126
Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Oleh: Tutik Wahyuningsih K.8405041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Konstruksi kecantikan bagi laki-laki

(Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh:

Tutik Wahyuningsih

K.8405041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

KONSTRUKSI KECANTIKAN BAGI LAKI-LAKI

(Studi Konstrukstivisme tentang Pentingnya Penampilan dan Makna Cantik bagi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta)

Oleh:

Tutik Wahyuningsih

K 8405041

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 28 Juli 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Slamet Subagyo, M.Pd Atik Catur Budiati, S.Sos, M.A NIP. 19521126 198103 1 002 NIP. 19800929 200501 2 021

iii

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Senin

Tanggal : 2 Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. H. MH. Sukarno, M. Pd ..........................

Sekretaris : Drs. H. Haryono, M. Si ..........................

Anggota I : Drs. Slamet Subagyo, M. Pd ..........................

Anggota II : Atik Catur Budiati, S.Sos, M. A ..........................

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

iv

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

ABSTRAK

TUTIK Wahyuningsih. K8405041. KONSTRUKSI KECANTIKAN BAGI LAKI-LAKI (Studi Konstruktivisme tentang Pentingnya Penampilan dan Makna Cantik bagi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juli 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan alasan mahasiswa laki-laki menampilkan dirinya agar tampak menarik dihadapan orang lain; dan (2) mendeskripsikan makna cantik bagi laki-laki (tampilan fisik yang menarik dikonstruksikan).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Strategi penelitian menggunakan pendekatan konstruktivisme. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, informan yaitu mahasiswa Universitas Sebelas Maret yang mementingkan penampilan dan menggunakan kosmetik dan dokumen (arsip). Teknik pengambilan informan menggunakan informan kunci dan informan pendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, pengamatan langsung, dan analisis dokumen. Validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dapat disimpulkan sebagai berikut: pentingnya penampilan bagi laki-laki dapat dilihat dari tiga hal, yaitu dilihat dari makna penampilan bagi laki-laki, cara laki-laki untuk menunjang penampilan, dan latar belakang penggunaan kosmetik oleh laki-laki. Penampilan bagi laki-laki mempunyai makna yang penting. Penting dikarenakan penampilan merupakan interpretasi dari kecantikan seseorang secara fisik dan juga mencerminkan kepribadian seseorang untuk dilihat oleh orang lain. Berdasarkan penelitian ini, makna cantik bagi laki-laki ternyata tidak hanya terfokus pada hal-hal yang tampak dari fisik saja (kecantikan luar), akan tetapi laki-laki juga berusaha untuk menampilkan kecantikan mereka dari dalam (innerbeauty) yang mereka bangun dengan meningkatkan kualitas diri dan mempunyai kepribadian yang baik. Makna cantik tersebut tidak terlepas dari media, iklan, dan masyarakat yang mempunyai peran penting dalam membentuk konstruksi kecantikan yang ideal bagi laki-laki pada saat ini.

v

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

ABSTRACT TUTIK Wahyuningsih. K8405041. THE CONSTRUCTION OF BEAUTY FOR MALE (A Constructivism Study upon the Importance of Male Performance and the Meaning of Beauty According to Students of Sebelas Maret University). Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching and Education. Sebelas Maret University, July 2010. This research is aimed to: (1) Describe the reasons of male’s students to perform themselves to be attractive in front of others; and (2) describe the meaning of beauty based on male’s view (to construct an attractive of physical performance). This research used descriptive qualitative method, meanwhile constructivism is the approach. The source of data was taken from several library review; events or activity; place or location, informant from students of Sebelas Maret University who put forward their performance and wear cosmetics; and documents (archives). The informant sampling technique used key informant and supporting informant. Technique of collecting data used in this research was by interviewing, direct observation, and document analysis. Validity of the data was taken by source triangulation and method triangulation. Technique of data analysis of the research is interactive analysis model. Based on the research about the importance of performance and the meaning of beauty toward students of Sebelas Maret University, it can be conclude that: the importance of performance of male can be seen from 3 aspects. Those are: the meaning of performance itself, the way to support their desire in performance, and the background of the use of cosmetics amongst male. Performance plays an important role in male’s world. Important, because it reveals the interpretation of what was being called beauty in terms of physical value and reflects the personality of somebody, who can be seen by others. This research found that the meaning of beauty according to males did not only concerned with what so called physical appearance, but also the effort to improve their characters figured as inner beauty; in which can be shown from their self quality and good personality. The meaning of beauty itself can not be released from the influence of mass media, advertisement, and society which play important role in forming the construction of ideal beauty toward male recently.

vi

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

MOTTO

“Hadapi dengan Senyuman, Badai Pasti Berlalu”.

(viva GWB 18 WAS) “Ku Berdo’a dalam Penatku, Ku Memohon dalam Anganku, Ku Lakukan apa yang Seharusnya aku Lakukan. Semoga Tercapai Angan dan Citaku, karena diri kitalah yang harus berusaha, bukan orang lain”.

(Penulis) “Aku seperti Lukisan, ada Segi dan Garis di dalamnya. Itulah aku”.

(Penulis)

vii

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Allah SWT atas semua nikmat yang melimpah pada hamba.

Nabi Muhammad SAW, uswah sepanjang

jaman. Bapak Ali Achmadi & Ibu Isfiah, hormat

dan cintaku pada kalian. Mb Jannah yang selalu menyanyangiku

dengan caranya sendiri. Almamater.

viii

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan

skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan

Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini banyak

memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Tanpa adanya bantuan pihak-pihak

yang terlibat didalamnya, baik yang berupa bimbingan maupun pengarahan,

penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Oleh karena itu, dengan

segala ketulusan dan kerendahan hati, peneliti menghaturkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Syaiful Bachri, M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial FKIP Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. H. MH. Sukarno, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret dan sebagai Pembimbing II

yang telah memberikan bimbingan secara tulus ikhlas dalam penyelesaian

skripsi ini.

4. Drs. Slamet Subagyo, M. Pd, Pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan secara baik.

5. Ibu Atik Catur Budiati, S. Sos, M. A, Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan secara tulus ikhlas dan sabar dalam penyelesaian

skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sosiologi Antropologi FKIP UNS yang

telah mendidik saya selama melaksanakan studi.

7. Informan saya, Pak Eko, Machlih, Ridlo, Danis, Alan, Burhan, Mardiyan,

Irfan, Yuliati, Zunita, Youhan, Satriya, Tegar, dan Dila. Terima kasih atas

waktu yang tersita dalam penelitian ini.

ix

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

8. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan dari

Allah SWT. Peneliti menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Kritik dan saran peneliti harapkan untuk ke depannya tulisan saya

menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Surakarta, 28 Juli 2010

Peneliti

x

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i

PENGAJUAN ............................................................................................... iii

PERSETUJUAN ........................................................................................... iv

PENGESAHAN .............................................................................................. v

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO ......................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN .......................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ...................................................... 35

C. Sumber Data .................................................................................. 39

D. Teknik Pengambilan Informan ...................................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46

F. Validitas Data ................................................................................ 47

G. Analisis Data ................................................................................. 48

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 52

xi

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................... 54

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 54

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................................. 58

1. Pentingnya Penampilan bagi Laki-laki ................................... 60

2. Makna Cantik bagi Laki-laki .................................................. 75

C. Temuan Hasil Penelitian dihubungkan dengan Kajian Teori ..... 79

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................... 100

A. Simpulan ..................................................................................... 100

B. Implikasi ...................................................................................... 102

C. Saran ............................................................................................ 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 106

LAMPIRAN .................................................................................................. 110

xii

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Alokasi Waktu Penelitian........................................................................... 33

DAFTAR GAMBAR xiii

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Skema Kerangka Berfikir........................................................................... 32

2. Skema Model Analisis Interaktif ............................................................... 51

xiv

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

DAFTAR LAMPIRAN

1. Interview Guide...................................................................................... 111

2. Field Note............................................................................................... 113

3. Tabel Matrik Penelitian........................................................................... 163

4. Foto- Foto............................................................................................... 183

5. Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi Kepada PD I FKIP ........... 188

6. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Penyusunan Skripsi........... 189

7. Surat Permohonan Ijin Research Kepada Rektor UNS.......................... 190

8. Curriculum Vitae.................................................................................... 191

9. Ucapan Terimakasih .............................................................................. 193

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kesehariannya, wanita tidak dapat lepas dari tuntutan untuk selalu

tampil cantik dan menarik. Seperti di dalam pepatah Jawa tugas dari wanita

adalah “3M” yaitu “macak, manak, dan masak”. “Macak” atau berdandan

diartikan sebagai sesuatu hal yang mengharuskan wanita memperindah wajah dan

tubuh untuk tampil cantik dan menarik di hadapan laki-laki atau orang lain.

“Manak” berarti keharusan wanita untuk mengandung dan melahirkan anak dari

laki-laki, sedangkan “masak” berarti tugas wanita adalah di dapur (di belakang)

untuk memasak.

Berangkat dari kata “macak” tadi, “cantik” adalah kata yang paling

diharapkan oleh semua wanita manapun, baik di dalam maupun di luar negeri.

Semua perempuan akan sangat berharap dirinya menjadi cantik dan dikagumi oleh

banyak orang. Untuk memenuhi tuntutan tampil cantik dan menarik, kosmetik

telah menjadi salah satu bagian yang tidak dapat lepas dari kaum wanita sampai

sekarang. Beraneka ragam jenis kosmetik telah menyebar luas di masyarakat,

mulai di toko-toko, di pusat-pusat perbelanjaan, sampai di salon-salon kecantikan

yang menyediakan berbagai macam layanan perawatan atau terapi kecantikan bagi

wanita. Kosmetik ternyata telah mempunyai cara tersendiri dalam menarik

perhatian wanita di dunia ini.

Namun, seiring dengan perkembangan jaman, tidak hanya kaum wanita

saja yang tertarik dalam hal penggunaan kosmetik, laki-laki juga mulai tertarik

dengan kosmetik. Dengan kata lain, tidak hanya wanita yang dituntut untuk

merawat diri dan menjaga penampilannya, melainkan kaum laki-laki juga harus

menjaga penampilan agar menjadi cantik dan menarik. Kecantikan telah menjadi

bagian dari tuntutan kaum laki-laki. Hal inilah yang kemudian mendorong adanya

kebutuhan kosmetik untuk kaum laki-laki. Laki-laki tidak lagi merasa antipati

terhadap apa yang namanya kosmetik, mereka sudah terbiasa sekalipun masih

dalam tataran memakai pembersih wajah (facial wash).

1

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Tentang kecantikan yang telah menimpa kaum laki-laki, pada saat ini juga

dapat kita lihat dari adanya video klip ”The Cash” tentang diet yang dilakukan

oleh kaum laki-laki untuk menjadi cantik dan berusaha menjaga kecantikan tubuh

mereka agar tidak mengalami kegemukan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi

kepentingan-kepentingan mereka, salah satunya adalah agar tidak ditinggalkan

oleh teman wanitanya atau pacar.

Gambaran video klip tentang diet di atas sama dengan pendapatnya

Kertajaya tentang kaum laki-laki yang mulai melakukan hal-hal yang dilakukan

oleh kaum wanita, yaitu:

“Bicara tentang emansipasi wanita, 89.7 % dari responden laki-laki di Jakarta mengatakan bahwa jika mereka dapat memutar kembali waktu, mereka tidak akan menghentikan gerakan emansipasi wanita. Alasan utama mereka adalah, manusia tidak boleh dibedakan berdasarkan gender.

Hal ini berefek balik pada saat laki‐laki mendefinisikan arti maskulinitas.

Jika dulu maskulinitas digambarkan macho, maka kini laki‐laki lebih

menggambarkan maskulinitas dengan istilah‐istilah emosional yang dulu

melekat pada diri perempuaan”, (Kertajaya, 2004: 54).

Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa sesuatu hal atau upaya yang

dulunya dilakukan oleh wanita dalam hal kecantikan, sekarang juga dilakukan

oleh kaum laki-laki. Jika dahulu wanita pergi ke spa untuk merawat tubuhnya,

sekarang laki‐laki juga melakukan hal yang sama. Bahkan laki‐laki juga

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

mengunjungi fitness center untuk menjaga kondisi tubuh mereka. Dan bukan

hanya itu, bahkan sekarang ini laki‐laki tidak malu menggunakan kemeja yang

berwarna merah muda, yang dahulu identik dengan perempuan. Sama halnya

dengan media informasi, jika wanita ada majalah Cosmopolitan, Kartini, dan

Femina, maka majalah untuk laki‐laki ada Maxim, Men’s Health, For Him

Magazine, dan Playboy.

Di era modernisasi ini, banyak perusahaan mulai memproduksi kosmetik

khusus kaum laki-laki. Optimisme perusahaan yang memproduksi kosmetik

khusus kaum laki-laki semakin meningkat seiring dengan trend laki-laki masa

depan. Produk-produk kecantikan yang dulunya untuk wanita sekarang dengan

label “For Men” memasuki seluruh pasar di dunia. Perubahan sensibilitas

(afinitas yang berdasarkan pilihan) laki-laki dalam memandang penampilan dan

citra diri nampaknya telah diikuti dengan semakin maraknya perlengkapan

kosmetik khusus laki-laki yang berlabel ‘for men’.

Kosmetik yang berlabel ‘for men’ atau yang khusus diperuntukkan bagi

laki-laki semakin hari kian bertambah banyak. Di pusat-pusat perbelanjaan seperti

di Solo Grand Mall dapat dengan mudah dijumpai berbagai stan, salah satunya

terdapat stan yang menawarkan berbagai produk kecantikan khusus laki-laki

dengan merk terkenal, seperti: rangkaian kosmetik Zirh, Nivea for men, Axe, dan

Bask dari Mustika Ratu.

Pentingnya penampilan dan kecantikan dewasa ini dapat dilihat di bidang

ekonomi. Hal tersebut dapat kita lihat dari data di bawah ini:

“Di Amerika Serikat, penjualan alat-alat kecantikan meningkat dari $40 juta pada tahun 1914 menjadi $18,5 miliar pada tahun 1990 (Raines, 1974;

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Standard and Poor, 1992: H40). Peningkatan angka ekonomi dari kosmetika dan alat-alat rias secara proporsional mungkin sama saja di Inggris dan Kanada” (Synnot, 2003: 136-137). Banyak sekali orang membeli alat-alat kecantikan dengan harapan dapat

mempunyai penampilan diri yang menarik secara fisik dan mengikuti fenomena

yang sedang tren. Industri kecantikan secara khusus sangat berkaitan erat dengan

industri lainnya. Industri tersebut antara lain industri pakaian, industri penataan

rambut, bedah plastik, industri makanan, bisnis fitnes, dan tentu saja industri

media dan periklanan.

Pada awalnya, laki-laki yang menggunakan kosmetik disebut dengan

istilah laki-laki metroseksual. Hal tersebut membuat para produsen kosmetik dan

jasa kecantikan mulai berlomba untuk menawarkan produk-produk yang berlabel

“for men”, seperti pada kutipan di bawah ini:

“Hasil riset dari perusahaan Euro RSCG menyimpulkan bahwa trend laki-laki masa depan (atau yang lebih dikenal dengan laki-laki metroseksual) telah menjadi topik yang sering diperbincangkan dan menjadi mode global di seluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan adanya bukti bahwa pada bulan Oktober 2003, terdapat 20.900 artikel yang membahas topik metroseksual di Google”. “Bukti lainnya yaitu pada majalah Swa Sembada dalam edisi 18-31 Maret 2004 yang menyatakan bahwa segmen metroseksual mulai muncul di Indonesia dan merupakan peluang bisnis yang sangat potensial bagi para pemasar. Dari hasil survei yang dilakukan, majalah Swa Sembada menarik kesimpulan bahwa kebutuhan kosmetik kaum laki-laki tidak hanya didominasi oleh minyak rambut dan deodorant saja. Facial wash yang berguna untuk merawat wajah agar terlihat lebih menarik juga termasuk dalam salah satu produk kosmetik yang dominan bagi kaum laki-laki” (Yohannes Sondang Kunto dan Inggrid Kurniawan Khoe, 2007: 21).

Seorang pengusaha salon kecantikan di kawasan Jakarta Timur yang

bernama Alvin memberikan komentar tentang “metroseksual” sebagai berikut:

“Sepuluh tahun silam pecinta salon kecantikan masih didominasi oleh kaum perempuan. Akan tetapi berbeda dengan sekarang, laki-laki mulai senang merawat diri di salon atau spa. Nah, di spa laki-laki itu ketagihan dengan lulur, pijat aroma terapi, dan facial alias perawatan wajah”, 70% dari klien saya adalah kaum laki-laki (Alvin, 2008: 1).

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Berdasarkan hasil riset dan pendapat di atas, jelas sekali bahwa pengguna

make up dewasa ini bukanlah dominasi kaum perempuan, kaum laki-laki juga ikut

sebagai pengguna kosmetik. Perbandingan yang begitu mencolok dalam hal

penggunaan kosmetik oleh laki-laki dari tahun ke tahun tersebut dapat diartikan

bahwa penampilan menjadi penting bagi laki-laki, tidak hanya oleh wanita saja.

Dalam tayangan televisi swasta (Trans7) setiap malam sabtu pukul 23.30

WIB yang berjudul “I, International Gosip” banyak dikupas tentang perawatan

tubuh selebriti laki-laki Hollywood ataupun bintang sepakbola dunia. Seperti

David Beckham, suami dari Victoria yang terkenal itu adalah salah satu sosok

yang tidak lepas dari kosmetik. Dia tetaplah seorang laki-laki sejati, namun dari

ujung kaki sampai dengan ujung rambutnya yang selalu terawat dan terjaga. Hal

tersebut dapat dilihat pada pakaiannya yang fashionable, tatanan rambut yang

selalu mengikuti trend sampai dengan sepatu yang dia pakai menunjukkan bahwa

David Beckham adalah sosok yang selalu ingin berpenampilan “sempurna”. Jika

di Indonesia seperti Fery Salim, Indra L Bruggman, dan Krisna Mukti. Dalam

acara televisi di Trans7 sabtu pukul 08.00 WIB yang berjudul “Magic in Style:

Men After Work” juga dikupas tentang pentingnya kaum laki-laki merawat diri,

dengan nara sumber yaitu artis Fery Salim.

Pada perkembangannya, tidak hanya laki-laki metroseksual saja yang

menggunakan produk kosmetik khusus laki-laki ataupun produk kosmetik yang

dipergunakan oleh kaum wanita. Kaum laki-laki umumnya juga mulai

mempergunakannya. Salah satu penggunaan produk kosmetik yang dominan

adalah facial wash khusus laki-laki. Seperti yang dijelaskan di bawah ini:

“Secara psikografis, kaum laki-laki terdiri atas segmen laki-laki metroseksual (13%), laki-laki rata-rata (29%), dan laki-laki konservatif (58%). Perbandingan persentase segmen antara user dan non-user mengindikasikan bahwa keputusan penggunaan facial wash telah diterima oleh semua segmen psikografis. Analisis CHAID menemukan bahwa atribut kemampuan facial wash untuk melembutkan wajah dan dibuat khusus untuk laki-laki berkaitan erat dengan kepuasan. Kedua atribut tersebut tergolong under service, sehingga pengelolaan yang salah dari produsen facial wash dapat memberi kesempatan kepada merk baru untuk meramaikan pasar”, (Yohannes Sondang Kunto dan Inggrid Kurniawan Khoe, 2007: 21).

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Berdasarkan hasil riset di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi pergeseran

perubahan kebudayaan tentang kecantikan yang pada awalnya adalah milik kaum

wanita kemudian telah bergeser sedemikian rupa oleh laki-laki metroseksual.

Kemudian berkembang lagi pada saat ini bahwa tidak hanya laki-laki

metroseksual saja yang identik dengan kosmetik, akan tetapi laki-laki pada

umumnya juga mulai mempergunakan kosmetik. Hal tersebut terjadi dikarenakan

adanya tuntutan bagi kaum laki-laki untuk tampil cantik dan menarik dalam hal

pekerjaan, lawan jenis atau pada hal yang lainnya.

Tidak lepas dari hal tersebut di atas, mahasiswa adalah orang yang

menuntut ilmu di perguruan tinggi yang juga dituntut dalam hal berpenampilan,

salah satunya adalah berpakaian rapi, sopan ketika di dalam kampus dan pada

waktu mengikuti kegiatan perkuliahan serta kegiatan formal lainnya. Tidak hanya

berpakaian yang rapi dan sopan ketika di kampus, hal-hal yang lainnya seperti

kecantikan dan penampilan juga diperhatikan oleh mereka ketika di dalam

kampus maupun di luar kampus. Perubahan-perubahan pergeseran penggunaan

kosmetik yang menimpa mahasiswa tersebut terjadi dikarenakan adanya suatu

konstruksi sosial dari masyarakat, iklan, dan media tentang kecantikan masa kini.

Hal tersebut dikarenakan bahwa mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat

yang tidak dapat dipisahkan begitu saja.

Berangkat dari realitas sosial di atas, peneliti ingin mengetahui tentang

pentingnya penampilan dan kecantikan bagi mahasiswa laki-laki di Universitas

Sebelas Maret (UNS), sehingga nantinya dapat diketahui tentang pentingnya

penampilan bagi mereka serta konstruksi kecantikan bagi mereka pada saat ini.

UNS di pilih peneliti karena merupakan Universitas yang terbesar di Kota

Surakarta dan Kota Surakarta sendiri merupakan kota yang mempunyai mobilitas

yang tinggi sebagai kota yang sedang berkembang. Hal inilah yang

melatarbelakangi penelitian tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki.

Fokusnya adalah mahasiswa laki-laki yang mementingkan penampilan dan

menggunakan kosmetik di lingkungan UNS.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti

melakukan penelitian dengan judul: “Konstruksi Kecantikan Bagi Laki-laki”

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

(Studi Konstrukstivisme Tentang Pentingnya Penampilan dan Makna Cantik Bagi

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta).

B. Rumusan Masalah

Keberadaan laki-laki yang memakai kosmetik adalah suatu fenomena yang

menarik untuk dikaji. Menurut peneliti menarik karena merupakan sesuatu yang

semakin hari semakin banyak laki-laki yang menggunakan kosmetik. Karena pada

perkembangannya, tidak hanya laki-laki metroseksual saja yang menggunakan

produk kosmetik khusus laki-laki, tetapi kebanyakan kaum laki-laki pada

umumnya juga mulai mempergunakannya, bahkan sampai dengan produk

kosmetik yang dipergunakan oleh kaum wanita. Pergeseran perubahan

kebudayaan itulah yang akhirnya membentuk konstruksi kecantikan bagi laki-laki

pada saat ini.

Peningkatan penggunaan kosmetik “for men” yang semakin hari kian

meningkat, seperti yang telah dijelaskan di latar belakang tentang persentase

penggunaan kosmetik oleh kaum laki-laki dari tahun ke tahun yang selalu

mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat diartikan peneliti bahwa betapa

pentingnya penampilan bagi laki-laki pada saat ini dengan didukung dengan yang

namanya kosmetik. Selain itu, penelitian ini akan lebih menarik lagi ketika

peneliti dapat menggali makna yang ada dibalik konsep-konsep yang mereka

bicarakan, seperti konsep kecantikan/ konstruksi kecantikan menurut versi laki-

laki yang memakai kosmetik seperti apa, bagaimana cara mereka menampilkan

dirinya kepada orang lain, serta alasan-alasan apa yang menyebabkan mereka

ingin tampil menarik sehingga peneliti dapat mengkonstruksikan tampilan fisik

yang menarik pada saat ini.

Maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu dikaji, antara

lain sebagai berikut :

1. Mengapa penampilan menjadi penting bagi laki-laki?

2. Bagaimana makna cantik bagi laki-laki (tampilan fisik yang menarik

dikonstruksikan)?

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan alasan mahasiswa laki-laki menampilkan dirinya agar

tampak menarik dihadapan orang lain.

2. Mendeskripsikan makna cantik bagi laki-laki (tampilan fisik yang menarik

dikonstruksikan).

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai konstruksi kecantikan

bagi kaum laki-laki sebagai realitas sosial yang ada di dalam masyarakat

pada saat ini dengan mengacu pada teori wajah dan kecantikan oleh

Anthony Sinnott serta teori efek halo dan efek tanduk oleh Kaczorowsky.

b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian sejenis yang

lebih mendalam, seperti pada studi tentang gaya hidup mahasiswa

sekarang, penelitian tentang budaya konsumerisme di kalangan

mahasiswa, dan penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mahasiswa dan

masyarakat umum yang ingin mengetahui tentang konstruksi kecantikan

bagi laki-laki yang ada di dalam masyarakat pada saat ini.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi mahasiswa tentang

pentingnya penampilan bagi laki-laki dalam realitas sosial dari masa ke

masa.

3. Manfaat Metodologis

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

a. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu

penelitian yang menggunakan metode sejenis, yaitu menggunakan studi

konstruktivitis.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu metode untuk meneliti

realitas sosial lain yang ada di tengah-tengah masyarakat.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Konstruksi Kecantikan Bagi Laki-laki sebagai Realitas Sosial

Konstruksi kecantikan yang dimaksud dalam penelitian ini berawal dengan

adanya konsep yang dikatakan oleh Ritzer bahwa manusia adalah kunci dari

semuanya dalam realitas sosial. Konsep kecantikan lahir karena adanya konstruksi

dari realitas sosial tersebut yang pada dasarnya individu menjadi penentu

konstruksi kecantikan pada saat itu atau pada jamannya dalam dunia sosial.

Konsep tentang makna kecantikan dikonstruksi berdasarkan kehendak individu

atau masyarakat yang mana terdapat pengakuan yang luas terhadap eksistensi

setiap orang atau individu sebagai konsensus total.

Dalam hal ini, Ritzer (1992: 5) menjelaskan bahwa ide dasar semua teori

dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah

aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Artinya, tindakan manusia tidak

sepenuhnya ditentukan oleh norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan

sebagainya yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang

menggambarkan struktur dan pranata sosial. Dengan kata lain, individu atau

seseorang bukanlah manusia korban fakta sosial, namun sebagai penghasil sesuatu

benda atau jasa sekaligus reproduksi yang kreatif di dalam mengkonstruksi dunia

sosialnya.

Dalam ontology paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi

sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas

sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh

pelaku sosial yang dalam hal ini mengenai kecantikan bagi laki-laki yang

dikonstruksikan oleh masyarakat.

Dalam paradigma definisi sosial, realitas adalah hasil ciptaan manusia

kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap dunia sosial di sekelilingnya.

Dunia sosial itu dimaksud sebagai yang disebut oleh George Simmel

9

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

(Veger,1993: 91), bahwa realitas dunia sosial itu berdiri sendiri di luar individu,

yang menurut kesan kita bahwa realitas itu ‘ada’ di dalam diri sendiri dan hukum

yang menguasainya.

Realitas sosial itu “ada” dilihat dari subyektivitas “ada” itu sendiri dan

dunia obyektif di sekeliling realitas sosial itu. Individu tidak hanya dilihat sebagai

“kediriannya” nya, namun juga dilihat dari mana “kedirian” itu hadir, bagaimana

ia menerima dan mengaktualisasikan dirinya serta bagaimana pula lingkungan

menerimanya. Peneliti ingin menjelaskan bahwa adanya konsep laki-laki yang

cantik itu bermula dari adanya subyektivitas antar individu yang membentuk

consensus total di dalam masyarakat yang akhirnya konsep cantik tersebut itu

dapat dikonstruksikan sesuai dengan jamannya. Seperti yang dijelaskan oleh Max

Weber dalam melihat realitas sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna

subyektif, karena itu perilaku memiliki tujuan dan motivasi. Perilaku sosial itu

menjadi “sosial’ apabila yang dimaksud subyektif dari perilaku sosial itu

membuat individu mengarahkan dan memperhitungkan kelakuan orang lain serta

mengarahkannya kepada subyektif itu. Perilaku itu memiliki kepastian kalau

menunjukan keseragaman dengan perilaku pada umumnya di dalam masyarakat

(Veeger, 1993: 171).

Berger dan Luckman (1990: 61) juga mengatakan bahwa di dalam institusi

masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi

manusia. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif,

namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subyektif melalui

proses interaksi. Obyektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang

yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subyektif yang sama. Pada

tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna

simbolik yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang

memberi legitimasi dan mengatur bentuk-bentuk sosial serta memberi makna pada

berbagai bidang kehidupannya. Salah satu bentuk institusi sosial yang

menciptakan masyarakat adalah institusi pendidikan. Melalui pendidikan,

masyarakat memberikan legitimasi terhadap nilai atau norma untuk menciptakan

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dunia sosial. Pendidikan tersebut mencakup pendidikan formal dan pendidikan

non formal.

Menurut Berger dan Luckman pengetahuan masyarakat yang dimaksud

adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan

yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat seperti

konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari dari konstruksi sosial.

Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, obyektivasi dan

internalisasi. Menurut Berger dan Luckman, konstruksi sosial tidak berlangsung

dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan (Berger dan

Luckman, 1990: x).

Proses eksternalisasi diperoleh masyarakat melalui lingkungan bergaul di

luar kehidupan keluarga, seperti di tempat menuntut ilmu, di tempat nongkrong

dengan teman-teman. Proses eksternalisasi juga dapat melalui media seperti

televisi, radio, internet, dan sebagainya. Proses ini memberikan pengaruh yang

lebih kuat dikarenakan individu pada umumnya lebih banyak menghabiskan

waktunya di luar lingkungan keluarga atau di luar rumah bersama orang lain.

Proses eksternalisasi dapat terjadi ketika individu tersebut mendapatkan

pendidikan formal maupun non formal. Jika di dalam keluarga, individu hanya

mendapatkan pendidikan non formal dan proses internalisasi tersebut terkadang

hanya berpengaruh ketika individu di tengah-tengah keluarga. Sedangkan proses

obyektivasi memberi pengaruh kepada pelaku atau seseorang yang mempunyai

penampilan yang menurut konstruksi masyarakat tersebut adalah ‘menarik’,

kemudian ditiru oleh teman-teman di lingkungannya. Proses tersebut telah

mengalami konsensus total di dalam masyarakat, sehingga terbentuklah suatu

konsep konstruksi dalam hal ini adalah konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh

masyarakat dalam realitas sosial.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, konstruksi sosial tentang konsep

kecantikan juga sangat terkait dengan kesadaran manusia terhadap realitas sosial

itu. Karena itu, kesadaran adalah bagian yang paling penting dalam konstruksi

sosial. Berger dan Luckman (1990: 8) mengatakan bahwa Marx pernah

menjelaskan beberapa konsep kuncinya, di antaranya adalah kesadaran manusia.

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Marx menyebutnya dengan “kesadaran palsu” yaitu alam pikiran manusia yang

teralienasi dari keberadaan dunia sosial yang sebenarnya dari si pemikir.

Selain konsep kesadaran palsu, Karl Marx juga menggambarkan kesadaran

masyarakat yang merefleksi ke dalam struktur masyarakat. Menurut Berger dan

Luckman (1990: 8), Marx membagi struktur menjadi dua bagian, yaitu substruktur

dan superstruktur. Substruktur lebih diidentifikasikan sebagai struktur ekonomi

semata-mata, sedangkan superstruktur adalah refleksi dari substruktur atau

struktur ekonomi itu. Berger dan Luckman kemudian menjelaskan pemikiran

Marx mengenai substruktur dan superstruktur adalah pemikiran manusia yang

didasarkan atas kegiatan manusia dalam arti seluas-luasnya dan atas hubungan-

hubungan sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Substruktur dan

superstruktur dapat dipahami secara lebih baik, jika kita memandangnya berturut-

turut, sebagai kegiatan manusia dan dunia yang dihasilkan oleh kegiatan itu.

