227
SKRIPSI ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM OLEH: HERTI PATMAWATI (105016200539) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

HERTI PATMAWATI-FITK

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HERTI PATMAWATI-FITK

SKRIPSI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN

NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM

OLEH:

HERTI PATMAWATI

(105016200539)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: HERTI PATMAWATI-FITK

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

PEMBELAJARAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN

NONELEKTROLIT DENGAN METODE PRAKTIKUM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

HERTI PATMAWATI

105016200539

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Zulfiani, M.Pd Tonih Feronika M.Pd

NIP. 19760309 200501 2 002 NIP. 19760107 200501 1 007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: HERTI PATMAWATI-FITK

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode

Praktikum ” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah

pada, 8 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 17 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia

NIP: …………………….. ………………….

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih Juaningsih, M.Pd

NIP: 19790510 200604 2 001 …………………….. …………………..

Penguji I

Ir.Mahmud M. Siregar, M.Si

NIP: 19540310 198803 1 001 ……………………… ………………….

Penguji II

Dedi Irwandi, M.Si.

NIP:19710528 200003 1 002 ……………………. ………………….

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.

NIP. 19790510 198703 1 003

Page 4: HERTI PATMAWATI-FITK

DEPARTEMEN AGAMA

UIN JAKARTA

FITK Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412

Indonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-098

Tgl. Terbit : 5 januari 2009

No. Revisi : 00

Hal : 1/1

PENDAFTARAN PESERTA WISUDA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : HERTI PATMAWATI

Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 30 Desember 1984

NIM : 105016200539

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN

NONELEKTROLIT DENGAN METODE

PRAKTIKUM

Dosen Pembimbing : 1. Dr. Zulfiani, M.Si.

2. Tonih Feronika, M.Pd

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil

karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang

saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian

Munaqasyah.

Jakarta, 08 Maret 2011

Herti Patmawati

NIM. 105016200539

Page 5: HERTI PATMAWATI-FITK

i

ABSTRAK

Herti Patmawati. Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada

Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum,

Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis

siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui metode

praktikum. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya pada

kelas X-5 semester genap tahun ajaran 2009-2010, dengan menggunakan metode

deskriptif yang diarahkan untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan

berpikir kritis apa saja yang muncul serta melihat seberapa besar keterampilan

berpikir kritis siswa dapat berkembang melalui pembelajaran larutan elektrolit dan

nonelektrolit dengan metode praktikum. Subjek penelitian ini adalah seluruh

siswa SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya kelas X-5 yang berjumlah 44 orang yang

dibagi menjadi enam kelompok. Setiap kelompok terdiri atas siswa laki-laki dan

perempuan dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa dari lima indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati melalui metode praktikum, muncul dengan persentase yang bervariasi.

Indikator yang memperoleh persentase lebih besar adalah indikator

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak sebanyak 88,4%,

dan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sebanyak

87,7%. Sedangkan, aspek yang jumlah persentasenya lebih kecil adalah indikator

bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut terjadi karena siswa kurang

menghubungkan materi terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Sebagian besar

siswa menyenangi pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan

metode praktikum karena melibatkan banyak siswa dan membuat siswa menjadi

lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung

sehingga dapat melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui percobaan.

Kata kunci: Keterampilan berpikir kritis, metode praktikum, larutan elektrolit,

dan nonelektrolit.

Page 6: HERTI PATMAWATI-FITK

ii

ABSTRACT

Herti Patmawati. Analysis on Students’ Critical Thinking Skill in Learning

Electrolyte and non Electrolyte Solution through Practicum Method, Study

Program of Chemical Education, Department of Natural Sciences Education,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2011.

This study aims to determine students’ critical thinking skill in learning

electrolyte and non electrolyte solution through the method of practicum. This

research was conducted in SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya on X-5 class in the

second semester of 2009-2010 academic year by using descriptive method which

is directed to obtain information about there is any critical thinking skill that

emerge, and to observe how much students’ critical thinking skill can be

developed through learning electrolyte and non electrolyte solution with the

practicum method. The subjects of this study are all of the high school students in

X-5 class. The sum is 44 students, who are divided into six groups. Each group

consists of male and female students from the category of high, medium and

low. The result of the research shows that the five indicators of students’ critical

thinking skill observed through laboratory method appears in various percentages.

The indicator which has greater percentage (are an indicator to consider whether

the source can be trusted or not by 88,7 percentage), and ( the indicator of

observing and considering the results of the observation 87,7 percentage), whereas

the aspect whose smaller percentage is the indicator of asking and answering

questions. These were found because the students did not connect the material to

incident or event. Most students enjoy learning with a solution of electrolyte and

non electrolyte in the method of practicum because it involves a lot of students

and makes students more active in acquiring knowledge with direct experience so

as it is able to train students’ critical thinking skill through trial.

Keywords: critical thinking skills, the practicum method, electrolyte and non

electrolyte solution.

Page 7: HERTI PATMAWATI-FITK

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan

semesta alam tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas

bilangan. Shalawat dan salam senantiasa menyelimuti Rasulullah SAW tercinta

beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja, doa, dan

kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi

ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, selaku ketua Program Studi Pendidikan Kimia

4. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam

5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, dan Bapak Tonih Feronika M.Pd selaku dosen

Pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat

bermanfaat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd selaku penasihat akademik yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah

yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu

berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

8. Ibu Ani Nuraisyah, S.Pd yang telah membantu penulis dalam mengurus hal-

hal yang berkaitan dengan administrasi akademik.

Page 8: HERTI PATMAWATI-FITK

iv

9. Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Bapak Drs M. Kurtubi,

M.Si, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA

Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

10. Bapak Drs. Asep Nanang M.Pd selaku wakil kepala bidang Kurikulum SMA

Negeri 3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

11. Bapak Entang S.Pd selaku guru bidang studi kimia SMA Negeri 3 Kota

Tasikmalaya yang telah berkenan menjadi observer dan membantu penulis

selama melaksanakan penelitian.

12. Seluruh guru dan staff tata usaha SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah

memberikan dukungan kepada penulis.

13. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan

pinjaman literatur yang dibutuhkan.

14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, dan saudaraku yang tak henti-hentinya

memberikan doa, dan dukungannya baik moril maupun materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik.

15. Keluarga Bapak Asep Qohar dan Ibu Lisda Dalilah yang tak henti-hentinya

membimbing, memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materil.

Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya.

16. Teman-teman pendidikan kimia angkatan 2005 yang telah memberikan

semangat dan dukungan kepada penulis

17. Siswa siswi kelas X SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang telah bekerjasama

dengan baik selama penelitian.

18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat

penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penelitian

dan penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya.

Penulis

Herti Patmawati

Page 9: HERTI PATMAWATI-FITK

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah....................................................... 6

C. Pembatasan Masalah...................................................... 6

D. Perumusan Masalah....................................................... 6

E. Tujuan Penelitian........................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ........................................................ 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIK

A. Deskripsi Teoritis……………………………………... 8

1. Hakikat pembelajaran............................................. 8

2. Pengertian Metode Mengajar …….…………....... 10

3. Metode Praktikum………………………..……… 12

4. Hakikat Berpikir Kritis……………...….……....... 16

a. Pegertian Berpikir……………………………... 16

b. Berpikir Kritis……..………………..………… 18

5. Konsep Larutan Elektrolit dan non Elektrolit…… 27

B. Kerangka Berpikir...................................................... 31

C. Penelitian Relevan...................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................ 33

B. Subyek Penelitian .......................................................... 33

C. Metode Penelitian ......................................................... 34

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................. 34

Page 10: HERTI PATMAWATI-FITK

vi

E. Instrumen Penelitian........................................................... 35

F. Teknik Pengumpulan data................................................. 37

G. Teknik Pengolahan Data.................................................... 40

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi....................... 40

I. Teknik analisis data........................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Metode Praktikum................................. 45

1. Hasil Observasi...................................................... 45

2. Hasil Data Angket............................................... .. 61

3. Hasil Wawancara................................................... 65

B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis....... 65

C. Pembahasan terhadap temuan penelitian..................... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................. 79

B. Saran........................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 81

LAMPIRAN....................................................................................... 85

Page 11: HERTI PATMAWATI-FITK

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis................................ 23

Tabel 2.2 Perbedaan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit.................. 28

Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar............... 30

Tabel 3.1 Indikator Keterampilan berpikir kritis siswa yang akan

dianalisis................................................................................... 36

Tabel 3.2 Skala Pengukuran..................................................................... 42

Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi............................................. 46

Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan

dasar......................................................................................... 47

Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi

dan mempertimbangkan hasil induksi..................................... 48

Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab

pertanyaan.............................................................................. 49

Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi

dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 50

Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau tidak........................................... 51

Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi

dan mempertimbangkan laporan observasi............................. 52

Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi............................................. 53

Tabel 4.9 Hasil lembar observasi indikator menginduksi

dan mempertimbangkan hasil induksi..................................... 54

Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu definisi......................................... 55

Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab

pertanyaan.............................................................................. 56

Tabel 4.12 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan

Page 12: HERTI PATMAWATI-FITK

viii

Pertama.................................................................................. 57

Tabel 4.13 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis siswa pertemuan

kedua........................................................................................ 58

Tabel 4.14 Hasil persentase keterampilan berpikir kritis secara

keseluruhan.............................................................................. 59

Tabel 4.15 Hasil angket indikator mengindukasi dan mempertimbangkan

hasil induksi............................................................................ 61

Tabel 4.16 Hasil angket indikator mempertimbangkan apakah sumber

dapat dipercaya atau tidak....................................................... 62

Tabel 4.17 Hasil angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.... 63

Tabel 4.18 Hasil angket indikator memebrikan penjelasan lanjut............... 63

Tabel 4.19 Hasil angket mempertimbangkan istilah dan pertimbangan

suatu definisi............................................................................ 64

Tabel 4.20 Hasil wawancara......................................................................... 65

Page 13: HERTI PATMAWATI-FITK

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Penelitian.......................................................................... 44

Gambar 4.1 Grafik Indikator Keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan.. 60

Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis.. 61

Gambar 4.3 Grafik Hasil data angket keterampilan berpikir kritis siswa..... 65

Page 14: HERTI PATMAWATI-FITK

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.................... 85

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................... 87

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)....................................................... 94

Lampiran 4. Format lembar observasi........................................................... 109

Lampiran 5. Kisi-kisi lembar observasi......................................................... 114

Lampiran 6. Format lembar angket................................................ ............... 123

Lampiran 7. Kisi-kisi lembar angket.............................................................. 126

Lampiran 8. Pengolahan lembar observasi..................................................... 127

Lampiran 9. Format panduan wawancara...................................................... 159

Lampiran 10. Hasil wawancara tiap kelompok............................................... 160

Lampiran 11. Jumlah persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap

indikator..................................................................................... 169

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian............................................................. 170

Lampiran 13. Lembar Uji Referensi................................................................. 172

Lampiran 14. Surat Bimbingan Skripsi............................................................ 179

Lampiran 15. Surat Izin Permohonan Penelitian.............................................. 180

Lampiran 16. Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian...................... 181

Page 15: HERTI PATMAWATI-FITK

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini mengalami

perubahan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan masyarakat dunia telah

terjangkiti oleh revolusi di bidang ilmu, teknologi, dan seni serta arus

globalisasi, sehingga menuntut kesiapan semua pihak untuk menyesuaikan

dengan kondisi yang ada, perlu disadari bahwa dengan berkembangnya Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, informasi yang akan sampai makin banyak

ragamnya, baik sumber maupun esensi informasinya, untuk menghadapi

perubahan teknologi yang cepat maka kemampuan berpikir kritis merupakan

aspek yang perlu mendapat penekanan dalam pengajaran.1 Pada konteks ini,

pendidikan juga mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu dan tidak

pernah berhenti. Pendidikan sebagai suatu proses yang disadari untuk

mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir,

emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup di tengah-tengah

masyarakat.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses

pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan

memahami alam sekitar secara ilmiah. Kimia merupakan ilmu yang termasuk

rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA.

Karakteristik tesebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta

kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

1 Mulyati Arifin. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya

menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 2.

Page 16: HERTI PATMAWATI-FITK

2

dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangannya

selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori

(deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,

mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,

struktur sifat, perubahan dianamika, dan energenika zat. 2

Pelajaran kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan,

karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang

diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini terjadi karena

penggunaan metode yang kurang tepat oleh guru dalam mengajar. Guru banyak

memberikan pelajaran pada aspek ingatan dan pemahaman. Pembelajaran

seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton dan

membosankan. Dengan demikian diperlukan peran guru dalam menentukan

metode yang tepat yang dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan

siswa. Seorang pendidik harus bisa mengarahkan dan menggali potensi yang

ada pada diri siswa, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-

keterampilan tertentu diantaranya keterampilan berpikir kritis.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkat kualitas

pendidikan di Indonesia adalah dengan membenahi kurikulum sekolah dasar

dan menengah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 tahun 2006 tentang standar isi dan

standar kompetensi lulusan dan pada Permen RI nomor 23 tahun 2006 tentang

standar kompetensi kelulusan mengatakan bahwa

standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan menengah

umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dan salah satu tujuan standar

kompetensi kelulusan pada kelompok mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi adalah untuk mengembangkan logika,

kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.3

2 Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id/pdf diakses 22

Januari 2010 hal 113 3 Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi Kelulusan,

[online],http://www.psb.psma.org/files/2.SKL.pdf diakses 22 januari 2010 hal 4

Page 17: HERTI PATMAWATI-FITK

3

Mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang

zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan

energetika yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Dalam Standar Isi

mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu

memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet kritis dan dapat

bekerja sama dengan orang lain.

Tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di SMA dan MA yang

tercantum dalam standar isi diantaranya adalah untuk memupuk sikap ilmiah

yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan ilmiah, yaitu tidak mudah

percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, memahami konsep-

konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaiakan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi.4 Untuk mencapai tujuan dan fungsi

tersebut maka pembelajaran dengan mengembangkan sikap berpikir kritis

merupakan hal yang vital, karena sumber daya manusia yang profesional dan

berkualitas akan tercipta jika ilmu yang diperoleh digali lebih dalam dengan

mengembangkan budaya berpikir kritis. Mengajarkan keterampilan berpikir

ktitis dan memadukannya dengan materi pembelajaran (kurikulum) dapat

membantu para siswa untuk menjadi pemikir yang kritis dan kreatif secara

efektif.

Pembelajaran kimia di SMA umumnya dilakukan oleh guru lebih

banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan

aspek aplikasi, analisis, sintesis, dan bahkan evaluasi hanya sebagian kecil dari

pembelajaran yang dilakukan. Hal ini menyebabkan siswa kurang

mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan masalah dan

mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata.

Sikap peserta didik yang pasif atau hanya menerima apa yang diberikan

pendidik dan strategi pembelajaran yang berpusat pada guru menyebabkan

tidak teraktifkannya potensi kemampuan siswa sehingga menjadi pasif dan

kurang terampil berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas.

4 Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah, dari http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010

hal 114

Page 18: HERTI PATMAWATI-FITK

4

Fenomena yang terjadi saat ini adalah begitu banyak peserta didik

yang pasif, mereka cenderung duduk diam mendengarkan tanpa mampu

mengembangkan informasi yang diperoleh atau berdiskusi. Situasi tersebut

harus ditanggapi serius oleh pendidik untuk mencari alternatif pembelajaran

mengenai metode pembelajaran yang sesuai dan bagaimana memotivasi peserta

didik untuk kreatif dan percaya diri serta mendorong berpikir kritis.

Pada dasarnya siswa mempunyai keterampilan berpikir kritis dalam

belajar misalnya keterampilan bertanya, hipotesis, klasifikasi, observasi

(pengamatan) dan interpretasi. Tetapi keterampilan-keterampilan ini terkadang

tidak berkembang dengan baik maka diperlukan adanya metode yang mampu

mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran kimia.

Salah satunya adalah melalui kegiatan praktikum, karena kegiatan praktikum

membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu kejadian lebih

rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut.

Praktikum adalah suatu metode dalam pembelajaran yang sangat erat

hubungannya dengan mata pelajaran kimia. Karena dengan melakukan

Praktikum ilmu kimia lebih mudah dipelajari jika dibandingkan hanya

mempelajari konsepnya saja. Kimia harus dipelajari melalui kegiatan

percobaan karena belajar kimia tanpa percobaan tidak sempurna dan kurang

bermakna.5

Kegiatan praktikum merupakan sarana pembelajaran yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.

Melalui metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri

atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,

menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu

objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode praktikum merupakan cara

pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk menjadi kritis, analisis

argumentatif dan mencari jawaban-jawaban berbagai permasalahan melaui

pengalaman-pengalaman langsung.

5 Tine Maria Kuswanti, dkk., Sains Kimia Kelas I SMA (Jakarta: Bumi Aksara.2004) hal

15.

Page 19: HERTI PATMAWATI-FITK

5

Metode praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi

bagaimana proses berpikir tersebut dapat ikut berkembang. Salah satu bentuk

metode yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa

diantaranya adalah metode praktikum karena metode praktikum kegiatannya

difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir kritis, memecahkan masalah dan

interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan mereka lebih

kreatif dan kritis dalam pengetahuan-pengetahuan baru.

Pada Penelitian ini penulis memilih pelajaran kimia pada konsep

larutan elektrolit dan nonelektrolit, dimana materi ini dianggap sesuai bila

diajarkan dengan metode praktikum. Karena dalam kegiatan praktikum siswa

melakukan aktivitas seperti merancang percobaan, merangkai alat dan

menggunakan alat, mengemukakan hipotesis, menganalisis data, melihat

persamanan dan perbedaan suatu reaksi, memprediksi dan menarik kesimpulan

serta memberikan contoh. Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan siswa

tersebut merupakan keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul dengan

metode praktikum.

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan keterampilan

berpikir kritis salah satunya oleh Hanumi Oktiyani Rusdi yang menyatakan

bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan siswa

pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan

menggunakan bahan sehari-hari adalah menyebutkan contoh dan menarik

kesimpulan dari hasil menyelidiki.6 Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan

keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia masih perlu

dikembangkan. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan penelitian dengan

judul: ”Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran

larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Dengan Metode Praktikum”

6 Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA kelas

XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan

sehari-hari” (Bandung : UPI Bandung) hal. 69

Page 20: HERTI PATMAWATI-FITK

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah, antara lain:

1. Pembelajaran kimia belum melatih keterampilan berpikir kritis siswa.

2. Guru banyak menekankan siswa pada aspek pengetahuan dan pemahaman

dalam pembelajaran sehingga siswa kurang terlatih untuk mengembangkan

daya nalarnya.

3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurang mampu mengembangkan

informasi yang diperoleh.

C. Pembatasan Masalah

Agar Penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang

diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

a. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti meliputi keterampilan

menginduksi dan menentukan hasil induksi, keterampilan

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak,

keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan, keterampilan

mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi, serta

keterampilan mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu

definisi.

b. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasi pada konsep

larutan elektrolit dan nonelektrolit.

c. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode

praktikum

D. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

”Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada

pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum?”

Page 21: HERTI PATMAWATI-FITK

7

E. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan

nonelektrolit melalui metode Praktikum.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik

bagi semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan

dalam mengajarkan dan menyampaikan konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit dengan metode praktikum.

2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk memperbaharui sarana dan prasarana belajar dalam

menunjang peningkatkan kualitas belajar siswa.

3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dalam memahami materi pelajaran kimia yang diberikan

dan memotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya

4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk

mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa.

Page 22: HERTI PATMAWATI-FITK

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK

A. Kerangka Teoritis

1. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan istilah lain untuk proses belajar mengajar.

Belajar dan Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari

kegiatan manusia. Sebelum memahami hakekat pembelajaran, maka perlu

diperhatikan tentang pengertian belajar terlebih dahulu karena hakekat

pembelajaran tidak bisa lepas dari hakekat belajar.

Banyak pengertian belajar yang dicetuskan oleh para ahli, namun

umumnya ahli-ahli tersebut (baik ahli psikologi maupun pendidikan)

mempunyai pendapat yang sama bahwa hasil suatu aktivitas belajar adalah

“perubahan”. Bahwa perubahan itu terjadi akibat “pengalaman”. Dari kesamaan

ini lahir pengertian belajar secara umum atau popular. Pengertian umum inilah

yang banyak digunakan oleh para praktisi di lapangan khususnya guru. Secara

umum, belajar adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena

pengalaman. Perubahan tersebut bisa dalam bentuk pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, nilai-sikap.

Mulyati Arifin dkk berpendapat belajar merupakan proses aktif siswa

untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam

kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri

maupun dibimbing.1 Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu

bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya

perubahan tingkah laku, maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah

ke arah yang lebih baik.

1 Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya menuju

Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8

Page 23: HERTI PATMAWATI-FITK

9

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan

sengaja, oleh karena itu pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Pembelajaran

pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, dan

melalui proses tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,

baik kuantitas maupun kualitas. Tingkah laku yang dimaksud meliputi

pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai

pengendali sikap dan perilaku siswa.

Ciri-ciri Pembelajaran pembelajaran adalah sifat atau keadaan yang khas

dimiliki oleh kegiatan pembelajaran. Menurut Eggen & Kauchak menjelaskan

bahwa ada enam ciri pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) siswa menjadi

pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,

membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan

serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang

ditemukan, (2) guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi

dalam pelajaran, (3) aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada

pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan

kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5) orientasi pembelajaran

penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta (6)

guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan

gaya mengajar guru.2

Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.

2 Anonim, “Pengertian Pembelajaran http://krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-

ciri-pembelajaran. diakses 15 januari 2010 hal. 1-2

Page 24: HERTI PATMAWATI-FITK

10

b) Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam

belajar.

c) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan

menantang bagi siswa.

d) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.

e) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan

menyenangkan bagi siswa.

f) Pembelajaran dapat membuat siswa menerima pelajaran secara fisik maupun

psikologis.

2. Pengertian Metode Mengajar

Metode berasal dari bahasa yunani yang berarti “metodos’’, yang terdiri

dari dua suku kata, yaitu “metha’’ yang berarti melalui atau melewati dan

“hodos’’ yang berarti jalan atau cara. Jadi metode berarti suatu jalan yang dilalui

untuk mencapai tujuan.3. Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah

Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan

suatu pekerjaan.4

Dalam pengertian umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan

sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir metode adalah semua cara yang digunakan

dalam upaya mendidik.5 Menurut Nana Sudjana, metode adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mencapai tujuan.6 Dalam kamus besar bahasa

Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai

maksud.7 Metode mempunyai arti yang sangat luas. Karena mengajar merupakan

bentuk dari upaya untuk mendidik, maka metode yang dimaksud adalah metode

mengajar.

3Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), cet 1, hal. 40 4 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia, 2004), Cet IV hal. 155.

5 Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya. 1994), Cet II, hal. 131 6 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2000) Cet V. Hal. 76 7 Op.cit., hal. 40

Page 25: HERTI PATMAWATI-FITK

11

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain Metode adalah suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 Menurutnya pula

metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Dalam kegiatan belajar

mengajar metode sangat diperlukan oleh guru dalam menunjang kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai setelah proses

belajar mengajar berakhir.

Sedangkan menurut Aminuddin Rasyid metode adalah berbagai cara yang

teratur dan sistematis yang dilakukan dan ditempuh guru dalam memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk mendapat isi pelajaran yang mereka

butuhkan.9

Dari beberapa pengertian metode, didalamnya terdapat muatan-muatan

substantif yang secara implisit menyatakan suatu pengertian yang sama. Dengan

kata lain, ada muatan nilai yang sama dalam masing-masing pengertian metode.

Metode mengajar adalah jalan seorang guru untuk memberi pemahaman kepada

murid-muridnya dan merubah tingkah lakunya sesuai dengan tujuan-tujuan yang

diinginkan. Metode mengajar mempunyai arti yang lebih dari pada hanya

sekedar sebagai alat untuk menyampaikan ilmu dan pengetahuan kepada siswa.

Atau lebih tepat lagi untuk menolong siswa-siswa memperoleh pengetahuan

tersebut, selain itu metode mengajar bermakna juga sebagai alat untuk menolong

pelajar-pelajar memperoleh keterampilan, kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap,

minat dan nilai-nilai yang diinginkan.

Disinilah pentingnya guru mengajar dengan menggunakan metode yang

baik dan tepat. Baik dalam arti dapat menarik perhatian siswa dan tepat dalam

pengertian sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Guru menggunakan

metode dalam pengajaran tentunya tidak sekedar metode sebagai cara mengajar,

melainkan hendaknnya menguasai ruang lingkup metode itu sendiri. Suatu

proses belajar mengajar dikatakan baik, bila proses tersebut dapat

8 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hal. 75. 9 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Uhamka Press, 2003),

hal. 125.

Page 26: HERTI PATMAWATI-FITK

12

membangkitkan kegiatan belajar yang efektif.10

Pengertian ini menuntut

pentingnya posisi metode dalam pengajaran agar lebih efektif dan efisien.

Pemilihan suatu metode mengajar dipengaruhi oleh tujuan instruksional yang

mencakup (1) penerimaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, (2)

aplikasi pengetahuan atau penerimaan keterampilan dan (3) tujuan yang bersifat

efektif atau motivasional yaitu berhubungan dengan pengembangan atau

perubahan sikap atau perasaan.11

Jadi metode pengajaran adalah cara dan

teknik yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa

secara tepat dan cepat sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

Dengan demikian, berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli

di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah suatu jalan atau

cara yang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk

menyajikan materi pelajaran secara efektif dalam membantu siswa memperoleh

keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Metode Praktikum

Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang perlu

ditunjang dengan eksperimen dan kerja laboratorium yang disebut dengan

praktikum.

Metode Praktikum/Eksperimen merupakan salah satu cara mengajar

dengan melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya

serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya disampaikan di

kelas dan dievaluasi oleh guru. Atau Menurut Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan zain metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran,

dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan

sendiri sesuatu yang dipelajari.12

10

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2000), hal. 47 11

Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 95. 12

op.cit., hal. 84.

Page 27: HERTI PATMAWATI-FITK

13

Menurut Armai Arief metode eksperimen /praktikum adalah suatu

metode dimana siswa melakukan pekerjaan akademis dalam mata pelajaran

tertentu dengan menggunakan media laboratorium.13

Metode Eksperimen atau praktikum menurut E. Mulyasa merupakan suatu

bentuk pembelajaran yang melibatkan peserta didik bekerja dengan benda-

benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium, baik secara perorangan maupun

kelompok.14

Menurut Nana Sudjana, praktikum merupakan metode mengajar

yang sangat efektif, sebab membantu para siswa ntuk mencari jawaban dengan

usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar.15

Abu Ahmadi menjelaskan

bahwa praktikum adalah metode pengajaran di mana guru dan murid bersama-

sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.16

Sejalan dengan pendapat Abu ahmadi, Fathurrahman berpendapat metode

praktikum atau eksperimen merupakan metode atau cara dimana guru dan murid

bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui

pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.

Menurut Dimyati dan Mudjiono bereksperimen adalah Keterampilan untuk

mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep, dan

prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima

atau menolak ide-ide itu.17

Dalam praktikum siswa diberi kesempatan untuk

menemukan sendiri fakta yang ingin diketahuinya dengan melakukan kegiatan

eksperimen sendiri maupun kelompok. Dengan kata lain metode eksperimen

menekankan pada kegiatan yang harus dialami sendiri oleh siswa, mencari

sendiri dan menemukan sendiri.

Praktikum merupakan kegiatan yang berbentuk praktik dengan

mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal ini guru melatih keterampilan siswa

13

op.cit., hal. 174. 14

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2005), Cet.2 hal. 110. 15

op.cit., hal. 83. 16

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia,

1997) hal. 62. 17

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 1999). hal.

150.

Page 28: HERTI PATMAWATI-FITK

14

dalam penggunaan alat-alat yang telah diberikan kepadanya serta hasil dicapai

mereka.

Dalam proses belajar mengajar dengan metode praktikum siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu

proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses tertentu. Dengan

demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau

mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses

yang dialaminya itu. 18

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa praktikum

merupakan suatu kegiatan pembelajaran berupa praktik yang menggunakan alat-

alat tertentu. Dimana kegiatan ini dapat melatih kemampuan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap secara bersama-sama.

Praktikum merupakan latihan bagi siswa yang bertujuan untuk

mempraktekan teori yang telah dipelajari, mencoba suatu teori baru dalam

kondisi aktual, untuk memperbaiki dan menyempurnakan teori serta metode

yang digunakan. Pada metode praktikum siswa diberikan tugas percobaan

tertentu oleh guru, kemudian tugas dan percobaan tersebut dilakukan sendiri

siswa dengan praktikum dan pengamatan untuk mengetahui sampai mana

kebenaran dari ilmu yang dipelajarinya. Dengan melakukan praktikum siswa

dapat mengetahui apa yang dipelajarinya, dalam hal ini hendaknya diusahakan

agar pihak guru mengatur pengajaran sehingga terbentuk suasana yang sebaik-

baiknya bagi siswa untuk belajar.

Praktikum tidak lepas dengan Laboratorium. Laboratorium idealnya

memang suatu ruangan khusus dimana orang dapat melakukan eksperimen.

