75
i FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK MENAMBAH REZEKI PONDOK PESANTREN SAADATUL MUTTAQIN (STUDY LIVING QUR’AN) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama Oleh: KHOLIL UT. 160085 PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

  • Upload
    others

  • View
    31

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

i

FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK

MENAMBAH REZEKI PONDOK PESANTREN SAADATUL MUTTAQIN

(STUDY LIVING QUR’AN)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Stara Satu (S.1) Dalam Ilmu Al-Qur‟an Dan Tafsir

Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama

Oleh:

KHOLIL

UT. 160085

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …
Page 3: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …
Page 4: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …
Page 5: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

Jln. Raya Jambi-Ma.Bulian, Simp. Sungai Duren

Telp.(0741)582020

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh (Kholil) NIM (UT.160085) dengan judul “Fenomena

Pembacaan Surah-Surah Pilihan Untuk Menambah Rezeki Pondok

Pesantren Saadatul Muttaqin” yang dimunaqashahkan oleh Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi Pada.

Hari :

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Telah diperbaiki sebagaimana sidang Munaqashah dan telah diterima

sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

Jambi, Maret 2021

TIM PENGUJI

Ketua Sidang

Sekretaris Sidang

Penguji I

Penguji II

Pembimbing I

Pembimbing II

Dekan Fak. Ushuluddin dan Studi Agama

Dr. Abdul Halim, M.Ag.

NIP.1972080919980310

Page 6: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

v

MOTTO

ها رزقها ويعلم مستقر ة في الرض إل على الل وما من داب

ومستودعها كل في كتاب مبين

Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi

melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia

mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu

(tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). – (Q.S Hud: 6)

Page 7: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

vi

PERSEMBAHAN

Bismillāhirrahmānirrahīm

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Bapak , Ibu dan keluarga tercinta yang selalu mendukung dan memberi do‟a

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Almamater Fakultas Ushuludin dan Studi Agama UIN

Sulthan Thaha Saifuddi Jambi

Teman - teman Jurusan Ilmu Al-quran dan Tafsir

Seperjuangan khususnya kelas A.

Abi, Umi serta seluruh Ustadz/Ustadzah dan

Santriwan/Santriwati Yayasan Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin.

Ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua yang terlibat dalam

proses penyelesaian penulisan skripsi ini, semoga kita semuanya selalu dalam

bimbingan dan lindungan Allah swt.

Page 8: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

vii

ABSTRAK

Penelitian living Qur‟an dalam skripsi ini membahas tentang pembacaan

al-Qur‟an surat-surat tentang rezeki. Dalam hal ini adalah Pondok Pesantren

Saadatul Muttaqin Desa Bakung Kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi. Bagi seluruh

santri Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin Desa Bakung Kec. Maro Sebo Kab.

Muaro Jambi diwajibkan untuk mengikuti kegiatan pembacaan surat-surat tertentu

yang dilaksanakan setiap hari rutin pada waktu selesai shalat. Adapun surat-surat

tertentu yang dimaksud adalah surat al-Wāqi„ah, dan surat al-Mulk dan surat ad-

Dukhon.

Penelitian living Qur‟an ini pembahsannya lebih difokuskan pada

bagaimana prosesi pembacaan al-Qur‟an ayat-ayat tentang rezeki di Pondok

Pesantren Saadatul Muttaqin Desa Bakung Kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi.

dan apa makna pembacaan al-Qur‟an surat-surat tentang rezeki tersebut bagi para

pelaku tindakan. Dalam hal ini, sebagai para pelaku tindakan tersebut adalah para

santri secara umum, para ustadz, dan pengasuh Pondok Pesantren Saadatul

Muttaqin Desa Bakung Kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi. Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang

penulis lakukan yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis

data yang digunakan dalam skripsi ini yaitu menggunakan analisis eksplanasi,

agar memudahkan penulis dalam memaparkan isi pembahasan.

Adapun hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu, pembacaan al-Qur‟an

surat-surat tertentu ini dilaksanakan rutin setiap hari, untuk surat al-Wāqi‟ah

dibaca setelah selesai shalat shubuh dan surat al-Mulk dibaca setelah shalat Isya

surat ad-Dukhon setelah shalat Dzuhur dan surat ar-Rahman setelah shalat Ashar.

Page 9: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan dan

kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul, “Fenomena Pembacaan Surah-Surah Pilihan Untuk Menambah Rezeki

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin.”.

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi dan Rosul

kita, yakni Nabi Muhammad SAW. Seorang manusia mulia sebagai rahmat untuk

sekalian alam.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,

penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu

penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga,

mendidik, menyayangi dan senantiasa mensupport serta mendoakan penulis

sehingga karya ini dapat disesaikan.

Dan pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih

yang sebesar-besar kepada

1. Bapak Drs. H. Abd Latif, M. Ag selaku pembimbing I yang telah banyak

memberikan kontribusi dan waktu demi terselesaikannya Penulisan Skripsi

ini.

2. Ibu Ermawati.S. Ag. MA selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan saran dan waktu demi terselesaikannya Penulisan Skripsi ini.

3. Bapak Bambang Husni Nugroho, S.Th.I.,M.H.I selaku ketua Prodi Ilmu

Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS

Jambi.

4. Bapak Drs. H. Abd Latif, M. Ag selaku pembimbing akademik yang

senantiasa selalu memberi saran, semangat dan waktunya demi

terselesaikannya Skripsi ini.

5. Bapak Dr. Abdul Halim, S.Ag.,M.Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin

dan Studi Agama UIN STS Jambi.

6. Bapak Dr. Masiyan M.Ag selaku Wakil dekan bidang Akademik Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama UIN STS Jambi.

7. Bapak Dr. Edy Kusnaidi, M. Fil.I. selaku Wakil dekan bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

8. Bapak Dr. M.Ied Al-Munir, M.Ag selaku Wakil dekan bidang

Kemahasiswaan dan bidang Kerjasama luar Fakultas Ushuluddin dan

Studi Agama UIN STS Jambi.

9. Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ary, M.Ag. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 10: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

ix

10. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE.M.EI, Bapak Dr. As‟ad Isma, M.Pd, Bapak

Bahrul Ulum, S.Ag.,MA, selaku Wakil Rektor I, II, dan III Universitas

Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

11. Para Dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

12. Bapak Ibu Karyawan dan Karyawati Fakultas Ushuluddin dan Studi

Agama UIN STS Jambi.

13. Ayah, Ibu, Kakak, Keluarga Besar, Sahabat-sahabat seperjuangan dan

teman-teman mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir, yang

senantiasa memberikan dukungan dan semangat demi kelancaran

penulisan Skripsi ini.

14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis

demi kelancaran penulisan Skripsi ini.

Semoga Allah SWT., membalas segala kebaikan dan bantuannya kepada

penulis selama ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dari pembaca.

Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pada umumnya

kepada seluruh pembaca.

Page 11: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………...………i

SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI……………….……….iii

PENGESAHAN………………………………………………………….………iv

MOTTO…………………………………………………......................................v

PERSEMBAHAN………………………………………………………..………vi

ABSTRAK…………………………………………………………………........vii

KATA PENGANTAR……………………………………………...…....……..viii

DAFAR ISI……………………………………………………………………….x

PEDOMANA TRANSLITERASI…………………………………………….xiii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...………1

A. Latar Belakang………………………………………………………….1

B. Permasalahan…………………………………………………………...7

C. Batasan Masalah………………………………………………………..7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………………….8

E. Kerangka Teori…………………………………………………………8

F. Metode Penelitian…………………………………………………..…14

G. Tinjauan Pustaka………………………………………………………16

H. Sistematika Penulisan…………………………………………………17

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN SAADATUL MUTTAQIN RT 03

DESA BAKUNG KEC. MARO SEBO KABUPATEN MUARO JAMBI.18 A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin……………..19

B. Keadaan dan Aktifitas Santri Pondok Pesantren……………………...20

C. Fasilitas, Sarana, dan Prasarana Pendidikan di Pondok Pesantren

Saadatul Muttaqin……………………………………………………..22

D. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin……………25

BAB III PENJELASAN TENTANG AYAT-AYAT REZEKI……………...27

A. Gambaran Umum Tentang Ayat-Ayat Rezeki………………………..27

B. Pendapat Ulama Tentang Rezeki ……………………………..………29

C. Kontek Penggunaan Kata ”rizq”………………………………………32

D. Klasifikasi Rezeki……………………………………………………..40

E. Pandangan Mufassir Tentang Rezeki…………………………………42

BAB IV ANALISIS TERHADAP FENOMENA PEMBACAAN SURAH-

SURAH PILIHAN UNTUK MENAMBAH REZEKI PONDOK

PESANTREN SAADATUL MUTTAQIN.……………………………………45

Page 12: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

xi

A. Macam-macam Rezeki………………………………………………..45

B. Upaya Mempermudah dalam Membuka Pintu Rezeki………………..52

C. Fenomena Pembacaan Surah-Surah Pilihan Untuk Menambah Rezeki

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin…………………………………64

BAB V PENUTUP………………………………………………………………67

A. Kesimpulan……………………………………………………………67

B. Rekomendasi Penelitian ………………………………………………67

LAMPIRAN-LAPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. Alfabet

gh = n = ؽ sh = ػ kh = خ =أ

f = w = ف ṣ = ؿ d = د b =ة

q = h = م ḍ = ض dh = ر t =د

‟=ء k = ى ṭ = ط r = س th = س

l = y = ل ẓ= ظ z =ص j = ط

m =و „ = ع s = ط ḥ = ح

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

Ī ا Ā ىب A ا

Aw ا Á ا U ا

Ay ا Ū ا I ا

C. Syaddah atau Tasydid

Syaddah dilambangkan dengan tanda (-), dalam alih aksara ini

dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan

tetapi hal itu tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak

setelah huruf syamsiyyah

Page 14: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an dan hadis ibarat mata air yang tidak pernah kering,

keduanya sama-sama menjadi sumber pelepas dahaga ketika umat mengalami

kekeringan spiritualitas dan kerohaniannya. Secara teologis-normatif, al-qur‟an

dan hadis akan senantiasa menjadi rujukan bagi umat Islam dalam menjalani

kehidupannya di dunia. Sebagai sumber atau rujukan bagi umat, al-Qur‟an dan

hadis mengandung beragam aspek, mulai dari aspek keyakinan („aqidah), ibadah

(„ubudiyah), (mu‟amalah), pidana (jinayah) sampai dengan aspek siyasah. Hal

itulah yang mendasari pernyataan banyak ulama bahwa Islam adalah agama yang

mengatur seluruh kehidupan manusia secara komprehensif, integral, dan holist.

Kandungan al-Qur‟an dan hadis yang begitu luas, memberi ruang tafsir yang luas

pula. Karena memang keduanya ibarat sebuah permata yang sisi-sisinya

memancarkan sinar sehingga setiap orang atau kelompok selalu mendasarkan

argumen dan pandangannya kepada al-Qur‟an dan hadist, kendati pandangan

mereka saling berseberangan. Permasalahan yang kita hadapi dikehidupan nyata

ini adalah permasalahan ekonomi yang semua orang khawatir dengan keadaan

ekonominya, bagaimana mendapatkannya, memperolehnya dan

membelanjakannya, yang terjadi di kehidupan dunia ini, karena begitu pentingnya

kehidupan ekonomi ini di dalam sendi kehidupan untuk itu tafsiran al-Qur‟an

begitu pentingnya terhadap rezeki ini.1

Interaksi antara komunitas muslim dengan kitab sucinya, al-Qur`an, dalam

lintasan sejarah Islam, selalu mengalami perkembangan yang dinamis. Bagi umat

Islam, al-Qur`an bukan saja sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup

(dustur), akan tetapi juga sebagai penyembuh bagi penyakit (syifa‟), penerang

(nur) dan sekaligus kabar gembira (busyra). Oleh karena itu, mereka berusaha

untuk berinteraksi dengan al-Qur`an dengan cara mengekpresikan melalui lisan,

1 Heddy Shri Ahimsa, “The Living Qur‟an: Beberapa Perspektif Antropologi,” dalam

Jurnal Walisongo Vol. 20, No. 1, Mei 2012, h. 107.

1

Page 15: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

2

tulisan, maupun perbuatan, baik berupa pemikiran, pengalaman emosional

maupun spiritual. Setiap muslim berkeyakinan bahwa manakala dirinya

berinteraksi dengan al-Qur`an, maka hidupnya akan memperoleh kebahagiaan di

dunia dan akhirat. Untuk mendapatkan petunjuk al-Qur`an, muslim berupaya

untuk dapat membacanya dan memahami isinya serta mengamalkannya, meskipun

membacanya saja sudah dianggap sebagai ibadah. Pembacaan al-Qur`an

menghasilkan pemahaman yang beragam sesuai kemampuan masing-masing, dan

pemahaman tersebut melahirkan perilaku yang beragam pula sebagai tafsir al-

Qur`an dalam praksis kehidupan, baik pada dataran teologis, filosofis, psikologis,

maupun kultural.2

Dalam realitanya, fenomena pembacaan al-Qur`an sebagai sebuah

apresiasi dan respon umat islam ternyata sangat beragam. Ada berbagai model

pembacaan al-Qur`an, mulai yang berorientasi pada pemahaman dan pendalaman

maknanya seperti yang banyak dilakukan oleh para ahli tafsir, sampai yang

sekedar membaca al-Qur‟an sebagai ibadah ritual atau untuk memperoleh

ketenangan jiwa. Bahkan ada model pembacaan al-Qur‟an yang bertujuan untuk

mendatangkan kekuatan magis (supranatural) atau terapi pengobatan dan

sebagainya.3

Fazlur Rahman memetakan interaksi manusia dengan al-Qur`an dengan

menggunakan analogi sebuah negara. Menurut Rahman, ada tiga kelompok besar

pengkaji al-Qur`an, yakni citizens (penduduk asli, umat Islam), foreigners

(kelompok asing atau non-muslim yang mengkaji al-Qur‟an) dan invanders

(penjajah, kelompok yang ingin menghancurkan al-Qur‟an). Living Qur'an yang

dilakukan oleh umat Islam tidak melalui pendekatan teks atau bahasa al-Qur'an.

Sebab, mereka (orang-orang yang tidak mempunyai otoritas keagamaan dan tidak

mempunyai kemampuan dalam memahami bahasa al-Qur'an) tidak pernah

melakukan pendekatan terhadap bahasa atau teks al-Qur'an. Mereka hanya

mencoba secara langsung berinteraksi, memperlakukan, dan menerapkan al-

2 Ibid, h. 159.

3 Nasaruddin Umar, Permahaman Al-Qur‟an dan Hadist, Cek 1 ( Jakarta : Gramedia

2014) h. 21.

Page 16: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

3

Qur'an dalam kehidupan sehari-hari mereka secara praktis.4 Interaksi terhadap al-

Qur'an semacam itu sudah menjadi budaya atau lebih tepatnya sudah mendarah

daging di kalangan masyarakat, yang pada akhirnya akan memproduk mode of

conduct (pola perilaku) tertentu. Pola perilaku ini didasarkan pada asumsi-asumsi

mereka terhadap objek yang dihadapi, yakni al-Qur'an.

Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya bentuk, memiliki

keindahan da lam tu buhnya yang tersusun dengan berbagai bagian yang berbeda,

dengan tidak memiliki fungsiyang sama. Apapun kelebihan yang dimilikinya

merupakan kemuliaan yang dimiliki manusia sebagai ciptaan Allah yang memiliki

ke lebihan diantara ciptaan yang lain. Yang tentunya dari semua bagian tersebut

memiliki hak yang harus dipenuhi yaitu salahsatunya hak memperoleh materi

sehingga dapat men jadikan tubuh kita kuat, sehat dan terhindar dari penyakit, hak

mendapatkan informasi yang baru, yaitu ilmu yang berfungsi sebagai pengetahuan

bagi manusia. Bumi yang di ciptakan Allah untuk menjadi hunian bagi manusia,

diciptakan oleh Allah serba terbaik dan lengkap untuk kebutuhan manusia sepan

jang sejarah kehidupan umat manusia.Air yang jernih, udara yang bersih, flora,

dan fauna yang beraneka ragam telah menghiasi bumi ini dalam jumlah yang

sangat banyak, sehingga terjadi pemandangan yang sangat indah, dan lain

sebagainya.5

Faktor ekonomi berpengaruh besar terhadap aspek kehidupan manusia,

jika ekonominya berantakan maka aspek lainnya turut hancur, seperti pendidikan,

kebudayaan, kesehatan, dan tehnologi. Intinya beragam program yang telah

dirancang dengan bagus bisa gagal lantaran faktor ekonomi, akan tetapi bagi umat

Islam, ekonomi bukanlah tujuan dan segalanya, materi hanyalah sarana untuk

menggapai tujuan, sarana bersifat insidental dan instrumental, sedangkan tujuan

bersifat permanen dan abadi. Karenanya menjadi penting bagi manusia untuk bisa

mengekspresikan dirinya demi untuk mengisi lubang-lubang yang ada dalam

4 Muhammad Zidni Ilman, E-Journal Ayat Tentang Rezeki Dalam perspektif Ruh Al-

Ma‟an,2019. h. 18

5 Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat Sumenep

Madura”, dalam Jurnal el-Harakah Vol. 17, No. 2 Tahun 2015, h. 119.

