FITRI HANDAYANI-FITK

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    1/83

    PERANAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

    ISLAM TERHADAP PERILAKU ANAK JALANAN DIRUMAH SINGGAH CH ARI TY OF CH I LDREN

    EDUCATION

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Agama Islam (S.Pd.I)

    Oleh :

    Fitri Handayani

    1110011000023

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2015

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    2/83

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    3/83

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    4/83

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    5/83

    i

    ABSTRAK

    Nama : Fitri Handayani NIM : 1110011000023Jurusan/Fakultas : PAI/Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanJudul : Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Terhadap Perilaku Anak Jalanan di Rumah SinggahChari ty Of Chi ldren Education

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Pendidikan Agama Islam pada perilaku anak jalana, dan untuk mengetahui Pelaksanan Pembelajaran AgamaIslam di rumah singgah Charity Of Children Education . Adapun dalam proses

    pengumpulan data, penulis menggunakan metode obsevasi, interview, Angket dandokumentasi, sedangkan untuk menganalisis, penulis menggunakan teknik analisdiskriptif kualitatif, yaitu berupa data-data yang tertulis atau wawancara secara lisandari orang yang terlibat dalam Charity Of Children Education tersebut serta prilakuyang di amati, sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang

    bersifat menggabarkan secara menyeluruh.Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peranan pendidikan Agama Islam

    di CCE (Charity Of Children Education) masih kurang berperan terhadap perilakuterpuji anak jalanan, karena hanya sebagian anak jalanan yang menganggapPendidikan Agama Islam itu penting. Sebagian anak jalanan masih mementingkan

    pekerjaan mereka di bandingkan dengan pendidikan, hal ini disebabkan oleh beberapa

    faktor baik yang berasal dari anak jalanan itu sendiri, keluarga, dan guru/pembinaanak jalan. Anak jalanan mengerti pentingnya pendidikan, tapi sebagian dari mereka berfikir bahwa pendidikan itu pada ujungnya untuk menghasilkan uang, dan ketikamereka berfikir bahwa menghasilkan uang itu bisa dilakukan tanpa melalui

    pendidikan, maka kemudian mereka akan menomorduakan pendidikan. Hal ini dapatdilihat dari sikap dan perilaku anak jalanan sehari-hari sebagian anak jalanan mulaimelaksanakan tentang apa yang mereka dapat kan dalam pembinaan seperti, berkatasopan santun kepada guru, orang tua, dan orang lain. Sedangkan Pelaksanaaan

    pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Charity Of Children Education masihkurang terlaksana, karena waktu yang sangat terbatas, yaitu hanya dua kali pertemuandalam satu minggu sehingga akan sulit untuk melakukan pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam.Dengan demikian peranan pembelajaran pendidikan Agama Islam masih kurang berperan terhadap perilaku terpuji anak jalanan dan pelaksanan pembelajaran pendidikan Agama Islam masih belum terlaksana dengan baik karena waktu yangsangat terbatas.

    Kata Kunci : Anak Jalanan, Rumah Singgah

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    6/83

    ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Alhamdulillah dengan segenap jiwa dan raga penulis panjatkan puji syukur

    kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya

    sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjul "Peranan

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Perilaku Anak

    Jalanan di Rumah Singgah Charity Of Chi ldren Education ” .

    Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad SAW yang telah berhasil membimbing dan menuntun umat-Nya kejalan

    yang benar dan di ridhoi Allah SWT, begitu pula bagi segenap keluarga, para sahabat

    serta orang-orang yang meneladani dan mengikutinya.

    Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak dapat terlepas dari uluran tangan

    berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

    terimakasih yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

    yang terhormat : 1. Bapak Jony dan Ibu Unah yang teramat aku sayangi, selaku orang tua yang telah

    membesarkan, membimbing, mendidik, membiayai dan mendoakan dalam setiap

    langkah aku dengan ketulusan hati serta kasih sayang yang tiada terbatas demi

    terselesainya skripsi ini. Dengan tulus dan sabar serta selalu mendoakan

    kesuksesan sehingga menjadikan hidupku lebih bermakna. Sungguh sangat

    terimakasih untuk segala-galanya. Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian.

    2. Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan

    pelayanan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di kampus UIN Jakarta.

    3. Dra. NurlenaRifai, MA, Ph.D, selakuDekanFakultasTarbiyah.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    7/83

    4. Bapak Dr. H. Abdul MajidKhon, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama

    Islam dan Ibu Marhamah Saleh, Lc, MA, selaku wakil ketua Jurusan Pendidikan

    Agama Islam.

    5. Ibu Siti Khadijah, M.A sekaligus pembimbing yang telah tulus ikhlas dan penuh

    kesabaran memberikan bimbingan, arahan dan nasehat kepada penulis sehingga

    terselesaikannya skripsi ini. Sangat terimakasih.

    6. Bapak dan Ibu Dosen yang budiman, yang telah banyak membantu dan mengukir

    penulis dengan ilmu selama menyelesaikan studi di UIN Jakarta.

    7. Bapak Asep Roby Sulaiman, selaku pengurus Charity Of Chilfren Education

    tempat penulis meneliti hasil dari skripsi ini. Serta Pembina-pembina yang telahmembantu kelancaran penulis dalam meneliti.

    8. Nenek Maeni, selaku nenekku yang selalu mendoakan.Terimakasih atas doanya.

    9. Yuli Yani, selaku kakak sepupu aku satu-satunya dan adik Sepupu aku satu-

    satunya Trisna Sanubari yang selalu mendoakan dan memberisemangat. Aku

    sayang kalian.

    10. Azwar Fikri, salah satu sahabat terdekataku yang paling spesial yang telah

    menyemangati, membantu baik materil maupun spiritual selama belakangan ini.

    Sehingga dapat terselesainya studiku dan sampai pada tugas akhir skripsi ini.

    Terimakasih sayang.

    11. Sahabat-sahabat terdekatku Reni Anggraeni, Eva Fauziyah, Nur Fauziah, Debi

    Utami Rizky, Widya Rafika, Maesaroh, Nur Fitriana, yang mengisi hari-hariku

    selama dikampus ini dan selalu member semangat serta nasihat selama empat

    tahun lebih ini. Sungguh terimakasih buat kalian.

    12. Sahabat seperjuangan PAI lainnya yang telah banyak membantu penulis baik

    materiil maupun spiritual demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

    Terimakasih banyak.

    13. Semua pihak yang ikut membantu dan memberikan sumbangan pikiran dalam

    rangka menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    8/83

    Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mendapatkan imbalan yang

    lebih besar dari Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh, Amin. Penulis

    menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan

    masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang budiman

    sangat penulis harapkan demi mendapatkan hasil yang lebih baik di masa yang akan

    datang. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

    pembaca pada umumnya. Sekaligus dapat menambah khazanah pengetahuan untuk

    mengembangkan cakrawala berfikir terutama dalam dunia pendidikan.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    9/83

    v

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERNYATAAN PENULIS

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

    ABSTRAK ……………………………………………………………………….. i

    KATA PENGANTAR …………………………………………………………... ii

    DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... v

    BAB I: PENDAHULUAN

    A. LatarBelakang ………………………………………………… 1 B. IdentifikasiMasalah …………………………………………… 5 C. PembatasanMasalah …………………………………………... 5 D. PerumusanMasalah …………………………………………… 5 E. TujuandanManfaatPenelitian ................................................... 6

    BAB II: KAJIAN TEORI

    A. AnakJalanan …………….………………………………….… 7

    B. PengertianPembelajaran………………………………………. 12

    C. Pendidikan Agama Islam……………………………………… 13

    D. Pengertia nPrilaku……………………………………………... 17

    E. Kerang kaBerfikir……………………………………………… 18

    F. HasilPenelitian yang Relevan…………………………………. 19

    BAB III: METODE PENELITIAN

    A. TempatdanWaktu …………………………………………… ... 21

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    10/83

    vi

    B. MetodePenelitian ……………………………………………… 22

    C. TeknikPengumpulan Data ……………………………...……... 23

    D. TeknikAnalisis Data ………………………………………...… 28

    BAB IV: HASIL PENELITIAN

    A. ObjekPenelitian ……………………………………… .……….. 32

    B. PenyajiandanAnalisis Data ……………………………………... 37

    C. Analisa Data ……………………………………………………. 42

    BAB V: PENUTUP

    A. Kesimpulan …………………………………………………..… 5 1

    B. Saran ………………………………………………………..….. 5 1

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR LAMPIRAN

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    11/83

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang mempunyai tujuan

    sebagaimana dijelaskan pula dalam Undang-undang Nomer 20 tahun 2003,

    Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3 tentang dasar, fungsi dan tujuan

    pendidikan yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan

    kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

    dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

    cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

    bertanggung jawab. 1

    Menurut Zakiah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar

    dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,menghayati, hingga mengimani, ajaran Agama Islam, dibarengi dengan

    tuntunan untuk menghormati penganut Agama lain dalam hubungannya

    dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

    persatuan bangsa. 2

    Pendidikan Agama Islam (PAI) pada saat ini masih berhadapan dengan

    kritik-kritik internal. Di katakan bahwa PAI kurang mempunyai relevansi

    terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasikonteks sosial budaya dan bersifat statis akonsteksual, dan lepas dari sejarah

    sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai

    yang hidup dalam keseharian. 3 Hal yang seperti ini sangat disayangkan sekali,

    karena Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang sangat

    1 Redaksi Sinar Grafika, UU Sisdiknas 2003 , (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 5.2 Zakiah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan , ( Jakarta: Ruhama, 1995), cet. 2, h.