Tetapi dalam pengertiannya, laboratorium dapat dikelas dan dapat di

lingkungan.19

Yunita menjelaskan kegiatan di dalam laboratorium merupakan mata

rantai untuk menghubungkan beberapa aspek, diantaranya adalah :

18

op.cit., hal. 174. 19

op.cit., hal 122.

Page 29: HERTI PATMAWATI-FITK

15

1. Apresiasi aspek estetika dari ilmu kimia

2. Membangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia

3. Mengenal dengan baik zat-zat kimia yang umum serta bagaimana reaksinya

4. Siswa dapat berpartisipasi aktif

5. Mengembangkan dari keadaan konkrit ke hal yang abstrak20

.

Kegiatan praktikum penting dilakukan terus-menerus untuk

mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang mereka

temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Model Pembelajaran

praktikum adalah salah satu model pembelajaran praktikum yang efektif.

Kegiatannya difokuskan pada berpikir kreatif dan berpikir ktitis, memecahkan

masalah dan interaksi antara siswa dengan teman sebayanya untuk menjadikan

mereka lebih kreatif dan menggunakan pengetahuan-pengetahuan baru.

Fungsi dari metode praktikum merupakan penunjang kegiatan proses

belajar untuk menemukan prinsip tertentu atau menjelaskan tentang prinsip-

prinsip yang dikembangkan.

Kegiatan praktikum diharapkan tidak hanya sekedar untuk

mengecek/mencocokan kebenaran teori yang telah diajarkan dikelas. Praktikum

bukanlah sekedar untuk mempresentasikan apakah reaksinya cocok dengan teori,

tetapi juga harus mengembangkan proses berpikir dengan timbul pertanyaan,

mengapa reaksi demikian, dan seterusnya.21

Tujuan kegiatan Praktikum selain untuk memperoleh pengetahuan yang

bersifat kognitif, juga untuk memperoleh keterampilan, dapat menerapkan

pengetahuan dan keterampilan tersebut pada situasi baru/lain serta memperoleh

sikap ilmiah.

Manfaat kegiatan praktikum diantaranya adalah menerapkan,

mengkonfirmasikan, atau memperdalam teori, bekerja sama dalam kelompok

dan melatih keterampilan psikomotor. Manfaat lainya adalah Siswa akan

memiliki pengertian dasar tentang kimia, memiliki keterampilan kerja di bidang

20

Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan Kimia Jilid 2 untuk SD,

SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung: Pudak Scientific, 2007) hal. v. 21

op.cit., hal. 122-123.

Page 30: HERTI PATMAWATI-FITK

16

kimia dan siswa akan menyadari pentingnya pengetahuan alam untuk

pembangunan, terutama di bidang teknologi.

Menurut Mulyati Arifin keuntungan penggunaan metode praktikum adalah

:1) dapat memberikan gambaran yang kongkrit tentang suatu peristiwa. 2) Siswa

dapat mengamati proses. 3) Siswa dapat mengembangkan keterampilan inkuiri.

4) siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah dan membantu guru untuk

mencapai tujuan pembelajarn lebih efektif dan efisien.

Selain itu Dedy Kurniawan dalam Suparni mengemukankan bahwa proses

pembelajaran disekolah dengan metode eksperimen memberikan beberapa

keuntungan antara lain (1) siswa terlibat aktif dalam melakukan percobaan

karena siswa melakukan sendiri, (2) semua siswa mendapat kesempatan untuk

melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep, (3) siswa menjadi

terampil menggunakan alat, (4) siswa terlatih utuk berpikir ilmiah seperti

ilmuan, (5) hasil belajar siswa sifatnya tahan lama (retensi) dan (6) siswa

semakin mempercayai konsep yang telah dicobanya sendiri.22

Selain memiliki keuntungan, suatu metode tentu saja memiliki kelemahan.

Beberapa kelemahan metode praktikum adalah (1) memerlukan waktu secara

khusus karena praktikum membutuhkan waktu yang cukup lama, (2) biaya

sangat mahal karena membutuhkan peralatan yang memadaidan dalam jumlah

banyak, (3) kegagalan dalam praktikum.

4. Hakikat Berpikir Kritis.

a. Pengertian berpikir

Secara garis besar, berpikir merupakan tujuan ahkir dari proses

belajar mengajar. Presseissen berpendapat berpikir pada umumnya

didefinisikan sebagai suatu proses kognitif dan proses mental untuk

memperoleh pengetahuan. Sejalan dengan pendapat Presseissen, Arifin

mengatakan bahwa dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan penggabungan

antara persepsi dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran.

Dalam Proses berpikir terjadi kegiatan penggabungan antara persepsi

dan unsur-unsur yang ada dalam pikiran, kegiatan memanupulasi mental

22

op.cit., hal. 88.

Page 31: HERTI PATMAWATI-FITK

17

karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran,

penalaran dan keputusan, serta kegiatan memperluasnaturan yang

diketahui untuk memecahkan masalah.23

Jadi dalam proses berpikir itu

sebenarnya orang tidak pasif, tetapi jiwanya aktif berusaha mencari

penyelesaian.24

Selain itu, dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan

manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu

pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan

yang diketahui untuk memecahkan masalah.

Dalam bepikir seseorang akan mengolah dan menggorganisasikan

bagian-bagian dari pengetahuannya, sehinggga pengalaman-pengalaman

dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami

dan dikuasai. Untuk membentuk suatu pengetahuan yang tersusun dan

memahami serta menguasai pengetahuan tidaklah mudah. Hal ini

bergantung pada seberapa besar usaha seseorang dalam menemukan suatu

makna atau materi. Rusdi mengutip Frenkel mengatakan bahwa seberapa

baik seseorang dalam berpikir bergantung pada usahanya dalam

menemukan suatu makna atau materi yang dapat dilihat dari kemauannya

untuk berusaha dan proses yang dia lewati, karena kemampuan berpikir

tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa.

Laurens mengutip Jenicek Keterampilan berpikir dapat didefinisikan

sebagai proses dan juga kemampuan untuk memahami konsep,

menerapkan, mensintesiskan, mengevaluasi info yang diperoleh.25

Syafruddin Nurdin dkk dalam bukunya mengutip Nasution

mengatakan bahwa unsur-unsur keterampilan berpikir yang perlu dikuasai

siswa yaitu mengamati, melaporkan, mengklarifikasi, memberi label,

menyusun dan mengurutkan, menginterpretasi, membuat generalisasi,

23

Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya

menuju Pembelajaran yang efektif, (Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal. 2. 24

Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya), hal. 76. 25

Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam

pembelajaran di studio perancangan. Prosedding Seminar Nasional” Jurnal Seminar Nasional

Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10

Februari 2008. hal. 35.

Page 32: HERTI PATMAWATI-FITK

18

membuat inferensi, dan memecahkan problema.26

Keterampilan berpikir

diarahkan untuk memecahkan masalah, dapat dilukiskan sebagi upaya

mengeksplorasi model-model tugas pelajaran di sekolah agar model-model

itu menjadi lebih baik dan memuaskan.27

Pada intinya kemampuan berpikir harus ditanamkan pada anak. Pada

Usia 11 tahun ke atas anak telah mampu berpikir reflektif, menggunakan

asumsi atau hipotesis, dan kemampuan berpikirnya tidak lagi terikat tetapi

menjangkau waktu lampau dan masa depan.28

Meskipun berpikir itu

merupakan suatu proses mental, namun keterampilan berpikir dapat

dilatih, seperti halnya seorang atlit yang harus terus berlatih terus-menerus

untuk meningkatkan kemampuannya dan mencapai prestasi yang lebih

tinggi. Jadi Kemampuan berpikir adalah suatu proses dan kemampuan

untuk memperoleh pengetahuan dalam memahami suatu konsep dan info

yang diperoleh seseorang dalam mengatasi berbagai permasalahan yang

menjadi hasil yang positif untuk dirinya maupun lingkungannya.

b. Keterampilan Berpikir Kritis

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan keterampilan

berpikir kritis pada khususnya. Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan

yang sangat essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif

dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis merupakan topik

yang penting dan vital dalam pendidikan modern. Berpikir kritis sebagai

salah satu komponen dalam proses berpikir tingkat tinggi, menggunakan

dasar menganalisis argumen dan memunculkan wawasan terhadap tiap-

tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang

26

Syafruddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi

Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal. 108. 27

Cece Wijaya, Pendidikan Remedial, Sarana pengembangan Mutu sumber Daya

Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996) hal. 71. 28

Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Uhamka Press &

Yayasan Pep-EX 8, 2003). Hal. 137.

Page 33: HERTI PATMAWATI-FITK

19

kohesif dan logis.29

Semua pendidik semestinya tertarik untuk

mengajarkan berpikir kritis kepada para siswanya. Berpikir kritis

dimaksudkan sebagai berpikir yang benar dalam pencarian pengetahuan

yang relevan dan reliabel tentang dunia realita.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,

mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan

penelitian ilmiah30

dan menurut Elika Dwi Murwani Berpikir kritis

merupakan salah satu ciri manusia yang cerdas. Akan tetapi berpikir kritis

akan terjadi apabila didahului dengan kesadaran kritis yang diharapkan

dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan31

Menurut Black dan Robert Ennis menyatakan bahwa berpikir kritis

adalah kemampuan menggunakan logika. Logika merupakan cara berpikir

untuk mendapatkan pengetahuan yang disertai pengkajian kebenarannya

yang efektif berdasarkan pola penalaran tertentu.32

Pendapat senada

diungkapkan oleh MCC General Education Iniatives. Menurutnya, berpikir

kritis ialah sebuah proses yang menekankan kepada sikap penentuan

keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang berdasarkan

inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai sebuah

perbuatan atau pengambilan keputusan.33

Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir kritis

adalah deskripsi yang lebih rinci dari sejumlah karakteristik yang

berhubungan, yang meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi,

pengaturan diri dan interpretasi. 34

Oleh sebab itu berpikir kritis sangatlah

29

Liliasari, “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat tinggi

melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah lanjutan” Julrnal Pendidikan Matematika

dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll, 2003. Hal. 175. 30

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning, (Bandung: Mizan Learning

Centre (MLC), 2009), hal.183 31

Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa” Jurnal

Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60. 32

op.cit., hal.2. 33

Arief Achmad, ”Memahami Berpikir " http:/researchengines.com/1007arief3.html.hal 1 34

Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme

guru”. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. diakses 10 mei 2010. hal 1-2

Page 34: HERTI PATMAWATI-FITK

20

penting dalam pendidikan, karena Berpikir kritis mencakup seluruh proses

mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, internalisasi

dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. Schafersman

mengemukakan berpikir kritis bukan sekedar berpikir logis sebab berpikir

kritis harus memiliki keyakinan dalam nilai-nilai, dasar pemikiran dan

percaya sebelum didapatkan alasan yang logis dari padanya.35

Menurut Halpen, berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan

atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui

setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung

kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan

dalam rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan,

mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika

menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam konteks

dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi-

mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan

beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan.36

Wingkel dalam bukunya mendefinisikan bahwa kemampuan berpikir

kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan

sesuatu problem, yang mencakup menentukan intinya, menemukan

kesamaan dan perbedaan, menggali informasi serta data yang relevan,

kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi

membedakan antara fakta dan pendapat, menemukan asumsi atau

pengandaian, memisahkan prasangka dan pengaruh sosial, menimbang

konsistensi dalam berpikir, dan menarik kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang relevan, serta

memperkirakan akibat yang dapat timbul.37

Menurut Ennis berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang

masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa

35

op.cit., Hal. 62. 36

op.cit., Hal. 1. 37

Wingkel, Psikologi Penggajaran, (Yogjakarta: Media Abadi, 2007) Cet X. hal 400-

401

Page 35: HERTI PATMAWATI-FITK

21

yang harus diyakini dan dilakukan.38

Jadi pengertian Berpikir kritis adalah

kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,

membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan

mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.

Pentingnya mengajarkan berpikir kritis tidak dapat diabaikan lagi,

karena berpikir kritis dapat merupakan proses dasar dalam suartu keadaan

dinamis yang memungkinkan siswa untuk menggulangi dan mereduksi

ketidaktentuan masa datang, sehingga diharapkan siswa akan mampu

menghadapi berbagai permasalahan hidup yang makin kompleks.

Para peneliti pendidikan menjelaskan bahwa pada dasarnya

pembelajaran keterampilan berpikir dapat dengan mudah dilakukan.

Sayangnya, kondisi pembelajaran yang ada di kebanyakan sekolah di

Indonesia belum begitu mendukung untuk terlaksananya pembelajaran

keterampilan berpikir yang efektif. Beberapa kendalanya antara lain

pembelajaran di sekolah masih terfokus pada guru, belum student

centered; dan fokus pendidikan di sekolah lebih pada yang bersifat

menghafal/pengetahuan faktual.

Keterampilan berpikir sebenarnya merupakan suatu keterampilan

yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui

belajar mandiri. Keterampilan berpikir sebenarnya suatu keterampilan

yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan

sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan

mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,

menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.39

Berpikir kritis

dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper,

pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah

berpikir kritis, dan ujian yang dirancang untuk mempromosikan

keterampilan berpikir kritis. Yang perlu diperhatikan dalam pengajaran

keterampilan berpikir ini adalah bahwa keterampilan tersebut harus

38

M Akshir Ab Kadir, “ Critical thinking: A family resemblance in conceptions” Jurnal

of Education and Humam Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3 39

op.cit., hal.183.

Page 36: HERTI PATMAWATI-FITK

22

dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan

kognitif anak.40

Tujuan dari berpikir kritis adalah agar dapat menjauhkan

seseorang dari keputusan yang keliru dan tergesa-gesa sehingga tidak

dapat dipertanggungjawabakan.

Kemampuan berpikir kritis siswa dapat membantu manusia membuat

keputusan yang tepat berdasarkan usaha yang sangat sistematis, logis, dan

mempertimbangkan berbagai sudut pandang bukan hanya mengajar

kemampuan yang perlu dilakukan tetapi juga mengajar sikap, nilai dan

karakter yang menunjang berpikir kritis.

Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir

kritis pada diri seseorang, Ennis dan Norris mengemukakan bahwa

kemampuan berpikir kritis dikelompokan kedalam 5 langkah yaitu (1)

memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3)

menyimpulkan. (4) memberikan penjelasan sederhana dan (5) mengatur

strategi dan taktik.41

Sejalan dengan ini dalam Arief Achmad ada 12

indikator kemampuaan berpikir kritis yang dikelompokkan menjadi 5

aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu:

1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab

pertanyaan tentang suatu penjelasan),

2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengamati dan

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi),

3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkan hasil

deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat

dan menentukan nilai pertimbangan),

4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilah dan

pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasi asumsi),

5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan,

berinteraksi dengan orang lain). 42

40

Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu

Pembelajaran. http://www.erlangga.co.id diakses 22 januari 2010. hal. 3. 41

Perkins C., & Murphy, E. (2006).” Identifying and measuring individual engagement

in critical thinking in online discussions: An exploratory case study”. Educational Technology &

Society. hal. 299. 42

op.cit., hal. 3.

Page 37: HERTI PATMAWATI-FITK

23

Menurut Ennis dalam Hanumi Oktiyani Rusdi ada 12 indikator

keterampilan berpikir kritis yang dikelompokan ke dalam 5 aspek kelompok

keterampilan berpikir.43

Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Indikator berpikir Kritis menurut R. Ennis

No Aspek

Kelompok Indikator Sub-Indikator

1 Memberikan

Penjelasan

Sederhana

Memfokuskan

pertanyaan Mengidentifikasi atau

merumuskan pertanyaan

Mengidentifikasi atau

merumuskan kriteria untuk

mempertimbangkan

kemungkinan jawaban

Menjaga kondidi berpikir

Menganalisis

argumen Mengidentifikasi

Kesimpulan

Mengidentifikasi kalimat-

kalimat pernyataan

Mengidentifikasi kalimat-

kalimat bukan pernyataan

Mengidentifikasi dan

menangani ketidaktepatan

Melihat struktur dari dari

suatu argument

Membuat ringkasan

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Memberikan penjelasan

sederhana (Mengapa?, Apa

ide utamamu?, Apa yang

anda maksud dengan...?,

Apakah yang membuat

perbedaan?, Apakah

faktanya?, Inikah yang

anda katakana...?,

Dapatkah anda mengatakan

beberapa hal itu?)

Menyebutkan contoh

(Sebutkan contoh

dari?Sebutkan yang bukan

contoh...?)

2 Membangun

Keterampilan

Mempertimbangkan

apakah sumber Mempertimbangkan

keahlian

43 Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI

Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan

sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15.

Page 38: HERTI PATMAWATI-FITK

24

Dasar dapat dipercaya

atau tidak Mempertimbangkan

kemenarikan konflik

Mempertimbangkan

kesesuaian sumber

Mempertimbangkan

reputasi

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

Mempertimbangkan resiko

untuk reputasi

Kemampuan untuk

memberikan alasan

Kebiasaan berhati-hati

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

laporan observasi

Melibatkan sedikit dugaan

Menggunakan waktu yang

singkat antara observasi

dan laporan

Melaporkan hasil

observasi

Merekam hasil observasi

Menggunakan bukti-bukti

yang benar

Menggunakan akses yang

baik

Menggunakan teknologi

Mempertanggungjawabkan

hasil observasi

3 Menyimpulkan Mendeduksi dan

mempertimbangkan

hasil deduksi

Siklus logika-Euler

Mengkondisikan logika

Menyatakan tafsiran

Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hal yang

umum

Mengemukakan

kesimpulan dan hipotesis

1) Mengemukakan

hipotesis

2) Merancang eksperimen

3) Menarik kesimpulan

sesuai fakta

4) Menarik kesimpulan

dari hasil menyelidiki

Membuat dan

menentukan hasil Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan

Page 39: HERTI PATMAWATI-FITK

25

pertimbangan berdasarkan latar belakang

fakta-fakta

Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan

berdasarkan akibat

Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan

berdasarkan penerapan

fakta

Membuat dan menentukan

hasil pertimbangan

keseimbangan, masalah

4 Memberikan

penjelasan

lanjut

Mendefinisikan

istilah dan

mempertimbangkan

suatu definisi

Membuat bentuk definisi

(sinonim, klasifikasi,

rentang, ekivalen,

operasional, contoh dan

bukan contoh)

Strategi membuat definisi

1) Bertindak dengan

memberikan penjelasan

lanjut

2) Mengidentifikasi dan

menangani

ketidakbenaran yang

disengaja

Membuat isi definisi

Mengidentifikasi

asumsi-asumsi Penjelasan bukan

pernyataan

Mengkonstruksi argumen

5. Mengatur

strategi dan

taktik

Menentukan suatu

tindakan Mengungkap masalah

Memilih kriteria untuk

mempertimbangkan solusi

yang mungkin

Merumuskan solusi

alternative

Menentukan tindakan

sementara

Mengulang kembali

Mengamati penerapannya

Berinteraksi dengan

orang lain Menggunakan argumen

Menggunakan strategi

logika

Menggunakan strategi

retorika

Page 40: HERTI PATMAWATI-FITK

26

Menunjukan posisi, orasi

atau tulisan

Unsur kemampuan berpikir kritis menurut wingkel adalah

merencanakan, menetapkan sasaran, membagi-bagi materi studi atas

bagian-bagian, mengatur waktu, memusatkan perhatian, menilai kemajuan

yang dicapai, mengadakan perubahan terhadap rencana yang kurang

efisien, mengoreksi kesalahan yang dibuat, mengambil inti dari suatu

bacaan, merumuskan pertanyaan mengenai hal yang belum jelas.44

Indikator berpikir kritis menurut Arief Achmad yang mengutif wade

(1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis yakni

meliputi:

1. Kegiatan merumuskan pertanyaan

2. Membatasi permasalahan

3. Menguji data-data

4. Menganalisis berbagai pendapat

5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional

6. Menghindari penyederhanaan berlebihan

7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi

8. Mentoleransi Ambiguitas.45

Ciri-ciri Berpikir kritis yang dikemukakan oleh Cece Wijaya dalam

bukunya yaitu sebagai berikut:

a. Pandai menditeksi permasalahan

b. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan

c. Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan-

kesenjangan informasi.

d. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis

e. Mampu mengetes asumsi dengan cermat

f. Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda,

seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain.

g. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia

dengan data yang diperoleh dari lapangan.

h. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi

yang diterimanya.

i. Mampu menarik kesimpulan dari dari data yang telah ada dan

terseleksi dan lain-lain.46

44

op.cit, hal 401 45

op.cit., hal. 2. 46

op.cit., hal . 72-73.

Page 41: HERTI PATMAWATI-FITK

27

5. Konsep Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan

berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk

wujudnya, ada yang berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan

campuran antara padatan dan cairan.

Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam

segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia,

biologi, maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan

didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat.47

Keenan dkk mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari

molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.48

Suatu larutan

tersusun atas komponen zat pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).

Solvent umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang

besar, dan zat terlarut (solute) yang jumlahnya lebih sedikit.49

Zat

pelarut atau (solvent) yang paling banyak terdapat dialam semesta

adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang

menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh

organism.

Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat

terlarut senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki

sifat dapat menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar

listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji

elektrolit. Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dapat

menyebabkan lampu pijar dalam alat tersebut menyala dan timbul

gelembung-gelembung gas disekitar elektrodenya.

47

Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. “KIMIA Seandainya Kehidupan tanpa

Kimia” untuk MA/SMA Kelas X (Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal. 104 48

Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam jilid I ( Jakarta: Erlangga)

hal. 372. 49

James E Brady. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I (Jakarta:

Binapura Aksara) hal. 168.

Page 42: HERTI PATMAWATI-FITK

28

Berdasarkan daya hantar arus listrik larutan dapat

dikelompokan menjadi: larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.

a) Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus

listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan

timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan

HCl, larutan NaOH, larutan HCl.

b) Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapat tidak dapat

menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola

lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar

elektrode. Contohnya: air suling, larutan etanol 70%, larutan gula.

Bersadarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan

elektrolit dapat dikelompokan menjadi:

a) Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar

arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar

menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya.

Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.

b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar

arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar

tidak menyala (kadang menyala redup) tetapi timbul gelembung

gas disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH3COOH,

Larutan NH3.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbedaan antara elektrolit

kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit pada tabel 2.2.50

Tabel 2.2 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah dan

nonelektrolit

Jenis

Elektrolit

Jenis zat terlarut

(dengan pelarut air)

Nyala

lampu Contoh larutan

Elektrolit

kuat Senyawa ion

Senyawa kovalen

polar yang

terhidrolisis

sempurna

terang

Natrium Klorida, NaCl

Asam Nitrat, HNO3

Asam Sulfat, H2SO4

Natrium Hidroksida,

NaOH

Kalium Asetat, CH3COOK

50

J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 198.

Page 43: HERTI PATMAWATI-FITK

29

Elektrolit

lemah Senyawa kovalen

polar yang

terhidrolis

sebagian

redup

Asam Cuka,CH3COOH

Amonia, NH3

Asam Karbonat, H2CO3

Non

elektrolit Senyawa kovalen

polar yang tidak

terhidrolisis

tidak

menyala

Sukrosa, C12H22O11

Etanol, C2H5OH

Urea, CO (NH2)2

Glukosa, C6H12O6

Pada tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa

larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-

ion yang bergerak bebas.51

Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai

menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang

bermuatan listik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat

elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion.

Ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Dan ion yang

bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu

elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi.

Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan

senyawa kovalen. Senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi

dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion

terikat kuat dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk

lelehan dan larutan atau cair, maka cairan dan dalam larutan senyawa

ion dapat menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur (NaCl) dalam

larutanya terurai menjadi ion-ion (Terionisasi):

NaCl(s) → Na+(aq) + Cl

-(aq)

Senyawa kovalen dalam bentuk larutan juga dapat

menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya

asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi

sehingga larutannya dapat menghantarkan listik.

Reaksinya: H2SO4 → H+(aq) + SO4

- (aq)

Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit.

51

Michael, Purba. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 (Jakarta: Erlangga, 2006), hal. 5

Page 44: HERTI PATMAWATI-FITK

30

Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat

yang dapat menghantarkan listrik jika dalam bentk larutan atau

lelehannya.

Tabel 2.3 Perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Jenis

senyawa Padatan Lelehan Larutan dalam

pelarut air

Senyawa ion

Tidak dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena dalam

bentuk padatan,

ion-ionnya tidak

dapat bergerak

bebas.

Dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena dalam

bentuk lelehan,

ion-ionnya dapat

bergerak jauh

lebih bebas

dibandingkan ion-

ion dalam zat

padat

Dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena dalam

bentuk larutan,

ion-ionnya dapat

bergerak bebas

Senyawa

Kovalen

polar

Tidak dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena

padatannya terdiri

dari molekul-

molekul netral

meskipun bersifat

polar

Tidak dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena lelehannya

terdiri dari

molekul-molekul

netral meski

Dapat bergerak

lebih bebas

Dapat

menghantarkan

arus listrik,

karena dalam

bentuk larutan,

ion-ionnya dapat

bergerak bebas

Banyak sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan

dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α), yaitu perbandingan

antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan

(zat mula-mula).

α = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑜𝑛

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎 −𝑚𝑢𝑙𝑎

Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1

Untuk larutan elektrolit lemah; α < α < 1

Untuk larutan nonelektrolit; α = 0

Page 45: HERTI PATMAWATI-FITK

31

B. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya proses belajar itu tidak hanya menekankan pada aspek

pengetahuan dan pemahaman, tetapi aspek aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi

bahkan keterampilan-keterampilan juga harus ditekankan. Hal ini sangat penting

karena siswa akan dapat mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan

permasalahan dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam

kehidupan nyata. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat

meningkatkan kognitif, afektif dan psikomotor.

Tujuan mata pelajaran kimia dapat dicapai oleh siswa melalui berbagai

pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah

pada tataran inkuri terbuka. Proses inkuri ilmiah bertujuan menumbuhkan

kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai

slah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Salah satu alternatif pembelajaran mengenai metode pembelajaran yang

sesuai adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu mengkondisikan

siswa sedemikian rupa sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,

memupuk kerjasama diantara siswa, serta melatih keterampilan berpikir siswa

secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi salah

satunya adalah melalui kegiatan praktikum.

Melalui praktikum siswa memahami dan melihat suatu kejadian lebih

rinci, selain itu siswa diberi kesempatan untuk mengalaminya sendiri, mengikuti

suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan atau proses sesuatu sekaligus

keterampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang karena metode

praktikum tidak hanya mempersoalkan hasil akhirnya tetapi bagaimana proses

berpikir tersebut dapat ikut berkembang.

Page 46: HERTI PATMAWATI-FITK

32

C. Penelitian relevan

Hasil Penelitian relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

adalah penelitian dari Hanumi Oktiyani Rusdi dengan judul penelitian “Analisis

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa kelas XI pada Pembelajaran Sistem Koloid

melalui Metode Praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Hasilnya

menunjukan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran melalui metode

praktikum, selain itu siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis

siswa pada indikator menyebutkan contoh dan indikator menarik kesimpulan

dari hasil menyelidiki.52

Hasil Penelitian Lutfia Adiningtyas yang berjudul “Penerapan Metode

Eksperimen pada Pokok Bahasan Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Hasilnya menunjukan bahwa metode

eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada

aspek mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.53

Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan

metode praktikum dapat dijadikan sebagai metode yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa, oleh karena itu peneliti bermaksud melakukan

penelitian yang sama yaitu dengan mengukur sejauh mana keterampilan berpikir

kritis siswa melalui metode praktikum pada konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

52

Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI

Pada Pembelajaran Sistem Koloid Melalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan

sehari-hari”. Bandung: UPI Bandung. 53

Lutfia Adiningtyas. 2009. “Penerapan Metode Eksperimen pada Pokok Bahasan

Benda Padat, Cair, dan Gas untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa”, Semarang: UNS

Semarang

Page 47: HERTI PATMAWATI-FITK

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Kota Tasikmalaya,

yang beralamat di Jalan Letkol Basyir Surya no 89 Kota Tasikmalaya,

Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian sesuai dengan masalah yang diambil yaitu mengenai

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dipelajari pada semester

genap pada tanggal 29 Maret-20 April 2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X-5 di SMA

Negeri 3 Kota Tasikmalaya yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan

jumlah siswa sebanyak 44 orang yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23

siswa perempuan. Siswa kelas X-5 dianggap sesuai dijadikan sampel dalam

penelitian ini karena kelas X-5 pada semester genap mempelajari mata

pelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana konsep tersebut

dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam

penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana tiap-tiap kelompok

terdapat siswa laki-laki dan perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang,

dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan

berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran kimia dan pertimbangan

guru mata pelajaran kimia. Pengelompokkan ini dilakukan agar tiap

kelompok memiliki kemampuan yang relatif homogen dalam hal praktikum

dan diskusi

Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan

purposive sampling yaitu mengambil sampel pada populasi berdasarkan suatu

kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan

Page 48: HERTI PATMAWATI-FITK

34

(judgment) tertentu atau jatah tertentu.1 Dalam pengambilan penentuan

sampel, pihak sekolah atau guru bersangkutan menentukan kelas yang akan

dijadikan subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan

kognitif berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab

pemasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus

dibuktikan. atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum2.

Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.3 Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematika fakta dan karakteristik objek/subjek yang

diteliti secara tepat tentang kemampuan berpikir kritis siswa.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam

penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses

pembelajaran dengan cara mengajarkan konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum sedangkan

guru mata pelajaran kimia kelas tersebut dan teman sejawat berperan sebagai

observer.

1 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008)

hal. 76. 2 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008) Cet Ke-13 hal. 29.

3 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal. 54.

Page 49: HERTI PATMAWATI-FITK

35

E. Instrumen Penelitian

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja siswa (LKS) sebagai penunjang yang didalamya

terdapat pertanyaan pertanyaan yang mengukur keterampilan berpikir

kritis siswa secara tertulis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan. Penentuan kriterianya adalah kemampuan berhipotesis,

melaporkan observasi, memberikan penjelasan, meyebutkan contoh,

menarik kesimpulan dan merancang eksperimen menurut Ennis.

2. Lembar Observasi

Menurut Ngalim Purwanto Observasi adalah metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai

tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok

secara langsung.4 Dalam evaluasi hasil belajar observasi digunakan

sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang

bersifat keterampilan atau Skill.5 Observasi yang dilakukan disini adalah

observasi langsung yang mengumpulkan data berdasarkan pengamatan

yang menggunakan mata atau telinga secara langsung. Dengan demikian

melalui observasi dapat terlihat kemunculan keterampilan berpikir kritis

siswa (KBKS) dengan panca indera secara langsung. Instrumen yang

digunakan untuk menyaring data disesuaikan dengan indikator

Keterampilan berpikir kritis siswa berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan dalam lembar obsevasi, Format yang digunakan menggunakan

4 kategori yaitu sangat baik, baik, kurang baik dan sangat kurang baik.

Lembar observasi digunakan untuk menjaring indikator keterampilan

berpikir kritis siswa secara tertulis berdasarkan dengan kriteria-kriteria

yang ada.

4 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000) Cet IX hal. 149. 5 op.cit., hal. 150.

Page 50: HERTI PATMAWATI-FITK

36

Indikator kerterampilan berpikir kritis yang diamati pada penelitian

ini tiap pertemuan berbeda, hal tersebut dilakukan karena disesuaikan

dengan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.

Dalam penelitian ini, pencuplikan data melalui lembar observasi

melibatkan tiga orang observer yang mengobservasi terhadap enam

kelompok. Setiap observer mengamati dua kelompok yang sebelumnya

telah mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan observasi dari

peneliti. Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan

lembar observasi pada saat mengamati kegiatan praktikum dan diskusi

sebelum dan sesudah kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap

poin pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut

diharapkan persepsi setiap observer terhadap fenomena muncul pada saat

pembelajaran menjadi sama.

Tabel 3.1 Indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang akan

dianalisis

No Indikator Keterampilan

Berpikir Kritis siswa

Sub-indikator Keterampilan

berpikir Kritis siswa

1.

Mengindukasi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

1. Mengemukakan hipotesis

2. Merancang Eksperimen

3. Mengemukakan kesimpulan

2.

Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya

atau tidak

4. Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang tepat

3. Bertanya dan menjawab

pertanyaan

5. Memberikan penjelasan

sederhana

6. Menyebutkan contoh

4.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

7. Mempertanggungjawabkan

hasil observasi

8. Melaporkan hasil observasi

5.

Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi

9. Strategi membuat definisi

dengan bertindak memberikan

penjelasan lanjut

3. Angket atau Kuesioner

Selain dengan observasi penulis menggunakan dengan teknik

pengumpulan data dengan angket atau kuesioner yaitu daftar pernyataan

yang harus dijawab oleh orang yang akan di teliti. Dalam angket

Page 51: HERTI PATMAWATI-FITK

37

pertanyaan-pertanyaan sudah disusun secara tertulis dalam lembaran-

lembaran pertanyaan.6 Penulis membagikan angket yang berisi

pernyataan kepada responden sebanyak 38 pernyataan dengan model

skala Likert dengan alternatif jawaban 4 jawaban yaitu: sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

4. Pedoman wawancara

Menurut Lexy J.Moleong dalam bukunya wawancara adalah

Percakapan dengan maksud tertentu yaitu percakapan yang oleh dua

Pihak yaitu antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban

atas pertanyaan itu.7 Jadi, wawancara adalah proses memperoleh

katerangan untuk tujuan penelitian dengan cara menjawab, sambil

bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab

atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara).8

Pedoman wawancara berisi pertanyan-pertanyan yang akan

diajukan pada beberapa siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa

siswa dari tiap kategori kelompok atau perwakilan siswa di tiap-tiap

kelompok, untuk mendapatkan informasi mengenai penjelasan lebih

lanjut dari hasil jawaban pada LKS. Wawancara dilakukan setelah data

dari LKS diolah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis

maka disusun suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian. Tahapannya adalah sebagai berikut:

6Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. (Jakarta: Kizi

Brother’s, 2006). Hal. 33. 7 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186 8 op.cit., hal. 193-194.

Page 52: HERTI PATMAWATI-FITK

38

1. Tahap Persiapan

a. Menganalaisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas X sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan

sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk

menentukan konsep yang pembelajarannya dapat menggunakan

metode praktikum dan diskusi dan pendekatan keterampilan berpikir

kritis siswa. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

b. Membuat Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Menganalisis keterampilan berpikir kritis dan menentukan indikator

keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan.

d. Menentukan materi praktikum pada konsep larutan elektrolit dan

nonelektrolit

e. Membuat prosedur percobaan tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

f. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.

g. Melakukan optimalisasi percobaan

h. Menguji validasi instrument penelitian yang telah disusun oleh para

ahli. Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang

berkaitan dengan materi larutan elektrolit dan non elektrolit. dan

wawancara dengan guru kimia dan siswa. Apabila instrument

tersebut disetujui oleh para ahli maka instrument tersebut akan

langsung digunakan dalam penelitian tetapi bila tidak disetujui maka

akan diperbaiki sesuai saran para ahli.

i. Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan pada saat

perlakuan.

j. Menguji coba instrumen (praktikum uji coba)

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan Penelitian.

1) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)

Page 53: HERTI PATMAWATI-FITK

39

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus

3) Penyajian materi dengan metode eksperimen/praktikum

Pada tahap ini setiap kelompok memulai melakukan eksperimen dengan

materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pelaksanaan penelitian

berlangsung selama 4 kali pertemuan. Adapun kegiatan setiap pertemuan

adalah sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama (sebelum melakukan penelitian)

Dilakukan pembagian kelompok, siswa dibagi menjadi enam

kelompok. Setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan,

siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Pada pertemuan

pertama ini guru menugaskan siswa untuk mencari referensi tentang

larutan elektrolit dan nonelektrolit serta membawa alat dan bahan

yang akan diuji coba. Sebelum pertemuan kedua dimulai, para

observer sudah memiliki lembar observasi dan sudah mengetahui

siswa yang akan diobservasi. Para observer diberikan pengarahan

tentang cara penilaian pada lembar observasi sebelum pertemuan

pertama.

b. Pertemuan kedua

Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk

dipelajari dan didiskusikan bersama anggota kelompoknya.

Keterangan lengkap lihat di lampiran 2.

Pada Pertemuan ini dilakukan kegiatan Observasi terhadap

keterampilan berpikir kritis siswa selama melakukan kerja praktikum

dalam pembuatan alat uji daya hantar listrik, setiap observer bertugas

mencatat dua kelompok untuk mencatat kemunculan keterampilan

berpikir kritis siswa pada saat praktikum membuat alat uji daya

hantar listrik.

c. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan praktikum menguji

daya hantar listrik suatu larutan. Pada pertemuan ini dilakukan pula

observasi terhadap keterampilan berpikir kritis siswa selama

Page 54: HERTI PATMAWATI-FITK

40

melakukan praktikum oleh obsever yang sudah diberikan tugas

sebelumnya.

d. Pertemuan keempat

Pada akhir pertemuan dilakukan pengisian angket oleh seluruh

siswa kelas X-5 dan wawancara terhadap siswa dari perwakilan

kelompok masing-masing. Untuk mengetahui respon siswa pada

pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode

praktikum.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif kuantitatif, dalam suharsimi arikunto dijelaskan bahwa: Analisis

deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mencari jumlah frekwensi dan mencari jumlah persentasenya.9

selanjutnya data ini dianalisis dan diverifikasi keabsahannya, diberi kode,

diklasifikasi, diberi skor dengan analisis deskriptif. Berikut data-data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

a. Pengumpulan data lembar observasi

b. Pemeriksaan LKS untuk menyaring siswa yang akan diwawancara.

c. Angket

d. Wawancara

e. Pengolahan data

f. Membuat Kesimpulan

H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrumen lembar

observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui

validitasnya dan proses pembelajaran direkam untuk menjaga reliabilitasnya.

9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9.

hal 262.

Page 55: HERTI PATMAWATI-FITK

41

1. Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan suatu instrumen.”10

Suatu instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui

ketepatan instrumen lembar observasi untuk mengukur keterampilan

berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh Pakar pendidikan. Validasi

ini dilakukan dengan cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan,

mengadakan pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan

indikator dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua

indikator dalam tabel persiapan, juga memuat sub indikator yang

terkandung dalam indikator.

2. Reliabilitas

Reliabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan,

atau konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya dan konsisten.11

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu

instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik.12

Untuk menjaga reliabilitas dari

instrumen lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang

sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu untuk

“menyingkirkan” atau “menekan sampai sesedikit mungkin” unsur

objektivitas observer. Alternatif lain yang digunakan dalam mencari

reliabilitas instrumen observasi yaitu dengan dokumentasi video.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang

10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta) Cet XI hal.168. 11

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Press, 2007), h. 105 12

op.cit., 178

Page 56: HERTI PATMAWATI-FITK

42

masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih

mentah maka data kurang mempunyai arti.

1. Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan

cara:

a. Memberi dibagian tanda ceklis (√) dibubuhkan. Tanda ceklis

tersebut dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria

yang ada pada setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis

siswa yang muncul selama berlangsungnya rangkaian kegiatan

pembelajaran dengan metode praktikum.

b. Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada

lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat

pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan

berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria,

sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

c. Perhitungan Skala Pengukuran13

Tabel 3.2 Skala Pengukuran

Skala Keterangan

4 Sangat baik

3 Baik

2 kurang baik

1 Sangat kurang baik

Jumlah skor kriterium

(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 44 = 176

Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah

responden 44.

13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 133 – 144.

Page 57: HERTI PATMAWATI-FITK

43

Sedangkan bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 44 =

44. Sehingga secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:

44 88 132 176

SKB 77 KB 110 B 143 SB

Jika dibuat persentasenya menjadi:

SKB (Sangat kurang baik) : oox100

176

44 - o

ox100176

77 = 25 % – 43,75%

KB (kurang baik) : 43,76% – 62,50%

B (Baik) : 62,51% – 81,25%

SB (Sangat baik) : 81,26% – 100%

d. Kemudian di cari persentase masing-masing kriteria berdasarkan

rumus berikut14

:

P = 𝐹

𝑁 x 100 %

e. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek

indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama

pembelajaran pada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan

metode praktikum

2. Angket

Data dalam bentuk angket dianalisis seperti pada lembar observasi.

3. Format Wawancara

Data yang diperoleh dari hasil wawancara dibuat dalam bentuk

transkripsi untuk kemudian diterjemahkan secara deskriptif, sehingga

dapat diketahui respon siswa terhadap pembelajaran konsep larutan

elektrolit dan nonelektrolit dengan metode praktikum.

14

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2008)

hal. 43.

Page 58: HERTI PATMAWATI-FITK

44

Analisis

SK dan KD

Observasi

Kesimpulan dan saran

Angket/Kuesioner

Analisis dan Pembahasan

Menentukan siapa yang akan diwawancara

wawancara

Analisis Materi Pelajaran

Tidak

Validasi Instrumen

Ya

Memperbanyak Instrumen

Praktikum

Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

((RPP)

Membuat Instrumen

Temuan Penelitian

P

E

R

S

I

A

P

A

N

P

E

L

A

K

S

A

N

A

A

N

P

E

N

G

O

L

A

H

A

N

D

A

T

A

Analisis Standar Isi

Mata Pelajaran

Kimia SMA

Analisis

Keterampilan

Berpikir Kritis

Siswa

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Page 59: HERTI PATMAWATI-FITK

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Metode Praktikum

Pada Pembelajaran metode praktikum siswa diberi kesempatan untuk

mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati

suatu objek, menganalisis,membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri suatu

objek, keadaan atau proses tertentu. Dengan demikian siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hokum atau

dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Sehingga dengan

pembelajaran metode praktikum ini keterampilan berpikir kritis siswa dapat ikut

berkembang. Karena praktikum bukanlah sekedar untuk mempresentasikan

apakah reaksinya cocok dengan teori tetapi juga harus mengembangkan proses

berpikir dengan timbul pertanyaannya mengapa reaksi demikian dan sebagainya.

Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian

beserta pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa

dengan melihat sejauh mana keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada

pembelajaran dengan memberi skor sesuai dengan pengamatannya. Dan hasil data

yang diperoleh dari lembar observasi, angket akan disajikan dalam bentuk tabel

serta hasil wawancara.

1. Hasil Lembar Observasi

Pengamatan terhadap aspek keterampilan berpikir kritis yang muncul

pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dilakukan secara

kelompok terdiri dari beberapa aspek indikator yang disajikan dalam bentuk

tabel.

Page 60: HERTI PATMAWATI-FITK

46

Pertemuan I

Tabel 4.1 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi.

No Sub Indikator

(mengemukakan

Hipotesis)

Jumlah pemunculan

indikator per

kelompok ∑ Persentase

(%) SB B KB SKB

4 3 2 1

a. Membuat hipotesis /

dugaan sederhana dengan

bahasanya sendiri dari

suatu pertanyaan pada

LKS

1 4 1 - 18 75,0

b Menyadari bahwa suatu

penjelasan perlu diuji

kebenarannya dengan

memperoleh bukti

2 3 1 - 19 79,2

Rata-rata 37 77,1

Keterangan:

SB = sangat baik KB = kurang baik

B = baik SKB = sangat kurang baik

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar pada pertemuan I berlangsung, indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi untuk sub indikator mengemukakan

hipotesis. kegiatan membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan

bahasanya sendiri (dari 6 kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 4

kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).

Dan untuk kegiatan menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji

kebenarannya (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, dan 3

kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik).

Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 77,1 %. Hal ini menunjukan

bahwa kategori keterampilan berpikir kritis dengan indikator menginduksi

dan mempertimbangkan hasil induksi tergolong baik.

Page 61: HERTI PATMAWATI-FITK

47

Tabel 4.2 Hasil lembar observasi indikator membangun keterampilan dasar

No

Sub Indikator

(mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat)

Jumlah pemunculan

indikator per

kelompok ∑

Persentase

(%) SB B KB SKB

4 3 2 1

a. Menyiapkan alat dan

bahan 5 1 - - 23 95,8

b. Melakukan diskusi

sebelum praktikum 5 1 - - 23 95,8

c. Menemukan informasi

dari berbagai sumber - 5 1 - 17 70,8

d. Membuat prosedur

percobaan/ langkah

kerja praktikum

4 2 - - 22

91,6

e. Kebiasaan berhati-hati

dalam pelaksanaan

praktikum

3 2 1 - 20

83,3

Rata-rata 105 87,5

Berdasarkan data pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator

mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan

menyiapkan alat dan bahan serta melakukan diskusi sebelum praktikum

hasilnya sama (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat baik, dan 1

kelompok tergolong baik), kegiatan menemukan informasi dari berbagai

sumber (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok

tergolong kurang baik), membuat prosedur percobaan/langkah kerja

praktikum (semua kelompok tergolong baik), dan untuk kebiasaan berhati-

hati dalam pelaksanaan praktikum (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong

sangat baik, 2 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya tergolong

kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal

ini menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dengan sub

Page 62: HERTI PATMAWATI-FITK

48

indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat tergolong

sangat baik.

Tabel 4.3 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

No Sub Indikator

( Merancang eksperimen)

Jumlah pemunculan

indikator per

kelompok ∑ Persentase

(%) SB B KB SKB

4 3 2 1

a. Merangkai alat uji daya

hantar listrik 4 2 - - 22 91,6

b. Mencoba alat uji daya

hantar listrik dengan

menguji larutan-larutan

yang sudah disediakan

4 2 - - 22 91,6

c. Mengulang kerja

praktikum seperti

menguji kembali

larutan-larutan yang

sudah diuji sebelumnya.

2 3 1 - 19 83,3

Rata-rata 63 87,5

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator menginduksi

dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang

eksperimen, dengan kegiatan merangkai alat uji daya hantar listrik dan

mencoba alat uji daya hantar listrik dengan menguji larutan-larutan yang

sudah disediakan adalah hasilnya sama (dari 6 kelompok 4 kelompok

tergolong sangat baik, dan 2 kelompok tergolong baik), kegiatan

mengulang kerja praktikum seperti menguji kembali larutan-larutan yang

sudah diuji sebelumnya. (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat

baik, dan 3 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok tergolong kurang

baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 87,5%. Hal ini

menunjukan bahwa kategori indikator berpikir kritis menginduksi dan

Page 63: HERTI PATMAWATI-FITK

49

mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator merancang

eksperimen tergolong sangat baik.

Tabel 4.4 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab

pertanyaan

No Sub indikator

(memberikan penjelasan

sederhana)

Jumlah pemunculan

indikator per

kelompok ∑ Persentase

(%) SB B KB SKB

4 3 2 1

a. Menganalisis pertanyaan/

argument yaitu: siswa

memberikan penjelasan

sederhana dengan

melihat perbedaan,

persamaan serta fakta.

- 6 - - 18 75,0

b Memfokuskan

pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan

semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di

LKS

1 4 1 - 18 75,0

c Bertanya dan menjawab

pertanyaan: yaitu siswa

dapat bertanya dan

menjawab pertanyaan

mengenai suatu

penjelasan pada

pertanyaan-pertanyaan di

LKS seperti

1 4 1 - 18 75,0

Rata-rata 54 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator bertanya dan

menjawab dengan sub indikator memberikan penjelasan sederhana, untuk

kegiatan menganalisis pertanyaan/argument (semua kelompok tergolong

baik), dan untuk memfokuskan pertanyaan (dari 6 kelompok 4 kelompok

tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lainnya

tergolong kurang baik), serta untuk bertanya dan menjawab pertanyaan,

Page 64: HERTI PATMAWATI-FITK

50

(dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, 1 kelompok tergolong

baik dan 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata

persentase yang diperoleh adalah 75,0%. Hal ini menunjukan bahwa

kategori indikator memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator

di atas tergolong baik.

Tabel 4.5 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan

mempertimbangkan laporan observasi

No Sub Indikator

( mempertanggungjawabkan

hasil observasi)

Jumlah pemunculan

indikator per kelompok (%)

SB B KB SKB ∑

4 3 2 1

a. Membuat tabel pengamatan

di LKS 6 - - - 24 100

b. Mempresentasikan hasil

kerja. - 5 1 - 17 70,8

Rata-rata 41 85,4

Berdasarkan data pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub

indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi, kegiatan membuat

tabel pengamatan di LKS (semua kelompok tergolong sangat baik), dan

untuk mempresentasikan hasil kerja (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong

baik, 1 kelompok lainnya tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase

yang diperoleh adalah 85,4%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator

memberikan penjelasan sederhana untuk ketiga indikator di atas tergolong

sangat baik.

Page 65: HERTI PATMAWATI-FITK

51

Pertemuan kedua

Tabel 4.6 Hasil lembar observasi indikator mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak .

No

Sub Indikator

(mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat)

Jumlah pemunculan

indikator per kelompok Persentase

(%) SB B KB SKB ∑

4 3 2 1

a. Menyiapkan alat dan

bahan 5 1 - - 23 95,8

b. Melakukan diskusi

sebelum praktikum 4 2 - - 22 91,6

c. Memperbaiki alat uji

daya hantar listrik yang

sudah diarangkai pada

pertemuan sebelumnya

5 1 - - 23 95,8

d. Membuat larutan dan

melarutkan zat terlarut 5 1 - - 23 95,8

e. Mempertimbangkan

cara-cara menguji

larutan

- 5 1 - 17 70,8

f. Menguji larutan secara

bergantian 4 2 - - 22 91,6

g. Menggunakan alat

dengan teknik yang

benar

3 2 1 - 20

83,3

Rata-rata 150 89,2

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan I berlangsung, pada indikator

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya dengan sub indikator

mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat, dengan kegiatan

menyiapkan alat dan bahan, kegiatan memperbaiki alat uji daya hantar

listrik yang sudah dirangkai sebelumnya, kegiatan membuat larutan dan

melarutkan zat terlarut hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 5 kelompok

tergolong sangat baik, dan 1 kelompok tergolong baik) serta melakukan

diskusi sebelum praktikum dan menguji larutan secara bergantian hasilnya

sama (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik, dan 2 kelompok

Page 66: HERTI PATMAWATI-FITK

52

tergolong baik), untuk kegiatan mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong baik, dan 1 kelompok

tergolong kurang baik), serta menggunakan alat dengan teknik yang benar

(dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong

baik dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase

yang diperoleh adalah 89,2%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator

berpikir kritis mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau

tidak dengan sub indikator mempertimbangkan penggunaan prosedur yang

tepat tergolong sangat baik.

Tabel 4.7 Hasil lembar observasi indikator mengobservasi dan

mempertimbangkan laporan hasil observasi

No Sub indikator

(Melaporkan hasil observasi)

Jumlah pemunculan indikator

perkelompok

SB B KB SKB ∑ (%)

4 3 2 1

a. Mengamati gejala yang terjadi

di katoda dan anoda 3 3 - - 21 87,5

b. Mengamati nyala lampu 5 1 - - 23 95,8

c. Mengamati kertas lakmus 5 1 - - 23 95,8

d. Mencatat setiap pengamatan

ke dalam tabel 3 3 - - 21 87,5

e. Mencari persamaan dan

perbedaan sesuai pengamatan 2 4 - - 20 83,3

Rata-rata 108 90,0

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi dengan sub

indikator melaporkan hasil observasi kegiatan mengamati gejala yang

terjadi di katoda dan anoda dan mencatat setiap pengamatan kedalam tabel

hasilnya sama yaitu (dari 6 kelompok 3 kelompok tergolong sangat baik,

dan 3 kelompok lagi tergolong baik ), untuk mengamati nyala lampu dan

mengamati kertas lakmus (dari 6 kelompok 5 kelompok tergolong sangat

Page 67: HERTI PATMAWATI-FITK

53

baik, dan 1 kelompok tergolong baik). Untuk kegitan mencari persamaan

dan perbedaan sesuai pengamatan hasilnya (dari 6 kelompok 2 kelompok

tergolong sangat baik dan 4 kelompok lagi tergolong baik) Nilai rata-rata

persentase yang diperoleh adalah 90,0%. Hal ini menunjukan bahwa

kategori berpikir kritis dengan indikator mengobservasi dan

mempertimbangkan laporan observasi tergolong sangat baik

Tabel 4.8 Hasil lembar observasi indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi.

No Sub indikator

(mengemukakan hipotesis)

Jumlah Pemunculan indikator

perkelompok

SB B KB SKB ∑ (%)

4 3 2 1

a. Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika suatu larutan di

uji dengan daya hantar listrik

1 2 3 - 16 66,7

b. Memperkirakan nyala lampu

ketika suatu larutan di uji

dengan alat daya hantar

listrik

- 6 - - 18 75,0

c. Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika suatu larutan di

uji dengan kertas lakmus.

1 5 - - 19 79,2

d. Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika menguji jenis

larutannya sama tetapi

konsentrasinya berbeda

- 4 2 - 16 66,7

Rata-rata 69 71,8

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator

menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dengan sub indikator

mengemukakan hipotesis, untuk kegiatan memperkirakan gejala yang

terjadi ketika suatu larutan di uji dengan daya hantar listrik (dari 6

kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok tergolong baik

dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik ), dan untuk kegiatan

memperkirakan nyala lampu ketika suatu larutan di uji dengan alat daya

Page 68: HERTI PATMAWATI-FITK

54

hantar listrik (semua kelompok tergolong baik) dan kegiatan memperkirakan

gejala yang terjadi ketika suatu larutan di uji dengan kertas lakmus (dari 6

kelompok 1 kelompok tergolong sangat baik, 5 kelompok lagi tergolong

baik), untuk kegiatan memperkirakan gejala yang terjadi ketika menguji

jenis larutannya sama tetap konsentrasinya berbeda (dari 6 kelompok 4

kelompok tergolong baik, dan 2 kelompok lagi tergolong kurang baik).

Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 71,8%. Hal ini menunjukan

bahwa kategori indikator menginduksi dan melaporkan hasil induksi

tergolong baik.

Tabel 4.9 Hasil lembar obsevasi indikator Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi.

No Sub indikator

(mengemukakan kesimpulan)

Jumlah pemunculan indikator

perkelompok

SB B KB SKB

4 3 2 1 ∑ (%)

a. Menarik kesimpulan sesuai

fakta. 2 3 1 - 1

9 79,2

b. Menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan 1 4 1 - 1

8 75,0

Rata-rata 37 77,1

Berdasarkan data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada kegiatan

menyimpulkan dengan indikator menarik kesimpulan sesuai fakta (dari 6

kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok tergolong baik

dan 1 kelompok lagi tergolong kurang baik), dan untuk indikator menarik

kesimpulan dari hasil menyelidiki/pengamatan (dari 6 kelompok kelompok

1 tergolong sangat baik, 4 kelompok tergolong baik dan 1 kelompok lagi

tergolong kurang baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah

77,1%. Hal ini menunjukan bahwa kategori indikator menyimpulkan dengan

Page 69: HERTI PATMAWATI-FITK

55

indikator menarik kesimpulan sesuai fakta dan menarik kesimpulan dari

hasil menyelidik tergolong baik.

Tabel 4.10 Hasil lembar observasi indikator mendefinisikan istilah

dan mempertimbangkan suatu definisi.

No

Sub indikator

(startegi membuat

definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan

lanjut)

Jumlah pemunculan

indikator per kelompok

Persentase

SB B KB SKB ∑ (%)

4 3 2 1

a. Membuat bentuk

definisi seperti siswa

dapat memberikan

definisi larutan

elektrolit sesuai dengan

pengamatannya

2 4 - - 20 83,3

b. Menjelaskan

penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat

asam, basa atau netral.

- 6 - - 18 75

c. Menjelaskan

penggolongan larutan

elektrolit kuat dan

lemah

2 4 - - 20 83,3

d. Menyebutkan contoh

larutan elektrolit dan

nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

2 4 - - 20 83,3

Rata-rata 78 81,3

Berdasarkan data pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator

mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dengan sub

indikator strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan

penjelasan lanjut membuat bentuk definisi (dari 6 kelompok 4 kelompok

tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik), untuk kegiatan

menjelaskan penggolongan larutan elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral (semua kelompok tergolong baik), untuk kegiatan menjelaskan

penggolongan larutan elektrolit kuat dan lemah (dari 6 kelompok 4

Page 70: HERTI PATMAWATI-FITK

56

kelompok tergolong sangat baik, 2 kelompok lagi tergolong baik). Nilai

rata-rata persentase yang diperoleh adalah 81,3%. Hal ini menunjukan

bahwa kategori indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu

definisi tergolong sangat baik.

Tabel 4.11 Hasil lembar observasi indikator bertanya dan menjawab

pertanyaan

No Sub indikator

(Menyebutkan contoh)

Jumlah pemunculan

indikator per kelompok (%)

SB B KB SKB ∑

4 3 2 1

a. Menyebutkan contoh

larutan elektrolit dan

nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

2 4 - - 20 83,3

b. Menyebutkan contoh

larutan elektrolit kuat dan

lemah

2 3 1 - 19 79,2

c. Menyebutkan contoh

larutan yang bersifat asam,

basa dan netral

2 2 2 - 18 75,0

Rata-rata 57 79,2

Berdasarkan data pada tabel 4.11 dapat dilihat bahwa selama kegiatan

belajar mengajar pada pertemuan II berlangsung, pada indikator bertanya

dan menjawab pertanyaan dengan sub indikator menyebutkan contoh, untuk

kegiatan menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari (dari 6 kelompok 4 kelompok tergolong sangat baik,

2 kelompok lagi tergolong baik), menyebutkan contoh larutan elektrolit kuat

dan lemah (dari 6 kelompok 2 kelompok tergolong sangat baik, 3 kelompok

tergolong baik, dan 1 kelompok tergolong kurang baik), untuk menyebutkan

contoh larutan yang bersifat asam, basa dan netral (dari 6 kelompok 2

kelompok sangat baik, 2 kelompok lagi baik dan 2 kelompok lagi kurang

baik). Nilai rata-rata persentase yang diperoleh adalah 79,2%. Hal ini

Page 71: HERTI PATMAWATI-FITK

57

menunjukan bahwa kategori indikator bertanya dan menjawab pertanyaan

dengan sub indikator menyebutkan contoh tergolong baik.

Tabel 4.12 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap

indikator pada pertemuan I dengan metode praktikum

No Indikator Berpikir

Kritis

Sub Indikator Berpikir

kritis

Persentase

(%)

Jumlah

keseluruhan

(%)

1.

Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hipotesis 77,1 83,2

Merancang eksperimen 87,5

2.

Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat

87,5 87,5

3.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Memberikan penjelasan

sederhana 75,0 75,0

4.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

laporan observasi

Mempertanggungjawabk

an hasil observasi 85,4 85,4

Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh bahwa hasil persentase

indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan pertama dengan

empat indikator diperoleh hasil berbeda-beda diantaranya untuk indikator

menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase

sebanyak 83,2%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 87,5%, indikator

bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 75,0%,

untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi

diperoleh persentase sebanyak 85,4%. Dan jumlah persentase keseluruhan

indikator berpikikir kritis pada pertemuan pertama diperoleh sebanyak

82,8% hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-

5 tergolong sangat baik.

Page 72: HERTI PATMAWATI-FITK

58

Tabel 4.13 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis siswa tiap

indikator pada pertemuan kedua dengan metode praktikum

No Indikator Berpikir

Kritis

Sub Indikator Berpikir

kritis

Persentase

(%)

Jumlah

keseluruhan

(%)

1.

Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hipotesis 71,8

75,8 Mengemukakan

kesimpulan 77,1

2.

Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat

89,2 89,2

3.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Menyebutkan contoh 79,2 79,2

4.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

laporan observasi

Melaporkan hasil

observasi 90,0 90,0

5.

Mendefinisikan

istilah dan

mempertimbangkan

suatu definisi

Strategi membuat

definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan

sederhana.

81,3 81,3

Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh bahwa hasil persentase

indikator keterampilan berpikir kritis untuk pertemuan kedua terdiri dari

lima indikator, dengan hasil yang berbeda-beda diantaranya untuk indikator

menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase

sebanyak 74,5%, indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak diperoleh persentase sebanyak 89,2,0%, indikator

bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh persentase sebanyak 79,2%,

untuk indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi

diperoleh persentase sebanyak 90,0% serta indikator mendefinisikan istilah

dan mempertimbangkan suatu definisi diperoleh persentase sebanyak

81,3%. Dan jumlah persentase keseluruhan indikator berpikikir kritis pada

pertemuan pertama diperoleh sebanyak 82,8% hal ini menunjukan bahwa

keterampilan berpikir kritis siswa kelas X-5 tergolong sangat baik.

Page 73: HERTI PATMAWATI-FITK

59

Tabel 4.14 Hasil Persentase keterampilan berpikir kritis secara

keseluruhan

No Indikator Berpikir

Kritis

Sub Indikator Berpikir

kritis

Persentase

(%)

Jumlah

keseluruhan

(%)

1.

Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hipotesis 74,5

79,7 Merancang Eskperimen 87,5

Mengemukakan

kesimpulan 77,1

2.

Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat

88,4 88,4

3.

Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

Memberikan penjelasan

sederhana 75,0

77,1

Menyebutkan contoh 79,2

4.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan

laporan observasi

Mempertanggungjawabk

an hasil observasi 85,4

87,7 Melaporkan hasil

observasi 90,0

5.

Mendefinisikan

istilah dan

mempertimbangkan

suatu definisi

Strategi membuat

definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan

sederhana.

81,3 81,3

Jumlah rata-rata (%) 82,8

Berdasarkan tabel 4.14 jumlah persentase keseluruhan untuk kelima

indikator berpikir kritis diperoleh hasil yang berbeda, untuk indikator

menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi diperoleh hasil

keseluruhan persentase sebanyak 79,7%, indikator mempertimbangkan

apakah sumber dapat dipercaya atau tidak diperoleh sebanyak 88,4%,

indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sebanyak 77,1%, indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi diperoleh sebanyak

87,7% serta untuk indikator mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan

suatu definisi diperoleh sebanyak 80,5%. Nilai rata-rata jumlah persentase

keseluruhan keterampilan berpikir kritis diperoleh sebanyak 82,5%. Hal ini

Page 74: HERTI PATMAWATI-FITK

60

menunjukan bahwa kategori keterampilan berpikir kritis siswa dengan

metode praktikum pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit

untuk kelas X-5 berkembang dengan sangat baik. Untuk lebih jelasnya bisa

dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Grafik indikator keterampilan berpikir kritis tiap pertemuan

Keterangan:

Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan

Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi

Dari Grafik diatas dicari nilai rata-rata keseluruhan indikator keterampilan

berpikir kritis siswa sesuai dengan tujuan penelitian yaitu indikator menurut R.

Ennis dengan lima indikator yang diteliti diantaranya menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan, mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi, serta mendefinisikan istilah dan

pertimbangan suatu definisi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2

0

20

40

60

80

100

indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5

pertemuan

pertama

pertemuan

kedua

Page 75: HERTI PATMAWATI-FITK

61

Gambar 4.2 Grafik nilai rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis

Keterangan:

Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan

Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi

2. Hasil Data angket

Hasil analisis angket tanggapan siswa terhadap keterampilan berpikir

kritis pada pembelajaran kimia dengan metode praktikum yang dihitung

secara per-indikator.Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah

ini.

1. Indikator Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 14

pernyataan diantaranya 7 untuk pernyataan positif dan 7 lagi untuk

pernyataan negatif

Tabel 4.15 Hasil Angket indikator menginduksi dan mempertimbangkan

hasil induksi.

Kategori Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

SS

S

TS

STS

54 x 4 = 216 9 x 1 = 9

221 x 3 = 663 37 x 2 = 74

66 x 2 = 132 185 x 3 = 555

- 33 x 4 = 132

Jumlah 1011 770

Jumlah maksimum 1232 1232

Persentase 82,1% 62,5%

Persentase

Keseluruhan 72,3%

70

75

80

85

90

Jumlah rata-rata penguasaan keseluruhan

keterampilan berpikir kritis siswa.

indikator 1

indikator 2

indikator 3

indikator 4

indikator 5

Page 76: HERTI PATMAWATI-FITK

62

Jadi jumlah persentase yang untuk indikator menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi adalah sebanyak 72,3 %. Hal ini

menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik

2. Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau

tidak

Untuk Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak pernyataan angket yang di sajikan terdapat 4

pernyataan diantaranya 2 untuk pernyataan positif dan 2 lagi untuk

pernyataan negatif.

Tabel 4.16 Hasil Angket indikator mempertimbangkan apakah sumber

dapat dipercaya atau tidak

Kategori Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

SS

S

TS

STS

21 x 4 = 84 1 x 1 =1

65 x 3 = 195 2 x 2 = 4

1 x 2 = 2 72 x 3 = 216

1 x 1 = 1 13 x 4 = 522

Jumlah 282 273

Jumlah

maksimum 352 352

Persentase 80,1% 77,6%

Persentase

Keseluruhan 78,9%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak adalah

sebanyak 78,9 %. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik

3. Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan

Untuk Indikator bertanya dan menjawab pertanyaan, pernyataan

angket yang di sajikan terdapat 8 pernyataan diantaranya 4 untuk

pernyataan positif dan 4 lagi untuk pernyataan negatif

Page 77: HERTI PATMAWATI-FITK

63

Tabel 4.17 Hasil Angket indikator bertanya dan menjawab pertanyaan.

Kategori Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

SS

S

TS

STS

40 x 4 = 160 3 x 1 = 3

122 x 3 = 366 23 x 2 = 46

18 x 2 = 36 97 x 3 = 291

- 23 x 4 = 92

Jumlah 562 432

Jumlah

maksimum 704 704

Persentase 79,8% 61,4%

Persentase

Keseluruhan 70,6%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator

bertanya dan menjawab pertanyaan adalah sebanyak 70,6 %. Hal ini

menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik

4. Indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6

pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk

pernyataan negatif

Tabel 4.18 Hasil Angket Aspek indikator memberikan penjelasan lanjut

Kategori Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

SS

S

TS

STS

31 x 4 = 124 -

100 x 3 = 300 6 x 2 = 12

1 x 2 = 2 110 x 3 = 330

- 16 x 4 = 64

Jumlah 426 406

Jumlah

maksimum 528 528

Persentase 80,7% 76,9%

Persentase

Keseluruhan 78,8%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi adalah sebanyak

78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.

Page 78: HERTI PATMAWATI-FITK

64

5. Indikator mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu

definisi

Untuk Indikator ini pernyataan angket yang di sajikan terdapat 6

pernyataan diantaranya 3 untuk pernyataan positif dan 3 lagi untuk

pernyataan negatif

Tabel 4.19 Hasil Angket indikator mempertimbangkan istilah dan

pertimbangan suatu definisi.

Kategori Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

SS

S

TS

STS

21 x 4 = 84 7 x 1 = 7

109 x 3 = 327 10 x 2 = 20

2 x 2 = 4 99 x 3 = 297

- 16 x 4 = 64

Jumlah 415 388

Jumlah

maksimum 528 528

Persentase 78,6% 73,5%

Persentase

Keseluruhan 76,1%

Jadi berdasarkan tabel diatas jumlah persentase untuk indikator

mempertimbangkan istilah dan pertimbangan suatu definisi adalah

sebanyak 78,8%. Hal ini menunjukan bahwa indikator ini tergolong baik.

Berdasarkan hasil analisis dengan data angket jumlah keseluruhan

yang didapat sebanyak 75,3% dan indikator keterampilan berpikir kritis

siswa yang jumlah persentasenya lebih besar adalah indikator

mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan

indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat grafik dibawah ini.

Page 79: HERTI PATMAWATI-FITK

65

Gambar 4.3 Hasil data angket keterampilan berpikir kritis pada

pembelajaran kimia dengan metode praktikum

Keterangan:

Indikator 1 : menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Indikator 2 : mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

Indikator 3 : bertanya dan menjawab pertanyaan

Indikator 4 : mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Indikator 5 : mendefinisikan istilah dan mempertimbangakan suatu definisi

3. Hasil Wawancara

Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara disajikan dalam

bentuk tabel dibawah ini:

Tabel 4.20 Respon siswa terhadap pembelajaran kimia dengan

metode praktikum

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu!

Apakah kamu senang belajar

kimia disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Kami merasa senang sekali, karena

dengan melaksanakan praktikum kami

bisa lebih yakin, lebih jelas, lebih puas

dan mudah untuk mengingatnya.

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Tidak sering hanya beberapa kali

melaksanakan praktikum.

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Pembelajaran kimia dengan

menggunakan metode praktikum

menurut kami sangat menyenangkan

karena kami bisa memprediksi dan

lebih memahami dengan melaksanakan

praktikum

4 Menurutmu apakah Menurut kami pembelajaran seperti ini

6668707274767880

Hasil data angket keterampilan berikir

kritis pada pembelajaran kimia dengan

metode praktikum

indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Indikator 4

Indikator 5

Page 80: HERTI PATMAWATI-FITK

66

pembelajaran kimia dengan

metode praktikum menarik

atau tidak? Berikan alasanmu!

sangat menarik selain menambah

wawasan, pengalaman, kami juga bisa

memahami dan mengerti dengan

melaksanakan praktikum.

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan

nonelektrolit berlangsung

kegiatan apa saja yang kamu

lakukan? Apakah bekerja

semua atau tidak

Semuanya bekerja. Tugas kami

berbeda-beda, ada yang merangkai alat

uji daya hantar listrik, membuat

larutan, menguji larutan, mencatat

hasil penelitian, dan sebagainya.

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan

apa yang kamu hadapi? Jika

“tidak” apa alasanmu?

Ya. Awalnya kami merasa kesulitan

ketika merangkai alat uji daya hantar

listrik dan harus menamai rumus

kimia larutan, tetapi setelah dicoba

terus, kesulitan itu sedikit berkurang.

7 Menurutmu apakah

pembelajaran kimia dengan

metode praktikum efektif

untuk dilakukan?

Efektif, karena pembelajaran kimia

dengan praktikum bisa menambah

pengetahuan, memberi wawasan, dan

meyakinkan tentang apa yang kami

duga dan yang belum kami duga.

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Tergantung materi yang akan dibahas,

harus seimbang antara materi dan

praktikum.

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

ada beberapa jawaban yang

kurang tepat? Kenapa?

Kami terburu-buru takut waktunya

habis, kami bingung juga, karena kami

baru melaksanakan praktikum larutan

elektrolit dan nonelektrolit,, jadi

pembelajaran yang baru buat kami

B. Temuan Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Kimia sebagai produk dan kimia sebagai proses yaitu pengetahuan kimia

yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori serta proses kerja ilmiah, oleh

karena itu dalam penelitian ini, indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati pada tiap pertemuan berbeda-beda sesuai dengan aktivitas dan tujuan

percobaan yang dilakukan.

1. Indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Pada indikator menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi terdapat

tiga sub-indikator yang amati diantaranya mengemukakan hipotesis, merancang

eksperimen dan mengemukakan kesimpulan. Pada indikator ini diharapkan siswa

Page 81: HERTI PATMAWATI-FITK

67

mampu membuat hipotesis atau dugaan sederhana dengan bahasanya sendiri,

mampu merancang eksperimen seperti merangkai alat uiji coba daya hantar listrik,

serta siswa mampu mengemukakan kesimpulan sesuai fakta dan menarik

kesimpulan dari hasil menyelidiki selama pelaksanaan praktikum yaitu siswa

mampu menentukan larutan manakah yang termasuk larutan elektrolit, larutan

nonelektrolit, serta hubungannya dengan nyala lampu dan gelembung gas

disekitar katoda dan anoda juga hubungannya dengan perubahan kertas lakmus,

selain itu siswa juga diharapkan mampu menuliskan nama larutan, rumus kimia

larutan dengan benar. Kesimpulan-kesimpulan yang dibuat ini merupakan

petunjuk untuk menarik kesimpulan sesuai fakta serta menarik kesimpulan dari

hasil meyelidiki.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan

siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari ketiga sub-

indikator ini untuk mengemukan hipotesis atau dugaan sederhana dengan

bahasanya sendiri diperoleh hasil persentase sebanyak 77,1 % untuk pertemuan

pertama dan 71,8 % untuk pertemuan kedua dari hasil ini diperoleh rata-rata

sebesar 74,5%, dan untuk sub-indikator merancang eksperimen diperoleh hasil

persentase sebanyak 87,5% serta untuk kegiatan mengemukakan kesimpulan

diperoleh persentase sebanyak 77,1%. Dari ketiga sub-indikator ini diperoleh

persentase keseluruhan sebanyak 79,7%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan

berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi dan menentukan hasil induksi

tergolong baik.

Pada aspek ini siswa diberi pertanyaan yang berhubungan dengan hipotesis

tujuannya agar siswa menyadari bahwa penjelasan itu perlu diuji kebenarannya

dengan memperoleh bukti sehingga siswa memahami konsep dasar dari materi

tersebut. Selain bertujuan untuk memahami konsep dasar, sesuai dengan

penelitian ini diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa juga berkembang salah

satunya dengan keterampilan berhipotesis yang bisa mendorong siswa untuk

berpikir dan membuat jawaban sementara (hipotesis), serta mampu

menghubungkan materi sehingga mampu membuat kesimpulan.

Page 82: HERTI PATMAWATI-FITK

68

Pada dasarnya keterampilan berhipotesis akan muncul dan berkembang jika

siswa memahami konsep dari materi yang akan dibahas, akan tetapi pada

kenyataannya masih banyak siswa yang tidak membaca materi sebelumnya,

meskipun sebelum melakukan pembelajaran siswa ditugaskan untuk membaca

buku sumber dirumah sesuai dengan materi yang akan dibahas.

Pada Indikator ini juga siswa mampu merancang eksperimen dengan

menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktekkan. Disamping itu siswa juga

mampu merangkai alat uji daya hantar listrik dengan baik meskipun pada

pelaksanaanya ada salah satu kelompok yang mengalami kesulitan seperti cara

merangkai kabel posisinya kurang tepat, juga karena mereka belum terbiasa

merangkai alat praktikum sendiri, dan kurangnya alat dan bahan yang mereka

siapkan.

Selain mampu merancang eksperimen, siswa juga mampu mengemukakan

kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dari jawaban siswa menunjukkan bahwa

sebagian besar siswa menuliskan jawaban dengan benar. Pada dasarnya semua

kelompok menuliskan inti kesimpulannya hampir sama tetapi dalam menyusun

kata-katanya ada yang masih kurang lengkap, siswa kurang dapat mengutarakan

sesuatu melalui bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Selain itu kesalahan yang

sering terjadi adalah siswa kurang teliti dalam menuliskan jawaban. Contohnya

ketika menuliskan NaOH siswa ada yang tidak mengisi nama larutannya dan

menggolongkan larutan tersebut kedalam asam, ada juga siswa yang tidak

menuliskan jawaban dengan lengkap.

Kurang tepatnya siswa dalam membuat kesimpulan dikarenakan siswa

tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil pengamatan,

mereka umumnya lupa untuk menghubungkannya dan kurang teliti membaca soal.

ketika diwawancarai kesalahan tersebut umumnya kebanyakan siswa menjawab

kesalahan yang terjadi karena terburu-buru, lupa, kurang teliti, pikiran mereka lagi

tidak fokus dan mengganggap waktu yang diberikan kurang cukup. Hampir semua

kelompok ketika diwawancarai tentang kesalahan-kesalahan kecil tadi mereka

menjawab dengan melihat perubahan lakmus kita bisa melihat suatu larutan itu

tergolong asam, basa dan netral.

Page 83: HERTI PATMAWATI-FITK

69

Kurang tepatnya keterampilan berpikir kritis siswa dalam menarik

kesimpulan ini disebabkan siswa kurang dapat menghubungkan pengetahuan yang

satu dengan yang lainnya, siswa kurang dapat mengutarakan sesuatu melalui

bahasa yang jelas, teratur dan terarah. Hal ini dapat dimengerti karena untuk

menarik kesimpulan sesuai fakta yang terjadi selama praktikum dan

menghubungkannya dengan tujuan percobaan merupakan hal yang baru bagi

siswa selama melaksanakan praktikum di sekolah

2. Indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak

Pada Indikator mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau

tidak, sub-indikator yang diamati adalah mempertimbangkan penggunaan

prosedur yang tepat. Pada Indikator ini diharapkan siswa mampu menyiapkan alat

percobaan dan bahan yang akan diamati, mampu membuat prosedur percobaan

atau langkah kerja praktikum, mampu membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut, menggunakan alat dengan teknik yang benar, menguji larutan serta

mengamati kebiasaan berhati-hati dalam pelaksanaan praktikum.

Berdasarkan hasil analisis lembar observasi dan jawaban yang diberikan

siswa sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa. Dari sub-indikator

mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat diperoleh hasil persentase

sebanyak 87,5 % untuk pertemuan pertama dan 89,2 % untuk pertemuan kedua.

Dari hasil kedua ini diperoleh rata-rata keseluruhan sebesar 88,4%. Hal ini

menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menginduksi

dan menentukan hasil induksi tergolong baik.

Hasil Indikator ini memiliki persentase lebih besar dari pada indikator

sebelumnya. Hal ini terjadi karena kegiatan ini merupakan bagian dalam kegiatan

praktikum, dimana sebelum melaksanakan praktikum siswa harus menyiapkan

alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian merangkai alatnya, dan

melakukan aktivitas dalam praktikum seperti membuat larutan, melarutkan zat

terlarut.

Di samping itu siswa ada yang mengulang kembali kerja praktikum dengan

menguji kembali larutan-larutan yang sudah diuji sebelumnya supaya hasil yang

didapat lebih akurat. Karena kegiatan atau latihan yang dilakukan berulang-ulang

Page 84: HERTI PATMAWATI-FITK

70

akan menjadikan kebiasaan untuk melakukan kegiatan tersebut, selain itu juga

memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keterampilan. Hal ini berarti

kegiatan percobaan yang dilakukan secara berulang akan membuat siswa terbiasa

melakukan kegiatan percobaan dan menjadikan siswa lebih terampil melakukan

percobaan. Tetapi dalam kegiatan penggunaan alat dengan teknik yang benar dan

kebiasaan hari-hati dalam praktikum masih banyak siswa yang kurang

mengetahuinya, menurut pengakuan siswa mereka kurang mengetahui tentang hal

tersebut. Karena pembelajaran sebelumnya siswa jarang melakukan praktikum.

3. Indiaktor bertanya dan menjawab pertanyaan

Pada indikator bertanya dan menjawab pertanyaan sub-indikator yang

diamati adalah memberikan penjelasan sederhana dan menyebutkan contoh. Pada

indikator ini diharapkan siswa mampu menjelaskan secara sederhana tentang

pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, serta

siswa mampu menyebutkan contoh

Penjelasan sederhana yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan

dan menyebutkan tanda-tanda hantaran listirk melalui larutan dan mampu

memberikan penjelasan sederhana yang diperoleh dengan mengindentifikasi sifat-

sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan, serta mampu

menemukan konsep bahwa ada perbedaan antara larutan, larutan elektrolit dan

larutan nonelektrolit seperti siswa mampu memberikan penjelasan sederhana

tentang pengertian larutan, pengertian larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit,

pengertian larutan elektrolit lemah dan elektrolit kuat, serta contoh-contoh yang

termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi

sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa

jauh kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan sederhana mengenai suatu

fenomena yang terjadi ketika praktikum. Pada proses pembelajaran, siswa dilatih

untuk mengasumsi dengan mengemukakan pendapat secara logis tentang suatu hal

yang diajukan dalam bentuk pernyataan-pernyataan, contohnya pada materi

larutan, siswa diminta mengasumsi apa yang terjadi saat terjadi banjir, gardu-

Page 85: HERTI PATMAWATI-FITK

71

gardu listrik di putus. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa harus mampu

memberikan penjelasan.

Dari kedua sub-indikator ini yaitu memberikan penjelasan sederhana

diperoleh hasil persentase sebanyak 75,0% dan kegiatan menyebutkan contoh

sebesar 79,2%. Dari kedua sub-indikator ini diperoleh hasil rata-rata keseluruhan

sebanyak 77,1 %. hal ini menunjukan bahwa secara keseluruhan kategori

keterampilan berpikir kritis siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan

tergolong baik.

Bertanya untuk meminta penjelasan merupakan suatu hal yang mudah

dilakukan siswa tetapi memita penjelasan merupakan hal yang perlu dipikirkan

karena tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai dengan

jawaban yang diharapkan. Dalam indikator ini ketika memberikan penjelasan

sederhana siswa harus menyadari bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji

kebenarannya dengan memperoleh bukti. Hal ini senada dengan pendapat

Matindas berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk

mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan. Siswa juga harus mampu memberikan

penjelasan-penjelasan yang baik oleh sebab itu siswa dituntut untuk memahami

konsep dasar materi yang akan dibahas terlebih dahulu, jadi siswa sedikit banyak

harus mengerti terlebih dahulu tentang materi yang akan dipelajari. Berdasarkan

hasil wawancara sebagian besar siswa dapat memberikan penjelasan sederhana

dengan benar, hanya saja ada salah satu kelompok yang kurang tepat dalam

menuliskan jawabanya dengan alasan kurang tahu, lupa, dan juga kurang

menghubungkan materi.

4. Indikator Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi sub-

indikator yang diamati adalah mempertanggungjawabkan hasil observasi dan dan

melaporkan hasil observasi. Pada indikator ini diharapkan siswa mampu

melaporkan seluruh hasil pengamatannya seperti mengamati gejala yang terjadi di

katoda dan anoda seperti mengamati gelembung gas, mengamati nyala lampu,

mengamati perubahan kertas lakmus, mencatat pengamatan kedalam tabel,

mencari persamaan dan perbedaan sesuai dengan pengamatan. siswa juga

Page 86: HERTI PATMAWATI-FITK

72

diharapkan mampu mengobservasi dan mempertimbangkan laporan hasil

observasi yang mencakup mengobservasi larutan seperti menentukan larutan

manakah yang tergolong larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit, mampu

menuliskan rumus kimia larutan, mengobservasi nyala lampu seperti apakah

larutan yang akan diuji nyala lampunya terang atau redup, mengobservasi

gelembung disekitar anoda dan katoda dengan melihat apakah gelembungnya

banyak atau sedikit, mampu mengamati perubahan kertas lakmus, mampu

mengklasifikasi jenis larutannya serta mampu memprediksi.

Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa lebih mudah memahami

suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena siswa mampu

menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta kongkrit yang

dijumpai saat melakukan percobaan/ kegiatan eksperimen dan membuat siswa

lebih mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran

Berdasarkan analisis dan jawaban yang diberikan siswa sangat bervariasi

sesuai dengan kemampuan siswa. Jawaban yang diperoleh dapat dilihat seberapa

jauh kemampuan siswa dalam mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

observasi. Dari sub-indikator mempertanggungjawabkan hasil observasi diperoleh

persentase sebanyak 85,4% dan kegiatan melaporkan hasil observasi diperoleh

persentase sebanyak 90,0% . Dari hasil rata-rata keseluruhan kedua indikator ini

diperoleh persentase sebanyak 87,7%. Hal ini menunjukan bahwa indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi tergolong sangat baik.

Nilai persentase indikator ini jauh lebih besar dari indikator sebelumnya.

Karena pada indikator mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi,

siswa dapat menemukan informasi sendiri. Tidak semua informasi yang diperoleh

adalah selalu informasi yang benar atau relevan, karena itu diperlukan pengkajian

melalui berbagai kriteria seperti kejelasan, ketelitian ketepatan, reliabilitas,

kemamputerapan, dan bukti lain yang mendukung argumentasi dalam

pengambilan kesimpulan.1

1 Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam pembelajaran di

studio perancangan” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju

Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35

Page 87: HERTI PATMAWATI-FITK

73

Pembelajaran kimia larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode

eksperimen ini, siswa diajak secara langsung mengamati objek yang berkaitan

dengan materi yang akan dipelajari melalui mengamati siswa juga dilatih untuk

mengklasifikasi atau mengelompokkan suatu larutan berdasarkan ciri-cirinya.

Mengklasifikasi suatu benda dilakukan dengan cara mengamati kesamaan,

perbedaan, dan hubungan saling keterkaitan antar larutan tersebut. Kegiatan

mengamati seperti ini dapat melatih kemampuan berpikir kritis pada siswa. Pada

kegiatan ini juga siswa juga dilatih untuk memprediksi gejala-gejala yang terjadi

pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Dari hasil lapangan, siswa menyadari bahwa larutan yang memiliki nyala

lampu terang dan memiliki gelembung gas disekitar katoda dan anoda termasuk

larutan elektrolit atau sebaliknya karena sebelum melakukan kegiatan praktikum,

siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari buku-buku lainnya, akan

tetapi siswa masih ada beberapa kelompok yang belum bisa memprediksi kira-

kira gejala yang terjadi pada senyawa ion dan senyawa kovalen. Hal tersebut

terjadi karena siswa belum memahami ciri-ciri senyawa ion dan senyawa kovalen,

serta siswa belum terbiasa praktikum.

5. Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi.

Pada Indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi

dengan sub-indikator yang diamati startegi membuat definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan lanjut ini siswa diharapkan dapat mengembangkan

keterampilan berpikirnya dalam memberikan penjelasan yang lebih terperinci dan

jelas sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki sehingga mereka dapat

memahami suatu arti dibalik suatu kejadiaan.

Penjelasan lanjut yang diharapkan adalah siswa mampu menemukan konsep

dan mampu menghubungkan materi secara terperinci dan jelas, seperti bahwa ada

perbedaan antara senyawa ion dan senyawa kovalen. Data keterampilan ini

didapat dari hasil analisis jawaban siswa di LKS pada pertanyaan pasca praktikum

yaitu no 4 sampai dengan no 8 yang mengharuskan siswa mampu memberikan

penjelasan lanjut tentang kemampuan larutan elektrolit dapat menghantarkan arus

Page 88: HERTI PATMAWATI-FITK

74

listrik dan mampu menjelaskan lebih lanjut bahwa larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa kovalen

Data mengenai keterampilan siswa untuk indikator mendefinisikan istilah

dan pertimbangan suatu definisi dianalisis dari lembar observasi. Berdasarkan

hasil analisis dan jawaban yang diberikan siswa dapat ditentukan seberapa jauh

kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan lanjut mengenai penyebab

larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dan menjelaskan bahwa larutan

elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar, jawaban yang

diberikan sangat bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa.

Dari indikator ini yaitu mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu

definisi diperoleh persentase sebesar 81,3%. Hal ini menunjukan bahwa strategi

membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut dengan

indikator mendefinsikan istilah dan pertimbangan suatu definisi tergolong sangat

baik

Memberikan penjelasan lanjut merupakan keterampilan yang harus

dipertimbangkan dan dipikirkan dengan benar karena meminta penjelasan

merupakan suatu hal yang tidak mudah dilakukan tetapi perlu dipikirkan karena

tanpa berpikir jawaban yang akan disampaikan tidak sesuai atau kurang jelas dan

terperinci dengan jawaban yang diharapkan.

Dalam aspek memberikan penjelasan lanjut ini siswa harus menyadari

bahwa suatu penjelasan itu perlu di uji kebenarannya dengan memperoleh bukti,

siswa juga harus mampu memberikan penjelasan-penjelasan yang baik yang perlu

dihubungkan dan dipertimbangkan dengan penjelasan materi sebelumnya. Seperti

pertanyaan yang harus menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen polar, disamping siswa mampu dan memahami larutan

elektrolit dan nonelektrolit siswa juga harus mampu memahami senyawa ion dan

senyawa kovalen sehingga siswa mudah dan bisa memberikan penjelasan lanjut

yang ditunjang dengan hasil praktikum.

