perpustakaan DPR RI untuk
mengerjakan tugas, sebagian kecil lainnya untuk meminjam atau
mengembalikan koleksi, hampir setengahnya untuk mengisi waktu
luang dan sebagian kecil lainnya untuk kegiatan lainnya yang tidak
dijelaskan secara rinci.
66
a. Sarana Perpustakaan DPR RI ditinjau dari:
1) Unsur Kesehatan dan Kebersihan
Tabel 4.6
Rak Koleksi Buku ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobo
t
Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 25 100 27,17%
Setuju 3 64 192 69,56%
Tidak Setuju 2 3 6 3,26%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 298 100%
Skor Rata-Rata X= 298/92=3,23
Dari tabel 4.6 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana rak koleksi buku
berjumlah 25 orang (27,17%) menyatakan sangat setuju, 64 orang
(69,56%) menyatakan setuju, 3 orang (3.26%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,23 pemustaka
menyatakan positif. Artinya rak koleksi buku di Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
Tabel 4.7
Rak Surat Kabar ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19,56%
Setuju 3 64 192 69,56%
Tidak Setuju 2 10 20 10,9%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 284 100%
Skor Rata-Rata X = 284/92 = 3,08
67
Dari tabel 4.7 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana rak surat kabar
berjumlah 18 orang (19,56%) menyatakan sangat setuju, 64 orang
(69,56%) menyatakan setuju, 10 orang (10,9%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,08 pemustaka
menyatakan positif. Artinya rak surat kabar Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
Tabel 4.8
Rak Majalah ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19,56%
Setuju 3 57 171 61,95%
Tidak Setuju 2 17 34 18,5%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 277 100%
Skor Rata-Rata X = 277/92 = 3,01
Dari tabel 4.8 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana rak majalah
berjumlah 18 orang (19,56%) menyatakan sangat setuju, 57 orang
(61,95%) menyatakan setuju, 17 orang (18,5%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,01 pemustaka
menyatakan positif. Artinya rak majalah Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
68
Tabel 4.9
Rak Referensi ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 14,13%
Setuju 3 70 210 76,08%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 280 100%
Skor Rata-Rata X= 280/92 = 3.04
Dari tabel 4.9 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana rak referensi
berjumlah yaitu 13 orang (14,13%) menyatakan sangat setuju, 70
orang (76,08%) menyatakan setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan
tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,04 pemustaka
menyatakan positif. Artinya rak referensi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi aspek kesehatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
Tabel 4.10
Meja ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 28 112 30,43%
Setuju 3 55 165 59,78%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 295 100%
Skor Rata-Rata X = 295/92 = 3,20
Dari tabel 4.10 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana meja berjumlah 28
orang (30,43%) menyatakan sangat setuju, 55 orang (59,78%)
69
menyatakan setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-
rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,20 pemustaka menyatakan
positif. Artinya meja Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
Tabel 4.11
Bangku/Kursi ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 31 124 33,69%
Setuju 3 51 153 55,43%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 297 100%
Skor Rata-Rata X = 297/92 = 3,22
Dari tabel 4.11 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana bangku/kursi
berjumlah 31 orang (33,69%) menyatakan sangat setuju, 51 orang
(55,43%) menyatakan setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,22 pemustaka
menyatakan positif. Artinya bangku/kursi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
70
Tabel 4.12
Komputer ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bob
ot
Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 25 100 27,17%
Setuju 3 57 171 61,95%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 291 100%
Skor Rata-Rata X = 291/92 = 3,16
Dari tabel 4.12 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana komputer berjumlah
25 orang (27.17%) menyatakan sangat setuju, 57 orang (61,95%)
menyatakan setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-
rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,16 pemustaka menyatakan
positif. Artinya komputer Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi
unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
Tabel 4.13
Tempat Sholat ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 29 116 31,52%
Setuju 3 56 168 64,13%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 298 100%
Skor Rata-Rata X = 298/92 = 3,23
Dari tabel 4.13 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana tempat sholat
berjumlah 29 orang (31,52%) menyatakan sangat setuju, 56 orang
71
(64,13%) menyatakan setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,23 pemustaka
menyatakan positif. Artinya tempat sholat Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27
Tabel 4.14
Toilet ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 24 96 26,08%
Setuju 3 61 183 66,30%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 293 100%
Skor Rata-Rata X = 293/92 = 3,18
Dari tabel 4.14 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana toilet berjumlah 24
orang (26,08%) menyatakan sangat setuju, 61 orang (66,30%)
menyatakan setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-
rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,18 pemustaka menyatakan
positif. Artinya toilet Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
72
Tabel 4.15
Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari unsur kesehatan dan
kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 23 92 25%
Setuju 3 49 147 53,26%
Tidak Setuju 2 16 32 17,39%
Sangat Tidak
Setuju
1 4 4 4,34%
Jumlah 92 275 100%
Skor Rata-Rata X = 275/92 = 2,98
Dari tabel 4.15 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kebersihan dan kesehatan terhadap sarana lemari penyimpanan
tas berjumlah 23 orang (25%) menyatakan sangat setuju, 49 orang
(53,26%) menyatakan setuju, 16 orang (17,39%) menyatakan tidak
setuju, dan 4 orang (4,34%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,98 pemustaka
menyatakan positif. Artinya lemari penyimpanan tas Perpustakaan
DPR RI sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52–3,27.
2) Unsur Keselamatan
Tabel 4.16
Rak Koleksi Buku ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 19 76 20,65%
Setuju 3 71 213 77,17%
Tidak Setuju 2 2 4 2,17%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 293 100%
Skor Rata-Rata X = 293/92 = 3,18
Dari tabel 4.16 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana rak koleksi buku berjumlah 19
73
orang (20,65%) menyatakan sangat setuju, 71 orang (77,17%)
menyatakan setuju, 2 orang (2,17%) menyatakan tidak setuju, dan
tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-
rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,18 pemustaka menyatakan
positif. Artinya rak koleksi buku Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselematan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.17
Rak Surat Kabar ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 17 68 18,47%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 4 4 4,34%
Jumlah 92 276 100%
Skor Rata-Rata X = 276/92 = 3
Dari tabel 4.17 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana rak surat kabar berjumlah 17 orang
(18,47%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%) menyatakan
setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan tidak setuju, dan 4 orang (4,34%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3 pemustaka menyatakan positif. Artinya rak surat
kabar Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
74
Tabel 4.18
Rak Majalah ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 19 76 20,65%
Setuju 3 54 162 58,69%
Tidak Setuju 2 19 38 20,65%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 276 100%
Skor Rata-Rata X = 276/92 = 3
Dari tabel 4.18 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana rak majalah berjumlah 19 orang
(20,65%) menyatakan sangat setuju, 54 orang (58,69%) menyatakan
setuju, 19 orang (20,65%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3 pemustaka menyatakan positif. Artinya rak
majalah Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.19
Rak Referensi ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 16 64 17,39%
Setuju 3 69 207 75%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 285 100%
Skor Rata-Rata X = 285/92 = 3,09
Dari tabel 4.19 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana rak referensi berjumlah 16 orang
(17,39%) menyatakan sangat setuju, 69 orang (75%) menyatakan
setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
75
disimpulkan bahwa 3,09 pemustaka menyatakan positif. Artinya rak
referensi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.20
Meja ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 22 88 23,91%
Setuju 3 66 198 71,73%
Tidak Setuju 2 4 8 4,34%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 294 100%
Skor Rata-Rata X = 294/92 = 3,19
Dari tabel 4.20 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana meja berjumlah 22 orang (23,91%)
menyatakan sangat setuju, 66 orang (71,73%) menyatakan setuju, 4
orang (4,34%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,19 pemustaka menyatakan psitif. Artinya meja
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27
Tabel 4.21
Bangku/Kursi ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 23 92 100%
Setuju 3 64 192 69,56%
Tidak Setuju 2 5 10 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 294 100%
Skor Rata-Rata X = 294/92 = 3,19
76
Dari tabel 4.21 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana bagku/kursi berjumlah 23 orang
(100%) menyatakan sangat setuju, 64 orang (69,56%) menyatakan
setuju, 5 orang (10,86%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,19 pemustaka menyatakan positif. Artinya
bangku/kursi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
keselematan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.22
Komputer ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 22 88 23,91%
Setuju 3 63 189 68,47%
Tidak Setuju 2 5 10 5,43%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 289 100%
Skor Rata-Rata X = 289/92 = 3,14
Dari tabel 4.22 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana komputer berjumlah 22 orang
(23,91%) menyatakan sangat setuju, 63 orang (68,47%) menyatakan
setuju, 5 orang (5,43%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2,17%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,14 pemustaka menyatakan positif. Artinya
komputer Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
77
Tabel 4.23
Tempat Sholat ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 28 112 30,43%
Setuju 3 55 165 59,78%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 295 100%
Skor Rata-Rata X = 295/92 = 3,20
Dari tabel 4.23 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana tempat sholat berjumlah 28 orang
(30,43%) menyatakan sangat setuju, 55 orang (59,78%) menyatakan
setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,20 pemustaka menyatakan positif. Artinya tempat
sholat Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.24
Toilet ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 19 76 20,65%
Setuju 3 70 210 76,08%
Tidak Setuju 2 2 4 2,17%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 291 100%
Skor Rata-Rata X = 291/92 = 3,16
Dari tabel 4.24 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana toilet berjumlah 19 orang
(20,65%) menyatakan sangat setuju, 70 orang (76,08%) menyatakan
setuju, 2 orang (2,17%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1,08%)
78
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,16 pemustaka menyatakan positif. Artinya toilet
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselematan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.25
Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 16 64 17,39%
Setuju 3 53 159 57,60%
Tidak Setuju 2 18 36 19,56%
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5,43%
Jumlah 92 264 100%
Skor Rata-Rata X = 264/92 = 2,86
Dari tabel 4.25 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap sarana lemari penyimpanan tas berjumlah
16 orang (17,39%) menyatakan sangat setuju, 53 orang (57,60%)
menyatakan setuju, 18 orang (19,56%) menyatakan tidak setuju, dan 5
orang (5,43%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,86 pemustaka menyatakan positif.
