28
iii HALAMAN MOTTO Follow your heart but take your brain with you(Alfred Adler) Hanya diri kita sendiri yang tahu, seberapa pantas kita berbangga ketika sampai pada tahap ini dan seberapa besar usaha yang kita butuhkan untuk tahap selanjutnya. Proses ini kita sendiri yang tahu, kita sendiri yang jalani, dan kita sendiri yang rasakan(Tri Semaraputri)

HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

  • Upload
    lylien

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

iii

HALAMAN MOTTO

“Follow your heart but take your brain with you”

(Alfred Adler)

“Hanya diri kita sendiri yang tahu, seberapa pantas kita berbangga ketika sampai pada

tahap ini dan seberapa besar usaha yang kita butuhkan untuk tahap selanjutnya. Proses ini

kita sendiri yang tahu, kita sendiri yang jalani, dan kita sendiri yang rasakan”

(Tri Semaraputri)

Page 2: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini Saya persembahkan kepada

Ajik dan Ibu Saya,

Drs. Bagus Ketut Wijaya, M.Si. dan Sang Ayu Putu Hariati

Kakak-kakak Saya,

Sang Ayu Putu Arie Indraswarawati, S.E., M.Si., Ak.

Sang Ayu Made Ary Kusumawardhani, S.H., M.Si.

Adik Saya

(Alm.) Bagus Putu Niaga Primamiartha

serta

Almamater Tercinta

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Page 3: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya, Sang Ayu Ketut Tri Semaraputri, dengan ini

menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk

memperoleh derajat kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun. Sepanjang pengetahuan

saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia derajat

kesarjanaan saya dicabut.

Denpasar, 6 Desember 2016

Yang menyatakan,

Sang Ayu Ketut Tri Semaraputri

Page 4: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

vi

PERAN PROBLEM FOCUSED COPING DAN KONSEP DIRI TERHADAP

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA AKHIR YANG MENJADI PENGURUS

ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

Sang Ayu Ketut Tri Semaraputri

Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

ABSTRAK

Pada mahasiswa yang menjadi pengurus organisasi, dibutuhkan penyesuaian diri yang baik

agar tercapai keseimbangan antara bidang akademik dengan organisasi. Tantangan yang

dihadapi ketika melakukan penyesuaian diri adalah banyaknya hal baru yang harus

disesuaikan secara bersamaan. Penyesuaian diri merupakan proses yang berlangsung secara

terus-menerus sepanjang hidup individu. Aspek mental ini tidak dibawa sejak lahir,

melainkan terbentuk karena banyak faktor. Penggunaan strategi problem focused coping

memengaruhi individu untuk berfokus pada masalah sehingga penyelesaian masalah dapat

dilakukan dengan baik dan terarah, hal ini berkontribusi terhadap penyesuaian diri yang

baik. Konsep diri yang positif memengaruhi penyesuaian diri yang baik karena individu

mengetahui tentang dirinya sehingga mampu mencapai keharmonisan antara diri dengan

lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran problem focused coping

dan konsep diri terhadap penyesuaian diri pada remaja akhir. Subjek dalam penelitian ini

adalah 150 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2015 yang

menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Instrumen penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala

penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

p<0,05) yang berarti problem focused coping dan konsep diri secara bersama-sama berperan

terhadap penyesuaian diri. Koefisien determinasi yang dihasilkan sebesar 0,530 yang berarti

problem focused coping dan konsep diri secara bersama-sama memiliki sumbangan efektif

sebesar 53% terhadap penyesuaian diri. Problem focused coping memiliki nilai koefisien

beta terstandarisasi sebesar 0,477 (t= 7,634; p<0,05) yang berarti problem focused coping

memiliki peran yang siginifikan terhadap penyesuaian diri. Konsep diri memiliki nilai

koefisien beta terstandarisasi sebesar 0,382 (t= 6,099; p<0,05) yang berarti konsep diri

memiliki peran yang signifikan terhadap penyesuaian diri.

Kata Kunci: Problem focused coping, konsep diri, penyesuaian diri, remaja akhir

Page 5: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

vii

THE ROLE OF PROBLEM FOCUSED COPING AND SELF-CONCEPT TOWARD

SELF-ADJUSTMENT OF LATE ADOLESCENT WHO BECAME AN

ADMINISTRATOR OF STUDENT ORGANIZATION IN FACULTY OF MEDICINE

UDAYANA UNIVERSITY

Sang Ayu Ketut Tri Semaraputri

Departement of Psychology, Faculty of Medicine, Udayana University

ABSTRACT

Student who became an administrator of student organization need a well self-adjustment so

academics and organization can be harmony. The challenges is student who became an

administrator of student organization had to adjust a lot of new things at the same time. Self-

adjustment is a process that occur continuously through the human life. That aspect not

carried be born, but are formed due many factors. Problem focused coping strategy

predispose human to focus on solving a problem that can be well and directional, this

contributing to a well self-adjustment. Positive self-concept predispose well self-adjustment

because human know who they are to achieve harmonization between them self and

environment. The purpose of this research to know the role of problem focused coping and

self-concept toward self-adjustment of late adolescent. The subject of this research are 150

students in Faculty of Medicine Udayana University 2015 generation who became an

administrator of student organization in Faculty of Medicine Udayana University. The

instrument in this research are problem focused coping scale, self-concept scale, and self-

adjustment scale. The result of multiple regression test show the coefficient of R is 0,728

((F=82.876; p<0,05) so it can be mentioned that problem focused coping and self-concept

are conjunctly contributes to self-adjustment. Determination coefficient is 0,530 it means

problem focused coping and self-concept are conjunctly contributes as much as 53% to self-

adjustment. Standardized Beta coefficient of problem focused coping is 0,477 (t= 7,634;

p<0,05) which conclude that problem focused coping is contribute to self-adjustment.

