gambaran radiologi tumor esofagus

  • Upload
    veliqan

  • View
    470

  • Download
    27

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    1/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Esofagus

    Esofagus memiliki panjang kurang lebih 20 cm dimulai dari Upper

    esofagus spingter (UES) setinggi kartilago crikoid, berjalan sepanjang dinding

    dada di belakang trakea dan jantung hingga menembus diagrafma dan bagian

    tersebut disebut hiatus dan berakhir tepat sebelum lambung atau Gastro-esofageal

    Junction . Secara anatomi, esofagus dibagi menjadi 3 bagian, esofagus bagian

    servikal, torakal dan abdominal. 5

    Gambar 2.1. Anatomi Esofagus 5

    Secara histologi, lapisan-lapisan esofagus terdiri dari lapisan mukosa,

    submukosa atau lamina propia, dan adventisia. Hal ini sangat berguna untuk

    menentukan staging dari tumor esofagus

    Gambar 2.2 Lapisan-lapisan esofagus 5

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    2/17

    2.2 Tumor Esofagus

    2.2.1 Epidemiologi

    Kurang lebih sampai saat ini sudah ada 500.000 kasus tumor esofagus di

    seluruh dunia yang jumlah kasusnya bervariasi berdasarkan geografisnya. Daerah

    yang memiliki kasus terbanyak adalah China, Iran, Prancis dan Afrika Selatan. 1

    terjadi peningkatan yang sangat tajam selama beberapa dekade terakhir, rata-rata

    pasien pertama kali didiagnosa pada usia 67 tahun dan sangat jarang di bawah

    usia 25 tahun, dan lebih dari 50% pasien sudah dalam kondisi yang parah dan sulit

    disembuhan atau incurable . 3

    2.2.2 Klasifikasi

    Klasifikasi tumor esofagus secara histologi berdasarkan WHO adalah

    sebagai berikut: 9

    2.2.3 Faktor Resiko dan Etiologi

    Faktor resiko adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan

    kemungkinan terjadinya suatu penyakit, termasuk tumor. Setiap tumor memiliki

    faktor resiko yang berbeda-beda. Sebagai contoh, merokok adalah faktor resiko

    untuk tumor paru. 6

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    3/17

    Para peneliti telah banyak menemukan faktor resiko untuk tumor esofagus.

    Sebagian faktor resiko untuk terjadinya adenocarsinoma, dan sebagian lagi untuk

    faktor resiko squamous cell carcinoma. Diantaranya adalah :

    1. Usia, kemungkinan terjadinya tumor esofagus rendah pada usia muda, dan

    menigkat seiring bertambahnya usia. Kurang dari 15% kasus ditemukan

    pada usia dibawah 55 tahun. 2,6

    2. Jenis kelamin, dibandingkan dengan wanita, pria memiliki resiko terkena

    tumor esofagus 3 kali lipat. 2, 4, 6,7

    3. GERD, pada sebagian orang, adam lambung dapat keluar dari lambung

    kemudian melewati gastroesofageal juncrion dan sampai ke esofagus.

    Kondisi ini disebut gastroesofageal reflux disease. Pada sebagian besar

    penderita, GERD menimbulkan gejala seperti heartburn atau nyeri ulu hati

    atau dapat pula nyeri yang dirasakan di dada bagian tengah. Pasien dengan

    GERD memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena adenocarcinoma

    esofagus. Resiko semakin tinggi jika GERD telah lama terjadi dan telah

    menimbulkan gejala yang lebih parah. GERD juga dapat menyebabkan

    Barretts esofagus yang akan dijelaskan kemudian. 2,3,5,6

    4. Barrets esofagus. Jika refluks dari lambung ke esofagus bagia bawahterus terjadi dalam waktu yang lama, dapat merusak lapisan dari esofagus.

