Upload
dwi-susilawati
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
1/14
6
Saidh, Sukati; dkk. PGM
991,14:60-73
HUBUNGAh
KEBIASAAN MARAN PAC1DENGAN
KONSENTR Sl B E W A R
Oleh: Sukati
Saidin,Y.Krisdinamurtiriu;
Ance
Murdiana;
Moecberdiyantiniu~ih;
Lies
Darwin
~ a r ~ a d i ;
an Sri
~ u r n i
A L w l u K
Trla h di 1a hL .n peml1ti.n Hmh-n
Kch- M.lu.
Pmgl
d.n
Komset(181 B e l e r Pado
Ansk Sekolah Dprpr d i LO S e b h h
Dpl
l
w i p h
K a b a p l r n BOpr. Sarnp l pne l i l hn
d lambll ~n ak se ko hh
+ur W p
.5
6
6&wnmmmr m h m 9 14
bh-
Snm pl d ip il ih
anak ynng rch.1
cbrs rl p m p k l l
menahan) mrnplm)n i s b lm
gld
mrmnLSnmp1
d ik lompokkmn mn ja d l 4~ . i t o I)vlompok
m unp g l
ldmk
-mi.
(MP-TA).
(2)
k lo rn -
pok rnaksn pPgi anemia (MP-A), (3) lvlo mpo kli da kll uksn
pa@
l idakaa min (TMP-TAI, d m
(4)
k l o m p o k l l d a k m h n
pagi anemia
(TMP-A). Scbclum d i l n b h n nulchinp. (berpar aw o)
bcrd-rkan jenis ke lamia .omor dsn -1 seko1.h
,
kclompok MP-TA lcrd iri
dnrl I M
snsk.
MP-A srhsnysk84
annk.
klornpokTMP-TA ubsnyek93 snak dsn klo m po kT M P- Ay ba ny ~k
95 ana k Sclrlah dip-ngksn (rnakhing) herd-rhn cnis l v l s m i ~ mur dnn k l P c yang
same mntuk masing-mssing u b a r p k d ip r o k h 57
ry.
Tcrhsdmp x m m a m k (&lorn
dan wsudnh dipasangkan) dil ahk sn
rsl
Iro mcn lra i yang dilnkukan jam yang -ma
yailo puk ul9 .M pngi. Cam yengdiguruksn unluk u ji kansm1ra.i adalah
c a n
bordon ;
cam
d id 1 svmhol Lanoa dan denean ennerusn hl a- m La has11 I n 1 konrm ln. i dewan
mrn
b u r -
. .. .. -.
don unluk kc4 krl~~mpok~hh.V7.h.V2.4.91.6d~nYn.iuntuklrmhar p. ~l sm eI dx n 2 3.IOh.2.
0.3dnn 111R.7 (un luk km bs r kedu.) mprilp--4ny.vnluk lv lo m pkM P-T AMP-A 'rM P.T A
dan TMP-A (tidnk berp~~cnngsn).
npn
m n g p n s k s n uji-1 1-1 krnym h
hpril
el kon-
sen tm i belajnr denpn ram n i i i k k r b r d . nyals ( P
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
2/14
PG M 1991,14:60-73 Saidin, Sukati; dkk . 61
Perhatian yang ditujukan terhadap anak sekolah dimaksudkan agar anak mem peroleh
kesempatan untuk tumbuh, berkembang dan d apa t
belajar secara produktif
2).
Sebagai
tunas bangsa, tugas utama anak sekolah adalah belajar. Untuk mem peroleh hasil belajar
yang baik diperlukan konsentrasi belajar yang baik pula. Beberapa peneliti mengemu-
kakan bahwa keadaan kesehatan. se w rt i anemia. davat m emoenaaruhi konsentrasi d a n
. . .
-
prestasi belajar
3,4)
Di samping itu, konsentrasi belajar pada pagi hari sangat dipen garu hi
oleh kad ar gula dalam da rah d an keadaan lambung terisi ataupun kosong.
