37
BAB I PENGANTAR FILSAFAT A. Pengertian Filsafat Arti Etimologi Kata Filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari berasal dari kata kerja filofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari Yunani Philosophis yang berasal dari kata kerja Philein yang berarti mencintai, atau Philia yang berarti cinta dan shofia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai "cinta kearifan". Konsep Plato Plato memberikan istilah dialektika yang berarti seni berdiskusi. Filsafat Sebagai Ilmu Dikatakan filsafat sebagai ilmu karena di dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah, mengapakah, ke manakah, dan apakah. Filsafat Sebagai Cara Berpikir 1

Filsafat Yunani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ghghg

Citation preview

BAB I

PENGANTAR FILSAFAT

A. Pengertian Filsafat

Arti Etimologi

Kata Filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari berasal dari kata kerja filofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari Yunani Philosophis yang berasal dari kata kerja Philein yang berarti mencintai, atau Philia yang berarti cinta dan shofia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai "cinta kearifan".

Konsep Plato

Plato memberikan istilah dialektika yang berarti seni berdiskusi.

Filsafat Sebagai Ilmu

Dikatakan filsafat sebagai ilmu karena di dalam pengertian filsafat mengandung empat pertanyaan ilmiah, yaitu bagaimanakah, mengapakah, ke manakah, dan apakah.

Filsafat Sebagai Cara Berpikir

Berpjkir secara filsafat dapat diartikan sebagai berpikir yang sangat mendalam sampai hakikat, atau berfikir secara global/ menyeluruh, atau berfikir dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau sudut pandang ilmu pengetahuan. Berpikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat berpikir secara tepat dan benar serta dapat di pertanggungjawabkan.

a. Harus sistematis

Sistematis adalah masing-masing unsur salin berkaitan sate dengan yang lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.

b. Harus konsepsional

Secara umum istilah konsepsional berkaitan dengan (gambar) atau gambaran yang melekat pada akal pikiran yang berada dalam intelektual

c. Harus koheren

Koheren atau runtut adalah unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan sutu sama lain. Koheren atau runtut di dalamnya memuat suatu kebenaran logis. Sebaliknya, apabila suatu uraian yang di dalamnya tidak memuat kebenaran logis, urarain tersebut dikatakan sebagai uraian yang tidak koheren/runtut.

d. Harus rasional

Maksud rasional adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya, pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis, yaitu suatu bentuk kebenaran yang mempunyai kaidah-kaidah logika.

e. Harus sinoptik

Sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.

B. Objek Materi dan Objek Forma Filsafat

Semua ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek materi dan objek forma. Yang disebut objek materi adalah hal atau bahan yang diselediki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan. Sedangkan objek farma adalah sudut pandang (point of view), dari mana hal atau bahan tersebut dipandang.

Objek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. "Ada" di sini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan kemungkinan, sedangkan objek forma filsafat adalah menyeluruh secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakikat (mendalam).

C. Ciri-ciri Pemikiran Filsafat

Menurut Clarence I. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal.

Sangat umum atau universal.

Pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan Tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.

D. Cabang-Cabang Filsafat

1. Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat yang, memberikan persoalan-persoalan seperti: hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kemerdekaan, wujud tuhan, kehidupan setelah mati dan lainnya.

2. Epistemologi

Epistemologi lazimnya disebut teori pengetahuan yang secara umum membicarakan mengenai sumber-sumber, karakteristik, dan kebenaran pengetahuan.

3. Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tatacara penalaran yang betul (correct reasoning).

4. Etik

Etika atau filsafat perilaku sebagai satu cabang filsafat yang. membicarakan "tindakan" manusia, dengan penekanan yang baik dan yang buruk.

Etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional, sementara dari kalangan non filsafat, etika sering digunakan sebagai pola bertindak praktis (etika professional), misalnya bagaimana menjalankan bisnis yang bermoral (dalam etika bisnis).

E. Kedudukan Ilmu, Filsafat, dan Agama

Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia.

Dikatakan reflektif, karena ilmu, filsafat, dan agama baru dapat dirasakan (diketahui faedahnya/manfaatnya dalam kehidupan manusia, apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri manusia) bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah pula cakrawala pemikiran, cakrawala pandangan yang semakin luas.

F. Metode-metode Filsafat

Bagaimana Seorang Filosof Bekerja?

Analisis

Pengertian analisis dalam kegiatan filsafat adalah rincian istilah-istilah atau pertanyaan-pertanyaan dalam bagian-bagiannya sehingga kita dapat melakukan pemeriksaan atas makna yang terkandung. Contoh : perkataan

Apakah sebuah meja itu sesuatu yang nyata?

