105
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih dahulu baru bisa memahami klien. 1.2. Rumusan Masalah 1.Bagaimana definisi konsep diri ? 1

ganggguan konsep diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang gangguan konsep diri dan harga diri rendah

Citation preview

Page 1: ganggguan konsep diri

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep diri.

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik

pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk

hidup lainnya.

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan

aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan

untuk berkembang. Perkembangan yang berlangsung kemudian membantu

pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang

kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas

kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas

sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan, maka dari itu sangatlah penting

untuk seorang perawat memahami konsep diri. Memahami diri sendiri terlebih

dahulu baru bisa memahami klien.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana definisi konsep diri ?

2. Bagaimana teori perkembangan konsep diri ?

3. Bagaimana komponen konsep diri ?

4. Bagaiman mekanisme koping ?

5. Bagaimana diagnosa dan intervensi keperawatan ?

6. Bagaimana konsep asuhan keperaawatan jiwa dengan gangguan konsep diri

7. Bagaimana konsep asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan harga diri

rendah?

8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan cictra tubuh?

9. Bagaimana penerapan konsep asuhan keperawatan jiwa jika menggunakan

contoh kasus?

1

Page 2: ganggguan konsep diri

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah keperawatan jiwa

2. Mengetahui definisi konsep diri

3. Mengetahui teori perkembangan konsep diri

4. Mengetahui komponen konsep diri

5. Mengetahui mekanisme koping

6. Mengetahui diagnosa dan intervensi keperawatan

7. Mengetahui konsep asuhan keperaawatan jiwa dengan gangguan konsep diri

8. Mengetahui konsep asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan harga diri

rendah

9. Mengetahui konsep asuhan keperawatan jiwa dengan gangguan citra tubuh

10. Mengetahui penerapan konsep asuhan keperawatan jiwa jika menggunakan

contoh kasus

2

Page 3: ganggguan konsep diri

BAB II

TINAJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,

interkasi dengan orang lain, dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan

pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Bech. William dan rawlin lebih

menjelaskan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara

utuh, fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual.

Dalam merencanakan adalah asuhan keperawatan yang berkwalitas

perawat dapat menganalisis respon individu terhadap stimulus atau setresor dari

berbagai komponen konsep diri yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri, identitas dan

peran. Dalam memberikan asuhan keperawatan ada lima prinsip yang harus

diperhatiakn yaitu memperluas kesadaran diri, menggali sumber-sumber diri.

2.2. Teori Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri belum ada saat bayi lahir, tetapi berkembang secara

bertahap, saat bayi dapat membedakan dirinya dari oranglain, mempunyai nama

sendiri, pakaian sendiri. Anak mulai dapat mempelajari dirinya, yang mana kaki,

tangan, mata dan sebagainya serta kemampuan berbahasa akana memperlancar

proses tumbuh-kembang anak.

Konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan

pengalamannya denagn tubuhnya sendiri. Konsep diri mempelajari melalui

pengalaman prinbadi setiap individu, berhubungan dengan orang lain dan interaksi

dengan dunia duluar dirinya. Konsep diri berkemabang terus mulai dari bayi hingga

usia tua. Pengalaman dalam keluarga memberkan perasaan mampu, perasaan

diterima atau ditolak dan dalam keluarga individu mempunyai kesepatan unuk

mengidentifikasi dan meniru orang lain yang diinginkannya sesuai atau

pengharapan yang pantas. Dengan demikian jelas bahwa kebudayaan dan sosial

memengaruhi konsep diri dan perkembangan kepribadian seseorang.

3

Page 4: ganggguan konsep diri

Seorang dengan konsep diri yang psitif dapat mengeksplorasi dunianya

secara terbuka dan jujur karena latar belakang penerimaannya sukses, konsep diri

yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang mengarah pada kemampuan

pemahaman. Karakter individu dengan konsep diri yang positif:

1. Mampu membina hubungan pribadi, mempunyai teman dan gampang

bersagabat.

2. Mampu berfikir dan membuat keputusan.

3. Dapat beradaftasi dengan menyesuaikan lingkungan.

Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu sosial

malladaftif. Setiap individu dalam kehiduapannya tidak terlepas dari berbagai

setresor, dengan adanya setresor akan menyebabkan ketidak seimbangan dalam diri

sendiri. Dalam usaha mengatasi ketidakseimbangan dalam diri sendiri. Dalam

usaha mengatasi ketidakseimbangan tersebut individu mengguanakan koping yang

bersifat membangun.

2.3. Komponen Konsep diri

Konsep diri terdiri atas komponen citra tubuh, ideal diri, harga diri,

penampilan, peran dan identitas personal, respon individu terhadap konsep dirinya

berfluktuasi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu dari adaptif sampai mal

adaptif.

4

KONSEP DIRI

Harga diri Citra tubuh Ideal diri

Identitas diri peran

Gambar 1.

Page 5: ganggguan konsep diri

A. Citra tubuh

Citra tubuh adalah sikap individu tubuhnya baik disadari atau tidak

disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan bentuk,

fungsi, penampilan dan potesi tubuh. Citra tubuh sangat dinamis karena secara

konstan berubah sering dengan persepsi dan oengalaman baru. Citra tubuh harus

realitis karena semakin dapat menerima dan mempunyai tubuhnya individu akan

lebih bebas dan measa aman dari kecemasan . individu yang menerima tubuhnya

apa adanya memiliki harga diri tinggi dari pada individu yang tidak mempunyai

tubuhnya.

Cara individu memandang diri mempunyai dampak yang penting pad

aspek psikologisnya. Individu yang setabil, realistis dan konsisten terhadap citra

tubuhnya akan memperlihatkan kemampuan mantap terhadap realisi yang akan

memacu sukses didalam kehidupan.

B. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi indvidu tentang bagaimana ia seharusnya

bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan

tipe orang diinginkan /disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan nilai, nilai yang

ingin diraih, ideal diri, akan mewuudkan cita-cita atau pengharapan diri

berdasarkan norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan

penyesuaian diri.

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak-kanak dipengaruhi

oleh organ yang penting pada dirinya memberikan harapan atau tuntutan.

Seioring berjalannya waktu individu mengiternalisasikan harapan tersebut dan

akan berbentuk dasar dari ideal diri. Pada usia remaja, guru dan teman . pada

usia yang lebih tua fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

Individu cenderung menetapkan tuuan yang sesuai dengan

kemampuan , kultur, realita, menghidari kegagalan dan rasa cemas, ideal diri

harus cukup tinggi supaya mendukung respek tehadap diri, ideal diri berpras

sebagai pengaruh internal dan membantu individu yang membuat bingung. Ideal

diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan.

Tanda yang dapat dikaji :

5

Page 6: ganggguan konsep diri

1. Mengungkapkan keputusan akibat penyakitnya misalnya saya tidak bias

ujian karena sakit, saya tidak bias lagi jadi peraga wati karena bekas

operasi diwajah saya, kaki saya yang dioperasi membuat saya tidak bias

main bola.

2. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi. Misalnya saya pasti bias

sembuh padahal prognosa penyakitnya buruk, setelah sehat saya akan

sekolah lagi padahal penyakitnya mengakibatkan tidak mungkin lagi

sekolah.

Masalah keperawatan yang mungkin timbul adalah :

1. Ideal diri tidak realistis

2. Ketidakberdayaan

3. Keputusan

C. Harga diri

Harga diri adalah penlitian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal

drinya.harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu

dicintai,dihormati dan dihargai.individu akan merasa harga dirinya tinggi bila

sering mngalami keberhasilan,sebaliknya individu akan merasa harga dirinya

rendah bila sering mengalami kegagalan,tidak dicintai atau tidak di terima

lingkungan.

Haga diri di bentuk sejak kecil dari adanya peneerimaan dan

perhatian.harga diri akan meningkat sesuai meningkatnya usia.untuk

meningkatkan harga diri anak diberi kesempatan untuk sukses,beri

pengetahuan/pujian,bila anak stres tanamkan”ideal” atau harapan jangan terlalu

tinggi dan sesuaikan dengan budaya,berikan dorongan untuk aspirasi atau cita-

citanya dan bantu untuk membentuk pertahanan diri untuk hal-hal yang

mengganggu persepsinya.

Harga diri sangat mengancam pada masa pubertas,karenapada saat ini

harga diri mengalami perubahan,karena banyak keputusan yang harus dibuat

menyangkut dirinya sendiri.remaja dituntut untuk menentukan pilihan,posisi

peran dan memutuskan apakah ia mampu meraih sukses dari suatu bidang

6

Page 7: ganggguan konsep diri

tertentu,apakah ia dapat berpartisipasi atau diterima di berbagai macam aktivitas

sosial.

Pada usia dewasa harga diri menjadi stabil dan memberikan gambaran

yang jelas tntang dirinya dan cendrung lebih mampu menerima keadaan

dirinya.hal ini didapatkan dari pengalaman menghadapi kekurangan diri dan

meningkatkan kemampuan secara maksimal kelebihan dirinya.padamasa dewasa

akhir timbul masalah harga diri karena adanya tantangan baru sehubungan

dengan pensiun,ketidak mampuan fisik,berpisah dari anak,kehilangan pasangan.

Coopersmith dalam buku Stuart dan Sudeen menyatakan ada 4 hal yang dapat

meningkatkan harga diri anak yaitu :

1. Memberi kesempatan untuk berhasil

2. Menanamkan idealisme

3. Mendukung aspirasi atau ide

4. Membantu membentuk koping

Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang

negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan.

Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat

terjadi secara :

1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,

kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan

malu karena sesuatu terjadi.

Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena :

Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan.

Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai

karena dirawat/sakit.

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai. Misalnya

sebagai pemeriksaan dilakukan tanpa menjelaskan berbagai

tindakan tanpa persetujuan.

2. Kronik yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama

yaitu sebelum sakit dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang

7

Page 8: ganggguan konsep diri

negative, kejadian sakit dirawat akan menambah persefsi negative

terhadap dirinya.

