15
Loves Hide Main cast : Jo Kwang Min (BF) Shin Sung Mi Other cast : Jo Young Min (BF) Shim Hyun Sung (BF) Lee Jeong Min (BF) No Min Woo (BF) Kim Dong Hyun (BF) Choi Siwon ( Suju ) Kang Yunha

FANFIC BOYFRIEND.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fanfic for everyone

Citation preview

Page 1: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Loves Hide

Main cast : Jo Kwang Min (BF)

Shin Sung Mi

Other cast : Jo Young Min (BF)

Shim Hyun Sung (BF)

Lee Jeong Min (BF)

No Min Woo (BF)

Kim Dong Hyun (BF)

Choi Siwon ( Suju )

Kang Yunha

Page 2: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Summer, Seoul

4 orang namja berjalan memperhatikan gitar – gitar yang berjejer rapi di toko. “Apa kau

mau membelinya?”, tanya Minwoo pada Kwangmin yang terus memperhatikan gitar

classic berwarna biru tosca. Kwangmin menggeleng pelan. “Aku tidak punya uang

sebanyak itu”,ujar Kwangmin lalu berjalan keluar toko yang diikuti ketiga namja lainnya.

Kwangmin berhenti sebentar di depan toko untuk melihat gitar berwarna biru tosca itu.

Ketiga namja lainnya berdiri di belakangnya. “Kwangmin ayo, sudah sore. Kita semua

harus pulang”, ujar Youngmin mengingatkan. Perlahan Kwangmin berbalik menghadap

teman-temannya. “Ngomong – ngomong Kwangmin, dimana name tag mu?”, tanya

Jeongmin . “Name tag?”, Kwangmin balik bertanya sambil melirik blazernya. “Dimana

ya?”, tanya Kwangmin heran. “Mungkin terjatuh di dalam toko”, ujar Youngmin. “Lebih

baik kita cari di dalam”, usul Jeongmin. Akhirnya 4 namja itu masuk ke toko lagi.

Kwangmin POV

Saking terpikatnya aku pada gitar itu, aku sampai tidak sadar kalau name tag milikku

terjatuh. Eotteohgaji? Kalau tidak segera ditemukan, bisa – bisa aku tidak diperbolehkan

masuk sekolah!. Sudah berkeliling, tapi belum ditemukan juga. Dimana kamu name tag?

Kwangmin POV end

Kwanmin, Minwoo, Youngmin, dan Jeongmin terpaksa masuk kembali ke toko untuk

mencari name tag milik Kwangmin. “Aku tidak menemukannya”, ujar Youngmin. “Aku

juga”, ujar Minwoo dan Jeongmin. “Aku juga belum”, Kwangmin menunduk. “mwol dowa

deurilkkayo?”, tanya salah seorang penjaga toko. “Sepertinya saya tadi menjatuhkan

name tag milik saya disini”, jelas Kwangmin. “Apa yang ini?”, tanya penjaga toko tersebut

sambil mengeluarkan name tag milik Kwangmin. “Ah! Ya benar. Gamsanhamnida”, ujar

Kwangmin. “Ne, Chunma Neo. Lain kali hati – hati, jangan sampai terjatuh lagi”, ujar

penjaga toko. “Syukurlah kalau sudah ketemu. Ayo kita pulang”, ujar Minwoo. Minwoo,

Youngmin dan Jeongmin segera berjalan keluar dari toko. Namun Kwangmin masih

terdiam di tempatnya. Ia melihat gitar berwarna biru tosca yang diinginkannya. Ia juga

melihat eorang yeoja tengah memperhatikan gitar itu. “Apa dia akan membeli gitar itu?”,

pikir Kwangmin. Yeoja itu melihat ke arah Kwangmin. Kwangmin terkejut ketika yeoja itu

melihat ke arahnya, tapi ia melihat yeoja itu tersenyum padanya. Dengan ragu – ragu ia

membalas senyum yeoja itu. Yeoja itu kembali memperhatikan gitar biru tosca itu. “Hey

Kwangmin, sedang apa kau? Ayo cepat”, ujar Jeongmin yang sengaja menyusul

Page 3: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Kwangmin. “Oh ya! Ayo!”, Jeongmin berjalan di depan Kwangmin yang bingung. “Kenapa

tadi dia tersenyum? Apa dia tersenyum padaku?”.

Sungmi POV

“Kang Yunha, bisakah kau cepat sedikit?”, ujarku tak sabar. Sudah 15 menit aku

menemani Yunha untuk membeli biola yang baru. Selama 15 menit itu pula Yunha masih

bingung memilih biola. “Kalau yang ini bagaimana? Bagus tidak?”, tanya Yunha yang

kesekian kalinya.

“Ya itu bagus”, jawabku asal – asalan. “Tapi warnanya kurang cocok untukku”, ucapan

Yunha berhasil membuat kesabaranku habis.“Ayolah Yunha, sampai kapan kau akan terus

memilih? Itu sudah lebih dari 10 biola yang kau tanyakan pendapatnya padaku. Ini sudah

sore”, ujarku dengan nada kesal. “Baiklah, baiklah. Tunggu sebentar lagi…saja. Aku masih

bingung”, ujar Yunha memohon. “Aku akan menunggu selama 10 menit. Kalau kau belum

menemukan yang kau mau, aku akan pulang duluan. Arraseo?”, ujarku berusaha sabar.

