27
Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia * *) Mahasiswa S1 jurusan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680 ABSTRACT This research was conducted by taking samples of surface sediments from 17 stations and benthic organisms in the estuary area of Berau Delta, East Kalimantan in April 2007. Characterization of sediments determined by chemical extraction procedures simultaneously (simultaneous extraction) to estimate the concentration of heavy metals partition into the sediment geochemical components: Easy to be reduced, reduced, organic, and aqua- regia (total heavy metals). The results of this study indicate that the concentration of heavy metals in sediment Pb (3.19 to 17.94 ug / g dry weight (DW) with an average of 12:35 g / g), Cr (07:49 - 43.71 ug / g dw, with an average of 28.96 g / g). otal concentrations of heavy metals lead and chromium in sediment value was still in its natural state, while the sediment at the station 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13 and 14 have been contaminated with heavy metals. Therefore, it can be said that the presence of heavy metals Pb, CR and CU in aquatic sediments Berau Delta, Kalimantan Eastern in April 2007 indicates not harmful to aquatic organisms (especially the benthic biota), because metals very few that are biologically available (most cannot used by benthic organisms), and still very little heavy metals are also derived from human activities (heavy metals in the fraction of the no-resistencia). Kata kunci : Sediment geochemistry, simultaneous extraction, Berau Delta ABSTRAK Penelitian ini telah dilakukan dengan mengambil contoh sedimen permukaan dari 17 stasiun dan organisme bentos di wilayah estuari Delta Page 1

Geokimia Logam Berat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

*) Mahasiswa S1 jurusan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga, Bogor

16680

ABSTRACT

This research was conducted by taking samples of surface sediments from 17 stations and benthic

organisms in the estuary area of Berau Delta, East Kalimantan in April 2007. Characterization of sediments

determined by chemical extraction procedures simultaneously (simultaneous extraction) to estimate the

concentration of heavy metals partition into the sediment geochemical components: Easy to be reduced,

reduced, organic, and aqua-regia (total heavy metals). The results of this study indicate that the concentration of

heavy metals in sediment Pb (3.19 to 17.94 ug / g dry weight (DW) with an average of 12:35 g / g), Cr (07:49 -

43.71 ug / g dw, with an average of 28.96 g / g). otal concentrations of heavy metals lead and chromium in

sediment value was still in its natural state, while the sediment at the station 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13 and 14 have

been contaminated with heavy metals. Therefore, it can be said that the presence of heavy metals Pb, CR and

CU in aquatic sediments Berau Delta, Kalimantan Eastern in April 2007 indicates not harmful to aquatic

organisms (especially the benthic biota), because metals very few that are biologically available (most cannot

used by benthic organisms), and still very little heavy metals are also derived from human activities (heavy

metals in the fraction of the no-resistencia).

Kata kunci : Sediment geochemistry, simultaneous extraction, Berau Delta

ABSTRAK

Penelitian ini telah dilakukan dengan mengambil contoh sedimen permukaan dari 17 stasiun dan

organisme bentos di wilayah estuari Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007. Karakterisasi kimia

sedimen ditentukan dengan prosedur ekstraksi secara simultan (simultaneous extraction) untuk mengestimasi

konsentrasi dari partisi logam berat kedalam komponen geokimia sedimen: easily reducible, reducible, organic,

dan aqua-regia (total logam berat). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat di sedimen

yaitu Pb (3.19 – 17.94 μg/g berat kering (dw) dengan rata-rata 12.35 μg/g ), Cr (7.49 – 43.71 μg/g dw, dengan

rata-rata 28.96 μg/g). Nilai konsentrasi logam berat total Pb dan Cr dalam sedimen masih berada dalam

kondisi alami, sedangkan sedimen pada stasiun 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13, dan 14 telah terkontaminasi

logam berat. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan logam berat Pb, Cr, dan Cu dalam sedimen

perairan Delta Berau, Kalimantan Timur pada bulan April 2007 terindikasi belum berbahaya bagi organisme

akuatik (khususnya biota bentik), karena sangat sedikit logam yang tersedia secara biologis (sebagian

besar tidak dapat dimanfaatkan oleh organisme bentik); dan masih sangat sedikit juga logam berat yang

bersumber dari aktivitas manusia (logam berat dalam fraksi non resisten).

