29
GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : a. bahwa setiap warga negara mempunyai hak, kewajiban, peran dan kedudukan yang sama berdasarkan Undang- Undang Dasar 1945; b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, penyandang disabilitas masih mengalami berbagai bentuk diskriminasi, sehingga hak-haknya belum terpenuhi secara maksimal; c. bahwa untuk menjamin pemenuhan hak dan peran penyandang disabilitas, perlu adanya kepastian hukum sebagai jaminan perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang

GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

NOMOR 2 TAHUN 2015

TENTANG

PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK

PENYANDANG DISABILITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

Menimbang : a. bahwa setiap warga negara mempunyai hak, kewajiban,

peran dan kedudukan yang sama berdasarkan Undang-

Undang Dasar 1945;

b. bahwa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,

penyandang disabilitas masih mengalami berbagai bentuk

diskriminasi, sehingga hak-haknya belum terpenuhi secara

maksimal;

c. bahwa untuk menjamin pemenuhan hak dan peran

penyandang disabilitas, perlu adanya kepastian hukum

sebagai jaminan perlindungan dan pemenuhan hak

penyandang disabilitas sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Perlindungan dan Pemenuhan

Hak Penyandang Disabilitas;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang

Page 2: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 2 -

Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Sumatera

Barat, Jambi dan Riau sebagai Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 112,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1646);

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang

Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3670);

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3886);

5. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4279;

6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 44301);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem

Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4456) ;

8. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Convenant on Economic, Social and Culture

Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi,

Sosial, dan Budaya) (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4557);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan

International Covenant On Civil and Political Rights

(Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik)

Page 3: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 3 -

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4558);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang

Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4967);

12. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5038;

13. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

14. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

15. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan

Convention on the Rights of Persons with Disabilities

(Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor

107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5251);

16. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah

Page 4: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 4 -

beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Bagi Penyadang Cacat

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor

70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3754);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI SUMATERA BARAT

dan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERLINDUNGAN DAN

PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Provinsi Sumatera Barat.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

Page 5: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 5 -

3. Gubernur adalah Gubernur Sumatera Barat.

4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di

wilayah Sumatera Barat.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah

SKPD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.

6. Penyandang Disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik,

mental, intelektual atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam

berinteraksi dengan lingkungan dan sikap masyarakatnya dapat menemui

hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif

berdasarkan kesamaan hak.

7. Derajat Kedisabilitasan adalah tingkat berat ringannya keadaan disabilitas

yang disandang seseorang.

8. Kesamaan kesempatan adalah keadaan yang menyediakan peluang atau

akses yang sama kepada penyandang disabilitas untuk menyalurkan

potensi dalam segala aspek penyelenggaraan bernegara dan

bermasyarakat.

9. Diskriminasi adalah setiap pembedaan, pengecualian, atau pembatasan

atas dasar disabilitas yang bermaksud atau berdampak membatasi atau

meniadakan pengakuan, penikmatan atau pelaksanaan hak penyandang

disabilitas.

10. Martabat adalah nilai kehormatan atau harga diri yang melekat pada

hakikat keberadaan setiap penyandang disabilitas sebagai anugerah

Tuhan Yang Maha Kuasa.

11. Penghormatan adalah hal yang membangkitkan kesadaran dalam menilai

dan menghargai atau menerima keberadaan penyandang disabilitas

dengan segala hak yang melekat tanpa berkurang.

12. Pemajuan adalah hal yang terkait dengan upaya mendorong atau

menggerakkan semangat, komitmen, maupun tindakan nyata terhadap

perubahan kondisi penyandang disabilitas dari tingkat yang kurang baik

menjadi baik dan menjadi terbaik.

13. Perlindungan adalah perbuatan yang dilakukan secara sadar untuk

melindungi, membentengi, mengayomi dan memperkuat hak penyandang

disabilitas serta mencegah, menangkal, dan menghindarkan segala

Page 6: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 6 -

sesuatu yang dapat mengganggu, mengurangi, membatasi, mempersulit,

menghambat atau menghapus hak dari siapapun.

14. Pemberdayaan adalah upaya untuk menguatkan keberadaan penyandang

disabilitas dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan potensi

diri sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi individu atau

kelompok penyandang disabilitas yang tangguh dan mandiri.

15. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang

disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek

kehidupan dan penghidupan.