Artinya lemari penyimpanan tas Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselematan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
79
3) Unsur Kenyamanan
Tabel 4.26
Rak Koleksi Buku ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 24 96 26,08%
Setuju 3 62 186 28,26%
Tidak Setuju 2 6 12 6,52%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 294 100%
Skor Rata-Rata X = 294/92 = 3,19
Dari tabel 4.26 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana rak koleksi buku berjumlah 24
orang (26,08%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (28,26%)
menyatakan setuju, 6 orang (6,52%) menyatakan tidak setuju, dan tidak
ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di
atas dapat disimpulkan bahwa 3,19 pemustaka menyatakan positif.
Artinya rak koleksi buku Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.27
Rak Surat Kabar ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 17 68 18,47%
Setuju 3 66 198 71,73%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 284 100%
Skor Rata-Rata X = 284/92 = 3,08
Dari tabel 4.27 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana rak surat kabar berjumlah 17 orang
80
(18,47%) menyatakan sangat setuju, 66 orang (71,73%) menyatakan
setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,08 pemustaka menyatakan positif. Artinya rak
surat kabar Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.28
Rak Majalah ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 21 84 22,82%
Setuju 3 52 156 65,52%
Tidak Setuju 2 19 38 20,65%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 278 100%
Skor Rata-Rata X = 278/92 = 3,02
Dari tabel 4.28 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana rak majalah berjumlah 21 orang
(22,82%) menyatakan sangat setuju, 52 orang (65,52%) menyatakan
setuju, 19 orang (20,65%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada
yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas
dapat disimpulkan bahwa 3,02 pemustaka menyatakan positif. Artinya
rak majalah Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
81
Tabel 4.29
Rak Referensi ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 14,13%
Setuju 3 66 198 71,73%
Tidak Setuju 2 12 24 13,04%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 275 100%
Skor Rata-Rata X = 275/92 = 2,98
Dari tabel 4.29 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana rak referensi berjumlah 13 orang
(14,13%) menyatakan sangat setuju, 66 orang (71,73%) menyatakan
setuju, 12 orang (13,04%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang
(1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas
dapat disimpulkan bahwa 2,98 pemustaka menyatakan positif. Artinya
rak referensi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.30
Meja ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19,56%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 12 24 13,04%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 282 100%
Skor Rata-Rata X = 282/92 = 3,06
Dari tabel 4.30 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana meja berjumlah 18 orang (19,56%)
menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%) menyatakan setuju, 12
82
orang (13,04%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,06 pemustaka menyatakan positif. Artinya meja
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.31
Bangku/Kursi ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 23 92 25%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 292 100%
Skor Rata-Rata X = 292/92 = 3,17
Dari tabel 4.31 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana bangku/kursi berjumlah 23 orang
(25%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%) menyatakan
setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,17 pemustaka menyatakan positif. Artinya
bangku/kursi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
83
Tabel 4.32
Komputer ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 24 96 26,08%
Setuju 3 57 171 61,95%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 288 100%
Skor Rata-Rata X = 288/92 = 3,13
Dari tabel 4.32 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana komputer berjumlah 24 orang
(26,08%) menyatakan sangat setuju, 57 orang (61,95%) menyatakan
setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang
(1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di
atas dapat disimpulkan bahwa 3,13 pemustaka menyatakan positif.
Artinya komputer Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.33
Tempat Sholat ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 27 108 29,34%
Setuju 3 51 153 55,43%
Tidak Setuju 2 14 28 15,21%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 289 100%
Skor Rata-Rata X = 289/92 = 3,14
Dari tabel 4.33 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana tempat sholat berjumlah 27 orang
(29,34%) menyatakan sangat setuju, 51 orang (55,43%) menyatakan
84
setuju, 14 orang (15,21%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,14 pemustaka menyatakan positif. Artinya tempat
sholat Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.34
Toilet ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 22 88 23,91%
Setuju 3 64 192 69,56%
Tidak Setuju 2 4 8 4,34%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 290 100%
Skor Rata-Rata X 290/92 = 3,15
Dari tabel 4.34 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana toilet berjumlah 22 orang
(23,91%) menyatakan sangat setuju, 64 orang (69,56%) menyatakan
setuju, 4 orang (4,34%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2,17%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,15 pemustaka menyatakan positif. Artinya toilet
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
85
Tabel 4.35
Lemari Penyimpnan Tas ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 19 76 20,65%
Setuju 3 52 156 56,52%
Tidak Setuju 2 15 30 16,30%
Sangat Tidak
Setuju
1 6 6 6,52%
Jumlah 92 268 100%
Skor Rata-Rata X = 268/92 = 2,91
Dari tabel 4.35 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap sarana lemari penyimpanan tas berjumlah
19 orang (20,65%) menyatakan sangat setuju, 52 orang (56,52%)
menyatakan setuju, 15 orang (16,30%) menyatakan tidak setuju, dan 6
orang (6,52%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-
rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,91 pemustaka menyatakan
positif. Artinya lemari penyimpanan tas Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
4) Unsur Keamanan
Tabel 4.36
Rak Koleksi Buku ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 21 84 22,82%
Setuju 3 48 144 52,17%
Tidak Setuju 2 20 40 21,73%
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3,26%
Jumlah 92 271 100%
Skor Rata-Rata X = 271/92 = 2,94
Dari tabel 4.36 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana rak koleksi buku berjumlah 21 orang
86
(22,82%) menyatakan sangat setuju, 48 orang (52,17%) menyatakan
setuju, 20 orang (21,73%) menyatakan tidak setuju, dan 3 orang
(3,26%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas
dapat disimpulkan bahwa 2,94 pemustaka menyatakan positif. Artinya
rak koleksi buku Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-
rata 2,52-3,27.
Tabel 4.37
Rak Surat Kabar ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 16 48 17,39%
Setuju 3 56 168 60,86%
Tidak Setuju 2 20 40 21,73%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 256 100%
Skor Rata-Rata X = 256/92 = 2,78
Dari tabel 4.37 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana rak surat kabar berjumlah 16 orang
(17,39%) menyatakan sangat setuju, 56 orang (60,86%) menyatakan
setuju, 20 orang (21,73%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 2,78 pemustaka menyatakan positif. Artinya rak
surat kabar Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
87
Tabel 4.38
Rak Majalah ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 47 141 51,08%
Tidak Setuju 2 30 60 32,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 258 100%
Skor Rata-Rata X = 258/92 = 2,80
Dari tabel 4.38 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana rak majalah berjumlah 14 orang
(15,21%) menyatakan sangat setuju, 47 orang (51,08%) menyatakan
setuju, 30 orang (32,60%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang
(1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas
dapat disimpulkan bahwa 2,80 pemustaka menyatakan positif. Artinya
rak majalah Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.39
Rak Referensi ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuen
si
Skor Persentase
Sangat Setuju 4 16 64 17,39%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 13 26 14,13%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 277 100%
Skor Rata-Rata X = 277/92 = 3,01
Dari tabel 4.39 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana rak referensi berjumlah 16 orang
(17,39%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%) menyatakan
88
setuju, 13 orang (14,13%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang
(1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas
dapat disimpulkan bahwa 3,01 pemustaka menyatakan positif. Artinya
rak referensi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.40
Meja ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19,56%
Setuju 3 69 209 75%
Tidak Setuju 2 5 10 5,43%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 291 100%
Skor Rata-Rata X = 291/92 = 3,16
Dari tabel 4.40 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana meja berjumlah 18 orang (19,56%)
menyatakan sangat setuju, 69 orang (75%) menyatakan setuju, 5 orang
(5,43%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan
sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan
bahwa 3,16 pemustaka menyatakan positif. Artinya meja Perpustakaan
DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
89
Tabel 4.41
Bangku/Kursi ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 20 80 21,73%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3,26%
Jumlah 92 283 100%
Skor Rata-Rata X = 283/92 = 3,07
Dari tabel 4.41 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana bangku/kursi berjumlah 20 orang
(21,73%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%) menyatakan
setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju, dan 3 orang (3,26%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,07 pemustaka menyatakan positif. Artinya
bangku/kursi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.42
Komputer ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 22 88 23,91%
Setuju 3 60 180 65,21%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3,26%
Jumlah 92 285 100%
Skor Rata-Rata X = 285/92 = 3,09
Dari tabel 4.42 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana komputer berjumlah 22 orang
(23,91%) menyatakan sangat setuju, 60 orang (65,21%) menyatakan
90
setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju, dan 3 orang (3,26%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,09 pemustaka menyatakan positif. Artinya
komputer Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.43
Tempat Sholat ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 25 100 27,17%
Setuju 3 55 165 59,78%
Tidak Setuju 2 12 24 13,4%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 289 100%
Skor Rata-Rata X = 289/92 = 3,14
Dari tabel 4.43 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana tempat sholat berjumlah 25 orang
(27,17%) menyatakan sangat setuju, 55 orang (59,78%) menyatakan
setuju, 12 orang (13,4%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,14 pemustaka menyatakan positif. Artinya tempat
sholat Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
91
Tabel 4.44
Toilet ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 19 76 20,65%
Setuju 3 68 204 73,91%
Tidak Setuju 2 4 8 4,34%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 289 100%
Skor Rata-Rata X = 289/92 = 3,14
Dari tabel 4.44 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana toilet berjumlah 19 orang (20,65%)
menyatakan sangat setuju, 68 orang (73,91%) menyatakan setuju, 4
orang (4,34%) menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1,08%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,14 pemustaka menyatakan positif. Artinya toilet
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.45
Lemari Penyimpanan Tas ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuen
si
Skor Persentase
Sangat Setuju 4 20 80 21,73%
Setuju 3 33 99 35,86%
Tidak Setuju 2 33 66 35,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 6 6 6,52%
Jumlah 92 251 100%
Skor Rata-Rata X = 251/92 = 2,72
Dari tabel 4.45 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap sarana lemari penyimpanan tas berjumlah 20
orang (21,73%) menyatakan sangat setuju, 33 orang (35,86%)
menyatakan setuju, 33 orang (35,86%) menyatakan tidak setuju, dan 6
92
orang (6,52%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,72 pemustaka menyatakan positif.
