28
1 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI BANK BRI Rina Oktaviana Retno Kumolohadi INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Semakin tinggi kecerdasan emosi, maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosi, maka semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Bank yang akan memasuki masa pensiun, dan sebagai karyawan tetap BRI yang akan memasuki masa pensiun (maksimal 5 tahun) serta usia subjek antara 50-55 tahun. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala Kecerdasan Emosi yang berjumlah 36 aitem, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Goleman (1999) dan skala kecemasan menghadapi pensiun yang berjumlah 30 aitem mengacu pada karakteristik kecemasan menghadapi pensiun yang dikemukakan oleh Brill dan Hayes (1981). Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS for Window 11.5 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Korelasi Spearman-Rho menunjukkan nilai sebesar r xy = -0.462; p = 0.000 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Kecerdasan Emosi, kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

1

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN

MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI BANK BRI

Rina Oktaviana

Retno Kumolohadi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Semakin tinggi kecerdasan emosi, maka semakin rendah tingkat kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosi, maka semakin tinggi tingkat kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI.

Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Bank yang akan memasuki masa pensiun, dan sebagai karyawan tetap BRI yang akan memasuki masa pensiun (maksimal 5 tahun) serta usia subjek antara 50-55 tahun. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah menggunakan skala. Adapun skala yang digunakan adalah skala Kecerdasan Emosi yang berjumlah 36 aitem, mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Goleman (1999) dan skala kecemasan menghadapi pensiun yang berjumlah 30 aitem mengacu pada karakteristik kecemasan menghadapi pensiun yang dikemukakan oleh Brill dan Hayes (1981).

Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS for Window 11.5 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Korelasi Spearman-Rho menunjukkan nilai sebesar rxy = -0.462; p = 0.000 yang artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank BRI. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata Kunci : Kecerdasan Emosi, kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai Bank

BRI.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

2

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI BANK BRI

Pengantar

Latar Belakang

Kehidupan yang serba komplek dan rumit ini, manusia dituntut untuk

menciptakan dan mencapai keserasian, serta kebahagiaan hidup bersama dan

tidak melupakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu cara

untuk dapat mencapai tujuan tersebut ialah aktivitas bekerja. Melalui kegiatan ini

orang berusaha mengaktualisasikan keberadaan dirinya. Usaha-usaha orang

untuk mencapai kebutuhan hidup, menciptakan kemajuan, meraih kesuksesan,

dan perkembangan yang dialami mencerminkan sumber daya manusia yang

berkualitas baik, senantiasa berusaha untuk mencapai keberhasilan seoptimal

mungkin, dan meningkatkan produktivitasnya. Kerja merupakan aktivitas dasar

manusia dewasa dan merupakan bagian inti dari kehidupan. Bekerja dapat

memberikan kegairahan, kegembiraan dan memberi arti tersendiri bagi manusia,

sehingga kerja memberikan makna dan semangat hidup kepada orang dewasa

(Kartono, 2000).

Manusia bekerja tidak hanya untuk mendapatkan upah, tetapi juga untuk

mendapatkan kesenangan karena dihargai oleh orang-orang dalam

lingkungannya. Bekerja juga menjadi kegiatan sosial yang memberikan respek

atau penghargaan, status sosial, dan juga prestise sosial yang merupakan tiga

unsur terpenting bagi kesejahteraan lahir-batin manusia dalam menegakkan

martabat dirinya (Kartono, 2000). Namun tidak selamanya manusia dapat

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

3

melakukan aktivitas kerja, terutama bagi mereka yang bekerja pada suatu kantor

atau instansi.

Seiring dengan berjalannya waktu individu dihadapkan pada suatu

kenyataan bahwa tidak selamanya manusia dapat bekerja, ada saatnya ketika

sudah mencapai masa tua, seseorang akan berhenti dari pekerjaannya atau

pensiun dan beristirahat untuk dapat menikmati hasil yang diperolehnya selama

bekerja. Seseorang yang pensiun berarti mengalami perubahan pola hidup dari

bekerja menjadi tidak bekerja. Manusia tidak selamanya dapat melakukan

aktivitas secara formal, terutama bagi yang bekerja di kantor atau instansi

tertentu, sehingga individu tersebut harus berusaha menyesuaikan diri dengan

perubahan yang terjadi.

Pensiun merupakan akhir dari seseorang melakukan pekerjaannnya.

Pensiun seharusnya membuat seseorang senang karena bisa menikmati hari

tuanya, tapi banyak orang bingung bahkan cemas ketika akan menghadapi masa

pensiun. Banyak alasan dikemukakan, salah satunya mengatakan bahwa

mereka butuh pekerjaan (www.google.com).

Menurut Rini (2001) pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang

tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah

merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapinya

kelak. Dalam era modern sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor

terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan, dapat

memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun

bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya ada yang

mengalami problem serius (psikis maupun fisik).

