68
1 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun HALAMAN JUDUL

HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

  • Upload
    others

  • View
    63

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

1Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

HALAMAN JUDUL

Page 2: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud
Page 3: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

(Suplemen Tambahan)

Panduan Implementasi Kurikulum SMK

Agro Ekologi 4 Tahun

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUANTAHUN 2016

Page 4: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

(Suplemen Tambahan)

Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 TahunCopyright © 2016, Direktorat Pembinaan SMKAll rights Reserved

Pengarah :Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBADirektur Pembinaan SMK

Penanggung Jawab:Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.AkKasubdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK

Ketua Tim:Chrismi Widjajanti, SE, MBAKasi Program, Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK

Tim Penyusun:Ir. Ambar Pertiwiningrum, M.Si., Ph.D.Dr. Ir. Bambang Suhartanto, DEA.Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus DK, M.Agr.Sc.Drs. Ima Ismara, M.Pd.,M.Kes.Tri Satya Mastuti Widi, S.Pt., MP., M.Sc., Ph.D.Dr. Ir. Heru Sasongko, M.P.Ir. PriyantoDjurionoYudistira Soeherman, S.Pt.Febriana Noor Haryanti, S.IP.Pipin Dwi Nugraheni, SETri Haryani. S.PdMohamad Herdyka, ST

Editor:Imam FatchurozziYuli Setiawan, S.AB

Desain dan Tata Letak:Karin Faizah TauristyAri

Penerbit:Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanKomplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,Gedung E, Lantai 13Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

Page 5: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

5Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTARMenindak lanjuti kegiatan yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun anggaran 2016 Bekerjasama dengan Pusat Kajian Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada menerbitkan buku Panduan Implementasi Kurikulum Agro-Ekologi 4 Tahun ini. Buku ini merupakan panduan ringkas yang dapat memfasilitasi dan memberdayakan perguruan tinggi pengelola berbagai jenis pendidikan dalam upaya penyusunan kurikulum yang merujuk pada Permendikbud No 70 Tahun 2013 terkait kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.

Buku ini dirancang sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun yang bersifat ringkas sehingga setiap pengelola Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang agro mampu menyusun kurikulum dalam tingkatan yang sesuai serta kapasitas masing-masing SMK. Pengguna buku panduan ini diharapkan dapat melakukan refleksi, replikasi, dan re-invent pada mata pelajaran masing-masing SMK melalui kolaborasi berbagai sektor agro menjadi sebuah konsep integrasi terkait pertanian. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan implementasi kurikulum secara konsep pengembangan ilmu terhadap kemampuan siswa SMK sebagai agen perubahan pertanian di Indonesia, sehingga lulusan SMK Agro Ekologi adalah seorang petani-peternak dengan kemampuan dan skill di atas rata-rata dalam membangun usaha pertanian terpadu.

Terima kasih Kepada seluruh Tim Penulis Pusat Kajian Pembangunan Peternakan Fakultas Peternakan Universitsa Gadjah Mada atas segala upayanya dalam menyusun buku panduan ini. Tidak lupa juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan yang berharga dalam memperkaya pengetahuan, wawasan, dan khusunya mengenai pengembangan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan di bidang Agro. Akhir kata, meskipun masih banyak kekurangan dalam buku panduan ini dapat digunakan sebagai landasan perubahan yang sangat bermanfaat menuju pendidikan berkualitas. Semoga buku ini bermanfaat dan memenuhi harapan dari seluruh stakeholder Sekolah Menengah Kejuruan di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

Jakarta, Agustus 2016

Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA NIP. 19580652 198503 1 003

Page 6: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

6 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 7B. TUJUAN 8BAB II KURIKULUM

A. KURIKULUM SMK 4 TAHUN 10B. MATA PELAJARAN 13C. KOMPETENSI DASAR KURIKULUM 16 1. Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan (C2) SMK 4 Tahun 16 1.1. Kompetensi Pendidikan Manajemen Teknologi Budidaya Tanaman 15 1.2. Kompetensi Pendidikan Manajemen Peternakan 19 1.3. Kompetensi pendidikan Manajemen Perikanan 21 1.4. Kompetensi Pendidikan Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca Panen 24 1.5. Kompetensi Pendidikan SHE, GMP dan HACCP 26 1.6. Kompetensi Pendidikan Dasar Pengembangan Produk Kreatif 28 2. Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3) SMK 4 Tahun 23 2.1. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan Organik 30 2.2. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik 32 2.3. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia 35 2.4. Kompetensi pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non

Ruminansia 37 2.5. Kompetensi pendidikan Teknologi Pengolahan Hasil Pangan 38 2.6. Kompetensi Pendidikan Teknologi Pengolahan Limbah 41 2.7. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan 42 2.8. Kompetensi Pendidikan Konsep dan Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu 43D. MODEL PEMBELAJARAN MELALUI KEMITRAAN DENGAN SISTEM DUDI 31BAB III PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIK 41 1. Kepala Sekolah 41 2. Guru 41B. ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG 43 1. Kepala Tata Usaha 43 2. Staf Tata Usaha 43 3. Pustakawan 43 4. Laboran 44 5. Teknisi 44

Page 7: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

7Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

C. REKRUTMEN DAN PELATIHAN SDM 44 1. Rekrutmen 44 2. Pendidikan dan Pelatihan 44D. TAHAPAN MELATIH DAN MENDIDIK DENGAN KETELADANAN 46 1. Bertani untuk Mencintai Pertanian dan Pelanggan 46E. ALAT PRAKTEK LABORATORIUM EDUKASI TANI (LARETA) 47 1. Kebutuhan Lahan 49 2. Kebutuhan Bangunan 49F. MEDIA BELAJAR 51BAB IV MONITORING & EVALUASI A. OUTPUT 53 1. Jalur Wirausaha 53 2. Jalur Profesional 53B. EVALUASI 54DAFTAR PUSTAKA 58

Page 8: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

8 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Daftar Tabel

Tabel 2.1. Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (Empat Tahun) berdasarkan Permendikbud No. 70 tahun 2013 11Tabel 2.2. Mata pelajaran Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun 13Tabel 2.3. Matriks Output Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun 14Tabel 2.4. Kompetensi Dasar Manajemen Teknologi Budidaya Tanaman 16Tabel 2.5. Kompetensi Dasar Manajemen Peternakan 18Tabel 2.6. Kompetensi Dasar Manajemen Perikanan 19Tabel 2.7. Kompetensi Dasar Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca Panen 20Tabel 2. 8. Kompetensi Dasar Safety, Health , and Environment; GMP; Hazard Analysis Critical Control Point 21Tabel 2. 9. Kompetensi Dasar Pengembangan Produk Kreatif 22Tabel 2.10. Kompetensi Dasar Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan 23Tabel 2.11. Kompetensi Dasar Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik 24Tabel 2.12. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia 25Tabel 2.13. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia 26Tabel 2.14. Kompetensi Dasar Teknologi Pengolahan Hasil Pangan 27Tabel 2.15. Kompetensi Dasar Teknologi Pengolahan Limbah 28Tabel 2.16. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan 29Tabel 2.17. Kompetensi Dasar Konsep dan Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu 30Tabel 3.1. Asumsi Kebutuhan Lahan 49Tabel 3.2. Asumsi Kebutuhan Bangunan 49Tabel 3.3. Golongan Media Pembelajaran 51

Page 9: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

9Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Daftar Gambar

Gambar 2.1. Skema Alur Konsep SMK Agroekologi 4 Tahun 13Gambar 2.2. Bagan Sistem DUDI (Ismara, 2015 : 48) 32Gambar 2.3. Bagan Penyelarasan SMK (Ismara, 2015 : 51) 34Gambar 2.4. Bagan Industrial dan Inovasi (Ismara, 2015 : 52) 34Gambar 2.5. Bagan Teori dan Praktek DUDI (Ismara, 2015 : 57) 36Gambar 2.6. Alur Produk Teaching Factory 38Gambar 2.7. Bagan Pengetahuan eksplisit dan tacit (Ismara, 2015 : 69) 39Gambar 3.1. Bagan Alur program usulan peningkatan guru SMK bidang Agro 43Gambar 3.2. Konsep Biocyclofarming sebagai Kerangka Sistem LARETA 49Gambar 3.3. Gambaran Sketsa LARETA 49Gambar 4.1. Tahap Kurikulum SMK Agro Ekologi jalur Wirausaha 54Gambar 4.2. Tahap Kurikulum SMK Agroekologi Jalur Profesional 55

Page 10: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

10 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 11: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

11Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGKurikulum dapat menjadi seperangkat rencana dan pengaturan terkait tujuan, isi, serta abahan ajar dan

cara yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional dengan tidak melupakan menyesuaikan kekhasan lokal, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan kurikulum yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin sebuah pencapaian tujuan sistem pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Standar isi (SI) mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi dalam mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Hal yng meliputi SI yaitu: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006. Sedangkan SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

Terkait Substansi dalam Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 tahun, dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan potensi diri sehingga Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi sehingga beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan seimbang sehingga tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan atau stakeholders dalam menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha tentunya hingga dunia kerja. Maka dari itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan eterampilan vokasional merupakan suatu keniscayaan sehingga dapat Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Substansi kurikulum harus mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan sehingga menyeluruh dan berkesinambungan.

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

Page 12: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

12 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. TUJUANPengelolaan dan penyelenggaraan SMK Pertanian ini akan sangat berbeda dengan yang ada sekarang,

karena akan menjadi SMK Pengusaha Agro Ekologi berdasarkan konsep pertanian terpadu (4 tahun) yang jelas tujuannya, yaitu untuk :

1. Menyiapkan Pengusaha Agro Ekologi Indonesia 2030, yaitu pengusahaAgro Ekologi berlandaskan pertanian terpadu dari hulu hingga hilir yang berpendidikan dan berkarakter kuat yang terhimpun dalam wadah koperasi yang profesional (demokratis, aksesebel, kapabel, akuntabel, menguntungkan, serta mensejahterakan anggota dan pengurusnya) untuk memenuhi kebutuhan pangan yang aman dan sehat bagi masyarakat kelas menengah pada khususnya dan masyarakat lainnya pada umumnya.

2. Menjadikan SMK sebagai Pengusaha Agro Ekologi dalam lingkup Agroindustri/Agrobisnis sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan yang melaksanakan usahaAgro Ekologi dari hulu sampai hilir/pertanian terpadu berdasarkan 8A (Agroproduksi, Agrobisnis, Agroinfrastruktur, Agroteknologi, Agrowisata, Agroindustri, Agrokonsumsi, dan Agrodistribusi) yang diintegrasikan dengan pembentukan Agroeduwisata sebagai peningkatan kompetensi dan Desa mart sebagai lumbung pangan desa.

3. Menganalisis prinsip-prinsip pertanian integrasi dalam Kurikulum Indonesia-Prancis dalam menginpirasi ekosistem yang terkait untuk mendukung regulasi maupun penguatan regulasi dan implementasinya sehingga SMK Pengusaha Agro Ekologi (4 tahun) dapat terselenggara dengan baik oleh SMK Negeri sesuai tujuan yang hendak dicapai tanpa hambatan regulasi dan birokrasi.

4. Mensejahterakan pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan ekosistem yang terkait serta meningkatkan harkat – martabat – dan jati diri pribadi dan lembaga, sehingga menjadi kebanggaan bagi semua pihak yang terkait dengannya Menjadi SMK Pengusaha Agro Ekologi dan Agrobisnis

(4 tahun) Indonesia – Prancis yang diakui Masyarakat ASEAN dan Masyarakat Uni Eropa 2030.

Page 13: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

13Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 14: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

14 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

BAB II

KURIKULUM

A. KURIKULUM SMK 4 TAHUN

Konsep muatan SMK/MAK dikembangkan hampir sama dengan SMA, terdiri atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya. Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik untuk SMA/MA serta pilihan akademik dan vokasional untuk SMK/MAK. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik.

Beban belajar di SMK/MAK untuk Tahun X, XI, XII, dan XIII masing-masing adalah SMK/MAK adalah 48 jam pelajaran per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Sedangkan beban belajar dapat dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks) yang diatur lebih lanjut dalam aturan tersendiri. Kurikulum SMK/MAK dirancang dengan pandangan bahwa SMA/MA dan SMK/MAK pada dasarnya adalah pendidikan menengah, pembedanya hanya pada pengakomodasian minat peserta didik saat memasuki pendidikan menengah. Oleh karena itu, struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum SMA/MA, yakni ada tiga kelompok mata pelajaran: Kelompok A, B, dan C. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau lebih kompetensi keahlian.

Dalam penetapan penjurusan sesuai dengan bidang/program/paket keahlian mempertimbangan Spektrum Pendidikan Menengah Kejuruan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai rapor dan/atau rekomendasi guru Bimbingan Konseling di SMK/MAK dan/atau hasil tes penempatan atau bisa disebut placement test oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:

1. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1);2. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2);3. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia usaha tani dan industri. Khusus untuk MAK dapat ditambah dengan muatan keagamaan yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.

Page 15: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

15Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Tabel 2.1. Mata Pelajaran Umum SMK/MAK (Empat Tahun) berdasarkan Permendikbud No. 70 tahun 2013

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

X XI XII XIII

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3

2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4 Matematika 2 2 2 2

5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2

6 Bahasa Inggris 2 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7 Seni Budaya 2 2 2 2

8 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3 3

9 Prakarya dab Kewirausahaan 2 2 2 2

Jumlah jam pelajaran kelompok A dan B per minggu 24 24 24 24

Kelompok C (peminataan)

10Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24 24

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 48 48 48 48

Keterangan:Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 48 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu. Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak 16 minggu.Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.