Tanda gejala yang dapat dikaji :

a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan

penyakit, misalnya malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah

mendapatkan terapi sinar pada kanker.

b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (misalnya ini tidak akan terjadi jika

saya segera ke rumah sakit), menyalahkan, mengejek dan mengkritik diri

sendiri.

c. Merendahkan martabat, misalnya saya tidak bisa, saya tidak mampu,

saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.

d. Gangguan hubungan social seperti menarik diri, klien tidak ingin

bertemu dengan orang lain, lebih s uka sendiri.

e. Percaya diri kurang klien sukar dalam mengambil keputusan misalnya

tentang memilih alternative tindakan.

f. Menciderai diri akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang

suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

Masalah keperawatan yang masih timbul :

1. Gangguan harga diri rendah situasional atau kronik.

2. Keputusan

3. Isolasi social menarik diri

4. Resiko perilaku kekerasan

D. Peran

Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang

diharpakan oleh masayarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam

kelompok sosialnya . Peran memberikan sarana untuk berperan serta dalam

kehidupan sosial dan merupakan cara untuk menguji identitas dengan

memvalidasi pada orang yang berarti. Setiap orang disibukan oleh beberapa

peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur

8

Page 9: ganggguan konsep diri

kehidupan. Harga yang tinggi merupakan hasil dari pera yang memenuhi

kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

Faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri individu terhadap

peran :

1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran.

2. Tanggapan yang konsisten dari orang- orang yang berarti terhadap

perannya.

3. Kecocokan dan keseimbangan antar peran yang diembannya

4. Keselarasan norma budaya dan harapan individu terhadap perlaku

5. Pemisahan situasi yang akan menciptakan penampilan yang tidak sesuai.

Ciri-ciri individu dengan identitas diri yang pisitif :

1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain

2. Mengakui jenis kelamin sendiri

3. Memandang perlu aspek diri sebagai suatu keselarasan

4. Menilaidiri sesuai dengan penilaian mayrakat

5. Menyadari ghubungan masa lalu, sekarang dan yang akan dating

6. Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari

Gangguan identitas diri adalah kekaburan atau tidak kepastian

memeandang diri sendiri, penuh dengan keraguan. Sukatr menetapkan keinginan

dan tidak mampu mengambil keputusan. Pada klien dirawat di rumah sakit

karena penyakit fsisik, maka identitas dapat terganggu karena :

1. Tubuh klien dikontrol oleh orang lain, misalnya pelaksanaan

pemeriksaan dan pelaksanaan tindakan tanpa penjelasan dan persetujuan

klien.

2. Ketergantungan pada orang lain misalnya untuk self-care perlu dibantu

orang lain sehingga ekonomi atau kemandirian terganggu.

3. Perubahan peran dan fungsi klien menjalankan peran sakit. Peran

sebelumnya tidak dapat dijalankan.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji

1. Tidak ada percaya diri

9

Page 10: ganggguan konsep diri

2. Sukar mengambil keputusan

3. Ketergantungan

4. Maslaah dalam hubungan interpersonal

5. Ragu atau tidak yakin terhadap keinginan

6. Proyeksi yaitu menyalahkan orang lain

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :

1. Gangguan identitas personal

2. Ketidakberdayaan

3. Keputusan

E. Identitas Diri

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat

diperoleh oleh individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari

individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas diri merupakan

sintetis dari semua aspek konsep diri sebagaisuatu kesatuan yang utuh, tidak

diepengaruhi pencapaian tujuan, atribut /jabatan dan peran seorang yang

mempunyai peran identitas diri yang kuat akan memandang dirinya bebeda

dengan orang lain, dan tida ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan

berharga ( respek terhadap diri sendiri). Kemampuan dan pengausaan diri . Ciri-

ciri individu yang mempunyai kepribadian sehat :

1. Citra tubuh positif dan adekuat kesadaran akan diri berdasar atas

observasi mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri

termasuk persepsi saat ini yang lalu akan diri sendiri dan perasaan

tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh.

2. Ideal diri realistis akan mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.

3. Harga diri tinggi indivu yang mempunyai harga diri tinggi akan

memanang dirinya sebagai seorang yang berarti seorang yang

bermanfaat.

Ciri individu dengan identitas diri yang positif

a. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh terpisah dari orang lain

b. Mengakui jenis kelain sendiri

10

Page 11: ganggguan konsep diri

c. Memandang sebagai aspek dalam dirinya sebagaisuatu keselarasan

d. Menilai dirisendiri ssuai dengan penilaian masyarakat

e. Menyadari hubungan masalalu,sekarangdan yang akan datang

f. Mempunyai tujuan yang bernilaiyang dapatdicapai/direalisasikan

Hal-hal yang mempengaruhi penyesuaian individu terhdap peran :

1. Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya dari pengetahuan tentang

peran yang diharapkan

2. Respon atau tanggap yang konsisten dari orang yang berarti terhadap

perannya

3. Kesesuaian normaldan harapannya dengan peran

4. Perbedaan situasi yang dapat meninmbulkan penampilan peran yang tidak

sesuai.

Gangguan penampilan peran adalah berubahnya atau berhenti fungsi

peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus

hubungan kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit, otomatis peran

social klieen berubah mmenjadi sakit :

1. Peran dalam keluarga

2. Peran dalam pekerjaan sekolah

3. Peran dalam berbagai kelompok.

Klien tidak dapat melakukan peran yamng biasa dilakukan selama dirawat di

rumah sakit atau settelah kembalui dari rumah sakit, klien tidak mampu

melakukan perannya yang biasa.

Tanda dan gejala yang dapat dikaji :

1. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran

2. Ketidakpuasan peran

3. Kegagalan menjalankan peran yang baru

4. Ketegangan menjalankan peran yang baru

5. Kurang tanggung jawab

6. Apatis, bosan dan putus asa

11

Page 12: ganggguan konsep diri

Masalah keperawatan yang mungkin timbul :

1. Perubahan penampilan peran

2. Gangguan harga diri

3. Keputus asaan

4. Ketidakberdayaan

Ciri-ciri individu yang mempunyai kepribadian yang sehat adalah :

1. Citra tubuh yang positif dan sesuai

2. Ideal diri realistis

3. Harga diri tinggi

4. Penampilan peran memuaskan

5. Identitas jelas

2.4. Rentang Respon Konsep Diri

Keterangan :

1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu

masalah dapat menyelesaikan secara baik antara lain :

a. Aktualisasi diri

Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi

masalalu akan diri dan perasaannya

b. Konsep diri positif

Menunjukan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.

2. Respon ma-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana

individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon mal-adaptif

gangguan konsep diri adalah :

12

adaptif maldaptif

Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Keracunanidentitas

Depersonalisasi diri

Page 13: ganggguan konsep diri

a. Gangguan harga diri

Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif.

b. Kekacauan identitas

Identitas diri kacau atau tidak jelas hingga tidak memberikan kehidupan

dalam mencapai tujuan.

c. Depersonalisasi

Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat,

tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada

rasa percaya diri atau tidak membina hubungan baik dengan orang lain.

2.5. Gangguan Konsep Diri

A. Faktor Predisposisi

1. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh :

a. Kehilangan kerusakan bagaian tubuh (anatomi dan fisiologi)

b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh ( akibat pertumbuhan

dan perkembangan atau penyakit)

c. Proses patologi penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun

fungsi tubuh

d. Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transpalantasi

2. Faktor predisposisi gangguan harga diri:

a. Penolakan dari orang lain

b. kurang penghargaan

c. pola asuhan yang salah

d. persaingan antar saudara

e. kesalah dan kegagalan yang berkurang

f. tidak mampu mencapai stnadar yang ditentukan

3. Faktor predisiposisi gangguan peran :

a. transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan perubahan

situasi dan kaedaan sehat sakit

13

Page 14: ganggguan konsep diri

b. ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi

c. keraguan peran

d. peran yang terlalu banyak

4. Faktor predisposisi gangguan identitas diri

a. ketidak percayaanorang tua terhadap anak

b. tekanan dari teman sebaya

c. perubahan struktur sosial

B. Farktor presipitasi

a. Trauma

Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah situasi

yang membuat individu sulit menysesuaiakan dii atau tidak dapat menrima

khususnya trauama emosi seperti penganiyayaan fisik, seksual, psikologis

pada anak atau merasa terancam hidupnya, atau menyaksikan kejadian

berupa tindakan kejahatan.

b. Ketegangan peran

Ketegangan peran adalah perasaan prustasi ketika individu

merasa tidak adekuat melakukan peran atau melakuakn yang bertentangan

sehingga hatinya tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.

Ketegangan perannya ini sering dijumpai saat terjad konflik peran,

keraguan dan terlalu banyak peran.

Transisi peran perkembangan, Setiap perkembangan dapat

menimbulkan ancaman pada identitas. Transisi peran situasi, perubahan

jumlah anggota keluarga baik pertambahan atau pengurangan melalui

kelahiran atau kematian. Transisi peran sehat sakit, Perubahan tubuh dapat

mengaruhi semua kompenen konsep diri.

c. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :

1. menolak menyentuh atau melihat bagaian tubuh tertentu

14

Page 15: ganggguan konsep diri

2. menolak bercermin

3. tidak maua mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh

4. menolak usaha rehabilitasi

5. usah pengobatan mandiri yang tidak tepat

6. menyngkal cacat tubuh

Perubah perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah:

1. mengeritik diri sendiri

2. menarik diri dari realita

3. merusak diri

4. membesar-besar diri sebagai orang penting

5. perasaan negatif terhadap tubuh

6. ketegangan peran

7. pesimis menghadapi hidup

8. keluhan fissik

9. penyalahgunaan zat

perubahan perilaku yang berhubungan sdengan kerancuan identitas

1. melakukan kode normal

2. kepribadian yang bertentangan

3. hubungan interpersonal yang eksploitatif

4. persaan hampa

5. persaan mengembang tentang diri

6. kekacauan identitas seksual

7. kecemasan yang tinggi

8. idela diri tidak realistis

Perubahan perilaku yang berhubungan dengan deporsonalitas

a. aktif :

1. kehilangan dentitas diri

2. merasa asing dengan diri sendiri

3. perasaan tidak nyata

15

Page 16: ganggguan konsep diri

4. merasa sangat terisonalisasi

5. tidak ada persaan berkesinmbungan

6. tidak mampu mencari kesenangan

b. persepsi

1. halusinasi pendengaran atau penglihatan

2. kekacauan identitas seksual

3. sulit membedakan diri deng orang lain

4. gangguan citra tubuh

5. menjalani kehidupan seperti dalam mimpi

c. kognitif

1. bingung

2. disorientasi waktu

3. ganguan berfikir

4. gangguan daya ingat

5. gangguan penilaian

d. perilaku

1. pasif

2. komunikasi tidak sesuai

3. kurang spontanisasi

4. kurang pengendalian diri

5. kurang mampu membuat keputusan

6. menarik diri dari hubungan sosial

2.6. Mekanisme Koping

Dalam kehidupan sehari harinya, individu mengalami pengalamn yang

mengganggu ekuilbrium kognit dan efektifnya individu dapat mengalami

perubahan hubungan dengan orang laindalam harapannnya terhadap diri sendiri

dengan cara negatif.

Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping yang dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka pnjang.

16

Page 17: ganggguan konsep diri

A. Koping Jangka Pendek

Karakteristik Koping jangka pendek :

a. aktivitas yang meberikan kesempatan lari smeentara dari krisis. Misalnya,

menonton televisi, kerja keras, Olahraga berat.

b. Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementra misalnya ikut

kegiatan sosial politi, agama.

c. Aktivitas yang memberi kekutan atau dukungan sementra terhadap konsep

diri misalnya aktvitas yang berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau

olahraga

d. Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas

menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan zat.

B. Koping Jangka Panjang

Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas diri

dan identitas negatif.

a. Penutupan Identitas

Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang yang

penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi dan potensi

individu.

b. Identitas Negatif

Asumsi identitas tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai

dan harapan masyarakat.

C. Mekanisme Pertahan Ego

Mekanisme pertahanan ego yang sering dipakai adalah

a. Fantasi, kemmpuan menggunakan tanggpan-tanggpan yang sudah ada

(dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru

b. Disosiasi, respon yang tidak sesuai dengan stimulus

c. Isolasi menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkung luar

d. Projeksi kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada orang

lain

17

Page 18: ganggguan konsep diri

e. Displacement mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada orang

yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi emosi

2.7. Diagnosis Dan Intervensi Keperawatan

A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan

gangguan konsep diri adalah :

A. Gangguan konsep diri: citra tubuh yang berhungan dengan kehawatiran

menjadi gemuk

B. Gangguan konsep diri: harga diri rendah yang berhubungan dengan

kematian pasangan

C. Ketidakefektifan peran : yang berhubungan dengan ketidakcocokan

dengan penerimaan peran baru

D. Gangguan identitas diri yang berhubungan dengan harapan orang tua yang

tidak realistik.

B. Intervensi keperawatan

Tujuan umum intervensi keperawatan terhadap masalah keperawatan

diatas adalah klien dapat berhubungn dengan orang lain secara bertahap.

Dengan tujuan khusus:

a. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki

b. Klien dapat menilai kemampuan diri yang dapat digunakan

c. Klien dapat membuat rencana sesuai dengan kemmpuan yan dimiliki

d. Klien dapat melaksanakan kegiatan sesui jadwal sesuai secara berthap

e. Klein dapat memamfaatkan sistem pendukung yang ada

Krteria evaluasi terhadap intervendi yang diberikan

a. Klien dapat menyebutkan minimal dua aspek positif fisiknya

b. Klien dapat menyebutkan minimal dua aspek positif intelektualnya

c. Klein dapat menyebutkan dua kegiatan yang dapat dilakukan dirmah dan

dirumah sakit

d. Klien dapat menjeleskan masalah yang dihadapi

e. Klien dapat menyebutka koping yang digunakan

18

Page 19: ganggguan konsep diri

f. Klien dapat menjelskan keefektifan koping yang digunakan

g. Klien dapat memutuskan rencana kegiatan yang akan dilakukaa secara

bertahap

h. Klien dapat menuyusun jadwal kegitan selama satu minggu

i. Klien dapat menunjukan kegiatan yang telah dicontohkan

j. Klien dapat mendemostrsikan kembali kegiatan yang telah dicontohkan

k. Klien dapat menyebutkan mamfaat yang telah dilakukan

l. Klien dapat memamfaatkan keluarga

m. Klien dapat memamfaatkan sarana fasilitas kesehatan

n. Klien dapat memamfaatkan sarana yang ada dilingkungn tempat

tinggalnya

Fokus tindakan adalah untuk menolong klien memahami dirinya

secara utuh sehingga ia mampu menggali kemampuan yang dimiliki dan

menggunakannya untuk mencapai perilaku yang konstruktif. Prinsip asuhan

yang diberikan adalah pemecahan masalah yang terlihat dari peningkatan

kemampuan klien yang terdiri dari 5 tingkat:

1. Memperluas kesadaran diri (expanded self awarness)

2. Menyelidiki/eksplorasi diri (self exploration)

3. Mengevaluasi diri (self evaluation)

4. Perencanaan yang realistik (realistik planning)

5. Pengambilan keputusan untuk melakukan tindakan (commitment to

acion).

a. Mengembangkan kesadaran diri

Dalam mengembangkan kesadaran diri, klien perlu melihat

kedalam serta melihat secara realistik terhadap lingkungan. Cara

mengembngkan kesadaran diri dengan :

a) Membangun keterbukaan dan hubungan saling percaya, dengan cara :

1. Tawarkan penerimaan takbersarat

2. Dengarkan klien

3. Dorong klien untuk mendidkusikan pikiran dan perasaan

19

Page 20: ganggguan konsep diri

4. Tunjukan pada klien bahwa ia adalah individu yang berharga dan

bertnggung jawab

b) Bekerja pada klien pada tingkat kemampuan yang dimilkinya, dengan

cara:

1. Indentifikasi kempuan yang dimiliki klien

2. Pedoman asuhan untuk klien

3. Mulai dengan penegasan identitasnya

4. Dekati klien dengan cara tanpa diminta

5. Terima dan usahan untuk klarifikasi komunikasi verbal

6. Cegah klien untuk mengisolasi diri

7. Ciptakan kegiatan rutin sederhana pada klien

8. Dorong klien untuk merawat diri sendiri

c) Memaksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapetik, dengan

cara

1. Tingktkan secara bertahap partisipasi klien dalam mengambil

keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan

2. Tunjukan bahwa klien adalah orang yang bertanggung jawab

b. Menyelidiki/eksplorasi diri

Tindakan ini dilakukan dengan cara

a) Membantu klien untuk menerima pikiran dan perasaanya

1. Dorong klien untuk mengesplorasikan emosi, keyakinan,

perilaku dan pikiran secara verbal dan nonverbal

2. Gunakan keterampilan komunikasi terapeutik dan respon empati

3. Observasi dan catat pikiran yang logis dan tidak logis serta

respon emosionalnya

4. Observasi dan catat pikiran yang logis dan tidak logis serta

respon emosinya.

b) Membantu pasien mengklarifikasi konsep dirinya dan hubunganangan

dengan orang lain melalui keterbukaan

1. Dapatkan persepsi tentang kekuatan dan kelemahannya

2. Batu klien untuk menggambaran ideal dirinya

20

Page 21: ganggguan konsep diri

3. Identifikasi kritik tentang dirinya

4. Bantu klien untuk menggambarkan hubungannya dengan orang

lain.

c) Menyadari dan memiliki kendali terhadap perasaan anda (perawat)

1. Terbuka terhadap perasaan diri sendiri

2. Gunakan diri secara terapeutik

- Berbagi perasaan dengan klien

- Verbalisasi bagaimana perasaan oranglain

- Bercermin pada resepsi dan perasaan klien

d) Bereson empati bukan simpati dan tekanan bahwa kekuatan untuk

berubah ada pada klien :

- Gunakan respon empati,evaluasi diri tentang simpati.

- Menguatkan klien bahwa ia mempunyai kekuatan dalam

memecahkan masalah

- Beritahukan pada klien bahwa ia bertanggungjawab terhadap

prilaku termasuk respon koping adatif dan maladaftif

c. Mengevaluasi diri

Tindakan ini dilakukan dengan cara :

a) Bantuan klien untuk menjabarkan masalahnya secara jelas :

- Identifikasi setresor yang relefan dengan klien dan bagaimana

penilaian klien.

- Klasifikasi pada klien bahwa keyakinan mengaruhi perasaan dan

perilaku

- Bersama-sama identifikasi keyakinan yang salah, ilusi, persepsi

yang salah dan tujuan yang tujuan yang tidak realistis.

- Bersama-sama identifikasi dan kegagalan dalam persepsi yang

salah dan tujuan yang tidak realistis.

b) Gali respon koping adaftif maladaftif klien terhadap masalah yang

diharapkan :

- Gambarkan pada klien bahwa koping bebas dipilih dan memiliki

konsekuesni positif dan negatif

21

Page 22: ganggguan konsep diri

- Bedakan respon negatif dan maladaftif

- Bersama-sama mengidentifikasi kerugian dari respon maladaftif

klien

- Diskusikan akibat respon klien yang maladaptif

- Gunakan berbagai teknik komunikasi terapeutik yang bervariasi

a. Fasilitas adalah membantu klien dengan cara mendengarkan

aktif, memberikan respon, menerima dan mau memahami

sehingga mnedorong klien untuk berbicara secara terbuka

tentang dirinya

b. Konfortasi

c. Klarifaksi

d. Psikodrama, adalah metode drama khusus yang menggali

hubungan-hubungan antar-individu, konflik-konflik dan

masalah-masalah emosional yang digunakan untuk

memperbaiki seseorang

e. Analisis proses interaksi, adalah kegiatan menganalisis diri

sendiri dan orang lain meliputi verbal, non verbal serta

perasaan selama proses interaksi interpersonal berlangsung

d. Perencanaan realistis

a) Bantu klien untuk klien untuk mengidentifikasi alternatif pemecahan :

- Bantu klien memahami bahwa hanya dia yang dapat mengubah

dirinya bukan oranglain.