Standardized Beta coefficient of self-concept is 0,382 (t= 6,099; p<0,05) which conclude

that self-concept is contribute to self-adjustment.

Keyword: Problem focused coping, self-concept, self-adjustment, late adolescent

Page 6: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-Nya yang

diberikan pada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul:

“Peran Problem Focused Coping dan Konsep Diri terhadap Penyesuaian Diri pada

Remaja Akhir yang Menjadi Pengurus Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana”

Melalui kesempatan ini, atas segala bantuan yang diberikan dalam penyusunan skripsi

ini, dengan segala kerendahan hati Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

mendalam kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Putu Astawa, SpOT (K). M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana.

2. Ibu Dra. Adijanti Marheni, M.Si., Psikolog selaku Ketua Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Bapak Dr. I Made Rustika, M.Si,, Psikolog selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak mengarahkan selama penyusunan skripsi ini, dengan sabar meluangkan

waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing, memberi saran dan berbagi pengalaman

kehidupan yang memotivasi Penulis hingga skripsi ini dapat diselesaikan

4. Bapak Yohanes Kartika Herdiyanto, S.Psi., M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan banyak masukan dalam bidang akademik, mendengar keluh

kesah Penulis, meyakinkan Penulis untuk selalu bersemangat, serta terima kasih atas

kesediaan Bapak menjadi orangtua Penulis selama menjalani perkuliahan di Program

Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

5. Ibu Luh Made Kharisma Sukmayanti Suarya, S.Psi., M.A dan Ibu Putu Nugrahaeni

Widiasavitri, S.Psi., M,Psi., Psikolog bersama Bapak Yohanes Kartika Herdiyanto,

Page 7: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

ix

S.Psi., M.A sebagai penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk

membuat skripsi ini menjadi lebih baik

6. Seluruh Dosen di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

yang telah membagi ilmu serta pengalaman selama perkuliahan Penulis selama 3,5

tahun ini

7. Seluruh staf pegawai di Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana yang telah membantu Penulis dalam segala hal di bidang administrasi dan

birokrasi

8. Seluruh rekan pengurus organisasi kemahasiswaan angkatan 2015 di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana yang telah bersedia membantu Penulis untuk menjadi

subjek dalam penelitian ini

9. Ajik dan Ibu yang selalu memberikan semangat dengan cara mereka sendiri, menjadi

“Support System” dalam hidup Penulis. Penulis tidak akan berarti apa-apa tanpa kalian

10. Kakak-kakak terkasih, Arie Indra dan Ary Kusuma yang selalu memberikan dukungan

dan mempercayakan Penulis untuk menjadi kebanggaan keluarga

11. Adik tersayang (alm.) Niaga Primamiartha yang selalu memberikan dukungan,

semangat, keyakinan dan bantuan dari dimensi alam yang berbeda, yang membuat

Penulis merasa beruntung karena pernah memiliki Adik terbaik yang pernah ada.

Terima kasih bantuannya dalam segala bahkan hingga waktu terakhirmu.

12. I Made Windu Putra, S. TR. Par. yang sudah memberikan dukungan, semangat,

keyakinan, kepercayaan dan menjadi pendengar yang sabar untuk Penulis. Terima kasih

atas waktu, kasih sayang serta perhatian yang berlimpah kepada Penulis. Semoga

Penulis bisa selalu menjadi wanita yang dibanggakan.

13. “Geng Orang Sukses”, Henny Meiantari, Dwi Anindyawati, Sonia Insani, Ayu Monika

dan Ayu Trisna yang sudah bersedia membantu dan mendengar keluh kesah Penulis

Page 8: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

x

selama penyusunan skripsi ini, serta memberikan kebahagiaan ketika Penulis merasa

jenuh

14. “7 Sahabat Ana”, Dian Noviyani, Syntia Agung, Meka Raini, Mega Purwani, Ady

Antara, Aditya Nugraha dan Sakamekya yang sudah menjadi pelipur lara, menjadi

rekan berorganisasi dan berkepanitiaan sejak awal masuk menjadi mahasiswa

15. Rekan-rekan “Anak Pak Made Rustika”, Indah Pratiwi, Syntia Agung, Witami, dan Oka

Maharini yang sudah berjuang bersama dari penulisan Proposal Skripsi, Studi Kasus,

hingga Skripsi

16. Kakak kelas Penulis, Kak Ayas, Kak Via, Kak Yuli, Kak Winda, yang sudah berbagi

pengalaman dan memberikan saran kepada Penulis

17. Rekan berorganisasi, Angga Dinata yang sudah membantu penulis dalam menyebarkan

skala penelitian, memberikan dukungan dan masukan untuk Penulis

18. Teman-teman Hipnosys (Psikologi Unud angkatan 2013) yang sudah menjadi keluarga

bagi Penulis

19. Himpunan Mahasiswa Psikologi 2015 yang sudah memberikan kesempatan untuk

memimpin selama satu tahun periode kepengurusan, memberi pengalaman

berorganisasi, memimpin dan memperluas persaudaraan hingga menjadi keluarga.

