32
HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X (SEPULUH) SMA XAVERIUS LUBUKLINGGAU SUMATERA SELATAN Oleh Omega Nastiti Wisma Ningrum 802008034 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

i

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN PENYESUAIAN

SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

(SEPULUH) SMA XAVERIUS LUBUKLINGGAU

SUMATERA SELATAN

Oleh

Omega Nastiti Wisma Ningrum

802008034

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi

guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar

Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan
Page 3: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

i

Page 4: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

i ii

Page 5: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

ii iii

Page 6: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

1

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DAN PENYESUAIAN

SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

(SEPULUH) SMA XAVERIUS LUBUKLINGGAU SUMATERA

SELATAN

Omega Nastiti Wisma Ningrum

Sri Aryanti Kristianingsih, Enjang Wahyuningrum

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, 2013

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa, hubungan

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa, dan untuk

mengetahui secara bersama-sama hubungan kepercayaan diri dan

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa kelas X (sepuluh)

SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan. Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan

signifikan antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa, ada

hubungan yang positif dan signifikan antara penyesuaian sosial

dengan prestasi belajar siswa, secara bersama-sama ada hubungan

yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri dan penyesuaian

sosial dengan prestasi belajar siswa kelas X (sepuluh) SMA

Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan. Sampel (N=175) diambil

dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan

sampel yang menggunakan semua anggota populasi. Pengumpulan

data dilakukan dengan menggunakan skala kepercayaan diri, skala

penyesuaian sosial dan nilai rapor siswa untuk melihat prestasi

belajar. Analisis data untuk hubungan kepercayaan diri dengan

prestasi belajar dan penyesuaian sosial dengan prestasi belajar

menggunakan teknik analisis korelasi Product moment dari Pearson

dan hubungan ketiga variabel menggunakan teknik korelasi ganda.

Hasil menunjukkan bahwa korelasi antara kepercayaan diri dengan

prestasi belajar siswa adalah 0,158, p = 0,037 pada taraf signifikansi

5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa adalah 0,016, p =

0,834 pada taraf signifikansi 5% dengan N sebesar 175, hipotesis

ditolak. Hasil korelasi ganda nilai F hitung 3,31 dengan signifikansi

0,03 (0,03 < 0,05) yang berarti hipotesis diterima.

Kata kunci : Prestasi belajar, Kepercayaan diri, Penyesuaian sosia

Page 7: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

2

PENDAHULUAN

Prestasi belajar sangat penting untuk dapat mengetahui

keberhasilan seorang siswa dalam menempuh pendidikan. Oleh

karena itu individu harus menyadari potensi yang ada dalam

dirinya dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya

tersebut ke arah yang positif. Azwar (1996) menjelaskan

pengertian prestasi belajar dari kata belajar dan prestasi. Belajar

memiliki pengertian setiap perubahan perilaku yang diakibatkan

pengalaman atau hasil interaksi individu dengan lingkungannya.

Oleh karena manusia bersifat dinamis dan terbuka terhadap

berbagai bentuk perubahan yang terjadi pada dirinya dan pada

lingkungan sekitarnya maka proses belajar selalu terjadi.

Sedangkan arti dari prestasi dapat dioperasionalkan dalam bentuk

indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka

kelulusan dan prediksi keberhasilan.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiramihardja (2003)

mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari

proses yang kompleks yang melibatkan sejumlah variabel dan

faktor yang terdapat dalam diri individu sebagai pembelajar.

Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar tersebut antara

lain faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu

segala hal yang terdapat dalam diri individu, seperti misalnya

kemampuan, kemauan, motivasi untuk melakukan proses belajar,

baik motivasi dari diri sendiri maupun motivasi dari orang lain.

Selain itu ada minat, bakat, kecerdasan dan kepercayaan diri serta

kemampuan dalam melakukan penyesuaian diri di lingkungan

sosial, sedangkan faktor ekstrinsik yaitu segala hal yang terdapat

Page 8: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

3

di luar diri individu, seperti lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Faktor intrinsik merupakan penentu utama keberhasilan

dalam proses belajar (Wiramihardja, 2003).Untuk meraih

keberhasilan tersebut tentunya individu harus meningkatkan

prestasi belajarnya. Dalam meningkatkan prestasi belajar yang

baik dibutuhkan faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu

itu sendiri salah satunya adalah kepercayaan diri. Tingkat

kepercayaan diri yang baik memudahkan pengambilan keputusan

dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun

hubungan, dan membantu individu memertahankan kesuksesan

dalam pembelajaran ataupun pekerjaan, sehingga secara tidak

langsung hal ini akan memengaruhi prestasi akademik atau

prestasi belajar siswa (http:// 09Saranghaeokorea1211. blogspot.

com/ 2012/ 05/ pengaruh-kepercayaan diri. html).

