8
Fibusi (JoF) Vol. 2 No. 1, April 2014 PENDUGAAN PERUBAHAN ZONA JENUH AIR TANAH DI SEKITAR TAMBANG TERBUKA BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER S. Rahayu 1 , E. Pujianto 2* , M. Iryanti 1* 1 Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) 2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Pada tambang terbuka batubara di daerah penelitian air tanah sengaja di dewatering untuk kestabilan lereng tambang dan tidak mengganggu pekerjaan, sehingga diperkirakan akan menurunkan zona jenuh air tanah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui lapisan batuan dan perubahan zona jenuh air tanah. Untuk mengetahui hal tersebut telah dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner di dua lintasan dengan dua kali pengukuran (September 2011 dan Mei 2012). Dari hasil pengolahan data menggunakan Software Res2Dinv daerah penelitian tersusun dari batuan dengan resistivitas 0,72-21,7 ohm meter yaitu batuan lempung yang diperkirakan merupakan batuan zona jenuh dan batuan lainnya dengan resistivitas 21,8-2064 ohm meter yang terdiri dari batuan lempung pasiran, pasir, serta sisipan batubara. Penurunan kedalaman lapisan zona jenuh air tanah berkisar 0,5-2,0 meter dan penipisan ketebalan 0,5-13,5 meter. Kata kunci: Geolistrik, Resistivitas, Air Tanah, Zona Jenuh, Dewatering. Abstract On the open mining coal at the observation area, intentionally groundwater is dewatered for slope stability and does not disturb the work, then predictivelly it can reduce saturated groundwater zone. The purpose of the this observation is to determine the layers of rock ang saturated groundwater zone change. That there is saturated groundwater zone decreasing, has been done research using geoelectrical resistivity with Wenner configuration method in two lines with twice measurement (September 2011 and May 2012). The results of data processing used Res2Dinv software the observation area is composed by rock with resistivity 0,27-21,7 ohm meter is clay wich is predicted as saturated zone and with resistivity 21,8- 2064 ohm meter such as sandy clay, sand, seam coal. The observation show that there is saturated groundwater zone decreasing with dept range about 0.5-2.0 meter and thickness decreasing 0.5-13.5 meter. Keyword: Geoelectric, Resistivity, Groundwater, Saturated Zone, Dewatering. *Penulis Penanggung Jawab

geolistrik kalsel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Resis Kalimantan

Citation preview

Page 1: geolistrik kalsel

Fibusi (JoF) Vol. 2 No. 1, April 2014

PENDUGAAN PERUBAHAN ZONA JENUH AIR TANAH DISEKITAR TAMBANG TERBUKA BATUBARA DI KALIMANTAN

SELATAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITASKONFIGURASI WENNER

S. Rahayu1, E. Pujianto2*, M. Iryanti1*

1Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Pendidikan Indonesia (UPI)

2Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Pada tambang terbuka batubara di daerah penelitian air tanah sengaja di dewatering untukkestabilan lereng tambang dan tidak mengganggu pekerjaan, sehingga diperkirakan akanmenurunkan zona jenuh air tanah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui lapisanbatuan dan perubahan zona jenuh air tanah. Untuk mengetahui hal tersebut telah dilakukanpenelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner di dua lintasandengan dua kali pengukuran (September 2011 dan Mei 2012). Dari hasil pengolahan datamenggunakan Software Res2Dinv daerah penelitian tersusun dari batuan dengan resistivitas0,72-21,7 ohm meter yaitu batuan lempung yang diperkirakan merupakan batuan zona jenuhdan batuan lainnya dengan resistivitas 21,8-2064 ohm meter yang terdiri dari batuan lempungpasiran, pasir, serta sisipan batubara. Penurunan kedalaman lapisan zona jenuh air tanahberkisar 0,5-2,0 meter dan penipisan ketebalan 0,5-13,5 meter.

Kata kunci: Geolistrik, Resistivitas, Air Tanah, Zona Jenuh, Dewatering.