20. Berbagai pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan

bantuan selama proses pembuatan skripsi ini hingga dapat terselesaikan

Dengan segala kelebihan dan kekurangan dari karya ini, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi para pembaca. Penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Terima kasih.

Denpasar, Januari 2017

Penulis

Page 9: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 10

E. Keaslian Penelitian .............................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 16

A. Remaja Akhir ...................................................................................................... 16

B. Penyesuaian Diri ................................................................................................. 23

C. Problem Focused Coping .................................................................................. 31

D. Konsep Diri ......................................................................................................... 34

E. Peran Problem Focused Coping dan Konsep Diri terhadap Penyesuaian Diri

pada Remaja Akhir ............................................................................................. 39

F. Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 45

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 46

A. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................................... 46

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................................ 46

C. Subjek Penelitian ................................................................................................ 48

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 49

Page 10: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

xii

E. Validitas dan Reliabilitas .................................................................................... 54

F. Metode Analisis Data .......................................................................................... 55

1. Uji Asumsi Penelitian ..................................................................................... 55

2. Uji Hipotesis ................................................................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 57

A. Persiapan Penelitian .......................................................................................... 57

1. Persiapan Uji Coba Alat Penelitian ................................................................ 57

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................................ 58

B. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 62

C. Analisis Data dan Hasil Penelitian .................................................................... 63

1. Karakteristik Subjek ....................................................................................... 63

2. Deskripsi dan Kategorisasi Data Penelitian ................................................... 65

3. Uji Asumsi ..................................................................................................... 67

4. Uji Hipotesis .................................................................................................. 70

D. Pembahasan ....................................................................................................... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 83

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 83

B. Saran .................................................................................................................. 84

1. Saran Praktis .................................................................................................. 84

2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ..................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 88

LAMPIRAN ..................................................................................................................... 92

Page 11: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peran problem focused coping dan konsep diri terhadap penyesuaian diri .... 44

Page 12: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penilaian dengan Skala Likert ............................................................................ 49

Tabel 2. Dimensi dan Distribusi Item Problem Focused Coping..................................... 50

Tabel 3. Dimensi dan Distribusi Item Konsep Diri .......................................................... 51

Tabel 4. Dimensi dan Distribusi Item Penyesuaian Diri .................................................. 53

Tabel 5. Nomor Item Gugur pada Skala Problem Focused Coping ................................ 59

Tabel 6. Sebaran Item Problem Focused Coping (setelah uji validitas item) .................. 59

Tabel 7. Nomor Item Gugur pada Skala Konsep Diri ...................................................... 60

Tabel 8. Sebaran Item Konsep Diri (setelah uji validitas item) ....................................... 60

Tabel 9. Nomor Item Gugur pada Skala Penyesuaian Diri .............................................. 61

Tabel 10. Sebaran Item Penyesuaian Diri (setelah uji validitas item) .............................. 61

Tabel 11. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 63

Tabel 12. Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia ................................................................. 64

Tabel 13. Deskripsi Subjek Berdasarkan Pengalaman Berorganisasi .............................. 64

Tabel 14. Deskripsi Subjek Berdasarkan Jumlah Organisasi yang Diikuti ...................... 65

Tabel 15. Deskripsi Statistik Data Penelitian ................................................................... 65

Tabel 16. Kategorisasi Skor Problem Focused Coping ................................................... 66

Tabel 17. Kategorisasi Skor Konsep Diri ......................................................................... 66

Tabel 18. Kategorisasi Skor Penyesuaian Diri ................................................................. 67

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ............................................................... 68

Tabel 20. Hasil Uji Linieritas Data Penelitian .................................................................. 69

Tabel 21. Hasil Uji Multikolinieritas Data Penelitian ...................................................... 70

Tabel 22. Hasil Uji Regresi Berganda Problem Focused Coping dan Konsep Diri

terhadap Penyesuaian Diri .............................................................................. 71

Tabel 23. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F ............................................. 71

Tabel 24. Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai T Variabel

Problem Focused Coping dan Konsep Diri terhadap Penyesuaian Diri .......... 72

Tabel 25. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian ...................................................... 73

Page 13: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Problem Focused Coping ................................................................. 93

Lampiran 2. Skala Konsep Diri ...................................................................................... 97

Lampiran 3. Skala Penyesuaian Diri .............................................................................. 101

Lampiran 4. Data Uji Coba Problem Focused Coping .................................................. 106

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Problem Focused Coping ........................... 112

Lampiran 6. Data Uji Coba Konsep Diri ........................................................................ 113

Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas Konsep Diri ................................................ 119

Lampiran 8. Data Uji Coba Penyesuaian Diri ................................................................ 120

Lampiran 9. Uji Validitas dan Reliabilitas Penyesuaian Diri ......................................... 126

Lampiran 10. Data Penelitian ......................................................................................... 128

Lampiran 11. Uji Normalitas Data Penelitian ................................................................ 132

Lampiran 12. Uji Linieritas Data Penelitian ................................................................... 133

Lampiran 13. Uji Multikolinieritas Data Penelitian ....................................................... 134

Lampiran 14. Data Deskripsi Problem Focused Coping ................................................ 135

Lampiran 15. Data Deskripsi Konsep Diri ..................................................................... 136

Lampiran 16. Data Deskripsi Penyesuaian Diri ............................................................. 137

Lampiran 17. Hasil Uji Regresi Berganda...................................................................... 138

Lampiran 18. Surat Ijin Penelitian .................................................................................. 138

Lampiran 19. Studi Pendahuluan ................................................................................... 141

Page 14: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, manusia dalam kehidupan sehari-hari hidup berdampingan

dengan manusia lainnya. Manusia melakukan interaksi dan menjalin hubungan dengan

lingkungan sekitar sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan, harapan dan tuntutan dalam diri.

