114
HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA Oleh: RIZKI FAUZIAH 106070002300 Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA

DAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA

Oleh:

RIZKI FAUZIAH

106070002300

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar sarjana psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan suatu periode penting dalam seluruh rentang

kehidupan manusia. Sebagaimana masa yang lain dalam kehidupan, masa remaja

memiliki sesuatu yang unik, yang berperan penting bagi individu dalam

menghadapi masa-masa mendatang. Segala sesuatu yang terjadi pada masa ini

akan berdampak pula pada kehidupannya di masa itu dan juga terhadap kehidupan

selanjutnya. Para ahli menggambarkan masa remaja sebagai suatu masa transisi

dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Masa ini ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan dalam aspek fisik, psikis, tingkah laku, dan interaksi sosial

(Hurlock, 1980: h. 206).

Sebagai masa transisi menuju masa dewasa, banyak hal yang harus

dipersiapkan oleh remaja. Perubahan yang terjadi pada masa ini pun sebenarnya

merupakan suatu persiapan untuk memasuki masa dewasa. Remaja dituntut untuk

mempersiapkan kemandirian – belajar bertanggung jawab, yang tidak terbatas

pada tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, tetapi juga tanggung jawab yang

lebih luas, yaitu tanggung jawab kepada keluarga dan tanggung jawab sosial

sebagai anggota masyarakat.

Di Indonesia, remaja baik laki-laki maupun perempuan adalah generasi

penerus cita-cita perjuangan bangsa, dan sumber daya insani potensial yang tak

ternilai harganya bagi pembangunan bangsa. Sehingga bangsa Indonesia menaruh

1

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

harapan besar pada remajanya untuk memiliki rasa tanggung jawab dan

mengusahakan agar bangsa dan negara ini mencapai kondisi yang lebih baik dari

yang sudah dimiliki saat ini. Oleh karena itu, dalam pembinaan dan

pengembangan generasi muda termasuk pemupukan rasa tanggung jawab,

merupakan tugas semua pihak (orangtua, keluarga, masyarakat, para pendidik,

pemerintah). Namun sebenarnya bagaimanapun juga sumber rasa tanggung jawab

adalah dari individu itu sendiri. Upaya pembinaan dari berbagai pihak tidak akan

membawa hasil bila tidak ada kesadaran atau keinginan dari remaja itu sendiri.

Dengan demikian, sangat diharapkan munculnya rasa tanggung jawab dari diri

sendiri untuk terus berusaha mencapai hasil yang lebih baik dari saat ini.

Kalau kita bicara tentang dorongan atau keinginan untuk mencapai suatu

hasil yang lebih baik, maka kita akan bicara tentang motivasi untuk berprestasi.

Pengertian motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk

mengatasi rintangan, melatih kekuatan, berusaha mengerjakan sesuatu yang sulit

sebaik dan secepat mungkin (Murray seperti dikutip Franken, 2002 dalam Muhtar,

2005). Dalam rangka adanya motivasi berprestasi, tingkah laku individu akan

dibandingkan dengan suatu standar keunggulan, baik yang menyangkut prestasi

diri maupun orang lain. Tinggi rendahnya motivasi berprestasi menunjukkan

perbedaan kecenderungan individu dalam berupaya untuk meraih suatu hal yang

lebih baik dari yang sudah pernah dicapai oleh diri sendiri atau orang lain.

2

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Mungkin hal tersebut akan lebih mudah jika dilakukan oleh kebanyakan

remaja pada umumnya, akan tetapi bagaimana dengan para remaja yang

berkebutuhan khusus seperti penyandang tunadaksa? Remaja dengan gangguan

fisik atau tunadaksa ini adalah remaja yang memiliki salah satu kelainan yang

sifatnya gangguan dari fungsi otot dan urat syaraf yang disebabkan adanya

kerusakan otak atau bagian tubuh lainnya. Tunadaksa ditujukan kepada mereka

yang memiliki anggota tubuh yang tidak sempurna, seperti adanya gangguan

koordinasi motorik, tangan satu, kaki satu, tanpa mempunyai kaki atau tangan,

dan lainnya (Sujarwanto, 2004). Ketidakmampuan anggota tubuh untuk

melaksanakan fungsinya disebabkan oleh berkurangnya kemampuan anggota

tubuh untuk melaksanakan fungsi secara normal, akibat luka (kecelakaan),

penyakit, atau pertumbuhan yang tidak sempurna. Karakteristik fisik inilah yang

membedakan remaja penyandang tunadaksa dengan remaja lainnya. Kondisi fisik

yang seperti ini menyebabkan remaja penyandang tunadaksa dapat langsung

dikenali oleh masyarakat awam, sehingga ketidaksempurnaan fisik ini dapat

mempengaruhi seorang remaja penyandang tunadaksa dalam pembentukan

konsep dirinya.

Menurut Sunaryo dikutip oleh Noviantari (2008) pada umumnya bagi

penyandang tunadaksa sulit untuk mencapai prestasi, baik dalam bidang

pendidikan maupun bidang lainnya. Hal ini sering menimbulkan masalah

psikologis, karena dengan kekurangan fisiknya itu remaja penyandang tunadaksa

akan merasa dirinya tidak berdaya dan tidak berguna sebagai anggota masyarakat.

Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat pada prestasi dibutuhkan adanya

3

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

motivasi berprestasi yang tinggi untuk mencapai suatu keberhasilan. Dengan

adanya motivasi berprestasi yang tinggi, remaja mempunyai keinginan untuk

meraih sukses, memiliki tanggung jawab, berani mengambil keputusan dan

menanggung segala resikonya, memiliki tujuan yang realistik, dan selalu mencari

kesempatan untuk mewujudkan cita-cita. Berdasarkan hasil penelitian kualitatif

(studi kasus) tentang “Motivasi Berprestasi Remaja Penyandang Tunadaksa” oleh

Noviantari (2008), diketahui bahwa subjek (remaja penyandang tunadaksa) yang

diteliti memiliki motivasi berprestasi tinggi. Hal ini didukung oleh karakteristik

orang yang mempunyai motivai berprestasi tinggi ada pada diri subjek serta

faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, dalam motivasi berprestasi

tingkah laku individu dibandingkan dengan suatu standar keunggulan tertentu.

Penetapan standar ini bersifat subjektif, tergantung pemahaman individu yang

bersangkutan tentang sampai dimana individu tersebut sadar akan kemampuan

atau potensi yang dimilikinya. Jika kita bicara tentang kemampuan yang dimiliki

individu, ada suatu konsep yang dapat menjelaskan hal tersebut, yaitu ‘konsep

diri’. “Siapakah saya?” merupakan pertanyaan yang sangat mendasar dalam

kehidupan seseorang. Siapa saya bagi diri saya sendiri? Siapa saya bagi orang

lain? Apa dan bagaimana lingkungan memandang saya? Jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan itulah yang kemudian dikenal dengan istilah konsep diri. Sehingga

dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri

oleh individu yang bersangkutan.

4

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Setiap manusia dilahirkan unik dan istimewa. Salah satu keunikan

manusia adalah adanya kebutuhan pengakuan akan keberadaan dirinya dan

pemahaman individu tersebut tentang segala kelebihan serta kekurangannya.

Penilaian dan pemahaman yang tepat akan menghasilkan rasa mampu yang tepat

pula. Selanjutnya ketepatan ini akan sangat bermanfaat bagi penetapan standar

yang realistis dalam motivasi berprestasi. Oleh karena itulah bagaimana cara

seseorang memandang dirinya sendiri inilah yang akan mempengaruhi orang

tersebut dalam berinteraksi dengan orang lain dan juga mempengaruhi tingkah

lakunya dalam kehidupan sehari-hari (Harter dalam Papalia, 2001; Dusek, 1996

seperti dikutip Moniaga, 2003, h: 2).

Seseorang akan mendeskripsikan dirinya dengan cara tertentu, bisa

berdasarkan fisik, kepribadian, maupun dengan cara berhubungan dengan orang

lain. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa komponen yang paling

penting pada remaja dalam mendeskripsikan dan mengevaluasi dirinya adalah

penampilan fisik (Simmons dan Blyth; Zumpf dalam Dusek seperti dikutip

Moniaga, 2003). Ketika remaja menaruh perhatian yang besar pada penampilan

fisik, maka remaja yang memiliki gambaran fisik yang tidak memuaskan akan

mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dan merasa tidak bahagia. Jadi,

penampilan fisik merupakan salah satu faktor penting pada remaja dalam

pembentukan konsep dirinya.

Karakteristik fisik dan keterbatasan dalam melakukan berbagai aktivitas

motorik pada remaja penyandang tunadaksa menyebabkan orang lain, termasuk

orangtua, guru, teman, dan lingkungan sekitar cenderung mempunyai persepsi

5

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

negatif tentang remaja penyandang tunadaksa karena keterbatasannya tersebut.

Mereka menganggap bahwa segala keterbatasannya dapat menyulitkan orang-

orang di sekelilingnya. Sebaliknya jika mereka menerima keberadaan remaja

penyandang tunadaksa dengan apa adanya, maka persepsi-persepsi negatif pun

dapat diminimalisir. Oleh karena itu, persepsi seseorang tentang remaja

penyandang tunadaksa akan mempengaruhi sikap dan tindakannya terhadap

remaja tersebut. Cooley dan Mead (dalam Pope, McHale, dan Craighead, 1988)

seperti dikutip Moniaga (2003), menyatakan bahwa seseorang memandang

dirinya berdasarkan bagaimana mereka diperlakukan dan dipandang oleh orang

lain. Hal-hal tersebutlah yang membebani mereka karena kondisi yang tidak

sempurna seperti remaja-remaja yang lain. Jadi persepsi dan tindakan orang lain

juga akan mempengaruhi remaja penyandang tunadaksa dalam membentuk

konsep dirinya.

Hal tersebut memang nyata, wawancara pada studi pendahuluan yang

dilakukan peneliti pada tiga remaja penyandang tunadaksa di Yayasan Anak Cacat

Nusantara, Kecamatan Beji, Kota Depok, menghasilkan gambaran bahwa

mereka akan tumbuh dan berkembang dengan baik sejalan dengan sikap dan

pandangan orang-orang di sekelilingnya. Memang pada awalnya mereka merasa

rendah diri karena kecacatan yang dimiliki akan menjadi sebuah penghambat bagi

dirinya untuk melakukan banyak hal, terutama hal-hal yang membutuhkan

interaksi dengan orang lain. Namun, jika orang-orang tersebut mampu melihat

bahwa mereka memiliki suatu kemampuan yang lebih, maka mereka akan

semakin tegar dan semakin bersemangat untuk menunjukkan bahwa mereka

6

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dan patut diakui keberadaannya dan

janganlah melihat mereka dari segi kekurangannya saja. Oleh karena itu,

pengertian dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk dapat mengerti keadaan

mereka agar segala konsep buruk tentang diri mereka tadi bisa dirubah sehingga

tidak menambah beban psikis mereka maupun keluarga, terutama orangtua.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, salah satu yang berpengaruh

pada remaja dalam mempersepsikan dirinya adalah orangtua. Michaelis (1980),

menyatakan bahwa ada sesuatu yang sangat indah dan menyenangkan ketika

mempunyai seorang anak, tapi ini akan berbeda jika anak yang lahir tersebut

adalah anak cacat. Orangtua dari anak cacat menghadapi hal-hal yang tidak

menyenangkan. Menjadi orangtua bagi seorang anak yang cacat adalah

menyulitkan, dan sering membingungkan dan merupakan tugas yang

membingungkan (Wentworth dalam Gargiulo, 1985, h: 13).

Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada Desember 2009,

kepada lima orangtua yang memiliki anak penyandang tunadaksa, tiga dari lima

orangtua dengan anak penyandang tunadaksa atau cacat fisik mengalami reaksi

dalam menghadapi keadaan anaknya saat pertama kali adalah perasaan shock,

mengalami goncangan batin, terkejut, dan tidak mempercayai kenyataan

kecacatan yang diderita anaknya. Selain itu, orangtua akan merasa kecewa, sedih,

dan mungkin merasa marah ketika mengetahui realita yang dihadapinya tersebut.

Serta dua orangtua lainnya dari awal kelahiran hingga kini, sudah menerima

dengan ikhlas kondisi sang anak karena mereka yakin anak adalah titipan Tuhan,

apapun yang Tuhan berikan itulah yang terbaik untuk mereka. Namun tidak dapat

7

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

dipungkiri mereka yang memiliki anak tunadaksa atau kecacatan lainnya akan

merasa bahwa dirinya berbeda dengan orangtua lainnya yang tidak memiliki anak

dengan hambatan fisik. Hal ini dipengaruhi oleh keterbatasan yang dimiliki si

anak, seperti tidak dapat mengikuti rutinitas dan aturan yang ada dalam

kehidupannya sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan Hermiati seperti dikutip Ismartini (2001)

terhadap sejumlah orangtua menyatakan bahwa sebagian besar orangtua telah

dapat menerima keadaan anaknya yang cacat, terbukti dalam caranya bersikap

wajar pada anaknya, akan tetapi masih ada pula sikap orangtua yang ragu-ragu

atau bahkan menolak anaknya. Hal ini bertentangan dengan fakta yang

diberitakan Kompas (Wajib, 1999 dan Mashuri, 2000 dalam Ismartini, 2001),

yaitu masih banyak orangtua dan masyarakat yang sulit menerima kondisi anak

dengan kecacatan yang bentuknya terlihat jelas seperti tunadaksa ini.

Menurut Jourard dan Remy (1955); Helper (1955) dalam Burns (1993),

orangtua sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri anak. Konsep diri

anak-anak tampaknya serupa dengan pandangan dari orangtua mereka kepadanya

seperti yang mereka yakini. Pola orangtua membesarkan anak yang akan

membentuk konsep diri yang positif pertama kali diteliti oleh Stott dalam Burns

(1993), yang melakukan penelitian pada 1800 anak remaja. Dia menemukan

bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang memiliki penerimaan, rasa

saling percaya dan kecocokan di antara orangtua dan anak, lebih baik penyesuaian

dirinya, lebih mandiri dan berpandangan lebih positif tentang diri mereka sendiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep diri bertumbuh dari kehangatan dan

8

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

penerimaan orangtua, dan kesuksesan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang

berada di dalam batas-batas kemampuan anak tersebut.

Untuk meningkatkan konsep diri remaja, orientasi kita harus pada proses

terbentuknya konsep diri itu sendiri. Sikap orangtua terhadap remaja merupakan

salah satu faktor yang mempunyai peranan penting terhadap pembentukan dan

perkembangan konsep diri. Sikap orangtua yang mempunyai anak yang cacat

seperti telah diungkapkan di atas adalah kecewa dan sedih. Sikap dan perasaan ini

akan mempengaruhi penilaiannya terhadap anak itu. Sikap orangtua di sini dapat

berupa penolakan, tidak memperhatikan, dan lain-lain yang akan sangat

berpengaruh pada proses pembentukan konsep diri anak tunadaksa tersebut. Jika

sikap penolakan dari orangtua terus terjadi, maka konsep diri yang terbentuk pada

anak tunadaksa itu adalah konsep diri yang negatif. Sebaliknya, dengan adanya

penerimaan terhadap kenyataan ini akan mengubah penilaiannya terhadap sang

anak, sehingga dengan adanya penilaian yang positif terhadap anak tunadaksa

tersebut maka akan mempengaruhi pembentukan konsep diri yang positif pula

pada anak itu.

Tentunya setiap orangtua menginginkan yang terbaik bagi anaknya

walaupun si anak menyandang tunadaksa. Namun dalam proses ke arah sana

orangtua mempunyai tanggung jawab untuk dapat menerima keadaan anaknya

dengan apa adanya secara keseluruhan, tanpa disertai persyaratan atau penilaian,

selain itu juga tetap menghargai dan memahaminya sebagai individu yang berbeda

dan mendukung perkembangannya karena penerimaan orangtua ini akan sangat

berpengaruh terhadap keadaan psikologis mereka. Menerima anak berarti

9

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

menyadari anak sebagai seorang individu yang memiliki perasaan, keinginan

(cita-cita), dan kebutuhan yang sama dengan anak-anak normal lainnya.

Melihat kenyataan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai keterkaitan penerimaan orangtua dengan konsep diri pada anak

penyandang tunadaksa atau cacat fisik khususnya pada remaja dan pembentukan

konsep diri yang seperti apa juga berpengaruh pada pembentukan motivasi

berprestasi pada remaja tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, peneliti tertarik

untuk meneliti bagaimana penerimaan diri orangtua dapat mempengaruhi

pembentukan konsep diri pada remaja penyandang tunadaksa dan bagaimana

motivasi berprestasi mereka bisa terbentuk, serta bagaimana pengaruh keluarga,

khususnya orangtua pada terbentuknya atau berkembangnya motivasi berprestasi

yang dimiliki oleh para remaja penyandang tunadaksa melalui penelitian dengan

judul “Hubungan antara Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri dengan

Motivasi Berprestasi Remaja Penyandang Tunadaksa”.

1. 2. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. 2. 1 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan

motivasi berprestasi remaja penyandang tundaksa?

10

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi remaja penyandang tundaksa?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dan konsep

diri dengan motivasi berprestasi remaja penyandang tundaksa?

