131
BUKU AJAR GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks) Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin 2012

Geologi Migas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Geologi Minyak dan Gas bumi

Citation preview

BUKU AJAR

GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI(Kode MK/SKS : 265H2203/3 sks)

Program Studi Geofisika

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Hasanuddin

2012

HALAMAN PENGESAHAN

HIBAH PENULISAN BUKU AJAR BAGI TENAGA AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

Judul Buku/Mata Kuliah Nama LengkapPenanggung Jawab PenulisanN I P / N I D NPangkat/GolonganProgram StudiFakultasEmailAnggota Tim Penulis

Biaya

Dekan Fakulta

Geologi Minyak dan Gas Bumi Makhrani, S.Si, M.Si Makhrani, S.Si, M.Si 19720227 199802 2 002 / 0027027201 Penata / IIIc

Geofisika [email protected]

: Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah)Dibiayai oleh dana DIPA BLU Universitas Hasanuddin tahun 2012 sesuai SK Rektor Unh No

Makassar, 25 Nov

Penanggungjawab Penulisan

Prof. Dr. H. Abd Wahid Wahab, M.Sc NIP . 19490827 197602 1 001

Makhrani, S.Si, M.SiNIP 19720227 199802 2 002

Mengetahui,Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc. NIP 19630501 198803 1 004

KATA PENGANTARAtas rakhmat Allah Yang Maha Pengasih serta terdorong oleh hasrat hati

untuk menyumbangkan sesuatu yang Insyaallah bisa berguna dalam

memperlancar proses pembelajaran khususnya pada program studi geofisika

Jurusan Fisika FMipa Unhas, dengan ini kami persembahkan satu buku ajar

untuk mata kuliah Geologi Minyak dan Gas Bumi yang disusun secara

sederhana agar mudah dipahami oleh mahasiswa terutama untuk para peminat

mata kuliah ini.

Maksud dan tujuan buku ajar ini yaitu sebagai bahan pembelajaran dan

pedoman untuk lebih memahami bagaimana kaitan antara kondisi geologis

dengan keberadaan minyak dan gas bumi, dimana faktor ini biasanya

melibatkan metode-metode geofisika seperti seismic, geoloistrik dll.

Struktur materi dalam buku aiar ini diawali dengan penjelasan tentang

istilah-istilah dasar yang ada dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi serta

keterkaitannya dengan ilmu-ilmu yang lain. Pada Bagian selanjutanya disajikan

pembahasan tentang hakikat minyak dan gas bumi sebagai bahan hidrokarbon

sampai pada bagian akhir yang berbicara tentang tahapan-tahapan eksplorasi

migas bahkan juga daerah-daerah yang potensil mengandung minyak dan gas

bumi. Jadi secara terpadu materi yang disajikan diharapkan mampu memberi

nilai tambah dalam proses pembelajaran, selain itu pula karena mata kuliah ini

sangat membantu dalam memberikan pemahaman sebagai modal dalam

memasuki dunia kerja khususnya dibidang industri minyak yang memang

sangat terkait sekali dengan program studi geofisika.

Kami menyadari bahwa buku ajar ini masih harus diperbaharui lebih

lanjut, untuk itu segala masukan dan kritikan yang sifatnya membangun sangat

kami harapkan. Ucapan terimah kasih juga tak lupa kami haturkan kepada

LKPP yang telah memberikan kepercayaan dan bantuan dana untuk

penyusunan buku ajar ini. Akhir kata mudah-mudahan bermanfaat. Wassalam

Makassar Oktober 2012

Penyusun

Ii

DAFTAR ISI

Hal

Iii

SENARAI KATA PENTING (GLOSARIUM)

Antik lin : Suatu lipatan ke atas yang berbentuk busur (arc)

Akumulasi m inyak : cara terdapatnya minyak yang dalam jumlah besar atau

dari segi ekonomi terkumpul secara menguntungkan.

Back arc basin : Cekungan yang berbentuk busur yang terjadi akibat penipisan

kerak dibelakang busur magmatic.

B a sa lt: Batuan beku berbutir halus dengan komposisi gabro.

Bidang perlapisan : Bidang yang memisahkan lapisan-lapisan batuan

sedimen.

Eksplorasi : tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh

informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran,

kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai

lingkungan sosial dan lingkungan hidup.

Eksplorasi m inyak dan gas bumi : Semua kegiatan dari permulaan sampai

akhir dalam usaha dan penambahan cadangan minyak bumi yang baru.

Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas

pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan,

penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan

Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.

Fasies : Kelompok sifat yang dapat dibedakan dalam satuan batuan.

Fossil : Sisa kehidupan masa lampau yang terawetkan.

Formasi : Satuan dasar dalam pembagian satuan litostratigrafi. Formasi harus

memiliki keseragaman atau gejala-gejala litologi yang nyata baik terdiri dari satu

macam jenis batuan, perulangan dari dua jenis batuan atau lebih ; beberapa

jenis batuan yang mempunyai c.ri-ciri yang berbeda dari satuan formasi lainnya.

Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi

tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses

penambangan Minyak dan Gas Bumi.

Kerogen : Bahan organik, tidak larut, dijumpai pada batuan sedimen terutama

shale.

Lapangan m inyak : Daerah yang dibawahnya mempunyai akumulasi minyak

dalam beberapa telaga minyak dan terdapat dalam suatu gejala geologi yang

sama.

Lipatan : Pelengkungan atau flexure pada batuan.

Migrasi : Pergerakan minyak atau gas dari batuan induk ke batuan reservoir.

Migrasi Primer : Keluarnya minyak dan gas bum idari batuan induk dan

masuk ke batuan lapisan penyalur (carrier bed)

Migrasi Sekunder : Pergerakan minyak dan gas bumi dari lapisan penyalur ke

tempat akumulasi (tempat tetes-tetes atau gumpalan-gumpalan minyak

terkumpul atau terperangkap).

Minyak dan gas bumi ialah bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin

bumi, semua jenis bitumen baik yang padat maupun yang cair dan semua gas

bumi serta semua hasil-hasil pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian

antrasit dan segala macam batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

Oil shale : Shale yang kaya akan hidrokarbon.

Oil shows : Terdapatnya dalam jumlah kecil atau sebagai tanda-tanda minyak.

Perangkap m inyak : Bentuk lapisan penyekat yang sedemikian rupa sehingga

minyak tidak dapat lari kemana-mana lagi.

Perangkap S truktur : Perangkap minyak yang dibentuk karena gaya tektonik

atau struktur misalnya pelipatan dan pematahan.

Perangkap Stratigrafi : Perangkap minyak yang terjadi karena berbagai variasi

lateral dalam litologi suatu lapisan reservoir atau penghentian dalam kelanjutan

penyaluran minyak dalam bumi.

Permeabilitas : sifat dari batuan reservoir yang mampu meloloskan fluida atau

cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk

atau kerangka batuan tersebut.

Pertambangan : sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan

pascatambang

Porositas : Perbandingan (dalam persen) antara pori-pori dalam batuan

dengan volume batuan.

Propinsi atau daerah m inyak : daerah dimana sejumlah telaga dan lapangan

minyak berkelompok dalam lingkungan geologi yang sama.

Rembesan (seep) : Bentuk keberadaan minyak bumi dipermukaan yang tidak

mempunyai nilai komersil tetapi bisa menunjukkan daerah kemungkinan

adanya minyak di bawah permukaan.

Reservoir : Wadah dimana minyak terkumpul.

Sesar : Permukaan dimana tubuh batuan patah dan bergeser.

Shale : Batuan sed men klastik berbutir halus akibat konsolidasi lempung dan

lumpur.

Tar : Minyak bumi sangat kental, tidak dapat mengalir.

Tekanan reservoir : Tekanan yang diberikan oleh zat yang mengisi rongga

reservoir, baik gas, minyak maupun air.

Tektonik : Studi mengenai pergerakan dan deformasi litosfer.

Telaga minyak : Bahagian dari suatu reservoir yang seluruhnya terisi oleh

minyak.

Usaha Pertambangan : kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau

batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi

kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,

pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang

BAB I PENDAHULUAN

A. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI

Kelulusan mahasiswa dari Program Studi Geofisika dikendalikan dari

mutu lulusan yang menyangkut sikap wawasan dan kemampuan. Tingkat

kompleksitas dan spesifikasi pengetahuan dasar dari lulusan Program Studi

Geofisika memerlukan kematangan intelektual yang perlu pengembangan yang

meliputi bidang-bidang:

a. Kognitif menyangkut kematangan wawasan

b. Psikomotorik menyangkut ketarmpilan

c. Afektif menyangkut kematangan sikap/perilaku

d. Kemandirian menyangkut kemampuan tindakan pengelolaan yang

dimanifestasikan dalam mutu peneitian.

Berdasarkan pengembangan bidang-bidang tersebut di atas, maka profil

lulusan Program Studi Geofisika dan komponennya disusun sebagai berikut:

1. Kepribadian : Memiliki integritas dan etika ilmiah yang tinggi dalam

berkehidupan bermasyarakat serta movitasi yang tinggi

untuk bekerja sepanjang hayat.

2. Profesionalisme :Memiliki kemampuan dan ketrampilan pengembangan

metode ilmiah berdasarkan pemahaman knowledge

foundation dalam bidang lingkungan, sumberdaya alam dan

informasi.

3. Kecendekiaan : Memiliki dasar keilmuan geofisika yang kuat dan

keterampilan yang tinggi untuk menyelesaikan masalah

IPTEKS, sosial budaya masyarakat.

4. Adapatsi : Memiliki kemampuan keilmuan dan keterampilan untuk

beradaptasi dan bekerja sama dalam kegitan lintas displin.

B. KOMPETENSI LULUSAN

Pernyataan kompetensi PS Geofisika Fakultas MIPA Universitas

Hasanuddin berdasarkan Kepmendiknas No. 045/U/2002 adalah sebagai

berikut:

1

a. Kompetensi Utama (U)

1 . Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama, etika dan tanggung

jawab profesional sebagai sarjana geofisika.

2 . Memiliki pengetahuan dasar geofisika secara komprehensif sehingga

mereka dapat berprofesi sebagai ahli geofisika melalui penguasaan

secara operasional sains dasar (matematika, fisika, kimia, biologi,

geologi), disamping ilmu geofisika secara umum.

3. Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam melakukan permodelan

matematis/fisis berbagai proses geofisika.

4. Memiliki pengetahuan keahlian dalam merancang dan melaksanakan

survei geofisika praktis secara lengkap (pengumpulan data, pemrosesan

data, dan interpretasi) dan menuangkan hasilnya dalam bentuk laporan

penelitian.

5. Memiliki penguasaan secara operasional semua metode geofisika (a.l

seismik, gravitasi, magnetik, elektrik, elektromagnetik, termik, radio­

aktivitas), metode survey hidro-oseanografi dan prediksi cuaca yang

akurat.

b. Kompetensi Pendukung (P)

1. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam bidang geofisika khususnya

dan masyarakat luas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris-

2. Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu geofisika dalam

melakukan mitigasi dan adaptasi bencana alam.

3. Mandiri untuk belajar lebih lanjut (mengembangkan diri) dan berfikir

secara logis dan analitis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi secara profesional

c. Kompetensi Lainnya

1 . Memiliki pemahaman, kesadaran dan kearifan tentang berbagai aspek

sosial, ekonomi dan budaya akibat dampak laju perkembangan IPTEKS

yang pesat.

2 . Memiliki integritas, adaptif, mampu bekerjasama (team work) dan memiliki

etika ilmiah yang tinggi baik dalam lingkungan kerja maupun dalam

berkehidupan di masyarakat.

2

3. Memiliki kesadaran, kepedulian dan komitmen terhadap perlindungan dan

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Hubungan antara profil lulusan dan kompetensi lulusan Program Studi

Geofisika ditunjukkan pada Tabel-1.

Tabel-1 Matriks hubungan antara Profil dan Kompetensi Lulusan

1 1 1 1XW.W*.1 , w . . . ^ w . p. 1 1 1 . . . w * . . .

mensyaratkan kehadiran mahasiswa 80 persen untuk dapat mengikuti ujian

akhir seperti yang tertuang di dalam Peraturan Akademik Universitas

Hasanuddin. Aturan yang sama juga berlaku bagi penyajian materi matakuliah,

dimana hanya matakuliah yang telah memproses kegiatan belajarnya di kelas

minimal 80 persen yang dapat diujikan di akhir semester. Dosen yang tidak

melaksanakan tugas perkuliahan dengan baik, diingatkan pada setiap rapat

rutin di tingkat jurusan.

Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan, maka

dilakukan evaluasi untuk mengetahui: (1 ) kesesuaian materi perkuliahan

dengan GBRP; (2) penguasaan materi oleh dosen; (3) sistematika penyajian;

(4) penguasaan alat bantu (media elektronik, hand-out); (5) kemampuan

memberikan umpan-balik terhadap tanggapan (pertanyaan dan komentar)

Kompetensi yang seharusnya d im ilik i

Profil Lulusan Kompetensi

Utama

Kompetensi Kompetensi

Pendukung Lainnya

3

mahasiswa; dan (6) kemampuan dosen mengkomunikasikan materi

perkuliahan.

Selain itu kurikulum merupakan bagian yang sangat penting untuk

pelaksanaan proses pembelajaran. Revisi kurukulum dilakukan setiap selang

waktu tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna lulusan (industri,

institusi swasta dan pemerintah). Struktur kurikulum yang dijalankan oleh

Program Studi Geofisika berdasarkan kelompok matakuliah sesuai dengan

Kepmendiknas No. 232/U/2000. KBK ini terbagi ke dalam lima kelompok

matakuliah, yaitu:

1. MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian), yang berbobot: 12 sks (7,3

%)

2. MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan), yang berbobot: 72 sks

%)

3. MKB (Matakuliah Keahlian Berkaca), yang berbobot: 56 sks (33,7 %)

4. MPB (Matakuliah Perilaku Berkarya), yang berbobot: 11 sks (6,6 %)

5. MBB (Matakuliah Berkehidupan Bersama), yang berbobot: 1 5 s k s (9 , 0 %)

D. GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN

Garis Besar Rencana Pembelajaran untuk

dan Gas Bumi disajikan pada halaman berikut :

4

GARIS BESAR RANCANGAN PEMBE! AJARAN

MATAKULIAH : GEOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

KODE MATAKULIAH : 265H2203

DOSEN PENGAMPU : MAKHRANI,S.Si, M .Si; SABRiANTO ASWAD, S.Si, M.Si

Matakuliah Prasyarat : Geologi Dasar

Kompetensi Utama :

Kompetensi Pendukung :

Kompetensi Lainnya :

rpretasi Terhadap Rekaman Seismik Pantul dan

idi pribadi yang mempunyai visi untuk tetap melestari

dan penguasaan tentang optimalisasi eksplorasi dan

ecara berkelompok

amahami Tent

an sumber d

Kemampuan memiliki pemahaman dan penguasaan tentang dasar-dasar dalam Geologi Minyak dan Gas Bumi yang Meliputi Pengertian, Asal Mula Keberadaan Migas, Kegiatan Eksplorasi Serta Perkembangan Industri Minyak dan Gas Bumi.

Dapat Melakukan Inte

Kemampuan menj

Memiliki pemahaman

Kemampuan berint

Keberadaan Minyak dan Gas Bumi

lam

sploitasi sumber daya alam

M ingguke

Sasaran P e m be la ja ran M a te r i P e m be la ja ran \ / / S tra te g i P e m be la ja ran K r ite r ia P e n ila ia n B o b o t N ila i (% )

1 Membentuk kelompok belajar Kontrak Perkuliahan

“ ^2 Menjelaskan pengertian

minyak dan gasbumi serta sejarah dan perkembangan

industri minyakbumi di

Pendahuluan Ceramah + tugas mandiri Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

5 %

Indonesia

3 Menjelaskan Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk hidrokarbon padat, cair dan

gas

Hakikat minyak dan gas bumi dalam bentuk

hidrokarbon padat, cair dan gas

Ceramah interaktif + Tugas Mandiri

Ketepatan penerapan konsep pada jawaban

10%

4 Menjelaskan cara terdapatnya minyak dan gas bumi pada permukaan, dalam kerak bumi dan penyebarannya

Cara terdapatnya dan gas bumi

akayin5

Ceramah Interakif + Collaborative Learning + tugas

kelompok

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

10 %

5-6 Menjelaskan pengertian permeabilitas, hakekat rongga

pori, batuan reservoir, dan jenis-jenis batuan

reservoir

Batuan Re se voir

—•—- ^

Collaborative Learning + Tugas kelompok

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

10%

7-8 Memahami perangkap migas dalam keadaan hidrostatik,

perangkap struktur, perangkap stratigrafi,

ketidakselarasan, perangkap sekunder dan perangkap

desitter

Perangkap Re;

\

ervoir Small Group Disscussion dan presentasi

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

10 %

8-9 Memahami teori asal anorganik, teori organik, akumulasi mibas, pengawetan dan transformasi zat organik dalam sedimen

Asal Minyak dan Gas Bumi Small Group Disscussion dan presentasi

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian

>

10%

10-11 Memahami konsep batuan induk, penentuan batuan

Batuan induk,Pematangan, Migrasi serta

Small Group Disscussion dan presentasi

Ketepatan penerapan konsep dan kejelasan uraian serta

10%

induk, pematangan migas, migrasi dan proses akumulasinya

Akumulasi Migas kerjasama tim

12-13 Mengetahui dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan eksplorasi migas serta tahapan-tahapan eksplorasi

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi

Collaborative Learning

oVKejelasan uraian serta kerjasama tim

1 0 %

14-15 Mengetahui daerah-daerah yang potensil mengandung migas di Indonesia serta memahami beberapa cekungan minyak yang ada di Indonesia

Geologi Minya Bumi di Indone

k d sia

an Gas Study Case

%Ketepatan penerapan konsep dan contoh serta kejelasan uraian

5 %

16 Mengingat kembali pemahaman konsep dari keseluruhan isi materi yang telah diperoleh

Evaluasi Final l'est Ketepatan penerapan konsep pada jawaban

15 %

Referensi :1. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bum i; Jilid 1, Penerbit ITB Banc ;.2. Koesoemadinata.R.P.1980. Geologi Minyak dan Gas Bum i; Jilid 2, Penerbit ITB Band3. Ginanjar. 1984. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Diktat. Workshop Geofisika. Unpad. Bandun4. Skinner.b.j.1980. Earth's Energy and Mineral Resources. W illiam Kaufumann inc Los Altos

BAB II

ARTI MINYAK DAN GAS BUMI SERTA SEJARAH

PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS

11.1 PENDAHULUAN

Pada materi ini ada beberapa sasaran belajar yang akan dicapai yaitu

terdiri dari sasaran umum dan sasaran khusus Adapun sasaran umumnya

yaitu ; mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman yang luas tentang arti

pentingnya minyak dan gas bumi serta mengetahui sejarah perkembangan

industry migas.

Sasaran khususnya yaitu :

> Mahasiswa mengetahui beberapa pengertian dasar yang akan sering

dijumpai pada materi ini

> Mahasiswa memahami beberapa keunggulan migas sebagai sumber

energy

> Mahasiswa mengetahui ruang lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi

> Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang sejarah migas khususnya

yang menyangkut sejarah metoda eksplorasi di Indonesia

Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan yaitu :

> Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang

kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses

bslajar mengajar berlangsung.

> Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang

nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.

11.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

II.2.1 ARTI MINYAK DAN GAS BUMI

Minyak dan gas bumi merupakan istilah Indonesia yang pemakaiannya

telah mendarah daging pada kita. Sebelumnya, kita lebih banyak menggunakan

istilah minyak tanah yang berarti minyak yang berasal dari dalam tanah untuk

mendefenisikan arti minyak bumi/minyak mentah. Selain itu, istilah gas bumi

yang dalam bahasa Inggris disebut Earth Gas juga tidak banyak digunakan.

B

Istilah yang lazim digunakan pada masyarakat kita untuk mendefenisikan gas

bumi adalah Liquid Petroleum Gas (LPG). Dengan diketahuinya bahwa minyak

bumi terdapat bersama-sama dengan gas bumi, maka istilah yang lazim yang

digunakan sekarang adalah minyak dan gas bumi.

Menurut Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan

Minyak Dan Gas Bumi, yang dimaksud dengan minyak dan gas bumi ialah

bahan-bahan galian minyak bumi, aspal, lilin bumi, semua jenis bitumen baik

yang padat maupun yang cair dan semua gas bumi serta semua hasil-hasil

pemurnian dan pengolahan bahan-bahan galian antrasit dan segala macam

batu bara, baik yang tua maupun yang muda.

A. Kepentingan Minyak dan Gas Bumi dalam Peradaban

Sebelum akhir tahun 1973 pentingnya minyak dan gas bumi sebagai

bahan galian tidaklah terlalu terasa. Penurunan produksi minyak bumi telah

mengakibatkan timbulnya krisis di seluruh dunia dan memberikan pengaruh

politik ataupun ekonomi.

Dari sini dapat dilihat,bahwa minyak bumi merupakan salah satu sumber

kekayaan yang sangat penting,yang berpengaruh ataupun yang merupakan

salah satu faktor peradaban manusia. Minyak bumi mempunyai peranan

khusus karena bukan semata-mata bersifat bahan galian,tetapi juga berupa

bahan bakar. Jadi merupakan sumber energi yang penting.

Adapun sumber energi yang lazim kita kenal pada saat ini selain minyak dan

gas bumi antara lain :

1. Arang dan Kayu

2. Batubara

3. Sumber Hidro-Listrik

4. Energi Nuklir

5. Energi Matahari

6 . Energi Panas Bumi (Geothermal)

B. Keunggulan Minyak dan Gas Bumi Sebagai Sumber Energi

Minyak dan gas bumi,terutama minyak bumi,mempunyai keunggulan

daripada sumber energi lainnya yang telah diutarakan di atas. Keunggulan

9

tersebut disebabkan karena berbagai sifat fisika tertentu dari minyak dan

gasbumi,yaitu antara lain:

1. Sifat cair minyak bumi.

2. Minyak dan gas bumi memiliki nilai kalor yang tinggi.

S. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam bahan bakar.

4. Minyak dan gas bumi menghasilkan berbagai macam pelumas.

5. Minyak dan gas bumi dapat bersifat sebagai bahan baku, yaitu bahan

petrokimia.

Tabel II.1 Nilai Kalori Beberapa Jenis Bahan Bakar

Bahan Bakar Kal/gram

Kayu S.99G-4.42G

Arang Kayu 7.26G

Batubara Muda/Lignit S.S2B-S.SS9

Batubara Subbitumina 5.2B9-5.B62

Batubara Bitumina 5.65G-B.2GG

Lemak Hewan 9 .5GG

Minyak Nabati 9.SGG-9.5GG

Alkohol/Etil 6.456

Aspal 5.295

Minyak Mentah 1G.419-1G.BS9

Minyak Bunker 1G.2BS-1G.764

Solar 1G.667

Minyak Tanah 11.GG6

Bensin 11.528 >. \

Sumber : RP Koesoemadinata 19BG

C. Beberapa Pokok Kebijaksanaan dalam Penggunaan Minyak Bumi

Sebagai Sumber Energi

Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi kita perlu memperhatikan tiga

pokok kebijaksanaan sebagai berikut :

1G

1. Kenyataan bahwa m inyak bumi merupakan bahan dapat habis

(exhaustible) atau dapat dikatakan tidak dapat diperbaharui kembali.

Hal ini mengandung arti bahwa eksplorasi minyak bumi harus terus menerus

dilakukan, selain itu harus pula ditentukan garis besar kebijaksanaan

mengenai pengelolaan energy yaitu bahwa untuk setiap barrel minyak yang

diproduksikan secara minimal haruslah diikuti dengan penemuan satu barrel

minyak pada kegiatan eksplorasi. Jadi pihak manapun atau Negara manapun

haruslah memegang suatu kebijaksanaan bahwa eksplorasi harus terus

menerus dilakukan bukan semata-mata hanya untuk menembah jumlah

cadangan tetapi juga untuk mengganti cadangan yang telah diproduksi.

2. Konsumsi m inyak bumi terus-menerus meningkat. Kita ketahui bersama

bahwa peradaban atau kehidupan manusia sangat tidak bisa lepas aari

kebutuhan akan minyak dan gas bumi, baik i+u dinegara yang sedang

berkembang apalagi Negara-negara maju. Untuk itu kebijakan ini haruslah

dijadikan pedoman baik itu Negara penghasil minyak maupun Negara

konsumen. Untuk Asia Tenggara misalnya, jika dewasa ini produksi

Indonesian berlebihan mungkin saja ditahun-tahun yang akan datang karena

meningkatnya permintaan akan minyak bumi mengakibatkan Negara ini akan

mengimpor dari Negara luar kecuali jika ia mampu mempertinggi produksi

dan memperbesar cadangan minyaknya.

3. Kebijaksanaan harus juga didasarkan pada tidak meratanya sumber

daya m inyak bumi di seluruh dunia. Hal ini bukan saja di seluruh dunia

melainkan pada suatu lingkup wilayah yang lebik kecil misalnya suatu

Negara maka keberadaan minyak atau penyebarannya juga tidak merata.

Kita ambil contoh di Negara Indonesia yang juga termasuk salah satu

Negara penghasil minyak, tidak semua wilayahnya mempunyai kandungan

minyak. Dari masa lampau hingga sekarang tidak meratanya penyebaran

minyak bumi telah menyebabkan politik ekspansi. Banyak Negara berusaha

untuk menguasai suatu wilayah yang kaya akan kandungan minyak bukan

ditinjau dari segi militer tetapi segi politik ekonomi. Jadi apabila suatu Negara

ingin maju maka Negara itupun harus mengamankan persediaan minyaknya

dengan perencanaan untuk waktu yang cukup lama.

11

D. Minyak Bumi Sebagai Zat Unik dalam Kerak Bumi

Minyakbumi merupakan suatu zat yang unik di dalam kerak bumi yang

sebetulnya serba padat disamping air. Keunikan tersebut dapat kita perinci

sebagai berikut :

1. Sifatnya yang cair membedakannya dengan zat lain disekitarnya,kecuali air.

2. Sifatnya yang cair menyebabkan geologi sejarah minyakbumi pun berlainan

dari kerak bumi sendiri.

3. Susunan kimia minyakbumi juga berbeda dengan kerak bumi.

4. Secara kimia minyakbumi mempunyai hubungan erat dengan zat organik

sehingga batuan sedimen merupakan habitat minyak dalam kerak bumi.

E. Ruang Lingkup Geologi Minyak dan Gas Bumi

Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa minyak bumi dan batu bara

merupakan bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil bersifat organik, maka

sangatlah erat hubungannya dengan batuan sedimen. Selain itu, kita dapat

melihat pula hubungan yang sangat erat antara bijih-bijih dengan berbagai

bahan baku seperti logam dan sebagainya, yang pada umumnya berhubungan

dengan batuan beku dan sedimen. Dengan demikian, kita dapat melihat

perbedaan yang menyolok antara bahan bakar yang berhubungan dengan

batuan sedimen di satu pihak dan di pihak lain bahan baku yang berhubungan

erat dengan batuan beku dan metamorf. Berdasarkan kenyataan di atas, kita

dapat membedakan dua bidang utama dalam ilmu geologi, yaitu :

> Geologi Batuan Keras (hard-rock geology), yaitu bidang geologi yang khusus

mempelaiari bijih-bijih logam yang berhubungan erat dengan dengan batuan

kristalin atau batuan beku dan metamorf. Bidang ini sering digolongkan

dalam Geologi Ekonomi.

> Geologi Batuan Lunak (soft-rock geology), yaitu bidang yang mempelajari

batuan sedimen, terutama untuk mencari minyak dan batu bara yang erat

hubungannya dengan batuan sedimen. Geologi Batuan Lunak juga disebut

sebagai Geologi Bahan Bakar (fuel geology).

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa ruang lingkup geologi minyak dan gas bumi

ini merupakan pengkajian dari batuan sedimen dan semua faktor yang

12

menentukan cara terdapatnya, penyebarannya dan cara berakumulasinya

minyak dan gas bumi di dalam kerak bumi.

II.2.2 Sejarah dan Perkembangan Industri Minyak Bumi

A. Sejarah Umum dan Perkembangan Industri Minyak Bumi

Di dalam sejarah manusia, minyak bumi pertama kali ditemukan atau

dikenal orang di Timur Tengah, di Iran atau Parsi Kuno yang juga dikenal

sebagai daerah Mesopotamia, minyak bumi mula-mula dikenal sebagai

rembasan dan sumber yang terdapat di permukaan bumi. Nabi Nuh as yang

diperkirakan hidup di daerah ini adalah manusia yang mungkin pertama kali

memanfaatkan minyak bumi (dalam hal ini aspal) untuk melapisi perahunya

agar tidak kemasukan air.

Di zaman Harun Al-Rasyid, minyak bumi juga telah dikenal dan digunakan

sebagai pembakar yang dinamakan naptha. Hal ini terjadi jauh sebelum

perkembangan minyak bumi modern timbul. Pada zaman Cina Kuno bahkan

telah dikenal industri pengusahaan minyak bumi dan menurut catatan sejarah,

orang Cina bahkan telah mencoba membor minyak bumi sejak zaman sebelum

masehi.