Page 17: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

4

memenuhi kebutuhannya untuk mendukung serangkaian kebu tuhan yang menjadi

penting bagi manusia, perintah ini menjadi penting dan merupakan sebuah

kewajiban bagi manusia yaitu dengan bekerja untuk mencari rezeki. Allah dengan

Rahman dan Rahim-nya memberikan hak kepada manusia, yaitu hak memperoleh

rezeki, hal ini dengan tujuan untuk tidak menafikan eksistensi Allah sebagai tuhan

yang memiliki nama Ar-razzaq yaitu maha pemberi rezeki.6 Rezeki adalah salah

satu permasalahan yang terjadi di kehidupan ini, siapapun itu ingin mendapatkan

rezeki, dalam hal ini penulis menemukan keberagaman dalam ritual prosesi

menggapai rezeki tersebut.

Asumsi-asumsi tertentu terhadap al-Qur‟an dari berbagai komunitas baru

inilah yang menjadi salah satu faktor pendukung munculnya praktik

memfungsikan al-Qur‟an dalam kehidupan praksis. Fenomena diatas, dalam

kajian metodologi ilmu tafsir disebut al-Qur‟an al-hay atau Studi Living Qur‟an,7

yakni fenomena yang hidup di masyarakat sebagai respon atas interaksinya

dengan al-Qur‟an.8

Secara etimologi (kebahasaan) living Qur‟an merupakan gabungan dari

dua kata yakni living yang dalam bahasa inggris berarti “hidup” dan kata Qur‟an

yang berarti kitab suci umat Islam. Sedangkan secara istilah living Qur‟an bisa

diartikan dengan “teks al-Qur‟an yang hidup di masyarakat”9

Disamping definisi tersebut, terdapat pula yang berpendapat bahwa Living

Qur‟an berarti sambutan pembaca terhadap ayat-ayat suci al-Qur‟an. Sambutan

tersebut bisaberupa cara masyarakat dalam menafsirkan pesan ayat-ayatnya, cara

masyarakat mengaplikasikan ajaran moralnya, serta cara masyarakat membaca

dan melantunkan ayat-ayatnya. Dengan demikian, pergaulan dan interaksi

pembaca dengan al-Qur‟an merupakan konsentrasi dari kajian ini, sehingga

6 Muhammad Zidni Ilman, E-Journal Ayat Tentang Rezeki Dalam Perspektif Rûh Al-

Ma'ân, 2019

7 M. Mansyur dkk, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis, (Yogyakarta: TH

Press, 2007), h. 8.

8 Heddy Shri Ahimsa, “The Living Qur‟an: Beberapa Perspektif Antropologi,” dalam

Jurnal Walisongo Vol. 20, No. 1, Mei 2012, h. 237.

9dalam M. Mansur dkk, Metode Penelitian Living Qur‟an dan Hadis (Yogyakarta: TH

Press,

2007), h. xiv.

Page 18: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

5

implikasi dari kajian tersebut, akan memberikan kontribusi tentang ciri khas dan

tipologi masyarakat dalam bergaul dengan al-Qur‟an.10

Berangkat dari hal diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji

living Qur‟an yang ada di masyarakat, khususnya di pondok pesantren yang

berada di daerah Jambi, dalam hal ini Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin.

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin ini merupakan salah satu lembaga

pendidikan agama yang berada di Desa Bakung Muaro Jambi. Lembaga ini di

dirikan oleh Ustadz M. Alfin Hisan

Dalam konteks memperlakukan al-Qur‟an di dalam kehidupan praksis,

para santri memiliki ragam praktik yang berbeda-beda. Salah satu contoh yang

bisa diangkat adalah adanya tradisi pembiasaan pembacaan surat-surat pilihan

(surat al-Wāqi„ah dan surat al-Mulk as-Sajadah). Surat al-Wāqi‟ah dan surah al-

Mulk rutin dibaca oleh santri setelah selesai melaksanakan shalat ashar dan Shalat

maghrib berjamaah, sedangkan surat Yāsīn rutin dibaca setiap malam jum‟at. Di

samping itu ada juga santri yang merespon kehadiran al-Qur‟an dengan cara

menjadikannya kaligrafi. Kaligrafi tersebut diletakkan di berbagai tempat, seperti

asrama santri.

Terhadap beragamnya pengamalan al-Qur‟an yang ada di Pondok

Pesantren Saadatul Muttaqin tersebut, pendekatan yang peneliti gunakan adalah

pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi yaitu proses penelitian yang

menekankan “meaningfulness”, artinya peneliti tidak hanya mendeskripsikan

suatu fenomena yang n ampak, akan tetapi juga berusaha memahami makna yang

melakat di dalam fenomena tersebut. Peneliti akan berusaha mengungkap

kesadaran atas pengetahuan pelaku mengenai dunia tempat mereka berada, serta

kesadaran mereka mengenai perilaku-perilaku tersebut.11

Hal ini peneliti pandang sebagai sesuatu yang penting untuk dilakukan,

karena dengan memahami pandangan dunia ini lah kemudian peneliti akan dapat

memahami mengapa resepsi tersebut yang diwujudkan bukan yang lain. Maka

10 Fathurrosyid, “Tipologi Ideologi Resepsi Al-Qur‟an di Kalangan Masyarakat Sumenep

Madura”, dalam Jurnal el-Harakah Vol. 17, No. 2 Tahun 2015, h. 222.

11

Heddy Shri Ahimsa Putra, “The Living Qur‟an: Beberapa Perspektif Antropologi,” dalam Jurnal Walisongo, vol. 20, no. 1, Mei 2012, h. 256.

Page 19: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

6

dari itu, judul yang peneliti buat dalam penelitian ini berjudul Fenomena

Pembacaan Surah-Surah Pilihan Untuk Menambah Rezeki Pondok

Pesantren Saadatul Muttaqin.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, pokok masalah yang

diangkat sebagai kajian utama peneletian ini adalah. Bagaimana Fenomena

Pembacaan Surah-Surah Pilihan Untuk Menambah Rezeki Pondok Pesantren

Saadatul Muttaqin.?

1. Bagaimana Konsep Rezeki Dalam al-Qur‟an?

2. Bagaimana Pandangan Pesantren Saadatul Muttaqin Tentang Ayat-ayat

Rezeki Dalam al-Qur‟an ?

3. Bagaimana Prosesi Pembacaan dan Pengamalan Ayat Rezeki di Pondok

Pesantren Saadatul Muttaqin?

B. Batasan Masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan penelitian ini maka penulis membatasi

pembahasan pada beberapa ayat tentang rezeki yang di pahami di Pesantren

Saadatul Muttaqin dalam hal-hal yang berkaitan dengan pandangan tentang

ayat-ayat rezeki.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Ingin Mengetahui Bagaimana Konsep rezeki dalam al-Qur‟an.

2. Ingin Mengetahui Bagaimana Interprestasi Tafsir Ayat Rezeki Dalam

Pandangan Pesantren Saadatul Muttaqin.

3. Ingin Mengetahui bagaimana prosesi dan pengamalan ayat-ayat rezeki

dalam di Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : Pertama Sebagai suatu sarana

untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis dan

metodologis penulis dalam menyusun berbagai kajian literatur mengenai

Interprestasi Tafsir Ayat Rezeki Dalam Pandangan Pesantren Saadatul Muttaqin.

Kedua agar dapat memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak

Page 20: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

7

langsung bagi kepustakaan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir dan bagi kalangan penulis

lainnya yang tertarik untuk mengekplorasi kembali kajian tentang Interprestasi

Tafsir Ayat Rezeki Dalam Pandangan Pesantren Saadatul Muttaqin. Ketiga

Sebagai kelengkapan persyaratan bagi penulis dalam memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Jurusan Ilmu al-

Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

D. Kerangka Teori

1. Study Living Al-Qur’an

a. Definisi Living Qur‟an

Banyak definisi yang ditawarkan untuk menentukan arah kajian

Living Qur‟an, salah satunya datang dari Sahiron Syamsuddin yang

menyatakan, “Teks al-Qur‟an yang „hidup‟ dalam masyarakat itulah

yang disebut Living Qur‟an, sedangkan manifestasi teks yang berupa

pemaknaan al-Qur‟an disebut dengan Living Tafsir. Adapun yang

dimaksud dengan teks al-Qur‟an yang hidup ialah pergumulan teks al-

Qur‟an dalam ranah realitas yang mendapat respons dari masyarakat

dari hasil pemahaman dan penafsiran. Termasuk dalam pengertian

respons masyarakat adalah resepsi mereka terhadap teks tertentu dan

hasil penafsiran tertentu. Resepsi sosial terhadap al-Qur‟an dapat

ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pentradisian bacaan surat

atau ayat tertentu pada acara dan seremoni sosial keagamaan tertentu.

Sementara itu, resepsi sosial terhadap hasil penafsiran terjelma dalam

dilembagakannya bentuk penafsiran tertentu dalam masyarakat, baik

dalam skala besar maupun kecil.12

Di sisi lain, Muhammad Mansur

berpendapat bahwa pengertian The Living Qur‟an sebenarnya bermula

dari fenomena Qur‟an in everyday life, yang tidak lain adalah “makna

dan fungsi al-Qur‟an yang real dipahami dan dialami masyarakat

Muslim”. Maksud Muhammad Mansur adalah “perilaku masyarakat

12

Sahiron Syamsuddin, “Ranah-Ranah Dalam Penelitian al-Quran Dan Hadist”, Kata

Pengantar Dalam Metodelogi Pnenelitian Living Quran Dan Hadist, (Yogyakarta: Teras, 2007), h.

Xviii-Xiv

Page 21: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

8

yang dihubungkan dengan al-Qur‟an pada tataran. al-Qur‟an atau teks

mempunyai fungsi sesuai dengan apa yang bisa dianggap atau

dipersepsikan oleh satuan masyarakat dengan beranggapan akan

mendapatkan “fadilah” dari pengamalan yang dilakukan dalam tataran

realitas yang dijustifikasi dari teks al-Qur‟an.13

Living Qur‟an juga dapat diartikan sebagai fenomena yang hidup di

tengah masyarakat Muslim terkait dengan al-Qur‟an ini sebagai objek

studinya.14

Oleh karena itu, kajian tentang Living Qur‟an dapat

diartikan sebagai kajian tentang berbagai peristiwa sosial terkait dengan

kehadiran al-Qur‟an atau keberadaan al-Qur‟an di sebuah komunitas

Muslim tertentu.15

Dengan pengertian seperti ini, maka “dalam

bentuknya yang paling sederhana” The Living Qur‟an tersebut “pada

dasarnya sudah sama tuanya dengan al-Qur‟an itu sendiri. Definisi

yang ditawarkan di atas semuanya sudah memenuhi ruang lingkup yang

berhubungan dengan Living Qur‟an. Dengan bahasa yang sederhana,

dapat dikatakan bahwa Living Qur‟an adalah interaksi, asumsi,

justifikasi, dan perilaku masyarakat yang didapat dari teks-teks al-

Qur‟an.

2. Rezeki

a. Pengertian Rezeki

Secara bahasa Rezeki berasal dari kata سصهب -شصم–سصم , rezeki juga

bukan hanya berbentuk materi semata akan tetapi rezeki juga dapat

berbentuk non materi. Allah juga menjamin rezeki bagi orang yang

bertakwa, dari arah yang tidak disangka sangka. Namun disisi lain

Allah juga mengatakan Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum

ia merubahnnya. Dalil Syar'i tentang Rizki Beberapa nash (teks) al-

Qur'an. Di bawah ini beberapa nash dimaksud, Apa yang disebutkan

Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya :

13

Muhammad Mansur, Dkk., Metodologi Penelitian Living Quran Dan Hadist

(Yogyakarta: Teras, 2007), h. 5 14

Ibid., h. 7 15

Ibid., h 8

Page 22: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

9

لشاسثكى ـ ؿلبسا﴿كوهذاعز كب ذساسا﴿إ كىي بءػه ذدكى﴾شعمانغ ﴾

بسا﴿ جؼمنكىأ جؼمنكىجبد ث ال ﴾ثأي

"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada

Tuhanmu', sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya

Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan

membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu

kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-

sungai'." (QS. Nuh: 10-12).16

Imam al-Qurthubi berkata: "Dalam ayat ini, juga disebutkan dalam

(surat Hud) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan

salah satu sarana meminta ditu runkannya rizki dan hujan." Al-Hafizh

Ibnu Katsir dalam Tafsirnya berkata: "Makna-nya, jika kalian bertaubat

kepada Allah, meminta ampun kepadaNya dan kalian senantiasa

mentaatiNya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan

air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah

dari bumi, menumbuhkan tumbuh tumbuhan untuk kalian, melimpahkan

air susu perahan untuk kalian, mem-banyakkan harta dan anak-anak untuk

kalian, menjadikan kebun-kebun yang di dalamnya bermacam-macam

buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan sungai-sungai di antara

kebun-kebun itu (untuk kalian).17

Demikianlah, dan Amirul Mukminin

Umar bin Khaththab juga berpegang denganapa yang terkandung dalam

ayat ayat ini ketika beliau memohon hujan dari Allah.

Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya'bi: "Bahwasanya Umar

keluar untuk memohon hujan bersama orang ba-nyak. Dan beliau tidak

lebih dari mengucapkan istighfar (memohon ampun kepada Allah) lalu

beliau pulang.Maka seseorang bertanya kepadanya, 'Aku tidak mendengar

Anda memohon hujan'. Maka ia menjawab, 'Aku memohon diturunkannya

hujan dengan majadih langit yang dengannya diharapkan bakal turun air

hujan. Lalu beliau membaca ayat:

16

Departemen Agama RI, Al-qur‟an Dan Terjemahnya,591 17

Fadhl Ilâhî Zhâhir, Kuci Kunci Rezeki Menurut Al-Qur‟an dan Assunnah, (Jakarta :

Yayasan Alsafwa 2013).Hlm.11-12

Page 23: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

10

ؿلبسا﴿ كب لشاسثكىإ ـ ذساسا﴿﴾كوهذاعز كىي بءػه ﴾شعمانغ

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah

Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu

dengan lebat." (Nuh: 10-11).

Imam Al-Hasan Al-Bashri juga menganjurkan istighfar (memohon

ampun) kepada setiap orang yang mengadukan kepadanya tentang

kegersangan, kefakiran, sedikitnya keturunan dan kekeringan kebun-

kebun.

Imam al-Qurthubi menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasanya ia

berkata: "Ada seorang laki-laki mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri

tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya,

"Beristighfarlah kepada Allah!" Yang lain mengadu kepadanya tentang

kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, "Beristighfarlah kepada

Allah!" Yang lain lagi berkata kepadanya, "Do'akanlah (aku) kepada

Allah, agar ia memberiku anak!" Maka beliau mengatakan kepadanya,

"Beristighfarlah kepada Allah!" Dan yang lainlagi mengadu kepadanya

tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya,

"Beristighfarlah kepa-da Allah!" Dan kami menganjurkan demikian

kepada orang yang mengalami hal yang sama. Dalam riwayat lain

disebutkan:

"Maka Ar-Rabi' bin Shabih berkata kepadanya, 'Banyak orang

yang mengadukan bermacam-macam (perkara) dan Anda memerintahkan

mereka semua untuk beristighfar. Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab,

'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah

telah berfirman dalam surat Nuh:

ؿلبسا﴿ كب لشاسثكىإ ـ ذساسا﴿﴾كوهذاعز كىي بءػه ذدكى﴾شعمانغ

جؼمنكى ث ال بساثأي جؼمنكىأ ﴾﴿جبد

"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah

Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirim-kan hujan

kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-

Page 24: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

11

anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan

(pula di dalamnya) untukmu sungaisungai." (Nuh: 10-12).

