13
57 Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama berupa plagioklas, kuarsa (C6-C7) dan k-feldspar (D3-F3). Mineral sekunder hadir berupa serisit (G1-H1), kuarsa sekunder, epidot (I4-I5), mineral opak (C1) , mineral lempung dan oksida besi. Batuan ini mengalami alterasi dengan intensitas kuat - sedang. Ditemukan urat yang terisi oleh epidot dan serisit ketebalan maksimal 0,02 – 0,1 mm (Lampiran A11).

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

57

Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP_03). Satuan ini mempunyai ciri-ciri umum holokristalin, subhedral-anhedral, tersusun atas mineral utama berupa plagioklas, kuarsa (C6-C7) dan k-feldspar (D3-F3). Mineral sekunder hadir berupa serisit (G1-H1), kuarsa sekunder, epidot (I4-I5), mineral opak (C1) , mineral lempung dan oksida besi. Batuan ini mengalami alterasi dengan intensitas kuat - sedang. Ditemukan urat yang terisi oleh epidot dan serisit ketebalan maksimal 0,02 – 0,1 mm (Lampiran A11).

Page 2: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

58

3.2.6.3.Mekanisme Pembentukan dan Hubungan Stratigrafi

Jika dilihat dari dimensi yang luas dan teksturnya, batuan ini termasuk ke

dalam intrusi dalam dengan bentuk Stock. Pembentukan batuan beku di

lingkungan dalam memungkinkan pembentukan mineral dengan waktu yang

relatif lama untuk tumbuh dengan sempurna.

Di lapangan, kontak antara satuan ini dengan satuan yang lain tidak pernah

ditemukan. Namun, berdasarkan sifat pembentukkannya, batuan ini diperkirakan

menerobos satuan yang lebih tua seperti Satuan Meta-Batupasir dan Satuan Meta-

Batugamping.

3.2.6.4.Umur

Umur satuan ini ditentukan berdasarkan penelitian sebelumnya. Satuan

batuan ini dapat disetarakan dengan Intrusi Granitoid Ulal (Rock dkk., 1983 op.

cit. Hidayat dkk., 2008) dengan umur Tersier Awal hingga Tersier Tengah.

Menurut pengukuran Kanao dkk. (1971 op. cit. Barber dkk., 2005), granodiorit di

daerah penelitian (Panti) memiliki umur Eosen Awal.

3.2.7. Satuan Intrusi Andesit Porfiritik

3.2.7.1. Penyebaran Batuan

Pada daerah penelitian, dimensi satuan ini memiliki dimensi yang cukup

kecil dengan bentuk memanjang dengan arah umum barat laut-tenggara, yang

diinterpretasikan sebagai dike. Singkapan batuan ini ditemukan di beberapa

tempat sebagai tubuh intrusi yang berbeda. Batuan seperti ini banyak ditemukan

di dekat muara cabang kanan Sungai Asman, bagian hilir Sungai Nalim, hulu

Sungai Sampinur dan Hulu Sungai Sontang (Lampiran D. Peta Geologi).

Page 3: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

59

Foto 3.25 Singkapan batuan beku andesit porfiri. Singkapan ditemukan di kiri Sungai Parsantabian upstream. Singkapan ini terlihat masif.

3.2.7.2. Ciri Litologi

Hampir semua singkapan batuan yang ditemukan di daerah penelitian

mengalami alterasi. Berdasarkan kenampakan megaskopis (Foto 3.25), secara

umum batuan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: warna hijau gelap dengan

bintik-bintik hitam, kompak, porfiritik, ukuran mineral fenokris berkisar antara

0,03 – 1 mm dengan massa dasar yang halus, holokristalin, inekuigranular,

fenokris euhedral-subhedral, komposisi mineral, fenokris: hornblende dan

plagioklas; massa dasar: mineral mafik dan plagioklas. Warna hijau pada batuan

dipengaruhi oleh kehadiran mineral alterasi klorit yang dominan. Mineral alterasi

lain yang hadir adalah pirit. Pada beberapa tempat terdapat urat halus berwarna

coklat yang diperkirakan mengandung mineral lempung.

