Hubungan Antara Tingkat Religiusitas

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT RELIGIUSITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VI MADRASAH MUALLIMIN MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA) SKRIPSI Oleh: HELMI KURNIAWAN 20040720007 FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2008 2DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.i NOTA DINAS ii HALAMAN PENGESAHANiii HALAMAN MOTTO.......................................................................................iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR..vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL. x ABSTRAK. xii BAB IPENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah..1 B.Rumusan Masalah4 C.Tujuan Penelitian.4 D.Kegunaan Penelitian5 E.Tinjauan Pustaka..5 F.Kerangka Teoritik7 G.Hipotesis..32 H.Metode Penelitian32 I.Sistematika Pembahasan.39 3BAB IIGAMBARANUMUMMADRASAHMUALLIMINMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA A.Letak Geografis . 41 B.Sejarah Singkat .. 42 C.Visi, Misi dan Tujuan Madrasah 46 D.Pengembangan Kurikulum. 47 E.Guru dan Siswi53 F.Organisasi .. 55 G.ProgramMadrasahDalamMeningkatkanReligiusitasParaSiswa danMengurangiKecemasanMenghadapiUjian Nasional58 BAB IIIANALISIS DAN PEMBAHASAN A.Tingkat Religiusitas..63 B.Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional. 75 C.Analisis Data..86 BAB IVPENUTUP A.Kesimpulan93 B.Saran-saran... 94 C.Kata Penutup.. 95 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 4BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah UjianNasionalmerupakansesuatuyangdiwajibkanbagiparasiswa sebagaipersyaratankelulusan.Bahkanhasilujiandapatdijadikanbukti konkrit tentang kesanggupan bagi pelajar berpikir secara logis melalui proses yangmemenuhistandarkompetensiyangditentukandansesuaidengan prosedurakademik.UjianNasionalseringkaliditanggapiseriusolehpara siswakhususnyamerekayangdudukdibangkuSekolahMenegahUmum. Untukitumerekamenyiapkandiribaikfisikmaupunnonfisikagarmereka terhindardarikegagalandalamUjianNasional.Jikamerekamengalami kegagalan dalam Ujian Nasional tersebut, makamereka akan memikul beban moralsepertirasamalu,canggung,minderdanmenghindaripergaulanyang pada akhirnya mereka akan kehilangan rasa percaya diri. Perasaan takut gagal tersebut dapat menjadi beban yang menyebabkan parasiswamemilikikecemasandalammenghadapiUjianNasional. Kecemasaninidapatmempengaruhikondisipsikologismerekayangakan menggangguaktivitasmerekasebagaireaksiterhadapadanyasesuatuyang bersifat mengancam. 3Ketenangan dalam menghadapi Ujian Nasional mutlak diperlukan bagi pesertaUjianNasional.Salahsatuupayaagarmerekaterhindardari kecemasanyangberlebihanadalahdenganmeningkatkanreligiustasmereka. Peran agama sangat dibutuhkan dalam mengatasi kecemasan yang timbul saat akanmenghadapiUjianNasional.Sebagaimanastudiyangdilakukanoleh Azhar,et.al.(1994)terhadap 62 pasien psikiatri yang beragamaIslam,yang mengalamigangguankecemasanmenyeluruh.Sebagianpasienmenerima pengobatansecarakonvensionalyaitudiberiobatanticemasdanpsikoterapi suportif.Sebagianlagimendapatkanterapiyangsamaakantetapiditambah denganpsikoreligiusyaitusepertiberdoa,berzikir,danmengkajiataupun membacaAlQuran.Hasilyangdiperolehmembuktikanbahwapasienyang menerimatambahanterapipsikoreligiusmenunjukkanperbaikanyangpesat ataubermaknadarigejala-gejalakecemasannyadibandingkandenganpasien yang hanya mendapatkan terapi konvensional. (Dadang Hawari, 2003: 120).MadrasahMualliminMuhammadiyahadalahlembagapendidikan Islamyangmengidentifikasikandirisebagailembagapendidikanyang berbasispondokpesantrenmodern.Sehinggamadrasahini mengkombinasikansistemsekolahdenganpondokpesantren.Untukitupara siswanya wajib bertempat tinggal di dalam asrama dengan maksud agar dapat membantu terbentuknya pengalaman kehidupan Islami. 6DalamkonteksinilahMadrasahMualliminberupayamemberikan pengajaranagamaIslammaupunpengetahuanumum,sehinggamadrasahini mendapatkanstatusdisamakandariDepartemenPendidikanNasional.Untuk itu agenda Ujian Nasional merupakan keharusan bagi para siswanya. SiswakelasVImerupakanpesertaUjianNasional.Merekadituntut memilikipersiapanyangbaikdalammenghadapiUjianNasionalagar terhindardarikecemasanyangberlebihanyangdapatmengakibatkan kegagalandalamUjianNasional.Untukitumerekaharusmeningkatkan religiusitasmerekakarenasemakintinggireligiusitasindividumakaakan semakinrendahpulakecemasanmenghadapiUjianNasional.Sebaliknya semakin rendah religiusitas individu maka semakin tinggi pula kecemasannya dalam menghadapi Ujian Nasional. AkantetapitidaksemuasiswakelasVImemilikireligiustasyang tinggi,sehinggadimungkinkanbagimerekamemilikikecemasansaatakan menghadapiUjianNasional.Berdasarkanfenomenadiatasmakapeneliti tertarikuntukmengetahuisecaramendalamtentanghubunganantara religiusitas dengan kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (Studi kasuspadasiswakelasVIMadrasahMualliminMuhammadiyah Yogyakarta). 7B.Rumusan Masalah Berdasarkanuraiandarilatarbelakangmasalahtersebutpenulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1.BagaimanakahtingkatreligiusitassiswakelasVIMadrasahMuallimin Muhammadiyah Yogyakarta? 2.BagaimanakahtingkatkecemasansiswakelasVIMadrasahMuallimin Muhammadiyah dalam menghadapi Ujian Nasional? 