“Oki doki!”.

“Kalau kau bosan, bagaimana kalau kau melihat – lihat alat musik yang lainnya?”, usul

Yunha lalu ia kembali memilih biola. Sesuai usul Yunha, aku melihat – lihat alat musik

lainnya dan berhenti di deretan gitar. Banyak sekali gitar yang terpajang disini. “Apa kau

mau membelinya?”, aku melihat 4 orang namja berdiri berjejer di depan sebuah gitar.

“Aku tidak punya uang sebanyak itu”, ujar salah seorang dari mereka. Kulihat mereka

meninggalkan tempat itu dan keluar dari toko. “Apa itu?”, aku melihat sebuah benda di

tempat keempat namja tadi berdiri. “Jo Kwang Min?”, ternyata benda itu adalah sebuah

name tag. “Mungkin milik salah satu dari mereka”, pikirku. “Oh ya, aku sebaiknya

menyerahkan ini pada penjaga toko”, pikirku, lalu menghampiri kasir.

“Permisi, saya menemukan ini, sepertinya terjatuh. Pasti pemiliknya akan mencari.

Bisakah anda memberikan pada pemiliknya, tapi jangan beritahu kalau saya yang

menemukannya?”, kataku, entah kenapa aku ingin mengetahui pemilik name tag ini.

“Baiklah”, ujar penjaga toko itu mengerti. Aku menghampiri Yunha yang tengah

memegang sebuah biola. Kupikir mungkin dia sudah menemukan biola yang cocok

untuknya. “Apa kau sudah mendapat biola yang kau inginkan?”, tanyaku memastikan.

“Begitulah, kurasa yang ini bagus”, ujar Yunha sambil mengamati lagi biola yang akan

dibelinya itu.

Aku melirik keluar toko. Sekilas aku melihat salah seorang dari namja – namja tadi melihat

ke arah gitar biru yang tadi kulihat. “Apa sebaiknya aku mencari lagi?”, tanya Yunha ragu –

Page 4: FANFIC BOYFRIEND.pdf

ragu. Aku reflex memandang Yunha tidak percaya. “Kang Yunha!,”, ujarku kesal. “Ya,

baiklah”, Yunha tertawa kecil melihatku kesal seperti itu. Ketika aku menoleh, kulihat

keempat namja itu masuk lagi ke toko dan terlihat mencari sesuatu. “Pasti mencari name

tag tadi”, pikirku. “Ada apa?”, tanya Yunha saat aku memperhatikan mereka yang

menghampiri kasir. “Anio, kau pertimbangkan dulu apa mau membelinya atau tidak. Aku

tunggu disana”ujarku sambil menunjuk tempat gitar biru itu dipajang. Yunha

mengangguk. Aku segera ‘menghampiri’ gitar biru itu. Aku melihat harga yang tertera.

“Tidak terlalu mahal. Setidaknya untuk gitar sebagus ini”, pikirku. Aku merasa ada yang

memperhatikanku. Saat aku menoleh, aku mendapati salah seorang namja sedang

melihat ke arahku, lebih tepatnya gitar biru di depanku.

Tiba –tiba mata kami bertemu. Matanya yang besar melihatku bingung. Sepertinya dia

salah tingkah saat tatapan kami bertemu. Sebetulnya aku pun merasa salah tingkah dan

entah mengapa aku memilih tersenyum padanya. Untungnya, namja itu membalas

senyumku. “Hey Kwangmin, sedang apa kau? Ayo cepat”, kulihat seseorang menghampiri

namja itu. “Kwangmin? Jadi dia pemilik name tag itu?”,gumamku dalam hati. Ada

perasaan senang setelah aku mengetahui pemiliknya adalah namja itu. “Ayo kita pulang”,

ujar Yunha yang tiba – tiba sudah ada di sebelahku. “Bisakah kau tunggu sebentar? Aku

ingin membeli gitar ini”, ujarku. “jinja? Tapi kenapa tiba – tiba?”, tanya Yunha heran. “Aku

suka gitar ini”.

Sungmi POV end

1 tahun kemudian…

“Apa kau tidak bosan bolak – balik di sekitar sini hanya untuk melihatnya?”, tanya Yunha

yang sudah mulai bosan dan lelah. “Ani, karena aku sudah menunggu lama untuk bertemu

dengannya”, jawab Sungmi sambil terus berjalan diikuti Yunha. “Sedang apa kalian

disini?”, tanya Hyun Sung. “Seperti biasa, menemani Sungmi melihat pujaan hatinya”,

jawab Yunha sambil menghampiri Hyun Sung dan merangkul tangannya. “Lihatlah oppa,

kakiku sampai pegal”, tambah Yunha manja. Tiba – tiba dari salah satu kelas, banyak

siswa yang keluar. “Sepertinya mereka sudah keluar”, ujar Yunha santai. “Andwe!