1. 2. 2 Pembatasan Masalah

Berdasakan latar belakang, identifikasi, dan perumusan masalah maka

batasan masalahnya adalah sebagai berikut:

• Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang akan mengarahkan individu

untuk bertingkah laku tertentu dengan tujuan untuk mencapai tingkat prestasi

tertentu pula. Pencapaian prestasi ini didasarkan pada suatu standar dan

tingkah laku berprestasi ini akan muncul jika individu merasa bahwa dirinya

akan dinilai.

• Konsep diri adalah gambaran unik yang dimiliki seseorang mengenai dirinya

sendiri dan persepsi terhadap diri dalam hubungannya dengan orang lain.

• Penerimaan orangtua merupakan merupakan suatu proses aktif dimana

orangtua secara sadar berusaha untuk memahami dan menghargai anaknya

yang berkebutuhan khusus, disertai adanya perasaan hangat, kasih sayang,

perhatian, mengasuh, mendukung yang diekspresikan secara fisik maupun

verbal tanpa melihat kondisi anak tersebut.

• Tunadaksa adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat

gangguan bentuk atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya

yang normal. Pada penelitian ini, tunadaksa yang dimaksud adalah remaja

11

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

penyandang tunadaksa rentang usia 13-20 tahun rentang usia remaja awal

sampai remaja akhir. Dalam penelitian ini dipilih pada masa remaja karena

pada usia tersebut terjadi perubahan-perubahan yang besar dan cepat pada

fisik mereka dan pada masa ini mereka mulai memperhatikan penampilan

fisiknya.

1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. 3. 1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan antara penerimaan orangtua dan konsep diri dengan

motivasi berprestasi pada remaja penyandang tunadaksa.

1. 3. 2. Manfaat Penelitian

• Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap dunia

Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Psikologi Perkembangan,

dan/atau Psikologi Anak dan Remaja dan juga hasil penelitian ini dapat menjadi

sumber referensi bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang tidak jauh berbeda

sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih berkesinambungan.

12

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

• Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dapat menjadi bahan masukan bagi

masyarakat umum, terutama yang berkaitan dengan anak penyandang tunadaksa,

baik para professional agar dapat meningkatkan program-program untuk para

remaja dengan keterbatasan fisik, misalnya program-program keterampilan,

program pendidikan formal dan informal, maupun program-program lain yang

mempersiapkan mereka untuk hidup mandiri, serta dapat menjadi bahan acuan

bagi para orangtua sebagai penanggung jawab utama dalam proses pengasuhan

dan pendidikan anak. Diharapkan pula dengan penerimaan orangtua terhadap

kondisi anak dapat membantu agar program penanganan para remaja penyandang

tunadaksa dapat dilakukan secara komperhensif sehingga dapat meningkatkan

motivasi mereka untuk terus berprestasi.

1. 4. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah dalam membahas tema yang diteliti, peneliti

membagi ke dalam lima bab, dengan sistematika sebagai berikut:

Bab 1 : Pendahuluan

Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab 2 : Landasan Teori

Merupakan kajian yang mengemukakan deskripsi teoritik yang mencakup

pengertian dan definisi motivasi berprestasi, faktor-faktor yang mempengaruhi

13

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

motivasi berprestasi, dan karakteristik individu dengan motivasi berprestasi tinggi,

dan pengukuran motivasi berprestasi. Definisi konsep diri, elemen konsep diri,

faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, konsep diri pada remaja

penyandang tunadaksa, dan pengukuran konsep diri. Definisi penerimaan

orangtua dan proses penerimaan orangtua., serta kerangka berpikir dan hipotesis.

Bab 3 : Metode Penelitian

Terdiri dari jenis penelitian, yaitu (pendekatan penelitian, metode penelitian,

variabel penelitian, serta definisi konseptual dan operasional variabel).

Pengambilan sampel, yang terdiri dari (populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, dan karakteristik subjek). Teknik pengumpulan data (alat ukur penelitian,

uji validitas dan reliabilitas alat ukur), teknik analisis data, dan prosedur

penelitian.

Bab 4 : Hasil Penelitian

Merupakan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek penelitian

dan hasil uji hipotesis.

Bab 5 : Kesimpulan, Diskusi, dan Saran

Berisi uraian tentang kesimpulan, diskusi, dan saran peneliti.

14

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori ini akan dibahas teori-teori mengenai motivasi

berprestasi, konsep diri, dan penerimaan orangtua, serta kerangka berpikir

berdasarkan asumsi peneliti dan hipotesis-hipotesis yang akan diujikan.

2. 1. Motivasi Berprestasi

2. 1. 1 Definisi motivasi berprestasi

Konsep motivasi berprestasi diawali dari konsep Henry Murray (1938)

tentang psychogenic need/motive. Konsep awal ini menjelaskan adanya perbedaan

kecenderungan untuk berusaha mencapai tujuan tertentu antara satu orang dengan

orang yang lain (Atkinson dan Raynor, 1974 dalam Santrock, 2003). Menurut

McClelland dan Atkinson (1948) dalam Slavin (1994) salah satu jenis motivasi

\yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi.

Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk mencapai kesuksesan dan untuk

berpartisipasi dalam suatu kegiatan dan kesuksesan tersebut tergantung pada

usaha dan kemampuan orang yang bersangkutan (Slavin, 1994). Sedangkan

menurut Santrock (2003) motivasi berprestasi adalah keinginan untuk

menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk

melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

15

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Morgan-King (1987) motivasi berprestasi merupakan salah satu motif

sosial yang menunjuk pada suatu dorongan yang merupakan hasil dari aktivitas

manusia. Motif ini disebut motif sosial karena dipelajari dalam suatu kelompok

sosial, dan biasanya melibatkan orang lain. Individu dengan motif (kebutuhan)

untuk berprestasi memiliki kekuatan untuk mencari penyelesaian dan

meningkatkan kinerja (performance) pada tugas yang sedang dihadapinya.

Individu seperti ini berorientasi pada tugas dan lebih menyukai pekerjaan

menantang kemampuannya, dimana kinerjanya akan dievaluasi menurut suatu

aturan tertentu (Morgan-King, 1987, h: 283-284).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi

berprestasi adalah suatu dorongan yang akan mengarahkan individu untuk

bertingkah laku tertentu dengan tujuan untuk mencapai tingkat prestasi tertentu

pula. Pencapaian prestasi ini didasarkan pada suatu standar dan tingkah laku

berprestasi ini akan muncul jika individu merasa bahwa dirinya akan dinilai.

2. 1. 2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi

Semua motivasi sosial (termasuk motivasi berprestasi) merupakan hasil

dari proses belajar. Individu tertentu memiliki motivasi berprestasi yang tinggi

dikarenakan adanya perbedaan pengalaman yang diterima pada awal kehidupan

individu yang menghasilkan variasi dalam derajat motivasi untuk berprestasi.

Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa anak-anak meniru tingkah laku

orangtuanya atau orang dewasa lain yang dianggap ”penting” bagi anak, sebagai

model. Melalui proses belajar observasi (Bandura dan Walters, 1963) anak

16

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

mengadopsi sejumlah karakteristik model, termasuk dorongan untuk berprestasi

bila model tersebut memiliki motif untuk berprestasi dalam derajat tertentu

(Parsons, 1983 dalam Morgan-King, 1987, h: 284).

Harapan orangtua terhadap anak menurut para ahli juga merupakan suatu

hal yang penting untuk meningkatkan motivasi berprestasi anak. Orangtua yang

berharap agar anaknya bekerja keras dan berusaha meraih kesuksesan merupakan

suatu dukungan bagi anak untuk mengarahkan tingkah lakunya pada usaha

mencapai hasil yang lebih baik. Suatu bentuk harapan orangtua yang berkaitan

dengan motivasi berprestasi misalnya, membiarkan anak untuk melakukan sesuatu

untuk dirinya sendiri, dan lain-lain (Morgan-King, 1987, h: 284).

Selain itu, penerimaan orangtua terhadap anak yang ditunjukkan dengan

sikap hangat dan penuh kasih sayang juga berpengaruh pada motivasi anak. Efek

penerimaan orangtua tersebut diperkenalkan oleh Radin (1971) melalui

observasinya untuk melihat interaksi antara orangtua (khususnya) ibu kepada si

anak (Jersild, et.al., 1975, h: 209).

Prestasi menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai

menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan

yang sebenarnya. Mereka mulai melihat kesuksesan atau kegagalan masa kini

untuk meramalkan keberhasilan di kehidupan mereka nanti sebagai orang dewasa

(Ishiyama dan Chasbassol, 1985; Sue dan Okazaki, 1990 dalam Santrock, 2003, h:

473).

17

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Prestasi remaja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual tetapi

juga banyak ditentukan oleh faktor motivasi dan psikologis, termasuk konsep

remaja mengenai dirinya. Walberg (1984) menyatakan bahwa adanya hubungan

antara konsep diri secara umum dengan motivasi berprestasi walaupun tidak

signifikan. Ia akan berkorelasi kuat jika konsep diri yang ingin diukur merupakan

konsep diri yang lebih spesifik, seperti konsep diri matematika, konsep diri

Bahasa Inggris, dan konsep diri tentang mata pelajaran yang lainnya (Marsh, 1992

dalam Eggen dan Kauchak, 2004). Selain itu, untuk melihat hubungan antara

konsep diri dan motivasi berprestasi juga bisa merujuk pada teori konsep diri karir

(career self-concept theory) dari Donald Super (1967, 1976), yang menyatakan

bahwa konsep diri individu memainkan peranan utama dalam pemilihan karir

seseorang. Super percaya bahwa masa remaja merupakan saat seseorang

membangun konsep diri tentang karir (dalam Santrock, 2003, h: 484).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran keluarga sebagai

lingkungan terdekat anak, khususnya orangtua yang memberikan pengalaman

pertama pada anak untuk bersosialisasi, memiliki andil yang besar dalam

menumbuhkan dan meningkatkan motivasi berprestasi anak termasuk konsep

dirinya sendiri. Diharapkan dengan sudah dimilikinya ”modal” motivasi

berprestasi dan konsep diri yang ditumbuhkan orangtua sewaktu anak-anak

melalui perilaku yang hangat, dalam kehidupan selanjutnya motivasi berprestasi

para remaja dapat dikembangkan dalam area yang lebih luas dan lebih bervariasi

sehingga mampu meraih apa yang diharapkan oleh remaja itu sendiri.

18

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 1. 3 Karakteristik individu dengan motivasi berprestasi tinggi

Menurut McClelland (1987), beberapa ciri yang membedakan individu

dengan motivasi berprestasi tinggi, yaitu dalam hal:

1. Resiko pemilihan tugas

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung memilih tugas dengan

derajat kesulitan yang sedang, yang memungkinkan berhasil. Mereka

menghindari tugas yang terlalu mudah karena sedikitnya tantangan atau

kepuasan yang didapat. Mereka juga menghindari tugas yang sangat sulit

karena kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Mereka menyesuaikan apa

yang diharapkan dengan kemampuan yang dimilikinya (Morgan-King, 1987;

McClelland, 1987).

2. Membutuhkan umpan-balik (feedback)

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi lebih menyukai tugas atau bekerja

pada situasi dimana mereka dapat memperoleh umpan-balik tentang apa yang

sudah mereka lakukan. Karena jika tidak, mereka tidak dapat mengetahui

apakah mereka sudah melakukan sesuatu dengan baik atau belum

dibandingkan dengan yang lain (Morgan-King, 1987; McClelland, 1987).

3. Tanggung jawab

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebih bertanggung jawab

secara pribadi pada hasil kinerjanya, karena hanya dengan begitu mereka

19

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

dapat merasa puas saat dapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik

(McClelland, 1987).

4. Kesempatan untuk unggul

Individu dengan orientasi berprestasi yang tinggi lebih tertarik pada karir dan

tugas-tugas yang melibatkan kompetisi dan kesempatan untuk unggul. Mereka

juga lebih berorientasi pada tugas dan mencoba untuk mengerjakan dan

menyelesaikan lebih banyak tugas daripada individu dengan motivasi

berprestasi yang rendah (McClelland, 1987).

5. Inovatif

Melakukan sesuatu dengan lebih baik sering secara tidak langsung berarti

melakukan sesuatu yang berbeda atau dengan cara yang berbeda dengan

sebelumnya. Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebih sering

mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan

suatu hal, dan mereka seharusnya lebih inovatif (McClelland, 1987).

2. 1. 4 Pengukuran motivasi berprestasi

Dari literatur yang ada, motivasi berprestasi dapat diukur melalui tiga cara,

yaitu:

1. Tes Proyeksi

Tes ini didasarkan pada ide bahwa orang akan memproyeksikan perasaan dan

kebutuhannya dalam materi yang ambigu atau tidak terstruktur (Morgan-King,

20

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

1987). Memakai teori dan pengukuran kepribadian dari Henry Murray,

McClelland (dalam Santrock, 2003) menguji motivasi berprestasi dengan

memperlihatkan kepada subjek gambar yang ambigu yang akan menstimulasi

respon yang berhubungan dengan pencapaian prestasi.

2. Kuesioner

Inventori ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku dan pilihan

tertentu untuk dijawab yang berhubungan dengan apa yang akan atau dipilih

untuk dilakukan dalam situasi tertentu (Morgan-King, 1987, h: 283).

3. Tes Situasional

Dalam tes ini dibuat suatu situasi dimana tindakan seseorang akan

menampakkan motifnya yang dominan (Morgan-King, 1987, h: 283).

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk mengukur tingkat

motivasi berprestasi subjek adalah dengan kuesioner. Hal ini disebabkan karena

kuesioner dianggap lebih objektif dibanding cara pengukuran yang lain. Subjek

memilih satu dari keempat pilihan jawaban yang dianggap paling tepat mengenai

dirinya, sehingga tidak ada campur tangan peneliti atau orang lain.

21

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 2. Konsep Diri

2. 2. 1 Definisi konsep diri

Menurut Atwater dan Duffy (2002) konsep diri adalah keseluruhan

gambaran atau kesadaran yang dimiliki dari diri kita sendiri. Menyangkut tentang

persepsi dari ”I” dan ”me”, bersama perasaan-perasaan, keyakinan-keyakinan, dan

nilai-nilai yang ditanamkan olehnya. Konsep diri ini berpengaruh secara kuat pada

cara seseorang mempersepsi, menilai, dan bertingkah laku.

Selain itu definisi dari konsep diri telah dikemukakan oleh beberapa tokoh,

antara lain Hurlock (1978) yang menyatakan bahwa konsep diri adalah gambaran

seseorang mengenai dirinya, gambaran ini merupakan gabungan kepercayaan

orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologik,

sosial, emosi, aspirasi, dan prestasi-prestasinya.

Konsep diri ini terdiri dari aspek fisik dan psikologik. Aspek fisik

terbentuk lebih dahulu daripada aspek psikologik dan merupakan penilaian

seseorang tentang penampilan fisiknya, seperti daya tariknya, kesesuaian jenis

kelamin, pentingnya bagian-bagian tubuh terhadap tingkah lakunya dan prestise

yang diakibatkan oleh penampilan fisiknya di mata orang lain. Sedangkan aspek

psikologik merupakan konsep mengenai karakteristik-karakteristik tertentu,

kemampuan dan ketidakmampuannya, latar belakang, serta dalam berhubungan

dengan orang lain (Hurlock, 1978: 372).

Fitts (1971) mengatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran yang

dimiliki seseorang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-

pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri bukan

22

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman yang terus-

menerus dan terdiferensiasi. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada

saat-saat dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah

lakunya di kemudian hari.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah gambaran unik yang

dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan persepsi terhadap diri dalam

hubungannya dengan orang lain.

2. 2. 2 Elemen konsep diri

Setiap individu memiliki konsep yang berbeda-beda dalam

menggambarkan dirinya. Pada umumnya konsep yang digunakan individu untuk

menggambarkan dirinya adalah citra diri (Self-image), diri ideal (Ideal-self), dan

diri sosial (Social selves) (Atwater dan Duffy, 2002). Berikut ini uraian dari ketiga

konsep tersebut:

A. Citra diri (Self-image)

Citra diri (Self-image) yaitu cara seseorang melihat dirinya sendiri. Hal ini

dibentuk oleh persepsi tentang diri seseorang yang diperoleh selama hidupnya,

khususnya pada masa pertumbuhan (formative years). Persepsi tentang diri ini

sangat dipengaruhi oleh bagaimana seseorang dipandang dan diperlakukan

oleh orang-orang terdekat (significant others), terutama orangtua. Pikiran,

penilaian, penerimaan, dan harapan orangtua pada anak akan segera

diinternalisasikan oleh anak dan mudah dipengaruhi. Citra diri ini dapat

23

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

berubah melalui pengalaman-pengalaman hidup selanjutnya bersama dengan

teman, guru, dan pasangan hidup (Atwater dan Duffy, 2002, h: 140).

B. Diri ideal (Ideal-self)

Diri ideal (Ideal-self) yaitu diri yang diharapkan oleh seseorang, meliputi

aspirasi, idealisme moral, dan nilai-nilai. Menurut pandangan psikoanalisa,

individu tidak benar-benar menyadari ideal-self-nya karena sebagian besar

dari diri ideal tersebut diperoleh melalui identifikasi dengan keinginan dan

larangan orangtua.