Abstract

On the open mining coal at the observation area, intentionally groundwater is dewatered forslope stability and does not disturb the work, then predictivelly it can reduce saturatedgroundwater zone. The purpose of the this observation is to determine the layers of rock angsaturated groundwater zone change. That there is saturated groundwater zone decreasing,has been done research using geoelectrical resistivity with Wenner configuration method intwo lines with twice measurement (September 2011 and May 2012). The results of dataprocessing used Res2Dinv software the observation area is composed by rock with resistivity0,27-21,7 ohm meter is clay wich is predicted as saturated zone and with resistivity 21,8-2064 ohm meter such as sandy clay, sand, seam coal. The observation show that there issaturated groundwater zone decreasing with dept range about 0.5-2.0 meter and thicknessdecreasing 0.5-13.5 meter.

Keyword: Geoelectric, Resistivity, Groundwater, Saturated Zone, Dewatering.

PENDAHULUAN*Penulis Penanggung Jawab

Page 2: geolistrik kalsel

2 S. Rahayu, dkk., -Pendugaan Perubahan Zona...

Batubara merupakan sumber energisekarang dan masa depan yang cukuphandal untuk menambah pasokan bahanbakar minyak karena cadangannya yangsangat besar. Formasi batubara tersebar diwilayah seluas 298 juta ha di Indonesia,meliputi 40 cekungan di Sumatera,Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa.(Amri, 2000 dalam Handayani, 2004).Salah satu wilayah yang terdapat tambangbatubara yaitu Kalimantan Selatan. Metodepenambangan batubara yang diterapkan didaerah penelitian yaitu secara terbuka.

Pada tambang terbuka umumnya, airtanah memang sengaja dikeluarkandimaksudkan untuk mengurangi berat danmeningkatkan daya ikat antar butir batuansehingga diharapkan akan meningkatkankestabilan lereng tambang dan tidakmengganggu pekerjaan penambangan.Untuk mempercepat keluarnya air tanahtersebut dari dalam batuan dilakukandewatering dengan cara membuatdewatering hole. Pengurangan jumlah airtanah di dalam batuan mengakibatkantingkat kejenuhan batuan menjadiberkurang. Pada tahun 2009-2011 telahdilakukan penelitian muka air tanah, danmenunjukkan zona jenuh air tanahmengalami penurunan berkisar 15037-72367 meter persegi. Berdasarkan haltersebut, pada penelitian ini digunakanmetode geolistrik resistivitas (tahanan jenis)konfigurasi Wenner pada tahun 2011-2012untuk mengetahui apakah terjadi penurunanzona jenuh kembali setelah dilakukanpenelitian muka air tanah. Secara umumpenelitian ini dilakukan untuk menentukangambaran lapisan batuan, dan perubahanzona jenuh air tanah di sekitar wilayahtambang terbuka batubara di KalimantanSelatan.Metode Geolistrik Resistivitas

Metode geolistrik resistivitasmerupakan metode geolistrik yangmempelajari sifat-sifat aliran listrik didalam bumi dan cara mendeteksinya dipermukaan bumi. Besaran fisis yangdipelajari adalah tahanan jenis batuan

akibat adanya medan potensial dan arusyang terjadi di bawah permukaan bumi.Prinsip kerja metode tahanan jenis yaituarus listrik diinjeksikan ke dalam bumimelalui dua buah elektroda arus. Bedapotensial yang terjadi diukur melalui duabuah elektroda potensial, dari hasilpengukuran arus dan beda potensial untuksetiap jarak elektroda tertentu dapatditentukan variasi harga tahanan jenismasing-masing lapisan batuan di bawahtitik ukur. Pada metode tahanan jenis bumidiasumsikan bersifat homogen isotropik.Dengan asumsi ini, tahanan jenis yangterukur merupakan tahanan jenissebenarnya dan tidak bergantung pada spasielektroda. Pada kenyataannya, bumi terdiridari lapisan-lapisan dengan tahanan jenisyang berbeda-beda, sehingga potensial yangterukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. Maka nilai tahanan jenisyang terukur bukan merupakan hargasebenarnya akan tetapi merupakan nilaitahanan jenis semu. Tahanan jenis semu inidengan dirumuskan sebagai:

(1)

Dimana ρa adalah tahanan jenis semu (ohmmeter), R adalah resistansi (ohm), ∆V adalah beda potensial (volt), I adalah arus(ampere) dan K adalah faktor geometriyang bergantung pada susunan elektroda.