Dari hasil analisis ditemukan ada beberapa kelompok siswa kurang

memberikan penjelasan dengan tepat dikarenakan siswa kurang mengubungkan

dan kurang mempertimbangkan hasil praktikum yang diperoleh, siswa cenderung

Page 89: HERTI PATMAWATI-FITK

75

menjelaskan dengan kata-kata yang singkat kurang terarah dan terperinci, dan

siswa sedikit kebingungan dalam menuliskan dan menjelaskan dari hasil

pengamatannya. Umumnya siswa memberikan penjelasan dari apa yang mereka

lihat dan tidak menghubungkannya dengan tujuan percobaan maupun hasil

pengamatan. Dari hasil wawancara diperoleh sebagian besar siswa mengalami

kebingungan, lupa dan kurang tahu mengenai penjelasan yang harus diberikan.

Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan

konsep-konsep yang telah dimiliki dan mengaitkannya dengan suatu peristiwa

atau kejadian masih kurang.

C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan berpikir kritis

secara keseluruhan maka dicari harga rata-rata dari setiap indikator (keterangan

lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 11). Berdasarkan lampiran 11 dapat

dilihat bahwa nilai rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa secara keseluruhan

adalah 82,8%. Hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis yang

dikembangkan siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan

metode praktikum berada pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa

penguasaan keterampilan berpikir kritis siswa melalui metode praktikum

tergolong optimal.

Hasil ini diperkuat dengan hasil data angket dengan nilai rata-rata

keseluruhan sebesar 75,34%. Jadi kegiatan bereksperimen membuat siswa lebih

mudah dalam membangun pemahaman suatu materi pelajaran. Disamping itu

kegiatan bereksperimen membuat siswa melakukan percobaan dengan mengalami

dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Suparni mengemukakan bahwa

dengan kegiatan praktikum/eksperimen siswa mendapat kesempatan untuk

melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.2 Kegiatan seperti ini

juga akan membawa kemampuan kognitif siswa menjadi lebih baik dan berarti,

karena siswa menjadi lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui

2 Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran Fisika

melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun

Pelajaran 2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Page 90: HERTI PATMAWATI-FITK

76

pengalaman langsung, dan bukan hanya sekedar mendengar dan menerima

pengetahuan atau informasi dari apa yang dikatakan oleh guru saja

Hanya saja jika dilihat dari rata-rata tiap kelompok ada satu kelompok yaitu

kelompok II yang rata-ratanya dibawah 70 sedangkan kelompok lainnya nilai

rata-ratanya diatas 70. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan berpikir kritis

siswa belum merata dengan baik. Hal ini pun menunjukan bahwa penguasaan

keterampilan berpikir kritis siswa tersebut dapat dipahami karena pembelajaran

yang dilakukan hanya 2 kali. Sutrisno mengemukakan bahwa keterampilan

berpikir harus dilakukan melalui latihan yang sesuai dengan tahap perkembangan

kondisi anak.3 Demikian pula halnya dengan keterampilan berpikir kritis, semakin

kompleks latihan yang diberikan maka akan makin meningkat pula keterampilan

berpikirnya.

Berdasarkan analisis peneliti dapat disimpulkan bahwa indikator

keterampilan berpikir kritis yang banyak dikembangkan atau muncul pada siswa

adalah indikator mempertimbangkan sumber dapat dipercaya atau tidak dan

indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi. Kedua

indikator ini setelah dianalisis dengan lembar obervasi maupun angket, kedua

indikator ini memperoleh jumlah persentase yang lebih besar dari pada indikator

lainnya. Sedangkan indikator yang rata-ratanya paling rendah adalah indikator

bertanya dan menjawab pertanyaan. Tetapi indikator ini masih tergolong baik.

Bersadarkan hasil analisis dan pengalaman peneliti serta pendapat observer

hal ini terjadi karena siswa kurang dilatih untuk mengungkapkan

sesuatu/memberikan suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau peristiwa.

Arnyana menjelaskan pada dasarnya keterampilan berpikir kritis bukanlah

kemampuan yang diberikan tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus

dipelajari di sekolah.4 Selain itu pula kegiatan praktikum yang biasa dilakukan

kurang dapat mengembangkan keterampilan berpkir kritis karena kegiatan

3 Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu

Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal 1-3 4 Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Koopeatif

Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-8250. Oktober 2005) hal. 648.

Page 91: HERTI PATMAWATI-FITK

77

pembelajaran lebih menekankan pada ketercapaian suatu materi untuk dipelajari

dan jawaban yang diharapkan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) pun dapat

diperoleh siswa melalui buku pegangan siswa tanpa melakukan praktikum. Hal ini

juga senada dengan pendapat Frenkel bahwa seberapa baik seseorang dalam

berpikir bergantung pada usahanya dalam menemukan suatu makna atau materi

yang dapat dilihat dari kemauannya untuk berusaha dan proses yang dia lewati,

karena kemampuan berpikir tidak dapat diberikan oleh suatu guru kepada siswa.

Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran melalui metode

eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis siswa terhadap materi pelajaran. Metode eksperimen

dapat dirancang sebagai kegiatan penemuan yang dapat membantu siswa untuk

menemukan konsep atau teori secara mandiri melalui kegiatan percobaan.

Hasil penelitian menunjukan adanya respon yang positif terhadap

pembelajaran kimia dengan metode praktikum. Dimana sebagian siswa merasa

senang belajar kimia dengan metode praktikum. karena dalam pembelajaran kimia

dengan metode praktikum siswa dilibatkan secara langsung dalam proses belajar.

Siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

yang dipelajari.

Pembelajaran melalui metode eksperimen dimaksudkan untuk membimbing

siswa menemukan konsep secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Penemuan

konsep tersebut diawali dengan fakta-fakta kongkrit yang dijumpai siswa secara

langsung saat melakukan kegiatan percobaan. Fakta-fakta kongkrit yang dijumpai

siswa diolah lagi sehingga membentuk gagasan, dan dari gagasan tersebut siswa

akan menemukan suatu konsep. Kegiatan percobaan seperti ini membuat siswa

lebih mudah memahami suatu materi pelajaran dalam proses pembelajaran, karena

siswa mampu menemukan konsep secara mandiri berdasarkan fakta-fakta

kongkrit yang dijumpai saat melakukan percobaan.

Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih aktif

dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung, dan bukan hanya

sekedar mendengar dan menerima pengetahuan atau informasi dari apa yang

Page 92: HERTI PATMAWATI-FITK

78

dikatakan oleh guru saja. Pada penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran

melalui metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk

meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

Metode Praktikum atau eksperimen dapat dirancang sebagai kegiatan

penemuan yang dapat membantu siswa untuk menemukan konsep atau teori

secara mandiri melalui kegiatan percobaan. Selain itu kemampuan psikomotorik

atau keterampilan gerak pada siswa dapat dilatih dengan memberi kesempatan

siswa untuk melakukan percobaan. pembelajaran melalui metode eksperimen

dapat melatih dan meningkatkan keterampilan siswa melakukan kegiatan

percobaan.

Pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan siswa

aktif dalam pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui

kegiatan percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,

mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan. kegiatan percobaan atau

eksperimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir siswa. Pernyataan ini didukung hasil penelitian Hanumi

Oktiyani Rusdi (2007) pada salah satu siswa SMA Negeri di Kota Bandung

bahwa pembelajaran melalui metode praktikum dapat mengembangkan

keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator menyebutkan contoh dan

indikator menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki. Juga di dukung oleh hasil

penelitian dari Lutfia Adiningtyas (2009) yang menyatakan bahwa metode

eksperimen/praktikum dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa pada aspek

mengamati, mengklasifikasi, mengasumsi dan menarik kesimpulan.

Pembelajaran dengan metode eksperimen juga memberi kesempatan siswa

belajar melakukan penyelidikkan, menginterpretasikan data, dan menarik

kesimpulan yang didalamnya terdapat unsur inkuiri yang mampu menutut siswa

menggunakan kemampuan berpikir kritis, sehingga secara otomatis kemampuan

berpikir kritisnya dapat terlatih.

Page 93: HERTI PATMAWATI-FITK

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya,

diperoleh beberapa kesimpulan mengenai keterampilan berpikir kritis

siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran kimia larutan elektrolit da

nonelektrolit dengan metode praktikum, sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode

praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilan berpikir kritis

rata-rata sebanyak 82,8%.

2. Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melalui metode

praktikum terdiri dari lima indikator yaitu mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipecaya atau tidak diperoleh sebesar 88,4%, indikator

mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi diperoleh

sebesar 87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangan

suatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar 79,7%,

serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaan diperoleh sebesar

77,1%. Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritis yang

banyak dikembangkan adalah indikator mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau tidak dan indikator mengobservasi dan

mempertimbangkan laporan observasi dengan jumlah persentase diatas

85%.

3. Sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran kimia dengan metode

praktikum, karena pembelajaran ini banyak melibatkan siswa.

Pembelajaran dengan metode praktikum membuat siswa menjadi lebih

aktif dalam memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung

serta dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa melalui kegiatan

percobaan yang melibatkan kemampuan siswa dalam mengamati,

Page 94: HERTI PATMAWATI-FITK

80

mengklasifikasi, mengasumsi, menarik kesimpulan dan memberikan

penjelasan lanjut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian dapat dikemukakan saran-saran sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode praktikum dengan bahan

sehari-hari sebaiknya sering dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran disekolah karena dapat melatih keterampilan berpikir

kritis siswa.

2. Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan suatu penjelasan

terhadap suatu kejadian atau peristiwa.

3. Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kegiatan

pembelajaran serupa dapat diimplementasikan lebih terutama oleh

guru-guru kimia.

4. Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat

mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada kegiatan

pembelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai

bekal untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta arus globalisasi.

Page 95: HERTI PATMAWATI-FITK

80

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, Muchamad. “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi”,

Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2, Maret 2008.

http://jurnaljpi.files.wordpress.com.pdf , diakses 7 januari 2010

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar, Bandung:

Pustaka Setia

Arief, Achmad. 2007. “Memahami Berpikir Kritis”,

http:/researchengines.com/1007arief3.html., diakses 17 maret 2010.

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:

Ciputat Press.

Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya

menuju Pembelajaran yang efektif, Bandung: JICA IMSTEP UPI

Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arnyana, Ida bagus Putu 2005. “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu

Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada

Mata Pelajaran Biologi.” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri

Singaraja, No 4 TH. XXXVIII Oktober 2005 ISSN 0215-8250.

Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi kelima Jilid I. Jakarta:

Binapura Aksara

Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah, dari

http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf., diakses 22 januari 2010

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta.

Hamied, Fuad Abdul. “Model Pembelajaran Inovatif di Era Global” Jurnal

Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 2 Maret 2009., diakses 10 januari 2010

Handayani, Sri. 2005. “Pengembangan model Pembelajaran Interaktif Makhluk

Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan Keterampilan berpikir

Page 96: HERTI PATMAWATI-FITK

81

Rasional siswa SD kelas III”, Pena Wiyata. Jurdik & Hum. No 7 tahun IV,

September 2005.

Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.

Jakarta: Kizi Brother’s.

Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Johnson, Elanie. 2009. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan

Learning Center (MLC).

Keenan, dkk. Kimia Untuk Universitas, Edisi Keenam Jilid I. Jakarta: Erlangga

Laurens, Joyce M. “Integrasi riset dan desain: Sebuah pendekatan dalam

Pembelajaran di studio Perancangan”, Jurnal Seminar Nasional

Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur

Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008.

Liliasari. 2003. “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan Berpikir Tingkat

tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta Kimia sekolah

lanjutan”, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi 3 Tahun Vlll,

2003.

Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju

Profesionalisme guru”.

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5 diakses 10

mei 2010

Mata pelajaran kimia di Program Paket C. Http://www.dikmenum.go.id.pdf.,

diakses 22 Januari 2010 .

Moeleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda karya.

Murphy. E, Perkins C. 2006. “ Identifying and measuring individual engagement

in critical thinking in online discussions: An exploratory case stud”, Jurnal

Educational Technology & Society, diakses 9 juni 2010.

Murwani, Elika Dwi.” Peran Guru dalam Membangun Kesadaran kritis siswa“,

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006.

Page 97: HERTI PATMAWATI-FITK

82

Nugroho C.S, Agung dkk. 2007. KIMIA Seandainya Kehidupan Tanpa Kimia.

Untuk MA dan SMA Kelas X. Jakarta: Direktorat Pendidikan Islam

Depag RI.

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi

Kelulusan, [online],http://www.psb.psma.org.pdf., diakses 22 januari

2010.

Purba, Michael. 2006. Kimia IB Untuk SMA Kelas X Semester 2, Jakarta:

Erlangga.

Purwanto, Ngalim.2000. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.

Redhana, I Wayan. “Meningkatkan Ketetampilan Berpikir kritis Siswa melalui

Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi Pemecahan Masalah”, Jurnal

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli

2003 ISSN 0215-8250.

Rusdi, Hanumi Oktiyani. 2007. ”Analisis Keterampilan berpikir Kritis Siswa SMA

kelas XI pada pembelajaran sistem koloid melalui metode praktikum

dengan menggunakan bahan sehari-hari”, Bandung : UPI Bandung

Sabri, Alisuf. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya

Sardiman. 2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2000. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: PT Bulan

Bintang

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. “Mendorong berpikir kreatif siswa melalui

pengajuan masalah (problem posing)”, Jurnal Konferensi Nasional

Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-27 July 2004.

Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, Burhanuddin Milama. 2006. Evaluasi

Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Sudiarta, I Gst Putu. 2005. “Pengembangan Kompetensi Berpikir Divergen dan

Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-Ended”, Jurnal

Page 98: HERTI PATMAWATI-FITK

83

Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 3 TH XXXVIII Juli

2005 ISSN 0215 - 8250

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta

Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa dalam mata Pelajaran

Fisiska melalui metode Eksperimen pada siswa kelas 9c Semester 2 SMP

Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2006/2007”, Jurnal Widyatama Vol 4

No 3, September 2007.

Sutrisno, Joko. ”Menggunakan Keterampilan berpikir untuk meningkatkan Mutu

Pembelajaran”, http://www.erlangga.co.id diakses 5 januari 2010

Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Wijaya, Cece. 1996. Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan Mutu sumber

Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Page 99: HERTI PATMAWATI-FITK

Lampiran 1.

84

SILABUS

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya, Jawa Barat

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/2

Standar Kompetensi : 3. Memahami sifat-sifat Larutan Nonelektrolit dan elektrolit serta reaksi Oksidasi Reduksi

Kompetensi Dasar : 3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan

Alokasi Waktu : 5 Jam Pelajaran (5 x 45 Menit)

Materi Pokok

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu Sumber bahan/Alat

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Larutan Elektrolit

dan Nonelektrolit

1. Merancang dan

merangkai alat uji

elektrolit

2. Mendeskripsikan

pengertian larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

berdasarkan

percobaan

1. Merancang dan

merangkai alat uji

elektrolit

2. Menjelaskan dan

Mendeskripsikan

pengertian larutan

elektrolit dan

nonelektrolit

Jenis Tagihan:

LKS

Bentuk

Instrumen:

Lembar

Observasi

Angket

1x 45 menit

(1 jam

Pelajaran)

- Buku Kimia SMA

kelas X, Michael

Purba, penerbit

Erlangga 2007

- Alat Alat

Praktikum:

- Baterai 1,5 V

- Lampu kecil 2

- Kabel

- Paku kecil dll

Page 100: HERTI PATMAWATI-FITK

Lampiran 1.

85

Larutan Elektrolit

dan Nonelektrolit

3. Mengelompokan

larutan kedalam

larutan nonelektrolit,

elektrolit kuat, dan

elektrolit lemah

berdasarkan sifat

hantaran listriknya

4. Menjelaskan

penyebab kemapuan

larutan elektrolit

menghantarkan listrik

5. Menjelaskan proses

terjadinya hantaran

listrik pada larutan

yang mengandung zat

terlarut senyawa ion

dan senyawa kovalen

polar

1. Mengidentifikasi sifat-

sifat larutan

nonelektrolit dan

elektrolit melalui data

hasil percobaan

2. Mengelompokan

larutan ke dalam

larutan nonelektrolit

dan elektrolit

berdasarkan sifat

hantaran listriknya.

3. Menjelaskan penyebab

kemapuan larutan

elektrolit dapat

menghantarkan listrik

4. Mendeskripsikan

bahwa larutan elektrolit

dapat berupa senyawa

ion dan senyawa

kovalen polar.

Jenis Tagihan:

LKS

Bentuk

Instrumen:

Lembar

Observasi

Angket

2x45 menit

(2 jam

Pelajaran)

- Buku Kimia SMA

kelas X, Agung

Nugroho dkk

penerbit Depag

RI.2007

- Buku Kimia SMA

Kelas X, J.M.C

Johari, Penerbit

Esis.2004.

- Buku Kimia SMA

kelas X yang

relevan.

- Alat Uji Daya

Hantar Listrik.

- Larutan yang ada

dalam kehidupan

sehari-hari.

Page 101: HERTI PATMAWATI-FITK

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tasikmalaya

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/1

Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan (5 x 45 menit)

Standar Kompetensi

3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi

reduksi.

Kompetensi Dasar

3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data

hasil percobaan.

Indikator

a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit

b. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui data

hasil percobaan

c. Mengelompokan larutan ke dalam larutan nonelektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

d. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik.

e. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari ini siswa diharapkan dapat,

a. Merancang dan merangkai alat uji elektrolit

b. Menguji daya hantar listrik larutan

c. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit melalui

data hasil percobaan

d. Menyebutkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan data

hasil percobaan

Lampiran 2

Page 102: HERTI PATMAWATI-FITK

87

e. Membedakan istilah disosiasi dan ionisasi

f. Membedakan elektrolit kuat dan elektrolit lemah

g. Mengelompokan larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

h. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan

arus listrik.

B. Materi Pembelajaran

- Larutan

- Larutan Elektrolit

- Larutan nonelektrolit

- Senyawa ion

- Senyawa kovalen

C. Uraian Materi Pembelajaran

Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih di mana

partikel-partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebar secara

merata. Komponen komponen larutannya adalah pelarut (Biasanya dalam

jumlah banyak) dan zat terlarut (biasanya dalam jumlah sedikit)

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

dan larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan

arus listrik. Sifat daya hantar listrik elektrolit dalam pelarut air dikarenakan

elektrolit dapat terurai menjadi ion-ion., pergerakan ion tersebut dalam

larutan elektrolit identik dengan arus listrik.

Cara mengidentifikasi larutan elektrolit adalah: adanya nyala lampu

terang, dan adanya gelembung gas, sedangkan larutan elektrolit tidak ada

nyala lampu dan tidak ada gelembung gas. Larutan elektrolit dapat

dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

D. Metode dan Pendekatan

Metode : Praktikum, diskusi

Pendekatan : Direct Instruction (DI)

Page 103: HERTI PATMAWATI-FITK

88

E. Media Pembelajaran

Alat- alat uji daya hantar Listrik

Larutan yang akan diuji

F. Langkah Kegiatan Belajar Mengajar

Pertemuan Pertama (I)

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi

waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

- Mengucapakan salam

- Bersama siswa berdoa

Mengecek kehadiran siswa

- Menjelaskan kegiatan dan

target yang akan dicapai serta

menjelaskan kegiatan yang

akan dilakukan dalam

pembelajaran

- Membagiakan LKS

- Menugaskan siswa untuk

berkumpul dengan kelompok

yang telah ditentukan.

- Prasyarat pengetahuan :

Senyawa asam, basa, garam

dan rumus kimia.

- Motivasi dan Apersepsi

- Misalnya : Mengapa

manusia bisa tersengat

listrik?

- Kenapa Ikan-ikan yang

airnya dialiri bisa mati?

- Mengapa ketika tangan

basah kita dilarang

menyentuh alat elektronik

Kegiatan Pendahuluan

- Menjawab salam

- Berdoa

- Menyimak penjelasan guru

- Menerima LKS

- Duduk dikelompok masing-

masing

- Mendengarkan penjelasan

guru

7 menit

Page 104: HERTI PATMAWATI-FITK

89

2 Kegiatan Inti

- Memotivasi siswa melakukan

diskusi untuk membuat

prosedur/langkah kerja

praktikum yang bertujuan untuk

mengetahui daya hantar listrik

larutan dengan menggunakan

alat dan bahan yang

diinstruksikan dalam LKS

- Mengarahkan siswa untuk

menentukan apa yang harus

diperhatikan dalam menguji

daya hantar listrik suatu larutan

- Membimbing, mengamati dan

membantu siswa yang

mengalami kesulitan

- Mengawasi jalannnya kegiatan

praktikum

Kegiatan Inti

- Berkumpul bersama kelompok

masing-masing dan

melakukan diskusi untuk

membuat prosedur

percobaan/langkah kerja

praktikum untuk mengetahuai

daya hantar listrik suatu

larutan dengan menggunakan

alat dan bahan yang telah di

instruksikan dalam LKS.

- Menentukan apa yang harus

diperhatikan dalam praktikum

dalam menguji daya hantar

listrik suatu larutan

- Melaksanakan praktikum

dengan cara merangkai alat,

membuat larutan dan

mengujinya satu persatu

- Siswa mencatat data hasil

praktikum

- Siswa menginterpretasiakn

data hasil praktikum

- Mengidentifikasi larutan

elektrolit dan nonelektrolit

dari data hasil praktikum

- Membedakan larutan elektrolit

dan nonelektrolit

30

menit

3 Kegiatan Penutup

- Mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah

Kegiatan Penutup

- Menyimpulkan kegitaan

pembelajaran yang telah

dilakukan

8 menit

Page 105: HERTI PATMAWATI-FITK

90

dilakukan

- Menugaskan siswa untuk

mengumpulkan LKS

- Menutup kegiatan Pembelajaran

dengan bacaan hamdalah

- Mengumpulkan LKS

- Menngucapkan alhamdulillah

Pertemuan kedua (II)

No Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Alokasi

Waktu

1 Kegiatan Pendahuluan

- Mengucapakan salam

- Bersama siswa berdoa

Mengecek kehadiran siswa

- Menjelaskan kegiatan dan

target yang akan dicapai serta

menjelaskan kegiatan yang

akan dilakukan dalam

pembelajaran

- Membagiakan LKS

- Menugaskan siswa untuk

berkumpul dengan kelompok

yang telah ditentukan.

- Motivasi dan Apersepsi

- Misalnya : Apa Fungsi

elektroda pada alat uji daya

hantar listrik?

- Mengapa Larutan garam

dapur dapat menyalakan

lampu

Kegiatan Pendahuluan

- Menjawab salam

- Berdoa

- Menyimak penjelasan guru

- Menerima LKS

- Duduk dikelompok masing-

masing

- Mendengarkan penjelasan

guru

10

menit

2 Kegaiatn Inti

- Memotivasi siswa melakukan

diskusi untuk membuat

prosedur/langkah kerja

Kegiatan Inti

- Berkumpul bersama kelompok

masing-masing dan

melakukan diskusi untuk

Page 106: HERTI PATMAWATI-FITK

91

praktikum yang bertujuan untuk

mengetahui daya hantar listrik

larutan dengan menggunakan

alat dan bahan yang

diinstruksikan dalam LKS

- Mengarahkan siswa untuk

menentukan apa yang harus

diperhatikan dalam menguji

daya hantar listrik suatu larutan

- Membimbing, mengamati,

mengarhkan dan membantu

siswa yang mengalami kesulitan

pada praktikum sebelumnya

- Mengawasi jalannnya kegiatan

praktikum

- Mencatat hasil pengamatan

yang didapat

- Memberikan kesempatan pada

siswa untuk memperbaiki hasil

pengamatan yang telah

dilakukan pada pertemuan

pertama

- Memberikan kesempatan untuk

bertanya seputar materi yang

telah dipelajari kemudian

melakukan penilaian

keterampilan berpikir ktitis

siswa serta memberikan

pengarahan terhadap pekerjaan

siswa

membuat prosedur

percobaan/langkah kerja

praktikum untuk mengetahuai

daya hantar listrik suatu

larutan dengan menggunakan

alat dan bahan yang telah di

instruksikan dalam LKS.

- Menentukan apa yang harus

diperhatikan dalam praktikum

dalam menguji daya hantar

listrik suatu larutan dengan

konsentrasi yang berbeda

- Melaksanakan praktikum

dengan cara merangkai alat uji

daya hantar listrik, membuat

larutan seperti larutan garam,

larutan gula dll

- Menguji larutan yang sudah

disiapkan satu persatu

- Menguji larutan dengan kertas

lakmus

- Siswa mencatat data hasil

praktikum pada LKS

- Siswa menginterpretasikan

data hasil praktikum

- Mengidentifikasi larutan

elektrolit dan nonelektrolit

dari data hasil praktikum

dengan melihat persamaan dan

perbedaan larutan

- Memperbaiki hasil

pengamatan dengan

mengulangi larutan yang akan

15

menit

35

menit

15

menit

Page 107: HERTI PATMAWATI-FITK

92

diuji.

- Membedakan larutan elektrolit

dan nonelektrolit

- Mengidentifikasi ciri-ciri

larutan yang dapat

menghantarkan listrik

- Menggolongkan larutan

kedalam larutan elektrolit

kuat, lemah dan nonelektrolit

- Mengidentifikasi dan

menggolongkan larutan

berdasarkan sifatnya seperti

larutan yang bersifat asam,

basa dan netral

- Mengisi soal-soal yang

disediakan pada Lembar Kerja

Siswa (LKS)

3 Kegiatan Penutup

- Mengarahkan siswa untuk

menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan

- Menugaskan siswa untuk

mengumpulkan LKS

- Menutup kegiatan Pembelajaran

dengan bacaan hamdalah

- Mengarahkan siswa

membereskan alat-alat

praktikum

Kegiatan Penutup

- Menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan

- Mengumpulkan LKS

- Mengucapkan Alhamdulillah

- Membereskan alat-alat

praktikum

15

menit

Pertemuan Ketiga (III)

Mengadakan Evaluasi dengan Angket dan wawancara

Page 108: HERTI PATMAWATI-FITK

93

G. Sumber Belajar

1. Buku kimia SMA Kelas X

- Michael Purba, Kimia SMA kelas X semester 2 (Erlangga, 2007)

- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, kimia untuk MA dan SMA

kelas X (Depag RI, 2007)

- Agung Nugroho dan Irwan Nugraha, Berpertualang didunia kimia,

Buku referensi untuk MA/SMA(Pustaka Insan Madani, 2008)

- J.M.C Johari, Kimia untuk SMA kelas X (Esis, 2004)

- J.M.C Johari dan M. Rachmawati, Buku Kerja dengan pendekatan

belajar aktif, Kimia untuk SMA kelas X semester 2 (Esis, 2008)

2. LKS (Lembar Kerja Siswa)

H. Penilaian

a. Jenis Tagihan

- Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Bentuk Instrumen

- Lembar Observasi

- Angket

Tasikmalaya, Maret 2010

Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran

(Entang Suryana S.Pd) (Herti Patmawati)

Page 109: HERTI PATMAWATI-FITK

94

LKS

LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan Pertama)

Larutan Elektrolit

dan Larutan Nonelektrolit

Nama Kelompok: 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 110: HERTI PATMAWATI-FITK

95

“MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN”

I. TUJUAN

1. Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan

2. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elekktrolit melalui

data hasil percobaan.

3. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

II. PENGANTAR PERCOBAAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis

benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang

berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan

dan cairan.Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni

tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel

darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan

zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hampir kebanyakan reaksi kimia

berlangsung dalam fase larutan.

Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang

kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika

berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran

homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen

zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang

jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak

terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat

baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam

tubuh organisme.

Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut

senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat

menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat

dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat

Page 111: HERTI PATMAWATI-FITK

96

tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar

elektrodenya.

Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan

uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.

A. PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM

1. Ketika bencana banjir melanda ibukota Jakarta pada tahun 2007,

pihak PLN segera mengambil sikap dengan memutuskan aliran listrik

di gardu-gardu listrik yang terendam banjir? Mengapa PLN

memutuskan aliran listrik di gardu-gardu listrik yang terendam

banjir?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

…………………………............................................................................

2. Tidak semua bahan dapat menghantarkan listrik. Zat yang dapat

menghantarkan listrik disebut konduktor, sedangkan zat tidak dapat

menghantarkan listrik disebut nonkonduktor atau isolator.

Berdasarkan pengalaman anda sehari-hari, nyatakan apakah zat

berikut tergolong konduktor atau isolator.

a) Kayu (konduktor / isolator / tidak tahu)*

b) Kaca (konduktor / isolator / tidak tahu)*

c) Plastik (konduktor / isolator / tidak tahu)*

d) Air suling (konduktor / isolator / tidak tahu)*

e) Kristal garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*

f) Larutan garam (konduktor / isolator / tidak tahu)*

g) Larutan cuka (konduktor / isolator / tidak tahu)*

h) Larutan gula (konduktor / isolator / tidak tahu)*

i) Alkohol (konduktor / isolator / tidak tahu)*

*coret jawaban yang salah

Page 112: HERTI PATMAWATI-FITK

97

3. Jelaskan satu cara untuk membedakan apakah suatu benda tergolong

konduktor atau isolator?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………….................................................................