16. Pengusaha adalah:

a. Orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang

menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara

berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya;

c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di

Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

dan huruf b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

17. Perusahaan adalah:

a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang

perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik

swasta maupun milik negera yang mempekerjakan pekerja/buruh

dengan membayar upah atau imbalan dengan atau imbalan dalam

bentuk lain;

b. Usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus

dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan

dalam bentuk lain.

18. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,

memperoleh, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi kerja,

produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan

keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau

pekerjaan.

19. Upaya pelayanan kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian

kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat

Page 7: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 7 -

kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan

kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh

Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.

20. Rehabilitasi sosial adalah proses refungsionalisasi dan pengembangan

untuk memungkinkan seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya

secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

21. Penanggulangan bencana adalah upaya yang meliputi penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan

pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.

22. Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

23. Tanggap darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan

segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang

ditimbulkan, meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta

benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, penanganan

pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.

Bagian Kedua

Asas

Pasal 2

Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dilaksanakan

berdasarkan asas:

a. kemanusiaan;

b. keadilan;

c. kemandirian;

d. non diskriminasi; dan

e. kesamaan kesempatan.

Bagian Ketiga

Tujuan

Pasal 3

Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas bertujuan untuk:

Page 8: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 8 -

a. melindungi, memenuhi hak asasi manusia dan kebebasan dasar secara

penuh dan setara bagi Penyandang Disabilitas;

b. mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan Penyandang Disabilitas; dan

c. meningkatkan kemampuan, kepedulian, dan tanggung jawab Pemerintah

Daerah, serta peran badan usaha dan masyarakat dalam perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

Bagian Keempat

Ruang Lingkup

Pasal 4

Ruang lingkup pengaturan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang

Disabilitas meliputi:

a. tanggungjawab Pemerintah Daerah;

b. hak dan kewajiban Penyandang Disabilitas;

c. kesamaan kesempatan;

d. Aksesibilitas;

e. perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas perempuan dan

anak;

f. Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas;

g. koordinasi;

h. peran serta masyarakat dan Badan Usaha;

i. pembinaan dan pengawasan; dan

j. pembiayaan.

BAB II

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH

Pasal 5

Tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam perlindungan dan pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas meliputi:

a. menetapkan kebijakan, program, dan kegiatan perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;

b. mengembangkan dan memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak untuk

melakukan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas;

Page 9: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 9 -

c. memberikan penghargaan bagi masyarakat yang berperan serta secara luar

biasa dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang

Disabilitas;

d. mengalokasikan anggaran penyelenggaraan perlindungan dan pemenuhan

hak Penyandang Disabilitas sesuai kemampuan keuangan daerah; dan

e. membina, mendorong, membantu dan memfasilitasi Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota serta mengawasi penyelenggaraan perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN PENYANDANG DISABILITAS

Pasal 6

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak yang sama dalam segala

aspek kehidupan dan penghidupan.

(2) Dalam memperoleh hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penyandang

Disabilitas mendapatkan pelayanan khusus sesuai kebutuhan.

Pasal 7

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kewajiban yang sama dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai

dengan jenis, derajat kedisabilitasan, tingkat pendidikan dan

kemampuannya.

BAB IV

KESAMAAN KESEMPATAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 8

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan dalam

bidang:

a. pendidikan;

b. ketenagakerjaan;

c. kesehatan;

Page 10: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 10 -

d. sosial;

e. politik;

f. hukum;

g. olahraga;

h. seni budaya; dan

i. penanggulangan bencana.

Bagian Kedua

Pendidikan

Pasal 9

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

memperoleh pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang

pendidikan secara inklusif.

(2) Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) yaitu pendidikan inklusif yang diselenggarakan satuan pendidikan

umum dan satuan pendidikan khusus.

Pasal 10

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

menyelenggarakan pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang

pendidikan secara inklusif.

Pasal 11

(1) Penyelenggara pendidikan wajib memberikan kesempatan yang sama dan

perlakuan khusus dalam pendidikan bagi Penyandang Disabilitas sesuai

jenis, derajat kedisabilitasan, dan kemampuannya.

(2) Penyelenggara pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

menyediakan:

a. guru pembimbing khusus yang memiliki kompetensi dan sertifikasi di

bidangnya;

b. prasarana dan sarana sesuai jenis dan derajat kedisabilitasan peserta

didik; dan

c. kurikulum yang dimodifikasi sesuai dengan karakteristik peserta didik

disabilitas.

