76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user GAMBARAN P PREPAREDNE KEADAAN D PROGRAM DIPLO FAKULTAS KE i LAPORAN KHUSUS PENERAPAN EMERGENCY RESP ESS SEBAGAI UPAYA PENANGG DARURAT DI PUSDIKLAT MIGA Yanuar Kristardianto R.0008137 OMA III HIPERKES DAN KESELAM EDOKTERAN UNIVERSITAS SEBEL Surakarta 2011 PONSE AND GULANGAN AS CEPU MATAN KERJA LAS MARET

GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCYPREPAREDNESS SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN

KEADAAN DARURAT

PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

i

LAPORAN KHUSUS

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSEPREPAREDNESS SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN

KEADAAN DARURAT DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Yanuar KristardiantoR.0008137

IPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAKEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta2011

RESPONSE AND PREPAREDNESS SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN

PUSDIKLAT MIGAS CEPU

III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJAKEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Page 2: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND PREPAREDNESSSEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT DI

PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Yanuar Kristardianto1, Harninto2, Devi Aliyani3

Tujuan: Bahan baku, peralatan, tenaga kerja, serta tempat kerja mengandung potensi bahaya sehingga diperlukan upaya pencegahan terhadap keadaan darurat, bagaimana penerapan sistem tanggap darurat yang diuji coba di Pusdiklat MigasCepu, bagaimana tim dalam menjalankan perannya saat keadaan darurat serta bagaimana fasilitas Emergency Response di Pusdiklat Migas Cepu.

Metode: Metode penelitian yang diambil adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif, menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.

Hasil: Potensi bahaya berupa kebakaran, kebocoran gas, kegagalan tenaga, kondisi kritis dan kejadian lainnya. Menurut pengelola mengancam keselamatan penghuni, sehingga perlu perencanaan penanggulangan keadaan darurat.Penerapan perencanaan keadaan darurat yaitu dengan menginformasikan prosedur keadaan darurat yang termasuk didalamnya perencanaan, tim tanggap darurat, sarana fasilitas dan prosedur pelaksanaan.

Simpulan:. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem tanggap darurat telah dilaksanakan. Tim emergency response telah memahami tugas masing –masing. Fasilitas emergency response yang dimiliki sudah baik, ada beberapa yang harus diperbaiki dan pelatihan emergency drill telah terlaksana.

Kata Kunci : Tanggap Darurat, Emergency Response PreparednessKepustakaan : 18, 1984 - 2010

1. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

2. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Page 5: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat, kasih dan karunia-Nya dalam pelaksanaan magang dan penyusunan

laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan ini,

banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis,

sehingga dalam penyusunan laporan ini dapat selesai dengan baik. Oleh karena

itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan penyertaan dan kuasa-Nya

dalam menyelesaikan laporan.

2. Bapak Prof. Dr.Zainal Arifin Adnan, dr.Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Diploma III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Bapak Harninto, dr, MS, Sp.Ok selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

5. Ibu Devi Aliyani, SKM selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

6. Bapak Kastur, S.Ag selaku Bagian administrasi yang telah membantu dalam

segala kelancaran Praktek Kerja Lapangan di Pusdiklat Migas Cepu.

7. Bapak Putut Prasetyo, ST, MT selaku pembimbing lapangan yang telah

memberikan masukan-masukan selama proses magang di Pusdiklat Migas

Cepu.

8. Bapak Suharto, ST selaku Kepala Bidang Fire yang telah membantu penulis

dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis mengenai

Page 6: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

pelaksanaan Emergency Response and Preparedness di Pusdiklat Migas

Cepu.

9. Bapak Wahyudi, Bapak Helmi, Bapak Yoga, Bapak Wiyanto, Bapak Budi,

Bapak Edi, Bapak Yanto, Bapak Zainudin, Bapak Kazim, Bapak Lanan yang

telah membantu kami dilapangan dan membimbing kami di Pusdiklat Migas

Cepu.

10. Arie Suprayitno, Roy Abianto, Septian Wisnu, Etik dan Andriyas Lilis

teman-teman satu tempat magang yang selalu mendukung dan menyemangati

satu sama lain di dalam kita magang bersama di Pusdiklat Migas Cepu.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangannya, sehingga saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan

dan kesempurnaan laporan ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Cepu, Februari 2011

Penulis,

Yanuar Kristardianto

Page 7: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 6

B. Kerangka Pemikiran................................................................. 22

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 23

A. Jenis Penelitian......................................................................... 23

B. Lokasi Penelitian...................................................................... 23

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ...................................... 23

D. Sumber Data............................................................................. 23

Page 8: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 24

F. Pelaksanaan.............................................................................. 25

G. Analisa Data ............................................................................. 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 27

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 27

B. Pembahasan.............................................................................. 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................... 65

A. Simpulan .................................................................................. 65

B. Saran......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67

LAMPIRAN

Page 9: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................ 22

Page 10: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penyerahan Mahasiswa PKL/Magang

Lampiran 2. Surat Balasan Praktek Kerja Lapangan

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Magang

Lampiran 4. Daftar Presensi Mahasiswa Magang

Lampiran 5. Laporan Kegiatan Praktek Mahasiswa

Lampiran 6. Lampiran PER 05/MEN/1996

Lampiran 7. Bagan Organisasi Keadaan Darurat

Lampiran 8. Struktur Organisasi Pemadam Kebakaran

Lampiran 9. Tanggung Jawab dan Uraian Pekerjaan Regu Pemadam

Lampiran 10. Daftar Laporan Alat Pemadam Api Ringan

Lampiran 11. Peta Assembly Point

Lampiran 12. Denah Jalur Evakuasi

Lampiran 13. Prosedur Evakuasi

Lampiran 14. Skenario Emergency Drill

Page 11: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dan kemajuan teknologi dan juga peran serta

perusahaan dalam kemajuannya, memulai perkembangan tersebut demi

kemajuan dan persaingan dalam pertumbuhan globalisasi industri dan

perdagangan modern. Beberapa metode perlindungan memiliki latar belakang

teknis dan diperlukan derajad kepakaran yang tinggi untuk memastikan

bahwa metode – metode tersebut efektif untuk mengatasi bahaya yang di

hadapi (Ridley, 2006).

Tercapainya hal tersebut perlu adanya perlakuan khusus dalam

perusahaan tersebut terutama mengenai hal keselamatan kerja, keamanan

lingkungan kerja, kesehatan dan juga perlindungan terhadap lingkungan

hidup, tanpa melupakan integritas kebijakan dan komitmen tentang penerapan

keselamatan dan kesehatan secara menyeluruh. Meskipun teknologi telah

diterapkan dan dijalankan oleh perusahaan atau industri, akan tetapi tenaga

kerja sendiri yang akan mengendalikan dan menerapkan teknologi tersebut.

Adanya perkembangan teknologi yang merambah dunia industri juga dapat

membawa dampak negatif dengan munculnya bahaya yang diakibatkan oleh

perkembangan tersebut, seperti timbulnya potensi dan faktor yang akan

mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja didalam lingkungan tersebut.

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan, tak

1

Page 12: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

terduga oleh karena dibelakang peristiwa tersebut tidak ada unsur

kesengajaan lebih-lebih dalam hal perencanaan (Suma’mur, 1996).

Suatu kecelakaan kerja hanya akan terjadi apabila terdapat berbagai

faktor penyebab secara bersamaan pada suatu tempat kerja atau proses

produksi, dari penelitian para ahli memberikan indikasi bahwa suatu

kecelakaan kerja tidak dapat terjadi dengan sendirinya akan tetapi terjadi oleh

suatu atau beberapa faktor penyebab kecelakaan sekaligus dalam suatu

kejadian. Setiap proses produksi, peralatan atau mesin dan tempat kerja yang

digunakan untuk menghasilkan produk selalu mengandung potensi bahaya

tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat

menimbulkan kecelakaan kerja. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan

kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam

pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja (Tarwaka, 2008).

Kecelakaan kerja maupun kondisi berbahaya yang terdapat di tempat

kerja ini pada akhirnya akan berdampak pada munculnya situasi yang tidak

normal (keadaan darurat), yang menuntut adanya kesiapsiagaan dalam

menghadapi kondisi tersebut (Sahab, 1997).

Guna meminimalisasi kerugian, baik materi maupun non material, maka

diperlukan langkah pencegahan dan pengendalian. Salah satu bentuk

kepedulian perusahaan adalah dengan sistem perencanaan, pengelolaan dan

pelaksanaan sistem tanggap darurat (emergency response and preparednes

program). Terjadinya keadaan darurat adalah suatu hal yang tidak

dikehendaki dan jarang dapat diantisipasi serta bila terjadi memerlukan

Page 13: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tindakan yang cepat dari semua bagian yang terkait. Merupakan kebijakan

Pusdiklat Migas Cepu untuk melaksanakan ketentuan – ketentuan dalam

pengendalian serta mengurangi akibat dari kebakaran, kebocoran gas, atau

tumpahan minyak dan kejadian – kejadian lain yang terjadi di Pusdiklat

Migas Cepu dan sekitarnya termasuk lingkungan disekitarnya. Keadaan

darurat sendiri dilaksanakan melalui pendekatan secara sistematis dalam

mengendalikan situasi keadaan darurat secepat mungkin, untuk memperkecil

kerugian yang ditimbulkan dan agar kondisi menjadi normal kembali. Tugas,

tanggung jawab dan koordinasi serta sistem komunikasi yang efektif dalam

rencana penanggulangan keadaan darurat disesuaikan dengan tingkat besar

atau kecilnya jenis keadaan darurat. Disini manajemen Pusdiklat Migas Cepu

mengintruksikan kepada seluruh pegawai untuk mentaati dan melaksanakan

pedoman umum penanggulangan keadaan darurat guna membantu kelancaran

dan terlaksananya penanggulangan keadaan darurat yang terjadi di Pusdiklat

Migas Cepu secara efektif dan terutama memperhatikan keselamatan jiwa dan

lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan observasi dan penelitian perihal Sistem Tanggap Darurat

(Emergency Response and Preparednes Program) di Pusdiklat Migas Cepu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan sistem Emergency Response and Preparedness

di Pusdiklat Migas Cepu?

Page 14: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Bagaimana peranan tim dalam menjalankan keadaan darurat ?

3. Bagaimana fasilitas Emergency Response and Preparedness di Pusdiklat

Migas Cepu?

4. Bagaimana penerapan sistem Emergency Response and Preparedness

yang diuji coba di Pusdiklat Migas Cepu ?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem Emergency Response and

Preparedness yang diuji coba di Pusdiklat Migas Cepu.