Pemenuhan kebutuhan diri individu terhadap tuntutan lingkungan sekitar dapat dilakukan

dengan melakukan penyesuaian diri.

Menurut Schneiders (1964) penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup

respon mental dan tingkah laku individu sebagai usaha dalam menghadapi stres, frustrasi,

dan konflik terhadap tuntutan lingkungan dimana individu berada. Penyesuaian diri dapat

berarti sebagai suatu bentuk reduksi untuk tekanan dari kebutuhan individu, kemampuan

dalam “berdamai” dengan kekecewaan yang dialami, perkembangan dari mekanisme

psikologis, atau merupakan pola yang diadaptasi dari perilaku yang sesuai dengan berbagai

situasi.

Bagi beberapa orang, penyesuaian diri juga dapat dijadikan sebagai bentuk dari

resolusi konflik, sehingga pada akhirnya berhasil hidup bersama-sama dengan individu

lainnya. Penyesuaian diri ini dapat menentukan bagaimana seseorang bertahan dalam suatu

kondisi, sehingga tetap berfungsi dengan baik di lingkungan. Dari definisi tersebut, secara

tidak langsung menekankan pada peran aktif dari individu sendiri akan memengaruhi

bagaimana penyesuaian diri individu. Kebutuhan untuk memenuhi tuntutan lingkungan

Page 15: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

2

dicapai dengan mengubah tingkah laku, sampai akhirnya ditemukan reaksi yang dapat

memberikan kepuasan.

Schneiders (1962) mengemukakan, individu dengan penyesuaian diri yang baik adalah

individu yang merespon secara matang, efisien, memuaskan dan sehat. Efisien yang

dimaksud adalah kepuasan tanpa terlalu banyak mengeluarkan energi, menguras waktu atau

kesalah-kesalahan lainnya. Sedangkan sehat yang dimaksud adalah respon penyesuaian

sesuai dengan kondisi alami dari individu, sesuai dengan hubungan individu dengan

lingkungan, dan sesuai dengan hubungan individu dengan Tuhan-nya. Individu dengan

penyesuaian diri yang baik juga relatif bebas dari simtom-simtom yang mengganggu

keberfungsian individu seperti kecemasan kronis, ketakutan, obsesi, phobia, keberatan,

keraguan, dan atau sejenisnya.

Selain sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan akan tantangan hidup,

penyesuaian diri juga penting bagi individu sebagai bentuk usaha untuk survive di

lingkungan. Penyesuaian diri disesuaikan dengan konteks permasalahan yang dihadapi dan

tetap memperhatikan tahap perkembangan. Penyesuaian diri yang baik di setiap tahap

perkembangan akan memengaruhi individu dalam mengahadapi tahap perkembangan

selanjutnya. Hal tersebut menjadikan individu akan selalu melakukan penyesuaian diri

sepanjang rentang kehidupan terlebih lagi pada masa remaja.

Masa remaja adalah masa peralihan dari dunia anak-anak menuju masa dewasa.

Banyak orang mengatakan bahwa masa remaja ini adalah masa pencarian jati diri.

Pertanyaan “Siapa saya?” pada masa remaja menjadi penting. Remaja akan semakin

menjauhkan diri dari orang tua dan semakin mendekati kelompok sebaya untuk menjawab

pertanyaan tersebut (Santrock, 2007).

Page 16: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

3

Periode perkembangan masa remaja dimulai dengan pubertas. Slavin (2011)

menyatakan periode pubertas yang terjadi saat masa remaja awal (10 atau 13 tahun sampai

17 tahun) adalah waktu dimana terjadinya perkembangan fisik dan intelektual yang pesat.

Sedangkan masa remaja akhir (17 tahun sampai 22 tahun) adalah periode penyesuaian diri

dan pengintegrasian perubahan masa remaja awal yang lebih stabil. Masa remaja akhir

ditandai dengan peralihan tanggung jawab, pilihan dan kesempatan masa dewasa.

Menurut teori perkembangan psikososial Erikson (dalam Santrock, 2007), terdapat

delapan tahap perkembangan sepanjang kehidupan. Setiap tahap terdiri dari tugas

perkembangan yang unik dan menghadapkan seseorang pada suatu krisis yang harus

dipecahkan. Pada masa remaja terjadi konflik psikososial yaitu identity versus identity

confusion. Pada tahap ini individu dihadapkan pada penemuan diri, tentang siapa diri

sebenarnya, dan kemana akan melangkah dalam hidup ini. Ketika konflik tersebut tidak

dapat terselesaikan karena misalkan orangtua terlalu memaksakan kehendak pada anak

remaja, remaja menjadi tidak cukup dalam menjelajahi banyak peran, dan jika masa depan

positif belum jelas, maka terjadilah kebingungan identitas.

Masa remaja dialami saat duduk di bangku sekolah, hal ini menjadikan waktu remaja

sebagian besar dihabiskan dengan kegiatan belajar mengajar dan bergaul dengan sebaya di

sekolah. Ketika individu berkembang dari masa anak-anak menjadi remaja, kemudian

berkembang lagi menjadi orang dewasa, individu akan mengalami transisi di masa sekolah.