Namun tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri yang

cukup. Perasaan minder, malu, sungkan, dan lain sebagainya bisa

menjadi kendala seorang siswa dalam proses belajarnya di

sekolah maupun di lingkungannya. Hal itu disebabkan karena

setiap siswa memiliki lingkungan dan latar belakang yang

berbeda-beda, sehingga hal itu memengaruhi kepribadian dan

pembentukan rasa percaya dirinya serta penyesuaian dengan

lingkungan sosialnya (Mustofa, 2008). Kepercayaan diri adalah

sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (Rini,

2002).

Page 9: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

4

Menurut Lauster (2003)kepercayaan diri pada seseorang

dapat dilihat pada aspek kemandirian, optimis, tidak

mementingkan diri sendiri, dan toleran, yakin akan kemampuan

diri sendiri, memiliki ambisi yang wajar, dan tahan menghadapi

cobaan.Selain kepercayaan diri yang dimiliki oleh siswa untuk

berhasil dalam prestasi belajar, faktor intrinsik lain yang

berkontribusi terhadap prestasi belajar adalah penyesuaian sosial.

Menurut Hurlock (1991) penyesuaian sosial diartikan

sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap

orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada

khususnya. Namun memasuki kelompok atau lingkungan yang

baru bagi seorang siswa merupakan masalah yang serius. Pada

saat memasuki kelompok yang baru, individu akan menghadapi

teman-teman yang mungkin asing bagi mereka serta aturan

kelompok yang mungkin sama sekali berbeda dengan kelompok

yang dikenal sebelumnya. Pada kondisi seperti ini menurut

Maslihah (2011) dapat dilihat bagaimana usaha individu

memelajari aturan-aturan baru yang ada dan kemampuan untuk

melibatkan diri dengan kelompok, sehingga individu dapat

memasuki kelompok tersebut dan diterima dengan baik.

Schneiders (1964) menyebutkan penyesuaian sosial sebagai

kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif dan

bermanfaat terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan

sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam kehidupan sosial

terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.

Schneiders (1964) juga berpendapat bahwa seorang siswa

(pelajar) yang mengalami kegagalan dalam mencapai kepuasan

Page 10: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

5

dalam penyesuaian sosial akan mengalami kesulitan di

lingkungan sekolah. Ketidakmampuan penyesuaian diri dalam

lingkungan sosial ini menyebabkan banyak gejolak emosi, juga

konflik frustrasi. Sebaliknya jika siswa memiliki kemampuan

dalam penyesuaian sosial tersebut dapat memengaruhi

konsentrasi, upaya intelektual, kebiasaaan dan penyesuaian sosial

siswa sehingga akan semakin membuka kesempatan siswa

tersebut untuk berprestasi.

Keberhasilan seorang siswa dapat dilihat melalui prestasi

belajarnya dan kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa

dilakukan antara lain melalui ulangan, tugas harian, ujian tengah

semester, ujian akhir semester dan praktikum (Masidjo, 1995).

Hasil dari pengukuran tersebut dapat berupa angka dan dilihat

melalui nilai rapor yang akan diterima siswa pada akhir tiap

semester (Tu’u, 2004).

Fenomena yang terjadi di SMA Xaverius Lubuklinggau

khususnya siswa kelas X (sepuluh), hasil wawancara pada

tanggal 11 Maret 2013 penulis dengan Kepala SMA Xaverius

Lubuklinggau didapatkan bahwa banyak siswa yang memiliki

kepercayaan diri sangat baik dan tentunya dalam hal berinteraksi

dengan lingkungan di sekitarnyapun juga baik. Siswa-siswa ini

aktif dalam kegiatan di sekolah, baik itu kegiatan akademik

maupun non akademik. Sudah banyak siswa yang menghasilkan

prestasi gemilang. Namun tidak semua siswa aktif berbicara di

dalam kelas. Ada juga siswa yang cenderung menutup diri dan

enggan untuk mengungkapkan diri, terutama dalam proses belajar

Page 11: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

6

mengajar di kelas namun, siswa ini memiliki prestasi belajar yang

baik.

Penelitian mengenai kepercayaan diri dan penyesuaian sosial

sebelumnya juga pernah diteliti oleh beberapa orang, diantaranya

adalah penelitian mengenai hubungan kepercayaan diri dengan

prestasi belajar yang dilakukan oleh Kloosterman (1988) pada

pelajar School in South Central Indiana menyatakan bahwa

ternyata rasa percaya diri sangat penting bagi pelajar untuk

berhasil dalam belajar matematika. Dengan adanya rasa percaya

diri, maka akan lebih termotivasi dan lebih menyukai untuk

belajar matematika, sehingga pelajar yang memiliki rasa percaya

diri yang tinggi lebih berhasil dalam belajar matematika.

Martin (1974) melakukan penelitian tentang rasa percaya diri

pada 144 pelajar Indian pada BIA Boerding School yang berada di

Oklahoma. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa pelajar

yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan lebih cepat

untuk menyelesaikan studinya dibandingkan dengan pelajar yang

memiliki rasa percaya diri yang lebih rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristanti (2010)

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kloosterman

dan Martin. Perbedaannya ialah penelitian yang dilakukan oleh

Kloosterman dan Martin yaitu ada hubungan yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Kristanti pada siswa kelas VIII

SMP Mardi Yuana Depok tidak ada hubungan yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan prestasi belajar bahasa inggris.