    Hal ini menyebabkan squamous cell yang terdapat di lapisan esofagus

    berubah menjadi collumnar epitelium yang normalnya ditemukan di

    lambung dan usus, dan lebih resisten terhadap asam lambung. Kondisi

    inilah yang dikenal dengan Barrets esofagus. Istilah Barrets esofagus

    sendiri dikemukakan oleh Norman Barret seorang ahli bedah dari autralia

    yang menemukan epitel columnar pada esofagus pada tahun 1950.3,5,6

    Barrets esofagus meningkatkan resiko terjadinya adenocarcinoma

    esofagus. Hal ini terjadi karena epitel columnar atau gland sel pada

    barrets esofagus dapat terus memburuk seiring berjalannya waktu. Dan

    dapat menyebabkan dysplasia, yang merupakan kondisi pre-tumor.

    Tingkatan dysplasia ditentukan dengan seberapa parah kondisinya dari

    hasil pemeriskaan mikroskopis. Semakin parah kondisi dysplasia, maka

    semakin meningkatkan resiko tumor esofagus. 3,5,6

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    4/17

    5. Rokok dan Alkohol, Konsumsi rokok adalah salah faktor resiko utama

    terjadinya tumor esofagus. Resiko meningkat jika konsumsi rokok juga

    semakin banyak dan semakin lama mengkonsumsi rokok. Seseorang yang

    merokok 1 bungks rokok dalam sehari meningkatkan resiko 2 kali lipat

    untuk terkena adenocarcinoma esofagus daripada yang tidak merokok.

    Resiko terjadinya tumor esofagus dapat berkurang jika konsumsi rokok

    dihentikan. 3,5,6,7

    Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan resiko tumor esofagus.

    Semakin banyak konsumsi alkohol, semakin meningkatkan resiko tumor

    esofagus. Alkohol lebih beresiko meningkatkan kemungkinan terjadinya

    squamous cell carcinoma daripada adenocarcinoma. 6

    6. Diet dan obesitas, diet yang banyak konsumsi buah-buahan dan sayur-

    sayuran dapat menurunkan resiko terjadinya tumor esofagus. Alasan

    ilmiahnya belum begitu jelas, namun buah dan sayur mengandung banyak

    vitamin dan mineral yang dapat mencegah tumor. Sebaliknya, konsumsi

    makanan yang banyak mengandung daging secara berlebihan dapat

    meningkatkan resiko tumor esofagus. Minum-minuman yang terlalu panas

    juga dapat menyebabkan perubahan pada lapisan esofagus yang apabilaterjadi terus menerus dapat meningkat resiko terjadinya squamous cell

    carcinoma pada esofagus. Sementara itu, orang yang overweight (obesitas)

    memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena adenocarcinoma esofagus.

    Hal ini dapat dijelaskan bahwa orang dengan obesitas meningkatkan

    resiko untuk terjadi GERD. 3,5,6,7

    7. Achalasia, pada kondisi ini, otot di bagian bawah esofagus (lower

    esofageal sphincter) tidak dapat rileks dengan baik. Makanan dan cairanyang ditelan tida dapat melewati esofagus dengan normal untuk masuk

    kedalam lambung, akibatnya terjadi tumpukan makanan dan cairan di

    esofagus, yang menyebabkan esofags berdilatasi. Sel epitel pada lapisan

    esofagus akan teritasi karena terpapar makanan dan cairan lebih lama dari

    seharusnya. Penelitian menunjukkan tumor esofagus ditemukan sekitar 15-

    20 tahun setelah didiagnosa achalasia. 6

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    5/17

    2.2.4 Diagnosa

    Tumor eosofagus biasanya dapat diketahui dari gejala dan tanda dari

    pasien. Jika kita mencurigai adanya tumor esofagus, beberapa test perlu dilakukan

    untuk menegakkan diagnosa tumor esofagus tersebut. 6

    1. Gejala dan tanda. Pada sebagian besar kasus, tumor esofagus diketahui dari

    gejala dan tanda yang dikeluhkan pasien. Diagnosa pada orang yang tidak

    mengeluhkan gejala sangat jarang terjadi dan biasanya insidentil (saat

    melakukan pemeriksaan kesehatan lain/ckeck up). Sayangnya, sebagian besar

    tumor esofagus tidak memberikan gejala sebelum mencapai tahap yang berat.