Maksud analisis adalah melakukan pemeriksaan secara konsepsional terhadap makna dan istilah yang kita pergunakan dalam pernyataan yang kita buat.

Sintesis

Sistesis sebagai upaya mencari kesatuan di dalam keragaman. Maksudnya mengumpulkan suatu pengetahuan yang dapat diperoleh. Logika adalah ilmu pengetahuan tentang penyimpulan yang lurus serta menguraikan tentang aturan-aturan/ cara-cara untuk mencapai kesimpulan dari premis-premis.

G. Sejarah Kelahiran Filsafat

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal, kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban Kuno (masa Yunani).

Pada tahun 2000 SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil (Mesir dan Sungai Efrat, telah menginal alas pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.

BAB II

FILSAFAT YUNANI

OrangYunani yang hidup pada abad ke-6 SM mempunyai system kepercayaan, bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai suatu kebenaran yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya, suatu kebenaran lewat akal pikir (logos) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang bersumber pada mitos (dongeng- dongeng).

Tiga faktor yang menjadikan filsafat Yunani lahir:

a. Bangsa Yunani yang kaya akan mitos (dongeng), di mana mitos dianggap sebagai awal dari upaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional sehingga muncul mitos seleksi dan rasional, seperti syair karya Homerus, OrPheus, dan lain-lain.

b. Karya sastra Yunani yang dapat dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat Yunani, karya Homerus mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman hidup orang-orang Yunani yang di dalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.

c. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di Lembah Sungai Nil. Kemudian, berkat kemampuan dan kecakapannya, ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasarkan pada aspek praktisnya saja, tetapi juga aspek teoretis kreatif.

A. Yunani Kuno

Periode Yunani Kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir alam, di mana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati di sekitarnya. Mereka membuat pernyataan-pernyataan tentang gejala alam yang bersifat filsafat (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos. Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.

Para pemikir filsafat Yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap alam yang penuh nuansa dan ritue dan berusaha mencari jawaban atas apa yang ada di belakang semua misteri itu.

1. Anaximandros (640-546 SM)

Ia adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani, dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi. Jadi, ia merupakan orang pertama yang membuat peta bumi. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani.

Pemikirannya, dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati indra, yaitu to apeiron, sebagai sesuatu yang tidak terbatas, abad sifatnya, tidak berubah-ubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur, maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan, sifatnya sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan.

Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.

2. Pythagoras ( 572 - 497 SM)

Mengenai riwayat hidupnya. ia dilahirkan di Pulau Samos, Lonia. Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurnt Aristoxenos seorang murid Aristcteles Pythagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun ia di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion dan meninggal di kota ini.

Pemikirannya, substansi dan semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan indrawi dan perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik. yang termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susanan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.

BAB III

FILSAFAT BARAT ABAD PERTENGAHAN

Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaannya dengan basil yang sangat gemilang, yaitu melahirkan peradaban Yunani.

Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa di sana mendapatkan lahan baru dalam pertumbuhannya. Karena bersamaan dengan agama Kristen, filsafat Yunani berintegrasi dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formulasi baru. Maka, muncullah filsafat Eropa yang sesungguhnya sebagai penjelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan agama Kristen.

Filsafat Barat Abad Pertengahan (476 - 1492) juga dapat dikatakan sebagai "abad gelap". Pendapat ini didsarkan pada pendekatan sejarah gereja. Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir pada saat itu pun tidak memiliki kebebasan berpikir. Apabila terdapat pemikiran-peniikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama/teologi yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran (inkuisisi). Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat Paus Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling berhasil dalam pengejaran Orang-orang murtad ini di Spanyol.

Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad Pertengahan adalah:

cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja;

berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles;

berfilsafat dengan pertolongan Augustinus dan lain-lain.'

Masa Abad Pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya menggiring manusia ke dalam kehidupan/sistem kepercayaan yang picik dan fanatik, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.

A. Masa Patristik

Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dan golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beregam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafatYunani dan ada yang menerimanya.

Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodenya saja (tata cara berpikir). juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama tertentu tidak bertentangan dengan agama.

1. Justinus Martir

Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martin diambil dari istilah "orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya".

Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang mernahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani. Demikian pembelaan Justinus Martin.

B. Masa Skolastik

Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang horkaitan dengan sekolah. Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:

a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata -mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.

b. Filsafat Skulastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional mcrnecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan tersebut kemudian muncul istilah skolastik Yahudi, skolastik Arab dan lain-lainnya.

c. Filsafat Skolastik adalah suatu sisrem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.

d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Masa Skolastik berbagi menjadi tiga periode, yaitu:

1) Skolastik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200;

2) Skolastik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300;

3) Skolastik Akhir, berlangsung dati tahun 1300-1450.