Page 12: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

7

Individu yang memiliki kepercayaan diri ternyata belum tentu

memiliki prestasi yang baik dalam studinya.

Selanjutnya penelitian mengenai hubungan penyesuaian

sosial dengan prestasi belajar yaitu penelitian yang dilakukan

oleh Chen, dkk (1992) pada siswa Sekolah Dasar di Shanghai

Cina menunjukkan hubungan yang signifikan antara penyesuaian

sosial dengan prestasi belajar. Oleh karena itu dapat diartikan

bahwa apabila penyesuaian sosial siswa rendah maka prestasi

belajarnya juga rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati

(2009) menghasilkan hasil yang sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Chen, bahwa ada hubungan yang signifikan antara

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar yang dilakukannya

pada siswa kelas X MAN 1 Salatiga.

Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen

dan Fatmawati, penelitian yang dilakukan oleh Maslihah (2011)

pada 92 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Islam

Terpadu (SMPIT) Assyfa Boarding School Kabupaten Subang

Jawa Barat menyatakan bahwa penyesuaian sosial siswa tidak

menunjukkan hubungan dengan prestasi akademik. Begitu juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina dan Royanto

(2006) pada siswakelas III SMA Tarsius I Jakarta Pusat bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara penyesuaian sosial

dengan prestasi belajar karena ada faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap penyesuaian sosial siswa seperti self

efficacy dan dukungan orang tua.

Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai hubungan

kepercayaan diri dengan prestasi belajar dengan hasil penelitian

Page 13: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

8

yang bertolak belakang dan permasalahan siswa dalam

berinteraksi dengan lingkungan sosialnya apakah ada hubungan

dengan prestasi belajarnya serta adanya fenomena yang terjadi di

SMA Xaverius Lubuklinggau khususnya kelas X (sepuluh), maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa kelas X

(sepuluh) di SMA Xaverius Lubuklinggau untuk mengetahui

apakah ada hubungan kepercayaan diri dan penyesuaian sosial

dengan prestasi belajar siswa.

TINJAUAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

Azwar (1996) menjelaskan pengertian prestasi belajar dari

kata belajar dan prestasi. Belajar memiliki pengertian setiap

perubahan perilaku yang diakibatkan pengalaman atau hasil

interaksi individu dengan lingkungannya. Oleh karena manusia

bersifat dinamis dan terbuka terhadap berbagai bentuk perubahan

yang terjadi pada dirinya dan pada lingkungan sekitarnya maka

proses belajar selalu terjadi. Sedangkan arti dari prestasi dapat

dioperasionalkan dalam bentuk indikator berupa nilai rapor,

indeks prestasi studi, angka kelulusan dan prediksi keberhasilan.

Suryabrata (2004) menyatakan prestasi belajar adalah suatu

hasil yang diperoleh dalam usaha belajar yang dilakukannya dan

ini memberikan arti bahwa prestasi belajar yang dilakukan

merupakan produk dengan suatu proses.

Jadi prestasi belajar adalah pengetahuan yang dicapai oleh

siswa pada sejumlah mata pelajaran di sekolah dan kemudian

dinampakkan dalam bentuk angka atau skor dan dimuat dalam

Page 14: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

9

raport yang diberikan pada siswa pada akhir semester atau waktu

kenaikan kelas (Koster, 2001).Dalam penelitian ini, yang

dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah hasil studi selama

satu semester yang dilihat dari raport dan menggunakan nilai

kognitif siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau

Sumatera Selatan.

Aspek-aspek Prestasi belajar oleh Bloom (dalam Winkel,

2004) dibagi ke dalam 3 aspek, antara lain: 1. Aspek Kognitif, 2.

Aspek Afektif, dan 3. Aspek Psikomotorik. Selanjutnya, faktor-

faktor yang memengaruhi prestasi belajar menurut Winkel (1986)

adalah taraf inteligensi, motivasi belajar, perasaan, sikap, minat,

keadaan sosial ekonomi dan keadaan sosio kultural, keadaan fisik

dan psikis.

Kepercayaan Diri

Rini (2002) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.

Kepercayaan diri merupakan salah satu ciri kepribadian yang

mengandung arti keyakinan akan kemampuan diri sendiri,

sehingga individu tidak mudah terpengaruh oleh orang lain

(Lauster, 2003).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengertian

kepercayaan diri menurut Lauster (2003) yaitu kepercayaan diri

merupakan salah satu ciri kepribadian yang mengandung arti

keyakinan akan kemampuan diri sendiri, sehingga individu tidak

mudah terpengaruh oleh orang lain.