Penempatan susunan elektroda yangdigunakan dalam penelitian ini adalahkonfigurasi Wenner. Pada konfigurasiWenner jarak antara keempat elektrodasama, yaitu a dengan dipol potensial P1 danP2 berada di tengah-tengah antara C1 danC2. (Grandis, H. 2002)

M N

C P P C

a a a

L

BA

Page 3: geolistrik kalsel

Fibusi (JoF) Vol. 2 No. 1, April 2014 3

Gambar 1. Susunan elektroda WennerMaka resistivitas untuk konfigurasi Wennerditentukan dengan persamaan:

(2)

Dengan π adalah 3,14 dan a adalah jarakantara elektroda.Zona Jenuh Air Tanah

Menurut Soetrisno, S (1999)penyebaran vertikal air bawah permukaandapat dibagi menjadi zona tak jenuh danzona jenuh. Model aliran air tanah akandimulai pada daerah resapan air tanah atausering juga disebut sebagai daerah imbuhanair tanah (recharge zone). Daerah ini adalahdimana air yang berada di permukaan tanahbaik air hujan, air permukaan ataupun airdari tanaman mengalami prosespenyusupan (infiltrasi) secara gravitasimelalui lubang pori tanah atau batuan ataucelah atau rekahan pada tanah maupunbatuan, kemudian akan berakumulasi padasatu titik dimana air menemui suatu lapisanatau struktur batuan yang bersifat kedap air.Titik akumulasi ini akan membentuk suatuzona jenuh air. Zona jenuh air adalah zonayang seluruh ruangnya terisi oleh air.Sementara zona tak jenuh terdiri dari ruangantara sebagian terisi oleh air dan sebagianterisi oleh udara.

Pada proses sirkulasi air, volume airtanah di dalam zona penyimpanan akanselalu berubah, karena terjadinya prosespengisian kembali (recharge) danpengeluaran kembali (discharge). Pengisiankembali air tanah berasal dari peresapan airhujan, tubuh air permukaan dan pengisianair tanah secara buatan. Pengeluarankembali terjadi apabila air tanah mengalirkeluar dari zona penyimpanan sepertirembesan, mata air, dan pemompaan airtanah.Dewatering

Air tambang memiliki pengaruh besarterhadap produktifitas dan keamanantambang. Oleh karena itu diperlukan carauntuk mengeluarkan air dari bukaantambang, metode tersebut adalahdewatering (Tn: 2013). Metode dewateringyaitu membuat sumur didalam bukaan

tambang kemudian di pompa keluar.Tujuan proses dewatering antara lain untukmencegah rembesan, memperbaikikestabilan tanah dan pengeringan batuan.Adapun keuntungan akibat dilakukannyadewatering yaitu longsor kurang, lerenglebih curam dan tekan tanah berkurang.Sedangkan kerugiannya yaitu menyebabkanmata air sekeliling turun, muka air tanahturun, permukaan tanah turun (Wibawa, P:2013)

METODEMetode penelitian yang digunakan

penulis adalah deskriptif analitik, yaitumengumpulkan data dari Pusat Penelitiandan Pengembangan Teknologi Mineral danBatubara, memprosesnya dan analisis dataserta ditunjang dari beberapa literatur.Wilayah penelitian di tambang terbukabatubara Kalimantan Selatan berada dikoordinat UTM antara 329000-340000 BTdan 9752000-9760000 LS. Data berupadata geolistrik di empat lintasan dengan duakali pengukuran (September 2011 dan Mei2012) dengan panjang setiap lintasan 275meter dan spasi terkecil antar elektrodaadalah 5 meter.

Pengolahan data menggunakansoftware Res2Dinv diperoleh penampangresistivitas 2D. Proses interpretasiberdasarkan nilai resistivitas lapisan batuandengan mengacu nilai resistivitas padaliteratur (Telford, dkk. 1990: 285, 290) dandata geologi setempat dalam peta geologi(gambar 2) sehingga dapat diketahuilapisan batuan zona jenuh. Analisispenurunan lapisan batuan zona jenuhberdasarkan dari data dua kali pengukuranyang telah dilakukan.

Berdasarkan peta geologi daerahpenelitian termasuk dalam cekungan Kutaidan dalam Formasi Warukin, denganlitologi batuan berupa batulempung,batupasir dan batubara.

