Hematoma Subdural Presentasi Kasus

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    1/32

    HEMATOMA SUBDURAL

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    2/32

    DEFINISI

    Penimbunan darah di dalam rongga subdural (diantara durameter dan arakhnoid)

    Sering terjadi akibat robeknya bridging veins yangterletak antara cortex serebri dan sinus venosus ,namun dapat juga akibat laserasi pembuluh arteripada permukaan otak.

    Paling sering terjadi pada permukaan lateralhemisferium dan bagian temporal (sesuai dengandistribusi bridging veins)

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    3/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    4/32

    Lapisan-lapisan Meningens

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    5/32

    EPIDEMIOLOGI

    SDH Akut dilaporkan terjadi pd 5-25% pasiendengan trauma kepala berat

    SDH Kronik terjadi pada 1-3 kasus per 100.000

    populasi Laki-laki memiliki insiden yang lebih tinggi daripada

    perempuan

    Lebih sering ditemukan pada umur 50-70 tahun

    (bridging veins mulai rapuhmudah ruptur bilatrauma)

    Pada bayi perdarahan subdural bilateral

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    6/32

    KLASIFIKASIAKUT

    Gejala timbul segera

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    7/32

    KLASIFIKASI BERDASARKAN KETERLIBATANJARINGAN OTAK KARENA TRAUMA

    SDH

    Sederhana

    Simple Sub Dural Hematom Tidak disertai cedera parenkim otak

    SDHKompleks

    Complicated Sub Dural Hematom Disertai laserasi parenkim otak, perdarahan intraserebral

    > 70% berhubungan dengan SDH akut yang disebabkantrauma contrecup, dan paling banyak terletak pada lobustemporal dan lobus frontal

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    8/32

    ETIOLOGI

    TRAUMA- Trauma Kapitis- Trauma tempat lain pada badan yang mengakibatkanterjadinya geseran atau putaran otak terhadap duramater(JATUH TERDUDUK)

    - Trauma leher Guncangan pada badan NON TRAUMA

    - Pecahnya aneurysma atau malfomasi PD di dalam ruangansubdural- Gangguan pembekuan darah dan keganasan maupunperdarah dari tumor- Orang tua- Alkoholik- Gangguan hati

    - Penggunaan antikoagulan

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    9/32

    PATOFISIOLOGI

    Robeknya bridging veins ataurobeknya arakhnoidea

    trauma

    Karena otak cairanserebrospinal (bergerak),sedangkan sinus venosusdalam keadaan terfiksir)

    Perpindahan posisi otak

    Merobek beberapa venahalus pada tempatnya

    Perdarahan pada ruang subdura

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    10/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    11/32

    Manifestasi Klinis

    Gambaran klinis ditentukan oleh dua faktor:- beratnya cedera otak yang terjadi pada saat benturantrauma- kecepatan pertambahan volume SDH

    Penderita-penderita dengan trauma berat dapatmenderita kerusakan parenkim otak difus yang membuatmereka tidak sadar dengan tanda-tanda gangguan

    batang otak.

    Penderita dengan SDH yang lebih ringan akan sadarkembali pada derajat kesadaran tertentu sesuai dengan

    beratnya benturan trauma pada saat terjadi kecelakaan(initial impact).

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    12/32

    Pada penderita dengan benturan trauma yang ringan tidakakan kehilangan kesadaran pada waktu terjadinya trauma.SDH dan lesi massa intrakranial lainnya yang dapat

    membesar hendaklah dicurigai bila ditemukan penurunankesadaran setelah kejadian trauma.

    Gejala yang timbul tidak khas dan merupakan manisfestasidari peninggian tekanan intrakranial seperti:

    sakit kepala

    mual

    muntah

    vertigo

    papil edemadiplopia akibat kelumpuhan n. III

    epilepsi, anisokor pupil, dan defisit neurologis lainnya,kadang kala dengan riwayat trauma yang tidak jelas, sering

    diduga tumor otak.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    13/32

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Laboratorium

    Pemeriksaan laboratorium minimal meliputi,pemeriksaan darah rutin, elektrolit, profil

    hemostasis/koagulasi. Foto Tengkorak

    foto tengkorak tidak dapat dipakai untukmemperkirakan adanya SDH. Fraktur tengkorak

    sering dipakai untuk meramalkan kemungkinanadanya perdarahan intrakranial tetapi tidak adahubungan yang konsisten antara fraktur tengkorakdan SDH. Bahkan fraktur sering didapatkan

    kontralateral terhadap SDH.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    14/32

    CT Scan

    modalitas pilihan utama bila disangka terdapatsuatu lesi pasca-trauma, karena prosesnya cepat,

    mampu melihat seluruh jaringan otak dan secaraakurat membedakan sifat dan keberadaan lesi intra-aksial dan ekstra-aksial

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    15/32

    HASIL CT SCAN

    SDH AkutPerdarahan subdural akut pada CT-scan kepala (nonkontras) tampak sebagai suatu massa hiperdens(putih) ekstra-aksial berbentuk bulan sabit

    sepanjang bagian dalam (inner table) tengkorak danpaling banyak terdapat pada konveksitas otak didaerah parietal.

    Subdural hematom berbentuk cekung dan terbatasioleh garis sutura.

    Jarang sekali, subdural hematom berbentuk lensa

    seperti epidural hematom dan biasanya unilateral.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    16/32

    SDH Sub Akut

    Di dalam fase subakut perdarahan subdural menjadi isodensterhadap jaringan otak sehingga lebih sulit dilihat padagambaran CT. Oleh karena itu pemeriksaan CT dengankontras atau MRI sering dipergunakan pada kasusperdarahan subdural dalam waktu 48 72 jam setelahtrauma kapitis. Pada gambaran T1-weighted MRI lesi subakutakan tampak hiperdens.

    Pada pemeriksaan CT dengan kontras, vena-vena kortikalakan tampak jelas dipermukaan otak dan membatasi subduralhematoma dan jaringan otak.

    Perdarahan subdural subakut sering juga berbentuk lensa(bikonveks) sehingga membingungkan dalammembedakannya dengan epidural hematoma. Pada alat CTgenerasi terakhir tidaklah terlalu sulit melihat lesi subduralsubakut tanpa kontras

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    17/32

    SDH KRONIK

    Pada fase kronik lesi subdural menjadi hipodens dansangat mudah dilihat pada gambaran CT tanpa kontras.

    Sekitar 20% subdural hematom kronik bersifat bilateraldan dapat mencegah terjadi pergeseran garis tengah.Seringkali, hematoma subdural kronis muncul sebagai

    lesi heterogen padat yang mengindikasikan terjadinyaperdarahan berulang dengan tingkat cairan antarakomponen akut (hyperdense) dan kronis (hipodense).

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    18/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    19/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    20/32

    MRI

    Magnetic resonance imaging (MRI) sangat bergunauntuk mengidentifikasi perdarahan ekstraserebral.Akan tetapi CT-scan mempunyai proses yang lebihcepat dan akurat untuk mendiagnosa SDH sehinggalebih praktis menggunakan CT-scan ketimbang MRI

    pada fase akut penyakit. MRI baru dipakai pada masa

    setelah trauma terutama untuk menetukan kerusakanparenkim otak yang berhubungan dengan trauma yangtidak dapat dilihat dengan pemeriksaan CT-scan. MRIlebih sensitif untuk mendeteksi lesi otak nonperdarahan,kontusio, dan cedera axonal difus. MRI dapat

    membantu mendiagnosis bilateral subdural hematomkronik karena pergeseran garis tengah yang kurangjelas pada CT-scan.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    21/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    22/32

    DIAGNOSIS BANDING

    a. Stroke

    b. Encephalitis

    c. Abses otakd. Adverse drugs reactions

    e. Tumor otak

    f. Perdarahan subarachnoidg. Hydrocephalus

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    23/32

    PENATALAKSANAAN

    Dalam menentukan terapi apa yang akan digunakanuntuk pasien SDH, tentu kita harus memperhatikanantara kondisi klinis dengan radiologinya.

    Didalam masa mempersiapkan tindakan operasi,perhatian hendaknya ditujukan kepada pengobatandengan medikamentosa untuk menurunkanpeningkatan tekanan intrakrania (PTIK).

    Seperti pemberian manitol 0,25gr/kgBB, ataufurosemid 10 mg intravena, dihiperventilasikan.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    24/32

    TINDAKAN OPERATIF

    Baik pada kasus akut maupun kronik, apabiladiketemukan adanya gejala- gejala yang progresif, maka

    jelas diperlukan tindakan operasi untuk melakukanpengeluaran hematoma.

    Tetapi sebelum diambil keputusan untuk dilakukan

    tindakan operasi, yang tetap harus kita perhatikanadalah airway, breathing dan circulation (ABCs).