Page 15: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

10

Aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster (2003) adalah

sebagai berikut:

a. Yakin akan kemampuan diri sendiri

Yakin akan kemampuan diri sendiri diartikan sebagai merasa

tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain dan tidak

mudah untuk terpengaruh orang lain.

b. Optimis

Optimis yaitu memiliki pandangan dan harapan positif tentang

dirinya. Sikap optimis dapat memacu kekuatan seseorang

untuk beraktivitas dalam tingkatan yang lebih baik, sehingga

sikapnya menjadi positif dan terbuka. Individu yang optimis

mempunyai kemauan untuk bekerja dan belajar agar tercapai

tujuan yang diharapkan.

c. Mandiri

Mandiri yaitu tidak tergantung pada orang laindalam

melakukan tugas. Sikap mandiri mendorong seseorang untuk

tidak menggantungkan harapan kepada orang lain.

d. Tidak mementingkan diri sendiri dan toleran

Tidak mementingkan diri sendiri adalah sikap murni seseorang

tanpa tujuan untuk mendapatkan balasan sama sekali,

sedangkan individu yang mempunyai toleransi akan mengenali

kemampuan dan keterbatasan orang lain serta perbedaan

potensi pribadi antar individu.

e. Memiliki ambisi yang wajar

Ambisi adalah dorongan untuk mencapai hasil yang

diperlihatkan dan dihargai oleh orang lain untuk memertinggi

rasa harga diri dan memerkuat kesadaran atas diri sendiri.

Page 16: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

11

f. Tahan menghadapi cobaan

Orang dalam kehidupannya selalu menghadapi banyak

persoalan atau cobaan yang tidak dapat dihindari. Tidak sabar,

menilai rendah kemampuan diri sendiri merupakan beberapa

sikap yang tidak tepat digunakan ketika seseorang

dihadapakan pada berbagai tekanan sehingga dapat

menurunkan kepercayaan diri.

Penyesuaian Sosial

Scheneiders (1964) meyebutkan penyesuaian sosial sebagai

kemampuan individu untuk bereaksi secara efektif dan

bermanfaat terhadap realitas sosial, situasi, dan hubungan

sehingga tuntutan atau kebutuhan dalam kehidupan sosial

terpenuhi dengan cara yang dapat diterima dan memuaskan.

Menurut Kartono (1996) penyesuaian sosial adalah kemampuan

individu untuk memberikan reaksi secara efektif dan harmonis

terhadap kenyataan realitas sosial dan situasi sosial untuk dapat

mengadakan reaksi sosial yang ketat, untuk dapat menghargai

pribadi orang lain dan menghargai hak-hak sendiri dan

masyarakat.

Hurlock (1993) menyatakan bahwa penyesuaian sosial

adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap

orang lain pada umumnya dan kelompok pada khususnya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pengertian

penyesuaian sosial menurut Schneiders (1964) yaitu kemampuan

individu untuk bereaksi secara efektif dan bermanfaat terhadap

realitas sosial, situasi, dan hubungan sehingga tuntutan atau

Page 17: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

12

kebutuhan dalam kehidupan sosial terpenuhi dengan cara yang

dapat diterima dan memuaskan.

Aspek-aspek penyesuaian sosial menurut Schneiders (dalam

Pramadi dan Ratnaningtyas, 1996) menjabarkan aspek-aspek

penyesuaian yang sehat antara lain:

a. Memiliki relasi yang sehat dan akrab dengan orang lain

Individu mampu berteman baik dengan orang lain,

mempunyai rasa hormat, menghargai opini dan kepribadian

orang lain sehingga memudahkan orang tersebut untuk

menempatkan dirinya dalam berbagai situasi sosial.

b. Kesadaran untuk memiliki tanggung jawab

Individu mampu mengerjakan sesuatu sesuai dengan segala

resiko yang akan diterimanya.

c. Belajar untuk bekerja sama

Individu mampu menjalin hubungan dengan orang lain

dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan orang

lain.

d. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial

Individu mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang

berhubungan dengan lingkungan sosial.

e. Bersedia untuk menerima keterbatasan diri

Individu memahami akan dirinya sendiri meliputi kelebihan

dan kekurangan yang dimiliki serta individu menerima

kelemahan yang dimilikinya.

Page 18: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

13

f. Peduli dengan kesejahteraan orang lain, beramal dan

mementingkan kepentingan orang lain

Individu menerima kehadiran orang lain serta memahami

bahwa kepentingan orang lain juga berperan penting.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan subjek seluruh siswa

kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan

yang berjumlah 191 siswa. Teknik penentuan sampel yang

menggunakan semua anggota populasi dinamakan sampling

jenuh (Sugiyono, 2011). Tetapi karena faktor ketidakhadiran

siswa di sekolah saat penelitian berlangsung, maka jumlah siswa

yang menjadi subjek penelitian berjumlah 175 siswa.

Teknik Analisa data

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan

kepercayaan diri dengan prestasi belajar siswa dan hubungan

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa yang dianalisis

menggunakan teknik analisis korelasi Product moment dari

Pearson.Selanjutnya untuk mengetahui hubungan ketiga variabel

secara bersama-sama yaitu hubungan kepercayaan diri dan

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa menggunakan

teknik analisis korelasi ganda. Metode statistik yang digunakan

dalam analisis dihitung dengan program komputer SPSS For

Window Release 16.0.