    65. 3 Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 56.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    12/83

    2

    penting untuk membangun moral dan akhlak para siswa guna meningkatkan

    keimanan kepada Allah SWT dan meneladani sifat Nabi Muhammad SAW

    dan menjadi bekal di kehidupan sehari-hari.

    Akibat situasi krisis ekonomi dan urbanisasi di kota besar, salah satu

    masalah sosial yang membutuhkan pemecahan segera adalah perkembangan

    jumlah anak jalanan yang belakangan ini makin mencemaskan. 4

    Sebagaimana diketahui, tujuan utama pembangunan masyarakat adalah

    peningkatan taraf hidup. Dengan demikian, kondisi yang menunjukan adanya

    taraf hidup yang rendah merupakan sasaran usaha-usaha perbaikan dalam

    rangka pembangunan masyarakat tersebut. Kondisi kemiskinan dengan

    berbagai dimensi dan implikasinya, merupakan salah satu bentuk masalah

    sosial yang menuntut pemecahan. 5

    Anak jalanan merupakan sekelompok anak yang menghabiskan

    waktunya dijalanan. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang

    pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan

    berkembang dengan latar kehidupan di jalanan dan akrab dengan kemiskinan,

    penganiayaan dan hilang kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan

    membuatnya berperilaku negatif.

    Hidup sebagai anak jalanan bukanlah sebagai pilihan hidup yang

    menyenagkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena

    adanya sebab tertentu. Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena

    yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-

    anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional

    yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus berkelut dengan

    dunia jalanan yang keras dan cenderung perpengaruh negatif bagi

    perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.

    Dalam UU RI Nomor 23 Tahun 2002, BAB 1 pasal 1 ditegaskan bahwa

    anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang

    4 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2003),cet. 1, h. 182.

    5 Soetomo , Masalah Sosial Dan Pembangunan , (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995),

    cet. 1, h. 116.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    13/83

    3

    masih dalam kandungan. Perlindungan anak adalah segala kegiatan yang

    menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

    berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan

    martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

    diskriminasi. 6

    Oleh karena itu, keharmonisan antara bapak dan ibu mempunyai

    pengaruh besar terhadap tingkah laku anak. Sekian banyak penyakit moral,

    egois, anarkis, dan hilangnya rasa percaya diri, sombong, munafik, dan tidak

    bertanggung jawab adalah sumber dan berawal dari suasana kehidupan

    keluarga. Sekolahan dan masyarakat tidak mampu meluruskannya. Ada

    memang penyakit tersebut yang disebabkan oleh pengaruh teman-temannya

    (salah pergaulan), tapi dapat kembali baik karena memiliki latar belakang

    keluarga yang baik dan moral yang baik yang sudah tertanam sejak kecil. 7

    Adapun faktor-faktor yang menyebabkan anak turun kejalanan adalah

    ketidak harmonisan didalam keluarga yang menimbulkan perceraian, dan

    absennya orang tua karena meninggal dunia maupun tidak bisa menjalankan

    fungsinya, serta konflik hubungan orang tua dengan anak akibat kekerasan

    dalam keluarga yang mengakibatkan anak berinisiatif untuk memilih hidup

    dijalanan, dan biasanya mereka bertingkah laku yang tidak sesuai dengan

    ajaran Agama Islam.

    Setelah anak memilih keluar dari rumah, mereka akan mencari teman

    bermain dan bergaul untuk mengisi kekosongan. Sekiranya teman itu jahat

    dan berpengaruh buruk, tidak mustahil ia akan terbawa dan tertulari. Dan

    kemungkinan penyimpangan dan penyelewengan yang dibuat akan semakin

    menjadi-jadi dan akhirnya akan menjadi bencana bagi masyarakat dan

    Negaranya. 8

    6 Mufidah, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, (Malang: UIN Malang Pres,2008), cet. 1, h. 302.

    7 Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadist , (Ciputat : UIN JakartaPres, 2005), cet. 1, h. 236.

    8 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam (Pemeliharaan Kesehatan

    Jiwa anak), (Bandung : PT. RemajaRosdakarya, 1990), cet. 1, h. 98.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    14/83

    4

    Masalah sikap dan tingkah laku merupakan masalah yang penting yang di

    dalamnya akan mencerminkan sikap dari tingkah laku seseorang beragama.

    Karena masalah ini penting dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam

    kehidupan anak jalanan.karena biasanya mereka kurang kontrol dari orang tua

    mereka yang mengakibatkan mereka bertingkah laku yang tidak sesuai

    dengan norma masyarakat dan ajaran Agama Islam.

    Selama ini upaya yang dapat dilakukan untuk menangani anak-anak

    jalanan biasanya adalah dengan mengeluarkan mereka dari jalanan,

    memasukan mereka ketempat singgah, tempat-tempat pelatihan dan

    sejenisnya dengan harapan diberikan bekal pendidikan dan keterampilan

    tertentu.

    Islam mengajarkan kita untuk menjaga dan mendidik keluarga dan anak-

    anak kita kepada kebaikan. Sebagai firman Allah:

    “Hai orang -orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

    api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya

    malikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap

    apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa

    yang diperintahkan. ” (Q.S. At-Tahrim:6).Masih kurangnya minat belajar anak jalanan untuk melakukan

    pembelajaran Agama Islam, karena banyaknya aktifitas yang dilakukan serta

    terbatasnya waktu mereka untuk melakukan pembelajaran Agama Islam. Oleh

    karena itu rasa tanggung jawab pendidik terutama dalam pendidikan Agama

    Islam, cara alternatif yang dirasa cukup efektif bagi anak jalanan adalah

    dengan memberikan pendidikan Agama Islam secara rutin.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    15/83

    5

    Menurut pengamatan yang saya lakukan di CCE sebagian anak jalanan

    kurang memiliki kesadaran bahwa Pendidikan Agama Islam sangat berperan

    besar dalam kehidupan sehari-hari, karena banyak anak jalanan yang memilih

    bekerja daripada mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian

    penulis tertarik melakukan penelitian“ Peranan Pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam Terhadap Perilaku Anak Jalanan Di

    Rumah Singgah Chari ty Of Chil dren Education (CCE) ”

    B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, berikut akan

    dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

    1. Masih kurangnya minat belajar anak jalanan terhadap Pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam.

    2. Terbatasnya waktu untuk melakukan pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam.

    3. Tidak semua anak jalanan mempunyai kesadaran bahwa pembelajaranPendidikan Agama Islam mempunyai peranan terhadap kehidupan mereka.

    C. Pembatasan MasalahAtas dasar identifikasi masalah diatas, maka agar penelitian dapat

    teararah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis membatasi

    pada:

    1. Pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan.

    2. Peranan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah dalam

    membentuk perilaku terpuji anak jalanan.

    D. Perumusan MasalahAdapun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    16/83

    6

    1. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah

    Singgah dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan?

    2. Bagaimana peranan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah

    Singgah dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan?

    E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitiana) Untuk mengetahui pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan di Rumah

    Singgah . b) Untuk mengetahui Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan di Rumah Singgah .

    2. Manfaat Penelitiana) Mengetahui bagaimana pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan di

    Rumah Singgah.

    b)

    Mengetahui bagaimana Peranan Pembelajaran Pendidikan AgamaIslam dalam membentuk perilaku terpuji anak jalanan di Rumah

    Singgah.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    17/83

    BAB II

    KAJIAN TEORITIS

    A. Anak Jalanan1. Pengertian Anak Jalanan

    Anak jalanan adalah anak-anak yang tersisih, marginal, teralienasi

    dari perlakuan kasih sayang karena kebanyakan dalam usia yang relatif

    dini sudah harus berhadapan dengan lingkungan kota yang keras, bahkan

    sangat tidak bersahabat. Sebagai bagian dari pekerja anak, anak jalanan

    sendiri sebenarnya bukanlah kelompok yang homogeny . Mereka cukup

    beragam, dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya, hubungannya

    dengan orang tua atau orang dewasa terdekat, waktu dan jenis

    kegiatannya dijalanan, serta jenis kelaminnya (Farid, 1998). Berdasarkan

    hasil kajian lapangan, secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam

    tiga kelompok (Surbakti dkk.(eds.) 1997).Pertama, Children On The

    Street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun masih mempuyai hubungan yang kuat

    dengan orang tua mereka. Kedua, Children Of The Sreet, yakni anak-anak

    yang berartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi.

    Ketiga, Children From Families Of The Street, yakni anak-anak yang

    berasal dari keluarga yang hidup dijalanan. Anak jalanan adalah anak yang belum dewasa (secara fisik dan

    psikis) dan sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencarinafkah atau berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya.