Diri ideal (Ideal-self) dapat menjadi suatu hal yang realistik ataupun tidak

realistik, tergantung dari konsep diri real yang ada pada individu. Saat ideal-

self memungkinkan untuk dicapai, hal ini dapat menjadi pendorong bagi

dirinya untuk melakukan yang terbaik. Tetapi jika individu gagal memenuhi

standar ideal-self maka sebaiknya ia menambah usaha untuk mencapai standar

tersebut atau memodifikasi standar ideal-self-nya ke arah yang lebih

memungkinkan. Biasanya seseorang akan mengubah citra diri dan tingkah

lakunya agar sesuai dengan ideal-self. Tetapi bila aspirasinya terbukti terlalu

berlebihan atau tidak realistis, maka sebaiknya individu tersebut memodifikasi

ideal-self (Atwater dan Duffy, 2002, h: 141).

24

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

C. Diri Sosial (Social Selves)

Social selves yaitu perasaan seseorang tentang bagaimana orang lain melihat

dirinya. Hal ini dapat merupakan representasi yang akurat atau tidak tentang

pandangan orang lain. Bagaimana pun juga persepsi seseorang tentang

bagaimana orang lain memandang dirinya akan sangat mempengaruhinya

dalam memandang dirinya sendiri. James dalam Atwater dan Duffy (2002),

menyatakan bahwa seseorang memiliki social selves yang berbeda-beda

sebanyak sejumlah kelompok orang yang memiliki pendapat yang berarti

baginya.

Cara seseorang memandang dirinya juga dipengaruhi oleh tingkah lakunya

dalam berbagai peran dan situasi. Cara seseorang memandang dirinya akan

mengarahkannya untuk bertindak dengan pola tertentu. Tetapi Tarvis dalam

Atwater dan Duffy (2002) menyatakan bahwa tindakan seseorang dapat

mengubah pandangannya terhadap diri sendiri dan juga pandangan orang lain

terhadapnya. Hal ini menyebabkan kualitas-kualitas dalam diri seseorang

dapat berubah dengan adanya perubahan di sekelilingnya. Peran dan hubungan

sosial merupakan suatu hal yang penting karena sense of self dipengaruhi oleh

faktor sosial dan budaya ketika seseorang sudah memutuskan untuk

berhubungan dengan teman tertentu, memilih pasangan hidup, atau memasuki

sebuah sekolah atau pekerjaan, maka orang-orang yang terlibat akan turut

membentuk cara pandangnya terhadap diri sendiri.

25

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 2. 3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

Burns (1993) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi

pembentukan konsep diri pada seseorang, yaitu:

1. Diri fisik dan citra tubuh

Istilah-istilah ’citra tubuh’ dan ’skema tubuh’ dipergunakan untuk

menyampaikan konsep tentang tubuh fisik yang dimiliki oleh masing-masing

orang. Karenanya skema tubuh merupakan hal yang fundamental terhadap

perkembangan citra diri yang merupakan citra yang dimiliki seseorang

mengenai dirinya sendiri sebagai seorang makhluk yang berfisik.

Sebagaimana yang akan dilihat, konsep remaja tentang dirinya sebagai sebuah

pribadi menekankan pada kualitas-kualitas fisik, baik dari sifat maupun

kekurangan-kekurangan dirinya. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan

konsep dirinya secara keseluruhan (Burns, 1993, h. 189-190).

Richardson, Hastorf, dan Dornbusch dalam Burns (1993) memperoleh

gambaran diri dari anak-anak yang mempunyai hambatan fisik dan yang tidak

mempunyai hambatan fisik untuk melihat efek kecacatan tersebut pada

konsepsi mereka tentang dirinya. Gambaran yang dihasilkan dari gambaran

diri mereka yang mempunyai hambatan fisik dibandingkan dengan gambaran

diri anak-anak yang tidak mempunyai hambatan menekankan pada terbatasnya

fungsi fisik, pengaruh psikologis, kurangnya pengalaman sosial karena

memiliki keterbatasan untuk terlibat di dunia sosial tersebut.

26

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Kesimpulannya, penampilan fisik adalah agen yang sangat potensial untuk

menarik perhatian respon sosial secara khusus. Umpan balik ini menciptakan

sampai kepada tingkat yang cukup tinggi dari cara seseorang merasakan

mengenai dirinya sendiri. Oleh karena itu, jangan menilai orang lain dengan

dasar penampilan fisiknya saja agar dapat mengurangi pengaruh dalam

mempelajari citra diri yang mereka anggap buruk.

2. Bahasa dan perkembangan konsep diri

Jelaslah perkembangan bahasa membantu perkembangan dari konsep diri,

karena penggunaan ’me’, ’he’, atau ’them’ berguna untuk membedakan diri

(self) dengan orang lain. Umpan balik dari orang-orang lain seringkali dalam

bentuk verbal. Dengan kata lain konsep diri dipahami di dalam hubungannya

dengan bahasa dan perkembangannya dibuat mudah oleh bahasa. Selain itu,

bahasa tubuh atau komunikasi non-verbal juga dapat menyampaikan informasi

kepada orang-orang lain tentang diri dan mencerminkan apa-apa yang

dipikirkan oleh orang-orang lain tersebut tentang seseorang (Burns, 1993).

Dengan kata lain, ’julukan’ yang diterima seseorang dari orang lain yang

menggambarkan dirinya dan apa yang kita ketahui tentang diri kita itulah yang

menjadi salah satu pembentuk konsep diri (Calhoun dan Acocella, 1990, h:

67).

27

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. Umpan balik dari orang-orang lain yang dihormati

Sumber utama lainnya dari konsepsi diri, selain citra tubuh dan keterampilan

berbahasa, adalah umpan balik dari orang-orang lain yang dihormati. Orang-

orang yang dihormati memainkan sebuah peranan menguatkan di dalam

definisi diri. Orangtua dianggap menjadi orang-orang yang dihormati di dalam

lingkungan si anak (Burns, 1993).

Semua manusia membutuhkan kasih sayang, perasaan diterima dan rasa aman.

Penerimaan kasih sayang dan perasaan diterima adalah sangat memuaskan,

tetapi untuk mengetahui apakah dia sedang menerima kasih sayang dan

perasaan diterima tersebut seseorang tadi harus mengamati muka, isyarat-

isyarat, verbalisasi-verbalisasi dan tanda-tanda lainnya dari orang-orang yang

dihormatinya, biasanya adalah orangtua. Masing-masing pengalaman

mengenai kasih sayang ataupun penolakan, mengenai persetujuan atau

tidaknya dari orang lain menyebabkannya untuk memandang dirinya dan

tingkah lakunya di dalam cara yang sama.

Peranan dari orang-orang lain yang dihormati, khususnya orangtua, sebagai

sumber informasi yang sangat berpengaruh pada diri seseorang dalam

pengembangan konsepsi diri (Burns, 1993, h. 204).

28

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 2. 4 Konsep diri remaja penyandang tunadaksa

Dalam uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa pada masa remaja,

penampilan tubuh mendapat perhatian yang besar. Menurut Hurlock (1974),

’kekurangan’ fisik yang dimiliki remaja dapat menjadi sumber kesulitan dan rasa

rendah diri padanya. Adler, seorang tokoh psikologi, berpuluh tahun yang lalu

telah mengemukakan teorinya mengenai perasaan rendah diri pada manusia.

Menurut Adler, manusia cenderung untuk mengimbangi kekurangan yang

dimilikinya dengan sesuatu yang lebih. Dorongan ini merupakan sesuatu yang

bersifat alamiah pada manusia. Dalam hubungannya dengan rasa rendah diri ia

menyatakan bahwa perasaan rendah diri ini timbul dari rasa ketidaksempurnaan

seseorang dalam suatu segi kehidupan. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa

perasaan tersebut bukan suatu tanda ketidaknormalan. Tetapi diakuinya bahwa

perasaan itu mungkin saja berlebihan disebabkan keadaan-keadaan tertentu,

umpamanya anak yang ditolak. Bila perasaan tersebut timbul secara berlebihan

maka akan berubah menjadi sesuatu yang tidak normal (Hall dan Lindzey, 1993).

Karena keadaan fisiknya yang tidak normal, maka mereka sering merasa

takut untuk berhubungan dengan kelompok teman sebaya karena adanya perasaan

takut diejek atau tidak diterima bila berhubungan dengan mereka. Akan tetapi

menurut Powell (1963) teman-teman sebaya tersebut jarang mempersoalkan

kekurangan-kekurangan yang ada pada temannya yang cacat dan mereka pun

bersedia menerima teman tersebut dalam kelompoknya secara apa adanya.

29

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Meskipun dari berbagai penelitian di atas cacat fisik seseorang tampaknya

tidak terlalu mempengaruhi apakah ia diterima atau tidak oleh teman-teman

sebayanya, tetapi kondisi tersebut mempunyai dampak pada si remaja sendiri,

begitu pun reaksi yang ditunjukkan oleh orang-orang di sekitarnya. Reaksi-reaksi

tersebut biasanya berupa perhatian yang berlebihan dari orangtua dan saudara-

saudaranya atau dapat pula sebaliknya, terlalu ’dijaga’ oleh orangtuanya,

mengalami penolakan, dan lain-lain sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi

pembentukan konsep dirinya.

Dari uraian di atas terlihat bahwa perasaan-perasaan ’negatif’ yang

diialami oleh remaja cacat lebih banyak disebabkan oleh perasaan-perasaan dari

dalam diri si remaja cacat itu sendiri, walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa

situasi ini juga dapat disebabkan oleh reaksi-reaksi orang lain terutama orangtua

terhadap kecacatannya.

2. 2. 5 Pengukuran konsep diri

Ada dua buah metode umum yang dapat dipakai untuk mengukur konsep

diri individu, yaitu:

1. Metode kertas dan pensil (Paper and pencil method)

2. Dengan mengobservasi tingkah laku individu yang dilakukan oleh satu atau

sejumlah pengamat untuk menduga konsep diri dari orang yang diamati

tersebut. Pendekatan ini biasanya terbatas pada penilaian individual (Burns,

1993, h: 109).

30

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Di bawah ini akan dijelaskan tentang metode-metode kertas dan pensil

yang berkaitan dengan pelaporan diri yang dapat digunakan untuk mendapatkan

suatu deskripsi diri individu, yaitu:

1. Skala penilaian

Skala-skala penilaian ini dapat berbentuk kuesioner, inventori, dan sikap

terhadap skala-skala diri. Pada umumnya metode ini terdiri atas pemberian

sekumpulan pernyataan dan untuk meresponnya subjek diminta untuk memilih

derajat aitem yang paling sesuai dengan dirinya, misalnya Sangat Setuju,

Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju atau Tidak Pernah, Jarang,

Kadang-kadang, Seringkali, dan Selalu. Nilai-nilai dari penilaian ini kemudian

dipakai sebagai bobot berupa angka-angka untuk mendapatkan skor total bagi

semua aitem. Pendekatan yang paling sering digunakan di dalam pengukuran

konsep diri adalah teknik skala penilaian ini yang biasanya memakai skala

model Likert, lebih disukai karena memberikan lebih banyak data tentang

subjek/responden (Burns, 1993, h: 109-110).

2. Daftar pengecekan

Dengan metode ini individu semata-mata mengecek kata-kata sifat ataupun

pernyataan-pernyataan yang sesuai untuk menggambarkan dirinya sendiri

yang berbentuk pemberian respon ’ya/tidak’. Hanya aitem-aitem yang dicek

yang berlaku pada subjek tersebut (Burns, 1993, h: 110).

31

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. Teknik penyortiran-Q (Q-Sort Technique)

Penyortiran pernyataan-pernyataan perihal konsep diri pada kartu-kartu yang

sangat digemari, karena merupakan suatu tugas yang mudah, menarik, dan

memberi motivasi yang telah digunakan oleh anak-anak (Staines, 1954) dan

kasus-kasus klinis (Butler dan Haigh, 1954). Teknik penyortiran ini

dikembangkan oleh Stevenson (1953) disebut dengan teknik penyortiran-Q

(Q-Sort Technique). Aitem-aitem yang menjelaskan kepribadian ini cenderung

menjadi pernyataan-pernyataan tegas yang umum dan tidak spesifik menurut

keadaannya (misalnya, ’Saya malu’). Masing-masing aitem di dalam

penyortiran ini dapat ditetapkan pada sebuah nilai dari satu sampai sembilan

tergantung pada tumpukan yang ditempatkan oleh subjek tersebut. Sebagai

sebuah teknik yang bersifat individual, teknik penyortiran-Q ini merupakan

teknik yang tidak efektif dan efisien (Burns, 1993, h: 110-112).

4. Metode-metode respons yang bebas dan tidak berstruktur

Dalam metode ini subjek diminta untuk menyediakan bahan-bahan mengenai

dirinya sendiri, biasanya dengan melengkapi kalimat atau membuat sebuah

essai dengan tema ’Diri saya’. Namun kedua pendekatan ini juga terdapat

masalah dalam penganalisaan dan mengkuantifikasikan data-datanya. Selain

itu, subjek dapat memberikan respon yang tidak akurat dalam merefleksikan

perasaan-perasaannya karena subjek diminta untuk memilih di antara

alternatif-alternatif yang terbatas pada pernyataan-pernyataan yang diajukan

dan juga bersifat subjektif (Burns, 1993, h: 112).

32

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

5. Teknik proyektif

Beberapa peneliti telah berusaha untuk menggunakan teknik-teknik proyektif

untuk mengukur konsep diri yang tidak sadar (unconscious selfconcept),

misalnya Friedman, 1955; Mussen dan Jones, 1957; Linton dan Graham,

1959. Mereka menggunakan pendekatan ini karena mereka yakin aspek-aspek

tidak sadar berkaitan dengan teori ini. Akan tetapi, dalam segala hal teknik-

teknik proyektif berada dalam keadaan yang jauh lebih tidak pasti daripada

penilaian-penilaian dan skala-skala sikap yang lebih umum digunakan untuk

memberikan indeks sikap-sikap diri dalam hal reliabilitas, validitas, dan

interpretasi (Burns, 1993, h: 112-113).

6. Wawancara

Metode ini sangat jelas di dalam konseling dan di dalam studi-studi

psikoterapi tentang konsep diri dan perubahan konsep diri. Pendekatan yang

berpusat pada klien (client-centered) yang dilakukan oleh Carl Rogers dengan

encounter open-ended-nya merupakan sebuah contoh yang khas dalam metode

wawancara untuk pengungkapan aspek penilaian konsep diri individu (Burns,

1993, h: 113).

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk mengukur konsep diri

subjek adalah dengan skala penilaian model Likert. Hal ini disebabkan karena

skala penilaian sering digunakan untuk pengukuran konsep diri dan dianggap

lebih objektif dibanding cara pengukuran yang lainnya.

33

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 3. Penerimaan Orangtua

2. 3. 1 Definisi penerimaan orangtua

Penerimaan orangtua adalah suatu kondisi dimana seseorang dapat

menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak sesuai dengan

harapannya. Penerimaan merupakan tujuan akhir dari orangtua saat mengetahui

anaknya mengalami kecacatan (Kϋbler-Ross dalam Gargiulo, 1985).

Menurut Rogers, penerimaan juga merupakan dasar bagi setiap orang

untuk dapat menerima kenyataan hidupnya, semua pengalaman-pengalamannya,

baik maupun buruk dan seseorang membutuhkan situasi yang menghormati dan

menghargai tanpa adanya persyaratan. Situasi ini bisa tercapai jika seseorang

merasa diterima apa adanya tanpa ada penilaian atau persyaratan tertentu. Oleh

karena itu, penerimaan orangtua merupakan aspek yang penting dalam kehidupan

anak berkebutuhan khusus. Penerimaan akan tercapai jika orangtua mampu

membiasakan diri dan ia memulai untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang

dialaminya tersebut (Wenworth dalam Gargiulo, 1985, h: 30).

Selain itu, penerimaan orangtua biasanya digambarkan sebagai orangtua

penyayang dan penuh kehangatan. Tapi rasa sayang akan lebih efektif ketika

orangtua tidak hanya menerima anaknya, tetapi juga menerima keadaan dirinya

sendiri. Orangtua bisa menjadi lebih bijak dalam melakukan penerimaan, jika

orang tua bisa menjalankan hidup lebih realistik (sesuai kenyataan yang ada)

(Jersild, et.al., 1975, h: 207).

34

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan orangtua merupakan

merupakan suatu proses aktif dimana orangtua secara sadar berusaha untuk

memahami dan menghargai anaknya yang berkebutuhan khusus, disertai adanya

perasaan hangat, kasih sayang, perhatian, mengasuh, mendukung yang

diekspresikan secara fisik maupun verbal tanpa melihat kondisi anak tersebut.

2. 3. 2 Proses penerimaan orangtua

Banyak sekali bentuk reaksi dari orangtua yang muncul ketika mengetahui

anaknya mengalami kecacatan, sangat sulit memperkirakan tipe-tipe reaksi yang

akan muncul. Pada kebanyakan keluarga, memiliki anak berkebutuhan khusus

merupakan suatu tragedi yang serius. Pada keluarga yang lain, hal ini merupakan

sebuah krisis namun dapat diselesaikan (Begab, 1966 dalam Gargiulo, 1985).

Namun tetap saja, pada umumnya orangtua tidak mempunyai pengalaman dengan

anak berkebutuhan khusus dan seringnya tidak mempersiapkan hal tersebut.

Gargiulo dengan mengadaptasi teori yang dikemukakan oleh Kϋbler-Ross

(1969 dalam Gargiulo, 1985) mengemukakan tahapan dari proses penyesuaian

orangtua terhadap anaknya yang mempunyai keterbatasan tertentu, yaitu:

1. Fase pertama (Primary Phase)

a. Merasa terguncang (Shock)

Merupakan reaksi awal terhadap gangguan yang terjadi pada anaknya

dimana orangtua merasa terguncang, tidak mempercayai apa yang terjadi.