- Jika mempunyai persepsi yang tidak konsisten, bantu dia melihat

bahwa ia dapat berubah, sebagai berikut :

1. Keyakinan dan ideal dapat membawa ia pada kenyataan

2. Lingkunga untuk membuat konsisten dengan keyakinannya

- Jika konsep diri tidak konsisten dengan prilakunya, ia dapat

berubah

1. Prilaku disesuaikan dengan konsep dirinya

2. Keyakinan yang mendasari konsep dirinya disesuaikan pada

perilaku

22

Page 23: ganggguan konsep diri

3. Ideal dirinya

- Bersama-sama mengulas bagaimana sumber koping dapat lebih

baik digunakan klien

b) Bantu klien mengembangkan tujuan yang realistis :

- Dorong klien untuk merumuskan tujuannya sendiri (bukan tujuan

perawat)

- Bersama-sama mendiskusikan konsekuensi emosi, prakteknya

berdasarkan realita dari setiap tujuan

- Bantu klien untuk menetapkan perubahan konkret yang

diharapkan

- Gunakan bermain peran, model peran, dan visualitas, bila perlu.

e. Pengembalian keputusan untuk melakukan tindakan

Bantu klien melakukan tindakan yang diperlukan untuk

mengubah respon koping maladaftif dan mempertahankan respon koping

yang adaftif.

1. Fasilitasi kesempatan untuk sukses

2. Kuatkan dan beri pengakuan pada kekuatan, keterampilan da aspek

yang sehat dari kepribadian klien

3. Bantu klien untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan

4. Pakai kelompok yang dapat memberi harga diri pada klien

merasakan sebagai individu yang unik.

5. Beri waktu yang cukup dan “reinforcement positive” pada klien

untuk membantu mempertahankan kemampuan

23

Page 24: ganggguan konsep diri

2.8. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Gangguan Konsep Diri

A. Pengkajian

a. Faktor predisposisi

Citra tubuh :

1. Kehilangan/ kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fisiologi)

2. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit

3. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh

4. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi.

Harga diri :

1. Penolakan

2. Kurang penghargaan

3. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,

terlalu dituntut

4. Persaingan antara saudara

5. Tidak mampu mencapapi standar

Peran :

1. Sterotipik peran seks

2. Tuntutan peraran kerja

3. Harapan peran kultural

Identitas :

1. Ketidak percayaan orang tua

2. Tekanan dari “peer group”

3. Perubahan struktural sosial

b. Stressor presipitasi

Trauma :

Masalah spesifik dengan konsep diri adalah situasi yang

membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi

seperti penganiayaan seksual dan psikologis pada mas kanak-kanak atau

merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.

24

Page 25: ganggguan konsep diri

Ketegangan peran :

Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak

mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak

merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering

dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak

peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan dan tidak dapat dipenuhi.

Keraguan peran terjadi bila individu tidak mengetahui harapan

peran yang spesifik atau bingung tentang peran yang sesuai.

1. Transisi peran perkembangan

2. Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan

3. Transisi peran situasi

4. Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang

5. Transisi peran sehat sakit

6. Pergeseran kondisi klien yang menyebabkan kehilangan bagian

tubuh, perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, prosedur

medis dan keperawatan.

c. Perilaku

Citra tubuh :

1. Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu

2. Menolak bercermin

3. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh

4. Menolak usaha rehabilitasi

5. Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat

6. Menyangkal cacat tubuh

Harga diri :

1. Mengkritik diri atau orang lain

2. Produktivitas menurun

3. Gangguan berhubungan

4. Ketegangan peran

5. Pesimis menghadapi hidup

25

Page 26: ganggguan konsep diri

6. Keluhan fisik

7. Penolakan kemampuan diri

8. Pandangan hidup bertentangan

9. Destruktif kepada diri

10. Menarik diri secara sosial

11. Penyalahgunaan zat

12. Menarik diri dari realitas

13. Khawatir

14. Meras diri paling penting

15. Destruktif pada orang lain

16. Merasa tidak mampu

17. Merasa bersalah

18. Mudah tersinggung/ marah

19. Perasaan negatif terhadap tubuh

Keracunan identitas :

1. Tidak ada kode moral

2. Kepribadian yang bertentangan

3. Hubungan interpersonal yang ekploitatif

4. Perasaan hampa

5. Perasaan mengambang tentang diri

6. Kehancuran gender

7. Tingkat ansietas tinggi

8. Tidak mampu empati pada orang lain

9. Masalah estimasi

Depersonalisasi

Afektif

Kehilangan identitas

Perasaan terpisah dari diri

Perasaan tidak realistis

Rasa terisolasi yang kuat

Kurang rasa berkesinambungan

Perseptual

Halusinasi dengar dan lihat

Bingung tentang seksualitas diri

Sulit membedakan diri dari orang lain

Gangguan citar tubuh

Dunia seperti dalam mimpi

26

Page 27: ganggguan konsep diri

Tindakan mampu mencari kesenangan

Kognitif

Bingung

Disorientasi waktu

Gangguan berpikir

Gangguan daya ingat

Gangguan penilaian

Kepribadian ganda

Perilaku

Pasif

Komunikasi tidak sesuai

Kurang spontanitas

Kehilangan kendali terhadap impuls

Tidak mampu memutuskan

Menarik diri secara sosial

d. Mekanisme koping

1. Pertahanan jangka pendek

Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dan krisis,

misalnya : kerja keras, nonton, dll. Aktifitas yang dapat memberikan

identitas pengganti sementara, misalnya : ikut kegiatan sosial, politik,

agama, dll. Aktifitas yang sementara dapat menguatkan perasaan diri,

misalnya : kompetensi pencapaiaan akademik. Aktifitas yang mewakili

upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas menjadi kurang

berarti dalam kehidupan, misalnya : penyalahgunaan obat.

2. Pertahanan jangka panjang

Penutupan identitas : Adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh

orang yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu tanpa

memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu. Identitas

negatif Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh

nilai-nilai harapan masyarakat.

3. Mekanisme pertahanan ego

1) Fantasi

2) Dissosiasi

3) Isolasi

4) Proyeksi

5) Displacement

27

Page 28: ganggguan konsep diri

6) Marah/amuk pada diri sendiri

B. Diagnosa Keperawatan

Risiko terjadi isolasi sosial : menarik diriresiko perilaku kekerasan : amuk

Gangguan konsep diri :

Harga diri rendah kronik

Citra tubuh

Penampilan peran

Koping keluarga kurang efektif

1. Resiko terjadi isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga

diri rendah

2. Resiko terjadinya perilaku kekerasan : amuk berhubungan dengan harga

diri rendah

3. Gangguan konsep diri : citra tubuh berhubungan dengan koping

keluarga tidak efektif

4. Gangguan konsep diri : identitas personal berhubungan dengan

perubahan penampilan peran

C. Rencana tindakan keperawatan

Diagnosa keperawatan yang akan dilakukan tindakan

keperawatannya adalah gangguan harga diri yaitu harga diri rendah.

Berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku

rencana keperawatan psikososial diman intervensi spesifik pada klien yang

mengalami gangguan konsep diri yaitu harga diri rendah.

Tujuan umum ; klien memiliki konsep diri yang positif

Tujuan khusus :

28

Page 29: ganggguan konsep diri

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dengan

kriteria evaluasi setelah satu kali pertemuan klien dapat membina

hubungan saling percaya dengan perawat.

Tindakan keperawatan :

Bina hubungan saling percaya dengan melakukan :

a. Salam terapeutik

b. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

c. Perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan nama

panggilan yang disukai

d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji.

e. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya, beri perhatian

dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

f. Buat kontrak yang jelas yaitu topik, waktu, tempat tujuan.

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

dengan kriteria evaluasi setelah satu kali interaksi klien dapat

menyebutkan kemampuan yang dimiliki klien, aspek positif keluarga dan

lingkungan klien.

Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien tentang aspek positif yang dimiliki klien,

keluarga dan lingkungan. Dan kemampuan yang dimiliki klien

b. Bersama klien membuat daftar tentang aspek positif klien, keluarga

dan lingkungan dan kemampuan yang dimiliki.

c. Berikan “reinforcement”, aspek positif klien.

d. Hondarkan memberikan penilaian yang negatif.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki unutuk dilaksanakan

dengan kriteria evaluasi setelah satu kali berinteraksi klien dapat

menyebutkan kemampuan yang dilaksanakan.

Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

29

Page 30: ganggguan konsep diri

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannnya.

4. Klien dapat melaksankan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki untuk dilaksanakan dengan kriteria evaluasi setelah satu kali

berinteraksi klien dapat membuat rencana kegiatan harian.

Tindakan keperawatan :

a. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari

sesuai dengan kemampuan klien melalui kegiatan mandiri

ataudengan bantuan.

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien.

c. Berikan contoh cara pelksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan

d. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang

dilaksanakan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat

dengan kriteria hasil setelah satu kali berinteraksi klien melakukan

kegiatan sesuai jadwal kegiatan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan :

a. Anjurkan klien melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan.

b. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.

c. Diskusikan kemungkinana pelaksanaak kegiatan setelah pualang.

d. Berikan pujian atas keberhasilan klien

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dengan kriteria

evaluasi setelah satu kali interaksi klien memanfaatkan sistem pendukung

yangada dikeluarga.

Tindakan keperawatan yang dilakukan :

a. Berikan pendidikankesehatan keppada keluarga tentang cara

merawat klien dengan harga diri rendah.

b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

c. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

30

Page 31: ganggguan konsep diri

Hasil yang diharapkan

1. Klien dapat membeina hubungan saling percaya

2. Klien dapat menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya

fisik, intelektual, sistem pendukung.

3. Klien berperan serta dalam perawatan dirinya.

4. Percaya diri klien meningkat dengan menetapkan tujuan yanag

realistis.

2.9. Konsep Asuhan Keperawatan jiwa dengan Harga Diri Rendah

A. Pengertian

Harga diri rendah kronis adalah valuasi diri/perasaan tentang diri atau

kemampuan diri yang negatif dan di pertahankan dalam waktu yang lama

(nanda,2005).