Artinya lemari penyimpanan tas Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian, maka skor rata-rata 2,52-3,27.
b. Tata Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari :
1) Unsur Kesehatan dan Kebersihan
Tabel 4.46
Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kesehatan dan
kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19.56%
Setuju 3 60 180 65.21%
Tidak Setuju 2 13 26 14.13%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 279 100%
Skor Rata-Rata X = 279/92 = 3,03
Dari tabel 4.46 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang luas ruang
Perpustakaan DPR RI berjumlah 18 orang (19,56%) menyatakan sangat
setuju, 60 orang (65,21%) menyatakan setuju, 13 orang (14,13%)
menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,03
pemustaka menyatakan positif. Artinya luas ruang Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
93
Tabel 4.47
Luas Ruang Koleksi ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 63 189 68,47%
Tidak Setuju 2 15 30 16,30%
Sangat Tidak
Setuju
1 4 4 4,34%
Jumlah 92 263 100%
Skor Rata-Rata X = 263/92 = 2,85
Dari tabel 4.47 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang luas ruang koleksi
berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 63 orang
(68,47%) menyatakan setuju, 15 orang (16,30%) menyatakan tidak
setuju, dan 4 orang (4,34%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,85 pemustaka
menyatakan positif. Artinya luas ruang koleksi Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.48
Luas Ruang Baca ditinjau dari unsur Kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19.56%
Setuju 3 59 177 64.13%
Tidak Setuju 2 13 26 14.13%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2.17%
Jumlah 92 277 100%
Skor Rata-Rata X = 277/92 = 3,01
Dari tabel 4.48 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang luas ruang baca
berjumlah 18 orang (19,56%) menyatakan sangat setuju, 59 orang
94
(64,13%) menyatakan setuju, 13 orang (14,13%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,01 pemustaka
menyatakan positif. Artinya luas ruang baca Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi aspek kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka
dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.49
Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kesehatan dan
kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 20 80 21,73%
Setuju 3 61 183 66,30%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 283 100%
Skor Rata-Rata X = 283/92 = 3,07
Dari tabel 4.49 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang lokasi Perpustakaan
DPR RI berjumlah 20 orang (21,73%) menyatakan sangat setuju, 61
orang (66,30%) menyatakan setuju, 9 orang (9,78%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,07 pemustaka
menyatakan positif. Artinya lokasi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemusta dengan dilihat
dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
95
Tabel 4.50
Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kesehatan
dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 20 80 21,73%
Setuju 3 61 183 66,30%
Tidak Setuju 2 9 18 9,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 283 100%
Skor Rata-Rata X = 283/92 = 3,07
Dari tabel 4.50 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang pencahayaan
Perpustakaan DPR RI berjumlah 20 orang (21,73%) menyatakan sangat
setuju, 61 orang (66,30%) menyatakan setuju, 9 orang (9,78%)
menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,07
pemustaka menyatakan positif. Artinya pencahayaan Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi unsur kesehatan bagi pemustaka dengan dilihat
dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.51
Rak Buku/Koleksi ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 64 192 69,56%
Tidak Setuju 2 14 28 15,21%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 270 100%
Skor Rata-Rata X = 270/92 = 2,93
Dari tabel 4.51 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan terhadap tata ruang rak buku/koleksi berjumlah 12
orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 64 orang (69,56%)
96
menyatakan setuju, 14 orang (15,21%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,93 pemustaka menyatakan positif.
Artinya tata ruang rak buku/koleksi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.52
Letak Meja Peminjaman/Sirkulasi ditinjau dari unsur kesehatan dan
kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 14,13%
Setuju 3 43 129 46,73%
Tidak Setuju 2 36 72 39,13%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 253 100%
Skor Rata-Rata X = 253/92 = 2,75
Dari tabel 4.52 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan terhadap tata ruang letak meja peminjaman/sirkulasi
berjumlah 13 orang (14,13%) menyatakan sangat setuju, 43 orang
(46,73%) menyatakan setuju, 36 orang (39,13%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,75 pemustaka
menyatakan positif. Artinya letak meja peminjaman/sirkulasi
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi kesehatan dan kebersihan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata berada pada
2,52-3,27.
97
Tabel 4.53
Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari unsur kesehatan dan
kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 43 129 46,73%
Tidak Setuju 2 32 64 34,78%
Sangat Tidak
Setuju
1 5 5 5,43%
Jumlah 92 246 100%
Skor Rata-Rata X = 246/92 = 2,67
Dari tabel 4.53 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang rak koleksi buku
berjumlah 12 orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 43 orang
(46,73%) menyatakan setuju, 32 orang (34,78%) menyatakan tidak
setuju, dan 5 orang (5,43%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,67 pemustaka
menyatakan positif. Artinya letak lemari penitipan tas Perpustakaan
DPR RI sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.54
Sirkulasi Udara ditinjau dari unsur kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 17 68 18,47%
Setuju 3 60 180 65,21%
Tidak Setuju 2 15 30 16,30%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 278 100%
Skor Rata-Rata X = 278/92 = 3,02
Dari tabel 4.54 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan terhadap tata ruang sirkulasi udara di Perpustakaan
DPR RI berjumlah 17 orang (18,47%) menyatakan sangat setuju, 60
98
orang (65,21%) menyatakan setuju, 15 orang (16,30%) menyatakan
tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,02 pemustaka
menyatakan positif. Artinya sirkulasi udara di ruang di Perpustakaan
DPR RI sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.55
Penempatan Jendela/ ventilasi dan AC ditinjau dari unsur
kesehatan dan kebersihan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 14,13%
Setuju 3 73 219 79,34%
Tidak Setuju 2 4 8 4,34%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 281 100%
Skor Rata-Rata X = 281/92 = 3,05
Dari tabel 4.55 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kesehatan dan kebersihan terhadap tata ruang penempatan
jendela/ventilasi dan AC di Perpustakaan DPR RI berjumlah 13 orang
(14,13%) menyatakan sangat setuju, 73 orang (79,34%) menyatakan
setuju, 4 orang (79,34%) menyatakan tidak setuju, dan 2 orang (2,17%)
menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat
disimpulkan bahwa 3,05 pemustaka menyatakan positif. Artinya
penempatan jendela/ventilasi dan AC di Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
99
2) Unsur Keselamatan
Tabel 4.56
Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 63 189 68,47%
Tidak Setuju 2 13 26 14,13%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 276 100%
Skor Rata-Rata X = 276/92 = 3
Dari tabel 4.56 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang luas ruang Perpustakaan DPR RI
berjumlah 15 orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 63 orang
(68,47%) menyatakan setuju, 13 orang (14,13%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3 pemustaka
menyatakan positif. Artinya luas ruang Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.57
Luas Ruang Koleksi ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 8 32 8,69%
Setuju 3 66 198 71,73%
Tidak Setuju 2 16 32 17,39%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 264 100%
Skor Rata-Rata X = 264/92 = 2,86
Dari tabel 4.57 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang luas ruang koleksi berjumlah 8
100
orang (8,69%) menyatakan sangat setuju, 66 orang (71,73%)
menyatakan setuju, 16 orang (17,39%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,86 pemustaka menyatakan positif.
Artinya luas ruang koleksi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi
unsur keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian
skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.58
Luas Ruang Baca ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 16 64 17,39%
Setuju 3 58 174 63,04%
Tidak Setuju 2 16 32 17,39%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 272 100%
Skor Rata-Rata X = 272/92 = 2,95
Dari tabel 4.58 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang luas ruang baca berjumlah 16
orang (17,39%) menyatakan sangat setuju, 58 orang (63,04%)
menyatakan setuju, 16 orang (17,39%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,95 pemustaka menyatakan positif.
Artinya luas ruang baca Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
101
Tabel 4.59
Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 65 195 70,65%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 7 7 7,60%
Jumlah 92 262 100%
Skor Rata-Rata X = 262/92 = 2,84
Dari tabel 4.59 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang lokasi Perpustakaan DPR RI
berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 65 orang
(70,65%) menyatakan setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak
setuju, dan 7 orang (7,60%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,84 pemustaka
menyatakan positif. Artinya lokasi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.60
Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 67 201 72,82%
Tidak Setuju 2 13 26 14,13%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 275 100%
Skor Rata-Rata X = 275/92 = 2,98
Dari tabel 4.60 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang pencahayaan Perpustakaan DPR
RI berjumlah 12 orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 67 orang
102
(72,82%) menyatakan setuju, 13 orang (14,13%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,98 pemustaka
menyatakan positif. Artinya pencahayaan Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselamatan bagi pemustka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.61
Rak Buku/Koleksi ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 11 44 11,95%
Setuju 3 62 186 67,39%
Tidak Setuju 2 18 36 19,56%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 267 100%
Skor Rata-Rata X = 267/92 = 2,90
Dari tabel 4.61 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang rak buku/koleksi berjumlah 11
orang (11,95%) menyatakan sangat setuju, 62 orang (67,39%)
menyatakan setuju, 18 orang (19,56%) menyatakan tidak setuju, dan 1
orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,90 pemustaka menyatakan positif.