Substruktur dan superstruktur didasarkan pada hubungan pemikiran dan

kenyataan yang mendasarinya, yang lain dari pemikiran itu sendiri. Konstruksi

sosial merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan gagasan substruktur dan

superstruktur.

Dari konsep tersebut, peneliti kemudian menggunakan konsep realitas

sosial sebagai payung atau acuan dari teorinya Synnot dan Kazrorowsky yang

menjelaskan tentang pentingnya wajah dan penampilan oleh laki-laki pada saat ini

sehingga dapat digunakan dalam mengkonstruksikan kecantikan bagi laki-laki

pada saat ini. Melalui konsep realitas sosial dan kesadaran palsunya Karl Marx itu

dapat dilihat dengan adanya hubungan antara pemikiran dan kenyataan yang

mendasarinya dalam hal ini adalah tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki

yang lahir dari subyektivitas antar individu dalam realitas sosial sebagai

konsensus total. Substuktur sendiri merupakan kenyataan sosial yang di bangun

melalui proses dialektika; eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Sedangkan

superstruktur merupakan bentuk lain dari pemikiran dan kesadaran palsu yang

terrefleksi dari substruktur itu sendiri.

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

2. Trilogi Wajah, Kosmetik dan Kecantikan

a. Wajah sebagai Sesuatu yang Penting bagi Individu

Wajah merupakan sesuatu yang unik dan juga khas karena tidak ada dua

wajah yang identik, orang yang terlahir kembarpun masih ada perbedaannya. Di

Indonesia, wajah terpampang jelas di dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan

kartu identitas lainnya sehingga wajah menjadi simbol utama diri seseorang yang

nyata.

Wajah mempunyai tiga sifat, yaitu wajah bersifat fisik, wajah bersifat

publik dan wajah bersifat lunak. Wajah bersifat fisik karena wajah merupakan

milik seseorang atau individu yang tidak bisa disamakan dan di palsukan dengan

wajah individu lainnya meskipun wajah tersebut di rias atau di make over. Wajah

bersifat publik karena wajah merupakan simbol dari seseorang atau individu untuk

dapat dikenali oleh individu yang lainnya. Wajah bersifat lunak karena wajah

memiliki 80 otot mimik yang mampu membuat lebih dari 7.000 ekspresi. Selain

ketiga sifat tersebut, wajah juga mempunyai berbagai macam fungsi, antara lain;

wajah sebagai jalan masuk bagi makanan, minuman, dan udara. Wajah juga

berfungsi sebagai sumber komunikasi non verbal dan wajah sebagai pertemuan

antara indera penglihatan, indera cita rasa, indera pembauan, dan indera

pendengaran (Synnott, 2003: 135).

Gloria Swanson (Synnott, 2003: 136) menjelaskan bahwa ketika kita

sedang berinteraksi dengan orang lain, kita tidak perlu berdialog karena kita telah

memiliki wajah. Dari pendapat Gloria Swanson tersebut, dapat diketahui bahwa

wajah telah mewakili kata-kata yang ingin kita sampaikan, wajah sebagai

‘petanda’ ketika kita sedang malas berbicara, marah atau ketika kita sedang sedih,

kita dapat mengekspresikannya melalui mimik wajah. Selain itu, wajah juga

menjadi penentu dasar bagi persepsi kecantikan atau kejelekan individu, dan

semua persepsi ini secara tidak langsung membuka penghargaan diri dan

kesempatan hidup seseorang. Wajah sungguh-sungguh menyimbolkan diri, dan

menandai banyak hal dari bagian diri yang berbeda. Lebih daripada bagian tubuh

lainnya, wajah di identifikasikan sebagai aku dan kamu. Seperti ketika kita

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

mengenali seseorang, hal pertama yang kita lihat adalah wajahnya, baru kemudian

kita menandai bahwa wajah itu adalah milik seseorang.

Jadi, wajah merupakan sesuatu yang bersifat penting bagi seseorang,

karena adanya fungsi-fungsi di dalamnya. Fungsi wajah sebagai komunikasi non

verbal, sampai dengan wajah yang dianggap penting karena dijadikan sebagai

penentu dasar bagi kecantikan dan kejelekan setiap individu.

b. Tinjauan tentang Kosmetik

Istilah kosmetik yang dalam bahasa Inggris “cosmetics”, berasal dari

bahasa Yunani “kosmētikos” yang berarti kecakapan dalam menghias, juga dari

kata “kosmein” yang berarti menata atau menghias. Kata ini memiliki akar kata

dari “kosmos” yang merujuk kepada keteraturan (order) dan harmoni dari seluruh

semesta, juga merupakan bentuk atau struktur suatu benda. Salah satu arti kosmos

yang juga dikontraskan dengan chaos adalah hiasan yang tertata, ornamen yang

harmonis, seperti kalung dan anting yang digunakan seseorang untuk

mempercantik diri mereka.

Sejauh yang diketahui oleh para arkeolog, kosmetik pertama kali

digunakan di Mesir pada 4000 tahun SM yang dibuktikan dari sisa-sisa artefak

yang kemungkinan digunakan untuk tata rias (make up) dan untuk penggunaan

salep pewangi. Orang yang pertama kali menggunakan kosmetik untuk wajahnya

adalah Nabi Yusuf ketika menjabat sebagai wazir di Mesir. Namun, berbeda

dengan tujuan penggunaan kosmetik pada saat ini, pada waktu itu Nabi Yusuf

justru menggunakan kosmetik untuk menutupi ‘kecantikan’ wajahnya agar

tampak lebih jelek, yang bahkan digambarkan bisa membuat perempuan-

perempuan Mesir menyayat tangannya sendiri akibat terpesona oleh ketampanan

Nabi Yusuf. Kemudian bersamaan dengan permulaan era Kristen, kosmetik pada

akhirnya digunakan secara luas di Kekaisaran Romawi.

Pada waktu itu masyarakat sudah menggunakan ‘kohl’ (sebuah preparat

yang diolah dari jelaga) yang dapat digunakan untuk menghitamkan bulu mata

dan alis mata serta untuk mempertegas garis bentuk kelopak mata. Pemerah muka

yang digunakan untuk pipi dan berbagai bedak pemutih digunakan untuk

mensimulasi atau menambah kewajaran corak kulit, minyak mandi yang sudah

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

digunakan secara luas oleh masyarakat pada waktu itu, serta berbagai bahan

abrasif yang digunakan sebagai pasta gigi, dan parfum yang baru digunakan

belakangan diolah dari wewangian floral (binatang) dan herbal (tumbuhan) yang

diperoleh dari resin alami sebagai fiksatif. Rupa-rupanya kosmetik dari waktu ke

waktu selalu menjadi bagian yang penting dalam masyarakat.

Menurut DR. Rahmi Primadiati dalam bukunya “Pedoman Instruksional

Program Cidesco Internasional Kecantikan, Kosmetika, dan Estetika” (2001: 74)

menjelaskan tentang definisi kosmetika. Kosmetika secara definisi adalah suatu

ilmu yang mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan oleh

pemakaian bahan tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang.

Di Amerika Serikat, kosmetika adalah suatu bahan yang berfungsi sebagai

pembersih, mempercantik, meningkatkan atraktivitas atau penampilan. Akan

tetapi hanya bersifat fisikal dan tidak mempunyai dampak atau efek fisiologis.

Bila produk kosmetik tersebut mempunyai efek fisiologis maka akan

dikategorikan sebagai pengobatan atau pencegahan suatu penyakit. Dan hal ini

menjadi wewenang para ahli medis (dokter) bukan lagi dapat dilakukan oleh

seorang piñata kecantikan (Rahmi, 2001: 74).

Harold I Kaplan dan Benyamin J Shaddock menjelaskan bahwa ada 3

langkah orang menggunakan kosmetik atau melakukan tindakan mempercantik

diri, antara lain:

“Langkah tersebut bentuknya bermacam-macam, yaitu (1) dari yang bersifat sederhana, seperti sekedar memberi bedak tipis pada muka dan memakai lipgloss (minyak bibir), (2) tindakan yang lebih seperti; sophisticated yaitu penggunaan lotion-lotion pembersih; pemberian krim pembersih dari tidak hanya muka, tetapi sampai ke seluruh tubuh; medicure yaitu pemberian warna pada kuku, (3) kemudian melangkah lebih jauh lagi ialah tindakan yang lebih aktif; seperti electro caustic yaitu perawatan terhadap berbagai kelainan kulit; operasi-operasi yang lebih berat (operasi plastik), misalnya rhinoplasty, mammoplasty, face lift, dan lain-lain”, (Yohannes, 2007: 23). Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa kosmetik adalah tindakan yang

bersifat memperindah diri dengan suatu alat atau media, seperti lotion, lipstick,

bedak, shampoo, minyak rambut, dan sebagainya serta alat-alat untuk mendukung

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kegiatan tersebut. Kosmetik juga sering disebut dengan make up. Kosmetik pada

perkembangannya menjadi konsumsi bagi kaum laki-laki.

c. Konstruksi Kecantikan dari Masa ke Masa

Laki-laki masa kini telah memahami pentingnya wajah sebagai bagian dari

tubuh, kosmetik, dan kecantikan. Tiga hal yang berkaitan erat satu sama lainnya,

trilogy yang membentuk satu kesatuan representasi akan kesempurnaan seseorang

adalah sebuah idealitas. Namun, konsepsi dan pemahaman pada setiap masa akan

trilogy tubuh, kosmetik, dan kecantikan ini tidaklah selalu sama. Setiap masa akan

mempunyai makna ‘cantik’ sendiri, konstruksi kecantikan yang dibuat oleh

masyarakat pada masa itu dan dari masa ke masa tidak akan sama, akan

mengalami perubahan tentang konsep kecantikan yang ideal.

Sebuah konstruksi pencitraan kecantikan laki-laki masa kini yang

dibungkus dengan kosakata ‘kosmetik’ dengan mengambil personalitas, tubuh,

pikiran dan dandanan. Dan akhirnya tetap saja tubuh yang diwakilkan dengan

gaya rambut, tergoda untuk merefleksikannya sebagai suatu bentuk representasi

kecantikan yang lebih sesuai baginya sampai dengan pada akhirnya laki-laki

menjadi tertarik kepada kosmetik yang akan berperan mewujudkan kecantikan

yang ideal pada saat ini yang dikonstruksi oleh media dan masyarakat.

Seperti halnya dengan konstruksi kulit bersih, cerah sebagai citraan

kecantikan yang digembar-gemborkan media melalui berbagai iklan. Konstruksi

kulit cantik terus menerus menyerbu ke benak para wanita dan laki-laki hingga

terbentuk kesadaran semu bahwa berkulit bersih itu memang cantik. Konsep

kecantikan yang digeneralisasikan tersebut telah membuat mereka berlomba-

lomba merekonstruksi warna kulitnya menjadi lebih cerah, bersih agar dapat

dikatakan sebagai kulit yang ‘cantik’.

Kata “Cantik” telah dibentuk oleh media di dalam benak masyarakat

secara tidak sadar. Baik melalui iklan maupun tayangan‐tayangan sinetron yang

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

ada. Dalam hal ini, pendidikan non formal diperoleh melalui media melalui ragam

media. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Naomi Wolf (2004: 7) dalam

bukunya Mitos Kecantikan, yaitu “… tidaklah mudah dimengerti begitu saja pada

saat itu konsep‐konsep ideal tidak langsung datang dari surga, bahwa

konsep‐konsep itu sesungguhnya datang dari suatu tempat dan bahwa mereka

mempunyai tujuan tertentu. Karena definisi “cantik” telah dibuat seperti hal

diatas, maka berlomba-lombalah perempuan‐perempuan untuk melakukan

“rombak tubuh”. Baik dengan cara diet, olah raga ataupun dengan cara instant.

Dan realitas social yang terjadi pada saat ini adalah laki-laki ikut melakukannya.

Tubuh mengalami penyikapan yang ambigu, yaitu seakan menjadi sesuatu

yang primer namun sekaligus sekunder. Obat-obat yang dipercaya akan merubah

warna kulit menjadi lebih bersih, dan cerah juga menyebabkan banyak korban

berjatuhan. Kebanyakan kosmetik pencerah kulit bekerja dengan pengelupasan

kulit secara radikal yang mengakibatkan kulit menjadi tak terlindung dari

sengatan sinar matahari karena menunggu pertumbuhan sel-sel kulit baru.

Mewabahnya trend kecantikan berkulit wajah cantik telah menyebabkan wajah-

wajah menjadi ajang pemutihan mulai dari pemakaian masker hingga suntik

vitamin. Dengan demikian tubuh tersebut mengalami pengabaian atau penyiksaan

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

tubuh dan penghilangan makna. Maka tubuh pun kini harus menderita demi obsesi

kecantikan yang telah dihegemoni oleh industri kecantikan.

Ilustrasi tersebut merupakan contoh kasus sederhana tentang fenomena

rekonstruksi tubuh yang dilapisi kosmetik untuk menampilkan konsep kecantikan.

Keberhargaan setiap fragmen tubuh menjadikannya sebagai komoditi bagi industri

kosmetik. Perawatan tubuh dari waktu ke waktu semakin beragam hingga seakan

tak ada lagi bagian tubuh yang tidak dirawat di salon-salon kecantikan. Namun,

bukan hanya aspek fisik yang menjadi komoditi industri kecantikan, tetapi juga

diri (self) konsumen, atau apa yang ada dalam diri laki-laki.

Kecantikan saat ini lebih merupakan mitos dan juga merupakan mesin

penghasil uang untuk bidang fashion dan industri kosmetik. Dalam hal ini, pikiran

subjeklah yang menjadi fokus penanaman nilai-nilai tentang kecantikan tersebut,

yang seringkali hanya merupakan ilusi, karena secara logika memang sulit untuk

mewujudkannya. Kecantikan tak lebih hanya sebagai sebuah ideologi dalam

masyarakat. Feminitas dan berbagai aturan kecantikan telah dikonstruksi oleh

sosial, politik, dan ekonomi dalam kebudayaan yang mengeksploitasi potensi

manusia dan sekaligus menghancurkan pikiran manusia itu sendiri. Mitos tentang

kecantikan digencarkan melalui film, televisi, majalah, koran, seni, bahkan

melalui sistem pendidikan.

Konsep kecantikan selalu berubah-ubah, seperti terlacak dalam pergeseran

budaya di Eropa-Amerika. Pada jaman kerajaan, cantik identik dengan wanita

berpinggul besar sebagai simbol kesuburan dan berkulit pucat yang

menggambarkan kelas atas yang tak pernah ditimpa terik matahari. Citra tubuh

montok bertahan hingga jaman Marilyn Monroe di Amerika. Tapi, lewat

penampilan model Twiggy yang kurus-seksi, konsep cantik kemudian lekat

dengan tubuh yang kerempeng dengan pinggang kecil.

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa dalam kenyataannya masyarakat

selalu berupaya mengenalkan diri mereka melalui penampilan, kecantikan dengan

pemakaian kosmetik serta pemakaian benda-benda yang mereka miliki. Perilaku

tersebut juga didukung oleh iklan dan media. Ketiganya menjadi berkaitan erat

dan tidak terpisahkan. Semuanya mengarah kepada pencitraan tentang kecantikan

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

diri seseorang yang dalam hal ini adalah tentang konstruksi kecantikan bagi laki-

laki pada saat ini.

d. Hubungan antara Wajah, Kosmetik dan Kecantikan

Di era modernitas sekarang ini, wajah merupakan hal yang sangat penting.

Salah satunya adalah dengan menampilkan wajah untuk tampil cantik dan

menarik karena wajah dan penampilan kita akan dilihat oleh orang lain. Misalnya,

ketika kita berbelanja di Mall, bekerja, bepergian ke tempat-tempat wisata, atau

berangkat menuntut ilmu, kita akan menampilkan wajah kita secantik mungkin di

dukung dengan adanya kosmetik.

Menurut Baudrillard (2004: 263), jaman kita dewasa ini adalah

pertunjukan pengeluaran makanan yang sama dengan pengeluaran ‘prestise’,

semua lapisan masyarakat menyebut ‘mengkonsumsi’ dan hal ini untuk semua

orang sesuai konsensus total. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya tuntutan dari

masyarakat sendiri dalam hal pencitraan diri. Untuk tampil cantik dan menarik,

salah satunya adalah dengan cara mengkonsumsi produk-produk kosmetik.

Masyarakat tanpa disadari dipaksa untuk dapat mengkonsumsi sesuatu yang

dinilai prestise.

Baudrillard juga menjelaskan tentang kecantikan dan erotisme adalah dua

rumusan utama yang sering muncul. Keduanya akan sangat sulit dipisahkan dan

membentuk etika baru dalam hubungan dengan tubuh. Berlaku untuk laki-laki dan

wanita, namun mereka dibedakan dalam kutub feminin dan kutub maskulin. Jadi

dalam hal ini kecantikan adalah tidak semata-mata milik wanita saja, akan tetapi

pada perkembangannya kecantikan menjadi milik kaum laki-laki juga.

Adorno (Baudrillard, 1998: 63), menjelaskan bahwa komoditas muncul

dengan nilai guna sekunder (nilai pengganti) begitu dominasi nilai tukar telah

diatur untuk menghapus ingatan mengenai nilai guna murni benda-benda.

Komoditas menjadi bebas berperan dalam asosiasi dan ilusi budaya yang sangat

luas, ini merupakan dasar yang disebut estetika komoditas. Iklan secara khusus

dikatakan mampu mengeksploitasi kebebasan ini untuk menampilkan citra

romantis, eksotis, kepuasan, atau kehidupan yang baik dengan memperkenalkan

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

barang-barang konsumen, seperti sabun, mesin cuci, mobil, dan minuman

beralkohol. ”Citra” atau topeng-topeng ini juga menentukan cara objek materi

berperan sebagai perantara makna dalam interaksi sosial. Citra tersebut merubah

barang-barang ke dalam kode-kode simbolis yang harus dapat dimiliki oleh

konsumen.

Dari uraian di atas, dapat dilihat hubungan antara wajah, kosmetik dan

kecantikan yang saling berkaitan. Wajah sebagai simbol utama diri seseorang atau

individu yang di dukung dengan adanya penggunaan kosmetik. Kosmetik tersebut

diharapkan dapat menampilkan kecantikan seseorang atau individu secara

sempurna. Ketika individu ingin tampil cantik dan menarik, individu tersebut akan

cenderung melakukan segala sesuatu yang menunjang pemenuhan tuntutan itu,

antara lain dengan menggunakan kosmetik untuk menunjang penampilannya agar

kelihatan menarik dan cantik sehingga dapat diketahui bahwa orang menggunakan

kosmetik dikarenakan adanya kebutuhan untuk memenuhi kecantikan yang

diharapkan.

3. Efek Halo dan Efek Tanduk sebagai Konstruksi Kecantikan di dalam

Masyarakat

Bersceeid dan Walster yang berusaha menjelaskan tentang kekuatan dari

kecantikan dan kejelekan dalam masyarakat ditunjukkan dengan jelas dalam data

riset mereka dibawah ini:

“Para siswa berpikir bahwa orang-orang yang berpenampilan baik umumnya lebih sensitive, baik hati, menarik, kuat, cerdik, rapi, berjiwa sosial, ramah, dan menyenangkan daripada orang-orang yang kurang baik. Para siswa juga setuju bahwa mereka yang cantik secara seksual, lebih responsive daripada mereka yang tidak menarik” (Synnott, 46-74). Dari hasil riset tersebut, dapat diketahui bahwa penampilan fisik yang

menarik serta didukung dengan penampilan yang baik, lebih dapat diterima oleh

masyarakat. Anggapan para siswa yang lebih memilih orang yang berpenampilan

baik rupa-rupanya secara tidak langsung menjelaskan adanya stereotip negative

atau penilaian buruk terhadap orang yang berpenampilan tidak baik.

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Penjelasan tersebut hampir sama dengan pendapatnya Kaczorowsky

tentang ‘efek halo’ dan ‘efek tanduk’. Efek halo merupakan respon positif/

tanggapan orang lain yang dapat dengan mudah menerima kita dikarenakan kita

berpenampilan lebih baik dan menarik atau paling tidak penampilan kita sama

dengan orang lain pada umumnya, sedangkan efek tanduk adalah respon negatif/

tanggapan orang yang buruk dalam menerima penampilan kita, bisa saja karena

penampilan kita tidak sama dengan orang lain pada umumnya dan dianggap

penampilan kita lebih rendah atau jelek dibandingkan mereka. Agar orang

mendapat efek halo dari orang lain, maka mereka harus dapat menampilkan

dirinya sendiri untuk tampil cantik dan menarik di hadapan orang lain, atau paling

tidak sama dengan masyarakat pada umumnya.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan orang akan

lebih memilih ‘efek halo’ daripada ‘efek tanduk’. Mereka lebih suka menampilkan

dirinya secantik mungkin atau paling tidak mereka ingin dianggap sama dengan

orang lain yang melihatnya.

Kecantikan dan kejelekan juga menjadi faktor penting dalam masyarakat

konsumsi yang sangat memperhatikan penampilan. Laki-laki akan merasa percaya

diri ketika ia berpenampilan menarik di hadapan wanita atau rekan-rekannya.

Daya tarik fisik tersebut memiliki efek yang positif dan mendasar bagi

keberhasilan laki-laki tersebut dalam hal ekonomi (materi) serta sosialnya

(pengakuan masyarakat) dan terkait erat dengan prestise yang dimiliki oleh

seorang laki-laki yang memperhatikan kecantikan. Contohnya, ada seorang laki-

laki dengan wajah dan tubuh yang terlihat bersih karena menggunakan kosmetik,

didukung dengan laki-laki tersebut mengendarai mobil BMW dengan dandanan

yang cantik pada dirinya, seperti memakai kaca mata dan pakaian yang serba

bermerk, dan sebagainya yang semakin menambah nilai prestise laki-laki itu.

Situasi tersebut dengan tidak langsung akan memperkuat pencitraan orang lain

yang melihatnya, bahwa laki-laki tersebut berhasil dalam hal sosial (diakui oleh

masyarakat) dan secara ekonomi/ materi mengatakan bahwa laki-laki tersebut

kaya, sehingga membentuk prestise yang dimiliki laki-laki tersebut lebih tinggi

dengan orang lain pada umumnya.

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

“Efek halo” kecantikan digambarkan berbanding lurus dengan “efek

tanduk kejelekan”. Artinya, pengaruh dari penampakan fisik ini sangat penting

dalam masyarakat yang hidup pada abad pencitraan. Seperti pada laki-laki yang

sangat mengutamakan penampilan dan kecantikan wajahnya, didukung dengan

benda-benda yang mendukung penampilannya. Seperti yang sudah dicontohkan

diatas, maka dapat dikatakan orang tersebut akan mendapat prestise dari

masyarakat karena hal-hal yang ada pada dirinya, yang kasat mata, yang dapat

dilihat secara langsung oleh orang lain. Orang-orang yang melihatnya secara

langsung dapat menerimanya dengan mudah, dan sebaliknya ketika laki-laki

tersebut hanya berjalan tanpa alas kaki dengan memakai pakaian kotor dan bau,

respon atau tanggapan orang pada umumnya akan berbanding lurus dengan

memberi sikap yang tidak baik terhadapnya, seperti mengernyitkan dahi tanda

tidak senang, menutup hidung karena bau, menatap sinis, dan sebagainya.

Dari uraian tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam masyarakat kita

dewasa ini, penampilan wajah yang menarik jauh dinilai baik daripada

penampilan wajah yang jelek atau buruk. Mereka yang berpenampilan kurang

menarik tampaknya kurang begitu beruntung dan kurang mendapatkan tempat di

tengah-tengah hubungan sosial. Sama halnya dengan laki-laki sekarang ini yang

ingin tampil cantik dan menarik, mereka juga menggunakan kosmetik untuk

mendukung penampilannya tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan

orang akan lebih memilih ‘efek halo’ daripada ‘efek tanduk’. Mereka lebih suka

menampilkan dirinya secantik mungkin dari pada kebanyakan orang atau paling

tidak mereka ingin dianggap sama dengan orang lain yang melihatnya.

4. Fenomena Laki-laki yang Menggunakan Kosmetik

a. Tinjauan tentang Laki-laki Metroseksual

Di berbagai tulisan yang membahas metroseksual, dikisahkan bahwa

metroseksual pertama kali muncul di surat kabar Independent yang terbit di

Inggris pada tahun 1994 dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Mark Simpson.

Mark Simpson menjelaskan konsep laki-laki metroseksual adalah “A dandysh

narcissist in love not only himself but also his urban lifestyle’ yang artinya,

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

seseorang metroseksual tidak hanya mencintai dirinya, tetapi juga dia seorang

yang selalu mengikuti gaya hidup (S. Kunto adi Wibowo dalam Resistensi Gaya

Hidup, 2006: 189).

Saat ini laki‐laki penganut paham feminisme radikal kultural tampak

berani menunjukkan identitas dirinya didepan umum. Saat ini baik di iklan

maupun di film identitas gay ditampilkan berani. Sebagai contoh, film kategori

dewasa ‘Arisan’ yang muncul tahun 2003 dengan durasi 128 menit, menceritakan

kehidupan gaya hidup perempuan metropolitan dan laki‐laki metropolitan yang

terjerumus ke arah homosexual (gay), yang diperankan oleh Surya Saputra dan

Tora Sudiro (Kristanto, 2005: 410‐411).

Di tengah-tengah masyarakat konsumsi inilah terdapat fenomena yang

sering disebut sebagai laki-laki metroseksual. Di bandingkan dengan laki-laki

pada umumnya, laki-laki metroseksual lebih memperhatikan penampilan secara

keseluruhan serta kecantikan wajah yang mereka miliki dengan harapan orang lain

memberikan tanggapan atau reaksi yang baik (efek halo) kepadanya sebagai

seseorang yang berpenampilan menarik, dandy, kuat secara ekonomi dan sosial

serta pengakuan-pengakuan lain dari masyarakat yang membentuk sebuah

prestise. Fenomena tersebut telah berkembang secara global dan semakin hari

menjadi kian nyata di masyarakat kita.

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Withal juga menulis artikel yang mendeskripsikan suatu jenis baru laki-

laki muda yang eksotis di dalam iklan pakaian dalam Calvin Klein yang

dikenakan oleh model Mark Wahlberg, yang tidak tampan namun cantik, terpahat

dengan indah bak gambaran sempurna maskulin pada jaman Yunani Kuno (2006:

190). Kata ‘cantik’ tersebut mengacu pada konstruksi laki-laki yang ideal pada

masa itu, bahwa laki-laki yang cantik harus ‘maskulin’. Maskulin pada masa itu

diartikan sebagai laki-laki yang tangguh, jantan, dan antipati terhadap kosmetik.

Berbeda dengan laki-laki metroseksual yang sangat identik dengan kosmetik.

Pergeseran perubahan budaya itulah yang akhirnya memunculkan laki-laki

metroseksual lebih dari sekedar fakta melainkan juga sebuah fenomena yang kian

menggejala di hampir semua kota besar dewasa ini. Laki-laki metroseksual adalah

laki-laki yang women-oriented dan memiliki karakteristik unik seperti narsis dan

merawat dirinya seringkali melebihi apa yang dilakukan oleh wanita. Mereka bisa

membeli apa pun yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan yang

berkaitan dengan pekerjaan dan penampilan.

Pada saat ini, ikon laki-laki metroseksual adalah David Beckham. Praktik

sebuah objek pengetahuan yang menempel pada diri Bekham telah menyediakan

banyak bentuk ketertampakan yang akhirnya melahirkan pengetahuan-

pengetahuan baru tentang kelelakian atau maskulinitas. Beckham yang muda,

dengan banyak uang untuk dibelanjakan, tinggal di wilayah perkotaan semata-

mata karena di sanalah terdapat berbagai fasilitas untuk menunjang

penampilannya.

Ikon metroseksual di Indonesia antara lain: Indra L. Brugman, Feri Salim

hingga sampai dengan politikus Yudi Krisnandi. Mengenai ciri-ciri laki-laki

metroseksual, saya mengutip dari pendapatnya Kartajaya dan kawan-kawan yaitu:

“Beberapa ciri laki-laki metroseksual dikemukakan oleh Kartajaya dan kawan kawan (2004), yaitu (1) pada umumnya hidup dan tinggal di kota besar di mana hal itu tentu saja berkaitan dengan kesempatan akses informasi, pergaulan dan gaya hidup yang dijalani dan secara jelas akan mempengaruhi keberadaan mereka, (2) berasal dari kalangan berada dan memiliki banyak uang karena banyaknya materi yang dibutuhkan sebagai penunjang gaya hidup yang dijalani, (3) memiliki gaya hidup urban dan hedonis, (4) secara intens mengikuti perkembangan fashion di majalah-majalah mode pria agar dapat mengetahui perkembangan fesyen terakhir

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

yang mudah diikuti, dan (5) umumnya mempunyai penampilan yang klimis, dandy dan sangat memperhatikan penampilan serta perawatan tubuh”, (Kartajaya dalam Wahyu Raharjo, 2007: b34). Saya juga mengutip pendapatnya David Chaney dan Simmel:

“Secara sosiologis, metropolis dimediasikan melalui simbolisme, yakni sebuah dunia kehidupan yang di dalamnya terdapat simbol-simbol secara timbal-balik berada dalam tingkatan asosiasi yang lebih kompleks dan di dalamnya permainan makna hanya dapat dipahami secara refleksif dan sebagai suatu proses inovasi yang konstan. Dunia benda-benda modernitas yang semakin terdeferensiasi bukanlah suatu proses pemerkayaan inovasi yang sederhana, dan bukan alienasi yang terang-terangan. Wilayah kultural metropolis secara simultan menawarkan potensi-potensi baru bagi individu untuk mempertinggi subjektivitas mereka”, (David Chaney, 2004: 12). “Apa yang mendorong manusia modern berkecenderungan kuat untuk bergaya adalah pelampiasan (unburdening) dan penyembunyian (concealment) pribadi yang merupakan hakikat gaya”, (Simmel, 1991b: 69). Pada umumnya laki-laki metroseksual berada pada tingkat ekonomi atas

atau dengan memiliki materi yang melimpah. Hal ini diperlukan untuk menunjang

pemenuhan kebutuhan mereka terutama yang berkaitan dengan penampilan dan

mempercantik diri. Akhirnya, dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut

menyebabkan perilaku konsumtif yang mereka tunjukkan relatif agak berbeda

dengan orang kebanyakan. Oleh karenanya, laki-laki metroseksual menjadi target

market yang potensial bagi banyak produser. Banyak produk-produk yang dahulu

menjadi khas konsumsi wanita kini menjadi bagian dari produk yang di konsumsi

laki-laki metroseksual. Hal ini menyebabkan target pasar bergeser kepada laki-

laki, tidak hanya wanita saja. Secara lebih lanjut, banyak produser kemudian

menggunakan pendekatan dan strategi yang berbeda dalam mempengaruhi

perilaku konsumtif laki-laki metroseksual, baik dari pengenalan karakteristik, sisi

afektif dan kognitif yang biasanya dilakukan melalui media iklan.