Kata kunci: geokimia sedimen, simultaneous extraction, Delta Berau

Page 1

Page 2: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara geografis Perairan Delta

Berau yang berada di Kabupaten Berau

terletak pada posisi antara 1 Lintang Utara

- 233 Lintang Selatan dan 116 - 119 Bujur

Timur. Luas wilayah Kabupaten Berau

24.201 km2. Kerusakan daerah pesisir dan

indikasi perkembangan Delta Sungai

Mahakam dan Berau ke arah lepas pantai,

erat sekali hubungannya dengan kegiatan

di daratan Kalimantan timur terutama 

eksploitasi kayu secara liar (illegal loging) 

dan penebangan hutan mangrove di 

daerah pesisir yang makin lama tidak

terkontrol. Kegiatan-kegiatan tersebut

berdampak bagi kesehatan ekosistem

bentik seperti masuknya polutan (logam

berat dan pestisida), hilangnya habitat, dan

perubahan populasi biota, terutama untuk

Logam berat yang mempunyai sifat yang

mudah mengikat bahan organik dan

mengendap di dasar perairan dan bersatu

dengan sedimen sehingga kadar logam

berat dalam sedimen lebih tinggi

dibanding dalam air.

Logam berat mempunyai sifat yang

mudah mengikat dan mengendap di dasar

perairan dan bersatu dengan sedimen, oleh

karena itu kadar logam berat dalam

sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam

air, dengan mengetahui karakteristik

geokimia logam berat dalam sedimen

sehingga kita dapat menduga kemampuan

lingkungan dalam menerima kontaminan

tersebut sangat diperlukan, sehingga

dampak kegiatan-kegiatan yang ada dan

terus berkembang terhadap lingkungan

perairan dapat diantisipasi pengelolaannya.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

mengkuantifikasi karakteristik geokimia

logam berat Pb dan Cr dalam sedimen

perairan Delta Berau, Kalimantan Timur.

Page 2

Page 3: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan waktu penelitian

Pengambilan contoh sedimen dan

biota bentik dilakukan pada 13-15 April

2007 di perairan Delta Berau, Kabupaten

Berau, Kalimantan Timur. Contoh sedimen

diambil pada 17 stasiun, dimana stasiun

tersebar dari mulut muara yang paling

dalam sampai dengan arah terluar di batas

delta. Dari 17 stasiun tersebut dapat

dikelompokkan ke dalam 3 wilayah yaitu

mewakili wilayah sungai, muara, dan laut.

Peta lokasi pengambilan contoh

ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitiaan

Page 3

Page 4: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Prosedur Analisis

Gambar 2. Prosedur Analisis Sedimen

Analisis logam berat dalam tubuh

biota bentik menggunakan prosedur yang

dikembangkan oleh APHA, 1992 in

Hutagalung et al., 1997 in Situmorang.,

Contoh sedimen

Keringkan pada suhu

60 C, selama 24 jam

% yang hilang dalam

pembakaran (LOI)