Pendapat hampir sama juga dikemukakan oleh Kartono (dalam Admin,

2007) yang menyatakan bahwa seseorang yang memasuki masa pensiun

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

4

seringkali merasa malu karena menganggap dirinya sebagai ”pengangguran”

sehingga menimbulkan perasaan-perasaan minder, rasa tidak berguna, tidak

dikehendaki, dilupakan, tersisihkan, tanpa tempat berpijak dan seperti ”tanpa

rumah”. Hal ini berbeda dengan ketika orang tersebut masih bekerja, dirinya

merasa terhormat dan merasa berguna. Selain itu pada waktu masih bekerja

seseorang mendapatkan bermacam-macam fasilitas materiil, sedangkan setelah

pensiun fasilitas kerja tidak ada lagi. Oleh karena itulah seseorang yang

memasuki masa pensiun mengalami kondisi ”kekosongan”, merasa tanpa arti

dan tanpa guna sehingga menjelang masa pensiun orang tersebut mengalami

kecemasan akan bayangan-bayangan yang dikhayalkannya sendiri. Padahal

sebenarnya, yang menjadi kriteria pokok itu bukan kondisi dan situasi pensiun

serta menganggur, akan tetapi bagaimana caranya seseorang menghayati dan

merasakan keadaannya yang baru itu. Kondisi mental dan tipe kepribadian

seseorang sangat menentukan mekanisme reaktif seseorang menanggapi masa

pensiunnya.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa orang cenderung merasa cemas

ketika akan memasuki masa pensiun. Hal ini dikarenakan orang tersebut

mempunyai sudut pandang negatif tentang pensiun. Sebagai contoh SR salah

satu karyawan Bank BRI di Banten dengan jabatan Assisten Manajer Business,

ketika akan memasuki masa pensiunnya selama dua tahun ke depan mulai

merasakan kecemasan yang membuatnya merasa terganggu. Menurut

keluarganya, terkadang subjek terbangun di tengah malam dan sulit untuk tidur

kembali, sering merasa cepat lelah, dan terkadang sering marah-marah tanpa

sebab yang jelas (hasil wawancara dengan keluarga SR pada tanggal 19 januari

2008). Hal ini dikarenakan pikiran bahwa masa pensiun adalah masa yang

sangat tidak menyenangkan, suram, tidak dihormati lagi, dan kehilangan semua

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

5

fasilitas jabatan yang selama ini dinikmati. Padahal perjalanan kehidupannya

belum selesai. Anak-anak masih memerlukan biaya kuliah. Bukan hanya biaya

keluarga yang tidak sedikit, tapi dalam masa pensiun sangat mungkin banyak

fasilitas yang dicabut.

Berdasarkan hasil observasi pada wawancara pertama dengan salah satu

pegawai BRI di atas menunjukkan bahwa adanya kecemasan ketika akan

menghadapi pensiun. Sehingga dapat diketahui bahwa sumber kecemasan

seseorang yang memasuki masa pensiun bisa karena beberapa hal misalnya

cemas karena takut kehilangan jabatan dan fasilitas bagi mereka yang sudah

memegang jabatan, bisa karena cemas akan kehilangan sumber pencaharian

setelah memasuki masa pensiun, juga bisa karena bayangan tidak akan dihargai

setelah memasuki masa pensiun, dan lain-lain.

Idealnya masa pensiun tidak perlu ditanggapi dengan kecemasan, artinya

seseorang akan lebih merasa banyak sisi positif yang bisa di ambil ketika masa

pensiun tiba. Menurut Back (Admin, 2007) hal-hal yang dapat mempengaruhi

seseorang dalam menerima masa pensiun sebenarnya adalah masalah

emosional para pekerja terhadap pensiun itu sendiri. Apabila pensiun semakin

dianggap sebagai perubahan ke status baru, maka pensiun akan semakin tidak

dianggap sebagai membuang status yang berharga dengan demikian akan

terjadi transisi yang lebih baik. Memasuki masa transisi ini seseorang sudah

menyusun rencana-rencana yang harus dilakukan setelah tiba masa pensiun.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kondisi emosional yang

menganggap bahwa masa pensiun hanya merupakan masa transisi dari

kehidupan bekerja menjadi kehidupan tidak bekerja, akan membuat seorang

karyawan yang memasuki masa pensiun tidak terlalu terbebani dengan keadaan

tersebut. Hal terpenting yang perlu dilakukan oleh orang yang memasuki masa

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

6

transisi adalah melakukan persiapan-persiapan memasuki masa tersebut dengan

mengelola keadaan emosinya sehingga dalam menghadapi masa pensiun akan

lebih siap.

Menurut Bar-on (Stein&Book, 2002) kecerdasan emosi mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan

lingkungan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi membuat mereka

mampu mengatasi kecemasan yang terjadi pada saat menghadapi pensiun.

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, semangat, ketekunan, serta

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

mampu untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, mengatur suasana hati,

tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan mampu menjalin

hubungan sosial dengan baik, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta

kemampuan untuk memimpin (Goleman, 2000). Orang-orang yang dikuasai

dorongan hati yang kurang memiliki kendali diri, mengalami kekurangmampuan

dalam pengendalian moral (Hurlock, 1994).