Jadi, dapat diketahui dari uraian ciri-ciri di atas bahwa laki-laki

metroseksual berasal dari kalangan yang ‘mampu’ memenuhi kebutuhan mereka

sesuai dengan penampilan yang diharapkan nantinya. Mereka lebih suka

memperhatikan penampilan dan kecantikan wajahnya, salah satunya adalah

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dengan menggunakan kosmetik. Dengan kata lain, laki-laki metroseksual juga

tidak dapat lepas dari kosmetik yang membantunya mempercantik wajah dan

penampilan secara keseluruhan.

b. Pergeseran Penggunaan Kosmetik dari Laki-laki Metroseksual oleh laki-

laki pada umumnya

Dari uraian sebelumnya, laki-laki metroseksual merupakan individu yang

tidak asing dengan yang namanya kosmetik, atau individu yang menggunakan

kosmetik sebagai alat/ media dalam menyempurnakan penampilan serta

kecantikannya. Akan tetapi yang terjadi sekarang ini, tidak hanya laki-laki

metroseksual saja yang menggunakan kosmetik, melainkan laki-laki pada

umumnya juga mulai mempergunakannya. Facial wash misalnya, hampir setiap

laki-laki pada umumnya mempergunakannya.

Pergeseran penggunaan kosmetik dari laki-laki metroseksual inilah yang

kemudian kosmetik digunakan oleh laki-laki pada umumnya. Hal tersebut terjadi

karena adanya peran media massa, iklan dan masyarakat yang sangat

berpengaruh. Penggunaan kosmetik oleh kaum laki-laki menjadi hal yang sudah

biasa dalam masyarakat kita dewasa ini, terlebih pada civitas akademika dan para

pekerja.

Dari fenomena tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa orang membeli alat-

alat kosmetik dikarenakan oleh pertimbangan-pertimbangan serta tuntutan yang

salah satu faktor pentingnya adalah pertimbangan ‘estetik’. Pertimbangan estetik

tersebut diperlukan demi mendapatkan penampilan fisik yang menarik dengan

berbagai macam kepentingan, salah satunya adalah agar orang tersebut dapat

dikatakan selalu mengikuti fenomena sosial yang sedang tren/ mengikuti mode

atau orang tersebut teah memenuhi peraturan yang berlaku, salah satunya adalah

dengan berpenampilan menarik. Kosmetik yang pada mulanya adalah sangat

identik dengan laki-laki metroseksual, sekarang ini kosmetik menjadi lebih umum

dipergunakan oleh laki-laki kebanyakan. Banyak sekali produk-produk kosmetik

yang diperuntukkan laki-laki dapat kita temui di pusat-pusat perbelanjaan, di

toko-toko, serta di tempat perawatan tubuh atau salon-salon kecantikan. Hal

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

tersebut tidak dapat lepas dari tuntutan seseorang harus bisa menampilkan diri

sebaik mungkin dengan di dukung adanya kosmetik.

5. Peran Iklan, Media, dan Masyarakat dalam Pembentukan Kecantikan

Industri kecantikan secara khusus sangat berkaitan erat dengan industri

lainnya. Industri tersebut antara lain industri pakaian, industri penataan rambut,

bedah plastik, industri makanan, bisnis fitness, dan tentu saja industri media dan

periklanan.

Media dan periklanan sangat berperan penting karena iklan merupakan

media yang paling mudah dalam membentuk konstruksi sosial masyarakat.

Seperti halnya mengenai penampilan apa yang menarik dan yang selalu mengikuti

tren alias tidak ketinggalan jaman, wajah yang cantik, dan sebagainya sebagai

sesuatu yang diidealkan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, media sebagai alat baik pada

pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang mempengaruhi proses

rekonstruksi kecantikan yang ideal pada saat ini. Hal tersebut diungkapkan oleh

Kertajaya bahwa media membantu laki-laki metroseksual agar terlihat

keberadaannya, dan media juga menyebarluaskan tips maupun informasi

bagaimana seharusnya laki-laki sejati. Baik dalam media cetak, televisi dan yang

paling berkembang sekarang adalah internet. Hal tersebut akan menjadi mudah

ditangkap oleh kaum laki-laki dengan baik, karena laki-laki lebih mengandalkan

mata. Dengan percakapan di dunia maya yang dikomunikasikan lewat mata,

mereka menjadi terakomodasi dalam banyak informasi (Kertajaya, 2003: 16).

Pengertian media sebagai pesan semakin memperjelas pemahaman kita

tentang media sebagai pendidikan non formal. Sebagai contohnya, formula

McLuhan perlu diterima sebagai benang merah mendasar dalam pembahasan

konsumsi ”media adalah pesan”. Ini berarti bahwa kebenaran pesan yang

disampaikan televisi dan radio yang dibaca dan dikonsumsi secara tak sadar dan

mendalam, ini bukanlah makna yang terungkap dari suara dan gambar-gambar, ini

adalah skema yang harus dilaksanakan, dihubungkan dengan esensi teknik media

itu sendiri, dengan esensi teknis pelipatgandaan kenyataan, dengan tanda-tanda

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

yang suksesif dan sepadan, inilah transisi normal, yang terprogram, luar biasa,

dari Vietnam hingga hall music, berdasarkan sebuah abstraksi total yang satu

seperti yang lainnya (Baudrillard, 2004: 152).

Dalam makna ini, media iklan atau periklanan barangkali merupakan

media massa yang paling menonjol pada jaman kita ini. Seperti juga ketika

membicarakan tentang objek, periklanan dapat dikatakan mengagungkan semua

objek, seperti juga melewati objek dan merk periklanan membicarakan tentang

totalitas objek dan pembicaraan dunia yang dihitung melalui benda-benda dan

mereka bahkan ditujukan kepada setiap konsumen melalui masing-masing orang

dan kepada yang lainnya lagi, yang seolah-olah sebuah totalitas konsumen,

menjadikan konsumen suka pada makna dalam istilah McLuhan yaitu melalui

keterlibatan, melalui persekongkolan imanen, langsung pada tingkat pesan, tetapi

terutama pada tingkat medium itu sendiri dan pada tingkat kode. Setiap gambar,

setiap iklan memaksakan sebuah konsensus dengan semua individu yang dengan

mudah diundang untuk membacanya, yaitu dengan membaca pesan, secara

otomatis setuju dengan kode dalam iklan yang dibaca, (Baudrillard, 2004: 156).

Tampilan media masa yang mempresentasikan bagaimana seorang yang

mendapat julukan cantik sangat tergantung pada bagaimana masyarakat memiliki

persepsi tentang hal itu. Penggunaan media massa dalam memberikan julukan

kepada seseorang sangat sering kita lihat sekarang ini dan bagaimana julukan

tersebut memberikan pengaruh pada orang tersebut.

Satu peran yang pasti, yang dilakukan media massa dalam mengkonstruksi

teori penjulukan ini adalah dengan mendramatisir penayangan ataupun informasi

dengan menciptakan karakter tokoh yang cantik yang menjadi impian laki-laki

dan perempuan. Sehingga, media massa atau pers berperan aktif dalam

menyebarkan penjulukan tersebut. Pers merupakan lembaga kemasyarakatan dan

merupakan sub sistem dari sistem kemasyarakatan dimana ia berada bersama-

sama antara sub sistem dengan sub sistem lainnya. Dengan demikian pers tidak

hidup sendiri, melainkan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga

kemasyarakatan lainnya.

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Media berperan penting dalam pembentukan, mobilisasi, dan pencitraan-

pencitraan kecantikan masa kini. Peliputan atas isu, peristiwa, atau public figure

(seperti: artis, pejabat) mencerminkan distribusi kekuasaan dalam sistem sosial,

khususnya kepentingan kelompok dominan dalam sistem sosial tersebut. Dalam

konteks ini, media berfungsi sebagai alat yang mendeskripsikan tentang

kecantikan yang ideal. Berita yang disajikan pers, meskipun diklaim objektif,

tetap saja mengandung bias. Karena bahasa itu sendiri (termasuk bahasa gambar)

merupakan serangkaian pesan yang diciptakan oleh orang-orang yang juga pernah

hidup dalam historisitas tertentu. Semua perangkat nilai yang telah mereka serap,

ditambah kondisi fisiologis dan psikologis mereka yang situasional, turut

mempengaruhi perumusan dan penyampaian berita.

Pada dasarnya bahasa (kata-kata) itu tidak netral. Di dalamnya terdapat

muatan-muatan pribadi, karena itu tidak ada berita yang objektif dalam pengertian

murni atau mutlak. Berita merupakan rekonstruksi pikiran wartawan (institusi

pers) mengenai kecantikan yang ideal. Wartawan atau redaksi akan memilih kata-

kata tertentu untuk menyiratkan seseorang yang dikatakan cantik dan tidak cantik.

Demikian juga penjulukan yang dilakukan pihak pers dalam bentuk kata-kata oleh

media cetak atau gambar oleh media televisi. Narasi atau penjulukan tersebut akan

ditafsirkan oleh pembaca atau pemirsa dengan cara mereka sendiri.

Jadi, dapat diketahui bahwa iklan dan media massa menjadi pendidikan

non formal yang sangat berperan penting dalam hal pembentukan konstruksi

kecantikan yang ideal bagi laki-laki dari suatu masa ke masa, bahkan sampai pada

saat ini. Iklan dan media massa mempunyai kriteria-kriteria khusus bagi laki-laki

yang cantik dan ideal, yang pada akhirnya disetujui oleh masyarakat pada

umumnya yang dinamakan sebagai konsensus total.

B. KERANGKA BERPIKIR

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Dalam menyusun kerangka berpikir berarti peneliti berusaha untuk

membuat argumen yang rasional terhadap teori yang digunakan guna menganilisis

permasalahan yang sedang diteliti. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini

adalah berawal dari adanya pergeseran perubahan kebudayaan tentang konstruksi

kecantikan yang terdapat di dalam realitas sosial. Pada awalnya kecantikan

tersebut identik dengan wanita, kemudian muncul fenomena laki-laki yang sangat

memperhatikan penampilan, tubuh, dan kecantikan yang sering disebut dengan

laki-laki metroseksual serta fenomena gay yang telah dijelaskan peneliti

sebelumnya. Seiring dengan perubahan jaman, laki-laki pada umumnya juga

mulai memperhatikan penampilan dengan melakukan hal yang sama dengan laki-

laki metroseksual yaitu dengan menggunakan kosmetik agar menjadi lebih

menarik dan cantik. Kecantikan menjadi penting bagi laki-laki dewasa ini, yang

mana di dukung dengan adanya konstruksi sosial tentang kecantikan pada saat ini.

Tentang kecantikan yang telah menimpa kaum laki-laki, pada saat ini juga dapat

kita lihat dari adanya video klip ”The Cash” tentang diet yang dilakukan oleh

kaum laki-laki untuk menjadi cantik dan berusaha menjaga kecantikan tubuh

mereka agar tidak mengalami kegemukan. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi

kepentingan-kepentingan mereka, salah satunya adalah agar tidak ditinggalkan

oleh teman wanitanya atau pacar.

Konstruksi sosial tentang kecantikan bagi laki-laki pada saat ini di

pengaruhi oleh proses dialektika, eksternalisasi, internalisasi dan obyektivasi.

Masyarakat sebagai tempat pendidikan formal dan non formal juga berpengaruh

penting di dalam pembentukan konstruksi kecantikan tersebut. Dalam proses

tersebut, iklan dan media sebagai pendidikan non formal memberi pengaruh yang

lebih terhadap proses tersebut dikarenakan iklan dan media massa mempunyai

kriteria-kriteria khusus bagi laki-laki yang cantik dan ideal, yang pada akhirnya

disetujui oleh masyarakat pada umumnya yang dinamakan sebagai konsensus

total.

Wajah sebagai simbol utama diri seseorang atau individu yang akan di

lihat pertama kali oleh orang lain menjadi sangat penting dewasa ini. Laki-laki

masa kini telah memahami pentingnya wajah sebagai bagian dari tubuh, kosmetik,

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dan kecantikan. Tiga hal yang berkaitan erat satu sama lainnya yang membentuk

konstruksi kecantikan di dalam masyarakat kita dewasa ini. Namun, konsepsi dan

pemahaman pada setiap masa akan trilogy tubuh, kosmetik, dan kecantikan ini

tidaklah selalu sama. Setiap masa akan mempunyai makna ‘cantik’ sendiri,

konstruksi kecantikan yang dibuat oleh masyarakat pada masa itu dan dari masa

ke masa tidak akan sama, akan mengalami pergeseran atau perubahan tentang

konsep kecantikan yang ideal.

Sebuah konstruksi kecantikan laki-laki masa kini yang dibungkus dengan

kosakata ‘kosmetik’ dengan mengambil personalitas, tubuh, pikiran dan dandanan.

Walaupun akhirnya tetap saja tubuh yang diwakilkan dengan wajah yang

merupakan simbol utama diri seseorang atau individu yang mana individu tersebut

akan berusaha menampilkan dirinya untuk merefleksikan penampilannya sebagai

suatu bentuk representasi kecantikan yang lebih. Pada akhirnya laki-laki menjadi

tertarik kepada kosmetik yang akan berperan mewujudkan kecantikan yang ideal

pada saat ini yang dikonstruksi oleh media dan masyarakat.

Kecantikan, wajah sebagai bagian dari tubuh dan kosmetik menjadi

penting di tengah-tengah masyarakat konsumsi, seperti halnya laki-laki pada saat

sekarang ini. Di sini, peneliti melihat mahasiswa Universitas Sebelas Maret atau

UNS yang sebenarnya adalah orang menuntut ilmu, dalam kenyataannya mereka

juga ingin menampilkan dirinya dihadapan orang lain dengan tampilan yang

menarik, salah satunya adalah dengan pemakaian kosmetik. Mereka lebih

memperhatikan penampilan serta reaksi dari orang lain, karena sebetulnya mereka

ingin dilihat oleh orang lain sebagai seseorang yang berpenampilan menarik,

dandy, dan sebagainya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh konstruksi sosial

yang dibangun oleh masyarakat, iklan dan media pada saat ini.

Berangkat dari realitas sosial tersebut, peneliti ingin menjelaskan proses

yang sedang terjadi, alasan-alasan penampilan menjadi penting bahkan sangat

penting bagi laki-laki, persoalan-persoalan dibalik penggunaan kosmetik oleh

laki-laki dengan mengacu pada teori yang telah dipilih oleh peneliti. Dari proses

tersebut, akan diketahui pengaruh dari masyarakat, media, dan iklan sehingga

dapat diketahui konstruksi kecantikan laki-laki pada saat ini.

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Peneliti selanjutnya membuat kerangka berpikir yang berawal dari

maraknya penggunaan kosmetik bagi laki-laki pada saat ini. Peneliti

menggunakan konsep kecantikan dan wajah yang merupakan simbol utama diri

seseorang atau individu menurut Anthony Synnott yang mana kecantikan tersebut

identik dengan wajah serta teori konstruksi sosial oleh Berger untuk menjelaskan

proses yang sedang terjadi. Konsep kecantikan tersebut dikonstruksikan oleh

masyarakat, iklan dan media massa.

Pendidikan formal dan non formal yang terdapat di dalam masyarakat

secara langsung memberikan pengaruh terhadap proses konstruksi kecantikan bagi

laki-laki pada saat ini. Melalui media yang berada di dalam pendidikan non

formal, seperti pada waktu melihat televisi yang di dalamnya terdapat sinetron,

film, iklan dan reality show lainnya yang menggiring penonton untuk melihat dan

kemudian menggambarkan tentang kecantikan yang ideal, seperti yang telah

digambarkan di media televisi. Melalui media yang berada di dalam pendidikan

formal, seperti ketika di dalam perkuliahan dipresentasikan tentang pentingnya

penampilan bagi laki-laki yang digambarkan dari hasil penelitian lapangan.

Orang terlalu sibuk memikirkan penampilan yang menarik dengan harapan

orang tersebut mendapatkan tempat atau paling tidak diakui oleh orang lain yang

melihatnya. Kemudian diperjelas oleh pendapatnya Kaczorowsky tentang ‘efek

halo’ dan ‘efek tanduk’. Orang akan lebih memilih ‘efek halo’ daripada ‘efek

tanduk’ yang juga ikut mengambil bagian dalam proses konstruksi kecantikan di

dalam masyarakat. Efek halo merupakan respon positif/ tanggapan orang lain

dapat dengan mudah menerima kita, sedangkan efek tanduk adalah respon negatif/

tanggapan orang yang buruk dalam menerima penampilan kita. Nah, agar orang

mendapat efek halo dari orang lain, maka mereka harus dapat menampilkan

dirinya sendiri untuk tampil cantik dan menarik di hadapan orang lain, atau paling

tidak sama dengan masyarakat pada umumnya. Peneliti selanjutnya menjelaskan

alasan tentang penggunaan kosmetik oleh laki-laki, tubuh dan kecantikan yang

menjadi komoditas penting dalam masa ini. Baru setelah itu di tarik garis lurusnya

tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki pada saat ini.

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Tugas peneliti di sini adalah untuk mengkonstruksi kecantikan bagi laki-

laki pada saat ini (rekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti

dengan pelaku sosial yang diteliti). Ketika proses ini berlangsung maka peneliti

tidak saja mengkonstruksi pengetahuan itu, namun juga terlibat di dalam proses

dekonstruksi terhadap pengetahuan itu. Hal ini berlangsung secara dialektika di

dalam proses ilmiah yang dilakukannya, proses inilah yang dinamakan penelitian

sosial.

Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini skema kerangka

berpikir yang akan mempermudah dalam memahaminya.

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

Pentingnya Wajah, Kecantikan dan Kosmetik Bagi Laki-laki

Alasan Penggunaan Kosmetik

(Perubahan Nilai Terhadap Kosmetik)

Masyarakat Media Iklan

(Pendidikan Formal dan Non Formal)

Makna Cantik Bagi Laki-laki

Konstruksi Kecantikan Bagi

Laki-laki

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Suatu penelitian memerlukan lokasi yang akan dijadikan sebagai objek

penelitian. Hal tersebut dikarenakan lokasi penelitian merupakan salah satu

sumber data yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian. Sesuai

dengan judul penelitian yang penulis pilih yaitu konstruksi kecantikan bagi laki-

laki (studi konstruktivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi

mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta).

Penetapan lokasi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa peneliti ingin

mendapatkan gambaran secara utuh tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki,

fokusnya adalah pada mahasiswa yang terdaftar di Universitas Sebelas Maret

Surakarta (UNS) pada saat ini. Peneliti memilih UNS sebagai tempat penelitian

dengan pertimbangan bahwa di Universitas Sebelas Maret terdapat Peraturan

Rektor Tentang Tata Tertib Kehidupan Mahasiswa, yaitu di dalam ketentuan

dalam Bab II tentang hak dan kewajiban mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta dalam Pasal 2P tentang berpakaian sopan dan tertib sesuai dengan

ketentuan yang berlaku di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam keputusan

Rektor tentang hak mahasiswa UNS pada Bab 7 tentang Busana, pasal 8 (1) dan

(2) juga dijelaskan aturan tentang busana yang dikenakan oleh mahasiswa, yaitu

sebagai berikut; (1) Setiap mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi sesuai

dengan norma-norma yang berlaku; dan (2) Jenis dan macam pakaian disesuaikan

dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Sebelas Maret serta

UNS pada hakikatnya sebagai tempat menuntut ilmu, maka peneliti memilih UNS

sebagai lokasi penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara dan observasi di

luar UNS yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, seperti di pusat-

pusat perbelanjaan (Solo Grand Mall, Solo Square), tempat nongkrong informan,

33

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

tempat tinggal informan, klinik perawatan kecantikan, dan di tempat body

building and fitness.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak dimulainya persiapan penelitian yaitu

pada bulan Agustus 2009 dan direncanakan selesai pada bulan Juli 2010. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 tentang alokasi waktu penelitian berikut

ini:

Tabel 1: Alokasi Waktu Penelitian

2009 2010 No Kegiatan Agustus-Oktober

November-Desember

Januari-Juli

1. Persiapan/ Pra-Lapangan

2. Pengumpulan Data

3. Analisis Data 4. Memformulasikan

Hipotesis

5. Penyusunan Laporan

Adapun tahapan penelitian sosial tersebut (di adaptasi dari Spradley,

1997:119-120) adalah sebagai berikut:

1. Persiapan Pra Lapangan, yaitu; (a) memilih masalah, yaitu peneliti memulai

dengan memeriksa kembali kepustakaan teoritis yang relevan untuk

menemukan suatu bidang yang tampak menarik serta perlu penelitian lanjut;

dan (b) memformulasikan asumsi dasar dalam kerangka pemikiran. Asumsi

dasar itu ditetapkan dalam bentuk yang dapat diuji. Asumsi dasar tersebut

menunjukkan suatu perbaikan lanjut dari permasalahan dan berfungsi sebagai

pengarah bagi peneliti dan mengumpulkan data yang diperlukan.

2. Mengumpulkan data, yaitu peneliti menggunakan satu metode penelitian atau

lebih untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap ini dimulai sebelum

memformulasikan asumsi apapun. Peneliti kemudian memulai dengan

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

mengajukan pertanyaan-pertanyaan deskriptif dengan melakukan observasi

umum, dan mencatat semua itu dalam catatan lapangan (field note).

3. Menganalisis data. Setelah data terkumpul, peneliti baru dapat

menganalisisnya. Analisis itu selalu dikerjakan dalam kaitannya dengan

permasalahan yang asli serta asumsi khusus. Dalam penelitian ilmu sosial,

peneliti tidak boleh mengubah asumsi atau permasalahan yang diteliti

bersamaan dengan mengumpulkan data karena hal itu akan merusak hasil.

Analisis itu meliputi pemeriksaan ulang catatan lapangan untuk mencari

simbol-simbol budaya (yang biasanya dinyatakan dalam istilah asli) serta

mencari hubungan antara simbol-simbol itu.

4. Memformulasikan asumsi dasar dari kerangka pemikiran. Asumsi dasar yang

harus diformulasikan setelah mengumpulkan data awal. Asumsi dasar ini

mengusulkan hubungan yang harus di uji dengan cara mengecek hal-hal yang

diketahui oleh informan.

5. Menuliskan hasil laporan penelitian. Menulis, dalam pengertian ini adalah

suatu proses dalam perbaikan analisis hasil penelitian.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam kajian ini yaitu metode penelitian

kualitatif. Denzin dan Lincoln (1987) menyatakan bahwa metode penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang ilmiah, dengan

maksud menafsirkan realitas sosial yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibatkan berbagai metode penelitian yang ada. Sedangkan menurut Jane Richie,

metode penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan

perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan

tentang manusia yang diteliti. Kembali pada definisi di sini dikemukakan tentang

peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi,

dan persoalan tentang manusia yang diteliti (Moleong, 2007: 5-6).

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Dari kajian tersebut, dapat diketahui bahwa metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang bermaksud untuk memahami realitas sosial tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi yang keluar

dari subjek penelitian tersebut yang kemudian ditulis dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa yang ilmiah dan akademis oleh peneliti. Metode

penelitian kualitatif lebih mementingkan pengkajian yang mendalam terhadap

subjek penelitian tersebut.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena metode

penelitian kualitatif mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh metode

penelitian kuantitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Anselm Strauss dan Juliet

Corbin (2003: 5) bahwa metode penelitian kualitatif memiliki kelebihan antara

lain: (1) metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengungkapkan dan

memahami sesuatu di balik fenomena yang belum diketahui oleh peneliti; (2)

metode penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang

sesuatu yang baru sedikit diketahui; (3) metode penelitian kualitatif dapat

memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh

metode penelitian kuantitatif. Terkait dengan hal tersebut maka penggunaan

metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini juga dapat memberikan beberapa

kelebihan seperti yang disampaikan oleh Bruce A. Chadwick dkk (1991: 239-

240):

”(a) penelitian ini menggunakan pengamatan perilaku berdasarkan ‘latar alamiah’ yang dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang hal yang menjadi fokus kajian dalam penelitian, (b) penelitian ini menuntut peneliti terlibat secara langsung untuk memperoleh suatu tingkat pemahaman mengenai komunitas yang sedang diteliti, (c) penelitian ini bersifat luwes sehingga memungkinkan peneliti untuk mengetahui peristiwa-peristiwa atau kondisi-kondisi yang tidak diduga sebelum pelaksanaan penelitian di lapangan”.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang

diharapkan oleh peneliti mampu menggambarkan secara tepat sifat individu,

keadaan, gejala atau kelompok tertentu guna menentukan frekuensi adanya

hubungan antara suatu gejala dengan gejala lainnya di dalam masyarakat.

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Penelitian dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesesuaian objek studi

sehingga penggunaan metode penelitian dipilih secara mendalam agar sesuai

dengan metode tersebut, yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data

dalam penelitian diperoleh untuk menggambarkan atau melukiskan suatu subjek

atau objek penelitian (seseorang, kelompok, masyarakat, dan lain-lain)

berdasarkan faktor-faktor yang tampak atau sebagaimana adanya.

Dalam penelitian dengan judul ”Konstruksi Kecantikan Bagi Laki-laki

(studi konstruktivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi

mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Surakarta)” ini, peneliti ingin

mendeskripsikan tentang pentingnya penampilan bagi laki-laki pada saat ini serta

adanya konstruksi kecantikan bagi laki-laki sekarang ini pada mahasiswa UNS

Surakarta yang mencakup tentang perilaku, persepsi yang keluar dari subjek

penelitian (informan penelitian) yang kemudian dapat diketahui kriteria cantik

yang ideal menurut mereka. Ketika proses penelitian ini berlangsung, maka

peneliti tidak saja merekonstruksi pengetahuan tersebut, namun peneliti juga ikut

terlibat di dalam proses dekonstruksi terhadap pengetahuan tersebut. Hal ini

berlangsung secara dialektika di dalam proses ilmiah yang dilakukannya, proses

inilah yang dinamakan penelitian sosial.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme sebagai acuan dalam melakukan

penelitian sosial. Dalam pendekatan konstruktivisme, peneliti lebih menekankan

empati, dan interaksi antara peneliti dengan informan untuk merekonstruksi

realitas yang sedang diteliti melalui metode kualitatif, seperti observasi dan

wawancara. Menurut Dedy N. Hidayat (1999: 3), kriteria kualitas dalam

penelitian yang menggunakan pendekatan konstruktivisme adalah authenticity dan

reflectivity, yaitu sejauh mana temuan hasil penelitian merupakan refleksi otentik

dari realitas yang dihayati oleh para pelaku sosial.

Paradigma konstruktivisme mengacu pada realitas sosial pada saat ini

sesuai dengan sumber data penelitian, yaitu pada mahasiswa UNS Surakarta yang

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

akan membentuk konstruksi kecantikan bagi laki-laki pada saat ini. Dalam

penelitian ini, pendekatan konstruktivisme mempunyai tiga cara dalam

memandang suatu realitas yang sedang diteliti. Ketiga cara tersebut yaitu melalui

cara pandang ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang akan peneliti uraikan

sebagai berikut.

Secara ontologis, pandangan konstruktivisme merupakan pandangan

realitas yang relatif yang berasal dari realitas yang merupakan konstruksi sosial.

Kebenaran suatu realitas bersifat relatif, berlaku sesuai konteks spesifik yang

dinilai relevan oleh pelaku sosial. Peneliti melakukan penelitian terhadap

beberapa informan yang akan menjelaskan konsep kecantikan menurut persepsi

atau pendapatnya masing-masing informan sebagai subjektivitas antar individu

yang kemudian membentuk konsensus total tentang konsep kecantikan bagi laki-

laki pada saat ini yang dikonstruksikan oleh mereka. Pendekatan konstruktivisme

dilakukan ketika peneliti mewawancarai informan tentang pentingnya penampilan

bagi dirinya. Alasan yang keluar dari informan tersebut akan beragam dan relatif

tergantung dari informan tersebut. Dari kegiatan wawancara tersebut akan

diperoleh informasi tentang kecantikan dan pentingnya penampilan bagi laki-laki

yang beragam dari informan yang kemudian dianalisis oleh peneliti, sehingga

akan diperoleh suatu analisis konstruksi kecantikan bagi mahasiswa UNS

Surakarta pada saat ini yang berasal dari realitas sosial yang ada.

Secara epistemologis, pandangan konstruktivisme merupakan pandangan

transacsionalist/ subjektif, yaitu pemahaman tentang suatu realitas sosial, atau

temuan suatu penelitian merupakan produk atau hasil interaksi antara peneliti

dengan yang diteliti atau informan. Pendekatan konstruktivisme dilakukan ketika

kegiatan wawancara dan observasi dari awal sampai dengan selesai. Peneliti

kemudian menjelaskan tentang hasil penelitian dan analisis hasil penelitian

tersebut menurut pandangan subyektif peneliti sendiri secara ilmiah dan akademis.

Secara aksiologis, pandangan konstruktivisme mencakup dua nilai. Nilai

yang pertama yaitu mencakup tentang nilai, etika, dan pilihan moral yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu penelitian sosial. Nilai, etika, dan

moral tersebut adalah tata cara peneliti ketika melakukan wawancara, peneliti

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

meminta ijin terlebih dahulu kepada informan untuk melakukan wawancara

tentang konstruksi kecantikan bagi mahasiswa UNS Surakarta, baru kemudian

peneliti membuat rencana kegiatan wawancara dan observasi kepada informan;

nilai yang kedua adalah peneliti sebagai passionate participant, yaitu fasilitator

yang menjembatani keragaman subjektivitas pelaku sosial. Peneliti menggunakan

nilai yang kedua pada saat peneliti berusaha membantu informan yang sedang

kesulitan menyampaikan sesuatu hal yang ingin diutarakannya atau pada saat

informan menggunakan istilah yang beragam. Seperti pada waktu informan

menanyakan jenis kosmetik yang disapukan di bagian pipi, kemudian ada yang

mengatakan pemerah pipi, ada yang mengatakan perona pipi, peneliti membantu

menjawab pertanyaan tersebut bahwa kosmetik yang disapukan di bagian pipi

dinamakaan blash on. Dalam pendekatan konstruktivisme ini, penelitian bertujuan

untuk merekonstruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dengan pelaku

sosial yang diteliti.

Proses interaksi antar peneliti dengan informan akan banyak ditemui di

lapangan, baik pada saat melakukan wawancara yang mengacu pada interview

guide serta pada waktu berbicara di luar ranah penelitian. Secara aksiologis,

kedekatan peneliti dengan informan dapat lebih efektif ketika yang digunakan

adalah kedekatan emosional, yaitu kedekatan yang bersifat santai antara peneliti

dengan informan. Kedekatan emosional dapat dibangun melalui hubungan yang

intensif, seperti pada waktu peneliti mengikuti kegiatan informan yaitu ketika

sedang bersantai dengan teman-temannya jika diijinkan, melalui sms (short

message service) menanyakan kabar informan secara wajar dengan batasan

sebagai teman. Hal tersebut dikarenakan informan akan merasa nyaman kepada

peneliti ketika diwawancarai, serta keadaan tidak menjadi kaku.