Page 16: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

16 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-12. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-23. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3 4. Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4

Gambar 2.1. Skema Alur Konsep SMK Agroekologi 4 Tahun

Page 17: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

17Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

B. MATA PELAJARAN

Penilaian Hasil Belajar, Kenaikan Kelas, dan Kelulusan menggunakan skill passport evidence/recognition priority learning dengan model pembelajaran tuntas, pengakuan dari instansi kerja lapangan bagi minat profesi, serta menjalankan usaha bidang agro bagi yang minat program wirausaha, dan lulus Ujian Nasional. Berikut ini Mata Pelajaran kurikulum SMK Program 4 tahun:

Tabel 2.2. Mata pelajaran Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

MATA PELAJARAN

KELASX XI XII XIII

1 2 3 4 5 6 7 8

Kelompok A (Wajib)

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2 2 22 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 2 23 Bahasa Indonesia 2 2 2 2 2 2 2 2

4 Matematika 3 3 3 3 3 3 3 35 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2 2 26 Bahasa Inggris 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah A 14 14 14 14 14 14 14 14

Kelompok B (Wajib)7 Seni Budaya 2 2 2 2 2 2 2 2

8 Teknowirausaha 2 2 2 2 2 2 2 2

9 Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah B 7 7 7 7 7 7 7 7

Kelompok C (Peminatan)

C1. Dasar Bidang Keahlian

10 Fisika 2 2 2 2 - - - -11 Kimia 3 3 3 3 3 3 - -12 Biologi 3 3 3 3 3 3 - -

Jumlah C1 8 8 8 8 6 6

C2. Dasar Program Keahlian

13 Teknologi Budidaya Tanaman 6 6 - - - - - -

14 Manajemen Peternakan 3 3 - - - - - -

15 Manajemen Perikanan 4 4 - - - - - -

16 Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca panen 3 3 - - - - - -

17 SHE, GMP dan HACCP 3 3 - - - - - -

18 Pengembangan Produk Kreatif 3 3 3 3 3 3

Jumlah C2 18 18 3 3 3 3 3 3

C3. Paket Keahlian

19 Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan Organik - - 6 6 - - *25 *25

20 Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik - - 4 4 2 2 *25 *25

21Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia - - 4 4 2 2 *25 *25

22Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia - - 2 2 4 4 *25 *25

23 Teknologi Pengolahan Hasil Pangan 2 2 - - 4 4 *25 *25

24 Teknologi Pengolahan Limbah - - 3 3 3 3 *25 *25

25 Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan 2 2 - - 4 4 *25 *25

26 Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu - - - - 3 3 *25 *25

Jumlah C3 4 4 19 19 22 22 25 25

TOTAL 52 52 52 52 52 52 52 52

Page 18: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

18 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Tabel 2.3. Matriks Output Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

MATA PELAJARANSemester

1 2 3 4 5 6 7 8

Kelompok A (Wajib) OUTPUT

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Mengaplikasikan Dasar agama dalam dalam berwirausaha dan bekerja profesional di bidang agro

2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Memahami prinsip kewarganegaraan dalam implementasi berwirausaha dan bekerja profesional di bidang agro

3 Bahasa Indonesia Menerapkan Bahasa Indonesia baku dalam implementasi berwirausaha dan bekerja profesional di bidang agro

4 Matematika Menerapkan pola matematika untuk dasar implementasi dalam berwirausaha dan bekerja profesional di bidang agro

5 Sejarah Indonesia Mempelajari sejarah untuk meningkatkan bela negara

6 Bahasa Inggris Meningkatkan level dalam berwirausaha dan bekerja di bidang agro secara internasional

Kelompok B (Wajib)

7 Seni Budaya Mempelajari seni budaya yang berkaitan dengan filosofi bidang agro

8 Teknowirausaha Meningkatkan skill dalam pengembangan wirausaha di bidang agro

9Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan

Memahami pentingnya kesehatan dalam menunjang produktivitas bekerja profesional dan berwirausaha di bidang agro

Kelompok C (Peminatan)

C1. Dasar Bidang Keahlian

10 Fisika Menguasai prinsip dasar untuk implementasi Teknik Bidang agro - - - -

11 Kimia Menguasai prinsip dasar untuk implementasi pengembangan Teknologi di bidang Agro - -

12 Biologi Menguasai prinsip dasar implementasi yang diterapkan pada pengembangan teknologi dan produktivitas di bidang agro - -

C2. Dasar Program Keahlian

13 Teknologi Budidaya Tanaman

Memahami gambaran secara umum terkait potensi pengembangan dan manajemen budidaya tanaman jenis serealia maupun holtikultur organik

- - - - - -

14 Manajemen Budidaya Peternakan

Memahami gambaran secara umum terkait potensi pengembangan dan manajemen budidaya peternakan ruminansia maupun non ruminansia

- - - - - -

15 Manajemen Budidaya Perikanan

memahami gambaran secara umum terkait potensi pengembangan dan manajemen budidaya perikanan air tawar, payau, maupun laut

- - - - - -

16Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca panen

memahami gambaran secara umum terkait potensi pengembangan dan pengolahan hasil pasca panen dari pertanian, peternakan, dan perikanan

- - - - - -

Page 19: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

19Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

17 SHE, GMP dan HACCP

Memahami dan menerapkan prinsip prinsip dari SHE, HACCP, dan GMP berbasis usaha pengolahan pasca panen

- - - - - -

18 Pengembangan Produk Kreatif - - Memahami gambaran secara umum dan langkah langkah

terkait pengembangan produk kreatif berbasis agro

C3. Paket Keahlian

19Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan Organik

- -

Menguasai secara teknis tentang agrobisnis tanaman pangan

- -

Mampu membangun usaha agrobisnis di sektor tanaman serealia organik

20Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik

- -Menguasai secara teknis tentang agrobisnis tanaman holtikultura dan Mampu membangun usaha agrobisnis tanaman holtikultura organik

21

Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia

- -Menguasai secara teknis tentang agrobisnis peternakan ruminansia dan Mampu membangun usaha agrobisnis peternakan ruminansia

22

Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia

- -Menguasai secara teknis tentang agrobisnis peternakan non ruminansia dan Mampu membangun usaha agrobisnis peternakan non ruminansia

23 Teknologi Pengolahan Hasil Pangan

Menguasai secara teknis tentang agrobisnis pengolahan hasil pangan

- -Mampu membangun usaha agrobisnis di bidang pengolahan hasil pangan peternakan, pertanian, maupun perikanan

24 Teknologi Pengolahan Limbah - -

Menguasai secara teknis tentang teknologi pengolahan limbah Peternakan, pertanian dan perikanan serta Mampu membangun usaha agrobisnis di bidang pengolahan limbah

25Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan

Menguasai secara teknis tentang agrobisnis budidaya perikanan air tawar, payau, maupun laut

- - Mampu membangun usaha agrobisnis di sektor perikanan air tawar, payau, dan laut

26 Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu - - - -

membangun sebuah usaha mulai dengan membuat bisnis plan, memanajemen produksi, maintenance usaha hingga penentuan pasar di bidang Agro Ekologi

Page 20: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

20 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

C. KOMPETENSI DASAR KURIKULUM

Kompetensi Dasar pada kurikulum mata pelajaran wajib A, Wajib B dan Peminatan C1 menganut pada kompetensi dasar kurikulum yang telah disusun mengacu pada Permendikbud nomor 70 tahun 2013. Sehingga Sekolah hanya menyesuaikan saja dnegan kurikulum yang sudah diterapkan di Sekolah. Hanya saja meambahkan kompetensi dasar pada Kelompok mata pelajaran Peminatan C2 dan Peminatan C3 yang di rumuskan sebagai berikut:

1. Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Peminatan (C2) Sekolah Menengah Kejuruan 4 Tahun.

1.1. Kompetensi Pendidikan Manajemen Teknologi Budidaya Tanaman

Tabel 2.4. Kompetensi Dasar Manajemen Teknologi Budidaya Tanaman

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pem belajaran dasar dasar budidaya tanaman sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

• Siswa mampu memahami gambaran secara umum terkait manajemen budidaya tanaman jenis serealia maupun holtikultur• Mengetahui potensi pertanian dan gambaran pengembangannya

Mata pelajaran didukung dengan praktik lapangan di laboratorium edukasi berbasis pertanian organik yang terintegrasi dengan peternakan dan perikanan (Biocyclefarming)

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujurterhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargu-mentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap kese-lamatan diri dan lingkun-gan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan perco-baan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

Page 21: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

21Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

• Menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)• Menerapkan prinsip pelestarian lingkungan hidup• Memahami Dasar Manajemen pemeliharaan dan kesehatan tanaman Pangan dan Holtikultura

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secaramandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

• Melaksanakan pelestarian lingkungan hidup• Melaksanakan pengukuran unsur/ komponen persyaratan tumbuh tanaman• Mengetahui Dasar teknologi terkait kultur jaringan tanaman pangan (Serealia) dan Holtikultra• Mengetahui dasar reproduksi Tanaman terkait pembiakkan tanaman secara generatif dan vegetatif• Mengetahui gambaran umum Teknik dan Teknologi budidaya Pertanian tanaman pangan (Serelia) dan Holtikultura

Page 22: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

22 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1.2. Kompetensi Pendidikan Manajemen Peternakan

Tabel 2.5. Kompetensi Dasar Manajemen Peternakan

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pem belajaran dasar dasar budidaya ternak sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

Siswa mampu memahami gambaran secara umum terkait manajemen budidaya peternakan ruminansia dan non ruminansiaMengetahui potensi perternakan dan gambaran pengembangan-nya.

Mata pelajaran didukung dengan praktik lapangan di laboaratorium edukasi berbasis peternakan terintegrasi dengan pertanian dan perikanan (Biocycle-farming)

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerap-kan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

• Menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)• Menerapkan prinsip pelestarian lingkungan hidup• Memahami Dasar Managemen pe-meliharaan dan kesehatan ternak• Memahami potensi sektor peter-nakan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

• Melaksanakan pengukuran unsur/ komponen petumbuhan ternak• Memahami dasar-dasar budidaya ternak• Memahami sistem organ tubuh ternak• Memahami dasar perkandangan ternak

Page 23: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

23Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1.3. Kompetensi pendidikan Manajemen Perikanan

Tabel 2.6. Kompetensi Dasar Manajemen Perikanan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pem bela-jaran dasar dasar budidaya ikan sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

Siswa mampu me-mahami gambaran secara umum terkait manajemen budidaya perikanan air tawar, payau, maupun lautMengetahui potensi perikanan dan gam-baran pengemban-gannya.

Mata pelajaran didukung dengan prak-tik lapangan di laboara-torium edukasi berbasis pertanian terintegrasi (Biocycle-farming)

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proak-tif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkun-gan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujurter-hadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, ber-pendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan perco-baan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratori-um dan di lingkungan sekitar.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

• Menerapkan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (K3)• Menerapkan prinsip pelestarian lingkun-gan hidup • Memahami Dasar Manajemen pemeli-haraan dan kesehatan ikan• Memahami potensi sektor perikanan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spe-sifik di bawah pengawasan langsung

• Melaksanakan pengukuran unsur/kom-ponen petumbuhan ikan• Memahami dasar-dasar budidaya peri-kanan• Memahami sistem organ tubuh ikan• Memahami dasar perkandangan ikan

Page 24: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

24 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1.4. Kompetensi Pendidikan Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca Panen

Tabel 2.7. Kompetensi Dasar Manajemen Peengolahan Hasil dan Pasca Panen

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pembela-jaran dasar dasar Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca panen sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

Siswa mampu mema-hami gambaran secara umum terkait pengola-han hasil pasca panen dari pertanian, peter-nakan, dan perikananMengetahui potensi terkait pengolahan hasil pertanian, peternakan, dan perikananserta gambaran pengemban-gan pengolahan nya.

Mata pelajaran didukung dengan praktik lapangan di laboaratorium edukasi berbasis wirausaha

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagaipermasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujurter-hadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, ber-pendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan perco-baan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratori-um dan di lingkungan sekitar.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

• Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)• Menerapkan prinsip pelestarian lingkun-gan hidup• Mengidentifikasi karakteristik mikroor-ganisme• Mengenal prinsip-prinsip mutu dalam pengolahan

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengemban-gan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung

• Melaksanakan pengukuranunsur/• komponen hasil pasca panen• Menerapkan dasar pengolahan dan pengawetan bahan hasil pertanian• Menerapkan konsep mutu hasil pertanian dan pengendalian mutu hasil pertanian

Page 25: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

25Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1.5. Kompetensi Pendidikan SHE, GMP dan HACCP

Tabel 2. 8. Kompetensi Dasar Safety, Health , and Environment; Good Manufacturing Practice; Hazard Analysis Critical Control Point

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pembelaja-ran dasar dasar tentang prinsip keamanan pangan sebagai amanat untuk kemaslaha-tan umat manusia.