Aspek perasaan lebih penting daripada logika dalam pengambilan

keputusan dan tindakan. Akan tetapi Individu cenderung menekankan

pentingnya IQ dalam kehidupan. Padahal kecerdasan tidaklah berarti apabila

emosi yang berkuasa. Kecerdasan emosi menambahkan jauh lebih banyak sifat-

sifat yang membuat manusia menjadi lebih manusiawi. Goleman berpendapat

(dalam Agustian, 2001) bahwa meningkatkan kualitas kecerdasan emosi sangat

berbeda dengan IQ, kecakapan emosi dapat dipelajari kapan saja, tidak

memandang seseorang tersebut memiliki sifat pemalu, pemarah atau sulit

bergaul dengan orang lain. Banyak kasus yang membuktikan bahwa seseorang

yang memiliki kecerdasan otak atau memiliki gelar yang tinggi belum tentu

sukses berkiprah di dunia pekerjaan.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

7

Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara emosi cakap, yang

mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik, dan yang

mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif memiliki

keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan asmara

dan persahabatan, hubungan kerja, ataupun ketika akan memasuki masa

berhenti dari bekerja (Goleman, 2000). Saat ini perusahaan-perusahaan sudah

menyadari dan menyimpulkan bahwa inti kemampuan pribadi dan sosial yang

merupakan kunci utama keberhasilan seseorang adalah kecerdasan emosi

(Agustian, 2001).

Hal ini dapat dilihat dalam penelitian Yoce Reza F. R (2006) tentang

hubungan kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pertandingan

olahraga. Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan yang sangat signifikan antara

kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pertandingan olahraga,

sehingga hal ini dapat menunjukkan bahwa kecerdasan emosi dapat mengatasi

kecemasan.

Orang dengan keterampilan emosi yang berkembang baik berarti

kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan, menguasai

kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang tidak dapat

mengendalikan kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin yang

merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada pekerjaan ataupun

untuk memiliki pikiran yang jernih (Admin, 2007). Kunci dari kecerdasan emosi

adalah kejujuran pada suara hati. Ini yang seharusnya dijadikan sebagai pusat

prinsip yang akan memberikan rasa aman, pedoman, daya dan kebijaksanaan

(Agustian, 2001).

Sebelum sesorang pensiun sebaiknya menyusun suatu perencanaan untuk

menghadapi masa pensiun. Dalam penyusunan perencanaan ini diperlukan

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

8

kecerdasan emosi untuk mengatur perencanaan. Orang dengan kecerdasan

emosi yang baik akan mampu mengatasi kecemasan yang ada dalam dirinya. Ia

tidak akan membiarkan ketakutan-ketakutan tumbuh dan berkembang dalam

dirinya. Saat akan memasuki masa pensiun ia sudah menyusun kegiatan-

kegiatan. Ia tetap akan menjalani hidup seperti biasa. Perubahan-perubahan

yang terjadi dalam dirinya itu dianggap sebagai hal biasa karena itu adalah suatu

proses kehidupan. Bekal-bekal yang ada dalam dirinya yang ia dapatkan selama

bekerja dijadikan modal untuk tetap berkarier. Ia juga sudah mengantisipasi

perubahan-perubahan yang lain seperti penyesuaian terhadap lingkungan, baik

itu keluarga maupun masyarakat. Orang dengan kecerdasan emosi yang baik

akan berpikir bagaimana membuat masa pensiun yang bermakna.

Berdasarkan penjelasan tersebut tampak bahwa faktor yang mempengaruhi

kecemasan menghadapi masa pensiun di atas adalah perubahan yang harus

dihadapi oleh para pensiunan dengan penyesuaian diri terhadap keadaan tidak

bekerja, berakhirnya karier di bidang pekerjaan, berkurangnya penghasilan, dan

bertambah banyaknya waktu luang yang kadang-kadang sangat mengganggu

sehingga seseorang dituntut bagaimana caranya menghayati dan merasakan

keadaannya yang baru itu. Kondisi mental, kematangan emosional dan tipe

kepribadian seseorang sangat menentukan bagaimana seseorang menanggapi

masa pensiunnya. Berdasarkan temuan dari penjelasan diatas timbul suatu

pertanyaan “apakah ada hubungan antara kecerdasaan emosi dengan

kecemasan menghadapi pensiun”.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

9

Tinjauan Pustaka

Kecemasan Menghadapi Pensiun

Atkinson dan Hilgard (Anggorowati dan Purwadi, 2007) mengemukakan

bahwa kecemasan adalah keadaan emosi tidak senang, yang ditandai

dengan rasa khawatir, prihatin, dan rasa takut. Sedangkan Priest

menyatakan bahwa kecemasan atau perasaan cemas adalah sesuatu

keadaan yang dialami ketika berfikir tentang sesuatu yang tidak

menyenangkan terjadi. Kecemasan juga sering ditandai dengan adanya

ketakutan. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan merupakan keadaan emosi

tidak senang ketika menghadapi suatu peristiwa, karena merasakan

kekhawatiran, kprihatinan, rasa takut, gelisah, takut bayangan akan akibat

peristiwa tersebut, takut menghadapi perubahan serta bahaya yang

mengancam.

Kecemasan juga dapat muncul karena beberapa situasi yang

mengancam manusia sebagai makhluk sosial. Misalnya adanya konflik,

ketegangan, ancaman terhadap harga diri dan adanya tekanan untuk

melakukan sesuatu di luar kemampuannya (Anggorowati dan Purwadi, 2007).

Dalam hal ini seseorang yang akan memasuki masa pensiun sangat mungkin

merasa bahwa, masa pensiun itu merupakan ancaman baginya. Secara

biologis, dari biasanya melakukan aktivitas dinas yang rutin, menjadi tidak

lagi mempunyai aktivitas rutin; hal itu dapat menyebabkan merasa tidak lagi

mempunyai kontribusi/manfaat terhadap lingkungannya. Secara emosional,

dengan pensiun seseorang menjadi banyak menganggur, sehingga sangat

mungkin akan menimbulkan kebosanan. Secara ekonomi, seseorang yang

memasuki masa pensiun, maka pendapatan penghasilannya menurun.