2. Untuk mengetahui peranan tim dalam menjalankan keadaan darurat.

3. Untuk mengetahui fasilitas Emergency Response and Preparedness di

Pusdiklat Migas Cepu.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pembelajaran bagi

mahasiswa dalam mengenal penerapan dan implementasi Emergency

Response and Preparedness serta mengetahui sarana dan fasilitas yang

digunakan sebagai penunjang.

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai materi masukan dan bahan

koreksi bagi Pusdiklat Migas Cepu mengenai sistem dan implementasi

sistem perencanaan, kebijakan dan prosedur operasional Emergency

Response and Preparedness.

Page 15: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

3. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dan memberikan

sumbangan wacana terkait materi informasi mengenai penerapan sistem

Emergency Response and Preparedness yang diselenggarakan di

Pusdiklat Migas Cepu dan diharapkan berguna bagi pengembangan

materi perkuliahan tentang tatalaksana program keselamatan dan

kesehatan kerja.

Page 16: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tempat Kerja

Undang – undang No. 1 tahun 1970 di dalam pasal 1 ayat 1

menyatakan bahwa tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan,

tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja,

atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan

dimana terdapat sumber atau sumber – sumber bahaya.

2. Sumber Bahaya

Kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi karena adanya sumber –

sumber bahaya dilingkungan kerja. Menurut (Sahab, 1997) Sumber

bahaya itu bisa berasal dari :

a. Bangunan, Peralatan dan Instalasi

Bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi perlu mendapat

perhatian. Kontruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat

desain ruangan, pencahayaan dan ventilasi, adanya jalan

penyelamatan diri. Instalasi harus memenuhi persyaratan

keselamatan kerja baik dalam desain maupun kontruksi, sebelum

penggunaan ada pengujian terlebih dahulu yang dioperasikan oleh

operator.

6

Page 17: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Bahan

Bahaya dari bahan meliputi berbagai resiko sesuai dengan sifat

bahan, antara lain :

1) Mudah terbakar

2) Mudah meledak

3) Menimbulkan alergi

4) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan tubuh

5) Menyebabkan kanker

6) Mengakibatkan kelainan pada janin

7) Bersifat racun

8) Radio aktif

c. Proses

Bahaya dari proses sangat bervariasi tergantung teknologi yang

digunakan, proses yang digunakan ada yang sederhana dan ada

proses yang rumit, ada yang bersifat berbahaya dan kurang

berbahaya.

d. Cara Kerja

Bahaya dari cara kerja dapat membahayakan karyawan itu

sendiri dan orang lain disekitarnya. Cara kerja yang demikian antara

lain :

1) Cara mengangkat dan mengangkut apabila dilakukan dengan cara

salah dapat mengakibatkan cidera dan yang paling sering adalah

cidera pada tulang punggung.

Page 18: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2) Cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk

logam, percikan api serta tumpahan bahan berbahaya.

3) Memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara

memakai yang salah.

e. Lingkungan Kerja

1) Faktor Lingkungan Fisik

Menurut Tarwaka (2008)

(1) Kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (>85 dBA),

bisa menyebabkan kerusakan pada telinga sehingga timbul

ketulian yang bersifat sementara maupun tetap setelah

terpapar untuk jangka waktu tertentu dan tanpa proteksi yang

memadai.

(2) Iklim kerja yang terlalu panas, bisa menyebabkan

meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui keringat

sehingga terjadi dehidrasi dan gangguan kesehatan lainnya

yang lebih berat.

(3) Getaran yang kuat dan terus menerus bisa menyebabkan

gangguan atau kerusakan pada otot, tulang dan syaraf.

(4) Penerangan yang tidak baik ( kurang terang atau silau) bisa

menyebabkan kelelahan dan kerusakan pada mata.

(5) Radiasi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada

jaringan – jaringan tubuh dan bila berlangsung untuk waktu

Page 19: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

yang lama dan terus menerus bisa menyebabkan timbulnya

kanker.

2) Faktor Lingkungan Kimia

Bahan yang bersifat kimia dapat berasal dari pemakaian

selama proses produksi, yang berasal dari hamburan uap dan

tercecer ke lingkungan kerja. Uap bahan kimia secara tidak

langsung dapat mengakibatkan gejala kelainan pada fungsi

pernapasan dan menimbulkan iritasi kulit. Serta tidak menutup

kemungkinan timbulnya peledakan dan kebakaran (Suma’mur,

2009).

3) Faktor Lingkungan Biologik

Yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh

kuman – kuman penyakit yang berada di udara, yang berasal dari

atau bersumber pada tenaga kerja yang menderita penyakit –

penyakit tertentu (Tarwaka, 2008).

4) Faktor Faal Kerja

Karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan yang

digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja (Sahab, 1997).

Dalam sudut pandang ergonomi antara tuntutan tugas dengan

kapasitas kerja harus selalu dalam garis kesinambungan sehingga

dicapai performa kerja yang tinggi (Tarwaka, 2008).

Page 20: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5) Faktor Psikologik

Yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh

kondisi aspek – aspek psikologi ketenaga kerjaan yang kurang

baik atau kurang mendapatkan perhatian ( Tarwaka, 2008).

3. Potensi Bahaya

Menurut Pusdiklat Migas 2007,

a. Kebakaran

b. Kebocoran gas

c. Tumpahan minyak/bahan kimia

d. Kegagalan tenaga

e. Kondisi krisis

4. Keadaan Darurat

Keadaan darurat dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu Makara

(2008) :

a. Keadaan Darurat Tingkat I

Adalah keadaan darurat yang berpotensi mengancam bahaya

manusia dan harta benda (aset), yang secara normal dapat diatasi oleh

personil jaga dari suatu instalasi atau pabrik dengan menggunakan

prosedur yang telah dipersiapkan tanpa perlu adanya regu bantuan

yang dikoordinir.

b. Keadaan Darurat Tingkat II

Adalah suatu kecelakaan besar dimana semua karyawan yang

bertugas dibantu dengan peralatan dan material yang tersedia di

Page 21: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

instalasi atau pabrik tersebut, tidak mampu mengendalikan keadaan

darurat tersebut, seperti kebakaran besar, ledakan dahsyat, bocoran

bahan B3 yang kuat, semburan liar sumur minyak dan gas yang

mengancam manusia, lingkungannya, aset dan instalasi tersebut

dengan dampak bahaya atas karyawan, daerah, dan masyarakat

sekitar. Bantuan tambahan masih berasal dari industri sekitar,

pemerintah setempat dan masyarakat sekitar.

c. Keadaan Darurat Tingkat III

Adalah keadaan darurat berupa malapetaka bencana dahsyat

dengan akibat lebih besar dibandingkan dengan keadaan darurat

tingkat II, dan memerlukan bantuan koordinasi pada tingkat nasional.

5. Emergency Response and Preparedness

Keadaan darurat dapat disebabkan karena perbuatan manusia

maupun oleh alam, dapat terjadi setiap saat dan dimana saja untuk itu

disetiap unit kerja perlu mempersiapkan suatu cara penanggulangannya

bila terjadi keadaan darurat bilamana terjadi bencana (disaster), maka

perusahaan perlu memikirkan kemungkinan terjadinya dampak

kerugian. Keadaan darurat adalah suatu insiden (ledakan, kebakaran,

kegagalan tenaga, tumpahan minyak dan lain – lain) di Pusdiklat Migas,

dimana semua pegawai dan manajemen yang ada masih mampu

menanggulanginya berdasarkan pedoman keadaan darurat yang

diberlakukan (Migas, 2007).

Page 22: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

a. Perencanaan (Emergency Response Plan)

Setelah semua potensi keadaan darurat diidentifikasi,

dilakukan perencanaan awal (preplanning) untuk mengetahui

dan mengembangkan strategi pengendaliannya. Berbagai

kemungkinan keadaan darurat disimulasikan dalam bentuk

skenario keadaan darurat mulai dari yang kecil sampai kondisi

terburuk yang dapat terjadi (Ramli, 2009).

Perencanaan tersebut harus dibuat oleh perusahaan, bila

perlu dengan bantuan ahli dari pihak pemerintah atau

konsultan. Rencana juga bisa disusun bersama perusahaan lain

bila perusahaan berada dalam suatu kawasan atau zona

industri. Operasional rencana memerlukan adanya manual atau

petunjuk teknis yang antara lain memuat :

1) Kebijakan perusahaan, kegunaan, kewenangan

operasional, prinsip pengendalian dan bagan organisasi.

2) Deskripsi bencana yang diperkirakan dapat terjadi dan

tingkat resiko.

3) Peta pabrik, kantor dan gudang termasuk perlengkapan

peralatan bantuan medik, pemadam api, tempat

berlindung, pusat komando, jalur evakuasi, dan tempat

berkumpul.

4) Daftar instansi bantuan dengan jalur komunikasi bantuan.

5) Sistem peringatan bahaya.

Page 23: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

6) Pusat komunikasi, termasuk nomor telepon anggota tim

bantuan darurat.

7) Prosedur penghentian operasi, termasuk pengamanannya.

8) Cara mengamankan pelanggan dan tamu.

9) Daftar perlengkapan dan sumber daya yang bisa

didapatkan serta dimana bisa didapatkan.

Suatu perencanaan keadaan darurat harus praktis,

sederhana, mudah dimengerti. Rencana harus sudah

mengantisipasi berbagai skenario keadaan darurat meliputi

bencana karena kesalahan operasi, bencana alam dan

kemungkinan sabotase (Sahab, 1997).

b. Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)

1) Struktur Organisasi

Pelaksanaan keadaan darurat di lakukan secara

terorganisir dengan melibatkan berbagai fungsi dalam

organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

masing – masing (Ramli, 2009).

Permenaker No.Per-05/MEN/1996 pada bagian

pedoman penerapan dan sistem manajemen keselamatan

dan kesehatan kerja dikatakan bahwa perusahaan harus

memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau

bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui

keadaan pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian

Page 24: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel

yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang

mempunyai bahan besar harus dikoordinaksikan dengan

instansi terkait yang berwenang. Tim Tanggap Darurat ini,

terdiri dari beberapa kelompok satuan tim penanggulangan

dan pengendalian bahaya, diantaranya adalah Tim

Pemadaman Kebakaran, Tim Evakuasi, Tim Medis, Tim

Lingkungan Serta Tim Keamanan.