Kebiasaan makan pagi atau sarapan pagi sangat penting artinya bagi tubuh karena
lambun g akan terisi kem bali setelah 8 10 jam kosong. Dengan sarapan pagi kadar gula
dalam d arah akan meningkat kembali. Keadaan ini ad a hubungannya deng an kerja o tak
terutama untuk konsentrasi belajar pa da pagi hari. Dalam tulisan ini diba has perana n da n
kontribusi kebiasaan makan pagi dan anemia terh ada p kodsentrasi belajar ana k sekolah
dasar.
Bahan
dan CUB .
1 Subjek dan
tempt
penelltian.
Subjek penelitian adalah anak sekolah dasa r kelas da n 6 di ped esaan di wilayah
Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan C i p e a d a n
Nanggung. Di Kecam atan Ciampea d iam bi l6 sekolah dasar, yaitu S D Cinangka
11
S D
Cinangka 111 SD Cinangneng11 S D Tapos I SD TaposI1 dan SD Igpos 111.D i Kecamatan
Nanggung diambil 4 sekolah dasar, yaitu SD Hambaro I. SD Sukamajy SD Parakan
Muncang I1 da n SD Pasir Gintung I.
2. esar sampel.
Banyaknya anak sekolah yang diperlukan dalam penelitian ini dihitung dengan
mempertimbangkan perkiraan perbedaan nilai konsentrasi belajar berdasarkan hasil uji
menurut cara digit sy~iz ol ntara @ up yang biasa makan pagi dengan yang tidak m akan
pagi sebesar 5 O.
Rumus yang digunakan untuk menentukan banyaknya sampel ad alah
:
XI X2
n l = n 2 = n
t =
(SDI )~ ( s D~)
1
n2
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
3/14
S a id ii Sukati; dkk.
PG M 1991,14:60-73
Simpang baku
d a i
konsentrasibelajar da ri penelitian terdahulu sebesar
5.65 3).
maka
diperlukan sampel
sebesar
84 anak dan dibulatkan menjadi 90 anak. Jadi untuk
4
kelom-
pok memerlukan
36
anak. Dengan memperhitungkan prevalensi anemia pada anak
sekolah
sebesar
40
maka diperlukan sejumlah anak sekolah sebanyak:
100 36 =
600
anak
Bila dalam S D terdap at 60 anak kelas 4 5 dan
6,
maka diperlukan minimal 10SD.
Tahap pcrtama, terh ad ap semua anak kelas 4 5 dan 6 dari 10 SD terpilih dilakukan
pemeriksaan klinis , pengukuran antropometri dan pemeriksaan hemoglobin dan
hem atokrit, serta wawancara kebiasaan makan pagi selama 1minggu terakh ir. D ar i hasil
pemeriksaan dipilih 180 nak yang sehat tanp a penyakit menahun, m empunyai status gizi
baik dan tidak biasa makan pagi; kefompok ini disebut kelompok tidak makan pagi
(TM P). Kelompok TMP dibagi lagi menjadi dua, yaitu kelompok TM P dengan kadar H b
kurang dari 12 0gldl disebut kelompok TMP-anemia (TMP-A) dan kelompok TMP
dengan kadar b 12 0gldl disebut kelompok TMP-tidak anemia (TMP-TA). Sebagai
kelompok p emb andiigdipilih 180anak dengan kriteria sebagai berikut sehat, status gizi
baik tetapi biasa makan pagi; kelompok ini disebut kelompok makan pagi (MP). Dari
kelompok M P ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok makau pagi anemia (MP-A)
da n kelompok makan pagi tidak anemia (MP-TA).
Tahap kedua, tehadap 4 kelom pok yang diperoleh, yaitu TMP-A, TMP-TA, MP-A dan
MP-TA, dilakukan uji konsen trasi belajar. Untuk uji kousen trasi digunakan 3 cara , yaitu:
cara Bourdon, cara igit synr ol tanpa gangguan dan cara igit syrir ol dengan gangguan.
Dari 4 kelompok terpilih, sebanyak 25 dikumpulkan juga data konsumsi dan sosial
ekonomi.
4.