Mn oxides

Bakar pada suhu 600

c selama 1 jam

Easily Reducible 0.1N

NH2OH

HCl dalam

0.01N

HNO3

selama 0.5

Acid

extract able

Easily Reducible+ Reducible

0.1N NH2OH HCl dalam

25% HOAc pada 95oC

selama 6 jam

Organik

1N NH4OH

selama 1

minggu

Mn+Fe oxides

Aqua Regia

3:1

campuran

cHCl:cHNO3

pada 70oC

selama 8

jam

Sentrifuge pada 6500 RPM, pipet bagian

supernantan

Organik

Ukur konsentrasi Pb, Cr di AAS

Page 4

Page 5: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

2010 . Contoh biota didestruksi

menggunakan campuran HNO3 dan

HClO4. Fraksinasi sample sedimen dan

konsentrasi logam berat dalam tubuh biota

bentik ditentukan dengan menggunakan

AAS Varian Spectra AA 20 plus

(ketelitian 0,001 ppm). Ukuran butiran

sedimen ditentukan menggunakan alat

ayakan mekanik. Pengayakan dilakukan

dengan metode pengayakan basah. Butiran

sedimen diklasifikasi berdasarkan

klasifikasi oleh Menworth pada tahun

1922 dalam Situmorang, 2010. Klasifikasi

ini memisahkan sedimen ke dalam fraksi

ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal

8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir (sand)

0,063-2 mm, lanau (silt) 0,004-0,063 mm,

dan lempung (clay) <0,004 mm. Setelah

ditentukan persentase pasir, lanau, dan

lempung maka data tersebut diproyeksikan

ke dalam diagram Shepard (Shepard,

dalam Situmorang, 2010 ) untuk

menentukan tipe substrat.

Page 5

Page 6: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

HASIL DAN PEMBAHASAN

Water Quailty

Tabel di bawah ini merupakan nilai

kualitas Perairan Delta Berau dimana

digunakan 4 parameter untuk melihat

kondisi perairan tersebut, yaitu nilai

salinitas, pH, oksigen terlarut dan suhu.

Penentuan stasiun dilihat berdasarkan

sebaran distribusi perairan dari hulu

hingga hilir.

Tabel 1. Nilai Kualitas Perairan Delta Berau pada setiap stasiun

Salinitas (‰) pH DO (mg/L) Suhu (oC)1 2 6 7,4 4,3 30,2

2 12 24 7,7 4,3 29,4

3 5 10 7,7 3,9 30,5

4 2 12 7,9 5,2 31,0

5 6 t.d 7,8 t.d t.d

6 6 t.d 8,1 t.d t.d

7 4 18 8,0 4,8 30,8

8 4 15 8,2 6,5 31,6

9 1 20 8,2 7,1 32,1

10 4 25 8,0 6,3 31,1

11 5 29 8,2 5,1 31,0

12 3,5 21 8,1 6,2 30,2

13 20 25 8,0 6,4 30,4

14 13 26 8,2 5,6 30,2

15 25 29 8,0 6,1 30,0

16 12 30 8,2 4,9 29,7

17 30 29 8,1 6,2 30,4

Nilai Kualitas PerairanKedalaman (meter)Stasiun

Page 6

Page 7: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 170

5

10

15

20

25Diagram TSS

Diagram TSS (mg/l)

Gambar 3. Data TSS perairan Delta Berau untuk setiap stasiun

Gambar di atas merupakan nilai

kualitas perairan serta data TSS(Total

Suspended Solid). Padatan tersuspensi

total (Total Suspended Solid atau TSS)

adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter

> 1μm) yang tertahan pada saringan

Millipore dengan diameter pori 0,45 μm.

TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus

serta jasad-jasad renik, yang terutama

disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi

tanah yang terbawa ke badan air. Total

Suspended Solid (TSS), adalah salah satu

parameter yang digunakan untuk

pengulkuran kualitas air. Pengukuran TSS

berdasarkan pada berat kering partikel

yang terperangkap oleh filter, biasanya

dengan ukuran pori tertentu. Umumnya,

filter yang digunakan memiliki ukuran pori

0.45 μm (Clescerl, 1905).

Tabel 2.. Klasifikasi Padatang di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter

Page 7

Page 8: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Nilai TSS dari contoh air biasanya

ditentukan dengan cara menuangkan air

dengan volume tertentu, biasanya dalam

ukuran liter, melalui sebuah filter dengan

ukuran pori-pori tertentu. Sebelumnya,

filter ini ditimbang dan kemudian beratnya

akan dibandingkan dengan berat filter

setelah dialirkan air setelah mengalami

pengeringan. Berat filter tersebut akan

bertambah disebabkan oleh terdapatnya

partikel-partikel tersuspensi yang

terperangkap dalam filter tersebut. Padatan

yang tersuspensi ini dapat berupa bahan-

bahan organik dan inorganik. Satuan TSS

adalah miligram per liter (mg/l).