2) Peran dan Tanggung Jawab

Pencapaian dalam kinerja ini tercermin dari berhasil

tidaknya manajemen perusahaan di dalam

mengkomunikasikan dan mengkoordinasi setiap elemen

dari keanggotaan tim, pekerjaan tersebut meminta banyak

pengorbanan sedangkan imbalannya rasa kepuasan dapat

menyelamatkan orang lain yang berada dalam keadaan

bahaya (Suma’mur, 1993).

c. Instrumen Sarana dan Prasarana Kedaruratan

Segala keperluan sarana, prasarana dan instrumen

tambahan dalam prosedur tanggap darurat merupakan salah

satu hal yang pokok dalam rangka meningkatkan dan

mendukung kegiatan pengendalian dan penanggulangan

keadan darurat (emergency) tersebut, perlengkapan dan sarana

Page 25: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

instrumen yang minimal wajib dimiliki oleh sebuah

perusahaan adalah sebagai berikut menurut Tarwaka (2008):

1) Alat Pelindung Diri

a) Alat pelindung kepala (Head Wear )

b) Alat pelindung mata (Eye Protection)

c) Alat pelindung telinga (Ear Protection)

d) Alat pelindung pernafasan (Respiratory Protection)

e) Alat pelindung tangan (Hand Protection)

f) Alat pelindung kaki (Feet Protection)

g) Pakaian pelindung (Body Protection)

h) Sabuk pengaman keselamatan (Safety Belt)

2) Sarana Pemadam Kebakaran

Di dalam (Ridley, 2006 ) ada dua jenis alat yaitu :

a) Alat terpasang (Installed Equipment)

(1) Gulungan selang

(2) Pemercik api (Sprinkler)

(3) Gas halogen

(4) Karbon dioksida

b) Alat pemadam api ringan ( APAR )

3) Sarana Tanggap Darurat

a) Jalur Evakuasi

Setiap proses penanggulangan dan pengendalian

keadaan darurat, harus dilengkapi dengan jalur

Page 26: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

evakuasi yang mudah dipahami dan dilaksanakan

serta tidak terlalu rumit (Sahab, 1997).

Tindakan penyelamatan personil drngan cara

menjauhi tempat terjadinya keadaan darurat ke tempat

yang lebih aman dengan pertimbangan keadaan dapat

berkembang lebih luas (Migas, 2007).

Secara ideal semua bangunan harus memiliki

sekurang – kurangnya dua jalur penyelamatan diri

pada dua arah yang bertentangan terhadap setiap

kebakaran yang terjadi pada sembarang tempat dalam

bangunan tersebut (Kardjono, 1984).

b) Titik Assembly Point

Titik Assembly Point merupakan tempat untuk

berkumpul yang aman, pada saat terjadi kondisi

darurat di suatu perusahaan (Sahab, 1997) dan

merupakan tujuan utama untuk melakukan tindakan

evakuasai (Migas, 2007). Tanda ini diletakkan pada

luar ruangan yang berarea luas seperti dibawah ini :

(1) Cukup menampung para tenaga kerja yang

disesuaikan dengan pembagian area kerja

masing-masing.

Page 27: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(2) Penentuan titik assembly point ini harus

diperkirakan aman dan jauh dari sumber bahaya

yang ada.

(3) Untuk jenis industri yang mencakup aktivitas dan

karakteristik proses produksi yang mempunyai

potensial bahaya tinggi, harus mempunyai

beberapa titik assembly point yang memadai.

(4) Mudah untuk dijangkau dan mudah dipahami

oleh setiap karyawan apabila berada dalam

kondisi darurat.

c) Pelatihan

Untuk menjamin keberhasilan sistem manajemen

darurat di perlukan upaya pembinaan dan pelatihan

yang terencana dan berkesinambungan, khususnya

bagi mereka yang terlibat dalam rantai komando

sehingga mengetahui peran dan tanggung jawabnya

(Ramli, 2009).

Anggota tim harus pada tingkat kesehatan dan

kebugaran jasmani yang tinggi, disiplin dan mampu

bekerja dalam situasi stress yang berat. Karena itu

untuk tim penanggulangan keadaan darurat perlu

dilakukan seleksi untuk mendapatkan personil yang

sesuai kebutuhan (Sahab, 1997).

Page 28: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Prosedur Emergency Response and Preparedness

Prosedur keadaan darurat mencakup struktur

organisasi, tugas dan tanggung jawab tim, logistik, sarana

yang diperlukan, jalur komando dan komunikasi,

pengamanan dan pengelolaan masyarakat sekitar (Ramli,

2009).

Pelaksanaan tanggap darurat, memiliki prosedur

keadaan darurat yang harus dipedomani. Secara umum

jenis prosedur keadaan darurat dapat dibagi menjadi 2

kategori menurut Makara (2008):

a) Prosedur Keadaan Darurat Intern (Local Standing

Procedure )

Pedoman penanggulangan keadaan darurat untuk

masing – masing fungsi atau unit. Pedoman ini hanya

digunakan untuk unit atau fungsi bersangkutan untuk

menanggulangi keadaan darurat yang terjadi di

unitnya dalam batasan masih mampu ditanggulangi.

b) Prosedur Keadaan Darurat Umum (Utama)

Pedoman perusahaan secara menyeluruh didalam

menanggulangi keadaan darurat yang cukup besar

atau dapat membahayakan unit kerja lain.

Menurut (Covan, 1994) ada beberapa tahapan

penting dalam prosedur tanggap darurat (emergency

Page 29: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

response and preparedness), adapun tahapan dalam

prosedur tanggap darurat tersebut meliputi protect

(perlindungan), communicate (komunikasi), control

(pengawasan), record (pelaporan), follow-Up

(evaluasi dan koreksi).

a) Tahapan Pra Kejadian

Merupakan langkah awal dalam

mengembangkan sistem tanggap darurat, keadaan

darurat dapat bersumber dari dalam atau luar

organisasi. Keadaan darurat dapat dikategorikan

sebagai berikut :

(a) Faktor operasional yang meliputi kebakaran,

bocoran bahan kimia, kerusakan alat.

(b) Faktor alam (natural disaster) yang meliputi

banjir, topan, gempa bumi.

(c) Faktor sosial meliputi rumor, perselisihan,

sabotase.

b) Perencanaan

Perencanaan awal berupa skenario yang

didalamnya memuat sumber daya yang diperlukan,

strategi pengendalian, organisasi, sistem komunikasi

serta dampak ke lingkungan (Ramli, 2009).

c) Tahapan Kejadian / Penanggulangan Keadaan Darurat

Page 30: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(1) Komunikasi

Komunikasi internal harus dirancang mulai

dari deteksi keadaan darurat sampai ke

penanggulangannya. Komunikasi eksternal

dengan pemerintah daerah atau masyarakat

sekitar, kegiatan organisasi untuk mencegah

kepanikan atau jatuhnya korban yang tidak

diinginkan (Ramli, 2009).

(2) Mekanisme Penanggulangan Keadaan Darurat

Tim tanggap darurat yang terdiri tim

evakuasi, tim lingkungan, bagian keamanan dan

sistem komunikasi harus berjalan dan

bekerjasama dengan baik, dengan melaksanakan

peran masing – masing dalam kesatuan tim

tanggap darurat (Covan, 1994).

d) Kegiatan Pasca Penanggulangan Keadaan Darurat

(1) Pemulihan Keadaan

Merupakan langkah yang diambil untuk

memulihkan keadaan seperti kondisi normal.

(2) Investigasi dan Pelaporan

Setiap kejadian darurat harus di investigasi

dengan teliti untuk mengetahui penyebab

sekaligus juga untuk mengetahui kelemahan dan

Page 31: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

kelebihan dalam proses penanggulangannya.

Hasil.

(3) Inspeksi dan Audit

Secara berkala dilakukan audit dan inspeksi

sistem \tanggap darurat yang menyangkut

prosedur, sarana dan kemampuan petugas (Ramli,

2009).

6. Pemulihan / Recovery

Setelah keadaan dapat diatasi maka operasi perusahaan harus segera

dipulihkan kembali, apabila tidak ada kerusakan yang berarti maka

pabrik kembali dijalankan dengan sangat hati-hati sesuai dengan

prosedur (start up) dibawah pengawasan ahli dan dilakukan uji coba

operasi dibawah kapasitas normal. Kalau ditemukan kerusakan yang

berarti, langkah pertama adalah menginventarisasi kerusakan, perbaikan

dan rehabilitasi semua kerusakan dan selanjutnya uji coba operasi. Bila

pada operasi percobaan berhasil baik, maka dilanjutkan operasi normal

(Sahab, 1997).

Page 32: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

B. Kerangka pemikiran

Gambar. 1 Kerangka Pemikiran Sistem dan Prosedur Emergency Response and Preparednes

Tempat Kerja

Sumber Bahaya

Tidak ada Emergency

Response and Preparedness

Kegagalan, kerugian dan kecelakaan

Emergency Response and Preparedness

Perencanaan Tim tanggap darurat

Instrumen sarana dan prasarana

Prosedur

Potensi Bahaya

Keadaan Darurat

Pemulihan

Keadaan normal

Page 33: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang diambil adalah dengan menggunakan jenis

penelitian deskriptif, menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusdiklat Migas Cepu. Jalan Sorogo 1

Cepu 58315, Kabupaten Blora Jawa Tengah.

C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek penelitian ini meliputi sistem dan implementasi tanggap darurat

(emergency response and preparedness), berupa kebijakan, kegiatan dan

program perusahaan dan fasilitas penunjang kedaruratan dalam rangka

mendukung program tanggap darurat, terkhususnya sebagai upaya

pengendalian kondisi darurat di Pusdiklat Migas Cepu.

D. Sumber Data

Data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh penulis, didalam melakukan

penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

23

Page 34: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu

hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan narasumber yang

berkaitan dengan objek penelitian.

2. Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari dokumen

perusahan dan referensi pendukung yang masih ada relevansinya

terhadap objek yang sedang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini

meliputi:

a. Dokumen perusahaan, berupa data dan dokumentasi perusahaan

sebagai data pendukung (data support).

b. Buku referensi dan literatur sumber kepustakaan yang berisi materi

yang relevan terhadap objek yang sedang diteliti.

c. Kumpulan jurnal publik, artikel, maupun informasi dari media

elektronik yang sesuai dengan objek yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam

penyusunan penelitian ini adalah:

1. Wawancara merupakan metode pengumpulan data melalui interaksi

tanya jawab dan diskusi tentang objek permasalahan yang sedang diteliti,

yaitu sistem tanggap darurat (emergency response and preparedness).

2. Observasi lapangan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang sedang diteliti

guna mendapatkan data penelitian yang jelas dan terperinci.