Industri minyak bumi yang modern muncul di Amerika Serikat pada abad

ke-19, yang segera disusul oleh beberapa negara Eropa dan bagian dunia

lainnya. Sebelum ditemukan pengusahaannya secara komersiil, minyak bumi

telah dikenal di Amerika Serikat sebagai Vembasan yang muncul dari

permukaan bumi, semula sering dianggap sebagai barang aneh dan juga

diperjualbelikan sebagai obat. Namun, Jauh sebelum minyak bumi digunakan

dalam industri, Haquet pada tahun 1794 telah mengemukakan teorinya bahwa

minyak bumi berasal dari daging ataupun zat organik lainnya, seperti kerang

atau moluska. Hal ini dikemukakan karena batuan yang mengandung minyak

biasanya mengandung fosil binatang laut.

Pada tahun 1805, Von Humbold dan Gay Lussac mengira bahwa minyak

bumi berhubungan dengan aktivitas gunung api, seperti gunung venesius. Ide

serupa dikemukakan pula oleh ahli geologi Perancis V irle t d ’Aoust pada tahun

1834. Teorinya didasarkan pada gejala bahwa seringkali minyak bumi

ditemukan bersamaan dengan lumpur gunung api.

13

Pada tahun 1842, S ir W illiam Logan, direktur Jawatan Geologi Kanada

menghubungkan terdapatnya rembasan minyak dengan Struktur antiklin, seperti

di pulau Gespe yang terdapat di sungai St. Lawrence. Pada tahun 1847 di

Glasgow Inggris untuk pertama kali mengolah minyak bumi menjadi minyak

lampu yang menggantikan lilin yang merupakan sumber penerangan utama

pada saat itu. Sejak saat itu, minyak menjadi bahan yang banyak dicari oleh

pengusaha. Hal ini menimbulkan ide bagi Kolonel W illiam Drake untuk

membor minyak yang dapat diproduksikan secara komersiil.

Tahun 1859 merupakan saat bersejarah yang sangat penting, yaitu saat

permulaan timbulnya industri minyak. Pengeboran dilaksanakan di Titusville,

negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, dan minyak berhasil ditemukan

serta di produksikan dari kedalaman 69 kaki. Pemboran dilakukan di dekat

suatu rembasan atau sumber minyak bumi ,dan ternyata dapat dihasilkan

produksi yang lebih besar daripada yang keluar dari rembasan. Sejak saat

itulah pemboran merupakan 'satu-satunya cara untuk mengexploitasi dan

mengexplorasi minyak bumi secara komersiil.

Pada tahun 1860, Henry D. Rogers mengemukakan bahwa akumulasi

minyak bumi terdapat pada sumbu antiklin. B.B Andrews mengemukakan pula

terdapatnya minyak dan gas bumi sepanjang sumbu antiklin di dekat Cairo, di

nagara bagian Virginia Barat. Akan tetapi diterangkannya bahwa akumulasi

minyak dan gas bumi merupakan hasil retakan yang terjadi di atas sumbu

antiklin yang batuannya telah dihancurkan oleh pengangkatan dan pelipatan.

Prof. A lexander W inchell dari Universitas Michigan pada tahun 1960

berpendapat bahwa batu pasir sendiri cukup mempunyai porositas untuk

mengandung minyak tanpa adanya retakan.

Pada tahun 1861 Sterry Hunt menyatakan secara resmi Teori Antiklin

dalam suatu ceramah di Montreal, Canada dan dipublikasikan dalam suatu

majalah bernama “Montreal Gazette” pada tanggal 1 Maret 1861. I.C White

adalah ahli geologi pertama yang berani mendemonstrasikan kebenaran Teori

Antiklin unuk akumulasi minyak dan gas bumi, dan mendatangi suatu lapangan

dan menunjukkan lokasi pada struktur tersebut dengan berhasil.

Pada tahun 1889, E. Orton memeberikan suatu karya lengkap mengenai

geologi minyak dan gas bumi, dimana antara lain ia berkesimpulan bahwa

minyak bumi berasal dari zat organik. Pada tahun 1987 dimulailah pencarian

14

minyak bumi oleh perusahaan Southern Pacific Oil Company. Pada awal abad

ke-20, perusahaan minyak bumi Amerika Serikat telah mempunyai bagian

geologi sebagai "Exploration Departement” . Pada tahun 1917 para ahli geologi

Amerika mendirikan "The American Association of Petroleum Geologist” yang

mengkhususkan diri pada pencarian minyak dan gas bumi.

B. Perkembangan Metoda Eksplorasi Minyak Bumi

Menjelang abad ke-20, atau sekitar 50 tahun setelah penemuan sumber

minyak yang pertama di Amerik Serikat, sedikit sekali bantuan teknik yang

diberikan untuk penentuan lokasi pomboran. Minyak biasanya ditemukan

dengan membor dekat rembasan atau indikasi permukaan, malahan kadang-

kadang dilakukan pemboran secara membabi buta.

Pada tahun 1912, para ahli geologi mulai melakukan perpetaan singkapan

untuk penentuan tempat pemboran yang paling baik. Penelitian ini memberikan

hasil yang sangat menggembirakan dan dalam waktu beberapa tahun saja

sumber minyak telah dibor sampai kedalaman yang yang dapat dicapai oleh

alat pembor, sekitar 1000 sampai 1300 meter dengan menggunakan bor

tumbuk (cable tool).

Pada tahun 1921, metoda pemboran putar (rotary-drilling) pertama kali

dipergunakan di lapangan minyak Spindletop di Texas. Dengan ditemukannya

baja yang lebih baik, metode pemboran cara putar diperbaiki dan awal tahun

20-an cara ini merupakan metoda utama untuk pemboran sumur yang dapat

menjangkau 1500-2000 meter di bawah permukaan bumi.

Pada permulaan tahun 1920, para ahli geologi telah memulai metode

eksplorasi bawah permukaan. Pemboran inti dan penggalian sumur telah

digunakan untuk mencari lapisan penunjuk yang dapat dipetakan di bawah

permukaan. Paleontologi terutama mikropaleontologi digunakan untuk mencari

korelasi lapisan beberapa sumur. Adanya penelitian mengenai mineral berat di

bawah permukaan juga membantu mencari korelasi lapisan beberapa sumur.

Perkembangan paling penting dalam pencarian minyak bumi adalah

ditemukannya berbagai cara geofisika, yang oleh industri minyak Amerika mulai

dipergunakan pada pertengahan tahun duapuluhan. Metoda yang pertama kali

adalah metoda seismik refraksi yang dikembangkan oleh beberapa ahli jerman

pada tahun 1923 di New Mexico untuk memetakan suatu patahan (zona

15

patahan), tanpa memberikan hasil. Setelah dilakukan berbagai perbaikan

berhasillah mereka melokalisir suatu kubah garam yang pertama di daerah

Gulf-Coast pada tahun 1924. Setelah itu ditemukan juga banyak kubah lainnya

dalam waktu yang sangat pendek.

Pada tahun 1929 metoda seismik refleksi dikembangkan oleh para ahli

Amerika. Ternyata kedalaman tegak yang dapat dijangkau dengan cara ini

dapat mencapai ribuan kaki. Penggunaan cara ini memberikan hasil sangat

menakjubkan. Pada tahun 1923, bersamaan waktunya dengan dimasukkannya

cara seismik refraksi (bias), suatu prinsip pencarian minyak bumi yang lain

diimpor dari Eropa ke Amerika, yaitu metoda gravitasi. Alat yang dipergunakan

ialah neraca puntir (torsion balance), suatu penemuan Hongaria tahun 1890.

Ternyata metoda ini juga memberikan hasil yang besar dalam pencarian kubah

garam di daerah Gulf-coast, tetapi kurang berhasil untuk daerah pegunungan.

Gravimeter jenis lainnya dikembangkan di berbagai laboratorium Amerika

menjadi suatu alat yang cukup baik dan masih dipergunakan dewasa ini. Juga

pada permulaan tahun duapuluhan metoda magnetik dikembangkan. Metoda

tersebut ditemukan dan dikembangkan di Jerman dan ternyata merupakan

metoda yang sangat baik.

Pada tahun 1950 pertama kali helikopter dipergunakan untuk menunjang

explorasi seismik di Irian Jaya. Pada tahun 1958 pertama kali dilakukan

pemboran dengan menggunakan helikopter sebagai alat angkut, juga di Irian

Jaya, pada pemboran sumur Wapili di pulau Salawati. Pada tahun 1960 dimulai

explorasi seismik secara besar-besaran di lepas pantai. Dalam tahun 60-an

terjadi kemajuan luar biasa dalam penggunaan cara seismik. Pita rekaman

mulai digunakan untuk pencatatan. Metoda pengolahan data seismik secara

elektronik juga telah mulai menggunakan komputer. Menjelang akhir tahun 60-

an dikembangkan pula cara yang dinamakan penginderaan jauh (remote

sensing).

C. Perkembangan Industri Minyak Bumi di Indonesia

* Perkembangan Industri Minyak Sebelum Perang Kemerdekaan

Minyak bumi telah dikenal rakyat Indonesia sejak abad pertengahan,

misalnya penggunaan minyak bumi oleh orang Aceh untuk memerangi armada

Portugis. Industri minyak bumi modern di Indonesia dimulai pada tahun 1871

yaitu usaha pemboran pencarian minyak bumi untuk yang pertama kali di Desa

16

Maja, Majalengka, Jawa Barat, oleh seorang pengusaha asal Belanda bernama

Jan Reerink. Namun usaha pemboran yang dilakukan di dekat suatu rembasan

akhirnya mengalami kegagalan.

Penemuan sumber minyak yang pertama di Indonesia ialah pada tahun

1883, yaitu dengan ditemukannya lapangan minyak Telaga Tiga dan Telaga

Said di dekat Pangkalan Brandan di Sumatera Utara oleh seorang Belanda

bernama A.G Zeijlker. Penemuan ini disusul oleh penemuan lain, yaitu

lapangan minyak di Pangkalan Brandan dan Telaga Tunggal. Pada waktu yang

bersamaan juga ditemukan lapangan minyak Ledok di Cepu, Jawa Tengah.

Minyak hitam di dekat Muara Enim di Sumatera Selatan, dan Riam Kiwa di

daerah Sanga-Sanga di Kalimantan. Penemuan sumber minyak Telaga Said

oleh A.G Zeijlker merupakan modal pertama bagi berdirinya suatu perusaaan

yang dewasa ini dikenal dengan nama Shell.

Menjelang akhir abad ke-19 terdapat 18 perusahaan asing yang

beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan suatu perusahaan terbatas

bernama Koninkljke Petroleum Maatschappij yang dimodali oleh penemuan

A.G Zeijlker di Sumatera utara tersebut. Kemudian perusahaan ini bergabung

dengan Shell Transport Trading Company dan dilebur menjadi satu perusahaan

yang dinamakan The Asiatic Petroleum Company atau Shell Petroleum

Company. Pada tahun 1907 didirikan Shell Group yang terdiri dari Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM) dan Anglo Saxon.

Pada tahun 1912 perusahaan Amerika mulai masuk ke Indonesia dengan

mendirikan perusahaan N.V Standard Vacuum Petroleum Maatschappij yang

mempunyai cabang di Sumatera Selatan bernama Nederlandsche Koloniale

Petroleum Maatschappij (NKPM) yang setelah peran kemerdekaan berubah

menjadi P.T Stanvac Indonesia. Perusahaan ini menemukan lapangan minyak

Pendopo pada tahun 1921 di Sumatera Selatan yang merupakan lapangan

minyak terbesar di Indonesia pada saat itu.

Untuk mengimbangi perusahaan Amerika yang masuk pada saat itu,

pemerintah Belanda mendirikan perusahaan gabungan antara pemerintah dan

Bataafsche Petroleum Maatschappij, yaitu Nederlandsche Indische Aardolie

Maatschappij, yang setelah perang dunia II menjadi P.T Permindo dan

kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamina.

17

Pada tahun 1920 masuk dua perusahaan Amerika yang baru yaitu Standard

Oil of California dan Texaco, yang pada tahun 19S0 membentuk Nederlandsche

Pacific Petroleum Mij (NPPM) dan sekarang telah mejelma menjadi P.T Caltex

Pasifik Indonesia. Perusahaan ini mengadakan eksplorasi secara besar-

besaran pada tahun 19S5 di Sumatera Tengah dan menemukan lapangan

minyak Sebangga pada tahun 1940 serta lapangan minyak Duri tahun 1941. Di

daerah konsesi perusahaan ini, tentara Jepang menemukan lapangan minyak

raksasa Minas pada tahun 1944 dan dibor kembali oleh Caltex pada tahun

1950.

Pada tahun 19S5 untuk mengeksplorasi minyak bumi di Irian Jaya dibentuk

sebuah perusahaan gabungan antara BPM, NPPM, NKPM, dan satu anak

perusahaan diberi nama Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM)

dengan hak mengadakan eksplorasi minyak bumi selama 25 tahun. Pada tahun

19S8 lapangan minyak klamono ditemukan, disusul dengan lapangan minyak

Wasian, Mogoi, dan Sele. Namun, perusahaan ini tidak berhasil menemukan

lapangan minyak yang berarti, dan pada tahun 1960 diserahterimakan kepada

perusahaan SPCO dan kemudian diambil alih oleh Permina pada tahun 1965.

Ini adalah perkembangan industri minyak sebelum perang kemerdekaan.

* Sejarah Metoda Eksplorasi di Indonesia

Di Indonesia pencarian minyak dilakukan mula-mula oleh Bataafsche

Petroleum Maatscha.ppij (BPM) yang pada waktu itu bernama Koninklijke. Pada

saat perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia disewanya dua orang ahli

geologi yaitu Dr. C. Porro dan Dr. C. Schmidt yang kemudian menjadi guru

besar dalam ilmu geologi di Brussel. Pada awalnya hanya dilakukan pemetaan

geologi permukaan dengan mengadakan eksplorasi di sepanjang sungai unuk

mencari singkapan, dan kemudian dilakukan pemboran. Para ahli geologi

membuat peta geologi berdasarkan singkapan, terutama peta sruktur, dan

kemudian dilakukan suatu prognase dan pemboran eksplorasi. Hingga perang

dunia I eksplorasi sampai beribu meter merupakan suatu hal yang luar biasa.

Pada tahun 1910 mulai dilakukan pemboran inti dan pada tahun 1918 dilakukan

pemboran spiral tangan. Pemboran geologi yang lebih dalam menggunakan

mesin berbahan bakar bensin.

18

Pada tahun 1920 metode baru mulai dimasukkan di Indonesia yaitu metode

geofisika. Metode geofisika yang pertama kali digunakan adalah metode

gravitasi dan metode seismik, kedua metode ini dilakukan oleh Bataafsche

Petroleum Maatschappij (BPM) dalam eksplorasi minyak bumi. Namun, secara

luas metode gravitasi digunakan di Indonesia pada tahun 1924 setelah berhasil

baik di Amerika dan penggunaan metode seismik dilakukan di Indonesia sejak

tahun 1937. Permulaan pemakaian log pertama kali dilakukan oleh Perusahaan

Schlumberger bersamaan dengan penerapan mikropaleontologi di Indonesia.

Metode pemetaan udara dilakukan pertama kali di Indonesia pada tahun

1932, yaitu di Sumatera Selatan dan kemudian di Sumatera Utara pada tahun

1934. Pemetaan dilakukan oleh angkatan darat Hindia-Belanda dengan skala 1

: 10.000. Pada tahun itu pula dilakukan pemetaan udara secara besar-basaran

di Kepala Burung, Irian Jaya. Pemetaan udara berlangsung dari tahun 1935­

1937. Pemetaan udara sangat membantu dalam interpretasi geologi daerah

tersebut. Pemetaan udara berikutnya dilakukan pada tahun 1938 di Kalimantan.

* Perkembangan Industri Minyak Setelah Perang Kemerdekaan

Pada revolusi fisik tahun 1945-1950 terjadilah pengambilalihan semua

instalasi minyak oleh Republik Indonesia. Pada tahun 1945 didirikan P.T

Minyak Nasional Rakyat yang pada tahun 1954 berubah menjadi Perusahaan

Tambang Minyak Sumatera Utara. Pada tahun 1957 didirikan P.T Permina oleh

Kolonel Ibnu Sutuwo yang kemudian menjadi P.N Permina pada tahun 1960.

Pada tahun 1959 Nederlandsche indische Aardolie Maatschappij menjelma

menjadi P.TPermindo yang kemudian pada tahun 1961 menjadi P.N Pertamin.

Pada waktu itu juga di Jawa Timur dan Jawa Tengah telah berdiri Perusahaan

Tambang Minyak Republik Indonesia yang kemudian menjelma menjadi P.N

Permigan dan setelah tahun 1965 dilikuidasi dan diambillah oleh P.N Permina.

Pada tahun 1961 sistem konsesi perusahaan asing dihapuskan dan diganti

dengan sistem kontrak karya.

Pada tahun 1964 perusahaan SPCO diserahkan kepada P.N Permina.

Tahun 1965 merupakan sejarah baru dalam perminyakan Indonesia dengan

dibelinya seluruh kekayaan Bataafsche Petroleum Maatschappij - Shell oleh

P.N Permina. Pada tahun itu seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah

konsesi P.N Permina dan P.N Pertamin dan dimulainya sistem kontrak bagi

19

hasil (production sharing). Perusahaan asing hanya bisa bergerak sebagai

kontrakor saja dengan hasil produksi minyak dibagikan dan bukan dalam

bentuk pembayaran royalti.

Sejak tahun 1967 eksplorasi besar-besaran dilakukan oleh P.N Pertamin

dan P.N Permina baik di darat maupun di laut yang bekerja sama dengan

kontrakor asing. Tahun 1966 P.N Pertamin dan P.N Permina digabung menjadi

P.N Pertamina yang kemudian merupakan satu-satunya perusahaan minyak

nasional. Tahun 1969 merupakan tahun yang sangat penting karena

ditemukannya lapangan minyak lepas pantai (lapangan minyak Arjuna) di dekat

Pamanukan Jawa Barat dan tidak lama kemudian ditemukan pula lapangan

minyak Jatibarang oleh Pertamina. Pada tahun 1970 menyusul dengan

ditemukannya lapangan minyak Kasim di Irian Jaya di daerah yang ditingg

oleh Nederlandsche Nieuw Guinea Petroleum Mij (NNGPM) yang ke

ternyata merupakan sumur dengan produksi yang paling besar, yaitu

barel/hari.

II.3 PENUTUP

II.3.1 SOAL LATIHAN

Setelah mahasiswa memahami isi materi ini diharapkan

tanggapan atau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Jelaskan pengertian minyak dan gas bumi serta keunikannya sebagai

salah satu sumber energy yang sangat penting bagi peradaban manusia.

2. Dalam pemanfaatan minyak dan gas bumi sebagai sumber energy yang

sangat penting ada pokok-pokok kebijakan yang harus diperhatikan,

jelaskan pokok-pokok kebijakan tersebut!

S. Uraikan apa yang anda pahami tentang sejarah perkembangan industry

minyak dan gas bumi khususnya tentang penkembangan eksplorasi

minyak bumi di Indonesia.

4. Cari satu contoh kasus eksplorasi yang dilakukan di wilayah Negara

Indonesia yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap

keberadaan Indonesia sebagai salah satu Negara penghasil minyak di

Asia Tenggara.

20

II.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM

Press.

Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.

Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua jilid

BAB III

HAKEKAT MINYAK DAN GAS BUMI

111.1 PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini diberikan sasaran umum yang hendak dicapai

dalam mempelajari materi ini yaitu untuk mengetahui hakekat dari minyak dan

gas bumi baik dari segi kimia maupun fisika dan mengetahui klasifikasi dari

minyak dan gas bumi. Adapun sasaran khusus yang hendak dicapai yakni :

> Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang apa yang dimaksud

hidrokarbon baik dalam bentuk padat, cair maupun hidrokarbon gas

> Mahasiswa mampu menyebutkan sifat-sifat fisika dan kimia dari

hidrokarbon atau minyak bumi

Pada materi ini sangat penting sekali adanya informasi awal yang

oleh mahasiswa terkait materi yang akan dipelajari. Untuk itu mahasisw.

pertemuan sebelumnya ditugaskan mencari literature yang terkait dengan

materi.

111.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Minyak bumi adalah suatu bahan bakar yang terbuat dari fosil. Disebut

suatu bahan bakar fosil sebab dibentuk dari sisa binatang dan tumbuhan laut

kecil atau organisme-organisme yang telah punah berjuta-juta tahun yang lalu.

Ketika organisme tersebut mati, mereka tenggelam di dasar samudra. Di sini

mereka terkubur oleh lapisan-lapisan pasir dan lanau. Dari waktu ke waktu,

campuran organik ini mengalami tekanan yang sangat besar, dan panas yang

meningkat. Campuran dibuat dari atom karbon hidrokarbon dan hidrogen yang

akhirnya minyak memenuhi batuan seperti spons yang basah.

Tidak semua material organik berubah menjadi minyak. Pada kondisi

tertentu harus terdapat pada batuan oil-rich. Harus ada suatu perangkap batuan

penyerap yang mencegah minyak dari perembesan ke luar, perangkap seperti

tanah liat atau lempung misalnya. Di bawah kondisi - kondisi ini, hanya sekitar

dua persen dari meterial organik tersebut yang menjadi minyak.

Kebanyakan batuan reservoir adalah batugamping atau batupasir

dimana minyak terjebak. Minyak di dalamnya mungkin sama encer seperti

22

bensin atau kental seperti ter. Minyak bumi disebut sebagai sumber energi

nonrenewable karena memerlukan waktu berjuta-juta tahun untuk

pembentukannya. Kita tidak dapat membuat cadangan baru dari minyak bumi.

Minyak dan gas bumi yang merupakan senyawa hidrokarbon terdiri dari

unsur kimia sebagaimana tertera pada tabel III.1 berikut:

Tabel III.1: Susunan kimia minyak dan gasbumi dalam persen berat

Unsur Gasbumi Aspal Minyak mentah

(Levorsen) (Levorsen) (Levorsen) (Purdy)

Karbon (C) 65 - 8 0 80 -8 5 82.2 -87.1 83 -8 7

Hidrogen (H) 1 -2 5 8.5 -1 1 11.7 -1 4 .7 11 - 2 5

Belerang (S) Jejak -0 .2 2 - 8 0.1 -5 .5 0 - 6

Nitrogen (N) 1 - 15 0 - 2 0.1 - 1.5 0 -0 .7

Oksigen (O) - - 0 1 -4 .5 0 -0 .5

Logam - 0 -0 .1

Dari tabel diatas nampak bahwa, pada umumnya minyak bumi terdiri dari

80 hingga 85% unsur C atau karbon, 20 hingga 15% unsur H atau Hidrogen

sementara unsur lain seperti Oksigen, Nitrogen, Belerang, terdapat kurang dari

5% malah kadang-kadang kurang 1%.

Zat hidrokarbon merupakan senyawa yang beraneka ragam. Abraham

(1945) mengklasifikasikan zat hidrokarbon menjadi dua golongan yaitu bitumina

dan nonbitumina. Zat bitumina sering juga disebut sebagai petroleum. jadi ada

kesamaan pengertian antara petroleum dan zat bitumina, akan tetapi tidak

dengan zat hidrokarbon padat, pirobitumina dan lain-lain.

Cairan padat Dapat dilumerkan tidak dapat dilumerkan

14. W urtzelit 19. gam but5. Hatcherrit 9. G ilsonit cair 13. Glance pitch 15. Elaterit 20. Lignit6. scheererit 10. Argulit 16. A lbertit 21. Batubara

17. Impsonit 18. Ingramit

Gambar ¡<1.1 Diagram Kiasifikaci Hidrokarbon Alam (menurut H. Abraham.1945)

Pembagian tersebut diatas sama sekali didasarkan atas kelarutan zat

hidrokarbon dalam CS2. Dalam hal petroleum, Herberg (1964) dalam

Koesoemadinata (1980) mendefenisikannya sebagai suatu campuran kompleks

yang terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alam dan dapat berupa

cairan, gas atau padat seperti minyak mentah, gas alam serta aspal alam yang

komersil didalam industri minyak. Dapat dicatat disini bahwa istilah petroleum

dalam bahasa inggris menunjukkan suatu cairan yang biasanya sinonim

dengan minyak bumi. Tetapi menurut Levorsen (1956) dalam Koesoemadinata

(1980), istilah petroleum juga dipakai secara bersama dengan istilah bitumina

yang terdiri dari zat padat atau setengah padat yang biasanya terdiri dari

hidrokarbon berat seperti aspal, ter, albertit, gilsonit, dan lain-lain.

Dalam diagram Abraham (1945), hidrokarbon yang larut dalam

karbondisulfida disebut bitumina sedangkan yang tidak larut disebut

nonbitumina. Bitumina dibagi menjadi yang bersifat cair dan bersifat padat.

24

Yang bersifat cair disebut sabagai petroleum atau minyak bumi yang terdiri dari

semua minyak mentah yang didapatkan dari sumur pemboran ataupun yang

keluar sendiri pada permukaan sebagai rembasan, sedangkan yang bersifat

padat terbagi menjadi dua bagian yakni yang mudah melumer dan yang sulit

melumer. Yang mudah melumer dibagi menjadi lilin mineral dan aspal

sedangkan yang sukar melumer terdiri dari apa yang dinamakan aspalit.

Golongan nonbitumina dibagi menjadi yang dapat dilumerkan dan yang

tak dapat dilumerkan. Yang tidak lumer disebut sebagai piro-bitumina yang

terbagi menjadi yang bersifat aspal dan yang bersifat non-aspal seperti

batubara muda, dan batubara. Termaksud juga dalam piro-bitumina adalah

karogen yang tidak lain daripada zat organik yang tidak larut dan terdapat

dal;am batuan sedimen yang secara pirolisis dengan temperatur yang yang

sangat tinggi menghasilkan hidrokarbon.

Diagram Abraham juga memperlihatkan bahwa disebelah kiri kadar

hidrogen dalam hidrokarbon paling tinggi, sedangkan makin kekanan makin

berkurang dan kadar oksigen bertambah. Selain itu juga indeks bias dari kiri

kekanan makin meringkat, sedangkan titik lebur dan keatsirian (volatility) serta

kesempatan untuk membakar secara cepat makin kekanan makin kurang. Dari

diagram tersebut jelaslah bahwa minyak bumi hanya merupakan sebagian

hanya saja dari berbagai jenis hidrokarbon yang terdapat dalam alam. Namun

demikian minyak bumi adalah hidrokarbon yang paling penting karena

jumlahnya yang paling banyak diantara hidrokarbon lainnya.

III.2.1 HIDROKARBON PADAT

Sebagaiana telah didiagramkan diatas, hidrokarbon padat terdiri dari

golongan bitumina dan nonbitumina. Golongan bitumina terdiri dari lilin mineral

antara lain ozokerit, lilin montan, hatcherit dan scheererit dan golongan aspal

antara lain bermudez pitch, tabbyit, gilsonit cair, dan argulit. kemudian golongan

aspaltit (yaitu zat yang sukar dilumerkan) antara lain gilsonit, grahamit, dan

glance pitch.

Golongan nonbitumina antara lain adalah pirobitumina yang terdiri atas

dua golongan yaitu pirobitumina aspal dan pirobitumina nonaspal. Golongan

pirobitumina aspal antara lain wurtzelit, eleterit, albertit, impsonit, dan ingramit

25

sedangkan pirobitumina non aspal antara lain batubara muda, gambut, lignit

dan batu bara.

Hidrokarbon yang bersifat padat biasanya terdapat bersamaan satu

dengan yang lain. Misalnya lilin mineral banyak terdapat di dalam Green River

Formation, yang mengandung zat koragen. Lilin mineral biasanya terdapat

dalam bentuk urat-urat, begitupun aspaltit dan gilsonit dan juga pirobitumina

non-aspal misalnya wurtzelit. Semua zat ini seolah-olah kelihatan sebagai zat

kimia yang merupakan hasil pemerasan serpih minyak dan kemudian

didesakkan secara paksa kedalam rekahan sehingga membentuk terbentuknya

yang sebenarnya daripada hidrokarbon padat tersebut. Termaksud dalam

bitumina padat ini ialah pasir-ter(tarsand) dan minyak serpih (oil shale).

Dibeberapa tempat didunia, misalnya Kanada sebelah barat dan di

Venezuela, terdapat berbagai lapisar pasir yang telah dijenuhi dengan

hidrokarbon yang sudah kental dan setengah aspal. Lapisan pasir ini meliputi

luas ribuan kilometer persegi serta puluhan meter ketebalan dan merupakan

cadangan minyak terbesar didunia. Namun hidrokarbon ini sukar sekali

dipisahkan dari pasir untuk dapat ditampung. Misalnya di Kanada sebelah

barat, didapatkan lapisan pasir yang disebut Athabasca tarsand (McMurray

Sand). Cadangan minyak atau hidrokarbon yang terkandung didalam pasir-ter

ini meliputi milyaran barrel. Dewasa ini karena keadaan krisis minyak, kesulitan

memprosesnya sudah dapat diatasi dengan cara menguntungkan. Dengan

pemanasan atau dengan distalasi destruktif, minyak bumi dapat dihasilkan dari

pasir ter. Juga pernah dipikirkan untuk menggunakan suatu ledakan nuklir

untuk membebaskan minyak dari tarsand yang padat ini. Cara terbentuknya

pasir-ter atau Athabasca tarsand yang padat ini tidaklah begitu jelas tetapi

diduga berasal dari minyak bumi yang dihasilkan dari rembasan dan terjadi

bersama-sama pengendapan pasir tersebut.