Ukuran butiran sediment (grain size)

Tabel 3. Ukuran butiran sedimen pada setiap stasiun

Page 8

Page 9: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Stasiun Fraksi Sedimen Tipe sedimen% (pasir) % (lanau) % (Clay)

1 78.09 9.41 12.50 Pasir2 58.53 14.94 26.54 Pasir berlempung3 44.56 26.14 29.30 Pasir-Lanau-Lempung4 3.83 22.28 73.89 Lempung-berlanau5 33.89 28.54 37.57 Pasir-Lanau-Lempung6 2.17 13.74 84.09 Lempung7 65.02 16.82 18.16 Pasir berlempung8 43.91 26.78 29.32 Pasir-Lanau-Lempung9 57.96 16.93 25.11 Pasir berlempung

10 68.52 14.55 16.93 Pasir berlempung11 90.59 2.48 6.93 Pasir12 21.55 38.73 39.72 Pasir-Lanau-Lempung13 10.82 44.00 45.18 Lempung berlanau14 27.81 34.71 37.48 Pasir-Lanau-Lempung15 1.59 24.56 73.85 Lempung berlanau16 89.77 2.61 7.63 Pasir17 70.28 16.81 12.91 Pasir berlanau

Gambar 4. Sebaran rata- rata fraksi sedimen pada setiap stasiun penelitian

Tabel dan gambar di atas

menjelaskan setiap ukuran butiran sedimen

yang ada pada masing- masing stasiun,

data di atas didapatkan berdasarkan hasil

pengolahan yang dilakukan dengan cara

mengambil sampel sedimen menggunakan

Page 9

Page 10: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

alat ayakan mekanik. Pengayakan

dilakukan dengan metode pengayakan

basah. Butiran sedimen diklasifikasi

berdasarkan klasifikasi oleh Menworth

dalam Situmorang, 2010 . Klasifikasi ini

memisahkan sedimen ke dalam fraksi

ukuran butiran yang berbeda yaitu kerakal

8-16 mm, kerikil 2-8 mm, pasir (sand)

0,063-2 mm, lanau (silt) 0,004-0,063 mm,

dan lempung (clay) <0,004 mm. Setelah

itu didapatkan data mengenai

beratkering/gr berdasarkan masing-

masing jenis sedimen yang ada. Setelah

ditentukan persentase pasir, lanau, dan

lempung maka data tersebut diproyeksikan

ke dalam diagram Shepard (Shepard,

1954) untuk menentukan tipe substrat.

Gambar 5. Diagram Shepard

Berdasarkan tabel 3 di atas kita

sudah mengetahui jenis tipe sedimen yang

ada, pada stasiun 1 didapatkan jenis tipe

sedimen berupa pasir, lalu pada stasiun 2

didominasi oleh jenis sedimen pasir

berlempung, sementara untuk stasiun

ketiga tidak adanya dominasi , berupa

pasir-lanau, dan lempung. Bisa kita lihat

bahwa Fraksi pasir mendominasi pada

stasiun 1, 2, 7, 9, 10, 11, 16 dan 17. Fraksi

lempung mendominasi pada stasiun 4, 6,

dan 15. Pada stasiun dengan jenis tipe

sedimen pasir merupakan wilayah dimana

berada pada wilayah hulu sungai,

sementara untuk jenis tipe sedimen

lempung merupakan wilayah hilir sungai.

Claphman ( dalam Razak 2002)

menyatakan bahwa air sungai mengangkut

partikel lumpur dalam bentuk suspensi,

ketika partikel mencapai muara dan

bercampurdengan air laut, partikel lumpur

akan membentuk partikel yang lebih besar

dan mengendap di dasar perairan.