Artinya rak buku/koleksi Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
103
Tabel 4.62
Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 48 144 52,17%
Tidak Setuju 2 33 66 35,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 251 100%
Skor Rata-Rata X = 251/92 = 2,72
Dari tabel 4.62 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang letak meja peminjaman/sirkulasi
berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 48 orang
(52,17%) menyatakan setuju, 33 orang (35,86%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,72 pemustaka
menyatakan positif. Artinya letak meja peminjaman/sirkulasi
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselamatan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian maka skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.63
Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 33 99 35,86%
Tidak Setuju 2 17 34 18,47%
Sangat Tidak
Setuju
1 30 30 32,60%
Jumlah 92 211 100%
Skor Rata-Rata X = 211/92 = 2,29
Dari tabel 4.63 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang letak lemari penitipan tas
104
berjumlah 12 orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 33 orang
(35,86%) menyatakan setuju, 17 orang (18,47%) menyatakan tidak
setuju, dan 30 orang (32,60%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,29 pemustaka
menyatakan negatif. Artinya letak lemari penitipan tas di Perpustakaan
DPR RI belum memenuhi unsur keselamatan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 1,76-2,51.
Tabel 4.64
Sirkulasi Udara ditinjau dari unsur keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 18 72 19,56%
Setuju 3 65 195 70,65%
Tidak Setuju 2 8 16 8,69%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 284 100%
Skor Rata-Rata X = 284/92 = 3,08
Dari tabel 4.64 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang sirkulasi udara di Perpustakaan
DPR RI berjumlah 18 orang (19,56%) menyatakan sangat setuju, 65
orang (70,65%) menyatakan setuju, 8 orang (8,69%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,08 pemustaka
menyatakan positif. Artinya sirkulasi udara di ruang Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi unsur keselamatan bagi pemustaka dengan dilihat
dari skala penilaian maka skor rata-rata 2,52-3,27
105
Tabel 4.65
Penempatan Jendela/ventilasi dan AC ditinjau dari unsur
keselamatan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 69 207 75%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 282 100%
Skor Rata-Rata X = 282/92 = 3,06
Dari tabel 4.65 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keselamatan terhadap tata ruang penempatan jendela/ventilasi
dan AC berjumlah 15 orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 69
orang (75%) menyatakan setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,06 pemustaka
menyatakan positif. Artinya penempatan jendela/ ventilasi dan AC
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keselamatan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27..
3) Unsur Kenyamanan
Tabel 4.65
Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 17 68 18,47%
Setuju 3 65 195 70,65%
Tidak Setuju 2 9 18 14,51%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 282 100%
Skor Rata-Rata X = 282/92 = 3,06
Dari tabel 4.65 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang luas ruang Perpustakaan DPR RI
106
berjumlah 17 orang (18,47%) menyatakan sangat setuju, 65 orang
(70,65%) menyatakan setuju, 9 orang (14,51%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,06 pemustaka
menyatakan positif. Artinya luas ruang Perpustakan DPR RI sudah
memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.66
Luas Ruang Koleksi ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 60 180 65,21%
Tidak Setuju 2 16 32 17,39%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 270 100%
Skor Rata-Rata X = 270/92 = 2,93
Dari tabel 4.66 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang luas ruang koleksi berjumlah 14
orang (15,21%) menyatakan sangat setuju, 60 orang (65,21%)
menyatakan setuju, 16 orang (17,39%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,93 pemustaka menyatakan positif.
Artinya luas ruang koleksi Perpustakaan DPRI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27.
107
Tabel 4.67
Luas Ruang Baca ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 56 168 60,86%
Tidak Setuju 2 19 38 20,65%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 268 100%
Skor Rata-Rata X = 268/92 = 2,91
Dari tabel 4.67 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang luas ruang baca berjumlah 15
orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 56 orang (60,86%)
menyatakan setuju, 19 orang (20,65%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,91 pemustaka menyatakan positif.
Artinya luas ruang baca Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur
kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor
rata-rata 2,52-3,27
Tabel 4.68
Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 17 68 18,47%
Setuju 3 63 189 68,47%
Tidak Setuju 2 11 22 11,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 280 100%
Skor Rata-Rata X = 280/92 = 3,04
Dari tabel 4.68 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang lokasi Perpustakaan DPR RI
berjumlah 17 orang (18,47%) menyatakan sangat setuju, 63 orang
108
(68,47%) menyatakan setuju, 11 orang (11,95%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,04 pemustaka
menyatakan positif. Artinya lokasi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.69
Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 71 213 77,17%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 1 1 1,08%
Jumlah 92 274 100%
Skor Rata-Rata X = 274/92 = 2,97
Dari tabel 4.69 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang pencahayaan Perpustakaan DPR
RI berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 71 orang
(77,17%) menyatakan setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak
setuju, dan 1 orang (1,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,97 pemustaka
menyatakan positif. Artinya pencahayaan di Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
109
Tabel 4.70
Rak Buku/Koleksi ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 9 36 9,78%
Setuju 3 58 174 63,04%
Tidak Setuju 2 23 46 25%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 258 100%
Skor Rata-Rata X = 258/92 = 2,80
Dari tabel 4.70 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang rak buku/koleksi berjumlah 9
orang (9,78%) menyatakan sangat setuju, 58 orang (63,04%)
menyatakan setuju, 23 orang (25%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,80 pemustaka menyatakan positif.
Artinya rak buku/koleksi di Peprustakaan DPR RI sudah memenuhi
unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian
skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.71
Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 44 132 47,82%
Tidak Setuju 2 34 68 36,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 256 100%
Skor Rata-Rata X = 256/92 = 2,78
Dari tabel 4.71 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang rak letak meja
peminjaman/sirkulasi berjumlah 14 orang (15,21%) menyatakan sangat
110
setuju, 44 orang (47,82%) menyatakan setuju, 34 orang (36,95%)
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,78
pemustaka menyatakan positif. Artinya letak meja peminjaman/
sirkulasi di Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kenyamanan
bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-
3,27.
Tabel 4.72
Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 40 120 43,47%
Tidak Setuju 2 16 32 17,39%
Sangat Tidak
Setuju
1 26 26 28,26%
Jumlah 92 218 100%
Skor Rata-Rata X = 218/92 = 2,36
Dari tabel 4.72 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang letak lemari penitipan tas
berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 40 orang
(43,47%) menyatakan setuju, 16 orang (17,39%) menyatakan tidak
setuju, dan 26 orang (28,26%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,36 pemustaka
menyatakan negatif. Artinya letak lemari penitipan tas di Perpustakaan
DPR RI belum memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 1,76-2,51.
111
Tabel 4.73
Sirkulasi Udara ditinjau dari unsur kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 66 198 71,73%
Tidak Setuju 2 11 22 11,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 280 100%
Skor Rata-Rata X = 280/92 = 3,04
Dari tabel 4.73 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang sirkulasi udara Perpustakaan
DPRI RI berjumlah 15 orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 66
orang (71,73%) menyatakan setuju, 11 orang (11,95%) menyatakan
tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,04 pemustaka
menyatakan positif. Artinya sirkulasi udara di ruang Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat
dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.74
Penempatan Jendela/ ventilasi dan AC ditinjau dari unsur
kenyamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 11 44 11,95%
Setuju 3 71 213 77,17%
Tidak Setuju 2 7 14 7,60%
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3,26%
Jumlah 92 274 100%
Skor Rata-Rata X = 274/92 = 2,97
Dari tabel 4.74 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek kenyamanan terhadap tata ruang penempatan jendela/ventilasi
AC berjumlah 11 orang (11,95%) menyatakan sangat setuju, 71 orang
112
(77,17%) menyatakan setuju, 7 orang (7,60%) menyatakan tidak setuju,
dan 3 orang (3,26%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor
rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,97 pemustaka menyatakan
positif. Artinya penempatan jendela/ ventilasi di Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
4) Unsur Keamanan
Tabel 4.75
Luas Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 63 189 68,47%
Tidak Setuju 2 11 22 11,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 3 3 3,26%
Jumlah 92 274 100%
Skor Rata-Rata X = 274/92 = 2,97
Dari tabel 4.75 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang luas ruang Perpustakaan DPR RI
berjumlah 15 orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 63 orang
(68,47%) menyatakan setuju, 11 orang (11,95%) menyatakan tidak
setuju, dan 3 orang (3,26%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,97 pemustaka
menyatakan positif. Artinya luas ruang di Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
113
Tabel 4.76
Luas Ruang Koleksi ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 57 171 61,95%
Tidak Setuju 2 21 42 22,82%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 263 100%
Skor Rata-Rata X = 263/92 = 2,85
Dari tabel 4.76 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang luas ruang koleksi berjumlah 12
orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 57 orang (61,95%)
menyatakan setuju, 21 orang (22,82%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,85 pemustaka menyatakan positif.
Artinya luas ruang koleksi di Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi
unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian
skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.77
Luas Ruang Baca ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 58 116 63,04%
Tidak Setuju 2 18 36 19,56%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 210 100%
Skor Rata-Rata X = 210/92 = 2,28
Dari tabel 4.77 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang luas ruang baca berjumlah 14
orang (15,21%) menyatakan sangat setuju, 58 orang (63,04%)
114
menyatakan setuju, 18 orang (19,56%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,28 pemustaka menyatakan negatif.