Page 19: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

Posedur Penelitian

Tahap persiapan awal yang peneliti lakukan adalah

mempersiapkan dua hal yaitu menyusun alat ukur kepercayaan

diri dan penyesuaian sosial, kemudian melaksanakan

penelitian. Alat ukur kepercayaan diri disusun berdasarkan

aspek-aspek teori dari Lauster (2003). Jumlah item yang diuji

sebanyak 45 item yang terdiri dari 22 item favorable dan 23

item unfavorable. Sedangkan untuk alat ukur penyesuaian

sosial disusun berdasarkan aspek-aspek teori dari Schneiders

(dalam Pramadi dan Ratnaningtyas, 1996). Jumlah item yang

diuji sebanyak 45 item yang terdiri dari 23 item favorable dan

22 item unfavorable.

Penulis melakukan perijinan untuk melakukan penelitian

pada tanggal 13 Maret 2013 kepada pihak SMA Xaverius

Lubuklinggau Sumatera Selatan. Setelah peneliti mendapatkan

ijin untuk melakukan penelitian, peneliti menyebarkan skala

kepada siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau.

Pada penelitian ini menggunakan teknik uji coba terpakai

(try out terpakai). Total angket ada 191 yang disesuaikan

dengan banyaknya jumlah siswa kelas X (sepuluh) namun, ada

175 angket yang terpakai karena ada siswa yang tidak hadir

pada saat penelitian berlangsung. Untuk pengambilan data di

SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan, peneliti terjun

langsung ke setiap kelas secara bergantian.

Dalam penelitian ini hasil uji coba terhadap angket

kepercayaan diri dan penyesuaian sosial menggunakan uji

Page 20: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

15

coba terpakai. Terdapat beberapa hal yang akan diuji dalam

angket ini yaitu Uji Seleksi Item (Uji Validitas), Uji

Reliabilitas, Uji Asumsi (Uji Normalitas, Uji Linearitas, Uji

Multikolinearitas, Uji heterokedastisitas), dan Uji Hipotesis.

Perhitungan uji coba angket terpakai ini menggunakan bantuan

SPSS For Window Release 16.0.

Berdasarkan analisis seleksi item dengan menggunakan

metode corrected item-total correlation, hasil dari perhitungan

uji reliabilitas dan daya diskriminan item pada pengujian

pertama dari skala kepercayaan diri dengan 45 item didapatkan

koefisien reliabilitas sebesar 0,822 (0,822 ≤ α ≤ 0,9) yang

berarti alat ukur tersebut tergolong reliabel. Kemudian item

yang gugur berjumlah 9 item, yaitu item 1, 12, 13, 16, 27, 33,

36, 41, dan 45 dikarenakan validitas item < 0,30 sehingga item

digugurkan.

Pada perhitungan angket penyesuaian sosial uji reliabilitas

dan daya diskriminan item pada pengujian pertama dari skala

penyesuaian sosial dengan 45 item didapatkan koefisien

reliabilitas sebesar 0,868 yang berarti alat ukur tersebut

tergolong reliabel (0,868 ≤ α ≤ 0,9). Kemudian item yang

gugur berjumlah 6 item, yaitu item 9, 12, 21, 37, 39, dan 40

dikarenakan validitas item <0,30 sehingga item digugurkan.

Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan pengujian menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov dengan kriteria pengambilan keputusan

yaitu jika signifikansi p > 0,05 maka data berdistribusi normal

Page 21: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

16

dan jika signifikansi p < 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa data prestasi

belajar 0.087, kepercayaan diri 0.551, dan penyesuaian sosial

0.226. seluruh data p > 0.05. dengan demikian data dikatakan

normal.

Uji liniearitas

Perhitungan statistika untuk mencari korelasi maupun regresi

linier dibangun berdasarkan asumsi bahwa variabel‐variabel

yang dianalisis memiliki hubungan linier. Dasar pengambilan

keputusan pada uji linearitas adalah uji F dimana jika

signifikansi p < 0,05 maka data linear dan jika signifikansi p >

0,05 maka data tidak linear.Pada pengujian linearitas untuk

kepercayaan diri dan prestasi belajardiperoleh linearity p =

0.04 dimana p < 0.05. dengan demikian data dikatakan linear.

Sedangkan pada pengujian linearitas untuk penyesuaian sosial

dan prestasi belajar diperoleh linearity p = 0.01 dimana p <

0.05. dengan demikian data dikatakan linear.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada penelitian yang telah dilakukan, untuk melihat

hubungan antara kepercayaan diri dan prestasi belajar siswa

kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera

Selatan, peneliti melakukan pengujian dengan menggunakan

uji korelasi.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara kepercayaan diri

(X1) dengan prestasi belajar (Y) siswa kelas X (sepuluh) SMA

Page 22: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

17

Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan. Hasil tersebut

ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi (ryx1) sebesar

0,158 dengan besar p = 0,037 (p < 0,05). Hal ini menjelaskan

bahwa kepercayaan diri yang tinggi pada siswa kelas X

(sepuluh) cenderung akan diikuti tingginya prestasi belajar

siswa tersebut begitu juga sebaliknya.