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Alat penguji elektrolit berfungsi untuk melihat dan menyelidiki suatu

larutan apakah dapat menghantarkan listrik atau tidak? Rangkailah Alat

penguji elektrolit seperti gambar dibawah ini dengan alat-alat yang sudah

disediakan:

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

2. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah larutan yang termasuk

elektrolit dan manakah yang termasuk larutan nonelektrolit?

a) Air suling

b) Larutan Hidrogen Klorida 1 M

c) Larutan etanol 70 %

d) Larutan natrium klorida (garam dapur)

e) Natrium klorida padat

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

- Kabel ± 0,5 meter

- Lampu kecil 2 buah

- Baterai 0,5 volt 3 buah

- Paku kecil 2 buah

- Lakban secukupnya

- Koran secukupnya

Page 113: HERTI PATMAWATI-FITK

98

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………..................................................................................................

3. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik

pada larutan- larutan yang sudah disediakan diatas?

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………..................................................................................................

4. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,

pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas.?

Page 114: HERTI PATMAWATI-FITK

99

PERTANYAAN

1. Gejala-gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………….............................................................

....................................................................................................................

2. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat

mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………..............................................................................

3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit,dan non elektrolit? Jelaskan!

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………...............................................................................

4. Apa yang kamu simpulkan dari percobaan diatas?

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………….....

Page 115: HERTI PATMAWATI-FITK

100

LKS

LEMBAR KERJA SISWA (Pertemuan Ke-2)

Larutan Elektrolit

dan Larutan Nonelektrolit

Nama Kelompok: 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Page 116: HERTI PATMAWATI-FITK

101

“MENGUJI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN”

III. TUJUAN

1. Mengelompokan Larutan kedalam larutan nonelektrolit dan elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya.

2. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit dapat

menghantarkan arus listrik.

3. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar.

IV. PENGANTAR PERCOBAAN

Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis

benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada yang

berwujud (fase) padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan

dan cairan. Di dalam tubuh manusia, air tidak berada dalam bentuk murni

tetapi telah bercampur dengan senyawa-senyawa lain, seperti glukosa, sel

darah merah, sel darah putih dan garam-garam mineral. Jadi air merupakan

zat pelarut (solvent) yang sangat baik bahkan hamper kebanyakan reaksi kimia

berlangsung dalam fase larutan.

Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang

kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi, maupun fisika

berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefinisikan sebagai campuran

homogen antara dua atau lebih zat. Suatu larutan tersusun atas komponen

zat pelarut (solvent) yang jumlahnya banyak, dan zat terlarut (solute) yang

jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau (solvent) yang paling banyak

terdapat dialam semesta adalah air. Air memiliki sifat pelarutan yang sangat

baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam

tubuh organisme.

Jika suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut

senyawa-senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat

menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat

dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar dalam alat

Page 117: HERTI PATMAWATI-FITK

102

tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitar

elektrodenya.

Untuk lebih mengetahui cara kerja alat tersebut lakukan percobaan

uji elektrolit sesuai petunjuk di Lembar Kerja Siswa.

V. KEGIATAN PRAKTIKUM

1. Dengan menggunakan alat uji daya hantar listrik yang sudah dibuat di

pertemuan sebelumnya. Diantara larutan-larutan dibawah ini manakah

larutan yang termasuk elektrolit dan manakah yang termasuk larutan

nonelektrolit?

a) Air Suling i). Larutan garam

b) Air Sumur j). Larutan Natrium Klorida

c) Larutan Alkohol 70 % k.) Larutan Asam sulfat/accu

d) Larutan Hidrogen Klorida 1M l). Kristal Natrium Klorida

e) Larutan Natrium Hidroksida n) Larutan urea

f) Larutan Asam Cuka o) Pocari Swett/ Mizone

g) Larutan Amonia p) Larutan Vitamin C / jus jeruk

h) Larutan Gula q) larutan extra joss

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………....................................................................................................

2. Buatlah Langkah kerja untuk menyelidiki atau menguji daya hantar listrik

berbagai larutan yang sudah disediakan diatas?

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………................................................................................

Page 118: HERTI PATMAWATI-FITK

103

3. Buatlah tabel yang didalamnya memuat Nama larutan, rumus kimia larutan,

pengamatan nyala lampu dan pengamatan gelembung gas serta perubahan

kertas lakmus!

!

Page 119: HERTI PATMAWATI-FITK

104

PERTANYAAN

1. Berdasarkan hasil percobaan diatas, Bagaimanakah kamu dapat

mengelompokan larutan berdasarkan daya hantar listriknya?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

2. Setelah diamati bagaimana ciri-ciri atau Gejala apa saja yang

menandai hantaran listrik melalui larutan pada percobaan di atas?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

3. Bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit, dan non elektrolit berdasarkan

percobaan diatas? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

4. Mengapa ada larutan yang dapat menghantarkan listrik dan ada

larutan yang tidak menghantarkan listrik? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

5. Larutan mana saja yang menyebabkan gelembung gas disekitar

elektrodanya paling banyak dan nyala lampunya terang? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

Page 120: HERTI PATMAWATI-FITK

105

6. Bagaimana cara membedakan larutan elektrolit dan Larutan

nonelektrolit? Jelaskan

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………..............................................................................

7. Sebutkan larutan mana saja yang yang termasuk larutan elektrolit

yang bersifat asam, basa dan netral? Jelaskan!

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………...............................................................................

8. Sebutkan larutan mana saja yang termasuk larutan elektrolit dan

larutan non elektrolit ? kenapa demikian jelaskan?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………...............................................................................

9. Berdasarkan percobaan tulis reaksi ion untuk asam klorida, natrium

klorida, natrium hidroksida dan asam cuka?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………...............................................................................

10. Dari percobaan pengujian daya hantar listrik larutan apakah

perbedaan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit?

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……….................................................................................................

Page 121: HERTI PATMAWATI-FITK

106

Pertanyaan Pasca Praktikum

Sifat daya hantar listrik suatu zat dapat diamati melalui eksperimen

daya hantar listrik

1. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………..............................................................................

2. Sebutkan contoh larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah dan

larutan nonelektrolit ? Tulis Reaksi ionnya!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………..............................................................................

3. Jelaskan bagaimana perbedaan antara larutan elektrolit kuat,

elektrolit lemah dan larutan nonelektrolit? Sebutkan contoh

larutannya

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………...............................................................................

4. Natrium klorida tergolong senyawa ion (terdiri dari ion Na+ dan ion Cl-

) namun demikian, Kristal natrium klorida tidak dapat menghantarkan

listrik.

a. Mengapa krisatal natrium klorida tidak dapat menghantarkan

listrik?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

Page 122: HERTI PATMAWATI-FITK

107

b. Mengapa larutan natrium klorida dapat menghantarkan listrik?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

c. Menurut anda, apakah Lelehan NaCl dapat menghantarkan

listrik?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

5. Hidrogen Klorida (HCl) adalah senyawa kovalen yang pada suhu kamar

berwujud gas. Dalam air, zat ini dapat mengalami ionisasi

menghasilkan ion H+ dan ion cl-.

a. Apakah hidrogen klorida cair dapat menghantarkan listrik?

Jelaskan

...........................................................................................................

...........................................................................................................

b. Mengapa larutan hidrogen klorida dapat menghantarkan listrik

...........................................................................................................

...........................................................................................................

6. Urea adalah senyawa molekul yang pada suhu kamar berupa padatan,

ketika zat ini dilarutkan dalam air, molekul-molekulnya akan menyebar

tetapi tetap sebagai molekul netral (tidak mengalami ionisasi)

a. Mengapa larutan Urea tidak dapat menghantarkan listrik?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

b. Apa lelehan urea dapat menghantrakan listrik?

...........................................................................................................

...........................................................................................................

7. Apakah larutan senyawa ion pasti dapat menghantarkan listrik?

Jelaskan!

.................................................................................................................

.................................................................................................................

.................................................................................................................

Page 123: HERTI PATMAWATI-FITK

108

8. Apakah senyawa kovalen juga pasti menghantarkan listrik? Jika

tidak, senyawa kovalen mana yang dapat menganhantarkan listrik?

Jelaskan!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………...............................................................................

9. Rancanglah suatu percobaan sederhana untuk membedakan larutan

yang termasuk larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan

menggunakan bahan lain yang berasal dari kehidupan sehari-hari

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………...............................................................................

Kesimpulan:

Buatlah kesimpulan berdasarkan tujuan percobaan dan hasil pengamatan!

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………....................................................................................................

.......................................................................................................................

Page 124: HERTI PATMAWATI-FITK

109

Format Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan elektrolit

dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: I

PERTEMUAN I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain

e. Menjawab pertanyaan guru

Jumlah Persentase

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Melakukan diskusi sebelum praktikum

c. Menemukan informasi dari berbagai sumber

d. Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e. Kebiasaan berhati-hati

Jumlah persentase

3. Merancang Eksperimen

a. Merangkai alat uji daya hantar listrik

b. Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang

sudah disediakan

c. Mengulang kerja praktikum seperti

Lampiran 4

Page 125: HERTI PATMAWATI-FITK

110

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase

4. Memberikan penjelasan sederhana

a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di LKS

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu

siswa dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan mengenai suatu penjelasan

pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a. Membuat tabel pengamatan di LKS

b. Mempresentasikan hasil kerja

Jumlah Persentase

KEGIATAN PENUTUP

a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b. Membersihkan alat praktikum

c. Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer :

………………………………………………………………………………………..................

......................................................................................................................................................

............

Observer

Page 126: HERTI PATMAWATI-FITK

111

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa larutan

elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok:

PERTEMUAN KEDUA

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa

yang diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-

masing

b. Mendengarkan dan memperhatikan

guru

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi

lain

Jumlah Persentase

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan

prosedur yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Melakukan diskusi sebelum

praktikum

c) Memperbaiki alat uji daya hantar

listrik yang sudah di rangkai pada

pertemuan sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut seperti larutan garam

e) Mempertimbangkan cara-cara

menguji larutan

f) Menguji larutan secara bergantian

g) Menggunakan alat dengan teknik

yang benar

Jumlah Persentase

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di

katoda dan anoda

b) Mengamati nyala lampu

c) Mengamati kertas lakmus

d) Mencatat setiap pengamatan ke

dalam tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan

sesuai pengamatan

Page 127: HERTI PATMAWATI-FITK

112

Jumlah Persentase

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan

daya hantar listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika

suatu larutan di uji dengan alat

daya hantar listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan

kertas lakmus.

d) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika menguji jenis larutannya

sama tetap konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai

fakta

b) Dapat menarik kesimpulan dari

hasil menyelidiki/pengamatan

Jumlah Persentase

5. Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan

sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti

siswa dapat memberikan definisi

larutan elektrolit sesuai dengan

pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa

atau netral.

c) Menjelaskan penggolongkan

larutan elektrolit kuat dan lemah

d) Siswa dapat menyebutkan contoh

larutan elektrolit dan nonelektrolit

dalam kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari

b) Menyebutkan contoh larutan

elektrolit kuat dan lemah dan

nonelektrolit

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral

Jumlah Persentase

Page 128: HERTI PATMAWATI-FITK

113

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a. Membersihkan alat praktikum

b. Membersihkan alat dan bahan yang

telah selesai digunakan.

Jumlah Persentase

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

……………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………........................................

Observer

Page 129: HERTI PATMAWATI-FITK

114

Kisi-Kisi Format Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik melalui larutan”

PERTEMUAN I Kelompok:

Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal

No Aspek yan diamati Aktivitas Siswa Penjelasan

I Kegiatan awal/

pendahuluan

Berkumpul bersama

kelompok masing-masing

Siswa berkumpul dalam

kelompoknya masing-masing

Mendengarkan dan

memperhatikan guru

Siswa tidak rebut saat guru

mengecek kehadiran

Menyimak penjelasan

guru tentang

prosedur/langkah kerja

yang harus diperhatikan

selama proses praktikum

Siswa dengan seksama

memperhatikan penjelasan

yang disampaikan guru Siswa

berdiskusi dengan

kelompoknya untuk

menentukan prosedur/langkah

kerja praktikum

Membaca buku sumber

dan referensi lain

Siswa mencari informasi

tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit

Menjawab pertanyaan

guru

Siswa dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan

oleh guru?

Misalnya:

Apa yang anda pikirkan

jika mendengar elektrolit?

Mengapa manusia bisa

tersengat listrik?

Apa saja bahan yang

termasuk konduktor dan

isolator?

Sebutkan contoh dari

larutan elektrolit dan

larutan yang bukan

elektrolit?

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran

KEGIATAN INTI

No Sub-Indikator yang Kegiatan yang diamati Penjelasan

Lampiran 5

Page 130: HERTI PATMAWATI-FITK

115

III diamati

1 Mengemukakan hipotesis Membuat

hipotesis/dugaan

sederhana dengan

bahasanya sendiri

Siswa membuat hipotesis

dengan bahasanya sendiri

Misalnya: Mengapa PLN

memutuskan gardu listrik

yang terendam banjir?

Jika PLN tidak memutuskan

gardu listrik yang terendam

banjir maka akan kesetrum

dan membahayakan

keselamatan.

Apakah air dapat

menghantarkan listrik?

Misalnya siswa menduga

bahwa air menghantarkan

listrik. Untuk mendapat

jawaban benar siswa harus

melakukan praktikum

Menyadari bahwa

suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya

dengan memperoleh

bukti.

Siswa sadar bahwa suatu

penjelasan harus didukung

dengan konsep dan

pembuktian

Misalnya siswa menduga

bahwa air dapat

menghantarkan listrik, jadi

untuk membuktikan dan

mendapat jawaban yang

benar siswa harus melakukan

praktikum.

2 Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

Menyiapkan alat dan

bahan

Siswa menyiapkan alat dan

bahan sesuai dengan LKS

misalnya gelas kimia/gelas

plastik

Melakukan diskusi

sebelum praktikum

Siswa melakukan diskusi

sebelum melaksanakan

praktikum, seperti diskusi

membagi tugas

Menemukan

informasi dari

berbagai sumber

Siswa membaca berbagai

buku sumber untuk

menentukan informasi

tentang larutan elektrolit dan

non elektrolit

Membuat prosedur

percobaan/ langkah

Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya untuk

Page 131: HERTI PATMAWATI-FITK

116

kerja praktikum menentukan prosedur/langkah

kerja praktikum

Kebiasaan berhati-

hati dalam

pelaksanaan

praktikum

Siswa tidak ceroboh selalu

melakukan kebiasaan berhati-

hati seperti berhati-hati dalam

melarutkan, berhati-hati

dalam menguji alat.

3. Merancang Eksperimen Merangkai alat uji

daya hantar listrik

Siswa merangkai alat uji daya

hantar listrik dengan

kelompoknya masing-masing

Mencoba alat uji daya

hantar listrik dengan

menguji larutan-

larutan yang sudah

disediakan.

Siswa mencoba alat uji daya

hantar listrik yang dibuat

dengan mengujikannya pada

larutan-larutan yang sudah di

sediakan

Mengulang kerja

praktikum seperti

menguji kembali

larutan-larutan yang

sudah di uji

sebelumnya

Siswa mengulang praktikum

dengan menguji kembali

larutan-larutan yang sudah di

uji sebelumnya.untuk

mendapatkan hasil yang

akurat dan benar.

4 Memberikan penjelasan

sederhana

Menganalisis

pertanyaan/argument/;

yaitu siswa

memberikan

penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya

hantar listrik yang

sudah di rangkai

Siswa dapat memberikan

penjelasan sederhana tentang

fungsi alat uji daya hantar

listrik yang sudah dirangkai

sebelumnya

Memfokuskan

pertanyaan-

pertanyaan yang ada

di LKS

Siswa dapat memberikan

penjelasan sederhana serta

dapat memfokuskan

pertanyaan-pertanyaan yang

ada di LKS.

Misalnya pada pertanyaan:

“Mengapa larutan elektrolit

dapat menghantarkan listrik”

Bertanya dan

menjawab pertanyaan

tentang suatu

penjelasan pada

pertanyaan di LKS

Siswa dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan di

LKS dengan penjelasan

sederhana sesuai dengan

pengamatannya.

5. Mempertanggungjawabkan Membuat tabel Siswa membuat tabel

Page 132: HERTI PATMAWATI-FITK

117

hasil Observasi Pengamatan di LKS pengamatan di lembar Kerja

Siswa (LKS) yang sudah

disediakan.

Mempresentasikan

hasil kerja

Siswa mempresntasikan hasil

pengamatan di depan kelas

secara perkelompok

KEGIATAN PENUTUP

III Kegiatan Penutup Menyimpulkan

kegiatan

pembelajaran yang

telah dilakukan

Setiap kelompok

menyimpulkan kegiatan

pembelajaran yang telah

dilakukan

Membersihkan alat

praktikum

Setiap kelompok

membersihkan alat praktikum

yang sudah di pakai

Membereskan alat

dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Setiap kelompok

membereskan alat dan bahan

yang sudah digunakan

Tasikmalaya, April

2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran

Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati

Page 133: HERTI PATMAWATI-FITK

118

Format Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

PERTEMUAN II

Kelompok:

Aktifitas yang muncul selama Kegiatan Awal

No Aspek yang diamati Kegiatan Siswa yang diamati Penjelasan

I Kegiatan awal/

pendahuluan

Berkumpul bersama kelompok

masing-masing

Siswa berkumpul dalam

kelompoknya masing-

masing

Mendengarkan dan

memperhatikan guru

Siswa tidak rebut saat guru

mengecek kehadiran

Menyimak penjelasan guru

tentang prosedur/langkah kerja

yang harus diperhatikan

selama proses praktikum

Siswa dengan seksama

memperhatikan penjelasan

yang disampaikan guru

Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya untuk

menentukan

prosedur/langkah kerja

praktikum

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada proses pembelajaran

KEGIATAN INTI

NO

III

Sub-Indikator yang

diamati

Kegiatan yang diamati Penjelasan

1 Mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat

Menyiapkan alat dan bahan Siswa menyiapkan alat dan

bahan sesuai yang di

instruksikan dalam LKS

misalnya membawa gelas

plastik, koran, paku dll.

Melakukan diskusi sebelum

praktikum

Siswa berdiskusi sebelum

melaksanakan praktikum.

Memperbaiki alat uji daya

hantar listrik yang sudah di

rangkai pada pertemuan

sebelumnya

Siswa memperbaiki alat uji

daya hantar listrik yang

sudah dirangkai pada

pertemuan sebelumnya

untuk memastikan kondisi

Page 134: HERTI PATMAWATI-FITK

119

alat dapat berfungsi dengan

baik

Membuat larutan

melarutkan zat terlarut

Siswa dapat membuat

larutan seperti membuat

larutan garam, larutan gula,

larutan NaOH dll

Siswa juga dapat

melarutkan zat seperti

melarutkan garam, gula

yang awalnya dari bentuk

padat ke bentuk larutan

Mempertimbangkan cara-cara

menguji larutan

Siswa dapat

mempertimbangkan

prosedur yang tepat dalam

pelaksanaan praktikum

seperti mempertimbangkan

cara-cara menguji larutan

Menguji larutan secara

bergantian

Siswa dapat menguji larutan

secara bergantian dengan

teknik yang baik dan benar.

Seperti menguji larutan

NaOH dan mengujinya

larutannya kembali dengan

lakmus

Menggunakan alat dengan

teknik yang baik

Siswa dapat menggunakan

alat dengan teknik yang

baik dan tidak ceroboh

dalam menggunakan alat

2 Melaporkan hasil

observasi

Mengamati gejala yang terjadi

di katoda dan anoda

Siswa mengamati gejala

yang terjadi pada katoda

dan anoda apakah terjadi

gelembung gas apa tidak

ketika menguji suatu

larutan.

Mengamati nyala lampu Siswa mengamati gejala

yang terjadi pada lampu

apakah lampu menyala atau

tidak, ketika suatu alat uji

daya hantar listrik

dicelupkan pada larutan

yang akan di uji

Mengamati kertas lakmus Siswa mencelupkan kertas

lakmus pada larutan apakah

terjadi perubahan warna apa

Page 135: HERTI PATMAWATI-FITK

120

tidak.

Mencatat setiap pengamatan

ke dalam tabel

Siswa mencatat apa yang

terlihat selama praktikum

Mencari persamaan dan

perbedaan sesuai pengamatan

seperti membedakan jenis

larutan yang termasuk

elektrolit dan nonelektrolit

Siswa membedakan atau

menyamakan percobaan

yang satu dengan yang lain

Misalnya:

- Membedakan mana yang

termasuk larutan

elektrolit dan mana yang

bukan larutan elektrolit

dengan melihat gejala-

gejala seperti ada

tidaknya gelembung gas,

nyala lampu.

- Membedakan larutan

elektrolit kuat dan

elektrolit lemah dengan

melihat gejala-gejala

seperti ada tidaknya

gelembung gas, nyala

lampunya terang atau

redup.

3. Mengemukakan

hipotesis

Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika suatu larutan di

uji dengan daya hantar listrik

Siswa membedakan larutan

elektrolit dan nonelektrolit

dengan melihat gejala yang

terjadi pada katoda dan

anoda

Memperkirakan nyala lampu

ketika suatu larutan di uji

dengan alat daya hantar listrik

Siswa dapat membedakan

larutan elektrolit dan

nonelektrolit dengan

melihat nyala lampu

Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika suatu larutan di

uji dengan kertas lakmus.

Siswa dapat membedakan

larutan elektrolit mana yang

termasuk asam, basa dan

netral

Memperkirakan gejala yang

terjadi ketika menguji jenis

larutannya sama tetap

konsentrasinya berbeda

Siswa dapat membedakan

dan memperkirakan gejala-

gejala yang terjadi ketika

menguji larutan yang

konsentrasinya beda tetapi

jenis larutannya sama.

4. Mengemukakan Menarik kesimpulan sesuai Siswa dapat menarik

Page 136: HERTI PATMAWATI-FITK

121

kesimpulan fakta kesimpulan sesuai fakta.

Menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan

Siswa dapat menarik

kesimpulan dari hasil

menyelidiki.

5. Strategi membuat

definisi dengan

bertindak memberikan

penjelasan lanjut

Membuat bentuk definisi

seperti siswa dapat

memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan

pengamatannya

Siswa dapat membuat

bentuk definisi sesuai

dengan percobaan.

Misalnya dalam

mendefinisikan larutan

elektrolit siswa menjawab “

larutan elektrolit adalah

larutan yang dapat

menghantarkan listrik

karena mengandung ion-ion

yang selalu bergerak

dengan bebas”

Menjelaskan penggolongan

larutan elektrolit yang bersifat

asam, basa atau netral.

Siswa dapat

menggolongkan jenis

elektrolit yang bersifat

asam, basa dan netral.

Menjelaskan penggolongan

larutan elektrolit kuat dan

lemah

Siswa dapat

menggolongkan jenis

elektrolit yang termasuk

elektrolit kuat dan elektrolit

lemah

Siswa dapat menyebutkan

contoh larutan elektrolit dan

nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari.

Siswa dapat menyebutkan

beberapa contoh larutan

yang termasuk larutan

elektrolit dan nonelektrolit

dalam kehidupan sehari-

hari

6. Menyebutkan contoh Menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit

dalam kehidupan sehari-hari

Siswa dapat menyebutkan

contoh larutan elektrolit dan

nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari

misalnya larutan garam

termasuk larutan elektrolit

dan air sumur termasuk

larutan nonnelektrolit

Menyebutkan contoh larutan

elektrolit kuat, elektrolit lemah

dan nonelktrolit

Siswa dapat menyebutkan

contoh larutan elektrolit

kuat, elektrolit lemah dan

nonelektrolit misalnya:

elektrolit kuat : air accu

Elektrolit lemah : cuka

Page 137: HERTI PATMAWATI-FITK

122

Nonelktrolit : air sumur/air

suling

Menyebutkan contoh larutan

yang bersifat asam, basa dan

netral

Siswa dapat menyebutkan

contoh larutan yang bersifat

asam, basa dan netral

misalnya:

Yang bersifat asam : HCl,

CH3COOH, H2SO4, Extra

Joss, Pocari Sweet, Lar Vit-

C

Yang bersifat basa: NaOH,

NH3

Yang bersifat netral : Air

suling, air sumur, alkohol,

gula, garam, kristal garam,

urea, kristal urea, dan

Kristal gula.

KEGIATAN PENUTUP

III Kegiatan akhir/

Kegiatan Penutup

Membersihkan alat

praktikum

Setiap kelompok

membersihkan alat

praktikum yang sudah di

pakai

Membereskan alat dan bahan

yang telah selesai digunakan.

Setiap kelompok

membereskan alat dan

bahan yang sudah

digunakan

Tasikmalaya, April 2010

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Kimia Guru Mata Pelajaran

Entang Suryana S.Pd Herti Patmawati

Page 138: HERTI PATMAWATI-FITK

123

ANGKET PENELITIAN

RESPON SISWA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA

DENGAN METODE PRAKTIKUM

1. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

2. Petunjuk Pengisian

a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket

b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan dengan

teliti, kemudian berikan respons (jawaban) kalian terhadap masing-masing

pertanyaan.

c. Berikan tanda cheeklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan.

d. Berikan saran dan kritik pada kolom yang sudah disediakan

e. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, jadi mohon bantuannya untuk

mengisi dengan benar.

Keterangan:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Selamat Mengerjakan...

No PERTANYAAN SS S TS STS

1 Dengan metode praktikum saya bisa memberikan

penjelasan sederhana tentang larutan elektrolit dan

nonelektrolit

2 Dengan metode praktikum konsep yang abstrak mudah

dipahami

3 Metode praktikum melatih saya untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam LKS

4 Metode yang digunakan guru membuat saya

kebingungan memahami materi yang diajarkan

5 Menurut saya metode praktikum tidak bermanfaat dalam

pembelajaran kimia karena tidak menjelaskan materi

yang dibahas.

6 Saya mudah memahami pelajaran kimia walaupun tidak

melaksanakan praktikum

7 Saya menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji

kebenarannya untuk memperoleh bukti yang benar

dengan cara melaksanakan praktikum

Lampiran 6

Page 139: HERTI PATMAWATI-FITK

124

8 Menurut saya metode praktikum dalam pembelajaran

kimia tidak perlu karena kebenaran dan bukti-buktinya

kurang meyakinkan

9 Dengan metode praktikum saya bisa menduga kejadian-

kejadian yang akan muncul pada proses pelaksanaan

praktikum

10 Saya tidak bisa memprediksi kejadian-kejadian yang

akan muncul pada proses pelaksanaan praktikum

11 Menurut saya suatu percobaan harus direncanakan

dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

12 Menurut saya, merangkai alat uji daya hantar listrik

dalam praktikum ”larutan elektrolit dan nonelektrolit”

dapat melatih keterampilan

13 Menurut saya pelaksanaan praktikum tidak perlu

direncanakan dengan baik karena hasilnya selalu gagal

14 Saya menyuruh orang lain membuat alat uji daya hantar

listrik karena sulit merangkainya.

15 Dengan metode praktikum saya bisa belajar membuat

larutan serta dapat melarutkan zat terlarut

16 Menurut saya ketika membuat larutan dalam praktikum

”elektrolit dan nonelektrolit” sangat berbahaya buat

kesehatan sehingga saya males membuat larutan

17 Menurut saya membuat tabel dalam praktikum elektrolit

dan nonelektrolit sangat perlu karena memudahkan kita

dalam mencatat setiap pengamatan ke dalam tabel

18 Dalam pelaksanaan praktikum ”elektrolit dan

nonelektrolit” membuat tabel pengamatan tidak penting.

19 Dengan metode praktikum saya bisa mengobservasi dan

mengamati gejala-gejala yang terjadi selama praktikum

berlangsung.

20 Selama pelaksanaan praktikum saya tidak bisa

mengamati gejala-gejala yang terjadi karena

membingungkan

21 Menurut saya mengamati ciri-ciri serta persamaan dan

perbedaan larutan elektrolit dan nonelektrolit sangat

penting dalam mengobservasi suatu larutan

22 Menurut saya dalam melaksanakan praktikum kita

cukup menguji larutannya saja tanpa mengamati ciri-ciri

yang terjadi pada larutan

23 Dengan metode praktikun saya dapat mengelompokan

perbedaan dan persamaan larutan elektrolit dan

nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya

24 Pelaksanaan praktikum membuat saya kebingungan dan

tidak bisa mengelompokan larutan elektrolit dan

nonelektrolit berdasarkan daya hantarnya

Page 140: HERTI PATMAWATI-FITK

125

25 Saya bisa mengklasifikasikan larutan-larutan apa saja

yang termasuk elektrolit dan nonelektrolit

26 Saya kebingungan dan tidak bisa mengklasifikasikan

larutan mana saja yang termasuk elektrolit dan

nonelektrolit

27 Saya bisa memprediksikan gejala-gejala yang terjadi

pada pelaksanaan praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit seperti memprediksi elektrolit lemah dan

kuat

28 Saya tidak bisa memprediksikan gejala apa saja yang

akan muncul selama pelaksanaan praktikum larutan

elektrolit dan nonelektrolit

29 Ketika pelaksanaan praktikum saya menarik kesimpulan

sesuai fakta yang relevan dan dengan gejala-gejala yang

saya amati

30 Sewaktu pelaksanaan praktikum saya selalu membuat

dan menentukan hasil pertimbangan berdasarkan fakta

yang ada

31 Saya menarik kesimpulan dari hasil menyelidiki sesuai

dengan fakta-fakta yang saya amati selama proses

praktikum

32 Selama praktikum saya membuat dan menentukan hasil

pertimbangan tidak berdasarkan fakta, karena hasilnya

berbeda dengan yang saya amati.