Masing-masing tahapan transisi yang dilalui memberikan dampak bagi remaja, salah satu

dampak yang terjadi adalah stres (Eccles, 2004; Eccles & Wigfield, 2000; Hawkins &

Berndt, 1985; Wigfield, dkk, 2006 dalam Santrock, 2007).

Begitu juga dalam masa transisi dari masa sekolah menegah atas ke perguruan tinggi.

Perubahan posisi dari menjadi senior di sekolah menengah atas menjadi mahasiswa tingkat

satu di perguruan tinggi mengulang fenomena top-dog pada remaja. Ketika mengalami

Page 17: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

4

fenomena top-dog, penyesuaian diri yang baik sangat dibutuhkan sebagai usaha ketika

menghadapi kondisi stres dan konflik yang terjadi pada diri remaja karena tuntutan

lingkungan dimana individu berada. Hasil penelitian Sasmita (2015) mengemukakan

penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama sangat penting karena akan menentukan

bagaimana mahasiswa mampu menghadapi semester-semester selanjutnya. Dalam

penyesuaian diri tersebut ada remaja yang mudah menyesuaikan diri dan ada yang sulit.

Timbul pertanyaan mengapa ada remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan baik dan ada

yang sulit menyesuaikan diri.

Pada remaja akhir yang sudah menjadi mahasiswa, terlebih lagi menjadi pengurus

organisasi, penyesuaian diri dalam kehidupan berorganisasi yang berbeda dengan mahasiswa

yang tidak menjadi pengurus organisasi tentu sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini

dikarenakan remaja akhir yang menjadi pengurus organisasi memiliki tanggungjawab yang

lebih banyak, menghadapi masalah yang lebih beragam di luar masalah akademik, serta

memiliki pandangan mengenai diri yang berbeda dengan remaja akhir yang tidak menjadi

pengurus organisasi. Mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki nilai lebih dibandingkan

mereka yang tidak aktif berorganisasi (Merdeka, 2016). Remaja akhir yang menjadi

pengurus organisasi kemahasiswaan dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan baik,

dengan banyak hal yang harus disesuaikan secara bersamaan sehingga penyesuaian diri

menjadi salah satu sumber permasalahan bagi remaja akhir yang menjadi pengurus

organisasi kemahasiswaan (Semaraputri, 2016b). Remaja yang tidak mampu

mengharmoniskan diri dengan lingkungan akan memunculkan pola perilaku yang keliru

(Zakiyah, Hidayati, & Setyawan, 2010).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan, penyesuaian diri merupakan salah satu hal yang

menjadi masalah pada pengurus organisasi kemahasiswaan di tahun pertama masuk

perguruan tinggi. Penyesuaian diri dengan kehidupan perguruan tinggi seperti tugas-tugas,

Page 18: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

5

dosen, teman di kelas, harus dilakukan bersamaan dengan penyesuaian diri di lingkungan

organisasi kemahasiswaan seperti budaya organisasi kemahasiswaan serta teman-teman

sesama pengurus organisasi yang berasal dari berbagai program studi dan dari angkatan

yang berbeda (Semaraputri, 2016b).

Di Universitas Udayana, setiap fakultas memiliki organisasi kemahasiswaan dengan

jumlah yang beragam. Jumlah organisasi kemahasiswaan di setiap fakultas di Universitas

berdasarkan data dari BEM PM Udayana Kabinet Udayana Berintegritas, di Fakultas Ilmu

Budaya terdapat 12 organisasi, di Fakultas Kedokteran terdapat 15 oragnisasi, di Fakultas

Hukum terdapat 5 organisasi, di Fakultas Teknik terdapat 11 organisasi, di Fakultas

Pertanian terdapat 3 organisasi, di Fakultas Ekonomi dan Bisnis terdapat 9 organisasi, di

Fakultas Peternakan terdapat 2 organisasi, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam terdapat 9 organisasi, di Fakultas Kedokteran Hewan terdapat 3 organisasi, di Fakultas

Teknik Pertanian terdapat 5 organisasi, di Fakultas Pariwisata terdapat 2 organisasi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terdapat 9 organisasi, dan di Fakultas Kelautan dan Perikanan

terdapat 2 organisasi. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menjadi fakultas di

Universitas Udayana dengan jumlah organisasi terbanyak dan kegiatan kemahasiswaan yang

lebih dari 150 kegiatan kemahasiswaan per tahun (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana (BEM FK Unud), 2016) sehingga membutuhkan peran

dari banyak mahasiswa sebagai pengurus organisasi ataupun dalam kepanitiaan kegiatan

kemahasiswaan.

Kesulitan menyesuaikan diri yang dialami pengurus organisasi yaitu kesulitan dalam

hal manajemen waktu, kesulitan membuat skala prioritas antara tugas-tugas akademik

dengan tanggungjawab di organisasi, serta kesulitan berinteraksi dengan sesama pengurus

organisasi kemahasiswaan yang berasal dari program studi dan angkatan yang berbeda

karena merasa canggung. Pada organisasi kemahasiswaan tingkat fakultas pengurus terdiri

Page 19: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

6

dari mahasiswa program studi dan angkatan yang berbeda, sedangkan pada organisasi

kemahasiswaan tingkat program studi pengurus terdiri dari mahasiswa angkatan yang

berbeda.