Sedimen estuaria adalah secara

fisiologis merupakan lingkungan yang

kaku untuk kebanyakan invertebrata

karena range kadar garamnya ( 14±30

0/00),fluktuasi temperatur dan pasang

surut. Banyak spesies yang umum

digunakand alam pengujian toksisitas di

perairan laut dan tawar, tidak sesuai untuk

mengukur toksisitas sedimen di estuaria

karena toleransi kadar garam yang

sempitatau tidak ada spesies endemik di

estuaria.

Di daerah estuaria, partikel

berukuran lebih besar akan lebih cepat

mengendap di dasar perairan sedangkan

Page 10

Page 11: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

partikel yang lebih kecil akan terbawa jauh

ke arah lautan sebelum akhirnya

mengendap di dasar perairan. Hal inilah

yang membuat pada daerah pantai

memiliki sdimen dengan dominasi

berbentuk pasir, yang memiliki bobot lebih

besar dibandingkan dengan lempung yang

biasa ditemukan pada sedimen di daerah

lepas pantai.

Kandungan bahan organik total (TOM) dalam sedimen

Gambar 6. Kandungan TOM (%) dalam sedimen pada stasiun pengamatan menurut

zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Bahan organik total berkaitan erat

dengan jenis sedimen. Sedimen yang

mengandung jumlah mineral lempung

(clay) tinggi akan cenderung memiliki

kandungan bahan organik tinggi, karena

sedimen berukuran lebih halus lebih baik

dalam mengakumulasi bahan organik dari

pada sedimen berukuran lebih besar.

Stasiun-stasiun yang memiliki kandungan

TOM rendah seperti stasiun 1, 5, 11, dan

14 ternyata berada pada stasiun yang

sedimennya didominasi oleh pasir.

Page 11

Page 12: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Konsentrasi logam berat Pb dan Cr dalam sedimen

Gambar 7. Konsentrasi logam berat Pb total dalam sedimen, pada stasiun pengamatan

menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Gambar 8. Konsentrasi logam berat Cr total dalam sedimen, pada stasiun pengamatan

menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Konsentrasi logam berat Pb dalam

sedimen berkisar antara 3,19 μg/g – 17,94

μg/g, dengan nilai rata-rata 12,35 μg/g

(Gambar 7). Selanjutnya, konsentrasi

logam berat Cr dalam sedimen berkisar

antara 7,49 μg/g – 43,71 μg/g, dengan nilai

rata-rata 28,96 μg/g (Gambar 8). Pada

stasiun 11 dan 16 semua logam berat

Page 12

Page 13: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

konsentrasinya lebih kecil dibandingkan

pada stasiun lainnya. Hal ini berkaitan

dengan tekstur sedimen (grain size),

dimana pada stasiun ini didominasi oleh

fraksi pasir (Gambar 4). Selain itu, pada

stasiun 11 dan 16 juga memiliki

kandungan bahan organik yang relatif

rendah (Gambar 5). Konsentrasi logam

berat pada sedimen tergantung pada

beberapa faktor yang berinteraksi. Faktor-

faktor tersebut adalah :

Sumber dari mineral sedimen

antara sumber alami atau hasil

aktifitas manusia. Melalui partikel

pada lapisan permukaan atau

lapisan dasar sedimen.

Melalui partikel yang terbawa

sampai ke lapisan dasar.

Melalui penyerapan dari logam

berat terlarut dari air yang

bersentuhan.

Beberapa material yang terkonsentrasi

di udara dan permukaan airmengalami

oksidasi, radiasi ultraviolet, evaporasi dan

polymerisasi. Jika tidak mengalami proses

pelarutan, material ini akan saling

berikatan dan bertambahberat sehingga

tenggelam dan menyatu dalam sedimen.

Logam berat yang diadsorpsi oleh partikel

tersuspensi akan menuju dasar perairan,

menyebabkankandungan logam di air

menjadi lebih rendah. Hal ini tidak

menguntungkan bagiorganisme yang hidup

di dasar sepertioys ter dan kepiting

sebagai filter feeder,partikel sedimen ini

akan masuk ke dalam sistem

pencernaannya (Williams, 1979 dalam

Razak, 2002).

