Field Trip Sementara

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Dalam memenuhi kurikulum program pendidikan Diploma 4 joint program manajemen agroindustri

kerjasama

antara

Pusat

Pengembangan

dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember, maka perlu dilakukan studi lapang ke industriindustri yang relevan dengan bidang peminatan. Kunjungan ke Balai Pengawsan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Bandung memenuhi salah satu pemenuhan kurikulum tersebut, karena merupakan industri yang dikunjungi terkait dengan pengawasan dan sertifikasi benih yang ternyata terdapat dalam materi perkuliahan Teknologi Produksi Benih. Sertifikasi benih merupakan pemberian sertifikat pada pemulia baik instansi maupun perorangan terhadap pemuliaan tanaman, distribusi benih, dan produksi benih.2. Tujuan Tujuan dilaksanakan Field Trip ke Balai Pengawsan dan Sertifikasi Benih

Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Bandung adalah : a. Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman mahasiswa dalam bidang teknologi produksi benih sumber. b. Memahami proses kegiatan sertifikasi benih yang ada di BPSBPTPH. c. Mengenal beberapa jenis benih varietas unggul tanaman sayuran yang telah dilepas dan diedarkan ke masyarakat.

3. Sasaran a. Mahasiswa program pendidikan Diploma 4 bidang peminatan Teknologi Produksi Benih joint program manajemen agroindustri kerjasama antara Pusat

Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember.b. Pembimbing Lapangan mahasiswa Diploma 4 joint program manajemen agroindustri kerjasama antara Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur dengan Politeknik Negeri Jember.c. Kepala dan Sekretaris Departemen Teknologi Produksi Benih.

BAB II METODE PELAKSANAAN STUDI LAPANG

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi Lapang

Studi lapang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Juli 2011, di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH) Bandung, yang beralamat di Jln. Ciganitri, Tromol Pos IV Dayeuh Kolot Bandung 40258.

b. Metode

Observasi dilakukan dengan meninjau beberapa fasilitas alat, lahan, dan bangunan atau green house yang ada dilingkungan Balitsa sedangkan wawancara dilakukan dengan tanya jawab atau diskusi seputar seluk beluk Balitsa dengan berbagai aktivitasnya.

1 # " ' & % # ) % ('% 0 % &% 9 ! 3 '' B 9 A! $ 7 25 8 9 " % % % 2%5 # % #3 5 (3 2" 2 % %# &4 @ ' % %%3 " #% 2%# ( ''' % &( 4 ') ' # # % & % ('% 2 ' ') ' 4 2% '4 8 ! ' 9$ '' 8 ! 8 '7 25 $6 "" % % % 2%5 # % # % '4 %" ! & #2% (3 2" 1 0 & % # ) % ('% '%#%#% & % $B i t M t i i l l

B

# " !

i

B B

B

l tB

B

t

B

l9 t

B l i

B

B l i

t

t

j

i t

t i

i 99 B iB i 3

B

t

l

R

t i

B

t

t

ti

t i

ti i i t

ti i

9/

lt

ti i

l

l

B

M t i t / iB i i B i

j iB

t i l

iB i

/ / 97

i

B

B

t i i

Ci

il

B

MB

t

t

B l i R

it i

l

j B

i i

t

6 /

B

l

t

B

t

t / j

li

t

t

i

ti

97

ti lt

ti i t

/6/9 l

i i

i

Sei i

i erl

t

i

erah, B SB

dili

Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat melal i Berita Acara No 08/3/ M Kepres/

7/ 001, tanggal 15 Maret 2001.

Melal i Perat ran Daerah No. 5 Tahun 2002 dan Keputusan Gubernur No. 53

Tahun 2002 BPSBTPH menjadi UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dengan nama UPTD Balai Pengawasan dan Serti ikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Jawa Barat

3. Struktur Organisasi

4. Visi dan Misi Visi dari BPSBTPH adalah tercapainya mutu benih berserti ikat dalam mendukung agribisnis tanaman yang mandiri, dinamis dan sejahtera. Adapun misinya adalah : 1. Menumbuhkembangkan komoditas unggulan tanaman pangan dan

hortikultura jawa barat menjadi unggulan nasional. 2. Meningkatkan ketersediaan benih tanaman pangan dan hortikultura bersert ikat di Jawa Barat, baik kualitas maupun kuantitas. 3. Meningkatkan jaminan mutu terhadap benih-benih yang beredar di pasaran.