Page 4: geolistrik kalsel

4 S. Rahayu, dkk., -Pendugaan Perubahan Zona...

Bukaan tambangbatubara

Gambar 2. Peta Geologi Regional DaerahPenelitian. Sumber: Peta Geologi LembarBanjarmasin, Kalimantan Selatan.(Heryanto, dkk. 1994 dalam Nurjihan, A.2011)

HASIL DAN PEMBAHASANHasil pengolahan data geolistrik di

empat lintasan dari dua kali pengukuranmenghasilkan 8 pemodelan penampang 2Dresistivitas bawah permukaan. Lintasan 1, 3dan 4 berada di sebelah utara bukaantambang batubara, dan lintasan 2 berada disebelah selatannya

Gambar 3. Peta kontur lintasan geolistrikLintasan 1

Lintasan 1 memiliki panjangbentangan 275 meter, dengan arah lintasandari baratdaya-timurlaut dan berada di

ketinggian sekitar 40−42 meter diatas permukaan laut.

Gambar 4. Zona jenuh air tanah lintasan1 pengukuran ke-1, 19 September 2011 (a)pengukuran ke-2, 9 Mei 2012 (b)

Dari hasil penampang 2D lintasan 2(gambar 4) memiliki harga resistivitas yangbervariasi ditandai dengan beberapa warna.Dapat diketahui lintasan 1 untuk nilairesistivitas 11,5-288 ohm meterdiperkirakan sebagai pasir dan sisipanbatubara. Sedangkan untuk nilai resistivitas4,7-11,4 ohm meter diperkirakan sebagailempung.

Dari gambar 4 dapat diperkirakankeberadaan zona jenuh air tanah.Berdasarkan cirinya bahwa zona jenuhseluruh ruangannya terisi oleh air danbersifat kedap air yaitu zona yang tidakmampu meloloskan air dalam jumlahberarti. Karena zona jenuh air tanah terisioleh air, dimana air bersifat konduktif makahal ini dicirikan dengan nilai resistivitasyang paling kecil ditunjukkan pada gambar4 (a) ditandai dengan garis putus-putusberwarna hitam sebagai pembatas.

Zona jenuh air tanah dengan memilikinilai resistivitas 5,1−11,4 ohm meter, di kedalaman berkisar 15,5 meter danketebalannya mencapai 27,5 meter. Padapengukuran ke-2 dengan melihat padagambar 4 (b) ditunjukkan dengan warnabiru tua dan ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam sebagai pembatas,dengan nilai resistivitas yang paling kecilmerupakan zona jenuh air tanah sebesar5,4−11,7 ohm meter. Terlihat lapisan zona

85

lintasan 1

lintasan 2

lintasan 3

lintasan 4

330000 331000 332000 333000 334000 335000 336000 337000

9752000

9753000

9754000

9755000

9756000

9757000

9758000

9759000

9760000

a

b

Page 5: geolistrik kalsel

Fibusi (JoF) Vol. 2 No. 1, April 2014 5

jenuh air tanah semakin menurun danmenipis. Berada di kedalaman berkisar 17meter dan ketebalannya menjadi 14 meter,ini menunjukkan kedalamannya turun 2meter dan ketebalannya juga semakinmenipis 13,5 meter, bahkan pada jarakpengukuran 90-115 dan 80-205 meterditunjukkan pada gambar 4 (b) denganditandai garis putus-putus berwarna merahsebagai pembatas sudah tidak jenuh airtanah lagi dibanding pengukuran ke-1,dimana di jarak tersebut merupakan zonajenuh air tanah.Lintasan 2

Lintasan 2 memiliki panjang bentangan275 meter, dengan arah lintasan dari barat-timur dan berada di ketinggian sekitar 88-99 meter diatas permukaan laut.

Gambar 5. Zona jenuh air tanahpengukuran ke-1, 20 September 2011 (a)dan perubahan zona jenuh air tanahpengukuran ke-2, 12 Mei 2012 (b)

Dari hasil penampang 2D lintasan 2(gambar 5) memiliki harga resistivitas yangbervariasi ditandai dengan beberapa warna.Dapat diketahui lintasan 1 untuk nilairesistivitas 7,6-183 ohm meter diperkirakansebagai pasir dan sisipan batubara.Sedangkan untuk nilai resistivitas 3,1-7,5ohm meter diperkirakan sebagai lempung.

Dari gambar 5 dapat diperkirakankeberadaan zona jenuh air tanah.Berdasarkan cirinya bahwa zona jenuhseluruh ruangannya terisi oleh air danbersifat kedap air yaitu zona yang tidakmampu meloloskan air dalam jumlahberarti. Karena zona jenuh air tanah terisioleh air, dimana air bersifat konduktif makahal ini dicirikan dengan nilai resistivitas

yang paling kecil ditunjukkan pada gambar5 (a) ditandai dengan garis putus-putusberwarna hitam sebagai pembatas.