Cara
pnyhlr
aotmpon~ I
Pengukuran antropometri meliputi berat badan (BB),dan tinggi badan (TB). Berat
hadan ditimbang dengan menggunakan timbangan Detecto berketelitian 0,1 kg. Tinggi
badan diukur dengan menggunakan Microtoise berketelitian 0.1 cm. lndeks antropom etri
untuk menentukan status gizi digunakan tinggi badan menurut umur (TBRI) karena
indeks ini lebih menggambarkan keadaan gizi masa lalu di mana keadaan gizi ku rangp ada
masa lalu sangat berpengaruh pada prestasi belajar pada saat anak masuk sekolah (5).
Stand ar antropometri yang digunakan adalah Standar WH O-N CHS 6 ) .
5.
Cara
pengumpulan
data
kebiasaan makan
pagi
Data kebiasaan makan pagi dikumpulkan bersama-sama dengan pemeriksaan
antropometri berdasarkan wawancara dengan menggunakan formulir isian yang telah
dipersiapkan. Kategori biasa atau tidak biasa makan pagi dibuat berdasarkan frekuensi
makan pagi per minggu dan m asukan rata-rata energi dari sarapan pagi. Anak dikatakan
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
4/14
P G M 1991 14:60-73 Saidin, Sukati; dkk. 6
tidak sar ap an pagi bila dalam minggu hanya 3 kali sarapan atau kurang, dan masukan
energi rata-rata dari sarapan 2 kalori. Bila anak dalam satu minggu mengatakan
sarapan pagi sebanyak
4
kali atau lebih dan m asukan energi dari sarapan lebih dari 200
kalori, maka anak tersebu t diliategorikan sebagai makan pagi.
Rata-rata energi dari sarapan pagi diperoleh dari hasil wawancara selarna 2 hari
dengan cara recalr dikombinasikan dengan penimbangan.
Khusus
untuk makanan
jajanan, dibeli dari warung atau penjual yang dekat dengan sekolah lalu ditimbang.
Kandungan zat gizi dihitung dengan menggunakan DK M 1978.
6 hm erik saa n konsentrasi belajar
Pemeriksaan daya konsentrasi belajar dilakukan oleh seorang ahli ps'ikologi. Pelak-
sanaan uji konsentrasi d ilakukan pada jam yang sama, yaitu antara jam
9 00
sampai
10 00
pagi hari Semua anak terpilih dari klas4.5, dan
6
dikumpulkan dalam s atu ruangan untuk
lebih dahulu dilakukan uji konsentrasi dengan cara Bourdon, kem udian disusul den gan
cara digir syntbol tanpa gangguan, dan terakhir uji konsentrasi deng an car a digit symbol
den gan gangguan musik
ara Bourdon.
Kep ekaan d an m anfaat uji Bourdon ini cukup memadai untuk daya konsentrasi telah
digunakan oleh banyak peneliti sebelumnya (7). Uji ini terdiri ata s a) dua lem bar kertas
yang berisi kumpulan titik yang berisi titik, 4 titik dan 5 titik, dan (b )
stop
watch
Uji
n
diselenggarakan secara berkelompok. Pad a prinsipnya yang dinilai den gan uji ini ad alah
kecepatan dan ketelitian yang merupakan manifestasi dari daya konsentrasi. Makin
banyak jumlah titik yang dico ret secara benar berarti makin kuat daya konsentrasinya.
am
digirsy,?rbol
Ca ra ini merupakan sebagian uji yang dikembangkan da ri Weshler Intelegence Scale
for Children (WISC), yaitu suatu cara mengukur koordinasi visual motoris meliputi
ketelitian, kecepa tan, konsentrasi, ingatan mekanik dan pengenalan kembali. Uji h i dila-
kukan dengan dua cara. Cara pertama dilakukan tanpa gangguan, dan cara kedua dila-
kukan gangguan dengan musik.
Uji cara digif syrnbol
tanpa gangguan dilaksanakan sebagai berikut erh ad ap sem ua
anak dibagikan satu lembar kertas dengan gambar-gambar tertentu untuk dilihat dan
disimak dengan saksama. Dalam sa tu menit berikutnya anak harus d apa t mem ilih angka-
angka di bawah gambar yang ada seperti yang disimak semula. Banyaknya angka yang
ben ar m enunjukkan daya ingat d m konsentrasi yang besar pula.