Dalam pendekatan konstruktivisme ini, subjektivitas penelitian masih

tetap ada. Meskipun demikian, peneliti berusaha untuk bersifat objektif dalam

mengamati realitas sosial yang sedang diteliti, kejadian dan peristiwa yang

ditemukan selama proses penelitian berlangsung dengan tujuan untuk memperoleh

data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga menjadi

penelitian yang hasilnya tidak bias dan lebih bersifat ilmiah. Pendekatan

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

konstruktivisme dipilih peneliti untuk merekonstruksi realitas sosial secara

keseluruhan, baik secara ontologis, epistemologis, serta aksiologis.

C. Sumber Data

Pemilihan sumber data yang sesuai dalam penelitian ”konstruksi

kecantikan bagi laki-laki” ini akan mempengaruhi ketepatan informasi atau data

yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian kualitatif hasil datanya bersifat kualitas

dalam bentuk verbal yang di deskripsikan, maka sumber data yang sesuai dengan

penelitian tersebut akan sangat mempengaruhi kedalaman informasi yang

diperoleh peneliti. Oleh sebab itu, dalam proses penelitian ini sumber data

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dan diabaikan begitu saja. H. B

Sutopo (2002: 49) menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian kulitatif dapat

berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta benda-benda

lain.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka penelitian ini menggunakan

sumber data yang menurut peneliti adalah penting dalam melakukan penelitian

sosial. Sumber data tersebut berupa: 1) studi pustaka; 2) peristiwa atau aktivitas;

3) tempat atau lokasi; 4) informan; dan (5) dokumen atau arsip. Untuk lebih lanjut

dijelaskan sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka yakni mencari informasi dari referensi yang berasal dari

media cetak, seperti yang dilakukan peneliti di beberapa perpustakaan UNS

maupun perpustakaan lainnya yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Studi pustaka dilakukan untuk mendukung penelitian yang akan dilakukan serta

sebagai referensi awal yang berkaitan dengan penelitian konstruksi kecantikan

bagi laki-laki.

Studi pustaka dapat berupa referensi media cetak seperti buku dan

jurnal-jurnal baik jurnal dari dalam negeri maupun jurnal dari luar negeri yang

dapat membantu peneliti dalam memberikan gambaran mengenai permasalahan

yang akan dan sedang dikaji dalam penelitian. Studi pustaka dilakukan peneliti

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

sebelum penelitian dilaksanakan agar penelitian nantinya dapat berpatokan kepada

bahasan atau persoalan yang akan dikaji secara matang.

2. Peristiwa atau Aktivitas

Selain melalui informan, data penelitian kualitatif juga dapat diperoleh

dari kumpulan peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan perilaku yang

menjadi fokus penelitian. Menurut H.B Sutopo (2002: 51) mengatakan:

”Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung. Peristiwa sebagai sumber data memang sangat beragam, dari berbagai peristiwa, baik yang terjadi secara sengaja ataupun tidak, aktivitas rutin yang berulang atau yang hanya satu kali terjadi, aktivitas yang formal maupun yang tidak formal, dan juga yang tertutup ataupun yang terbuka untuk bisa diamati oleh siapa saja”.

Peristiwa atau aktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan fokus kajian penelitian mengenai

konstruksi kecantikan bagi laki-laki yang meliputi tentang pentingnya penampilan

bagi laki-laki serta hal-hal yang dilakukan informan untuk memperoleh

penampilan yang menarik menurut masing-masing informan dan makna cantik

bagi laki-laki. Peristiwa atau aktivitas informan yang diamati oleh peneliti

tersebut seperti pada saat informan kunci TIAN sedang menggunakan masker

wajah, pada waktu Informan RV melakukan fitness, pada saat informan sedang

bersama teman-temannya, dan peristiwa lainnya yang terkait dengan penelitian

tersebut. Perlu diketahui bahwa tidak semua peristiwa dapat diamati oleh peneliti

secara langsung, untuk itu peneliti juga mencari data dari informan pendukung

(seperti dari cerita teman-teman informan, orang yang dekat dengan informan)

atau melalui dokumen rekaman dan gambar yang ada terkait dengan penelitian

tersebut. Dari semua peristiwa atau aktivitas tersebut, peneliti berusaha

mendeskripsikannya di dalam bab analisis hasil penelitian secara ilmiah dan

akademis.

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

3. Tempat atau Lokasi

Tempat atau lokasi yang dapat mendukung data penelitian merupakan

salah satu sumber data yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memperoleh

kedalaman informasi. Hal yang berkaitan dengan tempat atau lokasi dapat

diperoleh dari kondisi bangunan yang ada, keadaan lingkungan setempat, sarana

dan prasarana serta fasilitas yang tersedia atau segala sesuatu yang dapat

ditemukan di lokasi penelitian. Seperti kutipan di bawah ini:

”Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari permasalahan lokasi dan lingkungannya peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian” (H.B Sutopo, 2002: 52).

Tempat atau lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah

sama dengan yang sudah dijelaskan di atas, yaitu:

a. Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta di Kentingan, antara lain

Gazebo Fakultas Kedokteran, Gazebo Fakultas Pertanian, Loby gedung D

Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Boulevard UNS, Di Bawah Pohon Rindang

(DPR) Fakultas Pertanian.

b. Lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta di Manahan, antara lain di

kolam renang tempat informan MI melakukan kegiatan mengajar renang, di

depan gedung Jurusan Pendidikan Olahraga.

c. Tempat nongkrong informan, antara lain di kantin Kedokteran UNS, di kantin

FSSR, di tempat parkir dan Fakultas Pertanian.

d. Tempat kost atau tempat tinggal informan (menyesuaikan).

e. Tempat kost peneliti, yaitu di Kost Saraswati dan di Kost Ratri Mas.

f. Tempat membeli kosmetik/ tempat yang menjual kosmetik bagi laki-laki,

yaitu di Asgross Arroyan.

g. Tempat kerja informan YN, yaitu di Mr. Bakso Solo Grandmall lantai 3.

h. Tempat-tempat kecantikan bagi laki-laki (salon, body build, dan sebagainya),

antara lain di tempat fitnes Bengawan Sport, Asia Fitness, dan di Salon Solo

Square.

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

4. Informan

Menurut James Spradley (2003: 51), informan adalah orang yang

mempunyai masalah, keprihatinan dan kepentingan yang berhubungan dengan

kajian penelitian. Informan dalam penelitian kualitatif ialah orang yang

memberikan informasi dalam penelitian yang digunakan sebagai sumber data

serta orang yang dipandang mengetahui persoalan yang akan dikaji dan bersedia

memberikan informasi. Dengan sumber data informan, maka akan diperoleh

mengenai informasi dan pernyataan maupun kata-kata yang diperoleh dari

informan.

H. B Sutopo (2002: 50) mengatakan bahwa :

”Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (nara sumber) sangat penting peranannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan nara sumber disini memiliki posisi yang sama, dan nara sumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki”.

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary dalam James P. Spradley

(2006: 39) yang dimaksud informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara

dengan mengulang kata-kata, frasa, dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya

sebagai model imitasi dan sumber informasi. Informan merupakan pembicara asli

(native speaker). Informan juga dibebaskan oleh peneliti untuk menggunakan

dialeknya sendiri, baru kemudian peneliti mendeskripsikannya dalam bentuk

paparan yang ilmiah dan akademis. Dalam penelitian ini, informan berhak

mengetahui fieldnote serta hasil dari penelitian. Informan juga berhak untuk setuju

atau tidak setuju mengenai inisialnya di dalam penelitian serta identitasnya

sebagai informan secara benar, dipublikasikan atau dirahasiakan. Dengan kata

lain, semua hal yang menyangkut tentang penulisan identitas serta aktivitas

lainnya harus melalui persetujuan informan. Hal tersebut bertujuan untuk

kenyamanan dan keamanan yang dirasakan oleh informan ketika proses penelitian

berlangsung dan sesudah penelitian selesai.

Proses wawancara kepada informan dilakukan melalui tatap muka (face

to face), melalui telepon, peneliti juga memakai fasilitas chatting di situs jejaring

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

social facebook, dan mengirim sms (short message system) kepada informan. Hal

tersebut dilakukan karena untuk melengkapi bagian-bagian yang kurang setelah

wawancara melalui tatap muka, selain itu juga terdapat informan yang sibuk tetapi

sering online di facebook. Adapun informan yang dijadikan sebagai sumber data

penelitian disini antara lain :

1) Informan kunci (key informan) yaitu mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang menggunakan kosmetik dan mementingkan penampilan.

Peneliti meneliti sebanyak delapan informan yang menurut peneliti memenuhi

kriteria penelitian ini.

2) Informan pendukung yaitu teman, pacar, serta keluarga dari informan kunci

yang menggunakan kosmetik yang yang dapat membantu memberikan

informasi.

3) Sebagian masyarakat kampus Universitas Sebelas Maret yang bisa dimintai

keterangan, baik itu dosen, mahasiswa/ mahasiswi UNS, satuan keamanan

(satpam).

4) Pekerja salon.

Informan kunci dalam penelitian ini merupakan pelaku sosial atau orang

yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman penuh serta keterlibatan secara

langsung mengenai pentingnya kecantikan dan penampilan yang menjadi fokus

penelitian, sehingga ia mampu untuk memberikan gambaran dan informasi

tentang berbagai gejala dan peristiwa dalam proses penelitian dengan baik kepada

peneliti. Informan kunci (key informan) tersebut adalah mahasiswa UNS yang

menggunakan kosmetik dan mementingkan penampilan. Peran informan kunci

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang pemaknaan ’cantik’ bagi

laki-laki pada saat ini serta melalui pentingnya penampilan bagi laki-laki pada

saat ini, sehingga peneliti dapat mengkonstruksikan kecantikan bagi laki-laki pada

saat ini.

Sedangkan informan pendukung adalah orang yang dapat membantu

memberikan informasi untuk memperkuat data yang diperoleh peneliti dari

informan kunci serta berfungsi untuk kebenarannya. Informan pendukung dalam

penelitian ini antara lain teman, pacar, atau keluarga dari informan kunci,

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

sebagian masyarakat Universitas Sebelas Maret yang bisa dimintai keterangan,

baik itu dosen, mahasiswa dan mahasiswi UNS, Satpam, serta pekerja salon yang

menangani informan kunci tersebut.

5. Dokumen, arsip

Dokumen menurut H. B Sutopo (2002: 54) adalah bahan tertulis atau

benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, ia bisa merupakan

rekaman, bukan hanya tertulis, tetapi juga merupakan gambar atau benda

peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas atau peristiwa tertentu, sedangkan

arsip merupakan dokumen yang lebih bersifat formal dan terencana. Deddy

Mulyana (2003: 195) juga mengatakan bahwa dokumen dapat mengungkapkan

bagaimana subjek mendefinisikan dirinya sendiri, lingkungan, dan situasi yang

dihadapinya pada suatu saat, dan bagaimana kaitan antara definisi diri tersebut

dalam hubungan dengan orang-orang di sekelilingnya dengan tindakan-

tindakannya.

Sumber data yang bersumber dari dokumen atau arsip yang digunakan

dalam penelitian ”konstruksi kecantikan bagi laki-laki” antara lain diperoleh dari

jurnal di dalam dan dari luar negeri, majalah maupun dari data internet yang

berkaitan dengan persoalan yang sedang dikaji seperti pada bagian latar belakang

penelitian. Dokumen tersebut kemudian dilengkapi dengan data pendukung

lainnya yang dapat diperoleh peneliti melalui wawancara dari berbagai pihak yang

terkait untuk memperkuat dan mendukung data yang ditemukan di lapangan.

Peneliti juga mencari referensi yang berasal dari media elektronik seperti dari

acara televise yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.

Beragam foto dokumentasi yang diperoleh peneliti pada waktu

melakukan wawancara dan observasi dengan informan seperti ketika peneliti

melakukan wawancara dan observasi dengan infornan YH dan TIAN di Gazebo

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, rekaman video oleh

informan DN pada waktu mengikuti fashion show di Pasar Windu Ngarsopuran,

rekaman wawancara dengan tape recorder pada masing-masing informan kunci

dan informan pendukung, catatan lapangan (fieldnote) pada masing-masing

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

informan mengenai pentingnya penampilan dan makna cantik menurut masing-

masing informan kunci (key informan).

D. Teknik Pengambilan Informan

Teknik pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian

konstruksi kecantikan bagi laki-laki ini adalah berdasarkan informan kunci (key

informan) dan informan pendukung. Informan pendukung diperlukan guna

melakukan kroscek terhadap hasil penelitian yang diperoleh peneliti dari informan

kunci.

Adapun penetapan informan menurut James Spradley (2003: 68)

minimal harus memenuhi 5 kriteria persyaratan memilih informan yang baik,

antara lain: (1) enkulturasi penuh; (2) keterlibatan langsung; (3) suasana budaya

yang tidak dikenal; (4) waktu yang cukup; dan (5) non-analitis. Penetapan

informan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasikan beberapa karakteristik

dari informan yang baik serta untuk menemukan informan yang sebaik mungkin

dalam mempelajari ketrampilan wawancara dalam penelitian sosial. Hal ini terkait

dengan kedekatan emosional yang dilakukan peneliti terhadap informan secara

aksiologis (telah dijelaskan pada sub bab strategi penelitian) tentang nilai, etika,

dan moral pada waktu melakukan wawancara dan observasi terhadap informan

penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik wawancara mendalam (in-depth interview), pengamatan langsung, dan

analisis dokumen.

1. In-depth interview

Dalam penelitian ini, diperlukan adanya wawancara yang mendalam

untuk mengetahui ide-ide, gagasan, dan sesuatu yang bersifat abstrak tentang

pentingnya penmapilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Hal tersebut dilakukan karena dalam memahami sesuatu

konsep kecantikan bagi laki-laki, peneliti harus melakukan wawancara secara

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

detail/ mendalam kepada informan. Setelah kegiatan tersebut selesai, peneliti

lalu meng-etikkan konsep-konsep mereka ke dalam bahasa yang ilmiah dan

akademis.

Wawancara dilakukan peneliti secara bebas terbuka kepada informan.

Ketika proses penelitian berlangsung, peneliti berusaha membangun suasana

penelitian yang santai namun tetap pada fokus persoalan yang sedang dikaji.

Hal tersebut dilakukan agar penelitian ini spesifik menuju sasaran penelitian

sesuai dengan pertanyaan yang diajukan di depan.

2. Pengamatan Langsung (observasi)

Informan merupakan sumber data yang penting. Dengan metode

pengamatan langsung (observasi), diharapkan penelitian ini mengacu pada

pola perilaku mahasiswa yang mementingkan penampilan. Pengamatan

langsung (observasi) dilakukan agar peneliti dapat mengetahui secara

langsung segala perilaku, aktivitas atau peristiwa yang dilakukan oleh

informan yang terkait dengan penelitian ini.

3. Teknik Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen digunakan untuk melengkapi dan

memperjelas hasil informasi dari wawancara dan observasi. Dokumen yang

digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, dan merekonstruksi makna kecantikan bagi laki-

laki. Menurut H.B Sutopo (2002: 54) bahwa dalam menganalisis dokumen,

peneliti sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha

menggali dan menangkap makna yang tersirat dari dokumen tersebut.

Dokumen yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi buku

pustaka yang digunakan dalam penelitian. Seperti: majalah, data yang berasal

dari internet, beragam gambar atau foto dokumentasi yang diperoleh peneliti

pada waktu melakukan wawancara dan observasi dengan informan, rekaman

video oleh informan DN pada waktu mengikuti fashion show di Pasar Windu

Ngarsopuran, rekaman wawancara dengan tape recorder pada masing-masing

informan kunci dan informan pendukung, serta catatan lapangan (fieldnote)

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

pada masing-masing informan mengenai pentingnya penampilan dan makna

cantik menurut masing-masing informan kunci (key informan).

F. Validitas Data

Penelitian kualitatif adalah berusaha menjelaskan makna dibalik realitas

sosial yang sedang dikaji. Agar hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah, maka diperlukan adanya validitas data untuk menjaga keabsahan

data yang dikumpulkan denagn cara melakukan triangulasi. Menurut Salim (2006:

35), triangulasi bukan alat atau strategi pembuktian, melainkan suatu alternatif

pembuktian secara empiris, sudut pandang pengamatan yang teratur dan menjadi

strategi yang baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan kedalaman suatu

penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber (data)

dan triangulasi metode. Menurut H.B Sutopo (2002: 79-80), triangulasi data atau

sumber mengarahkan peneliti menggunakan berbagai sumber data yang berbeda.

Artinya, data yang sama atau sejenis, secara kelompok berasal dari sumber sejenis

ataupun berbeda jenis. Triangulasi sumber dalam penelitian ini yaitu informan.

Sedangkan triangulasi metode yaitu pengumpulan data-data yang sejenis, tetapi

dengan menggunakan teknik atau metode yang berbeda. Hal ini digunakan untuk

membandingkan data yang telah diperoleh dari beberapa metode atau teknik

pengumpulan data, sehingga dapat ditarik simpulan data untuk lebih kuat

validitasnya. Triangulasi metode ini dilakukan untuk melakukan pengecekan

terhadap penggunaan metode pengumpulan data (Bungin, 2003: 257).

Triangulasi data (sumber) yaitu informan yang berbeda-beda dengan

mengkategorikan informan sesuai dengan karakteristiknya yaitu informan kunci

dan informan pendukung. Seperti pada waktu peneliti melakukan wawancara dan

observasi terhadap informan MI, maka MI melakukan Triangulasi sumber melalui

informan pendukung yaituYL. Kedudukan informan sebagai narasumber dengan

teknik wawancara mendalam (wawancara bebas terbuka), sehingga informasi dari

informan kunci bisa dibandingkan dengan informasi dari informan pendukung

lainnya untuk diketahui validitasnya. Triangulasi data yang lainnya yaitu dengan

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

membandingkan persepsi pentingnya penampilan dan konsep kecantikan menurut

informan kunci dengan informan kunci yang lainnya sehingga didapatkan suatu

konsep yang ilmiah.

Triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

metode wawancara mendalam (indepth interviewing) dan metode observasi.

Metode wawancara mendalam dan observasi digunakan untuk mengetahui bahwa

data yang diperoleh benar-benar valid dan merupakan realitas sosial yang

dikonstruksi oleh masyarakat.

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data yang terkumpul dibaca dan

kemudian diolah peneliti. Analisis data merupakan studi dan identifikasi dari

komponen-komponen atau elemen-elemen yang membentuk segala sesuatu yang

diselidiki berdasarkan data-data yang diperoleh. Menurut Seiddel dalam Lexy J.

Moleong (1996: 248), kegiatan proses analisis data kualitatif meliputi:

” (1) mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri; (2) mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya; (3) berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum”.

Menurut Matthew B. Miles (1992: 19), terdapat tiga komponen dalam

analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta

verifikasinya sebagai sesuatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama, dan

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun

wawasan umum yang disebut analisis.

Secara garis besar cara untuk menganalisis data dalam penelitian ini

dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan serta verifikasinya yang merupakan kesatuan proses yang interaktif.

Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data dengan model

atau dengan istilah “Interaktif Model of Analysis”. Empat komponen proses

analisis data yaitu: (1) pengumpulan data; (2) reduksi data; (3) sajian data; dan (4)

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

penarikan kesimpulan serta verifikasinya, dari keempat komponen tersebut saling

berkaitan satu dengan yang lainnya dan aktivitasnya yang berbentuk interaksi

antar komponen dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus.

Untuk menganalisis data hingga mencapai suatu kesimpulan yang

berhubungan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Peneliti menjelaskannya

melalui empat tahap, antara lain :

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan memperoleh informasi yang

berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara

dan dari dokumen yang berhubungan dengan permasalahan penelitian. Data yang

diperoleh masih berupa data mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan

analisis hasil penelitian agar data menjadi teratur.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan yang tertulis di lapangan. Proses reduksi data berlangsung secara

terus menerus selama penelitian. Menurut H.B Sutopo (2002: 92), reduksi data

adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat

fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga simpulan penelitan dapat dilakukan. Jadi, selama pengumpulan data

terjadi proses reduksi data, yang kemudian membuat ringkasan mengkode,

menelusuri tema, memusatkan data yang diperoleh dan menentukan batas-batas

permasalahan.

3. Sajian Data

Sajian data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi

kemungkinan terjadinya penarikan kesimpulan. Data yang telah disederhanakan

dalam reduksi data akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai

kesimpulan yang diambil. Matthew B. Miles (1992: 17) membatasi sajian data

sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, sebab dengan melihat penyajian

data, peneliti akan memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus

dilakukan untuk lebih jauh mengalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan

atas pemahaman yang didapat dari penyajian data tersebut.

4. Penarikan Kesimpulan serta Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses dimana suatu analisis

(reduksi data dan sajian data) yang dilakukan semakin jelas. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan menangkap berbagai hal yang kuat tetapi masih

bersifat sementara.

Adapun cara melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi dijelaskan

oleh Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar (2004: 87) sebagai berikut:

”Sejak semula peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperolehnya. Untuk itu, ia berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis (asumsi), dan sebagainya. Jadi dari data yang didapatnya itu ia mencoba mengambil kesimpulan. Mula-mula kesimpulan itu kabur, tetapi lama-kelamaan semakin jelas karena data yang diperoleh semakin banyak dan mendukung. Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data baru”.

Berdasarkan keempat analisis data tersebut, apabila digambarkan

langkah-langkahnya sebagai berikut :

Gambar 2. Skema Model Analisis Interaktif (H.B Sutopo 2002: 96)

PENGUMPULAN DATA

SAJIAN DATA REDUKSI DATA

PENARIKAN KESIMPULAN

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Keterangan gambar di atas adalah sebagai berikut :

Setelah data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

terkumpul, kemudian direduksi yang berupa seleksi dan penyederhanaan data

yang berlangsung terus menerus dalam penelitian dan kemudian peneliti

mengambil kesimpulan. Tahap-tahap ini tidak harus urut, misalnya sudah lengkap,

data dapat di sajikan. Apabila kita sampai pada data display kita kemudian

menarik kesimpulan karena data kurang, kita dapat kembali ke tahap

pengumpulan data. Jadi antara tahap satu dengan tahap lain tidak harus berurutan

tapi berhubungan terus dengan membentuk suatu siklus.

Menurut Matthew B. Miles (1992: 20) bahwa dalam analisis data

kualitatif tersebut merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus.

Masalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasinya

menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan

analisis yang saling susul-menyusul.

H. Prosedur Penelitian

Kegiatan penelitian konstruksi kecantikan bagi laki-laki pada mahasiswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dilakukan disesuaikan dengan tahapan

dan standarisasi dalam sebuah penelitian. Dengan melihat tipe atau model

penelitian yang sesuai, maka hasil laporan yang diberikan akan lebih optimal dan

signifikan. Prosedur penelitian tersebut meliputi:

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing.

b. Mengumpulkan bahan/sumber materi penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Mengurus perizinan penelitian.

e. Menyiapkan instrumen penelitian/alat observasi.

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara

mendalam, dan teknik analisis dokumen.

b. Membuat field note.

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

c. Memilah dan mengatur data sesuai kebutuhan.

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai proposal penelitian.

b. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di

recheckkan dengan temuan di lapangan.

c. Melakukan verifikasi dan pengayaan dengan pembimbing.

d. Membuat simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Memformulasikan hipotesis

a. Hipotesis ini adalah hipotesis etnografis yang harus diformulasikan setelah

mengumpulkan data awal.

b. Hipotesis ini mengusulkan hubungan yang harus diuji dengan cara mencek

hal-hal yang diketahui oleh informan.

5. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan

orang yang cukup memahami penelitian.

c. Melakukan perbaikan laporan sesuai hasil diskusi

d. Penyusunan laporan akhir.

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki ini berada

di Kota Surakarta. Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo

terletak sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang

dengan luas wilayahnya 44,04 km2. Lokasi kota ini berada di dataran rendah

(hampir 100 meter di atas permukaan laut) yang diapit oleh Gunung Merapi di

sebelah barat dan Gunung Lawu di sebelah timur, agak jauh di selatan terbentang

Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara

mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.

Jika kita amati lebih jauh, Kota Solo merupakan kota yang lebih banyak

mobilitasnya dibandingkan dengan kota yang berada di sekitarnya, seperti Sragen,

Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar. Hal tersebut dikarenakan Kota Solo

mempunyai sarana dan prasarana pendukung yang lebih daripada kota lain yang

berada di sekitarnya. Seperti yang kita lihat baru-baru ini, Kota Solo baru saja

mengadakan event bertaraf Internasional secara berturut-turut yakni SIEM (Solo

International Etnik Music) dan SIPA (Solo International Performance of Art). Hal

tersebut dapat dijadikan tolok ukur bahwa Kota Solo merupakan kota yang

mampu menarik masyarakat dari luar Kota Solo untuk kemudian melakukan

mobilisasi di Kota Solo.

Menyangkut dengan penelitian tentang konstruksi kecantikan baik laki-

laki ini, Kota Solo mempunyai sarana dan prasarana pendukung seperti: mall atau

pusat-pusat perbelanjaan, salon kecantikan, tempat fitnes atau yang sering disebut

dengan body building serta event-event yang menonjolkan tentang penampilan

dan kecantikan, seperti Batik Solo Carnival, Solo Batik Fashion Show yang

diadakan setiap tahunnya di depan Pasar Windu Djenar Ngarsopuran. Pusat

perbelanjaan yang dijadikan peneliti sebagai tempat penelitian yaitu Solo Squaire,

Solo Grand Mall yang berada di jalan Slamet Riyadi Solo, dan swalayan

“AsGross Ar Royan” yang berada di belakang Universitas Sebelas Maret

54

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Surakarta. Adapun salon kecantikan yang menjadi observasi peneliti yaitu London

Beautiful Centre cabang Solo 1 tepatnya di jalan Yosodipuro nomor 121, Solo.

Tempat fitnes yang dijadikan observasi peneliti berada di Bengawan Sport dan

Asia Sport. Selain tempat-tempat tersebut, peneliti melakukan wawancara dan

observasi di tempat kost dan di lingkungan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Universitas Sebelas Maret (UNS) merupakan salah satu universitas

terbesar yang berada di Kota Surakarta. Universitas Sebelas Maret yang terletak di

Jl. Ir. Sutami No. 36 Kentingan Surakarta, merupakan universitas yang setiap

tahun diperebutkan oleh lulusan-lulusan SMA atau sederajat dari berbagai daerah

di Indonesia serta dari luar Indonesia untuk menimba ilmu di sana sesuai dengan

jurusan yang dipilihnya. Menurut hasil observasi peneliti, jumlah mahasiswa pada

waktu penerimaan mahasiswa baru, mahasiswa laki-laki berjumlah lebih sedikit

dibandingkan dengan mahasiswa perempuan, namun perbandingan tersebut tidak

begitu mencolok, hanya pada program studi tertentu seperti pada FKIP yaitu pada

FKIP Matematika, FKIP Sosiologi-Antropologi, dan FKIP Geografi.

Berdasarkan data SNMPTN atau yang disebut dengan Seleksi Nasional

Masuk Penerimaan Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Sebelas

Maret banyak sekali peminatnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Sumber Data

Bagian Pendidikan UNS dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 selalu

mengalami peningkatan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, UNS menyediakan

kursi yang setiap tahunnya selalu bertambah untuk calon mahasiswanya, yaitu

mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 jumlah mahasiswa/wi UNS

mengalami peningkatan. Dari Sumber Data Bagian Pendidikan UNS, pada tahun

2005 jumlah mahasiswa UNS sebanyak 1275 mahasiswa dan 1452 mahasiswi,

dan pada tahun 2010 jumlah mahasiswa UNS yang diterima sebanyak 1805

mahasiswa dan 2628 mahasiswi. Hal tersebut merupakan tolok ukur keberhasilan

UNS dalam mengelola SDM untuk menjadi output yang berkualitas serta

berkuantitas.

Universitas Sebelas Maret dipilih peneliti karena peneliti ingin

mendapatkan gambaran tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki pada saat ini.

Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena adanya sumber data dan lokasi

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

yang menurut peneliti tepat, yaitu dengan adanya mahasiswa laki-laki yang

mementingkan penampilan dan menggunakan kosmetik untuk dapat tampil cantik

dan menarik. Universitas Sebelas Maret terdiri atas 9 (sembilan) Fakultas, yaitu:

(1) Fakultas Sastra dan seni rupa; (2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; (3)

Fakultas Hukum; (4) Fakultas Ekonomi; (5) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik; (6) Fakultas Kedokteran; (7) Fakultas Pertanian; (8) Fakultas Teknik; dan

(9) Fakultas MIPA.

Sesuai dengan Peraturan Rektor Tentang Tata Tertib Kehidupan

Mahasiswa Di Universitas Sebelas Maret, yaitu di dalam ketentuan dalam Bab II

tentang hak dan kewajiban mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam

Pasal 2P tentang berpakaian sopan dan tertib sesuai dengan ketentuan yang

berlaku di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari ketentuan tersebut dijelaskan

tentang tata cara berpakaian yang rapi dan sopan adalah menggunakan pakaian

untuk kegiatan perkuliahan adalah mengenakan baju berkerah dan berpakaian

rapi, mengenakan sepatu, dan tidak diperkenankan mengenakan kaos oblong

selama mengikuti kegiatan perkuliahan dan kegiatan formal lainnya di dalam

kampus. Mahasiswa juga tidak diperkenankan melakukan tindakan yang tidak

sopan atau tindakan asusila selama kegiatan perkuliahan dan di lingkungan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diatur di dalam pasal lainnya dalam

Peraturan Rektor UNS. Dalam keputusan Rektor tentang hak mahasiswa UNS

pada Bab 7 tentang Busana, pasal 8 (1) dan (2) juga dijelaskan aturan tentang

busana yang dikenakan oleh mahasiswa, yaitu sebagai berikut; (1) Setiap

mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan norma-norma yang

berlaku; dan (2) Jenis dan macam pakaian disesuaikan dengan kegiatan yang

sedang dilaksanakan. Sesuai dengan peraturan itu pula, jika dilanggar akan

mendapatkan sanksi sesuai dengan berat-ringannya pelanggaran yang dilakukan.

Berdasarkan kedua aturan di atas, dapat diketahui bahwa tata cara

berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku pun dicantumkan dalam Peraturan

Rektor UNS dengan detail. Berangkat dari hal tersebut pula, peneliti dapat

mengetahui bahwa penampilan di Universitas Sebelas Maret juga menjadi hal

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

yang diprioritaskan karena hal tersebut menyangkut dengan identitas dan martabat

civitas akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penetapan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

peneliti ingin mendapatkan gambaran secara utuh tentang konstruksi kecantikan

bagi laki-laki, fokusnya adalah pada mahasiswa yang terdaftar di Universitas

Sebelas Maret Surakarta (UNS) pada saat penelitian ini berlangsung. Peneliti

memilih Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan bahwa UNS merupakan tempat mahasiswa dalam menuntut ilmu

dan melakukan aktivitasnya sehari-hari. Peneliti juga melakukan observasi di luar

UNS yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, seperti di pusat-pusat

perbelanjaan (Solo Grand Mall, Solo Square), tempat nongkrong informan, tempat

tinggal informan, klinik perawatan kecantikan, dan di tempat body building and

fitness.

