13
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf 1 MODUL FIBROUS DYSPLASIA 1. DEFINISI Fibrous dysplasia adalah kelainan mesenkimal tulang pada masa perkembangan. Pada penyakit ini terjadi pertumbuhan berlebihan dan vaskularisasi stroma fibro- sa yang berlebih. Fibrous dysplasia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu: 1. Tipe Monoostotik, hanya berkembang pada satu tempat 2. Tipe Poliostotik, berkembang pada berbagai tempat 3. Sindrom McCune Albright 2. WAKTU PENDIDIKAN TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf PROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Kranial Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I NEOPLASMA ICD 10 - Bab II Kranium Supratentorial Infratentorial Spinal Saraf Tepi TRAUMA ICD 10 - Bab XIX Kranial Spinal Saraf Tepi DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII Spinal Saraf Tepi VASKULER ICD 10 - Bab IX Intrakranial Spinal FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI

FIBROUS DYSPLASIA - perspebsi.orgperspebsi.org/doc/info/regulation/51/fibrous_dysplasia.pdf · Fibrous dysplasia adalah kelainan mesenkimal tulang pada masa perkembangan. ... dysplasia,

  • Upload
    vutram

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

1

MODUL

FIBROUS DYSPLASIA

1. DEFINISIFibrous dysplasia adalah kelainan mesenkimal tulang pada masa perkembangan.Pada penyakit ini terjadi pertumbuhan berlebihan dan vaskularisasi stroma fibro-sa yang berlebih.

Fibrous dysplasia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:1. Tipe Monoostotik, hanya berkembang pada satu tempat2. Tipe Poliostotik, berkembang pada berbagai tempat3. Sindrom McCune Albright2. WAKTU PENDIDIKAN

TAHAP I TAHAP II TAHAP IIIS1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11

PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKSProgram Magister Neurologi

TesisProgram Profesi Bedah Saraf

Pogram Bedah DasarProgram Bedah SarafDasarPROGRAM KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi)

GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI

KONGENITALICD 10 - Bab XVII

Kranial

SpinalINFEKSI

ICD 10 - Bab I

NEOPLASMAICD 10 - Bab II

Kranium

Supratentorial

Infratentorial

SpinalSaraf Tepi

TRAUMAICD 10 - Bab XIX

Kranial

SpinalSaraf Tepi

DEGENERASIICD 10 - Bab VI & XIII

SpinalSaraf Tepi

VASKULERICD 10 - Bab IX

Intrakranial

SpinalFUNGSIONAL

ICD 10 - Bab VI & XXI

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

2

Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu:1. Tahap Pengayaan (tahap I):a. Lama pendidikan 4 semester, yaitu semester 1-4. Peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Tahap ini dapat dipergunakan untukmengambil program magister;b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I. Di akhir masa pendidikantahap I, residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harusmengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis neoplasma dan 10jenis kasus penyakit terbanyak.2. Tahap Magang (tahap II):a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 5-6. Peserta didik mulaidilatih melakukan tindakan bedah saraf;b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II. Di akhir masa pendidikantahap II, residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen sudahharus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus fibrous dysplasia,minimal 3 kasus.3. Tahap Mandiri (tahap III) :a. Lama pendidikan 5 semester, yaitu dari semester 7-11. Peserta didikmenyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar;b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III. Di akhir masa pendidikantahap III, residen telah mencapai kompetensi tingkat III. Residen sudahharus mampu menangani kasus fibrous dysplasia yang tergolongkompetensi bedah saraf dasar, minimal 5 kasusKompetensi bedah saraf dasar meliputi:1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampaimencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengantetap dalam pengawasan konsulen)2. Teknik operasi yang diajarkan sebagai target akhir pendidikan terbatas padatindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1 dan 2;teknik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motorik lebih tinggidan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam IndeksKesulitan 3 dan 4 serta diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang.Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yangmasuk dalam CPD.JENIS PENYAKIT ICD

10TAHAP

ITAHAP II TAHAP III IK

1IK2

IK3

IK4

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G PNEOPLASMA

KraniumGranuloma eosinofilik D 76.0 3 5Plasmositoma C 90.2Osteoma D 16Fibrous dysplasia M 85.0Hamartoma Q 85.9Tumor metastatik C 79.5 2 2Neurofibrosarkoma /osteosarkoma C41.0Supratentorial

