Author
dohanh
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Januari 2018
1
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2016
Syarifah Nur Azura1, Myrna Sofia
2, Nurhasanah
3
Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Devidend Payout Ratio,
Devidend Yield, Ukuran perusahaan, Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi,
Tingkat Suku Bunga Terhadap Volatilitas Harga Saham. Metode pengambilan
sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan 7
sampel dari 153 populasi perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2012-2016. Teknik analisis data yang digunakan ialah Analisis
Regresi Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Devidend Yield,
Ukuran perusahaan, Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi dan Tingkat Suku
Bunga tidak berpengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham.Sedangkan Devidend
Payout Ratio mempunyai pengeruh terhadap Volatilitas Harga Saham. Hasil
penelitian secara simultan membuktikan bahwa seluruh variabel independen
berpengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.
Kata kunci : Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Ukuran perusahaan,
Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Suku Bunga ,Volatilitas
Harga Saham
The aim of this study was examine the impact of variables Devidend
Payout Ratio, Devidend Yield, Size, Trading Volume, Exchange Rate, Inflation,
and Rate Interest on Share Price Volatiliyt. The sampling method that used in this
study was puposive sampling. This study used 7 samples from 153 populations of
Companies Manufacturing Listed on Indonesian Stock Market. Multiple Linier
Regression was used to analyze the data. The results of this study indicate that the
Devidend Payout Ratio has Impact on Share Price Volatility. While Devidend
Yield, Size, Trading Volume, Exchange Rate, Inflation, and Rate Interest have no
Impact on Share Prce Volatility. The results of study simultaneously proved that
all variables independents have impact the Share Price Volatility on
Manufacturing Sector Listed in The Indonesian Stock Market 2012-2016.
Kata kunci : Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Size, Trading Volume,
Exchange Rate, Inflation, Rate Interest , Share Price Volatility.
Januari 2018
2
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun istitusi lain
(misalnya pemerintah) dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian
pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan
kegiatan terkait lainnya. Pasar modal memiliki peran strategis bagi penguatan
ketahanan ekonomi suatu negara.
Saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik
saham dikemudian hari. Persentase kepemilikan ditentukan oleh besarnya
persentase jumlah saham terhadap keseluruhan saham perusahaan. Seseorang
yang memiliki saham suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai pemilik
perusahaan walaupun jumlah sahamnya hanya beberapa lembar.
Volatilitas harga saham adalah pergerakan naik turunnya harga saham di dalam
bursa efek ( Khumiaji dan Raharja 2013 ). Volatilitas adalah pengukuran statistik
untuk fluktuasi harga selama periode tertentu. Pengaruh volatilitas harga saham
kita bisa melihat dan mengukur dengan aspek aspek tertentu antara lain yaitu
devidend payout ratio, devidend yield, nilai tukar, inflasi, ukuran perusahaan,
tingkat suku bunga, volume perdagangan.
Deviden Payout Ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibagikan
kepada para pemegang saham atau investor terhadap total laba perusahaaan.
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari harga
sahamnya yang sekarang. Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata
uang negara lain Inflasi ialah suatu proses dari suatu kenaikan harga pada
umumnya dan akan bergerak secara terus-menerus Ukuran perusahaan adalah
suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya
berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham dan lain sebagainya. Volume
perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu emiten yang
diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati
oleh pihak penjual dan pembeli saham.
Penelitian Hugida dan Sofian (2011) dengan judul jurnalnya Analisis Faktor-
Faktor yang mempengaruhi Volatilitas Harga Saham mendaptkan hasilpenelitian
yaitu volume perdagangan, inflasi, dan tingkat suku bunga berpengaruh positif
terhadap volatilitas harga saham, dan nilai tukar, suku bunga, berpengaruh negatif
terhadap volatilitas harga saham. Sedangkan berdasarkan penelitian Rahmawati
(2017) dengan judul jurnal pengaruh volume perdagangan, devidend payout ratio,
inflasi terhadap volatlilitasharga saham pada perusahaanyang terdaftar dalam
indeks LQ45 tahun 2011-2015 mendapatkan hasil penelitian yaitu volume
Januari 2018
3
perdagangan, devidend payout ratio, berpengaruh terhadap vlatilitas harga saham,
dan inflasi tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Berdasarkan
jurnal internasional penelitian yang dilakukan oleh Hashemijoo et all (2012)
dengan judul jurnal The Impact of Dividend Policy on Share Price Volatility in
the Malaysian Stock Market mendapatkan hasil bahwa Devidend Payout Ratio
berpengaruh secara signifikan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kenyoru
et all(2013) dengan judul jurnal Devidend Policy and Share Price Volatility in
Kenya mendapatkan hasil bahwa Devidend Payout Ratio berpengaruh secara
signifikan tetapi Devidend Yield tidak berpengaruh secara signifikan.