Setelah itu muncul tingkah laku yang tidak rasional ditandai dengan

35

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

menangis terus-menerus dan perasaan tidak berdaya. Orangtua sama sekali

tidak siap untuk menghadapi kelainan anak (Gargiulo, 1985, h: 22).

b. Penolakan (Denial)

Orangtua menolak untuk mengenali gangguan pada anak dengan

merasionalisasikan kekurangan yang ada, atau dengan mencari penegasan

dari ahli bahwa anak tidak mengalami gangguan (Gargiulo, 1985, h: 22).

c. Duka cita dan depresi (Grief and depression)

Merupakan reaksi yang alami dan tidak perlu dihindari karena dengan

perasaan ini orangtua mengalami masa transisi dimana harapan masa lalu

mengenai “anak yang sempurna” disesuaikan dengan kenyataan yang

terjadi saat ini. Dalam fase ini rasa duka disebabkan oleh perasaan kecewa

karena memiliki anak penyandang tunadaksa, sedangkan depresi

merupakan perasaan marah pada diri sendiri karena telah gagal melahirkan

anak yang normal. Salah satu perilaku paling mungkin muncul pada fase

ini adalah penarikan diri dari lingkungan (Gargiulo, 1985, h: 23).

2. Fase kedua (Secondary Phase)

a. Pertentangan perasaan (Ambivalence)

Gangguan pada anak dapat meningkatkan intensitas perasaan kasih sayang

sekaligus benci pada orangtua. Perasaan negatif umumnya diiringi dengan

perasaan bersalah sehingga beberapa orangtua mendedikasikan sebagian

36

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

besar waktunya untuk anak, sedangkan sebagian lagi menolak untuk

memberikan kasih sayang pada anak, dan menganggap anak tidak

berguna. Bagi orangtua yang mendedikasikan sebagian besar waktunya

untuk anak dapat menjauhkan orangtua dengan anggota keluarga lainnya,

bahkan dapat berakibat perceraian. Sementara itu penolakan orangtua

dapat terlihat melalui sikap orangtua yang menolak untuk mengakui

kelainan pada diri anak (Gargiulo, 1985, h: 24).

b. Rasa bersalah (Guilt)

Orangtua mungkin saja merasa bersalah dengan gangguan yang ada pada

anak karena menganggap dialah yang menyebabkan gangguan tersebut

atau dihukum karena dosanya di masa lalu. Sehingga wajar saja jika

mencoba untuk “membayar” kesalahan tersebut pada anak agar perasaan

bersalah orangtua berkurang. Saat berada pada tahap ini, orangtua

biasanya memiliki pemikiran “kalau saja” (Gargiulo, 1985, h: 26).

c. Rasa marah (Anger)

Perasaan ini dapat ditunjukkan dengan dua cara, pertama dengan timbulnya

pertanyaan “Mengapa saya?” dan kedua melalui displacement, dimana rasa

marah ditunjukkan kepada orang lain seperti dokter, suami atau istri atau anak

kandung yang lain (Gargiulo, 1985, h: 27).

37

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

d. Keadaan yang memalukan (Shame and embarrasment)

Perasaan ini timbul saat orangtua menghadapi lingkungan sosial yang

menolak, mengasihani, atau mengejek gangguan yang dimiliki oleh si

anak. Sikap lingkungan yang seperti ini dapat menurunkan harga diri

orangtua, karena beberapa orangtua menganggap anak merupakan penerus

dirinya. Kehadiran anak yang cacat dapat mengancam harga dirinya

(Gargiulo, 1985, h: 28).

3. Fase ketiga (Tertiary Phase)

a. Melakukan penawaran (Bargaining)

Merupakan salah satu tahapan akhir proses penyesuaian yang bersifat

individual dan jarang terlihat oleh orang lain. Tahapan ini merupakan

strategi dimana orangtua berharap membuat “perjanjian” dengan Tuhan,

ilmu pengetahuan atau pihak manapun yang dapat membuat anaknya

kembali normal. Misalnya, orangtua membuat pernyataan, “Jika Engkau

dapat menyembuhkan anakku, aku akan mengabdikan diriku pada-Mu”

(Gargiulo, 1985, h: 29).

b. Pembiasaan diri dan penataan kembali (Adaptation and reorganization)

Dimana adaptasi merupakan proses bertahap yang membutuhkan waktu

dalam mengurangi kecemasan dan reaksi emosional lainnya yang berbeda-

beda pada masing-masing orang (Drotar et.al., 1975). Orangtua mulai

merasa nyaman dengan situasi yang dihadapi dan mulai menata kembali

38

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

perasaannya, dimana orangtua semakin percaya sendiri dalam berinteraksi

dengan anaknya (Gargiulo, 1985, h: 29).

c. Penerimaan dan penyesuaian diri (Acceptance and adjustment)

Proses penerimaan merupakan tujuan akhir, merupakan proses aktif

dimana orangtua secara sadar berusaha mengenali, memahami, dan

memecahkan masalah. Tetapi perasaan negatif sebelumnya tidak akan

pernah hilang sama sekali. Pada tahap ini, orangtua menyadari bahwa

proses penerimaan tidak hanya menerima kondisi anaknya tetapi juga

menerima dirinya sendiri. Selanjutnya orangtua akan melakukan

penyesuaian terhadap perubahan yang dialaminya (Gargiulo, 1985, h: 30).

Menurut Gargiulo (1985) ada beberapa perilaku yang ditunjukkan

berkaitan dengan ketiga tahap penerimaan orangtua, diantaranya sebagai berikut:

1. Kepedihan yang mendalam (Chronic sorrow)

Olhansky (1962, 1966 dalam Gargiulo, 1985) menjelaskan bahwa kepedihan

yang mendalam merupakan reaksi yang alami dan reaksi yang dapat

dimengerti ketika mengetahui bahwa anaknya mengalami kecacatan. Reaksi

ini merupakan reaksi yang umum terjadi pada setiap orangtua.

39

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Olhansky juga menyarankan penerimaan orangtua khususnya ibu akan terjadi

ketika dapat mengatasi rasa sedihnya tersebut dan jika ada pelayanan yang

konkrit untuk ibu mengatur dan hidup dengan anaknya yang menyandang

tunadaksa.

2. Perilaku mencoba-coba (Shopping behavior)

Anderson (1971 dalam Gargiulo, 1985) menyatakan bahwa perilaku mencoba-

coba ini merupakan sebagai respon yang dipelajari. Perilaku mencoba-coba ini

didefinisikan sikap orangtua yang mengunjungi terapis yang sama atau

beberapa terapis yang berbeda karena merasa masalah sang anak tidak dapat

diselesaikan oleh terapis yang terdahulu. Respon ini akan bersifat maladaptif

karena menghabiskan banyak waktu, energi, dan uang. Perilaku mencoba-

coba ini biasanya dipandang sebagai reaksi dari perasaan bersalah dari

orangtua.

3. Penolakan (Rejecting parents)

Orangtua terkadang memiliki penilaian negatif dengan melakukan penolakan

terhadap anak yang berkekurangan secara terus-menerus (Gallagher, 1956

dalam Gargiulo, 1985) yang ditandai dengan:

• Memiliki harapan yang rendah terhadap prestasi anak, dimana orangtua

memiliki pandangan yang kurang tepat mengenai anak, misalnya anak

tidak berguna dan tidak akan dapat menguasai apapun. Mereka juga

40

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

kurang mampu menghargai kemampuan anak, serta membuat tujuan yang

tidak realistis bagi anak dan karenanya tidak memiliki masa depan.

• Membuat tujuan yang tidak realistis dalam hal kematangan sosial dan

emosional. Jika anak tidak mampu mencapai suatu tujuan, orangtua yang

mengetahui ini perasaan negatifnya terhadap anak dapat meningkat lalu

menghukum anak tersebut atas ketidakmampuannya itu.

• Escape, ditandai dengan mengabaikan anak dan orangtua

merasionalisasikan perilakunya berdasar pada ketidakmampuan mereka

untuk merawat anak secara tepat, misalnya menyekolahkan anak di

sekolah khusus (SLB) dan ditempatkan di dalam asrama.

• Reaction formation, orangtua mengingkari adanya perasaan negatif pada

anak, dan mengatakan pada orang lain bahwa mereka mencintai dan

menerima kondisi anaknya. Reaksi ini menunjukkan adanya mekanisme

pertahanan yang kompleks. Yaitu jika orangtua jujur dan mengakui

perasaan negatif mereka akan menjadi orangtua yang menolak. Di sisi lain,

jika ibu menutupi perasaannya dan menunjukkan rasa cinta pada anak,

maka ini merupakan reaksi formasi.

4. Kompensasi (Compensating parents)

Menurut Bryant (dalam Gargiulo, 1985) ada tiga tipe hubungan antara

orangtua dan anak, yaitu penerimaan, penolakan, dan kompensasi. Biasanya

reaksi orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus adalah menerima atau

menolak, tetapi Bryant mempertimbangkan adanya hubungan orangtua dengan

41

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

anak yang ketiga, yaitu kompensasi, dimana hal tersebut dibangun

berdasarkan kombinasi antara penerimaan dan penolakan terhadap kecacatan

anak dan lebih menekankan perilaku dibandingkan dengan perasaan. Orangtua

yang kompensasi akan berusaha mengganti sikap penolakan dengan

penerimaan. Tetapi hasil yang ditampilkan akan menyebabkan perilaku yang

berbahaya untuk anaknya.

Selain itu, Porter (dalam Jersild, et.al., 1975) menyatakan bahwa terdapat

empat bentuk penerimaan orangtua, yaitu:

1. Menunjukkan perasaannya dan respek kepada anak, mengakui bahwa anak

memang berhak untuk mendapatkan perasaan tersebut

2. Menilai bahwa setiap anak itu unik walaupun dalam keterbatasannya

3. Mengakui bahwa seorang anak butuh untuk mandiri dan bisa menjadi

“sesuatu” nantinya

4. Cintai dan sayangi anak tanpa pamrih

2. 4. Kerangka Berpikir

Masa remaja adalah masa persiapan individu untuk memasuki masa

dewasa, yang digambarkan sebagai masa dimana individu sudah harus mencapai

kemandirian dan memikul tanggung jawab sendiri terhadap kehidupan

selanjutnya. Tanggung jawab yang diembannya tidak terbatas hanya terhadap

dirinya sendiri, namun juga terhadap lingkungan sosialnya. Sebagai individu,

tentu memiliki keinginan untuk tidak sekedar mempertahankan hidup, tetapi juga

42

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

meningkatkannya – mencapai suatu kondisi yang lebih baik dari yang sudah

dimilikinya saat ini. Keinginan untuk mencapai suatu kondisi/keadaan yang lebih

baik ini merupakan suatu motif untuk berprestasi.

Motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan atau keinginan untuk

mencapai suatu hasil yang lebih baik, memerlukan standar atau patokan sebagai

ukuran keberhasilan. Standar ini sifatnya sangat subjektif, karena ukuran

berprestasi bagi individu tertentu belum tentu sama dengan individu lain.

Bagaimana individu mampu mengetahui dan memahami segala kelebihan dan

kekurangan diri merupakan salah satu cara untuk dijadikan sebuah patokan untuk

pencapaian prestasi. Oleh karena itu, setiap individu seharusnya memiliki

gambaran atau konsep mengenai dirinya. Konsep ini dapat diperoleh dari

perumusan individu tentang konsep dirinya.

Akan tetapi, konsep diri yang baik/positif yang mampu memunculkan

tingkah laku untuk mencapai suatu prestasi tidak akan tumbuh dan berkembang

jika tidak didukung oleh lingkungan yang baik pula. Lingkungan remaja yang

terdekat selain teman sebaya adalah keluarga, terutama orangtua. Bagaimana

sikap orangtua terhadap sang anak sejak kecil mempengaruhi pembentukan

konsep diri dan motivasinya hingga ia tumbuh menjadi remaja dan akan

berpengaruh sepanjang hidupnya kelak.

Pada dasarnya tidak ada satu pun orangtua yang meninginkan anaknya

mengalami hambatan dalam perkembangannya, baik secara fisik maupun mental

apalagi sampai si anak mengalami kelainan dalam pertumbuhan fisiknya seperti

anak penyandang tunadaksa. Walaupun begitu tentunya setiap orangtua

43

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun anak tersebut berkebutuhan

khusus. Dan setiap orangtua dalam menerima keadaan ini berbeda-beda, bisa jadi

reaksi pertama kali ketika tahu bahwa anaknya tidak normal, yaitu ada yang

terkejut dan malu, bahkan ada yang menolak dan ada pula yang menerima

keadaan anaknya dengan ikhlas dan berlapang dada. Secara umum dalam

menerima anaknya yang mengalami hambatan ini para peneliti mengasumsikan

bahwa mereka akan melewati beberapa tahap dalam penerimaan dan penyesuaian

terhadap anak tersebut (Gargiulo, 1985).

Dengan menerima anak berarti menyadari anak sebagai seorang individu

yang memiliki perasaan, keinginan, dan kebutuhan yang sama dengan anak-anak

lainnya dan dalam proses ke arah sana orangtua mempunyai tanggung jawab

untuk dapat menerima keadaan anaknya dengan apa adanya secara keseluruhan,

karena penerimaan orangtua ini akan sangat berpengaruh terhadap keadaan

psikologis mereka, diantaranya adalah dalam pembentukan konsep diri dan

motivasi. Dimana segala sikap yang diterima oleh anak tersebut bisa membentuk

pola pikir mereka tentang dirinya. Jika yang diterimanya adalah penerimaan

ataupun penolakan dari orangtuanya, maka apakah konsep diri yang dibentuk oleh

si anak mengarah pada konsep diri yang baik atau tidak. Begitu pula dengan

motivasi, motivasinya akan berkembang dengan baik jika orangtua mampu

memperlakukan anak penuh kehangatan dan cinta kasih. Dengan begitu anak

mampu melihat dirinya dengan segala potensi yang dimiliki tanpa harus melihat

segala kekurangannya. Karena semakin ia merasa mendapat penolakan dari orang

terdekatnya yaitu orangtua bisa jadi pandangan si anak tentang dirinya akan

44

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

semakin buruk atau ia bisa merasa rendah diri sehingga membuat kehidupannya

semakin terpuruk dan semakin tidak menumbuhkan rasa/keinginan untuk terus

berprestasi sepanjang hidupnya.

Gambar 2.1.

Bagan Kerangka Berpikir

Remaja Penyandang Tunadaksa

Penerimaan Orangtua - Shock - Denial - Grief and depression - Ambivalence - Guilt - Anger - Shame and embarrassment - Bargaining - Adaptation and

reorganization - Acceptance and adjustment

Konsep Diri - Self-image - Ideal-self - Social selves

Motivasi Berprestasi - Berani mengambil

resiko dalam pemilihan tugas

- Membutuhkan umpan-balik dari orang lain

- Bertanggung jawab - Memiliki kesempatan

untuk unggul - inovatif

45

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 5. Hipotesis

H1 : Ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan

motivasi berprestasi remaja penyandang tunadaksa (rx1 > ry)

H2 : Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi remaja penyandang tunadaksa (rx2 > ry)

H3 : Ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dan konsep

diri dengan motivasi berprestasi remaja penyandang tunadaksa (rx1x2 > ry)

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan

motivasi berprestasi remaja penyandang tunadaksa.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi remaja penyandang tunadaksa.

H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dan

konsep diri dengan motivasi berprestasi remaja penyandang tunadaksa.

46

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini diuraikan mengenai pendekatan dan jenis

penelitian yang digunakan, jenis variabel dan definisi operasional dari variabel

yang diteliti, populasi dan sampel, alat ukur pengumpulan data, uji validitas dan

reliabilitas alat ukur penelitian, teknik analisa data, dan prosedur penelitian.

3. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, dimana data yang dihasilkan dari hasil penelitian ini adalah berupa

data kuantitatif yakni data yang berbentuk bilangan. Sedangkan jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional

digunakan karena penelitian ini dirancang untuk menentukan hubungan antara

penerimaan orangtua dan konsep diri dengan motivasi berprestasi remaja

penyandang tunadaksa.

3. 2. Jenis Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3. 2. 1 Variabel Dependen (Motivasi Berprestasi)

• Definisi konseptual: Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk

mencapai kesuksesan dan untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan dan

kesuksesan tersebut tergantung pada usaha dan kemampuan orang yang

bersangkutan (Slavin, 1994, h: 359).

47

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

• Definisi operasional: Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang

akan mengarahkan individu untuk bertingkah laku tertentu (mengambil

resiko dalam pemilihan tugas, membutuhkan umpan-balik, bertanggung

jawab, memiliki kesempatan untuk unggul, dan inovatif) dengan tujuan

agar dapat mencapai tingkat prestasi tertentu. Dan tingkah laku berprestasi

ini akan muncul jika individu merasa bahwa dirinya akan dinilai.

3. 2. 2 Variabel Independen

A. Variabel Independen Pertama (Konsep Diri)

• Definisi konseptual: Konsep diri adalah keseluruhan gambaran atau

kesadaran yang dimiliki dari diri kita sendiri. Menyangkut tentang persepsi

dari ”I” dan ”me”, bersama perasaan-perasaan, keyakinan-keyakinan, dan

nilai-nilai yang ditanamkan olehnya (Atwater dan Duffy, 2002, h: 139).