1. Skolastik

Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal, ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad?.

2. Skolastik Puncak

Masa ini merupakan kejayaan skolastik yang beilangsung dari tahun 1200 -1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, di samping juga peranan universitas sebagai sumber pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

3. Skolastik Akhir

Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan). Di antara tokoh-tokohnya adalah William Ockham (1285 - 1349), Nicolas Cusasus (1401-1464).

C. Masa Peralihan

Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. rnerupakan embrio masa modern. Masa ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

BAB IV

PEMIKIRAN FILSAFAT DI TIMUR

A. Filsafat India

India adalah suatu wilayah yang dibatasi pegunggunaan yang terjal. Tidak ada jalan lain kecuali melalui lintasan Kaibar. Pada zaman kuno, daerah India sulit dimasuki oleh musuh sehingga penduduknya dapat menikmati kehidupan yang tenang dan banyak peluang untuk niemikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian.

Filsafat India berkembang dan menjadi satu dengan agama hingga pemikiran filsafatnya bersifat religius dan tujuan akhirnya adalah mencari keselamatan akhirat.

Filsafat India terbagi menjadi lima zaman berikut ini:

a. Zaman weda (1500-600 SM). Zaman ini diisi oleh peradaban bangsa Arya. Pada saat itu baru muncul benih pemikiran filsafat yang berupa mantera-mantera, pujian keagamaan yang terdapat dalam sastra Brahmana dan Upanishad.

b. Zaman Wiracarita (600-200 SM). Zaman ini diisi oleh perkembangan sistem pemikiran filsafat yang berupa Upanishad. Ide pemikiran filsafat tersebut muncul berupa tulisan-tulisan tentang kepahlawanan dan tentang hubungan antara manusia dengan dewa.

c. Zaman Sastra Sutra (200 SM - 1400 M). Zaman ini diisi oleh semakin banyaknya bahan-bahan pemikiran filsafat (sutra), ditandai dengan liahirnya tokoh-tokoh seperti Sankara, Ramanuja, Madhwa, dan lainnya.

d. Zaman kemunduran (1400 - 1800 M). Zaman ini diisi oleh pemikiran filsafat yang mandul karena para ahli pikir hanya menirukan pemikiran filsafat yang lampau. Timbulnya keadaan ini disebabkan oleh pertemuan antara kebudayaan Barat dengan pemikiran India sehingga menimbulkan reaksi hebat dari para pemikir India.

e. Zaman Pembaharuan (1800 - 1950 M). Zaman ini diisi oleh kebangkitan pemikiran filsafat India. Pelopornya adalah Ram Mohan Ray, seorang pembaru yang mendapatkan pendidihn di Barat.

B. Filsafat Tiongkok

Filsafat Tiongkok dapat dikatakan hidup di dalam kebudayaan Tiongkok. Hal ini disebabkan, karena pemikiran filsafat selalu diberikan dalam setiap jenjang pendidikan dari sejak pendidikan dasar (anak) sampai pendidikan tinggi.

Terdapat empat buah buku yang dianggap sebagai kitab suci rakyat Tiongkok, yaitu:

a. Ancdecta Confucius;

b. Karangan-karangan Mencius;

c. Ilmu Tinggi (The Great Learning);

d. Ajaran Tentang Jalan Tengah (Doctrine of the Mean).

C. Filsafat Islam

Islam dengan kebudayaannya telah berjalan selama 15 abad. Dalam perjalanan yang demikian panjang terdapat 5 abad perjalanan yang menakjubkan dalam kegiatan pemikiran filsafat, yaitu antar abad ke-7 hingga abad ke-12. Dalam kurun waktu lima abad itu para ahli pikir Islam merenungkan kedudukan manusia di dalam hubungannya dengan sesama, dengan alam, dan dengan Tuhan, dengan menggunakan akal pikirnya. Mereka berpikir secara sistematis dan analitis serta kritis sehingga lahirlah para filsafat Islam yang mempunyai kemampuan tinggi karena kebijaksanaannya.

Dalam kegiatan pemikiran filsafat tersebut, terdapat dua macam. (kekuatan) pemikiran berikut.

a. Para ahli pikir Islam berusaha menyusun sebuah sistem yang disesuaikan dengan ajaran Islam.

b. Para ulama menggunakan metode rasional dalam menyelesaikan soal-soal ketauhidan.