Berdasarkan uraian di atas dapat kita lihat bahwa Universitas Sebelas

Maret dengan segala peraturan dan tata tertibnya, lokasinya yang berada di kota

Surakarta, serta mahasiswanya yang memperhatikan penampilan menjadi daya

tarik peneliti untuk kemudian melakukan penelitian tentang konstruksi kecantikan

bagi laki-laki. Kota Surakarta sendiri merupakan pusat dari mobilisasi yang di

dalamnya terdapat sarana dan prasarana pendukung seperti tempat perawatan

kecantikan, fitness centre, pusat-pusat perbelanjaan yang tidak hanya menawarkan

produk-produk kosmetik dan kecantikan, pusat-pusat perbelanjaan tersebut juga

menawarkan diri sebagai tempat nongkrong atau berkumpulnya orang-orang Solo

dan sekitarnya untuk menampilkan diri mereka, termasuk juga mahasiswa/wi

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian

karena adanya sumber data penelitian, sarana dan prasarana pendukung penelitian

serta lokasi yang menurut peneliti tepat yaitu dengan adanya mahasiswa laki-laki

yang mementingkan penampilan dan menggunakan kosmetik untuk dapat tampil

cantik dan menarik sehingga peneliti dapat mengkonstruksikan kecantikan bagi

laki-laki pada saat ini.

Page 75: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Seperti yang telah dikemukakan oleh Ritzer tentang gaya hidup, budaya

konsumerisme, serta pencitraan diri yang merupakan suatu realitas sosial yang ada

di dalam masyarakat kita. Hal tersebut dapat kita lihat pada salah satu sisi tentang

pentingnya penampilan dan kecantikan dewasa ini baik pada kaum wanita

maupun pada kaum laki-laki.

Pergeseran perubahan kebudayaan tentang kecantikan yang pada awalnya

adalah milik kaum wanita kemudian telah bergeser sedemikian rupa oleh laki-laki

metroseksual. Kemudian berkembang lagi pada saat ini bahwa tidak hanya laki-

laki metroseksual saja yang identik dengan kosmetik, akan tetapi laki-laki pada

umumnya juga mulai mempergunakan kosmetik. Hal tersebut terjadi dikarenakan

adanya tuntutan bagi kaum laki-laki untuk tampil cantik dan menarik dalam hal

pekerjaan, lawan jenis atau pada hal yang lainnya.

Tidak lepas dari hal tersebut di atas, mahasiswa adalah orang yang

menuntut ilmu di perguruan tinggi yang juga dituntut dalam hal berpenampilan

yang tercantum di dalam Peraturan Rektor UNS, salah satunya adalah berpakaian

dan berbusana rapi, sopan ketika di dalam Universitas Sebelas Maret dan pada

waktu mengikuti kegiatan perkuliahan serta kegiatan formal dan non formal

lainnya. Tidak hanya berpakaian yang rapi dan sopan ketika di kampus, hal-hal

yang lainnya seperti kecantikan dan penampilan juga diperhatikan oleh

mahasiswa yang dalam penelitian ini lebih difokuskan pada mahasiswa laki-laki

ketika di dalam kampus maupun di luar kampus. Perubahan-perubahan pergeseran

penggunaan kosmetik yang menimpa mahasiswa laki-laki tersebut terjadi

dikarenakan adanya suatu konstruksi sosial dari masyarakat, iklan, dan media

tentang kecantikan ideal masa kini. Hal tersebut dikarenakan bahwa mahasiswa

merupakan bagian dari masyarakat yang tidak dapat dipisahkan begitu saja.

Berangkat dari realitas sosial di atas, peneliti berusaha mendeskripsikan

tentang proses konstruksi kecantikan bagi laki-laki, yang objek penelitiannya

adalah mahasiswa laki-laki Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti ingin

mendeskripsikan terlebih dahulu mengenai data penelitian yang diperoleh di

lapangan. Pada waktu peneliti melakukan wawancara dan observasi penelitian,

Page 76: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

peneliti menemukan banyak sekali informasi yang terkait dan mendukung

permasalahan yang sedang di kaji.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Universitas Sebelas Maret

yang berada di Kota Surakarta merupakan tempat yang digunakan untuk menuntut

ilmu yang mana di dalamnya juga terdapat aturan-aturan dalam hal berpakaian

dan berpenampilan secara rapi dan sopan. Tapi di sisi lain jika kita melihatnya,

Universitas Sebelas Maret adalah sebagai tempat cerminan dari kecantikan masa

kini. Peneliti melihat dari mahasiswa laki-laki di UNS yang tidak hanya berhenti

dalam hal berpenampilan rapi dan sopan jika di kampus, akan tetapi mereka juga

merupakan individu yang ingin menampilkan dirinya secantik dan semenarik

mungkin di hadapan orang lain. Lebih ekstrimnya, jika kita di lingkungan

kampus, yang kita lihat adalah ’figuran’ orang-orang yang berlalu lalang dengan

menampilkan gaya mereka masing-masing.

Berikut peneliti ingin menyampaikan deskripsi data penelitian oleh

mahasiswa laki-laki yang mementingkan penampilan dan menggunakan kosmetik

untuk mempercantik dirinya dan untuk tampil menarik. Informan dalam penelitian

ini antara lain; (1) delapan mahasiswa UNS yang menggunakan kosmetik sebagai

informan kunci atau key informan (dengan menggunakan inisial) tersebut antara

lain: MI, RH, YH, DN, MD, TIAN, SW, dan RF; (2) teman, pacar, atau keluarga

dari mahasiswa yang menggunakan kosmetik yang yang dapat membantu

memberikan informasi; (3) Sebagian masyarakat Universitas Sebelas Maret yang

bisa dimintai keterangan, baik itu dosen, mahasiswa/ mahasiswi UNS, satpam

kampus; (4) Pekerja salon kecantikan.

Peneliti melihat aktivitas informan ketika melakukan wawancara serta

observasi. Seperti pada waktu Informan RF melakukan fitnes di Bengawan Sport,

DN pada waktu mengikuti fashion show di Pasar Windu Ngarsopuran, TIAN yang

sedang menggunakan masker wajah, MI yang sedang melatih sepakbola di

Stadion Mini Bekonang dan di kolam renang Tirtomoyo. Dari semua kegiatan

tersebut, peneliti memperoleh data dengan cara merekam, mengambil gambar dan

mencatatnya.

Page 77: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Wawancara dan observasi kali ini dilakukan di beberapa tempat di

lingkungan UNS, antara lain; (1) di lingkungan Universitas Sebelas Maret

Surakarta di Kentingan, antara lain Gazebo Fakultas Kedokteran pada waktu

peneliti melakukan wawancara terhadap RH dan bapak Eko sebagai informan

pendukung, di Gazebo Fakultas Pertanian pada waktu wawancara dengan YH dan

ZN sebagai teman sekelas YH, di loby gedung D Fakultas Sastra dan Seni Rupa

pada waktu wawancara dengan DN, di Boulevard UNS juga pada waktu

wawancara dengan DN, kemudian Di Bawah Pohon Rindang (DPR) Fakultas

Pertanian pada waktu wawancara dengan TIAN dan BH; (2) di lingkungan

Universitas Sebelas Maret Surakarta di Manahan, antara lain di kolam renang

tempat informan MI melakukan kegiatan mengajar renang dan di depan gedung

Jurusan Pendidikan Olahraga; (3) di tempat nongkrong informan, antara lain RH

di kantin Kedokteran UNS, DN di kantin FSSR, SW di tempat parkir Fakultas

Pertanian, YH di Grand Mall; (4) tempat kost atau tempat tinggal informan; (5) di

tempat kost peneliti, yaitu di Kost Saraswati dan di Kost Ratri Mas; (6) di tempat

membeli kosmetik/ tempat yang menjual kosmetik bagi laki-laki, yaitu di Asgross

Arroyan; (7) di tempat-tempat kecantikan bagi laki-laki (salon, body build, dan

sebagainya), antara lain di tempat fitnes Bengawan Sport, Asia Fitness, dan di

Salon Solo Square.

Untuk lebih jelasnya, peneliti ingin menguraikan data penelitian sebagai

berikut:

1. Pentingnya Penampilan bagi Laki-laki

Penampilan dan kecantikan menjadi penting bagi laki-laki dewasa ini.

Untuk mengetahui tentang penampilan bagi laki-laki, peneliti kemudian

melakukan penelitian lapangan kepada informan penelitian mengenai makna

penampilan bagi laki-laki, kemudian cara laki-laki untuk menunjang penampilan

mereka, serta latar belakang laki-laki menggunakan kosmetik. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Makna Penampilan bagi Laki-laki

Berdasarkan data hasil penelitian mengenai makna penampilan bagi laki-

laki, dapat diketahui bahwa penampilan menjadi sesuatu yang penting bagi laki-

Page 78: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

laki. Berikut adalah pendapat informan RH yang menjelaskan tentang pentingnya

penampilan:

“Penampilan menurutku sangat penting. Ya kan, karena penampilan itu sesuatu yang kita tunjukin ke orang kan. Sesuatu yang kita banggain ke orang kan, sesuatu yang bisa bikin orang itu perhatian sama kita, lha itu penampilan. Penampilan itu merupakan cara kita untuk menampilkan kecantikan kita itu pada orang lain” (W/ RH/ 5 Agustus 2009). Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa penampilan

itu sangat penting. Penting karena penampilan adalah sesuatu yang dapat

dibanggakan kepada orang lain agar orang lain bisa memberi perhatian yang lebih

dan juga penampilan tersebut merupakan cara kita untuk menampilkan kecantikan

itu pada orang lain. Dengan kata lain, jika ada orang lain yang memberi perhatian

yang lebih karena penampilan yang menarik, maka seseorang tersebut akan

merasa lebih diakui sebagai seorang laki-laki. Pendapat tersebut seperti yang

dikatakan oleh informan MI bahwa penampilan merupakan interpretasi dari

kecantikan seseorang.

Pendapat di atas juga hampir sama dengan pendapat informan lainnya

dalam hal memaknai sebuah penampilan. RF menjelaskan bahwa penampilan

menurutnya adalah sesuatu yang kita bawakan dan bisa dipandang mulai dari

ujung kaki sampai dengan ujung kaki. Sedangkan informan DN, YH, dan TIAN

menganggap bahwa penampilan adalah mencerminkan kepribadian seseorang,

seperti ketika penampilan seseorang bersih, maka orang lain akan melihat bahwa

seseorang itu mempunyai gaya hidup yang bersih juga. Berbeda dengan informan

MD yang menjelaskan bahwa penampilan itu simple, tidak neko-neko,

mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak memalukan bagi diri sendiri. Kata-

kata ‘memalukan’ oleh MD jika kita cermati merupakan ungkapan MD bahwa

penampilan juga merupakan sesuatu hal yang penting baginya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penampilan bagi

laki-laki mempunyai makna yang penting. Penting dikarenakan penampilan

merupakan interpretasi dari kecantikan seseorang secara fisik dan juga

mencerminkan kepribadian seseorang untuk dilihat oleh orang lain.

Page 79: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

b. Cara Laki-laki untuk Menunjang Penampilan

Setelah mengetahui bahwa penampilan itu penting bagi laki-laki, peneliti

kemudian mencari tahu hal-hal yang dilakukan laki-laki dalam rangka untuk

menunjang penampilan mereka agar cantik dan menarik secara maksimal. Upaya-

upaya tersebut diharapkan mampu untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan kaum

laki-laki saat ini.

Hal pertama (1) yang dilakukan oleh laki-laki untuk menunjang

penampilan fisik mereka adalah dengan cara pemakaian kosmetik. Pemakaian

kosmetik dilakukan pada saat mereka mulai melihat diri mereka sendiri yang

harus tampil lebih menarik di hadapan orang lain, yaitu semenjak duduk di

bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), kemudian dilanjutkan pada waktu duduk

di bangku perkuliahan lebih menjaga penampilan diri mereka.

Berdasarkan pada hasil data penelitian, semua infoman menggunakan

kosmetik untuk menunjang penampilan mereka. Berikut ini adalah kosmetik yang

digunakan oleh masing-masing informan: informan pertama (1) MI merawat kulit

dengan sun block Barclay, dan Biore sebagai facial wash. Hal tersebut dilakukan

karena MI sering di lapangan terbuka (MI sebagai assistant dosen dan sebagai

mahasiswa). MI memilih kosmetik sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk menjaga

warna kulit agar tidak terkena sinar matahari secara langsung (menggunakan sun

block); (2) RH menggunakan parfum merk AXL dan facial wash Biore. Pasta

gigi close up crystal; sabun Biore; shampoo Head & Shoulder; mouthwash

Listerine berbagai rasa. Hal tersebut dilakukan dengan harapan wajah RH lebih

putih dan bersih. Dalam memilih ksmetik, RH lebih memilih kosmetik yang

bermerk dan cocok untuk kulitnya; (3) YH menggunakan kosmetik agar wajah

dan tubuh menjadi lebih putih dan bersih, seperti facial wash, lulur, minyak

rambut, hand body Ponds, dan pelembab wajah Ponds. YH lebih memilih

kosmetik yang cocok dengan kulitnya (tidak harus bermerk, yang penting kuitnya

cocok dan tidak menimbulkan iritasi); (4) DN menggunakan kosmetik seperti

hand body, pelembab wajah, dan minyak rambut. DN memilih dan menggunakan

kosmetik yang cocok dan tidak menimbulkan ritasi pada kulitnya; (5) MD

menggunakan kosmetik seperti peeling wajah, pembersih wajah atau facial foam,

Page 80: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dan parfum dalam memilih kosmetik, MD sama seperti DN yaitu yang cocok

dengan kult dan tidak menimbulkan iritasi; (6) TIAN menggunakan kosmetik

seperti parfum, peeling, hand body, masker wajah, pelembab untuk tidur, dan

pembersih wajah. TIAN juga memilih kosmetik yang cocok buat kulitnya dan

tidak menimbulkan iritasi; (7) SW menggunakan kosmetik ketika ada sesi

pemotretan sebagai model dan shooting; dan yang kedelapan (8) RF

menggunakan kosmetik seperti parfum, pembersih wajah, dan hand body. RF

lebih memilih kosmetik menurut seleranya saat itu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosmetik bagi kaum

laki-laki pada saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting. Penting karena

kosmetik membantu laki-laki untuk dapat menunjang kebutuhan mereka yaitu

dengan menampilkan kecantikan diri mereka secara maksimal. Laki-laki

menggunakan kosmetik dengan kepentingan mereka masing-masing.

Hal kedua (2) yang dilakukan kaum laki-laki dalam mengupayakan

penampilan dirinya secantik dan semenarik mungkin adalah dengan cara

melakukan upaya pembentukan badan untuk mencapai berat badan yang ideal,

atau body yang atletis, menjaga pola makan, dan tidur yang teratur. Olahraga juga

dilakukan untuk menjaga kesehatan badan. Seperti yang dilakukan oleh informan

MI, TIAN, dan MD yang melakukan olahraga dengan tubuh sendiri tanpa

menggunakan alat bantu (kardio), misalnya: jogging, set up, sit up, restood dan

renang. Berbeda dengan informan RH dan SW yang lebih suka ke tempat body

build. RH beranggapan bahwa dengan melakukan fitness, bentuk tubuhnya akan

menjadi ideal, body fit sehingga dapat menarik perhatian lawan jenisnya. Jika SW

lebih bertujuan ketika dia melakukan fitness, renang, tubuhnya akan menjadi ideal

karena dia meruapakan public figure/ artis.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa olahraga bagi laki-laki

juga merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang penampilan mereka.

Hal tersebut dilakukan karena selain untuk menjaga kesehatan badan dan bentuk

tubuh, juga dilakukan karena adanya dorongan untuk menampilkan diri sebaik

dan secantik mungkin di hadapan orang lain yang melihatnya. Olahraga dilakukan

Page 81: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

sesuai dengan kesukaan mereka masing-masing dan dengan cara mereka masing-

masing pula.

Hal ketiga (3) yang dilakukan kaum laki-laki untuk memaksimalkan

penampilannya adalah dalam hal berpakaian dan memakai aksesoris untuk

memaksimalkan penampilan mereka. Mereka (kaum laki-laki) mempunyai cara

masing-masing dalam memilih pakaian serta aksesoris yang mereka pakai. Hal

tersebut dikarenakan setiap laki-laki mempunyai nilai standarisasi sendiri-sendiri,

seperti yang dijelaskan oleh salah satu informan yang berpatokan pada keahlian

dan penampilan tubuhnya di bawah ini:

“Ya Mungkin kalau bagus dan tidaknya menurut saya, itu barang yang tidak bermerk, kalau yang memakai orangnya itu bermerk, Semuanya akan kelihatan keren, gitu aja”. Ya emang yang namanya property itu. Misalnya sepatu, celana, baju, itu Akan memberi suatu pesona tersendiri, ya biar kelihatan menarik. Lha itu kalau kita memakai barang yang ber merk tapi badan kita itu tidak proporsional atau bahasa olahraganya atletis, tidak kelihatan bagus. Karena apa? Dari fisik kita itu kalau sudah bagus, Kita itu memakai celana, baju, apapun Mesti itu kita kelihatan menarik” (W/ MI/ 22 Agustus 2009).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ketika kita

memiliki wajah yang sudah di kategorikan cantik, tapi kalau kita tidak

berpenampilan menarik. Misalnya saja dari cara kita berjalan atau dari cara kita

berbicara yang seperti apa, bagaimana kita mengekspresikan dengan gerakan yang

baik, kecantikan itu akan menjadi kelihatan menarik. Jadi, hubungan antara

kecantikan dengan penampilan itu harus seimbang karena sangat perlu sekali

untuk menjadikan diri seseorang lebih indah untuk dilihat.

Berbeda dengan informan RH, dia sangat menomorsatukan penampilan.

memakai pakaian yang keren dan bermerk, seperti: hem lengan panjang (The

Executive, Giordano), celana jeans (LEA, Giordano), mengenakan jaket sport dari

merk Adidas, Converse, dan Nike. Dalam memilih aksesoris, RH lebih memilih

dan memakai aksesori yang keren dan asli, seperti: jam tangan Seiko, ikat

pinggang, dan tas pinggang yang bermerk, kaos kaki, sepatu dan tas merk sport

seperti: Adidas, Converse, Nike. RH juga menggunakan sepeda motor Honda CBR

dan mobil Toyota Rush agar lebih kelihatan menarik jika dilihat oleh orang lain,

Page 82: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

terutama oleh lawan jenis yang sedang didekatinya. Hampir sama dengan RH,

informan SW lebih memilih dan mengenakan aksesoris yang matching dengan

pakaian yang sedang dikenakannya, baju yang bermerk Bilabong, Nevada, X8, 61,

dan sepatu yang bermerk Adidas, semuanya harus serba bermerk. SW juga

memilih untuk mengendarai sepeda motor dan mobil yang keren menurutnya.

Sedangkan informan YH, DN, RF, TIAN dan MD dalam memilih pakaian lebih

cenderung memilih dan memakai pakaian yang rapi, sesuai dengan tempat dan

acaranya. Dengan begitu, mereka akan merasa nyaman atau istlahnya tidak salah

kostum. YH juga menggunakan aksesoris, yaitu jam tangan, rantai dompet, ikat

pinggang untuk memaksimalkan penampilannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa laki-laki dalam

memilih pakaian serta aksesoris untuk menunjang kecantikan dan penampilan,

mereka berusaha mengenakan apa yang mereka punyai secara material. Dari

kegiatan tersebut mengharuskan laki-laki untuk melakukan kegiatan konsumtif

juga, tidak hanya kaum wanita saja.

Hal keempat (4) yang dilakukan laki-laki untuk tampil secara maksimal

adalah dengan cara merawat tubuh, seperti: memotong rambut, mencukur kumis,

dan jenggot. Dalam memotong rambut, informan lebih memilih untuk pergi ke

salon. Semua informan mempunyai kepentingan masing-masing ketika ke salon.

Jika MI, MD, TIAN, YH, DN, dan RF ke salon untuk menata rambut dan

memotong rambut agar kelihatan rapi dan bersih, berbeda dengan informan RH

dan SW. RH lebih detail dalam merawat rambutnya, dia sangat hati-hati dan teliti

ketika akan memotong dan menata rambutnya. RH memilih salon perawatan

rambut khusus di Solo Square dan lebih mengikuti tren yang sedang berkembang

di dalam masyarakat dan menyesuaikan dengan selera lawan jenisnya. SW dalam

menata rambut juga mempertimbangkan dengan pekerjaannya. Biasanya rambut

SW dipotong dan ditata oleh hair stylish artis di tempatnya bekerja.

Hal kelima (5) yang dilakukan laki-laki untuk tampil secara cantik dan

menarik di hadapan orang lain adalah dengan cara meningkatkan kualitas diri dan

kepribadian diri mereka. Seperti yang dilakukan oleh informan RH yaitu dengan

cara melakukan perubahan sikap, bisa dengan melakukan fitness dan berusaha

Page 83: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

menjadi lebih dewasa. Hal tersebut dilakukan RH selain untuk dirinya sendiri, RH

berpikir jika lawan jenisnya akan lebih tertarik dan menyukai laki-laki yang

berkualitas (pintar/ pandai) dan berkepribadian yang baik (positif). Demikian pula

yang dilakukan DN, dia lebih memilih untuk melakukan perubahan sikap, dengan

berkepribadian yang baik dan berwibawa dengan lawan jenis dan orang lain.

Informan RF lebih memilih ntuk meningkatkan kualitas dirinya dengan cara

pandai berbicara dengan orang lain, tidak cupu (ketinggalan jaman), pintar di

kelasnya. Dalam pekerjaan, informan MI, SW, dan YH lebih memilih peningkatan

kualitas diri dengan caranya masing-masing untuk memperlihatkan innerbeauty

yang ada di dalam dirinya. MI meningkatkan kualitas dirinya dengan cara

mendalami materi yang akan dibawakannya dalam perkuliahan sebagai assistant

dosen. Dalam meningkatkan kualitas diri, informan SW lebih mengolah dan

mengasah bakatnya di bidang akting dan modeling. Setiap hari SW melakukan

latihan akting dan modeling di depan cermin di dalam kamarnya, SW juga

berlatih untuk menghafal naskah secara cepat. SW juga berlatih untuk lincah

ketika berbicara dengan orang lain atau lawan mainnya. Berdasarkan pendapat

informan tersebut dapat diketahui bahwa kualitas diri dan kepribadian yang baik

juga dipertimbangkan oleh laki-laki dalam memaksimalkan kecantikan dan

penampilan dirinya. Dengan mempunyai kualitas diri yang baik, diharapkan orang

lain dapat menilai lebih, itulah yang disebut kaum laki-laki sebagai kecantikan

dari dalam (innerbeauty).

Jadi, tidak hanya menggunakan kosmetik saja untuk menunjang

penampilan fisik bagi laki-laki (1), tetapi melakukan hal-hal lain yang bertujuan

untuk meningkatkan penampilan dan kecantikan diri mereka seperti: (2)

melakukan upaya pembentukan badan untuk mencapai berat badan yang ideal,

atau body yang atletis, melakukan fitnes, menjaga pola makan dan tidur yang

teratur, berolahraga untuk menjaga kesehatan badan, (3) memilih dan mengenakan

pakaian serta aksesoris menurut selera mereka masing-masing dan kemampuan

material mereka untuk memaksimalkan penampilan mereka, (4) memotong

rambut, mencukur kumis, dan jenggot, serta yang kelima (5) dilakukan laki-laki

Page 84: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

untuk tampil secara menarik dan cantik di hadapan orang lain adalah dengan cara

meningkatkan kualitas diri dan kepribadian diri mereka.

Berdasarkan uraian di atas tentang cara atau hal-hal yang dilakukan oleh

laki-laki dalam menunjang penampilan dirinya agar dapat cantik dan menarik

secara maksimal, dapat disimpulkan bahwa laki-laki ternyata tidak hanya terfokus

pada hal-hal yang tampak dari fisik saja (kecantikan luar), akan tetapi mereka juga

berusaha untuk menampilkan kecantikan dari dalam (innerbeauty) yang mereka

bangun dengan meningkatkan kualitas diri dan mempunyai kepribadian yang baik.

c. Latar Belakang Penggunaan Kosmetik oleh Laki-laki

Laki-laki dalam memenuhi kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik

ternyata tidak dapat lepas dari sesuatu hal yang bernama ‘kosmetik’. Dari data

hasil penelitian ini dapat di ketahui jika laki-laki mempunyai latar belakang dan

alasan masing-masing untuk kemudian memilih kosmetik sebagai alat untuk

memenuhi kebutuhan mereka. Kosmetik rupa-rupanya telah menjadi bagian

penting dari laki-laki. Untuk lebih jelasnya, berikut penulis jelaskan cerita yang

melatarbelakangi laki-laki menggunakan kosmetik serta alasan bagi laki-laki

untuk menggunakan kosmetik.

Cerita yang melatarbelakangi serta alasan pemakaian kosmetik oleh

kaum laki-laki bermacam-macam. Informan MI bercerita tentang latar belakang

dirinya memakai sun block merk Barclay itu pada waktu mengajar renang di

depan siswa dan teman-temannya, MI tidak ingin kulitnya tidak terlalu hitam serta

dorongan dari lawan jenis, yaitu pacar MI yang pernah menyuruhnya untuk

membersihkan kumis dan jenggot serta merawat kulit agar tidak tambah hitam

setiap harinya. Adapun latar belakang MI menggunakan kosmetik yang pertama

(1) adalah kebutuhan untuk diri sendiri, (2) agar terlihat menarik di depan lawan

Jenis (pacar), (3) agar penampilan rapi dan menarik di depan orang lain, dan (4)

adalah pekerjaan MI sebagai assistant dosen. Seperti dari hasil wawancara berikut

ini:

“Contohnya, misalnya minyak rambut. mungkin seperti kita itu menggunakannya. Biasanya rambutnya itu biasa-biasa aja, ketika menggunakan kosmetik itu, menjadi lebih percaya diri dan semakin enak dilihat oleh orang lain” (W/ MI/ 12 Agustus 2009).

Page 85: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dilihat bahwa kosmetik

ternyata berperan penting dalam hal membantu mempercantik dan memperindah

penampilan diri seseorang. Kosmetik juga dapat meningkatkan kepercayaan diri

seseorang yang memakainya.

Informan kedua (RH) menggunakan kosmetik dilatar belakangi ketika

dia mulai tumbuh sendiri rasa untuk melihat diri sendiri, RH lebih sering

menyendiri, instropeksi diri, mengenai penampilan apa yang harus di ubah karena

pada waktu itu RH mulai tertarik pada lawan jenis. Maka dari itu, RH harus

mengganti penampilannya agar tidak kalah dengan teman-temannya. Hal tersebut

menurut RH karena adanya persaingan oleh RH dengan teman-temannya. RH

juga menjelaskan latar belakang dirinya menggunakan kosmetik dikarenakan oleh

lawan jenisnya, yaitu RH menggunakan kosmetik yang di sukai lawan jenisnya

tersebut. Jadi, Latar belakang RH menggunakan kosmetik yang pertama adalah

karena RH mulai tertarik pada lawan jenis, dan yang kedua adalah sikarenakan

faktor lingkungan, yaitu teman-teman RH yang menggunakan kosmetik dan

berpenampilan menarik.

Informan YH menggunakan kosmetik dilatar belakangi oleh ajakan dari

kakak informan untuk menggunakan pelembab kulit muka, hand body supaya

kulitnya tidak kering, serta memakai facial foam agar tidak mempunyai jerawat.

Adapun latar belakang YH dalam menggunakan kosmetik dikarenakan YH ingin

terlihat bersih dan menarik di depan lawan jenis, dan YH juga ingin terlihat bersih

dan menarik di depan pengunjung yang datang ke tempat kerja. Sedangkan

informan keempat (DN) menggunakan kosmetik di latar belakangi oleh: yang

pertama (1) pada waktu fashion show itu untuk menunjang penampilan, dan pada

waktu menjadi “manggolo yudo”; (2) untuk meningkatkan penampilan agar

terlihat lebih menarik; dan yang ketiga (3) dikarenakan oleh ajakan teman-teman

untuk memakai kosmetik agar kulitnya tidak hitam.

Informan MD menggunakan kosmetik dilatar belakangi ketika MD ingin

mendekati lawan jenisnya. MD memakai parfum agar tidak memalukan di depan

lawan jenis, memakai facial wash agar kulit wajah kelihatan bersih. Jadi, latar

belakang belakang MD memakai kosmetik adalah: (1) untuk menjaga kebersihan

Page 86: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

diri, kebersihan tubuh; (2) untuk menambah penampilan supaya lebih bagus; dan

yang ketiga (3) untuk lawan jenisnya yang sedang didekatinya. Sedangkan

informan 6 (TIAN) menggunakan kosmetik dilatar belakangi oleh ajakan teman-

temannya dan untuk dirinya sendiri, TIAN merasa kulitnya yang terlalu hitam dan

kelihatan tidak bersih, dia lalu disuruh oleh saudaranya untuk menggunakan

kosmetik seperti hand body, lulur, pelembab wajah agar kulitnya lebih bersih.

Informan ketujuh (SW) menggunakan kosmetik dilatarbelakangi

keluarga yang senang berpenampilan menarik serta pekerjaaannya sebagai public

figure. SW pertama kali menggunakan kosmetik yang lengkap pada waktu

mengikuti audisi cover boy di majalah Aneka Yess tahun 2008 yang

mengharuskan dia memakai kosmetik. Sedangkan informan kedelapan (RF)

menggunakan kosmetik dilatarbelakangi karena kesadaran dirinya bahwa

seseorang itu harus tampil lebih baik, karena orang yang tampil indah itu akan

membuat orang lain akan merasa senang melihat kita. Seperti hasil wawancara

berikut ini:

“Pertama kali saya menggunakan kosmetik adalah karena kesadaran diri saya bahwa seseorang itu harus tampil lebih baik, karena apa? Orang yang tampil indah itu, akan membuat orang lain tentunya akan merasa senang melihat kita” (W/ RF/ 5 Agustus 2009). Berdasarkan cerita yang melatarbelakangi laki-laki menggunakan

kosmetik, maka dapat diketahui alasan yang melatarbelakangi laki-laki untuk

menggunakan kosmetik dan mementingkan penampilan yang pertama (1) adalah

termasuk kebutuhan untuk diri sendiri. Kosmetik sebagai suatu barang yang

digunakan untuk mempercantik atau memperindah diri dengan tujuan seseorang

yang mengggunakan kosmetik tersebut akan menjadi lebih percaya diri, karena

kosmetik itu akan memberikan penampilan yang berbeda untuk yang

menggunakannya. Informan TIAN dan RF juga menjelaskan alasannya

menggunakan kosmetik untuk diri sendiri. Menurut TIAN, kosmetik untuk

kebutuhan dirinya sendri dikarenakan setelah menggunakan kosmetik, ia merasa

ahwa kulitnya lebih bersih, dan TIAN lebih percaya diri. Jika RF memandang

kosmetik telah membantunya memiliki kecantikan yang lebih maksimal.

Page 87: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Berdasarkan uraian di atas tentang latar belakang laki-laki menggunakan

kosmetik untuk dirinya sendiri dikarenakan kosmetik sebagai alat yang membantu

memaksimalkan kecantikan diri mereka. Kosmetik membantu kulit menjadi lebih

bersih, sehingga kecantikan yang dimiliki oleh laki-laki dapat lebih maksimal.