• Definisi operasional: Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki

seseorang tentang dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman

yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Konsep diri ini

berpengaruh secara kuat pada cara seseorang mempersepsi, menilai, dan

bertingkah laku, yang terdiri dari tiga elemen yaitu citra diri (self-image),

diri ideal (ideal-self), dan diri sosial (social selves).

48

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

B. Variabel Independen (Penerimaan Orangtua)

• Definisi konseptual: Penerimaan orangtua adalah suatu kondisi dimana

seseorang dapat menerima keadaan diri atau orang terdekatnya yang tidak

sesuai dengan harapannya. Penerimaan merupakan tujuan akhir dari

orangtua saat mengetahui anaknya mengalami kecacatan (Gargiulo, 1985).

• Definisi operasional: Penerimaan yaitu ditandai dengan sikap menerima

atau menolak, yaitu sikap orangtua yang menerima anaknya dengan

proses-proses tertentu yang menyandang tunadaksa dengan apa adanya

secara menyeluruh, tanpa adanya persyaratan dan tetap menghargai serta

memahaminya sebagai individu yang berbeda dan mendukung

perkembangannya.

3. 3. Populasi dan Sampel

3. 3. 1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang setidaknya memiliki

sifat atau jenis yang sama. Populasi pada penelitian ini adalah 35 orang siswa,

yaitu 15 orang siswa binaan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Bhakti,

Cengkareng, Jakarta Barat. Populasi yang kedua para siswa SLB-D Yayasan

Pengembangan Anak Cacat (YPAC), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang

berjumlah 20 orang.

49

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Karena keterbatasan sampel, maka sampel dalam penelitian ini merupakan

bagian dari keseluruhan populasi yang ada, yaitu para siswa binaan Panti Sosial

Bina Daksa (PSBD) Budi Bhakti sebanyak 15 orang dan para siswa SLB-D

Yayasan Pengembangan Anak Cacat (YPAC) sebanyak 20 orang.

3. 3. 2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

teknik sensus, dimana keseluruhan populasi dijadikan sebagai responden

penelitian.

3. 4. Alat Ukur Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan

menggunakan skala, yaitu suatu metode pengambilan data yang di dalamnya

berisi daftar pernyataan-pernyataan tertulis yang diajukan kepada subjek

(responden). Selain menggunakan skala, dipergunakan juga kuesioner untuk

mendapatkan data pribadi setiap subjek (responden), seperti jenis kelamin, usia,

latar belakang keluarga, jenis kecacatan, penyebab kecacatan, serta awal

kecacatan guna melihat gambaran umum sampel.

Alat ukur pengumpulan data yang digunakan adalah skala motivasi

berprestasi, skala konsep diri, dan skala penerimaan orangtua yang dipersepsikan

oleh remaja penyandang tunadaksa yang secara keseluruhan dibuat oleh peneliti

merujuk pada landasan teoritik dan untuk skala konsep diri diadaptasi dari TSCS

(Fitts, 1971).

50

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Ketiga skala ini menggunakan skala model Likert yang terdiri dari empat

pilihan jawaban, yaitu:

1. Sangat Setuju (SS), jika pernyataan sangat sesuai dengan keadaan diri saya

2. Setuju (S), jika pernyataan sesuai dengan keadaan diri saya

3. Tidak Setuju (TS), jika pernyataan tidak sesuai dengan keadaan diri saya

4. Sangat Tidak Setuju (STS), jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan

keadaan diri saya

3. 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian

3. 5. 1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

pernyataan dari setiap variabel. Validitas setiap item dalam alat ukur ini diuji

dengan menggunakan formula Pearson’s Product Moment;

xixiix

ixxi)(xi

ssrss

ssrr222 −+

−=−

dimana;

ri (x-I) = Koefisien korelasi

rix = Koefisien korelasi sebelum dikorelasi

Si = Deviasi standar butir ke-i

Sx = Deviasi standar skor skala

51

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. 5. 2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat konsistensi subjek (responden)

dalam menjawab setiap butir-butir pernyataan dari setiap variabel. Uji reliabilitas

ini perhitungannya menggunakan koefisien Alpha Cronbach, dengan

menggunakan formula sebagai berikut:

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ +−=

x

i

sss 2

22

12α

dimana :

si2 dan s2

2 = Varian skor belahan 1 dan varian skor belahan 2

sx2 = Varian skor skala

Untuk penghitungannya digunakan perangkat lunak SPSS 17.0 for Windows.

3. 5. 3 Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian

3. 5. 3. 1 Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Alat ukur motivasi berprestasi yang dikembangkan dalam penelitian ini

mengukur lima indikator motivasi berprestasi, yaitu:

1. Berani mengambil resiko dalam pemilihan tugas

2. Membutuhkan umpan-balik dari orang lain

3. Bertanggung jawab

4. Memiliki kesempatan untuk unggul

5. Inovatif

52

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Dari kelima indikator tersebut dibuat enam puluh pernyataan, dengan dua

belas pernyataan pada setiap indikatornya.

Tabel 3.1. menyajikan sebaran butir pernyataan tiap indikator motivasi

berprestasi yang diukur ketika diujicobakan. Total pernyataan yang dipergunakan

dalam uji coba adalah 60 butir pernyataan.

Dari uji coba tersebut didapat butir-butir pernyataan yang memiliki daya

beda (validitas) tinggi, yang dapat dipergunakan dalam penelitian. Butir-butir

tersebut adalah butir-butir yang memiliki skor lebih dari batas nilai r tabel

(α=0,05, n=35) = 0,334 (Lihat lampiran). Reliabilitas pada skala ini didapat

koefisien Alpha sebesar 0,8110.

Tabel 3.1. Kisi-kisi Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Nomor Butir No Aspek Indikator F UF Jumlah

1 Kognisi Inovatif 10, 19,

23, 38, 56, 60

25, 12, 21, 34, 48, 58

12

Memiliki kesempatan untuk unggul

28, 4, 20, 33, 49, 47

27, 22, 11, 37, 46, 57

12

2 Afeksi Membutuhkan umpan-balik dari orang lain

2, 4, 15, 31, 42, 54

5, 18, 29, 39, 51, 43 12

Berani mengambil resiko dalam pemilihan tugas

1, 17, 30, 35, 41, 52

9, 3, 14, 40, 53, 44 12

3 Psikomotor Bertanggung jawab 28, 13, 6, 36, 45, 59

7, 26, 16, 32, 55, 50 12

Jumlah 60 60 60

53

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Setelah dipilah butir yang memiliki validitas tinggi dan rendah, diperoleh

20 butir pernyataan valid yang dapat dipergunakan dalam penelitian (Lihat

lampiran). Empat puluh butir pernyataan tidak memenuhi syarat (tidak valid)

untuk dipergunakan dalam penelitian, karena skor yang dihasilkan pada ke-40

pernyataan tersebut kurang dari batas nilai r tabel (α=0,05, n=35) = 0,334. Kisi-

kisi alat ukur motivasi berprestasi yang bisa dipergunakan dalam penelitian

diperlihatkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Butir-butir Pernyataan Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Nomor Butir No Aspek Indikator F UF Jumlah

1 Kognisi Inovatif 10, 19,

23*, 38*, 56, 60

25, 12, 21*, 34*, 48, 58

8

Memiliki kesempatan untuk unggul

8*, 24*, 20*, 33*, 49*, 47

27*, 22*, 11*, 37*, 46*, 57

2

2 Afeksi Membutuhkan umpan-balik dari orang lain

2*, 4*, 15*, 31, 42, 54*

5*, 18*, 29*, 39, 51, 43*

4

Berani mengambil resiko dalam pemilihan tugas

1*, 17*, 30*, 35*, 41, 52*

9*, 3*, 14*, 40*, 53, 44*

2

3 Psikomotor Bertanggung jawab 28*, 13*, 6*, 36, 45*, 59

7*, 26*, 16*, 32, 55*, 50

4

Jumlah 20 20 20

54

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. 5. 3. 2 Alat Ukur Konsep Diri

Alat ukur konsep diri yang dikembangkan dalam penelitian ini mengukur

tiga dimensi konsep diri, yaitu:

1. Citra diri (Self-image)

2. Diri ideal (Ideal-self)

3. Diri sosial (Social selves)

Dari ketiga dimensi tersebut dibuat enam puluh pernyataan, dengan dua

puluh pernyataan pada setiap indikatornya.

Tabel 3.3. menyajikan sebaran butir pernyataan tiap dimensi dari konsep

diri yang diukur ketika diujicobakan. Total pernyataan yang dipergunakan dalam

uji coba adalah 60 butir pernyataan.

Dari uji coba tersebut didapat butir-butir pernyataan yang memiliki daya

beda (validitas) tinggi, yang dapat dipergunakan dalam penelitian. Butir-butir

tersebut adalah butir-butir yang memiliki skor lebih dari batas nilai r tabel

(α=0,05, n=35) = 0,334 (Lihat lampiran). Reliabilitas pada skala ini didapat

koefisien Alpha sebesar 0,7293.

55

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 3.3. Kisi-kisi Alat Ukur Konsep Diri

Nomor Butir No Dimensi Indikator F UF Jumlah

1 Citra diri (Self-image)

• Persepsi diri • Pengaruh

significant other

• Perlakuan dan pandangan orangtua

1, 2, 4, 16, 17, 19, 31, 44, 48, 56

3, 5, 18, 20, 32, 33, 38, 51, 53, 59

20

2 Diri ideal

(Ideal-self)

• Melakukan sesuatu sesuai dengan harapan orang lain

• Nilai-nilai yang ditanamkan orang lain

• Aspirasi diri

6, 7, 9, 21, 22, 24, 34, 42, 50, 52

8, 10, 23, 25, 35, 36, 40, 47, 55, 58

20

3 Diri sosial

(Social selves)

• Perasaan seseorang tentang bagaimana orang lain melihat dirinya

• Pengaruh cara pandang orang lain

• Kualitas diri yang terbentuk dari lingkungan

11, 12, 26, 27, 28, 37, 39, 46, 54, 60

13, 14, 15, 29, 30, 41, 43, 45, 49, 57

20

Jumlah 60 60 60

Setelah dipilah butir yang memiliki validitas tinggi dan rendah, diperoleh

20 butir pernyataan valid yang dapat dipergunakan dalam penelitian (Lihat

lampiran). Empat puluh butir pernyataan tidak memenuhi syarat (tidak valid)

untuk dipergunakan dalam penelitian, karena skor yang dihasilkan pada ke-40

56

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

pernyataan tersebut kurang dari batas nilai r tabel (α=0,05, n=35) = 0,334. Kisi-

kisi alat ukur konsep diri yang bisa dipergunakan dalam penelitian diperlihatkan

pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Butir-butir Pernyataan Alat Ukur Konsep Diri

Nomor Butir No Dimensi Indikator F UF Jumlah

1 Citra diri (Self-image)

• Persepsi diri • Pengaruh

significant other

• Perlakuan dan pandangan orangtua

1*, 2, 4*, 16, 17*, 19, 31, 44, 48*, 56

3*, 5, 18*, 20, 32*, 33, 38, 51, 53*,

59

12

2 Diri ideal

(Ideal-self)

• Melakukan sesuatu sesuai dengan harapan orang ain

• Nilai-nilai yang ditanamkan orang lain

• Aspirasi diri

6*, 7*, 9, 21*, 22*, 24*, 34*,

42*, 50*, 52

8*, 10*, 23, 25*, 35*, 36*, 40*,

47*, 55*, 58

4

3 Diri sosial

(Social selves)

• Perasaan seseorang tentang bagaimana orang lain melihat dirinya

• Pengaruh cara pandang orang lain

• Kualitas diri yang terbentuk karena lingkungan

11*, 12*, 26*, 27*, 28*, 37*, 39, 46*, 54*, 60

13*, 14*, 15*, 29*, 30*, 41*, 43, 45*, 49*, 57

4

Jumlah 20 20 20

57

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. 5. 3. 3 Alat Ukur Penerimaan Orangtua

Alat ukur penerimaan orangtua yang dikembangkan dalam penelitian ini

mengukur sepuluh dimensi penerimaan orangtua, yaitu:

1. Merasa terguncang (Shock)

2. Penolakan (Denial)

3. Duka cita dan depresi (Grief and depression)

4. Pertentangan perasaan (Ambivalence)

5. Rasa bersalah (Guilt)

6. Rasa marah (Anger)

7. Keadaan yang memalukan (Shame and embarrasment)

8. Melakukan penawaran (Bargaining)

9. Pembiasaan diri dan penataan kembali (Adaptation and reorganization)

10. Penerimaan dan penyesuaian diri (Acceptance and adjustment)

Dari kesepuluh dimensi tersebut dibuat tujuh puluh pernyataan, dengan

empat, enam, delapan, dan empat belas pernyataan pada setiap indikatornya.

Tabel 3.5. menyajikan sebaran butir pernyataan tiap indikator penerimaan

orangtua yang diukur ketika diujicobakan. Total pernyataan yang dipergunakan

dalam uji coba adalah 70 butir pernyataan.

Dari uji coba tersebut didapat butir-butir pernyataan yang memiliki daya

beda (validitas) tinggi, yang dapat dipergunakan dalam penelitian. Butir-butir

tersebut adalah butir-butir yang memiliki skor lebih dari batas nilai r tabel

(α=0,05, n=35) = 0,334 (Lihat lampiran). Reliabilitas pada skala ini didapat

koefisien Alpha sebesar 0,8193.

58

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 3.5. Kisi-kisi Skala Penerimaan Orangtua

Nomor Butir No Dimensi Indikator F UF Jumlah

1 Merasa terguncang (Shock)

• Tidak percaya • Ketidakberdayaan 1, 5 7, 19 4

2 Penolakan (Denial)

Rasionalisasi dengan mengkonfirmasi kepada pihak profesional

41, 63, 67

3, 65, 70 6

3 Duka cita dan depresi (Grief and depression)

• Kecewa • Sedih • Ketidakmampuan

mengelak kenyataan

• Penarikan diri dari anak

2, 6, 42, 49

4, 37, 38, 47 8

4 Pertentangan perasaan (Ambivalence)

• Perasaan saling bertentangan

• Berharap anak tiada

8, 39, 62, 69

12, 43, 61, 68 8

5 Rasa bersalah (Guilt)

• Karma • Obsesif • Membayar

kesalahan masa lalu

10, 13, 20

9, 40, 60 6

6 Rasa marah (Anger)

• Mempertanyakan kehadiran anak

• Merasa anak seorang pengganggu

14, 44 17, 48 4

7

Keadaan yang memalukan (Shame and embarrasment)

• Tidak membawa anak keluar rumah

• Penarikan sosial dari teman-temannya

• Harga diri ibu rendah

• Menyadari adanya perubahan dalam hidup

16, 46, 53, 58

15, 18, 45, 51

8

59

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

8 Melakukan penawaran (Bargaining)

Mengadakan perjanjian dengan Tuhan/pihak lain

21, 22, 66

11, 25, 64 6

9

Pembiasaan diri dan penataan kembali (Adaptation and reorganization)

• Merasa nyaman • Percaya diri

dalam merawat anak

• Bertanggung jawab

28, 57, 59

26, 30, 36 6

10

Penerimaan dan penyesuaian diri (Acceptance and adjustment)

• Mengenali kecacatan anak

• Memahami masalah yang dihadapi

• Mencari solusi • Menghargai anak • Menunjukkan

rasa sayang secara fisik dan verbal

• Menurunkan idealism tentang anak

• Mengikutsertakan dalam acara keluarga

24, 29, 32, 35, 50, 55, 56

23, 27, 31, 33, 34,52, 54

14

Jumlah 70 70 70

Setelah dipilah butir yang memiliki validitas tinggi dan rendah, diperoleh

28 butir pernyataan valid yang dapat dipergunakan dalam penelitian (Lihat

lampiran). Empat puluh dua butir pernyataan tidak memenuhi syarat (tidak valid)

untuk dipergunakan dalam penelitian, karena skor yang dihasilkan pada ke-42

pernyataan tersebut kurang dari batas nilai r tabel (α=0,05, n=35) = 0,334. Kisi-

kisi alat ukur penerimaan orangtua yang dipergunakan dalam penelitian

diperlihatkan pada Tabel 3.6.