    Adapun gejala yang sering ditemukan pada pasien dengan tumor esofagus

    adalah

    a. Dysphagia (sulit menelan/nyeri saat menelan). Gejala ini merupakan

    gejala tersering dari tumor esofagus, seperti perasaan adanya makanan

    yang tersangkut di kerongkongan atau di dada. Gejala ini awalnya ringan,

    dan semakin memburuk dari waktu kewaktu seiring dengan semakin

    menyempitnya lumen esofagus. Dysphagia biasanya gejala dari tumor

    yang memiliki ukuran besar.

    Saat menelan menjadi sulit, pasien awalnya merubah kebiasaan makannya,mulai dari makan dengan gigitan yang lebih kecil dan mengunyahnya

    lebih lama sebelum ditelan. Jika tumor semakin besar, masalah ini

    semakin parah. Pasien kemudian mulai makan makanan yang lebih

    lembut untuk memudahkan makanan untuk ditelan. Keadaan ini bisa

    semakin buruk sehingga pasien biasanya lansung beralih ke makanan

    dalam bentuk cair. Dan apabila tetap tidak tertangani, bahkan cairan pun

    tidak mampu tertelan. Untk membantu makanan melewati esofagus, tubuhmengkompensasinya dengan mengeluarkan saliva lebih banyak, oleh

    karena itu, gejala lain yang mungkin mucul adalah hipersalivasi. 2,3,5,6

    b. Nyeri dada. Pasien bisa mengeluh nyeri dada atau merasa tidak nyaman di

    bagian tengah dari dinding dada. Nyeri dirasakan seperti ditekan atau ada

    perasaan seperti panas dan terbakar. Nyeri dada biasanya dirasakan

    beberapa detik setelah menelan. 6

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    6/17

    c. Penurunan berat badan. Sekitar 50% atau lebih pasien dengan tumor

    esofagus mengalami penurunan berat badan. Hal ini terjadi mungkin karena

    asupan makanan yang kurang karenapasien sulit untuk menalan, sehingga

    asupan makanan menjadi berkurang. Selain itu, penurunan berat badan pada

    pasien dengan tumor bisa disebabkan oleh metabolisme dari sel tumor itu

    sendiri, seperti pada enis tumor yang lain. 6

    d. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul antara lain : suara serak, batuk

    kronik, cegukan, pneumonia, nyeri tulang atau perdarahan dari esofagus. 2,6,7

    2. Anamnesis dan pemeriksaan Fisik. Pada anamnesis, informasi yang perlu

    digali adalah faktor resiko yang ada pada pasien atau riwayat penyakit yang

    berhubungan dengan tumor esofagus. Untuk pemeriksaan fisik, yang perlu

    diperhatikan dan diutamakan adalah pemeriksaan leher dan pemeriksaan

    rongga thoraks.

    3. Pemeriksaan Radiologi. Pemeriksaan radiologi pada tumor esofagus selain

    untuk menegakkan diagnosa, juga memiliki beberapa tujuan dan manfaat

    khusus, yaitu : 6

    1. Untuk menentukan area yang terdapat tumor

    2. Untuk mengetahui sejauh mana tumor telah menjalar

    3. Untuk mengetahui atau mengevaluasi keberhasilan terapi

    4. Untuk melihat kemungkiman tanda-tanda kekambuhan setelah terapi.

    Pemeriksaan radiologi yang digunakan dalam pemeriksaan tumor esofagus

    diantaranya : foto thorak (dengan kontras barium / barium swallow), CT-Scan

    dan MRI.

    4. Pemeriksaan penunjang lain. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk

    membantu menegakkan diagnosa tumor esofagus antara lain:

    a. Endoskopi (upper endoskopi, Endoskopik ultrasound)

    b. Bronkoskopi

    c. Thorakoskopi dan laparoskopi

    d. Tes laboratorium dari jaringan biopsi.

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    7/17

    2.2.5 Staging tumor esofagus

    American Joint Committee on Cancer memberikan penjelasan mengenai

    staging tumor esofagus sebagai berikut : 3,5,8,9,10,11

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    8/17

    2.3 Gambaran Radiologi Tumor Esofagus

    Kanker esofagus merupakan penyakit progresif dan biasanya tidak

    terdeteksi hingga berkembang ke stadium lanjut. Teknik pencitraan modern yang

    dapat dilakukan antara lain, X-ray thorax, barium esophagography, Computed

    Tomography Scanning (CT- Scan) dengan menggunakan kontras, Magnetic

    Resonance Imaging (MRI), Ultrasonografi Endoskopik (EUS), dan tomografi

    emisi positron (PET) 20.