Memahami dan menerapkan prinsip prinsip dari SHE (Safety, Health , and Environ-ment), HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), dan GMP (Good Manufacturing Practice) berbasis usaha pengo-lahan pasca panen

Mata pelajaran didukung dengan praktik lapangan di laboaratorium edukasi berbasis wirausaha dan mengacu pada Industri pengolahan pangan di bidang hasil agro maupun pengolahan limbah agro

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proak-tif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkun-gan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, ber-pendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan perco-baan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratori-um dan di lingkungan sekitar.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah

• Memahami prinsip dari SHE (Safety, Health , and Environment)• Memahami prinsip dari HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)• Memahami prinsip dari GMP (Good Man-ufacturing Practice)

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengemban-gan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandi-ri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung terkait SHE, HCCP, dan GMP

• Menerapkan prosedur kerja SHE (Safety, Health , and Environment)• Menerapkan prosedur kerja HACCP (Haz-ard Analysis Critical Control Point)• Menerapkan prosedur kerja GMP (Good Manufacturing Practice)

Page 26: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

26 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1.6. Kompetensi Pendidikan Dasar Pengembangan Produk Kreatif

Tabel 2. 9. Kompetensi Dasar Pengembangan Produk Kreatif

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Menghayati dan mengamal-kan ajaran agama yang dianutnya.

Meyakini anugerah Tuhan pada pembela-jaran tentang dasar-dasar pengembangan produk Kreatif sebagai amanat untuk kemaslahatan umat manusia.

Siswa mampu mema-hami gambaran secara umum terkait pengem-bangan produk kreatif berbasis agroMemahami lang-kah-langkah dalam upaya pengembangan produk agro berbasis wirausaha

Mata pelajaran didukung dengan praktik lapangan di laboaratorium edukasi berbasis wirausaha dan studi lapangan denan level UKM maupun level industri

Menghayati dan mengamal kan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proak-tif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkun-gan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

• Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam mengumpulkan informasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, ber-pendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan perco-baan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/lahan.• Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratori-um dan di lingkungan sekitar.

Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecah-kan masalah dalam lingkup kreativitas di bidang agro

• Memahami klasifikasi produk baru• Memahami ruang lingkuppengembangan produk kreatif di bidang agro• Menganalisis langkah-langkah dalam-mengembangkan produk kreatif• Menerapkan inovasi dalammengembang-kan produk kreatif• Menerapkan modifikasi dalam pengema-sanproduk kreatif.

Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spe-sifik di bawah pengawasan langsung terkait

• Menyajikan klasifikasi produk baru• Meneyajikan ruang lingkuppengemban-gan produk kreatif di bidang agro• Menyusun langkah-langkah dalam-mengembangkan produk kreatif• Membuat inovasi dalammengembangkan produk kreatif• Membuat modifikasi dalam

Page 27: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

27Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2. Kompetensi Dasar Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3) Sekolah Menengah Kejuruan 4 Tahun.

2.1. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan Organik

Tabel 2.10. Kompetensi Dasar Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Memahami Teknis pengola-han Lahan dan pra pena-naman tanaman Pangan (Serealia)

• Menguasai teknis dalam Menyiapkan lahan dan media tanaman pangan• Mampu Menyiapkan benih sebelum di tanam• Menyiapkan dan memilih bibit unggul tanaman pangan• Menguasai teknik penanaman • Menguasai teknik pemupukan• Menguasai Pengairan tanaman pangan

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis tanaman pangan mulai dari manajemen persiapan hingga sebelum proses panenSetelah lulus siswa dapat mandiri memban-gun usaha agrobisnis di sektor tanaman serealia

Kompetensi lebih men-garah pada pengem-bangan usaha perta-nian pangan serealia berbasis Teaching Factory serta pertanian organik memanfaatkan integrasi dengan pupuk organik dari limbah peternakan

Mampu menguasai Man-agemen pemeliharaan dan kesehatan tanaman Pangan (Serealia)

• Memahami cara menanggulangi dan Mengendalikan gulma tanaman pangan• Memahami cara menanggulangi dan Mengendalikan hama tanaman pangan• Memahami cara menanggulangi dan Mengendalikan Mengendalikan penyakit• Menguasai Teknis Membumbun• Mengetahui teknis dalam Memangkas tanaman• Menguasai cara teknis pemberian ZPT• Mampu memahami teknik pemanenan

Mampu melakukanTeknik dan Teknologi budidaya Pertanian tanaman pangan (Serelia)

• Mampu mengoperasikan traktor, alat olah tanah, alat bantu tebar benih dan pengen-dalian gulma panen• Mengenali struktur alat sprayer dan cara Mengoperasikan• Mengenali struktur alat sprayer Mengop-erasikan pompa irigasi• Menguasai cara Membuat pupuk organik

Mampu Menguasai teknologi terkait kultur jaringan tana-man pangan (Serealia)

• Mampu mendeskripsikan potensi dan per-an perbenihan dalam pertanian• Mampu mendeskripsikan pembibitan tanaman dan produksi benih• Menguasai teknik perkembangbiakan tanaman dengan biji (seedling) • Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan stek• Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan cara sambung pucuk• Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan cara susuan• Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan cara okulasi• Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan teknik kultur jaringan• Menguasai teknik melakukan transplant-ing bibit• Menguasai teknik Melakukan pemang-kasan (pruning) pada bibit tanaman• Mampu mengendalikan organisme peng-ganggu tanaman (OPT)

Page 28: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

28 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.2. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik

Tabel 2.11. Kompetensi Dasar Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktifitas Unggulan

Memahami Teknis pengolah-an lahan dan pra penanaman tanaman Holtikultur

• Menguasai teknis dalam menyiapkan lahan dan media tanaman Holtikultur• Mampu menyiapkan benih sebelum di tanam• Menyiapkan dan memilih bibit unggul tanaman holtikultur• Menguasai teknik penanaman • Menguasai teknik pemupukan• Menguasai pengairan holtikultur

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis tanaman holtikultura mulai dari manajemen persiapan hingga sebelum proses panenSetelah lulus siswa dapat mandiri memba-ngun usaha agrobisnis tanaman holtikultura

Kompetensi lebih men-garah pada pengem-banga usaha pertanian holtikultura berbasis Teaching Factory serta pertanian organik yang memanfaatkan integra-si di sektor peternakan yaitu pupuk organik cair maupun padat dari limbah peternakan

Mampu menguasai Manage-men pemeliharaan dan kese-hatan tanaman Holtikultur

• Memahami cara menanggulangi dan mengendalikan gulma tanaman holtikultur• Memahami cara menanggulangi dan mengendalikan hama holtikultur• Memahami cara menanggulangi dan mengendalikan penyakit tanaman holtikultur• Menguasai teknis membumbun• Mengetahui teknis dalam memangkas tanaman• Menguasai cara teknis pemberian ZPT• Mampu memahami teknik pemanenan

Mampu melakukanTeknik dan Teknologi budidaya Per-tanian tanaman Holtikultur

• Mampu mengoperasikan traktor, alat olah tanah, alat bantu tebar benih dan pengen-dalian gulma panen• Mengenali struktur alat sprayer dan cara Mengoperasikan• Mengenali struktur alat sprayer Mengop-erasikan pompa irigasi• Menguasai cara Membuat pupuk organik• Menguasai cara budidaya dengan cara vertikultur dan hidroponik• Mampu membuat naungan

Mampu menguasai teknologi terkait kultur jaringan tana-man Holtikultur

• Mampu mendeskripsi-kan potensi dan peran perbenihan dalam pertanian• Mampu mendeskripsi-kan pembibitan tanaman dan produksi benih• Menguasai teknik perkembangbiakan tanaman dengan biji (seedling)• Menguasai teknik membiakkan tanaman dengan stek• Menguasai teknik Membiakkan tanaman dengan cara sambung pucuk• Menguasai teknik membiakkan tanaman dengan cara susuan• Menguasai teknik membiakkan tanaman dengan cara okulasi• Menguasai teknik pembiakkan tanaman dengan kultur jaringan• Menguasai teknik transplanting bibit• Menguasai teknik pemangkasan (pruning) pada bibit tanaman• Mampu mengendali-kan organisme peng-ganggu tanaman (OPT)

Page 29: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

29Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.3. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia

Tabel 2.12. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami dan menguasai nutrisi pakan ternak Ruminansia

• Menguasai teknik produksi hijauan pakan ternak (HPT)• Menguasai teknik pengawetan hijauan pakan ternak (HPT)• Mengetahui cara membuat ransum• Memahami me-kanisme pember-ikan pakan ternak ruminansia

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis peternakan ruminansia mulai dari manajemen pembibitan, hingga manajemen produksiSetelah lulus siswa dapat mandiri membangun usaha agrobisnis di bidang peternakan ruminansia

Kompetensi mengarah lebih pada pengembanga usaha berbasis Teaching Factory di bidang peternakan ruminansia biocyclefarming, integrasi di sektor pertanian dengan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi maupun pakan konsentrat.

Menguasai terkait teknik manajemen dan kesehatan ternak Ruminansia

• Memahami aturan pelaksanaan penan-ganan ternak• Menguasai tata cara pelaksanaan proses pemerahan• Memahami pencegahan penyakit ternak • Menguasai cara merawat ternak sakit• Menguasai mana-jemen pembesaran bakalan (ternak potong)• Menguasai manaje-men breeding• Menguasai cara memelihara ternak laktasi dan pedet

Menguasai tenik pemuliaan dan reproduksi ternak Ruminansia

• Mengetahui teknik Memilih bibit maupun bakalan• Mengetahui teknik cara menolong rumi-nansia beranak

Page 30: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

30 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.4. Kompetensi pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia

Tabel 2.13. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami dan menguasai nutrisi pakan ternak unggas dan non ruminansia

• Memahami bahan pakan khusus non ruminansia• Membuat formulasi pakan

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis peternakan non ruminansia mulai dari manajemen pembibitan, hingga manajemen produksi.Setelah lulus siswa dapat mandiri membangun usaha agrobisnis di bidang peternakan non ruminansia

Kompetensi mengarah lebih pada pengembanga usaha berbasis Teaching Factory di bidang peternakan non ruminansia biocyclefarming, integrasi di sektor peertanian dengan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi maupun pakan konsentrat.

Menguasai terkait teknik managemen dan kesehatan Ternak Ruminansia

• Memahami Pengo-perasian peralatan ternak unggas• Melaksanakan pencegahan pen-yakit• Memahami per-awatan ternak sakit• Memahami cara peemeliharaan ung-gas pedaging• Memahami cara peemeliharaan unggas petelur• Memahami cara peemeliharaan induk• Memahami cara pemeliharaan ung-gas petelur• Memahami cara pemeliharaan kelinci pedaging

Menguasai teknik dan teknologi reproduksi

• Menguasai mesin tetas &cara menetas-kan telur• Memahami pem-buatan Mesin tetas• Memahami terkait sistem dan alat reproduksi ternak

Page 31: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

31Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.5. Kompetensi pendidikan Teknologi Pengolahan Hasil Pangan

Tabel 2.14. Kompetensi Dasar Teknologi Pengolahan Hasil Pangan

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami

prinsip

perlakuan

sebelum proses

pegolahan

pangan

• Menerapkan teknik-teknik pemanenan bahan hasil pertanian• Menerapkan perlakuan pendahuluan terhadap ba-han hasil pertanian pasca panen• Menerapkan sanitasi di lingkungan perusahaan pengolahan hasil pertanian

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis pengolahan hasil pangan mulai dari manajemen pemanenan hasil hingga manajemen produksi panganSetelah lulus siswa dapat mandiri membangun usaha agrobisnis di bidang pengolahan hasil pangan peternakan, pertanian, maupun perikanan

Kompetensi mengarah lebih pada pengembangan usaha berbasis Teaching Factory di bidang pengolahan hasil pangan dengan memanfaatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan sebagai pangan dalam sektor industri dan usaha

Menguasai

prinsip teknik

dasar dalam

pengolahan

pangan pasca

panen

• Menggunakan mikro-organisme dalam proses pengolahan (fermentasi)• Menerapkan teknik pengendalian air dalam pengolahan• Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan• Menerapkan teknik pen-golahan dengan suhu tinggi• Menerapkan teknik peng-gunaan suhu rendah• Menerapkan teknik per-lakuan kimiawi/ enzymatis dalam pengolahan• Menerapkan teknik Pengolahan dengan bahan alami• Menerapkan teknik pemanasan tidak langsung dalam pengolahan• Menerapkan teknik pengolahan menggunakan media penghantar panas• Menganalisa Bahan Hasil Pertanian secara kimiawi (Analisa proksimat)

Menguasai

prinsip

Teknologi

indsutri dalam

pengolahan

pangan pasca

panen

• Mengoperasikan per-alatan pengolahan hasil pertanian• Mengoperasikan proses pengolahan hasil pertanian• Mengemas bahan hasil pertanian dan produk olahan• Menyimpan dan menggu-dangkan bahan hasil perta-nian dan hasil olahannya

Page 32: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

32 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.6. Kompetensi Pendidikan Teknologi Pengolahan Limbah

Tabel 2.15. Kompetensi Dasar Teknologi Pengolahan Limbah

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami prinsip perlakuan sebelum proses pegolahan

• Menerapkan teknik perlakuan limbah pra pengolahan• Menerapkan sanitasi di lingkungan perusahaan pengolahan hasil pertanian• Mengelola limbah pengolahan hasil pertanian

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis pengolahan hasil lmbah mulai dari manajemen penanganan awal limbah hinga manajemen produksi Setelah lulus siswa dapat mandiri membangun usaha agrobisnis di bidang pengolahan limbah peternakan, pertanian, maupun perikanan

Kompetensi mengarah lebih pada pengembangan usaha berbasis Teaching Factory di bidang pengolahan limbah pertanian, peternakan, perikanan sebagai ujung tombak dalam sistem integrasi berbasis sektor industri dan usaha