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

3

JENIS PENYAKIT ICD10

TAHAPI

TAHAP II TAHAP III IK1

IK2

IK3

IK4Glioma C 71.9Glioma simpel 3 3Glioma kompleks 3 3Ependimoma M 93.92 2Pleksus papiloma C 71.9 2Meningioma (simpel) C 70 4 4Meningioma (kompleks) 3

Pituitary adenoma /t. sella (simpel) D 26.7 3 2Pituitary adenoma/t. sella (kompleks) 2Kraniofaringioma D.35.3 2Pinealoma /t. korpus pineal C 75.3, D 35.4 2Tumor metastatik (simpel) C 79.5 2 1Tumor metastatik (kompleks) C 79.5 2Angioma (simpel) D 18.0 2 1Angioma (kompleks) D 18.0 2InfratentorialGliomaSimpel C 71.9 2 1Kompleks C 71.9 2Acoustic neuroma D 33.3 2Meningioma (simpel) C 70 2 2Meningioma (kompleks) C 70 2Medulloblastoma C 71.6 2Kolesteatoma H 71 1Ependimoma M 9392, C 71.9 1Pleksus papiloma C 71.9 1Angioma (simpel) D.18.5 2 1Angioma (kompleks) D 18.5 2Tumor Spinal . . .Glioma D 33.4 2Meningioma D 32.1 2 1Ependimoma D 33.4 2Schwannoma D 36.1 2 2Angioma D 18.5 1Tumor Saraf Tepi . . .Schwannoma D 36.1 1 1

KETERANGANTingkat Pengayaan. Dalam periode ini, tingkat kognisi harus dapat mencapai 6 (K6)Tingkap Magang. Dalam periode ini, di samping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3)Tingkat Mandiri. Semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikomotor

3. TUJUAN UMUMSetelah menyelesaikan modul fibrous dysplasia, peserta didik diharapkan mampumengenali fibrous dysplasia, mampu mengobati fibrous dysplasia yang diajarkansampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akut fibrous dysplasia.

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

4

4. TUJUAN KHUSUS1. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan mikrobiologi fibrousdyplasia;2. Mengetahui neuroanatomi dan neurofisiologi susunan saraf danpembungkusnya;3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi, patologi dan mikrobiologi) dalam menegakkan diagnosisfibrous dyplasia;4. Mengetahui pengobatan berbagai jenis fibrous dyplasia;5. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi yang disebabkan oleh fibrousdyplasia;6. Mampu menentukan lokasi fibrous dyplasia;7. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkandiagnosis fibrous dyplasia;8. Mampu menegakkan diagnosis banding fibrous dyplasia;9. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalammenegakkan diagnosis fibrous dyplasia;10. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap fibrous dyplasia;11. Mampu melakukan tindakan operasi terhadap fibrous dyplasia;12. Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatanakut fibrous dyplasia;13. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus fibrous dyplasia;14. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan;15. Mampu memberi informed consent.

5. STRATEGI PEMBELAJARANa Pengajaran dan Kuliah Pengantar Kuliah tatap muka, 50 menitb Tinjauan PustakaPresentasi ilmu dasar: 1 kali tiap submodulpenyakit Telaah kepustakaan, 1 kaliPresentasi kasus: 1 kali tiap jenissubmodul penyakit Presentasi kasus, 1 kalib Diskusi Kelompok2 x 50 menit diskusi kasus tiap submodulpenyakit menyangkut diagnosis, operasidan penyulit Diskusi kasus, 2 x 50 menitd Bed-side Teaching

Bed-side teaching minimum 3 kali setiapsubmodul penyakit Ronde diikuti bed-side teachinge Bimbingan OperasiOperasi magang Memenuhi minimal 3 kasus fibrous

dysplasia sebagai prasyarat untukinstruksi/evaluasi operasi sampaidinyatakan lulus