1. Beberapa Perbedaan yang Mendorong Aliran Pemikiran Filsafat Timbul

Timbulnya aliran pemikiran filsafat didorong oleh beberapa perbedaan:

a. Persoalan tentang Zat Tuhan yang tidak dapat diraba, diraba, dan dipikirkan;

b. perbedaan cara berpikir;

c. perbedaan orientasi dan tujuan hidup

d. perasaan asabiyah, keyakinan yang buta atas dasar pendirian walaupun diyakini tidak benar lagi.

D. Filsafat Indonesia

Pandangan hidup dan sistem pemikiran bangsa Indonesia tidak sama dengan pandangan hidup dan sistem pemikiran bangsa di negara lainnya.

Pemikiran Filsafat Indonesia

Maksud pemikiran filsafat Indonesia adalah suatu pemikiran filsafat yang diperuntukkan dalam atau sebagat andasan hidup bangsa Indonesia.

Untuk itu, perlu sekali adanya suatu sistem pandangan hidup yang di dalamnya terdapat keselarasan atau keharmonisan antara hakikat pribadi manusia Indonesia dengan hal-hal yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan kebahagiaan, dan ketenteraman.

Bentuk Filsafat Indonesia

Bentuk-filsafat Indonesia terdiri dari lima sila berikut.

Sila I: Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila H: Kemanusiaan yang adil dan beradab

Sila III: Persatuan Indonesia.

Sila IV: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sila V: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

BAB V

FILSAFAT MODERN

Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. SECARA historiS, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman / pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan munculnya gerakan Renaissance.' Renaissance berarti kelahiran kembali, yang rnengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaa pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.

Dalam era filsafat yang kemudian dilanjutkan dengan era filsa at abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran: Rasionalisme, Empirisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme, Evolusionisme, Materialisme, Neo-Kantianisme, Pragmatisme, Filsafat Hidup, Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.

A. Rasionalisme

Setelah pemikiran Renaissance sampai pada penyempurnaannya, yaitu telah tercapainya kedewasaan pemikiran, maka terdapat keseragaraan mengenai sumber pengetahuan yang secara alamiah dapat dipakai manusia ,yaitu akal (rasio) dan pengalaman (empiri).

B. Empirisme

Sebagai tokohnya adalah Thomas John Lacked an David Hume. Karena adanya kemajuan ilmu perjrahuan dapat dirasakan man aatnia, pandangan orang terhadap filsafat mulai merosot. Hal ini terjadi karena filsafat dianggap tidak berguna lagi bagi kehidupan.

C. Kritistsme

Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman baru di mana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman Pencerahan (Aufklarung).

D. Idealisme

Setelah Kant mengetengahkan tentang kemampuan akal manusia, maka para murid kant tidak puas terhadap batas kemampuan alasannya karena akal murni tidak akan akan dapat mengenal hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu sistem inetafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan: aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruhan yang ada.

E. Positivisme

Filsafat Positivisme lahir pada abad ke-19. Titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan yang positif, sehingga metafisika ditolaknya.

F. Evolusionisme

Aliran ini dipelupori oleh seorang Zoologi yang mempunyai pengaruh sampai saat ini yaitu, Charles Robert-Darwin -(1809-1882) . Ia mendominasi pemikiran filsafat abad ke-19.

G. Materialisme

Munculnya Positivisme dan Evolusionisme menaimbah terbukanya pintu pengingkaran terhadap aspek kerohanian. Julien de Laznettrie- (1709-1751) mengemukakan pemikirannya bahwa binatang dan manusia tidak ada bedanya, karena sernuanya dianggap sebagai mesin.

H. Neo-Kantianisme

Setelah Materialisme pengaruhnya merajalela, para murid Kant mengadakan gerakan lagi. Banyak filosof Jerman yang tidak puas terhadap Materialisme, Positivisrne, dan Idealisme. Mereka ingin kembali ke filsafat kritis, yang bebas dari spelculasi Idealisme dan bebas dari dogmatis Positivis medan Materialisme. Gerakan ini disebut Neo-kantianisme.

I. Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kata Yunani. Maka Pragmatisme adalah suatu Aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.

J. Filsafat Hidup

Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan adanya kemajuan pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan industrialisasi semakin pesat. Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia. Peranan akal pikir hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu sintesis baru. Bahkan alam semesta atau manusia dianggap sebagai mesin, yang tersusun dari beberapa komponen, dan bekerja sesuai dengan hukum-hukumnya.