    Umumnya anak jalanan besar dari keluarga yang pekerjaannya berat dan

    ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar

    belakang kehidupan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    18/83

    8

    hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan berperilaku

    negatif. 1

    2. Ciri-ciri Anak Jalanan

    Ciri-ciri anak jalanan adalah:

    a. Usia berkisar antara 6-18 tahun.

    b. Intensitas hubungan dengan keluarga (masih berhubungan teratur setiap

    harinya, dan hubungan dengan keluarga kurang misalnya seminggu

    sekali, dan sama sekali tidak ada komunikasi dengan keluarga).

    c. Waktu yang dihabiskan di jalanan rata-rata lebih dari 4 jam sehari.

    d. Tempat anak jalanan sering dijumpai di pasar, terminal bus, stasiun kereta

    api, taman-taman kota, perempatan jalan raya, pusat pembelajaan,

    kendaraan umum, dan pembungan sampah.

    e. Aktifitas anak jalanan diantaranya: menyemir sepatu, pedagang asongan,

    pemulung, pengamen, ojek payung, pengelap mobil, kuli, pengemis,

    pekerja seks, joki three in one dan sebagainya. 2

    Persoalan anak dalam kehidupan manusia ini memang benar-benar

    memerlukan perhatian sepenuhnya dari pihak keluaranya terutama pihak

    orang tua. Tidak hanya dari orang tua saja akan tetapi dari pihak

    masyarakat dan lingkungan sekitar tidak kurang pentingnya, sebab kita

    mengetahui bahwa masa yang akan datang itu terletak pula pada generasi

    baru, atau dengan kata lain baik atau buruknya masa yang akan datang itu

    bergantung pula pada keadaan anak muda pada saat sekarang ini. 3

    3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Anak Jalanan

    Kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang

    berasal dari kata persona (bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng.

    Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung,

    1 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),h.185-189.

    2

    Ibid ,h.190.3 Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Erlangga 1983), h.37.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    19/83

    9

    yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi

    seseorang. Hal itu dilakukan karena terdapat ciri-ciri yang khas yang

    hanya dimiliki oleh seseorang tersebut baik dalam arti kepribadian yang

    baik, ataupun yang kurang baik. 4

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dapat

    dikelompokan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal:

    1. Faktor Internal

    Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri orang itu

    sendiri.Faktor internal ini biasanya merupakan faktor genetis atau

    bawaan. Faktor genetik maksudnya adalah faktor yang berupa bawaan

    sejak lahir dan merupakan pengaruh keturunan dari salah satu sifat yang

    dimiliki salah satu dari kedua orang tuanya atau bisa jadi gabungan atau

    kombinasi dari sifat kedua orang tuanya. Oleh karena itu, sering kali

    mendengar ist ilah “buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya”.

    Misalnya, sifat mudah marah yang dimiliki seseorang ayah bukan tidak

    mungkin akan menurun juga pada anaknya.

    Faktor internal yang dimaksud pada anak jalanan ini adalah seperti

    contohnya jika orang tua anak jalanan berasal dari pemulung maka

    anaknya pun akan memulung, karena kurangnya motivasi orang tua

    terhadap anaknya sehingga anak jalanan tersebut ikut terjun seperti

    orang tuannya.

    2. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang tersebut.

    Faktor Eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang berasal dari

    lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecilnya, yakni

    keluarga,teman, tetangga,sampai dengan pengaruhdari berbagai media

    audiovisual seperti TV dan DVD, atau media cetak seperti koran,

    majalah, dan lain sebagainya. Lingkungan keluarga tempat seseorang

    anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap

    4Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian , (Semarang: Bumi Akasara, 2006), h.189.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    20/83

    10

    kepribadian seorang anak. Terutama dari cara para orang tua mendidik

    dan membesarkan anaknya. 5

    Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-

    perubahan,tetapi di dalam perkembangan itu semakin terbentuklah pola-

    pola yang tetap dan khas, sehingga mempengaruhi ciri-ciri yang unik

    bagi individu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

    dan pembentukan kepribadian itu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

    a) Faktor Biologis

    Yaitu faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani atau yang

    sering disebut dengan faktor fisiologis . Keadaan fisik, baik yang

    berasal dari keturunan yang merupakan pembawaan yang dibawa

    sejak lahir itu melainkan peranan yang penting pada kepribadian

    seseorang, tidak ada yang mengingkarinya. Namun demikian itu

    hanya merupakan salah satu faktor saja. Kita mengetahui bahwa

    dalam perkembangan dan pembentukan kepribadian selanjutnya

    faktor-faktor yang lain terutama faktor lingkungan dan pendidikan

    yang tidak dapat kita abaikan.

    b) Faktor Sosial

    Faktor sosial disini yakni manusia-manusia lain di sekitar individu

    yang mempengaruhi individu yang bersangkutan.Termasuk kedalam

    faktor sosial ini juga tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan,

    bahasa, suasana keluarga dan sebagainya berlaku dalam masyarakat.

    c) Faktor Kebudayaan

    Kita mengetahui bahwa kebudayan itu tumbuh dan berkembang di

    dalam masyarakat.Kita dapat mengenal bahwa kebudayaan tiap daerah

    atau negara berlainan.Perkembangan dan pembentukan kepribadian

    pada diri masing-masing anak atau orang tidak dapat dipisahkan dari

    masyarakat dimana anak itu dibesarkan.

    Perbedaan antara faktor bioligis dan psikologis pada tingkah laku

    manusia adalah bahwa pada faktor biologis memandang bahwa

    5 Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak , (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.19.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    21/83

    11

    manusia itu sebagai organisme yang murni dan sederhana, sedangkan

    pada faktor psikologis memandang manusia itu sebagai organisme

    yang mempunyai intelegensi. 6

    4. Pemberdayaan Anak Jalanan

    Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi

    cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan

    mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga

    yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan

    bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan

    yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang

    lain yang menjadi perhatiannya. 7

    Pemberdayaan memiliki arti harfiah membuat (seseorang)

    berdaya. Istilah ini lain untuk pemberdayaan adalah penguatan

    ( Emporwerment ). Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusiaan,

    dalam arti mendorong orang untuk menampilkan dan merasakan hak-

    hak asasinya. Di dalam pemberdayaan terkandung unsur pengakuan

    dan penguatan posisi seseorang melalui penegasan terhadap hak dan

    kewajiban yang dimiliki dalam seluruh tatanan kehidupan. Di dalam

    proses pemberdayaan diusahakan agar orang berani menyuarakan dan

    memperjuangkan ketidak seimbangan hak dan kewajiban.

    Pemberdayaan mengutamakan usaha sendiri dari orang yang

    diberdayakan untuk meraih keberdayaannya. Oleh karena itu

    pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan.

    5. Penyebab Kenakalan Anak Jalanan

    Secara fenomenologis tampak bahwa gejala kenakalan timbul

    dalam masa pubertas/pancaroba, dimana jiwa dalam keadaan labil,

    sehingga mudah tersesat oleh lingkungan. Seseorang anak tiba-tiba

    6 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), h.160.7

    Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial , (Bandung:PT. Reflika Aditama,2005),h.58-59.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    22/83

    12

    menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena beberapa saat setelah

    dibentuk oleh lingkungannya termasuk kesempatan diluar kontrol

    yaitu:

    1) Lingkungan keluarga yang pecah, kurang perhatian, kurang kasih

    sayang, karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri

    (termasuk mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari).

    2) Situasi yang menjenuhkan dan membosankan, padahal tempat-tempat

    tersebut mestinya dapat merupakan faktor penting untuk mencegah

    kenakalan bagi anak-anak (termasuk lingkungan yang kurang rekreatif).

    3) Lingkungan masyarakat yang tidak/kurang menentu bagi prospek

    kehidupan masa mendatang, seperti masyarakat yang penuh spekulasi,

    korupsi, manipulasi, gosip, isu-isu negative , perbedaan terlalu

    mencolok antara si kaya dan si miskin dan sebagainya. 8

    B. Pengertian PembelajaranBelajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, sebagai akibat

    dari pengalaman dan latihan. 9 Proses mereaksi terhadap semua situasi yang

    ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses

    berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan

    memahami sesuatu yang dipelajari.

    Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya

    interaksi antara stimulus dan respon. Sesorang dianggap telah belajar

    sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan

    kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam

    kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil

    interaksi antara stimulus dan respon. menurut teori ini yang terpenting

    adalah masuk atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output

    yang berupa respon.

    8 Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial , (Jakarta : Erlangga,v1983), cet.1,h.93.

    9

    Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Pada Proses Pendidikan,(Jakarta:Kencana Pranda Media Grup,2006), Cet.1,h.114.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    23/83

    13

    Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk

    membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana memperoleh dan

    memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. 10 Dalam keseluruhan

    proses pendidikan di sekolah, pembelajran merupakan aktivitas yang

    paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapain tujuan pendidikan

    banyak tergantung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap

    pengertian pembelajaran akan mempengaruhi cara itu mengajar. Dari

    berbagai definisi yang dikemukan oleh pakar-pakar secara umum

    pembelajaran merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam

    perilaku sebagai hasil intraksi anatara dirinya. Secara lengkap, pengertian

    pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

    “pembelajaran adalah proses yang dilakuklan oleh individu untuk

    memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungan.”