Permasalahan yang dihadapi pada akhirnya berdampak bagi salah satu bidang

sehingga ada pengurus organisasi yang tidak maksimal ketika menjadi pengurus organisasi

seperti tidak pernah berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi

yang bersangkutan dan ada pengurus organisasi yang tidak maksimal di bidang akademik

(Semaraputri, 2016a). Hal ini merupakan bentuk dari konsekuensi dari pilihan menjadi

pengurus organisasi kemahasiswaan, mahasiswa membagi konsentrasi, waktu dan pemikiran

menjadi dua yaitu di bidang akademik dan organisasi bahkan ada yang meninggalkan

kegiatan akademik karena terlalu larut dalam kegiatan berorganisasi (Basuki, 2017). Hasil

penelitian Setyono (2013) mengemukakan dampak negatif bagi mahasiswa yang aktif

berorganisasi diantaranya sering terlambat dan membolos dalam mengikuti perkuliahan,

prestasi akademik kurang baik bahkan cenderung menurun, dan sering kali tidak tepat waktu

dalam menyelesaikan perkuliahan. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri

yang baik pada remaja yang menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

Kemampuan menyesuaikan diri sangat berkaitan dengan cara-cara mengatasi masalah.

Pemilihan cara mengatasi masalah ini disebut dengan istilah proses coping. Menurut Lazarus

(1969), coping dipandang sebagai faktor yang menentukan kemampuan manusia untuk

melakukan penyesuaian terhadap situasi yang menekan (stressful life events). Menurut

Silvana (2012) coping berasal dari kata to cope yang berarti mengatasi kesukaran atau usaha

meniadakan atau membebaskan diri dari rasa tidak enak karena stres.

Menurut Santrock (2007) coping adalah upaya untuk mengelola situasi yang

membebani, memperluas usaha untuk memecahkan masalah-masalah hidup dan berusaha

Page 20: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

7

mengatasi atau mengurangi stres. Coping adalah proses yang dialami individu berupa

pemikiran dan tindakan atau perilaku-perilaku, dalan rangka mengatur atau mengelola

ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan dari suatu situasi dan sumber-sumber yang dimiliki

individu, dalam menilai atau menghadapi kondisi stres (Taylor, 2009). Lazarus (1969)

mengklasifikasikan coping menjadi dua bagian, yaitu problem focused coping dan emotional

focused coping. Problem focused coping merupakan usaha yang dilakukan individu dengan

cara menghadapi secara langsung sumber penyebab masalah.

Tipe problem focused coping biasanya digunakan oleh individu ketika mengalami

gangguan, ancaman atau situasi yang menantang serta dapat berubah. Problem focused

coping meliputi upaya untuk melakukan sesuatu yang konstruktif mengenai kondisi

stressfull yang membahayakan, mengancam atau menantang individu. Kemampuan problem

focused coping muncul selama masa kanak-kanak, sedangkan emotion focused coping

muncul lebih lambat, masa kanak-kanak akhir atau dewasa muda (Taylor, 2009). Secara

khusus, terkadang individu menggunakan kedua strategi coping (problem focused dan

emotional focused), disarankan agar kedua tipe coping digunakan oleh individu ketika

menghadapi kondisi stressfull. Tipe coping yang digunakan juga disesuaikan dengan sumber

permasalahan sehingga mampu menyelesaikan masalah dengan baik (Folkman & Lazarus,

1984).

Menurut Schneiders (1964) salah satu ciri-ciri penyesuaian diri yang baik adalah

individu dapat lebih objektif menerima keadaan diri dan mudah beradaptasi dengan kondisi

baru. Terkait dengan penyesuaian diri, digunakannya metode problem focused coping dapat

memengaruhi sikap realistis dan objektif individu dalam menghadapi permasalahan.

Hasil penelitian Bachtiar dan Asriani (2015) menunjukkan problem focused coping

terbukti efektif meningkatkan pengelolaan stres pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan ada perbedaan yang signifikan antara pengelolan stres antara siswa yang

Page 21: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

8

menggunakan strategi Problem Focused Coping lebih dan Emotion Focused Coping,

sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi Problem Focused Coping lebih efektif dari pada

Emotion Focused Coping dalam meningkatkan pengelolaan stres siswa di SMA Negeri 1

Barru. Jika stres dapat dikelola dengan baik, hal ini akan berpengaruh positif pada

penyesuaian diri remaja.

Penyesuaian diri juga dipengaruhi oleh bagaimana individu dapat mengarahkan diri

sendiri. Sebelum dapat mengarahkan diri sendiri, remaja tentu harus mengetahui bagaimana

diri sendiri sehingga tahu arah mana yang akan dituju. Dalam hal ini konsep diri pada remaja

memiliki peran. Dapat mengenali diri sendiri dengan mengetahui positif dan negatif dalam

diri merupakan salah satu syarat dari terciptanya penyesuaian diri yang baik.

Konsep diri merujuk pada evaluasi yang menyangkut bidang-bidang tertentu dari diri

(Santrock, 2007). Atwater (1983) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan

gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-

nilai yang berhubungan dengan diri. Remaja melakukan evaluasi diri dalam berbagai bidang

seperti bidang akademik, atletik, penampilan fisik, dan sebagainya. Remaja akan

membentuk konsep diri sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang telah dialami.

Konsep diri adalah penilaian remaja tentang diri sendiri yang bersifat fisik, psikis,

sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi. Konsep diri fisik adalah gambaran remaja tentang

penampilan, arti penting tubuh dalam hubungan dengan perilakunya di mata orang lain.