Bagaimana ini? Aku harus bersembunyi”, ujar Sungmi panik. Baru saja Sungmi akan

melangkahkan kakinya, ada yang menyapa mereka. “Hyung,sedang apa kau disini?”, tanya

Minwoo . “Hanya jalan – jalan. Apa kau baru saja mengikuti pelajaran tambahan?”, tanya

Hyun Sung. “Ne, kami baru mengikuti tambahan bahasa inggris”, jawab Minwoo. “Kalian

ini bertambah mesra saja sepertinya”, ujar Kwangmin yang sedari tadi ternyata ada di

samping Minwoo. “Kau ini bisa saja!”, ujar Yunha malu. “Kau iri? Maka dari itu kau juga

Page 5: FANFIC BOYFRIEND.pdf

harus mencari yeoja sebagai kekasihmu”, ujar Hyun Sung . Ucapan Hyun Sung membuat

jantung Sungmi berdetak cepat tidak karuan. Kwangmin hanya tersenyum. “Kalau begitu

kami pergi dulu”, pamit Minwoo. Ketika Minwoo dan Kwangmin sudah menjauh, Sungmi

membuang nafas lega.

“Sung mi, palli!”

“Ne oemma! Jankanman”

“Andwe! Sungmi, kau belum menyisir rambutmu?”, tanya oemma Sungmi kaget melihat

Sungmi yang masih berantakan. Oemma Sungmi segera menyisir rambut Sungmi.

“Seandainya saja kau sudah punya namja chingu, kau pasti akan bangun lebih pagi karena

namja chingumu menunggu di depan rumah”, ujar oemma lembut. “Oemma..” “Sudah

selesai. Kaja, nanti kau terlambat”, ujar oemma. “Ne, oemma sillyehamnida”, pamit

Sungmi.

Pintu gerbang hampir saja ditutup, untung saja Sungmi dapat sampai di detik – detik

terakhir. “Dimana name tag milikmu?”, tanya pak satpam pada Sungmi. “Ne?”, Sungmi

tidak sadar kalau dia tidak memakai name tag. Sungmi merogoh kantung bajunya dan

mengambil name tag miliknya dan menunjukkannya pada satpam itu. “Geurae Shin Sung

Mi ah..”,ujar satpam itu setelah melihat nama yang tertera, “lain kali pakai name tagmu.

Jangan hanya dimasukkan ke sakumu. Sekarang kau cepat masuk ”,ujar satpam itu.

“Gamsahamnida”, ujar Sungmi tersenyum lalu membungkuk. Segera ia berlari secepat

yang ia bisa sambil memasang name tagnya, dan berharap tidak terlambat masuk kelas.

tepat saat melewati tikungan, Sungmi menabrak seseorang. Hampir saja ia jatuh kalau

saja tangannya tidak ditahan orang yang ditabraknya itu, hanya saja kakinya terkilir.

“Gwaenchana?”,

“Appeuda”, ringis Sungmi sambil memegang kakinya

“Sepertinya terkilir”, ujar orang itu yang tiba – tiba memegang kaki Sungmi. Sungmi

sangat terkejut melihat orang didepannya adalah kwangmin. Tiba – tiba Sungmi berdiri,

membuat Kwangmin dan Jeongmin, Youngmin serta Minwoo yang berdiri di belakang

Kwangmin kaget. “Mianhae”, ujar Sungmi sambil membungkuk beberapa kali, lalu ia

berlari seakan lupa akan kakinya yang terkilir. “Ada apa dengannya?”, Jeongmin

memandang Sungmi heran. Kwangmin melihat sesuatu di dekat kakinya. “Shin Sung Mi”,

Kwang min membaca name tag yang ditemukannya. “Bukankah kau tadi bilang kakinya

terkilir?”, tanya Youngmin menoleh pada Kwangmin. “Entah, aneh sekali”, ujar Kwangmin

yang juga merasa aneh dengan tingkah Sungmi. Minwoo hanya tersenyum jail.

Sungmi POV

Page 6: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Omo! Kwangmin memegang kakiku! Bagaimana ini? Jantungku serasa mau copot saking

senangnya. Aduh! Kenapa aku tadi bisa lari secepat itu dengan kaki yang sakit seperti ini

ya?. Aku melihat Siwon seonsaengnim dibalik pintu kelas, ia terlihat menutup pintu kelas.

Tunggu Siwon seonsaengnim!

Sungmi POV end

Sungmi berusaha berjalan secepat mungkin sambil menahan rasa sakit. “Tunggu Siwon

seonsaengnim!”. Siwon batal menutup pintu kelas. Ia melihat Sungmi berjalan ke arahnya

lalu membungkuk. “Hampir saja kau terlambat”, ujar Siwon. “Cepat masuk”, ujarnya lagi.

“Ne”, Sungmi baru saja akan memasuki kelasnya ketika lengannya ditahan oleh Siwon.

“Dimana name tag mu?”. Sungmi baru sadar kalau name tagnya tidak menempel di

bajunya. Sungmi bingung harus menjawab apa. “Lebih baik kamu tunggu diluar dulu

sampai kamu bisa menemukan name tag mu, arraseo?”, Siwon masuk ke kelas

meninggalkan Sungmi yang kebingungan. “Siwon seonsaengnim itu, biar wajahnya

tampan tetap saja galak!. Kemana name tag itu? kenapa harus ada peraturan wajib

memakai name tag di sekolah?!”, gumam Sungmi kesal. Terpaksa ia menunggu di luar

kelas.