Individu cendrung untuk menilai dirinya negatif dan merasa lebih

rendah dari orang lain (depkes RI,2000).

Evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang

negative dan dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan

(towaend,1998).

Perasaan negatif terhadap diri sendiri,hilangnya percaya diri,merasa

gagal mencapai keinginan (keliat,1998).

B. Tanda dan gejala

Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan

harga diri renah,fitria (2009) ;

a. mengkritik diri sendiri

b. perasaan tidak mampu

c. pandangan hidup yang pesimistis

d. tidak menerima pujian

e. penurunan produktivitas

f. penolakan terhadap kmampuan diri

g. kurang memperhatikan perawatan diri

h. berpakaian tidak rapi selera makan berkurang tidak berani menatap lawan

bicara

31

Page 32: ganggguan konsep diri

i. lebih banyak menunduk

j. bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Proses terjadinya masalah

Hargadiri rndah kronis terjadi merupakan proaea kelanjutan dari harga

diri rendah situasional yang tidak di selesaikan.atau dapat juga terjadi karena

individu tidak prnah mendapat feed back dari lingkungan tentang perilaku klien

sebelumnya bahkan mungkin kecendrungan lingkungan yang selalu memberi

respon negatif mendorong individu menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor.awalnya

individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis),individu

berusanha menyelesaikan krisis tetapi tidak tuntas sehingga timbul pikiraan

bahwa diri tidak mampu atau merasa gagal menjalankan fungsi dan

peran.penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan menjalankan

fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional,jika lingkungan

tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan terjadi

secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengaalami harga diri

rendah kronis.

Harga diri rendah merupakan komponen episode deprsi mayor,dimana

aktifitas merupakan bentuk hukuman atau punishment (stuart &

laria,2005).depresi adalah emosi normal maanusia,tapi secara klinis dapat

bermakna patologik apabila mengganggu perilaku sehari-hari,menjadi pervasif

daan muncul bersama penyakit lain.

Menurut NANDA (2005) tanda dan gejala yang dimunculkan sebagai

perilaku tla di pertahankan dalam waktu yang lama atau kronik yang meliputi

mngatakan hal yang negatif tentang diri sendiri dalam waktu lama dan terus

menerus,mengekspresikan sikap malu/minder/rasa bersalah,kontak mata

kurang/tidak ada,selalu mengatakan ketidakmampuan/kesulitan untuk mencoba

sesuatu,bergantung pada orang lain,tidak asertif,pasif dan hipoaktif,bimbang dan

ragu-raagu serta menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan balik

negatif mengenai dirinya.

32

Page 33: ganggguan konsep diri

Mekanisme koping jangka pendek yang bisa dilakukan klien harga

diri rendah adalah kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari

krisis,misalnya memaka obat-obatan,kerja keras,nonton TV terus

menerus.kegiatan mengganti identitas sementara,misalnya ikut kelompok

sosial,keagamaan dan politik.kegiatan yang memberi dukungan

sementara,seperti mengikuti suatu kompotisi atau kontes popularitas.kegiatan

mencoba menghilangkan anti identitas sementara,seperti penyalah gunaan obat-

obatan.

Jika mkanisme koping jangka pendek tidak memberikan hasil yang di

harapkan individu akan meningkatkan mekanisme koping jangka panjang,antara

lain adalah menutup identitas,dimana klien terlalu cepat mengadopsi identitas

yang disenangi dari orang-orang yang bererti tanpa mengindahkan

hasrat,aspirasi atau potensi diri sendiri.identitas negatif,dimana asumsi yang

bertentangan dengan nilai dan harafan masyarakat.sedangkan mekanisme

pertahanan ego yang sering digunakan adalah fantasi, regresi, disasossiasi,

isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiridan orang

lain.trjadinya gangguan konsep diri harga diri rendah kronis juga di pengaruhi

oleh beberapa faktor prdisposisi seperti faktor biologis,pisikologis,sosial dan

kultural.

Faktor biologis biasanya karna ada kondisi sakit fisik secara yang

dapat mempengaruhi kerja hormon secara umum,yang dapat pula berdampak

pada keseimbangan neurotransmitter di otak,contoh kadar serotonin yang

menurun dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien depresi

kecendrungan harga diri rendah kronis semakin besar karena klien lebih dikuasai

oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya.

Struktur otak yang mungkin mengalami gangguan pada kasus harga

diri rendah kronis adaalah :

1. System limbic yaitu pusat emosi,dilihat dari emosi pada klien dengan harga

diri rendah yang kadang berubah menjadi sedih,dan terus merasa tidak

berguna atau gagal terus menerus.

2. Hipothalamus yang juga mengatur mood dan motivasi,karena melihat

kondisi klien dengan harga diri rendah yang lebih banyak membutuhkan

33

Page 34: ganggguan konsep diri

motivasi dan dukungan dari perawat dalam melaksanakan tindakan yang

sudah dijadwalkan bersama-sama dengan perawat padahal klien

mengatakan bahwa membutuhkan latihan yang telah dijadwalkan tersebut.

3. Thalamus,sistem pintu gerbang atau menyaring fungsi untuk mengatur

arus infomasi sensor yang berhubungan dengan perasaan untuk mencegah

berlebihan di korteks.kemungkinan pada klien dengan harga diri rendah

apabila ada kerusakan pada thalamus ini maka arus informasi sensori yang

masuktidak dapat dicegah atau dipilih sehingga menjadi berlebihan yang

mengakibatkan perasaan negatif yang ada selalu mendominasi pikiran dari

klien.

4. Amigdala yang berfungsi untuk emosi.

Adapun jenis alat untuk mengetahui gangguan struktur otak yang

dapat di gunakan adalah :

Electroencephalogram (EEG),suatu pemeriksaan yang bertujuan

memberikan informasi penting tntang kerja dan fungsi otak.

CT scan,untuk mendapatkan gambaran otak tiga dimensi

Single photon emission computed tomography (SPECT),melihat wilayah

otak dan tanda-tanda abnormalitas pada otak dan menggambarkan

perubahan-perubahan aliran darah yang gterjadi.

Magnetic resonance imaging (MRI),suatu tehnik radiolagi dengan

menggunakn magnet.gelombang radio dan komputer untuk mendapatkan

gambaran struktur tubuh atau otak dan dapat mendeteksi perubahan yang

kecil sekalipun dalam struktur tubuh atau otak.beberapa prosedur

menggunakan kontras gadolinum untuk meningkatkan akurasi gambar.

Selain gangguan pada struktur otak,apabila dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut dengan alat-alat tertentu kemungkinan akan

ditemukan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak seperti:

Acetylcholine (Ach),untuk pengaturan atensi dan mood,mengalami

penurunan.

34

Page 35: ganggguan konsep diri

Norepinephrine,mengatur fungsi kesiagaan,pusat perhatian dan orientasi

mengatur fight-flight dan roses pembelajaran dan memori,mengalami

penurunan yang mengakibatkan kelemahan dan depresi.

Seratonin ,mengatur status mood,mengalami penurunan yang

mengakibatkan klien lebih dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak

berdaya.

Glutamat ,mengalami penurunan,terlihat dari kondisi klien yang kurang

energi,selalu terlihat mengantuk.selain itu berdasarkan diagnosa medis

klien yaitu skizofrenia yang sering menindikasikan adanya penurunan

glutamat.

D. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya hargadiri rendah kronis adalah

penolakan orang tua yang tidak realistis,kegagalan berulangkali,kurang

mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan terhadap orang lain.

E. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadi harga diri rendah adalah hilangnya sebagian

anggota tubuh,mngalami kegagalan,serta menurunnya prouktivitas.gangguan

konsep diri harga diri rndah kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun

kronik.

F. Pohon Masalah

35

Page 36: ganggguan konsep diri

Effect

Core problem

Causa

Resiko tinggi prilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

Koping individu tidak efektif

G. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Harga diri rendah kronis

2. Koping individu tidak efektif

3. Isolasi sosial

4. Perubahan persepsi sensori : halusinasi

5. Resiko tinggi prilaku kekerasa

36

Page 37: ganggguan konsep diri

H. Data yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji

Harga diri rendah kronis Subjektif :

Mengungkapkan diribya tidak

sempurna

Mengungkapkan dirinya merasa

tidak mampu

Mengungkapkan dirinya tidak

semangat untuk beraktivitas atau

bekerja

Mengungkapkan dirinya malas

melakukan perawatan diri

(mandi,berhias,makan,atau

toileting).

Objektif :

Mengkritik diri sendiri

Prasaan tidak mampu

Pandangan hidup yang pesimis

Tidak menerima pujian

Penurunan produktivitas

Penolakan terhadap kemampuan

diri

Kurang memperhatikan perawatan

diri

Berpakaian tidak rapi

Berkurang selera makan

Tidak berani menatap lawan bicara

Lebih banyak menunduk

37

Page 38: ganggguan konsep diri

Bicara lambat dengan nada suara

lemah.

I. Diagnosa Keperawatan

Harga diri rendah kronis

J. Rencana Asuhan Keperawatan

Tujuan Kriteria evaluasi intervensi

Pasien mampu :

Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang di miliki

Menilai kemamouan

yang dapat di gunakan.

Menetapkan/memilih

kegiatan yang sesuai

dengan kemampuan.

Melatih kegiatan yang

sudah dipilih,sesuai

kemampuan.

Merencanakan

kegiatan yang sudah

dilatihnya.

Setelah ......x

pertemuan,pasien

mampu :

Mengidentifikasi

kemampuan aspek

positf yang

dimiliki

Memiliki

kemampuan yang

dapat digunakan

Memilih kegiatan

sesuaikemampuan

Melakukan

kegiatan yang

sudah dipilih

Merencanakan

kegiatan yang

sudah dilatih.

Sp 1

Identifikasi

kemampuan

positif yang

dimiliki

Diskusikan bahwa

pasien masih

memiliki

sejumlah

kemampuan dan

aspek positif

seperti kegiatan

pasien dirumah

adanya keluarga

dan lingkungan

terdekat pasien.