Page 11: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 11 -

Pasal 12

(1) Pemerintah Daerah memfasilitasi Penyandang Disabilitas untuk

mempelajari keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk kemandirian dan

partisipasi penuh dalam menempuh pendidikan dan pengembangan sosial.

(2) Keterampilan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

a. keterampilan menulis dan membaca huruf braille;

b. keterampilan orientasi dan mobilitas;

c. keterampilan bina diri, bina sosial, bina perilaku; dan

d. keterampilan komunikasi.

Bagian Ketiga

Ketenagakerjaan

Paragraf 1

Umum

Pasal 13

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kedisabilitasannya.

Paragraf 2

Kesempatan Pekerjaan

Pasal 14

Pengusaha harus mempekerjakan paling sedikit 1 (satu) orang Penyandang

Disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan

sebagai pekerja pada perusahaannya untuk setiap 100 (seratus) orang pekerja

perusahaannya.

Pasal 15

Pengusaha harus mempekerjakan paling sedikit 1 (satu) orang penyandang

disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan

sebagai pekerja pada perusahaannya, bagi yang memiliki pekerja kurang dari

100 (seratus) orang, tetapi usaha yang dilakukannya menggunakan teknologi

tinggi.

Page 12: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 12 -

Pasal 16

Persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan bagi Penyandang Disabilitas

memperhatikan faktor :

a. jenis dan derajat kedisabilitasan;

b. pendidikan;

c. keterampilan dan/atau keahlian;

d. kesehatan;

e. formasi yang tersedia;

f. jenis atau bidang usaha; dan

g. faktor lain.

Pasal 17

(1) Pemerintah Daerah memberikan kesempatan bagi Penyandang Disabilitas

dalam setiap penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil tanpa diskriminasi.

(2) Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus memenuhi persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) Pemerintah Daerah menyediakan aksesibilitas dalam proses

pelaksanaan seleksi.

Pasal 18

(1) Pemerintah Daerah memberikan kesempatan kepada Penyandang

Disabilitas yang memiliki keterampilan dan/atau keahlian untuk

melakukan usaha mandiri.

(2) Pemberian kesempatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19

Pemerintah Daerah mendorong dan memfasilitasi upaya penguatan dan

pengembangan usaha ekonomi Penyandang Disabilitas melalui kerjasama dan

kemitraan dengan badan usaha.

Page 13: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 13 -

Pasal 20

(1) Pemerintah Daerah atau Perusahaan menyediakan fasilitas kerja sesuai

dengan kebutuhan Pegawai Negeri Sipil atau tenaga kerja Penyandang

Disabilitas.

(2) Pemerintah Daerah atau Perusahaan memberikan perlindungan bagi

Pegawai Negeri Sipil atau tenaga kerja Penyandang Disabilitas melalui

penyediaan fasilitas kesehatan, keselamatan kerja dan jaminan sosial

bidang ketenagakerjaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 21

(1) Pengusaha wajib memberikan upah kepada tenaga kerja Penyandang

Disabilitas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Selain memberikan upah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pengusaha

memberikan hak-hak lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Keempat

Kesehatan

Paragraf 1

Umum

Pasal 22

Setiap Penyandang Disabilitas mendapatkan layanan kesehatan yang

berkualitas sesuai dengan jenis, derajat kedisabilitasan dan kebutuhannya.

Paragraf 2

Upaya Pelayanan Kesehatan

Pasal 23

(1) Pemerintah Daerah harus memberikan Upaya Pelayanan Kesehatan yang

berkualitas sesuai dengan jenis, derajat disabilitas dan kebutuhan

penyandang disabilitas.

(2) Upaya Pelayanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk kegiatan :

a. promotif;

b. preventif;

Page 14: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 14 -

c. kuratif; dan

d. rehabilitatif.

(3) Upaya Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

diselenggarakan sesuai standar layanan yang ditetapkan dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan.

Pasal 24

Upaya Pelayanan Kesehatan dalam bentuk kegiatan promotif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf a meliputi:

a. penyebarluasan informasi tentang Disabilitas; dan

b. penyuluhan tentang deteksi dini disabilitas.

Pasal 25

Upaya Pelayanan Kesehatan dalam bentuk kegiatan preventif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf b yaitu pencegahan dengan

menciptakan lingkungan hidup dan perilaku yang sehat dengan menyertakan

peran serta masyarakat.