Page 35: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3. Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan membaca dokumen-dokumen perusahaan dan literatur

dari berbagai sumber terkait dengan objek permasalahan yang diteliti

F. Pelaksanaan

1. Tahap persiapan penulis melakukan serangkaian kegiatan awal, sebelum

pelaksanaan kegiatan magang dimulai adalah:

a. Permohonan surat pengantar untuk melaksanakan magang dari

Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas

Kedokteran UNS.

b. Pengajuan permohonan ijin magang di Pusdiklat Migas Cepu.

c. Mempelajari dan mempersiapkan dokumen penunjang, sebagai

dokumen pelaksanaan magang, misal referensi kepustakaan yang

berhubungan dengan sistem dan prosedur tanggap darurat industri

(emergency response preparedness).

2. Tahap pelaksanaan program magang ini dilaksanakan pada tanggal 1

Februari 2011 sampai dengan tanggal 29 Februari 2011, adapun kegiatan

peneliti selama melakukan magang adalah sebagai berikut:

a. Melakukan diskusi dan pembahasan bersama tentang program tanggap

darurat yang diterapkan di Pusdiklat Migas Cepu.

b. Melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi dan

karakteristik bahaya di area industri yang kemungkinan berpotensi

besar terhadap timbulnya keadaan darurat.

Page 36: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

c. Melakukan monitoring, pengujian dan pemeriksaan terhadap fasilitas

sarana prasarana (instrument) penunjang saat terjadi keadaan darurat

(emergency).

d. Mengumpulkan data-data sekunder dari Departement Fire Safety

mengenai emergency response preparedness.

G. Analisa Data

Setelah data yang diperoleh yang berkaitan data emergency response and

preparedness, kemudian data untuk diidentifikasi dan melakukan tinjauan

secara langsung selanjutnya dilakukan penyusunan yang kemudian dianalisa

dengan berpedoman pada undang – undang Permenaker RI No. PER

05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (SMK3) terlampir dalam lampiran 6.

Page 37: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dan berdasarkan hasil

wawancara terhadap segenap nara sumber, Pusdiklat Migas Cepu tidak

melupakan keselamatan kerja bagi karyawannya, maka kebijakan dan

penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja kini menjadi perhatian

khusus bagi Pusdiklat Migas Cepu, salah satunya adalah penerapan program

dan Sistem Tanggap Darurat (Emergency Response and Preparedness). Hal

ini menjadi landasan Pusdiklat Migas Cepu guna mengendalikan dan

mencegah adanya kemungkinan terjadinya kondisi darurat, terlebih tidak

menutup kemungkinan akan menimbulkan kecelakaan kerja, kerusakan

prasarana maupun kerugian materi maupun non materi yang besar. Hasil

penelitian yang didapat di Pusdiklat Migas Cepu meliputi :

1. Sumber Bahaya

Keadaan darurat yang dimaksudkan dari penerapan tersebut

berdasarkan ruang lingkup yang dicakup dari adanya sumber bahaya

seperti :

a. Kebakaran

Tempat yang berpotensi terjadi kebakaran adalah unit pengolahan

kilang, power plant dan wax plant.

27

Page 38: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Kebocoran gas

Tempat yang berpotensi terjadi kebocoran gas adalah di unit

pengolahan kilang dan dapur.

c. Kebocoran gas dan atau tumpahan minyak dari bahan kimia

Tempat yang berpotensi adalah di kilang dan laboratorium.

d. Kegagalan tenaga

Tempat yang berpotensi terjadi kegagalan tenaga adalah kilang,

power plant dan boiler plant.

2. Emergency Response and Preparedness

Dalam lingkungan Pusdiklat Migas Cepu keadaan darurat

merupakan insiden di Pusdiklat Migas Cepu, dimana semua pegawai dan

manajemen yang ada masih mampu menanggulanginya berdasarkan

pedoman keadaan darurat yang diberlakukan di Pusdiklat Migas Cepu,

fokus dari keadaan darurat yang dilakukan oleh Pusdiklat Migas Cepu

adalah di unit kilang dimana unit tersebut berpotensi menimbulkan

bahaya terbesar yang dapat menimbulkan bahaya di lingkungan Pusdiklat

Migas Cepu.

a. Tujuan umum

Dilaksanakan proses pengendalian dan penanggulangan keadaan

darurat yang bertujuan untuk menyelamatkan sebagian atau seluruh

harta benda (investasi vital) serta tenaga kerja yang berada di lokasi

terjadinya keadaan darurat dengan usaha semaksimal mungkin.

Page 39: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Ruang Lingkup

Ketentuan kebijakan tanggap darurat ini berlaku untuk semua

personil yang berada di dalam lingkungan Pusdiklat Migas Cepu

yaitu meliputi karyawan, tamu, dan juga lingkungan yang ada

didalamnya bisa dikatakan tanpa terkecuali sehingga wajib untuk

dilakukan.

c. Peran Fungsionaris dan Tanggung Jawab

Organisasi dibuat dan disesuaikan berdasarkan tugas dan fungsi

serta tanggung jawab bidang atau bagian terkait yang disahkan oleh

Kepala Pusdiklat Migas Cepu yang didistribusikan kesetiap bidang

atau bagian di lingkungan Pusdiklat Migas Cepu, apabila ada pejabat

dari fungsi bidang atau bagian terkait tidak berada ditempat atau

berhalangan maka pejabat pengganti yang ditunjuk secara otomatis

akan menjalankan tugas dari pejabat yang digantikan.

3. Emergency Response Plan

Perencanaan yang dilakukan Pusdiklat Migas adalah melakukan

penanggulangan keadaan darurat dan persiapan untuk menghadapi

kejadian-kejadian yang tidak terduga. Dalam pelaksanaan prosedur

menghadapi keadaan darurat di Pusdiklat Migas Cepu, dari hasil

wawancara yang dilakukan Fire Chief bertugas melaksanakan

penyusunan perencanaan dan penempatan tim keadaan darurat. Hal – hal

yang perlu diatur dalam prosedur kesiapsiagaan tanggap darurat adalah :

Page 40: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a. Identifikasi jenis darurat atau bencana yang potensial yang terjadi baik

di dalam lingkungan Pusdiklat Migas Cepu seperti kebakaran,

kebocoran gas, kebocoran dan tumpahan minyak, kegagalan tenaga

dan keadaan krisis.

b. Mempersiapkan tim penanggulangan keadaan darurat beserta tugas

dan struktur organisasinya (tim pemadam kebakaran, tim evakuasi,

tim rescue, keamanan, safety dan tim lingkungan).

c. Mempersiapkan sarana dan fasilitas keadaan darurat yang diperlukan

dalam penannggulangan keadaan darurat.

d. Tenaga kerja mendapat sosialisasi dan pelatihan mengenai prosedur

keadaan darurat yang sesuai dengan tingkat resikonya.

e. Pelatihan khusus bagi tim penanggulangan yang telah ditunjuk

(emergency drill).

f. Alur proses cara menghadapi keadaan darurat diantaranya alur

koordinasi dan alur komunikasi, instruksi keadaan darurat dan

hubungan keadaan darurat diperhatikan secara jelas dan

dikomunikasikan pada seluruh karyawan.

g. Peta evakuasi dan titik berkumpul (assembly point) telah ditentukan

dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan Pusdiklat Migas Cepu.

h. Pemeriksaan, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat dan sistem

proteksi keadaan darurat, misalnya : Apar, Fire Hydrant, alarm system

dan lain – lain.

Page 41: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

4. Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)

Tim tanggap darurat dibentuk sebagai salah satu langkah

pengendalian terpadu dalam rangka mengendalikan dan menanggulangi

keadaan darurat yang timbul di tempat kerja, maka dibentuklah tim

tanggap darurat perusahaan. Organisasi tingkat perusahaan ini,

beranggotakan perwakilan dari semua Departemen atau unit kerja. Tim

ini dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Sarana Kilang. Tim tanggap

darurat, terdiri dari tim kebakaran, tim penyelamat, tim pengawas

lingkungan, tim keamanan, tim medis, tim logistik dan tim komunikasi.

Struktur organisasi tim tanggap darurat Pusdiklat Migas Cepu, terdiri dari

semua personil yang berada di setiap unit kerja. (Bagan struktur

organisasi dapat dilihat secara terperinci pada lampiran 7). Tim tanggap

darurat di Pusdiklat Migas, terdiri dari:

a. General Manager

Kepala Pusdiklat Migas Cepu sebagai penanggung jawab

operasional penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat.

b. Fire Chief

Kepala Bidang Sarana Kilang sebagai pimpinan pusat

pengendalian yang bertugas mengkoordinir dan memimpin kegiatan

penanggulangan keadaan darurat dan juga menentukan status

keadaan darurat.

Page 42: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c. Deputy Fire Chief

Kepala Sub Bidang Kilang bertindak sebagai Fire Chief sebelum

Fire Chief tiba di PUSKODAL, bertugas mencegah keadaan darurat

tidak meluas, yang terdiri dari :

1) On Scene Comander (OSC)

Kepala pengelola LK3 yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan teknis operasional penanggulangan keadaan darurat

di lokasi kejadian tim ini meliputi TPKD (Tim Inti Pelaksana

Keadaan Darurat) dan TBKD (Tim Bantuan Keadaan Darurat).

Keputusannya bersifat mengikat dan hanya dapat dirubah oleh

Fire Chief.

2) Fire Officer

Pengelola pemadam api bertanggung jawab (organisasi

pemadam kebakaran terlampir pada lampiran 8):

a) Melaksanakan penanggulangan bahaya kebakaran dan

keselamatan timnya yaitu memegang pimpinan regu pemadam

kebakaran.

b) Melaksanakan intruksi-intruksi yang diberikan oleh OSC (On

Scense Comander).

c) Selalu berkomunikasi dan berkonsultasi dengan OSC (On

Scence Comander).

3) Safety Officer

Pengelola keselamatan kerja bertanggung jawab :

Page 43: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

a) Usaha pencegahan kecelakaan selama dan sesudah keadaan

darurat.

b) Menentukan radius “fire Zone” bagi kendaraan pemadam,

ambulance serta kendaraan lainnya.

c) Mengkoordinir usaha evakuasi dan memastikan adanya

peralatan yang diperlukan.

4) Enviromental Officer

Pengelola lindungan lingkungan bertanggung jawab :

a) Melaksanakan penanggulangan pencemaran lingkungan yang

diakibatkan oleh keadaan darurat.

b) Menyiapkan peralatan penanggulangan pencemaran untuk

mengantisipasi tumpahan minyak yang menuju keparit atau

perairan bengawan solo dan monitoring pencemaran udara.

d. Fire Station

Pengawas operasional pemadam api bertanggung jawab

(tanggung jawab dan uraian pekerjaan terlampir pada lampiran 9):

1) Menyiapkan kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan.