Menguasai prinsip teknik dasar dalam pengolahan pangan pasca panen

• Menggunakan mikroorganisme da-lam proses pengolahan (fermentasi)• Menerapkan teknik pengendalian air dalam pengolahan limbah• Menerapkan teknik konversi bahan dalam pengolahan• Menerapkan teknik pengolahan dengan suhu • Menerapkan teknik perlakuan kimi-awi/ enzymatis dalam pengolahan• Menerapkan teknik Pengolahan dengan bahan alami• Menerapkan teknik pemanasan tidak langsung dalam pengolahan• Menganalisa Bahan Hasil Pertanian secara kimiawi (Analisa proksimat)

Menguasai prinsip Teknologi indsutri dalam pengolahan pangan pasca panen

• Mengoperasikan peralatan pengo-lahan limbah• Mengoperasikan proses pengola-han limbah• Memahami teknis pengemasan hasil pengolahan limbah• Menyimpan dan menggudangkan hasil pengolahan limbah

Page 33: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

33Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.7. Kompetensi Pendidikan Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan

Tabel 2.16. Kompetensi Dasar Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami dan Menguasai Nutrisi Pakan Ikan

• Memahami Bahan Pakan khusus ikan tawarmaupun air asin• Mampu memformulasi dan memproduksi pakan

Siswa dapat menguasai secara teknis tentang agrobisnis perikanan air tawar, payau, maupun laut mulai dari manajemen pembibitan, hingga manajemen produksiSetelah lulus siswa dapat mandiri membangun usaha agrobisnis di bidang perikanan

Kompetensi mengarah lebih pada pengembangan usaha berbasis Teaching Factory di bidang perikanan biocyclofarming, integrasi di sektor peertanian dengan memanfaatkan limbah pertanian menjadi pakan fermentasi maupun pakan konsentrat ikan. Serta dapat di integrasikan antara kolam ikan dan budidaya holtikultur dengan sistem hidroponik. Menguasai

terkait teknik managemen dan kesehatan Ternak Ruminansia

• Memahami Pengoperasian pera-latan pendukung budidaya ikan • Melaksanakan pencegahan dan perawatan penyakit• Memahami terkait manajemen kondisi air dan kolam• Memahami cara peemeliharaan ikan air tawar• Memahami cara pemeliharaan ikan air payau• Memahami cara pemeliharaan ikan air asin• Memahami cara pemeliharaan benih ikan

Menguasai teknik dan teknologi reproduksi

• Menguasai cara penyebaran benih• Memahami teknik penetasan khusus• Memahami teknik siklus reproduksi ikan• Memahami terkait sistem dan alat reproduksi ikan

Page 34: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

34 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.8. Kompetensi Pendidikan Konsep dan Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu

Tabel 2.17. Kompetensi Dasar Konsep dan Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu

Kompetensi inti Kompetensi Dasar Output Aktivitas Unggulan

Memahami dasar pertanian terpadu dalam lingkup agrobisnis

Memahami prinsip pertanian terintegrasi organik

Siswa dapat membangun sebuah usaha mulai dengan membuat bisnis plan, memanajemen produksi, maintenance usaha hingga penentuan pasar berbasis sistem Agro Ekologi yang terintegrasi dan organik

Indikator keberhasilan mata pelajaran ditentukan dengan perspektif penilaian dalam menyusun bisnis plan hingga realisasi konsep bisnis plan tersebut. Sehingga siswa belajar terkait sistem wirausaha Agro Ekologi yang terintegrasi dan organik berbasis konsep Teaching Factory.

Menguasai terkait perencanaan dan analisis usaha agrobisnis

• Mampu merencanakan dan menganalisis usaha Pertanian• Mampu merencanakan dan menganalisis usaha Peternakan• Mampu merencanakan dan menganalisis usaha perikanan• Mampu merencanakan dan menganalisis usaha pasca panen

Mampu menguasai ilmu pemasaran produk

• Mampu menguasai strate-gi pemasaran• Mampu menentukan mar-ket pasar produk pertanian• Memahami terkait sistem dan manajemen pemasaran• Menganalisis dan membuat trend market dalammengembangkan produk kreatif

Page 35: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

35Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

C. MODEL PEMBELAJARAN MELALUI KEMITRAAN DENGAN SISTEM DUDI

Peran SMK dikembangkan tidak sekedar menjadi pusat penyiapan tenaga kerja menengah saja, tetapi mulai dikembangkan untuk berperan bagi pengembangan masyarakat di berbagai bidang seperti pengembangan teknologi, seni, pariwisata, budaya dan sebagainya. Salah satu contoh pada bidang teknologi, SMK memiliki potensi pengembangan teknologi di bidang agro dengan berbagai fasilitas dan sumberdaya manusia yang dimiliki. Beberapa SMK berhasil mengembangkan unit produksi, business centre atau Teaching Factory. Hal ini merupakan potensi unggulan untuk menjalin diversifikasi kemitraan SMK dengan dunia usaha/ dunia industri (DUDI). Pentingnya kemitraan ini bagi SMK adalah SMK menjadi tahu tuntutan keterampilan apa yang dibutuhkan di DUDI, sehingga sekolah bisa menyiapkan siswanya. Sehingga sebagai tolak ukur keberhasilan kompetensi siswa, persiapan memasuki dunia kerja, dan peningkatan potensi siswa di SMK serta peningkatan kurikulum (sinkronisasi kebutuhan).

Berbagai kondisi dan potensi yang dimiliki SMK dan DUDI tersebut perlu dikembangkan sistem kemitran sinergis sebagai model dan rujukan nasional bagi kemitraan SMK-DUDI. Aspek-aspek kerjasama sekolah dengan DUDI yaitu (a) kurikulum, (b) penyusunan program, (c) pembelajaran, (d) evaluasi program dan hasil; 3) bentuk-bentuk kerjasama sekolah dengan DUDI yaitu (a) akta perjanjian MOU, merupakan bentuk kerjasama yang menjadi naskah kerjasama kedua belah pihak. (b) on the job training, merupakan praktik kerja siswa diperusahaan yang menjadi mitra kerja dan (c) saling menguntungkan dengan melakukan kesepakatan yang sifatnya berkesinambungan antara sekolah dengan DUDI: 1) Program Permagangan; 2) Program Pelatihan; 3) Program Produksi (produk inovatif); 4) Program Penyaluran Lulusan.

Gambar 2.2. Bagan Sistem DUDI (Ismara, 2015 : 48)

Page 36: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

36 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Proses rekrutmen lulusan SMK agar cepat terserap di industri dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dapat dibantu oleh pihak sekolah melalui beberapa program, seperti :

1. School Recruitment Kegiatan rekrutmen SDM langsung disekolah yang dilakukan oleh dunia industri dengan berbagai tahapan seleksi/proses screening. Pihak sekolah harus menyiapkan sarana dan prasarana,sebagai salah satu bentuk service kepada dunia usaha atau dunia Industri.

2. School Career Fair Pameran Bursa Sekolah dalam bentuk pasar kerja yang dilaksanakan pasca lulusan /pelepasan siswa, Bidang kerjasama dan pelayanan Industri disetiap Sekolah Kejuruan (SMK), dalam hal ini sebagai penyelenggara kegiatan mengundang Dunia Industri hadir dengan berbagai acara selain job vacancy juga berbagai kegiatan termasuk berbagai lomba keterampilan sehingga intinya adalah menunjukan semua kompetensi yang dimiliki, untuk ditawarkan kepada kepada Industri.

3. Pengiriman SDM ke Perusahaan Kegiatan ini dilaksanakan oleh bidang kerjasama dan pelayanan industri , dimana setiap ada permintaan SDM baik untuk PKL maupun untuk calon tenaga kerja dari perusahaan, senantiasa men-support dengan mengirimkan dan ikut mendampingi beberapa siswa /alumni sesuai dengan jumlah SDM yang diminta.

4. Recruitment Process Secara professional unit pelaksana teknis PKL dan penyaluran, dibawah bidang kerjasama dan pelayanan industri disetiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Menampung berkas lamaran yang Siswa/alumni kirimkan untuk di-follow-up ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan SDM. Dengan recruitment CV dari siswa/alumni akan sangat memudahkan perusahaan dan siswa/alumni itu sendiri untuk memanfaatkan lowongan pekerjaan yang up to date . Pengiriman sejumlah database siswa/alumni berdasarkan sortir dan filterasi kualifikasi yang diminta untuk kebutuhan SDM perusahaan/Industri.

5. Come To Company Metode jemput bola yang dilakukan secara professional oleh unit pelaksana teknis PKL dan penyaluran, dibawah bidang kerjasama dan pelayanan industri disetiap Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), berkunjung untuk menjelaskan berbagai hal tentang apa yang dimiliki oleh sekolah termasuk kompetensi apa yang sudah diberikan kepada siswa/alumni ke berbagai dunia industri dan dunia usaha sebagai upaya untuk meningkatkan nilai jual sekolah.

Pembelajaran di tempat kerja menyangkut aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Bertujuan untuk membentuk karakter melalui pengalaman, motivasi, dan hubungan sosial ditempat kerja. Pembelajaran pada lingkungan kerja dapat dilakukan melalui observasi, imitasi, kolaborasi, membantu menyelesaikan pekerjaan, berlatih, dan melakukan pekerjaan lain yang sifatnya simulasi dari observasi. Pembelajaran pada tempat kerja dapat dipandang sebagai bentuk kemandirian, berorientasi pada proses, dan secara esensi merupakan bentuk pembelajaran sepanjang hayat guna mengembangkan kepribadian, profesionalitas, inovasi, dan kecakapan kerja (Peter Dehnbostel, 2008:444). Pembelajaran di tempat kerja memberikan pengalaman kepada siswa untuk merasakan langsung atmosfer nyata sebagai karyawan.

Pengalaman yang dimiliki siswa saat melakukan pembelajaran di tempat kerja menjadi bekal berharga siswa setelah lulus. Lulusan SMK yang memiliki pengalaman belajar di tempat kerja diharapkan lebih mudah beradaptasi dalam dunia kerja dibanding lulusan SMA. Adaptasi dilakukan terhadap beban tugas baru, transisi kerja maupun perkembangan teknologi yang ada. Pembelajaran ditempat kerja sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan transisi siswa saat lulus.

Page 37: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

37Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Gambar 2.3. Bagan Penyelarasan SMK (Ismara, 2015 : 51)

Lulusan SMK yang laku di pasar kerja harus menguasai kompetensi sesuai dengan kebutuhan industri. Ada tiga komponen kompetensi yang dibentuk melalui kerangka kognitif, yaitu sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (Bloom, et al., 1956). Kerangka komponen kompetensi untuk pembelajaran dalam industri dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.4. Bagan Industrial dan Inovasi (Ismara, 2015 : 52)

Page 38: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

38 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Sikap merupakan komponen pertama yang harus dikuasai lulusan SMK sebelum masuk DUDI. Sikap erat kaitannya dengan keyakinan, perasaan, dan emosi. Lulusan SMK harus mampu mengontrol perasaan dan emosi terutama saat bekerja. Kompetensi kedua yang harus dikuasai adalah pengetahuan. Pengetahuan yang diberikan kepada lulusan SMK bersifat dasar. Pengetahuan dasar sangat penting sebagai bekal untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi. Pengetahuan juga harus terus ditambah oleh lulusan selama berada bekerja pada dunia industri

Komponen ketiga yang harus dikuasai lulusan SMK adalah ketrampilan. Ketrampilan adalah komponen utama yang membedakan antara lulusan SMA dan SMK. Lulusan SMK telah dibekali dengan ketrampilan yang lebih spesifik dan aplikatif sesuai dengan bidang keahlian yang dipilih.

Berdasar analisis terhadap kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI dan tahapan kompetensi ketrampilan, sikap dan pengetahuan, maka metode pengajaran yang paling tepat menurut (Loughner et al. 2001 dalam Mavrikios, 2013) antara lain:

1. Diskusi, digunakan untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.2. Presentasi, digunakan untuk mentranster pengehuaan pada banyak peserta.3. Tutorial, menggunakan multimedia interaktif digunakan untuk menjelaskan prosedur operasional.4. Studi Kasus, digunakan untuk mendeskripsikan hal nyata, mencari dan menyelesaikan masalah (probelm

finding & problem solving).5. Demonstrasi, digunakan untuk memberi ilustrasi prinsip dan prosedur kerja suatu peralatan industri.6. Simulasi, digunakan untuk menggambarkan situasi nyata7. Bermain Peran, digunakan untuk mempraktikan kondisi nyata lapangan.

Ketujuh metode pengajaran yang sesuai dengan DU/DI bisa diterapkan untuk berbagai model pembelajaran baik yang berlangsung di sekolah maupun di lingkungan kerja. Model pembelajaran yang bisa diterapkan antara lain Prakerin (praktik kerja industri), Pembelajaran Sistem Ganda (PSG), Teaching Factory dan Work Based-Learning (WBL).

1. Prakerin

Pendidikan berbasis ganda (di sekolah dan di tempat kerja) sesuai dengan konsep link and match dan learning by doing. Prakerin dapat menjadi sarana untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil, kompeten dan berdaya saing global. (Mardiyah dan Supriyadi, 2013). Program Prakerin pada DU/DI hanya mampu menyajikan dasar ketrampilan yang bersifat tiruan / simulasi, meskipun didukung peralatan yang komplet. Hal ini di karenakan untuk membentuk profesionalitas dibutuhkan pengetahuan teknik dan kiat (arts). Pengetahuan teknik bisa dipelajari disekolah dalam waktu singkat, namun kiat diperoleh melalui proses pembiasaan (habbiat forming) dan internalisasi (Darmono, et al., 2014). Model penyusunan prakerin meliputi 8 tahapan, yaitu : 1) penyusunan agenda prakerin, (2) pencarian tempat prakerin, (3) pembekalan (pembinaan), (4) ujian pembekalan, (5) pelaksanaan, (6) monitoring pembimbing, (7) bimbingan penyusunan laporan, dan (8) ujian akhir prakerin (Darmono, dkk., 2014).

2. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Pendidkan sistem ganda (dual system) adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program penguasaan kerja, yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, meningkatkan dan memperkokoh link and match antar lembaga pendidikan-pelatihan kejuruan dan dunia kerja, meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualitas profesional dan memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. Kemitraan antar lemabaga pendidikan dengan dunia usaha/industri merupakan kunci pokok keberhasilan pendidikan sistem ganda (PSG) pada sekolah kejuruan, dimana penyelenggaraan pendidikan dirancang, dilaksanakan dan di evaluasi bersama. PSG merupakan konsep pelatihan langsung bagi siswa di dunia kerja untuk mengimplementasikan kompetensi yang di peroleh selama kegiatan pembelajaran dan juga sebagai konsep pemasaran berwawasan produk (Wayong, 2012).

SMK sebagai lembaga tumpuan pemerintah dalam mencetak tenaga kerja siap pakai lebih banyak mengajarkan teori dan praktik yang sifatnya masih dasar. Industri berperan sebagai tempat belajar siswa dalam kegiatan praktikum untuk belajar mengaplikasikan secara langsung dasar pengetahuan dan ketrampilan yang sudah diajarkan oleh sekolah.

Page 39: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

39Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Bentuk PSG antara DU/DI sebagai tempat praktikum siswa di dunia kerja dan sekolah dapat dilihat pada :

Gambar 2.5. Bagan Teori dan Praktek DUDI (Ismara, 2015 : 57)

3. Teaching Factory

Pelaksanaan pembelajaran pada konsep ini dikolaborasikan dengan sistem Teaching Factory, untuk mengembangkan skill siswa sesuai dengan kebutuhan dunia industri maupun dunia wirausaha di bidang agro. Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan sekolah. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri.

Teaching Factory merupakan konsep pembelajaran yang mengintegrasikan kelas dengan tempat kerja (Mavrikios, 2013). Konsep Teaching Factory tidak jauh berbeda jika dibanding sistem PSG, keduanya sama – sama menerapkan model dual-channel yang mengkombinasikan antara teori dan praktek. Teaching Factory memiliki dua tujuan yaitu mendorong siswa mengembangkan produk industri dalam skala kecil dan menyediakan peralatan terkait perencanaan dan kontrol yang dibutuhkan oleh industri. Secara umum Teaching Factory merupakan metode yang digunakan untuk:

a. Mencetak lulusan profesional yang mampu bersaing secara efektif dalam industri saat ini.b. Meningkatkan kurikulum saat ini dengan berkonsep pada sistem industri modern.c. Memberikan solusi atas permasalahan teknologi untuk menjawab dinamika yang terjadi dalam industri.d. Mentransfer teknologi dan informasi dari dan ke perusahaan mitra, perusahaan lokal, kegiatan siswa dan tim

pengembang sebagai motor utamanya. (Alptekin, dkk. 2001)

Konsep utama dalam Teaching Factory adalah sinkronisasi antara kepentingan industri dengan dunia pendidikan guna menghsilkan lulusan yang siap pakai untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri terkait. Teaching Factory merupakan sebuah sistem pembelajaran untuk meningkatkan kualitas mutu siswa SMK. Production works adalah kegiatan produksi barang dan jasa yang dilakukan oleh kelas pendidikan teknik dan kejuruan dibawah kontrak dengan pihak ke tiga sebagai pemberi remunerasi (kompensasi). Sebagai konsekuensi dilaksanakan Teaching Factory adalah sekolah harus mampu menciptakan sebuah lapangan pekerjaan yang bermanfaat dan memiliki nilai jual. Model Teaching Factory diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa SMK, baik kompetensi kognitif maupun vokasional melalui 6 langkah (TF-6M). Enam langkah dalam satu siklus kerja tersebut terdiri atas(1) Menerima pemberian order; (2) Menganalisis order; (3) Menyatakan kesiapan mengerjakan order; (4) Mengerjakan order; (5) Melakukan quality control; (5) Menyerahkan order.

Page 40: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

40 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Menurut Direktorat PSMK (2008) Teaching Factory memiliki komponen pendukung untuk mencapai keterlaksanaannya. Komponen yang terdapat di dalam Teaching Factory adalah manajemen operasional, proses pembelajaran, instruktur dan fasilitas, produk dan layanan, kurikulum, financial and investment, kemitraan, HR, serta entrepreneur.

a. Manajemen operasional. Teaching Factory membutuhkan suatu pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program. Perencanaan Teaching Factory dibuat berdasarkan pada tujuan yang memuat target dan strategi pencapaian yang jelas.

b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam Teaching Factory berasal dari DU/DI maupun dunia pendidikan (SMK). Sumber daya manusia yang berasal dari DU/DI antara lain karyawan, instruktur, kementerian terkait dan perangkat DU/DI lainnya. Sumber daya manusia yang berasal dari dunia pendidikan diantaranya guru, kepala sekolah, bimbingan konseling dan kementerian pendidikan, termasuk siswa yang terlibat dalam Teaching Factory.

c. Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, Tilaar (1999). Pelaksanaan Teaching Factory kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa SMK meliputi pendalaman materi teori dan praktik kejuruan di laboratorium atau bengkel praktik dan kegiatan produksi di pabrik atau sarana Teaching Factory yang lain. Kurikulum disini berguna untuk mengintegrasikan proses pembelajaran dengan kegiatan Teaching Factory dan mengatur jam pelajaran. Kurikulum juga mengatur mengenai model yang akan digunakan dalam pengaturan yang ada antara pelaksanaan praktik dibagi per hari atau per blok.

d. Sarana dan Prasarana. Keberadaan sarana penunjang untuk melaksanakan pembelajaran akan berlangsung baik jika sudah memenuhi standar. Program pendidikan memiliki sarana dan prasarana yag menunjang untuk melaksanakan pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang akan melaksanakan Teaching Factory sebesar 60-70% dipergunakan untuk bisnis dan produksi, (Triatmoko, 2009).

e. Investasi dan Keuangan Pengelolaan keuangan dalam suatu kegiatan menjadi suatu kebutuhan tersendiri. Termasuk tujuan dari Teaching Factory salahsatunya adalah meningkatkan sumber pendapatan sekolah. Setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam investasi dan keuangan diantaranya adalah pengelolaan dana, sumber pendapatan, pencarian sumber pendapatan, sampai kepada pengalokasian dana supaya dikelola dengan baik.

f. Kerjasama dengan Industri dan Institusi Lain yang Terkait dengan Partnership. Kerjasama dengan industri atau institusi lain akan berfungsi sebagai penambah jaringan dan juga untuk mempermudah meningkatkan kualitas. Kerjasama yang dilakukan akan terkait dengan pemerintah, industri, sekolah lain yang mengadakan program serupa, dan juga untuk masyarakat.

g. Proses Pembelajaran melalui Kegiatan Produksi. Sekolah kejuruan akan efektif apabila proses pembelajaran dilakukan pada lingkungan yang merupakan tiruan atau replika dari lingkungan kerja yang sebenarnya Prosser, (1950:217). Teaching Factory merupakan model pembelajaran untuk menghadirkan dunia kerja yang sebenarnya ke dalam lingkungan sekolah. Sehingga siswa dapat mengiuti proses pembelajaran yang sama dengan apa yang akan dilakukan di dunia kerja. Proses pembelajaran yang termasuk dalam salah satu kegiatan produksi memberikan pengalaman. Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale, kebermaknaan dalam pembelajaran mendapatkan

Page 41: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

41Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

pengalaman langsung memiliki keterserapan sebanyak 90%. Sehingga, siswa menguasai berbagai macam simulasi materi yang dijadikan pembelajaran.

h. Kewirausahaan.Enterpreneur merupakan seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan (Kasali, 2010). Definisi baru yang digunakan sebagai enterpreneur agar tidak mengalami sebuah penyempitan makna. Berbeda dengan enterpreneur masa lalu. Richard Cantilon mendefinisikan bahwa enterpreneur ialah pekerja mandiri dengan pendapatan yang tidak menentu (Lambig & Kuchl, 2003). Kegiatan Teaching Factory untuk menentukan jiwa wirausaha siswa memberikan materi mengenai kewirausahaan dn praktik dalam kegiatan wirausaha. Kemampuan menjadi enterpreneur terbagi atas softskill dan hardskill. Softskill berupa nilai dan karakter-karakter sedangkan hardskil merupakan yang bersifat nampak dari seseorang. Salah satu indikator adanya suatu wirausaha adalah adanya pelatihan kewirausahaan baik bagi masyarakat SMK maupun luar SMK.

i. Produk Barang dan Jasa. Produksi barang dan jasa hendaknya disesuaikan dengan program pendidikan kejuruan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan kepada tujuan Teaching Factory adalah menghasilkan produk yang bisa diserap oleh masyarakat. Keseimbangan dengan kegiatan yang sebelumnya telah dilakukan produksi akan mudah dan akan lebih terpercaya kualitasnya apabila sesuai dengan pendidikan kejuruan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika memproduksi barang dan jasa adalah dengan melakukan analisis. Diantara beberapa aspek yang perlu dianalisis adalah aspek kebutuhan pasar, sasaran, proses pembelian, mutu dan kemasan, model, branding, pelayanannya dan garansi yang diperlukan. Berikut alur produk barang dan jasa berbasis teaching factory yang dapat diterapkan:

Gambar 2.6. Alur Produk Teaching Factory

Kajian teching factory mengacu kepada student teacher centered berpola deduktif. Metode pembelajaran dari Teaching Factory adalah dengan menggunakan metode terpadu. Tahapan proses pembelajaran yang digunakan dalam Teaching Factory meliputi preparasi, presentasi, aplikasi, dan avaluasi yang pada akhirnya akan menghasilkan hasil.

Tahap preparasi merupakan proses dari kegiatan kolaborasi antara produsen dan konsumen. Dalam tahapan preparasi, pihak sekolah melaksanakan suatu kegiatan untuk berita acara dan short training. Berisi mengenai pembelian produk paket beserta bahan-bahan yang belum dirakit . Selain itu, ditambah dengan modul petunjuk perakitan dan spesifikasi produk, serta kegiatan simulasi dan short-training produk ditambah kegiatan pengamatan langsung perakitan di pabrik ketika pembuatannya.

Tahap presentasi merupakan proses penjabaran dan menampilkan yang sudah didapatkan pada tahap preparasi kepada siswa. Presentasi dilakasanakan oleh guru dan salah satu dari teknisi DU/DI yang bersangkutan. Tahap presentasi bisa dibantu oleh berbagai media pembelajaran seperti LCD. Metode yang digunakan metode tanya-jawab dan demonstrasi secara langsung di hadapan para siswa.

Page 42: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

42 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Tahap aplikasi adalah tahapan belajar siswa dapat merakit produk. Terdapat beberapa macam merancang diantaranya adalah perakitan. Aplikasi dilaksanakan secara mandiri apabila setelah dua kali melaksanaan dengan dosen pembimbing. Tahap evaluasi atau assesment adalah kegiatan untuk mengevaluasi produk dan kinerja siswa. Evaluasi produk memiliki tujuan untuk menilai dan mengevaluasi berbagai macam produk yang dihasilkan oleh siswa. Selain itu dinilai juga mengenai kinerja siswa. Kegiatan ini dilakukan oleh guru dan teknisi dalam menilai produk yang dihasilkan oleh siswa.

4. Work Based Learning (WBL)

Work-Based Learning (WBL) adalah bentuk pembelajaran kontekstual dimana proses pembelajaran dipusatkan pada tempat kerja dan meliputi program yang terencana dari pelatihan formal, mentoring, dan pencarian pengalaman kerja yang mendapatkan gaji. Dalam sistem ini siswa belajar dengan seorang ahli atau maestro melalui pengamatan dan imitasi perilaku dan cara kerjanya dengan intens sehingga bisa mendapatkan pengalaman spesifik.

Model pembelajaran WBL menurut Raelin (2008) dikembangkan berdasar pada dua dimensi dasar. Dimensi pertama yaitu model pembelajaran teori dan praktek. Teori dapat dipandang sebagai landasan dari praktik. Praktik dapat dikembangkan lebih lanjut dengan teori yang sudah dikuasai. Tanpa menguasai teori yang kuat praktik yang dilakukan hanyalah sia – sia, karena praktik yang dilakukan tidak dapat dikembangkan lagi. Dimensi kedua adalah bentuk pengetahuan ekplisit dan tacit. Pengetahuan eksplisit (deklaratif) merupakan pengetahuan yang dikonsepkan, biasanya ditunjukan dalam bentuk susunan kata. Pengetahuan tacit (prosedural) adalah pengetahuan yang diungkapkan dalam bentuk tahapan. Teknologi yang menjadi inti dari DU/DI mengandung pengetahuan eksplisit dan tacit. Bagian dari teknologi merupakan pengetahuan deklaratif dan prinsip kerja atau penggunaannya merupakan pengetahuan tacit.

Gambar 2.7. Bagan Pengetahuan eksplisit dan tacit (Ismara, 2015 : 69)

Work Based Learning mengembangkan berbagai aspek secara individu dan kolektif. Pembelajaran berbasis kerja menarik sebuah benang merah bahwa ada kesinambungan antara teori dan praktik yang dilaksanakn. Work Based Learning digunakan untuk menghasilkan produk berbasis dengan kemampuan individu, kemampuan kelompok, berdasarkan teori dan praktik.