    Tindakan operasi ditujukan kepada:a. Evakuasi seluruh SDH

    b. Merawat sumber perdarahanc. Reseksi parenkim otak yang nonviabled. Mengeluarkan ICH yang ada.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    25/32

    Kriteria penderita SDH dilakukan operasi adalah:

    a. Pasien SDH tanpa melihat GCS, dengan ketebalan >

    10 mm atau pergeseran midline shift > 5 mm padaCT-scan

    b. Semua pasien SDH dengan GCS < 9 harusdilakukan monitoring TIK

    c. Pasien SDH dengan GCS < 9, dengan ketebalanperdarahan < 10 mm dan pergeeran struktur midlineshift. Jika mengalami penurunan GCS > 2 poinantara saat kejadian sampai saat masuk rumah sakit

    d. Pasien SDH dengan GCS < 9, dan/atau didapatkanpupil dilatasi asimetris/fixed

    e. Pasien SDH dengan GCS < 9, dan/atau TIK > 20mmHg.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    26/32

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    27/32

    Tindakan operatif yang dapat dilakukan adalah burrhole craniotomy, twist drill craniotomy, subduraldrain.

    Trepanasi atau kraniotomi adalah suatu tindakanmembuka tulang kepala yang bertujuan mencapaiotak untuk tindakan pembedahan definitif.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    28/32

    PERAWATAN PASCA BEDAH

    Monitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukanseperti biasanya. Jahitan dibuka pada hari ke 5-7. Tindakanpemasangan fragmen tulang atau kranioplasti dianjurkandilakukan setelah 6-8 minggu kemudian.

    Setelah operasipun kita harus tetap berhati hati, karenapada sebagian pasien dapat terjadi perdarahan lagi yang

    berasal dari pembuluh darah yang baru terbentuk, subduralempiema, irigasi yang kurang baik, pergeseran otak yang tiba-tiba, kejang, tension pneumoencephalus, kegagalan dari otakuntuk mengembang kembali dan terjadinya reakumulasi dari

    cairan subdural. Maka dalam hal ini hematoma harusdikeluarkan lagi dan sumber perdarahan harus ditiadakan.Serial skening tomografi pasca kraniotomi sebaiknya jugadilakukan.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    29/32

    FOLLOW UP

    CT scan kontrol diperlukan apabila post operasikesadaran tidak membaik dan untuk menilai apakahmasih terjadi hematom lainnya yang timbulkemudian.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    30/32

    KOMPLIKASI OPERASI

    Pasca operasi dapat terjadi rekurensi atau masih terdapat sisahematom yang mungkin memperlukan tindakan pembedahanlagi. Sebanyak sepertiga pasien mengalami kejang pascatrauma setelah cedera kepala berat. Infeksi luka dankebocoran CSF bisa terjadi setelah kraniotomi. Meningitisatau abses serebri dapat terjadi setelah dilakukan tindakanintrakranial.

    Pada pasien dengan subdural hematom kronik yangmenjalani operasi drainase, sebanyak 5,4-19% mengalamikomplikasi medis atau operasi. Komplikasi medis, seperti

    kejang, pneumonia, empiema, dan infeksi lain, terjadi pada16,9% kasus. Komplikasi operasi, seperti massa subdural,hematom intraparenkim, atau tension pneumocephalusterjadi pada 2,3% kasus.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    31/32

    PROGNOSIS

    Tidak semua perdarahan subdural bersifat letal. Padabeberapa kasus, perdarahan tidak berlanjut mencapaiukuran yang dapat menyebabkan kompresi pada otak,sehingga hanya menimbulkan gejala-gejala yang ringan.Pada beberapa kasus yang lain, memerlukan tindakan

    operatif segera untuk dekompresi otak.

    Tindakan operasi pada hematoma subdural kronikmemberikan prognosis yang baik, karena sekitar 90 %kasus pada umumnya akan sembuh total. Hematoma

    subdural yang disertai lesi parenkim otak menunjukkanangka mortalitas menjadi lebih tinggi dan berat dapatmencapai sekitar 50 %.

  • 7/23/2019 Hematoma Subdural Presentasi Kasus

    32/32

    Angka mortalitas pada penderita dengan perdarahansubdural yang luas dan menyebabkan penekanan (masseffect) terhadap jaringan otak, menjadi lebih kecilapabila dilakukan operasi dalam waktu 4 jam setelah

    kejadian. Walaupun demikian bila dilakukan operasilebih dari 4 jam setelah kejadian tidaklah selaluberakhir dengan kematian.

    Pada kebanyakan kasus SDH akut, keterlibatankerusakan parenkim otak merupakan faktor yang lebihmenentukan prognosa akhir (outcome) daripadatumpukan hematoma ekstra axial di ruang subdural.