60

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 3.6. Butir-butir Pernyataan Alat Ukur Penerimaan Orangtua

Nomor Butir No Dimensi Indikator F UF Jumlah

1 Merasa terguncang (Shock)

• Tidak percaya • Ketidakberdayaan 1*, 5* 7*, 19* 0

2 Penolakan (Denial)

Rasionalisasi dengan mengkonfirmasi kepada pihak profesional

41, 63, 67

3, 65, 70 6

3

Duka cita dan depresi (Grief and depression)

• Kecewa • Sedih • Ketidakmampuan

mengelak kenyataan • Penarikan diri dari

anak

2*, 6*, 42, 49*

4, 37*, 38*, 47* 2

4 Pertentangan perasaan (Ambivalence)

• Perasaan saling bertentangan

• Berharap anak tiada

8, 39*, 62, 69*

12, 43*, 61*, 68 4

5 Rasa bersalah (Guilt)

• Karma • Obsesif • Membayar

kesalahan masa lalu

10*, 13, 20*

9*, 40*, 60 2

6 Rasa marah (Anger)

• Mempertanyakan kehadiran anak

• Merasa anak seorang pengganggu

14,* 44 17, 48* 2

7

Keadaan yang memalukan (Shame and embarrasment)

• Tidak membawa anak keluar rumah

• Penarikan sosial dari teman-temannya

• Harga diri ibu rendah

• Menyadari adanya perubahan dalam hidup

16*, 46*, 53*, 58*

15*, 18*,

45*, 51* 0

8 Melakukan penawaran (Bargaining)

Mengadakan perjanjian dengan Tuhan/pihak lain 21*,

22, 66*11, 25*,

64*

2

61

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

9

Pembiasaan diri dan penataan kembali (Adaptation and reorganization)

• Merasa nyaman • Percaya diri dalam

merawat anak • Bertanggung jawab

28, 57*, 59

26*, 30, 36

4

10

Penerimaan dan penyesuaian diri (Acceptance and adjustment)

• Mengenali kecacatan anak

• Memahami masalah yang dihadapi

• Mencari solusi • Menghargai anak • Menunjukkan rasa

sayang secara fisik dan verbal

• Menurunkan idealism tentang anak

• Mengikutsertakan dalam acara keluarga

24*, 29, 32, 35*, 50*,

55*, 56

23*, 27, 31*, 33, 34*,52*,

54

6

Jumlah 28 28 28

3. 6. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data pada penilitian ini menggunakan Analisis Regresi dan

perhitungannya menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 for Windows.

3. 7. Prosedur Penelitian

3. 7. 1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini peneliti melakukan penelusuran kepustakaan

untuk menemukan berbagai konsep dan teori ilmiah yang berkenaan dengan

masalah yang diteliti untuk membuat alat ukur penelitian. Penelusuran ini

dilakukan melalui buku-buku yang menyajikan pembahasan mengenai motivasi

berprestasi, konsep diri, dan penerimaan orangtua. Selain buku-buku, juga

dilakukan penelaahan artikel-artikel ilmiah yang terdapat di situs-situs internet

62

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

yang menyajikan bahasan-bahasan yang sesuai masalah yang diangkat oleh

peneliti. Hal ini dilakukan untuk menemukan teori dan kelengkapan aspek yang

akan diukur dalam penelitian ini.

Selanjutnya peneliti membuat alat ukur penelitian berdasarkan teori-teori

yang terkumpul. Setelah alat ukur penelitian ini selesai, dilakukan observasi

lapangan guna mengumpulkan data responden penelitian, serta meminta izin

untuk melaksanakan penelitian kepada instansi yang terkait.

3. 7. 2 Pelaksanaan Penelitian

Skala ini telah diujicobakan pada tanggal 21 Juli 2010 kemudian

pelaksanaan penelitian menggunakan skala yang sama kepada 35 orang siswa

pada tanggal 18 dan 19 Agustus 2010 di SLB-D Yayasan Pengembangan Anak

Cacat (YPAC), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan pada tanggal 19 dan 20

Agustus 2010 di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Bhakti, Cengkareng,

Jakarta Barat.

63

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam hasil penelitian ini diuraikan mengenai gambaran umum responden

berdasarkan jenis kelamin dan,usia, dan hasil uji hipotesis.

4. 1. Gambaran Umum Responden

4. 1. 1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) Budi Bhakti

dan SLB-D Yayasan Pengembangan Anak Cacat (YPAC), Jakarta dengan

melibatkan 35 responden yang seluruhnya adalah siswa binaan panti dan siswa

SMPLB-D serta SMALB-D, yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki (48,6%)

dan 18 orang siswa perempuan (51,4%). Dijelaskan pada Tabel 4.1.

Selanjutnya sebanyak 28,57% responden adalah siswa yang telah berusia

14 tahun. Berikutnya adalah responden yang termasuk dalam kelompok usia 13

tahun sebesar 22,85%, dan responden yang berusia 15 tahun sebesar 14,28%.

Siswa yang berusia 17 dan 20 tahun sebesar 8,57% dan siswa yang berusia 16, 18,

dan 19 tahun menjadi responden yang paling sedikit dalam penelitian ini yaitu

5,71% dari 35 orang responden. Dijelaskan pada Tabel 4.1.

64

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 4.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

Latar Belakang ƒ %

Laki-laki 17 48.6

Perempuan 18 51.4 Jenis Kelamin

Jumlah 35 100

13 – 15 Tahun 23 65.7

16 – 20 Tahun 12 34.3 Usia

Jumlah 35 100

4. 2. Hasil Uji Hipotesis

4. 2. 1 Korelasi antara Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri dengan

Motivasi Berprestasi (Analisis Regresi)

Hasil penghitungan uji korelasi dengan menggunakan teknik Pearson’s

Product Moment dihasilkan nilai r hitung sebesar:

a. 0.239 antara Penerimaan Orang Tua dan Motivasi Berprestasi

b. 0.302 antara Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi

Sementara nilai r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 35 adalah

sebesar 0.334. Karena nilai r hitung yang didapat < r tabel (p value > 0.05), maka

hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara penerimaan orang tua dan konsep diri dengan motivasi berprestasi diterima.

Dijelaskan pada Tabel 4.2.

65

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 4.2. Hasil Penghitungan Regresi

Motivasi

Berprestasi Penerimaan Orangtua

Konsep Diri

Motivasi Berprestasi 1.000 .239 .302Penerimaan Orangtua .239 1.000 .369

Pearson Correlation

Konsep Diri .302 .369 1.000Motivasi Berprestasi . .083 .039Penerimaan Orangtua .083 . .015

Sig. (1-tailed)

Konsep Diri .039 .015 .Motivasi Berprestasi 35 35 35Penerimaan Orangtua 35 35 35

N

Konsep Diri 35 35 35

Setelah diketahui hasil korelasi ketiga variabel, kemudian dilakukan

penghitungan nilai R Square untuk melihat besaran sumbangsih kedua variabel

independen terhadap perubahan variabel dependen. Dijelaskan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the

Estimate 1 .332a .110 .055 12.13443

a. Predictors: (Constant), Konsep Diri, Penerimaan Orangtua b. Dependent Variable: Motivasi Berprestasi

66

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Berdasarkan hasil penghitungan seperti ditampilkan pada tabel di atas,

didapat R Square sebesar 0.110. Hal ini bermakna bahwa variabel penerimaan

orang tua dan konsep diri memberikan sumbangan sebesar 11% terhadap

perubahan variabel motivasi berprestasi. Artinya masih terdapat 89% variabel lain

yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan pengaruh

perubahan variabel motivasi berprestasi.

Setelah dilakukan penghitungan r square, kemudian dilakukan

penghitungan anova untuk menguji persamaan garis regresi. Dijelaskan pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4. ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 583.725 2 291.862 1.982 .154a

Residual 4711.818 32 147.244 1

Total 5295.543 34 a. Predictors: (Constant), Konsep Diri, Penerimaan Orangtua b. Dependent Variable: Motivasi Berprestasi

Hasil penghitungan uji anova(b) didapat nilai f hitung sebesar 1.982

dengan p value sebesar 0.154. Karena nilai p value yang didapat > 0.05, maka

dapat disimpulkan bahwa persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam

penelitian ini tidak dapat diterapkan untuk analisis lebih lanjut.

Setelah dilakukan penghitungan uji persamaan garis regresi, kemudian

dilakukan penghitungan koefisien konstanta kedua variabel independen.

Dijelaskan pada Tabel 4.5.

67

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Tabel 4.5. Coefficientsa

Unstandarized Coefficients

Standarized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 130.410 28.774 4.532 .000

Penerimaan Orangtua

.123 .150 .148 .823 .416

1

Konsep Diri .180 .131 .248 1.381 .177a. Dependent Variable: Motivasi Berprestasi

Hasil penghitungan nilai koefisien konstanta didapat nilai t hitung sebesar

o.823 pada variabel penerimaan orang tua dengan p value sebesar 0.416 dan nilai t

hitung sebesar 1.381 pada variabel konsep diri dengan p value sebesar 0.177.

Karena nilai p value yang didapat kedua variabel > 0.05, dapat

disimpulkan bahwa kedua variabel tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi berprestasi.

68

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Dalam bab lima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, diskusi mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan hasil penelitian yang didapat, dan saran yang peneliti secara teoritis

maupun metodologis.

5. 1. Kesimpulan

Analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya menghasilkan kesimpulan bahwa:

• Tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan

motivasi berprestasi.

• Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi.

• Ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan konsep

diri.

• Selain itu, peneliti telah manyajikan pula hasil analisis regresi yang

menghasilkan kesimpulan bahwa kedua variabel, yaitu penerimaan orangtua

dan konsep diri tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

motivasi berprestasi (hanya memberikan sumbangan sebesar 11%, sehingga

masih ada 89% variabel lain yang tidak terukur dalam penelitian ini).

69

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

5. 2 Diskusi

Berdasarkan hasil korelasi dari salah satu hipotesis alternatif pada

penelitian ini ternyata tidak sejalan dengan apa yang dijabarkan secara teoritis.

Seperti tidak ada hubungan yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan

motivasi berprestasi. Walaupun tidak dijelaskan secara rinci bahwa penerimaan

orangtua terhadap anak yang ditunjukkan dengan sikap hangat dan penuh kasih

sayang juga berpengaruh pada motivasi anak. Efek penerimaan orangtua tersebut

diperkenalkan oleh Radin (1971) melalui observasinya untuk melihat interaksi

antara orangtua (khususnya) ibu kepada si anak, yang menghasilkan bahwa

motivasi anak meningkat jika perlakuan ibu terhadap anak ditampilkan penuh

dengan kasih sayang (Jersild, et.al., 1975, h: 209).

Selain itu, ada salah satu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Purwanti, dkk. (1995) mengenai hubungan antara pengaruh keluarga, khususnya

orangtua pada terbentuknya atau berkembangnya motivasi berprestasi yang

dimiliki oleh remaja menghasilkan bahwa ketiadaan orangtua (ayah, ibu, atau

yatim piatu) tidak memadamkan motivasi mereka. Namun menurut peneliti, hasil

penelitian yang mereka dapat tersebut kurang meyakinkan, karena pada dasarnya

motivasi berprestasi secara teoritis juga dibentuk melalui lingkungan keluarga,

khususnya pengalaman (baik maupun buruk) yang diberikan orangtua (Morgan-

King, 1987).

Hasil penelitian dari uji hipotesis alternatif kedua yang menyatakan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi,

berbanding lurus dengan teori yang menyatakan bahwa prestasi remaja tidak

70

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

hanya ditentukan oleh kemampuan intelektualnya saja, tetapi juga banyak

ditentukan oleh faktor motivasi dan psikologis, termasuk konsep remaja mengenai

dirinya. Walberg (1984) menyatakan bahwa adanya hubungan antara konsep diri

secara umum dengan motivasi berprestasi walaupun tidak signifikan. Ia akan

berkorelasi kuat jika konsep diri yang ingin diukur merupakan konsep diri yang

lebih spesifik, seperti konsep diri matematika, konsep diri Bahasa Inggris, dan

konsep diri tentang mata pelajaran yang lainnya (Marsh, 1992 dalam Eggen dan

Kauchak, 2004).

Penelitian terdahulu mengenai hubungan antara konsep diri dengan

motivasi berprestasi menghasilkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kedua variabel tersebut namun dengan sampel remaja yang tidak

menyandang ketunaan (Purwanti, dkk., 1995).

Selain itu, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara penerimaan orangtua dengan konsep diri sejalan dengan

teorit yang ada, terlihat dari salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri

yaitu sumber utama lainnya dari konsepsi diri selain citra tubuh dan keterampilan

berbahasa adalah umpan balik dari orang-orang lain yang dihormati. Orang-orang

yang dihormati memainkan sebuah peranan menguatkan di dalam definisi diri.

Orangtua dianggap menjadi orang-orang yang dihormati di dalam lingkungan

anak karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan kasih sayang, perasaan

diterima dan rasa aman. Masing-masing pengalaman mengenai kasih sayang

ataupun penolakan, mengenai persetujuan atau tidaknya dari orang lain

menyebabkannya untuk memandang dirinya dan tingkah lakunya di dalam cara

71

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

yang sama dengan perlakuan dari orangtuanya tersebut. Peranan dari orang-orang

lain yang dihormati, khususnya orangtua, sebagai sumber informasi yang sangat

berpengaruh pada diri seseorang dalam pengembangan konsep dirinya (Burns,

1993, h. 204).

Untuk melihat hasil korelasi dari ketiganya, peneliti menggunakan analisis

regresi berganda. Namun dari kedua variabel independen hanya memberikan

pengaruh sebesar 11% kepada dependen variabel. Oleh karena itu, diperlukan

analisis lebih lanjut mengenai variabel-variabel tersebut untuk melihat variabel

lain yang tidak terukur, sehingga dapat memberikan pengaruh lebih besar

terhadap perubahan variabel motivasi berprestasi.

5. 3 Saran

Sebagai penutup bab ini peneliti mengajukan beberapa saran yang bersifat

praktis dan metodologis. Saran praktis terutama ditujukan kepada kepala panti dan

kepala sekolah yang bersangkutan. Sedangkan saran metodologis ditujukan

kepada pihak-pihak yang tertarik untuk menelaah lebih lanjut mengenai persepsi

anak tentang penerimaan orangtua, konsep diri, dan motivasi berprestasi remaja

penyandang tunadaksa.

Dukungan dari berbagai pihak (terutama para guru, orangtua siswa SLB-D

dan para pengurus panti) tentunya dapat mempengaruhi pembentukan dan

pemupukan motivasi para remaja penyandang tunadaksa agar dapat mendorong

mereka untuk selalu berusaha meraih prestasi, tidak hanya dibidang akademik

tetapi juga di bidang olahraga, seni musik, maupun berbagai keterampilan hidup

72

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

agar bisa mandiri dan bersaing dengan yang lain. Selain itu, sarana dan prasarana

penunjang perlu ditingkatkan terutama di lingkungan panti agar para siswa binaan

panti bisa lebih kerasan berada di sana dan kiranya perlu dilakukan pembenahan

lingkungan, seperti pengaturan sistem belajar mengajar, pengaturan ruang

kegiatan keterampilan, serta peningkatan kebersihan dan kedisiplinan agar para

siswa binaan bisa lebih kerasan menetap di sana dan bias belajar bertanggung

jawab pada dirinya sendiri serta bagi lingkungannya tersebut. Jika dibandingkan

dengan panti, SLB-D YPAC bisa dikatakan lebih baik, baik dari segi pola

pengajaran dan kedisiplinan tetapi juga terlihat dari sarana dan prasarana yang

menunjang kegiatan belajar dan mengajar, sehingga mereka bisa mengikuti

pembelajaran dengan fokus serta lebih tercipta lingkungan yang sehat untuk

berkompetisi antarsiswanya, seperti yang selalu ditanamkan oleh pihak sekolah.

Selain itu, ketiadaan figur orangtua sehari-hari pun lebih berpengaruh pada

siswa binaan panti dibandingkan dengan para siswa SLB-D, kehangatan yang

mereka rasakan didapat dari para pengasuh panti selaku wali dari orangtua mereka

atau dari para pramu dan teman sesama penghuni panti sehingga sedikit banyak

bisa membentuk konsep para siswa binaan mengenai dirinya. Tidak dipungkiri,

walaupun para siswa SLB-D tidak menetap di asrama tetapi lingkungan di sekolah

pun dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri para siswanya. Oleh karena

itu, peran lingkungan saat mereka di luar rumah seperti panti dan sekolah

diharapkan dapat memberikan masukan nilai-nilai positif agar mereka dapat

menanamkan konsep yang positif pula dalam diri mereka.

73

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Saran metodologis pertama yang dapat peneliti ajukan adalah agar pada

setiap penelitian mengenai penerimaan orangtua untuk mempertimbangkan latar

belakang ekonomi sebagai bagian dari variabel yang hendak diukur, karena setiap

jenjang atau strata ekonomi bisa berbeda dalam memberikan perlakuan atau dalam

hal mengasuh anak, termasuk dalam pengasuhan anak berkebutuhan khusus.

Kedua, hasil yang didapat dalam penelitian ini belum mengungkap

hubungan antarvariabel secara signifikan. Menarik kiranya jika peneliti lain untuk

meneliti tema yang sama dengan alat ukur yang lebih dikembangkan agar hasil

yang didapat nantinya bisa lebih mendalam dan maksimal.

Saran terakhir adalah penelitian terkait dengan ketiga variabel ini akan

menjadi menarik dan lebih mendalam jika dikelompokkan menjadi lebih spesifik,

dari segi usia,jenis kecacatan, penyebab kecacatan, lamanya menyandang

kecacatan, atau sesuai dengan cita-cita si anak.

74

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsismi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi Ke-6. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Atwater dan Duffy. (2002). Psychology for Living: Adjustment, Growth, and

Behavior Today. New Jersey: Prentice Hall. Bromley, Jo. (1999). Working with Families dalam Clinical Psychology and

People with Intellectual Disabilities. London: John Wiley & Sons Ltd.

Burns, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Alih Bahasa: Eddy. Jakarta: Penerbit Arcan.

Calhoun dan Acocella. (1990). Psychology of Adjusment and Human

Relationships 3rd Ed. Alih Bahasa: R. Satmoko. New York: McGraw-Hill Inc.

Eggen dan Kauchak. (2004). Educational Psychology: Windows on Classrooms

6th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. Fitts, William H. (1971). The Self-Concept and Self-Actualization.