3.Apakahadahubunganantaratingkatreligiusitasdengantingkat kecemasansiswakelasVIMadrasahMualliminMuhammadiyah Yogyakarta dalam menghadapiUjian Nasional? C.Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini antara lain: 1.UntukmengetahuitingkatreligiusitassiswakelasVIMadrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. 2.UntukmengetahuitingkatkecemasansiswakelasVIMadrasah MualliminMuhammadiyah Yogyakarta. 3.Untukmengetahuihubunganantaratingkatreligiusitasdengantingkat kecemasansiswakelasVIMadrasahMualliminMuhammadiyah Yogyakarta dalam menghadapi Ujian Nasional. 8D.Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1.Penelitianinidiharapkandapatmenambahwawasanbagiparaguru umumnyadalampengembangandaninovasididuniapendidikandalam kaitannyadenganmasalahpsikologiyangmenjadimasalahdalam penelitian ini. 2.Penelitian ini diperuntukkan sebagai kontribusi bagi madrasah, khususnya bagi para guru dan pamong asrama dalam menumbuhkan religiusitas pada siswa kelas VI Madrasah Muallimin Muhammadiyah sehingga para siswa kelasVItidakmemilikikecemasanyangberlebihandalammenghadapi Ujian Nasional.E.Tinjauan Pustaka Penelitiantentangreligiusitastelahbanyakditeliti.Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Firman Adi Wibowo (20030720002), Fakultas AgamaIslam,UMY,2008denganjudulReligiusitasRemajaMasjidAl-Ikhsan(StudiKasusdiDusunJetisDesaCaturharjoKecamatanSleman KabupatenSlemanPropinsiYogyakata).Hasilpenelitiantersebut menunjukkanbahwareligiusitasRemajaMasjidAl-Ikhsandikategorikan baik. Hal ini terbukti dari mereka menerapkan religiusitas sesuai dengan lima dimensikeyakinanmenurutGlockdanStarkyangantaralain:dimensi keyakinan,dimensipraktekagama,dimensipengalaman,dimensi pengetahuan agama, dimensi pengalaman. 9DemikianhalnyadenganskripsiyangdisusunolehSusilowati (20020720014),FakultasAgamaIslam,UMY,2006yangmenggunakan metodekuantitatifdenganjudulPerbedaanTingkatKecemasanDalam MenghadapiTugasAkhir(Skripsi)AntaraMahasiswadanMahasiswi FakultasAgamaIslamUniversitasMuhammadiyahYogyakarta.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan dalam menghadapi tugas akhir(skripsi) antara mahasiswa dan mahasiswi FAI UMY. Artinya tingkat kecemasan dalam menghadapi skripsi pada mahasiswa lebihrendahdibandingkantingkatkecemasanmahasiswidalammenghadapi skripsi.Adapunfaktordominanpenyebabmunculnyakecemasandalam menghadapi skripsi antara mahasiswa danmahasiswiFAI UMY dikarenakan minimnyapengetahuantentangskripsisehinggamerekamengalami kecemasan. Persamaanpenelitianyangakandilakukandenganpenelitianyang terdahuluadalahpenggunaanvariabelreligiusitasdankecemasan.Adapun perbedaannyaadalahpenelitianinimenghubungkanantarakeduavariabel yaitu,religiusitasdengankecemasan.Fokuskajianiniadalahkecemasan siswadalammenghadapiUjianNasional(StudikasuspadasiswakelasVI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta). Hal ini dikarenakan pada umumnya siswa kelas VI adalah peserta Ujian Nasional, sehingga kecemasan dalam menghadapi ujian lebih besar dibandingkan para siswa lainnya. Adapun dalammengatasikecemasantersebutperluadanyapeningkatanreligiusitas. 10Penelititertarikuntukmengetahuiadatidaknyahubunganantaratingkat religiusitasdengantingkatkecemasansiswadalammenghadapiUjian NasionalyangmerupakanstudikasuspadasiswakelasVIMadrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. F.Kerangka Teoritik 1.Religiusitas a.Pengertian Hawarimenyatakanbahwareligiusitasmerupakan penghayatankeagamaanataukedalamankepercayaanyang diekspresikandenganmelakukanibadahsehari-hari,berdoadan membacakitabsuci.Religiusitasdiwujudkandalamberbagaisisi kehidupanberupaaktivitasyangtampakdandapatdilihatolehmata, sertaaktivitasyangtidaktampakyangterjadidalamhatiseseorang. (Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, 2005: 76). SedangkanmenurutGlockdanStarkreligiusitasmerupakan Sistemtimbul, nilai, keyakinan dansistemperilaku yangterlembaga yangsemuanyaterpusatpadapersoalan-persoalanyangdihayati sebagai yang paling maknawi. (Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, 2005: 76). 11MenurutGlockdanstarkmendefinisikanreligiusitassebagai Komitmen religius (yang berhubungan dengan agama atau keyakinan iman), yang dapat dilihat melalui aktivitas atau perilaku individu yang bersangkutandenganagamaataukeyakinanimanyangdianut.(http://mbahmarijanii.Wordpress.com/all-bout-blog-ini/all-bout-psikologi/religiusitas/ Diambil pada tanggal 2 April 2008). Berdasarkanuraiandiatasdapatdiambilkesimpulanbahwa religiusitasadalahketaatan,kesolehanperilakudankeyakinan seseorangdidalammenjalankanajaran-ajaranagamanya,yang diwujudkandalamkehidupanmanusiasehari-hariyangberkaitan dengan ibadah. b.Dimensi-dimensi Religiusitas ReligiusitasmenurutGlockdanStarkmemilikilimadimensi, yaitu: 1)Ideologis atau keyakinan (Religious Belief). Dimensi ideologis menunjuk pada tingkat keyakinan atau keimanan seseorang terhadapkebenaranajaranagama, terutama terhadap ajaran-ajaran agama yang bersifat fundamental dan dogmatik.Indikatornyaantaralain:yakindenganadanyaTuhan, mengakuikebesaranTuhan,pasrahpadaTuhan,melakukan sesuatudenganikhlas,selaluingatpadaTuhan,percayaakan 12takdirTuhan,terkesanatasciptaanTuhandanmengagungkan nama