Page 13

Page 14: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Geokimia logam berat Pb, dan Cr dalam sediment

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 170

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

RES PbORG PbRED PbER Pb

Stasiun

%

Gambar 9. Persentase logam berat Pb dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun

pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 170

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

ResiduOrganikReducibleEasy Reducible

Stasiun

%

Gambar 10. Persentase logam berat Cr dalam beberapa fraksi sedimen pada stasiun

pengamatan menurut zonasinya di perairan Delta Berau, April 2007

Page 14

Page 15: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

Thomas dan Bendell-Young

(dalam Situmorang, 2010) membagi

konsentrasi logam berat ke dalam beberapa

komponen geokimia sedimen: easily

reducible (berasosiasi dengan fase sedimen

Mn oksida), reducible (berasosiasi dengan

fase sedimen Fe oksida), organic

(berasosiasi dengan fase sedimen organik),

dan residual (berasosiasi dengan fase

sedimen mineral silikat). Penjumlahan

matematika dari fraksi-fraksi easily

reducible, reducible, dan organic

merupakan penyusun dari fase non

resistan, dan fraksi residual (logam berat

total dikurang fraksi-fraksi easily

reducible, reducible, dan organic) adalah

merupakan fase resistan. Logam berat Pb

dalam sedimen banyak terdapat dalam

fraksi residual (resisten) dengan nilai rata-

rata dari keseluruhan stasiun 97,6% dari

total logam berat Pb dalam sedimen.

Logam berat Pb dalam fraksi easily

reducible (0%), reducible (2,4%), dan

organik (0%). Fraksi reducible meningkat

pada stasiun stasiun 1, 5, 9, dan 13. Logam

berat Cr dalam sedimen banyak terdapat

dalam fraksi residual dengan nilai rata-rata

dari seluruh stasiun pengamatan 91,5%,

diikuti fraksi reducible (7,83%), organik

(0,58%), dan easily reducible (0,03%).

Fraksi residual merupakan logam berat

yang berikatan kuat dengan molekul-

molekul sedimen dan tidak dapat di serap

oleh organisme (resisten) sedangkan logam

berat dalam fraksi easily reducible,

reducible, dan organik merupakan logam-

logam yang dapat diserap oleh organisme

(biota bentik) atau disebut non-resisten,

karena merupakan logam-logam dalam

fraksi sedimen yang dapat diekstraksi

dengan mudah. Logam berat dalam fraksi

sedimen easily reducible dan reducible

merupakan fraksi yang dapat diserap dan

diakumulasi oleh organisme (fraksi non-

resisten) karena destruksi untuk fraksi ini

menggunakan pH yang mendekati

lambung biota (kerang-kerangan pH

lambung 5-6). Logam-logam berat fraksi

non-resisten pada umumnya berasal dari

aktivitas manusia (antropogenik). Kadar

Pb yang tinggi berbahaya bagi kehidupan

biota laut. Pb bersifat toksis terhadap biota

laut, kadar Pb sebesar 0.1 – 0.2 ppm telah

dapat menyebabkan keracunan pada jenis

ikan tertentu , dan pada kadar 188 ppm

dapat membunuh ikan-ikan . Berdasarkan

penelitian yang pernah dilakukan oleh

Murphy (1979 dalam Edward 2004)

Page 15

Page 16: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

diketahui bahwa biota-biota perairan

seperti crustacea akan mengalami

kematian setelah 245 jam, bila pada badan

perairan di mana biota itu berada terlarut

Pb pada konsentrasi 2.75-49 ppm.

Sedangkan biota perairan lainnya, yang

dikelompokkan dalam golongan insecta

akan mengalami kematian dalam rentang

waktu yang lebih panjang yaitu antara 168-

336 jam, bila pada badan perairan tempat

hidupnya terlarut 3.5-64 ppm Pb. Logam

Chromium (Cr) juga beracun bagi

manusia. Pengaruh racun ini pada awalnya

juga diketahui di Jepang pada tahun 1960,

dimana masyarakat yang tinggal di daerah

sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko

Concern di Pulau Hokkaido banyak

menderita penyakit kanker paru-paru.