Serpih minyak atau oil-shale adalah suatu serpih yang mengandung zat

organik yang jika dipanaskan pada temperatur tinggi (diatas 400oC) dengan

akan mengurai dan kemudian menghasilkan hidrokarbon cair yang serupa

dengan minyak bumi. Zat organik yang menghasilkan minyak pada suatu

pemanasan atau distilasi yang sifatnya destruktif disebut juga suatu piro-

bitumina, sebagaimana telah dikatakan diatas dan nama lainnya adalah

26

kerogen. Suatu endapan serpih minyak yang terkenal adalah formasi Gren

River yang terdapat di Uinta-Basin, dinegara bagian Colorado, Utah dan

wyoming. Serpih yang mengandung karogen ini cukup tebal dan

penyebarannya sangat luas, sehingga memberikan cadangan minyak bukan

saja milyaran barrel tetapi sampai milyaran barrel. Kadar serpih minyak ini

hampir dapat mencapai 150 galon per ton, tetapi kebanyakan adalah antara 25

dan 50 galon per ton. Kerogennya sendiri bukanlah minyak bumi dan juga batu

bara, tetapi merupakan suatu zat yang mempunyai sifat diantara kedua

hidrokarbon tersebut. Kerogen pernah dikira sebagai zat induk minyak bumi,

tetapi pernah pula diperkirakan sebagai salah satu jenis hidrokarbon lain yang

tidak mempunyai hubungan atau mempunyai sedikit hubungan dengan minyak

bumi. Serpih minyak juga menghasilkan minyak bumi bebas dan dapat

dilarutkan oleh pelarut minyak seperti kloroform dan karbontetraklorida.

Susunan kimia dari pada kerogen adalah kira-kira karbon: 69-80%, hidrogen: 7­

11%, nitrogen: 1,25-2,5%, belerang: 1-8% dan oksigen: 9-17%. Dapat dicatat

bahwa perbedaan khas dengan minyak bumi adalah kadar oksigen dan

nitrogennya. Dibawah mikroskop, kerogen terlihat terdiri dari suatu masa zat

organik yang telah dihancurkan luluhkan, terutama sebagai bekas tumbuhan,

ganggang, spora, pollen, arpus, lilin dan lain-lain. Suatu serpih yang

mengandung kerogen dapat secara berangsur-angsur berubah tanpa kelihatan

menjadi batubara. Beberapa tempat lain dimana minyak serpih didapatkan

antara lain diJerman utara. Di daerah itu minyak serpih dikenal dengan sebutan

Kuchersicher.

III.2.2 HIDROKARBON CAIR

A. Hakekat Kimia

Minyak bumi merupakan zat paling penting diantara semua hidrokarbon

ataupun diantara semua bitumina. Susunan kimia minyak bumi tertera dalam

tabel 1. Jelas kelihatan disini bahwa minyak bumi terdiri dari 80 hingga 85%

Karbon dan selebihnya Hidrogen. Kadar Belerang dapat meningkat sampai 2%

misalnya pada minyak bumi Timur tengah, tetapi khususnya di Indonesia

terkenal dengan kadar Belerang rendah. Kadar zat Oksigen dan Nitrogennya

sangat rendah dan hanya merupakan jejak saja. Walaupun minyak bumi

27

terutama hanya terdiri dari dua unsur yaitu karbon dan hidrogen, namun kedua

unsur ini dapat membentuk berbagai macam senyawa molekuler dengan rantai

panjang dan struktur lingkaran. Malah rantai yang terdiri dari pada C dan H

tersebut dapat bercabang-cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk

berbagai macam struktur tiga dimensi. Dengan demikian C dan H ini dapat

membentuk molekul yang sangat besar dan jumlah karbon C dalam setiap

molekul dapat berjumlah puluhan bahkan secara teotitis bisa mencapai ratusan

bahkan ribuan. Sifat dari pada hidrokarbon untuk membentuk molekul yang

berlainan dengan susunan atau dengan rumus kimia yang sama disebut sifat

membentuk isomer.

Walaupun hidrokarbon dapat membuat isomer secara tidak terhingga,

namun ada aturan tertentu dalam cara pembuatan rantai panjang. Selain dapat

membuat rantai panjang dan struktur isomer, hidrokarbon juga dapat bersifat

jenuh dan tak jenuh. Yang dinamakan jenuh adalah jika salah satu valensinya

tidak diikat oleh atom hidrogen tetapi terdapat ikatan rangkap antara dua atau

tiga atom karbon. Contoh suatu hidrokarbon tidak jenuh adalah alken, yang

merupakan suatu ikatan valensi alkan. Misalnya etan dengan rumus C2H4,

karena dua valensi atom karbon diikat rangkap.

Ada beberapa aturan dalam susunan minyakbumi yang memudahkan

kita mempelajarinya, antara lain:

1. Pada umumnya minyak bumi hanya memperlihatkan susunan hidrokarbon

yang bersifat jenuh.

2. Hidrokarbon yang terdapat didalam bumi merupakan berbagai macam seri

homolog Yang dimaksud dengan homolog adalah suatu seri susunan

hidrokarbon berdasarkan penambahan atom C membentuk suatu susunan

yang hampir sama akan tetapi rantainya menjadi lebih panjang ataupun

lingkarannya menjadi ruwet.

3. Dalam seri homolog biasanya terdapat beberapa keluarga homolog yang

disebut golongan isomer. Golongan ini biasanya terdiri dari rantai yang yang

menerus dari pada senyawa berbagai macam jenis minyak bumi. Anggota

pertama dari seri homolog selalu terdapat secara lebih banyak

terkonsentrasikan didalam minyak bumi dari pada anggota yang lebih besar

28

berat molekulnya. Malah pada beberapa minyak bumi anggota yang lebih

besar ini bisa hilang atau tidak ada sama sekali.

4. pada umumnya seri homolog dalam minyak bumi dapat dibagi menjadi dua

golongan besar, yakni:

a. I golongan asiklis atau alifat, juga disebut alkan atau parafin yang dibagi

menjadi 2 kelompok yakni seri parafin normal dan seri iso-parafin

b. II golongan siklis yang dibagi menjadi 3 kelompok yakni seri naften atau

siklo-parafin, seri aromat dan seri aromat-sikloparafin-polisiklis

(termaksud kompleks aspal)

Analisa dan klasifikasi minyak bumi1. Distalasi berfraksi, merupakan penyulingan serta pengembunan kembali

berbagai macam cairan yang mempunyai titik didih yang berbeda-beda.

2. Analisa Hemple

3. Indeks Korelasi dan klasifikasi dasar minyak bumi

Secara umum minyak bumi diklasifikasikan:

1. minyak bumi berdasar parafin (paraffin base) yang menghasilkan parafin

pada pendinginan

2. minyak bumi berdasarkan aspal (asphalt base), jika mengandung residu

aspal

3. minyak bumi berdasarkan peralihan (intermediate base)

B. Hakekat Fisika

Sebagaimana cairan lainnya, kuantitas minyak bumi diukur berdasarkan

volumnya. Khusus di Indonesia, ukuran yang dipergunakan adalah meter kubik

atau sering juga ton. sedangkan didunia perdagangan digunakan satuan barrel

yang setara dengan 159 liter.

i Berat jenis atau gravitasi jenisSalah satu sifat minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam

perdagangan adalah berat jenis atau gravitasi jenis. Berat jenis minyak bumi

atau dalam is+ilah dunia perdagangan dikenal dengan API Gravity minyak bumi

, sering menunjukkan kualitas minyak bumi yang mana makin kecil berat

jenisnya atau makin tinggi derajat API Gravitymya, minyak bumi itu semakin

berharga karena lebih banyak mengandung bensin. Sebaliknya makin rendah

29

derajat APInya atau makin berat berat jenisnya , mutu minyak bumi itu kurang

baik karena lebih banyak mengandung lilin atau residu aspal.

4- ViskositasSifat penting lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas

merupakan daya hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda

berputar pada cairan tersebut. Satuan viskositas adalah centipoise. pada

umumnya makin tinggi derajat API, makin ringan minyak bumi tersebut maka

makin kecil viskositasnya dan sebaliknya.

-L Titik Didih dan Titik NyalaTitik didih minyak bumi berbeda-beda sesuai dengan gravitas APInya.

Kalau gravitasi API rendah, maka titik didihnya tinggi sedangkan kalau gravitasi

APInya tinggi maka titik didihnya rendah. Hal ini disebabkan karena minyak

bumi berderajat API rendah mengandung banyak fraksi berat (berat jenis tinggi)

dan dengan demikian titik didihnya tinggi sedangkan jika derajat APInya tinggi

maka lebih banyak mengandung fraksi ringan seperti bensin degan demikian

titik didihnya rendah

Titik nyala adalah suatu titik temperatur dimana minyak bumi dapat

terbakar karena suatu percikan api Makin tinggi gravitasi APInya titik didihnya

makin rendah, maka jelaslah flash-point juga makin rendah dan mudah dapat

terbakar karena percikan api.

i WarnaMinyak bumi tidak selalu memperlihatkan warna hitam adakalanya malah

tidak berwarna sama sekali. Pada umumnya warna berhubungan dengan berat

jenisnya. Kalau berat jenisnya tinggi, warna jadi hijau kehitam-hitaman

sedangkan kalau berat jenisnya rendah warna jadi cokelat kehitam-hitaman.

Warna ini disebabkan karena berbagai pengotoran misalnya oksidasi senyawa

hidrokarbon karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak memperlihatkan warna

tertentu.

-I- FlurosensiMinyak bumi memiliki sifat flurosensi yaitu jika terkena sinar ultra-violet

akan memperlihatkan warna yang lain dari warna biasa. Warna flurosensi

minyak bumi adalah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan

sangat hidup. Sifat flurosensi ini sangat penting karena sedikit saja minyak bumi

30

terdapat dalam kepingan batuan atau dalam lumpur pemboran memperluhatkan

flurosensi secara kuat sehingga mudah dideteksi dengan mempergunakan

lampu ultra-violet.

4- Indeks refraksi Minyak bumi memperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1.4

sampai 1.6. Perbedaan indeks refraksi tergantung dari derajat APInya atau

berat jenisnya. Makin tinggi berat jenis atau makin rendah derajat APInya akan

tinggi pula refraksinya da

-I- Aktivitas OptikKebanyakan minya

daya memutar bidang po

adalah dari 0 sampai 0.2o.

Minyak bumi ada '

biasa disebabkan oleh p-e

berasal dari Indonesia tidak berbau sedap oleh karena senyawa nitrogen

ataupun belerang.

-I- Nilai KaloriNilai kalori m inyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu

gram minyak bumi yaitu dengan meningkatkan temperatur satu gram air dari

3.5 derajat celcius dan satuannya adalah kalori .

III.2.3 HIDROKARBON GAS ATAUPUN GAS BUMI

Didalam reservoir gas bumi bisa terdapat sebagai larutan yang besar

dalam jumlah yang sangat sedikit sekali sampai meliputi 100% dari reservoir.

Berbagai jenis gas bumi diantaranya:

1. Gas bebas, yang merupakan fase bebas dari pada minyak bumi. Hanya

terdapat pada bagian atas dari reservoir yang terisi minyak bumi

2. Gas terlarut dalam minyak bumi. Karena gas dan minyak bumi adalah

hidrokarbon, maka wajarlah jika jumlah gas yang larut dalam minyak bumi

tergantung dari sifat kedua zat tersebut dan juga dari tekanan dan

temperatur didalam reservoir. Semua minyakbumi yang terdapat didalam

-I- Bau

31

reservoir, mengandung gas dalam larutan dari hanya beberapa m3 hingga

ribuan m3. Untuk setiap m3 minyak bumi, jumlah gasbumi yang terlarut

didalamnya dinyatakan dalam jumlah sedikit saja, maka gas dapat

dipisahkan dari minyak segera setelah dihasilkan dari sumur pemboran,

dalam suatu alat yang dinamakan gas-separator dan kemudian dibakar.

Tetapi jika jumlahnya cukup banyak, gas tersebut dapat dipergunakan untuk

diperdagangkan ataupun dipompakan kembali kedalam reservoir.

Jika suatu reservoir tidak memperlihatkan topi gas bebas(gas cap), berarti

bahwa semua gas terdapat dalam larutan dan keadaan itu disebut tidak

jenuh, sedangkan kalau gas terdapat sebagai topi gas bebas diatas

reservoir, didapatkan suatu reservoir yang jenuh. Temperatur dan tekanan

pada waktu gas itu mulai keluar dari larutan disebut titik gelembung (bubble

point). Jika temperatur konstan, maka tekanan titik gelembung disebut titik

jenuh. Selain itu gas dapat juga larutv dalam air, dalam jumlah yang dapat

mencapai 20 m3 setiap m3 minyak pada tekanan 5000 psi.

3. Gas tercairkan, dbawah kedalaman 2000 meter biasanya keadaan reservoir

mempunyai temperatur dan tekanan yang tinggi, sehingga secarac fisik gas

dan minyak bumi tidak bisa dibedakan. Dalam keadaan demikian

didap[atkan reservoir kondestant.

Susunan Kimia Gas BumiMetan (CH4) adalah hidrokarbon yang paling stabil dan merupakan

penyusun utama bumi. Selain itu terdapat juga hidrokarbon lainnya dalam

jumlah kecil seperti etan, propan, butan, pentan, heksan, dan dalam kasus

tertentu juga hekten , oktan, dan nonan Hidrogen bebas jarang sekali

didapatkan dalam gas alam kecuali didaerah yang bersifat volkanik sedangkan

karbon monoksida dan gas yang tidak jenuh jarang sekali didapatkan. Metan

merupakan senyawa yang selalu terdapat didalamnya dan tidak dapat

dikondensasikan pada temperatur dan tekanan reservoir minyak, sedangkan

yang lainnya bisa didapatkan sebagai cairan.kerapatan gas bumi berkisar dari

0.554 (untuk metan) terhadap udara sampai lebih tinggi dari pada udara untuk

gas yang bersifat basah. Umumnya berkisar antara 0.6 sampai 0.90 jika

dibandingkan dengan udara.

32

Gas bumi juga dibagi atas gas kering danm gas basah tergantung dari pada

kadar cairan atau uap yang ikut didalamnya. Susunan kimia umum adalah

sebagai berikut:

1. Metan CH4, 82.3% (aktif)

2. Etan C2H6, 14.4% (aktif)

3. Karbon dioksida CO2, 0.5%

4. Nitrogen N, 2.8%

Pengotoran Dalam GasPengotoran utama disebabkan oleh kadar Nitrogen, Karbondioksida, dan

Hidrogensul;fisa. juga helium dapat merupakan pengotoran yang terdapat

dalam jumlah yang relatif sangat kecil. jika kadar CO2 dan Nitrogen besar maka

gas tersebut mempunyai nilai yang lebih rendah karena juga nilai kalorinya

menjadi lebih rendah.

Helium merupakan gas ringan, tidak berbau, tidak berwana dan merupakan gas

mulia yang terdapat bersama-sama dengan gas alam pada keadaan temperatur

normal. Kadang-kadang didalam gas alam kadar helium cukup tinggi untuk

dapat diusahakan seperti yang didapatkan di AS yaitu dengan kadar berkisar

antara 1-8%, juga di Uni Sovyet ada kemungkinan gas tersebut didapat

bersama-sama dengan gas bumi.

Nitrogen, adanya kadar nitrogen yang tinggi dida;lam gas bumi mungkin sekali

merupakan sebagian udara yang terperangkap dengan sedimen. Sedikit sekali

dari nitrogen ini merupakan gas yang terbentuk dari zat organik sebagaimana

diperkirakan

Hidrogensulfida, biasanya terdapat bersama-sama dengan gas bumi. gas ini

biasanya tidak berwarna dan memiliki bau yang tidak sedap. Gas bumi yang

mengandung Hidrogensulfida walaupun dalam jumlah kecil tidak baik untuk

dipergunakan sebagai bahan bakar umum, karena dapat meracuni dan

menyebabkan korosi dalam pipa.

Pemakaian Gas BumiGas bumi dewasa ini diusahakan untuk tujuan komersil. Di massa

lampau gas bumi hanya dapat digunakan jika terdapat didekat daerah industri

atau diperkotan, melalui pip. Namun akhir-akhir ini dengan teknik pencairan,

33

terutama gas bumi yang mengandung molekul beratom C lebih besar sampai

C4-C5, dapat dimampatkan menjadi cairan yang disebut elpiji.

Berbagai Sifat Fisika Gasbumigas biasanya diukur dalam m3 atau kaki kubik dalam keadaan baku yaitu

pada temperatur 60.7oF dan tekanan 76 mmHg. Seringkali dipergunakan

temperatur 20oC. Volum gas biasanya dinyatakan dalam satuan ribuan yang

disingkat sebagai M.

III.3 PENUTUP

111.3.1 SOAL LATIHAN

1. Bila ditinjau dari segi kimianya, minyak dan gas bumi merupakan senyawa

hidrokarbon. Jelaskan apa maksudnya!

2. Sebagai agent of change, kita dituntut untuk mempelajari segala se

yang ada dibumi sehingga kita dapat memanfaatkannya untuk keh

dimassa kini dan massa yang akan datang. Salah satunya adalah denga

mempelajari tentang hakekat minyak dan gas bumi ini. Sejauh ini apa yang

anda pahami tentang hakekat minyak dan gas bumi.

111.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Koesmadinata, P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Edisi Kedua Jilid 1,

Penerbit ITB, Bandung. . W /

Subroto, 'E.A., 1993, Penggunaan Geokimia Petroleum Dalam Eksplorasi

Migas, Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas

Teknologi Mineral, ITB Bandung.

Yohanes, M, 1991, Pengantar Geologi Dan Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi,

PPT MIGAS Cep

34

BAB IV

CARA TERDAPATNYA MINYAK DAN GAS BUMI

IV.1 PENDAHULUAN

Sebelum mambahas materi tentang cara terdapatnya minyak dan gas

bumi maka perlu dikemukakan beberapa sasaran yang hendak dicapai setelah

mempelajari materi ini, yaitu :

> Mahasiswa mengetahui sekaligus memahami tentang beberapa prinsip

dasar yang menyangkut cara terdapatnya migas

> Mahasiswa bisa menjelaskan tentang macam-macam rembesan minyak

yang terkait dengan struktur bawah permukaan

> Mahasiswa memahami bagaimana proses akumulasi migas dan cara

terdapatnya dalam suatu reservoir minyak

> Mahasiswa capat menjelaskan prinsip utama dalam reservoir migas

yang terkait dengan penjebakan minyakbumi.

> Mahasiswa, memahami tentang kerangka geologi penyebaran minyak

dan gasbumi.

Dalam rangka pencapaian sasaran belajar ini maka dianjurkan agar

mahasiswa mengacu pada pengetahuan dasar geologi, geologi struktur dan

membaca beberapa referensi yang ada kaitannya dengan materi ini.

IV.2 URAIAN MATERI PEMBELAJARANPada dasarnya minyakbumi terdapat dalam dua cara utama yakni pada

permukaan bumi dan dalam kerak bumi. Berikut akan dibahas secara lebih

terinci.

IV.2.1 MINYAKBUMI PADA PERMUKAAN

Dibeberapa tempat demikian pula di Indonesia, minyakbumi di

permukaan ditemukan dalam bentuk rembesan (seep). Kadangkala rembesan

ini tidak mempunyai nilai ekonomi tetapi merupakan petunjuk yang sangat

penting bagi kemungkinan terdapatnya minyak di bawah permukaan.

Berdasarkan gejala timbulnya minyak di permukaan, dapat dibagi menjadi yang

masih aktif dan yang tidak aktif lagi (Koesoemadinata,1980). Termasuk kategori

masih aktif yaitu minyak keluar bersama-sama dengan air atau merembes

35

secara perlahan untuk kemudian membentuk suatu danau aspal, atau dapat

pula keluar secara aktif dari suatu gunung api lumpur. Sedangkan yang

termasuk tidak aktif lagi yaitu dapat berupa batu pasir yang dijenuhi oleh

bitumina yang merupakan residu penguapan fraksi ringan dari suatu

minyakbumi. Selain itu terdapatnya hidrokarbon padat seperti wurtzelit, elaterit

dsb dapat diartikan sebagai rembesanyang tidak aktif lagi.

Link (1952) dalam Koesoemadinata (1980) memberikan suatu klasifikasi

berbagai macam rembesan yang dapat terjadi pada suatu daerah, yaitu :

❖ Rembesan yang keluar dari homoklin dimana ujungnya telah tererosi

atau tersingkap akan tetapi lapisan minyaknya belum sampai pada

permukaan.

❖ Rembesan minyak yang berasosiasi dengan lapisan dan formasi tempat

minyak tersebut terbentuk. Hal ini dikarenakan batuan induk (serpih

misalnya) pengalami penghancuran dan akan membebaskan minyak

dalam jumlah kecil sehingga indikasi dipermukaan sangat kecil.

❖ Rembesan minyak dan gas yang keluar dari akumulasi minyak yang

besar dan telah tersingkap oleh erosi atau reservoirnya telah hancur

akibat patahan dan lipatan. Rembesan macam inilah yang biasanya

merupakan daerah rembesan yang terbesar di dunia.

❖ Rembesan minyak sepanjang bidang ketidakselarasan. Untuk hal ini

mungkin terdapat banyak rembesan lain yang keluar atau memotong

suatu bidang ketidakselarasan yang kemudian menjadi jalan utama dan

alat pengumpul dari semua rembesan sehingga menjadi rembesan yang

cukup besar.

❖ Rembesan yang berasosiasi dengan intrusi seperti gunung api lumpur,

interusi batuan beku atau penusukan oleh kubah garam. Rembesan

semacam ini bisa berasosiasi dengan reservoir yang telah hancur

dibawahnya bisa juga tidak.

Adanya rembesan minyak memang tidak mutlak menunjukkan akan adanya

reservoir dibawahnya. Namun bagaimanapun juga adanya rembesan harus

diperhatikan dari segi eksplorasi dan eksploitasi minyakbumi karena paling

tidak mengidikasikan bahwa batuan sedimen di daerah tersebut mampu

membentuk minyakbumi, hanya saja harus dipelajari strukturnya lebih jauh.

36

Selain itu puls adanya rembesan mungkin berasosiasi dengan suatu reservoir

minyak dibawahnya yang mengalami kebocoran.

Pentingnya rembesan minyak dalam cekungan minyakbumi dapat terlihat

dari kenyataan bahwa cekungan sedimen penghasil minyak di dunia ini hampir

semuanya ditandai dengan adanya rembesan.

IV.2.2 MINYAKBUMI DALAM KERAK BUMI

Minyakbumi dalam kerak bumi biasanya didapati dalam lapisan berpori.

Dari segi jumlah maka bisa ditemukan sebagai jejak-jejak (minor occurrences)

dan juga ditemukan sebagai suatu akumulasi. Sebenarnya minyakbumi atau

hidrokarbon didapatkan pada berbagai macam formasi atau lapisan sebagai

tanda-tanda minyak atau hidrokarbon dalam jumlah sedikit (minor showing).

Tanda itu biasanya ditemukannya minyak bersama-sama dengan air terutama

air asin. Terkadang juga minyakbumi ditemukan didalam lapisan yang bukan

reservoir misalnya pada lapisan serpih atau batuan lainnya.

Tanda-tanda minyak yang dalam jumlah sedikit biasanya didapat pada

saat melakukan pemboran, dan ini mengandung arti penting bahwa lapisan

tempat terdapatnya tanda-tanda itu paling tidak pernah mengandung minyak.

Atau ada kemungkinan besar lubang bor yang menembus lapisan yang

mengandung minyak sedikit itu terdapat didekat atau pinggiran suatu akumulasi

minyak yang penting.

Adanya tanda-tanda minyak yang sedikit atau bisa menunjukkan adanya

akumulasi yang komersil bisa diteliti lebih lanjut dari lumpur pemboran dan dari

serbuk pemboran. Suatu lapisan reservoir yang mengandung minyak dapat

disebut komersil jika dari lapisan tersebut minyak dapat diproduksikan secara

menguntungkan. Hal ini ditentukan oleh berbagai factor ekonomi dan geologi.

IV.2.2.1 KEADAAN DAN CARA TERDAPATNYA MINYAKBUMI DALAM

RESERVOIR

Berbicara mengenai keberadaan minyakbumi dalam kerak bumi tentu

saja tidak lepas dari apa yang disebut dengan reservoir minyak. Suatu

akumulasi minyak selalu terdapat di dalam suatu reservoir. Suatu reservoir

haruslah tertutup pada bagian atas dan pinggirnya oleh lapisan penutup dan

kemudian berbentuk perangkap. Suatu perangkap sebetulnya tidak lain

37

daripada suatu tempat fluida tetapi karena hokum hidrostatika dank arena

asosiasinya dengan air maka bentuk wadah ini tidaklah terbuka ke atas tetapi

terbuka ke bawah. Bentuk perangkap yang terbuka ke bawah ini bisa dengan

berbagai macam cara yakni :

4- Terbuka seluruhnya ke bawah sebagaimana didapatkan pada perangkap

struktur misalnya pada sumbu antiklin

4- Setengah terbuka ke bawah misalnya suatu perangkap stratigrafi dimana

hanya sebagian saja dari bagian bawah perangkap tersebut terbuka

i Tertutup sama sekali misalnya jika batuan reservoir sangat terbatas

penyebarannya sehingga berbentuk suatu lensa.

Batas bawah suatu akumulasi minyak tentu merupakan suatu permukaan air

yang mendorong minyak ke atas dan memojokkan minyak tersebut untuk tetap

berada dalam perangkap. Meskipun sifat komersil sangat tergantung pada

kondisi ekonomi serta kemajuan teknologi namun beberapa factor geologi juga

sangat menentukan ekonomis tidaknya suatu akumulasi minyakbumi. Faktor­

faktor geologi tersebut antara lain :

4- Tebal lapisan reservoir, makin tebal tentu makin besar pula kemungkinan

untuk mendapatkan produksi yang besar sehingga kolom minyak yang

akan didapatkan juga menjadi lebih besar

4- Tutupan (dosure), berlaku untuk perangkap struktur. Disini tutupan

berarti kolom minyak maksimal yang mungkin didapatkan dalam suatu

perangkap. Jika tutupan itu rendah atau sangat terbatas maka jumlah

minyak yang terkumpul juga sangat terbatas.

4- Penyebaran batuan reservoir. Jika batuan reservoir terbatas pada bagian

kecil perangkap maka hal ini tidak terlalu menguntungkan untuk

terdapatnya akumulasi yang siratnya komersil

-L Porositas dan permeabilitas efektif, kedua sifat ini merupakan hal yang

sangat penting bahkan merupakan sifat khas dari batuan reservoir.

Besar kecilnya porositas menentukan besar kecilnya jumlah cadangan,

sedangkan besar kecilnya permeabilitas menentukan besar kecilnya

jumlah minyak yang dapat dikeluarkan.

-L Selain apa yang telah diuraikan maka unsure lain yang juga

mempengaruhi ada tidaknya minyakbumi adalah migrasi, waktu igrasi,

akumulasi, waktu akumulasi, batuan induk serta mulajadi.

38

Keadaan dalam reservoir dapat diketahui berdasarkan pada beberapa

interpretasi daripada :

• Fluida yang diperoleh dari inti pemboran

• Contoh fluida dari dasar pemboran

• Contoh fluida dari permukaan sumur yang sedang diproduksikan

• Studi sejarah produksi dari satu atau lebih sumur misalnya

penurunan tekanan reservoir, peningkatan atau penurunan produksi.

Dalam menginterpretasi dan mengevaluasi semua data tentu saja dapat

menimbulkan berbagai persoalan misalnya perbedaan temperature permukaan

dan reservoir, terjadinya berbagai pengotoran dan reaksi lainnya yang timbul

karena semua perubahan tersebut. Namun dan semua data hubungan fluida di

dalam reservoir dapat diperkirakan secara meyakinkan dan yang penting

diantaranya adalah mengenai penyebaran air, minyak dan gas di dalam

reservoir tersebut. Dan tak kalah pentingnya untuk diketahui adalah peranan air

terutama sifat dari air formasi.

Penyebaran vertical daripada air, gas dan minyak ditentukan oleh sifat

fasa tersebut, antara lain :

-t- Berat jenis, ini sangat dipengaruhi oleh kadar garam yang terlarut

didalamnya. Susunan kimia zat terlarut sangat mempengaruhi berat jenis

air. Berat jenis air formasi berkisar dari nilai 1,0 untuk air yang sangat

tawar sampai 1,140 untuk air formasi yang mengandung 210.000 ppm

garam. Berat jenis minyakbumi dapat berkisar dari 0,6 - 1,0 biasanya

kurang dari 1,0. Berat jenis (specific gravity) gas biasanya dinyatakan

sebagai perbandingan terhadap kerapatan jenis (density) udara. Berat

jenis gas berkisar 0,061 - 0,965. Berat jenis gas jauh lebih kecil dari

minyakbumi.

-t- Daya larut masing-masing fluida/gas

Gas dapat larut dalam air dan daya larut gas rata-rata 20 kaki kubic

setiap barrel pada tekanan 5000 psi. Daya larut gas dalam minyakbumi

lebih besar lagi dan biasanya berkisar dari beberapa kaki kubik sampai

ribuan kaki kubik untuk setiap barrel. Daya larut gas dalam minyak

ataupun air sangat tergantung daripada tekanannya, lebih besar tekanan

lebih besar pula daya larutnya sampai dicapai suatu titik penjenuhan.