Beri pujian yang

realistis dan

hindari setiap kali

bertemu dengan

pasien penilaian

38

Page 39: ganggguan konsep diri

yang negatif.

Nilai kemampuan

yang dapat di

lakukan saat ini

Diskusikan

dengan pasien

kemampuan yang

masih digunakan

saat ini.

Bantu pasien

menyebutkannya

dan memberi

penguatan

terhadap

kemampuan diri

yang diungkapkan

pasien.

Perlihatkan

respon yang

kondusif dan

menjadi

pendengar yang

aktif.

Pilih kemampuan

yang akan dilatih.

Diskusikan

dengan pasien

beberapa aktivitas

yang dapat

dilakukan dan

dipilih sebagai

kegiatan yang

39

Page 40: ganggguan konsep diri

akan pasien

lakukan sehari-

hari.

Bantu pasien

mnetapkan

aktivitas mana

yang dapat pasien

lakukan secara

mandiri.

Aktivitas yang

memerlukan

bantuan minimal

dari keluarga.

Aktivitas apa saja

yang perlu

bantuan penuh

dari keluarga atau

lingkungan

terdekat pasien.

Beri contoh cara

pelaksanaan

aktivitas yang

dapat dilakukan

pasien.

Susun bersama

pasien aktifitas

atau kegiatan

sehari-hari paien.

Nilai kemampuan

pertama yang

telah dipilih

Diskusikan

40

Page 41: ganggguan konsep diri

dengan pasien

untuk menetapkan

urutan kegiatan

(yang sudah

dipilih pasien)

yang akan

dilatihkan.

Bersama pasien

dsn keluarga

memperagakan

beberapa kegiatan

yang akan

dilakuakn pasien.

Berikan dukungan

atau pujian yang

nyata seseuai

kmajuan yang

diperlihatkan

pasien.

Masukan dalam

jadwal kegiatan

pasien

Berikesempatan

pada pasien untuk

mencoba

kegiatan.

Beri pujian atas

aktifitas/kegiatan

yang dapat

dilakukan pasien

setiap hari.

Tingkatkan

41

Page 42: ganggguan konsep diri

kegiatan sesuai

dengan toleransi

dan perubahan

sikap.

Susun daftar

aktifitas yang

sudah dilatihkan

bersama pasien

dan keluarga.

Berikan

kesempatan

mengungkapkann

ya setelah

pelaksanaan

kegiatan.yakini

bahwa keluarga

mendukung setiap

aktifitas yang

dilakukan pasien.

Sp 2

Evaluasi kegiatan

yang lalu (SP 1)

Pilih kemampuan

ke dua yang dapat

dilakukan

Latih kemampuan

yang dipilih

Masukan dalam

jadwal kegiatan

pasien

Sp 3

42

Page 43: ganggguan konsep diri

Evaluasi kegiatan

yang lalu(SP1

dan 2)

Memilih

kemampuan

ketiga yang dapat

dilakukan

Masukan dalam

jadwal kegiatan

pasien.

Keuarga mampu merawat

pasien dengan HDR dirumah

dan menjadi sistem pendukung

yang efektif bagi pasien.

Setelah.......x

pertemuan,keluarga

mampu :

Mengidentifikasi

kemampuan yang

dimiliki pasien

Menyediakan

fasilitas untuk

pasien melakukan

kegiatan.

Mendorong pasien

melakukan

kegiatan

Memuji pasien saat

pasen dapat

melakukan

kegiatan

Bantu melatih

pasien

Membantu

menyusun jadwal

kegiatan pasien

Sp 1

Identifikasi

masalah yang

dirasakan dalam

merawat pasien

Jelaskan proses

terjadinya HDR

Jelaskan tentang

cara merawat

pasien

Main peran dalam

merawat pasien

HDR

Susun RTL

keluarga/jadwal

keluarga untuk

merawat pasien

Sp 2

Evaluasi

kemampuan SP1

Latih keluarga

langsung ke

43

Page 44: ganggguan konsep diri

Membantu

perkembangan

pasien

pasien

Menyusun RTL

keluarga untuk

merawat pasien

Sp 3

Evaluasi

kemampuan

keluarga

Evaluasi

keampuan pasien

RTL keluarga

Follow Up

Rujukan

2.10. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Gangguan Citra Tubuh

A. Pengkajian

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan

tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang,

serta perasaan tentang struktur, bentuk, dan fungsi tubuh. Gangguan citra

tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan struktur, bentuk, dan

fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Data objektif yang dapat diobservasi pada gangguan citra tubuh,

adalah sebagai berikut.

1. Perubahan dan kehilangan anggota tubuh, baik struktur, bentuk,

maupun fungsi.

2. Pasien menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang

mengganggu.

44

Page 45: ganggguan konsep diri

3. Pasien menolak melihat bagian tubuh.

4. Pasien menolak menyentuh bagian tubuh.

5. Aktivitas sosial pasien berkurang.

Data subjetif untuk gangguan citra tubuh, adalah sebagai berikut.

1. Pasien mengungkapkan penolakan terhadap:

a. perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil

operasi,

b. anggota tubuh yang tidak berfungsi,

c. interaksi dengan orang lain.

2. Pasien mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga, dan

keputusan.

3. Pasien mengungkapkan keinginan yang tidak terlalu tinggi terhadap

bagian tubuh yang tergganggu.

4. Pasien sering mengatakan kehilangan.

5. Pasien merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

B. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan: Gangguan citra tubuh.

C. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh

bertujuan:

1. Pasien mampu mengidentifikasi citra tubuhnya.

2. Pasien mampu meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuh.

3. Pasien mampu mengidentifikasi aspek positif diri.

4. Pasien mampu mengetahui cara untuk meningkatkan citra tubuh.

5. Pasien mampu melakukan cara untuk meningkatkan citra tubuh.

6. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.

Tindakan keperawatan dengan pasien dengan gangguan citra tubuh,

adalah sebagai berikut.

1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya dahulu dan saat ini,

perasaan, dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.

45

Page 46: ganggguan konsep diri

2. Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara

terhadap, bantu pasien menyentuh bagian tersebut.

3. Diskusikan aspek positif diri.

4. Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang

terganggu.

5. Ajarkan pasien untuk meningkatkan citra tubuh yang dengan cara

sebagai berikut.

a. Gunakan prostesis, kosmetik, atau alat lain sesegera mungkin,

gunakan pakaian yang baru.

b. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada

pembentukan tubuh yang ideal.

c. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara sebagai berikut.

a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari.

b) Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari

dan terlibat dalam aktivitaskeluarga dan sosial.

c) Motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang

berarti/mempunyai peran penting baginya.

d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien dalam

melakukan interaksi.

BAB III

STUDY KASUS

3.1. Contoh Kasus

Klien Ny. V 42 tahun alamat Kp. Cikaraet, RT08/RW 06, Ds. Cikupa,

Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya, pernah dirawat di RSJ Bogor dua kali, Di

RSCM bagian jiwa dua kali, dan sekarang dirawat di RSJ Dr. Suharto Herdjan

dirawat diruang mawar. Klien masuk untuk kedua kalinya tanggal 19 April 2014

dengan alasan masuk rumah sakit karena klien marah-marah, bingung, mengulang-

ngulang perkataaan, sedih, dan mudah tersinggung. Dari data primer dan sekunder

tidak terungkap pengalaman penganiayaan, aniyaya seksual, namun ada trauma lain

yaitu klien mengatakan masa lalunya yang tidak menyenangkan yaitu saat klien di

PHK dan suaminya di PHK pada tahun 2009. Klien mengatakan anak ke terakhir

46

Page 47: ganggguan konsep diri

dari ke lima bersaudara. Klien mengatakan sudah menikah punya anak dua, laki-

laki dan perempuan. Klien mengatakan tidak berguna karena tidak bisa merawat

anak dan memberikan tempat tinggal dan klien juga mengatakan dirinya lemah

tidak berdaya, tidak cantik lagi dan hidungnya pesek. Klien mempunyai harapan

ingin bekerja seperti dahulu.

Pada waktu melakukan pengkajian pada keluarga klien mengatakan

hanya Ny.V yang mengalami gangguan mental, tidak ada keluarga yang

mempunyai riwayat penyakit psikologis yang di alami klien.

BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Dengan Gangguan Konsep Diri

Ruang rawat : Ruang Mawar

Tanggal dirawat/MRS : 19 April 2014

I. Identitas klien

Nama : Ny. V (L/P)

Umur : 42 tahun

Alamat : Kp. Cikaraet, RT08/RW 06, Ds. Cikupa, Kec. Karangnunggal,

.............................Kab. Tasikmalaya

Nomor CM : J.1234567432

47

Page 48: ganggguan konsep diri

II. Alasan Masuk

klien marah-marah, bingung, sedih tidak ada tempat tinggal , tidak ada yang

mau menampung, bicara kacau dan mudah tersinggung.

III. Faktor Predisposis

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

a) Ya

b) Tidak

2. Pengobatan sebelumnya:

a) Berhasil

b) Kurang berhasil

c) Tidak berhasil

3. Trauma:

Jenis trauma Usia Pelaku Korban Saksi

Aniaya fisik - - - -

Aniaya

seksual- - - -

Penolakan - - - -

Kekerasan

dalam

keluarga

- - - -

Tindakan

criminal- - - -

Lain-lain

di PHK dari

tempat kerja

37 tahun Pimpinan

tempat kerja

Ny.V dan

suami

Tidak

terkaji

Penjelasan :

pernah dirawat di RSJ Bogor dua kali, Di RSCM bagian jiwa dua kali, dan

sekarang dirawat di RSJ Dr. Suharto Herdjan dirawat diruang mawar.

sudah sering masuk rumah sakit namun tidak ada perubahan. Masa lalunya

yang tidak menyenangkan yaitu saat dan suaminya di PHK dari tempat

kerja pada tahun 2009

48

Page 49: ganggguan konsep diri

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa?

a) Ada

b) Tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?