Tuhan.KeimananterhadapTuhanakanmempengaruhi terhadapkeseluruhanhidupindividusecarabatinmaupunfisik yangberupatingkahlakudanperbuatannya.Individumemiliki imandankemantapanhatiyangdapatdirasakannyasehingga akanmenciptakankeseimbanganemosional,sentimendanakal, sertaselalumemeliharahubungandenganTuhankarenaakan terwujudkedamaiandanketenangansehinggaketikamendapat tekanan,individudapatberpikirlogisdanpositifdalam memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya. 2)Ritualistik atau peribadatan (Religious Practice). Dimensiritualistikatauperibadataninimenunjukpada seberapatingkatkepatuhanseseorangdalammengerjakan kegiatan-kegiatanritualyangdiperintahkanolehagamanya. Kepatuhaniniditunjukkandenganmeyakinidanmelaksanakan kewajiban-kewajibansecarakonsisten.Apabilajarangdilakukan makadengansendirinyakeimananseseorangakanluntur. Praktek-praktek keagamaan yang dilakukan individu meliputi dua hal, yaitu:a)Ritualyaitudimanaseseorangyangreligiusakanmelakukan kegiatan-kegiatankeagamaanyangdiperintahkanolehagama 13yang diyakininya dengan melaksanakannya sesuai ajaran yang telah ditetapkan.Indikatornyaantaralain:selalumelakukan sembahyangdenganrutin,melakukankegiatankeagamaan sepertimendengarkanceramahagama,melakukandakwah agama,melakukankegiatanamal,bersedekah,danberperan serta dalam kegiatan keagamaan seperti ikut berpartisipasi dan bergabung dalam suatu perkumpulan keagamaan. b)Ketaatanyaitudimanaseseorangyangsecarabatiniah mempunyaiketetapanuntukselalumenjalankanaturanyang telahditentukandalamajaranagamadengancara meningkatkan frekuensi dan intensitas dalam beribadah.Indikatornya antara lain:khusuk ketika mengerjakan sembahyangataukegiatankeagamaan,membacadoaketika akanmelakukanpekerjaandanselalumengucapkansyukur pada Tuhan. Individuyangmenghayatidanmengertisertaselalu ingatpadaTuhanakanmemperolehmanfaat,antaralain: ketenanganhati,perasaanyangtenang,amandanmerasa memperoleh bimbingan serta perlindungan-Nya. 14Kondisisepertiitumenyebabkanindividuselalu melihat sisi positif dari setiap permasalahan yang dihadapi dan berusahamencarisolusiyangtepatdalammemecahkan masalah yang membuat dirinya tertekan. 3)Eksperiensial atau pengalaman (Religious Feeling). Dimensipengalamanmenunjukkanseberapajauhtingkat kepekaanseseorangdalammerasakandanmengalamiperasaan-perasaanataupengalaman-pengalamanreligiusnya.Dimensiini berkaitandenganpengalamanyangdiperolehdandirasakan individuselamamenjalankanajaranagamayangdiyakini. Pengalaman spiritual akan memperkaya batin seseorang sehingga mampumenguatkandiriketikamenghadapiberbagaimacam cobaan dalam kehidupan. Hal tersebut menyebabkan individu akan lebih berhati-hati dalammenyelesaikansuatupermasalahanyangmembuatdirinya merasa tertekan sehingga dalam pengambilan keputusan, individu akanmemikirkandanmempertimbangkandenganmatang. Indikatornyaantaralain:sabardalammenghadapicobaan, menganggap kegagalan yang dialami sebagaimusibah yang pasti adahikmahnya,merasabahwadoa-doanyadikabulkan,takut ketika melanggar aturan, dan merasakan tentang kehadiran Tuhan. 134)Intelektual atau pengetahuan (Religious Knowledge). Dimensiinimenunjukkantingkatpengetahuandan pemahaman seseorang terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama yangtermuatdalamkitabsuciataupedomanajaranagamanya. Bagi individu yang mengerti, menghayati dan mengamalkan kitab sucinyaakanmemperolehmanfaatsertakesejahteraaanlahirdan batin.Untukmenambahpemahamantentangagamayang diyakini,makaseseorangperlumenambahpengetahuandengan mengikuticeramahkeagamaanataumembacabukuagama sehinggawawasantentangagamayangdiyakiniakansemakin luas dan mendalam.Denganmantapnyapemahamanseseorangtentangajaran agamayangdiyakininya,makaindividucenderungmenghadapi tekanandenganberusahamenyelesaikanmasalahnyalangsung pada penyebab permasalahan dengan membuat suatu rencana dan membuatkeputusan.Indikatornyaantaralain:mendalamiagama denganmembacakitabsuci,membacabuku-bukuagama, perasaan yang tergetar ketika mendengar suara bacaan kitab suci, dan memperhatikan halal dan haramnya makanan.5)Konsekuensial atau penerapan (Religious Effect). Dimensikonsekuensialmenunjukpadatingkatan seseorangdalamberperilakuyangdimotivasiolehajaran 16agamanyaatauseberapajauhseseorangmampumenerapkan ajaranagamanyadalamperilakuhidupnyasehari-hari.Dimensi inimerupakanefekseberapajauhkebermaknaanspiritual seseorang.Jikakeimanandanketaqwaanseseorangtinggi,maka akansemakinpositifpenghayatankeagamaanseseorangdalam kehidupansehari-hari,sehinggaakanmempengaruhiseseorang dalammenghadapipersoalandirinyadenganlingkungan masyarakatdisekitarnya.Haltersebutdilakukanberdasarkan pertimbanganaktualisasipotensibatinnya.Indikatornyaantara lain:perilakusukamenolong,memaafkan,salingmenyayangi, salingmengasihi,selaluoptimisdalammenghadapipersoalan, tidakmudahputusasa,fleksibeldalammengahadapiberbagai masalah, bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukan danmenjagakebersihanlingkungan.