39

Sebagai akibat sifat masing-masing jenis fluida maka pada umumnya

dalam reservoir terdapat suatu stratifikasi daripada air, minyak dan gas.

-I- Kapilaritas, besaran tekanan kapiler tergantung dari tegangan

permukaan dan juga dari pelengkungan bidang permukaannya. Derajat

pelengkungan daripada permukaan lengkung tersebut tergantung dari

besar kecilnya pori batuan dan juga dari jenis fluida yang ada.Tekanan

kapiler didapatkan jika dua fluida yang tidak dapat larut berada dalam

persentuhan, hubungan tekanan kapiler ini dinyatakan dalam pengertian

tegangan permukaan, sudut sentuh dan radius daripada pipa kapiler.

Pc = 2^-cos 0 dimana Pc = tekanan kapilerr

r = tegangan permukaan

e = sudut kontak permukaan air-minyak

r = radius efektif pipa kapiler

Dalam keadaan pori jenuh air dan adanya tekanan kapiler maka untuk

dapat masuknya gas atau minyak ke dalam pori-pori diperlukan suatu

tambahan tekanan yang dinamakan tekanan masuk (entry pressure) dan

tekanan penggeseran (displacement pressure).

-I- Penjenuhan masing-masing fluida dalam batuan reservoir, di dalam

suatu reservoir jarang sekali minyak terdapat 100 % menjenuhi lapisan

reservoir.Biasanya air terdapat sebagai interstitial water yang berkisar

dari beberapa persen sampai kadang-kadang lebih dari 50 % tetapi

biasanya antara 10 - 30 %. Besarnya penjenuhan air didalam reservoir

minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu diproduksikan.

Penjenuhan air dinyatakan sebagai Sw (water saturation). Jika Sw lebih

besar dari 50 % minyak masih dapat keluar akan tetapi pada umumnya

harus lebih kecil dari 50 %.

4- Tekanan reservoir minyak dan gas bumi terutama ditentukan oleh

kedalamannya, makin dalam makin tinggi temperaturnya. Dilain fihak

nilai dari temperature ini dtentukan oleh gradient panasbumi. Gradien

panasbumi didefinisikan sebagai perbandingan antara temperature

formasi dikurang dengan temperature permukaan tahunan rata-rata

dibagi dengan kedalaman.

40

IV.2.3 KERANGKA GEOLOGI PENYEBARAN MINYAK DAN GASBUMI

Pada kenyataannya minyak dan gasbumi selalu didapatkan dalam

cekungan sedimen. Secara geologi, permukaan bumi ini dapat dibedakan

antara perisai dan cekungan sedimen. Perisai biasanya terdiri dari batuan beku

dan metamorf dan pada umumnya berumur Pra-kambrium. Didaerah ini tidak

didapatkan minyak dan gasbumi. Diantara semua perisai didapatkan cekungan

sedimen yang secara klasik dibedakan menjadi geosinklin, daerah epi-kontinen

dan daerah paparan kontinen.

Geosinklin ialah suatu cekungan yang memanjang dimana lapisan sedimen

yang sangat tebal diendapkan secara cepat dan akhirnya menghasilkan struktur

pelipatan yang ketat dan rumit seperti pegunungan Alpina dan Himalaya. Di

daerah seperti ini minyak ja.iang sekali ditemukan karena struktur yang ruwet

dan sedikit banyak daerah ini diintrusi batuan beku.

Daerah epi-kontinen yang disebut miogeosinklin terletak diantara geosinklin

dan perisai benua dan merupakan juga daerah dimana sedimen tebal terjadi,

tetapi tidak terlipat secara kuat. Daerah semacam inilah yang merupakan

cekungan yang paling kaya akan kandungan minyakbumi.

Daerah paparan kontinen merupakan daerah dimana lapisan sedimen tidak

terlalu tebal dan juga merupakan daerah yang kaya akan minyak. Secara

tektonik jarang sekali minyakbumi didapatkan di dalam rangkaian pegunungan

yang terlipat ketat apalagi pegunungan yang diintrusi oleh batuan beku.

Kebanyakan minyakbumi ditemukan pada daerah yang bersifat landai atau

yang tidak berstruktur sama sekali, misalnya pantai timur sumatera dan Jawa,

daerah dataran rendah Iran dan Irak dsb.

IV.3 PENUTUPIV.3.1 SOAL LATIHAN

Setelah membahas materi yang berkaitan dengan cara terdapatnya minyak

dan gasbumi maka mahasiswa diminta memberikan jawaban atau ulasan

tentang pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Jelaskan bagaimana keterdapatan minyak dan gasbumi sebagai oil show

dan akumulasi komersil.

41

2. Kita ketahui bahwa rembesan minyakbumi tidak lepas dari kondisi

geologi dari suatu daerah tertentu. Jelaskan jenis-jenis rembesan

minyakbumi tersebut.

S. Jelaskan prinsip utama dari cara terdapatnya minyak dalam suatu

reservoir.

4. Apa yang dimaksud reservoir, lapangan minyak dan daerah minyak.

5. Diketahui bahwa keberadaan minyak dalam suatu jebakan sering

bersama air dan gas, dimana penyebaran vertical dari ketiga macam

fasa ini ditentukan oleh sifat fasa tersebut. Jelaskan sifat-sifat fasa yang

dimaksud.

IV.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Fagan, A., 1991. An Introduction To The Petroleum Industry. Govern

Newfoundland And Labrador. Department of Mines And Energy.

Koesmadinata, P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Edisi Kedua Jilid 1,

Penerbit ITE, Bandung.

Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Eandung, Penerbit ITE.

Subroto, E.A., 1993, Penggunaan Geokimia Petroleum Dalam Eksplorasi

Migas, Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas

Teknologi Mineral, ITE Eandung.

42

BAB V BATUAN RESERVOIR

V.1 PENDAHULUAN

Dalam mempelajari materi tentang batuan reservoir ini sasaran umum

yang hendak dicapai ialah agar mahasiswa mempunyai pemahaman yang luas

tentang peranan batuan reservoir dalam hal cara terdapatnya minyak dan gas

bumi. Adapun sasaran khususnya yaitu :

1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian batuan reservoir serta

kaitannya dengan porositas dan permeabilitas

2. Agar mahasiswa memahami karakteristik serta jenis dari batuan

reservoir

Dalam pembahasan materi ini ada beberapa hal penting yang akan

mempermudah mahasiswa dalam memperoleh pemahaman tentang batuan

reservoir misalnya sdanya sampel batuan yang akan membantu dalam proses

identifikasi masalah porositas dan jenis-jenis batuan reservoir. Untuk keperluan

tersebut mahasiswa diharapkan mencari informasi tentang jenis-jenis batuan

reservoir misalnya dengan mencari gambar-gambar tentang batuan reservoir.

Sampel batuan bisa diperoleh dari laboratorium geofisika.

V.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Sebelum membahas masalah batuan reservoir, kita membahas dulu

tentang batuan secara umum. Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan

lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan

tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati

langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang dapat pula kita ketahui

dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa

daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain.

Petrologi adalah ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi,

yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuan,

dan sejarah geologinya. Secara genesa, batuan dapat dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu:

43

-I- Batuan beku (igneous rock), yaitu batuan yang terbentuk sebagai hasil

dari kumpulan mineral-mineral silikat hasil penghabluran magma yang

mendingin (Walter T Huang, 1962). Berdasarkan teksturnya batuan beku ini

bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan

antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya.

Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang

relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar.

Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang

sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya

terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat

letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya

adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite

Gambar V.1 Contoh batuan beku

-I- Batuan sedimen (sedimentary rock), yaitu batuan yang te

lithifikasi dari hancuran batuan lain (detritus) atau lithifikasi da

kimia tertentu (Pettijohn, 1964). Lithifikasi adalah proses

material pembentuk batuan yang bersifat lepas (unconsolidated rock forming

materials) menjadi batuan yang kompak (coherent rock).

i akibat

reaksi

bahnya

Iltttrftoy c* vf3tr*f | v*«tcr W MUM\

C r »o n 1ron»»3rtat«r. O, «r«S «epes*on c* V. »Wltnwut»

Proses ternetuknya batuan sedimen

44

Batuan sediment bisa digolongkan lagi menjadi beberapa bagian

diantaranya batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan

sediment organik. Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses

pengendapan dari material-material yang mengalami proses transportasi.

Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran

lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan

penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi batuan

induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu

konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk

melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi

batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit

dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan

sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source)

atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping

terumbu.

4 Batuan metamorf (methamorphic rock), yaitu batuan yang berasal dari

batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral

pada fasa padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika tekanan,

temperatur, atau tekanan dan temperatur (HGF Winkler, 1967 dan 1979).

V.2.1 BATUAN RESERVOIR

Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas

bumi. Adapun unsur-unsur suatu reservoir minyak bumi adalah :

1. Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan

gas bumi. Biasanya batuan ini berpori dan berongga.

2. Lapisan Penutup (cap rock), yaitu suatu lapisan yang tidak permeabel atau

lulus minyak.

3. Perangkap reservoir (reservoir trap), adalah suatu unsur pembentuk

reservoir yang bentuknya sedemikian rupa sehingga lapisan beserta

penutupnya merupakan bentuk konkav kebawah dan menyebabkan minyak

dan gas bumi berada di bagian atas reservoir. Bentuk perangkap ini sangat

ditentukan oleh cara terdapatnya minyak bumi, yaitu selalu berasosiasi

dengan air dimana air memiliki berat jenis jauh lebih tinggi.

45

4- Pengertian Batuan Reservoir, Porositas, dan Permeabilitas

Pada hakikatnya setiap batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir

asal mempunyai kemampuan untuk minyimpan dan melepaskan minyak bumi.

Dalam hal ini batuan reservoir harus memiliki porositas yang meberikan

kemampuan untuk menyimpan; juga kelulusan atau permeabilitas, yaitu

kemampuan untuk melepaskan minyak bumi itu. Jadi secara singkat, dapat

disebutkan bahwa reservoir harus berongga - rongga dan berpori-pori yang

berhubungan.

Perbedaan antara porositas dan permeabilitas ialah porositas menentukan

jumlah cairan yang terdapat sedangkan permeabilitas menentukan jumlahnya

yang dapat diproduksi. Suatu batuan reservoir dapat juga bertindak sebagai

lapisan penyalur aliran minyak dan gas bumi ke tempat minyak bumi terse

keluar batuan induk ke tempat berakumulasinya dalam suatu peran

Bagian suatu perangkap yang mengandung minyak atau gas disebut rese

4- Porositas

Porositas suatu medium adalah perbandingan volum r

terhadap volum total seluruh batuan. Perbandingan ini biasany

dalam persen dan disebut porositas.

Porositas biasanya berkisar antara 5 sampai 40 %. Porositas 5 % biasanya

disebut porositas tipis (marginal porosity) dan umumnya bersifat nonkomersiil.

Secara teoritis porositas tidak bisa lebih dari 47,6 %, yang berlaku untuk

porositas jenis intergranuler.

Misalkan dalam kubus / batuan terdapat 8 buah bola penuh sehingga isi seluruh

butiran dalam kubus adalah :

Dengan jari-jari butir bola = r

Isi setiap bola = -

Besarnya porositas itu ditentukan dengan berbagai cara, yaitu :

46

1. Di Laboratorium, dengan porosimeter yang didasarkan pada hukum

Eoyle : gas digunakan sebagai penggganti cairan untuk menentukan

volum pori tersebut.

2. Dari Log Listrik, log sonik dan log rarioaktivitas.

3. Dari log kecepatan pemboran.

4. Dari pemeriksaan dan perkiraan secara mikroskopi.

5. Dari hilangnya inti pemboran.

uil dengan mengunakan

tif dan dipergunakan suatu

Skala Visuil Pemberian Porositas

Di lapangan bisa kita dapatkan perkiraan

peraga visuil. Penentuan ini bersifat se

skala sebagai berikut :

0 - 5 %, dapat diabaikan (negligible)

0 - 10 %, buruk (poor)

10 - 15 %, cukup (fair)

20 - 20 % baik (good)

20 - 2 5 %, sangat baik (very good)

>25, istimewa (exelent).

4- Permeabilitas

Permeabilitas adalah suatu sifat batuan reservoir untuk dapat luluskan

cairan melalui pori-pori yang berhubungan, tanpa merusak partikel pembentuk

atau kerangka batuan tersebut.

Defenisi permeabilitas dapat ditulis dalam persamaan :

Dimana q dinyatakan dalam centimeter per sekon, k dalam darcy

(permeabilitas), viskositas m dinyatakan dalam sentipoise, dan — adalah

gradien hidrolik yang dinyatakan dalam atmosfer per centimeter.

Cara penentuan permeanbilitas adalah :

1. Dengan Permeameter, suatu alat pengukur yang menggunakan gas.

2. Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi dalam pemboran.

3. Dari kecepatan pemboran.

47

4. Berdasarkan test produksi terhadap penurunan tekanan dasar lubang.

Secara perkiraan dilapangan dapat juga dilakukan pemerian semikuantitatif

sebagai berikut :

1. Ketat (tight), kurang dari 5 md (milidarcy).

2. Cukup (fair), antara 5 - 10 md.

3. Baik (good) antara 10 sampai 100 md

4. Baik sekali (very good) antara 100 sampai 1000 md

> Permeabilitas Relatif dan Efektif

Permeabilitas tergantung pada ada tidaknya cairan ga di dalam rongga

yang sama. Sebagai contoh misalnya saja adanya air dan minyak. Gambar

Penjenuhan air diperlihatkan pada absis dan dinyatakan dalam persen

air, koordinat menunjukkan fraksi permeabilitas dari pada fluida yang

bersangkutan terhadap keadaan jika seluruh batuan tersebut dijenuhi oleh

cairan tersebut itu saja. Hal ini juga jelas sama untuk kehadiran gas dan minyak

(gambar 4.2). Jika penjenuhan minyak kurang dari 40 %, maka minyak sama

sekali tidak bisa bergerak dan hanya gas saja yang dapat bergerak.

48

a 1.0 c o

E 0.8~ o

- £ c 0.6*"S (U v* a a > .

£ ® c 0 .4« S £.?=" °-2 -° o S' 0

E t CO i-j- j= ©i:® g_ o

£ _ ’W * - 1

.K /

¡N t, A in ya k / KOb a 5 --

'NJ K

\X 1.

O 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 1 0 0

P e n je n u h a n m in y s k - persen

Gam bar V.2 Grafik memperlihatkan rela aanpenjenuhan gas dan minyak dalam

4- Hakekat Rongga Pori

Dilihat dari segi asal terjadinya, rongga - rongga pori dapat dibagi menj

dua jenis yaitu :

1. Pori Primer (rongga primer), atau disebut juga antar-butir (inter gra

2. Pori Sekunder atau pori yang dibentuk kemudian.

Pori sekunder cisebut juga pori terinduksikan, yang berarti porositasnya

dibentuk oleh beberapa gejala dari luar, seperti gejala tektonik dan pelarutan.

Porositas primer dibentuk pada waktu batuan diendapkan, jadi sangat

tergantung dari faktor sedimentasi.

Berbagai faktor yang mempengarughi besar-kecilnya pori-pori adalah :

a. Besar Butir, besar butir mempengaruhi ukuran pori-pori, tetapi tidak sama

sekali tidak mempengaruhi porositas total daripada batuan, setidak-tidaknya

untuk pasir kasar ataupun halus.

b. Pemilahan, Pemilahan (shorting) adalah cara penyebaran berbagai macam

besar butir. Misalnya jikas sedimen itu dei=endapakan dalam arus sedimen

yang kuat maka pemilahannya akan lebih baik dan dengan demikian

memberikan besar butir yang sama.

49

sebagai suatu hubungan terhadap suatu bola yang dipakai sebagai standar,

sedangkan kebundaran didasarkan terhadap suatu ketajaman atau

penyudutan daripada pinggiran butir.

d. Penyusutan Butir, Penyusitan butir adalah pengaturan kepadatan daripada

susunan bola butir satu terhadap yang lainnya. Penyusutan butir sangat

mempengaruhi porositasnya. Butiran yang berbentuk bola dan seragam

akan memberikan angka porositas 47,6 % untuk penyusutan kubus yang

paling terbuka, dan 25, 9 % untuk penyusutan rhombohedral. Seperti pada

gambar dibawah ini.

Gb V.4 Pengeruh susunan butir terhadap

50

e. Kompaksi dan Sementasi, Kompaksi dan sementasi juga mempengaruhi

besar kecilnya rongga-rongga yang ada, dan pada umumnya memperkecil

atau menyusutkan pori-pori yang telah ada. Kompaksi akan menebabkan

penyusutan yang lebih ketat sehingga sebagian rongga-rongga akan hilang.

4- Batuan Reservoir K lastik Detritus - Batupasir

Dua macam batuan yang penting uantuk bertindak sebagai reservoir adalah :

Batupasir dan Gamping atau karbonat. Pada Gambar berikut memprlihatkan

bahwa 60 % daripada reservoir minyak terdiri daripada batupasir, 30 % terdiri

dari pada batuan gamping dan sisanya batuan lainnya.

S e lu ru h O u n i^ 1 95€

Jenis - jen is K lastik Detritus

Adapun batuan yang termasuk j e n i s - j s

klastik Detritus yaitu Batupasir, Konglom

dan detritus kasar, Batu Lanau. Jenis ba

tersebut dapat sebagai batuan reservoir.

Batupasir merupakan reservoir yang paling

penting dan yang paling banyak di dunia ini, 60

% daripada semua batuan reservoir adalah

batupasir. Konglomerat dan detritus kasar

juga bisa menjadi sebagai batuan reservoir.

Jelas juga, bahwa makin kasar batuan tiu, pori-

porinya makin besar dan kerenanya

permeabilitasnya menjadi lebih baik. Batu

^lanau juga kadang-kadang bertindak sebagai

reservoir. Tapi karena besar butirnya yang

halus maka permeabilitasnya kurang begitu baik.

Gam bar V.5 Diagram yang memperlihatkan perbandingan berbagai jenis Batuan reservoir sebagai cadangan minyak

2. Fasies, Bentuk dan Ukuran Tubuh Batupasir.

Pada umunya kita dapatkan tiga macam fasies yaitu :

1. Batu pasir' yang diendapkan sebagai endapan sungai (fluviatil)

2. Batu pasir yang diendapkan dalam lingkunagn campuran atau dekat

pantai.

51

3. Batu pasir Marine yaitu bastu pasir yang diendapkan dalam laut misalnya

batupasir pparan, lensa pasir neritik dan turbidit.

Ukuran dan Bentuk : Ukuran suatu lapisan reservor dapat dinyatakan dalam

tebal dan luas. Tebal uatu lapisan reservoir, baik lapisan itu batupasir maupun

batu gamping, dapat berkisar antara 1,5 sampai 500 meter. Berbagai paenulis

telah membuat penggolongan ukuran serta bentuk abtuan reservoir.

Penggolongan Krynine (1940) didasarkan atas perbandingan lebar atau luas

terhadap tebal atau kira-kira luas berbanding volume. Ini merupakan bentuk 2

dimensi yaitu :

1. Pasir Lapoisan Selimut (Blanket sand, sheet sand), jika perkiraan luas

(lebar) lapisan reservoir terhadap volume(tebal) lebih besar dari 1000 : 1

2. Tabuler, Jika perbandingan luas (lebar) berbanding volume

diantara 50 : 1 sampai 5 : 1.

3. Prima, jika perkiraan luas (lebar) bernbanding volume (tebal) di

50: 1 sampai 5 : 1

4. Tali sepati (shoe-string sand), jika lebar terhadap tebal adalah 5 :

lebih kecil lagi.

Klasifikasi berikutnya adalah oleh Rich (1923) dan Potter (1962). Kedua penulis

ini membedakan :

1. Tubuh batupasir yang sama sisi, sebagai contoh misalnya lapisan

selimut (balnket) atau sheet (lembaran), dan menurut penulis sekarang

juga termasuk lensa-lensa.

2. Tubuh batupasir memanjang, misalnya bentuk prisma, bentuk tali sepatu

(shoe string) dan sebagainya.

Pada umunya lapisan pasir berbentuk lensa atau memanjang yang erbatas,

oleh karena itu proses regresi - transgresi, proses meander dan proses-proses

lainnya menyebabkan tubuh-tubuh yang terbatas ini merupakan susunan yang

sangat kompleks dan ruwet. Hal ini dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Jika

cara merapatnya tidak sempurna, yang biasanya memang demikin maka akan

terdapat intrerkalasi serpih diantaranya Ini justrumemperlihatkan bahwa suatu

lapisan yang kelihatannya merupakan suatu lapisan yang luas sebetulnya terdiri

dari beberapa lapisan yang merapat secara lateral dan disisipi oleh lapisan

serpih.

52

V.3 PENUTUP

V.3.1 SOAL LATIHAN

1. Apa yang dimaksud dengan batuan reservoir ?

2. Sifat-sifat fisis apa yang harus dimiliki oleh suatu batuan reservoir.

3. Sebutkan lima jenis batuan yang biasanya termasuk batuan reservoir,

serta jelaskan bagaimana karakteristik dari batuan tersebut sehingga

termasuk kedalam batuan reservoir

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1981, Geofisika Eksplorasi 'Terbatas, Pendidikan dan Pelatihan

BAB VI PERANGKAP RESERVOIR

VI.1 PENDAHULUANPerangkap reservoir merupakan unsur paling penting dalam cara

terdapatnya minyak dan gasbumi. Malahan explorasi atau pencaharian minyak

dan gasbumi sampai kini ditujukan kepada pencaharian perangkap. Dalam

pembahasan materi ini sasaran yang ingin dicapai ialah :

> Mahasiswa memahami pengertian suatu perangkap reservoir dan arti

penting dari keberadaan perangkap reservoir tersebut.

> Mahasiswa mampu memberikan gambaran tentang jenis-jenis perangkap

reservoir serta kondisi geologis yang ikut dalam pembentukan perangk

tersebut.

Untuk mencapai sasaran tersebut mahasiswa harus memiliki pem

yang baik tentang materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah yang

mendukung mats kuliah ini misalnya geologi dasar, geotektonik dan geologi

struktur.

VI.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARANDipandang dari segi sejarahnya, teori perangkap dikemukakan oleh

Sterry Hunt yang mengatakan bahwa minyak bumi selalu terdapat di atas atau

di puncak suatu antiklin. Berbagai prinsip mengenai minyak dan air se.ta prinsip

lainnya yang menyatakan bahwa minyak itu selalu mencari tempat-tempat yang

tinggi belum begitu jelas pada waktu itu dan mungkin berbagai keterangan lain

harus diberikan untuk menerangkan mengapa minyak berakumulasi di atas

puncak suatu antiklin.

Sebetulnya perangkap adalah tidak lain daripada bentuk lapisan

penyekat. Lapisan penyekat itu dibentuk sedemikian rupa sehingga minyak

tidak dapat lari kemana-mana lagi. Bentuk ini akan menahan tetes-tetes minyak

dalam perjalanannya sepanjang garis-garis gaya. Oleh karena itu perangkap

dapat dibagi dalam dua jenis yakni:

a) Perangkap dalam keadaan hidrostatik

b) Perangkap dalam keadaan dinamik

Istilah perangkap atau jebakan (trap), mengandung arti seolah-olah minyak

53

terjebak atau tersangkut dalam suatu keadaan sehingga tidak bisa lepas lagi.

Hal ini disebabkan karena walaupun minyak merupakan suatu fasa tersendiri,

namun selalu berada bersama-sama dengan air (air formasi). Menurut Teori

Potensial yang dikemukakan dalam Koesoemadinata,1980 menyatakan bahwa

adanya perbedaan fisik antara minyak dengan air yang tidak saling melarutkan

dan terutama juga perbedaan berat-jenis kedua zat itu, maka minyak akan

selalu naik ke atas dan menurut teori akan mencari ternpat dengan potensi

yang paling rendah.

VI.2.1 JENIS-JENIS PERANGKAP MINYAK DAN GAS

Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi

hidrokarbon didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan

reservoar. Salah satu elemen dari Sistem Perminyakan ini adalah adanya

batuan reservoir, dalam batuan reservoir ini, terdapat beberapa faktor penting

diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi. Perangkap minyak bumi

sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap

dan mempunyai bertuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat

terjebak di dalamnya. Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi

perangkap stratigrafi, perangkap struktural, perangkap kombinasi stratigrafi-

struktur dan perangkap hidrodinamik.

> Perangkap Stratigrafi

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara

vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan

variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoir dalam

perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah

minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian

terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini

dikarenakan batuan reservoir telah menghilang atau berubah fasies

menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas

(Koesoemadinata, 1980). Dan jebakan stratigrafi tidak berasosiasi dengan

ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun

berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan

Truncations.

54

C g n t o h je b a k a n s tra t ig ra f i :

A menunjukan reef, B menunjukan barrie,-ba: s and, C menunjukan channel

sand, D menunjukan onlap sand pinchuut :-ap, E meni/ i juLan truncation trap.

(w w w .p e tro le u m s t'sm ¡ jio g y .r jm )

Gambar VI.1 Contoh perangkap stratigrafi

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoir tersebut, atau

ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoir itu sendiri.

Pada salah satu tipe perangkap stratigrafi, pada horizontal, lapisan

impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki

kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat

ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki kandungan minyak.

Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped Pada perangkap

ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki

kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang lain, terjadi perubahan

permeabilitas dan porositas pada reservoir itu sendiri. Pada reservoir yang

telah mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang

dimana pada bagian bawahnya sarang dan permeabel serta terdapat

hidrokarbon. Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi

terperangkap pada reservoir itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan mencegah

migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang dibutuhkan.

Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk

memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoir

terendapkan.

56

Perongkap Stratigrafi

(w w ; geo.vu.nl)

Conioh Perangkap Stratigrafi: A: Reef, E: pinchout Trap, C: Channel-Fit! Sandstone

Trap, D: Shallow Marine Sandstone Bar, E: Subunconformity Trap, F: Onlap Trap

(vwvw.petroleumseismology.com)

57

S T R A T IG R A P H IC T R A P S

P erangkap S tra tig ra fi: L a te ra i D isco n fo rm ity

dan U ncon fo rm ity .

(w w w .g e o .v u .n l)

2.Perangkap Struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap

ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi

perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang

merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang

paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai

unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar

sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau

struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980).

a. Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan.

Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi dalam bagian patahan

yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti dan pada saat

yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada

daerah patahan tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel

yang pada satu sisinya berhadapan dengan pergerakan patahan yang

bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian,

minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak

dan gas disini sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus

pada daerah jebakan patahan ini.

58

b. Jebakan Antik lin

Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan

antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan batuan, yang

memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas bumi

bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel,

serta naik pada puncak lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak

karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan impermeabel.

c. Jebakan Struktural lainnya

Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in

an extensional regime, marupakan jebakan yang bearasal dari Seal yang

berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar Mudstone.

Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi

berada pada Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral

pada diapir dan menutup rapat jebakan yang berada diatasnya.

59

Peii-oleum ifiyjpeo ln looiwaii a^fl sea c-5 by mudstorw m hangifig wan

(A)Petroleum irapped by compactional orape

Patrc'euin [rapped ¡n hanging wgfl arilKltne

(B)

Pijiroteum tra^Dod befieaih idfusl ;rifwmvdii

V —A

h'einait 'im trajKWr: agi'Wtsijii da^f

MjcI wal-diap-r tias expio«t&i cot# of amticJirig

Pelroi&um liatfM d m oompaclienal d'-ipc- anildine a c 'js s basa™ n i

Contoh P erangksp S m jtjjta l y i.; n g lain

(w w w .peT ro leum sei'm oiogy.cc im )

3. Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi

antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini

merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak

minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis

perangkap yang membentuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin

patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.

Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan

perangkap itu sendiri.

60

Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik.

Perangkap ini sangat jarang karena dipengaruhi oleh pergerakan air.

Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak

bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat

menyebabkan perpindahan. Kemudian perangkap ini digambarkan

pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam reservoar

61

formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk

migrasi ke atas menuju permukaan melalui permukaan air. Kemudian

tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan dapat menemukan

sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada

jebakan minyak yang konvensional.

VI.3 PENUTUP

VI.3.1 TUGAS LATIHAN

Setelah anda membahas materi dalam bab ini maka silahkan anda

mengerjakan beberapa hal berikut ini :

1. Apa pengertian dari perangkap reservoir

2. Sebutkan jenis-jenis dari perangkap reservoir migas

3. Jelaskan peranan dari perangkap reservoir terhadap akumulasi

minyak dan gas bumi.

4. Carilah beberapa contoh gambar perangkap reservoir migas dan ana

faktor-faktor geologis yang menyebabkan pembentukan dari bentuk

perangkap tersebut.

VI.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1981, Geofisika Eksplorasi Terbatas, Pendidikan dan elatihan

Geofisika Terbatas, Bandung, Lembaga ilmu Pengetahuan Indonesia.

Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Bandung, Penerbit

\̂ y

Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.

62

BAB VII

ASAL MINYAK DAN GAS BUMI

VII.1 PENDAHULUAN

Pembahasan tentang asal minyak dan gas bumi memiliki sasaran

sebagai berikut :

> Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang teori-teori pembentukan

minyak dan gas bumi.