Trauma klien mengatakan masa lalunya yang tidak menyenangkan yaitu

saat klien di PHK dan suaminya di PHK

Masalah keperawatan: Respon pasca trauma

IV. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda vital:

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 90 x/menit

Suhu : 36.5 0C

Respirasi : 20 x/menit

2. Ukuran: berat badan 63 kg, tinggi badan 163 cm

3. Keluhan fisik:

a) Tidak ada

b) Ada

V. Psikososial

1. Genogram

Keterangan :

49

: Laki- laki

: Perempuan

: Laki- laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Anggota keluarga yang sakit

: Garis keturunan

: Garis pernikahan

: Tinggal serumah

: orang yang terdekat

Page 50: ganggguan konsep diri

2. Konsep diri

a) Gambaran diri

Tidak cantik lagi dan hidungnya pesek.

b) Identitas diri

Klien sebgai ibu dari kedua orang anaknya, Klien mengatakan tidak

berguna karena tidak bisa merawat anak dan memberikan tempat

tinggal.

c) Peran

klien mengatakan tidak bisa merawat anaknya.

d) Ideal diri

Klien mengatakan ingin bekerja lagi seperti dahulu.

e) Harga diri

klien mengatakan dirinya lemah tidak berdaya

Masalah keperawatan:

1. Gangguan citra tubuh

2. Harga diri rendah kronik

3. Hubungan sosial

a) Orang yang berarti

Klien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah

suami dan anaknya.

b) Peran serta kegiatan kelompok atau masyarakat

Klien tidak mempunyai kegiatan di masyarakat, lebih memilih untuk

diam di rumah.

50

: Laki- laki

: Perempuan

: Laki- laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Anggota keluarga yang sakit

: Garis keturunan

: Garis pernikahan

: Tinggal serumah

: orang yang terdekat

Page 51: ganggguan konsep diri

c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Klien masih mampu untuk berkomunikasi namun klien sangat sensitif.

4. Spiritual

a) Nilai dan keyakinan

Klien mengatakan agamanya adalah agama islam, selain itu klien

mengatakan bahwa ia sering berdo’a kepada alloh SWT untuk

keselamatan di dunia dan di akhirat.

b) Kegiatan ibadah

Klien mengatakan selalu melakukan ibadah kepada alloh SWT.

VI. Status mental

1. Penampilan:

Klien terlihat kurang rapih dari ujung kepala sampai ujung kaki. Klien

mengatakan buat apa merawat tubuhnya karena sudah terlihat tidak cantik

lagi dan hidungnya pesek.

Masalah keperawatan: Deficit perawatan diri.

2. Pembicaraan:

Bicara seperti orang biasa namun mudah tersinggung.

3. Aktivitas motorik

Klien mengatakan dirinya lemah tak berdaya.

4. Alam Perasaan

marah-marah, bingung, sedih, dan mudah tersinggung.

5. Afek dan emosi

a) Afek:

Berdasarkan hasil pengkajian klien mempunyai klien mempunyai

afek yang labil

b) Alam perasaan (emosi):

Berdasarkan hasil pengkajian klien mempunyai alam perasaan

yang sedih, bingung dan mudah marah- marah.

6. Interaksi selama wawancara:

51

Page 52: ganggguan konsep diri

Berdasarkan hasil pengkajian selama wawancara kontak mata klien

kurang, klien kurang menatap pewawancara.

7. Persepsi sensori:

Tidak ditemukan adanya ilusi, dan halusinasi.

8. Proses pikir:

a) Proses pikir (arus dan bentuk pikir)

Berdasarkan hasil pengkajian proses pikir klien bersifat persevasi

(pembicaraan yang di ulang- ulang).

b) Isi pikir

Berdasarkan hasil pengkajian klien memiliki isi pikir obsesi yaitu

perasaan yang selalu muncul walaupun berusaha untuk melupakannya.

9. Tingkat kesadaran:

Tingkat kesadaran klien yaitu tampak bingung dan kacau.

10. Memori

Klien tidak mengalami gangguan ingatan jangka panjang maupun jangka

pendek. Hal itu dibuktikan dengan, ketika di tanya mengenai nama

suaminya ia mampu menyebutkan namanya.

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien tidak mampu untuk berkonsentari ketika diberi soal hitungan.

12. Kemampuan penilaian

Klien tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu oleh orang

lain. Contohnya ketika klien diberi penjelasan oleh orang lain mengenai

pilihan mandi dulu atau makan dulu, klien masih kebingungan untuk

menentukan pilihan.

13. Daya tilik diri

Berdasarkan hasil pengkajian klien mengingkari penyakit yang diderita

atau tidak menyadari perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik, emosi)

dan tidak merasa perlu adanya pertolongan.

VII. Kebutuhan perencanaan pulang

52

Page 53: ganggguan konsep diri

1. Kemamampuan klien memenuhi kebutuhan

Kemampuan memenuhi kebutuhan Ya tidak

Makanan

Keamanan

Perawatan kesehatan

Pakaian

Transportasi

Tempat tinggal

Keuangan

Lain-lain

2. Kegiatan hidup sehari-hari (ADL):

a. Perawatan diri

Kegiatan hidup sehari-

hari

Bantuan total Bantuan minimal

Mandi

Kebersihan

Makan

Buang air kecil/ BAK

Buang air besar/BAB

Ganti pakaian

Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri

b. Nutrisi

Klien mengatakan merasa kurang begitu memperhatikan makanannya,

ketika makan klien selalu memisahkan diri dari orang lain, frekuensi

makan 3 kali/sehari, nafsu makan menurun, berat badan menurun

menjadi 63 kg dari 65 kg,

c. Tidur

53

Page 54: ganggguan konsep diri

Berdasarkan hasil pengkajian klien tidak mengalami gangguan tidur,

pada waktu malam hari klien mampu tidur (21.00 WIB) dan bangun

pada pagi hari (05.00 WIB).

3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini

a) Mengantisipasi kehidupan sehari-hari :

Ya

Tidak

b) Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri:

Ya

Tidak

c) Mengatur penggunaan obat:

Ya

Tidak

d) Melakukan pemeriksaaan kesehatan:

Ya

Tidak

4. Klien memiliki sistem pendukung:

a) Keluarga :

Ya

Tidak

b) Teman sejawat:

Ya

Tidak

c) Terapis :

Ya

Tidak

d) Kelompok sosial :

Ya

Tidak

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau

hobi?

54

Page 55: ganggguan konsep diri

Ya/menikmati

Tidak menikmati,jelaskan

VIII. Mekanisme koping

Adaptif Maladaftif

Bicara dengan orang lain Minum alcohol

Mampu menyelesaikan

masalah

Reaksi lambat/berlebihan

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktifitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencintai diri

Lain-lain Lain-lain

IX. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah dengan pekaerjaan, klien trauma suami dan dirinya di PHK

X. Pengetahuan kurang tentang Aspek medis

Klien cukup mengetahui mengenai penyakit jiwa, sistem pendukung adalah

suami klien, faktor presipitasi ganngguan jiwa mulai dari keputus asaan klien

ketika di PHK dari tempat kerjanya.

XI. Aspek medis

Diagnose medis : Gangguan konsep diri

Terapi medis : tidak terkaji

XII. Daftar Masalah keperawatan

1. Gangguan citra tubuh

2. Harga diri rendah kronis

3. Defisit perawatan diri

XIII. Diagnosa Keperawatan

55

Page 56: ganggguan konsep diri

1. Gangguan konsep diri : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan

persepsi buruk terhadap diri sendiri

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan

perubahan peran diri.

3. Defisit perawatan diri: mandi, kebersihan berhubungan kurangnya

motivasi merawat diri.

56

Page 57: ganggguan konsep diri

XIV. Intervensi Keperawatan

Nama klien : Ny. V No.RM : J.1234567432

Umur : 42 tahun Alamat : Kp. Cikaraet, RT08/RW 06, Ds. Cikupa

Bangsal : R. Mawar Diagnosa medis : Gangguan Konsep Diri

No Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil intervensi

1. Gangguan konsep diri : Gangguan

citra tubuh berhubungan dengan

persepsi buruk terhadap diri

sendiri

Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali

pertemuan diharapkan Kepercayaan diri klain

kembali normal dengan kriteria :

a. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya .

b. Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek

positif).

c.   Pasien dapat melakukan cara untuk

meningkatkan citra tubuh.

d. Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.

1. Diskusikan persepsi pasien tentang

citra tubuhnya yang dulu dan saat ini,

perasaan dan harapan yang dulu dan

saat ini terhadap citra tubuhnya.

2. Diskusikan potensi bagian tubuh yang

lain.

3.   Bantu pasien untuk meningkatkan

fungsi bagian tubuh yang terganggu.

4. Ajarkan untuk meningkatkan citra

tubuh.

5. Gunakan protese, wig,Gunakan

protese, wig,kosmetik atau yg lainnya

sesegera mungkin,gunakan pakaian

57

Page 58: ganggguan konsep diri

yang baru.

6. Motivasi pasien untuk melihat bagian

yang hilang secara bertahap.

7. Bantu pasien menyentuh bagian

tersebut.

8. Motivasi pasien untuk melakukan

aktifitas yang mengarah kepada

pembentukan tubuh yang ideal.

9.   Lakukan interaksi secara bertahap

10. Susun jadual kegiatan sehari-hari.

11. Dorong melakukan aktifitas sehari dan

terlibat dalamkeluarga dan

sosial.keluarga dan sosial

12. Dorong untuk mengunjungi teman

atau orang lain yang

berarti/mempunyai peran

pentingbaginya.

13. Beri pujian thd keberhasilan

pasienmelakukan interaksi.

58

Page 59: ganggguan konsep diri

SP keluarga 

Tujuan umum : Kluarga dapat membantu

dalam meningkatkan kepercayaan diri

klien Tujuan khusus :

a. Keluarga dapat mengenal masalah

gangguan.

b. Keluarga dapat mengenal masalah

gangguancitra tubuhcitra tubuh.

c. Keluarga mengetahui cara mengatasi.

d. Keluarga mengetahui cara

mengatasimasalah gangguan citra

tubuhmasalah gangguan citra tubu.

e. Keluarga mampu merawat pasien

gangguancitra tubuhcitra tubuh.

f. Keluarga mampu mengevaluasi

kemampuan pasien dan memberikan

pujian ataspasien dan memberikan

pujian

ataskeberhasilannya.keberhasilannya.