Page 4: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

60

Foto 3.26 Sampel batuan beku andesit porfiri. Batuan menampakkan warna hijau karena mengalami ubahan, ditandai dengan kehadiran mineral klorit. Titik-titik hitam merupakan fenokris mineral hornblenda.

Page 5: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

61

Foto 3.27 Sayatan tipis andesit porfiri (HH_13), batuan ini mempunyai ciri-ciri: holokristalin, subhedral - anhedral, terdiri dari Fenokris (25%) berukuran 0,03 – 1 mm berupa hornblende (G5), piroksen (G7) dan plagioklas. Massa Dasar (50%) berupa plagioklas dan gelas. Hadir mineral sekunder (17%) terdiri dari klorit, epidot dan mineral opak (G7). Terdapat urat (8%) yang terisi oleh epidot dengan tebal 0.2 mm.

Page 6: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

62

3.2.7.3. Mekanisme Pembentukan dan Hubungan Stratigrafi

Satuan ini diinterpretasikan sebagai dyke. Berdasarkan sifat pembentukan

dan beberapa penemuan di lapangan, batuan ini diperkirakan menerobos satuan

seperti Satuan Meta-Batupasir, granodiorit dan Satuan Meta-Batugamping.

3.2.7.4. Umur

Berdasarkan hubungan potong memotong yang ditemukan di lapangan,

satuan ini memiliki umur lebih muda dari Satuan Granodiorit.

3.3. Tatanan Struktur Daerah Penelitian

3.3.1. Pola Struktur Daerah Penelitian

Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian terdiri dari sesar-

sesar dan lipatan berarah relatif NW-SE dan NE-SW yang terdiri dari sesar-sesar

mendatar, sesar naik, sesar anjak, serta lipatan antiklin dan sinlin dengan sumbu

lipatan yang memiliki arah relatif NW-SE (lampiran D. Peta Geologi). Bukti-bukti

yang diperoleh di lapangan yang menunjukkan adanya struktur-struktur tersebut,

di antaranya berupa data kekar gerus (shear fracture), kekar tarik (gash fracture),

gores-garis, breksiasi, microfold, gauge, dan kedudukan posisi stratigrafi.

3.3.1.1. Struktur Sesar

Penamaan sesar pada daerah penelitian diklasifikasikan berdasarkan

penamaan ganda oleh Rickard (1971, op. cit. Anonim, 2006).

3.3.1.1.1. Sesar Mendatar

Sesar-sesar mendatar yang dijumpai di daerah penelitian meliputi Sesar

Menganan Naik Ibin, Sesar Menganan Naik Surian, Sesar Menganan Normal

Saribulan, Sesar Menganan Normal Sontang, Sesar Menganan Normal Tamrin,

Sesar Mengiri Normal Baning, Mengiri Normal Sampinur dan Sesar Mengiri atau

Sesar Sobekan Untung.

Page 7: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

63

a. Sesar Menganan Naik Ibin

Sesar Menganan Naik Ibin dapat diamati di lapangan berdasarkan

kenampakan gejala-gejala struktur seperti bidang sesar, striasi, kekar tarik, zona

hancuran, serta tekstur batuan yang telah mengalami silisifikasi (jasper). Bukti-

bukti tersebut ditemukan pada singkapan batugamping di sisi kanan Sungai Ibin.

Foto 3.29 Bukti strukur yang ditemukan di sekitar Sungai Ibin. (a) zona hancuran (b) kedudukan bidang sesar , (c) bidang sesar dan striasi.

Page 8: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

64

Berdasarkan data struktur yang diperoleh di lapangan, didapatkan

kedudukan sesar N330oE/72o dengan net-slip 31, N341oE dan pitch sebesar 32o.

b. Sesar Menganan Naik Surian

Sesar Menganan Naik Surian dapat diamati di lapangan berdasarkan

kenampakan gelaja-gejala struktur seperti kekar gerus dan zona hancuran berupa

microfold. Buktu-bukti sesar ditemukan pada singkapan perlapisan batupasir

sangat halus di sepanjang Sungai Surian.

Foto 3.30 Bukti strukur yang ditemukan di sekitar Sungai Surian. (a) bidang sesar (b) mineral lempung yang hadir di antara bidang sesar , (c) zona hancuran.