Allahu Akbar! Betapa agung, besar dan banyak buah dari istighfar!

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hambamu yang pandai

beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami buahnya, di dunia maupun di

akhirat. Sesungguhnya engkau maha mendengar dan maha mengabulkan.

Amin, wahai yang maha hidup dan terus menerus mengurus

makhluknya.18

Ayat lain adalah firman Allah yang menceritakan ten-tang seruan

Hud kepada kaumnya agar beristighfar.

و و لشا ـ ٱعز شعم إن ا رث صى بءسثكى ٱنغ إن ح ه ضدكى ذساسا ي كى ػه

ركى ايجشيه ن لرز ﴿﴾

"Dan (Hud berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada

Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan

hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia akan menambahkan

kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling

dengan berbuat dosa'." ((QS. Hud: 52). 19

Al-Hafizh Ibnu katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas

menyatakan: "Kemudian Hud memerintahkan kaumnya untuk beristighfar

yang dengannya dosa-dosa yang lalu dapat dihapuskan, kemudian

memerintahkan mereka bertaubat untuk masa yang akan mereka hadapi.

Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah

akanmemudahkan rizkinya, melancarkan urusannya dan menjaga

keadaannya. Karena itu Allah berfirman: "Niscaya Dia menurunkan

hujan yang sangat lebat atas-mu".

Ayat yang lainadalah firman Allah:

أ لشا ـ رٱعز ؤدكم غ أجمي إن ؼبحغب ز زؼكىي إن ا رث صى سثكى

وكجش ۥكضمكضه كىػزاة أخبفػه اكئ ن إر ﴿﴾

"Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan

bertaubat kepadaNya. (jika kamu mengerjakan yang demikian),

niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus)

kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia

akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan

18

Ibid, Hlm.12 19

Departemen Agama RI, Al-qur‟an Dan Terjemahnya, 560

Page 25: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

12

(balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya

aku takut kamu akan ditimpa siksa hari Kiamat." (QS. Hud: 3).20

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan: "Inilah buah dari

istighfar dan taubat. Yakni Allah akanmemberi kenikmatan kepada kalian

dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran hidup

serta Ia tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukannya

terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian. Dan janji Tuhan

Yang Maha Mulia itu diutarakan dalam bentuk pemberian balasan sesuai

dengan syaratnya. Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqithi berkata:

"Ayat yang mulia tersebut menunjukkan bahwa beristighfar dan bertaubat

kepada Allah dari dosa-dosa adalah sebab sehingga Allah

menganugerahkan kenikmatan yang baik kepada orang yang

melakukannya sampai pada waktu yang ditentukan. Allah memberikan

balasan (yang baik) atas istighfar dan taubat itu dengan balasan

berdasarkan syarat yang ditetapkan.21

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk menelitian lapangan (fieldresearch). Selain

itu, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Merupakan

sebuah penelitian yang berusaha untuk menuturkan masalah-masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dalam

jenis penelitian kualitatif ini, metode yang penulis gunakan adalah

wawancara, pengamatan/observasi, dan dokumentasi.

2. Subjek Penelitian

a. Guru tahfīz Pesantren Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin Rt 03

Dusun Lopak Pelang Desa Bakung Kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi,

Jambi. Guru tahfīz merupakan orang yang paling mengerti seluk-beluk

tentang keadaan santri tahfiz dan yang berkaitan dengannya.

b. Para huffaz di Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin Desa Bakung Kec.

Maro Sebo Kab. Muaro Jambi, Jambi.

3. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

20

Departemen Agama RI, Al-qur‟an Dan Terjemahnya, 591 21

Ibid, Hlm.13-15

Page 26: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

13

Sumber data merupakan karya yang memiliki keterikatan dengan pokok

pembahasan dalam sebuah penelitian. Sumber data dalam penelitian ini

berupa wawancara dari beberapa sampel yang telah ditentukan dan

ditemukan atau peristiwa-peristiwa dilapangan.

b. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data

primer juga sebagai data asli dan peneliti harus mengumpulkan

secara langsung melalui observasi atau wawancara di lapangan.

2) Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, berupa dokumentasi

atau peristiwa bersifat lisan dan tertulis.22

4. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara mendalam melalui wawancara tersruktur dan tidak

tersruktur Pengamatan/observasi

Pengamatan di dalam observasi ini, peneliti mengadakan

pengamatan dan ikut serta dalam kegiatan santri.

2. Dokumentasi

Dokumentasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenasi tertulis dan dokumentasi bentuk gambar, dan

audio.

3. Teknik Analisis Data

22 Mohd. Arifullah. Panduan Penelitian Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

Iain Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. (Jambi:Fak Ushuluddin IAIN STS Jambi. 2016). 44.

Page 27: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

14

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis

data deskriptif analitik (data yang berkaitan dengan tema yang

diteliti, dikumpulkan dan diklasifikasikan) yang kemudian

dilakukan deskripsi

G. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari terjadinya pengulangan dalam penelitian, maka penulis

melakukan kajian pustaka sebelumnya. Mengenai literatur yangmembahas

tema terkait dengan penelitian yang peneliti kaji adalah sebagaiberikut:

Mohd. Faishan Bin Razali dalam skripsi yang berjudul „‟Rezeki dalam

Perspektif Al-Qur‟ān„‟. Kajian Perbandingan Antara Ayat- Ayat Makkiyah

dan Madaniyah‟‟. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang ayat-ayat Makkiyah

dan Madaniyah, menjelaskan perbedaan dan persamaan antara ayat-ayat

Makkiyah dan Madaniyah.23

Penafsiran Ayat-Ayat Rizq Menurut M. Quraish Shihab Telaah Kajian

Tafsir al-Misbah. Karya Skripsi Mahmuddin, 2009. Skripsi ini membagi

persoalan rezeki. Pertama, menjabarkan tentang ayat-ayat yang berbicara

tentang sumber rezeki. Kedua, menjabarkan ayat-ayat yang berbicara tentang

macam- macam rezeki. Ketiga,menjabarkan ayat-ayat cara memperoleh rezeki.

Keempat, menjabarkan ayat-ayat tentang penggunaan rezeki.24

Penafsiran Sayyid Qutub terhadap Rezeki dalam al-Qur‟an, karya skripsi

Mir‟atunnisa‟. 2005. Rezeki dalm skripsi ini tidak hanya menitik beratkan pada

materi yang berupa harta, uang dan kekayaan saja. Semua penyebab alRizq

yang diletakkan dalam tatanan alam sebagai sunnatullah yang telah diciptakan

Tuhan merupakan al-Rizq. Bukan hanya itu, kekuatan dan kemampuan

manusia sebagai khalifah dimuka bumi dalam mengolah dan memanfaatkan al-

Rizq juga dikaitkan sebagai al-Rizq. Sayyid Qutub melihat al-Rizq bukan

hanya sebagai karunia yang hanya diberikan untuik dirasakan manusia akan

tetapi adalah esensi dari pada al-Rizq itu sendiri.25

23 Mohd Faisan Bin Razali, Rezeki dalam Perspektif Al-Qur‟ān Kajian Perbandingan

Antara Ayat-Ayat Madaniyah dan Ayat-Ayat Makiyyah. (Banda Aceh: 2012).

24

Di akses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/19473/4/Bab%201.pdf

25

Di akses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/19473/4/Bab%201.pdf

Page 28: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

15

Oleh karena itu, belum ditemukan sama sekali pembahasan / penelitian

yang lebih spesifik terkait dengan judul cara mudah menarik rezeki dalam

alQur‟an.

H. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini dapat dipaparkan secara runtut dan terarah maka

sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

Bab pertama, adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua, profil pondok pesantren antara lain letak geografis pondok

pesantren, latar belakang berdiri dan perkembangan pondok pesantren. Kedua,

sumber dana pondok pesantren. Ketiga, visi dan misi pondok pesantren. Keempat,

kondisi umum pondok pesantren antara lain tata tertib, struktur organisasi, jumlah

dan kegiatan santri.

Bab ketiga, gambaran umum tentang pengertian rezeki, respon santri

terhadap ayat-ayat pilihan yang di baca, dengan maksud untuk memberikan

informasi awal dan memberikan pemahaman terlebih dahulu perihal yang menjadi

pusat penelitian.,

Bab keempat, Prosesi dan Fenomena Pembacaan Surah-Surah Pilihan

Untuk Menambah Rezeki Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin, Pertama, tata

laksana pembacaan dan pengamalan santri terhadap pemaknaan surah tersebut.

Bab kelima, atau bab yang terakhir adalah kesimpulan dari penelitian,

saran-saran dan penutup. Setelah penutup maka penulis akan menyajikan daftar

pustaka sebagai kejelasan dan pertanggung jawaban referensi.

Page 29: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

16

BAB II

PROFIL PONDOK PESANTREN SAADATUL MUTTAQIN

RT 03 DUSUN LOPAK PELANG DESA BAKUNG

KEC. MARO SEBO KAB. MUARO JAMBI

PROFIL PONDOK.

Sejarah berdirinya pondok pesantren TQ Saadatul Muttaqin ini dimulai

ketika terjadi pembicaraan antara pimpinan ponpes Ar-Riyadh Kota Jambi dengan

salah satu tokoh Masyarakat Desa Bakung. Salah satu isi dalam pembicaraan

tersebut ialah masih kurangnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap

pendidikan, baik umum maupun agama. Terutama bacaan al-Qur‟an. Oleh karena

itu Pimpinan Ponpes TQ Ar-Riyadh Kota Jambi mempunyai inspirasi untuk

membuka cabang Ponpes TQ Ar-Riyadh di Desa Bakung dengan nama “Saadatul

Muttaqin.” Alhamdulillah setelah berbagai kesepakatan, maka berdirilah pada

tahun 2019.

VISI DAN MISI

VISI

Membentuk generasi terbaik yang berakhlak mulia, berguna untuk ummat

dan bangsa berlandaskan nilai-nilai al-Qur‟an.

MISI

Membentuk generasi yang gemar membaca al-Qur‟an dengan baik dan

benar melalui penyelenggaran pengajian antara Magrib dan Isya‟.

Menanamkan nilai-nilai Islam kepada putra-putri melalui pendidikan di

Madrasah Dinniyah Takmiliyah Awwaliyah, Wustha dan Ulya.

Mendidik putra-putri penghafal al-Qur‟an.

Menghidupkan syi‟ar Islam dengan mengajarkan seni berupa sya‟ir dan

nasyid Islami.

A. Gambaran Umum Pondok Saadatul Muttaqin

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin berdiri pada tanggal 08 Mei 2019

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin ini dimulai ketika terjadi pembicaraan

antara pemimpin ponpes Ar-Riyadh kota jambi dengan salah satu toko

masyarakat di Desa Bakung. Salah satu isi dalam pembicaraan tersebut ialah

16

Page 30: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

17

masih kurangnya kepedulian lingkungan sekitar terhadap pendidikan, baik

umum maupun agama. Terutama bacaan al-Qur‟an oleh karena itu pimpinan

pondok pesantren TQ Ar-Riyadh kota jambu memounyai inspirasi untuk

membuka cabang ponpes TQ Ar-Riyadh di desa Bakung Dengan nama

“Saadatul Muttaqin”.

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin, RT 03 Dusun Lopak Pelang Desa

Bakung kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi merupakan cabang dari Pondok

pesantren TQ Ar-Riyadh Kota Jambi Sebagai salah satu studi Islam, pondok

pesantren ini tidak mempunyai sejarah yang panjang dikarenakan baru

didirikan dan memberi dampak posotif bagi perkembangan nilai-nilai Islam,

khususnya di Kec. Maro Sebo Kab. Muaro Jambi Bahkan, pondok pesantren

ini telah mengalami beberapa fase dan sampai saat ini terus berkembang

menuju pondok pesantren modern dan mandiri sesuai dengan titahnya

membentuk santriwan dan santriwati yang berakhlakul karimah, yang

mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi.26

menjalankan rangkaian tiga

kegiatan, yaitu mondok, menghafal, dan sekolah.27

B. Keadaan dan Aktifitas Santri Pondok Pesantren

Santri yang belajar di Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin adalah

santri dengan usia menjelang remaja, yaitu pada usia setelah lulus SD atau MI

kurang lebihnya seusia sebelas sampai lima belas tahun, jumlah tenaga

pendidik di Pondok pesantren Saadatul Muttaqin keseluruhanya berjumlah 7

orang, 2 ustadz dan 5 lainya ustadzah. Sedangkan jumlah santri pada tahun

ajaran 2019-2020 adalah berjumlah orang, semuanya meliputi santri laki-laki

dan santri perempuan.

Adapun kegiatan rutin sehari-hari santri Pondok Pesantren Saadatul

Muttaqin adalah dimulai pada pukul 03.30 WIB dengan pelaksanaan shalat

tahajud berjamaah kemudian dilanjutkan shalat subuh berjamaah, dan semua

kegiatan santri berakhir pada pukul 22.00 WIB. Pelaksanaan pendidikan

26

Ardhani Hasan, Penasehat Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin , Wawancara dengan

Penulis, Maret 2020, kec. Muaro Sebo Kab. Muaro Jambi 27

Halima Tussa‟diah, Ustadzah Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin , Wawancara

dengan Penulis, 09 Maret 2020, kec. Muaro Sebo Kab. Muaro Jambi

Page 31: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

18

umum dilaksanakan pada waktu pagi hari sampai siang hari, sama dengan

sekolah pada umumnya, dan Madrasah Diniyah dimulai setelah jamaah Ashar

sampai pukul 17.00 WIB.

Secara umum kegiatan santri pondok Pesantren Saadatul Muttaqin sesuai

dengan jadwal kegiatan yang sudah ditetapkan pihak pengurus dan pengasuh,

seluruh santri diharuskan taat dan patuh mengikuti jadwal kegiatan tersebut

dan ada sanksi bagi santri yang tidak mengikuti jadwal kegiatan, terkecuali

bagi yang sedang uzur, seperti pulang, sakit, dan lain-lain.

Jadwal Kegiatan Sehari-Hari Santri Pondok Saadatul Muttaqin

WAKTU KEGIATAN

TEMPAT

03.30 Bangun Tidur Asrama

03.30 – 04.30 Tahajjud & Wirid Bersama Mushalla

04.30 – 05.00 Sholat Subuh Berjamaah Dan Tadarus

Qur‟an

Mushalla

05.00 – 05.30 Ilqa Mufradat Halaman

Mushalla

05.30 – 06.30 Hafalan Qur‟an Mushalla

06.30 – 07.15 Sarapan Pagi Dan Persiapan Sekolah Matbah

07.15 – 12.00 Sekolah Kelas

12.00 – 12.30 Sholat Dzuhur Berjamaah Mushalla

12.30 – 13.30 Makan Siang Matbah

13.30 – 14-15 Sekolah Kelas

14.15 – 15.30 Pengajian Kitab-Kitab Kuning Mushalla

15.30 – 16.00 Sholat Ashar Berjamaah Mushalla

16.00 – 16.45 Pembacaan Surat Al- Mulk Mushalla

16.45 – 17.30 Ekstrakulikuler Lapangan

17.30 – 18.00 Istirahat & Persiapan Sholat Magrib Asrama

18.00 – 18.30 Sholat Magrib Berjamaah Mushalla

18.30 – 19.45 Pembacaan Surat Al-Alwāqi‟ah Mushalla

Page 32: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

19

19.45 – 20.00 Sholat Isya Berjamaah Mushalla

20.00 – 20.15 Makan Malam Matbah

21.00 – 22.00 Bimbingan Belajar Asrama

22.00 – 03.00 Istirahat Malam Asrama

C. Fasilitas, Sarana Prasarana Pendidikan di Pondok Pesantren Saadatul

Muttaqin

Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin merupakan pesantren yang baru

berdiri dua tahun lalu maka fasilitas dan sarana prasarana di pesantren ini

belum begitu memadai. Namun di samping itu sama halnya dengan pondok

pesantren lainnya yang dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung kegiatan

belajar-mengajar. Seperti asrama santri, gedung madrasah, mushalla pondok,

lapangan olahraga, yang semua itu sebagai penunjang kegiatan belajar

mengajar di pesantren.

NO NAMA BANGUNAN

JUMLAH

1 Ruang Tamu 1

2 Mushalla 1

3 Dapur 1

4 Ruang Kesehatan 1

5 Ruang Makan 1

6 Kamar Mandi Putra 1

7 Kamar Mandi Putri 1

8 Kamar Mandi Pengasuh 2

9 Kamar Tidur Putra 1

10 Kamar Tidur Putri 2

11 Kelas 2

12 Kantin 1

Page 33: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

20

Daftar Nama-Nama Santri Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin

NO

NAMA SANTRI

ASAL DAERAH

1 Andhika putra Kota Jambi

2 Bimo Sakti Kota Jambi

3 Muammar Khadafi Muaro Jambi

4 Muhammad Haikal Muaro Jambi

5 Hajarul Aswad Muaro Jambi

6 Muzammil Muaro Jambi

7 Khairia Muaro Jambi

8 Renita Kota Jambi

9 Raisya Khulwa Sungai Bengkal

10 Yunita Muaro Jambi

11 Dhea Monica Teluk Singkawang

12 Tara Amelia Muaro Jambi

13 Nur Hijatil Maula Muaro Jambi

14 Rika Amelia Muaro Jambi

15 Fania Rahmadani Muaro Jambi

16 Nadira Mangun Jayo

17 Elsa Olivia Muaro Jambi

18 Riza Nur Aulia Mangun Jayo

19 Zahratuddiniah Muaro Jambi

20 Rts. Melani Wulan Dari Muaro Jambi

21 Adelia Nofriza Az-Zahra Kota Jambi

22 Adelwis Cucu Mulani Dusun Tuo Sumai

23 Mustazilah Nurdin Tebo

24 Sari Atul Hikmah Muaro Jambi

25 Sumira Sepunggur

26 Saskia Prita Muaro Jambi

Page 34: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

21

27 Mutia Reza Paula Muaro Jambi

28 Milsa Tri Wardani Jambi

29 Miatul Islamiah Muaro Jambi

30 Giani Fitri Muaro Jambi

31 Rts. Raudha Tus Salwa Dusun Tengah

32 Nofrianingsih Pulau Temiang

33 Nur Jannah Pulau temiang

34 Miftahul Jannah Muaro Jambi

35 Yulita Muaro Jambi

D. Stuktur Organisasi Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin

NO

NAMA

JABATAN/PENGAJAR

1 M. Alfin Hisan Pimpinan/Tahfidz

2 Ardhani hasan Penasehat/Tahfidz

3 Khairul Azhar Pembimbing/Tafsir Al-Qur‟an

4 Mifta Hussa‟adah Ketua Pondok/nahu dan sorof

5 Halima Tussa‟diah Wakil Ketua/Bahasa Arab dan Tahfidz

6 Sindi Novita Sekretaris/Akhlaq dan tahsin

7 Witya Bendahara/tahfidz

Page 35: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

22

BAB III

PENJELASAN TENTANG AYAT-AYAT REZEKI

A. Gambaran Umum Tentang Ayat-Ayat Rezeki

Secara umum, rezeki adalah segala sesuatu dari Allah Swt yang

bermanfaat dan yang dihalalkan, bisa berupa uang, makanan, pakaian, hingga

pasangan yang saling menentramkan. Rezeki juga bisa berupa keturunan yang

saleh dan salehah serta nikmat sehat, pendengaran, penglihatan dan lain

sebagainya.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa rezeki merupakan sesuatu

yang halal. Sehingga ketika ada seseorang yang mencuri, maka hasil curiannya itu

bukan termasuk bagian dari rezeki.

Dalam surah Ar-Rum ayat 40, Allah Swt berfirman,

لؼميرنك حكىميؽشكبئكىي زكىصى سصهكىصى انزخهوكىصى ءالل ؽ ىي

﴿ بؾشك رؼبنػ ﴾عجحب

Artinya: "Allah lah yang menciptakan kamu, kemudian memberikanmu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali).

Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat

berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha

Tinggi dari apa yang mereka persekutukan."

Meski kita tahu bahwa Allah Swt adalah Zat yang Maha Memberi Rezeki

dan rezeki itu tidak mungkin salah alamat, tetapi bukan berarti kita layak untuk

pasrah dan bermalas-malasan. Sudah selayaknya rezeki harus kita usahakan. Allah

Swt berfirman,

كثيرا لعلك واذكروا الل لة فانتشروا في الرض وابتغوا من فضل الل م فإذا قضيت الص

﴾٠١تفلحون ﴿

Artinya: "Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak

supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumuah ayat 10)

22

Page 36: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

23

Menurut tafsir Ar-Razi, perintah Allah agar manusia bertebaran di muka

bumi setelah salat bermakna mencari rezeki atau menyelesaikan pekerjaan yang

belum selesai. Tafsir Ar-Razi juga menambahkan bahwa alangkah baiknya setelah

selesai salat (sholat Jum‟at), kita tidak beristirahat di dalam masjid, bermalas-

malasan atau tidur melainkan berusaha meraih karunia Allah yang berlimpah di

muka bumi. Oleh karenanya, kita sebagai muslim yang yakin bahwa Allah Maha

Kaya sudah sewajarnya bekerja keras untuk meraih rezeki dengan cara-cara yang

baik. Selebihnya, ketika kita sudah memperoleh rezeki yang dicari, maka

seharusnya kita memanfaatkan rezeki itu dengan sebaik-baiknya. Misalnya,

dengan rezeki lebih yang kita dapat dari Allah kemudian kita bagikan kepada

orang lain yang membutuhkan, insyaAllah ini akan menjadi amalan yang tidak

pernah putus pahalanya meski kita sudah meninggal dunia.28

Ini dibuktikan dari jarangnya istilah itu dicantumkan dalam indeks

berbagai buku penting oleh penulis ternama. Barangkali sebabnya adalah istilah

“rizq” atau sehari-hari disebut dengan istilah “rezeki” sudah menjadi istilah

keseharian sehingga itu terkesan sepele. Kalau demikian halnya, maka terhadap

pengertian rezeki perlu dilakukan aktualisasi dalam konteks kehidupan yang

makin diwarnai oleh arus pemikiran dewasa ini.29

Pengertian riba maupun zakat sebenarnya berasal dari atau mendasarkan

diri dari asumsi-asumsi yang dapat ditarik dari teori tentang rezeki.30

Kata ar-rizq

dengan harakat kasrah merupakan pemberian yang didapat, baik dalam bentuk

duniawi maupun ukhrawi. Terkadang ar-rizq juga digunakan untuk peruntungan

dan makanan yang dikonsumsi. Bentuk pluralnya al-Arzȃq. Sementara ar-razq

dengan harakat fathah adalah masdar. Bentuk tunggalnya al-Razaqah dan bentuk

pluralnya al-Razaqȃh.31

28https://akurat.co/id-955049-read-makna-rezeki-menurut-alquran-dan-cara-

memperolehnya

29

Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Alquran, (Jakarta: paramadina, 1996), cet.I, h.574

30

Ibid. 575

31

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT.Mahmud Yunus wa ḍ urriyyah,

2010)

Page 37: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

24

Allah juga berfirman dalam QS.Al-Hijr ayat 20:

جؼهب ﴿ ينغزىنثشاصه ﴾نكىكبيؼبؼ

“Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan keperluan hidup,

dan (Kami menciptakan pula) makhluk makhluk yang kamu sekali-kali

bukan pemberi rezeki kepadanya”.

Rezeki telah ditetapkan semenjak manusia berada diperut ibunya, tetapi

Allah SWT tidak menjelaskan secara detail. Tidak ada seorang manusiapun yang

mengetahui pendapatan rezeki yang akan ia peroleh pada setiap harinya ataupun

selama hidupnya. Dalam Alquran istilah “rizq” dengan perubahan katanya atau taṣ

rifnya, disebut sebanyak 112 kali dalam 41 surat. Lokus yang terbanyak memuat

kata itu adalah surat al-Baqarah (12 kali), an-Nahl (9 kali), dan Saba‟(7 kali).

Jumlah semua ayat-ayat Al-qur‟an tentang rezeki yaitu 92 ayat.32

Tabel berikut

memberi gambaran mengenai perubahan dan frekuensi penyebutan kata itu

menurut tempat turunnya.33

B. Pendapat Ulama Tentang Rezeki

1. Teori Ibn Khuldun : Sebenarnya istilah “rizq” itu tidak dilupakan dalam

pembahasan fiqih tradisional maupun teologi pada masa lalu. Setidaknya,

demikianlah kesan kita ketika membaca sebuah keterangan Ibn Khaldun

(lahir di Tunisia, 1337, meninggal di Kairo, 1404) dalam bukunya yang

masyhur, Muqaddimah. Dalam pembahasannya secara khusus mengenai

aspek perekonomian masyarakat (bagian V), ia tidak lupa membahas

konsep rezeki dalam kaitannya dengan konsep-konsep “penghasilan”,

keuntungan “kebutuhan”, penghidupan, hak milik, laba, dan akumulasi

modal.

Kesemuanya itu dikaitkan dengan peranan manusia sebagai

khalifah Allah di bumi, sebagai pengelola sumber-sumber alam.

Perwujudan peranan manusia itu, menurut Ibn Khaldun menghasilkan

32 Azharuddin Sahil, Indeks Alqurȃ n, (Bandung: Mizan, 1994), cet I, h. 508-510

33

Rahardjo, Ensiklopedi Alqurȃ n...,h.578

Page 38: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

25

suatu nilai tertentu, yaitu nilai yang ditimbulkan oleh hasillkan oleh hasil

kerja.34

Teori Ibn Khaldun ini mengingatkan kita kepada berbagai teori

ekonomi modern. Teorinya dapat digambarkan dengan katakatanya

sendiri: “Nilai yang timbul dari kerja, tergantung dari nilai kerja, dan nilai

kerja ini sebanding dengan nilai kerja lain dan kebutuhan manusia

kepadanya”. Dan kebutuhan masyarakat akan suatu barang dan jasa itu

tergantung dari manfaatnya, atau penilaian orang tentang manfaat barang

dan jasa tersebut.

Konsep mengenai manfaat atau pemanfaatan dari hasil usaha atau

kerja manusia ini merupakan kunci dari pengertian “rezeki” menurut Ibn

Khaldun. Tafsir resmi Departemen Agama RI ternyata mendefinisikan

rezeki sebagai: “segala yang dapat diambil manfaatnya”. Bagi Ibn

Khaldun, pendapatan atau keuntungan yang tidak dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan tidak dapat disebut rezeki. Penghasilan atau

keuntungan merupakan pencerminan dari hasil kerja manusia, sebagian

atau seluruhnya. Tetapi hanya keuntungan atau penghasilan yang

dimanfaatkan saja yang disebut rezeki. Dalam persamaan matematik,

maka rezeki sama dengan penghasilan atau keuntungan yang

dimanfaatkan. Jadi, rezeki adalah bagian dari keuntungan atau

penghasilan. Sedangkan rezeki itu sendiri hanya bisa diperoleh, apabila

seseorang terjun ke dalam “lapangan penghidupan”. Itulah keterangan Ibn

Khaldun mengenai makna ayat 17 dalam surat al-Ankabȗt yang

mengatakan:

هإ ل الل يد رؼجذ انز إككبإ رخهو صبب أ الل يد برؼجذ ك

﴿ رشجؼ اؽكشانإن اػجذ صم انش اػذالل ـ ﴾١نكىسصهبكبثز

“Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah

berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu

sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki

34 Ibid. 575

Page 39: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

26

kepadamu. Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah

Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu

akan dikembalikan”. (QS. Al-Ankabȗt: 17)

Bagaimana halnya dengan pendapatan dan keuntungan yang tidak

dipergunakan? Ibn Khaldun menjawab bahwa jika sesuatu kekayaan tidak

dipergunakan sendiri, tetapi dibelanjakan untuk kemanfaatan orang lain,

maka hal itu disebut juga rezeki. Hanya kekayaan yang tidak dimanfaatkan

saja yang tidak disebut rezeki.

Bagaimana halnya dengan sisa dari penghasilan itu, (menurut

rumus Keynes, Income dikurangi Consumption atau YC): dan apa

kedudukannya? Menurut Ibn Khaldun sisa dari penghasilan menjadi apa

yang disebut “modal yang diakumulasikan”. Apabila modal itu

dibelanjakan (infaq) dan dapat dimanfaatkan oleh orang lain, maka hal itu

bisa disebut juga rezeki. Itulah pandangan Ibn Khaldun, pengertian rezeki

menurut paham ahl al-sunnah. 35

Ia menjelaskan juga perbedaan pengertian tentang rezeki, antara

paham ahl al-sunnah dan mu‟tazilah. Bagi yang terakhir ini, syarat untuk

bisa disebut rezeki adalah apabila barang atau jasa itu diperoleh dengan

cara yang sah. Jikalau ada unsur pemaksaan atau dipinjam tanpa izin

(ghasb) umpamanya, maka barang itu sekalipun memberikan manfaat

besar tetapi tidak bisa disebut rezeki.

Di sini Ibn Khaldun berbeda dengan kaum mu‟tazilah. Baginya,

Allah memberikan rezeki kepada siapapun juga, tidak peduli kepada orang

beriman atau kafir. Rezeki Allah itu berlaku kepada siapa saja. Syaratnya

adalah bahwa apabila seseorang itu memang berusaha atau bekerja untuk

mendapatkan rezeki yang telah disediakan oleh Allah itu melalui rahmat-

Nya.

35 Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Alqurȃ n...,h.577

Page 40: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

27

Pendapat Ibn Khaldun ini sangat istimewa, karena di sini ia

menekankan berlakunya hukum-hukum kauniyah yang berlaku secara

universal. Dan karena itu, barang siapa mengetahui dan bisa

memanfaatkan hukum itu, maka ia atau mereka bisa memperoleh rezeki

dari Allah. Hanya saja Ibn Khaldun membedakan antara rezeki yang

diperoleh dengan cara yang baik. Dan yang diperoleh dengan upaya yang

tidak baik dan kurang seyogyanya. “segala sesuatu berasal dari Allah.

Tetapi kerja manusia merupakan syarat di dalam setiap keuntungan dan

pembentukan modal”, katanya.

2. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah Sebagaimana yang dikutip oleh Nurfaizin

bahwasannya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah pernah berkata: Allah SWT

memberi seluruh makhluk-Nya rezeki yang bersifat umum, meliputi segala

yang dibutuhkannya, memudahkan untuk mereka berbagai jenis rezeki,

dan mengaturnya untuk kehidupan mereka. Rezeki ini diberikan Allah

SWT kepada seluruh makhluk ciptaanNya tanpa terkecuali.” Rezeki inilah

yang diberikan kepada orang mukmin, kafir, shaleh, ahli maksiat,

malaikat, jin, bahkan kepada hewan maupun tumbuhan.36

C. Kontek penggunaan kata “rizq”

Contoh ayat yang menyebut kata benda “rizq” adalah seperti yang

disebut dalam Al-qur‟an Surat al-Baqarah/2:22 yang mengatakan:

انزجؼمنكى ي بءيبءكأخشطث انغ أضلي بءثبء انغ الأسضكشاؽب

﴿ أزىرؼه أذادا شادسصهبنكىكلارجؼهالل ﴾انض

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan

langit sebagai atap dan Dia menurunkan (hujan) dari langit, lalu

Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai

rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu

sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS.Al-Baqarah:22)

Kata rezeki di situ menunjuk kepada segala buah-buahan yang

dihasilkan oleh pohon-pohonan yang tumbuh berkat air hujan. Di situ

36 11 Nur Faizin, Rezeki Alqurȃ n (Surakarta: AL-Quds, 2015), h.11

Page 41: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

28

antara lain dikatakan bahwa Allah telah menyediakan bumi sebagai

hamparan. Manusia diminta berfikir tentang darimana sebenarnya sumber

rezeki itu. Hal itu sebenarnya sudah diketahui juga oleh manusia. Karena

itu, hendaknya manusia tidak menyekutukan-nya, misalnya dengan

mengatakan bahwa rezeki itu berasal dari sesuatu selain Allah.

Al-qur‟an surat al-Baqarah/2:57 menyajikan contoh dari kata kerja

“razaqa” dalam bentuk kata kerja:

ي كهايطجبديبسصهبكى ه انغ كىان أضنبػه بو ـ كىان ظههبػه ب

﴿ نككباألغىظه ب ﴾١ظه

“Dan Kami naungi kamu dengan awan dan Kami turunkan

kepadamu “manna” (buah-buahan yang sangat manis) dan “salwa”

(sebangsa burung puyuh). Makanlah dari bahan-bahan makanan

yang baik-baik (bermutu) yang telah Kami berikan kepadamu; dan

tiadalah mereka menganiaya Kami, tetapi merekalah yang

menganiaya diri mereka sendiri”

Kata “mȃ razaqnȃkum” dalam ayat tersebut diterjemahkan secara

bebas dengan kata-kata “yang telah Kami berikan (rezekikan) kepadamu.”

Maksudnya, bahan-bahan makanan yang begitu banyak di bumi ini,

memang berbeda-beda mutunya. Di antaranya, “manna” dan “salwȃ” yang

merupakan bahan makanan yang bermutu, baik karena enaknya maupun

karena kandungan gizinya. Itu semua mengandung manfa‟at bagi

kehidupan manusia dan karena itu bahan-bahan makanan tersebut

merupakan rezeki dari Allah. Dengan mengingat kepada rezeki Allah itu,

terkandung perintah bahwa manusia tidak perlu mengambil sembarang

makanan, karena ada terdapat cukup banyak bahan-bahan makanan yang

bermutu tinggi. Jadi dalam ayat tersebut terselip perintah bahwa

hendaknya manusia itu memilih yang baik-baik saja (ṭayyibah).37

Al-qur‟an Sȗrah an-Nȗr/24:38, menyebut kata “yarzuqu” dalam

anak kalimat “Allah memberi rezeki”. Kalimat utuhnya adalah “Dan Allah

memberi rezeki kepada siapa saja yang Ia kehendaki tanpa perhitungan,”

37 Rahardjo, Ensiklopedi Alquran...,h.580

Page 42: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

29

yang menunjukkan kemurahan Allah kepada manusia dalam pemberian

rezeki. Tetapi pengertian yang lebih mendalam dari kata ini perlu dilihat

dalam konteks ayat secara seutuhnya, bahkan dengan ayat 37-38 yang

mengatakan:

يبسج كبحخبك إزبءانض لاح إهبوانص غػركشالل لث ىرجبسح ره بلل

الأثصبس انوهة ﴾١﴿رزوهتك كضه ضذىي ها يبػ أحغ نجضىالل

الل شحغبة﴿ ـ ﴾٣شصميؾبءث

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula

oleh jual beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan

sembahyang dan dari membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu

hari yang (dihari itu)hati dan penglihatan menjadi goncang.

(mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah

memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih

baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah

menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki

kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas”.(AnNȗ r: 37-38)

Ayat tersebut menganjurkan optimisme manusia terhadap rezeki

Allah. Anggapan bahwa ingat kepada Allah dan menyisihkan waktu untuk

shalat menyebabkan rezeki seseorang berkurang (ditolak). Demikian pula

dinyatakan bahwa memberikan sebagian rezekinya untuk zakat

menyebabkan kekurangan, tidak beralasan. Ayat tersebut memberikan

lukisan tentang seorang lelaki yang senantiasa tidak lupa mengingat Allah,

shalat dan membayar zakat, sekalipun berada dalam suasana perniagaan

yang ramai dan sibuk melakukan transaksi jual beli.38

Ia bersikap demikian karena yakin bahwa rezeki Allah itu tiada

batasnya. Dalam Alqurȃn sȗrat Saba‟ ayat 39, dikatakan bahwa Allah

adalah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. Kata “Rȃziq” atau “Rȃziqȋ n”

ini dikemukakan dalam ayat ini:

خهل ءك ؽ يبألوزىي وذسن ػجبد ؾبءي صمن جغظانش سث همإ

﴿ اصه شانش خ ٣﴾

38 Rahardjo, Ensiklopedi Alqurȃ n...,h.581

Page 43: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

30

Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi

siapa yang dikehendaki-nya di antara hamba-hambanya dan

menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-nya)". dan barang apa

saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan

dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS.Saba‟: 39)

Disitu disebutkan bahwa “Allah adalah pemberi rezeki yang

sebaik-baiknya”. Hal yang lebih penting adalah implikasi dari pengakuan

itu, yaitu bahwasannya manusia itu tidak perlu khawatir bahwa barang

yang dinafkahkan untuk kebaikan itu akan mendatangkan kerugian. Allah

akan memberikan ganti, yaitu manfaat yang akan diterimanya baik secara

langsung atau tidak langsung. Disamping itu memberikan manfaat juga

terhadap orang lain. Dalam qur‟an surat at-Tholȃq ayat 3 dikatakan bahwa:

“Dan memberi rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.

Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan

mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan

yang dikehendaki-nya. Sesungghnya Allah telah mengadakan ketentuan

bagi tiap-tiap sesuatu”.

Masih dalam konteks kata “rȃziq” ini, lebih lanjut dijelaskan dalam

ayat lain, bahwa Allah itu tidak hanya memberikan rezeki kepada makhluk

manusia, tetapi juga kepada makhluk-makhluk lainnya, seperti dinyatakan

dalam Alquran surat al-Hijr ayat 20-21. Walaupun demikian rezeki itu

ternyata ada ukuran-ukurannya juga, seperti dinyatakan dalam firman

Allah:

﴿ ينغزىنثشاصه جؼهبنكىكبيؼبؼ ػذبخضائ ءإل ؽ إي ﴾

يب ؼهو﴿ ثوذسي نإل ﴾ض

“Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi segala keperluan

hidup (ma‟ȃyisy), dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk

yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya. Dan tidak

ada sesuatupun melainkan kepada sisi Kami-lah khazanahnya, dan

Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang

tertentu”.(QS.Al-Hijr:20-21) Ayat kedua sebenarnya menyimpulkan maksud ayat yang pertama,

yaitu bahwa Allah sebenarnya merupakan sumber (ḥazanah) rezeki

manusia dan makhluk-makhluk lainnya ciptaan Allah juga mempunyai hak

atas rezeki, disini timbul keterangan tambahan dari ayat-ayat terdahulu,

Page 44: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

31

bahwa sekalipun rezeki Allah melimpah tidak terbatas, namun

kesemuanya mempunyai takaran. Karena itu, manusia perlu berhitung

dalam mengambil manfaat terhadap sumber bahan keperluan hidup.

Mereka perlu pula memperhatikan hak makhluk-makhluk lainnya

dan melakukan kalkulus dalam memanfaatkan sumbersumber yang

tersedia. Dengan istilah ekonomi, manusia diperingatkan tentang adanya

kelangkaan dalam sumber-sumber, karena alat-alat pemuas kebutuhan itu

harus dibagi dengan makhluk-makhluk lainnya, yaitu alam itu sendiri yang

diberi “rezeki” sendiri oleh Allah untuk bisa mempertahankan

kelestariannya.

Setelah disadarkan bahwa sumber rezeki itu adalah Allah, maka

bagi orang yang beriman , Allah adalah orientasi kegiatan manusia dalam

upayanya memperoleh penghidupan. Sebagai konsekuensinya, timbul kata

imperatif “urzuq”. Imperatif pertama datang dari Allah kepada manusia,

misalnya agar membagi rezeki yang diperoleh seseirang dengan seirang

wanita yang dikawini, seperti yang terdapat dalam al-Qur‟an surat an-Nisa

ayat 5. Kata imperatif kedua berwujud permohonan dari manusia kepada

Tuhannya, misalnya terdapat dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 126,

yang petikannya merupakan bagian dari do‟a Nabi dan Rasul Allah

Ibrahim a.s yang memohon kepada Tuhan antara lain sebagai berikut39

يىثبلل آي شادي انض هي اسصمأ اجؼمزاثهذاآيب ىسة إرهبلإثشا

ثئظ إنػزاةانبس أضطش يكلشكأيزؼههلاصى واخشهبل ان صش ان

﴿﴾

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo‟a: “Ya Tuhanku jadikanlah

negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berilah rezeki dari buah-

buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka

kepada Allah dan hari kemudian”. Allah berfirman: Dan kepada

orang yang kafirpun aku beri kesenangan sementara, kemudian aku

paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat

kembali”. (QS.al-Baqarah: 126)

Termasuk dalam kesenangan yang diberikan kepada orang-orang

kafir adalah rezeki yang sifatnya umum. Allah memberikannya tapi hanya

dalam jangka waktu terbatas, maksimal selama mereka tinggal di dunia. Di

dalam ayat itu, Nabi Ibrahim memohon agar Allah menurunkan rezeki

39 Rahardjo, Ensiklopedi Alqurȃ n...,h.583-584

Page 45: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

32

kepada orang-orang mukmin saja. Karena menurutnya, orang kafir tidak

berhak mendapat rezeki Allah SWT. Namun Allah membantahnya. Rezeki

tetap pantas diberikan kepada orang kafir di dunia ini sebagai istidrȃj

untuk mereka, sekaligus hujah yang tidak dapat dibantah oleh mereka

kelak di akhirat.

Meskipun manusia baik individu maupun masyarakat mempunyai

hak pemilikan dan diberi hak bebas untuk menggunakan harta miliknya

tersebut, namun semua harta itu bersumber dari yang Satu, yang Mutlak,

yaitu Allah SWT. Harta yang berada ditangan manusia itu lazim disebut

rezeki (ar-rizq) yang menurut bahasa berarti pemberian. Dengan demikian,

harta itu pada hakikatnya adalah milik Allah. Allah-lah pemilik Mutlak

atasnya.40

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menegaskan pernyataan

yang demikian, seperti firman Allah dalam surah asy-Syȗrȃ:12

ءػهى﴿ ؽ ثكم وذسإ ؾبء صمن الأسضجغظانش اد ب ﴾نيوبنذانغ

“Kepunyaan Allah lah perbendaharaan langit dan bumi, Dia

melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakinya dan

menyempitkannya. Sesungguhnya Dia maha mengetahui atas

segala sesuatu”.

Islam mengakui adanya proses perolehan harta melalui pemberian

pihak lain. Perolehan harta atau rezeki yang demikian bisa terjadi karena

adanya hubungan kekeluargaan atau persahabatan. Harta atau rezeki

tersebut bisa berupa warisan, hibah, sedekah sunat, dan sedekah wajib

(zakat). Namun rezeki atau harta semacam ini bersifat insidentil dan tidak

dapat dijadikan pegangan untuk meneruskan kehidupan masa depan.

40 Nur Faizin, Rezeki Alqurȃ n (Surakarta: AL-Quds, 2015), h.13

Page 46: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

33

Cara yang paling utama untuk memperoleh rezeki menurut Islam

adalah dengan usaha atau kerja. Baik di dalam Alquran maupun al-Sunnah

terdapat pernyataan tentang keharusan dan keutamaan bekerja.41

Sedangkan ulama salafus ṣ alih menjelaskan, jika ingin banyak

diberikan rezeki bacalah surat al-Wȃqi‟ah, karena itu termasuk salah satu

zikir agar dimudahkan rezekinya.42

Ada lagi yang berpendapat bahwa

mengawali aktivitas dengan shalat dhuha juga merupakan salah satu cara

untuk membuka pintu rezeki, dan Allah akan mencukupkan rezekinya di

Dunia, dibangunkan istana di Surga.43

Banyak orang yang bekerja siang dan malam, bahkan ada yang

melakukan apa saja, tidak peduli mana yang halal dan mana yang haram,

tujuannya adalah agar mempunyai rezeki yang banyak. Bahkan, dalam

rangka mencari rezeki ada pula orang yang tega terhadap sesama dengan

cara menipu, memeras, bahkan merampok.

Sebagai seorang Muslim, sudah barang tentu bekerja dan mencari

rezeki tidaklah dilarang, bahkan merupakan sebuah ibadah bila bekerja

dan mencari rezeki diniatkan dalam rangka mencari anugerah Allah

sebagai bekal untuk mengabdi kepadanya. Dengan demikian, sudah barang

tentu seorang Muslim mempunyai aturan sesuai dengan syari‟at dan tidak

boleh menghalalkan segala macam cara. Rezeki yang dilapangkan dan

umur yang panjang adalah bagian dari anugerah Allah SWT untuk

manusia.

41 Abuddin Nata, Tema-Tema Pokok Alquran (Jakarta: Biro Bina Mental Spiritual: 1997),

h.97

42

Khotibul Umam, Zikir Tiada Akhir (Jakarta Selatan: Wahana Semesta Intermedia,

2010), Cet I, h.222

43

Akhmad Muhaimin Azzet, 7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah Dan Barokah

(Jogjakarta: Diva Press, 2010), h.111

Page 47: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

34

Untuk itu manusia diberikan kebebasan untuk meraihnya. Di

samping dengan cara bekerja dan berdo‟a, rezeki dapat diraih dengan cara

menyambung hubungan persaudaraan atau silaturahmi.44

Di dalam surat al-Jumu‟ah ayat 10, Allah menyuruh manusia

menyebar di muka bumi dan bekerja mencari rezeki melalui usaha dagang

sebagai berikut:

اي ـ اثز لاحكبزؾشاكالأسض كضشاكئراهضذانص اركشاالل كضمالل

﴿ ﴾نؼهكىرلهح

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi, dan carilah karunia (rezeki) Allah dan ingatlah Allah

sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung”.45

Demikianlah usaha atau kerja itu yang paling utama untuk mencari

rezeki Islam sangat menganjurkan kerja. Islam anti pengangguran dan

tidak menyukai perbuatan meminta-minta atau menunggu pemberian

orang lain. Islam sungguh membawa ajaran tentang etos kerja yang sangat

tinggi.

Kembali kepada persoalan usaha atau bekerja, al-Qur‟an membuka

kesempatan seluas-luasnya dan memberi kebebasan kepada manusia untuk

menentukan atau memilih jenis usaha, sejauh tidak menyimpang dari

ketentuan yang digariskan oleh Allah. Akan tetapi, al-Qur‟an tidak

membenarkan semua cara. Dari sekian banyak dan aneka ragam jenis

usaha dan cara yang mungkin dilakukan oleh manusia itu ada yang

dibolehkan dan ada yang dilarang. Jenis usaha dan cara yang dibolehkan

itu dikenal dengan sebutan cara yang ḥalȃl; sedangkan cara yang dilarang

disebut cara yang bȃṭil atau ḥarȃm.

Jadi kebebasan manusia untuk menentukan dan memilih cara

mendapatkan rezeki atau harta itu tergantung kepada sejauh mana cara

44 Muhaimin Azzet, Cara Agar Rezeki Bertambah...,h.145-146

45

Nata, Pokok Alqurȃ n...,h.100

Page 48: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

35

tersebut dilihat ḥ alȃl-ḥ arȃmnya. Manusia bebas berusaha dengan berbagai

macam cara selagi itu halal, sebaliknya, dilarang memilih jenis usaha dan

menggunakan cara yang haram.

Perintah al-Qur‟an agar manusia itu berusaha mencari rezeki dengan

cara halal dapat dilihat dalam surat an-Nahl ayat 114.

﴿كك ذاللإكزىإبرؼجذ اؽكشاؼ بسصهكىاللحلالطجب ﴾هاي

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah

diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu

hanya kepada-nya saja menyembah”

D. Klasifikasi Rezeki

Rahmat Allah SWT kepada makhluk-nya, terutama manusia terwujud

dalam rezeki yang bermacam-macam. Tidak mungkin kita mampu

menyebutkannya satu persatu. Jika ada yang mencoba menghitungnya satu per

satu dengan alat secanggih apapun niscaya tidak akan berhasil. Sebab terlalu

banyak nikmat rezeki yang diberikan Allah kepada manusia. Meskipun demikian,

secara garis besar rezeki dapat dikelompokkan ke dalam dua macam; rezeki yang

bersifat umum dan khusus.

Mungkin karena sudah terbiasa, kebanyakan manusia sering tidak

menyadari bahwa semua yang dirasakannya merupakan rezeki dari Allah. Mereka

menganggap hal itu merupakan sesuatu yang sudah sewajarnya karena semua

manusia memilikinya. Rezeki yang bersifat umum inilah yang sengaja diberikan

kepada semua makhluk, termasuk mereka yang membangkang dalam kekafiran.46

Kita pun sering mendengar bahwa ada rezeki yang halal dan haram.

Rezeki ini termasuk dalam kategori rezeki umum. Rezeki yang halal akan

mengantarkan penerimanya kepada amal kebajikan yang berakhir di dalam Surga.

Sebaliknya, rezeki yang haram akan menyeret penerima dan penggunanya ke

dalam kemaksiatan dan kesengsaraan di akhirat.

46 Nur Faizin, Rezeki Alquran...,h.11

Page 49: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

36

Sedangkan rezeki yang khusus adalah rezeki yang bersifat langgeng

kebajikannya, baik di dunia maupun di akhirat. Rezeki khusus ini dibedakan

menjadi dua: rezeki yang berhubungan dengan rohani atau hati seseorang dan

rezeki yang berkaitan dengan tubuh, yaitu rezeki halal yang tidak mengandung

syubhat.

Ketika seorang Mukmin berdo‟a kepada Allah agar diberi rezeki, maka

sesungguhnya rezeki itulah yang diminta, yaitu rezeki keimanan penambah

kekuatan hatinya dan rezeki halal yang memberikan energi untuk tubuhnya dalam

melaksanakan perintah ketaatan kepada Allah SWT.47

Imam Zahidi mengatakan bahwa rezeki seorang hamba itu sebagaimana

keyakinan seorang hamba terhadap rezeki yang akan Allah berikan. Dalam

Ḥȃsiyatul kasyȃf dikatakan bahwa:

“Sesungguhnya rezeki itu merupakan anugerah dari Allah”

Dalam hal ini, lebih spesifik lagi bahwa rezeki dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga bagian:

1. Rezeki yang ditentukan, yaitu setiap manusia semuanya memiliki rezeki, dan

masing-masing dari rezeki mereka itu semuanya sudah diatur dan ditentukan

oleh Allah, jadi jika rezeki seseorang itu sudah habis maka habis pula umurnya.

2. Rezeki yang dijanjikan, yaitu dalam hal ini ada kaitannya dengan al-Qur‟an

Surat at-Ṭolȃq ayat 3. Bahwasannya Allah akan memberikan rezeki dari arah

yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertaqwa.

3. Rezeki milik, yang dimaksud dengan rezeki milik yaitu segala sesuatu yang

dipakai oleh manusia. Tidak mesti berupa materi, tetapi pakaian, rumah, anak,

dan yang semisalnya itu semua merupakan rezeki, namun yang sebagian tadi

disebutkan itu termasuk ke dalam kategori rezeki milik.48

47 Nur Faizin, Rezeki Alquran...,h.13

48

Utsman bin Hasan, Durrȃ tun Nȃ siḥ ȋ n, (Surabaya: al-Hidayah, 13 H), h.93

Page 50: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

37

لؼميرنكىيالل حكىميؽشكبئكىي زكىصى سصهكىصى ءانزخهوكىصى ؽ

﴿ بؾشك رؼبنػ ﴾عجحب

Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki,

kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah

di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat

sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari

apa yang mereka persekutukan. (40)

Surat Ar-Rum ayat 40 ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia

sudah dijamin semuanya, mulai dari hidup hingga sampai akhir hayat, disini juga

kita harus menyakini bahwa hidup dan mati kita sudah ditentukan oleh Allah

SWT. Dan ayat ini juga menjelakan agar kita tidak menyekutukan Allah SWT.

Dimana dialah yang menghidupkan, mematikan ada yang memberi rezeki itu

hanya semeta Allah SWT.

E. Pandangan Mufassir Tentang Rezeki

Definisi Rezeki Memahami hakikat rezeki, sangat penting melihat konsep

rezeki dari beberapa tinjauan, baik rezeki secara bahasa maupun istilah. Setelah

melakukan pengkajian yang panjang tentang maknanya secara bahasa ternyata

istilah rezeki memiliki bayak makna, sebagai berikut: 1. Berkata Ibnu Mandzur

kata rizqu-al-Razzaq bagian dari sifat Allah. Dikarenakan Allah memberikan

rezeki kepada semua makhluknya. Allah yang menciptakan rezeki, memberikan

kepada makhluk-makhluknya rezeki-rezeki-nya dan menyampaikannya.

Sedangkan rezeki terbagi menjadi 2 macam, yang pertama rezeki untuk

badan atau fisik seperti bahan makanan, dan yang kedua rezeki batin bagi hati dan

jiwa seperti pengetahuan dan berbagaimacam ilmu. Dan Allah berfirman dalam

surat Hud, ayat 649

Berkata Raghib: kadang-kadang kata rizki diungkapkan sesuatu yang

bermakna pemberian, baik perkara keduniawiaan maupun perkara akhirat. Dan

49 1 Ibnu Mandhur al-Anshori, Lisanul Arab, juz : 10, (Mesir: Bairut, 1414 H), hlm. 115

Page 51: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

38

kadang-kadang kata rezeki juga digunakan untuk makna bagian. Dan ungkapan

bagi apa yang masuk ke dalam tenggorokan dan dimakan oleh makhluk. Oleh

karena itu sering dikatakan: penguasa memberikan rezeki tentaranya, atau akan

diberikan rezeki berupa ilmu.50

Kata rizki dalam Mu‟jam al-Wasith jika berharakat fathah maka ia

merupakan masdar, dan jika berharakat kasrah ia sebagai nama bagi sesuatu yang

direzekikan. Rizki juga bermakna sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang.

Masing-masing dari kedua pola kata tersebut dapat memiliki makna yang lain,

seperti ungkapan apa yang bermanfaat dari apa yang dimakan, atau dipakai seperti

pakaian. dan apa yang masuk ditenggorokan dan dimakan. Allah berfirman dalam

surah al-Kahfi ayat ke 19, dan hujan dikarenakan hujan sebagai sebab rezeki, dan

begitu pula pemberian yang berlangsung.51

Menurut Ibnu Faris al-Razi, kata rezeki bermakna pemberian, oleh karena

itu ada suatu ungkapan mengatakan yang artinya Allah memberinya rezeki.52

Berdasarkan beberapa pandangan mengenai rezeki dari segi bahasa di atas,

dapat disimpulkan bahwa makna rezeki secara bahasa meliputi dua makna, makna

pertama ialah pemberian, sedangkan makna kedua rezeki disebut sebagai apa-apa

yang dimanfaatkan manusia, baik apa yang ia makan dan yang ia pakai dari

pakaian.

Adapun makna rezeki secara istilah adalah ungkapan bagi setiap apa-apa

yang Allah sampaikan kepada para hewan, maka mereka memakannya. Maka

rezeki tersebut mencakup rezeki yang halal dan rezeki yang haram, dan jika

dihubungkan kepada hewan maka ia dapat berbentuk makanan atau minuman bagi

hewan tersebut. Adapun dalam pandangan Muktazilah rezeki adalah ungkapan

50 Al-Ashfahani, Mufrodat fii Ghoribil al-Quran, juz: 1, (Dimasyiq: Dar al-Qolam- al daar

asy Syamiyah, 1412 H)

51

Majma‟ al-Lughah al-Arabiyah, al-Mu‟jam al-Washit, (Kairo: Dar ad-Dakwah) hlm.

351

52

Ahmad ibnu Faris, Maqaayisil Lughah, juz :2, ( Daarul al-Fikr, 1979)

. 388.

Page 52: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

39

dari sesuatu yang dimiliki seseorang dan orang tersebut memakannya.

Berdasarkan konsep tersebut, menurut pandangan Muktazilah rezeki hanyalah

rezeki halal saja, dan tidak ada rezeki yang haram.

Gugusan pembahasan rezeki di atas jika diperhatikan hubungan antara

makna rezeki secara bahasa dan istilah, dikandung maksud bahwa rezeki secara

bahasa adalah pemberian, sedangkan secara istilah adalah sesuatu yang

disampaikan, atau sesuatu yang disampaikan Allah kepada makhluk-nya dan yang

bermanfaat baginya.

Page 53: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

40

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Macam-macam rezeki

1. Rezeki ditinjau dari bentuknya

Apabila rezeki ditinjau bentuknya, ada dua.

A. Material.

Rezeki yang material ini dapat ditarikan sebagai rezeki

yang berwujud dan dapat kita rasakan pula, seperti hal-hal yang

dapat mencukupi kebutuhan hidup kita diantaranya adalah pakaian,

makanan, rumah, dan lain sebagainya.

B. Non material

Sedangkan rezeki yang bersifat non material adalah yang

memang tidak tampak melainkan dapat kita rasakan kadar rezeki

tersebut, seperti Allah memberikan rezeki melalui kesehatan dalam

tubuh kita, anak yang sholeh-sholeha berbakti kepada kedua orang

tua, keberkahan dalam menjalani hidup.

1. Rezeki ditinjau dari sifatnya

A. Ibtila (Cobaan)

Rezeki diartikan sebagai cobaan adalah rezeki yang btidak

ada hubungannya sama sekali dengan Allah. Manakala rezeki

itu sudah dikuasai oleh diri manusia itu sendiri bahkan dapat

membuatnya terlena akan nikmatnya rezeki dan lupa bahwa

rezeki itu dari Allah. Dan bahkan dapat membuatnya jauh atau

ingkar terhadap Allah SWT. Selaku pemilik rezeki yang haq.

Seperti Allah mengisyaratkan pada al-Qur‟an al-Munafiqun: 10

Dan belanjkan sebagian dari apa yang telah kami berikan

kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang

diantara kamu, lalu ia berkata: “ya rabb ku, mengapa engkau

41

Page 54: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

41

tidak menangguhkan ( kematianku ) sampai waktu yang dekat,

yang enyabkan aku dapat bersedekah dan aku termaksud orang-

orang yang saleh?53

B. Isthifa ( pilihan )

Adapun rezeki sebagai pilihan adalah rezeki yang memang

diperuntukkan bagi Allah. Dan Allah akan jadi pelindung bagi

orang yang benar-benar menyerahkan rezekinya pada Allah,

meyakini penuh bahwa Allah azza wa jalla adalah sang pemilik

rezeki dan hanya Allah lah satusatunya Tuhan yang dapat

memberikan dan menjamin rezeki itu pada hambanya. Artinya

Allah akan selalu berpihak padanya apabila ia pasrahkan semua

ketentuan itu pada Allah.

2. Rezeki ditinjau dari jenisnya

Dalam memahami sebuah rezeki perlu untuk mengetahui

jenis jenis rezeki yang telah Allah berikan pada hambanya agar

mudah termotifasi dan berusaha bangkit dan mengejar rezeki

tersebut.

Menurut Dr. Abad Badruzaman dalam bukunya “Ayat-ayat

Rezeki” mejelaskan, adapun dalam perspektif akidah rezeki itu

terdiri dari 3 jenis:

A. Rezeki yang dijamin

Rezeki yang dijamin adalah rezeki yang memang sudah

ditetapkan oleh Allah kepada setiap makhluknya. Ketetapan

tersebut bisa berupa apa saja baik berupa, kadarnya, waktunya,

macamnya, rupanya, dan temporalnya. Dengan kata lain Allah

telah memberikan jaminan rezeki pada setiap makhluknya.

Namun jaminan rezeki ini tidak sama banyak antara makhluk

yang satu dengan yang lain. Kadar yang telah Allah berikan

tidaklah sama. Ada seseorang yang kadar rezekinya banyak

53 QS.Al-Munafiqun 63:10

Page 55: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

42

sehingga ia dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Namun ada

juga bayi yang baru berumur beberapa jam sudah meninggal

karena jatah rezekinya sedikit. Allah tidak memberikan kadar

rezeki itu sama. Yang Allah berikan terkait rezeki yang dijamin

adalah berlakunya hukum alam dan sunnatullah. Terkait dengan

hal itu Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat Hud Ayat 6:

دػب يغز ب ؼهىيغزوش ػهاللسصهب يبيدآثخكالأسضإل

﴿ ج ككزبةي ﴾كم

Dan tidak satupun makhluk yag bergerak (bernyawa) di

Bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah rezekinya.

Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat

penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata

(Lauh Mahfuzh).54

Ayat diatas telah mengisyaratkan bahwa Allah telah

menjamin rezeki, bahkan kepada binatang melata sekalipun.

Allah telah menetapkan rezeki kepada setiap makhluknya dan

hal itu termasuk suatu takdir yang telah ditetapkan oleh Allah.

Sebagaimana ayat diatas, semua itu telah tercatat di Lauh

Mahfuzh. Oleh karena itu, rezeki yang telah dijamin ini

merupakan realisasi dari takdir yang telah ditetapkan sehingga

sifatnya tidak dapat berubah karena ditakdirkan sebagaimana

mestinya. Rezeki yang dijamin itu merupakan takdir mubram

dan kita tidak bisa mengubahnya. Sedangkan rezeki yang

dibagikan dan dijanjikan adalah contoh dari takdir muallaq

yang bisa dirubah.355

B.Rezeki yang dibagikan

Rezeki yang dibagikan merupakan rezeki yang bisa berubah

kadarnya, alias bisa bertambah dari waktu ke waktu. Jika rezeki yang

dijamin merupakan ketetapan Allah yang tidak bisa kita rubah dan

54 2QS. Hud 11 : 6

55

3Ali Abdullah. Rumus Rezeki. (Tiga Serangkai. Solo: 2017), 36

Page 56: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

43

sifatnya tetap, rezeki yang dibagikan itu bisa dirubah dan sifatnya

bergantung pada makhluk itu sendiri. Artinya, rezeki ini didapat

dengan cara bekerja.

Pepatah mengatakan bahwa jika tangan dan kaki bergerak,

mulutpun bisa mengunyah. Hal itu mengandung arti bahwa jika

seseorang itu mau bekerja, ia akan mendapatkan hasil dari apa yang

dikerjakannya cara itu. Dengan demikian rezeki yang dibagikan itu

bisa didapatkan dengan jalan bekerja.

Adapun penjelasan Allah yang tertera dalam potongan ayat

dibawah ini dalam Surat ar-Ra‟d ayat 11:

شيبثو ـ اللل أيشاللإ حلظي خهل ي ذ ث ونيؼوجبدي

شايب ـ حز د يبنىي ن وعءاكلايشد إراأساداللثو ى لغ ثأ

ال﴿ ﴾ي

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu

mengikutinya bergiliran, dimuka dan di belakangnya, mereka

menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak

mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka merubah

keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada

yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung

bagi mereka selain Dia.456

Maksud pejelasan potongan ayat diatas bisa kita

singgungkan pada usaha etos kerja seorang hamba yang mana Allah

senantiasa memberikan penuh atau memasrahkan kepada hambanya

agar dapat mencari rezeki yang Allah bagikan untuk mereka dengan

merubah diri mereka sendiri untuk selalu berusaha mencari dan

merubah diri mereka menjadi yang lebih baik. Dan memberi

kesempatan pada hambanya untuk selalu bergerak agar tak diam dan

pasif menerima keadaan.

Dapat diperjelas kembali, bahwa jenis rezeki seperti inilah

yang paling banyak dicari oleh umat manusia. Mereka bekerja untuk

56 4QS. Ar-Ra‟d 13 : 11

Page 57: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

44

mendapatkan rezeki dan meraih kebahagiaan. Dengan demikian jenis

rezeki ini didapatkan memalui jalan hukum alam yang berlaku; jika kita

mau bekerja maka akan mendapatkan hasilnya, sementara jikan

malasmalasan maka rezeki tidak kunjung datang. Rezeki yang

dibagikan tidaklah sama dengan rezeki yang dijamin. Jika rezeki yang

dijamin merupakan takdir mubram yang pasti dan tidak bisa dirubaha,

maka sebaliknya rezeki yang dibagikan merupakan takdir muallaq yang

ketentuannya bisa dirubah tergantung pada usaha yang dilakukan oleh

setiap makhluk, ia pun harus bersikap aktif dan melibatkan hal-hal lain

yang berada disekelilingnya. Artinya, rezeki ini bisa berubah sebagai

usaha seseorang untuk mengubahnya. Perubahannya tergantung juga

pada seberapa giat orang tersebut bekerja, seberapa potensial jenis

pekerjaannya, seberapa banyak yang dikerjakannya, dan faktor-faktor

yang terkait lainnya. Orang gilapun memperoleh rezeki, dan

kenyataannya dia bisa makan dan minum, hewan melatapun juga

mendapatkan rezeki, buktinya setiap hari ia selalu kenyang. Ikan kecil

yang kalah bersaing dengan ikan-ikan besarpun juga diberi rezeki.

Meskipun demikian, tetaplah itu rezeki yang dijamin pada ikan tersebut.

Rezeki mereka hanya sebatas itu. Jika jatah rezeki mereka habis, maka

habis pula riwayat mereka.

Lain halnya dengan manusia yang sehat dan berakal,

sebagaimana kita. Kitapun memperoleh jatah rezeki tertentu

sebagaimana orang gila, hewan melata, dan ikan kecil. Akan tetapi, kita

bisa mendapatkan rezeki yang lebih daripada itu semua. Caranya adalah

dengan bekerja yang sungguh-sungguh. Itulah perbedaan kita dan itu

semua. Jika kita bias mengusahakan rezeki, yang lain hanya bisa

menantikan rezeki yang dijamin tanpa bisa mengusahakan yang lebih.

Oleh karena itu, bekerja merupakan jalan untuk mencari dan

mendapatkan rezeki dibagikan itu. Bekerja merupakan sebuah

kewajaran dalam perkehidupan manusia sebagai jalan untuk

mendapatkan penghidupan. Sementara itu Allah telah menyediakan

Page 58: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

45

bumi sebagai lahan untuk kita ambil manfaatnya. Bumi merupakan

ladang rezeki umat manusia. Selain Bumi yang diambil manfaatnya,

Bumi juga menjadi pijakan untuk mencari rezeki. Bumi telah diciptakan

oleh Allah untuk kita dan makhluk lainnya. Kehidupan manusia dimuka

Bumi ini merupakan perjuangan untuk hidup, yaitu berupa

mempertahankan kehidupan dengan cara mencari rezeki dengan jalan

bekerja. Sebab, Bumi adalah kehidupan kita, jadi di Bumi ini pulalah

kita mencari rezeki yang dibagikan dan caranya adalah bekerja dengan

bersungguh-sungguh.

Allah berfirman dalam al-Qura‟an Surat al-Mulk ayat 15:

انؾس إن صه كهايس انزجؼمنكىالأسضرنلكبيؾاكيبكجب

﴿﴾

Dialah yang menjadikan Bumi untuk kamu yang mudah

dijelajahi, maka jelajahilah disegala penjurunya dan makanlah

dari sebagaian dari rezekinya. Dan hanya kepadanyalah kamu

(kembali setelah) dibangkitkan.57

C. Rezeki yang dijanjikan

Rezeki yang dijanjikan merupakan rezeki yang termasuk dalam

kategori takdir muallaq. Dengan demikian, jenis rezeki seperti ini juga

bisa berubah kadarnya. Rezeki ini juga didapatkan dengan cara aktif

bukan pasif. Rezeki ini datang dengan sendirinya, alias otomatis, tetapi

dicari. Jika rezeki yang dibagikan itu dicari dengan cara bekerja, rezeki

yang dijanjikan itu dicari tidak dengan bekerja. Rezeki yang dijanjikan

ini dicari dengan jalur ketakwaan, keshalihan social, dan laku religious-

spiritual.

Rezeki yang dijanjikan adalah rezeki yang akan diberikan kepada

manusia, jika manusia itu memenuhi berbagai kriteria yang telah Allah

tetapkan. Kriteria itu sangatlah sederhana, yaki menjadi seorang

57 QS. Al-Mulk 67 : 15

Page 59: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

46

mukmin yang senantiasa bertakwa, berbuat baik, beramal shalih, dan

senantiasa mengerjakan ajaran Islam.

Beberapa kriteria tersebut sifatnya sangat umum. Sementara itu,

kriteria tersebut akan menjadi sulit dipahami jika tidak berdasarkan

pada hal-hal yang gamblang. Oleh karena itu, harus ada rumusan

tertentu untuk mempermudah pengamalannya. Berdasarkan berbagai

ayat di dalam al-Qur‟an yang terkait rezeki, dapat dirumuskan bahwa

kriteria untuk bias.

mendapatkan rezeki yang telah dijanjikan oleh Allah itu setidaknya

ada tiga, yaitu takwa, istighfar, dan infak. Dari ketiga kriteria tersebut,

dapat dipahami bahwa tidak ada jalur bekerja untuk mendapatkan

rezeki yang dijanjikan. Namun, jika kita mengkategorikan dalam rumus

rezeki, ketiga kriteria tersebut termasuk laku ikhtiar dan tawakal

sekaligus. Hal itu kan terlihat dan tampak ketiak ketiga kriteria tersebut

diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.58

B. Upaya Mempermudah dalam Membuka Pintu Rezeki

1. Takwa & berserah diri kepada Allah

Dalam mencari rezeki, manusia terkadang sampai tidak bisa

nyenyak tidur dan tidak enak makan. Tidak hanya siang, sering kali

diteruskan hingga malam. Seluruh anggota keluarga ikut mencari rezeki;

suami, istri, dan anak yang sudah bisa diajak untuk mencari rezeki. Istilah

lainnya yang populer, kepala dijadikan kaki, kaki dijadikan kepala. Mereka

mengejar rezeki dengan segala daya dan upaya. Namun apa yang

diusahaknnya setengah mati itu, tidak kunjung didapat, atau diperoleh tapi

tidak sebanding dengan usaha yang dikeluarkannya, kadang-kadang kita

sampai putus asa. Pikiran kita kadangkadang menjadi buntu, bahkan saking

pepatnya, timbul keinginan untuk gantung diri sampai mati. Adapula

diantaranya kita yang tidak putus asa, tetapi berusaha terus meksipun dalam

keadaan payah dan rumit, begitu perusahaan bangkrut, ia keluar dari

58

Ali Abdullah. Rumus R ezeki. (Tiga Serangkai. Solo: 2017), 51

Page 60: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

47

perusahaan, lalu berusaha bangun berdiri hingga akhirnya berhasil memiliki

usaha sendiri.

Ada suatu cara untuk mempermudah menarik rezeki. Cara itu

disebutkan oleh Allah dalam al-Qur‟an Surat at-Thalaq ayat 2 dan 3:

كبسه ؼشفأ ث كأيغك أجه ـ كىكئراثه ػذلي ذار أؽ ؼشف ث

يزنالل خش وا ان ثبلل ؤي يكب رنكىػعث بدحلل اانؾ أه جؼم

يخشجب﴿ كن يز شلحزغت ح شصهي ثبنؾ﴾ الل حغجإ ك مػهالل

ءهذسا﴿ ؽ نكم هذجؼمالل ﴾أيش

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya dia akan

mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah

yang tiada disangkasangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal

kepada Allah niscaya Alla akan mencukupkan (keperluan)-nya.

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-nya.

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiaptiap

sesuatu.59

Pada suatu hari, seorang yang bernama Malik dari kabilah Asyja‟I

berkunjung kepada Rasulullah SAW mengadu bahawa anaknya yang

bernama „Auf, menurut berita yang diterimanya, tertawan musuh. Ia

memohon pertolongan pada Rasulullah SAW. Nabi menasehatinya agar

bersabar, karena niscaya Allah akan memberikannya jalan keluar. Nabi

menyuruhnya mengirim pesan kepada‟Auf. Bahwa Rasulullah SAW

memerintahkan ia memperbanyak bacaan, “La> h}aula wa la> quwwata

illa> billa>h.” „Auf melaksanakan perintah Nabi itu meskipun ia dalam

keadaan dibelenggu oleh musuh. Tak beberapa lama datanglah pertolongan

Allah, belenggu itu lepas dan ia berhasil lolos, kemudian lari ke Madinah.

Ditengah jalan bertemu dengan segerombolan domba atau unta,

lalu digiringnya sekumpulan ternak itu lalu dibawa ke Madinah dan

mengetuk pintu rumah orang tuanya, Malik al-Asyja‟i. mendengar suara

„Auf, orang-orang yang berada di dalam rumahnya saling berebut untuk

membukakan pintu. Alangkah terkejutnya mereka karena pekarangan

mereka penuh dengan binatang ternak. „Auf menceritakan kepada orang

59

QS. At-Thalaq 65 : 2-3

Page 61: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

48

tuanya tentang semua kejadian yang dialaminya. Malik masih ragu-ragu

tentang hukum binatang ternak itu, lalu segera menanyakannya pada

Rasulullah. Nabi menerangkan padanya bahwa boleh bagi Malik melakukan

apa saja yang ia mau sebagaimana layaknya harta sendiri.

Dari keterangan tersebut kita mengetahui bahwa bertakwa kepada

Allah dan berserah diri padanya, dalam segala hal, benar-benar memudahkan

dalam mencari dan menarik rezeki, yakni rezeki itu mudah diperoleh, tak

usah dan tak perlu sampai tak makan dan tak tidur. Walaupun rezeki itu

mungkin tidak banyak, namun mengandung berkah.60

2, Istighfar

Sesungguhnya istighfar itu merupakan suatu kesempatan atau

peluang bagi kita untuk membersihkan dosa. Jika Allah menerima taubat

kita, maka kita akan menjadi hamba yang dikasihinya. Kalau seorang hamba

sudah dikasihi Allah, maka sudah tentu segala keinginannya akan

dikabulkan. Termasuk keinginan untuk mendapatkan rezeki yang barokah

dan terus bertambah.

Lantas apa kaitannya istighfar dengan bertambahnya rezeki?

Didalam alQur‟an dijelaskan bahwa barang siapayang memohon ampunan

maka akan dimudahkan segala urusannya.

Seperti yang sudah tertera dalam QS. Nuh ayat 10-12:

ؿلبسا﴿ كب لشاسثكىإ ـ ذساسا﴿كوهذاعز كىي بءػه ذدكى﴾شعمانغ ﴾

بسا﴿ جؼمنكىأ جؼمنكىجبد ث ال ﴾ثأي

Maka aku katakan kepada mereka, memohonlah ampun kepada

Tuhanmu. Sesungguhnya dia maha pengampun. Niscaya dia akan

mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan

60

M. Ali Usman, Rezeki dalam al-Qur‟an, (PT Kiblat Buku Utama. Bandung : 2010),

110

Page 62: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

49

harta dan anak-anakmu. Dan mengadakan kepadamu kebun-kebun

dan mengadakan di dalamnya sungaisungai.61

Apabila manusia mau bertaubat kepada Allah, memohon ampunan

dan beristighfar kepadanya, kemudian menaati segala perintah dan

larangannya, maka Allah akan memperbanyak rezeki. Yakni dengan

menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan

keberkahan dari Bumi. Selanjutnya karena siraman air hujan itu akan

tumbuh berbagai tanaman yang akan berbuah banyak.62

Seperti itulah Allah memberikan isyarat atau contoh bagi

hambanya yang mau beristighfar atau memohon ampunan padanya, maka

senantiasa Allah akan mendengar dan menerima taubat seseorang tersebut

dan akhirnya Allah ridho terhadap apa yang dia lakukan, sehingga

muncullah belas kasih Allah padanya untuk mewujudkan segala keinginan

dan permintaan hambanya. Maka dari itu disitulah letak kemudahan

seorang hamba untuk senantiasa mendapatkan cucuran kemurahan Allah

yakni rahmatnya senantiasa akan menyertainya. Dan belas kasih Allah

akan selalu berada dalam diri hambanya. Apapun yang diminta oleh

seorang hamba maka Allah senantiasa mengabulkannya, apalagi hanya

berupa rezeki. Tak kurang-kurangnya Allah berikan secara cuma-Cuma

pada hambanya.

3. Syukur

Syukur berarti menampakkan pengaruh kenikmatan yang Allah

berikan baik melalui lisan dengan cara mengakui dan memujinya, melalui

hati dengan cara menyaksikan kebesarannya dan mencintainya, melalui

anggota badan dengan cara menaati dan tunduk pada aturan

Allah.bersyukur kepada Allah menandakan kita sebagai hamba yang

bertakwa. Bersyukur berarti memuji Allah sebagai rasa terimakasih atas

61

QS. Nuh 71 : 10-12

62

Muhammad Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah & Hidup Berkah. (Pustaka Media Press.

Suarabaya: 2014), 98

Page 63: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

50

rahmat. Nikmat dan karunianya yang telah kita dapatkan. Seperti

firmannya dalam al-Qur‟an surat Ibrahim ayat 7:

ػزاثنؾذذ﴿ نئكلشرىإ سثكىنئؽكشرىلأصذكى إررأر ١﴾

Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika

kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat)

kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmatku) maka pasti

adzabku akan sangat berat.63

Syukur adalah bentuk pengakuan yang keluar dari dalam hati yang

paling murni bahwa segala sesuatu yang diperoleh adalah dari Allah bukan

dari hasil kerja keras yang dilakukan.

Apabila seorang manusia melakukan rasa syukur demngan benar.

Maka Allah pasti akan menambah karunianya. Sebaliknya apabila manusia

itu tidak mau bersyukur, akan tetapi malah kufur terhadap nikmat, maka

Allah pasti akan memberinya adzab yang pedih.

Menurut al-Qusyairi bahwa syukur itu ada tiga macam:

a. Syukur dengan lisan, adalah syukurnya orang

yang berilmu, ini dapat direalisasikan dalam

bentuk ucapan. Yakni mengakui kenikmatan

yang telah diberikan oleh Allah dengan sikap

merendahkan diri.

b. Syukur dengan badan, adalah syukurnya orang

beribadah, ini dapat ditunjukkan dengan cara

perbuatan baik, yakni dengan beribadah atu

dengan memanfaatkan harta untuk bersedekah.

c. Syukur dengan hati, adalah syukurnya orang

ahli makrifat yang dapat diwujudkan dengan

semua hal ihwal secara konsisten.64

63

QS. Ibrahim 14 : 7

64

Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah, 128

Page 64: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

51

4. Infak

Infak adalah pemberian harta atau sumbangan dan lain sebagainya

untuk tujuan kebaikan dan meraih ridha Allah. Dalam hal ini kita

mengartikan infak secara pandang luas. Yaitu meliputi shadaqah,

menyumbang, wakaf, dan lain sebagainya yang termasuk tindakan

memberi kepada pihak lain dengan tujuan kebaikan dan ridha Allah.

Kedahsyatan infak ini telah digambarkan oleh Allah secara indah

melalui firmannya dalam al-Qur‟an Surat al-Baqarah Ayat 261:

عجهخ ضمحجخأجزذعجغعبثمككم انىكعجماللك أي لو ضمانز ي

اعغػهى﴿ الل ؾبء اللضبػقن ئخحجخ ﴾ي

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah

seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap

tangkai adaseratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dia

kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.65

Dari ayat diatas jelas bahwa infak itu mempunyai kekuatan yang

dahsyat. Menginfakkan harta dijalan Allah itu sebagaimana sebiji benih

sawi yang tumbuh menjadi pohon. Pohon tersebut mempunyai tujuh

ranting. Sementara itu, pada masing-masing ranting mengeluarkan

seratus benih. Dengan begitu, dari satu benih itu memunculkan tujuh

ratus benih lagi. Itulah “investasi” rezeki dengan cara berinfak. Allah

menggantikan dengan cara melipatgandakan dari infak yang

dikeluarkan.66

Selain ayat diatas Allah juga memberikan motivasi pada ayat lain

bahwa rezeki yang diinfakkan maka akan kembali dengan jumlah

berlipat ganda, seperti pada Surat Saba‟ ayat 39

ءك ؽ يبألوزىي وذسن ػجبد ؾبءي صمن جغظانش سث همإ

ش خ ﴿خهل اصه ﴾٣انش

65 QS. Al-Baqarah 2 : 261

66 Abdullah, Rumus, 97

Page 65: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

52

katakanlah, sungguh Tuhanku melapangkan rezeki dan

membatasinya bagi siapa yang dia kehendaki diantara

hamba-hambanya. Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah

akan menggantinya dan dialah pemberi rezeki yang terbaik.67

Pada ayat tersebut diatas juga merupakan dalil untuk berinfak.

Allah telah menjanjikan dan Allah akan menggantikan atas apa yag telah

kita infakkan (nafkahkan) di jalan Allah. Allah maha pemberi rezeki dan

tidak ada Tuhan selain Allah. Ayat tersebut juga member motivasi pada

kita agar kita senantiasa menjadi pribadi yang suka berbagi pada orang

lain sehingga kita bisa sekaligus melakukan kebaikan social dan

kebaikan spiritual.

Perlu diketahui juga bahwa berinfak memang menjadi sebuah

amalan pembuka pintu rezeki. Akan tetapi amalan ini sifatnya

penunjang. Jangan mentang-mentang sudah berinfak, kemudian tidak

bekerja dan bermalasmalasan di rumah. Padahal tidak bekerja dan

bermalas-malasan itu dilarang oleh islam. Rosulullah pun juga juga

menganjurkan agar umat islam menjadi pribadi yang giat bekerja dan

tidak bermalas-malasan.

Oleh karena itu, hubungan antara sedekah (infak) dan hari akhir

adalah erat sekali karena sebagaimaa diketahui, seseorang tak akan

mendapatkan pertolongan apapun dan dari siapapun pada hari akhirat itu,

kecuali dari hasil amalnya sendiri selagi masih di Dunia, antara lain

amalnya yang berupa infak dijalan Allah.68

5. Shalat

Dalam hal ini Allah berfirman dalam al-Qur‟an surat Thaha Ayat

132:

67 QS. Saba‟ 34 : 39

68

Muhammad Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah & Hidup Berkah. (Pustaka Media

Press.Suarabaya: 2014), 120

Page 66: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

53

لة واصطبر عليه قوى وأمر أهلك بالص حن نرزقك والعاقبة للت ا ل نسألك رزقا ن

﴿٠٢١﴾

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan

bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta

rezeki kepadamu, kamilah yang member rezeki kepadamu dan

akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa.69

Shalat menurut bahasa berarti do‟a, sedangkan secara hakikat

berarti berharap hati (jiwa) kepada Allah dan mendatangkan takut

kepadanya serta menumbuhkan didalam jiwa raga keagungan,

kebesarannya, dan kesempurnaan kekuasaannya.70

Seperti Allah

menegaskan dalam firmannya pada al-Qur‟an Surat Adz-Dzariyat 56 – 58:

زق وما أريد أن ٦٥وما خلقت الجن والنس إل ليعبدون ﴿ ن ر ﴾ما أريد منهم م

ة المتين ﴿٦٥يطعمون ﴿ اق ذو القو ز هو الر ﴾٦٥﴾إن الل

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepadaku. Aku tidak menghendaki rezeki

sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka

memberiku makan. Sesungguhnya Allah dialah maha pemberi

rezeki. Yang memiliki kekuatan lagi sangat kokoh.71

Melalui shalat kita dibimbing oleh malaikat rizki untuk menempuh

jalan menjadi kaya. Dan Allah mengajarkan kita agar menjadi kaya dan

menghargai waktu. Selain shalat lima waktu, adapun shalat sunnah yang

dapat menyebabkan rezeki itu dimudahkan oleh Allah diantaranya seperti

shalat sunnah dhuha.

Orang yang mengerjakan shalat sunnah dhuha sebanyak empat

rakaat akan diberikannya rezeki yang sagat cukup untuk memenuhi

kebutuhannya seharihari oleh Allah.

Melalui shalat sunnah dhuha, setiap haba akan dituntun menuju

jalan menjadi kaya. Karena shalat dhuha sangat berpengaruh bagi

69 QS. Thaha 20 : 132

70

Fadlun, Agar rezeki, 111

71

QS. Adz-Dzariyat 51 : 56 - 58

Page 67: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

54

kemurahan rezeki dan rahmat dari Allah. Orang yang mengerjakan shalat

dhuha, tentu tidak pernah mninggalkan shalat fardhu. Karena apabila

seseorang mengerjakan shalat sunnah dhuha,tetapi meniggalkan shalat

wajib tentu shalat sunnah dhuhanya pasti akan sia-sia. Disamping itu kita

harus dapat menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Karena

dengan menjahui larangannya dan mematuhi segala perintahnya, maka

akan menjadi hamba yang bertakwa. Dan bagi orang yang bertakwa

kepada Allah, maka Allah senantiasa akan mengasihinya dengan

memberikan rezeki yang lancar.72

Melakukan shalat dhuha juga menyebabkan seseorang akan

diampuni dosanya oleh Allah. Meski dosanya itu banyak sekali. Bahkan di

dalam hadis diibaratkan bak buih di lautan. Mengenai hal ini kita dapat

menegatahuinya dari sebuah hadis yang diceritakan dari Abu Hurairah

RA: “Barang siapa yang membiasakan diri melakukan shalat sunnah

dhuha dua rakaat maka diampunilah dosa-dosanya sekalipun dosa itu

laksana buih diatas lautan.” (HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Disamping menyebabkan diapuni segala dosanya, sholat sunnah

dhuha juga mempunyai fadhilah kelak orang yang melakukannya tidak

akan disentuh oleh api neraka. Selain itu orang yang melakukan shalat

sunnah dhuha kelak akan disuruh untuk masuk surge melalui sebuah pintu

yang berna adh-Dhuha. Bahkan, tidak hanya masuk surga, orang yang

melakukan shalat dhuha bahkan sampai dua belas rakaat akan dibuatkan

istana di dalam surga.73

6. Membaca Surat al-Waqi‟ah

Nabi menyebutkan surat al-Waqiah sebagai “surat ghina” surat

kaya, yakni surat yang menyebabkan pembacanya akan dilapangkan

72 Muhammad Fadlun, Agar Rezeki Berlimpah & Hidup Berkah. (Pustaka Media Press. Suarabaya: 2014), 168

73 Akhmad Muhaimin Azzet, 7 Cara Akselerasi Rezeki, (Diva Press. Yogyakarta: 2016),

134

Page 68: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

55

rezekinya oleh Allah. Atas dasar ini maka keutamaan utama yang terdapat

dalam surat ini adalah dapat memperlancar rezeki bagi membacanya.74

Adapun amaliah selain diatas sebagaimana seperti amaliah dengan

membaca al-Qur‟an terutama pada surat al-Waqi‟ah yag mana pernah

disabdakan oleh nabi pada hadisnya yang diriwayatkan oleh Baihaqi no.

2397

Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah setiap malam maka ia tidak

akan tertimpa kemiskinan selamanya.

Adapun beberapa fadhilah selain kekayan materi dalam membaca

surat itu pada tiap malam, ialah supaya yang membaca akan memahamkan

isinya, lalu mengamalkan sekedar tenaga yang ada padanya, dan dia pun

berusaha sekedar tenaga pula, hatinya pun terbuka. Ilham Allah datang dan

hatinya pun tidak akan canggung menghadapi hidup ini, dan diapun akan

mengenal dari mana dia datang, dimana dia hidup sekarang dan kemana

dia hidup kelak, maka apabila kit abaca surat ini, kita perhatikan dengan

seksama, jiwa kita akan merasa kuat dan kita tidak merasa rendah diri,

kecuali kepada Allah. Namun kepada sesame manusia ia tidak akan

menggantungkan harapan. Itulah kekayaan sejati, kekayaan jiwa. Dan

itulah yang paling penting dalam hidup kita ini.75

Arti hadis diatas memang berisi tentang keutamaan dari surat al-

Waqi‟ah. Keutamaan dari membaca surat tersebut adalah orang yang

membacanya setiap malam secara istiqamah akan dicukupkan rezekinya

oleh Allah. Dengan demikian salah satu jalan untuk menggapai rezeki

adalah membaca surat al-Waqi‟ah secara istiqamah setiap malam hari.

Benar atau tidak karena status hadisnya tidak shahih hendaknya

kita tidak usah membingungkan untuk pengamalannya. Mari kita

mengamalkan isi dari hadis tersebut. Jika memang surat al-Waqi‟ah

menjadi salah satu cara untuk membuka pintu rezeki makin lebar, Allah

akan memberikan rezekinya pada kita. Dan jika tidak seperti itu adanya

74 Muhammad Fadlun, Agar rezeki berlimpah & hidup berkah. (Pustaka Media Press.

Suarabaya: 2014), 161 75 Hamka, Tafsir al-Azhar, (Pustaka Panji Mas. Jakarta: 1982)

Page 69: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

56

karena status hadis diatas adalah lemah, bacaan kita terhadap surat al-

Waqi‟ah yang merupakan dari al-Qur‟an itu akan menjadi sebuah pahala

apabila kita mambacanya.76

7. Silaturrahim

Salah satu keberkahan hidup dan dapat mengundang keberkahan

rezeki adalah gemar menyambung silaturrahim. Oleh sebab itu sering-

sering pula seorang hamba hendaknya menyambung silaturrahim.

Dari Hurairah RA. Rasulullah bersabda; “siapa yang ingin

diluaskan rezekinya, dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali

silaturrahim.” (HR. Bukhori) Barang siapa yang menyabung tali

silaturrahim maka Allah juga akan menyambung hubungan dengannya.

Dan bentuk penyambungan Allah kepada hambanya adalah dengan

menambahkan rezeki dan umur baginya, serta senantiasa memberikan

pertolongan padanya.77

Sebaliknya siapa saja yang memutuskan tali silaturrahi, maka

Allah akan memutuskan hubungan dengannya. Allah tidak akan peduli lagi

dengannya, Allah akan menjadikannya buta dan tuli, serta menimpahkan

laknat padanya. Dan barang siapa yang mendapatkan laknat, maka

sungguh ia dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allaha yang maha kuasa.

Hadis yang agung ini memberi gambaran bahwa dalam keutamaan

menyambung silaturrahim sang pelaku akan dipanjangkan umurnya begitu

juga dengan rezekinya.

Adapun dalam hal mengenai bertabahnya umur para ulama

berbeda-beda dalam hal menafsirkannya. Pertama, yang dimaksud tambah

disini adalah tambah nilai keberkahan dalam sebuah umur tersebut.

Kemudahan melakukan ketaatan dan menyibukkan diri dengan hal yang

bermanfaat baginya di Akhirat. Kedua, berkaitan dengan pengetahuan

malaikat yang ada di Lauh Mahfuzh atau lainnya. Umur yang melekat pada

diri makhluk akan bertambah sesuai dengan nilai tambah yang nyata, akan

76 Ali Abdullah. Rumus Rezeki. (Tiga Serangkai. Solo: 2017),120

77 Muhammad Fadlun, Agar rezeki berlimpah & hidup berkah. (Pustaka Media Press.

Suarabaya: 2014), 107

Page 70: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

57

tetapi jika ditinjau dari ilmu Allah, maka sesuatu yang telah ditakdirkan itu

tidak aka nada nilai tambahnya. Sedangkan kalu ditinjau dari pemikiran

makhluk maka benar-benar ada nilai tambah pada usia tersebut. Ketiga,

yang dimaksud nilai tambah dalam usia adalah namanya tet dikenang

kebaikannya. Sehingga seolah-olah ia tidak pernah mati.78

C. Pemahaman Tentang Rezeki di Pondok Pesantren Saadatul Muttaqin

Sebenarnya ayat ini boleh dikatakan diterapkan, boleh dikatakan

tidak juga, karena kita hanya membacanya saja, kita tidak mengharapkan

rezeki, kita hanya mengharap ridho serta petunjuknya Allah SWT. Ayat-ayat

tentang rezeki sebenarnya banyak, kita yakin saja yang memberi rezeki sehat,

kekuatan semuanya hanya Allah SWT.79

Mengenai ayat-ayat rezeki itu cuma amalan, sebenarnya semua

ayat-ayat al-Qur‟an itu kalau kita hanya mengharap Ridho Allah SWT. Rezeki

itu datang sendiri, cuman bagi kita orang awam kadang tidak tau, karena bagi

kita orang awam rezeki itu hanya berupa duit (uang) sebenarnya rezeki itu

selain uang juga banyak.80

Kalau masalah ayat, yang lebih tepatnya, tapi ini hanya amalan ya,

atau yang sering digunakan yaitu ada juga ayat atau surah ali-Imron ayat 37,

an-Naml ayat 64, Yunus ayat 31, al-Ankabut ayat 60, Saba ayat 24, Fathir

ayat 3, dan banyak juga ayat-ayat yang lainnya lagi. Masalah penerapanya,

sebenarnya ini buka penerapan, ini Cuma seperti bacaan. Sebabnya santri ini

kan khususnya hafalan al-Qur‟an, mereka Cuma sering dibaca saja atau

disebut istilah santri yaitu meroja‟ah, jadi sering diulang-ulang membacanya.81

Kami dipondok pesantren Saadatul Muttaqin ini, santri tahfidz al-

Qur‟an, jadi kami disini hanya membaca dan menghafal al-Qur‟an, kalau

78Ibid. 107

79

Wawancara dengan Ustadz muzamil pada tanggal 3-Desember-2020

80

Wawancara dengan Ustadz amran pada tanggal 3-Desember-2020

81

Wawancara dengan Ustadz abdul hay pada tanggal 3-Desember-2020

Page 71: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

58

masalah menerapkan atau menggunakan ayat-ayat rezeki itu sebenarnya ada,

tapi kami hanya menganggap semua ayat-ayat yang ada didalam al-Qur‟an itu,

bisa mendatangkan rezeki, yang penting kita yakin bahwa yang memberi

rezeki itu hanya Allah SWT.82

Tentunya ayat-ayat yang kami amalkan tentu banyak, karena kami

memang santri tahfiz Qur‟an, jadi kami tiap waktu membaca al-Qur‟an, kalau

masalah ayat atau surah yang kita amalkan seperti, An-nisa , al-Baqoroh, al-

Qosos, ali-Imron, Lukman dan lain-lain. Kalau waktu mengamalkan atau

membacanya setelah selesai sholat lima waktu, tapi selain surah-surah yang

tersebut, juga ada tambahan surah-surah yang lainnya seperti setelah sholat

magrib ditambah surah Yassin, Hadist Isya‟ ditambahkan surah al-mulk,

setelah sholat subuh surah al-Waqia‟ah setelah sholat zuhur ditambah surah

ad-Dukhon, setelah selesai sholat asar ditambah surah ar-Rahman.83

82 Wawancara dengan Ustadz amran pada tanggal 11-Desember-2020

83

Wawancara dengan Ustadz m.alfin hisan pada tanggal 24-Desember-2020

Page 72: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, rezeki adalah segala sesuatu dari Allah Swt yang

bermanfaat dan yang dihalalkan, bisa berupa uang, makanan, pakaian,

hingga pasangan yang saling menentramkan. Rezeki juga bisa berupa

keturunan yang saleh dan salehah serta nikmat sehat, pendengaran,

penglihatan dan lain sebagainya.

B. Rekomendasi Penelitian

1. Setelah penulis melakukan penelitian tentang kajian living Qur‟an

yang terkait pembacaan al-Qur‟an surat-surat tertentu bagi santri

Saadatul Muttaqin tentu masih banyak objek penelitian living Qur‟an

lainnya yang belum dikaji. Dalam penelitian ini, penulis menyadari

bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan.

2. Semoga dalam penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan segenap

pembaca, serta dapat memberi kontribusi dalam khazanah studi al-

Qur‟an.

60

Page 73: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

60

Lampiran-Lampiran

Page 74: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

61

Page 75: FENOMENA PEMBACAAN SURAH-SURAH PILIHAN UNTUK …

62

DAFTAR PUSTAKA

Nasaruddin Umar, Deradikalisasi Pemahaman Alqur‟an & Hadist, Cet 1

(Jakarta : Gramedia 2014)

Muhammad Zidni Ilman, E-Journal Ayat Tentang Rezeki Dalam

Perspektif Rûh Al-Ma'ân, 2019

Fadhl Ilâhî Zhâhir, Kuci Kunci Rezeki Menurut Al-Qur‟an dan Assunnah,

(Jakarta : Yayasan Alsafwa 2013)

Nur Habib Hidayatullah, Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga 2015,

Konsep Rezeki Menurut Buya Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar.

Siti Latipah, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Jurusan Ilmu Al

Qur-an dan Tafsir Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Darussalam - Banda

Aceh 2018, Rezeki Min Ḥaīthu Lā Yaḥtasīb Menurut Al Qur-an

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek,(Jakarta:

Rineka Cipta, 2002).

L. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2002).

Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali,1992).

Saifuddin Azwar, Metode penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013).

Rianto Adi, Metode Penelitian Sosial dan Hukum,(Jakarta: Granit. 2004).

Djam‟an Satori dan Aan Komariah,Metodologi Penelitian Kualitatif.

cet.ke-5, (Bandung:Alfabeta,2013).

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta:Premanada

Media Group, 2013).

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ”Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitati., R&D, (Bandung:Alfabeta,2013).