Padahal beban kehidupan yang harus ditanggung secara ekonomi tidak

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

10

menurun. Hal-hal itulah yang sangat memungkinkan seseorang yang akan

memasuki masa pensiun mengalami suatu keadaan yang tidak

menyenangkan, yang disebut kecemasan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aspek-aspek dikemukakan

oleh Brill dan Hayes (1981) diantaranya adalah status sosial, sumber

penghasilan, karir, kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungannya,

dan rasa berarti bagi masyarakat.

Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2000), kecerdasan emosi atau emotional intelligence

merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan

orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain

(empati).

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri, memiliki semangat dan

ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahanan

menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan

emosi. Individu juga mampu membina hubungan yang baik dengan orang

lain, mudah mengenali emosi orang lain dan penuh perhatian.

(Mangunprasojo dan Hidayati, 2005)

Kecerdasan emosi bukan lawan dari kecerdasan intelektual, namun

keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya kecerdasan

emosi memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan

sehari-hari dalam hubungannya dengan lingkungan. Untuk itu ada beberapa

aspek dalam kecerdasan emosi ini menurut Goleman (dalam Safaria, 2004)

yaitu :

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

11

a. Kesadaran diri ( mengenali emosi diri )

Kemampuan individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan proses

yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya, pikirannya, dan latar belakang

dari tindakannya. Arti lainnya adalah individu mampu terhubung dengan

emosi-emosinya, pikiran-pikirannya dan keterhubungan ini membuat

individu mampu menamakan dari setiap emosi yang muncul.

b. Mengelola emosi

Yaitu kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-

emosi yang dialaminya. Kemampuan mengelola emosi-emosi ini,

khususnya emosi yang negatif seperti kemarahan, kesedihan, kecewa dan

dendam. Emosi dapat berhasil dikelola apabila dapat menghibur diri ketika

sedih, dapat melepaskan kecemasan, kemurungan, ketersinggungan dan

dapat bangkit kembali dari semua itu. Apabila tidak maka terus-menerus

akan murung atau bahkan akan melarikan diri pada hal-hal negatif yang

membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

c. Memotivasi diri

Yaitu kemampuan individu untuk memotivasi diriketika berada dalam

keadaan putus asa, mampu berpikir positif, dan menumbuhkan optimism

dalam hidupnya. Kemampuan ini akan membuat individu mampu bertahan

dalam masalah yang membebaninya, mampu untuk terus berjuang ketika

menghadapi hambatan yang besar, tidak pernah mudah putus asa dan

kehilangan harapan.

d. Empati ( mengenali emosi orang lain )

Yaitu kemampuan individu untuk memahami perasaan, pikiran dan

tindakan orang lain berdasarkan sudut pandang orang tersebut. Berkaitan

dengan kemampuan individu memahami perasaan terdalam orang lain

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

12

sehingga dia mampu memahami perasaaan, pikiran orang lain hanya dari

bahasa nonverbal, ekspresi wajah, atau intonasi suara orang tersebut.

e. Keterampilan sosial (membina hubungan dengan orang lain)

Yaitu kemampuan individu untuk membangun hubungan secara efektif

dengan orang lain, mampu mempertahankan hubungan sosial tersebut,

dan mampu menangani konflik-konflik interpersonal. Individu yang memiliki

kemampuan ini akan mudah berinteraksi dengan orang lain,

menginspirasikan kepercayaan kepada orang lain dan senantiasa bersikap

saling menghormati.

Dinamika Psikologis Kecerdasan Emosi Dengan

Kecemasan Menghadapi Pensiun

Setiap organisme hidup harus menjaga keseimbangan dengan lingkungan

sekitar dan jika lingkungan itu berubah, maka organismenya harus

menyesuaikan diri dengan situasi baru tersebut. Semakin besar perubahan,

semakin rumit dan berat penyesuaian yang harus dilakukan (Lucas dan Wilson,

1992). Salah satu peristiwa yang membawa perubahan dalam hidup manusia

adalah pensiun. Mengalami pensiun merupakan hal yang tidak bisa dihindari lagi

terutama bagi pegawai Bank. Dengan memasuki masa pensiun, mau tidak mau

seseorang karyawan harus meninggalkan atau berhenti dari instansi atau

lembaga tempat bekerja. Menurut Lucas dan Wilson (1992), berhenti bekerja

atau kehilangan jabatan kurang lebih sama pentingnya dengan pernikahan atau

persatuan kembali dengan suami atau istri yang berdiam ditempat jauh.

Pensiun sebagai tanda berakhirnya masa kerja menjadi tahap kritis

seseorang dalam memasuki masa usia lanjut. Konsekuensi-konsekuensi yang

mengikuti pensiun seperti berkurangnya pendapatan, perubahan status,

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

13

hilangnya kekuasaan seringkali menimbulkan kecemasan. Orang yang

memasuki pensiun perlu untuk mengadakan penyesuaian psikologis dan sosial.

Penyesuaian dalam mendekati masa pensiun semakin bertambah sulit apabila

perilaku keluarga tidak menyenangkan (Hurlock, 1994).