Zona jenuh air tanah dengan memilikinilai resistivitas 3,1−7,0 ohm meter, di kedalaman berkisar 2,5 meter danketebalannya mencapai 14,5 meter. Padapengukuran ke-2 dengan melihat padagambar 5 (b) ditunjukkan dengan warnabiru tua dan ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam sebagai pembatas,dengan nilai resistivitas yang paling kecilmerupakan zona jenuh air tanah sebesar3,6−7,5 ohm meter. Terlihat lapisan zona jenuh air tanah semakin menurun danmenipis. Berada di kedalaman berkisar 3,5meter dan ketebalannya menjadi 14 meter,ini menunjukkan kedalamannya turun 1meter dan ketebalannya juga semakinmenipis 0,5 meter, bahkan pada jarakpengukuran 50-80meter ditunjukkan padagambar 5 (b) dengan ditandai garis putus-putus berwarna merah sebagai pembatassudah tidak jenuh air tanah lagi dibandingpengukuran ke-1, dimana di jarak tersebutmerupakan zona jenuh air tanah.Lintasan 3

Lintasan 3 memiliki panjang bentangan275 meter, dengan arah lintasan dari barat-timur dan berada di ketinggian sekitar 50-55 meter diatas permukaan laut.

Gambar 6. Zona jenuh air tanah lintasan 3pengukuran ke-1, 21 September 2011 (a)pengukuran ke-2, 11 Mei 2012 (b)

Dari hasil penampang 2D lintasan 2(gambar 5) memiliki harga resistivitas yangbervariasi ditandai dengan beberapa warna.Dapat diketahui lintasan 1 untuk nilai

a

b

a

b

Page 6: geolistrik kalsel

6 S. Rahayu, dkk., -Pendugaan Perubahan Zona...

resistivitas 8,9-861 ohm meter diperkirakansebagai lempung pasiran, pasir dan sisipanbatubara. Sedangkan untuk nilai resistivitas0,72-8,8 ohm meter diperkirakan sebagailempung.

Dari gambar 6 dapat diperkirakankeberadaan zona jenuh air tanah.Berdasarkan cirinya bahwa zona jenuhseluruh ruangannya terisi oleh air danbersifat kedap air yaitu zona yang tidakmampu meloloskan air dalam jumlahberarti. Karena zona jenuh air tanah terisioleh air, dimana air bersifat konduktif makahal ini dicirikan dengan nilai resistivitasyang paling kecil ditunjukkan pada gambar56 (a) ditandai dengan garis putus-putusberwarna hitam sebagai pembatas.

Zona jenuh air tanah dengan memilikinilai resistivitas 0,72−2,1 ohm meter, di kedalaman berkisar 7 meter danketebalannya mencapai 10,5 meter. Padapengukuran ke-2 dengan melihat padagambar 6 (b) ditunjukkan dengan warnabiru tua dan ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam sebagai pembatas,dengan nilai resistivitas yang paling kecilmerupakan zona jenuh air tanah sebesar2,8−8,8 ohm meter. Terlihat lapisan zona jenuh air tanah semakin menurun danmenipis. Berada di kedalaman berkisar 6,5meter dan ketebalannya menjadi 10 meter,ini menunjukkan kedalamannya turun 0,5meter dan ketebalannya juga semakinmenipis 0,5 meter, bahkan pada jarakpengukuran 35-40, 60-75, 140−160 dan 200-250 meter ditunjukkan pada gambar 6(b) dengan ditandai garis putus-putusberwarna merah sebagai pembatas sudahtidak jenuh air tanah lagi dibandingpengukuran ke-1, dimana di jarak tersebutmerupakan zona jenuh air tanah.

Lintasan 4Lintasan 4 memiliki panjang

bentangan 275 meter dengan arah lintasandari barat daya-timur laut dan berada diketinggian sekitar 104−113 meter diatas permukaan laut.