> Mahasiswa mampu menjelaskan tentang teori organik dan teori

anorganik.

> Mahasiswa mempunyai pemahaman tentang proses-proses akumu

pengawetan dan transformasi dari zat organik.

VII.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

Membahas identifikasi minyak

bumi tidak dapat lepas dari bahasan

teori pembentukan minyak bumi dan

kondisi pembentukannya yang membuat

suatu minyak bumi menjadi spesifik dan

tidak sama antara suatu minyak bumi

dengan minyak bumi lainnya.

Pemahaman tentang proses

mbentukan minyak bumi akan

an sebagai bahan pertimbangan

untuk menginterpretasikan hasil

identifikasi. Ada banyak hipotesa

tentang terbentuknya minyak bumi yang

dikemukakan oleh para ahli, beberapa diantaranya adalah :

1. Teori Abiogenesis (Anorganik)

Barthelot (1866) mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam

alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan

dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian Mandeleyev (1877)

' +11! •.'

63

mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja

uap pada karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah

pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai

terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan

bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan tersebut

berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan

meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.

2. Teori B iogenesis (Organik)

Macqiur (Perancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali mengemukakan

pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W.

Lamanosow (Rusia, 176S) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di

atas juga didukung oleh sarjana lainnya seperti, New Beery (1859), Engler

(1909), Bruk (19S6), Bearl (19S8) dan Hofer. Mereka menyatakan bahwa:

"minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta

tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.”

Teori mengenai cara terdapatnya minyakbumi harus didasarkan atas dua

macam bukti, yaitu:

a. Berdasarkan atas percobaan laboratorium, yaitu bahwa proses organik

ataupun anorganik dapat mengimitasikan proses aslinya dalam alam.

Dengan kata lain, proses kimianya harus betul dan terbukti di dalam

laboratorium.

b. Didasarkan atas berbagai pemikiran geologi atas berbagai data

mengenai tempat terdapatnya minyak bumi, dalam keadaan yang

bagaimana, serta faktor geologi mana yang terlibat. Semua data ini

didapatkan dari hasil explorasi di dunia. Jadi, tanpa kekecualian harus

dapat menerangkan cara terdapatnya minyakbumi secara geologi di

seluruh dunia.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai dua teori utama mengenai berbagai

keberatan serta kesulitan yang timbul, serta beberapa masalah yang masih

belum terpecahkan dalam teori anorganik maupun teori organik. Ternyata

masih banyak persoalan yang timbul, juga dalam teori organik yang diterima

masyarakat luas.

64

VII.2.1 TEORI ASAL ANORGANIK MINYAKBUMI

1. Teori A lkali Panas Dengan CO2 (Berthelot, 1866)

Berthelot adalah ahli kimia Perancis. Ia memulai dengan suatu anggapan

bahwa di dalam bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan tentunya

pada temperatur yang tinggi. Jika karbondioksida yang datang dari udara

bersentuhan dengan alkali panas ini, maka asetilen dapat terbentuk seperti

pada persamaan berikut:

Ca + H jO .

5Ca + 2COj

CaC, + H 20

3C2H2

H 2 + CaO

— CaC, + 4CaO

-*■ c 2h 2

- C6H6+ CaO

benzer«

■Ca(OH) 2 ’>

■C aC 03 + H 20

Variasi lain dari teori ini adalah adanya besi yang panas dalam kera

yang karena aksi karbondioksida dan hidrogensulfida menghasilkan juga

yang serupa. Air yang mengandung asam karbonat biasanya datang dari laut

yang masuk ke dalam kerak bumi melalui rekahan-rekahan.

2. Teori Karbida Panas Dengan A ir (Mendeleyeff, 1877)

Mendeleyeff seorang kimiawan asal Uni Soviet abad 19, beranggapan

bahwa didalam kerak bumi terdapat karbida besi. Air yang masuk ke dalam

kerak bumi membentuk hidrokarbon yang menjadikan minyakbumi. Di dalam

teori ini didasarkan suatu pengetahuan umum bahwa kalsiumkarbida ditambah

air akan membentuk gas asetilen yaitu salah satu gas hidrokarbon.

3. Teori Emanasi Volkanik

Asal volkanik minyakbumi, mula-mula sekali ditemukan oleh Von Humboldt

pada tahun 1805, kemudian dikembangkan oleh sarjana lainnya seperti Virlet

d’Aoust (1934), silvestri dan terutama dikemukakan oleh Coste (1903). Teori ini

mula-mula didasarkan atas pengamatan yang mengirakan bahwa gunungapi

lumpur merupakan gunungapi dalam arti sebenarnya yaitu terdapatnya

minyakbumi di dalam batuan volkanik atau dekat batuan beku. Selain itu juga

didasarkan atas adanya gas metan (CH4) di dalam emanasi gunungapi lainnya.

Hal ini diperkuat dengan ditemukannya minyak cair dan parafin yang padat di

65

dalam rongga-rongga lava basalta di Gunung Etna. Rusia berhasil

membuktikan kalau minyak bumi ternyata bukan dari fosil dan dapat

diperbaharui karena berasal dari lapisan magma di kedalaman lebih dari 30,000

kaki dan tidak ditemukan lapisan organik.

4. Hipotesa Kimia

Pada tahun 1964 di Amerika Serikat, Marx mengemukakan teori baterai,

yang menyatakan bahwa di bawah kerakbumi terdapat suatu kombinasi antara

air, grafit dan sulfida besi yang bertindak sebagai suatu baterai yang besar,

dengan grafit bertindak sebagai penyaluran aliran listrik. Sebagai akibat reaksi

ini, air terurai dan menghasilkan hidrogen yang bereaksi dengan grafit untuk

membentuk hidrokarbon.

Proceedings of the National Academy Nof Sciences, studi tersebut

menjelaskan bagaimana peneliti menggabungkan tiga materi abiotik (tak hidup)

-- air (H2O), batu kapur (CaCO3), dan besi oksida (FeO) -- dan menghancurkan

campuran tersebut bersama-sama dengan tekanan yang sama dengan di

bawah permukaan bumi. Proses ini menghasilkan metana (CH4), komponen

paling besar dalam gas alam.

5. Hipotesa Asal Kosmik

Teori ini terutama didasarkan atas spekulasi bahwa di dalam atmosfer planet

terdapat hidrokarbon, terutama metan. Planet tersebut adalah Venus, Mars,

juga Saturnus dan Uranus dengan seluruh satelitnya. Teori asal kosmik juga

diperkuat dengan ditemukannya hidrokarbon di dalam meteorit.

6 . Teori Asal Anorganik Dari Sebagian Para Ahli Geologi Uni Soviet

Porfir’ev (1974) mengemukakan minyakbumi berasal daripada magma, dan

bahwa magma mengandung hidrogen ataupun karbon, sebagaimana terbukti

dengan adanya grafit dan intan di dalam batuan ultra-basa. Memang menurut

hematnya terjadinya minyak bumi berlangsung dalam bagian atas selubung di

bawah kerakbumi yang dinamakan astenosfer.

66

VII.2.2 TEORI ASAL ORGANIK MINYAK DAN GAS BUMI

Teori-teori organik itu harus didasarkan atas:

a. Berdasarkan atas percobaan laboratorium yang mensintesakan minyak

bumi dari zat organik.

b. Didasarkan atas berbagai pemikiran geologi atas berbagai penyebab

terdapatnya akumulasi minyakbumi.

- --------p-

1. Sejarah Teori Organik

Seorang sarjana Perancis P.G. Macquir (Perancis, 1758) merupakan orang

yang pertama kali mengemukakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari

tumbuh-tumbuhan dan berhubungan dengan cara terbentuknya batubara.

Kemudian seorang sarjana asal Rusia M W. Lamanosow (Rusia, 1763) juga

mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana

lainnya seperti, New Beery (1859), Engler (1909), Bruk (1936), Bearl (1938)

dan Hofer.

2. Argumentasi Untuk Minyakbumi Asal Organik

Beberapa argumentasi telah dikemukakan untuk membuktikan bahwa

minyakbumi berasal dari zat organik, yaitu:

1) Minyakbumi mempunyai daya dapat memutar bidang optik atau bidang

polarisasi.

2) Minyakbumi mengandung porfirin, suatu zat yang kompleks yang terdiri

dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel dsb. Porfirin adalah suatu

67

zat yang sangat menyerupai hemoglobin yang terdapat dalam darah dan

zat klorofil dalam daun-daunan.

3) Susunan hidrokarbon yang terdiri dari unsur H dan C sangat mirip

dengan zat organik yang terdiri dari H, C dan O.

4) Hidrokarbon terdapat di dalam sedimen resen. Hal ini berhubungan

dengan asosiasi minyakbumi dengan sedimen, sedangkan diketahui pula

bahwa zat organik banyak terdapat didalam lapisan sedimen.

5) Secara praktis lapisan miny; telah kambrium sampai

pleistosen.

Pada umumnya dalam proses inyakt

stadium atau fasa:

1) Pembentukannya sendiri yang terdiri dari:

a. Pengumpulan zat organik di dalam sedimen

b. Pengawetan zat organik di dalam sedimen

c. Transformasi zat organik menjadi minyakbumi

2) Migrasi daripada minyakbumi yang terbentuk dan

batuan sedimen ke perangkap dimana minyak terdapa

3) Akumulasi daripada tetes minyak yuang tersebar

sedimen sehingga berkumpul menjadi akumulasi kom;

Beberapa garis utama daripada pagar cox ini adalah.

1) Minyakbumi selalu terdapat dalam batuan sedimen dan pada umumnya

sedimen marin. Hedberg (1964) juga memperlihatkan bahwa banyak

kasus yang menunjukkan bahwa minyakbumi itu terdapat dalam batuan

sedimen non-marin.

2) Minyakbumi merupakan campuran kompleks hidrokarbon. Secara unsur

maka susunannya 'adalah seragam, yaitu 15% hidrogen dan 85%

karbon.

3) Minyakbumi terdapat dari umur kambrium sampai pleistosen.

4) Temperatur reservoir rata-rata ialah 1070c dan secara kekecualian dapat

mencapai 1410c. Juga temperatur yang lebih rendah dapat dialami

minyakbumi.

3. Pagar Cox

68

5) Minyakbumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi sebagaimana

diperlihatkan oleh hadirnya porfirin dan unsur belerang. Juga

minyakbumi hanya sedikit sekali mengandung oksigen.

6) Minyakbumi dapat mengalami berbagai perubahan. Dapat tahan

terhadap perubahan tekanan dari 8 sampai 10.000 psi atau kurang dari

satu atmosfer. Selain itu minyakbumi dapat bertahan dalam kisaran

temperatur 100° c.

Hedberg dalam Koesoenadinata (1980), mengemukakan pula beberapa faktor

lingkungan pengendapan sebagai berikut:

❖ Banyaknya produksi zat organik jenis /tertentu. Masih harus diteliti

apakah zat organik tersebut berasal dari hewan atau tumbuh-tumbuh

marin atau daratan

❖ Terbentuknya suatu kondisi anaerob dan reduksi

❖ Tidak adanya organisme yang merusak zat organik

❖ Pengendapan sedimen halus secara cepat yang memberikan

pengawetan kepada zat organik dan juga memberikan matriks yang kaya

air untuk proses diagenesa

❖ Adanya rongga reservoir pada waktu kompak

Selain itu Hedberg menekankan pula pentingn an yang

terbatas dengan sedikit sirkulasi air.

4. Data Geokimia

Berbagai data geokimia memberikan bebe keterangan mengenai

terjadinya minyakbumi

1) Minyakbumi mengandung beberapa senyawa yang memperlihatkan

kesamaan struktur terhadap zat organik yang diisolir dari hewan dan

tumbuh-tumbuhan

2) Beberapa komponen minyakbumi termasuk kompleks porfirin, tidak stabil

pada temperatur 250 sampai 3000 c

3) Parafin normal merupakan susunan utama minyakbumi.

4) Dengan sedikit kekecualian, minyakbumi tidak mengandung lebih dari

0,5 persen nitrogen dan 1,0 persen oksigen.

69

5. Zat organik sebagai sumber

Bahwa zat organik merupakan bahan sumber bagi pembentukkan minyak

dan gasbumi, telah diterima oleh sebagian besar ahli geologi. Namun yang

menjadi persoalan adalah macam zat organik apakah yang menjadi sumber itu

apakah tumbuh-tumbuhan atau hewan dan bagian mana saja dari zat tersebut

dapat menjadi minyakbumi.

z — c —c —( c —c —c —c )cf

c —c —c —c

Gambar VII.3 Bagan Struktur Molekul Beberapa Komponen Fraksi L

Lipid mungkin merupakan zat pembentuk utama minyakbumi. Hal ini terlihat

pula dari perbancingan H . C nya, yang menunjukkan bahwa lipid adalah yang

paling mirip dengan minyakbumi. Zat organik juga dapat terbentuk dalam

kehidupan laut ataupun darat. Juga zat organik dapat juga dibagi dua jenis,

yakni yang berasal dari kehidupan nabati dan kehidupan hewan.

> Zat Organik Lautan

Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu .

- Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 pm

- Bahan organik tidak terlarut yang berukuran > 0.5 pm.

Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata

bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut

terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup

melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan.

Adapun peranan bahan organik di dalam ekologi laut adalah sebagai berikut .

- Sumber energi (makanan)

- Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan

- Sumber vitamin

70

- Sebagai zat yang dapat mempercepat dan menghambat pertumbuhan

sehingga memiliki peranan penting dalam mengatur kehidupan

fitoplankton di laut.

Bahan organik terlarut dalam air laut.

- Bahan organik karbon berukuran 0,3 - 3 mgC/ l pada perairan pantai,

ditemukan sebagai hasil peningkatan aktivitas fitoplankton dan polusi

dari daratan.

- Metode penentuan karbon organik, ditemukan oleh Menzel dan Vaccaro

(1964) dalam Riley dan Chester (1971) dengan menyaring sampel,

dipindahkan ke sebuah ampul dan diacidified sparging dengan uap

udara bersih untuk memisahkan karbondioksida yang bergabung dengan

keseimbangan asam karbonik. Sampel ini dihilangkan dengan Potasium

Peroksidisulfat (K2S2O8) lalu ampul ditutup. Selanjutnya dipanaskan

dengan suhu 130°C dalam sebuah autoclave selama 1 jam. Setelah

dingin autoclave dibuka dan karbondioksida terbentuk oleh oksidasi dari

bahan organk yang diubah dengan helium atau nitrogen, lalu diukur

dengan alat ukur yang terbuat dari infra red absorption atau dengan

absorption chromatography.

- Bahan organik nitrogen.

Penentuan bahan organik nitrogen terlarut (5 - 300 ^qN/l) dikemukakan

oleh Strikland dan Persons (1968). Bahan organik nitrogen dioksidasi

menjadi nitrit+ oleh penyinaran yang bersumber dari radiasi ultra violet.

Nitrat selanjutnya direduksi ke nitrit menggunakan cadmium reduktor

column sehingga total nitratnitrogen dapat ditentukan.

Bahan organik terlarut dalam air laut berasal dari empat sumber utama yaitu :

-L Daratan

Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dan

sungai. Bahan organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa

mencapai 20 mgC/l, terutama berasal dari pelepasan humic material dan

hasil penguraian dari buah-buahan yang jatuh di tanah. Penambahan

bahan organik secara perantara alami dalam bentuk sewage (kotoran)

dan buangan industri. Sebagian besar sudah siap dioksidasi dan segera

membusuk karena bakteri dalam air laut. Namun dalam batasan badan

71

air, seperti estuarin, kebutuhan oksigen secara biologi terpenuhi

dikarenakan kondisi anoksik tersedia.

4- Penguraian organisme mati oleh bakteri

Ada dua mekanisme penguraian organisme mati yaitu secara autolisis

dan bakterial. Di alam kedua mekanisme ini bekerja secara bersamaan.

Tingkat penguraiannya tergantung pada kondisi kematian serta sampai

tersedianya enzim dan bakteri yang diperlukan. Dalam proses autolisis,

reaksi penguraian terjadi karena adanya enzim di dalam sel dan hasilnya

selanjutnya akan dilepaskan ke dalam badan perairan. Menurut Johanes

(1968) dalam Riley dan Chester (1971), ekresi dari mikroorganisme

seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari bahan organik

karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme mati

dalam air laut terjadi dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam Riley

dan Chester (1971) telah menemukan bahwa setengah dari nitrogen

yang ada dalam zooplankton mati, diubah menjadi amonia dalam waktu

2 minggu dar fospat dilepaskan dengan cepat. Skopintsev (1949) dalam

Riley dan Chester (1971) menyatakan bahwa 70 % organik karbon tidak

terlarut di dalam kultur alga mati akan dioksidasi menjadi karbondioksida

(CO2) dan setelah enam bulan ditemukan sekitar 5% yang diubah

kedalam bahan organik terlarut.

4- Hasil metabolisme alga terutama fitoplankton.

Hasil fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam

badan perairan. Produksi ini penting sebagai sumber energi untuk

organisme laut lainnya dan juga berperan dalam kontrol ekologi. Asam

amino dan karbohidrat merupakan bahan yang dikeluarkan secara

dominan oleh spesies khusus seperti Olisthodiscus sp

-L Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya.

Eksresi zooplankton dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting

bahan organik terlarut di laut. Bahan-Bahan yang dikenal secara prinsip

adalah Nitrogenous seperti urea, purines (allantoin dan asam uric),

trimethyl amine oxide dan asam amin, trimethyl amine oxide dan asam

amino (glycine, taurine dan alanine)

72

Sifat Bahan Organik Terlarut dalam Air Laut

Sebagian besar bahan organik terlarut dalam air laut terdiri atas material

yang kompleks dan sangat tahan terhadap penguraian bakteri. Kehidupan

tumbuh-tumbuhan dalam laut terdiri dari ganggang, jamur, bakteri,

dinoflagelata, dan diatomea. Kehidupan hewan dalam laut terdiri dari

foraminifera, radiolaria, spongia, coralia, ikan, dll.

Ganggang ini paling banyak terdapat di lautan dan merupakan makanan

utama bagi hewan di laut. Dapat pula dikatakan bahwa zat lipid sangat banyak

terdapat di dalam ganggang tersebut. Diatomea juga merupakan tumbuh-

tumbuhan yang terkungkung dalam endapan silikat. 5 - 5G% dari jasad

diatomea terdiri daripada pelampung yang berupa zat minyak, sehingga

mungkin zat beginilah yang merupakan sumber utama minyakbumi. Melihat

bahwa lipid merupakan sumber utama minyakbumi, maka jasad plankton

merupakan binatang yang mungkin sekali menjadi sumber minyakbumi, karena

padanya terdapat paling banyak lipid.

> Zat Organik Daratan

Sebagaimana, telah nyata sebelumnya diperkirakan tumbuh-tumbuhan

dapat merupakan sumber utama minyak dan gasbumi. Harus kita ingat pula

bahwa selain tumbuh-tumbuhan, di daratpun terdapat kehidupan hewan, yang

zat organiknya kemudian dapat terkumpul untuk menjadi minyakbumi, atau

terbawa oleh sungai ke laut untuk kemudian menjadi minyakbumi.

Zat organik di daratan terutama terdiri dari tumbuh-tumbuhan, yaitu Lignin

dan selulosa, terutama terdiri dari karbohidrat dan juga zat-zat kayu, Asam

humus, Asam geis, Asam ulmik

Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik

Mungkin tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa secara alami

minyak bumi yang ada secara alami ini dibuat oleh alam ini bahan dasarnya

dari ganggang. Ya, selain ganggang, biota-biota lain yang berupa daun-daunan

juga dapat menjadi sumber minyak bumi. Tetapi ganggang merupakan biota

terpenting dalam menghasilkan minyak. Namun dalam studi perminyakan

(diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak

menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan

73

karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks. Setelah ganggang­

ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen.

Keberadaan ganggang ini bisa juga di laut maupun di sebuah danau. Jadi

ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu

saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di

danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak

karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya

mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).

Proses pembentukan karbon dar ganggang menjadi batuan induk ini

sangat spesifik. Itulah sebabnya -tidak semua cekungan sedimen akan

mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja karbon ini teroksidasi maka

akan terurai dan bahkan menjadi rantai karbon yang tidak mungkin dim

Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja

ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain dia

maka batuan yarg mengandung karbon ini akan terpanaskan. Tentu saja

tahu bahwa semakin kedalam atau masuk ke bumi, akan bertambah suhunya.

Ganggang hiiup di danau t£\v?r iiuga t', laut) Mengu.'npulkan snergi dari denganfotosintesa

Gangga-’- yarn mati akan te terkumpul ¿ibagibi dasar bercanpu batulempung membentuk batuan nduk (source rock)

Source rock terkubur dl bawah batuan-batuan lainnya Proses penguburan berlangsung jutaan tah iA teffcrtoo salah satunya oleh batuan c o r .oir. \ \

Source rock (karbon) terkena panas dan berreaksl dengar hydrogen membontuk hydrocarbon [CH„, C2He ...)

Minyak (HC) bermigrasi dari batuan induk dan terperangkap dalam jebakan

Gambar VII.4 Proses Pembentukan Migas (Teori Organik)

74

VII.2.3 PENGUMPULAN, PENGAWETAN, DAN TRANSFORMAS! ZAT

ORGANIK DALAM SEDIMEN

1. Lingkungan Pengendapan Zat Organik

Untuk terbentuknya minyak dan gasbumi tentu diperlukan suatu lingkungan

pengendapan yang dapat memberikan kadar zat organik yang tinggi serta

kesempatan untuk mengawetkannya. Keadaan yang seperti itu yang

memungkinkan teronggoknya zat organik adalah:

• Suatu lingkungan pengendapan dimana kehidupan berkembang secara baik

sehingga zat organik terkumpul dengan banyak sekali.

• Pengendapan sedimen yang berlangsung sedemikian cepatnya, terutama

yang halus, sehingga zat organik yang telah terkumpul dapat diawetkan dan

tidak hilang oleh pembusukkan ataupun oksidasi

• Lingkungan yang berada pada keadaan reduksi, dimana tidak terdapat

sirkulasi air yang cepat sehingga oksigen tidak ada. Dengan demikian zat

organik akan terawetkan.

Daerah pantai dan mulut sungai

Kehidupan yang berlangsung dengan subur dan pengendapan yang cepat,

terutama terdapat di daerah pantai dan mulut sungai. Perairan pantai biasanya

memproduksi 50 kali lebih banyak zat organik daripada laut terbuka, terutama

daerah muara. Ini disebabkan karena sungai membawa zat makanan dari

daratan yang akan menarik banyak sekali jasad.

Daerah lain yang dapat sangat kaya zat organik adalah daerah dimana

terdapat pemunculan air dari dasar laut ke permukaan (upwelling currents).

Aliran ini membawa air dingin dari dalam yang besar sekali yang naik ke

permukaan dan membawa banyak zat makanan. Daerah seperti itu merupakan

tempat kehidupan yang subur, sehingga jasad yang kemudian mati dapat

merupakan sumber zat organik.

Jaringan organik yang mati jatuh pada dasar laut dan membentuk suatu zat

yang dinamakan zat sapropel, yaitu suatu zat organik yang setengah

membusuk dan terutama terdiri dari sisa-sisa binatang dan tumbuh-tumbuhan

laut yang terakumulasi pada dasar laut. Cekungan ini biasanya terdapat dalam

keadaan anaerob.

75

Lingkungan sedimentasi cepat

Ditinjau dari segi sedimentasi yang sangat cepat, maka sebetulnya daerah

pantai dan daerah deltalah yang cocok untuk pengumpulan zat organik.

Sedimen yang dibawa dari daratan mula-mula diendapkan di mulut sungai,

dalam bentuk delta dan oleh arus sepanjang pantai (longshore currents)

disebarkan di sepanjang pantai.

2. Lingkungan Pengawetan Zat Organik

Cekungan Euxinic : kondisi untuk terjadinya pengawetan zat organik ialah

tidak banyak adanya oksigen. Hedberg (1964) dalam Koesoemadinata (1980),

menekankan pentingnya cekungan terbatas dengan sirkulasi fluida yang

kurang, sehingga oksidasi tidak akan terjadi. Dan lautan yang demiki

merupakan suatu cekungan yang mempunyai ambang di bawah

gelombang pada mulutnya terhadap laut terbuka sehingga tidak terjadi s

udara sama sekali dan oleh karenanya segala sesuatu menjadi berbau

(sapropel), sedangkan di bagian lain atasnya sirkulasi udara terjadi dan di sini

organisme hidup.

'— 7 a A m b s n g

t L a u t— — — t e r b i J

p E T r T o r g a n i s m e T u b u T 1 Or k u la s i _ a s a r n _ _

o m b a n g | ' i ' - * j « > n j r g t J o r c ;a n ik ^ ^ / / ' Js e r a h T-edvjksi *

Gambar VII.5 Penampang Suatu Cekungan Euxinic (Koesoemadinata, 1980)

3. Beberapa Lingkungan Pengumpulan Zat Organik

> Lingkungan Terumbu

Salah satu lingkungan sedimentasi yang juga merupakan daerah tempat

akumulasi zat organik adalah terumbu. Kadar zat organik dalam suatu terumbu

koral dapat berkisar dari 4 sampai 8 persen dari masa total. Terumbu adalah

suatu masa gamping yang dibangun oleh organisme yang mengeluarkan kapur

dan biasanya bersifat koloni yang berkerangka.

76

Penggolongan terbentuknya minyakbumi didalam lingkungan terumbu

sebagai berikut:

• Di belakang terumbu. Dalam laguna, seperti dalam cekungan yang

tertutup

• Di muka terumbu, dalam lingkungan dasar yang euxinic, juga di dalam

terumbunya sendiri.

• Sumber zat organik terdapat di dalam terumbu itu sendiri.

> Danau darat sebagai tempat akumulasi zat organik

Di tengah danau terdapat suatu daerah anaerob yang sangat dalam dengan

sedimen berwarna hitam sampai ketebalan beberapa inci dan sangat berbau

hidrogensulfida. Makin ke tengah danau kadar karbon organik bertambah atau

meningkat, sampai lebih dari 5 %. Sedimentasi danau (lakustrin) ditentukan

oleh ukuran danau, kimiawi air, jumlah allochtonous yang dibawa sungai.

Pada danau terbuka keseimbangan antara air masuk dan pengendapan

dengan air keluar dan penguapan Allochtonous dibawa oleh aliran sungai, dan

karakter sedimen adalah masukan bahan tumbuhan darat. Dapatlah

disimpulkan bahwa terdapatnya pengumpulan se:ta pengawetan zat organik

secara banyak tidak hanya disebabkan karena kecepatan sedimentasi yang

sangat tinggi, tetapi juga karena keadaan anaerob.

Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan

untuk terbentuknya zat induk minyakbumi sangat beraneka ragam misalnya

lingkungan lautan maupun lingkungan daratan. Lingkungan yang baik untuk

terdapatnya kehidupan dan pertumbuhan yang banyak dan juga pengawetan

zat organik, antara lain adalah banyaknya cahaya matahari, adanya cukup zat

makanan dan pengawetan oleh penguburan yang cepat dalam sedimen halus.

Diantara lingkungan tersebut terdapat situasi dimana yang satu lebih

menguntungkan daripada yang lain:

> Sungai besar yang membawa zat makanan dari daratan dan sedimen

halus dari laut menghasilkan delta yang sangat baik untuk pertumbuhan

dan pengawetan zat organik.

77

> Cekungan yang setengah tertutup dengan satu ambang merupakan

daerah yang sangat baik untuk pengumpulan dan pengawetan zat

organik

> Suatu kasus istimewa dari cekungan evaporit yang terhalang dari laut

terbuka dimana kebanyakan cadangan minyakbumi rupanya berasosiasi

secara genetika .

> Cadangan minyakbumi yang besar didapatkan dalam reservoir karbonat

yang menyerupai terumbu yang juga sebagian berasal dari lingkungan

yang setengah tertutup.

> Danau daratan merupakan suatu keadaan yang tidak jauh berbeda

dengan keadaan yang telah dikemukakan di atas.

4. Kadar Zat Organik Dalam Sedimen Dan Batuan Sedimen

> Kadar organik sedimen sangat dipengaruhi oleh konfigura

Endapan dalam cekungan yang tertutup lebih banyak mengandung

organik daripada punggungan serta lereng-lereng yang ada didekatnya.

> Kadar organik sedimen meningkat dengan halusnya tekstur. Lempung

kira-kira mengandung dua kali lebih banyak mengandung zat organik

daripada lanau. Dan lanau lebih banyak dua kali daripada pasir halus.

> Kadar organik sedimen halus dapat berkisar besar sekali dalam jarak

bebeapa kilometer' saja.

>N Kadar organik sedimen laut yang khas, bervariasi secara kasar dengan

jumlah plankton yang terdapat pada permukaan air laut

> Sedimen dekat pantai mengandung lebih banyak zat organik daripada

endapan samudera terbuka.

> Kadar organik di daerah pemunculan airlaut-dalam ke permukaan

sangatlah besar.

Zat organik dalam batuan sedimen

Kesimpulan daripada hasil yang dilakukan oleh Trask (1932) dkk adalah:

> Zat organik yang terdapat dalam batuan sedimen terutama adalah

pirobitumina atau kerogen, yaitu suatu zat kompleks yang tahan berupa

senyawa hidrokarbon yang juga mengandung oksigen.