Pasal 26

(1) Upaya Pelayanan Kesehatan dalam bentuk kegiatan kuratif sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf c dilakukan melalui pelayanan

kesehatan dan pengobatan.

(2) Pelayanan kesehatan dan pengobatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan melalui kunjungan rumah, pelayanan pada sarana

kesehatan dasar dan pelayanan di sarana kesehatan rujukan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan.

(3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

sesuai dengan standar pelayanan minimal.

Pasal 27

(1) Upaya Pelayanan Kesehatan dalam bentuk kegiatan rehabilitatif

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) huruf d dilakukan untuk

mengembalikan fungsi organ tubuh Penyandang Disabilitas secara optimal

Page 15: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 15 -

dengan memberikan pelayanan kesehatan secara utuh dan terpadu melalui

tindakan medik.

(2) Tindakan medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelayanan

oleh tenaga medis dan para medis sesuai dengan jenis, derajat

kedisabilitasan dan kebutuhan penyandang disabilitas.

Pasal 28

(1) Upaya Pelayanan Kesehatan bagi Penyandang Disabilitas didasarkan pada

prinsip kemudahan, keamanan, kenyamanan, cepat dan berkualitas.

(2) Pemerintah Daerah menyediakan tenaga, alat dan obat dalam rangka

pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 29

(1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi dengan Pemerintah

Kabupaten/Kota untuk menjamin ketersediaan pelayanan kesehatan bagi

Penyandang Disabilitas.

(2) Koordinasi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. pelayanan kesehatan tingkat pertama, berupa pelayanan kesehatan

dasar yang diberikan oleh Puskesmas;

b. pelayanan kesehatan tingkat kedua, berupa pelayanan kesehatan

spesialistik yang diberikan oleh rumah sakit umum kelas C; dan

c. pelayanan kesehatan tingkat ketiga, berupa pelayanan kesehatan sub

spesialistik yang diberikan oleh rumah sakit umum kelas A dan kelas B.

Pasal 30

Pemerintah Daerah mendorong penyelenggara pelayanan kesehatan swasta

untuk menyediakan layanan kesehatan bagi Penyandang Disabilitas.

Paragraf 3

Kesehatan Reproduksi

Pasal 31

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendapatkan pendidikan kesehatan reproduksi dari Pemerintah Daerah atau

lembaga yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang kesehatan.

Page 16: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 16 -

Paragraf 4

Jaminan Kesehatan

Pasal 32

Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

mendapatkan jaminan kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Bagian Kelima

Sosial

Pasal 33

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan:

a. rehabilitasi sosial;

b. jaminan sosial;

c. pemberdayaan sosial; dan

d. perlindungan sosial.

(2) Rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan perlindungan

sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pemerintah

Daerah melalui SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang sosial.

Pasal 34

(1) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a

dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan

Penyandang Disabilitas agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya dalam

masyarakat.

(2) Rehabilitasi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan

dalam lingkungan keluarga dan masyarakat melalui:

a. penyediaan alat bantu adaptif untuk menunjang mobilitas, fungsi, dan

partisipasi sosial Penyandang Disabilitas;

b. sosialisasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang disabilitas;

dan

Page 17: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 17 -

c. konsultasi untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi bagi

Penyandang Disabilitas.

Pasal 35

(1) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap penyandang

disabilitas.

(2) Jaminan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 36

(1) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf

c dimaksudkan untuk mengembangkan kemandirian Penyandang

Disabilitas agar mampu melakukan peran sosialnya.

(2) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

melalui peningkatan kemampuan Penyandang Disabilitas, pemberdayaan

komunitas masyarakat, serta pengembangan organisasi Penyandang

Disabilitas.

(3) Pemberdayaan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam bentuk:

a. pemberian motivasi;

b. pelatihan keterampilan;

c. pendampingan; dan

d. pemberian modal, peralatan usaha dan fasilitasi tempat usaha.

(4) Pemberian modal, peralatan usaha dan fasilitas tempat usaha sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf d dilakukan sesuai kemampuan keuangan

daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 37

(1) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf

d dimaksudkan untuk mencegah dan mengatasi resiko dari guncangan dan

kerentanan Penyandang Disabilitas agar kelangsungan hidupnya dapat

dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar.

Page 18: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 18 -

(2) Pelaksanaan perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan melalui:

a. bantuan sosial; dan

b. advokasi sosial.