2) Menjamin tersedianya tenaga operator pompa pemadam dari

LK3.

3) Mendata dan mengatur personil-personil yang tergabung dalam

organisasi keadaan darurat.

4) Mencatat semua kejadian dalam suatu buku untuk dijadikan

bahan evaluasi.

Page 44: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

e. Fire Warden

Jabatan teratas dalam tiap unit yang ditunjuk oleh Kepala

Pusdiklat Migas Cepu, Bertanggungjawab untuk mengkoordinir

tindakan evakuasi ditempat kerja.

f. Koordinator Umum

Kepala bidang Tata Usaha, bertugas mengkoordinir terhadap

semua kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung operasional

penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat, yang terdiri :

1) Operasional Pengamanan

Kepala operasional keamanan bertugas sebagai koordinator

khusus keamanan yang bertanggung jawab :

a) Kelancaran pelaksanaan kegiatan guna membantu dan

mendukung upaya pengendalian dan penanggulangan keadaan

darurat.

b) Pelaksanakan evakuasi.

c) Mengatur lalulintas dan membuka pintu-pintu darurat dan

memastikan agar kendaraan dan personil yang memiliki

identitas untuk diizinkan masuk kedaeerah kejadian.

d) Mendata semua pengunjung, tamu atau kontraktor melalui

pencatatan yang sudah dilakukan.

2) Koordinator Logistik

Kepala sub bagian kepegawaian dan umum,

bertanggungjawab atas kelancaran penyediaan material, transport,

Page 45: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dan konsumsi yang dibutuhkan selama dan sesudah

penanggulangan keadaan darurat.

3) Operasional Pelayanan Medis

Kepala rumah sakit migas salah satu koordinator khusus

kesehatan, bertanggung jawab :

a) Kelancaran semua pelaksanaan semua kegiatan pelayanan

medis bagi korban keadaan darurat.

b) Mengadakan koordinasi dengan rumah sakit lain diluar

Pusdiklat Migas.

4) Operasional Telekomunikasi

Kepala pengoperasian jaringan komunikasi dan

telekomunikasi bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanakan

kegiatan guna membantu dan mendukung upaya pengendalian

dan penanggulangan keadaan darurat hand phone atau perangkat

telekomunikasi telepon seluler baik milik Pusdiklat Migas

maupun milik pribadi dapat digunakan dalam area selama

keadaan darurat.

5) Operasional Humas

Kepala pengelola Humas, bertanggung jawab atas :

a) Kelancaran kegiatan dalam mendukung upaya penanggulangan

dan pengendalian keadaan darurat.

b) Pembuatan dokumentasi yang berhubungan dengan keadaan

darurat.

Page 46: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c) Menyiapkan data-data untuk siaran pers.

Selain itu, Pusdiklat Migas juga membantu dalam usaha tanggap

darurat diluar aset Pusdiklat Migas Cepu sebagai tanggung jawab moral

terhadap masyarakat Cepu dan sekitarnya, setelah ada permintaan dari

Pemerintah Daerah.

5. Instrumen Sarana dan Prasarana Keadaan Darurat

Pusdiklat Migas Cepu telah menyediakan beberapa sarana prasarana

dan instrumen kedaruratan, guna menunjang dalam proses

penanggulangan dan pengendalian keadaan darurat (emergency).

Beberapa fasilitas Emergency Response Pusdiklat Migas Cepu adalah

sebagai berikut:

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Hasil pengamatan dan interview, Pusdiklat Migas Cepu untuk

mengantisipasi dan mengendalikan bahaya kebakaran tahap awal

disediakan alat pemadam api ringan (APAR). Jenis APAR yang

tersedia adalah foam, dry chemical, CO2, dan halotron.

Pemeriksaan APAR sendiri dilakukan setiap 6 bulan sekali,

dengan penempatan APAR 125 cm diukur dari dasar lantai dan

menggantung pada gantungan atau bracket yang telah disediakan

untuk jarak pemasangan berjarak 15 meter. Agar keamanan APAR

terjaga dan digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan

fungsinya, untuk itu Pusdiklat Migas Cepu rutin melakukan

Page 47: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pengecekan ditiap unit (Pemeriksaan APAR secara terperinci dapat

dilihat pada lampiran 10).

b. Hydrant

Pusdiklat Migas Cepu menyediakan Hydrant baik di dalam

gedung maupun di luar gedung yang tersebar dimasing-masing unit

kerja. Hydrant merupakan salah satu peralatan pemadam kebakaran

yang digunakan untuk mengeluarkan air pemadam yang bertekanan

dari suatu instalasi jaringan pipa air pemadam. Pipa terpasang tetap

yang dihubungkan dengan sumber air melalui sistem perpipaan yang

fungsinya sebagai sumber air yang dibutuhkan untuk pencegahan

atau pemadam kebakaran. Air pemadam yang disuplai oleh hydrant

merupakan air pemadam yang bertekanan (Fire Water Outlet),

dimana air tersebut berasal dari jaringan pipa air pemadam yang

mendapat suplai air bertekanan dari pompa utama pemadam

kebakaran.

c. Foam Chamber

Foam chamber adalah alat pemadam api yang terpasang pada

tangki-tangki kilang yang apabila tejadi kebakaran maka kaca foam

chamber akan pecah ketika mendapat tekanan dari saluran hydrant

yang dibuka, setelah itu foam chamber akan mengeluarkan busa dan

masuk kedalam tangki-tangki lewat pipa besi. Busa dari foam

chamber berasal dari FPT (Foam Pressure Proportioning Tank). Di

Pusdiklat Migas Cepu terdapat 3 FPT. FPT adalah tabung yang

Page 48: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

digunakan tempat untuk mengolah air dan foam konsentrat dan akan

menghasilkan foam solution.

d. Water Drenching

Water drenching adalah alat pemadam api dan pendingin yang

dipasang pada tangki-tangki yang apabila terjadi kebakaran maka

saluran hydrant dibuka dan water drenching akan terbuka dan

mencurahi bagian atas tangki kilang. Water drenching bekerja secara

penyelimutan.

e. Mobil Pemadam Kebakaran

Mobil pemadam kebakaran rangkaian dari beberapa unit sistem

yang secara garis besar terdiri dari:

1) Engine dan Chasis kendaraan

2) Pompa dan PTO (Power Take Off)

Bagian tersebut dirangkai melalui sistem mekanik elektrik,

konstruksi bodi dan sistem perpipaan, sehingga merupakan suatu

unit secara utuh dan berfungsi sebagai kendaraan pemadam

kebakaran dan media pemadam sesuai dengan kebutuhan. Pusdiklat

Migas Cepu memiliki 3 mobil pemadam kebakaran yang masing-

masing mempunyai kapasitas air yang berbeda akan tetapi karena

usia mobil yang tidak memungkinkan hanya 2 mobil yang mampu

beroperasi. Perawatan yang dilakukan secara berkala seperti

mengganti oli, pemeriksaan pompa pada mobil dan peralatannya,

Page 49: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

serta servis suku cadangnya. Tahun 2011 disiapkan untuk pengadaan

1 unit mobil pemadam baru.

f. Fire Alarm System

Pengertian dari alarm kebakaran adalah komponen dari sistem

yang memberikan isyarat atau tanda adanya suatu kebakaran yang

berupa :

1) Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa

bunyi khusus.

2) Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang

tertangkap oleh pandangan mata secara jelas.

Alarm keadaan darurat dibunyikan pada saat keadaan darurat

terjadi dan dibunyikan oleh petugas LK3 fire chief dengan ketentuan

jika keadaan darurat besar terjadi suling dibunyikan selama 15 detik,

berhenti 10 detik dibunyikan secara berulang – ulang selama 3

menit. Pemeriksaan dilakukan satu kali dalam seminggu setiap hari

jumat.

g. Tanda Petunjuk Keluar dan Pintu Darurat

Arah jalan keluar diberi tanda sehingga dapat mudah ditemukan

terutama penunjuk arah untuk pintu darurat. Keadaan darurat atau

terancam orang lebih cenderung untuk melakukan tindakan ceroboh

dan ragu – ragu dalam menentukan jalan mana yang harus ditempuh.

Hal ini dapat mengakibatkan dampak buruk atau cenderung

berbahaya bagi orang tersebut.

Page 50: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Disimbolkan dengan penunjuk arah baik itu panah atau tulisan

yang bertuliskan “EXIT” ini terdapat pada gedung utama dan setiap

laboratorium. Tanda EXIT dan petunjuk arah warna dasar hijau

dengan tulisan putih juga terdapat lampu terang agar pada waktu

gelap pun dapat terlihat tulisan EXIT tersebut, tanda ini telah

terpasang beserta denah di setiap lantai yang berfungsi menunjukkan

lokasi pintu darurat berada. Untuk pintu darurat di Pusdiklat Migas

Cepu bebas dari halangan apapun dan terdapat 2 pintu untuk jalan

keluar darurat, agar pada saat keadaan darurat tidak terjadi

penumpukan pekerja di tempat kejadian.

h. Tempat Berkumpul Sementara (Assembly Point and Muster Point)

Assembly point adalah tempat berkumpul aman yang

mempunyai tujuan melindungi pekerja maupun penghuni gedung

lainnya setelah dilakukan evakuasi. Pusdiklat Migas Cepu

menempatkan di 6 titik, yaitu depan kantor Pusdiklat sebagai Muster

Point, depan unit pengolahan, ruang boiler, laboratorium, ruang

peraga, dan power plant.

Karena kurangnya perawatan sehingga ada beberapa yang

kondisinya rusak Seperti kerusakan yang ditemui di beberapa titik

pemasangan, pudarnya warna sehingga tulisan “A” yang

dilambangkan sebagai Assembly point tidak begitu terlihat dengan

jelas. Depan laboratorium yang terpasang assembly point juga

ditemui adanya parkir sepeda motor dimana hal tersebut dapat

Page 51: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menggangggu akses keluar dan berkumpul ketika ada keadaan

darurat (Peta terlampir pada lampiran 11).

i. Tanda Peringatan

Adalah tanda peringatan untuk larangan atau himbauan yang

menyatakan keadaan kondisi area tersebut, sehingga harus

mematuhinya sesuai yang tertulis pada tanda peringatan. Larangan

itu seperti dilarang merokok, dilarang mengaktifkan handphone di

kawasan kilang dan slogan pemakaian APD, dilakukan untuk

pencegahan terjadinya keadaan darurat yang tidak diinginkan seperti

kebakaran.