Seseorang dapat mengendalikan emosinya apabila dirinya dapat melakukan

pengaturan diri dengan baik, sehingga berdampak positif pada apa yang

dikerjakannya. Seseorang yang mempunyai pengaturan diri yang baik peka

terhadap kata hati, sanggup mengelola emosi dengan baik sebelum tercapai

suatu kekhawatiran pada dirinya. Orang yang mampu mengendalikan emosinya

dengan baik akan memahami diri sendiri yang pada akhirnya dapat mencegah

ketegangan atau kecemasan dalam diri sendiri. Pensiun sebagai suatu masa

peralihan hidup dapat mendatangkan ketegangan dan kecemasan.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa ada hubungan negatif antara individu

yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan mampu mengenali emosinya,

mengendalikan diri, memiliki empati dan dapat menjalin hubungan sosial yang

baik. Yang berarti menunjukkan kemungkinan yang kecil untuk mengalami

kecemasan ketika akan menghadapi masa pensiun.

Identifikasi Variabel-variabel Penelitian

A. Variabel Bebas : Kecerdasan Emosi

B. Variabel Tergantung : Kecemasan Menghadapi Pensiun

Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang yang mencakup

pengendalian diri, semngat dan ketekunan serta kemampuan untuk

memotivasi diri sendiri. Kecerdasan emosi ini diungkap menggunakan skala

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

14

yang terdiri dari 5 hal yang disusun berdasarkan model adaptasi Daniel

Goleman yang didasarkan pada 5 karakteristik kecerdasan emosi yaitu, a).

kesadaran emosi diri; b). mengelola emosi; c). motivasi diri; d). empati; e).

keterampilan sosial. Tingkat Kecerdasan emosi akan dapat dilihat dari skor

total yang diperoleh pada skala ini. Semakin tinggi skor yang dipeoleh

semakin tinggi kecerdasan emosi. Semakin rendah skor yang diperoleh

semakin rendah kecerdasan emosi.

2. Kecemasan menghadapi masa pensiun adalah gejala atau reaksi psikologis

dan fisiologis yang tidak menyenangkan dan bersifat subjektif yang terjadi

pada individu yang sedang menghadapi datangnya masa pensiun. Reaksi

psikologis dapat berupa perasaan khawatir, gelisah, was-was, tegang dan

sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung. Sedangkan reaksi fisiologis dapat

berupa perasaan deg-degan, jantung berdebar-debar, sulit tidur dan

berkeringat, disebabkan karena tidak pasti akan masa depannya.

Kecemasan menghadapi masa pensiun diperoleh berdasarkan skor skala

kecemasan menghadapi masa pensiun. Semkin tinggi skor yang diperoleh

skala kecemasan menghadapi masa semakin tinggi kecemasannya dalam

menghadapi masa pensiun. Semakin rendah skor yang diperoleh semakin

rendah kecemasannya dalam menghadapi masa pensiun.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai Bank yang akan memasuki

masa pensiun. Subjek penelitian ditentukan oleh peneliti dengan berdasarkan

ciri-ciri atau sifat tertentu yang dipandang sesuai dengan syarat-syarat yang

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

15

sudah diketahui sebelumnya. Adapun cirri-ciri subjek penelitian ini adalah

karyawan tetap PT. BRI (Persero) Tbk yang akan memasuki masa pensiun

(maksimal 5 tahun) serta usia subjek antara 50-55 tahun.

Peneliti mengambil subjek di atas berdasarkan dengan pertimbangan bahwa

pada masa tersebut (usia 50-55 tahun) merupakan masa dimana karyawan

berada pada puncak karir dan mengalami kepuasan terhadap pekerjaannya,

sehingga datangnya pensiun akan menimbulkan kecemasan.

Metode Pengumpulan Data

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian

pertama adalah skala kecemasan menghadapi pensiun untuk mengukur

kecemasan pada pegawai yang akan menghadapi masa pensiun. Bagian ke dua

adalah skala untuk mengukur kecerdasan emosi pada pegawai yang akan

menghadapi pensiun.

Skala kecemasan menghadapi pensiun merupakan alat ukur untuk

mengungkapkan kecemasan yang dialami oleh pegawai Bank ketika

menghadapi masa pensiun. Skala yang digunakan merupakan skala yang

disusun penulis dengan menambahkan aitem-aitem yang disusun oleh Imam

Kurniawan (2001). Skala disusun berdasarkan teori yang mengungkap hal-hal

yang dapat menimbulkan kecemasan dalam menghadapi pensiun yang

dikemukakan oleh Brill dan Hayes (1981), yaitu status sosial, penghasilan, karir,

kesempatan berinteraksi dengan teman-teman dan perasaan berarti bagi

masyarakat sekitar.

Skala kecerdasan emosi yang digunakan merupakan skala yang disusun

penulis dengan menambahkan aitem-aitem yang disusun oleh Ismiyati (2003)

sebanyak 51 aitem, yang didasarkan pada aspek-aspek kecerdasan emosi dari

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

16

Daniel Goleman (1999) dengan lima karakteristik kecerdasan emosi, yaitu:

Kesadaran diri (mengenali emosi diri), Mengelola emosi, Memotivasi diri, Empati

(mengenali emosi orang lain), Keterampilan sosial (membina hubungan dengan

orang lain). Skala tersebut, keduanya dibuat dengan alternatif jawanban tersebut

adalah: SS (Sangat Sesuai), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak

Sesuai (STS).