(3) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 38

Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi sosial, jaminan sosial,

pemberdayaan sosial dan perlindungan sosial sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 33 diatur dengan Peraturan Gubernur.

Bagian Keenam

Politik

Pasal 39

Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama

untuk berpartisipasi dalam bidang politik.

Pasal 40

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama

dalam menyampaikan pendapat baik secara lisan, tertulis maupun

dengan bahasa isyarat.

(2) Penyampaian pendapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat

dilakukan secara langsung maupun melalui media cetak atau elektronik.

(3) Pemerintah Daerah memfasilitasi proses penyampaian pendapat oleh

Penyandang Disabilitas.

Pasal 41

(1) Setiap Penyandang Disabilitas berhak mendirikan dan/atau ikut serta

dalam organisasi.

(2) Hak mendirikan dan/atau ikut serta dalam organisasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 19: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 19 -

Pasal 42

(1) Pemerintah Daerah memfasilitasi terselenggaranya pendidikan politik

secara berkesinambungan bagi Penyandang Disabilitas.

(2) Pendidikan politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

SKPD yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang Politik.

Pasal 43

Pemerintah Daerah memfasilitasi Penyandang Disabilitas untuk:

a. mendapatkan sosialisasi tentang pemilihan umum; dan

b. mendapatkan informasi, teknis dan/atau asistensi tentang

penyelenggaraan pemilihan umum yang sesuai dengan jenis kebutuhan.

Bagian Ketujuh

Hukum

Pasal 44

(1) Pemerintah Daerah menjamin hak atas pengakuan Penyandang Disabilitas

sebagai individu dihadapan hukum.

(2) Pemerintah Daerah mengakui Penyandang Disabilitas sebagai subjek

hukum yang setara dengan orang lain pada semua bidang kehidupan.

Pasal 45

(1) Pemerintah Daerah memberikan perlindungan hukum bagi Penyandang

Disabilitas yang berhadapan dengan masalah hukum.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian perlindungan hukum bagi

Penyandang Disabilitas yang berhadapan dengan masalah hukum

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Gubernur

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan

Olah Raga

Pasal 46

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai kesempatan yang sama untuk

melakukan kegiatan olahraga.

Page 20: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 20 -

(2) Kesempatan untuk melakukan kegiatan olahraga sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), dimaksudkan untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial setiap Penyandang

Disabilitas.

Pasal 47

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga

bagi Penyandang Disabilitas untuk meningkatkan kesehatan, rasa percaya

diri, dan prestasi Penyandang Disabilitas.

(2) Pembinaan dan pengembangan olahraga bagi Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diselenggarakan pada lingkup

olahraga yaitu pendidikan, rekreasi, dan prestasi berdasarkan jenis

olahraga bagi Penyandang Disabilitas dan sesuai jenis, derajat

kedisabilitasan serta kemampuannya.

(3) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan olahraga bagi

Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah

Daerah dan/atau organisasi olahraga Penyandang Disabilitas dapat

membentuk sentra pembinaan dan pengembangan olahraga khusus bagi

Penyandang Disabilitas.

Pasal 48

Pemerintah Daerah memfasilitasi pembinaan dan pengembangan olahraga bagi

Penyandang Disabilitas yang diselenggarakan masyarakat dan/atau organisasi

olahraga Penyandang Disabilitas.

Bagian Kesembilan

Seni Budaya

Pasal 49

(1) Setiap Penyandang Disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama

untuk menikmati seni budaya dan melakukan kegiatan di bidang seni

budaya.

(2) Kesempatan untuk melakukan kegiatan di bidang seni budaya

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dimaksudkan untuk mendorong,

Page 21: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 21 -

membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial setiap

Penyandang Disabilitas dalam bidang seni budaya.

Pasal 50

(1) Pemerintah Daerah, klub dan/atau perkumpulan seni budaya, serta pelaku

seni budaya, dapat melakukan pembinaan dan pengembangan seni budaya

bagi Penyandang Disabilitas sesuai minat dan bakat serta jenis dan derajat

kedisabilitasannya.

(2) Pembinaan dan pengembangan seni budaya bagi Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai upaya menumbuhkan dan

mengembangkan minat dan bakat dan/atau kemampuan Penyandang

Disabilitas.

Bagian Kesepuluh

Penanggulangan Bencana

Paragraf 1

Mitigasi Bencana

Pasal 51

Setiap Penyandang Disabilitas mendapatkan prioritas dalam pelayanan dan

fasilitas pelayanan pada setiap tahapan proses Penanggulangan Bencana

sesuai dengan kebutuhannya.