Gambar 7. Zona jenuh air tanah lintasan 3pengukuran ke-1, 22 September 2011 (a)pengukuran ke-2, 10 Mei 2012 (b)

Dari hasil penampang 2D lintasan 2(gambar 7) memiliki harga resistivitas yangbervariasi ditandai dengan beberapa warna.Dapat diketahui lintasan 1 untuk nilairesistivitas 21,8-2119 ohm meterdiperkirakan sebagai pasir dan sisipanbatubara. Sedangkan untuk nilai resistivitas1,5-21,7 ohm meter diperkirakan sebagailempung.

Dari gambar 7 dapat diperkirakankeberadaan zona jenuh air tanah.Berdasarkan cirinya bahwa zona jenuhseluruh ruangannya terisi oleh air danbersifat kedap air yaitu zona yang tidakmampu meloloskan air dalam jumlahberarti. Karena zona jenuh air tanah terisioleh air, dimana air bersifat konduktif makahal ini dicirikan dengan nilai resistivitasyang paling kecil ditunjukkan pada gambar7 (a) ditandai dengan garis putus-putusberwarna hitam sebagai pembatas.

Zona jenuh air tanah dengan memilikinilai resistivitas 1,5−5 ohm meter, di kedalaman berkisar 14 meter danketebalannya mencapai 21,5 meter. Padapengukuran ke-2 dengan melihat padagambar 7 (b) ditunjukkan dengan warnabiru tua dan ditandai dengan garis putus-putus berwarna hitam sebagai pembatas,dengan nilai resistivitas yang paling kecilmerupakan zona jenuh air tanah sebesar6,9−21,9 ohm meter. Terlihat lapisan zona jenuh air tanah semakin menurun danmenipis. Berada di kedalaman berkisar 16meter dan ketebalannya menjadi 21 meter,ini menunjukkan kedalamannya turun 2

a

b

Page 7: geolistrik kalsel

Fibusi (JoF) Vol. 2 No. 1, April 2014 7

meter dan ketebalannya juga semakinmenipis 0,5 meter, bahkan pada jarakpengukuran 110-130 dan 240−250 meter ditunjukkan pada gambar 7 (b) denganditandai garis putus-putus berwarna merahsebagai pembatas sudah tidak jenuh airtanah lagi dibanding pengukuran ke-1,dimana di jarak tersebut merupakan zonajenuh air tanah.

Dari hasil penampang 2D padakeempat lintasan dari pengukuran ke-1 kepengukuran ke-2 zona jenuh air tanahmengalami penurunan, diindikasikandengan penurunan kedalaman, ketebalannyasemakin menipis dan di jarak tertentu sudahtidak jenuh air tanah lagi.

Keberadaan zona jenuh air tanah padalintasan 1, 3 dan 4 berada lebih dalam daripermukaan, di kedalaman berkisar 7-15meter dari permukaan tanah kedalam danketebalan zona tidak jenuhnya lebih besar.Karena letaknya yang relatif dekat denganlereng bukaan tambang dan berada diselatan lereng bukaan tambang. Wilayahtersebut sangat beresiko mengalamipenurunan zona jenuh air tanah, dimana airtanah akan mengalir karena gravitasikedalam bukaan tambang melalui batuanyang terpotong oleh lereng tambang danakibat adanya dewatering air maka air tanahdalam batuan akan berkurang. Sedangkanuntuk lintasan 2 yang letaknya jauh darilereng bukaan tambang atau berada diselatan dari tambang, keberadaan zonajenuh lebih dangkal berkisar 2 meter danketebalan zona tidak jenuhnya lebih kecildibanding lintasan yang berada di bagianutara bukaan tambang. Di lintasan 2 karenaposisinya berada di selatan bukaan tambangkecil kemungkinan air tanah mengalirsecara gravitasi kedalam bukaan tambangyang berada di sebelah utaranya tetapikarena adanya sumur dewatering makapenurunan zona jenuh air tanah tetapterjadi.