Hal tersebut di atas dapat dijelaskan melalui beberapa

hasil temuan penelitian, salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Kloosterman (1988) yang menyatakan bahwa

dengan adanya rasa kepercayaan diri, maka akan lebih

termotivasi dan lebih menyukai untuk belajar. Kepercayaan

diri yang baik memudahkan pengambilan keputusan dan

melancarkan jalan untuk mendapatkan teman, membangun

hubungan, dan membantu individu memertahankan

kesuksesan dalam pembelajaran ataupun pekerjaan sehingga

secara tidak langsung hal ini akan memengaruhi prestasi

belajar siswa.

Pada hipotesis kedua, hipotesis ditolak karena hasil

penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan

antara penyesuaian sosial (X2) dengan prestasi belajar (Y)

siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau

Sumatera Selatan. Hasil tersebut ditunjukkan dengan angka

koefisien korelasi (ryx2) sebesar 0,016 dengan besar p = 0,834

(p > 0,05).

Hasil dari kedua varibel yaitu penyesuaian sosial dengan

prestasi belajar menunjukkan tidak adanya korelasi. Hal

Page 23: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

18

tersebut dimungkinkan karena para siswa sudah saling

mangenal satu sama lain karena bertempat tinggal di wilayah

yang sama dan berdasarkan pengamatan dari peneliti, siswa

yang masuk ke SMA Xaverius Lubuklinggau tersebut adalah

siswa-siswa yang sebelumnya juga berada dalam satu sekolah

yang sama saat SMP, sehingga mereka sudah saling mengenal.

Oleh karena itu, mudah bagi mereka dalam melakukan

penyesuaian sosial karena penyesuaian sosial yang mereka

lakukan memang sudah baik saat sebelum mereka berada di

SMA, sehingga penyesuaian sosial tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar para siswa tersebut. Namun hal lebih lanjutnya

tidak diteliti secara langsung oleh peneliti.

Hasil penelitian mengenai korelasi penyesuaian sosial

dengan prestasi belajar tersebut di atas juga memiliki hasil

yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Maslihah

(2011) pada 92 siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama

Islam Terpadu (SMPIT) Assyfa Boarding School Kabupaten

Subang Jawa Barat menyatakan bahwa penyesuaian sosial

siswa tidak menunjukkan hubungan dengan prestasi akademik.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlina dan

Royanto (2006) pada siswa kelas III SMA Tarsius I Jakarta

Pusat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar karena ada faktor-

faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan prestasi

belajar siswa di luar penyesuaian sosial meliputi faktor internal

maupun faktor eksternal. Faktor internal dan faktor eksternal

Page 24: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

19

siswa menurut Sabri (dalam Yusniah, 2008) yaitu: Faktor

internal siswa yang terdiri dari faktor fisiologis siswa, seperti

kondisi kesehatan dan kebugaran fisik, serta kondisi panca

inderanya terutama penglihatan dan pendengaran dan

selanjutnya ada faktor psikologis siswa, seperti minat, bakat,

inteligensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif

seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir dan kemampuan

dasar pengetahuan (bahan apersepsi) yang dimiliki siswa.

Pada Faktor eksternal siswa terdiri dari faktor lingkungan

siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua, yaitu pertama faktor

lingkungan alam atau non sosial seperti keadaan suhu,

kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), letak sekolah,

dan sebagainya. Kedua faktor lingkungan sosial seperti

manusia dan budayanya. Selanjutnya ada faktor instrumental,

antara lain gedung atau sarana fisik kelas, sarana atau alat

pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum atau materi

pelajaran serta strategi belajar mengajar.

Pada hipotesis ketiga, untuk melihat hubungan

kepercayaan diri dan penyesuaian sosial dengan prestasi

belajar siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau

Sumatera Selatan secara bersama-sama menggunakan uji

korelasi ganda dimana hasil dari pengujian tersebut diperoleh

nilai F hitung 3,31 dengan signifikansi 0,03 (0,03 < 0,05) yang

berarti terdapat korelasi diantara ketiga variabel tersebut,

sehingga hipotesis yang menyatakan hubungan positif dan

signifikan kepercayaan diri dan penyesuaian sosial dengan

Page 25: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

20

prestasi belajar siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius

Lubuklinggau Sumatera Selatan, diterima.

Dalam penelitian ini, kepercayaan diri berkorelasi dengan

prestasi belajar sedangkan penyesuaian sosial tidak berkorelasi

dengan prestasi belajar, namun ketika ketiganya dikorelasikan

terdapat korelasi di antara ketiganya. Hal ini disebabkan

karena kepercayaan diri yang dimiliki oleh seorang siswa

memberikan korelasi yang baik terhadap penyesuaian sosial,

dimana ketika seseorang memiliki kepercayaan diri yang baik,

maka akan mampu menghadapi situasi sosial dengan penuh

percaya diri. Seperti yang diungkapkan oleh Hambly (1995)

bahwa salah satu yang memengaruhi kemampuan untuk

penyesuaian sosial adalah diperlukan adanya kepercayaan diri

yang merupakan keyakinan diri dalam menangani segala

situasi sehingga dapat menilai teman-temannya dengan lebih

baik dan dapat menyesuaikan diri dengan situasi sosial.