Pasal 52

SKPD dan lembaga yang membidangi urusan penanggulangan bencana

mengadakan edukasi, pelatihan dan simulasi penyelamatan Penyandang

Disabilitas dalam situasi darurat.

Paragraf 2

Tanggap Darurat

Pasal 53

Penyelenggaraan Tanggap Darurat merupakan upaya perlindungan terhadap

Penyandang Disabilitas yang dilakukan dengan memprioritaskan

penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan, psikososial dan

pemenuhan kebutuhan dasar.

Page 22: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 22 -

Pasal 54

Pemerintah Daerah menyediakan pemenuhan kebutuhan khusus bagi

Penyandang Disabilitas pada lokasi pengungsian dan lokasi hunian

sementara.

Paragraf 3

Pasca Bencana

Pasal 55

Pemerintah Daerah dan lembaga yang bergerak di bidang penanggulangan

bencana melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi kepada Penyandang

Disabilitas yang mengalami dampak bencana sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB V

AKSESIBILITAS

Bagian Kesatu

Aksesibilitas Fisik

Pasal 56

(1) Pemerintah Daerah, badan usaha dan masyarakat menyediakan

aksesibilitas berbentuk fisik bagi Penyandang Disabilitas pada sarana dan

prasarana umum.

(2) Penyediaan aksesibilitas berbentuk fisik sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) meliputi :

a. Aksesibilitas pada bangunan umum;

b. Aksesibilitas pada jalan umum;

c. Aksesibilitas pada sarana dan prasarana transportasi umum; dan

d. Aksesibilitas pada pertamanan dan objek wisata.

(3) Penyediaan aksesibilitas berbentuk fisik sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 57

Penyediaan Aksesibilitas oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 56 dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan prioritas

aksesibilitas yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan daerah.

Page 23: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 23 -

Bagian Kedua

Aksesibilitas Non Fisik

Paragraf 1

Pelayanan Informasi

Pasal 58

(1) Setiap Penyandang Disabilitas berhak mendapatkan aksesibilitas berbentuk

non fisik berupa pelayanan untuk memperoleh informasi yang seluas-

luasnya secara benar dan akurat mengenai berbagai hal sesuai dengan

kebutuhan.

(2) SKPD harus memberikan informasi yang diperlukan oleh Penyandang

Disabilitas, sepanjang bukan rahasia negara dan/atau informasi lainnya

yang dikecualikan menurut peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap SKPD memberikan informasi kepada Penyandang Disabilitas sesuai

dengan jenis kedisabilitasannya.

Paragraf 2

Akses Informasi dan Komunikasi

Pasal 59

Pemerintah Daerah bertanggungjawab menyediakan sarana dan prasarana

akses informasi dan komunikasi bagi Penyandang Disabilitas sesuai dengan

jenis dan derajat kedisabilitasannya.

BAB VI

PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG

DISABILITAS PEREMPUAN DAN ANAK

Pasal 60

(1) Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas perempuan

harus menjamin pengembangan, pemajuan dan pemberdayaan perempuan

secara penuh.

(2) Perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas anak, harus

mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak.

Page 24: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 24 -

BAB VII

KOMITE PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK

PENYANDANG DISABILITAS

Pasal 61

(1) Dalam rangka perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

dibentuk Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang

Disabilitas.

(2) Pembentukan Komite Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang

Disabilitas ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Komite Perlindungan dan Pemenuhan

Hak Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dengan Peraturan Gubernur.

BAB VIII

KOORDINASI

Pasal 62

(1) Pemerintah Daerah melakukan koordinasi keterpaduan dalam

perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas dengan

Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara teknis operasional

dilaksanakan oleh SKPD terkait sesuai kewenangan dan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB IX

PERAN SERTA MASYARAKAT DAN BADAN USAHA

Bagian Kesatu

Peran Serta Masyarakat

Pasal 63

(1) Masyarakat berperan serta dalam perlindungan dan pemenuhan hak

kepada Penyandang Disabilitas.

(2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

melalui kegiatan :

Page 25: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 25 -

a. memberikan perlindungan kepada Penyandang Disabilitas; dan

b. berperan serta dalam pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas.

Bagian Kedua

Peran Serta Badan Usaha

Pasal 64

(1) Badan usaha berperan serta dalam perlindungan dan pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas.