Pada saat penelitian dilakukan ada beberapa tanda peringatan

dalam keadaan rusak yaitu kawasan kilang, tulisan tidak terlihat dan

juga papan yang sudah tidak layak lagi untuk dipergunakan lagi.

j. Alat Pelindung Diri (APD)

Pusdiklat Migas telah menyediakan alat pelindung diri, dengan

disesuaikan pada karakteristik bahaya setiap area kerja. Alat

pelindung diri yang disediakan pihak Pusdiklat Migas adalah:

1) Safety shoes

2) Ear plug / ear muff

3) Masker

4) Safety Helmet

Page 52: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

k. Kotak P3K

Kotak P3K ditempatkan disetiap tempat kerja yang merupakan

sarana kelengkapan medis dengan kelengkapan obat standar. Dari

hasil observasi ditemukan kotak P3K yang terdapat obat – obat yang

setelah digunakan tidak dikembalikan, seperti obat merah dan plester.

l. Peta Evakuasi

Peta evakuasi adalah gambar arah penyelamatan diri pada saat

terjadi keadaan darurat berupa arah keluar seperti yang ditunjukkan

didalam peta. Penempatan peta evakuasi Pusdiklat Migas Cepu

diletakkan pada setiap dinding dekat pintu, bertujuan agar mudah

dilihat orang yang lewat, diharapkan sebagai media informasi.

(Denah peta evakuasi terlampir pada lampiran 12).

6. Prosedur Pelaksanaan Emergency Response and Preparedness

a. Pelaporan dan Fasilitas Pelaporan

Setiap keadaan darurat yang dapat mengakibatkan kerugian bagi

Pusdiklat Migas Cepu perlu segera dilaporkan oleh siapapun yang

mengetahui hal tersebut. Untuk menghindari kesalahan dalam

penyampaian dan penerimaan informasi tersebut, maka tata cara

pelaporan diatur sebagai berikut :

1) Pelapor harus berbicara tenang, jelas dan singkat

2) Sebut nama, nomor pegawai dan bagian

3) Sebut jenis keadaan darurat dan lokasinya

4) Informasi singkat situasi dilokasi termasuk jika ada korban

Page 53: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5) Fire station mengoreksi dan mengulangi informasi yang diterima

6) Fasilitas yang dapat digunakan adalah radio komunikasi dengan

kode panggil pada frekuensi 157.32 dan telpon (0296) 421888

Ext. 145

b. Tahap Pra Alarm (Initial Action)

Pengaturan ini adalah agar kondisi keadaan darurat sedapat

mungkin ditanggulangi dan dikendalikan secara cepat agar tidak

meluas, tidak membesar dan menghindari kerugian yang lebih besar,

tindakan yang harus dilakukan :

1) Unit produksi segera mengambil tindakan awal. Mengendalikan

operasi, berkoordinasi dengan pimpinan setempat dan

menginformasikan keadaan setempat

2) Fire station mencatat semua informasi, menuju lokasi dengan

membawa peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan jenis keadaan

darurat, untuk melakukan isolasi sehingga mudah dikendalikan.

Selanjutnya menghubungi TBKD untuk membantu upaya

penanggulangan.

3) Satuan pengamanan melaksanakan intruksi kerja yang telah

ditetapkan dan anggota lainnya siap siaga dipos jaga masing-

masing

4) Bagian lain tetap waspada terhadap perubahan keadaan dan

dilarang mendekati lokasi dan menunggu intruksi selanjutnya.

Page 54: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Alarm (Alerting System)

Dibunyikan oleh petugas LK3 yang berada diruang jaga Fire

station atas perintah pejabat yang berwenang yaitu fire chief dan

deputy fire chief. Alerting system hanya dibunyikan apabila terjadi

keadaan darurat besar dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Keadaan darurat besar : suling dibunyikan (ON) selama 15 detik,

(OFF) selama 10 detik berulang-ulang dengan lama waktu

dibunyikan selama 3 menit.

2) Keadaan aman (all clear) : suling dibunyikan selama 3 menit

terus menerus.

d. Tahapan Alarm

Tahap ini dilakukan apabila kondisi keadaan darurat dinilai

semakin bertambah serius serta dibutuhkan upaya penanggulangan

total yang lebih terpadu, terorganisir dan terkoordinasi dengan

mengerahkan semua sumber daya yang ada baik sumber daya

manusia, tenaga maupun peralatan. Guna mendukung tercapainya

sisitem pengendalian dan penanggulangan keadaan darurat yang

baik, aman, efektif dan efisien, maka setiap fungsi bagian perlu

menyusun suatu pembagian tugas dan tanggung jawab personil yang

disahkan oleh masing-masing kepala bidang.

e. Komunikasi Keadaan Darurat

Pada saat operasi pengendalian dan penanggulangan keadaan

darurat, komunikasi merupakan hal yang paling penting dan sangat

Page 55: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

mempengaruhi cepat atau lambatnya operasi tersebut. Semua

fasilitas komunikasi hanya boleh digunakan untuk hal-hal yang

sangat penting yang berkaitan dengan keadaan darurat.

Jalur komunikasi yang digunakan adalah radio komunikasi

handy talky dengan frekuensi yang sudah diatur selain itu juga bisa

melalui telepon. Karena keterbatasan alat untuk komunikasi antar

anggota digunakan alat komunikasi hand phone.

f. Transportasi

Keefektifan dan kecepatan sistem pengendalian dan

penanggulangan keadaan darurat salah satunya sangat ditentukan

juga oleh tersediannya sumberdaya manusia dan peralatan.

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi antara lain :

1) Pool angkutan menyiapkan mobil angkutan barang/orang dan

segera mengirimkan ke fire station

2) Pengelola angkutan dan kendaraan ringan harus segera

menyediakan dan menyiapkan alat angkut berat

3) Apabila hendak meninggalkan kendaraan didalam area kilang,

maka kunci kendaraan harus tetap berada ditempatnya,

mematikan mesin serta dilarang mengunci pintu kendaraan.

g. Pelayanan Medis

Pelayanan medis untuk penanggulangan keadaan darurat

bekerjasama dengan tim medis Rumah Sakit Migas. Sistem

pelayanan medis yang sangat cepat dan tepat menghindari atau

Page 56: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

mengurangi tingkat keparahan, cidera, cacat atau gangguan

kesehatan lain pada korban yang terkena akibat dari keadaan darurat.

Oleh sebab itu maka Rumah Sakit Migas perlu membuat standar

operasional kerja (SOP) guna mengantisipasi dan mempersiapkan

semua peralatan medis serta tenaga medis bila terjadi keadaan

darurat. SOP tersebut meliputi :

1) Mengatur pergerakan mobil ambulance

2) Mengatur tugas dari para medis

3) Mengatur sistem kerjasama rumah sakit terdekat

4) Mengatur sistem pelayanan medis

5) Mengatur sistem kerjasama dan koordinasi dengan rumah sakit

rujukan.

h. Penyelamatan Jiwa Manusia dan Barang (Rescue and Salvage)

Salah satu antisipasi yang perlu dipersiapkan dalam sistem

penanggulangan keadaan darurat adalah tindakan pencarian. Hal ini

bertujuan untuk menyelamatkan jiwa manusia, harta benda,

dokumen dan aset penting lainnya agar kelangsungan kegiatan

operasional Pusdiklat Migas Cepu dapat terjamin.

Beberapa hal penting yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan

ini adalah :

1) Informasi yang tepat mengenai penyelamatan korban, peralatan

yang perlu diselamatkan seperti informasi jumlah, lokasi, jalur

masuk dan lain sebagainya.

Page 57: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Mempersiapkan anggota tim yang telah terlatih.

3) Mempersiapkan peralatan-peralatan penyelamatan yang

diperlukan termasuk peralatan proteksi bagi anggota tim.

i. Evakuasi

Tindakan evakuasi diperlukan dengan tujuan untuk

menghindari kemungkinan jatuhnya korban manusia yang dapat

diakibatkan oleh keadaan darurat. Oleh sebab itu maka semua

pegawai yang tidak terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat

harus diungsikan ke tempat yang aman dari pengaruh keadaan

darurat. Ada tiga tingkatan yang harus dilakukan dalam prosedur

evakuasi (Prosedur evakuasi terlampir dalam lampiran 13):

1) Partial Evacuation

Dilakukan pada semua pegawai yang tidak terlibat pada

penanggulangan tersebut, segera menuju Assembly Point dan atau

Muster Area.

2) Plant Evacuation

Dilakukan bila keadaan menjadi serius sehingga semua pegawai

dipindahkan menjauhi tempat kejadian ketempat aman yang telah

ditentukan.

3) Community Evacuation

Dilakuakan apabila kondisi telah meluas dan telah berpengaruh

terhadap penduduk sehingga semuanya dipindahkan ketempat

aman yang telah ditentukan (misalnya komplek perumahan).

Page 58: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Langkah – langkah evakuasi yang dilaksanakan Pusdiklat Migas

Cepu adalah

1) Alarm berbunyi.

2) Mematikan aliran listrik.

3) Segera keluar ruangan berjalan cepat dan teratur.

4) Mendahulukan orang cacat, lansia dan ibu hamil.

5) Mengikuti rute emergency exit menuju pintu darurat dan tangga

darurat, dilarang menggunakan lift.

6) Selanjutnya menuju tempat bertkumpul sementara dan menjauhi

bangunan.

7) Melakukan pengecekan jumlah anggota.

j. Investigasi dan Pelaporan

Setelah proses evakuasi selesai, langkah selanjutnya menghitung

jumlah karyawan yang ada disesuaikan dengan data yang didapat

pada daftar hadir karyawan pada saat memasuki tempat kerja yang

dilakukan oleh fire warden dari tiap unit dibantu tim keamanan

(security). Hasil penanggulangan yang sudah dilaksanakan untuk

selanjutnya didokumentasikan dalam bentuk data yang selanjutnya

dilaporkan didalam rapat bersama. Langkah selanjutnya adalah

pemulihan keadaan setelah pelaksanaan kegiatan tanggap darurat

selesai dilakukan.