Awalnya penyakit ini tidak diketahui

penyebabnya, setelah melalui penelitian

ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of 5

penyakit tersebut diketahui sebagai akibat

dari masyarakat menghirup limbah debu

Industri tersebut di atas yang mengandung

Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan

(Cr+6) (Edward, 2004).

Kesimpulan

Konsentrasi logam berat total Pb

dalam sedimen berkisar antara 3,19 -

17,94 μg/g dengan nilai rata-rata 12,35

μg/g, untuk logam berat total Cr

berkisar antara 7,49 – 43,71 μg/g

dengan nilai rata-rata 28,96 μg/g,

sedangkan logam berat total Cu

berkisar antara 1,89 – 28,74 μg/g

dengan nilai rata-rata 17,73 μg/g. Nilai

konsentrasi logam berat total Pb dan Cr

dalam sedimen masih berada dalam

kondisi alami, sedangkan sedimen pada

stasiun 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 13, dan 14

telah terkontaminasi logam berat.

Sehingga dapat dikatakan bahwa

keberadaan logam berat Pb, Cr, dan Cu

dalam sedimen perairan Delta Berau,

Kalimantan Timur pada bulan April 2007

terindikasi belum berbahaya bagi

organisme akuatik (khususnya biota

bentik), karena sangat sedikit logam

yang tersedia secara biologis (sebagian

besar tidak dapat dimanfaatkan oleh

organisme bentik); dan masih sangat

sedikit juga logam berat yang bersumber

Page 16

Page 17: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

dari aktivitas manusia (logam berat dalam fraksi non resisten).

Daftar Pustaka

Clescerl, Leonore S.(Editor), Greenberg, Arnold E.(Editor), Eaton, Andrew D. (Editor). 1905.Diunduh dari http://seandy-laut biru.blogspot.com/2010/09/total-suspended-solid-tss.html 31 Desember 2010

Edward dan Lestari.2004. Dampak Pencemaran Logam Berat Terhadap Kualitas air laut dan Sumberdaya Perikanan . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia dalam MAKARA, SAINS, VOL. 8, NO. 2, AGUSTUS 2004: 52-58

Situmorang, Sabam, H.S. Sanusi , Arifin Zainal. Geokimia Logam Berat (Pb, Cr, dan Cu) dalam Sedimen dan Potensi Ketersediaannya pada Biota Bentik di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur.dalam jurnal ILMU KELAUTAN. Februari 2010. Vol. 1. Edisi Khusus: 1 – 11

Razak.2002. Dampak Sedimentasi terhadap Kualitas Perairan.UI Press.Depok

Page 17

Page 18: Geokimia Logam Berat

Geokimia Logam Berat (Pb, dan Cr) dalam Sedimen di Perairan Delta Berau, Kalimantan Timur oleh Sukmaraharja Aulia *

LAMPIRAN

Association of heavy metals in estuarine sediment :

· Easily reducible (associated with Mn – oxide) as ER

· Easily reducible + Reducible (associated with Mn – Fe Oxide) as

(ER+R)· Reducible (associated with organic, eq.

phosphate and carbonate) as R· Non reducible as residual (associated

with crystalline minerals, eq. Si) as RES · Total heavy metals : Aqua Regia = ER +

R + ORG + RES · Non resistant (bioavailable heavy metals)

= ER + R + ORG · Resistent (Not biological available) =

Residual

Grain Size

Jenis sedimen Ukuran Butir (mm) Stasiun 1 (berat kering/gr)Pasir 0.125 - 2 39.4525Lanau 0.004 - 0.063 4.7533Lempung < 0.004 6.3174

50.5232

PersentasiPasir 78.08788834Lanau 9.408153086Lempung 12.50395858

Persentase pasir didapat dari berat kering/berat total * 100 % =78.08

Page 18