Cara digi~ynrbol dengan gangguan sama seperti cara pertama, hanya pada saa t anak
mengerjakan soal dilakukan gangguan konsentrasi dengan mem utar musik dan gdu t yang
populer d i pedesaan pada saat itu. Agar pengaruh gangguan relatif sama, temp at d udu k
anak dibuat melingkar dan kaset diletakkan di tengah ruangan. Penurunan banyaknya
gam bar yang mampu dibuat dengan benar dalam waktu tertentu m enunjukkan pengaruh
gangguan tersebut.
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
5/14
64 Saidin, S u k d , dkk. PG M 1991 14:60-73
t q p l s h a n dan analisis data
Pengolahan data dilakukan bertahap. Tahap penama pengolahan diiakukan tanpa
memasangkan (inalching) anak; tahap kedua dilakukan marching berdasarkan jenis
kelamin, umur dan s l sekolah. Untuk mengetahui adanya perbedaan nilai konsentrasi
belajar antar kelompok sebelum dipasangkan d i i a k a n uji beda (t-test) dan untuk
meugetahui adanya peng ruh anemia dan kebiasaan makan pagi (setelah dipasangkan),
digunakan uji An w a (7).
Hasil dan Bahasan
Umur siswa yang termasuk dalam penelitian ini berkisar antara 9 sampai
14
tahun,
dengan persentase tertinggi pada umur 12 tahun 8)
Rata-rata
BB
danTB nak sekolah dari 4kelompok sampel terpilih tidak jauh berbed a
yaitu 26.9 kg, 26,O kg, 2b,7 d n 53 kg masing-&g untuk kelompok MP-TA, MP- A,
TMP-TA dan TM P-A. Demikian juga
tinggi
badan antara kelompok tidak jauh berbeda
masing-masing 130,3
cm,
28 7em, 130,9 em dan 128 3cm
Ha sil uji statistik menunjukkan bahwa berat badan dan tin& badan keem pat kelom-
pok yang aka n diuji tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna.
Data sosial ekonomi dar i orang tua anak yang terpilih untuk masing-masing kelompok
da pat dikatakan sama (8). Distribusi jumlah anak sekolah menurut kelompoknya sebelum
dipasangkan disajiian pa& Tabel 1.Dari tabel tersebut tampak bahwa jumlah anak yang
termasuk kelompok makan pagi tidak anemi
MP-TA)
da 121 anak kelompok makan
pagi 'anemi(MP-A) ada
8
anak, kelompok tidak makan pagi tidak anemi (TMP-TA)
sebanyak
93
anak d an kelompok tidak
m k n
pagi
anemi (TMP-A) sebanyak
95
anak.
Terhadap semua an& terpilih diaku ka n uji konsentrasi belajar. Selanjutnya terha da p
anak terpilih diiakukan pengelompokan lagi dengan w a memasangkan ( ?latching) ber-
dasarkan jenis kelamin, umur dan s l sekolah yang sama.Berdasarkan pengelompokan
tersebut diperoleh 57 p s ng untuk keempat kelompok yang akan diuji. Distribusinya
disajikan pada Tabel 2.
3.
Konsumsi
Makanan
Hasil pengumpulan data konsumsi makanan yang diiakukan dengan ca ra "recall"
x 4
jam, da n dilengkapi dengan penimbangan contoh makanan disajikan pada Gam bar 1.
Dari Gambar 1 tampak bahwa tingkat kecukupan kalori da n protein unhlk kelompok
MP-A sudah mendekati angka batas kecukupan yaitu80 dan70 . Sedangkan kelompok
lain konsumsi kalori dan proteinnya masih rendah, terutama kelompok TMP-A, tingkat
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
6/14
PG M 1991,14:60-73 Saidin, Sukati; dkk. 65
kecukupan energi dan protein baru mencapai 69.5% dan 57,0% Bila benar apa yang
mereka konsumsi seperti pada Gam bar 1untuk jangka waktu lama k n ditemukan anak
sekolah yang mempunyai keadaan gizi kurang atau buruk. Hal ini dapat menurunkan
kualitas sumber daya manusia terutama anak sekolah. Namun demikian keadaan
gizi
mereka adalah normal. Ha l ini mungkin pengaruh proses ada ptasi yaitu kebiasaan kon-
sumsi zat gizi yang rendah
sej k
kecil. Kemungkinan lain adalah cara recall 7 4 jam
kurang memberikan gambaran kuantitatif konsumsi zat gizi hanya gambaran kualitatif,
sep erti dikemukakan oleh Yanice,
E M
kk (1983)
(9).