    C. Pendidikan Agama Islam1) Pengertian Agama Islam

    Menurut Zakiah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah upaya

    sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenai,

    memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran Agama Islam, di

    barengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut Agama lain

    dalam hubungannya dengan kerukunan antara umat beragama hingga

    terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 11

    Menurut Endang Saifuddin Anshari Pendidikan Agama Islam

    adalah proses bimbingan (Pimpinan, tuntutan, usulan) oleh obyek didik

    terhadap perkembangan jiwa (Pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, dan

    sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan tertentu, dengan

    10Dimyati Dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran , (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.

    157.

    11 Zakiah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan , (Jakarta:Ruhama,1995),cet.2, h. 65.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    24/83

    14

    metode tertentu , materi dan dengan alat perlengkapan yang ada kearah

    terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran

    Agama Islam. 12

    Menurut M.Yusuf Al-Qardhawi Pendidikan Agama Islam adalah

    Pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan

    jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, Pendidikan

    Agama Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik keadaan damai

    maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat

    dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya. 13

    Menurut Basyiruddin Usman “Pendidikan Agama diartikan sebagai

    suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis

    dengan menanamkan akidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau

    akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang takwa kepada Allah

    SWT”. 14

    Sedangkan Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

    Departemen Agama Republik Indonesia yang dikutip Allisuf Sabri

    merumuskan pengertian Pendidikan Agama I slam yaitu “ usaha sadar

    untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

    mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

    dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama

    lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam

    masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 15

    Pendidikan Agama Islam Adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

    serta mengimani ajaran Agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk

    menghormati penganut Agama lain dalam hubungannya dengan

    12 Endang Saifuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: UsahaInterprise 1976), h. 85.

    13M.Yusuf Al-Qardhawi, Pendidikan Agama Islam Dan Madrasah Hasan Al- Banna, terj.Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad,(Jakarta: Bulan Bintang,1980), h.157.

    14 Basyiruddin Usman, Metodelogi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: CiputatPres,2002), h. 4.

    15

    Ali Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan , (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005),cet. 1, h.111.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    25/83

    15

    kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan

    persatuan bangsa. 16

    Menurut Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa Pendidikan

    Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik

    terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju

    bentuknya kepribadian yang utama (insan kamil). 17

    Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas

    maka pendidikan Agama Islam merupakanusaha sadar yang dilakukan

    pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini,

    memahami,dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

    pengajaran, atau pelatihanyang telah ditentukan untuk mencapai tujuan

    yang telah di tetapkan.

    2) Tujuan Pendidikan Agama Islam

    Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan

    suatu kegiatan atau usaha. Sesuatu kegiatan akan berakhir bila

    tujuannya sudah dicapai. Kalau tujuan itu bukan tujuan akhir, kegiatan

    berikutnya akan langsung dimulai untuk mencapai tujuan selanjutnya

    dan terus begitu sampai kepada tujuan akhir. Menutut Ramayulis (200)

    “Pendidikan Agama I slam bertujuan untuk meningkatkan keimanan,

    pemahaman, penghayatan, penghayatan dan pengalaman peserta didik

    tentang agama islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan

    bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

    pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”. 18

    Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membimbing umat

    manusia agar menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah yakni

    melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya

    dengan penuh kesadaran dan ketulusan ini.Untuk itu rumusan tujuan

    16 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi( Konsep dalam Implementasi Kurikulum 2004) , Remaja Rosda Karya, Bandung: 204, h.130.

    17 Ahmad D.Marinda, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , (Bandung : Al-Ma’arif,1962),h.23 .

    18

    Ramayulis, Metodelogi Pendidikan Agama Islam , (Jakarta: Kalam Mulia,2005),cet.4,h.21.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    26/83

    16

    pendidikan Agama Islam yang berbunyi membentuk manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Allah SWT adalah merupakan tujuan

    yang bersifat fundamental. 19

    Secara umum, Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk

    meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan

    peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim

    yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia

    dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. 20

    Menurut M. Arifin dalam bukunya Ilmu pendidikan Islam

    mengemukakan “bahwa tujuan Pendidikan Agama I slam adalah

    terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana iman dan

    takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau pengaruhnya

    dalam masyarakat”. 21

    Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar ilmu pendidikan

    menjelaskan “Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

    keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang

    agama islam menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa

    kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

    masyarakat, berbangsa dan bernegara”. 22

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan

    Agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan

    bertakwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan diri

    kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi

    larangan-Nya.

    19 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Al- Qu’an , (Jakarta:UIN Jakarta pres,2005), cet.1, h. 167-173.

    20 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah ,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2012), cet. V, h. 78.

    21

    M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta: Bumi Aksara,1996) cet.ke-4,h.15.22 Alisuf Saabri, Op. cit .

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    27/83

    17

    D. Pengertian Perilaku

    Perilaku adalah segala tindakan yang dilakukan oleh suatuorganism.Berbagai respon terhadap stimuli, motorik atau glandular,

    dipandang sebagai jenis perilaku. 23 Dalam kamus bahasa Indonesia

    perilaku diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap

    rangsangan atau lingkungan. 24 Dengan kata lain, perilaku merupakan hasil

    dari stimulus atau berupa respon yang ada pada diri manusia terhadap

    lingkungan disekitarnya, yang mana respon yang dapat dikenali dalam

    bentuk tindakan yang dapat diamati oleh panca indra.

    Menurut Sigmund Freud, perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan

    irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri

    psikoseksual tertentu pada masa enam tahunpertama dalam kehidupannya.

    Pandangan ini menunjukan bahwa aliran teori Freud tentang sifat manusia

    pada dasarnya adalah deterministik.Sekalipun demikian, menurut Gerald

    Corey yang mengutif perkataan Kovel, bahwa dengan tertumpuh pada

    dialektika antara sadar dan tidak sadar, determinisme yang telah

    dinyatakan pada aliran Freud luluh.Lebih jauh, Kovel menyatakan bahwa

    jalan pikiran itu adalah ditentukan,tetapi tidak linier.Ajaran psikonalisis

    menyatakan bahwa perilaku seseorang lebih rumit daripada apa yang

    dibayangkan pada orang tersebut. 25

    Pokok utama dari pada timbulnya kenakalan anak-anak terutama

    disebabkan dari pada kelalaian para orang tua.Dalam masa seperti

    sekarang ini banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan diluar

    rumah dari pada pendidikan terhadap anak-anaknya. 26

    Berdasarkan uraian di atas, maka perilaku dapat diartikan sebagai

    gerak gerik yang dilakukan individu maupun oleh suatu kelompok,

    mengakibatkan seseorang melakukan perbuatan tersebut.

    23 Kanisius, Kamus Istilah Kunci Psikologi, (Yogyakarta: Kanisius, 1989),cet.1,h.41.24 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta :Balai Pustaka,2002),h.859.25 Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian , (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.73. 26

    Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Sosial , (Jakarta: Erlangga, 1983), cet.1,h.65.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    28/83

    18

    E. Kerangka Berpikir

    Anak jalanan merupakan sebuah realita sosial yang mewarnaikehidupan masyarakat Indonesia. Anak jalanan dengan berbagai karakter

    yang dimiliki telah menjadi bagian dalam setiap aktifitas sehari-hari yang

    secara tidak langsung mengganggu keamanan, ketertiban dan kenyamanan

    orang lain serta dirinya sendiri.

    Pekerjaan yang dijalani anak jalanan dapat dikelompokan kedalam

    empat kategori yaitu usaha dagang, usaha jasa, pengamen dan kerja

    serabutan.Pekerjaan yang dijalani anak jalanan di jalan merupakan

    pekerjaan yang penuh resiko. Mereka akan mudah terserang penyakit

    sehingga membutuhkan tempat tinggal, makanan, pakaian, dan tentunya

    jaminan kesehatan. Terdapat kecenderungan semakin pasti jenis pekerjaan

    anak jalanan maka semakin baik peranan rumah singgah dalam upaya

    perlindungan anak jalanan.

    Sebagian besar anak jalanan memiliki tingkat pendidikan yang rendah,

    ada yang pernah sekolah namun terpaksa putus sekolah bahkan ada yang

    tidak pernah mengenyam pendidikan disekolah. Anak jalanan sangat

    memerlukan pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan

    pengetahuan dan daya kreatifitasnya agar tidak tertinggal walaupun

    pendidikan mereka tergolong rendah. Hal ini berarti adanya

    kecenderungan semakin rendah tingkat pendidikan anak jalanan maka

    semakin baik peranan perlindungan anak jalanan.

    Penyebab anak-anak turun kejalan pun beragam, yaitu: pertama,

    kondisi ekonomi keluarga (kemiskinan) sehingga semakin miskin kondisi

    ekonomi keluarga anak jalanan maka semakin tinggi tingkat kepuasan

    pemenuhan kebutuhan. Anak-anak yang berasal dari keluarga miskin tentu

    sangat membutuhkan sandang, pangan dan papan, jaminan kesehatan dan

    pendidikan yang tidak terpenuhi dengan baik dalam keluarganya.Latak

    belakang kedua, disharmonisasi keluarga (konflik dengan atau antar orang

    tua).Selain membutuhkan sandang, pangan, papan, jaminan kesehatan dan

    pendidikan anak jalanan yang mengalami konflik dalam keluarga juga

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    29/83

    19

    sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian yang lebih, dalam hal ini

    dapat diberikan oleh kakak Pembina sebagai pengganti orang tua dan

    sesama anak jalanan sebagai pengganti saudara.Memiliki kecenderungan

    semakin tinggi konflik yang terjadi dalam keluarga anak jalanan maka

    semakin tinggi tingkat kepuasan pemenuhan kebutuhan anak jalanan.