33 Saya menarik kesimpulan dengan melihat buku paket

karena hasilnya tidak sesuai dengan fakta-fakta yang

saya amati selama proses praktikum

34 Saya selalu mengubah fakta dan data-data ketika

pelaksanaan praktikum berlangsung

35 Saya tidak suka jika guru melaksanakan pembelajaran

kimia dengan metode praktikum karena tidak

bermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari

36 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa memahami

apa arti larutan elektrolit dan nonelektrolit sehingga saya

bisa mengelompokan larutan berdasarkan hantarannya

37 Dengan melaksanakan praktikum saya bisa mengetahui

contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari

38 Saya mengalami kesulitan dalam mengelompokan dan

mencontohkan jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit

dalam kehidupan sehari-hari

Saran dan Kritik

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

Page 141: HERTI PATMAWATI-FITK

126

Kisi-kisi instrumen Angket

Respon siswa terhadap keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

NO

Indikator Berpikir

Kritis siwa

menurut R. Ennis

Sub-Indikator berpikir

Kritis siswa menurut R.

Ennis

Nomor butir

Pernyataan ∑ P N

1.

Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

1. Mengemukakan hipotesis 7, 9, 29

8, 10,

28

14 2. Merancang eksperimen 12 14

3. Mengemukakan

kesimpulan

29, 31,

33

30, 32,

34

2. Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

4. Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

11, 15 13, 16 4

3. Bertanya dan

menjawab

pertanyaan

5. Memberikan penjelasan

sederhana

1, 2, 3 4, 5, 6

8

6. Menyebutkan contoh 37 38

4. Mengobservasi dan

mempertimbangkan

hasil observasi

7. Mempertanggungjawabkan

hasil observasi 17 18

6 8. Melaporkan hasil

observasi 19, 21 20, 22

5. Mendefinisikan

istilah dan

mempertimbangkan

suatu definisi

9. Startegi membuat definisi

dengan bertindak

memberikan penjelasan

lanjut.

23, 25,

36

24, 26,

35 6

Jumlah 19 19 38

Lampiran 7

Page 142: HERTI PATMAWATI-FITK

157

FORMAT LEMBAR WAWANCARA

1. Apakah kamu senang belajar kimia disertai dengan kegiatan praktikum?

Jelaskan pendapatmu!

2. Apakah gurumu selalu mengadakan kegiatan praktikum pada proses belajar?

Apa tanggapanmu!

3. Bagaimana kesanmu setelah mengadakan kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

4. Menurutmu pembelajaran seperti ini ( Metode Praktikum) menarik atau

tidak? Berikan alasanmu!

5. Apakah pernah dilakukan kegiatan praktikum sebelumnya? Tetapi kamu

sendiri yang merumuskan langkah kerjanya?

6. Kegiatan apa saja yang kamu lakukan selama kegiatan praktikum

berlangsung?

7. Apakah kamu menemukan kesulitan dalam mengerjakan kegiatan praktikum?

Jika “ya” kesuliatan apaynag kamu hadapi? Jika “tidak” apa alasanmu?

8. Menurutmu apakah pembelajaran seperti ini (kegiatan praktikum) efektif

untuk dilakukan?

9. Apakah perlu kegiatan praktikum dilakukan sesering mungkin? Apa

alasanmu!

Lampiran 9

Page 143: HERTI PATMAWATI-FITK

158

Lampiran 10

Hasil Wawancara siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran

Kelompok I

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Senang banget bu! Soalnya kalau tidak

ada praktikum kita tidak akan tahu apa

yang sebenarnya terjadi, kalau cuma

baca buku – baca buku. Karena baca

buku itu berbeda dengan apa yang kita

lakukan. Intinya bu dengan bukti

sendiri kita lebih puas dari pada melihat

buku dan baca buku

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Sudah 2 kali bu. Tetapi bapak itu cara

mengajarnya terlalu cepat untuk

dipahami jadi saya perlu mengulang

belajar di rumah

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Kesannya senang bu, karena kita saling

mendukung satu sama lain, karena kita

bisa membuktikan.Oh.. ternyata larutan

elektrolit dan nonelektrolit itu begini,

jadi buat pengalaman bu..

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Menarik bu. Karena mudah dipahami,

jadi dengan alat yang sederhana juga

kita mudah memahami apa itu larutan

elektrolit dan nonelektrolit.

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

bekerja semua atau tidak

Semuanya bekerja bu... jadi tugasnya di

bagi-bagi. Kalau saya membuat larutan,

mengecek larutan dengan lakmus dan

mengetes larutan bu... yang lainnya ada

yang merangkai alat dan yang lainnya

Page 144: HERTI PATMAWATI-FITK

159

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

apa alasanmu?

Awalnya kesulitan bu... waktu mengisi

tabel dan menguji larutan dengan

lakmus, tapi kesini-sininya

alahmdulilah kesulitan itu berkurang

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Efektif, karena bisa menambah

pengetahuan dan memberi wawasan

kepada kita juga yang lain kalau kimia

itu bukan dengan tulisan aja karena

kimia efektif dilakukan dengan

praktikum

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Tidak sesering mungkin bu... sesuai

dengan materinya aja bu... tapi tidak

tahu bagaimana pendapat temen yang

lain ini menurut saya bu...

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

untuk kelompok I ada jawaban

NaOH termasuk asam? dan reaksi

ion HCl tidak di jawab untuk

yang lainnya sudah benar.

Kenapa?

Aduh... waktu itu pusing bu, dan saya

tidak tahu juga terus terburu-buru takut

waktunya habis.... jadi bingung gitu bu

tapi untuk melihat asam, basa dan netral

di lihat dari perubahan kertas lakmus.

tapi untuk HCl kelalaian bu... karena

tidak di cek dan tidak dilihat lagi, jadi

lupa tidak diisi

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan di pertemuan ke II? Di

situ ada jawaban semua ion dan

senyawa kovalen dapat

menghantarkan listrik?

a. Waktu menguji bagaimana

Iya bu saya tidak sempet baca-baca

lagi.... dan bingung bu...

Siswa: kalau alkohol tidak nyala dan

Page 145: HERTI PATMAWATI-FITK

160

perbedaan cuka dan alkohol?

b. Jadi kesimpulannya apa?

tidak ada gelembung bu... kalau cuka

tidak nyala tetapi ada gelembung

sedikit bu???

Oh iya bu... Jadi semua ion dapat

menghantarkan listrik tetapi tidak

semua kovalen dapat menghantarkan

listrik.

Kelompok II

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Senang, kalau kimia hanya tulisan saja

kita cuma menghayal bu... jadi kalau

dengan praktikum kimia jadi lebih jelas

bu...

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Pernah, ya tidak sesering mungkin juga

bu...

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Kesannya rame bu.. jadi kita lebih tahu

contoh –contoh larutan elektolit dan

nonelektrolit seperti HCl termasuk

larutan elektrolit

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Menarik bu. Jadi lebih fokus karena

kita bias melihat langsung dan tidak

menghayal.

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

Bekerja semua, kalau saya menulis

larutan larutan bu.. yang lainnya ada

yang yang merangkai ada juga yang

membuat larutan

Page 146: HERTI PATMAWATI-FITK

161

bekerja semua atau tidak

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

apa alasanmu?

Kesulitan bu.. kesulitannya waktu

merangkai alat rangkaian listrik bu..

laki-lakinya tidak bias semua, tapi

setelah di coba lagi jadi bisa bu...

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Tergantung pelajarannya bu...

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Tidak perlu... misalnya dalam seminggu

ada 2 kali pertemuan bu.. nah

pertemuan pertama penjelasannya dan

pertemuan kedua prakteknya.

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

untuk kelompok I ada jawaban

NaOH termasuk asam? dan reaksi

ion HCl tidak di jawab, Kenapa?

Lupa bu... LKS nya bukan saya yang

mengisi bu...

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan di pertemuan ke II? Di

situ ada jawaban semua ion dan

senyawa kovalen dapat

menghantarkan listrik?

a. Waktu menguji bagaimana

perbedaan cuka dan alkohol?

b. Jadi kesimpulannya apa?

Iya bu karena pusing jadi ketukar

Cuka nyala redup dan gelembungnya

sedikit, kalau alkohol tidak nyala tidak

bergelembung bu...

semua ion dapat menghantarkan listrik

tetapi tidak semua kovalen dapat

menghantarkan listrik bu...

Page 147: HERTI PATMAWATI-FITK

162

Kelompok III

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Sangat senang sekali bu... karena selain

membantu juga bisa lebih meyakinkan

kita misalnya mereaksikan sesuatu jadi

kita lebih yakin jika dipraktekan.

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Selama mengajar baru 2 kali praktikum.

yang pertama tentang Hukum

kekekalan massa dan yang kedua

tentang reaksi kimia. cara mengajar

bapak itu sangat baik dan perhatian

sekali, bukan galak tetapi tegas dan

sering memberikan teguran kalau ada

yang ngobrol sehingga mau

memperhatikan

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Menyenangkan sekali, karena saya

belum memperkirakan bagaimana

reaksi-reaksi dan larutan-larutan

bekerja. Seperti lampu menyala, ada

gelembung jadi lebih nyata sehingga

saya belum pernah mengira, jadi lebih

meyakinkan bu...

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Sangat menarik sekali bu... ya karena

saya suka sekali praktikum

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

bekerja semua atau tidak

Semuanya bekerja bu... meskipun ada

yang mengobrol seharusnya jagan

banyak mengobrol dan bermain.

kegiatannya, merangkai alat sampe bisa

menyala, mengelompokan cairan yang

Page 148: HERTI PATMAWATI-FITK

163

akan diuji, menguji larutan,

menganalisa dsb.

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

apa alasanmu?

Ya tidak terlalu sulit dan tidak terlalu

mudah juga. Sulitnya karena saya

belum hafal rumus kimia, kadang-

kadang bingung dan bertanya-tanya apa

reaksinya.

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Sangat efektif sekali, seperti tadi juga

selain lebih meyakinkan tentang apa

yang kita duga bahkan yang belum kita

duga. kita tahu teori tetapi belum tahu

selanjutnya bagaimana

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Perlu, kalau emang perlu dilakukan

seperti yang berhubungan dengan

rumus-rumus.

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

untuk kelompok III ada jawaban

NaOH termasuk asam dan HCl

termasuk basa? Kenapa bisa

demikian?

Jujur saya yang pertama karena buru-

buru, ribet dan yang kedua pikiran

kami lagi kacau dan kurang tau jadi

buyar. Tapi melihat asam, basa da

netral dilihat dari perubahan kertas

lakmus biru dan merah bu...

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan sudah bagus tapi ada

reaksi ion HCl belum di isi

Karena terburu-buru dan kami

tinggalkan dulu dan pas mau

dikumpulkan. Ternyata tidak di cek

lagi, jadi karena keteledoran kami.

Page 149: HERTI PATMAWATI-FITK

164

Kelompok IV

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Senang, soalnya kalau belajar kimia

sambil ada praktikumnya kita tidak

jenuh dan mudah mengingatnya

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Jarang, Cuma beberapa kali

Bapak itu selama mengajar suka jenuh

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Kesannya rame, dan seru

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Menarik bu. Karena akan menambah

wawasan kita jadi tidak terfokus ke

buku dan lebih menjelaskan

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

bekerja semua atau tidak

Semuanya bekerja bu... saya membuat

larutan dan menulis pengisian LKS,

pokonya tugasnya itu di bagi-bagi

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

Saya sempet pusing bu... karena waktu

menulis cuma berdua.

Page 150: HERTI PATMAWATI-FITK

165

apa alasanmu?

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Efektif, tapi harus seimbang antara

praktetikum dan metode lainnya

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Seimbang aja anatara materi dan

praktikum

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

untuk kelompok IV ada jawaban

NaOH termasuk asam? dan reaksi

ionHCl. . Kenapa?

Ketukar bu... tapi melihat asam, basa

dan netral kan dari perubahan lakmus

bu...

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan sudah lumayan oke

tapi untu reaksi ion HCl kenapa

tidak diisi?

Terburu-buru bu karena mau

dikumpulin

Kelompok V

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Saya merasa senang karena menurut

orang kimia itu sesuatu yang abstrak

jadi belajarnya itu tidak keliatan seperti

atom-atom yang bentuknya kecil, jadi

dengan kimia kita bisa mengerti

bagaimana larutan elektrolit dan

nonelektrolit.

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Pernah sih pernah jadi tidak sering dan

tidak rutin setiap masuk melaksanakan

praktikum

Page 151: HERTI PATMAWATI-FITK

166

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Praktikum itu asyik, kita bisa sambil

mencoba, kita juga bisa berpengalaman,

selain itu kita bisa merasakan sendiri

dan lebih mengerti apakah larutan

elektrolit dan nonelektrolit

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Menarik bu. Karena kita bisa

berpengalaman dan lebih mengerti

dengan melaksanakan praktikum.

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

bekerja semua atau tidak

Kegiatan saya membantu merangkai

alat daya hantar listrik dan mencatat

semua hasil praktikum. Semuanya

bekerja bu...

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

apa alasanmu?

Karena dikerjakan bersama jadi lebih

mudah, karena sesuatu yang sulit kalau

dikerjakan bersama-sama menjadi lebih

mudah.

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Praktikum itu baik dan efektif supaya

lebih jelas.

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Sedang-sedang saja, ya seimbang bu...

9 Untuk pertanyaan tentang asam,

basa dan netral untuk kelompok V

sudah bagus? Dikerjakan

bersama-sama apa sendiri?

Dikerjakaan bersama-sama bu...

Page 152: HERTI PATMAWATI-FITK

167

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan senyawa ion dan

kovalen sudah mendekati tetapi

untuk kesimpulan di pertemuan

ke-1 seperti terjadi miskonsepsi,

kenapa?

Aduh... lupa bu, saya kira pertanyaan

kesimpulan itu ada hubungannya

dengan pertanyaan sebelumnya.

Kelompok VI

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana Pendapatmu! Apakah

kamu senang belajar kimia

disertai dengan kegiatan

praktikum? Jelaskan!

Senang, karena dapat menambah

wawasan, kalau tidak ada praktikum

pelajaran kimia tidak akan seimbang

antara materi dan praktikum

2 Apakah selama belajar kimia

gurumu selalu mengadakan

kegiatan praktikum pada proses

belajar? Apa tanggapanmu!

Pernah cuma baru beberapa kali. Bapak

mengajarnya kadang mengasyikan

kadang bikin jenuh juga.

3 Bagaimana kesanmu setelah

melakukan kegiatan praktikum

pada proses belajar? Apa

tanggapanmu!

Senang, karena belajar bisa lebih enjoy

bu... karena percobaan merupakan hal

yang menantang

4 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

menarik atau tidak? Berikan

alasanmu!

Menarik bu. Karena kita bisa melihat

perubahan-perubahan sehingga lebih

nyata dan real

5 Selama kegiatan praktikum

larutan elektrolit dan nonelektrolit

berlangsung kegiatan apa saja

yang kamu lakukan? Apakah

Kegiatan saya merangkai alat daya

hantar listrik yang lainnya membuat

larutan pokoknya salinng saling

membantu bu...

Page 153: HERTI PATMAWATI-FITK

168

bekerja semua atau tidak

6 Apakah selama melaksanakan

praktikum larutan elektrolit dan

nonelektrolit kamu menemukan

kesulitan? Jika “ya” kesulitan apa

yang kamu hadapi? Jika “tidak”

apa alasanmu?

Karena saling membantu satu sama lain

jadi lebih mudah.

7 Menurutmu apakah pembelajaran

kimia dengan metode praktikum

efektif untuk dilakukan?

Efektif karena kalau tidak ada

praktikum, kita tidak akan maju,

seimbang antara praktikum sama

materi.

8 Bagaimana pendapatmu apakah

perlu kegiatan praktikum

dilakukan sesering mungkin?

Sedang-sedang saja, ya seimbang

bu...harus seimbang antara praktikum

sama materi.

9 Kenapa waktu pengisiaan LKS

tentang asam, basa dan netral

untuk kelompok VI ada jawaban

NaOH termasuk asam dan HCl

termasuk basa? Kenapa bisa

demikian?

Lupa bu... waktunya sebentar...

Tapi kalau melihat asam, basa dan

netral kan dari perubahan kertas

lakmus.

10 Pada pertanyaan tentang

kesimpulan sudah bagus tapi ada

beberapa yang masih kurang?

Kenapa?

Ya begitu bu... ada yang bisa dijawab

dan susah-susah gampang.

Page 154: HERTI PATMAWATI-FITK

169

Lampiran 11. Jumlah Persentase Keterampilan berpikir kritis Siswa tiap Indikator

NO Indikator Berpikir

Kritis No

Sub-indikator Berpikir kritis

Persentase (%) tiap Kelompok

Jenis Kategori I II III IV V VI ∑ rata-rata

1

Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

1 Mengemukakan hipotesis

75,0% 56,3% 68,8% 87,5% 82,3% 78,2% 74,6%

Baik 2 Merancang eksperimen 91,7% 66,7% 91,7% 100% 83,3% 91,7% 87,5%

3 Mengemukakan kesimpulan

75,0% 50,0% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 77,1%

Rata-rata 80,6% 57,7% 78,5% 91,7% 84,4% 85,8% 79,7%

2 Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

4 Mempertimbangkan penggunaan prosedur yang tepat

88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4% Sangat baik

Rata-rata 88,9% 66,5% 89,6% 95,7% 93,9% 95,7% 88,4%

3 Bertanya dan menjawab pertanyaan

5 Memberikan penjelasan sederhana

75,0% 58,3% 75,0% 83,3% 83,3% 75,0% 75,0% Baik

6 Menyebutkan contoh 66,7% 58,3% 75,0% 100% 100% 75,0% 79,2%

Rata-rata 70,9% 58,3% 75,0% 91,7% 91,7% 75,0% 77,1%

4 Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

7 Mempertanggungjawabkan hasil observasi

87,5% 75,0% 87,5% 87,5% 87,5% 87,5% 85,4%

Sangat baik

8 Melaporkan hasil observasi

90,0% 75,0% 85,0% 100% 100% 90,0% 90,0%

Rata-rata 88,8% 75,0% 86,3% 93,8% 93,8% 88,8% 87,7%

5 Mendefinisikan istilah dan pertimbangan suatu definisi

9 Strategi membuat definisi dengan bertindak memberikan penjelasan lanjut

75,0% 75,0% 75,0% 93,8% 93,8% 75,0% 81,3% Sangat Baik

JUMLAH RATA-RATA 80,8% 66,5% 80,9% 93,3% 91,5% 84,1% 82,8%

Page 155: HERTI PATMAWATI-FITK

170

Page 156: HERTI PATMAWATI-FITK

170

Dokumentasi Penelitian

Lampiran 12

Page 157: HERTI PATMAWATI-FITK

171

Dokumentasi Penelitian

Page 158: HERTI PATMAWATI-FITK

127

Pengolahan Data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: I

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN √

a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing √

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain √

e. Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a. Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 2 75,0%

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a. Menyiapkan alat dan bahan √

b. Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c. Menemukan informasi dari berbagai sumber √

d. Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e. Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase

2 3 85,0%

3. Merancang Eksperimen

a. Merangkai alat uji daya hantar listrik √

Lampiran 8

Page 159: HERTI PATMAWATI-FITK

128

b. Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang

sudah disediakan

c. Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a. Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b. Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di LKS

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu

siswa dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan mengenai suatu penjelasan

pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a. Membuat tabel pengamatan di LKS √

b. Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

KEGIATAN PENUTUP

a. Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b. Membersihkan alat praktikum √

c. Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 91,6

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer :

………………………………………………………………………………………

Observer

(Wina Febriyanti)

Page 160: HERTI PATMAWATI-FITK

129

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: I

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 3 81,25

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut seperti larutan garam √

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar

Jumlah Persentase

5 2 92,8

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 161: HERTI PATMAWATI-FITK

130

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan

Jumlah Persentase 3 2 90,0

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan daya

hantar listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan kertas

lakmus.

d) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika menguji jenis larutannya sama

tetap konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 1 4 75,0

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan

Jumlah Persentase 2 75,0

5. Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan

sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

c) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah

d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 4 75,0

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

Page 162: HERTI PATMAWATI-FITK

131

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral

Jumlah Persentase 2 1 66,7

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a. Membersihkan alat praktikum √

b. Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan. √

Jumlah Persentase 2 100

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Wina Febriyanti)

Page 163: HERTI PATMAWATI-FITK

132

Pengolahan data Lembar Obsevasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: II

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN

a. Berkumpul bersama kelompok masing-masing √

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain √

e. Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 75,0

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 2 50,0

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Menemukan informasi dari berbagai

sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase 3 2 65,0%

3. Merancang Eksperimen

a) Merangkai alat uji daya hantar listrik √

Page 164: HERTI PATMAWATI-FITK

133

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang sudah

disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 66,7%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu

siswa dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan mengenai suatu penjelasan

pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah persentase 1 2 58,3

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a) Membuat tabel pengamatan di LKS √

b) Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 75,0%

KEGIATAN PENUTUP

a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum √

c) Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 75,0%

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer :

………………………………………………………………………………………

Observer

(Wina Febriyanti)

Page 165: HERTI PATMAWATI-FITK

134

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: II

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 1 2 68,8%

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut seperti larutan garam

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar

Jumlah Persentase

5 2 67,8%

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 166: HERTI PATMAWATI-FITK

135

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan

Jumlah Persentase 75,0%

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan daya

hantar listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan kertas

lakmus.

d) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika menguji jenis larutannya sama

tetap konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 1 4 62,5%

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan

Jumlah Persentase 50,0%

5. Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan

sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

c) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah

d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 4 75,0%

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

Page 167: HERTI PATMAWATI-FITK

136

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral

Jumlah Persentase 1 2 58,3%

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a) Membersihkan alat praktikum √

b) Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 75,0%

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Wina Febriyanti)

Page 168: HERTI PATMAWATI-FITK

137

Pengolahan Data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: III

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN √

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

e) Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 75,0%

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 2 75,0%

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Menemukan informasi dari berbagai

sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase 3 2 90,0%

Page 169: HERTI PATMAWATI-FITK

138

3. Merancang Eksperimen

a) Merangkai alat uji daya hantar listrik √

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang sudah

disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu

siswa dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan mengenai suatu penjelasan

pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a) Membuat tabel pengamatan di LKS √

b) Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

KEGIATAN PENUTUP

a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum √

c) Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 1 2 83,3%

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer :

………………………………………………………………………………………

Observer

(Euis Chusnul )

Page 170: HERTI PATMAWATI-FITK

139

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: III

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 3 81,3%

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut seperti larutan garam √

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar

Jumlah Persentase

4 3 89,3%

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 171: HERTI PATMAWATI-FITK

140

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan

Jumlah Persentase 2 3 85,0%

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan daya

hantar listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan kertas

lakmus.

d) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika menguji jenis larutannya sama

tetap konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 2 2 62,5%

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan √

Jumlah Persentase 2 75,0%

5. Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan

sederhana

e) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

f) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

g) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah

h) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 4 75,0

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

Page 172: HERTI PATMAWATI-FITK

141

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral

Jumlah Persentase 3 75,0%

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a) Membersihkan alat praktikum √

b) Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase √ 75,0%

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Euis Chusnul)

Page 173: HERTI PATMAWATI-FITK

142

Pengolahan Data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: IV

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN √

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

e) Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 2 100%

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Menemukan informasi dari berbagai

sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase 4 1 95,0%

Page 174: HERTI PATMAWATI-FITK

143

3. Merancang Eksperimen

a) Merangkai alat uji daya hantar listrik √

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang sudah

disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 3 100%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan –

pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan: yaitu

siswa dapat bertanya dan menjawab

pertanyaan mengenai suatu penjelasan

pada pertanyaan-pertanyaan di LKS

Jumlah Persentase 1 2 83,3%

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a) Membuat tabel pengamatan di LKS √

b) Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

KEGIATAN PENUTUP

a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum √

c) Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 2 1 91,6

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer :

………………………………………………………………………………………

Observer

(Euis Chusnul)

Page 175: HERTI PATMAWATI-FITK

144

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: IV

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 3 81,25

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat

terlarut seperti larutan garam √

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar √

Jumlah Persentase

6 1 96,4%

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda √

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 176: HERTI PATMAWATI-FITK

145

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan √

Jumlah Persentase 5 100%

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan daya

hantar listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika suatu larutan di uji dengan kertas

lakmus.

d) Memperkirakan gejala yang terjadi

ketika menguji jenis larutannya sama

tetap konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 2 2 87,5%

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan √

Jumlah Persentase 2 87,5%

5. Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan

sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

c) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah √

d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 3 1 93,8%

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

Page 177: HERTI PATMAWATI-FITK

146

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit √

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral √

Jumlah Persentase 3 100%

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a) Membersihkan alat praktikum √

b) Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan. √

Jumlah Persentase 2 100%

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Euis Chusnul)

Page 178: HERTI PATMAWATI-FITK

147

Pengolahan Data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: V

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN √

a. Berkumpul bersama kelompok masing-

masing

b. Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c. Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d. Membaca buku sumber dan referensi lain √

e. Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Menemukan informasi dari berbagai

sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase 4 1 95,0%

Page 179: HERTI PATMAWATI-FITK

148

3. Merancang Eksperimen

a) Merangkai alat uji daya hantar listrik √

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang

sudah disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 1 2 83,3%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan-

pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:

yaitu siswa dapat bertanya dan

menjawab pertanyaan mengenai suatu

penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan

di LKS

Jumlah Persentase 1 2 83,3%

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a) Membuat tabel pengamatan di LKS √

b) Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

KEGIATAN PENUTUP

a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum √

c) Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 3 75,0%

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Observer

(Entang Suryana)

Page 180: HERTI PATMAWATI-FITK

149

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: IV

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 3 81,25

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut

seperti larutan garam √

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar √

Jumlah Persentase

5 2 92,8%

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda √

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 181: HERTI PATMAWATI-FITK

150

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan √

Jumlah Persentase 5 100%

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

suatu larutan di uji dengan daya hantar

listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. √

d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

menguji jenis larutannya sama tetap

konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 4 75,0%

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan √

Jumlah Persentase 2 87,5%

5. Strategi membuat definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

c) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah

d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 1 3 93,8%

6. Menyebutkan Contoh

d) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

e) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit √

Page 182: HERTI PATMAWATI-FITK

151

f) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral √

Jumlah Persentase 3 100%

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a) Membersihkan alat praktikum √

b) Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 75,0%

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Entang Suryana S.Pd)

Page 183: HERTI PATMAWATI-FITK

152

Pengolahan Data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Menyebutkan tanda-tanda hantaran listrik dan mengidentifikasi sifat larutan

elektrolit dan non elektrolit melalui hasil percobaan”

Kelompok: VI

Pertemuan I

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL/PENDAHULUAN √

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

e) Menjawab pertanyaan guru √

Jumlah Persentase 1 3 1 80,0%

KEGIATAN INTI

1. Mengemukakan hipotesis

a) Membuat hipotesis/dugaan sederhana

dengan bahasanya sendiri dari suatu

pertanyaan pada LKS

b) Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu

diuji kebenarannya dengan memperoleh

bukti.