Berdasarkan kejadian yang terjadi, maka peneliti ingin dan termotivasi untuk
melakukan pengujian kembali untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mepengaruhi Volatilitas Harga Saham terutama dengan Objeknya Perusahaan
Manufaktur dengan mengembangkan penelitian-penelitian terdahulu. Dalam
penelitian ini , peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka rumusan masalah yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah devidend payout ratio berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2016 ?
2. Apakah devidend yield berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016 ?
3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016 ?
4. Apakah volume perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun
2012-2016 ?
5. Apakah nilai tukar berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016 ?
6. Apakah inflasi berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 ?
7. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-
2016 ?
8. Apakah Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Nilai Tukar, Inflasi, Ukuran Perusahaan, Tingkat Suku Bunga, Volume Perdagangan berpengaruh terhadap
volatilitas harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2016?
Januari 2018
4
1.3 Kajian Teori
Volatilitas harga saham adalah pergerakan naik turunnya harga saham di
dalam bursa efek
Deviden Payout Ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibagikan
kepada para pemegang saham atau investor terhadap total laba perusahaaan
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa besar suatu
perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik saham dilihat dari
harga sahamnya yang sekarang.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana perusahaan dapat
diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log size, nilai saham
dan lain sebagainya.
Volume perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang
diperdagangkan pada periode tertentu
Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain
Inflasi ialah suatu proses dari suatu kenaikan harga pada umumnya dan akan
bergerak secara terus-menerus
Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proxykan pada tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Husnan, 2000).
1.4 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran
Devidend Payout
Ratio (DPR) X1
H1
Devidend Yield
(DY) X2
H2
Ukuran
Perusahaan X3
H3
Volume
Perdagangan X4
H4
Nilai Tukar X5 H5
Inflasi X6 H6
Tingkat Suku
Bunga X7 H7
H8
VOLATILITAS
HARGA
SAHAM (Y)
Januari 2018
5
( Sumber : rekapitulasi sesuai dengan Tabel Review Penelitian Terdahulu)
1.5 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Indikator Skala
Variabel
dependen
Volatilitas
Harga Saham (
Y )
Volatilitas harga saham
adalah pergerakan naik
turunnya harga saham di
dalam bursa efek
(
)
RASIO
Variabel
Independen
Devidend
Payout Ratio (
X1)
Deviden Payout Ratio
merupakan persentase
laba perusahaan yang
dibagikan kepada para
pemegang saham atau
investor terhadap total
laba perusahaaan
RASIO
Variabel
Independen
Devidend Yield
(X2)
Dividend yield adalah
suatu cara untuk
menentukan seberapa
besar suatu perusahaan
dalam membagikan
dividend kepada pemilik
saham dilihat dari harga
sahamnya yang sekarang.
RASIO
Variabel
Independen
Ukuran
Perusahaan
(X3)
Ukuran perusahaan
adalah suatu skala atau
nilai dimana perusahaan
dapat diklasifikasikan
besar kecilnya
berdasarkan total aktiva,
log size, nilai saham dan
lain sebagainya.
RASIO
Variabel
Independen
Volume
Perdagangan
(X4)
Volume perdagangan
saham adalah jumlah
lembar saham yang
diperdagangkan pada
periode tertentu
RASIO
Variabel
Independen
Nilai Tukar
(X5)
Nilai tukar rupiah adalah
harga rupiah terhadap
mata uang negara lain
RASIO
Variabel
Independen
Inflasi ialah suatu proses
dari suatu kenaikan harga
RASIO
Januari 2018
6
Inflasi(X6)
pada umumnya dan akan
bergerak secara terus-
menerus
(
)
Variabel
Independen
Tingkat Suku
Bunga (X7)
Di Indonesia tingkat suku
bunga Bank sentral di
proxykan pada tingkat
suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia atau SBI
(Husnan, 2000).