Page 43: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

43Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

D. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

1. Memiliki kepribadian yang baik secara spiritual, sosial, dan personal;2. Menjadi Warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baik dan Patriot Pancasila;3. Menjadi Pengusaha tani yang mampu mengaplikasikan ilmu Agro Ekologi dan mengelola agribisnis dari hulu (on

farm) sampai hilir (off farm) secara mandiri dan bersama sama dalam kelompok/ koperasi dan dalam hamparan/kawasan yang mensejahterakan dirinya-keluarganya –masyarakatnya, serta ramah lingkungan;

4. Menjadi Pengusaha tani Agro Ekologi yang mampu bekerja sama dalam kelompok/ koperasi untuk mengelola kegiatan hulu (on farm) dan hilir (off farm) untuk meningkatkan posisi tawar, nilai tambah, kesejahteraan, konservasi lingkungan;

5. Menjadi Pengusaha tani Agro Ekologi yang mampu bekerja sama dalam kelompok/ koperasi untuk menjadikan kegiatan kelompok/koperasi taninya sebagai industry kreatif wisata agro yang memberi nilai tambah tinggi kepada anggota- masyarakat- dan kawasan, serta konservasi lingkungan;

6. Menjadi Pengusaha tani Agro Ekologi yang mampu bekerja sama dalam kelompok / koperasi untuk bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan / stake holder pertanian organik, serta menjadi agen perubahan dalam pertanian ramah lingkungan, dan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan;

7. Menjadi Pengusaha tani Agro Ekologi yang mampu bekerja sama dalam kelompok / koperasi yang memiliki kemajuan berkelanjutan (continual improvement) dalam “input”, “output”, maupun “outcome “ di sektor pengembangan sumber daya manusia, maupun di sektor hilir (on farm) maupun di sektor hulu (off farm) serta

bersertifikat profesi pertanian organik nasional maupun internasional yang berkelanjutan.

Page 44: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

44 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 45: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

45Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

BAB III

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. ANALISIS KEBUTUHAN PENDIDIK

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah yang berpengalaman sebagai : guru, wali kelas, ketua kompetensi keahlian, dan wakil kepala sekolah yang baik. Kepala Sekolah yang memiliki visi tentang 8 SNP, badan layanan umum (BLU), pertanian organik dan usaha tani organik, petani dan koperasi, dan pengembangan usaha tani.

2. Guru

Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa. Agar pelaksanaan KBM ini berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka harus diciptakan guru yang profesional dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan SMK baik jumlah, kualifikasi maupun spesialisasinya.

Permasalahan peningkatan mutu guru tidak hanya dapat diselesaikan dengan memberikan gaji dan kesejahteraan yang cukup atau dilakukan upaya-upaya pembinaan kompetensi guru, hal ini sangat penting karena perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat, sehingga menuntut guru untuk terus menerus meningkatkan dirinya sehingga dapat mengikuti atau bahkan membuat suatu rekayasa teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat luas. Selain upaya guru untuk meningkatkan kemampuan dirinya sendiri, pemerintah berkewajiban untuk mempunyai standar khusus dalam pengangkatan guru, khususnya SMK. Banyak diantaranya kasus guru SMK yang mempunyai latar belakang tidak linear dengan mata pelajaran yang diampuh. Sehingga perlu adanya konsep mencetak guru agar memiliki kompetensi yang memadai (profesional). Sudah saatnya kita memiliki suatu program kaderisasi yang dapat mengantisipasi kebutuhan guru SMK masa depan.

Dalam menjawab tantangan tersebut, maka pilihan yang terbaik atau prioritas adalah program peningkatan sumber daya gurur SMK melalui sertifikasi pedagogi sarjana terapan maupun lulusan D4 yang berasal dari siswa SMK. Lanjutan dari program minat profesional nantinya, sarjanan terapan yang profesional sesuai bidangnya akan mengikuti program pedagogi untuk mendapatkan sertfikat mengajar. Hal tersebut sangat mumpuni dalam memiliki SDM guru SMK yang memiliki skill mengajar berdasarkan ilmu praktisi yang didapatkan selama di SMK 4 tahun Agro Ekologi, bekerja, maupunpada saat menggeluti program D4. Berikut ini bagan alur program peningkatan sumber daya guru SMK:

Page 46: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

46 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Gambar 3.1 Bagan Alur program usulan peningkatan guru SMK bidang Agro

Kebutuhan guru sebagai tenaga pendidik di SMK Agro Ekologi dapat dikategorikan dan selanjutnya dijelaskan menjadi 3, yakni :

2.1 Guru Mata Pelajaran Normatif

Dikategorikan sebagai guru yang mengajar pelajaran non kejuruan sebagai penunjang kemampuan produktif. Guru Mata pelajaran normatif mengajarkan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Mata pelajaran ini berisi mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap meliputi, sehingga dibutuhkan guru:

• Pendidikan Agama dan Budi Pekerti• Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan• Bahasa Indonesia• Matematika• Sejarah Indonesia• Bahasa Inggris• Seni Budaya• Pendidikan Jasmani, Olah Raga & Kesehatan

2.2 Guru Mata Pelajaran Adaptif

Guru yang mengajar Pelajaran non kejuruan sebagai penunjang kemampuan produktif. Guru Mata pelajaran Adaptif membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dibutuhkan guru:

• Fisika• Kimia• Biologi

Page 47: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

47Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

• Teknowirausaha 2.3 Guru Mata Pelajaran Produktif

Guru Mata Pelajaran Produktif. Guru yang mengajar pelajaran kejuruan sebagai bekal ilmu utama dalam pendidikan SMK Agro-Ekologi. Guru memberikan ilmu dasar hingga aplikatif ilmu kejuruan Agro-Ekologi. Sehingga dibutuhkan guru mata pelajaran:

• Teknologi Budidaya Tanaman• Manajemen Peternakan• Manajemen Perikanan• Manajemen Pengolahan Hasil dan Pasca panen• SHE, GMP dan HACCP• Pengembangan Produk Kreatif• Agrobisnis Produksi Tanaman Pangan Organik• Agrobisnis Produksi Tanaman Holtikultur Organik• Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Ruminansia• Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Ternak Non Ruminansia• Teknologi Pengolahan Hasil Pangan• Teknologi Pengolahan Limbah• Agrobisnis Pembibitan dan Produksi Perikanan• Analisis Usaha Agrobisnis Terpadu

B. ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PENUNJANG

1. Kepala Tata Usaha

Kepala Tata Usaha mempunyai wewenang dalam mengkoordinir dan memonitor kegiatan urusan tata usaha, kepegawaian dan keuangan serta memberikan instruksi dan memastikan dilaksanakannya instruksi tersebut. Tidak hanya itu, kewajiban tugas kepala Tata Usaha antara lain; (1) Menyusun program kegiatan ketata usahaan; (2)Menginventaris kebutuhan pelaksanaan kegiatan ketata usahaan; (3) Melaksanakan surat menyurat, kearsipan, kepegawaian dan keuangan; (4) Merencanakan dan menyelesaikan kepangkatan guru dan pegawai; (5) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan; (6) Melakukan pembinaan karyawan dan tata tertib (disiplin pegawai); (7)Melaksanakan pengelolaan sistem administrasi ketatausahaan; (8) Melaksanakan rapat koordinasi; (9)Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan Kepala Sekolah. Sehingga dibutuhkan tenaga penunjang lulusan Sarjana Ekonomi, terutama yang menguasai di bidang manajemen.

2. Staf Tata Usaha

Staf Tata Usaha mempunyai kewajiban kerja membantu kepala Tata Usaha dalam menjalankan segala kewajiban program kerja terkait ketata usahaan, sehingga membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai skill terkait administrasi secara praktik. Dibutuhkan tenaga kerja lulusan minimal lulusan SMK sekertaris untuk masuk dalam posisi staf tata usaha.

3. Pustakawan

Pustakawan bertugas melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang dimilikinya melalui pendidikan. Sehingga pustakawan sekolah harus mempunyai kualifikasi dalam bidang pendidikan dan perpustakaan. Karena wewenang dan tugas sebagai pustakawan antara lain; (1) Perencanaan pengadaan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika; (2) Pengurusan pelayanan perpustakaan; (3) Perencanaan pengembangan perpustakaan; (4) Pemeliharaan dan pebaikan buku-buku/bahan pustaka/media elektronika; (5) Menginventarisir dan mengadministrasi buku/bahan pustaka/media elektronika; (6) Penyimpanan buku-buku perpustakaan/media elektronika; (7) Menyusun tata tertib perpustakaan; (8) Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan perpustakaan secara berkala.

Page 48: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

48 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

4. Laboran

Laboran bertugas sebagai tenaga laboratorium dengan keterampilan tertentu yang dimiliki dalam membantu pendidik dan peserta didik terkait kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Sehingga laboran wajib menguasai dasar ilmu sesuai laboratorium yang diampu secara keilmuan, majerial, serta teknis. Laboran diharapkan mempunyai pendidikan minimal diploma tiga (D3), berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi atau memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

4.1 Lab Dasar

• Laboratorium Fisika

• Laboratorium Kimia

• Laboratorium Biologi

4.2 Lab Pengembangan dan Penelit ian

• Laboratorium Edukasi Tani (Laboratorium Lapangan)• Laboratorium Ternak Ruminansia• Laboratorium Ternak Non Ruminansia• Laboratorium Pembibitan Ikan• Laboratorium Manajemen dan Pemuliaan Tanaman• Laboratorium Teknologi dan Nutris Pakan • Laboratorium Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Agro-Ekologi• Laboratorium Penangan Limbah Agro-Ekologi

5. Teknisi

a. Alat Mesin penunjang Budidaya Peternakan, Perikanan , dan Pertanianb. Pemeliharaan dan Perbaikan Bangunan dan Infrastrukturc. Instalasi Pengolahan Limbah Cair dan padatd. Instalasi Perawatan dan Perbaikan Jaringan Internete. Instalasi Kendaraan (Pengelolaan, Perawatan, dan Perbaikan)f. Teknisi Kebung. Teknisi Kandangh. Teknisi Kolam i. Teknisi bidang Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanianj. Teknisi bidang Pengolahan Hasil Pertanian

k. Satpam

C. REKRUTMEN DAN PELATIHAN SDM

1. Rekrutmen

Rekrutmen dilaksanakan bulan Juni 2016 (12 bulan sebelum penerimaan siswa baru angkatan pertama), dan dilanjutkan dengan seleksi yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2016.

2. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan Pelatihan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan Juni 2017 dengan materi sebagai berikut :

2.1 Keperwiraan Sipil

Menjadi pribadi yang baik – sehat – kuat – jujur – bertanggungjawab – disiplin – berbudaya, menjadi warga negara yang baik, menjadi aset bangsa, dan menjadi pembela negara.

Page 49: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

49Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

2.2 Kepetanian

Memahami filosofi dan kearifan petani, bertani dengan hati, bertani dengan cita-cita, bertani dengan petani, berkoperasi dengan petani, menjadi soko guru ketahanan pangan.

2.3 Pengembangan Kepribadian

a. Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris : lisan, tulisan, dan menggunakan teknologi informasi dalam keseharian

b. Berbusanac. Bergayad. Bekerja : bekerja mandiri, bekerja sama dengan rekan

2.4 Manajemen Sekolah

a. Evaluasi diri : pribadi, tim kerja, institusi b. Menganalisis hasil evaluasi diric. Membangun mimpi (visi, misi, tujuan)d. Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah e. Menyusun Rencana Kerja Tahunan

2.5 Manajemen Pembelajaran

a. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Angkatan Ib. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) 2017/2018c. Menyusun Garis-Garis Besar Rencana Pembelajaran Semester 1, 2, 3, 4, 5, 6d. Menyusun Rencana Pembelajaran : Semester, Bulanan, Mingguane. Mendokumentasikan Program Pembelajaran Semester 1 dan 2 ke dalam server pusatf. Pelatihan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

2.6 Program Induksi Guru Pemula (PIGP) di SMK Negeri /Swasta

a. Menyusun Program pada bulan Desember 2017b. Melaksanakan Program Induksi Guru Pemula (PIDP) di SMK Mitra (Januari –Juni 2018) c. Sertifikasi PIGP

2.7 Melaksanakan Pembelajaran Sesuai Rencana

Melakukan Proses Belajar Mengajar sesuai dengan Konsep kurikulum Agro Ekologi yang sudah disesuaikan dan dielaborasi dengan visi dan misi SMK

2.8 Monitoring dan Evaluasi Pembelajaran

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program kurikulum Agro Ekologi dapat diterapkan pada SMK dan bagaimana dampaknya. Sehingga setelah dilakukan pemetaan tersebut bias dilakukan tindakan selanjutnya.

2.9 Tindak lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi Pekerjaan

Hasil dari Monitoring tersebut akan menjadi sebuah acan dalam memperbaiki maupun menambahkan substansi kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta keselarasan kurikulum, proses pengajaran hingga dampak/hasil kegiatan belajar mengajar tersebut.

2.10 Perbaikan Berkelanjutan dalam Pembelajaran

Tindak lanjut tersebut akan membentuk pola perbaikan yang nantinya akan membentuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi atau sesuai yang dibutuhkan jika di tilik dalam kontekshasil pembelajaran.

Page 50: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

50 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

D. TAHAPAN MELATIH DAN MENDIDIK DENGAN KETELADANAN

1. Bertani untuk Mencintai Pertanian dan Pelanggan

1.1 Menindaklanjuti Latihan Dasar Kepetanian

Para pendidik dan tenaga kependidikan berusahatani memenuhi kebutuhan pelanggan akan padi organik dan sayuran daun organik yang didukung oleh produksi pupuk organik dan biogas. Pada tahap pertama kegiatan tersebut dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2017.