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seorang individu

akan memudahkan individu tersebut dalam melakukan

penyesuaian terhadap situasi yang sedang dihadapi, menjalin

komunikasi dengan orang lain, menghadapi persoalan dengan

hati tenang dan dapat menganalisis permasalahan secara

obyektif (Anthony, 1996).

Selanjutnya, dengan keberhasilan dalam penyesuaian

sosial tersebut maka, individu akan mudah dalam bergaul,

lebih hangat, dan terbuka menghadapi orang lain dalam situasi

apapun sehingga ketika seorang individu diperhadapkan

dengan lingkungan tempat individu tersebut tinggal maupun di

Page 26: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

21

lingkungan lain seperti lingkungan sekolah, lingkungan

bermain, dan sebagainya, individu tersebut dapat

menyesuaikan diri dengan baik karena adanya kepercayaan

diri tersebut dan dengan begitu akan mudah pula bagi individu

tersebut dalam menempuh pendidikan dimana tempat individu

tersebut bersekolah (Safitri, 2010).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan,

maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri memiliki

hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar

siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau

Sumatera Selatan dengan rincian hasil korelasi yang

menunjukkan bahwa besarnya korelasi antara kepercayaan diri

dengan prestasi belajar siswa adalah 0,158, p = 0,037 pada

taraf signifikansi 5%.

Hasil korelasi pada variabel penyesuaian sosial tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa

kelas X (sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan

dengan rincian hasil korelasi yang menunjukkan bahwa besarnya

korelasi antara penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa

adalah 0,016, p = 0,834 (p > 0,05) sehingga hipotesis yang

menyatakan adanya hubungan positif dan signifikan antara

penyesuaian sosial dengan prestasi belajar siswa kelas X

(sepuluh) SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan,

ditolak.

Page 27: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

22

Selanjutnya pada hasil korelasi ganda untuk melihat

hubungan kepercayaan diri dan penyesuaian sosial dengan

prestasi belajar siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius

Lubuklinggau Sumatera Selatan secara bersama-sama diperoleh

hasil dengan nilai F hitung 3,31 dengan signifikansi 0,03 (0,03 <

0,05) yang berarti terdapat korelasi diantara ketiga variabel

tersebut, sehingga hipotesis yang menyatakan hubungan positif

dan signifikan kepercayaan diri dan penyesuaian sosial dengan

prestasi belajar siswa kelas X (sepuluh) SMA Xaverius

Lubuklinggau Sumatera Selatan, diterima.

Saran-saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Subjek penelitian khususnya siswa kelas X (sepuluh)

SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera Selatan diharapkan

dapat tetap aktif dalam segala kegiatan yang bersifat positif

baik dalam proses belajar mengajar, di lingkungan sekolah

atau bahkan di lingkungan pergaulan dan tempat tinggal siswa,

sehingga siswa tersebut dapat mempertahankan dan dapat

lebih meningkatkan kepercayaan dirinya, meningkatkan

penyesuaian sosialnya dan keinginannya untuk mencapai

prestasi yang lebih baik. Disamping itu dengan kepercayaan

diri dan penyesuaian sosial yang seimbang dapat mendorong

individu untuk berani dan mampu mengenal dirinya, serta

mengenal potensi-potensi positif yang dimiliki yang

seharusnya dapat dikembangkan.

Page 28: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

23

2. Bagi para guru SMA Xaverius Lubuklinggau Sumatera

Selatan

Setelah diketahui bahwa kepercayaan diri memiliki

hubungan dengan prestasi belajar, maka kepada para pendidik

(guru) agar dapat lebih memotivasi aktivitas proses belajar

siswa, yang dapat mendorong siswa lebih berusaha keras dan

mandiri sehingga menumbuhkan keyakinan siswa akan

kemampuan dirinya untuk mengatasi sesuatu dengan berhasil.

Terlebih untuk penyesuaian sosial siswa, dimana diketahui

bahwa penyesuaian sosial siswa tidak berhubungan dengan

prestasi belajar namun, para guru diharapkan dapat terus

memantau kegiatan dan kerjasama siswa ketika belajar

sehingga antar siswa tetap dapat menjalin kerjasama dengan

baik dan diharapkan mampu membuat siswa bersosialisasi

dengan lingkungan sosialnya serta tetap mencari faktor-faktor

apa yang bisa mendukung siswa untuk tetap dapat

meningkatkan prestasi belajarnya selain kepercayaan diri dan

penyesuaian sosial.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat

hubungan kepercayaan diri dan penyesuaian sosial secara

sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap prestasi

belajar. Akan lebih baik untuk memasukan faktor-faktor lain

yang juga dianggap atau secara teoritis berpengaruh terhadap

prestasi belajar.