Artinya luas ruang baca di Perpustakaan DPR RI belum memenuhi
unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian
skor rata-rata 1,76-2,51
Tabel 4.78
Lokasi Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 65 195 70,65%
Tidak Setuju 2 11 22 11,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 275 100%
Skor Rata-Rata X = 275/92 = 2,98
Dari tabel 4.78 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang lokasi Perpustakaan DPR RI
berjumlah 14 orang (15,21%) menyatakan sangat setuju, 65 orang
(70,65%) menyatakan setuju, 11 orang (11,95%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,98 pemustaka
menyatakan positif. Artinya lokasi Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala
penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
115
Tabel 4.79
Pencahayaan Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 14 56 15,21%
Setuju 3 68 204 73,91%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 280 100%
Skor Rata-Rata X = 280/92 = 3,04
Dari tabel 4.79 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang penncahayaan Perpustakaan DPR
RI berjumlah 14 orang (15,21%) menyatakan sangat setuju, 68 orang
(73,91%) menyatakan setuju, 10 orang (10,86%) menyatakan tidak
setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,04 pemustaka
menyatakan positif. Artinya pencahayaan di Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari
skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.80
Rak Buku/Koleksi ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 52 156 56,52%
Tidak Setuju 2 26 52 28,26%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 258 100%
Skor Rata-Rata X = 258/92 = 2,80
Dari tabel 4.80 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang rak buku/koleksi berjumlah 12
orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 52 orang (56,52%)
116
menyatakan setuju, 26 orang (28,26%) menyatakan tidak setuju, dan 2
orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil skor rata-rata
di atas dapat disimpulkan bahwa 2,80 pemustaka menyatakan positif.
Artinya rak buku/koleksi di Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi
unsur keamanan bagi pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian
skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.81
Letak Meja Peminjaman/ Sirkulasi ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 12 48 13,04%
Setuju 3 31 93 33,69%
Tidak Setuju 2 47 94 51,08%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 237 100%
Skor Rata-Rata X = 237/92 = 2,57
Dari tabel 4.81 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang letak meja peminjaman/sirkulasi
berjumlah 12 orang (13,04%) menyatakan sangat setuju, 31 orang
(33,69%) menyatakan setuju, 47 orang (51,08%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,57 pemustaka
menyatakan positif. Artinya letak meja peminjaman/ sirkulasi di
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
117
Tabel 4.82
Letak Lemari Penitipan Tas ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 10 40 10,86%
Setuju 3 24 72 26,08%
Tidak Setuju 2 34 68 36,95%
Sangat Tidak
Setuju
1 24 24 26,08%
Jumlah 92 204 100%
Skor Rata-Rata X = 204/92 = 2,21
Dari tabel 4.82 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang letak lemari penyimpanan tas
berjumlah 10 orang (10,86%) menyatakan sangat setuju, 24 orang
(26,08%) menyatakan setuju, 34 orang (36,95%) menyatakan tidak
setuju, dan 24 orang (26,08%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari
hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,21 pemustaka
menyatakan negatif. Artinya letak lemari penitipan tas di Perpustakaan
DPR RI belum memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka dengan
dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 1,76-2,51.
Tabel 4.83
Sirkulasi Udara di Ruang Perpustakaan DPR RI ditinjau dari unsur
keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 13 52 14,13%
Setuju 3 69 207 75%
Tidak Setuju 2 10 20 10,86%
Sangat Tidak
Setuju
1 - - -
Jumlah 92 279 100%
Skor Rata-Rata X = 279/92 = 3,03
Dari tabel 4.83 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang sirkulasi udara di ruang
Perpustakaan DPR RI berjumlah 13 orang (14,13%) menyatakan sangat
118
setuju, 69 orang (75%) menyatakan setuju, 10 orang (10,86%)
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada yang menyatakan sangat tidak
setuju. Dari hasil skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 3,03
pemustaka menyatakan positif. Artinya sirkulasi udara di ruang
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
Tabel 4.84
Penempatan Jendela/ ventilasi AC ditinjau dari unsur keamanan
Pernyataan Bobot Frekuensi Skor Persentase
Sangat Setuju 4 15 60 16,30%
Setuju 3 60 180 65,21%
Tidak Setuju 2 15 30 16,30%
Sangat Tidak
Setuju
1 2 2 2,17%
Jumlah 92 272 100%
Skor Rata-Rata X = 272/92 = 2,95
Dari tabel 4.84 menjelaskan bahwa persepsi responden tentang
aspek keamanan terhadap tata ruang penempatan jendela/ventilasi dan
AC berjumlah 15 orang (16,30%) menyatakan sangat setuju, 60 orang
(65,21%) menyatakan setuju, 15 orang (16,30%) menyatakan tidak
setuju, dan 2 orang (2,17%) menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil
skor rata-rata di atas dapat disimpulkan bahwa 2,95 pemustaka
menyatakan positif. Artinya penempatan jendela/ventilasi dan AC di
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur keamanan bagi
pemustaka dengan dilihat dari skala penilaian skor rata-rata 2,52-3,27.
119
2. Sarana dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI dilihat dari SNP
006:2011..
Luas ruangan merupakan faktor dalam menentukan keleluasaan
pemustaka dalam memanfaatkan tiap-tiap ruang di perpustakaan.
Ruangan Perpustakaan DPR RI terbagi menjadi tiga area yaitu lantai 1
terdiri dari ruang baca koran, majalah dan ruang staff, lantai 2 terdiri
dari ruang koleksi, ruang baca, ruang diskusi, ruang kerja, sirkulasi,
ruamg kepala bidang, ruang pengolahan, lantai 3 terdiri dari ruang
penyimpanan buku-buku langka.
Pencahayaan/ penerangan di dalam ruang perpustakaan sangat
diperlukan karena untuk mendukung kegiatan di dalam ruang
perpustakaan. Hasil observasi penulis menyatakan bahwa,
pencahayaan/penerangan ruang lantai 1 bagian ruang baca koran dan
majalah kurang terang. Hal ini akan mengurangi kenyamanan
pemustaka dan pustakawan yang ada di ruangan tersebut. Selain dari
kenyamanan dan kesehatan pemustaka dan pustakawan dapat juga
mengakibatkan kerusakan terhadap koleksi-koleksi yang ada di dalam
ruangan tersebut.
Setiap ruang di Perpustakaan DPR RI memiliki suhu dan
temperatur berbeda-beda, yaitu untuk di ruang staff dan ruang baca
koleksi majalah dan koran memiliki 17°C dengan kelembaban 71%. Di
ruang staff dan ruang baca koleksi majalah dan koran temperatur
dipengaruhi oleh faktor tertutupnya cahaya luar, seperti jendela yang
tertutup korden dalam ruangan dan seluruh ventilasi yang menyatu
120
dengan jendela yang tertutup rapat. Ruang selanjutnya sirkulasi, ruang
baca koleksi umum & referensi, ruang multimedia center yang meiliki
jendela dan AC sentral dengan temperatur 17°C dan kelembaban 77%.
Ruang kerja pustakawaan dengan temperatur 17°C dan kelembaban
77%. Ruang rapat pustakawan, fotocopy, pengolahan, tempat sholat,
dapur dengan temperatur 23°C ruangan yang tertutup dan sedikit
penggap dengan kelembaban 30%. Ruang kepala bidang yang
temperaturnya 17°C dan kelembaban 80%. Ruang pertemuan
temperaturnya 17°C dengan kelembaban 80%. Ruang diskusi 17°C
dengan kelembaban 80%. Dan Ruang penyimpanan buku-buku langka
16°C dengan kelembaban 30%.
Perpustakaan DPR RI memiliki intensitas cahaya yang berbeda-
beda. Ketika memasuki pintu ruangan pertama adalah ruang staf, ruang
baca koleksi majalah dan koran yang terletak di lantai 1. Pada ruangan
ini lampu tetap dinyalakan dengan jumlah 12 jenis lampu neon, selain
cahaya dari lampu ruang staf, ruang baca koleksi majalah dan koran
mendapatkan cahaya dari adanya 8 jendela yang ditutup, namun cahaya
tidak dapat masuk langsung karena cahaya terhalangi oleh korden atau
semacamnya, hanya ada cahaya dari beberapa cahaya lampu. Ruangan
ini berada di lantai 2, yaitu ruang sirkulasi, ruang baca koleksi umum &
referensi, ruang multimedia center, lampu yang digunakan berjumlah 39
dengan jenis lampu neon. Ruang multimedia center dan ruang sikulasi
saja yang mendapatkan bantuan cahaya lampu dan dari jendela
sedangkan ruang baca koleksi umum & referensi hanya dari cahaya
121
lampu. Ruang kerja pustakawan, lampu yang digunakan 9 jenis neon,
pencahayaan/penerangan di ruang kerja pustakawan hanya dari cahaya
lampu karena jendela lebih banyak ditutup oleh hordeng hanya satu
jendela saja yang kebuka tanpa adanya hordeng. Ruang rapat
pustakawan, fotocopy, pengolahan, tempat sholat, dapur lampu yang
digunakan 5 jenis neon, pencahayaan ruangan ini hanya dari cahaya
lampu. Ruang kepala bidang lampu yang digunakan 4 jenis neon,
pencahayaan ruangan ini hanya dari cahaya lampu karena jendela yang
ada tertutup hordeng. Ruang pertemuan dan ruang diskusi jumlah lampu
dan pencahayaannya sama dengan ruang kepala bidang yang sama-
sama ruangan nya hanya dari cahaya lampu saja. Sedangkan ruang
penyimpanan buku-buku langka lampu yang digunakan ada 11 jenis
neon, cahaya lampu di lantai 3 ini kurang terang dan lampu-lampu ada
sebagian yang mati/ putus sehingga di dalam ruangan ini terlihat gelap
dan penggap karena jendela tertutup hordeng.
Ruang di lantai 1, yaitu Ruang staff dan ruang baca koleksi
majalah, koran terdapat 12 lampu neon, satu di antaranya tidak
berfungsi. Untuk kondisi lampu dilantai 2 sebelah rak koleksi yang
ditengahnya ada bangku/kursi dan meja karena lampu kurang terang
lebih cenderung sering digunakan pemustaka hanya untuk main
handphone dan ngobrol/ istirahat, yang dibiarkan begitu saja
pencahayaannya. Dan ada beberapa lampu yang mati/ rusak di dalam
ruangan lantai 2. Untuk kondisi lampu di lantai 3, pencahayaan lampu
kurang terang sehingga ruangan dan ruangan lantai 3 lebih sering
122
dikunci karena berisi buku-buku tua, seperti stadblaad berbahasa
Belanda yang cenderung berdebu. Berikut intensitas cahaya masing-
masing ruang Peprustakaan DPR RI.