Berdasarkan analisa kinematika dari data struktur yang diperoleh di

lapangan, didapatkan kedudukan sesar N144oE/66oE dengan net-slip 17o, N152oE

dan pitch sebesar 19o (Lampiran B1).

Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

gerus berpasangan. Hasil analisis dinamik ini menunjukkan bahwa sesar ini

dikontrol oleh tegasan dengan arah σ1 = 3o, N182oE, σ2 = 60o, N275oE, σ3 = 3o,

N86oE (Lampiran B1).

c. Sesar Menganan Normal Saribulan

Sesar Menganan Normal Saribulan dapat diamati di lapangan berdasarkan

kenampakan gejala-gejala struktur seperti kekar gerus dan jalur lempung (gauge)

Page 9: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

65

berwarna biru yang diduga terbentuk karena pengaruh sesar. Buktu-bukti sesar

ditemukan pada singkapan lava basalt yang ditemukan sepanjang Sungai Tamrin.

Foto 3.31 Mineral lempung, membentuk zona dengan arah N305oE

Berdasarkan analisa kinematika dari data struktur yang diperoleh di

lapangan, didapatkan kedudukan sesar N126oE/78oE dengan net-slip 31o, N298oE

dan pitch sebesar 31o (Lampiran B2).

Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

gerus berpasangan. Hasil analisis dinamik ini menunjukkan bahwa sesar ini

dikontrol oleh tegasan dengan arah σ1 = 8o, N41oE, σ2 = 57o, N144oE, σ3 = 32o,

N285oE (Lampiran B2).

d. Sesar Mengiri Normal Baning

Sesar Mengiri Normal Baning dapat diamati di lapangan berdasarkan

kenampakan gejala struktur berupa kekar gerus, kelurusan gawir dan batuan

tersilikakan sepanjang gawir. Bukti-bukti sesar ditemukan pada singkapan meta-

batupasir sangat halus dan batugamping di sepanjang hulu Sungai Baning.

Page 10: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

66

Foto 3.32 Bodin sesar, ditemukan pada batugamping. Kedudukan bodin N313oE/72 dengan

pergeseran relatif mengiri.

Berdasarkan analisa kinematika dari data struktur yang diperoleh di

lapangan, didapatkan kedudukan sesar N315oE/65oE dengan net-slip 33o, N333oE

dan pitch sebesar 37o (Lampiran B3).

Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

gerus berpasangan. Hasil analisis dinamik ini menunjukkan bahwa sesar ini

dikontrol oleh tegasan dengan arah σ1 = 42o, N274oE, σ2 = 47o, N106oE, σ3 = 6o,

N10oE (Lampiran B3).

e. Sesar Mengiri Untung

Sesar Mengiri/Sesar Sobekan Untung ditafsirkan dengan adanya

pergeseran pola perlapisan yang terdapat pada singkapan di hulu Sungai Sampinur

dengan singkapan di Sungai Untung (Lampiran D. Peta Geologi).

Page 11: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

67

f. Sesar Nalim

Sesar Nalim dapat diamati di lapangan berdasarkan kenampakan gejala

struktur seperti zona hancuran berupa breksiasi, kekar gerus, dan microfold

sepanjang zona hancuran. breksiasi dengan lebar mencapai 20 meter dan arah

295oE ditemukan di sekitar Sungai Nalim dan menyempit menjadi 5 meter di

sekitar Sungai Ibin. Ketebalan zona sesar yang seperti itu menjadikan Sesar Naik

Mengiri Nalin menjadi sesar teramati yang paling besar yang ditemukan di daerah

penelitian. Bukti-bukti sesar ditemukan pada singkapan meta-batupasir.

Foto 3.33 Bukti strukur yang ditemukan di sekitar Sungai Nalim. (a) Zona sesar: breksiasi (b) breksiasi dengan jarak pengambilan lebih dekat. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa breksiasi ini memiliki tren N295oE.