Kosmetik merupakan alat atau media yang membantu laki-laki dalam memenuhi

kebutuhan kecantikan dan penampilannya. Kecantikan dan penampilan yang

diharapkan ternyata telah mendorong laki-laki dalam menggunakan kosmetik

sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.

Latar belakang yang kedua (2) bagi laki-laki menggunakan kosmetik

adalah untuk menarik lawan jenisnya dengan cara menampilkan dirinya semenarik

dan secantik mungkin di depan lawan jenisnya, seperti pacar (teman wanita) atau

lawan jenis yang sedang didekati oleh laki-laki. Hal tersebut oleh laki-laki

mempunyai tujuan agar lawan jenisnya dapat lebih tertarik dan jika itu adalah

pacar, diharapkan pacarnya tersebut dapat menjadi “lebih sayang” dan tidak lari

darinya. Salah satu informan (RH) juga menjelaskan keinginannya pada waktu

mendekati lawan jenisnya. Seperti hasil wawancara di bawah ini:

“Yang jelas aku enggak ikut temen-temenku, tapi itu (rasa tertarik pada lawan jenis) pure keluar dari diriku sendiri, tertarik ama cewek lain. Dan aku apa namanya Tumbuh sendiri rasa untuk melihat diriku sendiri, lebih sering menyendiri. Udah bawaan, Insting” (W/ RH/ 5 Agustus 2009).

Informan MI, dan yang lainnya juga beralasan jika lawan jenis

mendorong mereka untuk menggunakan kosmetik. Seperti pacar MI yang tidak

suka dengan kulit MI yang semakin hari semakin hitam, kulit yang kasar, maka

dari itu MI menggunakan kosmetik agar kulitnya tidak kering dan tidak terlalu

hitam jika terkena sinar matahari. Pada informan DN juga demikian, DN

diberikan kosmetik oleh teman wanitanya agar kulit DN tidak kering dan hitam.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa lawan jenis

menjadi pendorong bagi laki-laki untuk memperhatikan penampilan dan

kecantikan untuk lebih di jaga dan di rawat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

menggunakan kosmetik sesuai dengan yang diinginkan oleh lawan jenisnya.

Untuk memenuhi hal tersebut, laki-laki berusaha menampilkan dirinya secantik

mungkin di hadapan lawan jenis atau pacar.

Page 88: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Latar belakang yang ketiga (3) bagi kaum laki-laki untuk menggunakan

kosmetik adalah untuk dilihat oleh orang lain (umum). Hal tersebut dilakukan

bahwa ketika laki-laki tersebut berpenampilan menarik, otomatis dia tidak akan

membuat kecewa orang yang bertemu dengannya dan melihatnya. Kosmetik dapat

membantu si pemakai menjadi terlihat fresh atau segar di muka umum, kosmetik

juga dapat melindungi pemakainya dari sinar ultra violet seperti ketika laki-laki

tersebut menggunakan sun block. Dengan demikian, kepercayaan diri bagi si

pemakai atau lai-laki tersebut akan meningkat.

Semua informan menjadikan alasan pemakaian kosmetik untuk di depan

umum karena mereka beranggapan bahwa diri mereka dilihat oleh orang lain,

maka dari itu informan berusaha menampilkan dirinya secantik dan semenarik

mungkin. Seperti informan SW yang lebih mengutamakan penampilannya di

depan umum, karena menurutnya SW adalah seorang public figure yang selalu di

soroti masyarakat. SW berusaha agar wajah dan tubuhnya terlihat sehat dan ceria.

Jadi, menampilkan diri secantik dan semenarik mungkin di depan umum sangat

diperhatikan oleh laki-laki. Laki-laki lebih memilih terlihat fresh di depan umum

dan berpenampilan menarik.

Latar belakang yang keempat (4) bagi laki-laki menggunakan kosmetik

adalah menyangkut dengan pekerjaan kaum laki-laki tersebut. Seperti pada

informan (YH) yang bekerja di Pusat Perbelanjaan (Solo Grand Mall), YH

memperhatikan kulitnya agar tetap terjaga dan terawat. Lebih jelasnya dapat

diketahui dari hasil wawancara berikut ini:

“Jadi utuk kegiatan sehari-hari ya, kalau perawatan itu juga perlu biar tidak jelek. Misalnya seperti kulit, biar tidak begitu kering banget, biar kelihatan bersih aja. Hal tersebut ntuk membantu kita agar penampilan kita bersih, misalnya dari penggunaan pelembab, terus parfum, di rumah itu juga pake, pelembab kulit sama facial foam itu, itu starter lho kalau facial foam. Hehe..” (W/ YH/ 7 Agustus 2009).

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa perawatan

tubuh bagi laki-laki menjadi penting karena aktivitas yang mengharuskan laki-laki

tersebut bertemu dengan orang-orang di sekitarnya. Laki-laki sedang bekerja di

pusat perbelanjaan, dia dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin di

Page 89: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

depan pelanggan, agar kelihatan bersih dan kelihatan rapi di depan orang yang

melihatnya. Kosmetik dalam hal ini menjadi penting karena digunakan sebagai

alat untuk membantu merawat kecantikan tersebut agar memperoleh penampilan

yang menarik. Hampir sama denganYH, informan SW, pekerjaan sebagai public

figure menuntutnya untuk selalu tampil cantik dan menarik. Hal tersebut

dikarenakan SW dalam bekerja mengalami persaingan dengan artis dan model-

model lainnya yang juga tampil cantik dan menarik. Oleh sebab itu, pekerjaan

menjadi alasan SW yang paling utama karena pekerjaannya sebagai public figure

merupakan hoby dan penghasilannya.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan juga

berperan penting untuk mendorong laki-laki menampilkan dirinya secantik dan

semenarik mungkin. Pekerjaan seperti public figure serta pekerjaan yang

lokasinya berada di pusat-pusat perbelanjaan, mengharuskan laki-laki tesebut

memperhatikan kecantikan dan penampilan. Kosmetik lagi-lagi telah memenuhi

tuntutan laki-laki tersebut.

Latar belakang kelima (5) laki-laki menggunakan kosmetik untuk

menampilkan dirinya secantik dan semenarik mungkin adalah karena adanya

faktor lingkungan dan pergaulan (teman). Lingkungan bergaul atau teman

nongkrong, lingkungan keluarga, serta lingkungan kerja juga menjadi faktor yang

dapat mempengaruhi laki-laki dalam memikirkan penampilannya tersebut. Pada

informan MI, ia menjelaskan teman kuliah di Jurusan POK serta teman satu tim

sepakbola di jurusan POK mendorongnya untuk ikut menggunakan kosmetik. Hal

tersebut dilakukan karena MI sering berada di luar lapangan pada waktu menjadi

asistant dosen dan juga pada waktu perkuliahan. MI sendiri dalam bergaul dan

nongkrong lebih sering dengan teman-teman kuliahnya. Pada informan RH, teman

kuliah di Fakultas Kedokteran pada umumnya, serta teman-temannya dari Jakarta

yang menjadikan RH menomorsatukan kecantikan dan penampilan. Teman-teman

RH yang dari Jakarta juga termasuk teman lawan jenis yang sedang didekati RH,

jadi secara tidak langsung RH juga berusaha mengikuti gaya hidup seperti teman-

temannya dari Jakarta.

Page 90: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Dari Informan YH, MD, dan SW menggunakan kosmetik dan

mementingkan penampilan dikarenakan oleh teman-teman kerja mereka. YH

sendiri terdorong menggunakan kosmetik dikarenakan teman-teman kerja YH di

Mr. Bakso yang juga mementingkan penampilan dan kecantikan. Penggunaan

kosmetik oleh SW sebagai public figure juga dipengaruhi oleh teman kerja SW

yang pada umumnya adalah public figure juga (model dan artis). Sedangkan

informan TIAN dan RF menggunakan kosmetik dipengaruhi oleh teman-teman

kuliah mereka yang juga menggunakan kosmetik. Awalnya, TIAN disuruh untuk

menggunakan kosmetik oleh kakaknya kemudian setelah TIAN duduk di bangku

kuliah, ternyata teman-teman TIAN juga mengunakan kosmetik dan

mementingkan penampilan. TIAN sendiri lebih sering nongkrong di kampus ( di

bawah pohon rindang atau DPR Fakultas Pertanian, di kantin Fakultas Pertanian,

serta di Gazebo gedung D Fakultas Pertanian UNS). Jika di luar kampus, TIAN

nongkrongnya di wedangan, dan mall bersama dengan teman-teman kuliah dan

teman kostnya. Informan DN memilih dan menggunakan kosmetik karena adanya

dorongan dari teman-teman SMA yang menyuruhnya menggunakan hand body

dan facial wash agar kulit DN tetap terjaga.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui bahwa penggunaan

kosmetik oleh laki-laki juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka.

Faktor lingkungan tersebut dapat berasal dari dalam (faktor intern) dan dari luar

(faktor ekstern). Dari faktor intern yaitu lingkungan keluarga yang menggunakan

kosmetik serta mementingkan penampilan, sedangkan dari lingkungan luar

(ekstern), yaitu dari lingkungan bergaul, lingkungan teman kuliah, lingkungan

teman-teman lawan jenis atau pacar, serta lingkungan kerja atau teman-teman

kerja.

Latar belakang yang keenam (6) laki-laki menggunakan kosmetik adalah

karena adanya persaingan oleh kaum laki-laki. Persaingan tersebut dapat terjadi

karena adanya upaya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis dalam

menampilkan sebuah penampilan semenarik mungkin, secantik mungkin. Untuk

itu, laki-laki kemudian mencari tahu hal-hal atau kosmetik apa saja yang disukai

lawan jenisnya (misalnya parfum) serta mengubah penampilan dirinya sesuai

Page 91: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dengan apa yang disukai lawan jenisnya tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh

informan RH berikut ini:

“Yang jelas, kan yang mendukung aku untuk menggunakan kosmetik kan karena adanya persaingan. Kan karena itu. karena dulu aku beda. Dulu aku SD, SMP itu culun, pokok’e biasa wae, enggak mementingkan penampilan. Sejak SMA, aku kan ketemu cewek, loh kok cewek-cewek pada suka ke cowok yang keren ya, yang mobilnya keren, terus yang gaya rambutnya ok, dia pake jaket, terus pake jeans, pake sabuk yang keren, dari situ, perbedaanku ya di situ, waktu itu aku bener-bener enggak care lah dengan penampilanku saat itu. tapi sekarang dengan melihat adanya perbedaan itu, karena dia beda tapi kok bisa menarik perhatian cewek juga, ya akhirnya aku ikut-ikutan juga” (W/ RH/ 5 Agstus 2009). Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa

persaingan dalam menarik lawan jenis oleh kaum laki-laki dapat mendorong laki-

laki untuk berusaha tampil cantik dan menarik di hadapan lawan jenis dengan

menggunakan kosmetik serta penunjang lainnya.

Singkatnya, latar belakang laki-laki menggunakan kosmetik untuk dapat

tampil cantik dan menarik, antara lain: (1) adalah termasuk kebutuhan untuk diri

sendiri. Kosmetik sebagai suatu barang yang digunakan untuk mempercantik atau

memperindah diri dengan tujuan seseorang yang mengggunakan kosmetik

tersebut akan menjadi lebih percaya diri, karena kosmetik itu akan memberikan

penampilan yang berbeda untuk yang menggunakannya; (2) untuk menarik lawan

jenisnya dengan cara menampilkan dirinya semenarik dan secantik mungkin di

depan lawan jenisnya, seperti pacar (teman wanita) atau lawan jenis yang sedang

didekati oleh laki-laki; (3) untuk dilihat oleh orang lain (umum). Hal tersebut

dilakukan bahwa ketika laki-laki tersebut berpenampilan menarik, otomatis dia

tidak akan membuat kecewa orang yang bertemu dengannya dan melihatnya.

Kosmetik dapat membantu si pemakai menjadi terlihat fresh atau segar di muka

umum, kosmetik juga dapat melindungi pemakainya dari sinar ultra violet seperti

ketika laki-laki tersebut menggunakan sun block. Dengan demikian, kepercayaan

diri bagi si pemakai atau lai-laki tersebut akan meningkat; (4) menyangkut dengan

pekerjaan kaum laki-laki tersebut; (5) karena adanya faktor lingkungan dan

pergaulan (teman). Lingkungan bergaul atau teman nongkrong, lingkungan

Page 92: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

keluarga, serta lingkungan kerja juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi

laki-laki dalam memikirkan penampilannya tersebut; dan yang keenam (6) karena

adanya persaingan oleh kaum laki-laki. Persaingan tersebut dapat terjadi karena

adanya upaya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis dalam menampilkan

sebuah penampilan semenarik mungkin, secantik mungkin. Untuk itu, laki-laki

kemudian mencari tahu hal-hal atau kosmetik apa saja yang disukai lawan

jenisnya (misalnya parfum) serta mengubah penampilan dirinya sesuai dengan apa

yang disukai lawan jenisnya tersebut.

2. Makna Cantik bagi Laki-laki

Trilogi wajah, kosmetik, dan kecantikan merupakan suatu hal yang tidak

dapat lepas begitu saja. Setelah mengetahui hasil data penelitian tentang

pentingnya penampilan bagi laki-laki, kosmetik ternyata telah berperan penting

dalam hal membantu mempercantik dan memperindah penampilan diri seseorang.

Wajah yang identik dengan kosmetik karena dengan adanya kosmetik sebagai

media pendukung kecantikan seseorang lebih dapat menampilkan dirinya secara

maksimal.

Untuk mengetahui makna cantik bagi laki-laki, peneliti akan mengkaji

terlebih dahulu tentang makna kosmetik bagi laki-laki. Menurut hasil data

penelitian tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki, kosmetik ternyata

mempunyai makna dan nilai tersendiri dari masing-masing informan. Menurut

DN kosmetik itu sebagai sarana untuk mempercantik diri seperti lipstick, lipgloss,

eye shadow, bedak, dan lain-lain. Kosmetik adalah segala sesuatu yang bisa

mempercantik diri, memperindah dan membersihkan diri menjadi lebih menarik.

Sama halnya yang dijelaskan oleh MI, kosmetik menurutnya adalah suatu barang

atau yang berfungsi untuk mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita

mengunakan kosmetik itu biasanya seseorang lebih percaya diri, karena kosmetik

itu akan memberikan penampilan yang berbeda untuk pemakainya. Seperti yang

dijelaskan MI di bawah ini:

“Kosmetik menurut saya itu, suatu barang atau yang untuk mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita mengunakan kosmetik itu biasanya seseorang lebih pede. Karena apa? kosmetik itu akan memberikan penampilan yang beda buat yang si pemakai. Contohnya,

Page 93: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

misalnya minyak rambut, mungkin seperti kita itu menggunakan itu, biasanya rambutnya itu biasa-biasa aja, ketika menggunakan kosmetik itu ya percaya diri dan semakin apa yach, ya kalau menurut saya ya semakin enak dilihat aja gituch” (W/ MI/ 12 Agustus 2009). Menurut RH, kosmetik itu merupakan suatu aksesoris, entah berupa

benda, barang, atau perubahan sikap. Kosmetik juga sebagai media pendukung

penampilan kita agar lebih menarik di depan orang lain. Seperti yang dijelaskan

RH di bawah ini:

“......kosmetik itulah yang mendukung penampilan kita. Kosmetik sebagai media pendukung penampilan kita. Kosmetik itu enggak hanya sesuatu yang kita beli, bukan sesuatu barang aksesoris, tapi kan bisa sesuatu perubahan sikap. Pokoknya yang mempengaruhi penampilan kita. Salah satunya fitness itu. Tujuan fitness orang itu apa sich..Kan orang bilang olahraga biar sehat, enggak. Kalau cowok ikut fitness biar sehat itu alasan yang busyet itu, bohong. Cowok ikut fitness ya untuk menarik lawan jenisnya” (W/ RH/ 5 Agustus 2009). Seperti yang dijelaskan oleh YH, MD dan TIAN, kosmetik membantu

penampilan menjadi lebih bersih dan menjaga penampilan tersebut. Menurut

TIAN, kosmetik adalah sesuatu yang berfungsi untuk menjaga penampilan.

Menurut YH, kosmetik berfungsi untuk membantu kita agar penampilan kita

bersih. Kosmetik dalam hal ini menjadi penting karena digunakan sebagai alat

untuk membantu merawat dan menjaga kecantikan tersebut agar memperoleh

penampilan yang menarik. Berbeda dengan SW yang mengaku tidak mengetahui

tentang kosmetik. Menurutnya kalau untuk seorang laki-laki, bersih saja sudah

cukup, misalnya dengan menggunakan sabun muka atau wajah, facial wash.

Sedangkan menurut RF, kosmetik adalah sebuah sarana kita dalam upaya untuk

meningkatkan kualitas diri secara fisik.

Berdasarkan makna kosmetik bagi laki-laki, dapat diketahui bahwa

kosmetik ternyata mempunyai makna dan berperan penting bagi laki-laki untuk

dapat tampil cantik dan menarik. Bagi laki-laki, kosmetik bermakna: (1) sebagai

sarana untuk mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita mengunakan

kosmetik itu biasanya seseorang lebih percaya diri, karena kosmetik itu akan

memberikan penampilan yang berbeda buat yang memakainya; (2) kosmetik itu

merupakan suatu aksesoris, dapat berupa benda, barang, atau perubahan sikap; (3)

Page 94: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kosmetik sebagai media pendukung penampilan kita agar lebih menarik di depan

orang lain; dan yang keempat (4) kosmetik membantu penampilan menjadi lebih

bersih dan kosmetik dapat menjaga penampilan tersebut.

Kosmetik sebagai pendukung bagi laki-laki dapat menampilkan dirinya

untuk memaksimalkan kecantikan yang sudah dimiliki karena dalam

perkembangannya kecantikan bukan hanya milik kaum wanita saja, kecantikan

dewasa ini telah menjadi milik kaum laki-laki juga. Setelah mengetahui makna

kosmetik bagi laki-laki, peneliti kemudian mendeskripsikan makna cantik dari

masing-masing informan. Pada kenyataannya laki-laki mempunyai definisi cantik

sendiri-sendiri. Berikut ini adalah hasil data penelitian tentang makna cantik bagi

laki-laki.

Yang pertama, kecantikan adalah suatu keindahan yang terletak pada

bentuk fisik manusia yang harus dijaga dan dirawat. Pernyataan tersebut didukung

oleh pendapatnya informan SW yang menjelaskan bahwa kecantikan adalah

sesuatu yang sudah dimiliki sejak lahir dalam hal fisik yang harus dijaga dan

dirawat agar tetap indah dan cantik. Sama halnya seperti SW, MI juga

menjelaskan kecantikan sebagai berkut:

“Menurut saya sich kecantikan itu ya,,, suatu keindahan yang terletak pada bentuk fisik manusia dan seseorang lain itu menilainya…WAH!!! Kelihatan dia itu menarik gitu” “Selain itu, kalau penampilan menurut saya adalah interpretasi dari kecantikan itu”. (W/ MI/ 12 Agusutus 2009). RH dalam memandang sebuah kecantikan hampir sama dengan informan

di atas. RH memaknai kecantikan sebagai sesuatu yang sudah dimiliki seseorang

sejak lahir yang dapat menarik menarik orang lain. RH juga menjelaskan

hubungan antara kosmetik, penampilan, dan kecantikan. Menurut RH, ketiganya

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan walaupun mempunyai arti yang

berbeda-beda. Seperti hasil wawancara berikut ini:

“Yang jelas gini, kan dalam interview ini kan ada 3 faktor kan. Kecantikan, penampilan, sama kosmetik. Nach, semua itu mempunyai arti yang berbeda-beda menurutku. Kalau kecantikan itu merupakan sesuatu yang udah kita punya, bawaan diri kita sejak lahir, iya kan. bawaan diri kita untuk bisa menarik orang lain. Itu namanya kecantikan

Page 95: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Sedangkan Penampilan itu merupakan cara kita untuk menampilkan kecantikan kita itu pada otang lain. Dan kosmetik itulah yang mendukung penampilan kita. Kosmetik sebagai media pendukung penampilan kita. Kosmetik itu enggak hanya sesuatu yang kita beli, bukan sesuatu barang aksesoris, tapi kan bisa sesuatu perubahan sikap. Pokoknya yang mempengaruhi penampilan kita. Salah satunya fitness itu. Tujuan fitness orang itu apa sich..Kan orang bilang olahraga biar sehat, enggak. Kalau cowok ikut fitness biar sehat itu alasan yang busyet itu, bohong. Cowok ikut fitness ya untuk menarik lawan jenisnya” (W/ RH/ 5 Agustus 2009). Berbeda dengan makna cantik sebelumnya, informan YH, DN, dan TIAN

memandang kecantikan adalah innerbeauty seseorang, yang terpancar dari

kepribadian seseorang. Menurut YH, orang yang “cantik” itu enak di pandang,

kelihatan bersih, kelihatan rapi, berpenampilan menarik. Hal tersebut tercipta

karena adanya perawatan itu tadi yang dibantu dengan adanya pemakaian

kosmetik. Sedangkan penampilan menurut YH adalah upaya seseorang untuk

menampilkan dirinya agar bisa dilihat oleh orang lain, terutama dalam hal

berpakaian. Kosmetik dalam hal ini menjadi penting karena digunakan sebagai

alat untuk membantu merawat kecantikan tersebut agar memperoleh penampilan

yang menarik. Dalam hal kecantikan, DN berpendapat bahwa kecantikan itu

berarti kepribadian seseorang. Seperti pada hasil wawancara berikut:

“Saya tuch melihatnya dari kepribadian, dari kepribadian cowok itu karena bila cowok itu mempunyai kepribadian yang menarik otomatis bagi lawan jenis akan menambah nilai plus (+), walaupun kadang penampilannya itu nggak begitu “wah”, tapi kalo kepribadiannya baik kan… yang paling penting itu kan berwibawanya, kalo cowok itu!” (W/ DN/ 4 Oktober 2009). Menurut MD, kecantikan bagi laki-laki adalah rapi, stylish, dan memakai

pakaian yang pas atau cocok dengan situasi dan kondisi (W/ MD/ 17 September

2009). Bagi RF, kecantikan adalah sesuatu hal yang menarik yang ada pada diri

kita, di dalam diri kita maupun di luar diri kita. Jadi, kecantikan bukan semata-

mata hanya milik luar tubuh kita, akan tetapi kepribadian kita juga, kualitas diri

juga. Untuk lebih jelasnya, kita lihat hasil wawancara dengan RF berikut ini:

“Kecantikan adalah sesuatu yang dapat menarik kita untuk memandang, kemudian untuk memandang kedua kalinya, ketiga kali, keempat kalinya, dan seterusnya dalam hal fisik. Kalau dalam kepribadian ya

Page 96: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

sama, kita ingin mengenalnya untuk kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya, dan seterusnya” (W/ RF/ 5 Agustus 2009). Singkatnya, makna cantik bagi laki-laki menurut hasil data penelitian ini

antara lain: (1) kecantikan adalah sesuatu yang sudah dimiliki sejak lahir yang

dapat menarik orang lain yang melihatnya. Kecantikan tersebut terletak dalam

bentuk fisik manusia yang harus dijaga dan dirawat; (2) kecantikan adalah

innerbeauty seseorang, yang terpancar dari kepribadian seseorang dan kualitas diri

seseorang; (3) kecantikan bagi laki-laki adalah rapi, stylish, dan memakai pakaian

yang pas atau cocok dengan situasi dan kondisi; dan yang kelima (4) kecantikan

adalah sesuatu hal yang menarik yang ada pada diri kita, di dalam diri kita

maupun di luar diri kita. Jadi, kecantikan bukan semata-mata hanya milik luar

tubuh kita, akan tetapi kepribadian kita juga, kualitas diri juga.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa kecantikan bagi

laki-laki tidak hanya merupakan kecantikan yang tampak kasat mata saja, akan

tetapi menyangkut juga dengan innerbeauty seseorang. Kecantikan yang sudah

dimiliki sejak lahir oleh laki-laki juga, rupa-rupanya juga dijaga dan dirawat.

Untuk memaksimalkan sebuah kecantikan seseorang, kosmetik telah masuk dan

berperan penting di dalamnya.

C. Temuan Hasil Penelitian dihubungkan dengan Kajian Teori

Fenomena laki-laki yang menggunakan produk kosmetik dan melakukan

upaya-upaya untuk menunjang penampilannya tersebut agar menjadi cantik dan

menarik merupakan realitas sosial yang kita jumpai di tengah-tengah masyarakat

dewasa ini. Peneliti menggunakan kosmetik sebagai ukuran dalam laki-laki

mementingkan penampilan karena fungsi-fungsi yang ada di dalam kosmetik

tersebut. Kosmetik sebagai media untuk membantu laki-laki dalam menampilkan

dirinya agar lebih cantik dan menarik. Dalam hal ini, Ritzer (1992: 5) menjelaskan

bahwa ide dasar dari semua teori dalam paradigma definisi sosial sebenarnya

berpandangan bahwa manusia adalah aktor yang kreatif dari realitas sosialnya.

Artinya, tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma-norma,

Page 97: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan sebagainya yang kesemuanya itu tercakup

dalam fakta sosial yaitu tindakan yang menggambarkan struktur dan pranata

sosial. Dengan kata lain, individu atau seseorang bukanlah manusia korban fakta

sosial, namun sebagai penghasil sesuatu benda atau jasa sekaligus reproduksi

yang kreatif di dalam mengkonstruksi dunia sosialnya.

Realitas sosial tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Baudrillard

tentang kecantikan dan erotisme adalah dua rumusan utama yang sering muncul.

Keduanya akan sangat sulit dipisahkan dan membentuk etika baru dalam

hubungan dengan tubuh. Berlaku untuk laki-laki dan wanita, namun mereka

dibedakan dalam kutub feminin dan kutub maskulin. Jadi dalam hal ini kecantikan

adalah tidak semata-mata milik wanita saja, akan tetapi pada perkembangannya

kecantikan menjadi milik kaum laki-laki juga.

Konstruksi kecantikan yang dimaksud dalam penelitian ini berawal

dengan adanya konsep yang dikatakan oleh Ritzer bahwa manusia adalah kunci

dari semuanya dalam realitas sosial. Konsep kecantikan lahir karena adanya

konstruksi dari realitas sosial tersebut yang pada dasarnya individu menjadi

penentu konstruksi kecantikan pada saat itu atau pada jamannya dalam dunia

sosial. Konsep tentang makna kecantikan dikonstruksi berdasarkan kehendak

individu atau masyarakat yang mana terdapat pengakuan yang luas terhadap

eksistensi setiap orang atau individu sebagai konsensus total.

Pada sub bab sebelumnya telah disajikan deskripsi hasil dan temuan di

lapangan. Pada sub bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil penelitian

tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki yang dihubungkan dengan teori yang

dipakai oelh peneliti dalam penelitian ini, yaitu teori realitas sosial tentang

pemakaian kosmetik oleh kaum laki-laki menurut Goerge Ritzer, teori wajah dan

kecantikan menurut Anthony Sinnott, serta teori efek halo dan efek tanduk

menurut Kazorowsky. Pembahasan dalam hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

makna yang mendasari temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan teori

yang relevan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dilakukan pembahasan secara

rinci.

Page 98: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

1. Trilogi Wajah, Kosmetik, dan Kecantikan sebagai Efek Halo Kecantikan

Dari hasil penelitian lapangan peneliti yang terangkum di fieldnote, dapat

diketahui bahwa kaum laki-laki pada saat ini juga mementingkan kecantikan dan

penampilan dengan cara mereka masing-masing. Wajah, kosmetik, dan kecantikan

telah menjadi sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam hal tersebut. Seperti

yang dikatakan oleh Synnot, wajah merupakan sesuatu yang bersifat penting bagi

seseorang, karena adanya fungsi-fungsi di dalamnya.

Fungsi wajah sebagai komunikasi non verbal, sampai dengan wajah yang

dianggap penting karena dijadikan sebagai penentu dasar bagi kecantikan dan

kejelekan setiap individu. Dan dalam hal ini, wajah sebagai simbol seseorang itu

ingin dikatakan menarik dan cantik di depan orang lain.Oleh sebab itu, wajah

merupakan pusat dari orang melihat yang kemudian dibantu dengan kosmetik agar

penampilan seseorang menjadi lebih cantik dan menarik. Seperti hasil wawancara

dengan informan YH pada tanggal 7 Agustus 2009. Dari pernyataan di atas

tersebut, dapat diketahui bahwa facial foam yang digunakan pada bagian wajah

merupakan kosmetik yang paling dipentingkan oleh informan tersebut. Wajah

telah menjadi bagian yang terpenting untuk diberikan perhatian yang lebih bagi

pemiliknya. Dalam hal ini, wajah mempunyai fungsi publik dan fungsi non verbal,

dalam artian ketika di depan umum atau di depan pelanggan, wajah menjadi fokus

utama untuk memulai percakapan dan perkenalan.

Jika kita mengkaji pendapat Gloria Swanson (Synnott, 2003: 136) yang

menjelaskan bahwa ketika kita sedang berinteraksi dengan orang lain, kita tidak

perlu berdialog karena kita telah memiliki wajah. Dari pendapat Gloria Swanson

tersebut, dapat diketahui bahwa wajah telah mewakili kata-kata yang ingin kita

sampaikan, wajah sebagai ‘petanda’ ketika kita sedang malas berbicara, marah

atau ketika kita sedang sedih, kita dapat mengekspresikannya melalui mimik

wajah. Selain itu, wajah juga menjadi penentu dasar bagi persepsi kecantikan atau

kejelekan individu, dan semua persepsi ini secara tidak langsung membuka

penghargaan diri dan kesempatan hidup seseorang. Wajah sungguh-sungguh

menyimbolkan diri, dan menandai banyak hal dari bagian diri yang berbeda.

Lebih daripada bagian tubuh lainnya, wajah di identifikasikan sebagai aku dan

Page 99: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kamu. Seperti ketika kita mengenali seseorang, hal pertama yang kita lihat adalah

wajahnya, baru kemudian kita menandai bahwa wajah itu adalah milik seseorang.

Di era modernitas sekarang ini, wajah merupakan hal yang sangat

penting. Salah satunya adalah dengan menampilkan wajah untuk tampil cantik

dan menarik karena wajah dan penampilan kita akan dilihat oleh orang lain.

Misalnya, ketika kita berbelanja di mall, bekerja, bepergian ke tempat-tempat

wisata, atau berangkat menuntut ilmu, kita akan menampilkan wajah kita secantik

mungkin di dukung dengan adanya kosmetik.