Sarana kerja di Perpustakaan DPR RI merupakan alat penunjang
untuk suatu tujuan tertentu. Salah satunya perpustakaan yang
memerlukan sarana untuk mendukung rangkaian kegiatan bagi
pustakawan. Menurut observasi yang penulis lakukan, Meja kerja
pustakawan, Kursi meja pustakawan, Ruang pengolahan, Rak loker
pustakawan, Komputer, Printer, TV, Jam dinding, atlas, ruang diskusi/
rapat, rak surat kabar, dapur, tempat sholat, alarm untuk mendeteksi
kebakaran. Jenis, jumlah dan kondisi untuk sarana kerja baik. Sarana
layanan merupakan alat penunjang untuk suatu tujuan tertentu. Salah
satunya perpustakaan yang memerlukan sarana untuk mendukung
rangkaian kegiatan bagi pemustaka. Menurut observasi yang penulis
lakukan, meja baca pemustaka, kursi baca pemustaka, meja sirkulasi,
meja multimedia center, rak buku, rak majalah, rak penitipan tas,
komputer katalog online, komputer layanan, mesin fotocopy, kipas/AC,
DDC 23, daftar subjek, AACR, WIFI. Jenis, jumlah dan kondisi untuk
sarana layanan baik, namun ada kondisi yang kurang baik/ jarang
dipergunakan yaitu, rak majalah yang kurang baik dan rak penitipan tas
yang jarang dipergunakan oleh pemustaka.
123
Tabel 4.85
SNP 006:2011
Sarana dan Tata
Ruang
SNP Perpustakaan DPR RI
Gedung Perpustakaan
Luas bangunan. Sekurang-kurangnya
200m²
Luas bangunan Peprustakaan DPR RI
896 m²
Gedung
perpustakaan
telah memenuhi
empat aspek
kesehatan,
keselamatan,
kenyamanan, dan
keamanan bagi
pemustaka
Sudah memenuhi aspek namun hanya
aspek keamanan saja yang belum
memenuhi di dalam Perpustakaan DPR
RI khususnya di keamanan rak koleksi
buku dan lemari penitipan tas yang
kurang keamanannya
Lantai bangunan
yang memehui
persyaratan
kontruksi
minimal 400kg/m²
atau ekuivalen
Sesuai
Lokasi
Lokasi
perpustakaan
terletak dalam satu
gedung dengan
lembaga induk atau
ditempat yang
berdekatan dengan
gedung lembaga
induk
Perpustakaan DPR RI satu gedung
Nusantara II Paripurna, dan ditambah
lantai 2 ada gedung Perpustakaan DPR
RI dan gedung komisi I, komisi III,
komisi VIII
Ruang perpustakaan
Ruang
perpustakaan
terdiri dari ruang
koleksi, ruang baca,
dan ruang serba guna
Perpustakaan sudah sesuai dengan SNP
yang berada di dalam Perpustakaan
DPR RI yaitu, ruang koleksi, ruang
baca, ruang sirkulasi, ruang baca
koleksi majalah & koran, ruang
rapat/pertemuan, ruang pengolahan, dll
Sarana layanan dan sarana kerja
Perpustakaan
mempunyai
sarana layanan
sekurang-kurangnya:
rak buku (4 buah);
rak majalah (1
buah); meja baca (10
buah); meja kerja (2
buah); kursi baca (15
buah); perangkat
komputer (2 unit).
Perpustakaan DPR RI sudah
mempunyai, yaitu rak buku (70 buah),
rak majalah (7 buah), meja baca (10
buah), meja kerja (20 buah), kursi baca(
20 buah), mesin fotocopy (3 buah),
WIFI (3 buah), meja mutlimedia center
(7 buah)
Dari tabel sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI
berdasarkan SNP 006:2011 diatas dapat dilihat bahwa luas gedung
124
Perpustakaan DPR RI yang meliputi gedung Perpustakaan DPR RI
yaitu 896 m² dan sudah memenuhi SNP 006:2011, gedung
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi aspek kesehatan, keselamatan,
kenyamanan bagi pemustaka, kecuali aspek keamanan gedung belum
memenuhi seperti keamanan dalam penitipan tas banyak pemustaka
yang datang berkunjung tetapi tidak menitipkan tasnya ke dalam lemari
penitipan tas sehingga banyak kehilangan koleksi seperti majalah, koran
dll. Lokasi perpustakaan terletak dalam satu gedung dengan lembaga
induk/tempat yang berdekatan dengan lembaga induk, ruang
perpustakaan yang terdiri dari, ruang koleksi, ruang baca, ruang
majalah/koran, ruang pertemuan/ruang serba guna, ruang pengolahan,
ruang. Sarana layanan dan sarana kerja di Perpustakaan DPR RI
mempunyai rak buku, rak majalah/koran, meja baca, kursi baca, mesin
fotocopy dan sudah lebih dari SNP 006:2011.
C. Pembahasan
1. Persepsi pemustaka terhadap sarana dan tata ruang Perpustalaan
DPR RI dilihat dari unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan,
kenyamanan, keamanan.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 92 orang responden,
diperoleh hasil bahwa persepsi pemustaka terhadap sarana Perpustakaan
DPR RI dilihat dari unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan,
kenyamanan, keamanan.
125
a. Nilai persepsi responden sarana Perpustakaan DPR RI
Tabel 4.85
Unsur Kesehatan dan Kebersihan
No Sarana Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Rak koleksi buku 3,23
2 Rak surat kabar 3,08
3 Rak majalah 3,01
4 Rak referensi 3,04
5 Meja 3,20
6 Bangku/kursi 3,22
7 Komputer 3,16
8 Tempat sholat 3,23
9 Toilet 3,18
10 Lemari penyimpanan tas 2,98
Jumlah 3,13
Dari hasil tabel 4.85 tentang sarana Perpustakaan DPR RI dapat
disimpulakan bahwa unsur kesehatan dan keberishan menyatakan skor
keseluruhan yaitu 3,13 positif. Artinya sarana Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan dan kebersihan bagi pemustaka.
Tabel 86
Unsur Keselamatan
No Sarana Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Rak koleksi buku 3,18
2 Rak surat kabar 3
3 Rak majalah 3
4 Rak referensi 3,09
5 Meja 3,19
6 Bangku/kursi 3,19
7 Komputer 3,14
8 Tempat sholat 3,20
9 Toilet 3,16
10 Lemari penyimpanan tas 2,86
Jumlah 3,10
Dari hasil tabel 4.86 tentang sarana Perpustakaan DPR RI dapat
disimpulakan bahwa unsur keselamatan menyatakan skor keseluruhan
126
yaitu 3,10 positif. Artinya sarana Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keselamatan bagi pemustaka.
Tabel 4.87
Unsur Kenyamanan
No Sarana Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Rak koleksi buku 3,19
2 Rak surat kabar 3,08
3 Rak majalah 3,02
4 Rak referensi 2,98
5 Meja 3,06
6 Bangku/kursi 3,17
7 Komputer 3,13
8 Tempat sholat 3,14
9 Toilet 3,15
10 Lemari penyimpanan tas 2,91
Jumlah 3,08
Dari hasil tabel 4.87 tentang sarana Perpustakaan DPR RI dapat
disimpulakan bahwa unsur kenyamanan menyatakan skor keseluruhan
yaitu 3,08 positif. Artinya sarana Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur kenyamanan bagi pemustaka.
Tabel 4.88
Unsur Keamanan
No Sarana Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Rak koleksi buku 2,94
2 Rak surat kabar 2,78
3 Rak majalah 2,80
4 Rak referensi 3,01
5 Meja 3,61
6 Bangku/kursi 3,07
7 Komputer 3,09
8 Tempat sholat 3,14
9 Toilet 3,14
10 Lemari penyimpanan tas 2,72
Jumlah 3,03
Dari hasil tabel 4.88 tentang sarana Perpustakaan DPR RI dapat
disimpulakan bahwa unsur keamanan menyatakan skor keseluruhan
127
yaitu 3,03 positif. Artinya sarana Perpustakaan DPR RI sudah
memenuhi unsur keamanan bagi pemustaka.
b. Nilai persepsi responden tata ruang Perpustakaan DPR RI
Tabel 4.89
Unsur Kesehatan dan Kebersihan
No Tata ruang Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Luas ruang Perpustakaan DPR RI 3,03
2 Luas ruang koleksi 2,85
3 Luas ruang baca 3,01
4 Lokasi Perpustakaan DPR RI 3,07
5 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI 3,07
6 Tata ruang rak buku/koleksi 2,93
7 Letak meja peminjamanan/sirkulasi 2,75
8 Letak lemari penitipan tas 2,67
9 Sirkulasi udara di Perpustakaan DPR RI 3,02
10 Penempatan jendela/ventilasi dan AC 3,05
Jumlah 2,94
Dari hasil tabel 4.89 tentang tata ruang Perpustakaan DPR RI
dapat disimpulakan bahwa unsur kesehatan dan keberishan
menyatakan skor keseluruhan yaitu 2,94 positif. Artinya tata ruang
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi unsur kesehatan dan
kebersihan bagi pemustaka.