(DjamaludinAncokdan Fuat Nashori Suroso, 2005: 76-78). Berdasarkanpadateori-teoriyangtelahdikemukakandi atasmakapenelitimengacupadateoriGlockdanStarksebagai dasar dalam pembuatan skala karena teori tersebut mencakup lima dimensiyangmendasariindividudalamreligiusitas.Dimensi tersebutmeliputi:ideologisataukeyakinan(religiousbelief), ritualistik atau peribadatan (religious practice), eksperiensial atau pengalaman(religiousfeeling),intelektualataupengetahuan 17(religiousknowledge),dankonsekuensialataupenerapan (religious effect). c.Fungsi Religiusitas. Fungsireligiusitasbagimanusiaeratkaitannyadenganfungsi agama.Agamamerupakankebutuhanemosionalmanusiadan merupakan kebutuhan alamiah.Adapun fungsi agama bagi manusia meliputi:1)Agama sebagai sumber ilmu dan sumber etika ilmu. Manusiamempercayakanfungsiedukatifpadaagama yangmencakuptugasmengajardanmembimbing.Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup unsur-unsur pengalaman, pendidikan dan keyakinan yang didapat sejak kecil. Keberhasilan pendidikan terletak pada pendayagunaan nilai-nilairohaniyangmerupakanpokok-pokokkepercayaan agama.2)Agama sebagai alat justifikasi dan hipotesis Ajaran-ajaranagamadapatdipakaisebagaihipotesis untukdibuktikankebenarannya.Salahsatuhipotesisajaran agama Islam adalah dengan mengingat Allah (dzikir), maka hati akantenang.Makaajaranagamadipandangsebagaihipotesis yangakandibuktikankebenarannyasecaraempirik,artinya tidaklahsalahuntukmembuktikankebenaranajaranagama 18dengan metode ilmiah. Pembuktian ajaran agama secara empirik dapatmenyebabkanpemelukagamalebihmeyakiniajaran agamanya. 3)Agama sebagai motivator. Agamamendorongpemeluknyauntukberpikir, merenung, meneliti segala yang terdapat di bumi, di antara langit danbumijugadalamdirimanusiasendiri.Agamajuga mengajarkan manusia untuk mencarikebenaran suatu berita dan tidakmudahmempercayaisuatuberitayangbelumterdapat kejelasannya. 4)Fungsi pengawasan sosial. Agamaikutbertanggungjawabterhadapnorma-norma sosialsehinggaagamamampumenyeleksikaidah-kaidahsosial yangada,mengukuhkankaidahyangbaikdanmenolakkaidah yangburukagarditinggalkandandianggapsebagailarangan. Agama memberi sanksi bagi yang melanggar larangan agama dan memberikanimbalanpadaindividuyangmentaatiperintah agama.Haltersebutmembuatindividutermotivasidalam bertingkahlakusesuaidengannorma-normayangberlakudi masyarakat,sehinggaindividuakanmelakukanperbuatanyang 19dapatdipertanggungjawabkan.(DjamaludinAncokdanFuat Nashori, 2005: 124-128). d.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas. Thouless membedakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan menjadi empat macam, yaitu: 1)Pengaruhpendidikanataupengajarandanberbagaitekanansosial (faktorsosial)inimencakupsemuapengaruhsosialdalam perkembangansikapkeagamaanitu,termasukpendidikandari orangtua,tradisi-tradisisosial,tekanan-tekananlingkungansosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkungan itu. 2) Berbagaipengalamanyangdialamiolehseseorangdalam membentuksikapkeagamaanterutamapengalaman-pengalaman seperti:keindahan,keselarasandankebaikandidunialain(faktor alamiah) seperti menjalin hubungan yang baik pada sesama dengan salingtolongmenolong,adanyakonflikmoral(faktormoral) sepertimendapatkantekanan-tekanandarilingkungan,dan pengalaman emosional keagamaan (faktor afektif) seperti perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Tuhan. 3)Faktor-faktoryangseluruhnyaatausebagiantimbuldari kebutuhan-kebutuhanyangtidakterpenuhiterutamaterhadap 20kebutuhanterhadapkeagamaan,cintakasih,hargadiri,dan ancaman kematian. 4) Berbagaiprosespemikiranverbalatauprosesintelektualdimana faktor ini juga dapat mempengaruhi religiusitas individu. Manusia adalahmakhlukyangdapatberpikir,sehinggamanusiaakan memikirkantentangkeyakinan-keyakinandanagamayang dianutnya. (Aswinda Yunitasari, 2006: 36). Berdasarkanpenjelasandiatasdapatdisimpulkanbahwaada duafaktoryangmempengaruhitingkatreligiusitasseseorangyaitu faktoreksternaldanfaktorinternal.Faktoreksternalmeliputi: pendidikanformal,pendidikanagamadalamkeluarga,tradisisosial yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, tekanan-tekanan lingkungan sosialdalamkehidupanseseorang.Faktorinternalsendirimeliputi: pengalaman-pengalamanemosionalkeagamaan,kebutuhanseseorang yangmendesakuntukdipenuhisepertikebutuhanakanrasaaman, harga diri dan cinta kasih.Islammengajarkanpadaumatnyaagartidakmengalami kecemasandalammenghadapiapapuntermasukUjianNasionalyang dapatmenentukanlulustidaknyaseseorang.Untukituperlu meningkatkanreligiusitassaatakanmenghadapiUjianNasional,agar merasatentram,berserahdiripadaTuhan.Tentunyahalinidengan disertaiusahayangoptimal.Berikutiniakandiuraikanbeberapaayat 21AlQuranyangberhubungandengankecemasan,adapunayat-ayat tersebut adalah: a.Q.S Al Anam: 48. !.. `_.,. _.l.,.l N| _:.`. ...`... .. ~l.. * ..> ...ls N. .> _..,> ' Artinya : Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. barangsiapa yang berimandanmengadakanperbaikan,Makatakadakekhawatiran terhadapmerekadantidakpulamerekabersedihhati".(Departemen Agama RI, 1990: 194). b.Q.S Al Baqarah 112. _l . . .l`. .>. < .>. ".>: .` .:`,> ..s .. N. ..> .,l. N. .> _..,> ' Artinya:(Tidakdemikian)bahkanbarangsiapayangmenyerahkan dirikepadaAllah,sedangiaberbuatkebajikan,Makabaginyapahala padasisiTuhannyadantidakadakekhawatiranterhadapmerekadan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Departemen Agama RI, 1990:30 ). c.Q.S Ar rd: 28 _ .