(2) Peran serta badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan melalui kegiatan:

a. pemberian kesempatan dan perlakuan yang sama bagi Penyandang

Disabilitas dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan;

b. penyediaan lapangan kerja atau usaha;

c. pemberian saran dan pertimbangan kepada Pemerintah Daerah;

d. pengadaan sarana dan prasarana aksesibilitas bagi Penyandang

Disabilitas;

e. pendirian fasilitas dan penyelenggaraan rehabilitasi Penyandang

Disabilitas;

f. Penyediaan bantuan tenaga ahli dan/atau pendamping sosial dalam

membantu peningkatan kesejahteraan sosial;

g. pemberian bantuan berupa material, finansial dan pelayanan bagi

Penyandang Disabilitas;dan

h. kegiatan lain yang mendukung terlaksananya perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB X

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal 65

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dalam perlindungan dan

pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

Page 26: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 26 -

(2) Pembinaan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui :

a. penetapan pedoman teknis;

b. penyuluhan,

c. bimbingan;

d. penyediaan bantuan; dan

e. perijinan.

Pasal 66

(1) Dalam rangka melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

65, Pemerintah Daerah dapat memberikan penghargaan kepada badan

hukum, badan usaha, masyarakat serta Penyandang Disabilitas yang

telah berjasa dalam mewujudkan upaya perlindungan dan pemenuhan

hak Penyandang Disabilitas.

(2) Penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa :

a. piagam atau sertifikat;

b. tropy atau medali; dan

c. insentif dan/atau bentuk lainnya sesuai peraturan perundang-

undangan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.

Bagian Kedua

Pengawasan

Pasal 67

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengawasan pelaksanaan perlindungan

dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh SKPD

terkait.

(3) Pengawasan perlindungan dan pemenuhan hak Penyandang Disabilitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 27: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 27 -

BAB XI

PEMBIAYAAN

Pasal 68

Pembiayaan dalam pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak

Penyandang Disabilitas bersumber dari :

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan

b. Sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 69

(1) Setiap penyelenggara pendidikan yang tidak melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dikenakan sanksi

administrasi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. teguran tertulis;

b. pembekuan izin; atau

c. pencabutan izin.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sanksi administrasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Gubernur.

BAB XIII

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 70

(1) Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat

Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap

pelanggaran Peraturan Daerah ini.

(2) Wewenang Penyidik Pegawai Negeri Sipil meliputi:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan

berkenaan pelanggaran Peraturan Daerah ini;

b. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah

Page 28: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 28 -

ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan

jelas;

c. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan adanya pelanggaran;

d. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan pelanggaran;

e. memeriksa buku, catatan dan dokumen berkenaan dengan adanya

tindakan pelanggaran;

f. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan

terhadap bahan bukti tersebut.

g. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan terhadap pelanggaran;

h. memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil penyidikan kepada

pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

i. menyampaikan hal penyidikan kepada penuntut umum melalui pejabat

penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia.

BAB XIV

KETENTUAN PIDANA

Pasal 71

Setiap Pengusaha yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 atau Pasal 21 ayat (1) dikenakan sanksi pidana sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 72

(1) Penyediaan bangunan umum, jalan umum, sarana dan prasarana

transportasi umum serta pertamanan dan objek wisata setelah berlakunya

Peraturan Daerah ini harus memenuhi syarat aksesibilitas bagi

Penyandang Disabilitas.

(2) Bangunan umum, jalan umum, sarana dan prasarana transportasi umum

serta pertamanan dan objek wisata yang telah ada sebelum berlakunya

Page 29: GUBERNUR SUMATERA BARAT - Kemenkumhamditjenpp.kemenkumham.go.id/.../Prov-SumateraBarat-2-2015.pdf · 2019. 2. 21. · GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 29 -

Peraturan Daerah ini, harus menyesuaikan dengan syarat aksesibilitas

bagi Penyandang Disabilitas paling lama 5 (lima) tahun sejak berlakunya

Peraturan Daerah ini.

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 73

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi

Sumatera Barat.

Ditetapkan di Padang

pada tanggal 13 april 2015

GUBERNUR SUMATERA BARAT,

IRWAN PRAYITNO

Diundangkan di Padang

pada tanggal 13 April 2015

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI SUMATERA BARAT,

ALI ASMAR

LEMBARAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN

2015 NOMOR 2

NOREG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT:

(2/2015)