Sungmi sedang memijat – mijat kakinya yang sakit ketika tiba – tiba melihat sepasang

sepatu di hadapannya. Sungmi segera mendongkakkan kepalanya dan melihat Kwangmin

berdiri tepat didepannya. “Apa noona yang bernama Shin Sung mi?”, tanya Kwangmin. Ia

menatap Kwangmin tidak percaya. Kwangmin tahu namanya!. Tersadar, Sungmi segera

menganggukpelan, “memangnya ada apa ya? Dan dari mana kau tahu namaku?”, tanya

Sungmisetelah berhasil mengendalikan kegugupannya. “Aku menemukan ini terjatuh.

Sepertinya tadi aku tidak sengaja menabrak noona sehingga noona menjatuhkan ini, jadi

aku mencoba mencari noona, aku tau akan peraturan disekolah ini”, jelas Kwangmin

panjang lebar. Sungmi hanya melongo mendengar penjelasan Kwangmin. “Ini ku

kembalikan”, Kwangmin memberikan name tag milik Sungmi. “Mianhae, sepertinya

aku kurang cepat mengembalikannya”, ujar Kwangmin yang sekali liat saja sudah tau

kalau Sungmi sedang dihukum. “Tidak apa- apa. Lagi pula Siwon seonsaengnim hanya

menyuruhku mencari name tag ini. Karena name tagnya sudah ketemu, aku sudah

selamat bukan?”,ujar Sungmi sambil tersenyum. Kwangmin balas tersenyum. Senyuman

yang bisa membuat Sungmi berdebar.

“Apa kaki noona tidak apa – apa?”, tanya Kwangmin. Rasanya pipi Sungmi panas sekali

ditanyai seperti itu oleh Kwangmin. “Ne, Gwaenchana. Geokjeongma”, jawab Sungmi .

“Geuraeyo?”, Kwangmin hanya angguk – angguk kepala. Tiba – tiba pintu kelas terbuka

Page 7: FANFIC BOYFRIEND.pdf

dan Siwon seonsaengnim sudah ada di balik pintu. “Shin Sung Mi, bukankah aku

menyuruhmu mencari name tag, bukannya mengobrol. Dan kau sedang apa disini?”,

tanya Siwon saat melihat Kwangmin. “Anio, aku hanya mengembalikan name tag milik

Sungmi noona, aku juga tadi sudah meminta izin pada guru yang mengajar”, jawab

Kwangmin tenang. “Kalau begitu, kau sudah mendapatkan name tag mu kembali bukan?

Segera masuk ke kelas, dan kau juga”, Siwon lalu masuk ke dalam kelas. “Lain kali berhati

– hatilah. Aku pergi dulu”, pamit Kwangmin. “Jankanman”, panggil Sungmi. Kwangmin

berbalik. “Gamsanhamnida”, ujar Sungmi sambil membungkuk. “Cheonmaneyo”, jawab

Kwangmin sambil terseyum lalu melangkah pergi. Sungmi memandang punggung

Kwangmin dengan tatapan tidak percaya.

Sungmi POV

“Apa noona yang bernama Shin Sung Mi?”, aku hampir lompat kegirangan saat melihat

Kwangmin berdiridi depanku dengan pandangan memastikan. Tapi. Noona? Aku baru

sadar kalau aku itu lebih tua darinya. Kadang aku merasatua dihadapannya. Tapi biarlah!

Yang terpenting, aku bisa berbicara dengan Kwangmin. Senangnya!

Sungmi POV end

Sungmimasih melakukan kebiasaannya mondar – mandir di depan kelas Kwangmin tanpa

berani memandang kelasnya. Tanpa ia sadari, Ia selalu diperhatikan.

Kwangmin, Youngmin, Jeongmin, Minwoo dan Hyunsung sedang berlatih koreografi di

studio latihan boyband mereka, boyfriend. “Ini ku bawakan makanan untukkalian”,

Donghyun mengacungkan sekantung plastik besar membuat mereka berhenti berlatih dan

duduk melingkar menikmati makanan yang dibaawa Donhyun. “Gomawo manajer”, ujar

Hyunsung yang dibalas jitakan di kepalanya. “Aku kan sudah bilang, jangan panggil aku

manajer. Panggil aku hyung saja”, omel Donhyun. Hyunsung hanya tertawa kecil diikuti

yang lainnya.

“Kwangmin, neodo alji? Sepertinya kau punya fans sekarang”, ujar Minwoo tiba – tiba.

“Mwo? Apa maksudmu?”, tanya Kwangmin tak mengerti

“Fans? Keren sekali. Kalian bahkan baru tampil satu kali”, ujar Donghyun takjub

“Entahlah, sepertinya ini bukan fans biasa”, ujar Minwoo sambil tersenyum misterius

“Jadi kau menyadarinya juga?”, seru Jeongmin. Pandangan Minwoo beralih pada

Jeongmin, “Kau juga tau ya?”. Jeongmin mengangguk pelan. “Sebenarnya apa yang

sedang kalian bicarakan?”, tanya Kwangmin frustasi. “Seperti yang tadi kubilang, kau

Page 8: FANFIC BOYFRIEND.pdf

memiliki seorang fans”, ujar Minwoo sambil menekankan pada kata ‘fans’. Tanpa mau

ambil pusing, Kwangmin hanya menghela nafas .