Laki-laki dalam memenuhi kebutuhan untuk tampil cantik dan menarik

ternyata tidak dapat lepas dari sesuatu hal yang bernama ‘kosmetik’. Dari data

hasil penelitian ini dapat di ketahui jika laki-laki mempunyai latar belakang

masing-masing untuk kemudian memilih kosmetik sebagai alat untuk memenuhi

kebutuhan mereka. Kosmetik rupa-rupanya telah menjadi bagian dari laki-laki

yang tidak dapat lepas begitu saja. Hal tersebut berdasarkan hasil data penelitian

tentang latar belakang penggunaan kosmetik oleh kaum laki-laki. Singkatnya,

latar belakang laki-laki menggunakan kosmetik untuk dapat tampil cantik dan

menarik, antara lain: (1) adalah termasuk kebutuhan untuk diri sendiri. Kosmetik

sebagai suatu barang yang digunakan untuk mempercantik atau memperindah diri

dengan tujuan seseorang yang mengggunakan kosmetik tersebut akan menjadi

lebih percaya diri, karena kosmetik itu akan memberikan penampilan yang

berbeda untuk yang menggunakannya; (2) untuk menarik lawan jenisnya dengan

cara menampilkan dirinya semenarik dan secantik mungkin di depan lawan

jenisnya, seperti pacar (teman wanita) atau lawan jenis yang sedang didekati oleh

laki-laki; (3) untuk dilihat oleh orang lain (umum). Hal tersebut dilakukan bahwa

ketika laki-laki tersebut berpenampilan menarik, otomatis dia tidak akan membuat

kecewa orang yang bertemu dengannya dan melihatnya. Kosmetik dapat

membantu si pemakai menjadi terlihat fresh atau segar di muka umum, kosmetik

juga dapat melindungi pemakainya dari sinar ultra violet seperti ketika laki-laki

tersebut menggunakan sun block. Dengan demikian, kepercayaan diri bagi si

pemakai atau lai-laki tersebut akan meningkat; (4) menyangkut dengan pekerjaan

kaum laki-laki tersebut; (5) karena adanya faktor lingkungan dan pergaulan

Page 100: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

(teman). Lingkungan bergaul atau teman nongkrong, lingkungan keluarga, serta

lingkungan kerja juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi laki-laki dalam

memikirkan penampilannya tersebut; dan yang keenam (6) karena adanya

persaingan oleh kaum laki-laki. Persaingan tersebut dapat terjadi karena adanya

upaya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis dalam menampilkan sebuah

penampilan semenarik mungkin, secantik mungkin. Untuk itu, laki-laki kemudian

mencari tahu hal-hal atau kosmetik apa saja yang disukai lawan jenisnya

(misalnya parfum) serta mengubah penampilan dirinya sesuai dengan apa yang

disukai lawan jenisnya tersebut. Hal tersebut berdasarkan dari hasil wawancara

dengan informan RH pada tanggal 5 Agustus 2009 yang menjelaskan bahwa

persaingan dalam menarik lawan jenis oleh kaum laki-laki dapat mendorong laki-

laki untuk berusaha tampil cantik dan menarik di hadapan lawan jenis dengan

menggunakan kosmetik serta penunjang lainnya.

Laki-laki akan merasa percaya diri ketika ia berpenampilan menarik di

hadapan wanita atau rekan-rekannya. Daya tarik fisik tersebut memiliki efek yang

positif dan mendasar bagi keberhasilan laki-laki tersebut dalam hal ekonomi

(materi) serta sosialnya (pengakuan masyarakat) dan terkait erat dengan prestise

yang dimiliki oleh seorang laki-laki yang memperhatikan kecantikan. Seperti pada

informan RH, ia adalah laki-laki dengan wajah dan tubuh yang terlihat bersih

karena menggunakan kosmetik, didukung dengan laki-laki tersebut mengendarai

mobil Toyota Rush dengan dandanan yang cantik pada dirinya, seperti memakai

aksesoris dan pakaian yang serba bermerk, dan sebagainya yang semakin

menambah nilai prestise laki-laki itu. Situasi tersebut dengan tidak langsung akan

memperkuat pencitraan orang lain yang melihatnya, bahwa laki-laki tersebut

berhasil dalam hal sosial (diakui oleh masyarakat) dan secara ekonomi/ materi

mengatakan bahwa laki-laki tersebut kaya, sehingga membentuk prestise yang

dimiliki laki-laki tersebut lebih tinggi dengan orang lain pada umumnya.

Ternyata laki-laki menampilkan dirinya secantik mungkin atau paling

tidak mereka ingin dianggap sama dengan orang lain yang melihatnya.

Kecantikan dan kejelekan juga menjadi faktor penting dalam masyarakat

konsumsi yang sangat memperhatikan penampilan. Laki-laki akan merasa percaya

Page 101: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

diri ketika ia berpenampilan menarik di hadapan wanita atau rekan-rekannya.

Daya tarik fisik tersebut memiliki efek yang positif dan mendasar bagi

keberhasilan laki-laki tersebut dalam hal ekonomi (materi) serta sosialnya

(pengakuan masyarakat) dan terkait erat dengan prestise yang dimiliki oleh

seorang laki-laki yang memperhatikan kecantikan.

Berdasarkan latar belakang laki-laki menggunakan kosmetik untuk

menunjang kecantikan dan penampilan diri mereka, maka dapat kita analisis

dengan pendapatnya Baudrillard (2004: 263) yang menjelaskan tentang jaman kita

dewasa ini adalah pertunjukan pengeluaran makanan yang sama dengan

pengeluaran ‘prestise’, semua lapisan masyarakat menyebut ‘mengkonsumsi’ dan

hal ini untuk semua orang sesuai konsensus total. Dalam penelitian ini, laki-laki

ingin tampil cantik dengan menjadikan kosmetik sebagai sarana untuk

mewujudkan citra cantik tersebut. Hal tersebut bisa terjadi karena adanya tuntutan

dari masyarakat sendiri dalam hal pencitraan diri. Untuk tampil cantik dan

menarik, salah satunya adalah dengan cara mengkonsumsi produk-produk

kosmetik. Masyarakat tanpa disadari dipaksa untuk dapat mengkonsumsi sesuatu

yang dinilai prestise. Jadi, kosmetik merupakan media atau sarana untuk

mencapai sebuah citra yang diharapkan oleh seseorang.

Hal tersebut juga sama dengan pendapat Adorno (Baudrillard, 1998: 63)

yang menjelaskan bahwa komoditas muncul dengan nilai guna sekunder (nilai

pengganti) begitu dominasi nilai tukar telah diatur untuk menghapus ingatan

mengenai nilai guna murni benda-benda. Komoditas menjadi bebas berperan

dalam asosiasi dan ilusi budaya yang sangat luas, ini merupakan dasar yang

disebut estetika komoditas. Iklan secara khusus dikatakan mampu mengeksploitasi

kebebasan ini untuk menampilkan citra romantis, eksotis, kepuasan, atau

kehidupan yang baik dengan memperkenalkan barang-barang konsumen, seperti

sabun, mesin cuci, mobil, dan minuman beralkohol. ”Citra” atau topeng-topeng

ini juga menentukan cara objek materi berperan sebagai perantara makna dalam

interaksi sosial. Citra tersebut merubah barang-barang ke dalam kode-kode

simbolis yang harus dapat dimiliki oleh konsumen yang dalam hal ini adalah laki-

laki.

Page 102: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Seiring dengan adanya pergeseran perubahan kebudayaan, penampilan

yang dikategorikan dalam wajah, kosmetik, dan kecantikan ternyata telah menjadi

penting bagi laki-laki. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian di atas, dapat

diketahui bahwa penampilan itu sangat penting. Penting karena penampilan

adalah sesuatu yang dapat dibanggakan kepada orang lain agar orang lain bisa

memberi perhatian yang lebih. Dengan kata lain, jika ada orang lain yang

memberi perhatian yang lebih karena penampilan yang menarik, maka seseorang

tersebut akan merasa lebih diakui sebagai seorang laki-laki.

Penjelasan tersebut sesuai dengan pendapatnya Anthony Synnott tentang

kejelekan dan kecantikan individu serta pendapatnya Kazorowsky tentang ‘efek

halo’ dan ‘efek tanduk’. Efek halo merupakan respon positif/ tanggapan orang lain

yang dapat dengan mudah menerima kita dikarenakan kita berpenampilan lebih

baik dan menarik atau paling tidak penampilan kita sama dengan orang lain pada

umumnya, sedangkan efek tanduk adalah respon negatif/ tanggapan orang yang

buruk dalam menerima penampilan kita, bisa saja karena penampilan kita tidak

sama dengan orang lain pada umumnya dan dianggap penampilan kita lebih

rendah atau jelek dibandingkan mereka.

Agar orang mendapat efek halo dari orang lain, maka mereka harus dapat

melakukan upaya-upaya untuk menampilkan dirinya sendiri sehingga dapat tampil

cantik dan menarik di hadapan orang lain. Berdasarkan deskripsi data penelitian,

penampilan adalah interprestasi dari kecantikan itu, penampilan merupakan cara

kita untuk menampilkan kecantikan kepada orang lain. Penampilan bisa menjadi

penting ketika sedang bekerja atau sedang menghadiri acara-acara tertentu dan

sebagainya, penampilan yang menarik yang disebabkan oleh perawatan,

penampilan adalah sesuatu yang kita bawakan, simple, tidak neko-neko,

mengenakan pakaian yang nyaman dan tidak memalukan bagi diri sendiri.

Penampilan adalah kepribadian seseorang, karena dengan berpenampilan itu

adalah mencerminkan kepribadian seseorang.

Penampilan menjadi penting bagi laki-laki sehingga mereka melakukan

cara atau upaya untuk menunjang penampilan dan kecantikan dirinya. Yang

pertama (1) dilakukan oleh laki-laki untuk menunjang penampilan fisik mereka

Page 103: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dengan cara pemakaian kosmetik. Pemakaian kosmetik dilakukan pada saat

mereka mulai melihat diri mereka sendiri yang harus tampil lebih menarik di

hadapan orang lain, yaitu semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas

(SMA), kemudian dilanjutkan pada waktu duduk di bangku perkuliahan lebih

menjaga penampilan diri mereka. Jadi, kosmetik bagi mereka sangat penting.

Penting karena kosmetik membantu laki-laki untuk dapat menampilkan

kecantikan diri mereka secara maksimal. Laki-laki menggunakan kosmetik

dengan kepentingan mereka masing-masing. Pergeseran penggunaan kosmetik

dari laki-laki metroseksual inilah yang kemudian kosmetik digunakan oleh laki-

laki pada umumnya. Hal tersebut terjadi karena adanya peran media massa, iklan

dan masyarakat yang sangat berpengaruh. Penggunaan kosmetik oleh kaum laki-

laki menjadi hal yang sudah biasa dalam masyarakat kita dewasa ini, terlebih pada

civitas akademika dan para pekerja.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kosmetik bagi kaum

laki-laki pada saat ini merupakan kebutuhan yang sangat penting. Penting karena

kosmetik membantu laki-laki untuk dapat menunjang kebutuhan mereka yaitu

dengan menampilkan kecantikan diri mereka secara maksimal. Laki-laki

menggunakan kosmetik dengan kepentingan mereka masing-masing.

Hal kedua (2) yang dilakukan kaum laki-laki dalam mengupayakan

penampilan dirinya secantik dan semenarik mungkin adalah dengan cara

melakukan upaya pembentukan badan untuk mencapai berat badan yang ideal,

atau body yang atletis, menjaga pola makan, dan tidur yang teratur. Olahraga juga

dilakukan untuk menjaga kesehatan badan. Seperti yang dilakukan oleh informan

MI, TIAN, dan MD yang melakukan olahraga dengan tubuh sendiri tanpa

menggunakan alat bantu (kardio), misalnya: jogging, set up, sit up, restood dan

renang. Berbeda dengan informan RH dan SW yang lebih suka ke tempat body

build. RH beranggapan bahwa dengan melakukan fitness, bentuk tubuhnya akan

menjadi ideal, body fit sehingga dapat menarik perhatian lawan jenisnya. Jika SW

lebih bertujuan ketika dia melakukan fitness, renang, tubuhnya akan menjadi ideal

karena dia meruapakan public figure/ artis.

Page 104: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa olahraga bagi laki-laki

juga merupakan hal yang sangat penting untuk menunjang penampilan mereka.

Hal tersebut dilakukan karena selain untuk menjaga kesehatan badan dan bentuk

tubuh, juga dilakukan karena adanya dorongan untuk menampilkan diri sebaik

dan secantik mungkin di hadapan orang lain yang melihatnya. Olahraga dilakukan

sesuai dengan kesukaan mereka masing-masing dan dengan cara mereka masing-

masing pula.

Hal ketiga (3) yang dilakukan kaum laki-laki untuk memaksimalkan

penampilannya adalah dalam hal berpakaian dan memakai aksesoris untuk

memaksimalkan penampilan mereka. Mereka (kaum laki-laki) mempunyai cara

masing-masing dalam memilih pakaian serta aksesoris yang mereka pakai. Hal

tersebut dikarenakan setiap laki-laki mempunyai nilai standarisasi sendiri-sendiri.

Seperti yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan MI pada tanggal 22

Agustus 2009. Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa ketika kita

memiliki wajah yang sudah di kategorikan cantik, tapi kalau kita tidak

berpenampilan menarik. Misalnya saja dari cara kita berjalan atau dari cara kita

berbicara yang seperti apa, bagaimana kita mengekspresikan dengan gerakan yang

baik, kecantikan itu akan menjadi kelihatan menarik. Jadi, hubungan antara

kecantikan dengan penampilan itu harus seimbang karena sangat perlu sekali

untuk menjadikan diri seseorang lebih indah untuk dilihat.

Berbeda dengan informan RH, dia sangat menomorsatukan penampilan.

memakai pakaian yang keren dan bermerk, seperti: hem lengan panjang (The

Executive, Giordano), celana jeans (LEA, Giordano), mengenakan jaket sport dari

merk Adidas, Converse, dan Nike. Dalam memilih aksesoris, RH lebih memilih

dan memakai aksesori yang keren dan asli, seperti: jam tangan Seiko, ikat

pinggang, dan tas pinggang yang bermerk, kaos kaki, sepatu dan tas merk sport

seperti: Adidas, Converse, Nike. RH juga menggunakan sepeda motor Honda CBR

dan mobil Toyota Rush agar lebih kelihatan menarik jika dilihat oleh orang lain,

terutama oleh lawan jenis yang sedang didekatinya. Hampir sama dengan RH,

informan SW lebih memilih dan mengenakan aksesoris yang matching dengan

pakaian yang sedang dikenakannya, baju yang bermerk Bilabong, Nevada, X8, 61,

Page 105: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

dan sepatu yang bermerk Adidas, semuanya harus serba bermerk. SW juga

memilih untuk mengendarai sepeda motor dan mobil yang keren menurutnya.

Sedangkan informan YH, DN, RF, TIAN dan MD dalam memilih pakaian lebih

cenderung memilih dan memakai pakaian yang rapi, sesuai dengan tempat dan

acaranya. Dengan begitu, mereka akan merasa nyaman atau istlahnya tidak salah

kostum. YH juga menggunakan aksesoris, yaitu jam tangan, rantai dompet, ikat

pinggang untuk memaksimalkan penampilannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa laki-laki dalam

memilih pakaian serta aksesoris untuk menunjang kecantikan dan penampilan,

mereka berusaha mengenakan apa yang mereka punyai secara material. Dari

kegiatan tersebut mengharuskan laki-laki untuk melakukan kegiatan konsumtif

juga, tidak hanya kaum wanita saja.

Hal keempat (4) yang dilakukan laki-laki untuk tampil secara maksimal

adalah dengan cara merawat tubuh, seperti: memotong rambut, mencukur kumis,

dan jenggot. Dalam memotong rambut, informan lebih memilih untuk pergi ke

salon. Semua informan mempunyai kepentingan masing-masing ketika ke salon.

Jika MI, MD, TIAN, YH, DN, dan RF ke salon untuk menata rambut dan

memotong rambut agar kelihatan rapi dan bersih, berbeda dengan informan RH

dan SW. RH lebih detail dalam merawat rambutnya, dia sangat hati-hati dan teliti

ketika akan memotong dan menata rambutnya. RH memilih salon perawatan

rambut khusus di Solo Square dan lebih mengikuti tren yang sedang berkembang

di dalam masyarakat dan menyesuaikan dengan selera lawan jenisnya. SW dalam

menata rambut juga mempertimbangkan dengan pekerjaannya. Biasanya rambut

SW dipotong dan ditata oleh hair stylish artis di tempatnya bekerja.

Hal kelima (5) yang dilakukan laki-laki untuk tampil secara cantik dan

menarik di hadapan orang lain adalah dengan cara meningkatkan kualitas diri dan

kepribadian diri mereka. Seperti yang dilakukan oleh informan RH yaitu dengan

cara melakukan perubahan sikap, bisa dengan melakukan fitness dan berusaha

menjadi lebih dewasa. Hal tersebut dilakukan RH selain untuk dirinya sendiri, RH

berpikir jika lawan jenisnya akan lebih tertarik dan menyukai laki-laki yang

berkualitas (pintar/ pandai) dan berkepribadian yang baik (positif). Demikian pula

Page 106: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

yang dilakukan DN, dia lebih memilih untuk melakukan perubahan sikap, dengan

berkepribadian yang baik dan berwibawa dengan lawan jenis dan orang lain.

Informan RF lebih memilih ntuk meningkatkan kualitas dirinya dengan cara

pandai berbicara dengan orang lain, tidak cupu (ketinggalan jaman), pintar di

kelasnya. Dalam pekerjaan, informan MI, SW, dan YH lebih memilih peningkatan

kualitas diri dengan caranya masing-masing untuk memperlihatkan innerbeauty

yang ada di dalam dirinya. MI meningkatkan kualitas dirinya dengan cara

mendalami materi yang akan dibawakannya dalam perkuliahan sebagai assistant

dosen. Dalam meningkatkan kualitas diri, informan SW lebih mengolah dan

mengasah bakatnya di bidang akting dan modeling. Setiap hari SW melakukan

latihan akting dan modeling di depan cermin di dalam kamarnya, SW juga

berlatih untuk menghafal naskah secara cepat. SW juga berlatih untuk lincah

ketika berbicara dengan orang lain atau lawan mainnya. Berdasarkan pendapat

informan tersebut dapat diketahui bahwa kualitas diri dan kepribadian yang baik

juga dipertimbangkan oleh laki-laki dalam memaksimalkan kecantikan dan

penampilan dirinya. Dengan mempunyai kualitas diri yang baik, diharapkan orang

lain dapat menilai lebih, itulah yang disebut kaum laki-laki sebagai kecantikan

dari dalam (innerbeauty).

Jadi, tidak hanya menggunakan kosmetik saja untuk menunjang

penampilan fisik bagi laki-laki (1), tetapi melakukan hal-hal lain yang bertujuan

untuk meningkatkan penampilan dan kecantikan diri mereka seperti: (2)

melakukan upaya pembentukan badan untuk mencapai berat badan yang ideal,

atau body yang atletis, melakukan fitnes, menjaga pola makan dan tidur yang

teratur, berolahraga untuk menjaga kesehatan badan, (3) memilih dan mengenakan

pakaian serta aksesoris menurut selera mereka masing-masing dan kemampuan

material mereka untuk memaksimalkan penampilan mereka, (4) memotong

rambut, mencukur kumis, dan jenggot, serta yang kelima (5) dilakukan laki-laki

untuk tampil secara menarik dan cantik di hadapan orang lain adalah dengan cara

meningkatkan kualitas diri dan kepribadian diri mereka.

Berdasarkan uraian di atas tentang cara atau hal-hal yang dilakukan oleh

laki-laki dalam menunjang penampilan dirinya agar dapat cantik dan menarik

Page 107: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

secara maksimal, dapat disimpulkan bahwa laki-laki ternyata tidak hanya terfokus

pada hal-hal yang tampak dari fisik saja (kecantikan luar), akan tetapi mereka juga

berusaha untuk menampilkan kecantikan dari dalam (innerbeauty) yang mereka

bangun dengan meningkatkan kualitas diri dan mempunyai kepribadian yang baik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih memilih

‘efek halo’ daripada ‘efek tanduk’. Mereka lebih suka menampilkan dirinya

secantik mungkin atau paling tidak mereka ingin dianggap sama dengan orang

lain yang melihatnya. Laki-laki berupaya untuk memenuhi tuntutan tersebut

dengan cara melakukan hal-hal yang dapat membantu menampilkan dirinya

semenarik dan secantik mungkin. Penampilan wajah yang menarik jauh dinilai

baik daripada penampilan wajah yang jelek atau buruk. Mereka yang

berpenampilan kurang menarik tampaknya kurang begitu beruntung dan kurang

mendapatkan tempat di tengah-tengah hubungan sosial.

Trilogi wajah, kosmetik, dan kecantikan ternyata telah menjadikan laki-

laki mementingkan penampilan dirinya secara fisik. Wajah sebagai simbol utama

diri seseorang yang mempunyai banyak fungsi di dalamnya, salah satunya adalah

fungsi komunikasi non verbal. Dalam komunikasi non verbal tersebut, wajah telah

menjadi bagian yang penting yang dilihat oleh orang lain dan di sanalah terdapat

upaya-upaya bagi laki-laki untuk menampilkan wajah secantik dan semenarik

mungkin. Hal tersebut dilakukan karena orang lebih memilih ‘efek halo’ yaitu

diterima oleh orang yang melihatnya. Efek halo tersebut berbanding sama dengan

pentingnya wajah yang telah dijelaskan oleh Synnott bahwa wajah sebagai simbol

utama diri seseorang tidak dapat lepas dari kosmetik, dan kecantikan. Ketiganya

menjadi suatu trilogy yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

2. Kecantikan bagi Laki-laki sebagai Hasil Konstruksi Iklan, Media, dan

Masyarakat

Konstruksi kecantikan yang dimaksud dalam penelitian ini berawal

dengan adanya konsep yang dikatakan oleh Ritzer bahwa manusia adalah kunci

dari semuanya dalam realitas sosial. Konsep kecantikan lahir karena adanya

konstruksi dari realitas sosial tersebut yang pada dasarnya individu menjadi

penentu konstruksi kecantikan pada saat itu atau pada jamannya dalam dunia

Page 108: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

sosial. Konsep tentang makna kecantikan dikonstruksi berdasarkan kehendak

individu atau masyarakat yang mana terdapat pengakuan yang luas terhadap

eksistensi setiap orang atau individu sebagai konsensus total. Di sini, peneliti

melihat realitas sosial tentang kaum laki-laki yang menggunakan kosmetik dan

mementingkan penampilan. Laki-laki di dalam penelitian ini adalah mahasiswa

UNS yang menggunakan kosmetik serta melakukan hal-hal atau upaya untuk

memenuhi tuntutan tampk cantik dan menarik.

Dalam hal ini, Ritzer (1992: 5) menjelaskan bahwa ide dasar semua teori

dalam paradigma definisi sosial sebenarnya berpandangan bahwa manusia adalah

aktor yang kreatif dari realitas sosialnya. Artinya, tindakan manusia tidak

sepenuhnya ditentukan oleh norma-norma, kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai dan

sebagainya yang kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial yaitu tindakan yang

menggambarkan struktur dan pranata sosial. Dengan kata lain, individu atau

seseorang bukanlah manusia korban fakta sosial, namun sebagai penghasil sesuatu

benda atau jasa sekaligus reproduksi yang kreatif di dalam mengkonstruksi dunia

sosialnya.

Dalam ontology paradigma konstruktivis, realitas merupakan konstruksi

sosial yang diciptakan oleh individu. Namun demikian kebenaran suatu realitas

sosial bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh

pelaku sosial yang dalam hal ini mengenai kecantikan bagi laki-laki yang

dikonstruksikan oleh masyarakat. Dalam hal ini, mahasiswa UNS sebagai kaum

laki-laki yang mengkonstruksikan kecantikan tersebut.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, konstruksi sosial tentang konsep

kecantikan juga sangat terkait dengan kesadaran manusia terhadap realitas sosial

itu. Karena itu, kesadaran adalah bagian yang paling penting dalam konstruksi

sosial. Berger dan Luckman (1990: 8) mengatakan bahwa Marx pernah

menjelaskan beberapa konsep kuncinya, di antaranya adalah kesadaran manusia.

Marx menyebutnya dengan “kesadaran palsu” yaitu alam pikiran manusia yang

teralienasi dari keberadaan dunia sosial yang sebenarnya dari si pemikir.

Selain konsep kesadaran palsu, Karl Marx juga menggambarkan kesadaran

masyarakat yang merefleksi ke dalam struktur masyarakat. Menurut Berger dan

Page 109: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Luckman (1990: 8), Marx membagi struktur menjadi dua bagian, yaitu substruktur

dan superstruktur. Substruktur lebih diidentifikasikan sebagai struktur ekonomi

semata-mata, sedangkan superstruktur adalah refleksi dari substruktur atau

struktur ekonomi itu. Berger dan Luckman kemudian menjelaskan pemikiran

Marx mengenai substruktur dan superstruktur adalah pemikiran manusia yang

didasarkan atas kegiatan manusia dalam arti seluas-luasnya dan atas hubungan-

hubungan sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Substruktur dan

superstruktur dapat dipahami secara lebih baik, jika kita memandangnya berturut-

turut, sebagai kegiatan manusia dan dunia yang dihasilkan oleh kegiatan itu.

Substruktur dan superstruktur didasarkan pada hubungan pemikiran dan

kenyataan yang mendasarinya, yang lain dari pemikiran itu sendiri. Konstruksi

sosial merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan gagasan substruktur dan

superstruktur.

Dari konsep tersebut, peneliti kemudian menggunakan konsep realitas

sosial sebagai payung atau acuan dari teorinya Synnot dan Kazrorowsky yang

menjelaskan tentang pentingnya wajah dan penampilan oleh laki-laki pada saat ini

sehingga dapat digunakan dalam mengkonstruksikan kecantikan bagi laki-laki

pada saat ini. Melalui konsep realitas sosial dan kesadaran palsunya Karl Marx itu

dapat dilihat dengan adanya hubungan antara pemikiran dan kenyataan yang

mendasarinya dalam hal ini adalah tentang konstruksi kecantikan bagi laki-laki

yang lahir dari subyektivitas antar individu dalam realitas sosial sebagai

konsensus total. Substuktur sendiri merupakan kenyataan sosial yang di bangun

melalui proses dialektika; eksternalisasi, obyektivasi dan internalisasi. Sedangkan

superstruktur merupakan bentuk lain dari pemikiran dan kesadaran palsu yang

terrefleksi dari substruktur itu sendiri.

Berdasarkan realitas sosial tentang penggunaan kosmetik yang dilakukan

oleh kaum laki-laki untuk dapat menampilkan dirinya cantik dan menarik, maka

dapat disimpulkan bahwa laki-laki membeli alat-alat kosmetik dikarenakan oleh

pertimbangan-pertimbangan serta tuntutan yang salah satu faktor pentingnya

adalah pertimbangan ‘estetik’. Pertimbangan estetik tersebut diperlukan demi

mendapatkan penampilan fisik yang menarik dengan berbagai macam

Page 110: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kepentingan, salah satunya adalah agar orang tersebut dapat dikatakan selalu

mengikuti fenomena sosial yang sedang tren/ mengikuti mode atau orang tersebut

teah memenuhi peraturan yang berlaku, salah satunya adalah dengan

berpenampilan menarik. Kosmetik yang pada mulanya adalah sangat identik

dengan laki-laki metroseksual, sekarang ini kosmetik menjadi lebih umum

dipergunakan oleh laki-laki kebanyakan. Banyak sekali produk-produk kosmetik

yang diperuntukkan laki-laki dapat kita temui di pusat-pusat perbelanjaan, di

toko-toko, serta di tempat perawatan tubuh atau salon-salon kecantikan. Hal

tersebut tidak dapat lepas dari tuntutan seseorang harus bisa menampilkan diri

sebaik mungkin dengan di dukung adanya kosmetik.

Laki-laki mulai melakukan hal-hal untuk mempercantik diri agar

kepentingan-kepentingan mereka terpenuhi. Antara lain seperti; memotong

rambut, mencukur kumis dan jenggot, merawat kulit dengan sun block, menjaga

pola makan dan tidur, berolahraga untuk menjaga kesehatan dan bentuk tubuh,

melakukan aktivitas yang teratur, berganti-ganti dandanan atau gaya rambut yang

sedang disenangi lawan jenis pada saat ini dengan pergi ke salon,

menomorsatukan penampilan, memakai pakaian yang keren dan bermerk,

Memakai aksesori yang keren dan asli (seperti jam tangan, ikat pinggang, tas

pinggang), serta menggunakan sepeda motor dan mobil agar lebih kelihatan

menarik.

Dengan demikian, peneliti ingin menjelaskan tentang konstruksi

kecantikan bagi laki-laki yang berawal dari trilogy wajah, kosmetik, dan

kecantikan yang telah dijelaskan di atas. Trilogi wajah, kosmetik, dan kecantikan

merupakan suatu hal yang tidak dapat lepas begitu saja. Setelah mengetahui hasil

data penelitian tentang pentingnya penampilan bagi laki-laki, kosmetik ternyata

telah berperan penting dalam hal membantu mempercantik dan memperindah

penampilan diri seseorang. Wajah identik dengan kosmetik karena dengan adanya

kosmetik sebagai media pendukung kecantikan seseorang lebih maksimal.

Berikut ini akan diuraikan tentang makna kosmetik bagi laki-laki serta

makna cantik bagi laki-laki. Kosmetik ternyata mempunyai fungsi penting bagi

laki-laki untuk tampil cantik dan menarik. Kosmetik berfungsi: (1) sebagai sarana

Page 111: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

untuk mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita mengunakan kosmetik itu

biasanya seseorang lebih pede, karena kosmetik itu akan memberikan penampilan

yang berbeda buat yang si pemakai. Seperti yang telah dijelaskan oleh informan

MI, kosmetik menurutnya adalah suatu barang atau yang berfungsi untuk

mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita mengunakan kosmetik itu

biasanya seseorang lebih pede, karena kosmetik itu akan memberikan penampilan

yang berbeda buat yang menggunakannya; (2) kosmetik itu merupakan suatu

aksesoris, entah berupa benda, barang, atau perubahan sikap; (3) kosmetik sebagai

media pendukung penampilan kita agar lebih menarik di depan orang lain; dan

yang keempat (4) kosmetik membantu penampilan menjadi lebih bersih dan

kosmetik dapat menjaga penampilan tersebut.

Setelah mengetahui tentang makna kosmetik bagi laki-laki, peneliti

kemudian berusaha mengkonstruksikan kecantikan bagi laki-laki karena pada

dasarnya kosmetik sangat identik dengan kecantikan pada umumnya. Berdasarkan

hasil data penelitian yang didapatkan dari informan SW dan MI, kecantikan

adalah suatu keindahan yang terletak pada bentuk fisik manusia. Informan SW

juga menjelaskan bahwa kecantikan adalah sesuatu yang sudah dimiliki sejak lahir

dalam hal fisik yang harus dijaga dan dirawat. RH dalam memandang sebuah

kecantikan hampir sama dengan informan MI. RH juga menjelaskan hubungan

antara kosmetik, penampilan, dan kecantikan menurutnya. Berbeda dengan makna

cantik sebelumnya, informan YH, DN, dan TIAN memandang kecantikan adalah

innerbeauty seseorang, yang terpancar dari kepribadian seseorang. Menurut YH,

orang yang “cantik” itu enak di pandang, kelihatan bersih, kelihatan rapi,

berpenampilan menarik. Hal tersebut tercipta karena adanya perawatan itu tadi

yang dibantu dengan adanya pemakaian kosmetik. Sedangkan penampilan

menurut YH adalah upaya seseorang untuk menampilkan dirinya agar bisa dilihat

oleh orang lain, terutama dalam hal berpakaian. Kosmetik dalam hal ini menjadi

penting karena digunakan sebagai alat untuk membantu merawat kecantikan

tersebut agar memperoleh penampilan yang menarik. Dalam hal kecantikan, DN

berpendapat bahwa kecantikan itu berarti kepribadian seseorang.

