5
J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 489 [TINJAUAN PUSTAKA] Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina, 1 Syazili Mustofa 2 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Salah satu keluhan yang ditemukan pada pekerja dengan paparan getaran di kegiatan industrialisasi adalah keluhan berupa kulit pucat, mati rasa terhadap suhu atau sentuhan yang merupakan salah satu manifestasi dari Fenomena Raynaud (Raynaud’s Phenomenon), yaitu gangguan pada pembuluh darah karena adanya vasokontriksi. Gangguan ini mempunyai ciri khas berupa serangan secara episodik dan muncul pada kondisi dingin atau stress emosional dan manifestasi khas berupa tiga fase yaitu kulit pucat, lalu sianosis atau kebiruan dan eritema. Raynaud’s Phenomenon diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Primary Raynaud’s Phenomenon dimana tidak ada penyakit yang menyertai dan Secondary Raynaud’s Phenomenon dimana terdapat penyakit yang menyertai (Lupus Eritematosus Sistemik, Sindrom Karpal Tunel). Terapi dapat berupa non- farmakologi yaitu berupa perubahan gaya hidup, menghindari paparan getaran atau kondisi dingin dan stress emosional dan terapi farmakologi, obat lini pertama yaitu obat golongan penghambat kanal kalsium (CCB) dan obat lini kedua yaitu obat golongan penghambat pospodiesterase tipe-5 (PDE5 Inhibitor). Kata kunci: fenomena Raynaud, pekerja dengan paparan getaran. Raynaud Phenomenon and Worker with Exposure of Vibrating Tools Abstract One of complaints that could be find in workers with exposure of vibration in industrialization is pale skin, numbness to temperature or touch, which is one of the manifestations of Raynaud’s Phenomenon, a disorder of the blood vessels due to vasocontriction. This disorder has a distinct form of episodic attack and appears in cold conditions or emotional stress and typical manifestations of three phases of pale skin, then cyanosis or blueness and erythema. Raynaud’s Phenomenon is classified into two, Primary Raynaud’s Phenomenon, without underlying disease and Secondary Raynaud’s Phenomenon, with underlying disease (Systemic Lupus Erythematosus, Carpal Tunnel Syndrome). Therapy can be non-pharmacological, example lifestyle change, avoidance of vibration or cold conditions and emotional stress and pharmacological therapy, first- line drug, Calcium-Channel Blocker and second line drug is Phospodiesterase Type 5 Inhibitor. Keywords: Raynaud’s phenomenon, workers with exposure of vibration. Korespodensi: Sitti Hazrina, alamat Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro Gg. Arbenta, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota Bandar Lampung, HP 082298866926, e-mail [email protected] Pendahuluan Kegiatan industrialisasi yang terus berkembang juga diikuti dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat sehingga pelaku industri dituntut untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tuntutan konsumen. Untuk memenuhi peningkatan permintaan barang dan jasa, perusahaan akan cenderung menambah pekerja dan peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan salah satu contohnya adalah penggunaan beragam mesin yang dijalankan oleh motor penggerak sehingga akan menghasilkan getaran. 1 Getaran merupakan gerakan yang teratur dari suatu benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangannya. Getaran ada dua, pertama adalah whole body vibration yang diakibatkan oleh getaran pada lantai melalui kaki dari tempat duduk atau pada topangan kaki dan yang kedua adalah hand arm vibration yang diakibatkan oleh adanya getaran yang berasal dari mesin sehingga terdapat getaran pada bagian tangan dan lengan. 2 Terdapat beberapa gangguan yang dapat disebabkan oleh paparan getaran yang berlebihan, salah satu contohnya adalah penyempitan pembuluh darah yang biasanya timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun atau lebih. 1 Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) merupakan vasospasme berulang pada jari tangan dan kaki yang biasanya timbul sebagai respon pada saat dingin. 3 Salah satu manifestasi pada Raynaud Phenomenon adalah White Fingers Syndrome

Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 489

[TINJAUAN PUSTAKA]

Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerjadengan Paparan Getaran Mekanik

Siti Hazrina,1 Syazili Mustofa2

1Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung2Bagian Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