'Igbel 1 Distribusi Anak S ekd ah M enurut Kelomwlr Se k lu m Bemasanean.
1 Makan Pagi iak
Anem i (MP-TA)
2.
Makan Pagi Anem i
(MP-A)
3. Tidak Makan Pagi
Tidak Anemi (TMP-TA)
4.
Tidak Makan
F agi
Anemi ( TMP-A)
ls be l2 . Distribusi an ak sekolab men urut kel elompok
lab
berpasangan
I
MP-TA 30 51
2. MP-A
M
n
57
3.
TMP-TA
30
4. TMP-A 30 57
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
7/14
66 Saidin, Sukati; dkk. PG M 1991,14:60-73
rmd
P ~ O VIL wt.c
I I I P - T A WA
TMP-TA
TMPA
4. uji k o m m b a s i
Hasil test konsentrasi belajar dengan w a Bourdon untuk ke em pat kelompok yang
diuji sehelum d ipasangkan diisajikanpada Tahe l3.
Tabel
3
tampak bahwa rata-rata nilai konsentrasi belajar anak sekolah keempat
kelompok (sebelum dipasangkan)untuk lembar pertama, masing-masing sebesar 97.6,
92.4.90.6 dan 90.1 untuk kelompok MP-TA, MP-A, TMP-TAdan TM P-A. Hasi l uji statistik
deng an t-test menunjukkan tidak ad a perbedaan yang nyata antara keemp at kelompok
tersebut..
Rata-rata nilai konsentrasi belajar anak sekolah untuk lembar kedua untuksemua
kelompok menunjukkan kenaikan yang sangat bermakna (P). Hal ini menunjukkan
adanya pengaruh proses belajar sebelumnya. Besar kenaikan nilai komentrasi belajar
untuk masing- masing kelompok hamp ir sama berkisar anta ra 13,8 samp ai 19.7.Walaupun
ada kenaikan nilai konsentrasi belajar, tetapi setelah dilakukan uji statistik nilai kon-
sentrasi belajar anak untuk keempat kelompok tetap tidak berbe da nyata, karena semua
kelompok nilainya meningkat. Hasil penelitian ini mirip dengan hasil penelitian Kri
dinam urtirin (1980) yang dilakukan juga ter had ap anak Sekolah Dasar di Bogor.
be1 3.
Rataratn
nilai ko aw ntrasi dengan
cam
Boordon berdasarkan
kelompok Lembar I dan in
[fib N ~mfiata k 'Rate-rata SB
LC*
I
(Lembar 11
I
. .. . . .. .
..
.
1.
MP-TA
lu 97.6 22.7 112.3 8.4
2. MP-A
84
92.4
22.4 106.2 8.3
3.
TMP-TA
93
9 0 . 6 L
27.2
110
3k30 2
4. TMP-A
95 90.1 25.4 108.7 t 26.3
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
8/14
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
9/14
68 Saidin Sukati dkk.
PGM
1991,14:60-73
Isbel5. Nil imi8C a t n
bmenbmlanak
S mgan c m Boordon dan
bnpsunlpll
lembar
I dan I9mbtmlpla laki-laki dan perempuan
1.
MP-TA
57 A
L
9.92 110.1
L
7.87 14.6
95.1 L23.65 109.9 26.65 14.8
90.4 L
24.68
111.5 0.55 18.2
90.1 23.04 1073 26.68 17.7
Dari Tabel
5
tam
bahwa
nil
rata-rata uji kollsentrasi dengan cara Bourdon untuk
lembar pertama sebesar
96.4.95.1, 90.4 d n90.1
masing-masing untuk kelompok MP-TA,
MP-A, TMP-TA dan TMP-A
,
ementara untuk lembar kedua sebesar
110.1, 109.9, 111.5
dan
1073
Ada kenaikan nilai uji konsentrasi belajar untuk keempat kelompok sebagai
akibat dari proses belajar sebelumnya.