Kwangmin POV

Apa maksud mereka? Fans? Kenapa mereka begitu heboh hanya karena aku memiliki

fans? Hanya seorang fans bukan? Kenapa aku harus memikirkan hal tentnag fans ini?

Kwangmin POV end

“Yunha, ayo”, Sungmi menarik lengan Yunha. “Sebentar, pangeranmu itu bisa

menunggu kan?, ujar Yunha mulai sebal dangan tingkah Sungmi. Sungmi akhirnya

mengalah dan melepas genggamannya dari Yunha. “Geurae”, ujar Sungmi tidak

bersemangat. “Ya sudah. Ayo sebelum aku berubah pikiran”, Yunha tidak tahan melihat

raut wajah sahabatnya itu. “Ayo!”, ujar Sungmi tiba – tiba bersemangat

Sungmi berjalan pelan disamping Yunha, beberapa langkah lagi ia akan sampai didepan

kelas Kwangmin. Seperti biasa, 4 orang namja sedang duduk di kursi depan kelas. Tanpa

sadar, Sungmi sudah melewati kelas Kwangmin. “Kenapa sih kau, tidak tepatnya kita,

harus selalu melewati kelasnya kalau ingin ke kantin?”, gumam Yunha. “Entahlah,

mungkin tuhan memberiku jalan mudah untuk melihat Kwangmin setiap hari”, gumam

Sungmi. “Aku lebih berharap kalau tuhan memberikan keberanian padamu untuk

menyatakan perasaanmu pada Kwangmin”, ujar Yunha. “Gheuraeyo? Itu terdengar aneh”,

ujar Sungmi bergidik. “Waeyo? Apa karena kau, seorang perempuan menyatakan

perasaanya terlebih dahulu? Lalu bagaimana dengan perasaanmu itu?”, ujar Yunha tak

habis pikir. “Entahlah, aku hanya merasa…tidak pantas”.

“Kurasa aku tadi melihatnya”, ujar Jeongmin seperti mencari – cari sesuatu. “Siapa?”,

tanya Kwangmin. Jeongmin menoleh pada Kwangmin. “Fans-mu”. “Oh ya? Dimana?”,

tanya Minwoo tiba – tiba antusias. “Ada apa dengan kalian? Kenapa kalian harus seheboh

itu”, tanya Kwangmin jengkel. “Lagipula siapa dia? Aku bahkan tidak merasa pernah

mengobrol dengan seorang yeoja. Kalian itu terlalu sensitif”, gerutu Kwangmin. “Apa kau

ingat, kau pernah menabrak seorang yeoja?”, tanya Minwoo. Kwangmin berusaha

mengingat. “Memang apa hubungannya?”, tanya Kwangmin bingung. “Kau benar – benar

tidak sadar ya?”, tanya Youngmin yang dari tadi sibuk membaca buku. “Yeoja itu, dia yang

dimaksud Jeongmin dan Minwoo sebagai fans-mu”, ujarnya lagi. “Mwo? Hyung, kau juga

berpikiran seperti itu?”, tanya Kwangmin tidak percaya. “Aku tidak berpikir, tapi melihat.

Dia itu menyukaimu”, ujar Youngmin datar. Kini Minwoo dan Youngmin menatap

Kwangmin. “Ani, itu tidak mungkin. Bagaimana mungkin Sungmi noona menyukaiku?”,

Page 9: FANFIC BOYFRIEND.pdf

tanya Kwangmin heran. “Kau bahkan tau namanya. Itu menakjubkan”, ujar Jeongmin

antusias. “Ada apa dengan kalian semua? Memangnya kenapa kalau dia menyukaiku?

Lagipula aku tidak menyukainya”, ujar Kwangmin. Tanpa disangka, ucapannya itu

disambut ‘meriah’ oleh kedua namja didepannya, Youngmin hanya meliriknya sekilas.

“Kau yakin?”, tanya Jeongmin menatap Kwangmin lekat. “Tentu saja, kenapa aku harus

merasa tidak yakin”, jawab Kwangmin cepat.

Kwangmin melihat Sungmi dan Yunha berjalan diantara kerumunan yang lewat.

“Bukankah tadi noona yang menyukaimu itu?”, tanya Jeongmin. “Apa dia mendengar

percakapan kita?”, tanya Minwoo. Kwangmin beralih menatap Minwoo. “Kenapa kalau

dia mendengar kita? Bukankah itu bagus? Iya kan Kwangmin?”,tanya Youngmin tanpa

mengalihkan pandangannya pada buku yang dibacanya. Kwangmin menunduk, ia tidak

tahu harus membenarkannya atau tidak.

Kwangmin POV

“Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”, entah kenapa aku merasa hatiku

bertolak belakang dengan ucapanku. Aku melihat Sungmi noona yang berjalan menunduk.

Apa benar dia mendengar percakapan kami? Kenapa aku merasa khawatir jika dia

mendengar semuanya?