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik dengan menggunakan teknik analisis korelasi product moment dari

Pearson melalui prosedur Bivariate Correlations dari program SPSS 11,5 for

windows.

Hasil penelitian

Uji Asumsi

Sebelum dilakukan analisis data dengan teknik korelasi Product Moment,

maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji

linearitas yang merupakan syarat sebelum melakukan pengetesan terhadap nilai

korelasi. Uji Asumsi ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS

(Statistical Programme for Social Science) 11.5 for windows.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya distribusi

sebaran jawaban subjek pada suatu variabel yang dianalisis. Uji normalitas

sebaran pada penelitian menggunakan teknik analisis One-Sample Kolmogorov

smirnov Test. Hasil uji normalitas yang dilakukan pada kedua variabel

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

17

menunjukkan sebaran yang normal. Untuk sebaran variabel kecerdasan Emosi

dengan koefisien K-SZ = 1.118 ; p= 0.164. Sedangkan kecemasan menghadapi

pensiun K-SZ = 0.725 ; p= 0.670, maka kedua distribusi responden normal (p >

0.05).

Uji Linearitas

Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Kecerdasan

Emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun. Uji linearitas dilakukan dengan

teknik Bivariation Linear. Syarat dari uji normalitas ini adalah bila p < 0,05. Dari

hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil F= 15.492; p = 0.000 sehingga korelasi

antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun mempunyai

korelasi yang linier.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil perhitungan menunjukkan nilai r2= -0.462; p = 0.000 hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kecerdasan

emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun dimana p < 0.001, sehingga

hipotesis yang diajukan bisa diterima. Nilai negatif menunjukkan ada hubungan

negatif antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subyek memiliki hubungan negatif

yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan

menghadapi pensiun. Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah

kecemasan menghadapi pensiun, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi

semakin tinggi kecemasan menghadapi pensiun.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

18

Seseorang yang mengembangkan dan memelihara kecerdasan emosinya

untuk dirinya sendiri maupun orang lain maka kemungkinan besar akan nyaman,

bahagia dan berhasil dalam kehidupan, serta dapat menguasai kebiasaan pikiran

yang mendorong produktivitas. Seseorang yang tidak dapat menghimpun kendali

tertentu atas kehidupan emosinya akan mengalami pertarungan batin dan

kesulitan untuk berkonsentrasi pada karir atau pekerjaan ataupun untuk memiliki

pikiran yang jernih.

Atkinson mengemukakan bahwa kecemasan juga dapat muncul karena

beberapa situasi yang mengancam manusia sebagai makhluk sosial. Misalnya

adanya konflik, ketegangan, ancaman terhadap harga diri dan adanya tekanan

untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya (Anggorowati dan Purwadi,

2007). Dalam hal ini seseorang yang akan memasuki masa pensiun sangat

mungkin merasa bahwa, masa pensiun itu merupakan ancaman baginya. Secara

biologis, dari biasanya melakukan aktivitas dinas yang rutin, menjadi tidak lagi

mempunyai aktivitas rutin; hal itu dapat menyebabkan merasa tidak lagi

mempunyai kontribusi/manfaat terhadap lingkungannya. Secara emosional,

dengan pensiun seseorang menjadi banyak menganggur, sehingga sangat

mungkin akan menimbulkan kebosanan. Secara ekonomi, seseorang yang

memasuki masa pensiun, maka pendapatan penghasilannya menurun. Padahal

beban kehidupan yang harus ditanggung secara ekonomi tidak menurun

(Anggorowati dan Purwadi, 2007)

Pegawai yang bekerja di Bank Rakyat Indonesia sebagian besar pegawai

yang 90% adalah laki-laki dan sisanya adalah wanita. Pada kelompok subjek

penelitian ini, seperti yang terlihat dalam Tabel 9. Pada kecerdasan emosi,

mayoritas subjek penelitian berada dalam kategori tinggi (90 %). Berdasarkan

analisis tampak bahwa variabel kecerdasan emosi memberi sumbangan sbesar

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

19

21,4 % terhadap variabel kecemasan dalam menghadapi pensiun. Hal ini berarti

masih ada 78,6 % faktor lain yang mempengaruhi kecemasan sehingga

kecerdasan emosi bukan faktor tunggal atau penentu tinggi rendahnya

kecemasan seseorang.

Hal ini dapat disebabkan karena pegawai memiliki kecerdasan emosi yang

tinggi sehingga ketika akan menghadapi pensiun subjek mampu untuk membuat

komitmen dalam menjalankan hidup sebagai pegawai yang akan pensiun dan

dapat menerima datangnya masa pensiun dengan tenang. Berdasarkan referensi

yang didapatkan bahwa PT. BRI (Persero) Tbk telah membuat program MPP

(Masa Persiapan Pensiun) yang dilaksanakan 1 tahun sebelum karyawan

pensiun di usia 56 tahun dengan tujuan mengurangi kecemasan dalam

menghadapi pensiun.

Program MPP yang ada mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar

yang berguna dalam kehidupan, usaha berwiraswasta, dan pengembangan hobi.

Dengan adanya program MPP ini diharapkan dapat membuat karyawan Bank

BRI memiliki keyakinan untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kemampuannya dalam menghadapi masa pensiun.