`.. . _..L.. ...l ,.. l. 1.. . _..N .N. .,..l.,:. _...l '' Artinya:Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. danberikanlahberitagembirakepadaorang-orangyangsabar. (Departemen Agama RI, 1990: 39). Ayattersebutdiatasmengingatkanagarmanusiaselalu berzikir atau ingat Allah SWT supaya memperoleh ketenangan, bebas darikecemasandanketakutansertakekhawatiran.Untukitulah religiusitasmemegangperananpentingdalammengurangibahkan menghilangkan kecemasan pada individu dalamwaktu-waktutertentu yangdapatmenyebabkanindividumengalamikecemasan.Terutama padapelajaryangakanmenghadapiujiannasionalyangpada umumnyamengalamikecemasanyangberlebihan.Ayatdiatasjuga menguatkankepercayaanbahwadenganmelaksanakanapayang diperintahkanolehagamaakanmembawaketenanganbatin. Berdasarkanhalitudapatdikatakanjikasiswayangsedang menghadapiUjianNasionalmemilikireligiusitasyangtinggimaka kecemasannya akan berkurang. ParasiswayangmenjadipesertaUjianNasionalpada umumnyamengalamikecemasandalammenghadapiUjianNasional. 23Halinidikarenakanmerekatakutjikamerekatidakmampu mengerjakansoal-soal dengan baiksehinggamerekaakan mengalami kegagalanyangpadaakhirnyamerekaakanmemikulbebanmoral yaitu perasaan malu, minder, bahkan kehilangan kepercayaan diri.CarlWithrington(dalamMBuchori)menyatakanbahwa Orangyangtidakmerasatenang,amansertatentramdalamhatinya adalahorangyangsakitrohaniataumentalnya.(Jalalluddin, 2001:160).Orangyangmengalamisakitrohaniataumentalnyaakan terjadipertentanganataukonflikdalambatin.Pertentanganiniakan menimbulkanketidakseimbangandalamkehidupanrohani,yang dalamkesehatanmentaldisebutkekusutanrohani.Usaha penaggulanganrohanidapatdilakukanmelaluipendekatanterapi keagamaan dapat dirujuk dari informasi Al Quran sebagai kitab suci. Upaya untuk menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada tuhan). Berdasarkanuraiantersebutdiatasdapatdiasumsikanbahwa religiusitassangatdiperlukandalammengurangikecemasan.Individu yang memiliki religiusitas yang tinggi maka akan memiliki kecemasan yang rendah, begitu pula sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin tinggi pula kecemasannya. 242.Kecemasan a.Pengertian Kebanyakanorang pernahmengalamikecemasan pada waktu-waktutertentudalamhidupnya.Untukituperludibahaspengertian mengenaikecemasan.Kecemasandidefinisikansebagaigangguan kemurungan(melancholicdisorder)yangdisebabkankarenaterlalu banyak perasan murung. (Savitri Ramaiah, 2003: 111). Pendapat lain mendefinisikan kecemasan sebagai, Kecemasansebagaiemosiyangditandaiolehperasaanakan bahayayangdiantisipasikan,termasukjugaketegangandan stresyangmenghadangdanolehbangkitnyasifatsaraf simpatik. (Linda L. Davidoff, 2003: 61). Kecemasanadalahemosiyangtidakmenyenangkan,yang ditandaidenganistilah-istilahKekhawatiran,keprihatinan,danrasa takut, yang kadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. (Rita L. Atkinson,dkk, 1999: 212). Padasisilain,kecemasanmerupakanhasilpikirantidak nyamanyangbereaksiterhadapkeadaanyangkelihatannyanegatif bagiseseorangtetapitidakmengancamsecaraterbuka.(Savitri Ramaiah, 2003: 81). Beberapapendapatdiatasmemberikankesimpulantentang kecemasanyaitukondisipsikologisyangmerupakanreaksiterhadap 23situasimenekandenganditandaiperasaanketakutan,ketegangan, kekhawatiran, dan kegelisahan baik disadari maupun tidak disadari. b.Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan Kecemasan merupakan reaksi akibat ketidakmampuan individu menghadapi masalah, baik dari segi mental maupun fisik. Kecemasan tidakdapatdiketahuisecaralangsungtetapidapatdiketahui berdasarkanfaktor-faktorpenyebabmunculnyakecemasan.Dibawah inidiuraikanbeberapapendapatfaktor-faktorpenyebabtimbulnya kecemasan. Adaempatfaktorutamayangmempengaruhiperkembangan pola dasar yang menunjukkan reaksi rasa cemas, yaitu: 1)Lingkungan. Lingkunganatautempattinggalsekitardapat mempengaruhi cara berpikir tentang diri sendiri atau orang lain.hal inijugadapatdisebabkanpengalamandengankeluarga,teman, dan orang lain di sekitar tempat tinggal. Kecemasan dimungkinkan timbul dan ini merupakan hal yang wajar apabila terdapat perasaan tidak nyaman dan aman terhadap lingkungan.2)Emosi yang ditekan. Kecemasandapatterjadijikaindividutidakmampu menemukan jalan keluar dalam mengatasi hubungan personal. Hal 26ini biasanya terjadi jika individu menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang lama sekali. 3)Sebab-sebab fisik. Pikirandantubuhsenantiasasalingberinteraksidandapat meneyebabkantimbulnyakecemasan.Halinidapatterjadipada individuyangsedangdalamkondisikehamilan,semasaremaja, dansewaktupulihdarisuatupenyakit.Padawaktuindividu mengalamikondisi-kondisisepertiini,makamunculnya perubahan-perubahanperasaanmerupakanhalyanglazim,hal inilah yang menyebabkan timbulnya kecemasan. 4)KeturunanSekalipungangguanemosiadayangditemukandalam keluarga-keluargatertentu,akantetapiinibukanmerupakan penyebab penting dari kecemasan. (Savitri Ramaiah, 2003: 11-12). Berdasarkanuraiantersebutdiatasmakadapatdiketahui bahwafaktor-faktorpenyebabtimbulnyakecemasanadalah lingkungan, emosi yang ditekan, sebab-sebab fisik, keturunan. c.Bentuk-bentuk kecemasan Sigmund Freud membagi kecemasan dalam tiga macam, yaitu: 1)Kecemasanobyektif(objectiveanxiety)adalahreaksiterhadap pengenalanakanadanyabahayadariluaratauadanya kemungkinanbahayadariluaratauadanyakemungkinanbahaya 27yangdisangkanyaakanterjadi.Jadidapatdikatakanbahwa kecemasaninitimbulakibatmelihatdanmengetahuiadanya bahayayangmengancamdirinya.Kecemasanjenisinidapat disebutsebagairealityanxiety(kecemasannyata),trueanxiety (kecemasansebenarnya),ataunormalanxiety(kecemasanyang wajar). 