    F. Hasil Penelitian yang RelevanSecara umum penelitian tentang anak jalanan telah mulai dilakukan

    di berbagai tempat. Adapun diantaranya adalah : 1. Syaifuddin Zuhri yang berjudul “Peran Keluarga Dalam Mendidik

    Akhlak Anak J alanan” . Semarang: Pendidikan Agama Islam, Fakultas

    Ilmu Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

    2011. Peneliti mengkaji tentang Pendidikan anak jalanan di kawasan

    tugu muda semarang untuk pendidikan akhlak terhadap Allah SWT,

    akhlak pribadi anak jalanan dikawasan tugu muda semarang cendrung

    pasrah nemeima keadaan mereka. Pemanfaatan dan pengoptimalan

    bakat yang ada pada diri mereka kurang di gali untuk bisa lebih

    dikembangkan, terutama untuk anak jalanan yang masih bersekolah

    mempunyai kesempatan lebih banyak menyongsong masa depan

    dengan salah satunya rajin belajar. Peran keluarga masing-masing

    individu dalam pendidikan akhlak anak jalanan di kawasan Tugu

    Muda Semarang tidak berperan dengan baik sebagaimana mestinya.

    Keluarga anak jalanan cenderung melakukan pembiaran terhadap

    pendidikan akhlak anak jalanan.

    2. Sanah Sanan yang berjudul “Peranan Rumah Singgah Dalam Membina

    Moral Anak Jalanan Cengkareng Jakarta Barat”. Jakarta: PGMI,

    Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Peneliti mengkaji tentang

    Pembinaan yang diberikan dalam balam bentuk pendidikan baik

    formal maupun non formal sangat membantu anak jalanan, khususnya

    untuk meningkatkan kemampuan itelektual mereka. Anak jalanan yang

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    30/83

    20

    rutin datang bahkan menetap di rumah singgah secara intensif akan

    memperoleh pelayanan, maka dengan sendirinya hal ini akan

    mempercepat proses perubahan perilaku dan moral mereka. Sebaliknya

    anak yang hubungannya jarang akan kurang intensif, akibatnya proses

    perubahan perilaku dan moral mereka akan lama.

    3. Dini Farida yang berjudul “Persepsi Anak Jalanan Mengenai Urgensi

    Pendidikan Agama Islam Di Cilincing Jakarta Utara” .Jakarta :

    Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan,

    Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Peneliti

    membahas tentang anak jalanan pada umumnya, yang membedakan

    mereka, hanyalah profesi dan kegiatan yang mereka lakukan setiap

    hari. Anak jalanan juga mengerti pentingnya pendidikan, tapi

    kebanyakan mereka berfikir bahwa pendidikan itu pada ujungnya

    untuk menghasilkan uang, jika mereka bisa menghabiskan uang tanpa

    pendidikan, maka dari sanalah mereka monomer duakan pendidikan.

    Persamaan skripsi diatas dengan penulis adalah sama-sama membahas

    tentang akhlak, perilaku, dan moral anak jalanan sama-sama ingin

    memperbaiki akhlak anak jalanan yang kurang sesuai dengan anak-anak

    lain. Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam hal ini karena dari

    pendidikan Agama Islam anak bisa memahami bagaimana caranya

    menghargai, menghormati, dan menyayangi orang lain. Karena

    sebagian anak jalanan lebih mementingkan pekerjaan mereka dari pada

    pendidikan, faktor ekonomi mereka yang sangat rendah sehingga tidak

    mampu untuk sekolah.

    Perbedaan skripsi diatas dengan penulis adalah penulis

    menggunakan metode kualitatif deskriptif sedangkan skripsi diatas

    menggunakan kualitatif fenomenologis sebagai strategi penelitian yang

    dilakukan untuk menjelaskan fenomena yang ada saat penelitian dengan

    fokus permasalahan yang diteliti kemudian dianalisa gambaran nyata

    yang sedetail-detailnya tentang fenomena yang terjadi.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    31/83

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian kualitatif atau

    dengan kata lain peneliti yang bersifat nonstatistik. Jenis penelitian kualitatif ini

    mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

    kata tertulis atau lisan dari pelaku yang dapat diamati.

    Penelitian ini merupakan penelitian lapangan tentang Peranan Pembelajaran

    Pendidikan Agama Islam di rumah singgah CCE( Charity Of Children Education) .

    Peneliti akan mengkaji proses Pembelajaran pendidikan Agama di Rumah singgah

    CCE ( Charity Of Children Education) , yang dilakukan dengan observasi,

    dokumentasi, dan wawancara. 1

    A. Tempat dan WaktuTempat yang dijadikan objek penelitian adalah CCE ( Charity Of Children

    Education) yang beralamat di Jl.Kebagusan 1 Gang warung RT 6 RW 1 Pasar

    minggu, Jakarta selatan (belakangragunan). Adapun waktu penelitian terhitung

    dari tanggal 12 November sampai 12 Desember 2014.

    Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek adalah:

    1. Pengurus CCE ( Charity Of Children Education)

    Subjek pertama yang akan dipilih adalah informasi kunci, yaitu

    informasi yang dipandang sangat menguasai aspek-aspek yang akan

    diteliti, dengan pertimbangan tersebut, yang dipilih sebagai informan kunci

    adalah Ketua pengurus, karena beliau dianggap subjek yang paling

    mengetahui dalam sistem kependidikan di rumah singgah.

    2. Guru-guru di rumahsinggah CCE ( Charity Of Children Education)

    Subyek kedua yang akan dipilih adalah informasi pengelola, yaitu

    informasi sebagai pengelola para anak jalanan yang dipandang mampu

    menyampaikan aspek-aspek yang akan diteliti.

    3. Anak-anak jalanan CCE ( Charity Of Children Education)

    1 Hasil Observasi di Charity Of Children Education

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    32/83

    22

    Untuk mencari data dari para anak jalanan penelitihanya mengambil

    sebagian populasi yang dipandang bisa mewakili.Sedangkan yang diambil

    sebagai sampelnya adalah purposive sampling, karena besar sampling

    ditentukan oleh pertimbangan informasi. 2

    B. Metodologi PenelitianPengertian metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal

    yang dijadikan pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan

    penelitian.Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang

    dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini, ia tidak perlu

    membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung

    memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat

    bersifat substantive atau metodologis. Asumsi substanstive berhubungan

    dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan

    dengan metodologi penelitian. 3

    Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan

    untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan

    berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian

    sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena

    tersebut. 4

    Penelitian deskriptif biasanya tidak diarahkan untuk menguji hipotesa,

    melainkan untuk mencari informasi untuk mengambil kesimpulan.

    Berdasarkan proses sifat dan analisis datanya, penelitian ini bersifat

    eksploratif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status

    fenomena. Karena penelitian ini mendeskripsikan suatu gejala nyata yang ada

    dilapangan.

    2 Ibid3Juliansyah Noor, MetodologiPenelitian , (Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2011), h.

    254.4Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

    2013),cet.1, h.47.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    33/83

    23

    Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk

    mendapatkan data dan tujuan kegunaan tertentu. 5 Penelitian skripsi ini

    menggunakan metode dekskriptif yaitu penelitian yang bersaha

    mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.

    Penelitian deskriptif memutuskan perhatian pada masalah aktual sebagaimana

    adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif,

    peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat

    perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa

    tersebut.Variable yang diteliti bisa tunggal (satu variable) bisa juga lebih dari

    satu variable. 6

    C. Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan

    suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah.

    Pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

    mengumpulkan data. 7 Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

    penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

    berikut:

    1. ObservasiMetode Observasi adalah metode yang digunakan dengan jalan

    mengadakan pengamatan terhadap objek yang diteliti sebagaimana yang

    diungkap kan Sutrisno Hadi: “Metode observasi bisa dikatakan sebagai

    pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-

    fenomena yang diselidiki, dalamarti yang luas, observasi tidak hanya

    terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun

    tidak langsung”. 8

    5Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif Dan R&D , (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 2.6 Ibid , h. 34.7Maman Abdurrahman, PanduanPraktisMemahamiPenelitian , (Bandung: CV

    PustakaSetia, 2011) cet.1, h. 3.8SutrisnoHadi, Metodologi Research II , (Yogyakarta: Andi Offset, 1984), h. 126.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    34/83

    24

    Tindakan observasi dilakukan peneliti pada umumnya mempunyai

    tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam

    variable terkait sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi

    variable. 9

    Beberapa hal yang perludi perhatikan dalam observasi yaitu

    topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respons, stimulus

    control (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku. 10

    2. Metode Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.

    Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menu mental

    dari seseorang 11 . Studi domentasi merupakan bagian yang mendukung

    dalam proses mengungkapkan dan mendeskipsikan hasil penelitian.

    Dalam dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data mengenai

    profil CCE ( Charity Of Children Education) .

    Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang

    berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu

    berbentuk surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, dan foto.

    Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member

    peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di

    waktu silam. Secara detail, bahan dokumenter terbagi beberapa macam,

    yaitu auto bigrafi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial,

    klipping, dokumen pemerintah atau swasta, data server dan flashdisk , dan

    data tersimpan di website. 12

    9Juliansyah., op. cit ., h. 114.10 Ibid ., h. 141.11Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,

    2009), cet. IX, h. 329.12Juliansyah., op. cit., h. 141.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    35/83

    25

    3. Metode Wawancara

    Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukarinformasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstuksikan

    makna dalam suatu topik tertentu. 13

    Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

    peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

    permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

    mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

    respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini berdasarkan

    pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya

    pada pengetahuan atau keyakinan pribadi. 14

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat

    mewawancarai respondenya itu intonasi suara, kecepatan berbicara, dan

    sensitivitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non verbal. Dalam

    mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara, yaitu auto

    anamnesis (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden)

    dan aloanamnesisi (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa

    tips saat melakukan wawancara yaitu mulai dengan pertanyaan sangat

    mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple,

    jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building report, ulang

    kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol

    emosi negatif. 15

    4. Metode Angket (Questioner)Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang

    yang akan diukur (reponden). Dengan angket ini dapat diketahui tentang

    keadaan/ data diri, pengalaman dan pengetahuan sikap yang dimilikinya.

    Angket yang penulis sebarkan kepada anak-anak CCE sebagai reponden

    13 Ibid , h. 317.14Lexy J. Meleong, MetodologiPenelitianKualitatif , (Bandung, PT RemajaRosdakarya,

    2013), h. 186.15Juliansyah, op. cit., h. 139.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    36/83

    26

    peneliti. Melalui penyebaran angket ini diharapkan akan dapat data

    tentang peran pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak jalanan

    di CCE yang kurang lebih berjumlah 20. Questioner adalah suatu alat

    pengumpulan data atau informasi sebagai instrument pengumpulan data

    dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk

    menjawab secara tertulis pada responden. 16

    Jenis kuesioner yang dapat digunakan dalam peroses pengumpulan

    data, yaitu kuesioner tertutup.

    Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah

    dalam bentuk pilihan ganda, jadi kuesioner jenis ini responden tidak

    diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat.

    Contoh: penerapan skala likert

    Bagaimana pendapat saudara mengenai sistem yang ada di

    Charity Of Children Education ini?

    1) Selalu

    2) Sering

    3) Kadang-kadang

    4) Tidak pernah

    Metode pengumpulan data melalui teknik kuesioner memiliki

    kelebihan dan kekurangan seperti halnya pada metode pengumpulan data

    yang lain. Kelebihan teknik kuesioner antara lain:

    a. Jumlah responden dalam jumlah yang besar dalam cakupannya

    cukup luas, karena kuesioner dapat dikirim melalui pos

    b. Biaya yang digunakan dengan teknik ini relative murahc. Responden tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan

    wawasan yang luas, cukup orang yang terkait dengan permasalahan

    dalam penelitian.

    16

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PTRineka Cipta, 1993), cet. IX, hal. 202.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    37/83

    27

    Kekurangan teknik kuesioner , antara lain:

    a. Tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim melalui pos

    b. Tekhnik kuesioner hanya dapat diberikan kepada respondenyang

    dapat membaca

    c. Bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ditafsirkan oleh salah

    satu seseorang responden, maka hasil penelitian tidak akurat

    Petunjuk-petunjuk yang harus di ikuti saat memilih bahasa dalam

    peroses pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut:

    a. Gunakan bahasa atau kata-kata yang sederhana agar mudah

    dipahami responden

    b. Hindari menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

    c. Pertanyaan harus singkat

    d. Dalam pemilihan kata-kata hindari pemilihan dalam kata-kata ganda

    e. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya

    orang-orang yang mampu merespon) jangan berasumsi mereka tau

    banyak

    f. Pastikan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tekhnis cukup

    akurat sebelum menggunakannya

    Adapun kisi-kisi yang ditanyakan kepada responden diantaranya:

    a) Mengenai metode apa yang digunakan Pembina Charity Of

    Children Education untuk membina dan mengarahkan anak-anak

    jalanan

    b) Problem yang dihadapi pada saat menerapkan Pendidikan Agama

    Islam terhadap anak jalanan

    c) Bagaima perilaku anak jalanan pada saat berlangsung

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    38/83

    28

    Kisi-kisi Instrument

    Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku

    terpuji anak jalanan :

    Tabel 3.1

    Variabel Indikator Nomer

    Butir

    Jumlah

    Pembelajaran

    Pendidikan

    Agama Islam

    Menanamkan moral

    keislaman, mematuhi

    peraturan yang ada di

    Charity Of Children

    Education

    Mengaplikasihkan

    pelajaran yang telah

    di dapat di Charity Of

    Children Education

    1,2,3,4,5 5 soal

    Perilaku

    Terpuji anak

    jalanan Di

    Charity Of

    Children

    Education

    Sopan santun tata

    krama dan

    kedisiplinan .

    6,7,8,9,10 5 soal

    D. Teknik Pengolahan dan AnalisisSetelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisis

    data. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan upaya berlanjut,

    berulang dan sistematis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada

    saat pengumpulan data dan setelah data terkumpul. Artinya, data dari awal

    sudah mulai dianalisis, karena data tersebut terus bertambah dan berkembang,

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    39/83

    29

    dan jika data yang diperoleh belum memadai atau masih kurang, maka dapat

    segera dilengkapi. 17

    Dalam hal analisis data kualitatif Bogdan menyatakan bahwa analisis

    data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari,

    menemukan dan menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan,

    dan bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti dengan teknik-

    teknik pengumpulan data lainnya. 18 Pengumpulan dan analisis data penelitian

    kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling

    tumpang tindih.Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan

    analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi

    sebelumnya yang telah digunakan dan diperoleh.

    Analisi data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis

    berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

    hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,

    selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya

    dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak

    berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dikumpulkan

    secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima,

    maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. 19

    Untuk menganalisis data yang terkumpul, maka data itu perlu dianalisa

    langkah-langkah yang penulis lakukan untuk mengelolah dan menganalisis

    data adalah sebagai berikut:

    1. Editing, mengedit data adalah kegiatan memeriksa data yang terkumpul.

    Memeriksa angket yang telah terisi apakah telah terisi dengan sempurna

    atau belum.

    2. Tabulating dan Scoring, merupakan tahap lanjutan dalam rangkaian

    proses analisis data. Degan membuat tabulasi maka data lapangan akan

    17ZainalArifin, Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma Baru , (Bandung: PTRemajaRosdakarya, 2011), Cet. I, h.171.

    18Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta,

    2009), cet.IX, h.244.19 Ibid, h. 245.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    40/83

    30

    tersusun dalam suatu tabel sehingga dapat mudah dianalisa, setelah data

    dibuat dalam tabel kemudian semua pertanyaan angket diberi skor nilai

    setiap itemnya dengan cara jawaban yang berupa huruf akan dirubah

    menjadi nilai angka.

    3. Analiting dan Interprestasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis

    data, setelah data ditabulasikan dalam jumlah frekuensi jawaban

    responden untuk setiap alternatif, kemudian dipersentasikan dengan

    rumus :

    P= AngkaF= Frekuensi yang sedang dicari

    N= Number Of Cases (Jumlah responden) atau banyaknya

    individu

    Setelah dilakukan perhitungan, selanjutnya penulis mengkategorikan

    hasil angket mengenai angket Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    anak yang berada di Charity Of Children Education berdasarkan skor

    yang diperoleh, yaitu:

    1) Skor 60-52 baik sekali

    2) Skor 51-43 baik

    3) Skor 42-34 sedanglcukup

    4) Skor 24-15 rendah sekali.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    41/83

    31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Objek Penelitian

    1. Latar Belakang Berdirinya CCE (Charity Of Children

    Education)

    Charity Of Children Education Community (CCE Community)

    merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa lintas Universitats se-

    JABODETABEK. Komunitas ini bertujuan untuk menghadapi segala permasalahan dan tantangan yang ada pada negara ini terutama mengenai

    pendidikan bagi anak-anak kurang mampu serta mewujudkan apa yang

    dicita-citakan mereka untuk negaranya. Komunitas ini berencana mendirikan

    dan mengaktifkan “School of Life” bagi anak-anak yang tidak mampu,

    memberikan dorongan semangat kepada mereka tentang penting kehidupan,

    dan memberikan pengajaran yang baik kepada mereka.

    School of Life merupakan sebuah program pembelajaran bersifat non

    formal yang diberikan bagi anak-anak yang kurang mampu. Definisi

    dari School Of Life ini sendiri adalah sebuah sarana pembelajaran yang dibuat

    agar menciptakan kehidupan ditengah masyarakat yang “Mati”. Dalam hal ini

    yang dimaksud adalah lingkungan dimana pendidikan sangat minim

    didapatkan, yaitu dilingkungan anak-anak yang kurang mampu .

