37
CASE REPORT PRECEPT OR dr. H. Dr. Unang Y.A. Hamba D, S.Bo. FICS Presentan : Nurul Zakiah Luvita Amallia S SMF ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKAR RSUD R. SYAMSUDIN, S.H. SUKABUMI 2014

Fraktur Clavicula - Case Report

Embed Size (px)

Citation preview

PowerPoint Presentation

CASE REPORTPRECEPTORdr. H. Dr. Unang Y.A. Hamba D, S.Bo. FICS

Presentan :Nurul ZakiahLuvita Amallia SSMF ILMU BEDAHFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTARSUD R. SYAMSUDIN, S.H. SUKABUMI2014

Identitas PasienNama : Tn SUmur : 35 tahunAlamat :Selawi SukabumiJenis Kelamin : laki-lakiNo.RM : AxxxxxxxPekerjaan : -Tanggal Masuk RS : 19 Maret2013Primary SurveyAirwayBreathingCirculationLook : Sumbatan jalan nafas (-)Listen : Snore (-), Gurgling (-), Stridor (-)Feel : Pergerakan Udara Ekspirasi (+)Pernafasan 24x/menit, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada yang tertinggal, Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-Nadi 88 x/menit isi: kuat , irama : reguler, TD : 110/70 mmHgDissabilityExposureGCS E4 V5 M6Suhu : 36.5oCAnamnesis KU : Terdapat benjolan di bahu kiri sejak 2 minggu SMRSRPS : Pasien jatuh dari motor dan membentur aspal 1 bulan SMRS, kemudian dilakukan operasi karena terdapat fraktur pada tulang bahu kiri. 1 bulan kemudian pada bagian bahu kiri menjadi timbul penonjolan. Nyei (-) pada daerah yang menonjol, tapi nyeri timbul dibagian belakang bahu kiri. Selain itu pasien mengeluh sering merasa pegal pada bagian bahu kiri.Autoanamnesa pada tanggal 20 Maret 2013 Pukul 08 : 00Riwayat penyakit dahulu : 1 bulan yang lalu os kecelakaan motor Riwayat penyakit keluarga : Os mengaku tidak ada di keluarga yang pernah mengalami hal yang serupaRiwayat pengobatan : Os sudah melakukan operasi ORIFRiwayat kebiasaan : Os jarang memakai helm ketika naik motorPemeriksaan FisikKesan Umum a.Tampak sakit sedangb.Kesadaran: CM : 15 (E4 V5 M6)Tanda VitalTekanan darah: 110/70 mmHgNadi: Frekuensi: 88x/menit, Reguler, kuatPernafasan: 24 x/menitSuhu Tubuh: 37.0oCKEPALA DAN WAJAHRambut: Hitam, tidak mudah rontokMata: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm, racoon eyes-/- ,hematom -/-Telinga: sekret -/-, serumen -/-, otorhea -/-Hidung: deviasi septum (-), sekret -/-, rinorea -/-Mulut: Mukosa oral dan bibir basah, sianosis (-), coated tongue (-), lidah tremor (-)Kepala : terdapat Vulnus laceratum a.r lobus parietale dextra, sudah di jahitLeherTidak ada pembesaran KGB, JVP tidak meningkatTHORAXParu-Paru I : Gerakan dinding paru saat bernafas simetris saat statis dan dinamis, bekas trauma (-)P: vocal fremitus kiri = kananP : Sonor pada kedua lapangan paruA : vesikular breath sound +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-

JANTUNGI : Iktus kordis tidak terlihatP : Iktus kordis tidak teraba P : Redup Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra Batas kiri : ICS V linea midklavikularis sinistraA : Bunyi Jantung I dan II regular, gallop (-), murmur (-)

ABDOMENI: Cembung, spider nevi (-), tonjolan (-), bekas operasi (-),P: Supel, nyeri tekan - P: Timpani pada seluruh kuadranA: Bising usus (+) pada seluruh kuadran, 4-5 x/menit11EkstremitasMotorikGenitaliaTidak dilakukan pemeriksaanPinggang dan PunggungAlignment vertebrae teraba baik, tidak ada luka, nyeri - , nyeri ketok CVA -/-5555555555555555Sensorik +/+CRT < 2 S, Akral HangatStatus LokalisREGIO CLAVICULA SINISTRAL : Tak tampak luka, terdapat penonjolan abnormal,oedem (-),deformitas(+),tampak pemendekan dibandingkan denganclavicula dextra, F : nyeri tekan setempat (+), cekungan pada 1/3 mid clavicula (+), suhu rabaan tidak hangat,.M : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi lengan kiri terhambat, gerakan adduksi lengan kanan tidak terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada,ROM terbatas (+)RESUMELaki-laki 35 tahun mengeluhkan terdapat benjolan di bahu kiri sejak 2 minggu SMRS. Pasien jatuh dari motor dan membentur aspal 1 bulan SMRS, kemudian dilakukan operasi karena terdapat fraktur pada tulang bahu kiri. 1 bulan kemudian pada bagian bahu kiri menjadi timbul penonjolan. Nyei (-) pada daerah yang menonjol, tapi nyeri timbul dibagian belakang bahu kiri. Selain itu pasien mengeluh sering merasa pegal pada bagian bahu kiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkanL : Tak tampak luka, terdapat penonjolan abnormal,oedem (-),deformitas(+),tampak pemendekan dibandingkan denganclavicula dextra, F : nyeri tekan setempat (+), cekungan pada 1/3 mid clavicula (+), suhu rabaan tidak hangat,.M : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi lengan kiri terhambat, gerakan adduksi lengan kanan tidak terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada,ROM terbatas (+)