1.2 Tahap Kedua

Tahap ini dilaksanakan selama Latihan Dasar Kepetanian dan Ketarunaan bersama peserta didik pada bulan Juli – Desember 2017. Berusahatani memenuhi kebutuhan pelanggan akan padi organik dan sayuran daun organik yang didukung oleh produksi pupuk organik dan biogas.

1.3 Tahap Ketiga

Dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kegiatan “on farm” dan “off farm” sejak semester 2 sampai dengan semester 6 dalam bentuk kerja sama per kelas :

a. Melatih peserta didik bertani bersama pendidikb. Mendidik peserta didik bertani bersama pendidikc. Meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/pelanggan berkelanjutan bersama peserta didik dalam

proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran terintegrasi

1.4 Tahap Keempat

Dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kegiatan “on farm” dan “off farm” pada semester 7 dalam bentuk kerja sama per kelompok beranggotakan 6 orang yang didukung oleh 36 tenaga kerja yang berasal dari pemuda tani Lulusan SD dan SLTP :

a. Melatih peserta didik bertani bersama pendidikb. Mendidik peserta didik bertani bersama pendidikc. Meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/pelanggan berkelanjutan bersama peserta didik dalam

proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran terintegrasi

d. Meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/pelanggan berkelanjutan bersama peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran holistik

1.5 Tahap Kelima

Dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kegiatan “on farm” dan “off farm” pada semester 8 dalam bentuk kerja sama per kelompok beranggotakan 3 orang yang didukung oleh 36 tenaga kerja yang berasal dari pemuda tani Lulusan SD dan SLTP :

a. Melatih peserta didik bertani bersama pendidikb. Mendidik peserta didik bertani bersama pendidikc. Meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/pelanggan berkelanjutan bersama peserta didik dalam

proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran terintegrasi

d. Meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/pelanggan berkelanjutan bersama peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran holistik

e. Mendampingi peserta didik dalam membentuk Koperasi Agro Ekologi

1.6 Tahap Keenam

Dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kegiatan “on farm” dan “off farm” setelah lulus di tahun pertama dalam bentuk kerja sama per kelompok beranggotakan 3 orang yang didukung oleh 36 tenaga kerja yang berasal dari pemuda tani Lulusan SD dan SLTP :

a. Mendampingi lulusan berusahatani dan berkoperasi.

Page 51: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

51Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

b. Mendampingi lulusan berusahatani sebagai plasma sekolah induk c. Mendampingi lulusan sebagai instruktur bagi pekerjanya yang menjadi peserta didik smk indukd. Mendampingi lulusan meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/ pelanggan berkelanjutan bersama

pekerja dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran terintegrasi

e. Mendampingi lulusan meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/ pelanggan berkelanjutan bersama pekerja dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran holistik

1.7 Tahap Ketujuh

Dilaksanakan secara berkelanjutan dalam kegiatan “on farm” dan “off farm” setelah lulus di tahun kedua dalam bentuk kerja sama per kelompok beranggotakan 3 orang yang didukung oleh 36 tenaga kerja yang berasal dari pemuda tani Lulusan SD dan SLTP :

a. Mendampingi lulusan berusahatani dan berkoperasi b. Mendampingi lulusan berusahatani sebagai plasma sekolah asal c. Mendampingi lulusan sebagai instruktur bagi pekerjanya yang menjadi peserta didik SMK asald. Mendampingi lulusan meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/ pelanggan berkelanjutan bersama

pekerja dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat oleh proses pembelajaran terintegrasi

e. Mendampingi lulusan meningkatkan kepuasan pasar/konsumen/ pelanggan berkelanjutan bersama pekerja dan peserta didik dalam proses pendidikan dan pelatihan berbasis bisnis yang diperkuat

oleh proses pembelajaran holistik.

E. ALAT PRAKTEK LABORATORIUM EDUKASI TANI (LARETA)

Lulusan yang berkualitas baik secara akademik maupun skill lapangan yang mumpuni dapat dicetak dengan adanya beberapa alat untuk menyelenggarakan pembelajaran secara langsung. Alat praktek yang harus tersedia salah satunya adalah Laboratorium Edukasi Tani (LARETA). Pembuatan LARETA sebagai tempat belajar lapangan siswa SMK untuk peningkatan kompetensi siswa SMK baik hardskill maupun softskill di bidang peternakan, perikanan, dan pertanian yang masuk dalam konsep integrated farming.Tentu saja konsep ini berinti dari pengembangan usaha di bidang agro yang berpotensi sebagai wadah belajar yang mengasyikkan bagi siswa SMK.

Usaha tersebut tidak hanya dikelolah dengan hanya melihat keuntungan saja, melainkan juga dapat dilakukan penerapan ilmu teknologi baru/riset yang bertujuan sebagai ladang ilmu. Contoh: Feses sapi digunakan untuk pupuk dan biogas, kemudian pupuk dapat digunakan untuk memupuk sayuran dan buah serta pakan sapi.biogas dapat digunakan sebagai energi pengolahan pasca panen. Sisa biogas (sludge) dapat dibuat bricket untuk energi alternatif pengolahan pasca panen.Konsep ini dinamakan Biocyclofarming. Hal ini mengindikasikan perlunya penambahan wawasan terkait SMK dan konsep integrated farming sebagai acuan pembuatan LARETA dengan mengadakan program magang di negara maju.Peningkatan dan dukungan terhadap hal tersebut melalui kerjasama terhadap berbagai pihak untuk menciptakan entrepreneur agro yang sudah mempunyai dasar dalam agrobisnis mengembangkan usaha agro.Permodalan adalah awal mula dalam perencanaan dan membuaka pintu agrobisnis, sehingga kerjasama dengan instansi perbankan dapat dilakukan.Sehingga ketika lulus, para Agropreneur sudah dapat memulai bisnis peternakan terpadu. LARETA sedikit mengadopsi prinsip Teaching Factory untuk meningkatkan kemampuan skill siswa di bidang agro.

Page 52: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

52 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Gambar 3.2 Konsep Biocyclofarming sebagai Kerangka Sistem LARETA

Pembangunan Fasilitas LARETA sebagai Unit Usaha Percontohan serta sebagai tahapan membangun fasilitas fisik yang akan menjadi pusat pengembangan kewirausahaan siswa SMK. Fasilitas ini akan berupa sebuah area yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas, yaitu:

a. Bangunan training center sederhanab. Demplot unit-unit usaha percontohan agrobisnisc. Minimarket produk organik

Fasilitas ini nantinya akan dikelola oleh para siswa SMK melalui lembaga kewirausahaan yang dibentuk oleh siswa SMK sendiri. Kebutuhan operasional dari fasilitas ini harus dapat dihasilkan dari pengelolaan unit-unit usaha percontohan yang akan dibangun melalui dana program. Diharapkan dengan adanya pembiayaan yang mandiri ini maka peran dan fungsi LARETA ini akan berlangsung secara berkelanjutan sebagai fasilitas edukasi bagi siswa SMK.

Gambar 3.3. Gambaran Sketsa LARETA

Page 53: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

53Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

1. Kebutuhan Lahan

Asumsi kebutuhan lahan per siswa = 0,2 ha

Tabel 3.1. Asumsi Kebutuhan Lahan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

Jumlah siswa 36 66 90 114

Lahan 10 ha 15 ha 20 ha 25 ha

2. Kebutuhan Bangunan

2.1 Bangsal Produksi

Tabel 3.2. Asumsi Kebutuhan Bangunan

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

Jumlah siswa 36 66 90 114

Luas bangsal 800 m2 1.600 m2 2.400 m2 3.200 m2

2.2 Gudang dan Ruang Tutorial

Gudang alat dan bahan baku berdampingan dengan ruang tutorial agar siswa dapat langsung melihat dan menyentuh, memperhatikan demonstrasi, mendemonstrasikan, dan menguji coba.a. Tahun 1

Gudang Peralatan Budidaya Pertanian + Ruang Tutorial = 200 m2

b. Tahun 2Gudang Peralatan Pengolahan Hasil Pertanian + Ruang Tutorial = 200 m2

c. Tahun 3Gudang Penyimpanan Bahan Baku Budidaya Pertanian + Ruang Tutorial = 200 m2

d. Tahun 4Gudang Penyimpanan Bahan Baku Pengolahan Hasil Pertanian+Tutorial =200 m2. Jumlah luas Gudang dan Ruang Tutorial pada tahun ke 4 = 800 m2.

2.3 Laboratorium

a. Tahun 1 Pada tahun pertama dibangun laboratorium seluas 360 m2, terdiri dari :

• Lab Ilmu-ilmu Dasar (Fisika, Kimia, Biologi) = 120 m2

• Lab Pengendalian Mutu Hasil Pertanian = 120 m2

• Minilab Pengendalian Mutu Air Konsumsi = 60 m2

• Minilab Pengendalian Mutu Air Irigasi dan Limbah Cair = 60 m2

b. Tahun 4 Pada tahun ke 4 akan dibangun Lab Kajian Pengembangan (LKP) Mikrobio dan Kimia Organik dalam Usaha Tani seluas 1.080 m2, terdiri dari :• Minilab Steril 2 buah @ 60 m2 = 120 m2

• Lab Adaptasi 2 buah @ 120 m2 = 240 m2

• Lab Uji Coba 2 buah @ 240 m2 = 480 m2

• Lab Pengembangan Kemasan, Pelabelan, Penyajian = 240 m2.

Page 54: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

54 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Bahan yang dikaji antara lain Pupuk Organik Aktif, Pestisida Organik, Pengawet Pangan Alami, Pewarna Pangan Alami, Kemasan, Pelabelan, Penyajian, Produk Instan.

2.4 Instalasi

Membangun 5 buah Instalasi @ 240 m2 = 1.200 m2 yang akan digunakan untuk:a. Instalasi Pengolahan Limbah Cairb. Instalasi Pengolahan Limbah Padatc. Instalasi Perawatan dan Perbaikan Bangunan dan Infrastrukturd. Instalasi Perawatan dan Perbaikan Jaringan Internete. Instalasi Kendaraan (Pengelolaan, Perawatan, dan Perbaikan)

Setiap Instalasi terdiri atas: a. Ruang Penyimpanan Alat Tidak Bergerak, b. Ruang Penyimpanan Alat Bergerak, c. Ruang Diagnosisd. Ruang Perawatan dan Perbaikan

2.5 Perpustakaan

Membangun Perpustakaan seluas 400 m2 terdiri atas:a. Ruang administrasi, kamar mandi/WC, kafetaria = 100 m2

b. Perpustakaan digital = 100 m2

c. Perpustakaan belajar mandiri = 100 m2

d. Ruang belajar bersama dengan pendampingan = 100 m2

2.6 Ruang Penunjang

Ruang Penunjang meliputi :a. Ruang Serba Guna kapasitas 1.200 orang = 30 m x 50 m = 1.500 m2

b. Lahan Parkir 5.000 m2

c. Pos Penjaga Keamanan + kamar mandi/WC = 8 bh x 12 m2= 96 m2

d. Kamar Mandi dan WC untuk 200 orang = 15 buah x 4 m2 = 60 m2

e. Poliklinik 60 m2

2.7 Instalasi Septik Tank Komunal dan Biogas

2.8 Kandang dan Instalasi Pendukungnya

a. Kandang Sapi Penggemukanb. Kandang Sapi Pembibitanc. Kandang Sapi Perahd. Kandang Kambing dan Dombae. Kandang Ayam Kampungf. Kandang Bebekg. Instalasi Biogash. Instalasi Pembuatan Pupuk Organik Aktif

A. 2.9 Kolam dan Instalasi Pendukungnya

a. Kolam Pembenihan :• Ikan Mas• Ikan Lele• Ikan Gurame

b. Kolam Pembesaran :• Ikan Mas• Ikan Lele• Ikan Gurame

Page 55: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

55Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

c. Kolam Penyimpanan Induk :• Ikan Mas• Ikan Lele• Ikan Gurame

d. Kolam Pemberokan :• Ikan Mas• Ikan Lele• Ikan Gurame

e. Kolam Pengendapan f. Kolam Karantinag. Kolam Pemancinganh. Kolam Penangkapan Ikan Mas

F. MEDIA BELAJAR

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran (Arsyad, 2007). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994)

Karena sebuah proses komunikasi maka, media Pembelajaran mempunyai banyak jenis. Mulai dari yang paling sederhana dan murah hingga ke media yang canggih serta mahal. Pada proses pengajaran di Indonesia terdapat media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik sertaterdapat media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang biasa digunakan oleh guru di sekolah. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb:

Tabel 3.3 Golongan Media Pembelajaran

No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran

1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2 Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar

3 Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4 Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)

5 Proyeksi Audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara

6 Visual gerak Film bisu

7 Audio Visual Audio Visual gerak, film gerak bersuara, video/VCD, televisi

8 Obyek fisik Benda nyata, model, specimen

9 Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran

10 KomputerCAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI (Pembelajaran berbasis komputer).[7]

Page 56: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

56 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 57: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

57Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

BAB IV

MONITORING & EVALUASI

A. OUTPUT

Kurikulum Agro Ekologi 4 tahun tidak menjadi berbeda dari kurikulum 3 tahun sebelumnya. Perbedaan utamanya terletak pada SMK Agroekologi 4 tahun tercipta adalah berdasarkan kebutuhan realistis dunia kerja yang menginterpretasikan bahwa SMK 3 tahun kurang siap dalam mengemban profesi tenaga kerja di bidang agro. Sehingga kurikulum ini terbentuk untuk menyempurnakannya dalam segi kompetensi hardskill maupun kematangan softskill. Output dari SMK itu sendiri adalah langsung terjunnya ke dunia kerja setelah lulus, hal itu tdak bisa dipungkiri lagi bahwa siswa SMK yang lulus dan selanjutnya tidak bekerja melainkan melanjutkan studinya ataupun kegiatan sejenis adalah bukti bahwa siswa tersebut kurang memahami arti dari menadi lulusan SMK itu sendiri. Sehingga dari hal itu kurikulum Agro Ekologi 4 tahun ini memfokuskan menjadi 2 output, antara lain jalur wirausaha tersertifikasi dan jalur profesional.