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

5

Operasi mandiri Melakukan operasi mandiri minimal 5kasus sebagai prasyarat untuk majuke ujian kompetensi tingkat nasional6. PERSIAPAN SESI1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalammencapai kompetensi, mencakupa. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis fibrous dysplasia;b. Neuroanatomi dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya;c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi) dan patologi anatomi untuk menegakkan fibrous

dysplasia;d. Pengobatan berbagai jenis fibrous dysplasia;e. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis fibrousdysplasia;f. Diagnosis banding fibrous dysplasia;g. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) untuk menegakkan fibrousdysplasia;h. Pengobatan medikamentosa terhadap fibrous dysplasia;i. Tindakan operasi fibrous dysplasia;j. Penyulit tindakan bedah pada kasus fibrous dysplasia;k. Kegawatdaruratan fibrous dysplasia;l. Tindak lanjut yang diperlukanm. Informed consent2. Audio visual3. Lampu baca X-ray

7. REFERENSIa. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.Osborn Diagnostic Imaging. Canada: Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004b. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA: Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London: Mosby. 1994d. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA: Saunders. 19948. KOMPETENSI

JENIS KOMPETENSITingkat

Kompetensi TAHAPK P Aa. Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan sitogenesis fibrous

dysplasia6 P

ENGAYAAN

b Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf danpembungkusnya. 6c Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaantambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan

fibrous dysplasia6

d Mengetahui pengobatan berbagai jenis fibrous dysplasia 6e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena fibrous dysplasia 6 2 3 M

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

6

f Mampu menentukan lokasi fibrous dysplasia 6 2 3 AGANG

g Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkandiagnosis fibrous dysplasia6 2 3h Mampu mengetahui diagnosis banding fibrous dysplasia 6 2 3i Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalammenegakkan fibrous dysplasia 6 5 5

MANDIRI

j Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap fibrousdysplasia

6 5 5k Mampu melakukan tindakan operasi fibrous dysplasia 6 5 5l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada fibrous dysplasia 6 5 5m Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus fibrous dysplasia 6 5 5n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan 6 5 5o Mampu memberi informed consent 6 5 59. GAMBARAN UMUMFibrous dysplasia adalah lesi lunak pada tulang kepala, ketika tulang yang normaldiganti dengan jaringan lunak. Lesi ini paling banyak terdapat di tulang kraniofasial,terutama maksila.

Fibrous dysplasia dapat tidak bergejala atau menimbulkan gejala klinis berupanyeri dan pembengkakan setempat, gangguan nervus kranialis, peningkatan serumalkali fosfatase, dan sebagainya. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinisdan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium dan pencitraan (imaging).Pada dasarnya tidak ada tatalaksana yang dapat menyembuhkan fibrousdysplasia, tetapi dapat dilakukan kuretase atau kranioplasti untuk lesi di kalvaria.10. CONTOH KASUSContoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.11. TUJUAN PEMBELAJARANProses, materi dan metode pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untukalih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaiankompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali danmenatalaksana fibrous dysplasia.

12. METODEMetode Pembelajaran1. Tinjauan Pustaka;2. Diskusi Kelompok;3. Bed side Teaching;4. Tindakan Operasi Mandiria. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, kemudianmelakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakanlulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri;

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

7

b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu didampingi oleh spesialissupervisor yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukanoleh asisten terhadap pasien secara mandiri;c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harusmembuat laporan operasi dengan berpedoman kepada daftar tilik.Selanjutnya, konsulen/supervisor operasi akan memeriksa laporanoperasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapanyang ditetapkan dalam daftar tilik.Metode Diagnostik1. Pemeriksaan klinis neurologik2. Alat bantu diagnostika. X-rayb. EMG/EEGc. Alat neuroradiologi lain: CT Scan, MRI, MRS, Angiografi3. Metode diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostikkonvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mataberorientasi kepada alat-alat dianostik canggih.

13. RANGKUMANFibrous dysplasia adalah kelainan mesenkimal tulang pada masa perkembangan. Padapenyakit ini, terjadi pertumbuhan dan vaskularisasi stroma fibrosa yang berlebih.

