42
ANTITUSIF

Farmakol Antitusif Broncho

Embed Size (px)

DESCRIPTION

macam-macam antitusif farmakokinetik dan farmakodinamiknya

Citation preview

  • ANTITUSIF

  • Antitusif :NarkotikCodein.Non narkotik :Dekstrometorfan.Noscapin.

  • Ekspektoran :Amonium klorida.Gliseril guaiakolat.Mukolitik :Bromheksin.Ambroksol.Asetilsistein.

  • ANTITUSIF NON NARKOTIK

  • Tidak berefek analgetik / bersifat adiktif.Meningkatkan ambang rangsang refleks batuk secara sentral.DEKTROMETORFAN

  • Jarang menimbulkan kantuk / gangguan GI (beda dengan codein).Dalam dosis terapi : tidak menghambat aktifitas silia bronkus & efek antitusifnya bertahan 5 6 jam.

  • Dosis dewasa : 10 30 mg diberikan 3 4 x/hr.Bentuk tablet 10 mg.Bentuk sirop 10 mg & 15 mg/5 ml.Dosis tinggi : depresi napas.

  • Alkaloid alam.Dosis terapi tidak berefek terhadap SSP, sebagai antitusif.NOSCAPIN

  • Pelepasan histamin yang poten dosis besar menyebabkan bronko-konstriksi dan hipotensi.Menghambat konstraksi otot jantung dab otot polos ( pada dosis antitusif).

  • Dosis yang dianjurkan : 3 4 x 15 30 mg/hr.Dosis tunggal 60 mg : batuk paroksismal.Dosis sampai 90 mg : menimbulkan depresi napas.

  • EKSPEKTORAN

  • Ekspektoran obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas (ekspektorasi).

  • Mekanisme kerja : stimulasi mukosa lambung merangsang sekresi kelenjar saluran napas (n.vagus) sehingga menurunkan viskositas dan mempermudah pengeluaran dahak.

  • Jarang digunakan sendiri, kombinasi dengan ekspektoran lain / antitusif.Dosis : 300 mg (5 ml) tiap 2 4 jam.AMONIUM KLORIDA

  • Dosis > dapat timbul asidosis metabolik.Hati-hati penderita dengan insufisiensi hati, ginjal & paru-paru.

  • Tersedia dalam bentuk sirop 100 mg / 5 ml.Dosis dewasa : 2 4 x 200 400 mg/hr.Efek samping : dosis besar kantuk, mual, muntah.GLISERIL GUAIAKOLAT

  • MUKOLITIK

  • Mukolitik obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum.

  • Derivat sintetik dari vasicine, st. zat aktif dari Adhatoda vasica, rasanya pahit.BROMHEKSIN

  • Sebagai mukolitik pada bronkitis atau kln. saluran napas lain.Dosis oral dewasa : 3 x 4 8 mg/hr.

  • Efek samping : mual & peningkatan transaminase serum.Hati-hati pemberian pada penderita tukak lambung.

  • Metabolik bromheksin.Bermanfaat pada kerato-konjungtivitis sika dan sebagai perangsang produksi surfaktan pada anak lahir prematur dengan sindrom pernapasan.AMBROKSOL

  • Secara semprotan (nebulization) atau tetes hidung.Menurunkan viskositas sekret paru.ASETILSISTEIN

  • Aktifitas mukolitik terbesar pada pH 7 9.Setelah inhalasi sputum encer dalam 1 menit, efek maksimal dalam 5 10 menit.

  • Tersedia dalam larutan 10 20%.Efek samping : spasme bronkus (penderita asma), mual, stomatitis, hemoptisis & terbentuk sekret berlebihan.

  • Tidak boleh diberi jika tidak tersedia alat penyedot lendir napas.

  • BRONCHODILATOR

  • Kromolin & Nedokromil.Kromolin sodium & nedokromil sodium hanya bermanfaat sebagai profilaksis.Sedikit diabsorbsi dari saluran cerna.

  • Harus digunakan perinhalasi sebagai bubuk microfine / larutan aerosol.Mekanisme kerja : menghambat degranulasi sel-sel mast.ES : iritasi tenggorokan, batuk, mulut kering.

  • Golongan methylxanthine.Yang termasuk gol. ini : theophyline, theobromine & caffeine.Preparat theophylline yg paling sering digunaka : aminophylline.

  • Pada konsentrasi menghambat enzim fosfodiesterase.Menghidrolisis cyclic nucleotide. Peningkatan konsentrasi cAMP intraseluler. Relaksasi otot polos.Mekanisme kerja :

  • Dari ketiga golongan methylxantine : theophylline paling selektif dengan efek pada otot polos caffein memiliki efek SSP yang menonjol.

  • Farmakodimanik :SSP : caffein kegelisahan & insomnia, bronkodilatasi ringan pada penderita asma. Dosis : stimulasi medular & kejang.

  • CV : memiliki efek kronotropik & inotropik (+) pada jantung.GI : menstimulasi sekresi asam lambung & enzim pencernaan.

  • Ginjal : merupakan diuretika lemak OK pe filtrasi glomerulus & pe reabsorbsi natrium di tubulus.Otot polos : bronkodilatasi.

  • Otot rangka : memperkuat kontraksi otot rangka. Pada diafragma me respon ventilasi pada hipoksia & mengurangi sesak.Dosis oral : 3 4 mg/kg/6 jam.

  • Golongan Simpatomimetik.Epinefrin :Merupakan bronkodilator efektif, mula kerja cepat pada pemberian subkutan / sebagai mikroaerosol perinhalasi.

  • Bronkodilatasi maks. dalam 15 menit setelah inhalasi & bertahan 60 90 menit.ES : takikardia, aritmia & anginapektoris.

  • Efedrin :Dibanding epinefrin masa kerja > panjang, aktif pada pemberian peroral.

  • Isoproterenol :Merupakan bronkodilator yang kuat.Bronkodilatasi maks. dalam 5 menit, bertahan 60 90 menit.

  • Agonis 2 selektif :Terdiri dari : albuterol, terbutaline, metaproterenol, pirbuterol & bitolterol tersedia dlm bentuk inhaler & tablet.Bronkodilatasi maks. dlm 30 menit, bertahan 3 4 jam