Konsep diri psikis adalah gambaran remaja tentang kemampuan dan ketidakmampuan, harga

diri dan hubungan remaja dengan orang lain. Konsep diri sosial adalah gambaran remaja

tentang hubungannya dengan orang lain, dengan teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-

lain. Konsep diri emosional adalah gambaran remaja tentang emosi diri, seperti kemampuan

menahan emosi, pemarah, sedih, atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan lain-lain.

Konsep diri aspirasi adalah gambaran remaja tentang pendapat dan gagasan, kreativitas, dan

Page 22: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

9

cita-cita. Konsep diri prestasi adalah gambaran remaja tentang kemajuan dan keberhasilan

yang akan diraih, baik dalam masalah belajar maupun kesuksesan hidup (Hurlock, 1980).

Penelitian Gunarta (2015) mengenai konsep diri, dukungan sosial dan penyesuaian diri

sosial mahasiswa pendatang di Bali menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

konsep diri dengan penyesuaian diri sosial.

Konsep diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan sebab pemahaman

seseorang mengenai konsep dirinya akan menentukan dan mengarahkan perilaku dalam

berbagai situasi. Hurlock (1980) menambahkan bahwasanya konsep diri individu dapat

menentukan keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat.

Hal tersebut berarti konsep diri yang positif memiliki hubungan positif terhadap penyesuaian

diri remaja karena semakin positif pemahaman diri yang dimiliki, maka semakin diketahui

tentang diri, dan kemudian mampu untuk mengarahkan diri sehingga penyesuaian diri

semakin baik.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa problem focused coping dan konsep diri

dapat berperan dalam memengaruhi taraf penyesuaian diri seseorang. Oleh karena itu

melalui penelitian ini ingin diketahui bagaimana peran salah satu strategi coping yaitu

problem focused coping dan konsep diri terhadap penyesuaian diri pada remaja akhir di

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan judul penelitian “Peran Problem

Focused Coping dan Konsep Diri terhadap Penyesuaian Diri pada Remaja Akhir yang

Menjadi Pengurus Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana”

Page 23: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah dari

penelitian ini adalah apakah problem focused coping dan konsep diri berperan dalam

penyesuaian diri pada remaja akhir yang menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan di

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran problem focused coping dan

konsep diri terhadap penyesuaian diri pada remaja akhir yang menjadi pengurus organisasi

kemahasiswaan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan didapat adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Memberikan sumbangan informasi dan data empiris mengenai peran problem focused

coping, konsep diri, dan penyesuaian diri pada remaja akhir dalam perkembangan ilmu

psikologi, khususnya psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan psikologi

sosial serta studi psikologi pada umumnya

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak terkait seperti

pemerintah, pihak perguruan tinggi, dan masyarakat untuk mengetahui penyesuaian diri

remaja akhir. Secara khusus dapat diuraikan manfaat praktis dari penelitian ini sebagai

berikut:

Page 24: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

11

a. Bagi Remaja Akhir yang Menjadi Pengurus Organisasi Kemahasiswaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada remaja yang menjadi

pengurus organisasi kemahasiswaan mengenai peran pemilihan strategi coping

khususnya problem focused coping dan pentingnya konsep diri yang dimiliki

terhadap penyesuaian diri sehingga mampu untuk menyesuaikan diri dengan baik

dan mampu mencapai keharmonisan diri di bidang akademik dan organisasi.

b. Bagi Orangtua

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orangtua mengenai

dinamika penyesuaian diri pada masa remaja akhir serta memberikan pemahaman

mengenai peran problem focused coping dan konsep diri terhadap penyesuaian diri

remaja akhir. Informasi ini perlu untuk diketahui agar orangtua dapat memberikan

perlakuan yang dapat mendukung penyesuaian diri remaja melalui penggunaan

problem focused coping dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah dan

perlakuan yang dapat membentuk konsep diri positif pada remaja karena konsep diri

merupakan aspek mental yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman individu.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak institusi

pendidikan (khususnya Perguruan Tinggi) maupun pihak terkait mengenai dinamika

penyesuaian diri remaja akhir yang menjadi mahasiswa dan memilih menjadi

pengurus organisasi kemahasiswaan. Informasi ini perlu berikan kepada pihak terkait

agar mengetahui bahwa dinamika penyesuaian diri tidak hanya terjadi pada kegiatan

akademik, namun juga pada kegiatan non akademik salah satunya organisasi

kemahasiswaan.

Page 25: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

12

E. Keaslian Penelitian

Dalam menyusun penelitian ini, digunakan beberapa kajian dari penelitian sebelumnya

yang berkaitan dengan topik yang diangkat yaitu mengenai peran problem focused coping

dan konsep diri terhadap penyesuaian diri pada remaja. Penelitian tersebut diantaranya

adalah:

a. Penelitian oleh Wijaya dan Pratitis (2012) dengan judul “Efikasi Diri Akademik,

Dukungan Sosial Orangtua dan Penyesuaian Diri Mahasiswa dalam Perkuliahan”.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan efikasi diri akademik

dan dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan.

Hasil analisis data menunjukkan efikasi diri akademik dan dukungan sosial orangtua

secara bersama-sama berhubungan dengan penyesuaian diri mahasiswa pada

perkuliahan. Ditemukan juga hasil bahwa terdapat korelasi positif antara efikasi diri

akademik dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Hasil analisis

korelasi dukungan sosial orangtua dengan penyesuaian diri mahasiswa pada

perkuliahan menunjukkan variabel dukungan sosial orangtua secara tersendiri tidak

berhubungan dengan penyesuaian diri mahasiswa pada perkuliahan. Hal ini

dikarenakan adanya faktor lain yang memengaruhi penyesuaian diri mahasiswa pada

perkuliahan selain dari dukungan sosial orangtua.