2)Kecemasanpenyakit(neuroticanxiety)adalahsuatu ketakutanyangmungkinterjadi.Kecemasanneurotikinisudah merupakanpenyakit.Terdapattigabentukdalamkecemasan neurotik, antara lain: a)Kecemasansecaraumum.Kecemasaninimerupakanyang paling sederhana, karena tidak berhubungan dengan sesuatu hal tertentu.Individumerasatakutyangsamardanumumserta tidak menentu. b) Kecemasanneurotikyangobyeknyabenda-bendaatauhal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah, atau serangga. c) Kecemasandalambentukancaman,kecemasaniniadalah dalam bentuk cemas yang menyertai gejala gangguan kejiwaan sepertihisteria.Individuyangmenderitagejalatersebut kadang-kadangmerasacemas,yangakhirnyamenjadikan adanya perasaan takut. 283)Kecemasanmoral(moralanxiety)adalahkecemasanyangtimbul akibatdaridoronganperasaan,rasadosa,dankecemasanyang berhubungandengangejalagangguankekecewaanitusendiri. (Rohiman Notowidagdo, 2002: 203-204). Berdasarkanuraiantersebutmakadapatdisimpulkanbahwa bentukkecemasanadatiga,yaitukecemasanobyektif(objective anxiety),kecemasanpenyakit(neuroticanxiety),kecemasanmoral (moral anxiety). d.Tingkat kecemasan Menurut Peplau kecemasan memiliki tiga tingkatan. Berikut ini akan diuraikan sebagai berikut: 1)Kecemasanringan.Padatingkatinikecemasanberhubungan denganketegangandalamkehidupansehari-haridanmeyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. 2)Kecemasanberat.Halinisangatmengurangilahanpersepsi seseorangdancenderunguntukmemusatkanpadasesuatuyang terinci dan spesifik dan berpikir tentang hal lain. 3)KecemasanTingkatpanik.Haliniberhubungandengan terperangah,ketakutanteror.Tingkatkecemasanhalinitidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan bahkan mematikan. (Susilowati, 2006: 10). 29Berdasarkanuraiandiatasdapatdisimpulkanbahwatingkat kecemasanadayangringan,beratbahkankecemasanpadatingkat kepanikan.e.Dampak Gejala-gejala Kecemasan Kecemasanbukanlahsuatupenyakitmelainkansuatugejala. Padaumumnyakecemasanmunculakibatreaksinormalterhadap situasiyangsangatmenekan.Berikutiniakandiuraikandampak gejala-gejala kecemasan menurut Alex Sobur: 1)Emosional. Kecemasaniniberpengaruhpadaketakutanyangamat sangatdansadar.Kecemasaniniberdampakpadagangguan emosional. Kecemasan mengakibatkan keadaan emosional menjadi kuranglabil.Contoh:mudahtersinggung,mudahmarah,takut akan pikiran sendiri. 2)Kognitif Ketakutanmeluasdanseringberpengaruhterhadap berpikirjernih,memecahkanmasalah,danmengatasituntunan lingkungan.Dalamhalinikecemasanmengakibatkanindividu sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk. 3)Psikologis Sepertirasatakut(merasatertekan)berupapengerasan diriuntukbertindak,baiktindakanitudikehendakiatautidak. 30Pergerakantersebutmerupakanhasilkerjadarisistemsarafyang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh, pada saat pikiran dijangkitirasatakut.Contohdarigejalakecemasanyang berdampak pada psikologis adalah: tidak percaya pada diri sendiri, susah tidur, gelisah dan mudah takut. 4)Fisiologis Akibatdarikecemasaninidapatberpengaruhpadasuatu reaksitubuhyangberhubungandengankeadaanfisik.Contohnya adalahgangguanpencernaan,cepatdenyutjantung,keringat bercucuran,kepalapusing,hilangnafsumakandanpernafasan terganggu. 5)Keadaan sosial Kecemasan dapat terjadi akibat dari faktor sosial, dalam hal inikecemasandapatberbentukperilaku.Jadihubungansosial diperlukansebagaiusahauntukmengurangitingkatkecemasan yangdialamiolehindividu.contoh:kurangnyamotivasidan dukungan dari berbagai pihak. (Susilowati, 2006: 118-19). Berdasarkanuraiantersebutdiatasdapatdisimpulkan bahwakecemasandapattimbulmelaluibeberapagejalayang berdampak pada kondisi emosional, kognitif, psikologis, fisiologis, keadaan sosial pada individu. 31f.Pengobatan untuk keadaan kecemasan Pengobatanuntukkeadaankecemasanmencakupempat pendekatan utama. Pendekatan-pendekatan ini mencakup: 1)Psikoterapi Istilahinidigunakanuntukbanyaksekalimetode pengobatangangguankejiwaandanemosi,lebihbanyakdengan teknik-teknikpsikologidaripadamelaluiobatan-obatanatau pengobatanfisik.Dalampengobataninidimungkinkandapat berupa psikoreligius yaituterapi yang berhubungan dengan ritual keagamaanagardapatmenjalinkedekatandenganTuhan,seperti berdoa, berzikir, dan mengkaji ataupun membaca Al Quran. 2)Terapi relaksasi Teknik-teknikrelaksasidapatmembantumenenangkan pikiranindividuyangsedangmengalamikecemasanapabila individutersebutbersediamenerimaanjurandaridokterdan menerapkannya. 3)MeditasiMeditasitransedentalataubentuk-bentuksederhanalain darimeditasiyangtidakberhubungandenganritus-ritusatau praktek keagamaan, hal ini mungkin sekali dapat digunakan untuk mengurangigejala-gejalakecemasan.Meditasiinijugadapat membantu menjaga tingkat optimum fungsi tubuh yang tidak dapat 32dikuasaiseperti:jumlahdenyutjantung,perbafasan,pencernaan makanan, dan lain-lain. 4)Obat-obatan yang digunakan Jikaindividuyangmengalamikecemasanmemeriksakan dirinyakedokter,makadimungkinkanindividytersebutakan diberikan resep untuk obat penenang yang ringan dan obat-obatan antidepresiuntukmengurangigejala-gejalakecemasan.