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

2. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Menemukan informasi dari berbagai

sumber

d) Membuat prosedur percobaan/ langkah

kerja praktikum

e) Kebiasaan berhati-hati √

Jumlah persentase 4 1 95,0%

Page 184: HERTI PATMAWATI-FITK

153

3. Merancang Eksperimen

a) Merangkai alat uji daya hantar listrik √

b) Mencoba alat uji daya hantar listrik

dengan mengji larutan-larutan yang

sudah disediakan

c) Mengulang kerja praktikum seperti

menguji kembali larutan-larutan yang

sudah di uji sebelumnya

Jumlah persentase 2 1 91,7%

4. Memberikan penjelasan sederhana

a) Menganalisis pertanyaan/ argumen: yaitu

siswa memberikan penjelasan sederhana

fungsi alat uji daya hantar listrik yang

sudah di rangkai

b) Memfokuskan pertanyaan : yaitu siswa

dapat memfokuskan semua pertanyaan-

pertanyaan yang ada di LKS

c) Bertanya dan menjawab pertanyaan:

yaitu siswa dapat bertanya dan

menjawab pertanyaan mengenai suatu

penjelasan pada pertanyaan-pertanyaan

di LKS

Jumlah Persentase 3 75,0%

5. Mempertanggungjawabkan hasil observasi

a) Membuat tabel pengamatan di LKS √

b) Mempresentasikan hasil kerja √

Jumlah Persentase 1 1 87,5%

KEGIATAN PENUTUP

a) Menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang

telah dilakukan

b) Membersihkan alat praktikum √

c) Membereskan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 3 75,0%

Keterangan :

4 = Sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Observer

(Entang Suryana)

Page 185: HERTI PATMAWATI-FITK

154

Pengolahan data Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

“Mengelompokan larutan elektrolit non elektrolit serta menjelaskan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar”

Kelompok: IV

Pertemuan kedua

Aspek keterampilan berpikir kritis siswa yang

diamati

Beri tanda ceklis (√) Persentase

(%) 4 3 2 1

KEGIATAN AWAL /PENDAHULUAN

a) Berkumpul bersama kelompok masing-

masing √

b) Mendengarkan dan memperhatikan guru √

c) Menyimak penjelasan guru tentang

prosedur/langkah kerja yang harus

diperhatikan selama proses praktikum

d) Membaca buku sumber dan referensi lain √

Jumlah Persentase 1 3 81,25

KEGIATAN INTI

1. Mempertimbangkan penggunaan prosedur

yang tepat

a) Menyiapkan alat dan bahan √

b) Melakukan diskusi sebelum praktikum √

c) Memperbaiki alat uji daya hantar listrik

yang sudah di rangkai pada pertemuan

sebelumnya

d) Membuat larutan dan melarutkan zat terlarut

seperti larutan garam √

e) Mempertimbangkan cara-cara menguji

larutan

f) Menguji larutan secara bergantian √

g) Menggunakan alat dengan teknik yang

benar √

Jumlah Persentase

6 1 96,4%

2. Melaporkan hasil Observasi

a) Mengamati gejala yang terjadi di katoda

dan anoda √

b) Mengamati nyala lampu √

c) Mengamati kertas lakmus √

d) Mencatat setiap pengamatan ke dalam √

Page 186: HERTI PATMAWATI-FITK

155

tabel

e) Mencari persamaan dan perbedaan sesuai

pengamatan

Jumlah Persentase 4 1 90,0%

3. Mengemukakan Hipotesis

a) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

suatu larutan di uji dengan daya hantar

listrik

b) Memperkirakan nyala lampu ketika suatu

larutan di uji dengan alat daya hantar

listrik

c) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

suatu larutan di uji dengan kertas lakmus. √

d) Memperkirakan gejala yang terjadi ketika

menguji jenis larutannya sama tetap

konsentrasinya berbeda

Jumlah Persentase 3 1 68,8%

4. Mengemukakan Kesimpulan

a) Dapat menarik kesimpulan sesuai fakta √

b) Dapat menarik kesimpulan dari hasil

menyelidiki/pengamatan √

Jumlah Persentase 2 87,5%

5. Strategi membuat definisi dengan bertindak

memberikan penjelasan sederhana

a) Membuat bentuk definisi seperti siswa

dapat memberikan definisi larutan

elektrolit sesuai dengan pengamatannya

b) Menjelaskan penggolongan larutan

elektrolit yang bersifat asam, basa atau

netral.

c) Menjelaskan penggolongkan larutan

elektrolit kuat dan lemah

d) Siswa dapat menyebutkan contoh larutan

elektrolit dan nonelektrolit dalam

kehidupan sehari-hari.

Jumlah Persentase 1 3 75,0%

6. Menyebutkan Contoh

a) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

dan nonelektrolit dalam kehidupan

sehari-hari

b) Menyebutkan contoh larutan elektrolit

kuat dan lemah dan nonelektrolit

Page 187: HERTI PATMAWATI-FITK

156

c) Menyebutkan contoh larutan yang

bersifat asam, basa dan netral

Jumlah Persentase 3 75,0%

KEGIATAN AKHIR/PENUTUP

a) Membersihkan alat praktikum √

b) Membersihkan alat dan bahan yang telah

selesai digunakan.

Jumlah Persentase 75,0%

Keterangan :

4 = sangat baik 2 = kurang baik

3 = baik 1 = sangat kurang baik

Catatan observer:

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Observer

(Entang Suryana S.Pd)

Page 188: HERTI PATMAWATI-FITK

172

LEMBAR UJI REFERENSI

Judul Skripsi : Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran

Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum

No Footnote Paraf Pembimbing

I II

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

BAB I Tatag Yuli Eko Siswono. “Mendorong berpikir kreatif siswa

melalui pengajuan masalah (problem posing)”. Jurnal Konferensi

Nasional Matematika XII, Universitas Udayana , Denpasar, Bali. 23-

27 July 2004. Hal. 74

Fuad Abdul Hamied. “ Model Pembelajaran Inovatif di Era

Global” Jurnal Ilmiah Kependidikan”, Vol. I, No. 2 (Maret 2009)

hal 101.

Mata pelajaran kimia di Program Paket C.

Http://www.dikmenum.go.id diakses 22 Januari 2010 hal 113

Peraturan Mendiknas RI nomor 23 tahun 2006 tentang

standar kompetensi Kelulusan,

[online],http://www.psb.psma.org/files.SKL.pdf diakses 22 januari

2010 hal 4

Depdiknas, Standar Isi Mata Pelajaran kimia untuk Sekolah

Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah, dari

http://www.puskur.net/inc/si/sma/kimia.pdf diakses 22 januari 2010

I Waya Redhana. “Meningkatkan Ketetampilan Berpikir

kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Dengan Strategi

Pemecahan Masalah”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP

Negeri Singaraja. No.3 TH.XXXVI juli 2003 ISSN 0215-8250. Hal

13

Muchamad Afcariono. “Penerapan Pembelajaran Berbasis

Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada

Mata Pelajaran Biologi”.Jurnal Pendidikan Inovatif Vol 3 No 2,

Maret 2008 hal 66.

I Gusti Putu Sudiarta, “Pengembangan Pembelajaran

Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah

Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir

Divergen, Kritis dan Kreatif” Jurnal FPMIPA, UNDIKSHA

Singaraja, hal.3

Sudaryanto, “Pembelajaran Kemampuan Berpikir Kritis,

Kajian Kritis Tentang Permasalahan sekitar pembelajaran Bepikir

Lampiran 13

Page 189: HERTI PATMAWATI-FITK

173

10.

11.

Kritis” http://pendidikansains.com/2010/02/pembelajaran-

kemampuan-berpikir-kritis.html diakses 22 februari 2010

Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa

dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada

siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Hanumi Oktiyani rusdi. (2007) ”Analisis Keterampilan

berpikir Kritis Siswa SMA kelas XI pada pembelajaran sistem koloid

melalui metode praktikum dengan menggunakan bahan sehari-hari”

(Bandung : UPI Bandung) hal. 69

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

BAB II

Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia,

Prinsip dan Aplikasinya menuju Pembelajaran yang efektif,

(Bandung: JICA IMSTEP UPI Bandung), hal 8

Anonim, ”Pengertian Pembelajaran”

http:krisna.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-

pembelajaran.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan

Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet 1, hal. 40

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: kalam Mulia,

2004), Cet IV hal. 155.

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 1994), Cet II, hal 131

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,

(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000) Cet V. hal 76

Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan

Islam...”, hal.40

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar

Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 75

Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, ”Strategi Belajar...”

hal 75

Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2000), ha.l 47

Syaiful Bahri Djamarah, Dkk,. Strategi Belajar Mengajar

…”hal. 84.

Page 190: HERTI PATMAWATI-FITK

174

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24

25.

Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan

Islam...” hal. 174.

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional “Menciptakan

Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,” (Bandung: PT Remaja

Rosda karya, 2005), Cet.2 hal 110

Nana Sudjana, “Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar”

(Bandung PT Sinar Baru Algensindo, 2000), cet.5. hal 83

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, “Strategi Belajar

Mengajar”( Bandung: Pustaka Setia, 1997) hal 62.

Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa

dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada

siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Armai Arief, ”Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan

Islam..” hal. 174

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung

: IMSTEP JICA, 2000), hal 122

Yunita, Panduan Demonstrasi dan Percobaan Permainan

Kimia Jilid 2 untuk SD, SMP, SMA dan yang sederajat. (Bandung:

Pudak Scientific, 2007) hal v

Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia. (Bandung

: IMSTEP JICA, 2000), hal 122

Suparni. “Meningkatkan kemampuan Pemahaman Siswa

dalam mata Pelajaran Fisiska melalui metode Eksperimen pada

siswa kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Mata pelajaran kimia di Program Paket C.

Http://www.dikmenum.go.id/dataapp/kurikulum/.pdf diakses Januari

2010 hal 113

Alisuf Sabri. 2001. Pengantar Pasikologi Umum dan

Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya), hal 76

Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah

pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. Prosedding

Seminar Nasional” Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur

Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar,

9-10 Februari 2008 hal 3 Sri Handayani, “Pengembangan model Pembelajaran

Interaktif Makhluk Hidup dan Tumbuhan Untuk meningkatkan

Page 191: HERTI PATMAWATI-FITK

175

26.

27.

28.

29.

30

31.

32

33.

34.

35.

36.

37.

Keterampilan berpikir Rasional siswa SD kelas III,” ( Pena Wiyata.

Jurdik & Hum. No 7 tahun IV, September 2005) hal 13

Cece Wijaya, Pendidikan Remedial , Sarana pengembangan

Mutu sumber Daya Manusia, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996)

hal 71

Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL

Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis

Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-

8250. Oktober 2005) hal. 648.

Liliana Sari, “Peningkatan Mutu Guru dalam Keterampilan

Berpikir Tingkat tinggi melalui model Pembelajaran kapita selekta

Kimia sekolah lanjutan” Julrnal Pendidikan Matematika dan Sains. Edisi

3 Tahun Vlll, 2003. Hal 175

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,

(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183

Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun

Kesadaran kritis siswa” Jurnal Pendidikan Penabur -

No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 60.

Mulyati, Arifin, Strategi Belajar MengajarKimia (Bandung:

IMSTEP JICA, 2000) hal.2.

Arief Achmad, ”Memahami Berpikir "

http:/researchengines.com/1007arief3.html.) hal 1

Liliasari, ” Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia

menuju Profesionalisme guru”.

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN. hal 5

diakses 10 mei 2010

Elika Dwi Murwani, “ Peran Guru dalam Membangun

Kesadaran kritis siswa” Jurnal Pendidikan Penabur -

No.06/Th.V/Juni 2006. Hal 62

Arief Achmad, “Memahami berpikir Kritis…”. Hal. 1

I Wayan Redhana, “Meningkatkan Keterampilan berpikir

Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi

Pemecahan Masalah”(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP

Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 14

M Akshir Ab Kadir, “ Critical thinking: A family

resemblance in conceptions” Jurnal of Education and Humam

Development. ISSN 1934-7200 Volume 1 Issue 2. 2007 hal. 3

Page 192: HERTI PATMAWATI-FITK

176

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

I Wayan Redhana, “Meningkatkan Keterampilan berpikir

Kritis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Startegi

Pemecahan Masalah”(Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP

Negeri Singaraja, NO. 3 TH XXXVI Juli 2003) hal 13-14

Elaine B. Johnson, Contextual Teaching and Learning,

(Bandung: Mizan Learning Centre (MLC), 2009), hal.183

I Gst. Putu Sudiarta. Pengembangan Kompetensi Berpikir

Divergen dan Kritis melalui Pemecahan Masalah Matematika Open-

Ended. (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No

3 TH XXXVIII Juli 2005 ISSN 0215 - 8250) hal 529

Joko Sutrisno., Menggunakan Keterampilan berpikir untuk

meningkatkan Mutu Pembelajaran.

http://www.erlangga.co.id/index.php?option=com_content&task=vie

w&id=364&Itemid=435

Perkins C., & Murphy, E. (2006).” Identifying and

measuring individual engagement in critical thinking in online

discussions: An exploratory case study”. Educational Technology &

Society. hal 299

Arief Achmad,“ Memahami Berpikir Kritis” http://re-

searchengines.com/1007arief3.html diakses: 17 maret 2007 hal 3.

Hanumi Oktiyani Rusdi. 2007. “Analisis Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Sistem

KoloidMelalui Metode Praktikum dengan Menggunakan Bahan

sehari-hari. Bandung: UPI Bandung, hal. 12-15

Arief Achmad, “Memahami Berpikir Kritis”….hal. 2

Cece Wijaya. “Pendidikan Remedial…” hal . 72-73

Agung Nugroho Catur Saputro, Irwan Nugraha. “KIMIA

Seandainya Kehidupan tanpa Kimia” untuk MA/SMA Kelas X

(Jakarta: Direktorat Pendidikan Isalm Depag RI, 2007) hal 104

Keenan dkk. Ilmu Kimia untuk Universitas. Edisi keenam

jilid I ( Jakarta: Erlangga) hal 372

Brady, James. Kimia Universitas Asas & Struktur. Edisi

kelima Jilid I (Jakarta: Binapura Aksara) hal 168

J.M.C Johari, Kimia untuk SMA Kelas X, (Jakarta:

Erlangga, 2004), hal 198.

Michael, Purba.Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2

(Jakarta: Erlangga, 2006), hal 5

Page 193: HERTI PATMAWATI-FITK

177

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

BAB III Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi,

(Jogyakarta: Andi Jogyakarta, 2008) hal 76

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,

2008) Cet Ke-13 hal 29

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia,

2005) hal 54

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi

Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000) Cet IX hal 149

Ngalim Purwanto, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi...

hal 150

Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan

Lingkungan. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006). Hal 33

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006) Cet ke-22 hal.186

Moh Nazir “Metode Penelitian...”. hal 193-194

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta) Cet XI h.168

Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis

Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 105

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu ..., h. 178

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2007), Cet ke-9. Hal 262

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatiif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 133

– 144

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2008) hal 43

1.

2.

BAB IV

Joyce M.Laurens, “Integrasi riset dan desain: Sebuah

pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan” Jurnal

Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju

Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008 hal 35

Suparni. “Meningkatkan Kemampuan pemahaman Siswa

dalam mata Pelajaran Fisika melalui metode Eksperimen pada siswa

Page 194: HERTI PATMAWATI-FITK

178

3.

4.

kelas 9c Semester 2 SMP Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran

2006/2007”. Jurnal Widyatama Vol 4 No 3, September 2007. hal 88

Joko Sutrisno, Menggunakan Keterampilan berpikir untuk

meningkatkan Mutu Pembelajaran. http:www.erlangga.co.id hal

Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL

Dipandu Strategi Koopeatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis

Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No 4 TH. XXXVIII ISSN 0215-

8250.

Oktober 2005) hal. 648.

Tangerang, 17 Februari 2011

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Zulfiani, M. Pd Tonih Feronika, M.Pd

NIP.19760309 200501 2 002 NIP.197660107 200501 1 007

Page 195: HERTI PATMAWATI-FITK

SKRIPSI

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

DENGAN METODE PRAKTIKUM

OLEH:

HERTI PATMAWATI

(105016200539)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 196: HERTI PATMAWATI-FITK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

B. Identifikasi Masalah

C. Pembatasan Masalah

D. Perumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

Page 197: HERTI PATMAWATI-FITK

A. Latar Belakang Masalah

• Perkembangan IPTEK yang sangat pesat sehinggadiperlukan SDM yang memiliki keterampilan tinggidiantaranya keterampilan berpikir kritis

• Tujuan standar kompetensi kelulusan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diantaranya mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik

• Salah satu tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia diSMA /MA yaitu diantaranya memupuk sikap ilmiahyang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaanilmiah

Page 198: HERTI PATMAWATI-FITK

• Guru lebih banyak menekankan pada aspek

pengetahuan dan pemahaman sehingga siswa

kurang terlatih untuk mengembangkan daya

nalarnya sehingga kemampuan berpikir kritis

siswa kurang dapat berkembang dengan baik

• Sikap peserta didik yang pasif

• Guru lebih terfokus pada penyelesaian materi

dan kurangnya pemahaman tentang metode

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis

Page 199: HERTI PATMAWATI-FITK

• Alternatif mengenai metode pembelajaranyang dapat mendorong berpikir kritis salahsatunya metode praktikum

• Melalui metode praktikum siswa diberikesempatan untuk mengalami sendiri ataumelakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendirimengenai suatu objek, keadaan atau prosessesuatu

• Metode praktikum tidak hanya mempersoalkanhasil akhirnya tetapi bagaimana proses berpikirtersebut dapat ikut berkembang

Page 200: HERTI PATMAWATI-FITK

B. Identifikasi Masalah

1. Rendahnya Keterampilan berpikir kritis siswaSMA pada pembelajaran kimia.

2. Guru banyak menekankan siswa pada aspekpengetahuan dan pemahaman dalampembelajaran sehingga siswa kurang terlatihuntuk mengembangkan daya nalarnya.

3. Banyak peserta didik yang pasif dan kurangmampu mengembangkan informasi yang diperoleh.

4. Kategori keterampilan berpikir kritis siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan elektrolit dannonelektrolit masih perlu di kembangkan

Page 201: HERTI PATMAWATI-FITK

C. Pembatasan Masalah1. Keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah menurut R.

Ennis yang meliputi:

keterampilan menginduksi dan menentukan hasilinduksi

keterampilan mempertimbangkan apakah sumberdapat dipercaya atau tidak,

keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan,

keterampilan mengobservasi dan mempertimbangkanlaporan observasi, serta

keterampilan mendefinisikan istilah danmempertimbangkan suatu definisi.

2. Materi yang digunakan pada kegiatan pembelajaran dibatasipada konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit.

3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalahmetode praktikum

Page 202: HERTI PATMAWATI-FITK

D. Rumusan Masalah

”Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis

siswa SMA kelas X pada pembelajaran larutan

elektrolit dan nonelektrolit dengan metode

praktikum?”

Page 203: HERTI PATMAWATI-FITK

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis

siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan

nonelektrolit melalui metode Praktikum.

Page 204: HERTI PATMAWATI-FITK

F. Manfaat Penelitian

1. Untuk guru kimia, hasil penelitian dapat dijadikan sebagaimasukan dalam mengajarkan dan menyampaikan konseplarutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metodepraktikum.

2. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagaibahan pertimbangan untuk memperbaharui sarana danprasarana belajar dalam menunjang peningkatkan kualitasbelajar siswa.

3. Bagi siswa, penelitian dapat digunakan untukmeningkatkan kemampuan berpikir kritis dalammemahami materi pelajaran kimia yang diberikan danmemotivasi siswa dalam rangka perbaikan cara belajarnya

4. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagaireferensi untuk mengetahui metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Page 205: HERTI PATMAWATI-FITK

BAB II

DESKRIPSI TEORITIK

1. Hakikat Pembelajaran

2. Pengertian Metode Mengajar

3. Metode Praktikum

4. Hakikat ilmu Kimia

5. Pengertian Berpikir

6. Pengertian Berpikir kritis

7. Konsep Larutan elektrolit dannonelektrolit

Page 206: HERTI PATMAWATI-FITK

• Pembelajaran adalah proses interaksi antarasiswa dengan lingkungannya yang mengakibatkan perubahan perilaku kearahyang lebih baik.

• Metode mengajar adalah suatu jalan atau carayang tersusun secara sistematis yang digunakan oleh guru untuk menyajikan materipelajaran secara efektif dalam membantu siswamemperoleh keterampilan-keterampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang diinginkan sesuaidengan tujuan pembelajaran yang telahditetapkan.

Page 207: HERTI PATMAWATI-FITK

• Metode Praktikum adalah suatu kegiatan

pembelajaran berupa praktik yang

menggunakan alat-alat tertentu, dimana

kegiatan praktikum ini dapat melatih

keterampilan, kemampuan dan sikap secara

bersama-sama.

• Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari

jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan

bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, stuktur dan sifat,

perubahan, dinamika dan energenika zat.

Page 208: HERTI PATMAWATI-FITK

• Keterampilan berpikir adalah kemampuan

seseorang untuk memecahkan atau mengatasi

berbagai permasalahan, bagaimana proses

pengeksploitasian fakta atau gejala menjadi

hasil baru yang positif bagi dirinya maupun

lingkungannya.

• Keterampilan berpikir kritis merupakan sebuah

proses yang terarah dan jelas yang digunakan

dalam keadaan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, membujuk,

menganalisis asumsi dan melakukan penelitian

ilmiah.

Page 209: HERTI PATMAWATI-FITK

• Jadi berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasankearah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna.

Indikator berpikir kritis menurut R. Ennis

1. Memberikan penjelasan secara sederhana (meliputi: memfokuskanpertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawabpertanyaan tentang suatu penjelasan),

2. Membangun keterampilan dasar (meliputi: mempertimbangkanapakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi danmempertimbangkan laporan hasil observasi),

3. Menyimpulkan (meliputi: mendeduksi dan mempertimbangkanhasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan menentukan nilai pertimbangan),

4. Memberikan penjelasan lanjut (meliputi: mendefinisikan istilahdan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, mengidentifikasiasumsi),

5. Mengatur strategi dan taktik (meliputi: menentukan tindakan, berinteraksi dengan orang lain).

Page 210: HERTI PATMAWATI-FITK

• Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapatmenghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dantimbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.

• Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang dapattidak dapat menghantarkan arus listrik, dengandata percobaan berupa bola lampu tidakmenyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: air suling, larutan etanol 70%, larutan gula.

Page 211: HERTI PATMAWATI-FITK

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

• Tempat dan waktu penelitian:

tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri

3 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat

• Waktu penelitian:

pada semester genap yaitu pada tanggal 29

Maret - 20 April 2010

Page 212: HERTI PATMAWATI-FITK

• Subjek Penelitian: Siswa kelas X-5 SMAN 3 Kota

Tasikmalaya dengan jumlah siswa 44 orang yang

terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan

• Teknik Pengambilan dengan Pusposive Sampling

yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan

(judgment) tertentu

• Metode Penelitian yang digunakan adalah metode

deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberikan

gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data

sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum

Page 213: HERTI PATMAWATI-FITK

• Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian :

peneliti berperan sebagai guru dan guru mata

pelajaran serta teman sejawat berperan sebagai

observer.

• Instrumen Penelitian

LKS sebagai Penunjang

Lembar Observasi

Angket/kuesioner

Wawancara

Page 214: HERTI PATMAWATI-FITK

•No Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

siswa menurut R. Ennis

Sub-indikator Keterampilan berpikir

Kritis siswa menurut R. Ennis

1. Menginduksi dan mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hipotesis

Merancang Eksperimen

Mengemukakan Kesimpulan

2. Mempertimbangkan apakah sumber

dapat dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan Penggunaan

Prosedur yang tepat

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan Memberikan Penjelasan Sederhana

Menyebutkan contoh

4. Mengobservasi dan mempertimbangkan

hasil Observasi

Mempertangungjawabkan hasil Observasi

Melaporkan hasil Observasi

5. Mendefinisikan Istilah dan

mempertimbangkan suatu definisi

Strategi membuat definisi dengan

bertindak memberikan penjelasan lanjut

Page 215: HERTI PATMAWATI-FITK

Teknik Pengumpulan data

1. Tahap Persiapan

Menganalisis SK, KD, Silabus, membuat RPP, Menganalisis Indikator KBKS, Menganalisismateri Kimia, membuat prosedur percobaan, membuat instrumen, menguji validasi instrumen, mengujicoba instrumen dll

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian berlangsung 4 kali pertemuan

3. Tahap Pengolahan data

Pengumpulan Lembar Observasi, pemeriksaanLKS untuk menjaring siswa yang akandiwawancara, Angket , wawancara, membuatkesimpulan

Page 216: HERTI PATMAWATI-FITK

• Uji validitas oleh pakar pendidik dan ujireabilitas

• Teknik analisis data : analisis deskriptif kuantitatifyaitu menganalisis data dengan cara mencarijumlah frekwensi dan mencari jumlahpersentasenya.

Skala pengukuran:

4 = sangat baik (25,00%- 43,75%)

3 = baik (43,76%-62,50%)

2 = kurang baik (62,56%-81,25%)

1 = sangat kurang baik (81,26%- 100,0%)

Page 217: HERTI PATMAWATI-FITK

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data kualitatif lembar Observasi Pertemuan pertama

No Indikator Berpikir

kritis Menurut Ennis

Sub Indikator Persentase

(%)

Jumlah

keseluruhan

1 Menginduksi dan

mempertimbangkan

hasil induksi

Mengemukakan hipotesis 77,1% 83,2%

Merancang Eksperimen 87,5%

2 Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

87,5% 87,5%

3 Bertanya dan

menjawab pertanyaan

Memberikan penjelasan

sederhana

75,0% 75,0%

4 Mengobservasi dan

mempertimbnagkan

laporan observasi

Mempertanggungjawabkan

hasil observasi.

85,4% 85,4%

Page 218: HERTI PATMAWATI-FITK

Hasil persentase pertemuan kedua

No Indikator berpikir

kritis menurut Ennis

Sub Indikator Persentase Jumlah

keseluruhan

1 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

Mengemukakan hipotesis 71,8% 75,8%

Mengemukakan

kesimpulan

77,1%

2 Mempertimbangkan

apakah sumber dapat

dipercaya atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur

yang tepat

89,2% 89,2%

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Menyebutkan contoh 79,2% 79,2%

4 Mengobservasi dan

mempertimbangkan

laporan observasi

Melaporkan hasil

observasi

90,0% 90,0%

5 Mendefinisikan istilah

dan mempertimbangkan

suatu definisi

Strategi membuat definisi

dengan bertindak

memberikan penjelasan

lanjut

81,3% 81,3%

Page 219: HERTI PATMAWATI-FITK

Hasil Persentase secara keseluruhan

no Indikator berpikir kritis

menurut Ennis

Sub Indikator berpikir Kritis Persentase Jumlah %

keseluruhan

1 Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

Mengemukakan Hipotesis 74,5% 79,7%

Merancang Eksperimen 87,5%

Mengemukakan kesimpulan 77,1%

2 Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya

atau tidak

Mempertimbangkan

penggunaan prosedur yang

tepat

88,4% 88,4%

3 Bertanya dan menjawab

pertanyaan

Memberikan penjelasan

sederhana

75,0% 77,1%

Menyebutkan contoh 79,2%

4 Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

Mempertanggungjawabkan

hasil observasi

85,4% 87,7%

Melaporkan hasil observasi 90,0%

5 Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan suatu

definisi

Strategi membuat definisi

dengan bertindak memberikan

penjelasan lanjut

81,3 81,3

Jumlah rata-rata (%) 82,8

Page 220: HERTI PATMAWATI-FITK

• Berdasarkan tabel di atas

Indikator 1 berada pada kategori baik

Indikator 2 berada pada kategori sangat baik

Indikator 3 berada pada kategori baik

Indikator 4 berada pada kategori sangat baik

Indikator 5 berada pada kategori sangat baik

Jadi Jumlah rata-rata keseluruhan yang didapat adalah82,8 % hal ini menunjukan bahwa keterampilan berpikirkritis siswa kelas X-5 pada pembelajaran larutanelektrolit dan nonelektrolit tegolong sangat baik

hasil ini diperkuat dengan data angket dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 75,34%

Page 221: HERTI PATMAWATI-FITK

Grafik nilai kseluruhan KBKS dengan Lembar Observasi

70

72

74

76

78

80

82

84

86

88

90

Jumlah rata-rata keseluruhan keterampilan berpikir kritis

indikator 1

indikator 2

indikator 3

indikator 4

indikator 5

Page 222: HERTI PATMAWATI-FITK

Grafik nilai rata-rata keseluruhan KBKS dengan angket

66

68

70

72

74

76

78

80

Nilai keseluruhan KBKS dengan angket

indikator 1

indikator 2

indikator3

indikator 4

indikator 5

Page 223: HERTI PATMAWATI-FITK

Kesimpulan• Secara keseluruhan rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa

pada pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit denganmetode praktikum tergolong sangat baik dengan keterampilanberpikir kritis rata-rata sebanyak 82,8%.

• Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti melaluimetode praktikum terdiri dari lima indikator yaitumempertimbangkan apakah sumber dapat dipecaya atau tidakdiperoleh sebesar 88,4%, indikator mengobservasi danmempertimbangkan laporan observasi diperoleh sebesar87,7%, indikator mendefinisikan istilah dan pertimbangansuatu definisi diperoleh sebanyak 81,3%, menginduksi danmempertimbangkan hasil induksi diperoleh persentase sebesar79,7%, serta indikator bertanya dan menjawab pertanyaandiperoleh sebesar 77,1%.

• Dengan demikian indikator keterampilan berpikir kritisyang banyak dikembangkan adalah indikatormempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidakdan indikator mengobservasi dan mempertimbangkan laporanobservasi dengan jumlah persentase diatas 85%.

Page 224: HERTI PATMAWATI-FITK

• Sebagian besar siswa menyenangipembelajaran kimia dengan metodepraktikum, karena pembelajaran ini banyakmelibatkan siswa. Pembelajaran denganmetode praktikum membuat siswa menjadilebih aktif dalam memperoleh pengetahuanmelalui pengalaman langsung serta dapatmelatih kemampuan berpikir kritis siswamelalui kegiatan percobaan yang melibatkankemampuan siswa dalammengamati, mengklasifikasi, mengasumsi, menarik kesimpulan dan memberikan penjelasanlanjut.

Page 225: HERTI PATMAWATI-FITK

SARAN

• Pelaksanaan pembelajaran melalui metode

praktikum dengan bahan sehari-hari sebaiknya

sering dilakukan pada saat kegiatan

pembelajaran disekolah karena dapat melatih

keterampilan berpikir kritis siswa.

• Siswa perlu banyak dilatih dalam memberikan

suatu penjelasan terhadap suatu kejadian atau

peristiwa.

Page 226: HERTI PATMAWATI-FITK

• Untuk mengembangkan keterampilan berpikirkritis siswa kegiatan pembelajaran serupadapat diimplementasikan lebih terutama olehguru-guru kimia.

• Diharapkan siswa-siswi tingkat SMA umumnya, dapat mengembangkanketerampilan berpikir kritis pada kegiatanpembelajaran dan menerapkannya dalamkehidupan sehari-hari sebagai bekal untukmenghadapi kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi serta arus globalisasi.

Page 227: HERTI PATMAWATI-FITK

Wasalamu’aikum

warahmatullahiwabarokaatuh