Bagi peneliti lebih lanjut yang tertarik untuk penelitian

yang sama, diharapkan dapat menambah atau memperluas

Page 29: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

24

ruang lingkup penelitian dengan menggunakan variabel-

variabel lain yang memungkinkan mempunyai hubungan atau

memengaruhi terhadap variabel kepercayaan diri, penyesuaian

sosial maupun prestasi belajar. Misalnya pengaruh

kebudayaan, suku/etnis dan agama, keadaan lingkungan,

tingkat pendidikan dan intelegensi, keadaan fisik dan jenis

kelamin. Selain itu, untuk peneliti yang akan melakukan

penelitian lebih diperhatikan lagi untuk masalah atau latar

belakang yang terjadi di tempat penelitian sehingga hasil yang

diharapkan dari penelitian sesuai dengan tujuan awal

penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Anggota IKAPI. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan

Prestasi Anak. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Arikunto, S. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

------------------(2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (1996). Tes Prestasi dan Pengukuran Prestasi Belajar.

Yogyakarta: Pustaka pelajar.

--------------(2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

--------------(2012). Reliabilitas dan Validitas (Edisi 4).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Prentice Hall, Inc.:

Englewood Cliffs New Jersey.

Page 30: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

25

Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Dagun, M. S. (1990). Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S. B. (1994). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitriah, A. (2007). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan

Penyesuaian Sosial Pada Remaja Di Kelas II SMP

Muhammadiyah 1 Malang. (Skripsi). Malang: Universitas

Islam Negeri Malang.

Gerungan, W. S. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta- Bandung:

Eresco.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Cetakan

1. Jakarta: Puspa Swara.

Hambly, K. (1995). Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya

Diri. Cetakan 1. Jakarta: Puspa Swara.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: suatu

pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Alih Bahasa

Istiwidayanti & Soejarwo). Jakarta: Erlangga.

Jersild, AT. (1963). The Psychologi Of Adolescence. Second

Edition. New York: Mac Million Company.

Kartono, K. (2000). Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju.

Lauster, P. (2003). Tes Kepribadian (Alih Bahasa: D. H Gulo).

Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ketiga belas. Jakarta:

Bumi Aksara.

Loekmono, L. (1983). Rasa Percaya Diri Pada Diri sendiri.

Pusat Bimbingan UKSW Salatiga.

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di

Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Page 31: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

26

Maslihah, S. (2011). Studi Tentang Hubungan Dukungan Sosial,

Penyesuaian Sosial Di Lingkungan Sekolah Dan Prestasi

Akademik Siswa SMPIT Assyfa Boarding School Subang

Jawa Barat. (Skripsi). Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Mustofa. (2008). Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Di SMA Islam Almaarif Singosari Malang.

(Skripsi). Jakarta: Universitas Gunadarma. Diunduh dari:

http://www.gunadarma.ac.id.

Monks, dkk. (1984). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:

Gajah Mada Press.

Pramadi, A. dan Ratnaningtyas, J. (1996). Hubungan Pola Relasi

Remaja dan Orang Tua Dengan Kemampuan Penyesuaian

Diri di Lingkungan Sosial Pada Mahasiswa Semester II.

Anima Vol. XI. No. 43. Surabaya: Anima.

Rini, Jacinta, F. (2002). Memupuk Rasa Percaya Diri. Di unduh

dari: http//www.epsikologi.com/dewasa/164002.htm.

Safitri, D. (2010). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan

Penyesuaian Sosial Mahasiswa Di Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

(Skripsi). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Schneiders, A. A. (1964). Personal Adjustment and mental

Health. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Siahaan, E. (2005). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan

Prestasi Belajar Bidang Kognitif Pada Siswa Kelas II SMU

Reksana Medan. (Skripsi). Salatiga: Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga.

Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV.

ALFABETA.

Page 32: Hubungan Kepercayaan Diri dan Penyesuaian …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6762/2/T1...5% dengan N sebesar 175, hipotesis diterima. Korelasi antara penyesuaian sosial dengan

27

Sumardi, A. (2008). Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Di

Sekolah Dan Kecemasan Dengan Prestasi Belajar Siswa

Kelas X MAN I Salatiga. (Skripsi). Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Suryabrata, S. (2001). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Susanti, F. R. (2008). Hubungan Antara Kepercayaan Diri

Dengan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas VIII SMP Santa

Maria Fatima. Jurnal Psiko-Edukasi, Vol. 6, Mei 2008.

Thantaway. (2005). Kamus Istilah Bimbingan dan Konseling.

Diunduh dari: percaya diri-pengertian percaya diri-tips

percaya Diri-belajarpsikologi.com.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi

Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Tim Pustaka Familia. (2006). Konsep Diri Positif, Menentukan

Prestasi Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Walgito. (1993). Peran Orang Tua Dalam Pembentukan

kepercayaan Diri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winkel, W. S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media

Abadi.

Wiramihardja, S. A. (2003). Keeratan Hubungan Antara

Kecerdasan, Kekuatan, Kemauan dan Prestasi Belajar. Jurnal

Psikologi Vol. 11. No. 1, Maret 2003.