(Savitri Ramaiah, 2003: 35-39). Dariuraiandiatastampakbahwapenyembuhanatau pengobatanuntukkeadaankecemasandapatdilakukanmelalui psikoterpijugapsikoreligius,terapirelaksasi,meditasi, menggunakan obat-obatan. 3.Ujian Nasional UjianNasionalmerupakanagendarutinyangdiselenggarakandi setiap sekolah-sekolah. Ujian Nasional ini dapat menimbulkan kecemasan padasetiappelajar.Halinidisebabkanstandarnilaikelulusanyang ditetapkanolehpemerintahmengalamikenaikansetiaptahunnya, sehinggapadaumumnyaparapelajarmengalamikecemasanjikanilai merekatidakmemenuhistandarnilaiyangtelahditetapkan.Berdasarkan PeraturanMenteriPendidikanNasionalRepublikIndonesianomor45 tahun 2006, pemerintah menetapkan angka 5,00 sebagai standar kelulusan. Untuktahun2008,secaratidaklangsungBadanStandarNasional 33Pendidikan (BSNP) menyatakan angka standar kelulusan tersebut bisa saja bertambah.(http://smacepiring.wordpress.com/2007/11/18/ulangan-umum-bersama-6-mata-pelajaran-ujian-nasional-sebuah-esensi-atau-hanyalah-cari-rejeki/, Diambil pada tanggal 2 April 2008 ). Adapunstandarnilaiyangditetapkanolehpemerintahadalahjika pesertaujianmemenuhistandarkelulusansebagaiberikut memilikinilairata-rataminimal5,25untukseluruhmatapelajaranyang diujikan,dengantidakadanilaidibawah4,25atau memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran lainnya minimal 6,00. Perubahan mata pelajaran Ujian Nasional jugaterjadipadajenjangSekolahMenengahAtas(SMA)atauMadrasah Aliyah(MA)jikasebelumnyahanyatigamatapelajaran,makatahun pelajaran ini bertambah menjadi 6 mata pelajaran. SementarauntukSekolahMenengahKejuruan(SMK)atau SekolahMenengahAtasLuarBiasa(SMALB)tidakmengalami perubahan.PadatingkatSekolahMenengahPertama(SMP),daritiga matapelajaranditambahmenjadi4matapelajaran. (http://rudyhilkya.wordpress.com/2007/10/25/perubahan-ujian-nasional-2008/, Diambil pada tanggal 2 April 2008). 34BerdasarkanPermendiknasNomor33dan34Tahun2007Ujian Nasionalkhususnya SMA Tahun Pelajaran 2007-2008 menjadi 6 (enam) mata pelajaran. Mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional adalah: ProgramIPA:BahasaIndonesia,BahasaInggris,Matematika,Fisika, Kimia, Biologi. Sedangkan untukProgram IPS adalah Bahasa Indonesia, BahasaInggris,Matematika,Ekonomi,Sosiologi,Geografi.Adapun ProgramBahasamatapelajaranyangdiujikanadalahBahasaIndonesia, BahasaInggris,Matematika,BahasaAsingyangdiambil,Budaya (Antropologi),SastraIndonesia.(http://smarowosarionline.wordpress.com/2007/12/07/ujian-nasional-tahun-2008-akhirnya-6-mata-pelajaran/,Diambil 2 April 2008). AdapunMadrasahMualliminyangmemilikistatusdisamakan daripemerintah,makamengikutiperubahan-perubahanyangditetapkan pemerintah. Hal ini berlaku untuk perubahan mata pelajaran yang diujikan maupunstandarnilaikelulusan.UntukituMadrasahMuallimin memberikan perhatian yang lebih intensif kepada para siswa peserta Ujian Nasional agar dapat lulus ujian dan mendapatkan nilai yang optimal. 33G.Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ha:TerdapathubunganantaraTingkatReligiusitas(variabelX)dengan KecemasanMenghadapiUjianNasional(variabelY)padasiswakelas VI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Ho:TidakterdapathubunganantaraTingkatReligiusitas(variabelX) denganTingkatKecemasanMenghadapiUjianNasional(variabelY) pada siswa kelas VI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. H.Metode Penelitian 1.Jenis Penelitian Jenispenelitianiniadalahanalisiskuantitatifdenganmodelkorelasional berlawanan arah.Penelitian kuantitatif adalah Suatu proses menemukanpengetahuanyangmenggunakandataberupaangkasebagai alatmenemukanketeranganmengenaihalyangingindiketahui. (Margono, 2004: 107). 2.Variabel Penelitian a.Variabel Independen Variabelindependenadalahvariabelbebas(X)yang mempengaruhivariabellain.Dalampenelitianinivariabel independennyaadalahreligiusitas.Adapundimensireligiusitasyang digunakanuntukmenyusunangketsebagaimanadikemukakanolehGlock dan Starkadalah: 36Tabel 1.1 Variabel Independen Variabel BentukanVariabel Terukur Tingkat Religiusitas (X) 1)Dimensiideologisataukeyakinan (religious belief).2)Dimensiritualistikatauperibadatan (religious practice). 3)Dimensieksperiensialataupengalaman (religious feeling). 4)Dimensiintelektualataupengetahuan (religious knowledge). 5)Dimensikonsekuensialataupenerapan (religious effect). Variabelreligiusitasdalampenelitianiniakandiukurdengan menggunakanangket.Tingginyatotalskoryangdiperoleh menunjukkantingkatreligiusitasyangtinggi,sebaliknyarendahnya totalskoryangdiperolehmenunjukkantingkatreligiusitasyang rendah.b.Variabel Dependen Variabeldependenadalahvariabeltergantung(Y)yang dipengaruhiolehvariabellain.Dalampenelitianinivariabel dependennyaadalahkecemasansiswadalammenghadapiUjian Nasional. Untuk mengukur kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian 37Nasional,makamenggunakandampakgejalakecemasandariAlex Sobur. Adapun indikator dampak gejala kecemasan tersebut adalah : Tabel 1.2 Variabel Dependen Variabel BentukanVariabel Terukur Tingkat Kecemasan (Y) 1)Gejalakecemasanyangberdampakpada emosi.2)Gejalakecemasanyangberdampakpada kognitif. 3)Gejalakecemasanyangberdampakpada psikologis. 