AbstrakSalah satu keluhan yang ditemukan pada pekerja dengan paparan getaran di kegiatan industrialisasi adalah keluhan berupakulit pucat, mati rasa terhadap suhu atau sentuhan yang merupakan salah satu manifestasi dari Fenomena Raynaud(Raynaud’s Phenomenon), yaitu gangguan pada pembuluh darah karena adanya vasokontriksi. Gangguan ini mempunyai cirikhas berupa serangan secara episodik dan muncul pada kondisi dingin atau stress emosional dan manifestasi khas berupatiga fase yaitu kulit pucat, lalu sianosis atau kebiruan dan eritema. Raynaud’s Phenomenon diklasifikasikan menjadi dua,yaitu Primary Raynaud’s Phenomenon dimana tidak ada penyakit yang menyertai dan Secondary Raynaud’s Phenomenondimana terdapat penyakit yang menyertai (Lupus Eritematosus Sistemik, Sindrom Karpal Tunel). Terapi dapat berupa non-farmakologi yaitu berupa perubahan gaya hidup, menghindari paparan getaran atau kondisi dingin dan stress emosionaldan terapi farmakologi, obat lini pertama yaitu obat golongan penghambat kanal kalsium (CCB) dan obat lini kedua yaituobat golongan penghambat pospodiesterase tipe-5 (PDE5 Inhibitor).

Kata kunci: fenomena Raynaud, pekerja dengan paparan getaran.

Raynaud Phenomenon and Worker with Exposure of Vibrating Tools

AbstractOne of complaints that could be find in workers with exposure of vibration in industrialization is pale skin, numbness totemperature or touch, which is one of the manifestations of Raynaud’s Phenomenon, a disorder of the blood vessels due tovasocontriction. This disorder has a distinct form of episodic attack and appears in cold conditions or emotional stress andtypical manifestations of three phases of pale skin, then cyanosis or blueness and erythema. Raynaud’s Phenomenon isclassified into two, Primary Raynaud’s Phenomenon, without underlying disease and Secondary Raynaud’s Phenomenon,with underlying disease (Systemic Lupus Erythematosus, Carpal Tunnel Syndrome). Therapy can be non-pharmacological,example lifestyle change, avoidance of vibration or cold conditions and emotional stress and pharmacological therapy, first-line drug, Calcium-Channel Blocker and second line drug is Phospodiesterase Type 5 Inhibitor.

Keywords: Raynaud’s phenomenon, workers with exposure of vibration.

Korespodensi: Sitti Hazrina, alamat Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro Gg. Arbenta, Gedong Meneng, Rajabasa, Kota BandarLampung, HP 082298866926, e-mail [email protected]

PendahuluanKegiatan industrialisasi yang terus

berkembang juga diikuti dengan kemajuanteknologi yang berkembang pesat sehinggapelaku industri dituntut untuk menghasilkanbarang dan jasa sesuai dengan tuntutankonsumen. Untuk memenuhi peningkatanpermintaan barang dan jasa, perusahaan akancenderung menambah pekerja dan peralatanyang akan digunakan. Peralatan yangdigunakan salah satu contohnya adalahpenggunaan beragam mesin yang dijalankanoleh motor penggerak sehingga akanmenghasilkan getaran.1

Getaran merupakan gerakan yangteratur dari suatu benda atau media denganarah bolak balik dari kedudukankeseimbangannya. Getaran ada dua, pertama

adalah whole body vibration yang diakibatkanoleh getaran pada lantai melalui kaki daritempat duduk atau pada topangan kaki danyang kedua adalah hand arm vibration yangdiakibatkan oleh adanya getaran yang berasaldari mesin sehingga terdapat getaran padabagian tangan dan lengan.2 Terdapat beberapagangguan yang dapat disebabkan olehpaparan getaran yang berlebihan, salah satucontohnya adalah penyempitan pembuluhdarah yang biasanya timbul dalam waktukurang dari 10 tahun atau lebih.1

Fenomena Raynaud (RaynaudPhenomenon) merupakan vasospasmeberulang pada jari tangan dan kaki yangbiasanya timbul sebagai respon pada saatdingin.3 Salah satu manifestasi pada RaynaudPhenomenon adalah White Fingers Syndrome

Page 2: Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 490

yaitu gangguan berupa penyempitanpembuluh darah, gangguan saraf perifer,gangguan tulang sendi dan otot denganmanifestasi yang ditimbulkan berupa jari-jariyang pucat dan kaku, mati rasa terhadap suhuatau sentuhan.1

IsiTerpapar alat-alat dengan getaran

mekanik yang lama dapat mengakibatkanmunculnya beberapa dampak negatif bagikesehatan, baik gangguan neurologis,muskuloskeletal dan vaskular. Contohnyaadalah munculnya gejala atau manifestasi“White fingers” yang merupakan manifestasidari Raynaud Phenomenon.1 Pada saatanamnesis juga didapatkan manifestasi mulaimuncul setelah adanya paparan dengan alatyang mempunyai getaran mekanik.3

Raynaud Phenomenon atau FenomenaRaynaud merupakan salah satu gangguanpada pembuluh darah berupa vasokontriksidari pembuluh darah di jari tangan, jari kakidan hidung dengan khasnya berupa serangansecara episodik dan biasanya terstimulasiakibat cuaca dingin atau stress emosional.4

Penyakit ini pertama kali ditemukan olehRaynaud pada tahun 1862, ketika melihatsalah satu sindrom pada pasien akibatvasokontriksi pembuluh darah karena refleksneurologi yang berlebihan.5 RaynaudPhenomenon lebih sering ditemukan padawanita dan diperkirakan akibat dipengaruhioleh faktor hormonal. Penyakit ini juga rata-rata ditemukan pada usia 47–53 tahun diEropa dan Amerika. Merokok juga dapatmeningkatkan faktor risiko pada pria dankonsumsi alkohol berlebih dapatmeningkatkan faktor risiko pada wanita.6

Raynaud’s Phenomenon (RP) dapatdiklasifikasikan menjadi dua, pertama adalahPrimary Raynaud’s Phenomenon (Raynaud’sDisease) yaitu tidak ada penyakit penyertaatau idiopatik dan biasanya dianggap sebagaisuatu hal fisiologis akibat lingkungan dan yangkedua adalah Secondary Raynaud’sPhenomenon (Raynaud’s Syndrome) yangdiikuti oleh penyakit penyerta seperti LupusEritematosus Sistemik, skleroderma, sindromkarpal tunel, penyakit pada jaringan ikat atauadanya konsumsi obat-obatan yang membuatvasokontriksi pembuluh darah.7

Manifestasi khas dari Raynaud’sPhenomenon terdiri dari 3 fase, yaitu: 1) kulit

pucat atau berwarna putih akibat adanyavasokontriksi dari arteriol sehingga alirandarah berkurang; 2) sianosis atau kebiruanakibat deoksigenasi darah vena; 3) eritemaatau kemerahan karena darah telah mengalirkembali dan berkaitan dengan rasa sakit yangberdenyut.3,6

Gambar 1. Tiga Fase Manifestasi Khas RP3

Tabel 1. Perbedaan Primary dan Secondary RP3

Karakteristik Primer SekunderHubungan denganpenyakit autoimun

Tidak Ya

Onset <30 tahun >30 tahunNyeri saatserangan

Jarang Sering

Jari yang terlibat Simetris AsimetrisNekrosis Jarang SeringAutoantibodi Negatif

atau titerrendah

Titermeningkat

Raynaud’s Phenomenon diakibatkanoleh adanya ketidakseimbangan antara faktorvasokontriksi dan vasodilatasi yang biasanyaterdapat pada individu setelah terpapartekanan fisik (dingin, panas), mekanik(getaran) dan stress emosional secaraberlebihan. Hasil dari reaksi ini juga berbedaantar individu, pada beberapa individu reaksiakan menjadi berlebihan sedangkan padaindividu lainnya reaksinya minimal yang manaberarti ada peran secara genetik dalam reaksitersebut. Ada beberapa mekanisme penyebabadanya ketidakseimbangan tersebut, yaitu:6

1. Disregulasi saraf otonom− Penurunan neuropeptida vasodilator

(kalsitonin)2. Perubahan struktur dan fungsional

pembuluh darah− Meningkatnya vasokontriktor

Endotelin-1− Meningkatnya reaktivitas otot polos

oleh adrenoreseptor α2

Page 3: Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 491

3. Perubahan intravaskular− Peningkatan agregasi dan aktivitas

platelet− Penurunan fibrinolisis− Stress oksidatif

Menurut Standar Kompetensi DokterIndonesia (SKDI), Raynaud’s Phenomenonmerupakan penyakit dengan level kompetensi2 bagi lulusan dokter umum. Yang berarti,lulusan dokter umum diharapkan mampumembuat diagnosis klinik berdasarkanpemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan.Dokter umum dapat merujuk ke dokterspesialis kardiovaskular.8

Diagnosis dapat ditegakkan melaluianamnesis, pemeriksaan fisik danpemeriksaan laboratorium. Pada anamnesis,dapat ditemukan adanya keluhan pada jariseperti rasa kesemutan, mati rasa atau bahkannyeri pada saat kondisi dingin atau adanyaperubahan warna jari menjadi putih atau birusetelah terpapar dingin. Jika terdapat keluhantersebut, dapat dikatakan pasien suspekRaynaud’s Phenomenon.3,5

Tabel 2. Kriteria Diagnosis RP berdasarkangejala klinis5

Kriteria Gejala KlinisNegatif Tidak adanya

perubahan warna(putih, biru, ataukemerahan) dan tidakada nya gejala

Kemungkinan(possible)

Perubahan warnasecara episodik (salahsatu dari berwarnaputih, biru ataukemerahan)dengan/atau rasakesemutan, mati rasa

Pasti (Definite) Perubahan warnasecara episodik danberulang (minimal 2dari warna putih, biruatau kemerahan) padakeadaan dingin atautidak

Parah (Severe) Perubahan warnasecara episodik danberulang (minimal 2dari warna putih, biruatau kemerahan) dankesemutan atau matirasa pada keadaandingin atau normal

Pemeriksaan fisik dapat dilakukandengan pemeriksaan pada jari untukmembedakan Raynaud’s Phenomenon primeratau sekunder dengan melihat ada tidaknyamanifestasi sesuai dengan kriteria masing-masing klasifikasi. Pada Secondary Raynaud’sPhenomenon, harus dilihat juga apakah adagejala lain yang menjadi penyakit penyerta.Contohnya, sindrom karpal tunel, nefritis,skleroderma, nyeri pada tulang, arthritis.Pemeriksaan Laboratorium dapat dilakukanpemeriksaan darah lengkap, urinalisis,pemeriksaan imunologi dan pemeriksaantambahan lainnya seperti radiologi, kadarkreatinin serum, tes fungsi tiroid, dsb.6

Gambar 2. Alur Diagnosis RP3

Jawaban ya pada 3 pertanyaan :Raynaud Phenomenon

- Wanita usia<20tahun

- Tidak adagejala lain

- Pemeriksaanfisik normal

- Kapiler kukunormal

- Episodikgejala masihringan

- Apakah jari sensitif terhadapdingin?

- Terdapat perubahan warnasetelah terpapar dingin?

- Putih, biru, atau keduanya?

-Pasien usia lebihtua atau laki-laki

-Episodik gejalaparah

-Terdapat gangren

-Ditemukan gejalalain (sesak nafas,lemas, refluks)

Raynaud’sPhenomenon Primer

Raynaud’s PhenomenonSekunder

Page 4: Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 492

Tatalaksana untuk Raynaud’sPhenomenon primer lebih difokuskan kepadaperbahan gaya hidup atau tatalaksananonfarkamologi. Kecuali pada Raynaud’sPhenomenon Primer yang parah atau keluhanmemberat, dapat diberikan tatalaksanafarmokologi yaitu Penghambat Kanal Kalsium(CCB).

Adapun tatalaksana nonfarmakologi,yaitu:3,5

1. Menghindari dingin atau menjaga badantetap hangat, terutama ketika seranganterjadi dengan menggunakan sarungtangan.

2. Belajar menghindari stress ataumengkontrol stress.

3. Hindari barang-barang atau alat yangmenghasilkan getaran.

4. Tidak merokok atau berhenti merokok.5. Olahraga secara teratur.

Selain tatalaksana non-farmakologi,terdapat juga tatalaksana farmakologi. Padapenderita Raynaud’s Phenomenon sekunder,selain tatalaksana non-farmakologi, diberikanjuga tatalaksana farmakologi.3

Tatalaksana Farmakologi yang seringdiberikan atau obat lini pertama pada pasiendengan Raynaud’s Phenomenon primer atauSekunder adalah Penghambat Kanal Kalsium(CCB), dimana obat ini akan merelaksasi otot-otot polos dan mendilatasi dari pembuluhdarah.9 Obat golongan ini yang seringdiberikan adalah nifedipine atau amlodipine.Diltiazem juga dapat diberikan tetapi efekvasodilatasi kurang poten karena tidakbersifat spesifik. Pemberian obat-obatan iniharus dimulai dari dosis kecil lalu secaraperlahan dinaikkan hingga dosis maksimalpada beberapa minggu. Obat pada golonganPenghambat Kanal Kalsium (CCB) yang palingefektif untuk menurunkan insidensi seranganadalah Nifedipin. Beberapa efek samping obatyang muncul adalah pusing, hipotensi, edemadan refluks gastrointestinal (jarang).3

Jika obat-obat Penghambat KanalKalsium (CCB) tidak efektif, maka obat linikedua yang dapat diberikan adalah obat-obatan Penghambat Pospodiesterase tipe-5(PDE5 Inhibitor). Obat-obatan ini dapatdiberikan bersamaan dengan PenghambatKanal Kalsium (CCB) atau sebagai penggantijika penggunaan obat lini pertama tidakefektif. Penghambat Pospodiesterase tipe-5

(PDE5 Inhibitor), akan bekerja denganmenghambat pada siklus guanosinmonofosfat, sehingga akan menstimulasirelaksasi dari pada otot polos dan vasodilatasipembuluh darah. Pemberian obat Sildenafildapat dimulai pada dosis rendah yaitu 20mg/hari dan secara perlahan ditingkatkanhingga dosis maksimal 60mg/hari.3

Pada pasien yang tidak efektif denganpemberian Penghambat Kanal Kalsium (CCB)atau bersamaan dengan pemberianPenghambat Pospodiesterase tipe-3 (PDE5Inhibitor), dapat diberikan obat-obat nitrat(nitrogliserin) secara topikal. Selain itu , obat-obatan yang dapat diberikan untukmengurangi insidensi serangan adalahprazosin, fluoxentin, losartan, pentoxifillin,atorvastatin dan prostasiklin.3

Tabel 3. Tahapan Pemberian Terapi RP3

Step 1 - Hindari suhu dingin- Pengontrolan stress atau

emosionalStep 2 - Pemberian obat-obatan

Penghambat Kanal Kalsium (CCB)hingga dosis maksimum yangmasih dapat ditoleransi

- Pemberian obat-obatanPenghambat Pospodiesterasetipe-5 (PDE5 Inhibitor) untukmenggantikan atau ditambahkanpada pemberian obat-obatangolongan CCB

Step 3 - Nitrat Topikal (kontraindikasipada pasien yang telah diberikanpengobatan dengan PenghambatPospodiesterase Tipe-5 (PDE5Inhibitor) karena risiko hipotensi)

- Prazosin- Fluoxentin- Pentoxifilin- atorvastatin

Tabel 4. Dosis Obat Terapi RP10

Obat DosisGolongan Penghambat Kanal Kalsium (CCB)Nifedipin 3 x 10-30 mgAmlodipin 1 x 30-120 mgFelodipin 2 x 2,5-10 mgDiltiazem 3 x 30-120 mgPenghambat Pospodiesterase tipe-5Sildenafil 1-3 x 20 mgPentoxifilin 3 x 400 mgNitrat TopikalSodium Nitrat 2-5% krim,Gliserol Trinitrat Gel atau salepRingkasan

Page 5: Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon) dan Pekerja …repository.lppm.unila.ac.id/8865/1/Fenomena Raynaud (Raynaud Phenomenon... · dengan Paparan Getaran Mekanik Siti Hazrina,1 Syazili