Hasil uji statistik untuk h i 1uji kwsentrasi belajarlembar pertama d m keduq dengan
menggunakan Anova (Lampiran2 dan 3). menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata.
Dapat disiipulkan bahwa faktor anemia dan faktor kebiasaan makan pagi tidak berpe-
ngaruh terhadap daya konsentrasi belajar dengan uji cara Bourdon setelah dipasangkan.
Kesimpulan didapat dari dua macam pengolahan (sebelum dan sesudah matching) ter-
nyata sama, yaitu kebiasaan makan pagi dan anemia tidak berpengamh nyata terhadap
konsentrasi belajar bila uji konsentrasi yang digunakan adalah cara Bourdon. Hasil ini
mirip dengan hasil penelitian yang pernah diiakukan oleh Krisdinamurtirin (3) yang
dilakukan terhadap anak sekolah dasar di daerah Bogor.
Hasil uji konsentrasi dengan cara digt
symbol
tanpa danldengan gangguan untuk
masing-masing kelompok (setelah dipasangankan) disajikan pada Tabel
6.
Tampak bahwa
nilai rata-rata uji konsentrasi tanpa gangguan (DS I) danldengan gangguan (DS 11)
kelompok pertama (kelompok makan pagi tidak anemi) lebih t i n e dibanding dengan
kelompok yang lain. Hasil uji Anova (Lampiran 4 dan
)
menunjukkan bahwa makan
pagi dan anemi berpengamh nyata terhadap konsentrasi belajar.
Bila dilihat hasil uji
nova
Lampiran 5 ternyata ada interaksi yang nyata antara
pengaruh faktor anemia dengan faktor makan pagi. Pengaruh interaksi hanya tampak
nyata pada uji Anova untuk nil uji konsentrasi menurut cara digit sym ol dengan gang-
gum (DS 11). sedangkan pada uji Anova hasil uji konsentrasi dengan cara
digit
synt ol
tanpa gangguan DS I) belum tampak nyata Lampiran 4). Hasil ini memberikan
gambaran bahwa kelompok anak yang menderita anemia dan tidak biasa makan pagi
mempunyai daya konsentrasi
y ng
mudah tergaaggu oleh adanya gangguan musik yang
diberikan pada saat itu.
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
10/14
PGM
1991 14:60-73
Saidi i Sukati; dkk.
69
Dari Tabel 6 tampak bahwa nilai uji konsentrasi kelompok tidak makan pagi anemia
(TMP-A) paling rendah dibandiig dengan kelompokyang ain.
Hasil uji statistik pengaruh makan pagidan anemi terhadap konsentrasi belajar dengan
cara
igitsymbol
sebelum
cl n
sesudah dilakukan matching memberi hai l yang sama dan
konsisten. Dari hasil uji tersebut dapat diiimpulkan bahwa kebiasaan makan pagi dan
anemia berpengaruh nyata terhadap konsentrasi belajar
anak
sekolah.
Kesimpulan yang dapat diambil dengan dua cara uji konsentrasi sangat berbeda. Hal
ini menunjukkan bahwa basil uji konsentrasi belajar anak sckolahdengan caradigitsyntbol
lebih baik dibandingkan dengan cara Bourdon. Mungkin cara digit
symbol
lebih peka
untuk uji konsentrasi karena cara iniidi samping dapat untuk mengukur daya konsentrasi,
juga dapat untuk mengukur daya ingatan mekanik dan pengenalan kembali.
be1 6.
Nilal
mta-mta
test
konscnlrasi
anakSD
dcagan
aradigif
sym d
tanpa
dan
dengan
gangguan dan
berpasangan)
1 MP-TA
57 36 5 86
39 8
47 3 3
2
MP-A
57 34 3 -9 3 85 k9 23 4 2
3 TMP-TA 57 35 0 8 80 38 9 934 3 9
4
TMP-A
57 29 1L7 53 32 2k8 46 3 1
Hasil pengukuran daya konsentrasi belajar dengan caradigit
sym ol
lebii baik diban-
dingkan dengan pengukuran cara Bourdon
.