4)Gejalakecemasanyangberdampakpada fisiologis. 5)Gejalakecemasankecemasanyang berdampak pada sosial. Variabelkecemasandalampenelitianiniakandiukurdengan menggunakanangket.Tingginyatotalskoryangdiperoleh menunjukkantingkatkecemasanyangtinggi,sebaliknyarendahnya totalskoryangdiperolehmenunjukkantingkatkecemasanyang rendah.3.Subyek penelitianPenelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik penelitian populasi,yaitubahwaseluruhpopulasidigunakansebagaisubyekpenelitian.Sebagaimana yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto Untuk 38sekedarancer-ancermakaapabilasubyeknyakurangdari100lebihbaik diambilsemuasehinggapenelitiannyamerupakanpenelitianpopulasi. (Suharsimi Arikunto, 2002: 112). Adapunyangmenjadisubyekdalampenelitianiniadalahseluruh siswakelasVIMadrasahMualliminMuhammadiyahYogyakartatahun ajaran 2007/2008 sebanyak 92 siswa. 4.Teknik Pengumpulan Data a.Metode Angket Jenisangketyangdipakaidalampenelitianiniadalahangket tertutupyaituangketyangmenghendakijawabanpendekatau jawabannyadiberikandenganmembubuhkantandatertentu.Angket inidimaksudkanuntukmemperolehjawaban-jawabanresponden (siswa)mengenaihubunganreligiusitasdengankecemasandalam menghadapiUjianNasional.Adapunkisi-kisiangkettentang religiusitas sebagai berikut: Tabel 1.3 Kisi-kisi Angket Religiusitas AspekNomor butirJumlah butir 1)Dimensiideologisatau keyakinan (religious belief).1 1 2)Dimensiritualistikatau peribadatan (religious practice). 2, 62 3)Dimensieksperiensialatau pengalaman (religious feeling). 3, 72 394)Dimensiintelektualatau pengetahuan(religious knowledge). 4, 82 5) Dimensikonsekuensialatau penerapan (religious effect). 5, 92 Total99 Sedangkankisi-kisiangkettentangkecemasandapatdilihat pada tabel 1.4 Tabel 1.4 Kisi-kisi Angket Kecemasan AspekNomor butirJumlah butir 1)Gejalakecemasanyang berdampak pada emosi 1, 6 2 2)Gejalakecemasanyang berdampak pada kognitif. 2, 72 3)Gejalakecemasanyang berdampak pada psikologis. 31 4)Gejalakecemasanyang berdampak pada fisiologis. 4, 82 5)Gejalakecemasankecemasan yang berdampak pada sosial. 51 Total88 b.Metode Observasi MetodeobservasidiartikansebagaiPengamatandan pencatatan secara sistematik terhadap gejalayang tampak pada obyek penelitian. (Margono, 2004: 158). Dalamhalinipenulismenggunakanobservasilangsung,yaitu pengamatandan pencatatanyang dilakukanterhadap obyekdi tempat 40terjadinyaatauberlangsungnyaperistiwa,sehinggaobservasiberada bersama obyek yang diselidiki. c.Metode Wawancara Metode wawancara adalah Alat pengumpul informasi dengan caramengajukansejumlahpertanyaansecaralisanuntukdijawab secaralisanpula.(Margono,2004:165).Dalamhalinipenelitimelakukan wawancara dengan guru, pamong asrama, maupun musyrif (ustadzpembimbingasrama)untukmengetahuidatatentangmetode pengajaran religiusitas dan metode menghadapi kecemasan menjelang UjianNasionalpadasiswakelasVIMadrasahMuallimin Muhammadiyah Yogyakarta. d.Metode Dokumentasi Metodedokumentasidapatdilakukandenganmencaridata mengenai hal-hal yang berupa catatan-catatan, buku-buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2002: 188). Metodeinidigunakanuntukmendapatkangambaranumum tentangsekolah,arsip-arsipdandatatentangjumlahsiswakelasVI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. 415.Teknik Analisis Data Datayangtelahterkumpuldiolahdandianalisismenggunakan analisis data kuantitatif. Dalam pelaksanaan analisis data kuantitatifyang bersifatanalisisstatistikmakaprosespengolahandatamenggunakan metodestatistik.Adapunpenggunaaanmetodeiniadalahuntuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan kepada responden (siswa). Untukmenghitungkoefisienkorelasidigunakanrumuskorelasi product moment. Adapun rumus product moment adalah: Keterangan: r xy = Angka indeks korelasi r product moment. N = jumlah subyek xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y x = Jumlah seluruh skor x y = Jumlah skor y (Suharsimi Arikunto, 2002: 256). 2 2 2 2. ( )( ){ . ( ) }{ . ( ) }xyN xy x yrN x x N y y = 42I.Sistematika PembahasanUntukmempermudahdalampenulisandanpembahasanmakaperlu penulis menyusun langkah-langkah sistematis : 1Bagian Formalitas Bagianiniterdiridarihalamansampul,halamanjudul,halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel, dan halaman. 2Bagian Isi Bagianinimenguraikanisiskripsiyangterdiridaribeberapabab, yaitu: BAB I: Pendahuluan Berisitentanglatarbelakangmasalah,rumusanmasalah,tujuan dankegunaanpenelitian,tinjauanpustaka,kerangkateoritik,hipotesis, metode penelitian, sistematika pembahasan.BABII:GambaranUmumMadrasahMualliminMuhammadiyah Yogyakarta Kajianinimeliputiletakgeografis,sejarahsingkat,visidanmisi, tujuanpendidikan,pengembangankurikulum,gurudansiswa,struktur organisasi dan kepemimpinan, periode kepemimpinan, program madrasah untuk meningkatkan religiusitas dan program madrasah untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi Ujian nasional. 43BAB III : Analisis dan Pembahasan Analisisdatadanpembahasantentanghubunganantaratingkat religiusitasdantingkatkecemasanpadasiswakelasVIMadrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV: Penutup Meliputikesimpulan,saran-sarandankatapenutupsebagai pelengkap disertai daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan.