28
O P T I K dan REFRAKSI Kuliah IP Mata Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jember

GANGGUAN REFRAKSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mata mata

Citation preview

Page 1: GANGGUAN REFRAKSI

O P T I Kdan

REFRAKSI

Kuliah IP MataProgram Studi Pendidikan Dokter

Universitas Jember

Page 2: GANGGUAN REFRAKSI

SINAR

MATA(Organ Penglihatan)

KORNEA + 43 D

B M D

PUPIL

LENSA + 20 D

BADAN KACA( Corpus Vitreous )

RETINA MACULA LUTEA

OTAK

Mediaoptik

MEDIAREFRAKSI

Page 3: GANGGUAN REFRAKSI
Page 4: GANGGUAN REFRAKSI

MEDIUM MEDIUM

BERKAS SINAR

Perubahan Arah Sinar( REFRAKSI )

KOREKSI REFRAKSIUsaha memperbaiki visus ( tajam penglihatan ) dengan lensa

LENSA 1. LENSA SFERIS - S2. LENSA SILINDER - C( medium yang punya

daya pembiasan )D = 1 / fD = daya pembiasan lensa ( Dioptri )f = jarak fokus ( meter )

PENGERTIAN REFRAKSI

Page 5: GANGGUAN REFRAKSI

LENSA SFERISJari - jari kelengkungan sama pada setiap meridianSinar sejajar sumbu utama dibias pada 1 titik api / fokus

LENSA SFERIS POSITIF LENSA SFERIS NEGATIF

LENSA SILINDER

Punya 2 meridian utama dengan kekuatan bias maksimumdan minimum

Page 6: GANGGUAN REFRAKSI

MENENTUKAN TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL (VISUS)

PEMBILANGPENYEBUT

Pembilang : Merupakan jarak pemeriksaanPenyebut : Jarak dimana huruf /angka/obyek Seharusnya dpt dilihat/dibaca

1. Diperlukan sarana Snellen Chart atau E-Chart.2. Jarak pemeriksanaan 5 - 6 meter ( 20 feet )3. Tentukan tajam penglihatan / visus natural

untuk masing-masing mata pasang okluder / penutup

4. Dinyatakan dengan angka :

Page 7: GANGGUAN REFRAKSI

MENENTUKAN TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL (VISUS)

Visus <1/60 penderita disuruh melihat gerakan / lambaian tangan pemeriksa (normal terlihat pada jarak 300 meter).

Visus < 1/300 diperiksa dengan menggunakan lampu senter. Bila penderita dapat melihat cahaya lampu senter, berarti visusnya 1/~ (Lp+)

Jarak pemeriksaan 5 - 6 meter tidak dapat melihat huruf/angka terbesar dari Chart disuruh menghitung jari pemeriksa ( normal dapat dilihat pada jarak 60 meter ).

Page 8: GANGGUAN REFRAKSI

PENILAIAN TAJAM PENGLIHATAN (VISUS)

1. Jarak 6meter Visus : 6/50 , 6/40 ,……………6/6

2. Menghitung jari Visus : 1/60, 2/60, …………6/60

3. Melihat gerakan/lambaian tangan Visus : 1/300

4. Melihat lampu/sinar Visus : 1/~ atau Lp + (Light Perception +)

Page 9: GANGGUAN REFRAKSI

TEKNIK REFRAKSI

1. REFRAKSI SUBYEKTIF

2. REFRAKSI OBYEKTIF

Trial and errorFogging TechniqueCross Cylinder Technique

RetinoscopyAuto – Refraktometri (full computerized dan semi computerized)Ophthalmoscope

Page 10: GANGGUAN REFRAKSI

PEMERIKSAAN REFRAKSI DENGAN TRIAL AND ERROR

1. Bina hubungan baik pemeriksa dan penderita

2. Tempatkan trial frame pada posisi yang tepat

3. Tentukan tajam penglihatan / visus natural masing-masing mata

4. Visus <6/6 ( tidak emmetrop ) dilakukan trial and error :

Dengan Sferis negatif terang, ditambahkan sampai Sferis negatif terkecil yang mencapai visus terbaik (6/6)

Dengan Sferis positif terang, ditambahkan sampai Sferis positif terbesar yang mencapai visus terbaik (6/6)

Bila penambahan Sferis negatif atau positif tidak dapat mencapai 6/6, kemungkinan suatu Astigmatismus dan memerlukan tambahan lensa Silinder.