Penelitian diatas tentang penyesuaian diri dengan variabel bebas efikasi diri

akademik dan dukungan sosial orangtua, sedangkan penelitian ini mengenai

penyesuaian diri dengan variabel bebas problem focused coping dan konsep diri.

b. Penelitian dilakukan oleh Sasmita (2015) mengenai Peran Efikasi Diri dan

Dukungan Sosial Teman Sebaya Terhadap Penyesuaian Diri Mahasiswa Tahun

Pertama Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peran efikasi diri dan dukungan

Page 26: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

13

sosial teman sebaya terhadap penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama Program

Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Subjek dalam

penelitian ini adalah 137 orang mahasiswa tahun pertama Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Hasil analisis regresi berganda

menunjukkan bahwa efikasi diri dan dukungan sosial teman sebaya secara bersama-

sama berperan terhadap penyesuaian diri. Koefisien determinasi sebesar 0,367

sehingga sumbangan efektif efikasi diri dan dukungan sosial teman sebaya terhadap

penyesuaian diri sebesar 36,7%. Koefisien beta terstandarisasi efikasi diri sebesar

0,457 (t=5,935; p<0,05) menunjukkan efikasi diri berperan terhadap penyesuaian

diri. Koefisien beta terstandarisasi dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,242

(t=3,141; p<0,05) menunjukkan dukungan sosial teman sebaya berperan terhadap

penyesuaian diri.

Penelitian diatas meneliti penyesuaian diri dengan variabel bebas efikasi diri dan

dukungan sosial teman sebaya, sedangkan penelitian ini meneliti penyesuaian diri

dengan variabel bebas problem focused coping dan konsep diri.

c. Penelitian oleh Christyanti, Mustami’ah, dan Sulistiani (2010) dengan judul

“Hubungan antara Penyesuaian Diri terhadap Tuntutan Akademik dengan

Kecenderungan Stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah

Surabaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian

diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Penelitian ini merupakan

jenis penelitian kuantitatif korelasional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat

hubungan negatif antara penyesuaian diri terhada[ tuntutan akademik dengan

kecenderungan stres. Sumbangan efektif dari penyesuaian diri terhadap tuntutan

akademik adalah 16,2%, yang berarti terdapat 83,8% faktor lain yang berpengaruh

Page 27: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

14

terhadap kecenderungan stres pada mahasiswa Kedokteran seperti faktor lingkungan,

kepribadian –pola tingkah laku tipe A, faktor kognitif dan faktor sosial budaya.

Penelitian diatas meneliti khusus pada penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik,

sedangkan penelitian ini meneliti penyesuaian diri remaja akhir dalam konteks

organisasi kemahasiswaan.

d. Penelitian oleh Rosiana (2011) dengan judul “Penyesuaian Diri Mahasiswa Tingkat

Pertama”. Penelitian ini membahas tentang kemampuan penyesuaian akademis

mahasiswa tingkat pertama di Fakultas Psikologi Unisba. Subjek penelitian ini

sebanyak 141 orang mahasiswa. Alat ukur menggunakan skala penyesuaian

akademis yang dibuat oleh Prasetyawati (2003). Ada sepuluh aspek yang diukur

yaitu kepemimpinan, kemasyarakatan, ketahanan, keterlibatan terhadap tugas,

kepercayaan diri akademis, kepercayaan diri sosial, lokus control internal,

kepercayaan pengembangan diri, hubungan dengan dosen, hubungan dengan teman

sebaya.

Penelitian diatas meneliti tentang penyesuaian akademis pada mahasiswa tingkat

pertama, sedangkan penelitian ini berfokus untuk meneliti penyesuaian diri pada

remaja akhir yang menjadi pengurus organisasi.

e. Penelitian oleh Bakhtiar dan Asriani (2015) dengan judul “Efektivitas Strategi

Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping dalam Meningkatkan

Pengelolaan Stres Siswa di SMA Negeri 1 Barru”. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui efektivitas strategi Problem Focused Coping dan Emotion Focused

Coping dalam meningkatkan pengelolaan stres siswa SMA Negeri 1 Barru. Jenis

penelitian ini adalah kuantitatif pre-eksperimen model pre-test post-test one group

design. Sampel penelitian sebanyak 22 orang, dengan teknik purpossive sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi Problem Focused Coping dan Emotion

Page 28: HALAMAN MOTTO penelitian ini adalah skala problem focused coping, skala konsep diri, dan skala penyesuaian diri. Hasil uji regresi berganda menghasilkan nilai R sebesar 0,728 (F=82.876;

15

Focused Coping efektif dalam meningkatkan pengelolaan stres siswa di SMA Negeri

1 Barru.

Penelitian diatas meneliti tentang kedua jenis strategi coping yang ada, sedangkan

penelitian ini berfokus untuk meneliti salah satu strategi coping yaitu problem

focused coping.

Dari beberapa referensi penelitian diatas beserta penjelasannya, dapat disimpulkan

bahwa belum ada penelitian sebelumnya yang mengaitkan antara variabel problem focused

coping, konsep diri dan penyesuaian diri. Maka muncul pemikiran untuk melihat bagaimana

peran problem focused coping dan konsep diri terhadap penyesuaian diri pada remaja akhir.