Pada tambang terbuka batubaramemang dilakukan pemotongan batuanuntuk bukaan tambang, akibatnya air yangada di dalam batuan akan masuk ke dalam

bukaan tambang (pit) dalam bentukrembesan. Seperti ilustrasi gambar 8sebagai berikut:

Gambar 8. Air tanah dalam batuan akuiferdan akuiklud/lapisan kedap air tidakterganggu (a), Air tanah dalam batuanakuifer dan akuiklud/lapisan kedap airterganggu (b)

Pada Gambar 8 (a) air tanah dalamkeadaan tidak terganggu, terdapatnya airtanah dalam batuan, sehingga terdapatsumur pemompaan yang auto flowing.Sedangkan pada Gambar 8 (b) air tanahterganggu karena adanya bukaan tambangyang lerengnya memotong batuan danakibat adanya dewatering. Karena air tanahakan mengalir dari tempat yang berelevasitinggi ke tempat yang berelevasi rendah,maka dengan adanya pemotongan batuanuntuk bukaan tambang secara mudah airakan mengalir masuk ke dalam bukaantambang (pit). Air tersebut berdampak padakestabilan lereng tambang dan mengganggupekerjaan penambangan, untuk itudilakukan dewatering yaitu dalam bentuksumur-sumur pemompaan untukmengeluarkan air dalam bukaan tambangdan air di dalam batuan sebelum masuk kebukaan tambang. Hal tersebutmenyebabkan kandungan air yang terdapatdi dalam lapisan batuan sekitar tambangdari waktu ke waktu semakin berkurang danbahkan kedua sumur pemompaan menjadikering (dry well).

Berdasarkan hasil pengukurangeolistrik resistivitas pada September 2011dan Mei 2012, daerah penelitian mengalamipenurunan zona jenuh air tanah. Haltersebut menunjukkan bahwa setelahdilakukan penelitian muka air tanah tahun2009-2011, zona jenuh air tanah di lokasipenelitian pada tahun 2011-2012 masihtetap mengalami penurunan

ba

Page 8: geolistrik kalsel

8 S. Rahayu, dkk., -Pendugaan Perubahan Zona...

KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil pengolahan dan

analisis data penelitian muka air tanah dangeolistrik resistivitas konfigurasi Wenner disekitar tambang terbuka batubaraKalimantan Selatan, dapat disimpulkanbeberapa hal yaitu batuan penyusun didaerah penelitian berdasarkan nilairesistivitas yang terukur, diperkirakanbatuan dengan nilai resistivitas berkisar0,72-21,7 Ωm adalah batuan lempung yang merupakan lapisan batuan zona jenuh airtanah. Dan batuan dengan nilai resistivitasberkisar 21,8-2064 Ωm diperkirakan terdiri dari lempung pasiran, pasir dan batubara.

Penurunan zona jenuh air tanah terjadidi keempat lintasan dengan mengalamipenurunan kedalaman berkisar 0,5-2 meterdan ketebalan lapisan semakin menipis 0,5-13,5 meter serta di jarak tertentu padapengukuran ke-2 lapisan batuan zona jenuhsudah tidak jenuh lagi. Hal tersebutdiakibatkan oleh bukaan tambang yanglerengnya memotong batuan sehinggakarena adanya gravitasi air akan mudahmasuk kedalam bukaan tambang melaluirembesan, dan akibat adanya dewatering.

DAFTAR PUSTAKAHandayani, G. Azhar (2004). “Penerapan

Metode Geolistrik Schlumberger untukPenentuan Tahanan Jenis Batubara”.Jurnal Natur Indonesia. 6, (2), 1-5

Grandis, H. (2002). Pelatihan danPengukuran Dasar Metode GeofisikaITB. Bandung: Laboratorium FisikaBumi Institut Teknologi Bandung

Nurjihan, A. (2011). Geologi DanPengaruh Sesar Mendatar TutupanTerhadap Perbedaan PeringkatBatubara Seam T120 BerdasarkanParameter Nilai Reflektan VitrinitDaerah Tutupan Kecamatan TanjungKabupaten Tabalong ProvinsiKalimantan Selatan. Skripsi Sarjanapada FTM UPN Veteran Yogyakarta:tidak diterbitkan

Soetrisno, S. (1999). Pengertian-Pengertian Dasar Tentang Airtanah.[Online]. Tersedia:http://www.geocities.ws/Eureka/Gold/1577/hg_dasar.html [12 November 2013]

Telford, W.M. Geldart, L.P. dan Sheriff,R.E. (1990). Applied Geophysics.Second Edition. New York: CambridgeUniversity Press

Tn. (2010). Dewatering. [Online]. Tersedia:http://matakuliahteknik.blogspot.com/2010/04/dewatering.html [20 Februari2014]

Wibawa, P. (2013). Sistem PenyaliranTambang. [Online]. Tersedia:http://pojanwibawa.wordpress.com/2013/10/19/sistem-penyaliran-tambang/ [20Februari 2014]