78

> Kadar zat organik yang terdapat dalam batuan sedimen ternyata berkisar

antara 1,3 sampai 1,7 % atau rata-rata 1,5 %.

> Litologi ternyata juga berpengaruh terhadap kadar zat organik. Semua

jenis batuan sedimen ternyata mengandung zat organik, tetapi yang

paling banyak yaitu di dalam batuan serpih dan gamping.

> Warna juga merefleksikan kadar zat organik. Makin gelap warna batuan

sedimen terutama batuan serpih, kadar zat organiknya makin tinggi.

> Trask tidak menemukan minyak bebas di dalam batuan sedimen,

kecuali di dalam batuan reservoir dan dalam batuan serpih yang berada

langsung di atas batuan reservoir.

5. Proses Transformasi Zat Organik - Minyak Bumi

Mengenai proses transformasi zat orcanik - minyak bumi diajukan beberapa

pendapat:

1. Degradasi termal

Kalau sedimen mengalami penimbunan dan pembebanan, maka tekanan

dan temperatur akan meningkat Temperatur merupakan faktor penting.

Percobaan pemanasan kerogen berhasil membentuk minyakbumi tetapi

memerlukan temperatur sangat tinggi yaitu 4000 c.

2. Reaksi Katalis

Sesuai dengan yang berlangsung di dalam kilang minyak, ‘cracking’

terjadi pada temperatur rendah dan Sberjalan lebih cepat apabila

menggunakan lempung sebagai katalisator (asam silikat).

3. Radioaktivitas

Penelitian yang dilakukan oleh whitehead (1954) membuktikan

kemampuan pembentukan hidrokarbon minyakbumi dari zat organik.

Misalnya, bombardemen asam lemak oleh partikel-partikel alpha

membentuk hidrokarbon parafin.

4. Aktivitas Bakteri (Mikrobiokimia)

Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan

hidrokarbon minyakbumi dan memegang peranan penting dari sejak

matinya zat organik sampai pada waktu diagenesa. Pada umumnya

aktivitas bakteri menimbulkan dan mengintensifkan lingkungan yang

79

mereduksi, sehingga setidak-tidaknya menyiapkan milieu terbentuknya

minyak bumi.

5. Tanpa Suatu Proses Tertentu

Levorsen (1958) berpendapat bahwa organisme membentuk hidrokarbon

sebagai bagian dari proses metabolisme dalam siklus hidupnya yang

normal. Juga minyakbumi dari rembasan dari zaman-zaman lampau

yang mungkin diendapkan kembali dan menambah cadangan yang telah

ada.

VII.3 PENUTUP

VII.3.1 TUGAS

Setelah mempelajari materi ini silahkan anda memberikan penjel

tentang pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Apa yang dimaksud dengan teori organik dan anorganik terkait

proses pembentukan minyak dan gas bumi.

2. Pada umumnya dalam proses pembentukan minyak bumi terdapat tiga

stadium atau fasa, uraikan ketiga stadium tersebut!

3. Jelaskan apa bagaimana karakteristik lingkungan yang baik untuk

terdapatnya kehidupan dan pertumbuhan yang banyak serta pengawetan

dari zat-zat organik.

DAFTAR PUSTAKA

Fagan, A., 1991. An Introduction To The Petroleum Industry. Government of

Newfoundland And Labrador. Department of Mines And Energy.

Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak Bumi, Cetakan kedua, Yogyakarta: UGM

Press.

Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. TRIEC.

Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi 2 jilid 2,

Bandung, Penerbit ITB.

Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.

80

BAB VIII BATUAN INDUK, PEMATANGAN, MIGRASI SERTA AKUMULASI

MINYAK DAN GAS BUMI

VIII.1 PENDAHULUANAda beberapa sasaran yang hendak dicapai setelah mempelajari materi

dalam bab ini yaitu :

> Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep tentang batuan

induk

> Mahasiswa mampu menguraikan tentang proses pematangan minyak

dan gas bumi

> Mahasiswa mampu menguraikan proses migrasi serta akumulasi minyak

dan gas bumi.

Dalam proses pembelajaran tentang materi ini ada beberapa hal penting

yang perlu diperhatikan yaitu :

> Mahasiswa diharapkan membaca materinya sebelum masuk ke ruang

kuliah untuk memperlancar proses diskusi yang terjadi selama proses

belajar mengajar berlangsung.

> Mahasiswa diharapkan telah memiliki referensi pendukung lainnya yang

nantinya akan memperkaya informasi tentang materi ini.

VIII.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARANSecara umum sering dikemukakan bahwa pembentukan minyak bumi

terjadi karena pengonggokan zat organik terutama plankton pada dasar laut,

dan tertimbun dengan sedimen halus dalam keadaan reduksi, sehingga

terawetkan. Hal ini hanya terjadi di cekungan sedimen dimana terdapat suatu

ambang dari laut terbuka, sehingga terdapat keadaan setengah euxinic, dengan

sedimentasi yang cepat, disertai dengan penurunan. Lama kelamaan akan kita

dapatkan suatu urutan batuan serpih yang kaya akan zat organik dan berwarna

hitam yang disebut source rock atau batuan induk. Karena gradien panas bumi

dan gaya tektonik serta pembebanan, oleh temperatur tinggi dan tekanan , zat

81

organik tersebut diubah menjadi minyak dan gas bumi dan diperas keluar untuk

bermigrasi ke batuan rservoir.

VIII.2.1 K onsepsi Batuan Induk

Dalam konsepsi ini diperlukan suatu ciri tertentu untuk mengetahui ciri

batuan induk dan cara mengidentifikasinya. Pada umumnya batuan induk

dibayangkan sebagai batuan serpih berwarna gelap, kaya akan zat organik

dan biasanya diendapkan di lingkungan marin

Beberapa penyelidikan tentang batuan induk memperlihatkan bahwa semua

batuan sedimen mengandung zat organik, terutama dalam bentuk karogen

walaupun hidrokarbon dan aspal ditemukan (smith,1954 dalam

Koesoemadinata,1980). Terutama batuan serpih yang berwarna gelap paling

banyak mengandung karogen. Penyelidikan yang agak sama dilakukan oleh

Fletcher dan Bay (1975) terhadap formasi talang akar di laut jawa sebelah

barat. Walaupun demikian tidak ada persesuaian faham mengenai ciri maupun

geokimia daripada kualitas suatu batuan induk. Saat itu masih banyak yang

keberatan untuk menganggap serpih minyak atau serpih hitam yang kaya akan

zat organik sebagai batuan induk. Sebab kalau demikian, tentu kadar zat

organiknya akan berkurang , karena minyaknya telah bermigrasi.

Levorsen,1958 dalam Koesoemadinata,1980 justru berpendapat bahwa

batuan induk yang baik justru sedikit mengandung zat organik yang

ketinggalan karena sebagian besar telah ditransformasi menjadi minyak bumi.

VIII.2.2 Penentuan Batuan Induk

Walaupun terdapat perbedaan pendapat antara para ahli geokimia

mengenai kriteria batun induk minyak dan gas bumi, namun menurut Haun,

1977 dalam Koesoemadinata,1980 kriteria-kriteria yang lazim dipakai sebagai

standar untuk identifikasi batuan induk adalah sebagai be riku t:

> TOC (total organic carbon), yaitu presentase berat dari karbon

organik dalam suatu contoh batuan. Yang dimaksud dengan

karbon organik adalah zat carbon yang berasal dari zat organik

dan bukan dari karbonat misalnya gamping. Karbon organik total

berhubungan langsung dengan kadar zat organik total atau

kerogen, yaitu 1,2 - 1,6 kali TOC.

82

> EOM (extractable organic matter), yaitu hidrokarbon dan

nonhidrokarbon yang dapat dilarutkan misalnya dalam CS2 atau

bitumina. Volum dan sifat-sifat dari EOM menunjukkan sifat

batuan induk. Pada umumnya extrak dari batuan induk susunan

kimianya harus mengandung susunan utama dari minyak mentah.

> CPI (carbon preference index), yaitu perbandingan antara volum

anggota n-parafin yang bernomor ganjil terhadap yang bernomor

genap dari kisaran C21 - C37. Untuk batuan induk yang baik nilai

CPI harus kurang dari 1,15.

> CIR (carbon isotope ratio) C13/C 12. Kisaran nilai CIR untuk minyak

bumi yaitu 1% (0,0109 -0 ,0 110 ). Batuan induk harus mempunyai

CIR yang mendekati nilai minyak bumi.

> LOM (level of thermal maturity). Pada teori degradasi

pembentukan minyak bumi dinyatakan bahwa minyak bumi

bisa terbentuk pada tingkatan pematangan tertentu

perpaduan antara temperature dan waktu.

VIII.2.3 W aktu Pem bentukan M inyak Bum i

Jika kita bertanya tentang kapankah minyak bumi itu terbe

pada umumnya ada dua konsep mengenai pembentukan minyak bur

> Anggapan pem bentukan segera

Anggapan ini didasarkan pada beberapa hal yaitu

- Terdapatnya hidrokarbon dalam sedimen resen

- Kenyataan bahwa makin tertimbun sedimen, lempung dan serpih makin

padat sehingga makin sulit bagi caiian yang terbentuk di dalamnya untuk

bermigrasi. Stadium perkembangannya menurut Hedberg,1937 yang dikutip

dari Koesoemadinata,!980 diuraikan sebagai berikut:

Stadium 1 : Penyusunan mekanis komponen mineral, kedalaman 0,01

meter. Penyusutan porositas dari 90 % menjadi 75 %. Air

bebas keluar.

Stadium 2 : Penyusunan mekanis berlangsung terus sampai akhirnya

mineral lempung langsung bersentuhan. Kedalaman 200 -

83

300 meter. Penyusutan porositas dari 75 % mrnjadi 35%.

Sedimen mengalami pengeluaran air secara besar-besaran

dengan hanya sedikit air bebas yang tertinggal.

Stadium 3 : Deformasi mekanis komponen mineral. Kedalaman dari 320

-2000 meter. Porositas menyusut dari 35% menjadi 10%.

Fluida dikeluarkan lebih lanjut dari ruang pori yang semakit

menciut.

Stadium 4 : Gejala rekristalisasi di dalam batuan. Kedalaman sampai

lebih dari 3000 meter. Porositas menurun dibawah 10%.

Hanya air yang diabsorbsi masih terdapat.

> Anggapan pem bentukan lam bat - s tad ium serp ih

Kita telah mengetahui bahwa pembentukan minyakbumi secara populer

adalah dari serpih yang kaya akan zat organik mengalami penimbunan dan

oleh temperatur tinggi dan tekanan berubah menjadi minyak bumi dan

kemudian bermigrasi. Dengan demikian batuan induk harus mengalami suatu

stadium serpih (shale stage) dahulu sebelum dapat menghasilkan minyakbumi.

Oleh karena itu terdapat berbagai macam minyakbumi yang dihasilkan oleh

suatu batuan induk, sesuai dengan stadium perkembangan suatu cekungan.

VIII.2.3 Pematangan M inyakbum i

> Pengertian Dan Proses Pematangan

Pengertian pematangan erat hubungannya dengan masalah waktu

pembentukan dan pengertian batuan induk. Banyak ahli geologi minyak bumi

berpendapat bahwa langkah terakhir dalam sejarah pembentukan minyakbumi

terjdi atau dekat reservoir pada waktu atau setelah migrasi primer selesai dan

terdiri dari suatu urutan perubahan purna-diagnesa yang menghasilkan

hidrokarbon dari senyawa yang lebih berat dengan berat molekul rendah.

Proses ini disebut pematangan atau pendewasaan (maturation) dan hasilnya

adalah minyakbumi yang sebenarnya.

Dalam hal proses pematangan minyak banyak hipotesa yang telah

diajukan seperti teori perbandingan karbon oleh White,1915, fraksinasi minyak

dalam batuan oleh Day,1916 dan hipotesa-hipotesa yang lain yang dimana bisa

84

ditarik kesimpulan bahwa makin dalam terdapatnya minyak bumi dan makin tua

umurnya maka makin meningkat perbandingan hidrokarbon dan karbonnya.

Namun untuk gas sebaliknya. Dalam hal ini sumber organik minyak bumi serta

lingkungan pengendapan batuan induk harus diperhitungkan, karena fasies

merupakan factor yang lebih kuat dibandingkan dengan kedalaman dan

umurnya.

> Hubungan antara pem atangan zat o rgan ik dengan pem bentukan

m igas

Terlepas dari persoalan apakah pendewasaan minyak bumi terjadi

dalam batuan induk atau di luar batuan induk banyak ahli mengemukakan

adanya hubungan langsung antara pengubahan termal zat organik yang

terdapat dalam batuan sedimen dengan jenis minyak atau gas bumi yang

terakumulasi diantaranya. Dalam hal ini harus dibedakan antara pengubahan

yang terjadi pada waktu diagenesa yang merupakan transformasi organik

dengan perubahan termal.

Zat organik yang terkumpul dalam sedimen pada waktu diagenesa

mengalami beberapa perubahan yang merupakan transformasi organik.

Perubahan terjadi ketika pada waktu transport , dengan adanya transformasi

kimia, pelarutan, pemilahan fisika, pencernaan dan pemrosesan oleh

organisme dan mekanisme koagulasi dan presitipasi.

Pada waktu pengendapan zat organik mengalami pengerjaan oleh

organism aerob dan anaerob tergantung pada ketersediaan oksigen. Dalam

keadaan oksidasi dan energy tinggi yang tinggal hanyalah bagian yang tahan

yang seringkali mengalami pengendapan berulang-ulang. Hasil organism

memegang peranan yang penting dalam pembentukan debris sapropel yang

amorf yang terutama terdiri dari bakteri, ganggang dan organisme lainnya.

Keadaan anaerob adalah relative, karena untuk reduksi selalu diperlukan

oksigen.

Perubahan termal zat organik mungkin dimulai dari temperature 100oC.

Perubahan temperature yang dapat menyebabkan mulainya metamorfisme dan

sangat berpengaruh pada zat organik yang terkandung dalam sedimen disebut

eometamorfisme. Tingkat atau derajat eometamorfisme dewasa ini lazim

85

disebut LOM (Level of Organic Maturation) atau tingkat kematangan (termal)

organik yang terekam dalam batuan.

VIII.2.4 M igrasi

Migrasi didefinisikan sebagai pergerakan minyak dan gas di bawah

permukaan. Migrasi primer merupakan sebutan untuk tahapan dari proses

migrasi, berupa ekspulsi hidrokarbon dari source rock (batuan sumber) yang

berbutir halus dan berpermeabelitas rendah ke carrier bed yang memiliki

permeabelitas lebih tinggi. Akumulasi merupakan pengumpulan dari

hidrokarbon yang telah bermigrasi dalam keadaan yang secara relatif diam

dalam waktu yang lama. Trap merupakan istilah dimana migrasi terhenti dan

akumulasi terjadi.

Jika minyakbumi berasal dari bahan organik dan tersebar dalam batuan

sumber, kemungkinan bentuk fisik minyakbumi yang terbentuk adalah berupa

tetes-tetes kecil. Karena itu untuk terjadinya suatu akumulasi diperlukan

pengkonsentrasian, antara lain keluarnya tetes-tetes tersebut dari reservoir dan

kemudian bergerak ke perangkap. Koesoemadinata (1980) menyatakan ada

beberapa faktor tertentu sebagai sumber tenaga untuk terjadinya migrasi

minyakbumi baik primer maupun sekunder, yaitu kompaksi, tegangan

permukaan, gravitasi pelampungan (buoyancy), tekanan hidrostatik, tekanan

gas, sedimentasi, dan gradien hidrodinamik.

> M igrasi Prim er

Saat ini, ada tiga mekanisme migrasi primer yang membawa perhatian

serius bagi kebanyakan ahli geokimia petroleum yaitu difusi, ekspulsi fasa

minyak, dan pelarutan dalam gas.

Difusi sebagai mekanisme aktif dalam migrasi hidrokarbon, terjadi secara

terbatas pada batuan sumber yang tipis atau pada tepian unit batuan sumber

yang tebal. Pengkonsentrasian diperlukan untuk memungkinkan terjadinya

migrasi primer, dimana difusi dapat menyebabkan akumulasi hidrokarbon

dalam ukuran yang cukup besar.

Ekspulsi hidrokarbon dalam kaitannya dengan migrasi primer terjadi dalam

fasa hidrofobik. Ini terjadi pada umumnya sebagai hasil perekahan mikro

86

selama pergerakan hidrokarbon. Ketika tekanan dalam batuan sudah melebihi

kekuatannya menahan tekanan, perekahan mikro terjadi, terutama pada bidang

lemah dari batuan tersebut, seperti bidang perlapisan. Sehingga batuan yang

terlaminasi mungkin menghasilkan hidrokarbon dengan tingkat efisiensi yang

lebih tinggi daripada batuan yang massif, dalam banyak kasus tidak ada

perekahan mikro atau ekspulsi yang terjadi sebelum jumlah bitumen yang

dihasilkan batuan sumber mencapai batas ambang tertentu.

Mills (1923) dan Sokolov (1964) dalam Koesoemadinata (1980)

sehubungan dengan pelarutan minyakbumi dalam gas dan ekspansi gas,

menyatakan bahwa minyak dapat larut dalam gas, terutama pada temperatur

dan tekanan tinggi. Gas diketahui dapat bermigrasi dengan lebih leluasa

melalui batuan berhubung tegangan permukaannya yang kecil. Karena suatu

pembebasan tekanan, maka gas berekspansi dan membawa minyakbumi

terlarut. Mekanisme pelarutan ini hanya terjadi bergantung pada keberadaan

gas yang dipengaruhi oleh tingkat katagenesis dan kapabilitas batuan sumber

untuk menghasilkan gas.

Jarak dari migrasi primer hidrokarbon pendek. Migrasi primer' terjadi dengan

lambat dan sul't, dikarenakan batuan sumber yang memiliki permeabelitas yang

rendah. Migrasi p rm er akan terhenti ketika hidrokarbon mencapai tingkat

permeabelitas yang memungkinkan terjadinya migrasi sekunder. Migrasi primer

dapat terjadi baik secara lateral, ke atas dan ke bawah bergantung pada

karakteristik carrier bed yang ada di dekat batuan sumber.

> M igrasi Sekunder

Ketika hidrokarbon berhasil keluar dari batuan sumber dan mengalami

migrasi sekunder, pergerakan dari hidrokarbon akan dipengaruhi oleh gaya

pelampungan (bouyancy). Teori pelampungan (dalam Koesoemadinata, 1980)

menerangkan mekanisme pergerakan minyak bumi karena adanya perbedaan

berat jenis minyakbumi dan air. Suatu gumpalan minyak dalam air akan selalu

melambung mencari tempat yang lebih tinggi. Gumpalan ini kemudian bergerak

ke atas mengikuti kemiringan penyekat batuan reservoir.

Berlawanan dari gaya pelampungan adalah tekanan kapilaritas. Semakin

besar pori dari suatu batuan, semakin kecil tekanan kapilaritasnya, dan

87

semakin kecil pori dari suatu batuan, semakin besar tekanan kapilaritasnya.

Gaya pelampungan bekerja untuk menggerakan hidrokarbon, tetapi tekanan

kapilaritas melawan gaya pelampungan tersebut. Sehingga apabila gaya

pelampungan yang bekerja lebih kecil dari pada tekanan kapilaritas, maka

migrasi dari hidrokarbon tidak akan terjadi. Aliran hidrodinamik yang merupakan

gaya ketiga yang menggerakan hidrokarbon dapat mengubah pergerakan dari

hidrokarbon, tetapi hal ini kurang mempengaruhi dasar bahwa gaya

pelampungan dan tekanan kapilaritas /m erupakan faktor utama yang

menentukan pergerakan dari hidrokarbon.

Migrasi sekunder terjadi pada arah yang dipengaruhi oleh gaya

pelampungan yang paling besar. Pergerakan ini awalnya menuju ke arah atas,

dan lalu mengikuti kemiringan carrier bed apabila hidrokarbon menemui lapisa

dengan permeabelitas kurang di atas carrier bed. Keberadaan struktur dan

perubahan fasies mungkin menyebabkan tekanan kapilaritas lebih dominan

daripada gaya pelampungan, sehingga arah migrasi mungkin akan berubah,

dan atau terhenti.

VIII.2.5 A kum ulas i m inyak dan gas bum i

Kita ketahui bahwa minyak dan gas bumi berakumulasi pada suatu

perangkap yang perupakan bagian tertinggi dari lapisan reservoir. Akan tetapi

apakah yang menyebabkan minyak dan gasbumi berhenti di sana? Apabila

hidrokarbon mencapai trap maka terjadi pemisahan antara fasa hidrokarbon

dengan air. Akumulasi terjadi sebagai akibat gaya pelampungan yang

menggerakan hidrokarbon berhenti atau dibiaskan. Batuan inpermeabel dapat

menjadi perisai yang menahan migrasi hidrokarbon terjadi, karena tekanan

kapilaritas yang tinggi terhadap gaya pelampungan hidrokarbon.

Dalam Koesoemadinata (1980) diuraikan beberapa teori tentang

akumulasi dari migas, diantaranya adalah teori akumulasi Gussow. Teori ini

menjelaskan bahwa dalam keadaan hidrostatik proses akumulasi migas adalah

sebagai berikut. Gumpalan atau tetes-tetes minyak dan gas akan bergerak

sepanjang bagian atas lapisan penyalur ke atas, terutama disebabkan oleh

pelampungan (buoyancy). Begitu sampai di suatu perangkap, minyak dan gas

akan menambah suatu kolom gas dan mendesak minyak ke bawah yang juga

88

bertambah juga kolomnya dan gilirannya mendesak air ke bawah. Hal ini akan

terus terjadi sampai batas minyak-air mencapai spill point. Penambahan minyak

dan gas terus menerus akan menyebabkan pelimpahan (spilling) minyak ke

atas ke struktur selanjutnya. Pada fasa selanjutnya berhubung dengan

penambahan gas maka seluruh minyak didesak gas ke bawah sehingga

melimpah sampai habis dan perangkap sepenuhnya di isi oleh gas.

T itik, t__

Stadium 1 : Gas, m inyok dan air dt otas T.tik limpah. Minyak dan gas kodua-duonyo icrus-irsor or'.fS terjebak sedangkan air disingkirkan. Stadiurn Ini bfl'henti jika on taro m uka m i ny aK - a i r m cncap^i t it ik finpah.

Stadium 2: Stad-urr, ,

gas. O as terus dijebak emiringan. Stadiu gas mencapai tit.k I

m uka m inya'/ -ai rV

T itik L i pah

fc> 3 r s n selek :if dan pen gas i r «3 n ' m i n y n k m o I i rr. pah ke atas ak hir jika » n f.* r m uka m i o v a

J 37 bernimpitan dengan ar. tar

itik l_ i mp

Stadium 3: St adlum a k hir. Per»mgkap diisi oleh gas Gas melimpah k g atas selagi Jc’j ih ban yok gas masuV. perangkap. Vlinya-". 'Tielfiwati perangkap dan menerusk perjaianannya ke atas ku .t- Iringan.

Gambar VIII.1 Diferensiasi migas dalam perangkap yang menyebabkan minyak melimpah(Gussow,1951)

Selain teori yang dikemukakan oleh Gussow, teori yang lainnya yaitu

Teori akumulasi King Hubbert. King Hubbert meninjau prinsip akumulasi

minyakbumi dari segi kedudukan energi potensial dan erat hubungannya

dengan perangkap hidrodinamik. Dalam hal ini minyakbumi baik dalam bentuk

tetes atau fasa yang menerus berada dalam lingkungan air akan selalu mencari

bagian reservoir yang terisolir dan secara lokal mempunyai potensial rendah.

Medan potensil dalam suatu reservoir yang terisi air merupakan resultan dari

dua gaya yaitu gaya pelampungan (buoyancy) dan gaya yang disebabkan

gradien hidrodinamik.

Waktu penjebakan merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk

diketahui dalam lingkup materi ini. Penentuan waktu dalam sejarah geologi

mengenai kapan minyakbumi dapat terjebak bukan saja penting dalam segi

ilmiah akan tetapi juga dalam segi ekonomi. Suatu perangkap dapat terisi atau

89

kosong tergantung dari waktu pembentukan ataupun kapan minyak itu

terbentuk atau berada dalam keadaan terjebak oleh perangkap. Pengertian

yang baik mengenai hal ini dapat membantu evaluasi suatu prospek. Untuk itu

perlu dipertimbangkan beberapa factor dalam hal mengkaji tentang waktu

penjebakan. Faktor-faktor tersebut antara lain waktu pembentukan perangkap,

perangkap yang terisi dan yang kosong, expansi gas, minyak dibawah

penjenuhan, topi gas yang berkelainan, metoda energy, mineral diagenesa dan

sementasi organik.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa minyakbumi tidak terjadi

pada waktu tertentu didalam evolusi minyakbumi. Setelah berakumulasi di

suatu perngkap, minyak bumi dapat bermigasi lagi ke arah perangkap yang

terbentuk kemudian.

Setelah kita membah g batuan induk, proses pemat ,

migrasi serta akumulasi minyak dan gas bumi, diharapkan mahasiswa

memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :

1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan batuan induk.

2. Apa ciri-ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu batuan induk

3. Apa hubungan antara pengubahan/pematangan termal zat organik

dengan pembentukan minyak dan gas bumi.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan migrasi primer dan migrasi

5. Jelaskan syarat-syarat fisika yang diperlukan dalam hal proses migrasi

dari minyak dan gas bumi.

VIII.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. A., 2008, Pemodelan Zona Subduksi Dan Struktur Bawah

Permukaan Jawa Timur Berdasarkan Kajian Anomali Gravitasi,

VIII.3 PENUTUP

VIII.3.1 SOAL LATI

sekunder.

Bandung.

90

Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Edisi kedua,

Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Widianto, E.,2008, Penentuan Konfigurasi Struktur Batuan Dasar dan Jenis

Cekungan dengan Data Gayaberat serta Implikasinya pada Target

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3 ITB,

Bandung.

91

BAB IX

EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI

IX.1 PENDAHULUAN

Materi yang akan dibahas dalam bab ini merupakan materi yang sangat

menarik khususnya bagi mahasiswa prodi geofisika. Hal ini dikarenakan bidang

geofisika sangat terkait langsung dengan kegiatan eksplorasi migas. Untuk itu

ada beberapan sasaran yang hendak dicapai setelah mempelajari materi ini.

Sebagai sasaran umum ialah agar mahasiswa mengerti dan memiliki

pemahaman tentang tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam suatu

kegiatan eksplorasi. Adapun sasaran khususnya ialah :

> Agar mahasiswa bisa menguraikan apa saja tahapan-tahapan yang

harus dilakukan dalam hal perencanaan eksplorasi

> Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan daerah eksplorasi

> Agar mahasiswa mengetahui peranan ilmu geofisika dalam tahapan

eksplorasi

IX.2 URAIAN BAHAN PEMBELAJARAN

IX.2.1 Pengertian Eksp iorasi

Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang

yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk

kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang

menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas

pencarian hidrokarbon tersebut. Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi

bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namun berada di dalam pori-pori

batuan bercampur bersama air.

Eksplorasi memang merupakan kegiatan penting dalam industri energi

pada umumnya dan khususnya industri minyak dan gas bumi. Demi

kelangsungan peradaban kita, diperlukan produksi minyak dan gas bumi secara

terus menerus. Dengan demikian cadangan makin menciut dan hanya dengan

eksplorasi sajalah cadangn akan semakin bertambah atau setidaknya

dipertahankan. Banyak ahli ekonomi ataupun khayalak ramai mengira bahwa

92

jika disuatu daerah telah diselidiki atau dieksplorasi dapatlah diketahui apakah

daerah itu mengandung cadangan minyak atau tidak. Mereka kemudian

mengharapkan bahwa dengan dilakukannya eksplorasi untuk seluruh daerah

tersebut misalnya seluruh daerah Indonesia, dapatlah diadakan inventarisasi

mengenai jumlah cadangan minyak bumi kita dan sampai kapan habisnya

minyak bumi ini. Namun, dilihat dari penjelasan sebelumnya jangankan

mengetahui seluk beluk cara terdapatnya minyak didalam suatu daerah apalagi

diseluruh Indonesia, sedangkan cara terbentuk dan terdapatnya minyakbumi di

dalam kerakbumi pun belum kita mengerti sedalam dalamnya ataupun

meramalkannya.

Beberapa konsepsi dari permulaan teori antiklin, perangkap statigrafi,

dan konsep mengenai hidrodinamika menunjukan bahwa pemikiran kita terus

menerus berkembang dan menghasilkan konsep baru tentang tampat

terdapatnya dan keadaan geologi minyakbumi. Contohnya, pencarian minyak

dan gasbumi di Amerika Serikat sudah berlangsung puluhan tahun dan

dilakukan oleh puluhan ribu ahli geologi dengan modal yang sangat besar serta

dengan menggunakan metoda yang paling modern, tetapi ternyata sampai kini

masih tetap dapat ditemukan cadangan baru di dalam daerah yang sudah

dieksplorasi walaupun makin lama cadangannya makin kecil dan makin sulit

untuk ditemukan.