`W

d

YT

X VW V

P

HU TSDS R HQ DDHIPIH G F ED C d P d P

ahkan kepada

c ba

5. Tenaga Kerja

b. Hasil kegiatan studi lapang Di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH) Bandung melayani Pemberian sertifikat atas cara perbanyakan benih melalui persyaratan-persyaratan tertentu dan calon benih diawasi dari sejak pertanaman sampai dengan pengujian laboratorium, bahkan sampai pemberian label. Sertifikasi di BPSBTPH diantaranya benih-benih padi, kentang, kacang kedelai, kacang tanah, jagung, serta tanaman buah. Salah satu komoditas yang dibahas dalam laporan ini adalah komoditas kentang. Meliputi persyaratan benih untuk disertifikasi, syarat penangkar benih, pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium..........................................

c.

Pembahasan

Serti ikasi adalah pemberian serti ikat atas cara perbanyakan benih melalui persyaratan-persyaratan tertentu dan calon benih diawasi dari sejak pertanaman sampai dengan pengujian laboratorium, bahkan sampai pemasangan label. Adapun prosedur serti ikasi benih adalah : Permohonan Serti ikasi

Permohonan serti ikasi benih sebaiknya disampaikan 10 hari sebelum tanam. Formulir surat permohonan benih telah disediakan oleh BPSB. Surat permohonan disampaikan kepada BPSB yang disertai dengan , lampiran berupa label benih sumber (untuk benih dasar / 1/ G-2 harus G dilampiri rekomendasi benih sumber dari Breeder untuk BS/G0 dan hasil pengujian hama dan penyakit benih sumber dari BS tersebut serta peta lokasi (yang menginformasikan isolasi dan keadaan lingkungan sekitar areal yang akan digunakan untuk penangkaran).

Pemeriksaan lapangan.

Pemeriksaan lapangan dilakukan meliputi waktu pemeriksaan, hal-hal yang diperiksa, lahan yang digunakan serta cara pemeriksaan. Waktu pemeriksaan dilakukan setelah menerima benih sumber (dapat pula sebelum memiliki benih sumber) dapat pula dilakukan sebelum tanam. Hal-hal yang diperiksa dalam pemeriksaan lapangan ini meliputi kebenaran nama dan alamat pemohon serta benih sumber yang ditanam pada lahan pertanaman. Pemeriksaan benih sumber dilihat dari Label (untuk benih dasar / G-2 harus dilampiri rekomendasi benih sumber dari Breeder dan hasil pengujian benih sumber mengenai hama dan penyakit ), varietas, jumlah benih dan sebagainya. Selain kebenaran nama dan alamat pemohon, benih sumber, lahan yang akan digunakan pun akan diperiksa oleh pihak BPSBTPH yang meliputi lokasi, luas, keadaan lingkungan, isolasi, rotasi tanaman dan sebagainya.

Adapun cara pemeriksaan yang dilakukan oleh BPSPTPH adalah pengawas benih akan memeriksa lahan dan benih sumber yang akan ditanam serta mencocokannya dengan permohonan. a. Lahan pertanaman. Areal yang akan digunakan diperiksa terlebih dahulu oleh pihak BPSBTPH mengenai pergiliran/rotasi tanamannya, khusus untuk tanaman kentang, persyaratannya adalah lahan tidak ditanami kentang atau solanace lainya paling tidak tiga musim serta tidak ditanami kacang panjang/tomat/satu family minimal satu musim. Selain itu, lahan berada pada daerah non endemis hama dan penyakit. Lingkungan sekitar lahan tersebut tidak ada kentang konsumsi lebih dari 10 meter. (bila lahan sekitar areal penangkaran bukan atas nama pemohon, pastikan tidak akan ditanam kentang konsumsi pada musim yang sama, lebih dari 10 meter). Untuk komoditi yang lain persyaratan lahan dapat dilihat persyaratan isolasi untuk setiap komoditi pada pedoman . Pemeriksan Lapangan pada lahan yang ditanami tanaman kentang meliputi Waktu pemeriksaan

Pemeriksan

lapangan (pertanaman)

dilaksanakan tiga kali.