K. Fenomenologi

Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Kebalikannya kenyataan juga dapat diartikan sebagai umpan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Misalnya, penyakit flu gejalanya batuk, pilek. Dalam Firsafat fenomenologi, arti di atas berbeda dengan yang dimaksud, yaitu suatu gejala tidak pertu harus diamati oleh indra, karena gejala juga dapat dilihat secara batiniah, dan tidak harus berupa kejadian-kejadian. Jadi, apa yang kelihatan dalam dirinya sendiri seperti apa adanya.

L. Eksistensialisme

Kata eksistensialisme berasal dan kata eks = ke luar, dan sistensi atau sisto = berdiri, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalarn keberadaannya to sadar bahwa dinnya ada dan segala sesuatu keberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia terlihat di sekelilingnya, sekaligus sebagai miliknya.

M. Neo-Thomisme

Pada pertengahan abad ke-19, di tengah-tengah gereja Katolik banyak penganut paham Thomisme, yaitu aliran yang mengikuti Paham Thomas Aquinas. Pada mulanya di kalangan gereja terdapat semacam keharusan untuk mempelajari ajaran tersebut. Kemudian, akhirnya menjadi suatu paham Thomisme, yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa ajaran Thomas sudah sempurna. Tugas kita adalah memberikan tafsir sesuai dengan keadaan zaman. Kedua, paham yang menganggap bahwa walaupun ajaran Thomas telah sempurna, tetapi masih terdapat hal-hal yang pada suatu saat belum dibahas.

BAB VI

FILSAFAT DEWASA INI

Sekarang ini terdapat dua aliran pemikiran filsafat yang mempunyai pengaruh besar, tetapi aliran-aliran ini belum dapat dikatakan sebagai aliran yang membuat sejarah. Hal ini terjadi karena aliran-aliran ini masih dianggap baru. Kedua aliran tersebut adalah Filsafat Analitis dan Strukturalis.

A. Fiisafat Analitis

Tokoh aliran ini adalah Luciwig Josef Johan Wittgenstein (18891951), yang lahir di Wina, Austria. Ilmu yang ditekuninya adalah ilmu penerbangan yang mernerlukan studi dasar matematika yang rmendalam. la belajar kepada Schoperihauer dan Gottlieb Frege, setelah menjadi ahli matemika filsafat matematika dan logika.

Sumbangannya yang terbesar dalam filsafat adalah pemikirannya tentang pentingnya bahasa. Ia mencita-citakan suatu bahasa ideal yang lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi periyelesaian masalah-masalah kefilsafatan.

B. Strukturalisme

Tokoh strukturalisme adalah J.lacan yang lahir di paris pada yahun 1901. Menurut pemikirannya, bahasa terdiri dari sejumlah termin yang ditentukan oleh posisi-posisinya satu terhadap yang lain. Termin tersebut digabungkan dengan aturan gramatika dan sintaksis.

BAB VII

AKTUALISASI FILASAFAT

Zaman sekarang merupakan zamannya pemikiran praktis-realistik, sehingga belajar filsafat dianggap hal yang tidak berguna dan membuang-buang waktu. Sekarang, belajar filsafat telah sampai pada paradigm baru. Belajar filsafat/filsaf, akan tetapi belajar filsafat dimaksudkan untuk membangun kesadaran, semangat, dan kepedulian agar hidup kita lebih bermakna. Yang penting dalam belajar filsafat adalah aktualisasinya.

A. Aktualisasi Filsafat Sebelum Ilmu

Dalam masyarakat hingga saat ini masih menganggap ilmu filsafat adalah ilmu 'ngawang-ngawang' yaitu ilmu yang sulit untuk dimengetti atau ilmu yang membingungkan orang.

B. Aktualisasi Filsafat Sebagai Cara Berpikir

Dalam Bab I dikemukakan bahwa berpikir secara filsafat salah satunya: sinoptif, yaitu berpikir secara menyeluruh dan bersama-sama. Artinya, berpikir menyeluruh sama dengan berpikir secara komprehensif.

C. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pandangan Hidup

Perlu diketahui bahwa filsafat (dalam artian) pandangan hidup banyak sekali ragamnya. Berawal dari pembagian filsafat secara garibesar terdapat dua kutup filsafat besar, filsafat barat dan filsafat timur.

D. Aktualisasi Filsafat Sebagai Pemikiran yang Reflektif

Berpikir reflektif berarti bcrpikir yang dipantulkan kepada dirinya sendiri. Berfilsafat berarti refleksi terhadap dirinya sendiri. Berfilsafat pada hakikatnya adalah menonton dirinya sendiri ketika dirinya sedang berada diatas panggung. Semua ragam pemikiran filsafat tentunya dapat direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.

24