IX.2.2 Urutan E ksp lorasi M inyak dan Gas Bum i

Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi tidak dibedakan antara survey

pendahuluan atau prospeksi dan eksplorasi sebagaimana dalam bidang

pertambangan. Yang diartikan eksplorasi minyak dan gas bumi dalam industry

minyak adalah semua kegiatan dari permulaan sampai akhir dalam usaha

penemuan dan penambahan cadangan minyak dan gasbumi yang baru.

Eksplorasi mencakup semua kegiatan yang merupakan bagian integral dalam

usaha pemcarian minyak bumi termasuk pemboran.

Urutan suatu operasi eksplorasi adalah sebagai berikut :

> Perencanaan eksplorasi (exploration palnning)

> Operasi survey lapangan

> Penilaian dan prognosis prospek

> Pemboran eksplorasi

93

> Pengembangan dan reevaluasi daerah

Bersamaan dengan dilakukannya urutan operasi eksplorasi, juga

dilakukan pengkajian dan evaluasi secara terus-menerus oleh suatu kelompok

studi yang menunjang eksplorasi dan yang menyarankan berbagai garis

kebijaksanaan dalam bidang eksplorasi.

IX.2.2.1 Perencanaan Eksp lorasi

Suatu eksplorasi untuk minyak dan gas bumi haruslah direncanakan sebaik-

baiknya dengan memperhitungkan untung rugi dan juga efisiensi dan ekonomi

dari eksplorasi tersebut. Dewasa ini sering dilakukan perencanaan jaringan

yang menggambarkan garis-garis operasi dari satu kegiatan ke kegiatan

lainnya beserta jadwal waktu yang keseluruhanya merupakan jaringan. Hal ini

perlu untuk saling mengecek efisiensi dan kelancaran kerja. Perencanaan

eksplorasi meliputi beberapa hal, antara sebagai berikut :

> Pem ilihan Daerah Eksp lorasi

Pemilihan daerah eksplorasi juga berhubungan dengan petmintaan daerah

kuasa pertambangan yang berlaku terutama pada perusahaan minyak asing.

Namun perusahaan Negara pun harus mengajukan permintaan daerah yang

akan di eksplorasi. Secara umum, pemilihan daerah eksplorasi untuk

perusahaan bersifat internasional ataupun multinasional tergantung dari Negara

atau tempat dilakukannya eksplorasi dan apakah daerah eksplorasi di lepas

pantai ataukah di daratan dan sebagainya. Hal ini selalu menyangkut keadaan

geologinya sendiri yang memungkinkan terdapatnya minyak bumi, menyangkut

pula kestabilan politik dan daerah pemasaran Karena hal ini sering

menentukan berhasil atau tidaknya rencana yang telah dibuat. Beberapa dasar

pemilihan daerah eksplorasi adalah keadaan Geologi,keadaan Ekonomi, serta

keadaan social politiknya.

> S tudi Pendahuluan

Studi pendahuluan meliputi geologi regional yang menyangkut studi

komparatif atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah

terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan formasi yang biasa dijadikan

sasaran eksplorasi, struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan

seterusnya serta juga memperhatikan feasibility studies yaitu suatu studi

mengenai kemungkinan tercapainya sasaran eksplorasi tersebut. Selain itu

94

studi pendahuluan juga meliputi pembuatan rencana eksplorasi. Studi geologi

regional meliputi ketebalan dan Penyebaran Sedimen, statigrafi regional,

tektonik dan Sejarah Geologi.

IX.2.2.2. OPERASI EKSPLORASI

Dalam tahapan operasi eksplorasi ini selain metoda dan teknik

penyelidikan geologi juga meliputi beberapa hal lain yaitu organisasi dan

personalia, peralatan dan fasilitas serta anggaran belanja.

Suatu survey sepintas lalu dimaksudkan supaya dalam waktu yang singkat

didapatkan gambaran keadaan geologi yang luas sehingga dapat dipilih

beberapa daerah untuk dilakukan penelitian secara lebih mendetail. Dalam

survey sepintas lalu ini, seringkali perusahaan dikejar waktu, sebab seringkali

sebagian daerah harus diserahkan kembali dalam waktu tertentu. Dengan

demikian tentu dalam jangka waktu yang pendek itu perusahaan harus bisa

menentukan daerah mana yang akan dikembalikan dan daerah mana yang

akan dipertahankan. Untuk itu operasi harus dilakukan secepat mungkin

dengan menggunakan fasilitas modern dan juga berbagai studi yang meluas.

Operasi yang dilakukan pada taraf sepintas lalu ini antara lain pemotretan dari

Udara, pemetaan Geologi Permukaan misalnya ^pengukuran penampang

stratigrafi dan pemetaan struktur, penyelidikan geofisika yang dimaksudkan

untuk mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan.

> Survey Detail

Tujuan Survey detail adalah untuk menentukan adanya tutupan, besar

kecilnya tutupan secara areal atau secara vertical serta bentuk perangkap

secara lebih teliti sehingga langsung diapat ditentukan titik lokasi pemboran

ekplorasi. Dari survey detail ini dapat dilakukan perkiraan volum minyak yang

bisa diharapkan secara maksimal. Metode yang sampai sekarang

dipergunakan adalah Survey Geologi Permukaan, Survey Seismic, survey

Gravitasi Detail serta Pemboran Stratigrafi.

Operasi eksplorasi selain beberapa metode yang dilakukan diatas juga meliputi

hal- hal sebagai berikut :

a) Organisasi dan Personalia

> Penyelid ikan Sepintas Lalu

Secara umum tahap operasi eksp dibagi sebagai berikut :

95

b) Peralatan dan Fasilitas

c) Anggaran belanja

IX.2.2.3 PENILAIAN DAN PROGNOSIS PROSPEK

> Penilaian

Hasil survey mendetail dikerjakan dan disusun menjadi suatu laporan dan

harusnya menghasilkan prospek pula untuk dilakuakan pemboran eksplorasi.

Semua prospek dikemukakan oleh ahli geofisika kepala dan ahli geologi kepala

yang kemudian dinilai bersama dengan manager eksporasi. Penilaian

dilaksanakan deri berbagai segi, antara lain : segi geologi, segi ekonomi, segi

logistic dan kesampaian daerah.

> Prognosis

Yang dimaksud dengan Prognosis adalah rencana pemboran secara

terperinci serta ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan

pada kedalaman berapa. Prognosis ini meliputi lokasi yang tepat, kedalaman

terakhir, latarbelakang geologi, objektif dan lapisan reservoir yang diharapkan,

kedalaman puncak formasi yang akan ditembus, serta jenis survey lubang bor

yang akan dilaksanakan.

Dalam prognosis ini para ahli geologi harus bekerjasama dengan bagian

exploitasi dan bagian pemboran. Dalam hal ini para ahli geologi juga harus

dapat meramalkan antara lain :

s Kedalaman terdapatnya kehilangan sirkulasi

s Kedalaman terdapatnya gas tekanan tinggi

s Kedalaman terdapatnya pemasukan air yang besar.

> Acara Pemboran Lubang Kosong

Acara pemboran lubang kosong (Dry-hole program) adalah suatu program

yang menitikberatkan pemboran khusus untuk mendapatkan data geologi

secara luas, tetapi dengan harapan bahwa salah satu daripada pemboran akan

menghasilkan minyak. Jadi tujuannya adalah mendapatkan data geologi.

96

IX.2.2.4 PEMBORAN EKSPLORASI

Pemboran explorasi juga sering disebut sebagai suatu Wildcat. Wildcat

atau sumur eksplorasi adalah sumur yang dibor untuk menentukan apakah

terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru. Jika sumur

eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi

(confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya

untuk memastikan apakah kandungan ^-hidrokarbonnya cukup untuk

dikembangkan. Pemboran explorasi merupakan puncak seluruh kegiatan

explorasi akan tetapi pemboran explorasi ini tetap merupakan pekerjaan

geologi. Tugas seorang ahli geologi jaga sumur ini antara lain adalah :

4- Memeriksa keratan sumur serta memplotnya dalam suatu log litologi.

-L Menentukan batas formasi yang telah dicapai pada waktu pemboran.

4- Menentukan pengambilan inti dan sebagainya.

4- Menyaksikan pelaksanaan penglogan listrik oleh perusahaan jasa teknik.

4- Mengadakan analisa terhadap log listrik, log litologi untuk penentuan

zona-zoa yang diharapkan menghasilkan minyak.

-L Penentuan selang-selang yang harus dilakukan perforasi dan pengujian

akan adanya minyak dan gas bumi.

Hasil suatu pemboran eksplorasi itu dapat digolongkan sebagai berikut :

\ > Penemuan baru (Discovery) : misalnya sumur yang memproduksi minyak

secara menguntungkan, sumur yang menghasilkan minyak secara tidak

menguntungkan, dan sumur gas. Untuk mengetahui besar kecilnya

penemuan produksi yang didapatkan dari suatu sumur, dilakukan suatu

pengujian produksi yang dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Jika kita mendapatkan suatu sumur minyak yang tidak komersiil, dapat

berarti bahwa setidak-tidaknya suatu formasi tertentu telah terbukti

mengandung minyak. Tidak komersilnya suatu sumur dapat disebabkan

oleh berbagai factor, seperti tipisnya reservoir, kurangnya permeabilitas

ataupun juga lokasinya yang kurang tepat. Oleh karena itu, dengan

mempelajari geologi serta berbagai factor penyebab terdapatnya minyak

bumi, suatu prospek yang baru dapat diharapkan untuk mendapatkan

minyak yang bersifat produktif.

97

> Lubang kosong atau lubang kering (Dry hole) yang bersifat :

- Lubang sumur yang memperlihatkan tanda-tanda adanya gas dan

minyak

- Sumur yang kering sama sekali

- Kegagalan mekanik

Suatu sumur kosong tidaklah diartikan suatu kegagalan. Seringkali suatu

lubang kosong memperlihatkan terdapatnya tanda-tanda minyak dan gas.

Hal ini sangat dapat memberi dorongan untuk meneruskan explorasi.

Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah sebagai berikut :

- Gagal untuk mengenal adanya zona-zona minyak dan gas di dalam

sumur tersebut.

- Posisi perangkap telah bergeser atau jalanyi

menggeser.

- Tidak ada minyak dan gas dalam perangkap.

- Tidak ada perangkap reservoir

Dapat saja kita meleset dalam meramalkan penyebar

- Perubahan fasies batuan reservoir menjadi batuan nc

- Tidak ada perangkap pada lokasi pemboran

- Kecerobohan dalam pemetaan dan penentuan lokasi

- Adanya sesar naik

- Salah penentuan lokasi

> Kegagalan Mekanik

Seringkali kegagalan explorasi tidak dapat mencapai objektifnya,

disebabkan karena kegagalan mekanik misalnya :

- Serpih yang terus menerus mengembang

- Peledakan lubang sumur

- Bor terus menerus terjepit dan patah sehingga pemboran tidak bisa

dilaksanakan.

Selain hal-hal yang telah diuraikan di atas masih ada hal lain yang juga

penting dalam mendukung tahapan ini yaitu adanya laporan tentang kegiatan

pemboran eksplorasi yang telah dilakukan. Laporan ini berupa hasil geologi

Hilangnya perangkap reservoir dapat disebebkan oleh :

98

yang dicapai oleh pemboran dan juga berita acara pemboran oleh ahli teknik

pemboran. Bagian laporan itu menyangkut antara lain :

- Nama sumur dan alasan untuk melakukan pemboran dilokasi itu

- Letak geologi regional serta geologi local

- Statigrafi yang didapatkan berdasarkan pemboran

- Interpretasi struktur pengukuran dari pemboran

- Data laboratorium serta hasil analisa dari semua jasa teknik

- Diskripsi lengkap dari sumur pemboran dan berbagai contoh Lumpur.

IX.2.2.5 PENGEMBANGAN DAN REEVALUASI

Jika suatu lapangan minyak ditemukan, maka haruslah direncanakan

pengemabangannya untuk diexploitasi, sebelum penemuan lapangan baru ini

diserahkan pada bagian eksploitasi, maka bagian explorasi harus menentukan

batas lapangan dengan suatu rencana pemboran semi ekplorasi.

> G eologi P roduksi

Tugas seorang ahli geologi produksi pada umumnya adalah :

- Menentukan bentuk geometrid an kelangsungan lapisan reservoir yang

produktif dan mengandung minyak.

- Bersama-sama ahli tekhik reservoir membantu menentukan besar

cadangan atau jenis cadangan yang didapatkan dari lapangan itu.

- Membantu menentukan lokasi pemboran pengembangan

- Mencari akumulasi baru secara extensive atau penerusan dari lapangan

yang sedang diexploitasikan sebagai akibat penentuan bentuk geometri

lapisan reservoir, dengan memproyeksikannya kejalur luar daerah yang

diketahui.

> Reevaluasi Daerah

Hasil suatu acara pemboran explorasi memberikan tambahan data yang

berharga dan jelas harus dipelajari serta ditambahkan pada data yang telah ada

untuk mengadakan reevaluasi.

Beberapa daerah tertentu dapat menarik minat orang kembali dan suatu

rencana eksplorasi dan penyeledikan geologi yang lebih mendetail dapat

disusun. Mungkin pula daerah explorasi atau sebagian daripadanya

dikesampingkan karena tak ada harapan ditemukannya minyak. Maka ini

memberikan harapan untuk menemukan ladang minyak yang baru. Berbagai

99

studi dilakukan terus menerus sementara pemboran explorasi ini pun

dilaksanakan secara rutin.

Dengan bertambahnya data pemboran, pengertian serta teknik korelasi

lebih baik dan interpretasi geologi daerah menjadi lebih halus. Hasil studi dan

research dapat diintegrasikan menjadi suatu basin studi. Dengan demikian

hasil suatu usaha explorasi selain menghasilkan minyak bumi yang penting

bagi perkembangan ekonomi juga menghasilkan sumbangan besar terhadap

ilmu pengetahuan

IX.3 PENUTUP

IX.3.1 SOAL LATIHAN

1. Dalam hal perencanaan eksplorasi ada beberapa tahapan yang

dilakukan. Jelaskan tahapan-tahapan tersebut!

2. Kegiatan ekplorasi merupakan kegiatan yang membutuhkan biaya besar.

Untuk itu diperlukan pertimbangan yang matang dalam hal pemilihan

daerah yang akan dieksplorasi. Jelaskan factor apa saja yang harus

dipertimbangkan dalam tahapan pemilihan daerah eksplorasi.

3. Kita tahu bersama bahwa metoda geofisika sangat penting dalam ikut

menentukan kesuksesan suatu kegiatan eksplorasi migas. Cari satu contoh

kasus dimana penggunaan salah satu metode geofisika menjadi bagian

dalam kegiatan eksplorasi migas.

IX.3.2 DAFTAR PUSTAKA

http://www.wikipedia.co.id/eksplorasi minyak bumi.htm

Kartyoso, S,.1999, .Migas dan Usaha Migas Hupmas Pertamina.

Koesmadinata, P., 1980, Geologi Minyak dan Gas Bumi Edisi Kedua Jilid 1,

Penerbit ITB, Bandung.

100

BAB X GEOLOGI MINYAK BUMI DI INDONESIA

X.1 PENDAHULUANSebelum kita membahas tentang geologi minyak bumi di Indonesia terlebih

dahulu kita mengetahui sasaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi ini.

Adapun sasaran-sasaran yang hendak dicapai ialah :

> Mahasiswa mengetahui seberapa besar potensi minyak dan gas bumi di

Indonesia.

> Mahasiswa mengetahui beberapa cekungan minyak yang ada di Indonesia

> Mahasiswa bisa menganalisis hubungan antara cekungan-cekungan tersebut

dengan kerangka tektoniknya.

Untuk mencapai sasaran tersebut tentu saja dibutuhkan informasi yang lebih luas,

sehingga untuk keperluan pencapaian sasaran mahasiswa dianjurkan mencari dan

membaca beberapa referensi tentang kondisi perminyakan di Indonesia terutama

mengakses beberapa hasil penelitian atau jurnal yang terkait dengan materi ini.

X.2 URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

Jika kita bertanya tentang bagaimana awal mula terbentuk minyak bumi,

maka harus dipahami dulu tentang faktor utama dalam pembentukannya. Ada tiga

faktor utama dalam pembentukan minyak atau gas bumi, yaitu :

1. Ada batuan asal (source rock) yang secara geologis memungkinkan

terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

2. Adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari batuan asal menuju ke

batuan reservoir (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang

berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon

tersebut.

3. Adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang

tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya

gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara

terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang

menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang

101

impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa

bergerak kemana-mana lagi.

Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan

faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang

terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di

atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177

oC. Komponen-komponen pembentuk minyak bumi merupakan campuran

rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon

(C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah

kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).

Ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya,

yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-

shallow biasanya bersifat masam (sour,, mengandung banyak bahan aromatik,

sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya

kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai parafin yang lebih pendek.

Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya

paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat

teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak

mentah yang dikatakan paling "sweet”. Minyak semacam inilah yang paling

diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

Indonesia merupakan suatu negara yang termasuk produsen minyak bumi

yang cukup penting. Hal ini bukan merupakan akibat dari segi besarnya produksi,

tetapi lebih karena posisi geografinya. Sampai kini, indonesia merupakan

produsen paling besar di Asia, kecuali Timur Tengah. Arti penting ini terutama

disebabkan karena letaknya di antara negara konsumen, antara lain Jepang yang

sangat kekurangan bahan bakar. Produksi indonesia dewasa ini telah melampui 1 juta

Barrel perhari, Namun dibandingkan dengan produksi harian dunia, yaitu 40

juta barrel perhari, sangatlah kecil (25% ). Produsen terbesar adalah Amerika

serikat (kira-kira 12 juta barrel/hari) setelah itu Uni soviet. Berbagai negara seperti

Arab saudi, Abu Dhabi, dan sebagainya, telah melampaui 2 juta barrel/hari. Salah

satu keuntungan minyak bumi indonesia adalah kadar belerangnya yang

rendah(< 1%) di bandingkan dengan Timur tengah (2%).

102

X.2.1 SEDIMENTASI, SRATIGRAFI DAN TERDAPATNYA MINYAK BUMI

Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman

dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui

terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil

yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian,

diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.

Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama

jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang

hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar

lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik

yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini

berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan

tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.

Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup

mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit.

Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya

hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan

batuan di atasnya kemudian mendestilasi sisa-sisa bahan organik, lalu secara

perlahan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Batuan yang

mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun.

Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum batuan dimana

diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

Sedimentasi dimulai pada permulaan Tersier, biasanya oligosen, tetapi

pada beberapa tempat (Kalimatan) dimulai pada eosen. Pada Akhir Mesozoikum,

seluruh daerah cekungan telah dilipat, diintrusi, diangkat dan didenudasi,

sehingga seluruh batuan yang berumur pra-tersier dianggap sebagai batuan dasar

(Basement). Walaupun tidak seluruhnya terdiri dari batuan beku atau

dimetamorfasekan, akan tetapi batuan tersebut telah tertektonisasi, sehingga kecil

kemungkinan untuk terdapatnya minyakbumi.

Pematahan bongkah terjadi pada permulaan tersier, sehingga terjadi relief

lagi dan sedimentasi dimulai biasanya bersifat non-marin, kadang-kadang dimulai

dengan aktifitas volkanik (Jawa Barat). Permulaan sedimentasi ini biasanya terjadi

103

pada oligosen, tetapi pada beberapa tempat misalnya Kalimantan dimulai pada

eosen.

Untuk itu adanya daur (cyclus) terestris yang mendahului daur marin, yang

merupakan pula lapisan penghasil sunda. Biasanya daur sedimentasi ini terbatas

pada basinal deeps(grabens), tidak merata, dan terisolir di sana sini. Minyak yang

terdapat di sini bersifat parafin berat.

Di atas daur ini terdapat suatu transgresi marin dengan sedimentasi lebih

luas kecuali beberapa peninggian batuan dasar. Biasanya terdapat suatu pasir

dasar, yang berasal dari paparan sunda, akan tetapi peninggian batuan dasar

merupakan sumber yang baik dari sedimen detritus. Lapsan reservoir ini biasanya

menumpang (on-Lapping) terhadap peninggian batuan dasar terhadap paparan

sunda. Permulaan miosen yaitu pembentukan lapisan gamping yang sangat luas,

terutama di laut jawa. Periode ini rupanya merupakan tergenangnya seluruh

daerah cekungan, dari sabang sampai ke tarakan. Tidak banyak lagi peninggian

batuan dasar yang masih menonjol di permukaan laut (kekecualian antara lain

terdapat di daerah tinggi Lampung, lengkung Karimun Jawa). Perkembangan

terumbu (reef deveopment) terjadi pada bagian yang tinggi, seperti daerah

Baturaja, paparan seribu dan lain-lain. Nama formasi gamping ini adalah formasi

Baturaja, formasi kujung, dan formasi Berai.

Di Sumatra gamping ini tidak begitu terkembang secara luas, hanya terisolir

di sana-sini seperti misalnya: Baturaja di cekungan palembang, Gamping kubu di

sumatra tengah, formasi telaga. Di kalimantan timur, perkembangan gamping itu

tidak diketahui terbatas pada jazirah mangkalihat. Gamping ini terbukti pula

produktif seperti misalnya: Lapangan Kitty (cekungan sunda), Lapangan raja (Gas

sumatra selatan). Minyak yang dihasilkan bersifat aspal. Transgresi maximal

terjadi di miosen tengah, dimana pada umumnya serpih marin agak dalam

diendapkan dan pada umumnya sering dianggap batuan induk minyakbumi antara

lain formasi Gumai, sumatera selatan. Ketidakselarasan intra-Miosen pada

umumnya tidak didapatkan. Sedimentasi berlangsung terus sewaktu bukit barisan

dan pegunungan jawa selatan mulai diangkat dan tererosi. Pada akhir miosen

terjadi suatu regresi yang berlangsung terus selama pliosen. Regresi ini

menghasilkan lapisan reservoir penting, yang bersifat paralis/ litoral, seperti

formasi keutapang (di Sumatra Utara), formasi air benakat (Sumatra Selatan),

104

formasi ngrayong (Jawa Timur) dan formasi Balikpapan/ palubalang di Kalimantan

Timur.

Minyakbumi yang dihasilkan dari formasi regresi ini bersifat parafin ringan

(40°-60° API Gravity) atau aspal (Mangunjaya, Sumatra Selatan, Tarakan/Bunyu,

Kalimantan). Regresi ini berlangsung dengan sedimentasi non-marin dan diikuti

dengan perlipatan pada jaman plio-pleistosen. Dilaut Jawa (Bagian barat) regresi

ini tidak mencapai sedimentasi non marin dan suatu lapisan gamping diendapkan

yaitu formasi parigi. Sering pula pengendapan ini dikatakan sebagai daur

sedimentasi kedua (Transgresi kedua).

Waktu perlipatan utama dari lapisan tersier adalah jaman plio-pleistosen.

Akan tetapi pematahan-tumbuh pada batuan dasar juga mempengaruhi pelipatan

pada oligosen dan miosen bawah, sehingga sering struktur pada lapisan atas

tidak sesuai dengan lipatan pada lapisan sebelah bawah. Adanya

ketidakselarasan dalam oligosen (antara daur non-marin dan marin) diperkirakan

terdapat di sumatra tengah dan di laut jawa sebelah barat. Sampai kini lipatan

dengan patahan yang mengikutinya merupakan perangkap utama minyakbumi.

Perangkap stratigraf mulai ditemukan di sumatra selatan. Sejumlah lipatan

biasanya mengelompok dalam antiklinorium, yang sering pula merupakan

peninggian batuan dasar atau pengangkatan.

X.2.2 DAERAH CEKUNGAN MINYAK

Potensi sektor energi terutama minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia

saat ini 70 pe^sen diantaranya terdapat di cekungan-cekungan Tersier lepas

pantai dan lebih dari separuhnya terletak di laut dalam (Badan Penelitian dan

Pengembangan (Litbang) Energi Sumber Daya Mineral).

Saat ini terindikasi sedikitnya 66 cekungan migas di seluruh Indonesia,

sebagian besar berada di darat dan laut dangkal perairan territorial dan hanya

beberapa cekungan yang berada pada landas kontinen (cekungan busur muka),

16 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan berpotensi, dan 42 cekungan belum

dieksplorasi.

Beberapa daerah di indonesia memiliki cekungan-cekungan dan berpotensi

sebagai penghasil minyak seperti tang terlihat pada gambar berikut:

105

Dari beberapa daerah cekungan minyak yang terdapat di Indonesia, beberapa

diantaranya diuraikan sebagai berikut :

> Daerah cekungan Sumatra Utara

Daerah ini meliputi suatu jalur sempit yang terbentang dari Medan sampai

ke Banda Aceh. Di sebelah barat jalur ini jelas dibatasi oleh singkapan-singkapan

pra-tersier. Dikatakan bahwa yang dikenal sebagai lempung hitam (black clay) dan

batupasir bermiks (micaceous sandstone), mungkin merupakan pengendapan

non-marin. Trangresi baru dimulai dengan batu pasir peunulin atau batupasir

Belumai, yang tertirdih oleh formasi telaga yang merupakan lapisan reservoir

utama. Daerah cekungan ini terdiri dari cekungan yang dikendalikan oleh patahan

batuan dasar. Semua cekungan tersebut adalah pendalaman paseh ( paseh

deep). Di sini juga letak daerah terangkat blok Arun, yang dibatasi oleh patahan

yang menjurus ke utara selatan. Cekungan paseh membuka ke arah utar lepas-

pantai, ke sebelah selatan terdapat depresi tamiang dan depresi medan. Di antara

kedua depresi tersebut terdapat daerah tinggi, dan disana formasi peunulin/telaga/

Belumai langsung menutupi batuan dasar. Minyak ditemukan dalam formasi Diski

Batumandi, lebih ke selatan lagi terdapat depresi siantar dan kemudian daerah

cekungan dibatasi oleh lengkung asahan (sebagai bagian paparan sunda yang

menjorok) dari daerah cekungan sumatra tengah. Struktur daerah cekungan

sumatra utara diwakili oleh berbagai lipatan yang relatif ketat yang membujur

barat-laut-tenggara yang dibarengi oleh sesar naik. Di sini diketahui bagian barat

relatif naik terhadap bagian timur. Perlipatan terjadi di plio-plistosen. Semua unsur

106

struktur yang lebih tua direfleksikan pada paleotopografi batuan dasar, Seperti

misalnya blok arun yang menjurus utara-selatan.

Di daerah tersebut terdapat beberapa lapangan minyak, rantau ditemukan

pada tahun 1929 dengan kedalaman reservoir antara 300 sampai 1500 meter

dalam formasi keutapang. Mimyak yang dihasilkan bersifat parafin ringan (API

48.50). Lapangan ini memperlihatkan waterdrive yang sangat kuat. Produksi

kumulatif sampai tahun 1970 telah melampui 100 juta barrel. Diski dan

Batumandi minyak ditemukan di sumur explorasi diski dan batumandi sebelah

barat medan dalam formasi peunulin (Telaga limestone). Namun sampai kini

belum dapat diproduksikan, karena sifat reservoirnya yang kurang baik.

Lapangan gas arun yang terletak di propinsi Aceh 225 kilometer sebelah

baratlaut medan ditemukan oleh mobil oil pada tahun 1971. Lapangan ini terletak

di antara pegunungan barisan dan selat malaka. Gas dan kondensat terdapat

dalam terumbu dan batuan karbonat yang bersekutu, tebalnya melebihi 300 meter

dan berumur miosen bawah dan tengah. Formasi ini sesuai dengan anggota

telaga. Atap reservoir terdapat pada kedalaman kira-kira 3000 meter. Terumbu

karbonat ini terdapat pada peninggian paleotopografi yang membujur utara

selatan dan membawahi sutu lapisan batupasir (Belumai), perangkap akumulasi

ini merupakan perangkap stratigrafi murni dengan gasnya yang terjebak dalam

fasies terumbu yang berpori-pori dan tertutup serpih dari formasi Baong. Potensi

laoangan ini ditujukkan oleh produktifitas sumur yang melebihi setengah milyar

kaki per kubik. Cadangan terbukti 17 trillion gas mengandung 15 persen CO2 dan

sedikit nitrogen. Luas reservoir 42000 acres. Lapangan gas lainnya lho sukon

sebelah timur lapangan arun.

> Cekungan Sumatera Selatan

Cekungan Sumatera Selatan terletak memanjang berarah Barat laut -

Tenggara di bagian Selatan Pulau Sumatera. Luas cekungan ini sekitar 85.670

km2 dan terdiri atas dua sub cekungan yaitu: sub cekungan Jambi dan sub

cekungan Palembang. Sub cekungan Jambi berarah Timur laut - Barat daya

sedangkan Sub cekungan Palembang berarah Utara - Barat Laut - Selatan -

Tenggara dan diantara keduanya dipisahkan oleh sesar normal Timur laut - Barat

daya.

107

terbentuk dalam fase transgresi dikelompokan menjadi kelompok Telisa (Formasi

Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai). Sedangkan yang terbentuk dalam fase regresi dikelompokan menjadi kelompok Palembang (Formasi Air

Benakat, Formasi Muara Enim, dan Formasi Kasai).

Formasi Talang Akar merupakan transgresi marin yang sebenarnya dan

dipisahkan dari Formasi Lahat oleh suatu ketidakselarasan yang memiliki

pengangkatan regional dalam oligosen Tua Atas dan Oligosen Tengah. Sebagian

dari formasi Talang Akar adalah fluviatil sampai delta dan marine dangkal. Di

beberapa tempat, batupasir terlokalisasi pada daerah tinggi atau dekat paparan

sunda. Formasi ini merupakan lapisan reservoir yang utama di Sumatera Selatan.

