17
Relasi Pasien - Dokter Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition

Hubungan Pasien - Dokter

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Hubungan Pasien - Dokter

Relasi Pasien - Dokter

Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott

Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition

Page 2: Hubungan Pasien - Dokter

Untuk menegakkan diagnosis, melakukan penatalaksanaan dan mengobati pasien,

dokter harus belajar untuk MENDENGARKAN

skills of active listening

Page 3: Hubungan Pasien - Dokter

Active Listening

Listening both to:- what they and the patient are saying and

- the undercurrents of the unspoken feelings

between them.

Page 4: Hubungan Pasien - Dokter

Dokter harus memperhatikan:• ISI dari interaksi

(apa yang diungkapkan oleh pasien dan dokter)

• PROSES(apa yang sebetulnya ingin disampaikan oleh dokter dan pasien yang tersirat)

Page 5: Hubungan Pasien - Dokter

RAPPORT

Page 6: Hubungan Pasien - Dokter

• Relasi pasien – dokter yang efektif ditandai dengan terciptanya rapport yang baik

• Rapport adalah perasaan yang spontan dan disadari akan adanya harmoni dalam relasi pasien – dokter, yang dapat mendukung hubungan terapeutik yang konstruktif

• Mempengaruhi pengertian dan rasa saling percaya antara dokter dan pasien

Page 7: Hubungan Pasien - Dokter

• Ekkehard Othmer - Sieglinde Othmer ; strategi membina rapport: – Tempatkan pasien dan dokter dalam suasana

nyaman– Temukan masalah yang dialami pasien dan

tunjukkan empati terhadap masalah tersebut– Evaluasi tilikan pasien dan jadilah ‘teman’ bagi

pasien– Tunjukkan profesionalisme– Tunjukan otoritas sebagai dokter dan terapis– Lakukan peran yang seimbang antara pendengar

yang berempati, profesional, dan dokter yang berotoritas

Page 8: Hubungan Pasien - Dokter

EMPATIUntuk membina

dan meningkatkan rapport

Page 9: Hubungan Pasien - Dokter

EMPATIUpaya dan kemampuan seseorang untuk mengerti,

menghayati, menempatkan dirinya di tempat orang lain sesuai dengan:

Identitas (nama, usia , jenis kelamin, kondisi fisik, status kesehatan, status perkawinan, orientasi seksual ( heteroseksual, biseksual, homoseksual ), ras / suku bangsa, taraf pendidikan, taraf pengetahuan, tradisi, budaya ,agama).

Pikiran, perasaan, keinginan, perilaku dari orang lain itu, TANPA mencampurbaurkan nilai-nilai atau selera pribadinya dengan nilai nilai orang yang di empatinya itu.

Page 10: Hubungan Pasien - Dokter

Dasar Empati

KASIH SAYANG (compassion/brotherly love)

tanpa pamrih terhadap sesama manusia

Page 11: Hubungan Pasien - Dokter

TRANSFERENCE

Page 12: Hubungan Pasien - Dokter

• Harapan, kepercayaan dan respon emosi yang dialami dan ditunjukkan oleh pasien dalam relasi pasien – dokter

• Didasari oleh pengalaman masa lalu pasien dengan figur otoritas

• Dipengaruhi oleh siapa dokternya

Page 13: Hubungan Pasien - Dokter

• Sikap pasien:–Kepercayaan dasar yang realistis–Harapan besar terhadap dokter–Over idealization– Fantasi erotik–Ketidak percayaan keyakinan bahwa

dokter akan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan (abuse)

Page 14: Hubungan Pasien - Dokter

COUNTERTRANSFERENCE

Page 15: Hubungan Pasien - Dokter

• Reaksi dari dokter terhadap pasien.• Perasaan negatif yang mengganggu relasi

pasien – dokter• Perasaan positif, mengidolakan, atau bahkan

erotis; terhadap pasien

Page 16: Hubungan Pasien - Dokter

• Dokter sering mempunyai harapan terhadap pasien (unconscious or unspoken): pasien dianggap sebagai pasien yang baik, bila:- mengekspresikan gejala-gejala yang

secara jelas berhubungan dengan diagnosis- diagnosis yang mungkin;

- patuh terhadap pengobatan- emosinya terkendali- menunjukkan penghargaan

Page 17: Hubungan Pasien - Dokter

• Bila hal-hal tersebut tidak terjadi maka pasien ditolak dan dianggap tidak mau bekerja sama, dianggap sebagai pasien yang tidak baik