Pemeriksaan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 40 hari setelah tanam. Sedangkan, pemeriksaan kedua pada umur 40 - 50 hari setelah tanam. Pemeriksaan ketiga pada umur 50- 0 hari setelah tanam. Hal-hal yang diperiksa

Isolasi Isolasi meliputi isolasi jarak dan waktu pada areal

pertanaman. Isolasi jarak yang harus diterapkan pada satu areal pertanaman dengan areal pertanaman lainnya adalah 3 meter baik dari samping kiri, kanan, depan dan belakang dari areal pertanaman tersebut. harus jelas batas arealnya

isolasi - jarak 3 meter, atau -waktu 30 hst hanya ditanami satuvarietas dan satu kelas benih harus diketahui sejarah pengg. lahan sebelumnya; bera / tanaman lain varietasyg mudah dibedakan Penyakit :y Virus y Layu bakteri y Busuk daun dan penyakit lain

Campuran varietas lain Pengelolaan Lapangan Cara Pemeriksaan

Cara pemeriksaan dilakukan oleh pengawas benih dengan memeriksa setiap unit penangkaran dengan cara memeriksa lebih dari 1000 tanaman contoh secara acak

Setelah pihak BPSBTPH selesai memeriksa lapangan, akan dilakukan penyampaian hasil pemeriksaan karena setelah selesai pemeriksaan, pengawas benih harus menginformasikan keputusan hasil pemeriksaan sementara di

lapangan. Jika penangkar setuju dengan keputusan tersebut, penangkar harus menandatangani catatan hasil pemeriksaan. Jika belum setuju, jelaskan alasannya secara terperinci.

Bila lahan pertanaman setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak lulus, maka akan dilakukan pemeriksaan lapangan ulang. Jika tidak lulus pemeriksaan lapangan penangkar dapat meminta pemeriksaan ulang, dengan syarat penangkar sanggup/harus memperbaiki keadaan pertanaman sebelum pemeriksaan ulang dilaksanakan. Pemeriksaan lapangan ulang dilakukan dalam tempo satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan ulang hanya satu kali selama di pertanaman.

Persiapan dan Pengaturan Lot Pemohon harus memberi identitas masing-masing lot : Nomor lot Jumlah Wadah/ Tonase Panen Nomor asal lapangan Tanggal panen Setiap lot diberi tanda. Harus mudah untuk pengambilan sampel. Satu lot tidak lebih dari 20 ton (KENTANG).

Pemeriksaan Ulang Jika tidak lulus pemeriksaan Penangkar meminta pemeriksaan ulang Penangkar sanggup/harus memperbaiki keadaan lot yang bersangkutan

sebelum pemeriksaan ulang dilaksanakan. Pemeriksaan dalam tempo satu minggu setelah pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksaan ulang hanya satu kali.

b. Benih sumber. a. Harus yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian. b. Harus berlabel (BS, BD, BP) c. Kelas benih sumber harus lebih tinggi dari benih yang akan diproduksi d. Jumlahnya cukup untuk lahan yang diajukan.

Pengujian Laboratorium Sampel diambil oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) Sampel berasal dari lot yang lulus pemeriksaan lapang dan telah

selesai diproses/diolah.

Pemberian Sertifikat

Sertifikat dan Label Sertifikat akan dikeluarkan untuk lot benih yang lulus pemeriksaan ubi

segera setelah pemeriksaan/pengujian. Waktu pengeluaran label y Setelah lulus pemeriksaan ubi/pengujian lab y Setelah penerbitan sertifikat y Sebelum pengemasan dan sebelum pengiriman Target Label

y BPSBTPH I akan mengeluarkan label untuk masing -masing

kemasan dari lot yang telah lulus pemeriksaan ubi/pengujian lab.

Legalisasi Label Label akan dicetak oleh penangkar berdasarkan form dari

BPSBTPH Jumlah label sama dengan jumlah kemasan benih Label harus dilegalisasi oleh BPSBTPH dengan nomor seri dan

cap. Label harus dipasangkan pada kemasan dibawah supervisi

pengawas benih (PBT) Warna label putih untuk benih dasar ungu untuk benih pokok

dan biru untuk benih sebar

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan b. Saran