Page 112: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Menurut MD, kecantikan bagi laki-laki adalah rapi, stylish, dan memakai

pakaian yang pas atau cocok dengan situasi dan kondisi (W/ MD/ 17 September

2009). Bagi RF, kecantikan adalah sesuatu hal yang menarik yang ada pada diri

kita, di dalam diri kita maupun di luar diri kita. Jadi, kecantikan bukan semata-

mata hanya milik luar tubuh kita, akan tetapi kepribadian kita juga, kualitas diri

juga. Untuk lebih jelasnya, kita lihat hasil wawancara dengan RF berikut ini:

Dari uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa kecantikan bagi laki-laki

mempunyai makna sendiri-sendiri. Makna tersebut antara lain: (1) kecantikan

adalah sesuatu yang sudah dimiliki sejak lahir yang dapat menarik orang lain yang

melihatnya. Kecantikan tersebut terletak dalam bentuk fisik manusia yang harus

dijaga dan dirawat; (2) kecantikan adalah innerbeauty seseorang, yang terpancar

dari kepribadian seseorang; (3) kecantikan bagi laki-laki adalah rapi, stylish, dan

memakai pakaian yang pas atau cocok dengan situasi dan kondisi; dan yang

kelima (5) kecantikan adalah sesuatu hal yang menarik yang ada pada diri kita, di

dalam diri kita maupun di luar diri kita. Jadi, kecantikan bukan semata-mata

hanya milik luar tubuh kita, akan tetapi kepribadian kita juga, kualitas diri juga.

Seperti yang telah dijelaskan dalam paradigma definisi sosial, realitas

adalah hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap

dunia sosial di sekelilingnya. Dunia sosial itu dimaksud sebagai yang disebut oleh

Goerge Simmel (Veger,1993: 91), bahwa realitas dunia sosial itu berdiri sendiri di

luar individu, yang menurut kesan kita bahwa realitas itu ‘ada’ di dalam diri

sendiri dan hukum yang menguasainya.

Jadi, berdasarkan makna kecantikan bagi kaum laki-laki tersebut, maka

realitas sosial itu “ada” dilihat dari subyektivitas “ada” itu sendiri dan dunia

obyektif di sekeliling realitas sosial itu. Konsep kecantikan lahir itu karena

adanya intersubjektivitas dari masing-masing informan sebagai bagian dari

elemen masyarakat. Masyarakat tersebut yang di dalamnya terdapat informan,

lingkungan bergaul informan, lingkungan belajar informan, lingkungan kerja

informan (eksternal) serta lingkungan keluarga (internal) yang kesemuanya itu

dipengaruhi juga oleh iklan, dan media. Individu tidak hanya dilihat sebagai

“kediriannya” nya, namun juga dilihat dari mana “kedirian” itu hadir, bagaimana

Page 113: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

ia menerima dan mengaktualisasikan dirinya serta bagaimana pula lingkungan

menerimanya. Jadi, adanya konsep laki-laki yang cantik itu bermula dari adanya

subyektivitas antar individu yang membentuk consensus total di dalam

masyarakat yang akhirnya konsep cantik tersebut itu dapat dikonstruksikan sesuai

dengan jamannya. Seperti yang dijelaskan oleh Max Weber dalam melihat realitas

sosial sebagai perilaku sosial yang memiliki makna subyektif, karena itu perilaku

memiliki tujuan dan motivasi. Perilaku sosial itu menjadi “sosial’ apabila yang

dimaksud subyektif dari perilaku sosial itu membuat individu mengarahkan dan

memperhitungkan kelakuan orang lain serta mengarahkannya kepada subyektif

itu. Perilaku itu memiliki kepastian kalau menunjukan keseragaman dengan

perilaku pada umumnya di dalam masyarakat (Veeger, 1993: 171).

Berger dan Luckman (1990: 61) juga mengatakan bahwa di dalam institusi

masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah melalui tindakan dan interaksi

manusia. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara obyektif,

namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam definisi subyektif melalui

proses interaksi. Proses interaksi dalam hal ini diperoleh laki-laki dari pendidikan

formal maupun non formal. Salah satu bentuk institusi sosial yang menciptakan

masyarakat adalah institusi pendidikan. Melalui pendidikan, masyarakat

memberikan legitimasi terhadap nilai atau norma untuk menciptakan dunia sosial.

Pendidikan tersebut mencakup pendidikan formal dan pendidikan non formal.

Menurut Berger dan Luckman pengetahuan masyarakat yang dimaksud

adalah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut adalah pengetahuan

yang bersifat keseharian yang hidup dan berkembang di masyarakat seperti

konsep, kesadaran umum, wacana publik, sebagai hasil dari dari konstruksi sosial.

Realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, obyektivasi dan

internalisasi. Menurut Berger dan Luckman, konstruksi sosial tidak berlangsung

dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan (Berger dan

Luckman, 1990: x).

Proses eksternalisasi diperoleh masyarakat melalui lingkungan bergaul di

luar kehidupan keluarga, seperti di tempat menuntut ilmu, di tempat nongkrong

dengan teman-teman. Proses eksternalisasi juga dapat melalui media seperti:

Page 114: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

televisi, radio, internet, dan sebagainya. Proses ini memberikan pengaruh yang

lebih kuat dikarenakan individu pada umumnya lebih banyak menghabiskan

waktunya di luar lingkungan keluarga atau di luar rumah bersama orang lain.

Proses eksternalisasi dapat terjadi ketika individu tersebut mendapatkan

pendidikan formal maupun non formal. Jika di dalam keluarga, individu hanya

mendapatkan pendidikan non formal dan proses internalisasi tersebut terkadang

hanya berpengaruh ketika individu di tengah-tengah keluarga. Sedangkan proses

obyektivasi memberi pengaruh kepada pelaku atau seseorang yang mempunyai

penampilan yang menurut konstruksi masyarakat tersebut adalah ‘menarik’,

kemudian ditiru oleh teman-teman di lingkungannya. Proses tersebut telah

mengalami konsensus total di dalam masyarakat, sehingga terbentuklah suatu

konsep konstruksi dalam hal ini adalah konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh

masyarakat dalam realitas sosial. Penggunaan kosmetik oleh laki-laki juga sangat

dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka. Faktor lingkungan tersebut dapat

berasal dari dalam (faktor intern) dan dari luar (faktor ekstern). Dari faktor intern

yaitu lingkungan keluarga yang menggunakan kosmetik serta mementingkan

penampilan, sedangkan dari lingkungan luar (ekstern), yaitu dari lingkungan

bergaul, lingkungan teman kuliah, lingkungan teman-teman lawan jenis atau

pacar, serta lingkungan kerja atau teman-teman kerja.

Berdasarkan deskripsi data penelitian, laki-laki menggunakan kosmetik

untuk menampilkan dirinya secantik dan semenarik mungkin salah satunya adalah

karena adanya faktor lingkungan dan pergaulan (teman). Lingkungan bergaul atau

teman nongkrong, lingkungan keluarga, serta lingkungan kerja juga menjadi

faktor yang dapat mempengaruhi laki-laki dalam memikirkan penampilannya

tersebut. Seperti ang terjadi pada informan MI, ia menjelaskan teman kuliah di

Jurusan POK serta teman satu tim sepakbola di jurusan POK mendorongnya

untuk ikut menggunakan kosmetik. Hal tersebut dilakukan karena MI sering

berada di luar lapangan pada waktu menjadi asistant dosen dan juga pada waktu

perkuliahan. MI sendiri dalam bergaul dan nongkrong lebih sering dengan teman-

teman kuliahnya. Pada informan RH, teman kuliah di Fakultas Kedokteran pada

umumnya, serta teman-temannya dari Jakarta yang menjadikan RH

Page 115: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

menomorsatukan kecantikan dan penampilan. Teman-teman RH yang dari Jakarta

juga termasuk teman lawan jenis yang sedang didekati RH, jadi secara tidak

langsung RH juga berusaha mengikuti gaya hidup seperti teman-temannya dari

Jakarta.

Dari Informan YH, MD, dan SW menggunakan kosmetik dan

mementingkan penampilan dikarenakan oleh teman-teman kerja mereka. YH

sendiri terdorong menggunakan kosmetik dikarenakan teman-teman kerja YH di

Mr. Bakso yang juga mementingkan penampilan dan kecantikan. Penggunaan

kosmetik oleh SW sebagai public figure juga dipengaruhi oleh teman kerja SW

yang pada umumnya adalah public figure juga (model dan artis). Sedangkan

informan TIAN dan RF menggunakan kosmetik dipengaruhi oleh teman-teman

kuliah mereka yang juga menggunakan kosmetik. Awalnya, TIAN disuruh untuk

menggunakan kosmetik oleh kakaknya kemudian setelah TIAN duduk di bangku

kuliah, ternyata teman-teman TIAN juga mengunakan kosmetik dan

mementingkan penampilan. TIAN sendiri lebih sering nongkrong di kampus ( di

bawah pohon rindang atau DPR Fakultas Pertanian, di kantin Fakultas Pertanian,

serta di Gazebo gedung D Fakultas Pertanian UNS). Jika di luar kampus, TIAN

nongkrongnya di wedangan, dan mall bersama dengan teman-teman kuliah dan

teman kostnya. Informan DN memilih dan menggunakan kosmetik karena adanya

dorongan dari teman-teman SMA yang menyuruhnya menggunakan hand body

dan facial wash agar kulit DN tetap terjaga.

Dari uraian di atas, dapat dilihat hubungan antara wajah, kosmetik dan

kecantikan yang saling berkaitan. Wajah sebagai simbol utama diri seseorang atau

individu yang di dukung dengan adanya penggunaan kosmetik. Kosmetik tersebut

diharapkan dapat menampilkan kecantikan seseorang atau individu secara

sempurna. Ketika individu ingin tampil cantik dan menarik, individu tersebut akan

cenderung melakukan segala sesuatu yang menunjang pemenuhan tuntutan itu,

antara lain dengan menggunakan kosmetik untuk menunjang penampilannya agar

kelihatan menarik dan cantik sehingga dapat diketahui bahwa orang menggunakan

kosmetik dikarenakan adanya kebutuhan untuk memenuhi kecantikan yang

diharapkan.

Page 116: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konstruksi kecantikan bagi laki-laki

tercipta dari adanya intersubyektivitas individu atau masyarakat yang dipengaruhi

oleh iklan serta media. Iklan di televisi serta iklan yang dipasang di jalan-jalan

(baliho) ternyata memberikan andil yang besar dalam mengkonstruksikan sebuah

kecantikan yang ideal pada saat ini. Media yang di dalamnya terdapat pendidikan

formal maupun non formal ternyata mempunyai pengaruh dalam laki-laki

mengkonstruksikan sebuah kecantikan tersebut. Di dalam hal ini, mahasiswa

sebagai individu yang mempunyai makna cantik sendiri-sendiri ternyata juga

dikonstruksi oleh lingkungan ekstern dan intern serta adanya media dan iklan.

Page 117: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan deskripsi dan analisis data yang diperoleh pada penelitian

tentang “Konstruksi Kecantikan Bagi Laki-laki”, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

3. Pentingnya Penampilan bagi Laki-laki

Pentingnya penampilan bagi laki-laki dilihat dari tiga hal, antara lain: (1)

makna penampilan bagi laki-laki, (2) cara laki-laki untuk menunjang penampilan,

(3) latar belakang penggunaan kosmetik oleh laki-laki.

a. Makna Penampilan bagi Laki-laki

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa

penampilan bagi laki-laki mempunyai makna yang penting. Penting

dikarenakan penampilan merupakan interpretasi dari kecantikan

seseorang secara fisik dan juga mencerminkan kepribadian seseorang

untuk dilihat oleh orang lain.

b. Cara Laki-laki untuk Menunjang Penampilan

Yang pertama (1) menggunakan kosmetik, (2) melakukan upaya

pembentukan badan untuk mencapai berat badan yang ideal, atau body

yang atletis, melakukan fitnes, menjaga pola makan dan tidur yang

teratur, berolahraga untuk menjaga kesehatan badan, (3) memilih dan

mengenakan pakaian serta aksesoris menurut selera mereka masing-

masing dan kemampuan material mereka untuk memaksimalkan

penampilan mereka, (4) memotong rambut, mencukur kumis, dan

jenggot, serta yang kelima (5) dilakukan laki-laki untuk tampil secara

menarik dan cantik di hadapan orang lain adalah dengan cara

meningkatkan kualitas diri dan kepribadian diri mereka. Laki-laki

ternyata tidak hanya terfokus pada hal-hal yang tampak dari fisik saja

(kecantikan luar), akan tetapi mereka juga berusaha untuk menampilkan

100

Page 118: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

kecantikan dari dalam (innerbeauty) yang mereka bangun dengan

meningkatkan kualitas diri dan mempunyai kepribadian yang baik.

c. Latar Belakang Penggunaan Kosmetik oleh Laki-laki

Latar belakang laki-laki menggunakan kosmetik untuk dapat tampil

cantik dan menarik, antara lain: (1) kebutuhan untuk diri sendiri.

Kosmetik sebagai suatu barang yang digunakan untuk mempercantik atau

memperindah diri dengan tujuan seseorang yang mengggunakan kosmetik

tersebut akan menjadi lebih percaya diri, karena kosmetik itu akan

memberikan penampilan yang berbeda untuk yang menggunakannya; (2)

untuk menarik lawan jenis dengan cara menampilkan dirinya semenarik

dan secantik mungkin di depan lawan jenisnya, seperti pacar (teman

wanita) atau lawan jenis yang sedang didekati oleh laki-laki; (3) untuk

dilihat oleh orang lain (umum). Hal tersebut dilakukan bahwa ketika laki-

laki tersebut berpenampilan menarik, otomatis dia tidak akan membuat

kecewa orang yang bertemu dengannya dan melihatnya; (4) menyangkut

dengan pekerjaan kaum laki-laki tersebut; (5) karena adanya faktor

lingkungan dan pergaulan (teman). Lingkungan bergaul atau teman

nongkrong, lingkungan keluarga, serta lingkungan kerja juga menjadi

faktor yang dapat mempengaruhi laki-laki dalam memikirkan

penampilannya tersebut; dan yang keenam (6) karena adanya persaingan

oleh kaum laki-laki. Persaingan tersebut dapat terjadi karena adanya

upaya untuk mendapatkan perhatian dari lawan jenis dalam menampilkan

sebuah penampilan semenarik mungkin, secantik mungkin.

4. Makna Cantik bagi Laki-laki

Dalam melihat makna cantik bagi laki-laki, peneliti terlebih dahulu

menjelaskan tentang kosmetik. Bagi laki-laki, kosmetik bermakna: (1) sebagai

sarana untuk mempercantik atau memperindah diri. Ketika kita mengunakan

kosmetik itu biasanya seseorang lebih percaya diri, karena kosmetik itu akan

memberikan penampilan yang berbeda buat yang memakainya; (2) kosmetik itu

merupakan suatu aksesoris, dapat berupa benda, barang, atau perubahan sikap; (3)

kosmetik sebagai media pendukung penampilan kita agar lebih menarik di depan

Page 119: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

orang lain; dan yang keempat (4) kosmetik membantu penampilan menjadi lebih

bersih dan kosmetik dapat menjaga penampilan tersebut.

Berdasarkan penelitian ini, makna cantik bagi laki-laki menurut hasil

data penelitian ini antara lain: (1) kecantikan adalah sesuatu yang sudah dimiliki

sejak lahir yang dapat menarik orang lain yang melihatnya. Kecantikan tersebut

terletak dalam bentuk fisik manusia yang harus dijaga dan dirawat; (2) kecantikan

adalah innerbeauty seseorang, yang terpancar dari kepribadian seseorang dan

kualitas diri seseorang; (3) kecantikan bagi laki-laki adalah rapi, stylish, dan

memakai pakaian yang pas atau cocok dengan situasi dan kondisi; dan yang

kelima (4) kecantikan adalah sesuatu hal yang menarik yang ada pada diri kita, di

dalam diri kita maupun di luar diri kita. Jadi, kecantikan bukan semata-mata

hanya milik luar tubuh kita, akan tetapi kepribadian kita juga, kualitas diri juga.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ketahui bahwa kecantikan bagi

laki-laki tidak hanya merupakan kecantikan yang tampak kasat mata saja, akan

tetapi menyangkut juga dengan innerbeauty seseorang. Kecantikan yang sudah

dimiliki sejak lahir oleh laki-laki juga, rupa-rupanya juga dijaga dan dirawat.

Untuk memaksimalkan sebuah kecantikan seseorang, kosmetik telah masuk dan

berperan penting di dalamnya.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas,

maka implikasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. IMPLIKASI TEORETIS

Implikasi teoritis dalam penelitian ini adalah bahwa teori Ritzer tentang

relaitas sosial dapat kita lihat di dalam masyarakat dan nyata. Ketika kita melihat

realitas sosial tentang penampilan menjadi penting bagi kaum laki-laki pada

masyarakat, lalu kemudian kita melihat adanya penggunaan kosmetik oleh kaum

laki-laki, maka teori Anthony Sinnot tentang trilogy wajah, kosmetik, dan

kecantikan dapat digunakan sebagai simbolisme diri yang merupakan wujud nyata

kecantikan dewasa ini yang mana wajah sebagai pusat dari individu untuk

menampilkan diri secantik dan semenarik mungkin. “Efek halo” dan “efek

Page 120: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

tanduk” sebagai kelanjutan dari teori Synnott tentang wajah yang mana seseorang

akan lebih memilih “efek halo”, yaitu ketika seseorang melihat orang lain dan

kemudian tertarik dengan kecantikan seseorang tersebut. Wajah, kosmetik, dan

kecantikan merupakan trilogy yang tidak dapat dipisahkan dalam realitas sosial

dewasa ini. Realitas sosial yang dikonstruksi oleh masyarakat ternyata di

dalamnya juga dipengaruhi oleh iklan dan media. Iklan dan media (di dalam

pendidikan formal maupun non formal) dapat mempengaruhi konstruksi

kecantikan bagi individu tersebut atau laki-laki. Berangkat dari intersubjektivitas

individu maka akan didapatkan sebuah makna kecantikan bagi laki-laki untuk saat

ini.

2. IMPLIKASI PRAKTIS

Keberadaan iklan dan media di dalam masyarakat ternyata telah

membuat konsensus total tentang kecantikan yang ideal pada saat ini. Iklan-iklan

di televise serta di dunia maya (internet) menjadi media yang cukup ampuh dalam

menggiring masyarakat kepada konsep ‘cantik’ pada saat ini. Di iklan televisi

misalnya, wanita cantik di gambarkan dengan wanita yang kurus, berambut lurus,

dan berkulit putih mulus. Sedangkan laki-laki digambarkan dengan sosok yang

kuat, tangguh, dan juga memperhatikan penampilan tubuh. Hal tersebut dapat

dilihat dalam iklan kosmetik ‘for men’.

Pergeseran perubahan kecantikan yang sekarang ini tidak hanya dimiliki

oleh wanita saja, akan tetapi laki-laki juga berupaya untuk menampilkan dirinya

untuk memiliki sebuah kecantikan yang dikonstruksi masyarakat menurut

masanya. Ketika seseorang itu melakukan usaha-usaha mempercantik diri dengan

cara memakai kosmetik, melakukan body build, menjaga pola makan yang teratur

dan pola hidup yang sehat, orang tersebut telah mengalami proses interaksi sosial

dengan orang lain atau masyarakat yang mana di dalam masyarakat tersebut telah

terdapat konsensus total tentang konstruksi kecantikan masa kini, yang di sebut

cantik masa kini adalah bukan hanya penampilan fisik saja yang menarik, akan

tetapi mengenai kepribadian diri yang baik (positif) atau mengenai kualitas diri

seseorang.

Page 121: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Media sebagai pendidikan non formal yang sangat mempengaruhi proses

rekonstruksi individu dalam menciptakan sebuah konsep “kecantikan’ pada saat

ini. Proses eksternalisasi diperoleh masyarakat melalui lingkungan bergaul di luar

kehidupan keluarga, seperti di tempat menuntut ilmu, di tempat nongkrong

dengan teman-teman. Proses eksternalisasi juga dapat melalui media seperti:

televisi, radio, internet, dan sebagainya. Proses ini memberikan pengaruh yang

lebih kuat dikarenakan individu pada umumnya lebih banyak menghabiskan

waktunya di luar lingkungan keluarga atau di luar rumah bersama orang lain.

Seperti yang dijelaskan pada implikasi teoritis, pada kenyataannya sebuah

realitas sosial tentang kecantikan di pengaruhi oleh masyarakat, iklan, media.

Masyarakat dalam hal ini adalah masyarakat lingkungan bergaul laki-laki tersebut,

media dalam hal ini adalah yang terdapat di dalam pendidikan formal dan non

formal.

3. IMPLIKASI METODOLOGIS

Implikasi metodologis dalam penelitian ini menggunakan metode

konstruktivitis yang mana dalam sebuah pengonsepan tentang makna ‘cantik’

dalam realitas sosial sangat dipengaruhi oleh masyarakat yang ada di dalamnya,

media, serta iklan. Ketika semua hal tersebut mengalami konsensus total, maka

metode konstrukstivisme digunakan sebagai alat untuk merekonstruksi realitas

sosial tersebut. Kekuatan dari metode konstruktivitis adalah merekonstruksi

sebuah realias sosial secara sistematis dan jelas. Sedangkan kelemahan dari

metode konstruktivitis menurut peneliti adalah jika di dalam proses

merekonstruksi tidak berhati-hati, maka akan timbul suatu pemahaman yang

ambigu atau tidak runtut.

C. Saran

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang konstruksi

kecantikan bagi laki-laki, maka peneliti memberikan saran-saran untuk menambah

wawasan mengenai hal tersebut sebagai berikut;

1. Masyarakat

Kecenderungan membeli benda-benda kosmetik yang semakin hari kian

marak, serta kecenderungan membeli pakaian dan aksesoris lainnya

Page 122: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

menyebabkan budaya konsumerisme di Indonesia kian membumi. Oleh sebab

itu, masyarakat haruslah lebih waspada dan selektif dalam hal menampilkan

dirinya sebaik dan secantik mungkin. Dalam upaya pemenuhan tersebut, kita

hendaknya memikirkan sesuatu yang lebih bernilai positif bagi diri kita dan

bagi umum, seperti melakukan hal-hal yang kreatif demi memperoleh

kecantikan yang unik, dan sebagainya dengan tidak melakukan hal-hal yang

merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Iklan dan media yang berada di

tengah-tengah masyarakat kita hendaknya di filter dulu untuk kemudian dapat

kita pelajari.

2. Mahasiswa

Penampilan di Universitas Sebelas Maret menjadi hal yang diprioritaskan

karena hal tersebut menyangkut dengan identitas dan martabat civitas

akademika Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jadi. pentingnya penampilan

dewasa ini hendaklah diiringi dengan adanya kualitas yang baik. Bagi

mahasiswa janganlah terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi produk-produk

kosmetik serta yang mendukung penampilan (gaya hidup konsumtif). Menurut

peneliti ketika kita sebagai mahasiswa mementingkan penampilan dan

kecantikan, maka harus diimbangi dengan kualitas diri yang baik. Jadi, akan

terbentuk suatu kecantikan yang ideal, yaitu kecantikan fisik dan kecantikan

dari dalam (innerbeauty) serta berkualitas (profesional di bidangnya).

3. Lembaga

Lembaga khususnya di UNS hendaknya membuat peraturan tertulis pada

setiap fakultas mengenai pakaian atau busana dan penampilan secara tertulis

dan jelas, sehingga pada pelaksanaannya tidak seperti yang terjadi sekarang

ini. Peraturan mengenai berpakaian yang rapi dan sopan penjabarannya belum

tertulis.

Page 123: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

DAFTAR PUSTAKA Agus Salim. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana. Alfathri Adlin, dkk. 2006. Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas. Jalasutra:

Yogyakarta. Aliyah. 2009. Konstruksi Sosial. Di ambil pada tanggal 12 April 2009 pukul 20.56

WIB di alamat: http://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/02/20/5konstruksi-sosial-teori-penjulukan-di-media-massa/.

Alvin. 2008. Komentar Metroseksual. Di ambil pada tanggal 10 Agustus 2008

pukul 20.00 WIB di alamat: http://students.Sttelkom.ac.id/web/posting.php/mode=quote&p=2190.

Antoni. 2004. Tesis Pers Lokal di Surakarta, Analisis Wacana Konstruksi Sosial

atas Realitas Sosial Surakarta dalam Praktek Pers Lokal Pada Harian Solo Pos. Program Pasca Sarjana UNS.

Berger, Peter L. dan Thomas, Luckman. 1996. The Social Construction of Reality.

A Treatise in The Sociology of Knowledge. Diterjemahkan oleh Basari, Hasan. 1990. Tafsir Sosial Atas Kenyataan: Sebuah Risalah Tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES.

Bukukita. 2008. Di ambil pada tanggal 12 Desember 2008 pukul 21.00 WIB di

alamat: http://blog.bukukita.com/users/penabali/?postId=3065. Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. --------------------. 2005. Pornomedia, Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa (Edisi Revisi). Jakarta: Prenada Media. Brains and Brawn. 2005. Cosmetic Surgery and The Cultural Construction Of

Beauty. Posted on: Saturday, 7 May 2005, 03:00 CDT http://www.shop.com/Beauty,_Brains,_and_Brawn_The_Construction_of_Gender_in_Children's_Literature_%28Books%29-136203803-165256743-p!.shtml.

Betty Yuliani Silalahi dan Wahyu Rahardjo. 2007. Dalam Seminar Perilaku

Konsumtif Pada Pria Metroseksual serta Pendekatan dan Strategi yang digunakan untuk Mempengaruhinya. Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007.

106

Page 124: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Chadwick, Bruce A. 1991. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chaney, David. 2004. Life Styles: Sebuah Pengantar Komprehensif. Yogyakarta:

Jalasutra. Daniel S. Hamermesh and Jeff E. Biddle. 1994. Beauty and The Labor Market.

Source: The American Economic Review, Vol. 84, No.5 (Dec., 1994), pp. 1174-1194. Published by: American Economic Asociation.

Data Pendidikan UNS. 2010.file:///C:/Users/user/Downloads/daof_utama.php.htm

Perkembangan Jumlah Mahasiswa Baru Program S1 REGULER Universitas Sebelas Maret Berdasarkan Fakultas dan Jenis Kelamin Tahun Akademik 2005/2006 s.d 2009/2010.

Deddy Mulyana. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya. Penerbit: PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Dewialessan. 2008. Kecantikan sebagai Pencitraan. Di ambil pada tanggal 12

April 2009 pukul 20.56 WIB di alamat: http://dewialessandrapurnamasari.blogsome.com/2008/08/23/hasrat-tubuh-kosmetik-kecantikan-perempuan-sebagai-kosmos-dan-konsumen-citraan/.

Donald Kuspit. The Psychoanalytic Construction of Beauty. Accesed in

http://www.artnet.com/Magazine/features/kuspit/kuspit7-23-02.asp. Felicia Goenawan. 2007. Ekonomi Politik Iklan Di Indonesia Terhadap Konsep.

Kecantikan. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA ISSN 1411-XXXX Vol. 1 No.1 Januari.

Geertz, Clifford. 1973. Penjaja Dan Raja. Terjemahan S. Supomo. Jakarta: PT

Gramedia.

H.B Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Heru Nugroho. 1999. Konstruksi Sara, Kemajemukan dan Demokrasi, UNISIA,

No.40/XXII/IV/1999. Yogyakarta: Universitas Indonesia. Hidayat, Deny, N. 1999. “Paradigma dan Perkembanagn Penelitian

Komunikasi”, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, Vol III/ April 1999. Jakarta: IKSI dan ROSDA.

Page 125: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Husnaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Jacobson David. 1991. Reading Ethnography. New York: State University of

New York Press. Kertajaya, Hermawan Yuswohady, Madyani D, Christynar M, dan Indrio BD.

2004. Metroseksual in Venus: Pahami Perilakunya. Jakarta: MarkPlus&Co. Koentjaraningrat. 1986. “Metode Wawancara” dalam Metode-metode Penelitian

Masyarakat (Penyunting Koentjaraningrat). Jakarta: PT. Gramedia. --------------------- 1986b. ”Metode Penggunaan Data Pengalaman Individu”

dalam Metode-metode Penelitian Masyarakat (Penyunting Koentjaraningrat). Jakarta: PT. Gramedia.

Kompas. 2008. Di ambil pada tanggal 12 Desember 2008 pukul 21.11 WIB di

alamat: http://www.opensubscriber.com/message/[email protected]/7500589.html.

-----------. 2008. Di ambil pada tanggal 12 Desember 2008 pukul 21.11 WIB di

alamat: http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg04519.html.

Kristanto JB. 2005. Katalog Film Indonesia 1926 – 2005. Jakarta: Nalar. Miles, Matthew & Huberrman, A. Michael. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI Press. Moleong, Lexy J. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. Murray Webster, Jr and James E. Driskell, Jr. 1983. Beauty as Status. Source: The

American Journal of Sociology, vol.89, No.1 (Jul., 1983), pp. 140-165. Published by: The University of Chicago Press.

Noorduyn J. 1968. [www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv/article/view/2567/3328

Further topographical notes on the Ferry Charter of 1358, with appendices on Djipang and Bodjanegara]. BTL 124:460-481.

Paula Black. 2002. ‘Ordinary Poeple Come Through Here’: Locating The Beauty

Salon in Women’s Lives. Source: Feminist Review, No 71, Fashion and Beauty. Published by: palgrave MacMillan Journals. Accessed, http: //www.Jstor.org/Stable/1936018.

Page 126: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN …... · Konstruksi kecantikan bagi laki-laki (Studi konstrukstivisme tentang pentingnya penampilan dan makna cantik bagi mahasiswa Universitas

Pemkot Solo. 2007. Di akses pada tanggal 12 Januari 2010 pukul 22.00 WIB di alamat website: http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta.

Rahmi Primadiati. 2001. Kecantikan, Kosmetika, dan Estetika. Pedoman

Instruksional Program Cidesco Internasional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ritzer, George. 1992. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta:

Rajawali Press. Ritzer, Goerge and Douglas J. Goodman. 2009. Teori Sosiologi Klasik sampai

Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Post modern. Yogyakarta: Kreasi wacana.

Sanapiah Faisal. 1990. Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. Malang:

YA3.

Strauss, Anselm and Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Tiara Wacana: Yogyakarta. ----------------------. 2006. Metode Etnografi. Tiara Wacana: Yogyakarta. Synnott, Anthony. 2003. Tubuh Sosial. Simbolisme Diri, dan Masyarakat.

Jalasutra: Yogyakarta. Veeger, K.J. 1993. Realitas Sosial, Refleksi Filsafat Sosial Atas Hubungan

Individu Masyarakat dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi. Jakarta: Gramedia.

Wofl, Naomi. 2004. Mitos Kecantikan Kala Kecantikan Menindas Perempuan.

Yogyakarta: Niagara. Yohannes Sondang Kunto dan Inggrid Kurniawan Khoe. 2007. Dalam Seminar

Analisis Pasar Pelanggan Pria Produk Facial Wash Di Kota Surabaya. Dalam Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No.1, April 2007: 21-30. (http://puslit.petra.ac.id/journals/marketing).

xv