Page 11: GANGGUAN REFRAKSI

KELAINAN REFRAKSI

EMMETROPIA : Suatu keadaan dimana sinar-sinar yang datang sejajar sumbu bola mata atau sejajar garis pandang, dalam keadaan tanpa akomodasi akan dibiaskan tepat pada retina ( macula lutea / bintik kuning )

Bila pembiasan sinar tersebut tidak jatuh di retina maka keadaan ini disebut AMETROPIA atau ANOMALI / KELAINAN REFRAKSI.

1. MIOPIA2. HIPERMETROPIA3. ASTIGMATISMUS

DAYA AKOMODASI : DAYA UNTUK MENCEMBUNGKAN LENSA DENGAN KONTRAKSI OTOT-OTOT SILIARIS MENAMBAH KEKUATAN PEMBIASANNNYA

Page 12: GANGGUAN REFRAKSI

MIOPIA

Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibias di depan retina.

PENYEBAB :1. Miopia Aksial Sumbu mata / diameter

anteroposterior mata terlalu panjang

•Kornea terlalu lengkung ( keratokonus )Lensa terlalu cembung ( katarak imatur )Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hiperglikemia, indeks biasnya menjadi bertambah

2. Miopia Refraktif

Page 13: GANGGUAN REFRAKSI

MIOPIA

Page 14: GANGGUAN REFRAKSI

MIOPIA

GEJALA KLINIS :

1. SUBYEKTIF

Kabur untuk melihat jauh , terang untuk melihat dekat (near sighted)Kadang-kadang melihat bintik-bintik, benang-benang atau nyamuk-nyamuk dalam lapang pandang (vitreous floaters) akibat degenerasi corpus vitreous pada miopia aksial dan denegerasi retina periferAsthenopia akibat asthenovergen

Bilik mata depan dalam, pupil midriasis akibat kurangnya akomodasiPada miopia aksial didapat vitreous floaters, tigroid fundusMata agak menonjol ( eksoftalmos )

2. OBYEKTIF

Page 15: GANGGUAN REFRAKSI

KOMPLIKASI : Ablatio RetinaMiopia kedua mata dengan selisih yang besar dapat menyebabkan eksotropia (juling ke luar) pada mata dengan derajad miopia yang lebih tinggi

Miopia Ringan: -0,25 sampai -3,00 DMiopia Sedang : -3,25 sampai -6,00 DMiopia Tinggi : >-6,25 Dioptri

TINGKATAN :

PENATALAKSANAAN : 1. Kacamata : Koreksi dengan lensa sferis negatif terkecil yang menghasilkan visus terbaik2. Lensa Kontak3. Bedah Refraktif Kornea :

Photo Refractive Keratectomy / Excimer LaserLASIK (Laser Insitu Keratomileusis)Clear Lens Extraction

MIOPIA

Page 16: GANGGUAN REFRAKSI

KACA MATA

LENSA KONTAK

Page 17: GANGGUAN REFRAKSI

LASIK ( LASER ASSISTED INSITU KERATOMILEUSIS )

Page 18: GANGGUAN REFRAKSI

Suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar garis pandang oleh mata tanpa akomodasi dibias di belakang retina.