Kwangmin POV end

Sungmi POV

“Apa kau ingat, kau pernah menabrak seorang yeoja?”, aku segera menghentikan

langkahku. “Memang apa hubungannya?”, itu suara Kwangmin!. “Kenapa kau berdiri

disini?”, tanya Yunha mengagetkanku. “Shhut”, aku memeberi isyarat untuk diam. Yunha

yang penasaran melirik ke kelas Kwangmin tepat di belokan aku berdiri. “Apa sekarang

kau menguping?”, tanya Yunha menyipitkan matanya. “Ah, sudahlah. Bisakah kau diam

saja dan menemaniku disini?”, pintaku. Yunha hanya menghela nafas. “Bagaimana

mungkin Sungmi noona menyukaiku?”, aku dan Yunha sama – sama terkejut. Yunha

menatapku, aku balik menatapnya bingung. “Ada apa dengan kalian semua? Memangnya

kenapa kalau dia menyukaiku? Lagipula aku tidak menyukainya”. Deg! Apa aku tidak salah

dengar? Bukankah tadi…suara Kwangmin?. Kulihat Yunha menatapku iba. “Kau yakin?”,

tanya seseorang. “Tentu saja, kenapa aku harus merasa tidak yakin”. Aku masih tidak

percaya pada apa yang kudengar. Kurasakan tangan Yunha menggenggam tanganku erat,

mungkin mencoba menguatkanku. “Ayo kita pergi”, ujarku berusaha menahan tangis.

“Sungmi ah, Gwaenchana?”, tanya Yunha khawatir. Aku hanya mengangguk pelan dan

Page 10: FANFIC BOYFRIEND.pdf

menariknya berjalan melewati kelas keempat yeoja yang sedang diam berbincang di

depan kelas yang diantaranya adalah Kwangmin. Setelah cukup jauh, pipiku terasa basah.

Aku tidak kuat lagi.

Sungmi POV end

“Sungmi ah, ayo kita ke kantin”, ajak Yunha, namun yang diajak tetap bergeming.

“Sungmi..”

“Aku bawa bekalku, bisakah kau ke kantin sendirian saja?”, Sungmi mengeluarkan bekal

makannya. Yunha memandang Sungmi yang makan tanpa selera dan pergi ke kantin.

Sudah 5 hari Sungmi berusaha menghindari Kwangmin, salah satunya dengan cara tidak

pergi ke kantin. Maka dari itu, ia meminta eommanya menyiapkan bekal. Awalnya

eommanya heran, tapi ia tetap menyiapkan bekal itu tanpa menanyakan alasannya.

“Kenapa aku tidak pernah melihat noona itu lagi ya semenjak percakapan kita waktu

itu?”, ujar Minwoo. “Memangnya kenapa? Kau mulai menyukainya?”, tanya Youngmin

lalu menatap Kwangmin yang juga sedang menatapnya. “Tentu saja tidak, aku itu bukan

tanaman makan pagar”, ujar Minwoo jujur. “Benar juga, kemana noona itu? apa dia

mendengar percakapan kita dan berusaha menjauhi Kwangmin?”,tebak Jeongmin.

Kwangmin sekilas menatapnya, lalu mengalihkan pandangan pada buku di depannya.

Kwangmin POV

Kenapa aku harus tidak tenang seperti ini? Apa benar Sungmi noona menyukaiku?. Tapi

rasanya aku pernah melihatnya di suatu tempat selain sekolah, tapi dimana?. Dan kenapa

akhir – akhir ini aku jarang sekali melihatnya. Tiba – tiba saja aku merasa….rindu padanya.

Kwangmin POV end

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid bergegas pulang kecuali Sungmi, ia masih

duduk manis di bangkunya. Yunha menghampirinya, “Apa kau tidak mau pulang?”.

“Sebentar lagi”, ujar Sungmi tanpa beranjak dari bangkunya. “Apa kau ingin pulang

bersama?”,tanya Yunha. “Bukankah kau pulang bersama Hyunsung?”, tanya Sungmi

heran. “Sudahlah! Aku ingin pulang bersamamu, apa ada masalah?”, gerutu Yunha.

Sungmi tertawa kecil melihatnya. Yunha ikut tersenyum, “Rasanya sudah lama sekali aku

tidak melihat kau tertawa”, ujar Yunha. Sungmi menatap sahabatnya sejenak lalu berdiri

dari kursinya. “Kita pulang sekarang?”, tanya Yunha. “Ani, aku mau ke toilet. Kau tunggu

sebentar disini”, Yunha menatap punggung Sungmi yang tak berapa lama kemudian

Page 11: FANFIC BOYFRIEND.pdf

berganti dengan wajah ceria Hyunsung. “Chagi, ayo kita pulang”, ajak Hyunsung. “Aku

pulang bersama Sungmi hari ini”, ujar Yunha. “Waeyo?”, tanya Hyunsung melihat wajah

Yunha yang kusut. “Aku hanya ingin menemani Sungmi”, ujar Yunha pelan. “Kau masih

mencemaskannya?”, tanya Hyunsung mendekati Yunha. “Tentu saja! Berkat sepupumu,

sahabatku jadi seperti itu”, ujar Yunha sebal. “Memangnya dimana letak kesalahan

Kwangmin?”, tanya Hyunsung tak mengerti.