    1. X-ray Thorax

    Pada beberapa kasus, pemeriksaan imaging dengan thorax x-ray

    menunjukkan adanya kanker esofagus, namun pada sebagian kasus hasilnyanormal. Adanya air-fluid level pada mediastinum menunjukkan adanya retensi

    cairan di esofagus yang dilatasi. Selain itu x-ray thorax digunakan untuk mencari

    adanya metastase ke paru, tulang, infeksi pneumonia, dilatasi trakea,

    pneumopericardium, efusi pleura, dan limfadenopati 21.

    2. Oesophagografi

    Oesophagografi adalah pemeriksaan radiologi yang digunakan padaesophagus untuk melihat struktur anatomi dan jenis kelainan yang terdapat pada

    esofagus tersebut. Oespophagografi dilakukan dengan menggunakan sinar-X

    untuk melihat gambaran secara radiologi oesophagus, teknik pemeriksaan terdiri

    dari 22 :

    a. Kontras tunggal

    Pada pemeriksaan ini pasien diminta minum suspensi barium sulfat kental dan

    diikuti dengan fluoroskopi sewaktu menyelusuri esophagus sampai tercapai

    persambungan esofagogastrik dan dibuat potret isi penuh. Pada potret isi penuh

    terdapat indentasi di dua tempat, yaitu arkus aorta dan cabang-cabang bronkus

    besar. Setelah menunggu kontras sudah hamper habis, pasien dilakukan foto ulang

    dan akan memberikan gambaran sisa barium sulfat pada selaput lendir esophagus

    yang sejajar jalannya dalam keadaan normal 22.

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    9/17

    b. Kontras ganda

    Pemeriksaan ini dilakukan dengan penegukan udara sebanyak mungkin

    bersamaan dengan suspensi barium sulfat maka akan diperoleh foto kontras ganda

    dan baik dilakukan pada ulkus atau tumor yang kecil 22.

    Penggunaan modalitas barium oesofagografi dan dengan kontras barium

    ganda merupakan teknik sensitif untuk mendeteksi karsinoma esofagus dan

    persimpangan esofagogastrik dengan nilai prediksi positif 42%. Penentuan jenis

    tumor yang bersifat ganas dan jinak dapat diidentifikasi berdasarkan penyempitan

    esofagus. Gambaran tumor jinak biasanya memiliki area simetris penyempitan

    dengan kontur halus dan margin proksimal dan distal meruncing, sedangkan pada

    tumor ganas biasanya menyebabkan penyempitan asimetris, rak-seperti margin

    dan kontur tidak teratur dengan permukaan mukosa nodular atau ulserasi 23.

    Gambar 2.1 Penyempitan esophagus pada tumor ganas 20.

    Barium esofagogram (barium intake) sangat penting untuk menegakkan

    diagnosis dan staging dari tumor esofagus. Pemeriksaan ini sering menjadi

    prosedur awal untuk menentukan lesi, lokasi tumor, panjangnya, karakteristik

    patologis makro, dan metastase ke jaringan lain. Beberapa jenis tumor esofagus

    yang dapat ditampilkan dengan barium esofagogram adalah tumor polipoid dan

    tumor ulseratif. Bentuk polipoid biasanya terlokalisir tapi dapat juga multipel dan

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1434596/figure/F1/
  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    10/17

    berkelompok. Bentuk tumor ulseratif dapat dinilai dengan lumen yang tidak rata

    (iregular) dan sering menyempit. Ke 3 jenis bentuk tersebut dapat saling tumpang

    tindih, dimana bentuk polipoid dapat menjadi ulseratif ataupun sebaliknya.