59

Page 60: ganggguan konsep diri

Intervensi  

1. Jelaskan dengan keluarga ttg ggn

citra tubuh yang tjd pada pasien.

2. Jelaskan kepada keluarga cara

mengatasi gangguan citra tubuh.

3. Ajarkan kepada keluarga cara

merawat pasien.

4. Menyediakan fasilitas untuk 

memenuhi kebutuhan pasien

dirumah.

5. Menfasilitasi interaksi dirumah.

6. Melaksanakan kegiatan dirumah dan

sosial.

7.   Memberikan pujian atas

keberhasilan pasien

2. Gangguan konsep diri : harga diri

rendah kronis berhubungan

dengan perubahan peran diri.

Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali

pertemuan, pasien mampu Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang di miliki dengan

kriteria :

a. Menilai kemamouan yang dapat di gunakan.

Sp 1

Identifikasi kemampuan positif

yang dimiliki

Diskusikan bahwa pasien masih

memiliki sejumlah kemampuan

60

Page 61: ganggguan konsep diri

b. Menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai

dengan kemampuan.

c. Melatih kegiatan yang sudah dipilih,sesuai

kemampuan.

d. Merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.

dan aspek positif seperti kegiatan

pasien dirumah adanya keluarga

dan lingkungan terdekat pasien.

Beri pujian yang realistis dan

hindari setiap kali bertemu dengan

pasien penilaian yang negatif.

Nilai kemampuan yang dapat di

lakukan saat ini

Diskusikan dengan pasien

kemampuan yang masih digunakan

saat ini.

Bantu pasien menyebutkannya dan

memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan

pasien.

Perlihatkan respon yang kondusif

dan menjadi pendengar yang aktif.

Pilih kemampuan yang akan

dilatih.

Diskusikan dengan pasien

61

Page 62: ganggguan konsep diri

beberapa aktivitas yang dapat

dilakukan dan dipilih sebagai

kegiatan yang akan pasien lakukan

sehari-hari.

Bantu pasien mnetapkan aktivitas

mana yang dapat pasien lakukan

secara mandiri.

Aktivitas yang memerlukan

bantuan minimal dari keluarga.

Aktivitas apa saja yang perlu

bantuan penuh dari keluarga atau

lingkungan terdekat pasien.

Beri contoh cara pelaksanaan

aktivitas yang dapat dilakukan

pasien.

Susun bersama pasien aktifitas

atau kegiatan sehari-hari paien.

Nilai kemampuan pertama yang

telah dipilih

Diskusikan dengan pasien untuk

62

Page 63: ganggguan konsep diri

menetapkan urutan kegiatan (yang

sudah dipilih pasien) yang akan

dilatihkan.

Bersama pasien dsn keluarga

memperagakan beberapa kegiatan

yang akan dilakuakn pasien.

Berikan dukungan atau pujian

yang nyata seseuai kmajuan yang

diperlihatkan pasien.

Masukan dalam jadwal kegiatan

pasien

Berikesempatan pada pasien untuk

mencoba kegiatan.

Beri pujian atas aktifitas/kegiatan

yang dapat dilakukan pasien setiap

hari.

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan

toleransi dan perubahan sikap.

Susun daftar aktifitas yang sudah

dilatihkan bersama pasien dan

63

Page 64: ganggguan konsep diri

keluarga.

Berikan kesempatan

mengungkapkannya setelah

pelaksanaan kegiatan.yakini bahwa

keluarga mendukung setiap

aktifitas yang dilakukan pasien.

Sp 2

Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)

Pilih kemampuan ke dua yang

dapat dilakukan

Latih kemampuan yang dipilih

Masukan dalam jadwal kegiatan

pasien

Sp 3

Evaluasi kegiatan yang lalu(SP1

dan 2)

Memilih kemampuan ketiga yang

dapat dilakukan

Masukan dalam jadwal kegiatan

64

Page 65: ganggguan konsep diri

pasien.

3. Defisit perawatan diri: mandi,

kebersihan berhubungan

kurangnya motivasi merawat diri.

Setelah dilakukan kunjungan selama 4 kali

pertemuan diharapkan : Klien dapat meningkatkan

minat atau motivasinya untuk mempertahankan

kebersihan diri dengan kriteria :

1. Klien dapat mengenal tentang pentingnya

kebersihan diri

2. Klien dapat menyebutkan kembali kebersihan

untuk kesehatan

3. Klien dapat menjelaskan cara merawat diri

4. Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan

bantuan perawat

5. Klien dapat melakukan kebersihan atau

perawatan diri secara mandiri

6. Klien dapat mempertahankan kebersihan

secara mandiri

7. Klien mendapat dukungan keluarga dalam

meningkatkan kebersihan diri

1. Diskusikan bersama klien pentingnya

kebersihan

diri/berhias/makan/toileting/instrument

al dnegan cara menjelaskan pengertian

tentang arti bersih dan tanda-tanda

bersih.

2. Dorong klien untuk menyebutkan 3

dari 5 tanda kebersihan diri.

3. Diskusikan dengan klien tentang

fungsi kebersihan diri dengan

menggali pengetahuan klien terhadap

hal yang berhubungan dengan

kebersihan diri

4. Bantu klien mengungkapkan arti

kebersihan diri dan tujuan memelihara

kebersihan diri

5. Beri reinforcement positif setelah klien

mengungkapkan arti kebersihan.

6. Ingatkan klien untuk memelihara

65

Page 66: ganggguan konsep diri

kebersihan diri seperti mandi 2 kali

sehari pagi dan sore, sikat gigi minimal

2 kali sehari sesudah makan dan

sebelum tidur, keramas dan meyisir

rambut, gunting kuku bila panjang

7. Motivasi klien untuk mandi

Ingatkan caranya, evaluasi hasilnya,

dan beri umpan balik

Bombing klien dengan bantuan

minimal

Jika hasilnya kurang, kaji hambatan

yang ada

8. Bimbing klien untuk mandi, beri

kesempatan untuk mendemonstrasikan

cara-cara memelihara kebersihan diri

yang benar

Ingatkan dan anjurkan untuk mandi

2 kali sehari dengan menggunakan

sabun

Anjurkan klien untuk meningkatkan

66

Page 67: ganggguan konsep diri

cara mandi yang benar

9. Anjurkan klien untuk mengganti baju

setiap hari

Anjurkan klien untuk

mempertahankan dan meningkatkan

penampilan setiap hari

Dorong klien dengan mencuci

pakaiannya sendiri

Demonstrasikan cara mencuci

pakaian benar dengan sabun dan di

bilas

10. Kaji keinginan klien untuk memotong

kuku dan memotong rambut:

Beri kesempatan pada klien untuk

melakukan sendiri

Ingatkan potong kuku dan keramas

11. Kolaborasi dengan perawat ruangan

untuk pengelolaan pasilitas perawatan

kebersihan diri seperti mandi dan

perawatan kamar mandi

67

Page 68: ganggguan konsep diri

12. Bekerjasama dengan keluarga untuk

mengadakan fasilitas keberihan diri:

odol, sikat gigi, ganti baju, dan pakai

sandal.

13. Monitor klien untuk melaksanakan

kebersihan diri secara teratur, ingatkan

untuk mencuci rambut, menyisir,

gosok gigi, ganti baju, dang anti sandal

14. Beri reinforcement positif bila klien

berhasil melakukan kebersihan atau

perawatan diri

15. Jelaskan pada keluarga tentang

penyebab kurang minatnya klien

menjaga diri.

16. Diskusikan bersama keluarga tentang

tindakan yang telah dilakukan klien di

rumah sakit dlaam menjadga

kebersihan dan kemajuan yang telah

dialami di RS

17. Anjurkan keluarga untuk memutuskan

68

Page 69: ganggguan konsep diri

memberi stimulasi terhadap kemajuan

yang telah dalami di rumah sakit.

18. Jelaskan pada keluarga tentang

manfaat sarana yang tepat dalam

menjaga kebersihan diri

19. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan

saran menjaga kebrsihan diri

20. Diskusikan bersama keluarga cara

membantu klien dalam menjaga

kebersihan diri

21. Diskusika dengan keluarga mengenai

hal-hal yang dilakukan, misalnya:

Mengingatkan klien pada waktu

mandi

Sikat gigi, keramas, ganti baju

22. Membantu klien apabila mengalami

hambatan, member pujian atas

keberhasilan klien.

69

Page 70: ganggguan konsep diri

70

Page 71: ganggguan konsep diri

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan

semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam

berhubungan dengan orang lain. Sangatlah penting bagi seorang perawat untuk

memahami konsep diri terlebih dahulu harus menanamkan dalam dirinya sendiri

sebelum melayani klien, sebab keadaan yang dialami klien bisa saja mempengaruhi

konsep dirinya, disinilah peran penting perawat selain memenuhi kebutuhan dasar

fisiknya yaitu membantu klien untuk memulihkan kembali konsep dirinya.

Ada beberapa komponen konsep diri yaitu identitas diri yang merupakan

intenal idividual, citra diri sebagai pandangan atau presepsi, harga diri yang

menjadi suatu tujuan, ideal diri menjadi suatu harapan, dan peran atau posisi di

dalam masyarakat.

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,

interkasi dengan orang lain, dan lingkungan, nilai- nilai yang berkaitan dengan

pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

5.2. Saran

Untuk membangun konsep diri, kita harus belajar menyukai diri sendiri,

mengembangkan pikiran positif, memperbaiki hubungan interpersonal ke yang lebih

baik, sikap aktif yang positif, dan menjaga keseimbangan hidup.

Semua yang kita lakukan pasti ada manfaatnya begitu juga dalam memahami

konsep diri, kita menjadi bangga dengan diri sendiri, percaya diri penuh, dapat

beradaptasi dengan lingkungan, dan mencapai sebuah kebahagiaan dalam hidup.

71