Rata-rata suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia(SBI)
RASIO
1.6 Teknik Pengumpulan Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama 5 periode yaitu tahun 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016
yang berjumlah 153 perusahaan.
Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016:81). Dalam penelitian ini jumlah sampel yang
digunakan ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu
penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dan menurut Sugiyono
(2016:85) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu, maka didapatilah 7 perusahaan yang akan menjadi sampel.
No Kode Perusahaan
1 TOTO
2 ASII
3 AUTO
4 BATA
5 MLBI
6 SMSM
7 UNVR
Januari 2018
7
HASIL
1.1 Analisis Deskriptif
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPR 32 ,007 1,459 ,49466 ,315485
DY 32 ,001 ,046 ,02280 ,011775
UP 32 ,57 7,49 1,8088 1,16894
VP 32 ,00130 ,04048 ,0108564 ,01327881
NT 32 ,94 1,38 1,1720 ,16681
INF 32 ,030 ,084 ,05502 ,024378
TSB 32 ,058 ,078 ,06648 ,008610
VHS 32 ,1113 ,3142 ,216679 ,0522807
Valid N (listwise) 32
Sumber :Output SPSS 22
Berdasarkan data ditas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan
adalah sebanayak N= 32. Devidend Payout Ratio memiliki nilai minimum 0.007
nilai maksimum 1.459, nilai mean 0,49466 dan standar deviasinya adalah
0.315485. Devidend Yield memiliki nilai minimum 0.001 nilai maksimum 0.046,
nilai mean 0.02280 dan standar deviasinya adalah 0.11775. Ukuran Perusahaan
memiliki nilai minimum 0.57 nilai maksimum 7.49, nilai mean 1.8088 dan standar
deviasinya adalah 1.16894. Volume Perdagangan memiliki nilai minimum
0.00130 nilai maksimum 0,04048, nilai mean 0.0108564 dan standar deviasinya
adalah 0.01327881. Nilai Tukar memiliki nilai minimum 0.94 nilai maksimum
1.38, nilai mean 1.1720 dan standar deviasinya adalah 0.16681. Inflasi memiliki
nilai minimum 0.030 nilai maksimum 0.084, nilai mean 0.05502 dan standar
deviasinya adalah 0.024378. Tingkat Suku Bunga memiliki nilai minimum 0.058
nilai maksimum 0.078, nilai mean 0.06648 dan standar deviasinya adalah
0.008610. Volatilitas Harga Saham memiliki nilai minimum 0.1113 nilai
maksimum 0.3142, nilai mean 0.216679 dan standar deviasinya adalah
0.0522807.
1.2 Uji Asumsi Klasik
1.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah uji statistik non parametik Kolmogorov
Sminov (K-S) dan analisis grafik Normal P-Plot (Ghozali.2016). Melalui uji
Kolmogorov Sminov (K-S) dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi
normal atau tidak.
Januari 2018
8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 32
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,03906291
Most Extreme Differences Absolute ,130
Positive ,130
Negative -,091
Test Statistic ,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,182c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogrov Smirnov,
didapatkan nilai signifikan sebesar 0.182 > 0.05. Hal ini berarti Hipotesis Nol(H0)
diterima atau data berdistribusi normal.
1.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas, bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari
tolenrance value atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance 0,10 ,
dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas
antar variabel independen dalam model regresi dan jika nilai tolerance 0,1 dan
nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan ada multikoliniearitas antara variabel
independen dalam model regresi ( Ghozali. 2016).
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Consta
nt) ,022 ,078 ,289 ,775
Januari 2018
9
DPR ,079 ,037 ,474 2,106 ,046 ,459 2,178
DY ,234 ,906 ,053 ,259 ,798 ,559 1,789
UP -,012 ,007 -,268 -1,638 ,114 ,873 1,146
VP ,621 ,629 ,158 ,988 ,333 ,912 1,097
NT ,042 ,096 ,135 ,440 ,664 ,247 4,042
INF ,078 ,525 ,036 ,148 ,883 ,388 2,579
TSB 1,671 1,594 ,275 1,048 ,305 ,338 2,962
a. Dependent Variable: VHS
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan uji multikolinieritas pada tabel 4.3, hasil perhitungan
menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang mempunyai nilai
tolerance0.10. hal yang sama juga ditunjukkan oleh niali VIF, dimana tidak ada
variabel yang mempunyai nilai VIF 10, sehingga dapat dismpulkan bahwa
model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas dan model regresi
layak digunakan.