Kini Yunha menatap Hyunsung lekat, “Sungmi sangat menyukai Kwangmin, dan

Kwangmin jelas – jelas mengatakan dia tidak menyukai Sungmi. Kau masih tidak

menyadari letak kesalahannya?”, tanya Yunha menahan emosi. “Bukannkah kau bilang

kalian mendengarnya tanpa sepengetahuan Kwangmin? Dia bahkan tidak tahu kalian

mendengar percakapan mereka”, bela Hyunsung.

“Hyunsung benar, ini bukan kesalahan Kwangmin”, ujar Sungmi yang sudah berdiri di

depan pintu kelas.

“Sungmi…”

“Gwaenchana Yunha ah, kau tidak perlu menghiburku lagi”, ujar Sungmi terus berjalan

mendekati Yunha dan Hyunsung.

“Oh ya Hyunsung ah, bisakah kau membantuku?”, pinta Sungmi.

Happy birthday Youngmin

Happy birthday Kwangmin

Happy birthday, happy birthday

Happy birthday Jo twins

Suara merdu Jeongmin, Hyunsung dan Minwoo memenuhi studio latihan boyfriend.

Mereka kini duduk melingkar mengelilingi sebuah kue tart coklat bertuliskan ‘ happy

birthday jo twins ‘. “Oh ya, aku punya hadiah untukmu Kwangmin”, ujar Hyunsung lalu

beranjak pergi dan kembali lagi dengan kotak besar yang dibungkus kertas kado.

Kwangmin menerimanya.“Untukku tidak ada? Itu sungguh tidak adil”, ujar Youngmin

merajuk. “Kau kan hyungnya, sekali – sekali kau harus mengalah”, ujar Hyunsung. Yang

mendengarnya hanya tertawa. “Kau tunggu apa lagi, ayo bukalah”, desak Hyunsung.

Kwangmin segera membuka hadiah tersbut dan langsung tersenyum lebar saat melihat

hadiahnya. “Ini…”, Kwangmin tak bisa berkata apa – apa melihat gitar berwarna biru tosca

di genggamannya. “Penjaga toko itu bilang gitar ini sudah terjual. Ternyata…”. “Sungmi ah

yang membelinya”,potong Hyunsung. “Mwo?”, tanya Kwangmin memastikan. Ketiga

namja lain ikut memperhatikan Hyunsung penasaran. “Mian Kwangmin, sebenarnya aku

sudah lama tahu kalau Sungmi menyukaimu. Tapi aku berjanji untuk tidak

mengatakannya. Kemarin dia memintaku untuk memberimu ini”, jelas Hyunsung.

Kwangmin menatap gitar dihadapannya serba salah lalu membalik gitarnya. Ia

Page 12: FANFIC BOYFRIEND.pdf

menemukan sebuah surat yang tertempel di punggung gitar itu, ia pun mencabutnya dan

membaca isi surat itu.

Annyeong Kwangmin, saengilcukka hamnida, sampaikan juga untuk Youngmin.

Kau ingat, 1 tahun yang lalu kau pernah pergi ke sebuah toko alat musik dan

menjatuhkan name tag mu? Waktu itu akulah yang menemukannya dan memberikannya

ke kasir karena aku tidak memiliki keberanian sepertimu, mencari pemilik name tag,

kupikir itu bukan ide yang bagus bagiku, jadi aku titipkan saja pada kasir. Saat

mengetahui itu milikmu, entah kenapa aku merasa sedikit lega dan senang. Oh ya,

kuharap kau menyukai hadiah dariku, waktu itu aku melihatmu terus memperhatikan

gitar ini. Jadi kupikir kau menyukai gitar ini. Maka dari itu, aku membelinya dan berniat

memberikannya apabila kita bertemu. Tapi baru kali ini aku bisa memberikannya dan lagi-

lagi tidak secara langsung olehku. Mianhae…

Mianhae, karena aku selalu memperhatikanku diam – diam. Kau pasti merasa

terganggu bukan dengan tingkahku itu? Aku tau kau tidak menyukaiku. Tenang saja, aku

akan mencoba menghindar darimu dan tidak mengganggumu lagi. Gomawo karena kau

selama ini tidak pernah protes dengan perasaanku.

Annyeong,

Shin Sung Mi

Kwangmin masih menatap surat itu. “Kwangmin ah, Gwaenchana? Apa isi suratnya?”,

tanya Youngmin melihat reaksi Kwangmin. Kwangmin melirik Youngmin lalu melirik

Hyunsung, Jeongmin, Minwoo dan Donghyun bergantian. “Maukah kalian membantuku?”

Sungmi sedang menyapu kelas ketika tiba – tiba Yunha datang dengan tergesa – gesa.