Tabel 4.90
Unsur Keselamatan
No Tata ruang Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Luas ruang Perpustakaan DPR RI 3
2 Luas ruang koleksi 2,86
3 Luas ruang baca 2,95
4 Lokasi Perpustakaan DPR RI 2,84
5 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI 2,98
6 Tata ruang rak buku/koleksi 2,90
7 Letak meja peminjamanan/sirkulasi 2,72
8 Letak lemari penitipan tas 2,29
9 Sirkulasi udara di Perpustakaan DPR RI 3,08
10 Penempatan jendela/ventilasi dan AC 3,06
Jumlah 2,86
128
Dari hasil tabel 4.90 tentang tata ruang Perpustakaan DPR RI
dapat disimpulakan bahwa unsur keselamatan menyatakan skor
keseluruhan yaitu 2,86 positif. Artinya tata ruang Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi keselamatan bagi pemustaka.
Tabel 4.91
Unsur Kenyamanan
No Tata ruang Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Luas ruang Perpustakaan DPR RI 3,06
2 Luas ruang koleksi 2,93
3 Luas ruang baca 2,91
4 Lokasi Perpustakaan DPR RI 3,04
5 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI 2,97
6 Tata ruang rak buku/koleksi 2,80
7 Letak meja peminjamanan/sirkulasi 2,78
8 Letak lemari penitipan tas 2,36
9 Sirkulasi udara di Perpustakaan DPR RI 3,04
10 Penempatan jendela/ventilasi dan AC 2,97
Jumlah 2,88
Dari hasil tabel 4.91 tentang tata ruang Perpustakaan DPR RI
dapat disimpulakan bahwa unsur kenyamanan menyatakan skor
keseluruhan yaitu 2,88 positif. Artinya tata ruang Perpustakaan DPR
RI sudah memenuhi unsur kenayamanan bagi pemustaka.
Tabel 4.92
Unsur Keamanan
No Tata ruang Perpustakaan DPR RI Skor rata-rata
1 Luas ruang Perpustakaan DPR RI 2,79
2 Luas ruang koleksi 2,85
3 Luas ruang baca 2,28
4 Lokasi Perpustakaan DPR RI 2,98
5 Pencahayaan Perpustakaan DPR RI 3,04
6 Tata ruang rak buku/koleksi 2,80
7 Letak meja peminjamanan/sirkulasi 2,57
8 Letak lemari penitipan tas 2,21
9 Sirkulasi udara di Perpustakaan DPR RI 3,03
10 Penempatan jendela/ventilasi dan AC 2,95
Jumlah 2,76
129
Dari hasil tabel 4.92 tentang tata ruang Perpustakaan DPR RI
dapat disimpulakan bahwa unsur keamanan menyatakan skor
keseluruhan yaitu 3,13 positif. Artinya sarana Perpustakaan DPR RI
sudah memenuhi unsur kesehatan bagi pemustaka.
b. Sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI dilihat dari SNP
006:2011.
Ruang di lantai 1, yaitu Ruang staff dan ruang baca koleksi
majalah, koran terdapat 12 lampu neon, satu di antaranya tidak
berfungsi. Untuk kondisi lampu dilantai 2 sebelah rak koleksi yang
ditengahnya ada bangku/kursi dan meja karena lampu kurang terang
lebih cenderung sering digunakan pemustaka hanya untuk main
handphone dan ngobrol/ istirahat, yang dibiarkan begitu saja
pencahayaannya. Dan ada beberapa lampu yang mati/ rusak di dalam
ruangan lantai 2. Untuk kondisi lampu di lantai 3, pencahayaan lampu
kurang terang sehingga ruangan dan ruangan lantai 3 lebih sering
dikunci karena berisi buku-buku tua, seperti stadblaad berbahasa
Belanda yang cenderung berdebu. Berikut intensitas cahaya masing-
masing ruang Peprustakaan DPR RI.
Suhu dan kelembaban di Perpustakaan DPR RI lantai 1 memiliki
suhu 17°C dan kelembaban 71%, lantai 2 memiliki suhu 16°C dan
kelembaban 77%, lantai 3 memiliki suhu 17°C dan kelemababan 30%.
Artinya suhu dan kelembaban dari 3 lantai di Perpustakaan sudah
130
memenuhi unsur bagian suhu nya saja namun hanya lantai 3 yang
kurang baik kelembaban sehingga ruangan dilantai 3 sangat penggap.
Sarana kerja di Perpustakaan DPR RI merupakan alat penunjang
untuk suatu tujuan tertentu. Salah satunya perpustakaan yang
memerlukan sarana untuk mendukung rangkaian kegiatan bagi
pustakawan. Menurut observasi yang penulis lakukan, Meja kerja
pustakawan, Kursi meja pustakawan, Ruang pengolahan, Rak loker
pustakawan, Komputer, Printer, TV, Jam dinding, atlas, ruang diskusi/
rapat, rak surat kabar, dapur, tempat sholat, alarm untuk mendeteksi
kebakaran.
Berdasarkan hasil penelitian yang lakukan tentang sarana layanan
dan tata ruang Perpustakaan DPR RI, maka ditemukan beberapa aspek
yang sesuai dengan standar antara lain lokasi perpustakaan yang
strategis dan mudah dijangkau karena bertempat satu gedung dengan
ruang komisi I, komisi III dan komisi VIII. kontruksi lantai bangunan
sudah disesuaikan dengan kebutuhan standar. Sedangkan sarana dan
tata ruang Perpustakaan DPR RI yang tidak sesuai dengan standar
adalah aspek keamanan gedung yakni meja bacanya yang rapuh atau
rusak, penitipan tas kondisinya tidak layak pakai dan letaknya tidak
sesuai.
131
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakaukan maka disimpulkan:
1. Berdasarkan persepsi pemustaka mengenai sarana Perpustakaan DPR
RI disimpulkan bahwa unsur kesehatan dan kebersihan, keselamatan,
kenyamanan, keamanan. Maka skor rata-rata sarana di Perpustakaan
DPR RI dari semua unsur yaitu 3,08. Artinya positif dengan skala
penilaian 2,52-3,27, sarana di Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi
fungsi utama dari unsur-unsur standart nasional perpustakaan khusus
bagi pemustaka. Sedangkan berdasarkan persepsi pemustaka tata ruang
Perpustakaan DPR RI disimpulkan bahwa unsur kesehatan dan
kebersihan, keselamatan, kenyamanan, keamanan. Maka skor rata-rata
tata ruang di Perpustakaan DPR RI dari semua unsur yaitu 2,86.
Artrinya positif dengan skala penilaian 2,52-3,27, tata ruang di
Perpustakaan DPR RI sudah memenuhi fungsi utama dari unsur-unsur
standart nasional perpustakaan khusus bagi pemustaka
Berdasarkan SNP 006:2011 dapat disimpulkan bahwa sarana dan
tata ruang Perpustakaan DPR RI sudah sesuai dengan standar antara
lain luas bangunan 896m², lokasi perpustakaan mudah strategis dan
mudah dijangkau, namun pada apsek keamanan Perpustakaan DPR RI
belum sesuai dengan standar karena masih terdapat sarana yang rusak
dan tidak layak pakai.
132
B. Saran
1. Untuk mempermudah pemustaka Perpustakaan DPR RI maka
sebaiknya menempatkan rambu yang menjelaskan perpustakaan
posisinya di atur kembali agar memudahkan pemustaka untuk
menemukan ruangan Perpustakaan DPR RI. Pencahayaan, temperatur
dan kelembaban udara sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesesuain standar.
2. Untuk meningkatkan aspek keselamatan, kenyamanan, keamanan di
Perpustakaan DPR RI sebaiknya melakukan perbaikan sarana yang
rusak dan mengatur ulang kembali penempatan sarana tersebut agar
sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
3. Untuk meningkatkan rasa keamanan pemustaka di dalam Perpustakaan
perlu dilakukan penataan ulang sarana perpustakaan dengan
memperhatikan kesesuaian dan fungsi.
4. Untuk meningkatkan rasa kenyamanan pemustaka dalam
pencahayaan/penerangan di Perpustakaan DPR RI pada tiap ruangan
lampu yang mati dapat diganti dan cahaya yang tidak dapat masuk
langsung karena cahaya terhalangi oleh kain penutup jendela agar
dibuka.
133
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Anugrah, Dexa, dan Ardoni. ―Penataan Ruangan Di Perpustakaan Umum Kota
Solok,‖ A, 1 (t.t.): No, 2.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Bineka Cipta, 2013.
Atmodiwirjo, Paramita. Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009.
Azwar, Muhammad, dan Agung Nugraha Rusli. ―Manajemen Tata Ruang
Perpustakaan Pesantren Madani Alauddin PAO-PAO Makassar‖ 15
(2016). journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-
maktabah/article/download/4714/3245.
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia pustaka
utama, 1993.
Dhanur Jaya, Wayan, Putu Suhartika, dan Richard Togaranta Ginting. ―Kajian
Tata Ruang perpustakaan Institut Seni Indonesia-OJS Unud‖ 1 No 1.
Diakses 23 Maret 2017. https://ojs.unud.ac.id.
Djohan, Zohrah. ―PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG PELAYANAN
KOLEKSI KHUSUS KARYA ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN‖ Vo. XIV, No. 2 (2015). Diakses 1
Januari 2018.
journal.unhas.ac.id/index.php/jupiter/article/download/37/35.
Hasugian, Jonner. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU
Press, 2009.
Hendra, Sekar Tina, dan Amah Majidah. ―Tingkat Pencahayaan Perpustakaan di
Lingkungan Universitas Indonesia‖ Vol. 7, No. 6, Januari 2013. Diakses 1
Januari 2018.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269540&val=7113&t
itle=Tingkat%20Pencahayaan%20Perpustakaan%20di%20Lingkungan%2
0Universitas%20Indonesia.
HS, Lasa. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama media, 2005.
Husaini, Usman, dan Akbar Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
134
Martoatmodjo, Karmidi. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999.
Mulyana, Deby. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Roskarya,
2001.