HIPERMETROPIA

1. Hipermetropia Aksial Sumbu mata / diameter anteroposterior mata terlalu pendek

2. Hipermetropia Refraktif

•Kelengkungan kornea berkurang (kornea plana)•Lensa terlalu tipis•Corpus Vitreous pada penderita Diabetes Mellitus yang mengalami hipoglikemia sehingga indeks biasnya berkurang

PENYEBAB :

Page 19: GANGGUAN REFRAKSI

Asthenopia Akomodativa akomodasi berlebihan menimbulkan keluhan mata lekas lelah, mata berat, pusing, sakit kepala

GEJALA KLINIS HIPERMETROPIA :

1. SUBYEKTIF

2. OBYEKTIF •Hipertrofi otot – otot akomodasi bilik mata depan menjadi dangkal•Akomodasi yang berlebihan mata tampak merah dan papil saraf optik lebih hiperemia

Page 20: GANGGUAN REFRAKSI

HIPERMETROPIA

KOMPLIKASI : •Sudut Bilik Mata Depan lebih dangkal mudah terjadi glaukoma•Esotropia atau strabismus konvergen akibat konvergensi yang berlebihan•Jika derajad hipermetropia mata kanan dan kiri jauh berbeda dan tidak dikoreksi dengan baik ambliopia pada mata dengan derajad hipermetropia yang lebih besar eksotropia

oHipermetropia Ringan : +0,25 D s/d +3,00 DoHipermetropia Sedang : +3,25 D s/d +6,00 DoHipermetropiaTinggi : > +6,25 D

1. Kacamata :    Koreksi dengan lensa sferis positif terbesar yang menghasilkan visus terbaik

2. Lensa Kontak

TINGKATAN :

PENATALAKSANAAN :

Page 21: GANGGUAN REFRAKSI

ASTIGMATISMUS

Astigmatismus adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar –sinar sejajar garis pandang yang masuk bola mata , tanpa akomodasi dibiaskan tidak pada satu titik tetapi lebih dari

satu titik. Ada 2 macam astigmatismus :

1. Astigmatismus Iregularis

Titik bias tidak teratur disebabkan karena permukaan kornea tidak teratur dapat dikoreksi dengan lensa kontak keras (hard contact lens)

Page 22: GANGGUAN REFRAKSI

2. Astigmatismus Regularis

90 % disebabkan kornea , 10 % akibat kondisi lensa.Didapatkan 2 titik bias pada sumbu mata 2 bidang saling tegak lurus satu bidang daya bias terkuat , bidang lain daya bias terlemah.Dibedakan 2 macam:

1. With the Rule , bidang vertikal (V) punya daya bias terkuat dan bidang horisontal (H) punya daya bias terlemah

2. Against the Rule, bidang vertikal (V) punya daya bias terlemah dan bidang horisontal (H) punya daya bias terkuat

Page 23: GANGGUAN REFRAKSI

Berdasarkan letak V dan H terhadap retina, Astigmatismus Regularisdibagi dalam :

2. Astigmatismus Miopia Kompositus

3. Astigmatismus Hipermetropia Simpleks

1. Astigmatismus Miopia Simpleks

Page 24: GANGGUAN REFRAKSI

4. Astigmatismus Hipermetropia Kompositus

5. Astigmatismus Mikstus

Page 25: GANGGUAN REFRAKSI

PRESBIOPIA KELAINAN FISIOLOGI AKIBAT “AGING PROCESS”

SKLEROSIS LENTISKELEMAHAN OTOT AKOMODASI

Kemampuan akomodasi untuk melihat dekat berkurang

Pada umumnya mulai usia 40 tahun

G X : kabur dekat, mata lelah untuk bacaT X : lensa addisi Lensa sferis positif

USIA LENSA ADDISI40 TH + 1,00 D45 TH + 1,50 D50 TH + 2,00 D55 TH + 2,50 D60 TH + 3,00 D

Jarak baca 33 cmAddisi max + 3,00 D

Koreksi kaca mata

Monofokal

Bifokal

Progresif

Page 26: GANGGUAN REFRAKSI

PEMERIKSAAN PRESBIOPIA

Page 27: GANGGUAN REFRAKSI

KATEGORI GANGGUAN PENGLIHATAN (WHO-1977)

PENGLIHATAN

RENDAH

I. Visus Terbaik Pasca Koreksi (BCVA=Best Correction Visul Acuity) 6/18

II. BCVA = 6/60

KEBUTAAN

III. BCVA = 3/60

Lap.Pandang 5-10 derajad

IV. BCVA = 1/60

V. Lp (-)

Page 28: GANGGUAN REFRAKSI

Terima kasih