    Selain mengajarkan beberapa mata pelajaran formal, dalam SOFL

    (School Of Life) ini juga memberikan tentang arti pentingnya sebuah

    pendidikan untuk masa depan bagi anak-anak tidak mampu. Pembelajaran

    integrasi kecerdasan emosional ini diharapkan nantinya melahirkan

    pemimpin-peminpin bangsa yang berkarakter, humanis, dan mencintai

    bangsa beserta rakyatnya. Program kami sebagai langkah awal untuk

    mrmbuat SOFL (School Of Life) adalah dengan mengadakan pengajaran di

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    42/83

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    43/83

    33

    3. Struktur Kepengurusan

    Ketua Pengurus

    Asep Roby Sulaeman

    Bendahara

    Febri Dwi Rahmawati

    Staf Pengajar

    Syahrial Sukoco

    Eka AprianaDian Febriani

    Errica Syamara

    Febri Dwi Rahmawati

    Fitri Apriliani

    Hadiansyah Ismawan

    Sarah Khairini

    Tsuwaybatul Aslamiyah

    Abdul Latief Fikry

    Mega Ulan Nurmaysari

    Dwi Handayani

    Dick Mahsardi

    Pendidikan

    Wulan Sari Rahayu

    Sekretaris

    Joni Asmara

    Humas

    Adjeng Septi Wulandari

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    44/83

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    45/83

    35

    sehingga mereka mampu meraih pendidikan yang tinggi demi masa

    depan yang cemerlang.

    b. Rencana kami adalah mengadakan program kewirausahaan berupa

    pelatihan keterampilan seperti menyablon baju, atau membuat pin dsb.

    Hasil dari pelatihan ini nantinya akan dijadikan usaha ekonomi.

    Program ini bertujuan mengajarkan mereka untuk bisa berwirausaha

    sendini mungkin sebagai jembatan mereka mendapatkan penghasilan

    guna melanjutkan pendidikan di bangku sekolah. Untuk saat ini

    sebagai langkah awal, kami baru merealisasikan pelatihan

    kewirausahaan dengan membuat boneka kochy, yang berbahan dasarkok (bola bulu tangkis/ Shuttlecock ). Hasil dari penjualan boneka chaky

    ini akan dialokasikan sebagai tabungan pendidikan terhadap adik-adik

    kami.

    2) Sekolah Paket

    Sekolah paket adalah Pendidikan kesetaraan meliputi program kejar

    paket A setara SD (6 tahun), paket B setara SMP (3 Tahun), dan paket C

    setara SMA (3 Tahun). Program ini semula ditujukan bagi peserta didik

    yang berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah

    sekolah putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif yang ingin

    meningkatkan pengetahuan dan kecakapan hidup. Disamping itu

    dimaksudkan juga untuk msyarakat lain yang memerlukan layanan

    khusus dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai dampak dari

    perubahan peningkatan taraf hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Tidak ada batasan usia dalam program kesejahteraan ini. Pegawai negri,

    ABRI, anggota DPR, Karyawan pabrik banyak yang mendapatkan

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    46/83

    36

    program kesejahteraan ini untuk meningkatkan kualifikasi ijazah

    mereka. 3

    5. Bentuk-bentuk Kegiatan Rumah Singgah Chari ty Of Chil dren Education

    (CCE)

    Kegiatan di Rumah Singgah CCE terbagi atas kegiatan kesenian,

    keterampilan, dan kegiatan sosial moral. Kegiatan kesenian terdiri dari

    kegiatan musik mulai dari gitar,rabana, marawis, dan alat musik tradisional

    lainnya. Kegiatan keterampilan terdiri dari menyablon, dan menjahit.

    Kegiatan sosial-moral terdiri dari pengajian, baca tulis Al- Qur’an dan praktek sholat. Kegiatan belajar-mengajar di CCE ( Charity Of Children

    Education ) adalah setiap hari sabtu dan minggu. Sabtu kegiatan belajar

    formal seperti, Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, Matematika,

    Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu pengetahuan sosial.

    Sedangan hari minggu kegiatan belajar non Formal seperti, karate, musik,

    tari , dan keterampilan lainnya.

    Kegiatan di rumah singgah Charity Of Children Education (CCE) dapat

    dikatakan kurang lancar. Hanya sebagian anakyang bersedia mengikuti

    kegiatan-kegian yang ada di CCE walaupun terkadang datang terlambat

    karena harus bekerja dulu di jalanan.

    Berikut jadwal kegiatan yang ada di Rumah Singgah CCE (Charity Of

    Children Education) pada hari Sabtu:

    Jam 07.30-09.00 Pembelajaran Agama Islam

    Jam 09.00-10.30 Pembelajaran Matematika

    Jam 10.30-12.00 Pembelajaran Bahasa Inggris

    Jam 12.00-13.00 Istirahat dan sholat Dzuhur

    3Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul 09.00WIB, di Charity Of Children Education Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    47/83

    37

    Jam 13.00-14.30 Pembelajaran Bahasa Indonesia

    Jam 14.30-16.00 Pembelajaran IPA

    Berikut jadwal kegiatan yang ada di Rumah Singgah CCE (Charity of

    children education) pada Hari Minggu:

    Jam 9.00-11.00 Karate

    Jam 11.00-1230 Istirahat dan sholat Ashar

    Jam 13.00-14.30 seni tari

    Jam 14.30-15.30 musik

    Jadwal di atas disusun sesuai dengan keadaan, baik keadaan pengasuh

    maupun anak jalanan. Adanya jadwal yang jelas tersebut bertujuan untukmendidik para anak jalanan agar menjadi orang yang bermanfaat bagi orang

    lain. 4

    B. Penyajian Dan Analisis Data

    1. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Terhadap Perilaku Anak Jalanan.

    Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode observasi,

    dokumentasi, angket dan wawancara, peneliti dapat menganalisis hasil

    penelitian dengan teknik kualitatif deskriptif, artinya peneliti akan

    menggambarkan, menguraikan dan menginter pretasikan data-data yang telah

    terkumpul sehingga akan memperoleh gambaran secara umum dan

    menyeluruh tentang hal yang sebenarnya.

    Dalam penyajian data ini maka penulis akan memaparkan secara sekilas

    dari hasil yang di dapat dari lapangan yang berkaitan dengan rumusan

    masalah. a. Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

    Rumah Singgah CCE (Charity Of Children Education)

    4Hasil Observasi Pada 15 November 2014 Pukul 09.00 WIB, di CCE (Charity Of Children Education) Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    48/83

    38

    Sebelum memulai kegiatan belajar mengajar guru mempersiapkan

    materi yang akan diajarkan tanpa membuat RPP terlebih dahulu, guru

    hanya membaca buku yang ingin diajarkan kepada anak-anak tersebut

    dan juga kegiatan belajar mengajar di Charity Of Children Education

    dilakukan diluar kelas. Hal ini berdasarkan wawancara peneliti dengan

    guru Agama, yakni ibu Dwi Handayani, bahwa:

    “Saya hanya memekai buku -buku yang sudah tersedia disini,

    sebelum mengajar saya hanya membaca terlebih dahulu buku yang

    ingin diajarkan kepada anak jalanan.” 5

    Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa PendidikanPembelajaran Agama Islam di Charity Of Children Education

    kurangnya pesiapan, karena guru tidak membuat rencana pelaksanaan

    pembelajaran terlebih dahulu, sehingga Pelaksanaan pembelajarannya

    tidak sistematis.

    b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah Singgah

    CCE (Charity Of Children Education)

    Berdasarkan observasi peneliti, pelaksanaan pembelajaran

    dilakukan seminggu dua kali pada hari sabtu dan minggu dari jam 08.00

    WIB sampai jam 17.00 WIB, kegiatan belajar mengajar di CCE (Charity

    Of Children Education) dilakukan setiap hari sabtu dan minggu karena

    terbatasnya waktu anak jalanan sehingga kegiatan belajar mengajar

    diadakan seminggu dua kali. Hal ini Berdasarkan wawancara peneliti

    dengan ketua CCE (Charity Of Children Education) yakni, Bapak Asep

    Roby Sulaiman, bahwa:

    “ Pelaksanaannya kurang baik, karena terbatasnya waktu sehingga

    pembelajaran dilaksanakan seminggu dua kali. Biasanya dimulai

    5Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 23 November 2014 Pukul 09.00

    WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    49/83

    39

    dari jam 08.00 WIB sampai jam 17.00 WIB, itu setiap hari Sabtu

    dan Minggu. 6

    Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaaan

    pembelajaran pendidikan Agama Islam masih kurang terlaksana, kerena

    waktu yang sangat terbatas sehinggaakan sulit untuk melakukan

    Pembelajaran pendidikan Agama Islam. 7

    c. Evaluasi Pendidikan.

    Evaluasi atau penilaian merupakan bagian yang sangat penting

    dalam kualiatas mengajar, yang berfungsi untuk mengetahui kemajuan

    belajar peserta didik dan mengukur tingkat keberhasilan kegiatan belajarmengajar. Penilaian yang dilakukan ketika proses pendidikan

    berlangsung dan setelah kegiatan pendidikan berlangsung. Hal ini

    berdasarkan wawancara peneliti dengan guru Agama, yakni ibu Dwi

    Handayani, bahwa:

    “ Penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas sesuai materi

    yang diberikan, rencana selanjutnya dengan setiap anak harus

    melaporkan laporan shalat lima waktu, dan setor hafalan yang

    diberikan setiap kali pertemuan.” 8

    Berdasarkan observasi di sana bahwa penilaian yang dilakukan di

    Charity Of Children Education dengan cara memberikan tugas sesuai

    materi yang diajarkan, setor hafalan, dan melaporkan laporan shalat lima

    waktu. Ketika seorang peserta didik di masukkan ke dalam lembaga

    pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal yang

    diharapakan oleh orang tua adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan

    6Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul

    09.00 WIB, di Charity Of Children Education , Pasar Minggu. 7Hasil Wawancara dengan Bapak Asep Roby Sulaiman. Pada 15 November 2014 Pukul

    09.00 WIB, di Charity Of Children Education , Pasar Minggu. 8Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 23 November 2014 Pukul 09.00

    WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    50/83

    40

    dan pengalaman mereka. Hal itu dapat di katagorikan sebagai prestasi

    untuk mengukur peserta didik dalam proses pembelajaran di Charity Of

    Children Education (CCE).