“Sungmi ayo kita keluar!”, ajak Yunha sambil menarik lengan Sungmi. “Kemana?”, tanya

Sungmi heran. “Ke depan kelas Kwangmin!”, jawab Yunha. Dengan cepat Sungmi melepas

paksa lengannya dari genggaman Yunha. “Yunha! Kau kan jelas – jelas sudah tahu kalau

aku berusaha menghindari Kwangmin. Kenapa kau malah mengajakku ke depan kelasnya

sekarang?”, tanya Sungmi tak percaya. “Tapi situasinya berbeda. Ini sesuatu yang sangat

penting. Ayolah kau harus ikut aku”, paksa Yunha. Yunha langsung menarik lengan Sungmi

dan menggenggamnya erat, terpaksa Sungmi pasrah dibawa Yunha walaupun hatinya

merasa khawatir dan jantungnya berdegup sangat cepat.

“Sudah sampai”, ujar Yunha lalu melirik Sungmi yang terpaksa ia ‘seret’ kesini. “Sungmi

ah!”, pekik Yunha kesal melihat mata Sungmiyang tertutup rapat. “Kenapa kau menutup

Page 13: FANFIC BOYFRIEND.pdf

matamu? Cepat buka”, perintah Yunha tidak sabar. “Tapi aku takut”,tolak Sungmi. “Takut

pada apa? memangnya aku mengajakmu melihat hantu? Cepat buka matamu”, ujar Yunha

mulai kesal. Sungmi perlahan membuka matanya. Ia langsung menarik tangannya yang

digenggam Yunha dan menempelkannya di depan mulutnya. Ia tidak percaya pada apa

yang ada di depannya. Depan kelas kwangmin kini sudah dihias layaknya panggung. Yang

lebih membuatnya terkejut, Kwangmin duduk di kursi yang disediakan sambil memegang

gitar biru tosca yang diberikannya!. Sungmi melihat sekitarnya sudah banyak orang yang

menonton mereka. Kwangmin meraih mic di depannya, “Sungmi noona”. Sungmi

menoleh pada Kwangmin, jantungnya berdegup terlalu cepat. Kwangmin mulai memetik

gitarnya membuat intro lagu ‘boyfriend’.

Would you be my girlfriend?

Sungmi memekik terkejut, Sungmi yakin kalau ia sedang bermimpi sekarang. “Aww!”,

pekik Yunha kesakitan. “Kenapa kau mencubitku?”, tanya Yunha kesal. “Jadi ini bukan

mimpi?”, gumam Sungmi tak percaya. “Tentu saja ini bukan mimpi”, ujar Yunha sambil

bergabung dengan penonton lain dan membiarkan Sungmi yang masih terpaku.

Di belakang Kwangmin, Hyunsung,Jeongmin,Minwoo, dan Youngmin bernyanyi mengikuti

alunan gitar Kwangmin sambil menari.

nan neoui Boy Friend nan neoui Boy Friend neon naui Girl Friend neon naui Girl Friend

geu eotteon mueotbodado nunbusin neoreul gatgodo maeil nan bappa bappa ni mameun apa apa nae sarang byeonhaji anha neo malgo boiji anha ireon nae mameul wae jakku mollajuneunde

gakkeumeun neomu pigonhae neol dwiro hal ttaedo neon nae yeope isseo jugo eotgallime datumedo hangsang naui soneul kkwak jabajul You Baby You You

Page 14: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Mereka menunjuk pada Sungmi

nega isseo maeil nan useul su isseo

ojik nan neoui Boy Friend e e e neomanui Boy Friend e e e naega neol jikyeojulge neol hangsang akkyeojulge ojik neol wihan naega dwae julge

neon naui Girl Friend e e e namanui Girl Friend e e e naman barabwajullae neol wihan byeori doelge neo hanamaneul wihan nan neoui Boy Friend

neol wihan naui maeumeun byeonhaji anha i sesang banjjogi nado neol nochineun anha geokjeonghajima neol ullijin anha You’re my girl My my world neon naman mideumyeon dwae

ojik nan neoui Boy Friend e e e neomanui Boy Friend e e e naega neol jikyeojulge neol hangsang akkyeojulge ojik neol wihan naega dwae julge

neon naui Girl Friend e e e namanui Girl Friend e e e naman barabwajullae neol wihan byeori doelge neo hanamaneul wihan nan neoui Boy Friend

Suara tepuk tangan mulai terdengar. Kwangmin berjalan menghampiri Sungmi.

“Bagaimana kau..?”

“Donghyun hyung yang mendekor semua dan meminta izin pada guru”, ujar Kwangmin

melihat Sungmi yang terus tersenyum sejak penampilan mereka.

“Aku sudah lama tidak melihat seyum itu”

“Mwo?”, Sungmi tak mengerti

“Di toko musik”, ujar Kwangmin tersenyum

“Kau ingat?”, tanya Sungmi tak percaya

Kwangmin hanya mengangguk. “Saranghae”

Page 15: FANFIC BOYFRIEND.pdf

Sungmi menatap Kwangmin. “Waeyo? Kenapa kau diam saja?”, tanya Kwangmin khawatir

Sungmi menggeleng pelan, “Anio”

Kwangmin terbelalak, begitu juga penonton yang masih setia di tempat.

Tiba – tiba Sungmi tertawa kecil, “Naedo saranghae”

Kwangmin menghela nafas lega, “Aissh, kau ini”. Kwangmin memeluk Sungmi,

“Saranghae”. Sungmi membalas pelukan itu, “Jeongmal saranghae”.

--The End--