Page 59: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

k. Jenis Keadaan Darurat dan Mekanisme

1) Kebakaran

Langkah – langkah yang perlu diambil antara lain :

a) Pelapor kejadian kebakaran akan memberikan informasi

kebakaran ke fire station.

b) Setelah menerima berita atau laporan, regu pemadam segera

berangkat dengan mobil pemadam beserta fireman.

c) Asisten di fire station menyampaikan berita kebakaran ke

seluruh petugas LK3 melalui HT/ telepon.

d) fire Officer langsung menuju ketempat kebakaran untuk

memimpin operasi pemadaman.

e) On Scene Comander (OSC) menuju lokasi untuk memimpin

operasi penanggulangan kebakaran.

f) Regu pemadam (off duty) dan regu bantuan pemadam

kebakaran (on duty/off duty) segera menuju ke fire station.

g) Pada unit yang terbakar (on duty) dengan segera melakukan

pemadaman awal serta melokalisir agar tidak meluas.

h) Fire warden bertanggung jawab melakukan tindakan

evakuasi, unit yang terbakar melaporkan kejadian kepada

kepala pengelola masing – masing dan menjalankan intruksi

kerja (SOP) keadaan darurat kebakaran.

Page 60: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2) Kebocoran Gas

Mencegah penyebaran gas explosive dan menutup atau

memperbaiki kebocoran dengan tindakan sebagai berikut :

a) Operator kilang setelah mengetahui adanya kebocoran gas,

segera mematikan sumber api : pengelasan, mesin gerinda,

dan semua motor bakar.

b) Petugas SATPAM segera menghentikan semua kendaraan

bermotor yang memasuki area kilang dan mematikan mesin

serta menutup semua jalan yang menuju ke kilang.

c) Petugas KK segera memeriksa konsentrasi gas dan sebaran

gas diarea kilang dan memasang rambu – rambu tanda

bahaya gas explosive.

3) Tumpahan Minyak

Mengatur tata cara dan pelaksanaan penanggulangan

tumpahan minyak dari area kilang, sehingga tidak

mengakibatkan pencemaran dan kebakaran dengan tindakan

sebagai berikut :

a) Bila tumpahan minyak terjadi di area kilang, operator kilang

segera menghubungi petugas LL (lindungan Lingkungan) dan

fire station.

b) Petugas LL (Lindungan Lingkungan) akan segera menutup

oil catcher dan melokalisir tumpahan minyak.

Page 61: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

c) Petugas KK (Keselamatan Kerja) akan segera menutup

daerah tumpahan minyak dan memasang rambu tanda

bahaya.

d) Segera mematikan sumber api.

e) Operator kilang harus segera menghentikan aliran minyak

dan segera dilakukan perbaikan, petugas SATPAM kilang

segera mengamankan lokasi tumpahan.

4) Kegagalan Tenaga

Mengatur tata cara penanggulangan kegagalan tenaga,

sehingga tidak mengakibatkan gangguan yang serius terhadap

operasi kilang dengan tindakan sebagai berikut :

a) Kepala pengelola pembangkit dan distribusi listrik langsung

menghubungi kepala pengelola distilasi melalui telepon

untuk mengatur unit – unit yang akan stop operasi.

b) Kepala pengelola pembangkit dan distribusi listrik langsung

menuju ke power station untuk menormalkan kembali

kegagalan tenaga.

c) Kepala regu pembangkit listrik menghubungi fire station

menginformasikan kejadian kegagalan tenaga di power

station.

d) Operator kilang melaksanakan intruksi kerja (SOP) khusus

kegagalan tenaga.

Page 62: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

7. Program Peningkatan Kesadaran Darurat

Pelatihan penanggulangan keadaan darurat (emergency drill)

merupakan salah satu bagian daripada proses perencanaan

penanggulangan keadaan darurat. Pelatihan ini melibatkan semua

personil dan harus dilaksanakan setiap 4 (empat ) kali setahun. Pelatihan

penanggulangan keadaan darurat hanya melibatkan unit terkait, LK3,

Keamanan, Humas dan kesehatan secara terencana, terkoordinasi dan

mencakup semua aspek yang terkandung didalam pedoman

penanggulangan keadaan darurat (skenario keadaan darurat terlampir

pada lampiran 14), seperti antara lain :

a. Sistem koordinasi dan komando

b. Pengendalian operasi kilang pada saat keadaan darurat

c. Fire fighting

d. Pelayanan medis

e. Keamanan

f. Tim bantuan keadaan darurat

Untuk pelatihan yang dilakukan dari data evaluasi pelatihan tahun

2010 sampai saat ini masih kurang terampil, masih ada pekerja yang

kurang merespon dalam kegiatan pelatihan.

Page 63: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

B. Pembahasan

Dari hasil pengamatan, tentang sistem dan prosedur Emergency

Response and Preparedness yang diimplementasikan oleh Pusdiklat Migas

Cepu dapat dibahas sebagai berikut:

1. Emergency Response and Preparedness

Pusdiklat Migas Cepu disamping sebagai tempat pendidikan dan

pelatihan, juga mempunyai unit pengolahan minyak mentah atau crude oil.

Unit tersebut mempunyai potensi bahya yang dapat menimbulkan keadaan

darurat seperti kebakaran, kebocoran gas, tumpahan minyak dan kegagalan

tenaga. Keselamatan di lingkungan Pusdiklat Migas sangat diperlukan

dengan penanggulangan keadaan darurat, untuk itu Pusdiklat Migas siap

untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat yang

mungkin terjadi.

Bila dilihat dalam Undang-undang RI No.1 tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja, pada pasal 3 ayat 1 yang menyatakan bahwa adanya

ketetapan-ketetapan dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan,

memadamkan kebakaran, menanggulangi bahaya peledakan serta

memberikan kesempatan/jalur penyelamatan diri pada waktu terjadi

kejadian darurat bahaya.

Dapat dikatakan bahwa Pusdiklat Migas Cepu telah melaksanakan

usaha keadaan darurat guna meningkatkan usaha penanggulangan dan

pengendalian sumber bahaya selain itu juga pengadaan sarana dan

Page 64: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

prasarana guna mendukung kelancaran keadaan darurat bila terjadi dan

juga pembuatan skenario untuk melakukan prosedur keadaan darurat.

2. Emergency Response Plan

Pelaksanaan prosedur menghadapi keadaan darurat di Pusdiklat Migas

Cepu agar penanggulangan dapat berjalan lancar, Pusdiklat Migas Cepu

membuat penyusunan perencanaan keadaan darurat yang memuat tentang

persiapan penanggulangan keadaan darurat meliputi kebakaran, kebocoran

gas, kegagalan tenaga dan tumpahan minyak.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP. 186/MEN/1999

tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja. Pasal 2 ayat 2

tentang kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di

tempat kerja pada poin “f” diharapkan memiliki buku rencana

penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang

mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau

tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat. Isi buku

rencana keadaan darurat diperjelas pada ayat 4 yang memuat antara lain:

a. Informasi tentang sumber potensi bahaya kebakaran dan cara

pencegahannya.

b. Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di

tempat kerja.

c. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya

kebakaran.

Page 65: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya

kebakaran.

e. Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.

Pusdiklat Migas Cepu dalam penyusunan perencanaan

penanggulangan keadaan darurat telah dilaksanakan, dari hasil tersebut

bisa dikatakan sesuai dengan peraturan tersebut.

3. Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Team)

Tim tanggap darurat dibentuk sebagai salah satu langkah pengendalian

terpadu dalam rangka mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat

yang timbul di tempat kerja, maka dibentuklah tim tanggap darurat di

Pusdiklat Migas Cepu.

Keputusan Menteri Tenaga kerja RI No.Kep 186/MEN/1999 tentang

Unit Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja pasal 1 point “c”

Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya

kebakaran dengan berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi,

pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamatan serta

pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran.

Pusdiklat Migas Cepu telah sesuai dengan peraturan tersebut yang

menyatakan dalam penanganan keadaan darurat dibutuhkan tim atau

organisasi tanggap darurat, Pusdiklat Migas telah memiliki tim dalam

pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat.

Page 66: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4. Instrumen Sarana dan Prasarana Keadaan Darurat

Fasilitas sarana dan prasarana keadaan darurat yang ada di Pusdiklat

Migas Cepu adalah sebagai berikut :

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Pusdiklat Migas Cepu telah memasang dan memelihara APAR

pada setiap tempat, sebagai upaya pencegahan terjadinya kebakaran.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per

04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan

Alat Pemadam Api Ringan terutama pada pasal 4 tentang peletakan

ketinggian APAR 125 cm dari dasar lantai. Peletakan APAR

diletakkan menggantung pada gantungan yang telah disediakan

pembuat, yang sering disebut dengan bracket ini sesuai pada Bab II

pasal 6 ayat 1 setiap alat pemadam api ringan harus dipasang

(ditempatkan) menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang

atau dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam

lemari atau peti (box) yang tidak dikunci. Pasal 6 juga menerangkan

mengenai perawatan yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun.

Persyaratan pemasangan APAR dan perawatan di Pusdiklat

Migas Cepu, telah sesuai dengan peraturan tersebut dan telah

dilaksanakan.

b. Hydrant

Pusdiklat Migas Cepu menyediakan Hydrant baik di dalam

gedung maupun di luar gedung yang tersebar dimasing-masing unit

Page 67: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

kerja. Pemenuhan kebutuhan air dalam proses pemadaman api dapat

tercukupi untuk penanggulangannya, dengan peralatan yang

digunakan untuk mengeluarkan air yang bertekanan dari suatu

instalasi jaringan pipa air.

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan

Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Pasal

34 ayat 2 Pengusaha wajib menyediakan alat pemadam kebakaran

beserta perlengkapan penyelamat yang baik yang setiap saat siap

untuk digunakan, termasuk instalasi air yang permanen dengan

tekanan yang diperlukan lengkap dengan hydrant secukupnya, mobil

pemadam kebakaran dengan air dan bahan kimia dalam jumlah yang

cukup dan apabila diperlukan, instalasi permanen untuk pemadam

kebakaran dengan bahan kimia.

Sarana fasilitas kebakaran yaitu Hydrant di Pusdiklat Migas Cepu

telah sesuai dengan peraturan tersebut dimana penyediaan alat

kebakaran oleh pengusaha atau pimpinan Pusdiklat Migas Cepu telah

dipenuhi.

c. Mobil Pemadam Kebakaran

Pusdiklat Migas Cepu memiliki 2 armada yang masih berfungsi

dengan baik, untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran di

lingkungan Pusdiklat masih memadai untuk di tangani sendiri

menggunakan 2 armada tersebut. Perawatan yang dilakukan secara

Page 68: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

rutin diharapkan dapat menjaga kelayakan mobil dalam upaya

kesiapan menanggulangi keadaan darurat.