    Ketika seorang peserta didik dimasukkan ke dalam lembaga

    pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal yang

    diharapakan oleh orang tua adalah perubahan tingkah laku, pengetahuan

    dan pengalaman mereka. Hal itu dapat dikatagorikan sebagai prestasi

    untuk mengukur peserta didik dalam proses pembelajaran di Charity Of

    Children Education (CCE).

    .

    2. Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah

    Singgah CCE (Charity Of Chi ldren Education)

    Peranan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam rumah singgah itu

    sangat berperan, karena dari pendidikan Agama Islam lah anak bisa

    membiasakan Akhlak terpuji kepada orang tua dan guru. Namun pada

    kenyataannya pendidikan Agama Islam masih kurang berperan terhadap

    perilaku anak jalanan. Akan tetapi sebagian dari anak jalanan yang belajar diCCE (Charity Of Children Education) menganggap Pendidikan Agama Islam

    disini sangat berpengaruh kepada kehidupan mereka. Hal ini berdasarkan

    wawancara peneliti dengan anak jalanan, yakni M.Nasir, bahwa:

    “Peranan Agama Isla m di Charity Of Children Education menurut saya

    sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari karena dari sinilah

    saya bisa belajar menghormati orang tua, guru dan orang lain.” 9

    Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peranan

    pendidikan Agama Islam sangat berpengaruh terhadap perilaku sopan santun

    9Hasil Wawancara dengan M.Nasir. Pada 29 November 2014 Pukul 09.00 WIB, di Charity

    Of Children Education , Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    51/83

    41

    kepada orang tua dan guru. Lain halnya dari hasil wawancara peneliti dengan

    anak jalanan lainnya yakni, Udin dan Ani bahwa:

    “Peranan Pendidikan Agama Islam tidak berpengaruh bagi saya karena

    kehidupan saya sehari-hari saya sibuk mencari uang dengan mengamen

    dan memulung dijalanan ,jadi t idak sempat untuk menerapkannya.” 10

    “Peranan Pendidikan Agama Islam kurang berpengar uh bagi saya ,

    karena kehidupan saya berada dijalanan jadi menurut saya kesopanan

    itu tidak terlalu penting buat saya. 11

    Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peranan

    pendidikan Agama Islam kurang berpengaruh, karena menurutnya kesopananitu tidak terlalu penting bagi seseorang yang tinggal dijalanan. Hal ini juga

    berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam,

    yakni ibu Dwi Handayani, bahwa :

    “Peranan Pendidikan Agama Islam di rumah si nggah ini kurang

    pencapaiannya dikarenakan dari sebagian anak jalannya tersebut yang

    jarang mengikuti kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam.Mungkin sebagian anak-anak itu beranggapan kalo pendidikan

    Agama Islam itu kurang begitu penting dibandingkan dengan

    pekerjaannya yang menghasilkan uang. Tapi dari sebagian anak jalanan

    mengaku membutuhkan Pendidikan Agama Islam untuk menjadi pribadi

    yang lebih baik. ” 12

    Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian anak-

    anak jalanan lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dengan

    Pendidikan mereka. Maka dari itu pendidikan Agama Islam kurang berperan

    10Hasil Wawancara dengan Udin. Pada 29 November 2014 Pukul 10.00 WIB, di Charity Of

    Children Education , Pasar Minggu 11

    Hasil Wawancara dengan Ani. Pada 29 November 2014 Pukul 11.00 WIB, di Charity OfChildren Education , Pasar Minggu .

    12Hasil Wawancara dengan Ibu Dwi Handayani. Pada Minggu 6 Desember2014 Pukul 09.00

    WIB, di Charity Of Children Education, Pasar Minggu.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    52/83

    42

    penting dalam membentuk perilaku anak jalanan. Namun sebagian dari

    mereka masih mau mempelajari Pendidikan Agama Islam.

    3. Analisis Inerprestasi DataDibawah ini akan disajikan hasil instrument angket Peranan

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap perilaku anak jalanan di

    Charity Of Children Education . Angket mengenai peranan pembelajaran

    pendidikan Agama Islam terhadap perilaku terpuji anak jalanan CCE ( Charity

    of Children Education). Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.1

    1) Apakah selalu mengikuti kegiatan mengaji di CCE?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    1. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    1

    3

    16

    -

    5 %

    15 %

    80 %

    -

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan yang

    berada di CCE (Charity of Children Education) 80% kadang-kadang

    mengikuti kegiatan megaji, 15% sering mengikuti kegiatan mengaji, dan

    5% selalu mengikuti kegiatan mengaji di CCE. Ini menunjukkan bahwa

    kurangnya kesadaran anak jalanan untuk mengikuti kegiatan mengaji.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    53/83

    43

    Tabel 4.2

    2) Selama ada di CCE, apakah anda mendapatkan pembelajaran

    seputar agama?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    2. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    3

    5

    10

    2

    15 %

    25 %

    50 %

    10 %

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan yang

    berada di CCE (Charity of Children Education) 50% kadang-kadang

    mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama, 25%

    mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama, 15% selalu

    mendengarkan pendalaman pembelajaran seputar agama, dan 10% tidak

    pernah mendapatkan pendalaman pembelajaran seputar agama. Ini

    menunjukkan kurangnya minat belajar anak jalanan seputar

    pembelajaran pendidikan agama Islam.

    Tabel 4.3

    3) Jika Pembina sedang menjelaskan tentang pembelajaran agama

    Islam, apakah anda mendengarkannya?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    3. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    4

    6

    10

    -

    20 %

    30 %

    50 %

    -

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    54/83

    44

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan yang

    berada di CCE (Charity of Children Education) 50% mendengarkan

    pembelajaran agama Islam, 30% sering mendengarkan pembelajaran

    agama Islam, dan 20% selalu mendengarkan pembelajaran agama

    Islam.Ini menunjukkan kurangnya kepedulian anak jalanan terhadap

    pembelajaran pendidikan agama Islam.

    Tabel 4.4

    4) Apakah kegiatan agama yang anda ikuti berdampak positif pada

    anda?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    4. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    10

    6

    4

    -

    50 %

    30 %

    20 %

    -

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan yang

    berada di CCE (Charity of Children Education) 50% menyadari

    bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam berdampak positif, 30%

    tidak terlalu menyadari bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam

    berdampak positif, dan 20% kurang menyadari bahwa pembelajaran

    pendidikan Agama Islam berdampak positif. Ini menunjukan bahwa

    anak jalanan yang berada di CCE (Charity of Children Education)

    cukup menyadari tentang pembelajaran pendidikan agama Islam.

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    55/83

    45

    Tabel 4.5

    5) Apakah setiap hari anda selalu menyempatkan diri untuk

    membaca Al- Qur’an?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    5. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    3

    -

    10

    7

    15 %

    -

    50 %

    35 %

    Jumlah 20 100%

    Sumber: Data Hasil PenelitianDari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan

    yang berada di CCE (Charity of Children Education) 50%

    kadang-kadang membaca Al- Qur’an, 35% tidak pernah membaca

    Al-Qur’an, dan 15% selalu membaca Al -Qur’an. Ini menunjukkan

    bahwa anak jalanan yang ada di CCE (Charity of Children

    Education) tidak membiasakan diri untuk membaca Al- Qur’an.

    Tabel 4.6

    6) Ketika tidak diperintah untuk melakukan shalat, apakah

    anda melakukannya?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    6. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    5

    3

    12

    -

    25 %

    15 %

    60 %

    -

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan

    yang berada di CCE (Charity of Children Education) 5 % selalu

    melakukan shalat tanpa diperintah, 60 % kadang-kadang

  • 8/17/2019 FITRI HANDAYANI-FITK

    56/83

    46

    melakukan shalat tanpa diperintah, dan 15% sering melakukan

    shalat tanpa diperintah. Ini menunjukkan bahwa sebagian anak-

    anak jalanan tidak membiasakan melaksanakan shalat lima

    waktu.

    Tabel 4.7

    7) Jika hari senin dan kamis, apakah anda berpuasa?

    No Alternatif jawaban Frekuensi Presentase %

    7. Selalu

    Sering

    Kadang-kadang

    Tidak pernah

    1

    1

    17

    1

    5 %

    5 %

    85 %

    5 %

    Jumlah 20 100%Sumber: Data Hasil Penelitian

    Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa anak jalanan

    yang berada di CCE (Charity of Children Education) 85%

    kadang-kadang berpuasa senin-kamis, 5% selalu berpuasa senin-

    kamis, 5% sering berpuasa senin-kamis, dan 5% tidak pernah berpuasa senin-kamis. Ini menunjukkan bahwa anak jalanan t