Formasi Baturaja terdiri dari batugamping yang merupakan terumbu yang

tersebar di sana-sini. Formasi ini tidak terbentuk dalam Cekungan Jambi, begitu

pula dalam bagian tertentu dari Cekungan Palembang. Terumbu Formasi Baturaja

langsung diendapkan diatas batuan dasar Pra-Tersier.

108

Formasi Gumai yang terdapat diatasnya mempunyai penyebaran yang

luas, pada umumnya terdiri dari serpih dalam. Formasi Gumai sebagai batuan

induk untuk semua minyak di Sumatera Selatan. Hal ini berdasarkan extraksi

hidrokarbon dari serpih formasi tersebut. Minyak bumi terbentuk setelah

pengendapan maka akan bermigrasi secara lateral ke Formasi Talang Akar,

sehingga minyak bumi dalam formasi ini bersifat parafin berat. Pelipatan

Pliopleistosen menyebabkan minyak bumi tersebut diubah menjadi parafin ringan

dan migrasi vertikal ke dalam Formasi Air Benakat dan Formasi Muara Enim.Formasi Lahat terdapat sebelum regresi utama dan pada umumnya

merupakan sedimentasi non-marin. Formasi ini diendapkan dalam bongkah-

bongkah yang terpatahkan ke bawah. Sedimen terdiri dari kipas aluvial, fluvial dan

sebagian terbentuk di delta. Pada bagian atasnya adalah lempung tufaan dan

batupasir tufaan yang berasal dari transgresi marine.

Formasi Air Benakat merupakan permulaan endapan regresi dan terdiri dari

lapisan pasir pantai. Penyebarannya jauh lebih luas dari formasi sebelumnya.

Lapisan batupasir disini juga merupakan lapisan reservoir yang penting.

Formasi Muara Enim lebih merupakan endapan rawa sebagai fasa akhir

regresi dan pada 'ormasi ini terdapat batubara yang penting, seperti yang

ditemukan di Bukit Asam (Koesoemadinata, 1980).

109

Berikut dapat dilihat kolom stratigrafi pada Cekungan Sumatera Selatan

Gambar X.2 : Stratigrafi umum cekungan Sumatera Selatan (Hadipandoyo,

2007)

Cekungan Sumatera Selatan merupakan cekungan yang produktif. Hal ini

disebabkan terdapat beberapa formasi yang dapat bertindak sebagai batuan induk

110

yang baik, batuan reservoir yang memadai dan batuan penutup. Jalur migrasinya

diperkirakan sesar-sesar yang terjadi di cekungan itu.

Batuan induk yang potensial berasal dari batulempung Formasi Lahat,

batulempung Formasi Talang Akar dan batulempung Formasi Gumai. Formasi

yang paling banyak menghasilkan minyak hingga saat ini adalah Formasi Talang

Akar, dengan kandungan material organik yang tinggi berkisar antara 0,5-1,5%.

Lapisan batupasir yang terdapat dalam Fomasi Lahat, Talang Akar, Gumai, Air

Benakat, dan Muara Enim dapat merupakan batuan reservoir. Selain itu

batubatugamping Formasi Baturaja juga berlaku sebagai batuan reservoir.

Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan batulempung yang tebal

dari Formasi Gumai, Air Benakat, Muara Enim. Disamping itu, terjadinya

perubahan facies kearah lateral dari Formasi Talang Akar dan Baturaja.

Pada umumnya perangkap hidrokarbon di Cekungan Sumatera Se

merupakan perangkap struktur antiklin. Struktur sesar, baik normal maupu

dapat bertindak sebagai perangkap minyak. Perangkap stratigrafi terja

batugamping terumbu berbentuk membaji, bentuk kipas dan lensa dari bat

karena perubahan facies. Migrasi pada umumnya terjadi kearah up-dip serta melalui

sesar-sesar yang ada (Hadipandoyo, 2007)

> Daerah Cekungan Jawa Barat Utara

Daerah cekungan jawa barat utara meliputi daerah da+aran reni

utara (dataran rendah jakarta) dan laut Jawa Barat utara daerah

beberapa unsur tektonik sebagai berikut

a. Daerah angkatan Lampung yang memisahkan daerah cekungan

palembang dengan daerah jawa barat Utara.

b. Paparan sunda di utara.

c. Jalur peerlipatan bogor di selatan.

d. Daerah pengangkatan Karimun jawa di sebelah timur.

e. Paparan pulau seribu. Unsur yang disebut terakhir ini membagi daerah

cekungan daerah jawa barat menjadi :

111

4- Cekungan Sunda

Di cekungan ini batu pasir talang akar dalam bagian-baagin danau yang

dinamai Banuwati shale. Formasi talang akar yang menutupinya sangat tebal

dalam bagian-bagian yang dalam akan tetapai menipis ataupun menghilang

kearah paparan Sunda ataupun kedaerah tinggi seperti paparan pulau seribu.

Beberapa lapangan minyak bumi didapatkan dalam formasi talang akar yang

bersifat transgresif dan formasi baturaja. Sifat minyak dari kedua formasi ini

berbeda formasi baturaja bersifat aspal tetapi berkadar belerang rendah.

Cekungan jawa barat utara dibagi dalam beberapa cekungan kecil atau

depresi yaitu depresi Jatibarang, depresi pasir putih, depresi arjuna, depresi

ciputat. Depresi ciputat dibatasi sebelah timur pulau seribu paling bawah

ditemukan formasi jatibarang yang terdiri bahan-bahan vulkanik seperti lava,

basalt, tufa dan breksi yang kemudian tertutup oleh lapisan trangresif dari formasi

Cibulakan. Formasi batugamping baturaja tidak terkembangkan dengan baik dan

di wakili sebagi suatu anggota gamping. Kelihatannya transgresi di sini tidak

pernah mencapai laut dalam, dan ekuivalen formasi gumai di sini diwakili

cibulakan bagian atas yang bersifat pasiran. Transgresi formasi parigi yang terdiri

dari batugamping yang bersifat terumbu. Regresi terakhir diwakili oleh formasi

Cisubu yang umumnya bersifat marin. Minyak terdapat dalam formasi jati barang

dan formasi cibulakan dan juga dalam formasi ekuivalen baturaja.

Lapangan jatibarang

a. Lapangan randengan : lapangan ini mewmproduksi dari lapidsan Cibulakan

dari perangkap suatu kubah kecil lapangan-lapangan lain yang ditemukan

pada tahun 1978-1979 adalah lapangan Camara, kandanghaur dan tugu (dari

formasi parigi).

b. Lapangan kompleks arjuna (lepas pantai) : kompleks ini merupakn kumpulan

lapangan minyak yang mulai dengan diketemuannya struktur e pada tahun

1969 dan disusul oleh struktur b dan k. minyak ditemukan terutama dalam

lapisan pasir Cibulakan atas dengan beberapa interval.

Struktur jumlah lapisan pasir kedalaman(kaki)

e 4 2300-3200

b 7 2900-3800

112

k 3 2700-3800

c. Lapangan arimbi terletak di utara Cirebon dan menghasilkan dari terubu

gamping formasi batu raja.

Daerah cekungan jawa tim ur

Derah cekungan ini meliputi pulau jawa dan palung jawa timur utara

Madura. Daerah cekungan yang pertama lebih merupakan epikontinental dan

beberapa unsur tektonik.

Pencekungan laut Jawa timur

a. Daerah pengangkatan Karimun Jawa disebelah jawa barat

b. Monoklin selatan kelanjutan selatan karimun jawa

c. Palung pati, yang berkelanjutan ke pertelukan florence barat dan

berorentasi timur laut barat daya.

d. Lengkung (kubat) bawean merupakan daerah positif

e. Cekungan florens timur sebelah tenggara lengkung bawean dan

mencekubg florence cekung sendiri merupakan setengah grabean.

f. Arah positif merupakan cekungan florence timur dan batasnya bersifatpatahan

g. Depresi masalombo suatu cekungan terdpatdisebelah timurarah positif JSI

trend. Depresi membuka ke depresi Madura utara.

h. daerah tincgi masalembo merupakan elemen tektonik paling timur daerah

cekungan daerah Jawa timur dan membatasi dari dalam laut flores.

i. Pertelukan JS 20 merupakan suatu depresi yang penting yang membuka

ke barat ke graben tuban utara ke cekungan Madura.

Cekungan Jawa tim ur Madura

Daerah cekunagn ini lebih merupakan geosinklin, dengan ketebalan

sedimen tersier mungkin melebihi 6000 meter. Suatu hal khas dari cekungan ini

adalah Timur-Barat, dan kelihatannya merupakan gejala tektonik tersier muda.

Di sebelah selatan, cekungan yang memanjang timur-barat ini dibatasi oleh

pegunungan kendeng, yang menerus ke pantai Selatan Madura, dengan sedimen

Tersier terlipat sangat ketat, yang dibarengi sesar-sesar naik.

Pada umumnya di sini dapat dibedakan dua jalur sedimentasi di sini :

a. Jalur Rembang-madura Di sini fasa regresi didapatkan dalam sedimen

klastik yang merupakan reservoir minyak.

113

b. Jalur randublatung-selat madura, yang pada umumnya terdiri dari

sedimen halus seperti serpih napal, dengan tekanan lebih (over

pressure), sehingga mengakibatkan diapair serpih. Dalam arah utara-

selatan terjadi perubahan fasies dari sedimen cekungan epikontinen ke

geosinklin. Dalam hal ini terutama formasi Kujung menjadi gamping

cekungan. Dasar cekungan ini belum pernah ditembus oleh pemboran,

demikian pula lapisan dasarnya. Lapisan tertua adalah formasi Kujung

yang terdapat dalam fasies cekunganyang berumur Te. Di atasnya

terdapat formasi tuban (Tf1-2) yang pada bagian atasnya terdapat dalam

fasa regresif dan terkembangkan dalam fasies pasir (anggota Ngarong),

yang merupakan reservoir minyakpenting. Formasi ini dibatasi dari

formasi yang ada di atasnya, yaitu formasi kawengan, oleh suatu

ketidakselasan yang menghilang berwujud sedimentasi menerus dalam

jalur randublatung selat Madura.

c. Formasi Kawengan yang terdiri dari anggota Wonocolo, anggota ledok

dan anggcta mundu merupakan lapisan reservoir penting, dan berumur

Miosen atas Pliosen. Formasi paling atas adalah formasi Lidah, yang

berumur Pliosen sampai pleistosen. Formasi Lidah dan formasi

Kewengan berubah fasies menjadi gamping terumbu formasi madura.

Terdapatnya Minyak bumi

Di cekungan jawa timur Utara ini minyak terutama ditemukan dalam fasa

regresif anggota ngarayong dan formasi kawengan yang transgresif di atasnya,

terutama dalam anggota wonocolo.

Di formasi fasa transgresif sampai kini belum ditemukan. lapangan minyak

di Jawa timur dapat dikelompokkan ke dalam 2 daerah minyak yaitu daerah cepu,

dan daerah Kruka-surabaya.

Daerah Cepu

Lapisan reservoir terutama didapatkan dalam batupasir anggota ngrayom.

Tujuhpuluh tiga persen produksi daerah ini didapaikan dari interval ini. Porositas

rata-rata adalah 18 % dan berkurang ke arah ESE. Ketebalan bersih lapisan

minyak Lapangan semanggi 35-45 meter, Nglob : 100-110 meter dan Kawengan :

40 meter.

114

Lapisan minyak lain adalah anggota wonocolo yang terdiri dari sisipan gamping

pasiran, dan batupasir gamping halus di bagian bawahnya. Secara total telah

ditemukan 11 lapis minyak. Juga anggota ledok yang terdiri dari kalkrenit pasiran

yang ditandai glaukonit dan perlapisan silang siur kadang-kadang merupakan

reservoir.

Perangkap di daerah ini teutama merupakan struktur lipatan yamg

menjurus baratlaut-tenggara yang disebabkan pelipatan akhir pliosen dan barat-

timur yang disebabkan gerakan pleistosen sampai resen. Struktur antiklin pada

umumnya disertai sesar naik yang miring ke arah utara, malahan pada kedua

belah sayatnya (lapangan kawengan) minyak yang didapatkan pada umumnya

bersifat parafin, terutama kawengan yang bersifat parafin berat. Lapangan minyak

yang penting ialah keawean. Lapangan ini merupakan kulminasi antiklin kidangan-

wonocolo kawengan. Lapangan ini ditemukan pada tahun 1984 dan dewasa ini

masih diproduksikan. Minyak ditemukan dalam lapisan pasir anggota ngrayong

dan womocolo dan terdapat dalam antiklin asimetri dengan sesar naik pada sayap

selatannya. Yang termasuk kawengan yaitu: Kidangan,Dandangil, Wonocolo.

Daerah minyak surabaya

Pada daerah ini minyak didapatkan dalam anggota wonocolo Sangat khas

adalah anggota mundu yang berkembang sebagai lapisan pasir yang teidiri dari

cangkang giobigerina.

Daerah cekungan kalimantan tim ur

Daerah cekungan tersier kalimantan timur dibatasi di sebelah barat oleh

paparan stabil sunda dari kalimantan barat yang merupakan suatu kompleks

batuan dasar pra-tersier, batuan beku dan metamorf yang telah stabil, di bagian

barat laut oleh daerah tinggi kucing yang juga terdiri dari batuan pra-tersier yang

terlipat ketat.

Dibagian selatan daerah cekungan ini bersambungan dengan cekungan

epikontinen laut jawa timur. Unsur tektonik berikut membagi daerah kalimantan

beserta leoas pantai lepasnya menjadi beberapa cekungan Yaitu: a. Daerah tinggi

meratus b. Paparan paternoster \c . punggung Mangkalihat. Ketiga unsur ini

membagi cekungan sebagai berikut: a. Cekungan barito sebelah barat punggung

Meratus b. Cekungan kutai di sebelah utara punggungan meratus c. cekungan

115

pasir antara punggung meratus dan paparan paternoster d. cekungan tarakan

dipisahkan di sebelah selatan oleh punggung mangkalihat.

Daerah cekungan laut cina selatan

Daerah cekungan Laut Cina selatan merupakan suatu propinsi minyak dan

gasbumi yang baru. Explorasi di daerah ini mulai tahun 1970, pada tahun 1979

lapangan minyak pertama di wilayah Indonesia diresmikan. Beberapa lapangan

gas dan minyakbumi sebelumnya telah diketemukan di wilayah Malaysia.

Kerangka tektonik

Daerah ini terdapat dua unsur tektonik utama, yaitu daerah paparan sunda

dan cekungan (geosyncline) Borneo Barat Laut. Cekungan borneo Barat laut ini,

yang juga disebut cekungan natuna Timur, merupakan suatu cekungan busur-

muka (fore-arc basin) di tepi timurlaut Paparan Sunda yang stabil semenjak

Tersier. Cekungan yang besar ini membujur dari lepas pantai Vietnam melalui

Utara kepulauan natuna ke Serawak-brunei, dan ke arah timurlaut membuka ke

dasar laut berkedalaman abisal dan bergerak samudra tapi cekungan terhadap

paparan adalah sancat terjal. Cekungan ini bersifat suatu palung jalur penekukan

kerak samudra ke bawah Paparan Sunda pada jaman Kapur-Eosen

(eugeosyncline) dan pada zaman Oligo-miosen lebih bersifat miogeosyncline atau

mungkin dapat diklasifikasikan sebagi tepi benua yang tertarik-pisah. Batas

paparan cekungan ini adalah merupakan terusan garis sesar Lupar yang

berarahkan barat-laut sampai perbatasan Indonesia-malaysia di kalimantan.

Struktur pada cekungan ini terdiri dari diapair lempung dan tingian batuan dasar.

Kapur-eosen diwakili oleh filit dan turbidit yang diperkirakan sebagai melange,

disusul oleh pengendapan marin dangkal dan laut dalam pada jaman Miosen dan

pliosen. Cekungan natuna barat merupakan suatu depresi yang disebabkan

penipisan kerak kontinen pada penarik-pisahan yang disebabkan penipisan kerak

kontinen pada penarik pisahan yang terjadi setelah jaman oligosen. Cekungan ini

berarahkan baratlaut-tenggara, -sedangkan Cekungan natuna barat berarahkan

timurlaut-baratdaya, cekungan thailand ini dipisahkan dari cekungan natuna timur

(Geosinklin serawak) oleh tinggian khorat-Natuna Swell) yang merupakan suatu

busur bathlit Mesozikum atas, cekungan ini disebut juga sebagai “inter bathlik

basin” oleh white dan wing Mesozoikum. Tinggian khorat-natuna merupakan suatu

ambang yang memisahakan Cekungan natuna barat dari laut terbuka, sehingga

116

sedimentasi di cekungan ini dari Oligosen sampai Miosen tengah bersifat

nonmarin sampai paralis. Daerah ini mengalami pematahan pada orogonesis

Miosen bawah/Pliosen dan sementara ini terdapat transgresi marin sampai

dengan pliosen dimana terjadi pengendapan lumpur di laut terbuka. Struktur di

cekungan natuna Barat menunjukkan aspek tarik-pisahan (pull-apart)

dan”transcurrent” (wrench) yang bersifat sinistral, yang menyebabkan gerakan-gerakan

vertikal yang membentuk tutupan berarahkan timurlaut-baratdaya.

X.3 PENUTUP

X.3.1 TUGAS

Setelah membahas materi tentang Geologi Minyak dan Gasbumi di Indonesia,

selanjutnya mahasiswa ditugaskan untuk mencari atau melengkapi informasi

tentang cekungan-cekungan minyak di wilayah Indonesia. Tugas ini dikerjakan

secara kelompok dan masing-masing kelcmpok diminta presentasi singkat tentang

tugasnya masing-masing pada pertemuan berikutnya.

X.3.2 DAFTAR PUSTAKA

Hadipandoyo, S., 2007, Kuantifikasi Sumber Hidrokarbon Indonesai, Pusai

Penelitian & Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS,

Jakarta.

Harsono, A., 1997, Pengantar Evaluasi Log, Schlumberger data services,

kuningan, Jakarta.

117

EVALUAS!

Sebagai seorang mahasiswa yang nantinya akan menjadi seorang

geofisikawan sangat membutuhkan pemahaman yang luas tentang alam

semesta diantaranya adalah bagaimana proses terakumulasinya minyak dan

gas bumi dibawah permukaan. Tentu saja untuk terjun dalam industry yang

bergerak dalam bidang perminyakan dan gas bumi mahasiswa dituntut untuk

memiliki keterampilan dilapangan selain itu keterampilan dalam bekerja sama

dalam suatu tim. Pengetahuan tentang minyak dan gasbumi sudah barang

tentu menjadi syarat yang sangat penting. Dengan pengetahuan dan

keterampilan yang handal dibidang yang akan digeluti, mahasiswa akan cepat

terserap dalan dunia kerja.

Pengetahuan yang diperoleh dalam proses perkuliahan sebaiknya diikuti

dengan kerja praktek pada bidang yang betul-betul diminati, sehingga akan

nampak jelas bagamana dan dimana pemanfaatan ilmu pengetahuan yang

telah diperoleh di kampus. Dengan demikian mahasiswa akan lebih termotifasi

dalam belajar terutama dalam menyelesaikan tugas akhir. Salah satu cara yang

baik untuk meningkatkan motifasi belajar mahasiswa adalah dengan jalan

memberikan gambaran yang nyata tentang bagaimana dan dimana ilmu dan

keterampilan mereka akan dibutuhkan.

Untuk mencapai suatu keberhasilan memang harus dengan kerja keras

dan kedisiplinan yang tinggi, karena bagaimanapun baiknya struktur mata

kuliah yang telah dirancang kalau tidak dibarengi dengan belajar keras dan

disiplin yang tinggi maka kita akan jauh dari apa yang diharapkan. Belajar

dalam hal ini bukan sekedar ingin lulus saja tapi lebih dari itu yakni

meningkatkan potensi diri dan memiliki daya saing yang tinggi. Untuk itu tidak

ada kata berhenti belajar, yang ada adalah menjaga motifasi dan terus

mengejar pengetahuan serta meningkatkan keterampilan. Untuk menunjang

kegiatan tersebut maka materi-materi perkuliahan akan selalu di perbaharui

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan dunia kerja.

PENUTUP

Minyak bumi, gas alam, dan batu bara berasal dari pelapukan sisa-sisa

makhluk hidup, sehingga disebut bahan bakar fosil. Proses pembentukannya

memerlukan waktu yang sangat lama sehingga termasuk sumber daya alam

yang tidak dapat diperbarui. Minyak bumi sering disebut dengan emas cair

karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern. Pertanian,

industri, transportasi, dan sistem-sistem komunikasi sangat bergantung pada

bahan bakar ini, sehingga berpengaruh pada seluruh kegiatan kehidupan suatu

bangsa.

Minyak bumi dan gas alam merupakan sumber utama energi dunia, yaitu

mencapai 65,5%, selanjutnya batubara 23,5%, tenaga air 6%, serta sumber

energi lainnya seperti panas bumi (geothermal), kayu bakar, cahaya matahari,

dan energi nuklir. Negara yang mempunyai banyak cadangan minyak mentah

(crude oil), menempati posisi menguntungkan, karena memiliki banyak

persediaan energi untuk keperluan industri dan transportasi, disamping

pemasukan devisa negara melalui ekspor minyak. Minyak bumi disebut juga

petroleum (bahasa Latin: petrus = batu; oleum = minyak) adalah zat cair licin,

mudah terbakar dan sebagian besar terdiri atas hidrokarbon. Kandungan

hidrokarbon dalam minyak bumi berkisar antara 50% sampai 98%. Sisanya

terdiri atas senyawa organik yang mengandung oksigen, nitrogen, dan

belerang.

Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak

dan gas bumi, yaitu:

(1) Teori B iogenetik (Teori O rganik)

Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas

alam terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati

dan tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian

dihanyutkan oleh arus sungai menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan

dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu yang lama, ribuan dan bahkan jutaan

tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan tekanan lapisan batuan di

atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut berubah

menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.

119

(2) Teori A norgan ik

Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam

terbentuk akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen

dari zat-zat organik yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah

menjadi zat seperti minyak yang berisi hidrokarbon.

(3) Teori Duplex

Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik.

Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa

minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani

maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani

dan gas bumi berasal dari materi nabati.

Akibat pengaruh waktu, temperatur, dan tekanan, maka endapan

Lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari

Lumpur yang mengandung bintik-bint'k minyak dikenal sebagai batuan induk

(Source Rock). Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat

yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat tertentu

yang disebut dengan perangkap (Trap).

Dalam suatu perangkap (Trap) dapat mengandung (1) minyak, gas, dan

air, (2) minyak dan air, (3) gas dan air. Jika gas terdapat bersama-sama dengan

minyak bumi disebut dengan Associated Gas. Sedangkan jika gas terdapat

sendiri dalam suatu perangkap disebut Non Associated Gas. Karena perbedaan

berat jenis, maka gas selalu berada di atas, minyak di tengah, dan air di bagian

bawah. Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang

lama, maka minyak bumi digolongkan sebagai sumber daya alam yang tidak

dapat diperbarui (unrenewable). Untuk itulah maka pengetahuan tentang

minyak bumi dan gas alam sangat penting untuk kita ketahui.

Berdasarkan model OWEM (OPEC World Energy Model), permintaan

minyak dunia pada periode jangka menengah (2002-2010) diperkirakan

meningkat sebesar 12 juta barel per hari (bph) menjadi 89 juta bph atau tumbuh

rata-rata 1,8% per tahun. Sedangkan pada periode berikutnya (2010-2020),

permintaan naik menjadi 106 juta bph dengan pertumbuhan sebesar 17 juta

bph,(Sumber:http://diwh2.esdm.go.id/dw2007/). Hal inilah yang menjadi dasar

betapa pentingnya pengetahuan dan kajian tentang geologi minyak dan gas

bumi mulai dari asal usul terbentuknya minyak, proses migrasi dan penjebakan

120

minyak sampai pada kegiatan eksplorasi yang merupakan bagian yang sangat

penting dalam hal mendukung terpenuhinya kebutuhan akan minyak dan gas

bumi.

Dalam kegiatan eksplorasi migas salah satu metode yang biasanya

digunakan ialah metode-metode geofisika yang digunakan untuk studi

pendahuluan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi misalnya metode

gravitasi. Studi pendahuluan tersebut bertujuan untuk mengetahui daerah -

daerah penyebaran cekungan serta ketebalan sedimen dalam cekungan

tersebut. Eksplorasi minyak bumi selalu diawali dengan penentuan ketebalan

serta penyebaran batuan sedimen karena berdasarkan pembentukannya

minyak bumi akan selalu terakumulasi Sdengan batuan sedimen. Pada

umumnya semakin tebal dan luasnya suatu lapisan sedimen, maka

kemungkinan ditemukannya minyak bumi akan semakin besar. Hal ini

disebabkan karena pada umumnya semakin tebal lapisan sedimen, maka

semakin banyak formasi yang dapat bertindak sebagai batuan reservoir

maupun sebagai batuan induk ( Koesoemadinata, 1980).

Mengingat begitu pentingnya kedudukan ilmu geofisika dalam hal

mendukung kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi maka

sebagai mahasiswa geofisika sangat perlu mengambil mata kuliah ini sebagai

langkah untuk mendapatkan pemahaman tentang geologi minyak dan gas

bumi. Selain itu mahasiswa diharapkan melakukan kegiatan magang atau kerja

praktek sebagai tindak lanjut untuk mendapatkan pengalaman langsung

dibidang industry migas.

Seiring berjalannya waktu maka teknologi di bidang perminyakan

terutama dalam hal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi juga ikut berkembang.

Untuk itu diharapkan agar pengetahuan di bidang ini juga terus dikembangkan

dan dimutahirkan agar sejalan dengan kebutuhan pasar sehingga bukan tidak

mungkin hal itu yang bisa menjadi bekal bagi lulusan geofisika untuk berkiprah

diluar kampus nantinya. Semoga dengan tersedianya bahan ajar ini bisa turut

membantu memperlancar kegiatan belajar mengajar khususnya pada mata

kuliah Geologi Minyak dan Gas Bumi.

121

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1981, Geofisika Eksplorasi Terbatas, Pendidikan dan Pelatihan

Geofisika Terbatas, Bandung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Fagan, A., 1991. An Introduction To The Petroleum Industry. Government of

Newfoundland And Labrador. Department of Mines And Energy.

Hadipandoyo, S., 2007, Kuantifikasi Sumber Hidrokarbon Indonesia, Pusat

Penelitian & Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi,

LEMIGAS, Jakarta.

Hardjono, A., 2007. Teknologi Minyak B n kedua, Yogyakarta: UGM

Press.

Harsono, A., 1997, Pengantar Evaluas Loy, schlumber ' '

kuningan, Jakarta.

Hasan, A., 1985. Gas and Oil Separation and Process, PT. T

Hasan, M. A., 2008, Pemodelan Zona Subduksi Da

Permukaan Jawa Timur Berdasarkan Kajian /

Bandung.

Koesoemadinata, R.P, 1978, Geologi Minyak dan Gas Bum

dan 2. Penerbit ITB.

Migas, Laboratorium Geokimia, Jurusan Teknik

Teknologi Mineral, ITB Bandung.

Telford, W. M., Geldart, L.P., Sheriff, R.E., Keys D.A., 1979. Applied

Geophysics 1 edition. Cambridge University Press.

Telford, W. M., Geldart. L.P., Sheriff, R.E., Keys D.A., 1990. Applied

Geophysics 2 edition. Cambridge University Press.

Widianto, E.,2008, Penentuan Konfigurasi Struktur Batuan Dasar dan Jenis

Cekungan dengan Data Gayaberat serta Implikasinya pada Target

Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi di Pulau Jawa, Disertasi S-3 ITB,

Bandung.

Undang-Undang No. 44 Prp. Tahun 1960 Tentang : Pertambangan Minyak Dan

Gas Bumi

Magetsari, N. A.,-, Geologi Fisik, Bandung, Penerbit ITB.

Subroto, E.A., 1993, .Penggunaan Geokimia Petroleum Dala,

Yohanes, M, 1991, Pengantar Geologi Dan Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi,

PPT MIGAS Cepu.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LEM BAG A KAJIAN DAN PEN G EM BAN G AN PEND ID IKANJl. Perintis Kemerdekaan KM 10, Makassar 90245;

Telp 0411 586200 ext 1064; Fax 0411 585188; email [email protected]

Dengan ini m«

1. Buku ini benar saya tulis, bukan karya plagiat. Beberapa pern gambar, rumus, atau opini dari orang lain yang termuat dalam b selalu d is e la 1 sumbernya yang jelas.

2. Buku ini saya serahkan kepada Lembaga Kajian dan Pengem Pendidikar (LKPP) Unhas, untuk selanjutnya dijadikan koleksi Perpustakaan Pusat Unha? dan dalam bentuk softcopy dipajang di www.unhas.ac.id yang dapat diakses oleh semua pengguna, khususnya mahasiswa.

Demikian . . . sunggguh.

Surat Pernyataan

Saya, penulis

NIDN

Nama

Makassar, 30 November

Makhrani, S.Si, M.Si NIDN: 0027027201

Penulis,