Gargiulo, Richard M. (1985). Working with Parents of Exceptional Children: A Guide for Professional. Boston: Houghton Mifflin Company.

Hall dan Lindzey. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Alih Bahasa:

Supratiknya, A. Yogyakarta: Kanisius. Hurlock, Elizabeth B. (1974). Adolescent Development 4th Ed. Tokyo:

International Student Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. ________________. (1978). Child Development 6

th Ed. Tokyo: International

Student Edition, McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. ________________. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Ke-5. Alih Bahasa: Istiwidayati dan Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga.

75

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Ismartini, Uji Arum. (2001). Proses Penerimaan Ibu Anak Down Syndrome yang Berusia Kurang dari Lima Tahun. Tidak Diterbitkan. Depok: Fakultas Psikologi UI.

Jersild, et.al. (1975). Child Psychology. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

McClelland, David C. (1987). Human Motivation. USA: Cambridge Press University.

Moniaga, Grace T. (2003). Gambaran Konsep Diri pada Remaja Penyandang

Sindroma Down. Tidak Diterbitkan. Depok: Fakultas Psikologi UI. Morgan dan King. (1987). Introduction to Psychology 7th Ed. Singapore:

McGraw-Hill Book Co. Muhtar, Muhamad. (2005). Kontribusi Kebervariasian Pola Asuh, Konsep Diri,

dan Motivasi Berprestasi terhadap Kebervariasian Prestasi Belajar Santri Mukim dan Santri Non-mukim. Tidak Diterbitkan. Depok: Pascasarjana Fakultas Psikologi UI.

Nisfiannoor, Muhammad. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu

Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Noviantari, Sri. (2008). Motivasi Berprestasi Remaja Penyandang Tunadaksa

(Studi Kasus). Tidak Diterbitkan. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Powell, Marvin. (1963). The Psychology of Adolescence. New York, USA: The

Bobbs-Merril Company, Inc. Purwanti, dkk. (1995). Laporan Penelitian: Hubungan antara Konsep Diri

dengan Motif Prestasi pada Remaja Akhir di Jakarta. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Katholik Atma Jaya.

Santrock, John W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa:

Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sevilla, et.al,. (2006). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press.

76

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Slavin, Robert E. (1994). Educational Psychology Theory and Practice 4th Ed. Massachusetts: Paramount Publishing.

Sujarwanto. (2004). Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Dit. P2TK dan KPT).

http://www.iicg.org/asset/doc/CG&Kinerja-DDA,KSY,RGR.pdf diakses pada

Selasa, 31 Agustus 2010. http://adia08.files.wordpress.com/2008/07/jurnal_haris.pdf diakses pada Selasa,

31 Agustus 2010. (http://www.google.co.id/search?q=analisis+multikolinier+adalah&hl=id&clientfi

refox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=s&ei=-8h9TKGPJougvQPa7oGuCQ&start=10&sa=N

77

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 1

78

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 2

79

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 3

80

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 4

Pengantar dan Petunjuk Pengisian

Saya adalah mahasiswi semester IX Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Remaja

Penyandang Tunadaksa”. Dengan ini saya meminta partisipasi dari Anda untuk

mengisi form angket yang terlampir berikut ini. Atas perhatian dan kesediaan

Anda untuk berpartisipasi, saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin :

Usia :

Alamat :

No. Telp/Hp :

Nama Orangtua :

Pekerjaan Orangtua :

Jenis Kecacatan :

Dialami sejak :

Penyebab Kecacatan :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

_________________________

(Tanda tangan dan inisial nama)

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.

81

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan yang ada. Untuk setiap pernyataan terdapat 4 (empat) pilihan jawaban

(SS, S, TS, dan STS). Tugas Anda adalah memilih salah satu pilihan jawaban dari

masing-masing pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda sendiri,

dengan cara memberi tanda silang ( X ) di setiap kolom yang tersedia. Pilihan

jawaban tersebut adalah sebagai berikut:

SS : jika pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan diri saya

S : jika pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan diri saya

TS : jika pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan diri saya

STS : jika pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan diri saya

Perhatikan contoh di bawah ini:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya selalu riang gembira x

Berarti, pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri Anda, Anda memang

orang yang selalu riang gembira.

82

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 5 Contoh Pernyataan Alat Ukur Motivasi Berprestasi

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya lebih suka mengerjakan tugas-tugas yang

menantang

2

Setelah menyelesaikan tugas, saya ingin teman

menilai dan memberi tahu kesalahan yang saya

lakukan pada tugas tersebut

3 Saya lebih suka mengerjakan tugas yang mudah

4 Apabila tugas dinilai buruk oleh guru, saya akan

berusaha memperbaikinya

5 Saya tidak suka jika ada teman yang mengkritik

hasil tugas saya

83

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 6

Contoh Pernyataan Alat Ukur Penerimaan Orangtua No. Pernyataan SS S TS STS

1 Orangtua saya sangat tidak percaya atas

kecacatan yang saya derita sejak lahir

2 Ibu kecewa setiap kali saya tidak bisa mengikuti

pelajaran di sekolah

3 Ayah saya langsung percaya pada dokter bahwa

saya tidak akan pernah sehat

4 Ibu selalu tegar dan ikhlas mendampingi saya

dalam keadaan apapun

5 Ibu saya merasa tidak ada tempat bersandar untuk

mengatasi masalah yang dihadapinya

84

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 7

Contoh Pernyataan Alat Ukur Konsep Diri No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat

2 Saya seorang yang menarik

3 Saya sering sakit-sakitan

4 Saya seorang yang periang

5 Saya tidak enak dipandang mata

85

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 8

86

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 9

87

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 10

88

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 11

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 185.8857 155.7513 12.4800 60 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 182.9143 149.9042 .2720 .8073 VAR00002 182.8571 152.1261 .1367 .8112 VAR00003 182.3143 153.3395 .1521 .8100 VAR00004 182.2857 152.9748 .1806 .8095 VAR00005 182.8571 152.1261 .1367 .8112 VAR00006 182.4857 150.6101 .2733 .8074 VAR00007 182.4571 152.9025 .1840 .8094 VAR00008 182.3429 154.4672 .0456 .8127 VAR00009 182.9143 149.9042 .2720 .8073 VAR00010 182.7714 148.8874 .3399 .8056 VAR00011 183.6286 153.8874 .0491 .8139 VAR00012 182.6286 149.3580 .3447 .8057 VAR00013 183.4286 157.7227 -.1239 .8188 VAR00014 183.4857 151.3748 .2119 .8089 VAR00015 182.4857 153.5513 .0998 .8114 VAR00016 182.4857 150.6101 .2733 .8074 VAR00017 182.3143 153.3395 .1521 .8100 VAR00018 182.2857 152.9748 .1806 .8095 VAR00019 182.6286 149.3580 .3447 .8057 VAR00020 183.6286 153.8874 .0491 .8139 VAR00021 183.4571 148.6672 .3231 .8059 VAR00022 182.3429 154.4672 .0456 .8127 VAR00023 183.4571 148.6672 .3231 .8059

89

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

VAR00024 182.6000 148.8941 .3240 .8059 VAR00025 182.7714 148.8874 .3399 .8056 VAR00026 183.4286 157.7227 -.1239 .8188 VAR00027 182.6000 148.8941 .3240 .8059 VAR00028 182.4571 152.9025 .1840 .8094 VAR00029 182.4857 153.5513 .0998 .8114 VAR00030 183.4857 151.3748 .2119 .8089 VAR00031 182.3429 149.1143 .4618 .8042 VAR00032 182.5714 149.1933 .4369 .8044 VAR00033 183.1429 151.1849 .1736 .8102 VAR00034 182.3143 150.0454 .3290 .8063 VAR00035 183.6000 159.9529 -.2272 .8213 VAR00036 182.5714 149.1933 .4369 .8044 VAR00037 183.1429 151.1849 .1736 .8102 VAR00038 182.3143 150.0454 .3290 .8063 VAR00039 182.3429 149.1143 .4618 .8042 VAR00040 183.6000 159.9529 -.2272 .8213 VAR00041 182.8571 147.9496 .3986 .8042 VAR00042 183.2571 146.3731 .4055 .8033 VAR00043 182.6857 148.9277 .3181 .8061 VAR00044 182.4857 153.9630 .0845 .8116 VAR00045 182.6571 151.1143 .2454 .8081 VAR00046 183.2571 150.9025 .2249 .8086 VAR00047 182.2000 149.4588 .5271 .8040 VAR00048 183.0286 147.2050 .3819 .8042 VAR00049 183.2571 150.9025 .2249 .8086 VAR00050 182.5714 150.0168 .3780 .8056 VAR00051 183.2571 146.3731 .4055 .8033 VAR00052 182.4857 153.9630 .0845 .8116 VAR00053 182.8571 147.9496 .3986 .8042 VAR00054 182.6857 148.9277 .3181 .8061 VAR00055 182.6571 151.1143 .2454 .8081 VAR00056 183.0286 147.2050 .3819 .8042 VAR00057 182.2000 149.4588 .5271 .8040 VAR00058 182.5143 148.4924 .5874 .8028 VAR00059 182.5714 150.0168 .3780 .8056 VAR00060 182.5143 148.4924 .5874 .8028 Reliability Coefficients N of Cases = 35.0 N of Items = 60 Alpha = .8110

90

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 12

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penerimaan Orangtua

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 178.6857 223.9866 14.9662 70 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 176.7429 216.0202 .2469 .8167 VAR00002 176.3429 220.5261 .1362 .8188 VAR00003 175.6857 205.9277 .6891 .8061 VAR00004 176.0857 213.5513 .3594 .8139 VAR00005 176.8000 224.5176 -.0488 .8220 VAR00006 176.3429 235.1731 -.3721 .8338 VAR00007 176.7429 216.0202 .2469 .8167 VAR00008 176.6857 213.2807 .4075 .8130 VAR00009 176.6571 214.9378 .2697 .8161 VAR00010 176.6571 214.9378 .2697 .8161 VAR00011 175.6000 213.9529 .4366 .8129 VAR00012 176.6857 213.2807 .4075 .8130 VAR00013 176.5429 209.2555 .5733 .8092 VAR00014 176.9714 217.9697 .2317 .8170 VAR00015 176.8857 218.0454 .2393 .8169 VAR00016 176.6857 221.6336 .0658 .8206 VAR00017 176.6571 213.4084 .4591 .8125 VAR00018 176.8857 220.8689 .0861 .8205 VAR00019 176.8000 224.5176 -.0488 .8220 VAR00020 175.8000 215.4588 .3207 .8150 VAR00021 175.2857 226.6807 -.1412 .8245 VAR00022 175.6000 213.9529 .4366 .8129 VAR00023 175.5429 222.7849 .0468 .8201

91

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

VAR00024 175.5429 222.7849 .0468 .8201 VAR00025 175.2857 226.6807 -.1412 .8245 VAR00026 175.4000 227.6588 -.1870 .8251 VAR00027 175.7429 214.3143 .4951 .8126 VAR00028 176.0857 208.7866 .5664 .8090 VAR00029 175.7429 214.3143 .4951 .8126 VAR00030 175.5429 218.4319 .3640 .8157 VAR00031 175.3429 223.7025 -.0065 .8211 VAR00032 175.4857 216.0218 .3770 .8144 VAR00033 175.4857 219.4924 .3600 .8163 VAR00034 175.7429 214.6084 .3225 .8148 VAR00035 175.3429 223.7025 -.0065 .8211 VAR00036 176.0857 208.7866 .5664 .8090 VAR00037 176.3429 220.5261 .1362 .8188 VAR00038 177.0286 218.4403 .2195 .8172 VAR00039 177.2286 224.4756 -.0478 .8213 VAR00040 175.8000 215.4588 .3207 .8150 VAR00041 175.6857 205.9277 .6891 .8061 VAR00042 176.0857 213.5513 .3594 .8139 VAR00043 177.2286 224.4756 -.0478 .8213 VAR00044 176.6571 213.4084 .4591 .8125 VAR00045 176.1429 219.5966 .1451 .8189 VAR00046 176.8857 218.0454 .2393 .8169 VAR00047 176.3429 235.1731 -.3721 .8338 VAR00048 176.9714 217.9697 .2317 .8170 VAR00049 177.0286 218.4403 .2195 .8172 VAR00050 175.5429 216.1378 .3022 .8155 VAR00051 176.6857 221.6336 .0658 .8206 VAR00052 175.5429 216.1378 .3022 .8155 VAR00053 176.1429 219.5966 .1451 .8189 VAR00054 175.4857 216.0218 .3770 .8144 VAR00055 175.7429 214.6084 .3225 .8148 VAR00056 175.4857 219.4924 .3600 .8163 VAR00057 175.4000 227.6588 -.1870 .8251 VAR00058 176.8857 220.8689 .0861 .8205 VAR00059 175.5429 218.4319 .3640 .8157 VAR00060 176.5429 209.2555 .5733 .8092 VAR00061 176.4571 222.3143 .0470 .8207 VAR00062 176.5429 214.5496 .3907 .8137 VAR00063 175.9143 213.0218 .3665 .8137

92

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

VAR00064 175.1429 225.9496 -.1460 .8223 VAR00065 175.9143 213.0218 .3665 .8137 VAR00066 175.1429 225.9496 -.1460 .8223 VAR00067 175.6286 215.5933 .3949 .8141 VAR00068 176.5429 214.5496 .3907 .8137 VAR00069 176.4571 222.3143 .0470 .8207 VAR00070 175.6286 215.5933 .3949 .8141 Reliability Coefficients N of Cases = 35.0 N of Items = 70 Alpha = .8193

93

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 13 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Konsep Diri ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 185.4286 293.5462 17.1332 60 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted VAR00001 182.2000 291.4588 .0521 .7297 VAR00002 182.4286 282.8992 .5675 .7197 VAR00003 182.2000 291.4588 .0521 .7297 VAR00004 182.3143 284.5748 .3283 .7224 VAR00005 182.4286 282.8992 .5675 .7197 VAR00006 182.3714 286.1227 .3245 .7234 VAR00007 182.3429 291.5261 .0706 .7290 VAR00008 182.3714 286.1227 .3245 .7234 VAR00009 182.1143 284.1630 .4223 .7214 VAR00010 182.3429 291.5261 .0706 .7290 VAR00011 181.8857 286.9866 .3288 .7240 VAR00012 182.4000 295.3059 -.1009 .7325 VAR00013 181.8857 286.9866 .3288 .7240 VAR00014 182.5714 294.2521 -.0498 .7336 VAR00015 182.4000 295.3059 -.1009 .7325 VAR00016 182.1714 282.2639 .4913 .7195 VAR00017 182.5143 289.9042 .1318 .7276 VAR00018 182.3143 284.5748 .3283 .7224 VAR00019 183.1143 283.5748 .3483 .7216 VAR00020 182.1714 282.2639 .4913 .7195 VAR00021 182.3143 289.8101 .1916 .7267 VAR00022 182.4000 287.9529 .1986 .7258 VAR00023 182.1143 284.1630 .4223 .7214 VAR00024 182.5714 290.7227 .0785 .7290 VAR00025 182.3143 289.8101 .1916 .7267 VAR00026 183.0286 287.4992 .1607 .7266

94

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

VAR00027 182.5714 294.2521 -.0498 .7336 VAR00028 182.2857 292.3866 .0182 .7306 VAR00029 183.0286 287.4992 .1607 .7266 VAR00030 182.2857 292.3866 .0182 .7306 VAR00031 182.3143 277.1630 .5663 .7150 VAR00032 182.5143 289.9042 .1318 .7276 VAR00033 183.1143 283.5748 .3483 .7216 VAR00034 182.4571 285.8437 .3015 .7235 VAR00035 182.4000 287.9529 .1986 .7258 VAR00036 182.5714 290.7227 .0785 .7290 VAR00037 182.2571 290.8437 .0842 .7287 VAR00038 182.3143 277.1630 .5663 .7150 VAR00039 182.1714 284.9109 .4911 .7216 VAR00040 182.4571 285.8437 .3015 .7235 VAR00041 182.2571 290.8437 .0842 .7287 VAR00042 183.2571 294.6672 -.0645 .7327 VAR00043 182.1714 284.9109 .4911 .7216 VAR00044 182.1429 278.4790 .6565 .7155 VAR00045 182.0857 294.4336 -.0577 .7319 VAR00046 182.0857 294.4336 -.0577 .7319 VAR00047 183.2571 294.6672 -.0645 .7327 VAR00048 182.1429 292.0084 .0618 .7291 VAR00049 181.8571 214.8908 .3366 .7529 VAR00050 181.8571 291.9496 .0784 .7288 VAR00051 182.1429 278.4790 .6565 .7155 VAR00052 182.3143 280.2218 .5684 .7174 VAR00053 182.1429 292.0084 .0618 .7291 VAR00054 181.8571 214.8908 .3366 .7529 VAR00055 181.8571 291.9496 .0784 .7288 VAR00056 182.3429 283.4084 .5190 .7203 VAR00057 181.9143 284.1395 .4376 .7213 VAR00058 182.3143 280.2218 .5684 .7174 VAR00059 182.3429 283.4084 .5190 .7203 VAR00060 181.9143 284.1395 .4376 .7213 Reliability Coefficients N of Cases = 35.0 N of Items = 60 Alpha = .7293

95

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 14

Nilai-nilai Kritis Koefisiensi Korelasi (r) Product Moment

Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi Taraf Signifikansi N

5% 1% N

5% 1% N

5% 1%

3 4 5

6 7 8 9

10

11 12 13 14 15

16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

0,997 0,950 0,878

0,811 0,754 0,707 0,666 0,632

0,602 0,576 0,553 0,532 0,514

0,497 0,482 0,468 0,456 0,444

0,433 0,423 0,413 0,404 0,396

0,999 0,990 0,959

0,917 0,874 0,834 0,798 0,765

0,735 0,708 0,684 0,661 0,641

0,623 0,606 0,590 0,575 0,561

0,549 0,537 0,526 0,515 0,505

2627282930

3132333435

3637383940

4142434445

4647484950

0,388 0,381 0,374 0,367 0,361

0,355 0,349 0,344 0,339 0,334

0,329 0,325 0,320 0,316 0,312

0,308 0,304 0,301 0,297 0,294

0,291 0,288 0,284 0,281 0,279

0,496 0,487 0,478 0,470 0,463

0,456 0,449 0,442 0,436 0,430

0,424 0,418 0,413 0,408 0,403

0,398 0,393 0,389 0,384 0,380

0,376 0,372 0,368 0,364 0,361

5560657075

80859095

100

125150175200300

400500

600700

800900

1000

0,266 0,254 0,244 0,235 0,227

0,220 0,213 0,207 0,202 0,195

0,176 0,159 0,148 0,138 0,113

0,098 0,088

0,080 0,074

0,070 0,065

0,062

0,345 0,330 0,317 0,306 0,296

0,286 0,278 0,270 0,263 0,256

0,230 0,210 0,194 0,181 0,148

0,128 0,115

0,105 0,097

0,091 0,086

0,081

96

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

Lampiran 15

Daftar Pertanyaan Wawancara Orangtua Remaja Penyandang

Tunadaksa

Prolog:

Assalamualaikum. Wr. Wb

Saya Rizki mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya

sedang menyelesaikan proposal skripsi mengenai remaja penyandang tunadaksa.