1. Jalur Wirausaha

Jalur wirausaha menekankan untuk siswa SMK setelah lulus akan mejadi wirausaha Agro Ekologi yang tersertifikasi mulai dari produk hingga sistem pertanian dan keahlian yang dimiliki siswa tersebut. Jalur ini dibuat untuk meningkatkan jumlah pengusaha Agro Ekologi muda sebagai tumpuan dalam pemenuhan pangan di Indonesia. Konsep jalur ini tercipta karena makin sedikitnya kesadaran lulusansiswa SMK di bidang agro yang mau untuk turun ke ladang menjadi petani karena image petani yang masih tidak populis, sehingga mereka lebih memilih untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan kuliah maupun bekerja seadanya.

Konsep kurikulum ini menanamkan jiwa wirausaha yang sangat kental sehingga, ketika siswa lulus sudah mempunyai rencana kerja dalam membangun sebuah bisnis di bidang agroekologi yang menerapakan konsep integrasi. Tidak hanya itu, nantinya siswa yang sudah menjalankan bisnisnya dapat mengikuti program sertfikasi selama satu tahun untuk mendapatkan skill tambahn dan terdaftar sebagai petani agroekologi yang tersertifikasi baik dari segi sumber daya manuasia hingga aset bisnisnya. Keuntungan dari program sertifikasi tersebut antara lain; (1) Manajemen tani yang sesuai standar pertanian nasional bahkan standar pertanian di Prancis; (2) Produk menjadi tersertifikasi organik sehingga pangsa pasar jelas; (3) Market yang jelas melalui minimarket organik di lingkup LARETA (Laboratorium Edukasi Tani); (4) Mendapatkan akses pendampingan dari universitas dan kementerian teknis terkait untuk pengembangan bisnis.

Gambar 4.1 Tahap Kurikulum SMK Agro Ekologi jalur Wirausaha

2. Jalur Profesional

Konsep dari jalur profesional sebenarnya tidak berbeda dari kurikulum SMK pada umumnya. Perbedaannya

Page 58: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

58 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

adalah jenjang semester yang diperpanjang 2 semester dengan lebih menekankan pada ilmu aplikatif terhadap bidang agro, sehingga siswa lebih terbiasa dalam atmosfer kerja di sektor agro dan ketika lulus sudah siap bekerja di industri agro secara profesional dan lebih berpengalaman menguasai teknis. Hal tersebut dikarenakan masa magang yang terbilang relatif mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan kurikulum 3 tahun. Kurikulum ini menekankan pada aplikatif ilmu terkait bidang agro sehingga siswa mendapatkan skill yang layak untuk terjun dalam dunia profesional. Siswa dibekali ilmu terapan yang lebih mumpuni didapatkan dari pengalamannya magang dengan waktu yang lebih lama. Setelah lulus siswa akan diarahkan pada industri yang bergerak di bidang agro, dengan diberikan pemahaman untuk menaikkan jenjang karir di perusahaan, mereka harus melanjutkan studinya setelah bekerja menuju level D3 hingga D4, sehingga nanti outputnya menjadi Sarjana Terapan di bidang Agro Ekologi.

Gambar 4.2 Tahap Kurikulum SMK Agroekologi Jalur Profesional

B. EVALUASI

Kurikulum ini menganut sistem evaluasi seperti pengamatan mendalam menggunakan rubrik portofolio, bahkan jika perlu dengan visual maupun audio visual terkait. Upaya mengetahui tercapai-tidaknya kompetensi itu, perlu alat yang dinamakan evaluasi. evaluasi perlu dibedakan dua hal ini, yaitu pengukuran (measurement) dan penilaian atau penafsiran (evaluation), atau dua kegiatan ini: mengukur (measure) dan menilai (evaluate). Pengukuran terjadi apabila seorang guru dengan soal yang dibuatnya, atau tugas yang diberikannya meminta siswa-siswanya mengerjakan soal itu, kemudian mengoreksinya, dan memberikan skor atas pekerjaan siswa-siswanya. Untuk dapat mengukur secara benar, perlu alat ukur yang benar pula. Alat ukur yang benar harus memenuhi syarat: sahih (valid), ajeg (reliabel), dan praktis. Dalam dokumen Kurikulum Berbasis Kompetensi: Penilaian Berbasis Kelas, bahkan ditambahkan syarat-syarat lain tentang penilaian yang baik di samping sahih (valid), ajeg, dan praktis, yaitu (a) berorientasi pada kompetensi, (b) adil dan objektif, (c) terbuka, (d) berkesinambungan, (e) menyeluruh, dan (f) bermakna (mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan). Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) masih menambahkan, ciri (g) dapat memberikan motivasi, dan (h) edukakatif, dengan maksud, ketika seorang siswa sampai pada tingkat pencapaian kompetensi tertentu, ia terdorong untuk mencapai kompetensi lebih.

Rubrik Portofolio sebagai kriteria dan alat penskoran, terdiri dari senarai dan gradasi mutu. Senarai berupa daftar yang diwujudkan dengan dimensi-dimensi kinerja, aspek-aspek atau konsep yang akan dinilai. Gradasi mutu mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai dengan tingkat yang paling buruk. Scoring rubrics adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang digunakan untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja mahasiswa. Rubrik dapat dipahami sebagai sebuah skala penyekoran (scoring scale) yang dipergunakan untuk menilai kinerja subjek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas-tugas tertentu.

Manfaat penggunaan rubrik portofolio dalam penilaian adalah memberikan gambaran nyata tentang

Page 59: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

59Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

kemampuan siswa yang sesungguhnya. Keunggulan rubrik penilaian portofolio yaitu mengumpulkan informasi secara apa adanya tentang hasil belajar siswa, pengetahuan, dan sikapnya secara nyata sehingga dapat mendorong siswa pada pencapaian hasil yang lebih baik, siswa dapat belajar dengan baik, dan respon siswa dalam proses pembelajaran diberikan reinforcement, dengan demikian siswa akan segera mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang dilakukannya (Widyaningsih, 2013). Tidak hanya itu, evaluasi dilakukan dengan membuat Self report atau lebih dikenal sebagai laporan pribadi secara holistik untuk kepentingan triangulasi yang dilakukan per kompetensi atau per Bab bukan per semester.

1. Monitoring Proses Pembelajaran Pembentukan Karakter dan Pola Pikir Kreatif Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Karakteristik Mata Pelajaranb. Penilaian Terintegrasi c. Penilaian Holistik

2. Memonitor Proses Pembelajaran Berusahatani Berkelanjutan :

a. Penilaian Berbasis Bisnis (Untung Rugi) dalam Berusahatanib. Penilaian Berbasis Pengembangan Jaringan Kerja Sama dalam Berusahatanic. Penilaian Berbasis Kreasi dalam Berusahatanid. Penilaian Berbasis Inovasi dalam Berusahatani

3. Menilai Proses Pembelajaran Pembentukan Karakter dan Pola Pikir Kreatif Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Karakteristik Mata Pelajaranb. Penilaian Terintegrasi c. Penilaian Holistik

4. Menilai Proses Pembelajaran Berusahatani Berkelanjutan :

a. Penilaian Berbasis Bisnis (Untung Rugi) dalam Berusahatanib. Penilaian Berbasis Pengembangan Jaringan Kerja Sama dalam Berusahatanic. Penilaian Berbasis Kreasi dalam Berusahatanid. Penilaian Berbasis Inovasi dalam Berusahatani

5. Menganalisis Hasil Monitoring dan Penilaian Proses Pembelajaran Pembentukan Karakter dan Pola Pikir Kreatif

Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Karakteristik Mata Pelajaranb. Penilaian Terintegrasi c. Penilaian Holistik

6. Menganalisis Hasil Monitoring dan Penilaian Proses Pembelajaran Berusahatani Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Bisnis (Untung Rugi) dalam Berusahatanib. Penilaian Berbasis Pengembangan Jaringan Kerja Sama dalam Berusahatanic. Penilaian Berbasis Kreasi dalam Berusahatanid. Penilaian Berbasis Inovasi dalam Berusahatani

7. Menindaklanjuti Hasil Monitoring dan Penilaian Proses Pembelajaran Pembentukan Karakter dan Pola Pikir

Kreatif Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Karakteristik Mata Pelajaranb. Penilaian Terintegrasi c. Penilaian Holistik

8. Menindaklanjuti Hasil Monitoring dan Penilaian Proses Pembelajaran Berusahatani Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Bisnis (Untung Rugi) dalam Berusahatanib. Penilaian Berbasis Pengembangan Jaringan Kerja Sama dalam Berusahatanic. Penilaian Berbasis Kreasi dalam Berusahatanid. Penilaian Berbasis Inovasi dalam Berusahatani

Page 60: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

60 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

9. Continual Improvement Penyusunan Rencana Pembelajaran Pembentukan Karakter dan Pola Pikir Kreatif

Berkelanjutan

a. Penilaian Berbasis Karakteristik Mata Pelajaranb. Penilaian Terintegrasi c. Penilaian Holistik

10. Continual Improvement Penyusunan Rencana Pembelajaran Berusahatani Berkelanjutan untuk tahun

berikutnya

a. Penilaian Berbasis Bisnis (Untung Rugi) dalam Berusahatanib. Penilaian Berbasis Pengembangan Jaringan Kerja Sama dalam Berusahatanic. Penilaian Berbasis Kreasi dalam Berusahatanid. Penilaian Berbasis Inovasi dalam Berusahatani

Page 61: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

61Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 62: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

62 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

DAFTAR PUSTAKA

Alptekin, S. E., Pouraghabagher, R., McQuaid, P., & Waldorf, D. 2001. Teaching Factory; Industrial and Manufacturing Engineering.

Anderson. R.H. 1976. Selecting & Developing Media for Instruction. Wescosin: American Society for Training and Development.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Bloom, B. S. 1956. Taxonomy of Educational Objectives. Vol. 1: Cognitive domain. New York: McKay. Darmono, Usman, H., & Sugestiyadi, B. (2014). Model Implementasi Praktik Kerja Industri Siswa SMK Program Keahlian

Teknik Bangunan di Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Artikel Ilmiah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi.Direktorat PSMK. (2008). Kewirausahaan dalam Kurikulam SMK. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Wirausaha

Kuliner, di Jurusan Teknologi Industri , Fakultas Teknik , Universitas Negeri Malang.Fajar Hendro Utomo. 2009. Arahan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen Berbasis Sektor

Perdagangan di Kabupaten Tulungagung. Laporan Penelitian.Hamalik. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti.

Mavrikios, D., Papakostas, N., Mourtzis, D., & Chryssolouris, G. (2013). On industrial learning and training for the factories of the future: a conceptual, cognitive and technology framework. Journal Of Intelligent Manufacturing, 24(3), 473. doi:10.1007/s10845-011-0590-9.

Ismara, Ima K. 2015. Model Kerjasama dengan Industri. Universitas Negeri Yogyakarta.Kasali, Rhenald. 2000. Membidik Pasar Indonesia, Segmenting, Targeting dan Positioning. Jakarta: Gramedia.Lambing, P.A., and Kuehl, C.R. 2003. Entrepreneurship. Upper Saddle River,NJ: Prentice Hall.Mardiyah, S. U. K., & Supriyadi, E. 2013. Evaluasi Praktik Kerja Industri Kompetensi Keahlian Pemasaran SMKN 1

Pengasih, Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Kejuruan, 3(3).Raelin, J.A. 2008. Work-Based Learning: Bridging Knowledge and Action in The Worksplace. San Francisco: Jossey-

Bass.Supranata, Sumarna dan Muhammad Hatta, 2004. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Remaja

Rosdakarya, Bandung.Tilaar, 1999. Pendidikan Kebudayaan, dan Masyarakat Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Triatmoko, SJ. 2009. The ATMI story, rainbow of excellence. Surakarta: Atmipress.Widyaningsih, Vera. 2013. Pengembangan Rubrik Penilaian Portofolio Proses Sains Siswa Pada Materi Ekosistem Di SMP

Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati. Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Wayong, A. D. C. 2012. Relevansi Pendidikan Sistem Ganda (PSG) pada Sekolah Kejuruan dengan Kebutuhan Dunia Kerja. Seminar Internasional, Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Indonesi. APTEKINDO, 6(1).

Zainudin, Ihsan, Suwachid, Ngatou Rochman. 2013. Kontribusi Pelaksanaan Teaching Factory Dalam Mempersiapkan Lulusan Memasuki Dunia Kerja Siswa Smk Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Prodi. Pend. Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan. FKIP, UNS.

Page 63: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

63Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 64: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

64 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 65: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

65Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 66: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

66 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 67: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

67Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun

Page 68: HALAMAN JUDUL - Kemdikbud

68 Panduan Implementasi Kurikulum SMK Agro Ekologi 4 Tahun