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan

Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Pasal

34 ayat 2 menyebutkan pengusaha meyediakan alat kebakaran berupa

mobil pemadam kebakaran dengan air dan bahan kimia dalam jumlah

yang cukup dan apabila diperlukan.

Pengadaan mobil kebakaran di Pusdiklat Migas Cepu telah sesuai

dengan peraturan tersebut, pengusaha telah menyediakan alat

pemadam kebakaran seperti yang tertulis dalam peraturan.

d. Fire Alarm System

Pusdiklat Migas Cepu menyediakan sarana alarm system yang

digunakan sebagai tanda sinyal adanya bahaya yang sedang terjadi

dengan isyarat bunyi, terpasang pada dinding.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-

02/MEN/1983 Tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik yang

disebutkan bahwa, “Setiap bangunan ruangan harus dilindungi secara

tersendiri dan detektor tersebut harus dipasang pada bagian bangunan,

kecuali apabila bagian bangunan tersebut telah dilindungi sebelumnya

dengan sistem pemadam kebakaran otomatik.”

Fire alarm yang telah terpasang pada Pusdiklat Migas Cepu jika

dilihat dari Menteri Tenaga Kerja No. Per/02/MEN/1983 tentang

Page 69: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Instalansi Alarm Kebakaran Otomatik, telah sesuai pemasangannya

mulai dari panel, indikator alarm, sumber energy dan sirene.

e. Tanda Petunjuk Keluar dan Pintu Darurat

Pusdiklat Migas Cepu memiliki penunjuk keluar menuju pintu

darurat, pintu darurat tersedia dua jalur pintu yang bebas dari halangan

apapun agar tidak terjadi penumpukan saat terjadi keadaan darurat.

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan

Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi pasal

26 ayat 1 poin “a” sekurang-kurangnya harus terdapat 2 (dua) pintu

yang terbuka keluar dan bebas dari rintangan.

Penunjuk arah keluar dan pintu darurat Pusdiklat Migas Cepu

sesuai dengan peraturan tersebut dengan adanya 2 pintu darurat yang

bebas rintangan.

f. Tempat Berkumpul Sementara ( Assembly Point and Muster Point)

Tempat berkumpul sementara Pusdiklat Migas Cepu ditempatkan

di unit yang berpotensi menimbulkan bahaya. Kerusakan ditemui di

beberapa titik pemasangan, pudarnya warna sehingga tulisan “A”

yang dilambangkan sebagai Assembly point tidak begitu terlihat

dengan jelas.

Teori (Sahab, 1997) titik Assembly Point merupakan tempat untuk

berkumpul yang aman, pada saat terjadi kondisi darurat di suatu

perusahaan. Berdasarkan teori tersebut Pusdiklat Migas Cepu telah

sesuai.

Page 70: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

g. Tanda Peringatan

Penyediaan tanda larangan dan bahaya disediakan Pusdiklat

Migas Cepu didalam persiapan penanggulangan keadaan darurat, di

tempat yang menimbulkan potensi bahaya. Kurangnya perawatan

mengakibatkan beberapa tanda mengalami kerusakan.

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan

Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi pasal

36 ayat 3 Dilarang membawa atau menyalakan api terbuka, membawa

barang pijar atau sumber yang dapat menimbulkan percikan api di

dalam tempat pemurnian dan pengolahan, kecuali di tempat-tempat

yang ditentukan atau dengan izin Kepala Teknik. Untuk keperluan

tersebut Kepala Teknik wajib menunjuk petugas – petugas yang

berhak memeriksa setiap orang. Petugas-petugas tersebut harus dicatat

dalam Buku Pemurnian dan Pengolahan, pasal yang sama didalam

ayat 6 menyatakan bahwa pada tempat-tempat tertentu yang dianggap

perlu dan dimana dapat timbul bahaya harus dipasang papan

peringatan atau larangan yang jelas dan mudah terlihat.

Tanda peringatan yang menyatakan larangan telah sesuai dalam

peraturan seperti tersebut didalam ayat 3, namun jika dilihat dari ayat

6 tentang kejelasan dan mudah terlihat papan tersebut bisa dikatakan

belum sesuai karena masih dijumpai papan yang rusak.

Page 71: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

h. Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan APD di Pusdiklat Migas Cepu disesuaikan dengan

setiap karakteristik bahaya setiap area kerja.

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1979 Tentang Keselamatan

Kerja Pada Pemurnian Dan Pengolahan Minyak Dan Gas Bumi Pasal

40 ayat 1 dan 2 menyatakan, Pengusaha wajib menyediakan dalam

jumlah yang cukup alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang

jenisnya disesuaikan dengan sifat pekerjaan yang dilakukan oleh

masing-masing pekerja. Alat-alat termaksud pada ayat (1) setiap

waktu harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja yang telah

ditentukan. Untuk itu Pusdiklat Migas Cepu telah melaksanakannya

dengan baik dan telah disesuaikan dengan kondisi pekerjaan.

Pemakaian APD dilingkungan Pusdiklat Migas Cepu telah sesuai

dengan peraturan tersebut.

i. Kotak P3K

Pusdiklat Migas Cepu telah tersedia kotak P3K disetiap area

kerja. Menjadi kendala adalah tidak dikembalikannya setelah

pemakaian obat – obatan yang disediakan.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Per-

15/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada kecelakaan di

tempat kerja pasal 8 ayat 1 b tentang kotak P3K dan isi, pasal 10

menyebutkan tentang isi yang harus sesuai dengan kebutuhan P3K

dan penempatan kotak P3K di tempat kerja.

Page 72: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Penyediaan kotak P3K telah sesuai dengan peraturan pasal 8,

sedangkan untuk isi kurang sesuai dengan peraturan pasal 10

kelengkapan isi ada yang tidak lengkap.

j. Peta Evakuasi

Jalan penyelamatan di Pusdiklat Migas Cepu diperjelas dengan

adanya peta evakuasi, dipasang pada setiap pintu agar mudah dilihat.

Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 3 (d) yang menyatakan

bahwa “Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada

waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya”, peta

evakuasi diartikan sebagai gambaran jalur penyelamatan ketika terjadi

keadaan darurat sehingga lebih mudah dilakukan. Pusdiklat Migas

Cepu telah sesuai peraturan tersebut dalam hal peta evakuasi.

5. Prosedur Pelaksanaan Emergency Response and Preparedness

Prosedur yang ada di Pusdiklat Migas Cepu tercantum dalam buku

pedoman keadaan darurat. Persiapan yang dilakukan mulai dari

perencanaan, tim, sarana dan tahap mekanisme penanggulangan keadaan

darurat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-05/MEN/1996

Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, disebutkan

bahwa dalam perencanaan dan persiapan penetapan prosedur, meliputi

segala aspek perencanaan dan penetapan program peningkatan sistem

tanggap darurat, metode komunikasi yang akan dilakukan, keterlibatan

unsur pendukung tim tanggap darurat yang terangkum bersama dalam

Page 73: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kebijakan dan peran tanggung jawab semua personel. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2001, pasal 24

disebutkan bahwa, “ Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan

B3 ataupun kegiatan berbahaya lainnya wajib menanggulangi terjadinya

kecelakaan/keadaan darurat.” Diperjelas pula pada pasal 25 (a) disebutkan

bahwa kegiatan isolasi/mengamankan tempat terjadinya kecelakaan adalah

hal penting diupayakan pada saat terjadi keadaan darurat.

Hal ini Pusdiklat Migas Cepu telah sesuai dengan peraturan tersebut.

Saat terjadi keadaan darurat, maka tindakan pengamanan, penyelamatan

dan usaha meminimalkan kerusakan sarana prasarana perusahaan harus

dilakukan dengan sigap dan cepat.

6. Program Peningkatan Kesadaran Darurat

Pusdiklat Migas Cepu melaksanakan sistem tanggap darurat seperti

yang dipersyaratakan oleh sistem manajemen adalah dengan melakukan

sosialisasi tanggap darurat, pelaksanaan simulasi tanggap darurat dan

melakukan pelatihan mengenai tanggap darurat dan pelatihan kebakaran.

Kurang perhatian anggota dalam latihan membuat kurang terampilnya

didalam melaksanakan tugas.

Permenaker 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen K3 yang

menyebutkan perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi

keadaan darurat atau bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui

kemampuan satgas pada saat kejadian yang sebenarnya. Kepmenaker RI

No. Kep-186/MEN/1999 pasal 2, ayat (2), poin (e) yaitu tentang

Page 74: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

penyelenggaraan latihan dan kegiatan gladi penanggulangan kebakaran

secara berkala

Pelatihan sudah terlaksana secara berkala, hal tersebut telah sesuai.

Kegiatan Emergency Drill diharapkan mampu meningkatkan keterampilan

anggota tanggap darurat.

Page 75: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisa yang telah

dilakukan tentang sistem emergency response and preparedness sebagai

upaya pengendalian keadaan darurat, maka dapat ditarik beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Pusdiklat Migas Cepu telah memiliki sistem emergency response and

preparedness yang dijadikan sebagai pedoman didalam penanggulangan

keadaan darurat dan telah sesuai Permenaker 05/MEN/1996.

2. Tim tanggap darurat telah dimiliki Pusdiklat Migas Cepu dan juga telah

melakukan pelatihan – pelatihan untuk mengukur kemampuan anggota.

Hal tersebut telah sesuai Keputusan Menteri Tenaga kerja RI No.Kep

186/MEN/1999.

3. Pusdiklat Migas Cepu telah memiliki sarana dan prasarana keadaan

darurat. Sarana dan prasarana keadaan darurat Pusdiklat Migas Cepu telah

sesuai Permenaker No. Per 04/MEN/1980, Peraturan Pemerintah No. 11

Tahun 1979, Permenaker No. Per-02/MEN/1983 dan Permenaker Per-

15/MEN/VIII/2008.

65

Page 76: GAMBARAN PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE AND …/Gambaran... · laporan ini di PUSDIKLAT MIGAS Cepu, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Laporan ini disusun sebagai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

B. Saran

Sebagai upaya peningkatan penanggulangan keadaan darurat secara

optimal, penulis menuliskan saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya sosialisasi dan informasi kepada tenaga kerja secara

berkelanjutan dan terus – menerus dalam kegiatan tanggap darurat.

2. Melakukan perbaikan dan pengadaan sarana tanggap darurat yang sudah

tidak layak seperti peringatan rambu yang pudar sehingga tidak terbaca

dan rambu assembly point.

3. Peningkatan pelatihan – pelatihan tentang tanggap darurat kepada setiap

tenaga kerja yang diadakan rutin setiap 3 bulan sekali.