1.2.3 Uji Heteroskedastisistas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi adanya
hereroskedastisitas. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat(dependen) yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID dengan dasar analisis jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka diidentifikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas(Ghozali, 2016).
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS 22
Januari 2018
10
Berdasarkan gambar 4.3 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar diatas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
1.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,665a ,442 ,279 ,0443956 1,721
a. Predictors: (Constant), TSB, VP, INF, UP, DY, DPR, NT
b. Dependent Variable: VHS
Sumber : Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil pengujian diperoleh nilai Durbin-
Watson sebesar 1.721. Nilai Durbin-Watson tersebut kemudian dibandingkan
dengan nilai du dan 4-du. Nilai du diambil dari tabel Durbin-Watson dengan n=
32 dan k = 7, sehingga diperoleh du sebesar 0.9724, kemudian dilakukan
pengambilan keputusan dengan ketentuan du < d < 4-du (0.9724 < 1.721 < 4-
0.9724 = 3.0276 ). Hal ini berarti H0 diterima atau tidak terjadi autokorelasi antara
variabel independen, sehingga model regresi layak digunakan.
1.3 Uji Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam
penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda ini
digunakan untuk mengetahui apakah Devidend Payout Ratio, Devidend Yield,
Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Suku
Bunga memiliki pengaruh atau tidak terhadap volatilitas harga saham.
Januari 2018
11
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t B Std. Error Beta
1 (Constant) ,022 ,078 ,289
DPR ,079 ,037 ,474 2,106
DY ,234 ,906 ,053 ,259
UP -,012 ,007 -,268 -1,638
VP ,621 ,629 ,158 ,988
NT ,042 ,096 ,135 ,440
INF ,078 ,525 ,036 ,148
TSB 1,671 1,594 ,275 1,048
a. Dependent Variable: VHS
Sumber : Output SPSS 22
Tabel diatas menunjukkan hasil uji regresi berganda yang diperoleh
setelah data outlier dihilangkan , maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = 0.022 + 0.079 DPR + 0.234 DY 0.012 UP + 0.621 VP + 0.042 NT +
0.078 INF + 1.671 TSB
Dari persamaan diatas diketahui konstanta sebesar 0.022 menyatakan
bahwa Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Ukuran Perusahaan, Volume
Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga bernilai 0 (nol), maka
nilai Volatilitas Harga Saham sebesar 0.022.
1.4 Pengujian Hipotesis
1.4.1 Uji F
Uji F bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel
independen/bebas yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh
secara bersama sama (Simultan) terhadap variabel dependen/terikat. Dasar
pengambilan keputusan uji F yakni jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan
H1 diterima artinya variabel berpengaruh secara simultan. Jika F hitung < F tabel
maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya variabel berpengaruh secara tidak
simultan (Ghozali.2011).
Januari 2018
12
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,037 7 ,005 2,713 ,032b
Residual ,047 24 ,002
Total ,085 31
a. Dependent Variable: VHS
b. Predictors: (Constant), TSB, VP, INF, UP, DY, DPR, NT
Sumber : Ouput SPSS 22
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara simultan variabel
indepnden memiliki nilai signifikan 0.032 < 0.050 dan Fhitung 2.713. nilai Ftabel df1(k-1) = 7 dan df2 (n-k) = 23 yaitu 2.42. Maka dapat disimpulkan bahwa
Fhitung2.713 > 2.42 Ftabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima dengan arti bahwa
secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap volatilitas harga
saham.
1.4.2 Uji t
Uji t-statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Pengambilan keputusan uji t adalah jika t hitung > t tabel maka H0
di tolak dan H1 diterima dan jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak
(Ghozali, 2011).