Pada subjek penelitian ini, seperti yang terlihat pada tebel 8. Variabel

kecemasan dalam menghadapi pensiun, mayoritas subjek penelitian

menunjukkan kategori rendah 52 %. Tingkat kecemasan menghadapi pensiun

yang rendah ini menunjukkan bahwa secara umum perasaan cemas subjek

tidak terlalu besar dan tidak mengganggu. Hasil penelitian ini kemungkinan tidak

terjadi suatu kecemasan dikarenakan beberapa faktor diantaranya subjek

memiliki hak untuk pendidikan kewirausahaan yang diberikan oleh perusahaan

serta jaminan dana pensiun, atau memiliki aktivitas keagamaan, organisasi

sosial, menjaga kesehatan seperti olahraga dan kebiasaan makan dengan

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

20

teratur, serta mempunyai rencana keuangan sejak usia 50 tahun dan mempunyai

sikap optimis (dalam Brill dan Hayes, 1981). Hal ini dapat terjadi karena

kecemasan lebih banyak dialami oleh wanita daripada pria, perbandingannya 2

wanita disbanding 1 laki-laki mengalami kecemasan yang memerlukan

pertolongan (Priest, 1987).

Pegawai yang mempersiapkan dalam menghadapi pensiun mereka tidak

akan merasa cemas dan dapat menerima dirinya ketika pensiun, karena memiliki

persiapan diantaranya, seorang calon pensiunan memiliki keyakinan akan

kemampuan dirinya dalam menjalani hidup, tidak merasa malu setelah pensiun

tidak memiliki pekerjaan lagi, dapat menempatkan dirinya di dalam masyarakat

dan diterima dalam masyarakat, dapat mempertanggungjawabkan segala

perbuatannya dan mempunyai prinsip dalam menjalankan kehidupannya.

Kelemahan dari penelitian ini adalah berkaitan dengan proses pengambilan

data yaitu pada saat penyebaran skala, skala diberikan secara langsung pada

subjek penelitian sehingga subjek merasa ada yang keberatan untuk mengisi

karena kesibukannya. Pada saat pengisian skala ada yang membutuhkan waktu

lama dan itu akan mengganggu kerja karyawan sehingga dikhawatirkan

pengerjaannya tidak maksimal karena subjek merasa dikejar-kejar dalam

pengisian skala.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara kecerdasan emosi dengan kecemasan menghadapi pensiun

dimana p < 0.001, dimana semakin tinggi kecerdasan emosi semakin rendah

kecemasan menghadapi pensiun. Sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi

semakin tinggi kecemasan menghadapi pensiun. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

21

hipotesis yang diajukan bisa diterima. Subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat

kecerdasan emosi yang tergolong tinggi serta memiliki kecemasan menghadapi

pensiun yang tergolong rendah. Kecerdasan emosi menyumbang 21.4 % untuk

tingkat kecemasan menghadapi pensiun yang dimiliki responden penelitian.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Subyek Penelitian

Peningkatan kecerdasan emosi merupakan hal yang berperan dalam

usaha mengurangi kecemasan mengahadapi pensiun dan pada akhirnya

berkaitan dengan penyesuaian diri di masyarakat. Berani menghadapi

kenyataan dan percaya diri adalah modal besar dalam meraih kesuksesan di

masa depan. Untuk itu, penulis menyarankan kepada para Karyawan PT. BRI

(Persero)Tbk untuk meningkatkan keyakinan dan kemampuan diri dengan

selalu optimis yaitu tidak pernah menyerah dan putus asa, berani menerima

kegagalan dan berusaha untuk memperbaiki kegagalan tersebut, berpikiran

positif dalam memandang sesuatu, menerima diri sebagaimana adanya,

memiliki harapan dan cita-cita, mau membina hubungan dengan orang lain.

Sehingga diharapkan remaja dapat membangun konsep diri yang positif yang

akhirnya dapat menghindari diri dari perasaan kecemasan menghadapi

pensiun

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tema yang sama, di

sarankan untuk memperhatikan faktor-faktor lain dari kecemasan

menghadapi pensiun. Dan melakukan penyempurnaan alat ukur yang telah

digunakan oleh peneliti agar lebih baik. Ini semata agar diperoleh hasil

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

22

penelitian yang lebih akurat. Subjek penelitian juga bisa lebih diperluas lagi

jangkauannya sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

3. Bagi PT. BRI (Persero)

Program MPP (Masa Persiapan Pensiun) yang dilaksanakan 1 tahun

sebelum karyawan pensiun di usia 56 tahun hendaknya tetap dapat

dipertahankan. Selain itu karena kecerdasan emosi memberi sumbangan

besar terhadap kecemasan maka program MPP juga diharapkan untuk

mengadakan pelatihan emosi bagi para karyawan yang akan pensiun agar

dapat menerapkan apa yang diperoleh selama mengikuti MPP

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

23

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S. A. 2006. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar Admin. 2007. Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecemasan Menghadapi

Pensiun Pada Pegawai. http://www.skripsi-tesis.com/. 28/01/08. Agustian, Ary Ginanjar. 2001. Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan

spiritual, ESQ : Emotional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta : Arga Wijaya Persada.

Anggorowati, R.P dan Purwadi. 2007. Hubungan Antara Dukungan Sosial

Dengan Kecemasan Menghadapi Pensiun. Humanitas, Vol.4 No.1 Januari 2007.