Diagnosa KerjaFraktur clavicula sinistra Diagnosa BandingDislokasi Sendi BahuRobekan Tendineus cuff sendi bahuPEMERIKSAAN LABORATORIUM20 Maret 2014

HematologiJumlahNilai NormalHb13,4 grL = 13 16P = 12-14Leukosit85004.000-11.000Trombosit309000150.000-400.000

Fraktur klavikula 1/3 tengah sinistraRencana Penatalaksanaan ORIF Replate fiksasi a/r 1/3 klavikula sinistra dengan plate 6 hole, screw 6 buah Imobilisasi dengan mitella Tinjauan PustakaFraktur KlavikulaDefinisi dan EtiologiFraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang,disebabkan karena trauma langsung maupun tak langsung.

Fraktur klavikula (tulang kolar) merupakan cedera yang sering terjadi akibat hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras.

Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering dijumpai.PatofisiologiJatuh bertumpu pada tangan gaya benturan di salurkan ke lengan ke sendi bahu ke sendi akromio-klavikular hingga terfiksasi menyebabkan gaya menekan hingga mematahkan klavikula.

Patah tulang klavikula terjadi akibat dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang dapat menyebabkan fraktur.

KlasifikasiLokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menurut Dr. FL Allman tahun 1967 dan dimodifikasi oleh Neer pada tahun 1968, yang membagi patah tulang klavikula menjadi 3 kelompok, diantaranya;

Kelompok 1: patah tulang pada sepertiga tengah tulang klavikula (insidensi kejadian 75-80%).- Pada daerah ini tulang lemah dan tipis.- Umumnya terjadi pada pasien yang muda.

Kelompok 2: patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%).

Kelompok 3: patah tulang klavikula pada sepertiga proksimal (5%)Pada kejadian ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

patah tulang klavikula pada sepertiga distal (15-25%)Terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligament coracoclavicular, diantaranya;

Tipe 1: Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya perpindahan tulang maupun ganguan ligament coracoclevicular.

Tipe 2 A: Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, dan ligament coracoclavicular masih melekat pada fragmen.

Tipe 2 B: Terjadi ganguan ligament. Salah satunya terkoyak ataupun kedua-duanya.

Tipe 3: Patah tulang yang pada bagian distal clavikula yang melibatkan AC joint.Tipe 4: Ligament tetap utuk melekat pata perioteum, sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas.Tipe 5: Patah tulang kalvikula terpecah menjadi beberapa fragmen.

Gambaran Klinisbiasanya penderita datang dengan keluhan jatuh atau trauma.

Pasien merasakan rasa sakit bahu dan diperparah dengan setiap gerakan lengan.

Pada pemeriksaan fisik pasien akan terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada setiap gerakan.

Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari fragmen patah tulang.

Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti fraktur.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

Scan tulang, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan fraktur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak.

PenatalaksanaanPada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan sisa kelainan bentuk.Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani dengan metode tanpa operasi.

Perawatan nonoperative dengan cara mengurangi gerakan di daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam posisi normalnya dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi.Modifikasi spika bahu (gips klavikula) atau balutan berbentuk angka delapan atau strap klavikula dapat digunakan untuk mereduksi fraktur ini, menarik bahu ke belakang, dan mempertahankan dalam posisi ini.

Bila dipergunakan strap klavikula, ketiak harus diberi bantalan yang memadai untuk mencegah cedera kompresi terhadap pleksus brakhialis dan arteri aksilaris. Peredaran darah dan saraf kedua lengan harus dipantau.Fraktur 1/3 distal klavikula tanpa pergeseran dan terpotongnya ligamen dapat ditangani dengan sling dan pembatasan gerakan lengan. Bila fraktur 1/3 distal disertai dengan terputusnya ligamen korakoklavikular, akan terjadi pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna.

Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus menghindari aktivitas yang berat.Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan pemantauan yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai gejala klinis dan kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala klinis.

Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat dilihat pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada proses penyembuhan tulang).

Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan kekuatan kembali normal.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :

Fraktur terbuka.Terdapat cedera neurovaskuler.Fraktur comminuted.Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion).

Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan NSAIDs seperti ibuprofen.

KomplikasiKomplikasi akut:Cedera pembuluh darahPneumouthoraxHaemothorax

Komplikasi lambat :Mal union: proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu semestinya, namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.Non union: kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan

Daftar pustakaA Graham Appley, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Applay Edisi 7, Widya Medika, Jakarta.Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone, Jakarta.Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.Sjamsuhidajat R, de Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Tangerang: BINAPURA AKSARA Publisher. 2005.

Thank You