N, Sivathaasan. ―PERSONAL CHARACTERISTICS AND USE OF LIBRARY
FACILIT IES: A SPECIAL REFERENCE TO FACULTY OF
MANAGEMENT STUDIES AND COMMERCE UNIVERSITY OF
JAFFNA SRI LANKA‖ Vol. 1 (t.t.): No. 1.
Novarikha, Ariyanti, Stefanus Pani Rengu, dan Hermintatik. ―PERAN DESAIN
INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA (Studi pada
Perpustakaan SMK Negeri 4 Malang)‖ 3 Nom0r. 11 (t.t.).
NS, Surtano. Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Jala Permata, 2008.
———. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung
Seto, 2006.
———. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Khusu. Jakarta: Perpustakaan Nasional
RI, 2000.
Pawit M, yusuf. Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Bina
Cipta, 1991.
Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2000. http://perpustakaan.depkes.go.id:8180.
Perpustakaan Nasional. Peraturan perundang-undangan bidang perpustakaan.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2010.
Prastowo, Andi. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yogyakarta:
Diva press, 2012.
Saleh, Abdul Rahman. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2012.
Saleh, Abdul Rahman, dan Rita Komalasari. Manajemen Perpustakaan. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2009.
Saleh, Abdul Rahman, dan Sri Rahayu. Penerapan Sistem Manajemen Mutu: SNI
ISO 9001:2008 di Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2015.
135
Sarwono, dan Sarlito Wirawan. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali,
1987.
Simamora, Bilson. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia pustaka
utama, 20004.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana, 2013.
Sumekar, Sri dan Supriyo Utomo, Bambang. Standar Nasional Peprustakaan
(SNP): bidang perpustakaan umum dan perpustakaan khusus. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 2011.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Peprustakaan dan: Kepustakawanan.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011.
http://perpustakaan.kemenkopmk.go.id/perpus/assets/kitchen/berkas/ebook
/standar_nasional_indonesia_bidang_kepustakaan_dan_kepustakawanan1.
pdf.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistic Pendidikan. Jakarta: Raja grafindo, 2009.
Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2011.
———. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sulistyowati, Dewi, Putu Suharso, dan jazimatul Husna. ―Persepsi Pemustaka
terhadap Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Semarang Sebagai
Penunjang Bimbingan Belajar Studi Kualitatif: Lembaga Bimbingan dan
Pelatihan RADHWA‖ 4 (2015).
Suwarno, Wiji. Pengetahuan Dasar Kepustakaan: Sisi Penting Perpustakaan dan
Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
———. Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, 2009.
Trimo, Soejono. Pedoman Pelaksanaan Perpustakaan. Bandung: Remadja Karya,
1985.
Uber, Silalahi. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2009.
W. Gulo. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, 2011.
Warsito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: Gramedia pustaka utama, 1992.
136
Wening Mumpuni, Primastiti, Rahmanu Widayat, dan Silfia Mona Aryani.
―PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG BACA PERPUSTAKAAN
UMUM KOTA SURABAYA‖ Vol.6 No. 2. Diakses 1 Januari 2018.
https://media.neliti.com/media/publications/185908-ID-pencahayaan-
alami-pada-ruang-baca-perpus.pdf.
Widayatun, Tri Rusmi. Ilmu Perilaku. Jakarta: Sagung Seto, 1999.
LAMPIRAN
KUESIONER
No responden: .............................
Perihal: Permohonan pengisian kuesioner/angket
Kepada Yth. Bapak/Ibu
Pemustaka
Di Tempat
Perpustakaan DPR RI
Assalamu’laikum Wr. Wb
Dengan hormat,
Saya adalah Mahasiswa program S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang
berjudul“Evaluasi Sarana Dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI Berdasarkan Persepsi
Pemustaka Dan Standar Nasional Perpustakaan”.
Oleh karena itu, saya mohon bantuan saudara untuk memberitahukan kepada saya tentang
persepsi sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI. Hasilnya nanti akan dijadikan bahan usulan
penyempurnaan sarana dan tata ruang di Perpustakaan DPR RI yang tentunya diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan saudara.
Semua jawaban pada kuesioner ini dianggap benar dan sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Isilah kuesioner ini sesuai dengan apa yang anda rasakan dan alami. Sebelum
dikumpulkan, mohon kiranya saudara memeriksa kembali kelengkapan seluruh jawaban atas
pernyataan yang tersedia.
Atas partisipasi dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Peneliti
A. Identitas responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Laki-Laki/ Perempuan
3. Pekerjaan :
4. Pendidikan :
5. Alamat Tinggal :
6. Nomor Handphone :
B. PERTANYAAN UMUM
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Nomor 1-3 merupakan pertanyaan umum yang berkaitan dengan keanggotaan,
tujuan, dan frekuensi kunjungan ke Perpustakaan DPR RI. Anda diharapkan membaca
setiap pertanyaan dengan teliti. Pada setiap pertanyaan, anda diminta untuk member
tanda silang (X) pada pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah anda terdaftar menjadi anggota Perpustakaan DPR RI?
a. Ya
b. Tidak
2. Berapa kali rata-rata dalam seminggu anda mengunjungi Perpustakaan DPR RI?
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. > Tiga kali
3. Tujuan anda datang ke Perpustakaan DPR RI?
a. Mengerjakan tugas
b. Meminjam/ mengembalikan koleksi
c. Mengisi waktu luang
d. Lainnya:…
C. PERNYATAAN PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP SARANA DAN TATA
RUANG PERPUSTAKAAN DPR RI
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Berikut ini anda akan menjawab sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan
sarana dan tata ruang Perpustakaan DPR RI. Anda diharapkan membaca setiap
pernyataan dengan teliti. Pada setiap pernyataan, anda diminta untuk memberi checklist
(√) pada pernyataan di bawah ini.
KETERANGAN: (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju
CARA MENGISI KUESIONER:
Isilah pernyataan dibawah ini dengan cara memberi tanda checklist (√) dibawah ini sesuai
dengan keadaan yang ada di Perpustakaan DPR RI. Berdasarkan aspek kesehatan dan
kebersihan, aspek keselamatan, aspek kenyamanan, aspek keamanan.
1. Sarana Perpustakaan DPR RI
Sarana Aspek
Kesehatan dan
Kebersihan
Aspek
keselamatan
Aspek
kenyamanan
Aspek
Keamanan
SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
Rak koleksi
buku
Rak surat
kabar
Rak majalah
Rak referensi
Meja
Bangku/kursi
Komputer
Tempat
sholat
Toilet
Lemari
penyimpanan
tas
2. Tata ruang Perpustakaan DPR RI
Tata Ruang Aspek
kesehatan
Aspek
keselamatan
Aspek
kenyamanan
Aspek
Keamanan
SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
Luas ruang
Perpustakaan
DPR RI sudah
memadai
Luas ruang
koleksi sudah
memadai
Luas ruang baca
sudah memadai
Lokasi
Perpustakaan
DPR RI sudah
strategis
Pencahayaan
pada
Perpustakaan
DPR RI sudah
baik
Rak buku/koleksi
cukup luas.
Letak meja
peminjaman/
sirkulasi
Letak lemari
penitipan tas
sudah tepat
Sirkulasi udara
di ruang
Perpustakaan
DPR RI sudah
baik
Penempatan
jendela/ ventilasi
AC di
perpustakaan
sudah tepat
D. SARANA DAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN DPR RI BERDASARKAN SNP
006:2011
Sarana dan Tata Ruang SNP Perpustakaan
DPR RI
Gedung Perpustakaan
Luas bangunan. Sekurang-kurangnya
200m²
Memenuhi aspek kesehatan,
keselamatan,
kenyamanan, dan
keamanan bagi
pemustaka
Lantai bangunan yang memehui persyaratan
kontruksi
minimal 400kg/m²
atau ekuivalen
Lokasi
Lokasi perpustakaan terletak dalam satu
gedung dengan
lembaga induk atau
ditempat yang
berdekatan dengan
gedung lembaga induk
Ruang perpustakaan
Ruang perpustakaan terdiri dari ruang
koleksi, ruang baca,
dan ruang serba guna
Sarana layanan dan sarana kerja
Perpustakaan mempunyai sarana layanan sekurang-kurangnya:
rak buku (4 buah); rak
majalah (1 buah);
meja baca (10 buah);
meja kerja (2 buah);
kursi baca (15 buah);
perangkat komputer (2
unit).
Gambar 7. Sirkulasi Gambar 8. Ruang baca koleksi
Gambar 9. Ruang rapat/pertemuan Gambar 10. Ruang staff
Gambar 11. Ruang penggolahan Gambar 12. Pintu masuk/keluar 2
Gambar 13. Ruang koleksi buku kuno Gambar 14. OPAC
Gambar 15. Ruang baca multimedia center Gambar 16. Rak buku peminjaman
BIODATA PENULIS
RAHMI IZZATI. Lahir di Tangerang 31 Juli 1993. Putri Kedua dari
Bapak Reda Rizal dengan Ibu Lily Kuswiati. Penulis bertempat tinggal
di Villa Mutiara Blok EE/8 Rt/rw: oo4/001 Sawah Baru Ciputat.
Menyelesaikan Pendidikan dasar di SDN Jombang IV (2005).
Kemudian menamatkan sekolah menengah pertama di MTS Mahad
Al-Awwabin (2008). Lalu melanjutkan sekolah menengah atasnya di MA SOEBONO
MANTOFANI (2011). Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan program studi (S1)
jurusan Ilmu Perpustakaan pada fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi yang berjudul “Evaluasi Sarana
dan Tata Ruang Perpustakaan DPR RI Berdasarkan Persepsi Pemustaka dan Standar nasional
Perpustakaan Khusus 006:2011”.
Selama kuliah penulis pernah melakukan PKL di UPN VETERAN JAKARTA dan KKN di
desa Caringin Bogor.
Pengalaman bekerja yang dilewati penulis yaitu guru Yayasan TK Al-Amin (2017).