Upload
topik-rebell
View
604
Download
31
Embed Size (px)
Citation preview
PENGERTIAN : Tiang Franki adalah salah satu dari tiang beton yang dicor setempat (Cast
In Place Pile).
Franki Pile memiliki kebisingan dan getaran tingkat terendah dalam sistem tiang pancang dan cocok di mana kebisingan yang tinggi dan tingkat getaran yang akan menimbulkan masalah lingkungan.
Bila pondasi Tiang Pancang beton atau pipa baja dipancang dan langsung menjadi pondasi
tiang untuk mendukung beban yang bekerja, sedangkan pipa atau casing pada sistem Pondasi
Tiang Frangki yang terpancang akan dicabut kembali pada saat pengecoran.
Perbedaan lain antara Pondasi Tiang Pancang dengan Pondasi Tiang Franki adalah tempat
jatuhnya palu atau hammer pada saat pemancangan. Bila pada Pondasi Tiang Pancang,
hammer langsung jatuh pada kepala tiang pancang, sedangkan pada Pondasi Tiang Franki
yang dipancang adalah ujung tiang sebelah bawah yang terlebih dahulu telah diisi koral.
Metode pelaksanaan
1. Pipa baja dengan ujung bawah terbuka, diletakkan di atas tanah tepat pada titik (patok)
tiang
2. Batu koral lalu dimasukkan ke dalam pipa yang kosong itu dengan menggunakan suatu alat
yang dinamakan “Skip” setinggi kurang lebih 0,6-1,0 meter di dalam pipa.
3. Koral dipadatkan dengan tumbukan palu/drop hammer di dalam pipa sehingga melekat
menjadi suatu sumbat pada ujung pipa. Palu penumbuk (drop hammer) berbobot kurang
lebih 3,2 ton.
4. Pemasangan pipa besi dilakukan dengan cara menumbuk sumbat koral pada ujung pipa
sehingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Pemancangan dihentikan apabila
penurunan pipa tidak lebih dari 30 mm dalam sepuluh pukulan, dengan tinggi jatuh palu
setinggi 1,20 per pukulan.
5. Setelah mencapai kedalaman yang diharapkan, pipa ditahan dengan sling dan sumbat koral
yang terdapat di dalam pipa dipukul hingga lepas dan keluar dari pipa. Beton kering lalu
diisikan sedikit demi sedikit ke dalam pipa untuk pembuatan pembesaran (bulb) atau
enlarged base.
6. Keranjang besi terdiri dari 6 besi utama diameter 22 mm yang dililit spiral diameter 8 mm
jarak 20 cm untuk seluruh panjang tiang Franki. Keranjang besi tersebut lalu dimasukkan
ke dalam pipa dan merupakan pembesian dari tiang pondasi.
7. Tiang Franki lalu dibuat dengan mengecor beton sedikit demi sedikit kedalam pipa disertai
dengan pemadatan sambil pipa sedikit demi sedikit dicabut. Beton yang digunakan dalam
pengecoran adalah dengan mutu K-225 dan Faktor Air Semen tidak kurang dari 0,4 dan
slump berkisar antara 0-2,5 cm. Pengecoran beton diakhiri dengan penambahan setinggi
lebih kurang 30 cm-50 cm agar beton pada ketinggian yang diinginkan terjamin baik dan
keras.
Keterangan Gambar diatas :
1. Pipa baja dengan ujungnya disumbat dengan beton yang sudah mengering.
2. Dengan penumbuk yang jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton tersebut ditumbuk.
Akibat dari tumbukan tersebut, pipa beton dan sumbatnya akan masuk ke dalam tanah.
3. Pipa terus ditumbuk dan sudah mencapai lapisan tanah keras.
4. Setelah itu pipanya ditarik keluar ke atas sambil dilakukan pengecoran
5. Tiang Franki sudah selesai, disini sumbat beton melebar sehingga ujung bawah akan
berbentuk seperti jamur (The Mushrom Base) sehingga tahanan ujung menjadi besar.
Sedangkan permukaan tiang tidak lagi rata, sehingga lekatannya dengan tanah menjadi
sangat kasar