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,022 ,078 ,289 ,775
DPR ,079 ,037 ,474 2,106 ,046
DY ,234 ,906 ,053 ,259 ,798
UP -,012 ,007 -,268 -1,638 ,114
VP ,621 ,629 ,158 ,988 ,333
NT ,042 ,096 ,135 ,440 ,664
INF ,078 ,525 ,036 ,148 ,883
TSB 1,671 1,594 ,275 1,048 ,305
a. Dependent Variable: VHS
Sumber : Hasil Ouput SPSS 22
Januari 2018
13
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.46 < 0.05) menunjukkan bahwa variabel devidend payout ratio
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.798 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel deviden yield tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.114 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.333 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan
tidak berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.664 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel nilai tukar tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.883 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda diperoleh nilai
signifikansi (0.305 > 0.05) menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga
tidak berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham.
1.4.3 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2), pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,665a ,442 ,279 ,0443956
a. Predictors: (Constant), TSB, VP, INF, UP, DY, DPR, NT
Sumber : Output SPSS
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R
Square) sebesar 0.279 atau 27.9%. Hal ini berarti 27.9% dari volatilitas harga
saham dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel Devidend Payout Ratio,
Devidend Yield, Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi,
dan Tingkat Suku Bunga. Sedangkan sisanya sebesar 0.721 atau 72.1% dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel atau faktor internal dan eksternal lainnya
Januari 2018
14
PEMBAHASAN
1. Pengujian Hipotesis Pertama Ha1 :Devidend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap
volatilitas harga saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.46 < 0.05). Sedangkan nilai Thitung 2.106 >
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel devidend payout ratio
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2016, sehingga hipotesis pertama diterima. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anastassia & Firnanti
(2014) serta penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati(2017) , hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa devidend payout ratio mempunyai
pengaruh terhadap volatiltas harga saham. Akan tetapi berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurniaji(2013) yang menyatakan
bahwa devidend payout ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
volatiltas harga saham. Perbedaan hasil penelitian ini bisa disebabkan
karena perbedaan sampel yang digunakan serta periode yang digunakan.
Deviden Payout Ratio merupakan persentase laba perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham atau investor terhadap total laba
perusahaaan. Dengan meningkatnya kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang juga diiringi dengan semakin besarnya dividen
yang dibagikan maka akan menyebabkan peningkatan harga saham. Hal
ini dikarenakan banyak investor yang tertarik untuk membeli saham
perusahaan yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan
laba, sehingga permintaan akan saham tersebut meningkat.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Ha2 :Devidend Yield berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga
saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.798 > 0.05), ). Sedangkan nilai Thitung 0.259
< Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel deviden yield tidak berpengaruh
signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, sehingga
hipotesis kedua ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khurniaji(2013) yang menyatakan bahwa devidend yield
tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Akan tetapi berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anastassia & Firnanti(2014)
yang menyatakan bahwa devidend yield memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap volatilitas harga saham. Perbedaan hasil penelitian ini
bisa disebabkan karena perbedaan sampel yang digunakan serta periode
yang digunakan.
Dividend yield adalah suatu cara untuk menentukan seberapa
besar suatu perusahaan dalam membagikan dividend kepada pemilik
saham dilihat dari harga sahamnya yang sekarang. Dalam analisa
fundamental dividen yield juga merupakan salah satu faktor untuk
Januari 2018
15
menentukan imbal hasil dari suatu saham. Secara sederhana semua
investor pasti menginginkan dividend yield yang besar namun dividen
yield yang besar memiliki dampak negatif seperti pengurangan modal, dan
pengurangan modal dapat berdampak pada turunnya produktivitas
perusahaan.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Ha3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap volatilitas
harga saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.114 > 0.05). Sedangkan nilai Thitung -1.638 <
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016,
sehingga hipotesis ketiga ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Khurniaji(2013) yang mendapati hasil bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh secara signifikan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai dimana
perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva,
log size, nilai saham dan lain sebagainya. Beberapa proksi yang biasanya
digunakan untuk mewakili ukuran perusahaan yaiut total aset, jumlah
penjualan, dan kapitalisasi pasar. Jumlah aset perusahaan yang besar
belum tentu memiliki dampak positif bagi volatilitas harga saham
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan.
4. Pengujian Hipotesis Keempat Ha4 :Volume Perdagangan berpengaruh signifikan terhadap volatilitas
harga saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.333 > 0.05) Sedangkan nilai Thitung0.988 <
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016,
sehingga hipotesis keempat ditolak. Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hugida(2011) dan
Rahmawati(2017) yang menyatakan bahwa volume perdagangan memiliki
pengaruh positif dan signifikan. Perbedaan hasil penelitian ini bisa
disebabkan oleh perbedaan objek dan sampel yang diteliti.
Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham
suatu emiten yang diperjualbelikan di pasar modal setiap hari dengan
tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham.
Volume perdagangan yang tinggi belum tentu mempengaruhi volatiitas
harga saham hal ini dapat disebabkan jumlah permintaan saham yang terus
menerus meninggi tanpa ada panurunan, hal ini dapat terjadi pada saat
perusahaan baru listing di bursa efek sehingga penawaran akan saham
akan terus menerus meningkat.
Januari 2018
16
5. Pengujian Hipotesis Kelima Ha5 :Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga
saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.664 > 0.05) Sedangkan nilai Thitung0.440 <
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel nilai tukar tidak berpengaruh
signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, sehingga
hipotesis kelima ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hugida(2011), dalam penelitiannya menyatakan bahwa
nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga
saham. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan perbedaan periode waktu
yang diambil sebagai sampel.
Nilai tukar atau kurs adalah harga mata uang suatu negara terhadap
negara lain atau mata uang suatu negara dinyatakan dalam mata uang
negara lain. Suatu kenaikan dalam kurs disebut depresiasi atau penurunan
nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Perubahan nilai
mata uang secara tidak langsung dapat mempengaruhi harga saham yang
dierjualbelikan, perubahan ini sering dijadikan indikasi sebagai sinyal bagi
investor untuk menjual atau membeli saham, meskipun begitu perubahan
mata uang belum tentu menarik perhatian investor untuk membeli atau
menjual saham, hal ini disebabkan sifat kewaspadaan investor dalam
bertindak.
6. Pengujian Hipotesis Keenam Ha6 :Inflasi berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.883 > 0.05) Sedangkan nilai Thitung0.148 <
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel Inflasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016, sehingga
hipotesis keenam ditolak. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati(2017) yang menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh negatif atau tidak signifikan terhadap volatilitas harga saham.
Tetapi hasil ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Hugida(2011) yang
mendapati hasil bahwa inflasi berpengarug positif dan signifikan terhadap
volatilitas harga saham.
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus, dengan kata lain inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara terus-menerus. Hal ini berarti investor
yang ingin berinvestasi dalam saham perusahaan manufaktur tidak perlu
memperhatikan tingkat inflasi selama inflasi tersebut masih dibawah 10%.
Investor beranggapan bahwa berinvestasi pada perusahaan manufaktur
akan tetap menghasilkan laba karena saham yang dimiliki oleh perusahaan
manufaktur adalah saham dengan likuiditas yang tinggi.
Januari 2018
17
7. Pengujian Hipotesis Ketujuh Ha7 :Tingkat Suku Bunga berpengaruh signifikan terhadap volatilitas
harga saham
Berdasarkan pada tabel 4.7 hasil uji regresi linier berganda
diperoleh nilai signifikansi (0.305 > 0.05) Sedangkan nilai Thitung1.048 <
Ttabel 2.06 menunjukkan bahwa variabel Tingkat Suku Bunga tidak
berpengaruh signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016,
sehingga hipotesis ketujuh ditolak. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Hugida(2011), dalam penelitian mendapati
hasil bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan.
Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio
pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan
kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan
kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada
kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman
investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal.
Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu
tingkat pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu. Dengan
naiknya atau turunnya tingkat suku bunga berdasakan penelitian investor
di perusahaan manufkatur tidak perlu khawatir dikarenakan perubahan
tingkat suku bunga.
8. Pengujian Hipotesis Kedelapan Ha8 :Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Ukuran Perusahaan,
Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Suku Bunga
secara simultan berpengaruh terhadap Volatilitas Harga Saham.
Secara simultan penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penelitian
yakni Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Ukuran Perusahaan,
Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, Tingkat Suku Bunga
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Hal ini dikarenakan hasil
pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai signifikan
sebesar 0.032 < 0.050 dan Fhitung 2.713 dan nilai Fhitung2.713 > 2.42 Ftabel. .
Maka dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen
penelitian berpengaruh terhadap perubahan laba
KESIMPULAN
1. Devidend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
2. Devidend Yield tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
Januari 2018
18
3. Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
4. Volume Perdagangan tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
5. Nilai tukar berpengaruh tidak signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
6. Inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2016.
7. Tingkat Suku Bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa
Efek Indonesia Tahun 2012-2016.
8. Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Nilai Tukar, Inflasi, Ukuran Perusahaan, Tingkat Suku Bunga, Volume Perdagangan berpengaruh
simultan dan signifikan terhadap Volatilitas Harga Saham pada
Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Bursa Efek Indonesia
Tahun 2012-2016.
9. Nilai (Adjusted R Square) sebesar 0.279 atau 27.9%. Hal ini berarti 27.9% dari volatilitas harga saham dapat dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel Devidend Payout Ratio, Devidend Yield, Ukuran
Perusahaan, Volume Perdagangan, Nilai Tukar, Inflasi, dan Tingkat
Suku Bunga. Sedangkan sisanya sebesar 0.721 atau 72.1% dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel atau faktor internal dan eksternal
lainnya
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, maka dapat
disampaikan beberapa saran sebagai berikut, Bagi calon investor yang ingin
berinvestasi pada saham perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
volatilitas harga saham yaitu devidend payout ratiokarna faktor tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volatilitas harga saham pada perusahaan
manufaktur. Bagi peneliti selanjutnya , penelitian dengan topik sejenis perlu
dilakukan , penambahan variabel dengan variabel seperti frekuensi perdagangan,
order imbalance, dan dapat melakukan penelitian dengan objek sampel yang
berbeda seperti perusahaan yang terdaftar di LQ45 atau perusahaan keuangan.
Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode penelitian. Mengingat
investor lebih melihat prediksi jangka panjang dibandingkan prediksi jangka
waktu yang relatif pendek.
Januari 2018
19
DAFTAR PUSTAKA
Anastassia & Frisrka Firnanti. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan Publik non Keuangan, Jurnal
Bisnis dan Akutansi, Vol.16 No. 2, Desember, Hal: 95-102.
Brigham, et al. 1999. Financial management Theory and Pactice. Thirteenth
Edition. Michael C. Enrhard. Singapore. hal 333,557.
Buana Gresna dan Mulyo Haryanto. 2016. Pengaruh Risiko Pasar, Nilai Tukar,
Suku Bunga, dan Volume Perdagangan terhadap Return Saham.
Diponegoro Journal Of Management, Vol. 5, No. 2, Hal: 1-14
Core Course. 2011. Fundamental of Investment. University of Calicut.
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Program SPSS . Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2016. Analisis Multivariate dengan Program SPSS . Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hashemijo. 2012. The Impact of Devidend Policy on Share Price Volatility in the
Malaysian Stock Market. Vol 4 No 1pp 111-129
Hugida Lydinanita & Syofian Syuhada. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Volatilitas Harga Saham. Hal: 1-27
Kenyoru et all. 2013. Devidend Policy and Share Price Volatility in Kenya. Vol 4
No 6.
Khurniaji Andreas Widhi & Surya Raharja,. 2013. Hubungan Kebijakan Deviden
Payout Ratio dan Devidend Yield terhadap Volatilitas Harga Saham di
Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Diponegoro Journal O Management,
Vol. 2, No. 3, Hal: 1-10.
Mardiyanto, Handono.2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta :Grasindo
Martalena & Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: Andi.
Martono & Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonosia.
Nor Hadi. 2013. Pasar Modal Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen
Keuangan Pasar Modal. Yokyakarta: Graha Ilmu
Priyanto, Duwi. 2009. SPSS Untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivarited.
Yogyakarta: Gava Media
Rahmawati Irma. 2017. Pengaruh Volume Perdagangan, Devidend Payout Ratio,
Ilflasi terhadap Volatilitas Harga Saham pada Perusahaan yang
Terdaftar dalam Indeks LQ45 tahun 2011-2015, Jurnal Pendidikan dan
Ekonomi, Vol. 6, Nomor 1, Hal: 38-45.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Januari 2018
20
Supriyanti, Neni. 2008. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI terhadap
Kinerja Keuangan. Universitas Gunadarma.
Supriaynto, Johanes.2000.Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,. Bandung: Alvabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alvabeta
Waluyo Wawan. 2016. Analisis Determinasi Volatilitas Harga Saham. Fakultas
Ekonomi. Universitas Yogyakarta.
www.idx.co.id
www.finance.yahoo.com
http://www.idx.co.id/http://www.finance.yahoo.com/