Siti Hazrina | Fenomena Raynaud dan Pekerja Dengan Paparan Getaran Mekanik

J Agromedicine | Volume 5 | Nomor 1 | Juni 2018 | 493

Raynaud’s phenomenon adalah suatugangguan berupa adanya vasokontriksi padapembuluh darah di jari tangan atau kaki. Khasdari gangguan ini adalah adanya seranganepisodik dan sensitif terhadap dingin danstress emosional. Gangguan ini dibagi menjadidua, yaitu Raynaud’s Phenomenon primer(Raynaud’s Disease), tidak adanya penyakitpenyerta dan Raynaud’s Phenomenonsekunder(Raynaud’s Syndrome), diikuti olehpenyakit penyerta. Manifestasi khasnyaberupa kulit pucat pada jari akibat adanyavasokontriksi, lalu sianosis atau kebiruankarena adanya deoksigenasi dan eritema ataukemerahan karena darah kembali mengalir.Penegakan diagnosis dapat melaluianamnesis, pemeriksaan fisik danpemeriksaan lab dengan menemukan adanyamanifestasi khas dan untuk melihat penyakitpenyerta. Tatalaksana dari gangguan ini dapatberupa tatalaksana non-farmakologi berupaperubahan gaya hidup dan tatalaksanafarmakologi dengan obat lini pertama adalahPenghambat Kanal Kalsium (CCB) contohnyanifedipin, amlodipine dan obat lini keduaadalah Penghambat Pospodiesterase tipe-5(PDE5 Inhibitor).

SimpulanSalah satu keluhan yang muncul pada

pekerja dengan paparan getaran mekanikadalah kulit pucat, mati rasa terhadap suhuatau sentuhan yang mana merupakanmanifestasi dari Raynaud’s Phenomenon.Raynaud’s Phenomenon merupakan gangguanakibat adanya vasokontriksi pada pembuluhdarah jari.

Daftar Pustaka1. Burstro L, Nilsson T, Wahlstro J. Hand-

arm vibration and the risk of vascular andneurological diseases–A systematicreview and meta-analysis. PLoS ONE.2017; 12(7):1–25.

2. Matobat T. Human response to vibrationstress in Japanese workers: lessons fromour 35-year studies (A narrative review).

Ind Health [Internet]. 2015 [Diaksestanggal 25 Desember 2017]; 53(6):522–32. Tersedia dari:https://www.jstage.jst.go.jp/article

3. Shapiro SC, Wigley FM. Treating Raynaudphenomenon: beyond staying warm.Cleve Clin J M. 2017;84(10):797–804.

4. Daniels J, Pauling JD, Eccelston C.Behaviour change interventions for themanagement of Raynaud’s phenomenon:a systematic review protocol. BMJ Open[Internet]. 2017 [Disitasi tanggal 1Desember 2017]; 7(8):e017039. Tersediadari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed

5. Maverakis E, Patel F, Kronenberg DG,Chung L, Fiorentino D, Allanore Y, et al.International consensus criteria for thediagnosis of Raynaud’s phenomenon. JAutoimmun [Internet]. 2014 [Disitasitanggal 1 Desember 2017]; 48:60–5.Tersedia dari:http://dx.doi.org/10.1016/j.jaut.2014

6. Prete M, Fatone MC, Favoino E, Perosa F.Raynaud’s phenomenon: from molecularpathogenesis to therapy. Autoimmun Rev[Internet]. 2014 [Disitasi tanggal 7Desember 2017]; 13(6):655–67. Tersediadari:http://dx.doi.org/10.1016/j.autrev.2013

7. Wautrecht J. ESVM guidelines–thediagnosis and management of Raynaud’sphenomenon Writing group. Vasa. 2017;46:413–23.

8. Konsil Kedokteran Indonesia. StandarKompetensi Dokter Indonesia. Jakarta:Konsil Kedokteran Indonesia. 2012.

9. Wigley FM, Flavahan NA. Raynaud’sPhenomenon. N Engl J Med [Internet].2016 [Disitasi tanggal 24 Desember2017]; 375(6):556–565. Tersedia dari:http://www.nejm.org/doi/10.1056/

10. Linnemann B, Erbe M. Raynaud’sphenomenon and digital ischaemia--pharmacologic approach and alternativetreatment options. Vasa. 2016;45(3):201–212.