Oleh karena itu, saya ingin meminta partisipasi bapak/ibu untuk menjawab setiap

pertanyaan yang akan saya ajukan nanti. Tolong dijawab sejujurnya dan sesuai

dengan yang telah bapak/ibu alami selama ini.

Daftar pertanyaan:

1. Sebutkan identitas bapak/ibu!

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

2. Sebutkan identitas anak bapak/ibu yang menyandang tunadaksa!

Nama :

Usia :

Anak ke-…………dari………..bersaudara

Jenis ketunaan :

Dialami sejak :

Penyebab ketunaan :

Hobi :

Cita-cita :

97

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

98

3. Bagaimana perasaan bapak/ibu saat pertama kali mengetahui keadaan anak

saat lahir? (jika sejak lahir)

4. Bagaimana perasaan bapak/ibu saat pertama kali melihat kondisi anak yang

akhirnya mengalami kecacatan fisik? (jika dialami sejak pascalahir karena

sakit atau kecelakaan)

5. Apakah kesedihan bapak/ibu berpengaruh pada sikap yang ditunjukkan

kepada si anak?

6. Apakah dengan berlapang dada bapak/ibu bisa mengatasi kesedihan dan

kekecewaan karena memiliki anak penyandang tunadaksa?

7. Bagaimana tanggapan keluarga terdekat tentang anak yang ibu lahirkan?

(seperti: nenek, kakek, kakak, paman, bibi)

8. Bagaimana perasaan keluarga terdekat saat tahu diantara mereka ada yang

menyandang ketunaan?

9. Bagaimana bapak/ibu menyikapi orang-orang terdekat (significant other) yang

tidak menerima kehadiran anak penyandang tunadaksa di tengah-tengah

mereka?

10. Apakah bapak/ibu mendukung setiap kegiatan yang anak ingin lakukan?

11. Apakah bapak/ibu membatasi ruang gerak mereka, baik di rumah maupun di

sekolah? (untuk bermain dengan teman-teman)

12. Apakah si anak memiliki banyak teman?

13. Bagaimana bapak/ibu menyikapi jika ada teman-teman yang menghinanya?

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA

DAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI

REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA

Oleh:

RIZKI FAUZIAH

106070002300

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar sarjana psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

i

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI

DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI REMAJA PENYANDANG

TUNADAKSA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar sarjana psikologi (S.Psi)

Oleh:

Rizki Fauziah

106070002300

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Agustyawati, M.Phil, SNE Solicha, M.Si

NIP. 19670819 199412 2 001 NIP. 197204151999032001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

ii

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA

DAN KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI REMAJA

PENYANDANG TUNADAKSA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 06 September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 06 September 2010

Sidang Munaqasyah

Ketua, Sekretaris,

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 19561 223 198303 2 001

Anggota:

Bambang Suryadi, Ph.D Dra. Agustyawati, M.Phil, SNE NIP. 19700 529 200312 1 002 NIP. 19670 819 199412 2 001

Solicha, M.Si NIP. 19720 415 199903 2 001

iii

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rizki Fauziah

NIM : 106070002300

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan antara

Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Remaja

Penyandang Tunadaksa” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-

kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber

pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-

Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan

dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 7 September 2010

Rizki Fauziah 106070002300

iv

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

MOTTO

“Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah

habis. Tapi selagi masih ada satu harapan, raihlah

dengan kerja keras dan anda pasti sukses”.

(Anonimous)

v

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi (B) Sepetember 2010 (C) Rizki Fauziah (D) Hubungan antara penerimaan orangtua dan konsep diri dengan

motivasi berprestasi remaja penyandang tunadaksa (E) xv + 98 halaman (F) Masa remaja merupakan masa transisi menuju dewasa dimana cukup

banyak tuntutan yang membuat remaja harus mencapai keberhasilan. Pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri dan mampu bertanggung jawab bukan hanya pada diri sendiri tetapi juga tanggung jawab mereka secara sosial. Hal ini tentu dapat mendorong remaja untuk mencapai keberhasilan dan untuk selalu melakukan yang terbaik, dibandingkan dengan yang sudah dicapai sebelumnya. Dorongan inilah yang disebut dengan motivasi berprestasi.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Penelitian ini mengangkat faktor penerimaan orangtua dan konsep diri yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi. Penelitian sebelumnya juga menjadi alasan penulis untuk melakukan penelitian ini, namun pada sampel yang berbeda yaitu para remaja penyandang tunadaksa. Penulis ingin melihat apakah dengan keterbatasan yang mereka miliki dapat diterima oleh orangtua mereka, sejak kecil hingga mereka beranjak remaja. Sehingga dengan penerimaan ataupun dengan penolakan yang mereka terima mampu membentuk gambaran mengenai diri mereka sendiri, yang disebut konsep diri. Dari konsep diri itulah akan menumbuhkan pula motivasi mereka untuk terus berprestasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah dan menganalisis bagaimana penerimaan orangtua yang dipersepsikan oleh anak bisa membentuk konsep diri dan mampu memotivasinya untuk berprestasi. Selain itu, ingin menelaah pula bagaimana konsep diri mereka bisa membentuk motivasi berprestasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Populasi penelitian ini berjumlah 35 orang. Sampel penelitian ini juga berjumlah 35 orang yaitu 15 orang siswa binaan Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) dan 20 orang siswa SLB-D Yayasan Pengembangan Anak Cacat (YPAC), dimana 18 orang adalah responden perempuan dan 17 orang responden laki-laki. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan sensus. Alat ukur pengumpulan data yang digunakan adalah skala motivasi berprestasi yang terdiri dari 60 butir pernyataan. Alat ukur kedua adalah skala penerimaan orangtua yang terdiri dari 70 butir

vi

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

pernyataan. Dan alat ukur yang terakhir adalah skala konsep diri yang terdiri dari 60 butir pernyataan. Ketiga alat ukur tersebut menggunakan skala model Likert. Untuk menganalisis dan menelaah korelasi antara penerimaan orangtua dan konsep diri dengan motivasi berprestasi digunakan analisis regresi.

Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa variabel penerimaan orangtua dan konsep diri memberikan sumbangan sebesar 11% yang berarti masih ada 89% variabel lain yang tidak terukur pada penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan beberapa saran penelitian. Pertama, dukungan dari berbagai pihak (terutama orangtua dan pendidik) agar dapat menerima keberadaan remaja penyandang tunadaksa sesuai kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki, agar mereka dapat terus menumbuhkan konsep diri yang baik dan dapat terus meraih prestasinya, baik prestasi di bidang akademik maupun di bidang olahraga, seni, dan keterampilan. Kedua, menyediakan sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan mereka agar dapat mendukung setiap kegiatan yang dapat meningkatkan kemandirian dan terciptanya lingkungan yang baik untuk menumbuhkan konsep diri yang baik pula. Ketiga, secara metodologis saran penulis adalah penelitian masih bisa dikembangkan secara berkesinambungan agar hasil yang didapat nantinya lebih mendalam dan maksimal, terutama dalam pengambilan sampel dari para siswa yang mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah inklusi.

(G) 21 buku + 4 skripsi + 1 laporan penelitian + 4 internet (1963 - 2009)

vii

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah wasyukrulillah, hanya berkat rahmat Allah yang Maha

Rahman dan Maha Rahim sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan

Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Remaja

Penyandang Tunadaksa”, telah diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga selalu dialirkan kepada nabi dan

rasul akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, segenap sahabat dan

bahkan umat-Nya. InsyaAllah dan mudah-mudahan kita berada di dalamnya.

Amiin.

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana

Psikologi (S.Psi). Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

pembinaan, pedampingan, dan pengembangan anak didik, khususnya para remaja

penyandang tunadaksa.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

mendukung tersusunnya skripsi ini. Terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Agustyawati, M.Phil.SNE. dan Ibu Solicha, M.Si., selaku dosen

pembimbing yang telah menyediakan waktunya untuk membimbing saya

dari awal penyerahan proposal hingga skripsi ini selesai. Terima kasih atas

dukungan, nasihat, dan kebaikan ibu.

viii

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. Orangtuaku, H. Achmad Fauzi, S.Pd. dan Hj. Sobrina Mochtar Nasution,

dan kakak, abang, serta adikku tersayang, terima kasih atas kasih sayang,

doa, dan dukungannya. Senyuman yang kalian tebarkan dan doa tulus

yang kalian selipkan dalam setiap sembah sujud kehadirat Illahi Rabbi

memberiku semangat dan tak pernah gentar untuk selalu berjuang. Semoga

Anggie bisa menjadi anak dan adik yang bermanfaat, tidak hanya untuk

diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Amiin.

4. Terima kasih untuk Bu Yunita, di tahun terakhir perkuliahan Kiki

diberikan kesempatan untuk menjadi salah seorang Mentor Akademis,

yang secara tidak langsung “membuka peluang” yang lebih besar lagi

untuk Kiki lebih mengenal alat-alat tes psikologi dan melakukan asesmen.

Terima kasih pula untuk Bu Desi, Bu Eva, Bu Mulia, Bu Yufi, Bu Neneng,

Bu Zulfa, Bu Rena, dan Bu Yanthi atas kerjasamanya selama ini di PLP.

Pengalaman memang guru yang terbaik. Kiki rasakan itu. Terima kasih.

5. Terima kasih untuk Agus Salim yang bersedia membantu dan tiada henti

untuk menyelipkan namaku ditiap doa yang kau panjatkan. Dan teruntuk

sahabat-sahabatku, B-6, kalian perlu tahu, walaupun kalian jauh di mata

tetapi selalu dekat di hati. Pasti ada satu hari indah yang akan membawaku

berkumpul kembali bersama kalian.

6. Terima kasih juga untuk Mbak Rini, yang selalu bersedia direpotkan. Ka

Agus yang menyediakan waktunya untuk mengajari SPSS. Serta Bu Nia

yang bersedia untuk berdiskusi tentang statistika. Alhamdulillah

bermanfaat.

ix

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

7. Untuk teman-teman angkatan 2006 kelas IV-D, khusunya Pi Pinasti,

Santo, Ami, Arumi, dan Samsul. Semoga kita selalu semangat dalam

menjalani hidup ini, demi menggapai cita dan cinta. Jangan pernah

berhenti bermimpi.

Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih kurang dari sempurna,

sehingga sangat diharapkan saran dan kritiknya. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 07 Sepetember 2010

Penulis

x

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1. 1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1. 2. Perumusan dan Pembatasan Masalah................................................. 10

1. 2. 1 Perumusan Masalah ............................................................... 10

1. 2. 2 Pembatasan Masalah .............................................................. 11

1. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 12

1. 3.1 Tujuan Penelitian..................................................................... 12

1. 3. 2 Manfaat Penelitian.................................................................. 12

1. 4. Sistematika Penelitian ........................................................................ 13

BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................... 15

2. 1. Motivasi Berprestasi .......................................................................... 15

2. 1. 1 Definisi................................................................................... 15

2. 1. 2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Berprestasi .............................................................. 16

xi

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

2. 1. 3 Karakteristik Individu dengan Motivasi Berprestasi

Tinggi ................................................................................... 19

2. 1. 4 Pengukuran Motivasi Berprestasi .......................................... 20

2. 2. Konsep Diri ....................................................................................... 22

2. 2. 1 Definisi................................................................................... 22

2. 2. 2 Elemen Konsep Diri............................................................... 23

2. 2. 3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri ................... 26

2. 2. 4 Konsep Diri Remaja Penyandang Tunadaksa ....................... 29

2. 2. 5 Pengukuran Konsep Diri ....................................................... 30

2. 3. Penerimaan Orangtua ......................................................................... 34

2. 3. 1 Definisi .................................................................................. 34

2. 3. 2 Proses Penerimaan Orangtua.................................................. 35

2. 4. Kerangka Berpikir ............................................................................. 42

2. 5. Hipotesis ............................................................................................ 46

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 47

3. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 47

3. 2. Jenis Variabel dan Definisi Operasional .......................................... 47

3. 2. 1 Variabel Dependen................................................................ 47

3. 2. 2 Variabel Independen .............................................................. 48

3. 3. Populasi dan Sampel......................................................................... 49

3. 3. 1 Populasi ................................................................................. 49

3. 3. 2 Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 50

3. 4. Alat Ukur Pengumpulan Data .......................................................... 50

3. 5. Uji Validitas dan Reliabiltas Alat Ukur Penelitian........................... 50

3. 5. 1 Uji Validitas ......................................................................... 51

3. 5. 2. Uji Reliabilitas .................................................................... 52

3. 5. 3. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penulisan ................................... 52

3. 5. 3. 1 Alat Ukur Motivasi Berprestasi .......................... 52

3. 5. 3. 2 Alat Ukur Konsep Diri ........................................ 55

xii

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

3. 5. 3. 3 Alat Ukur Penerimaan Orangtua.......................... 58

3. 6. Teknik Analisa Data ......................................................................... 62

3. 7. Prosedur Penelitian .......................................................................... 63

3. 7. 1 Tahap Persiapan .................................................................... 63

3. 7. 2 Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 63

BAB 4 HASIL PENULISAN......................................................................... 64

4. 1. Gambaran Umum Responden .......................................................... 64

4. 1. 1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia. 64

4. 2. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 64

4. 2. 1 Korelasi Antara Penerimaan Orangtua dan Konsep Diri

dengan Motivasi Berprestasi ................................................... 65

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ...................................... 69

5. 1 Kesimpulan ........................................................................................ 69

5. 2 Diskusi ............................................................................................... 70

5. 3 Saran .................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75

Lampiran-lampiran........................................................................................... 78

xiii

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Kisi-kisi Alat Ukur Motivasi Berprestasi ...................................... 53

Tabel 3. 2. Butir-butir Pernyataan Alat Ukur Motivasi Berprestasi ............... 54

Tabel 3. 3. Kisi-kisi Alat Ukur Konsep Diri .................................................... 56

Tabel 3. 4. Butir-butir Pernyataan Alat Ukur Konsep Diri ............................. 57

Tabel 3. 5. Kisi-kisi Alat Ukur Penerimaan Orangtua ..................................... 59

Tabel 3. 6. Buti-butir Pernyataan Alat Ukur Penerimaan Orang Tua.............. 61

Tabel 4. 1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ....... 60

Tabel 4. 2. Hasil Penghitungan Analisis Regresi............................................. 66

Tabel 4. 3. Model Summary............................................................................. 66

Tabel 4. 4. Anova ............................................................................................ 67

Tabel 4. 5. Koefisien ....................................................................................... 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Bagan Kerangka Berfikir ........................................................... 45

xiv

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN ORANGTUA DAN KONSEP DIRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2218/1/RIZKI... · hubungan antara penerimaan orangtua . dan konsep diri

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian di SLB-D YPAC

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian di SLB-D YPAC

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian di PSBD Budi Bhakti

Lampiran 4 Pengantar dan Petunjuk Pengisian Skala

Lampiran 5 Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Lampiran 6 Alat Ukur Penerimaan Orangtua

Lampiran 7 Alat Ukur Konsep Diri

Lampiran 8 Data Mentah Motivasi Berprestasi

Lampiran 9 Data Mentah Penerimaan Orangtua

Lampiran 10 Data Mentah Konsep Diri

Lampiran 11 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Motivasi Berprestasi

Lampiran 12 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penerimaan Orangtua

Lampiran 13 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Konsep Diri

Lampiran 14 Nilai-nilai Kritis Koefisiensi Korelasi (r) Product Moment

Lampiran 15 Daftar Pertanyaan Wawancara (Studi Pendahuluan)