Fibrous dysplasia diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:1. Tipe Monoostotik, hanya berkembang pada satu tempat2. Tipe Poliostotik, berkembang pada berbagai tempat3. Sindrom McCune AlbrightFibrous dysplasia adalah lesi lunak di tulang kepala, ketika tulang yang normaldiganti dengan jaringan lunak. Lesi ini paling banyak terdapat di tulang kraniofasial,terutama maksila.

Fibrous dysplasia dapat tidak bergejala atau menimbulkan gejala klinis berupanyeri dan pembengkakan setempat, gangguan nervus kranialis, peningkatan serumalkali fosfatase, dan sebagainya. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinisdan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium dan pencitraan (imaging).Pada dasarnya tidak ada tatalaksana yang dapat menyembuhkan fibrousdysplasia, tetapi dapat dilakukan kuretase atau kranioplasti untuk lesi di kalvaria.14. EVALUASI

Organisasi Evaluasi1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbba. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada akhir setiapsemesterb. Kemampuan menegakkan diagnosisc. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akandilakukan tindakan / operasi.4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modulbedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalamprogram CPD, waktu disesuaikan pada kondisi yang ada dari modul ini,

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

8

dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi samaketentuan yang berlaku.Tahap Evaluasi5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikanaspek kognitif di tahap pengayaan.6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasisesuai dengan jenis penyakit pada submodul;7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukansejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuaidengan jenis penyakit pada submodul.Metode dan Materi Evaluasi1. Ujian Tulis dan Lisan2. Kemampuan menegakkan diagnosis di poliklinik maupun ruang rawat3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruhHasil Penilaian IPDS1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telahditetapkan2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai padasetiap sum modul (pengayaan, magang, mandiri)3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase diBagian/Departemen Badah Saraf.

15. INSTRUMEN PENILAIAN1 Kemampuan Inform Consent Instruksi & Bimbingan2 Penilaian Ilmiaha. Teori & Penyakit Diskusi dan Ujianb. Instrument & Penyakit Diskusi dan Ujian3 Penilaian Kecakapan Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi4 Penilaian Rehabilitasi Instruksi & Bimbingan16. PENUNTUN BELAJAR1. Kisi-kisi materi dan buku referensi2. Kisi-kisi materi fibrous dysplasia:a. Insidens, patogenesis, dan sitogenesis fibrous dysplasiab. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya.c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan(neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan fibrous dysplasiapusatd. Pengobatan berbagai jenis fibrous dysplasia

e. Perubahan neurofisiologi karena fibrous dysplasiaf. Lokasi fibrous dysplasiag. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis fibrousdysplasia

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

9

h. Diagnosis banding fibrous dysplasiai. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan fibrous

dysplasiaj. Pengobatan medikamentosa fibrous dysplasiak. Tindakan operasi fibrous dysplasial. Penyulit tindakan bedah pada kasus fibrous dysplasiam. Tindak lanjut yang diperlukann. Informed consent

17. DAFTAR TILIK

RINCIAN DAFTAR TILIKADA

TA TL L

Menentukan indikasi bedah saraf1 Uraian atau keluhan tentang gejala utama2 Cara datang (sendiri/rujukan)Kelengkapan riwayat penyakit1 Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarangmembawa ke dokter Edit2 Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat,waktu, oleh, siapa), serta hasilnyaDeskripsi keadaan kulit1 Bekas luka operasi (bila pernah operasi) dan lokalisasi2 Daerah yang akan dioperasiDeskripsi kelainan saraf yang dijumpai

Pemeriksaan penunjang1 X-Ray, CT scan, MRI2 Laboratorium darahHasil konsultasi persiapan operasi

Catatan status gizi

Obat-obatan yang masih diberikan

Informed consent1 Kelainan yang dijumpai2 Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuh-kan3 Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluar-ga/penunggu4 Prognosis penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelahpulangSurat pengantar rawat inap1 Lampiran daftar tilik2 Instruksi untuk perawat

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

10

3 Nama konsulen dan asistenAdmission1 Kelengkapan administrasi2 Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik* Status poliklinik* Hasil pemeriksaan neuroradiologi* Hasil pemeriksaan laboratorium* Hasil konsultasi persiapan operasiBuat status rekam medis

Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik1 Riwayat penyakit2 Deskripsi keadaan kulit3 Hasil pemeriksaan klinis neurologis4 Status giziBuat rencana perawatan1 Instruksi perawatan dan pengobatanPersiapan operasi1 Assesment rencana tindakan, operator dan asisten2 Persiapan alat3 Konsul toleransi operasi4 Buat daftar operasiPra-bedah1 Konsul anestesi2 Asisten lapor pada operator3 Persiapan menjelang operasi* Pasang infuse* Cukur gundul* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun* Puasa* Klisma menjelang ke kamar operasi* Cek kelengkapan status* Cek dokumen pendukung* Sediakan alatKamar operasi1 Dokumen yang disertakan bersama pasien2 Keadaan pasien* Terpasang infuse

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

11

* Cukur gundul3 Persiapan pasien4 Dilakukan narkosis umum5 Dipasang kateter6 Posisi pasien diatur sesuai standard7 Persiapan daerah operasi* Cuci ulang dengan sabun* Dibuat marking* Dilakukan tindakan a dan antiseptik* Dilakukan penyuntikan anestesi lokal8 Dipasang plat diatermi9 Persiapan alatTindakan operasi1 Memasang head frame dan navigasi intra-operatif2 Insisi kulit kepala3 Kraniotomi dan drilling tulang4 Gantung duramater5 Membuka Duramater6 Identifikasi tumor7 Reseksi tumor secara makroskopis dan mikroskopis8 Ambil spesimen tumor untuk pemeriksaan histopatologis9 Hemostasis10 Tutup dura, durarafi, duraplasti11 Pasang drain bila perlu12 Fiksasi tulang13 Jahit otot, Fasia dan kulit14 Dressing luka12 Jumlah perdarahan tercatat13 Jumlah urin tercatat14 Jumlah kassa yang dipakai tercatat15 Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedurPasca-bedah1 Dokumentasi* Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OKditerima lengkap* Laporan operasi* Laporan Anestesi2 Catatan perawatan

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

12

* Pemantauan luka operasi* Pemantauan efek samping* Pemantauan KU rutin* Catatan pengobatanPemulangan1 Catatan keadaan pasien2 Informed consent oleh yang merawat3 Jadwal kontrol dan konsultasi4 Kelengkapan status dan diagnosis5 Catatan administrasi & keuangan

18. MATERI BAKUDefinisiFibrous dysplasia adalah penyakit tulang yang menghancurkan dan menggantikantulang normal dengan jaringan tulang berserat (fibrous). Lesi ini dapat menyebabkantulang menipis dan terbentuk scar pada tulang yang terdapat lesi ini.EpidemiologiFibrous displasia terjadi pada masa anak-anak, biasanya antara usia 3 - 15. Keadaan initidak diturunkan dan penyebabnya tidak diketahui.Ada dua jenis fibrous dysplasia, yaitua. Fibrous dysplasia monoostotik (mengenai satu tulang)b. Fibrous dysplasia poliostotik (mengenai lebih dari satu tulang)Gejala KlinisLesi ini tumbuh seperti tumor yang kemudian menggantikan bagian meduler tulangdengan jaringan fibrosa. Penyebaran jaringan fibrosa ini dapat menyebabkankelemahan di area tulang yang terkena. Jika fibrous dysplasia terdapat pada tulangtengkorak atau tulang wajah, lesi dapat menyebabkan deformitas yang tampak dariluar. Pada 3 % kasus, pasien menderita gangguan endokrin dan pigmentasi kulit.Gejala yang dapat disebabkan oleh fibrous dysplasia umumnya berupa nyeritulang, lesi atau luka yang tampak dari luar, gangguan kelenjar endokrin, kelainanbentuk tulang dan pigmentasi kulit.DiagnosisDiagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan penunjang berupa X-ray

TatalaksanaTidak ada tatalaksana spesifik untuk fibrous dysplasia. Massa tumor yang besar dapatdioperasi.PrognosisPrognosis tergantung dari beratnya kondisi dan gejala yang terjadi.

Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf

13

19. ALGORITME

20. KEPUSTAKANa.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all.Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.1994d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 199421. PRESENTASIMateri presentasi menggunakan materi dalam bentuk Power Point sesuaidengan materi modul fibrous dysplasia.22. MODELModel pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.