    Bentuktumor yang polipoid berkembang kedalam lumen dari tempat asalnya, dan

    umumnya mengakibatkan obstuksi. Tipe yang ulseratif jarang bulky (besar) dan

    lebih sering terjadi perdarahan dibandingkan obstruksi. Infiltrasi tumor di

    submukosa dan dapatmenyebabkan obstruksi akibat terjadinya konstriksi lumen 20.

    2.3.1 Foto thoraks dengan Barium Swallow

    Gambar 2.2 Gambaran radiologi barium esohagogram pada pasien wanita 59

    tahun dengan keluhan disphagia selama 5 bulan. Terlihat penyempitan lumen

    esofagus dengan dilatasi pada bagian proksimalnya. 12

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    11/17

    Gambar 2.3. Gambaran esophagogram dari pasien laki-laki 60 tahun dengan

    squamous cell carcinoma di bagian atas esofagus. Tampak massa ukuran 4 cm

    dengan penyempitan lumen esofagus serta tampak gambaran mukosa yang

    ireguler pada setinggi arcus aorta. 13

    Gambar 2.4. Gambaran esophagogram dari pasien laki-laki 69 tahun dengan

    squamous cell carcinoma. Terlihat massa dengan ukuran 7 cm dan penyempitan

    lumen esofagus serta mukosa yang ireguler. 13

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    12/17

    Gambar 2.5. Gambaran esophagogram pada laki-laki 52 tahun dengan squamous

    cell carcinoma terlihat pada tanda panah adanya filling defect yang menandakan

    kemungkina adanya tumor esofagus bagian torakal. 13

    Gambar 2.6 gambaran esophagogram pada laki-laki 65 tahun dengan squamous

    cell carcinoma pada bagian bawah esofagus sampai gastroesofagela junction

    terlihat penyempitan lumen hingga gastroesofageal junction.

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    13/17

    2.3.2 Gambaran CT-Scan tumor esofagus.

    Gambar 2.7 gambaran CT Scan toraks pasien dengan tumor esofagus. Tampak

    massa dalam lumen esofagus. 14

    Gambar 2.8 gambaran CT scan thoraks pasien dengan tumor esofagus. Tampak

    massa yang sangat besar dalam lumen esofagus. 15

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    14/17

    Gambar 2.9 gambaran CT Scan laki-laki 64 tahun dengan adenocarcinoma di

    esofagus distal. Pasien ini tanpa keluhan GERD. 16

    Gambar 2.10 Gambaran Ct scan laki-laki 64 tahun dengan GERD sejak usia 20

    tahun. Dengan keluhan tambahan adanya hematemesis. 17

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    15/17

    2.3.3 Gambaran MRI tumor esofagus

    Gambar 2.11 gambaran MRI potongan Sagital pasien dengan tumor esofagus di

    daerah distal esofagus. 18

    Gambar 2.12 gambaran MRI pada pasien wanita 75 tahun. tampak massa yang

    besar di lumen esofagus. 19

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    16/17

    Gambar 2.13. Gambaran MRI pada pasien yang sama dengan gambar 2.11. massa

    tetap terlihat di lumen esofagus. 19

  • 7/22/2019 gambaran radiologi tumor esofagus

    17/17

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Kasus tumor esofagus meningkat sebanyak 500.000 di seluruh dunia dan

    bervariasi berdasarkan geografisnya. Daerah yang memiliki kasus

    terbanyak adalah China, Iran, Prancis dan Afrika Selatan.

    2. Rata-rata pasien pertama kali didiagnosa tumor esofagus pada usia 67

    tahun dan sangat jarang di bawah usia 25 tahun, dan lebih dari 50% pasien

    sudah dalam kondisi yang parah dan sulit disembuhan atau incurable .

    3. Tumor esofagus merupakan penyakit progresif dan biasanya tidak

    terdeteksi hingga berkembang ke stadium lanjut.

    4. Teknik pencitraan modern yang dapat digunakan untuk penegakkan

    diagnosis tumor esofagus antara lain, X-ray thorax, barium

    esophagography, Computed Tomography Scanning (CT- Scan) dengan

    menggunakan kontras, Magnetic Resonance Imaging (MRI),

    Ultrasonografi Endoskopik (EUS), dan tomografi emisi positron (PET).