3.3.1.1.2. Sesar Naik

Sesar Naik di daerah penelitian meliputi Sesar Naik Mengiri Nalim, Sesar

Naik Kalidatar dan Sesar Naik Parsantabian.

a. Sesar Naik Kalidatar

Sesar Naik Kalidatar ditafsirkan berdasarkan rekonstruksi penampang

terhadap pola perlapisan meta-batupasir sangat halus di sekitar hulu Sungai

Sampinur hingga Kalidatar (Lampiran D. Peta Geologi). Tanda-tanda yang

menguatkan penafsiran adalah perlapisan yang kacau pada meta-batupasir sangat

Page 12: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

68

halus dengan kemiringan yang tegak (hampir vertikal). Berdasarkan rekonstruksi

penampang, Sesar Naik Kalidatar diinterpretasikan sebagai sesar anjakan.

3.3.1.2. Struktur Perlipatan

Struktur perlipatan yang terdapat di daerah penelitian merupakan hasil dari

rekonstruksi penampang. Perlipatan yang terdapat di daerah penelitian memiliki

arah bidang perlipatan relatif NW-SE. Perlipatan yang ditemukan di daerah

penelitian meliputi Antiklin Kalidatar, Antiklin Sampinur.

a. Antiklin Kalidatar

Antiklin Kalidatar ditafsirkan terletak di Sepanjang Sungai Kalidatar

hingga Sungai Sampinur, dibatasi oleh Sesar Menganan Naik Surian di sebelah

timur. Berdasarkan data perlapisan yang ditemukan di lapangan, lipatan ini

mempunyai sayap lipatan umum N100oE/69o dan N275oE/65o. Sedangkan bidang

perlapisannya memanjang dengan arah N278oE/87o dengan sumbu lipatan 6o,

N278oE. Berdasarkan klasifikasi Rickard (1971, op. cit. Anonim, 2006), maka

lipatan ini tergolong ke dalam upright horizontal fold (lampiran B4).

b. Antiklin Sampinur

Antiklin Sampinur ditafsirkan terletak di memotong hulu Sungai

sampinur. Berdasarkan data perlapisan yang ditemukan di lapangan, lipatan ini

mempunyai sayap lipatan umum N97oE/41o dan N289oE/53o. Sedangkan bidang

perlapisannya memanjang dengan arah N105oE/83o dengan sumbu lipatan 7o,

N106oE. Berdasarkan klasifikasi Rickard (1971, op. cit. Anonim, 2006), maka

lipatan ini tergolong ke dalam upright horizontal fold (lampiran B5).

Page 13: Foto 3.24 Sayatan tipis granodiorit (HP 03). Satuan ini ... · Jika dilihat dari dimensi yang luas dan ... Analisis dinamik pada sesar ini dilakukan pada data pengukuran kekar

69

3.3.2. Mekanisme Pembentukan

Struktur daerah penelitian terbagi menjadi 4 tahap deformasi (Rock dkk.,

1983 op. cit. Hidayat dkk., 2008), yaitu 1). Deformasi pada Karbon – Trias yang

menyebabkan perlipatan pada Satuan Meta-batupasir-batusabak dan Satuan Meta-

batupasir. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dua buah antiklin dengan

kemiringan yang curam, yaitu Antiklin Kalidatar dan Antiklin Sampinur, serta

kehadiran Sesar Naik Kalidatar dan Sesar Normal Untung; 2). Metamorfisme

regional pada Mesozoik Akhir. Hal ini dapat dilihat dari kondisi batuan pada

Satuan Meta-batupasir-Batusabak dan Satuan Meta-batupasir; 3). Deformasi pada

Kapur Akhir yang menyebabkan terbentuknya sesar mengiri dengan arah NW-SE.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya Sesar Mengiri Baning dan Sesar Nalim;

4). Oligosen yang menyebabkan terbentuknya Sesar Utama Sumatera, serta

munculnya pull apart bassin di sekitar daerah penelitian. Kondisi ini dapat dilihat

secara regional dengan adanya dua sesar utama: Sesar Pungkut-Barilas dan Sesar

Lubuksikaping yang mempengaruhi terbentuknya sesar-sesar di daerah penelitian

meliputi Sesar Naik Sontang, Sesar Mengiri Parsantabian, Sesar Mengiri Kering,

Sesar Menganan Normal Ibin dan Sesar Menganan Naik Surian.