Brill, P.L & Hayes, J.P. 1981. Taming Yout Turmoil : Managing The Transition of

Adult Life. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc. Chaplin, James P. 2005. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Raja Grafindo

Persada. Djuwarijah. 2002. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Agresivitas

Remaja. Jurnal Psikologika No. 13 Tahun VII. Durand, V.M dan David H. Barlow. 2006. Intisari Psikologi Abnormal.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Eliana, Rika. 2003. Konsep Diri Pensiunan. Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Digitized by USU digital library. Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi.

Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan Emosional: Mengapa EQ Lebih Penting Dari

Pada IQ (Terjemahan). Jakarta : PT. Gramedika Pustaka Utama. Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi

Offset.

Hamidah. 2007. Pengembangan Model Persiapan Pensiun Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Psikologis Dan Menurunkan Stres Menghadapi Pensiun. http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-res-2007-hamidah-5830&PHPSESSID. 10/03/08.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

24

Hawari, Dadang. 2004. Alquran Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa.

Hurlock, E.B. 1994. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga

Ismiyati. 2003. Hubungan antara Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Altruistik Pada Mahasiswa. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Kartini, Kartono. 2002. Hygiene Mental. Bandung : Mandar Maju. Kedaulatan Rakyat. 2008. Agar Masa Pensiun Tak Lagi Menakutkan.

http://www.kr.co.id/. 13/03/08.

Kurniawan, Imam. 2006. Hubungan Kecemasan Menghadapi Pensiun Terhadap Prestasi Kerja Dan Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Pensiun Antara Yang Memiliki Pekerjaan Sampingan Dan Tidak. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Lucas, M dan Wilson, K. 1992. Memelihara Gairah Kerja, Terjemahan Dari How to Survive the 9 to 5. Jakarta: Arcan.

Mangoenprasodjo, A.S dan Hidayati, S.R. 2005. Anak Masa Depan Dengan Multi Intelegensi. Yogyakarta: Pradipta Publishing.

Najati, M. Utsman. 2005. Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi. Jakarta : Hikmah. Nugraheni, Septiyani Dwi. 2005. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lanjut

Usia. Indigenous, Jurnal Berkala Ilmiah Berkala Psikologi, vol 7, No. 1, 18-38.

Priest, Robert. 1987. Bagaimana Cara Mencegah dan Mengatasi Stres & Depresi.

Semarang : Dahara Prize. Purwanto, Agus S. 2004. Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecemasan

Psikologis Dalam Menghadapi Masa Pensiun Pada Pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Purwanto, Setiyo. 2008. Kecemasan Menghadapi Menopause.

http://klinis.wordpress.com.17/03/08. Ravaie, Yoce Reza F. 2006. Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kecemasan

Menghadapi Pertandingan Olahraga. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Rini, Jacinta F. 2001. Pensiun dan Pengaruhnya. http://www.e-

psikologi.com/usia/index.htm. 13/03/08.

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

25

Rohayati, Dede. 2004. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dari Keluarga Dengan Penyesuaian Diri Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Safari, T. 2004. Tes Kepribadian Untuk Seleksi Pekerjaan. Ypgyakarta : AMARA

BOOKS Saragih, Juliana I. 2006. Pola Penyesuaian Diri Pada Pensiunan. Skripsi (Tidak

Diterbitkan). USU. Digitized by USU digital library. Sari, E.D dan Kuncoro, J. 2006. Kecemasan Menghadapi Pensiun Ditinjau Dari

Dukungan Sosial Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Jurnal Psikologi Proyeksi, Vol. 1, Nomor. 1, Oktober 2006.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 2.

Jakarta: Erlangga. Stein, S.J. & Book. H.E. 2002. Ledakan EQ: 15 Prinsip Dasar Kecerdasan

Emosional meraih Sukses. (penterjemah Januarsi & Murfanto). Bandung : Haifa

Stuart, G W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC Sulaeman, Dadang. 1995. Psikologi Remaja (Dimensi-dimensi Perkembangan).

Bandung : Mandar Maju. Sutaryo, Lyly Puspa Palupi. 2007. Hubungan Antara Locus of Control dengan

Kecemasan dalam Menghadapi Pensiun. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Volume : 4 No. 1. http://www.atmajaya.ac.id/. 10/03/08

Trismiati. 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita Akseptor

Kontrasepsi Mantap Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (The Anxiety Level Differences Among Male and Female Sterilization Acceptors at RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta). Jurnal PSYCHE Vol. 1 No. 1, Juli 2004

Utami, Hascaryaningtyas Dyah. 2001. Ketabahan (Hardiness) Dan Kecemasan

Menghadapi Masa Pensiun. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Yulianti. 2003. Hubungan Penerimaan Diri Dengan Stress Menghadapi Pensiun

Pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Karang Anyar. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

http://www.google.com/

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

26

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI BANK BRI

Oleh :

RINA OKTAVIANA

Retno Kumolohadi

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2008

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

27

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA PEGAWAI BANK BRI

Telah Disetujui Pada Tanggal

________________________

Dosen Pembimbing Utama

(Retno Kumolohadi, S.Psi., M.Si., Psikolog)

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN …psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · orang berusaha mengaktualisasikan ... unsur terpenting bagi kesejahteraan

28

IDENTITAS PENULIS

Nama : Rina Oktaviana

Alamat Rumah : Jl. Bhayangkara Komplek Pemda Cipocok Jaya Blok.A

No.27, Serang-Banten 42121

No. Telepon/HP : (0254) 206 835 / 0899 510 7648/081808201637