Kebiasaan tidak makan pagi berpengaruh pada konsentrasi belajar anak sekolah
dasar
3 Keadaan anemia berpengaruh nyata terhadap konsentrasi belajar anak sekolah
dasar.
4.
Ada pengaruh interaksi antara faktor anemia dan kebiasaan makan pagi terhadap
konsentrasi belajar.
Untuk meningkatkan daya konsentrasibelajar anak sekolah perlu ditingkatan kegiatan
penyuluhan
gizi terutama mengenai pentingnya sarapan atau kebiasaan makan pagi bagi
anak
sekolah,
khusuvrya
bagi anak yang menderita anemia.
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
11/14
70 Saidin, Sukati; dkk. PGM 1991,14:6073
1.
GBHN No. lUMPR11983. TAP-TAP MPR
1983.
Kertas Pidato Pertanggungjawahan
Presiden Mandataris. Bahan Penataran dan Bahan Refrensi Penataran.
2. Indonesia, Departemen Kesehatan. Usaha kesehatan sekolah dalam gambar. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 1983:11-19.
3 Krisdinamurtirin, Konsentrasi belajar dalam hubnngannya dengan anemia pada
anak
sekolah di pedesaan. Bogor: F usat Penelitian dan Pengemhangan Gizi 1980.
4
Sumantri. Hubungan anemi kekurangan zat besi dengan konsentrasi dan prestasi
belajar. Tesis. Seamarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, 1978
5
Jahari, Abas Basyuni. Antropometri sebagai indikalor status gizi. Gizi Inonesia 1988,
13(2):23-30.
6
Husaini, M.A. d m
Y K
Husaini. Gizi pertumbuhan dan kecerdasan. Seminar Bekal
Masa Depan, Jakaata,
1987.
7 WHO. Measuring change in nutritionnal status. Guidelines for assesing the nutritional
impact of suplementary feedii programmes for vulnerable group. Geneva: World
Health Organization, 1983.
8
Dounie, N M ; nd R W
Heath,.
Basicstatistical methods., 4th ed. Harper Interna-
tional Edision, 1974.
9
Saidin, Sukati. Laporan penelitian
gizi
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gizi, Badan Litbangkes, Depkes RI. 1991.
10 Yanice,
E
St, et
al A
comparison of dietary methods in nutritional sludies. Am. Jour.
of Clin Nutr. 1983.37;300
306
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
12/14
PGM 1991 14:60-73
S a i d i Sukati; dkk. 71
Lampiran
Lampiran 1. Hasil
Uji T
test konscntrasi anak S Id- laki dan perempuan
(tidak
berpnsaagan),
1.
MP-TA
2
MP-A
3 TMP-TA
4 TMP-A
5. MP-TA
MP-A
6.
TMP-TA
TMP-A
7 MP-TA
TMP-TA
8 MP-A
TMP-A
Keterangan
erbeda sangat nyata P
0 01
~ er b ed a yata
P 0.05
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
13/14
72 Saidin Sukati; dkk PGM 1991,14:6 73
Lampimn
2.
Be1 si ik
rag m
pengaruh
maltan
pagi dan anemia tab ad ap
I
konsentrasibelajar dengaa care Bourdon Lembar
M A W AGI 1190 247
1
1190.247 2.117 ,147
216.779 1
216.779 386
.535
2-way
Intetadions 799.932
1 799.932 1.423 234
MAKAN PAGI 799.932 1 799.932 1.423 234
ANEMIA
Explaiwd
2211563 3 737.188 U 1 1 272
Resi
24267 966 221 562.298
Lampiran
3.
l kl
sMnt
rqgam
pwga ruh atakan
pagi
dan anemia terhadap
konsentresi beiaiar denmu e nt Bourdon Lembar 1)
Sum of
i f
S o u n x d M s r i a h
Spares
DF
Square F
Main Effects
335.349
2 167.675
,201 ,818
MAKAN PAGI 8.U5
1 8.135
,010 ,921
ANEMIA
326.743 1 326.743
392
.532
2-way
Intc~actions
38.646 1 38.646
046
,830
M A W AGI
38.646
1 38.646 046 .830
ANEMIA
Explained
373.995 3 124.665 I50 93
8/16/2019 Hub Kebiasaan Sarapan Dgn Konsentrasi
14/14